Nama : Amanda Gita Devi Rahmawati
NPM : 2213053092
Pendidikan moral adalah usaha yang dilakukan secara terencana untuk mengubah sikap, perilaku, tindakan, kelakuan yang dilakukan peserta didik agar mampu berinteraksi dengan lingkungan masyarakatnya sesuai dengan nilai moral dan kebudayaan masyarakat setempat.
NPM : 2213053092
Pendidikan moral adalah usaha yang dilakukan secara terencana untuk mengubah sikap, perilaku, tindakan, kelakuan yang dilakukan peserta didik agar mampu berinteraksi dengan lingkungan masyarakatnya sesuai dengan nilai moral dan kebudayaan masyarakat setempat.
Tahap-tahap Perkembangan Moral
- Usia 6-12 bulan (orangtua akan menggunakan disiplin untuk memandu, mengendalikan dan melindungi bayi)
- Usia 12-18 bulan (membuat komitmen dan patuh sesuai dengan keadaan merupakan awal tanda hati nurani perhatian terhadap objek yang cacat atau rusak mencerminkan cemasan diri dalam melakukan hal yang salah)
- Usia 18-30 bulan (anak mungkin menunjukkan perilaku menolong, rasa bersalah, malu, dan empati mendorong perkembangan moral)
- Usia 30 sampai 36 bulan (agresif fisik berkurang lebih banyak verbal)
- Usia 3-4 tahun (altruisme dan perilaku menolong yang lain menjadi lebih lazim. Motifnya untuk mendapat pujian dan menarik penolakan rasa bersalah dan kepedulian mengenai berbuat salah memuncak)
- Usia 4-6 tahun (penalaran moral makin fleksibel)
- Usia 7-8 tahun (penalaran moral makin fleksibel. Empati dan perilaku prososial meningkat serta jenis permusuhan berkurang)
- Usia 9-11 tahun (penalaran moral makin dipandu oleh rasa keadilan. Anak ingin menjadi baik untuk memelihara tatanan sosial).
- Usia 12-15 tahun (mencerminkan peningkatan kesadaran akan keadilan dan pembuat aturan yang kooperatif)
- Usia 16-20 tahun (relativisme memainkan peran penting dalam penalaran moral)
- Dewasa muda (usia 20-40 tahun) penilaian moral bisa menjadi lebih rumit
- Dewasa tengah (usia 40-65 tahun) penilaian moral bisa menjadi lebih baik
- Dewasa tua (usia 65 tahun) penilaian moral bisa menjadi lebih rumit
Implikasi Perkembangan Sosial dan Pribadi Anak dalam KBM di Sekolah Dasar
Pada implikasi dalam KBM baik perkembangan pribadi dan sosial sangat diperlukan dalam belajar. Anak kadang memerlukan teman untuk membantu proses belajar tapi halang anak bisa melakukannya sendiri atau mandiri.
Implikasi identitas gender dalam perkembangan moral anak sekolah dasar, yaitu guru sebaiknya mengajarkan murid mengenai identitas gender supaya moral atau perilaku mereka sesuai. Sebenarnya bukan hanya guru saja tetapi orang tua juga memiliki peranan yang sangat penting.
Permasalahan serta Solusi Perkembangan Moral Anak Sekolah Dasar
1. Hilangnya kejujuran
ketika anak sudah terbiasa bersikap bohong itu akan membuat anak menjadi pribadi yang pembohong dan akan ketakutan ketika bersikap jujur. Masalah ini sering terjadi di sekolah ataupun di tempat lainnya. Misalnya ketika sedang melaksanakan ujian ada siswa yang mencontek atau bekerjasama dengan temannya. Solusi atau untuk mengatasinya yaitu dengan mengajarkan anak untuk lebih percaya diri akan jawabannya, mengajarkan anak untuk bersikap jujur.
2. Hilangnya rasa tanggung
Guru diharuskan untuk membimbing anak didiknya dan mengajarkan anaknya untuk memiliki rasa tanggungjawab. Misalnya ketika anak diberikan tugas atau pekerjaan rumah, ada saja siswa yang tidak mengerjakan tugasnya padahal sama saja bahwa siswa itu tidak memiliki rasa tanggungjawab. Solusi dari hilangnya rasa tanggung jawab yaitu mengajarkan anak untuk bersikap tanggungjawab. Hal terkecil yang bisa guru lakukan yaitu ketika ada siswa yang tidak mengerjakan maka akan diminta untuk maju kedepan dan mengerjakan soal yang akan diberikan oleh gurunya.
3. Rendahnya disiplin
Misalnya masih saja ada siswa yang tidak tepat waktu untuk datang ke sekolah Jika ada siswa yang sedang terlambat ke sekolah sebaiknya guru dan kepala sekolah bersikap tegas, jika guru dan kepala sekolah tidak bersifat tegas akan membuat tersebut menjadi terbiasa untuk datang tepat waktu.
4. Kurang Bisa Bekerja Sama
Misalnya ketika kerja kelompok. Solusinya yaitu membiasakan anak untuk lebih banyak dalam kerjasama. Jangan biarkan anak tersebut tidak aktif ketika kerjasama
5. Mengambil Hak Orang Lain
Misalnya mencuri. Solusinya yaitu membiasakan anak untuk menerima apa yang dia miliki dan tidak boleh mengambil hak milik orang lain.