Akhlak-less Itu Bukan
Budaya Kita
"Anak zaman sekarang
kok pada kurang sopan ya"
Pernah gak sih kalian
mendengar kalimat di atas? Pasti pernah kan. Kalau belum pernah, mungkin kalian
mainnya kurang jauh nih wkwk. Buat yang udah pernah atau mungkin sering
mendengar kalimat seperti itu, bagaimana perasaannya? Kesal atau malah biasa
saja?
Anak zaman sekarang kurang
sopan, katanya. Namun, nyatanya gak semuanya begitu kok. Masyarakat bisa
menyimpulkan seperti itu karena masyarakat melihat dan memperhatikan kita para
generasi milenial. Perkataan, perilaku, semuanya dinilai dengan jeli
oleh masyarakat.
Masyarakat mengecap
negatif anak zaman sekarang bukan tanpa sebab. Pasti ada beragam alasan yang
bisa ditemukan. Tidak bisa dipungkiri juga bahwa beberapa dari kita memang
berhasil menggambarkan dengan jelas apa yang dimaksud oleh masyarakat.
Coba lihat di sekitar
kita. Berapa banyak orang yang dengan mudahnya menghina orang lain, dengan
mudahnya melontarkan komentar pedas di media sosial, atau dengan mudahnya
berbuat kasar pada orang yang dianggap "berbeda".
Awalnya mungkin kita masih
bisa menerima dan menganggap biasa hal-hal kurang baik yang terjadi di sekitar
kita. Namun, jika terus-menerus dibiarkan kemudian malah jadi kebiasaan
masyarakat, bisa saja kebiasaan ini akan diikuti oleh banyak orang atau bahkan
anak-anak. Bagaimana nasib negara ini ke depannya?
"Tapi kan setiap
orang berhak melakukan apa yang ingin mereka lakukan"
Memang benar dan sangat benar.
Namun, itu berlaku jika hal yang dimaksud tersebut bukanlah hal yang dapat
menyakiti orang lain. Jika perbuatan atau perkatan kita telah mampu merendahkan
harga diri orang lain atau bahkan meninggalkan bekas luka yang mendalam,
seperti hal-hal di atas misalnya, maka sudah tentu hal itu tidak bisa dibiarkan
begitu saja.
Manusia bebas melakukan
apapun, tetapi ada aturan dan norma yang menjadi batasannya. Bisa dibilang
berarti bebas, tapi terbatas. Kita punya kebebasan untuk mengatakan apa saja
atau bertindak seperti apa. Dengan catatan itu hal positif dan tidak menyalahi
aturan dan norma yang berlaku.
Zaman boleh berubah, tapi
bukan berarti semuanya harus berubah. Dampak globalisasi memang begitu kuat dan
sulit untuk dihindari. Inilah tugas kita untuk menjaga budaya baik Indonesia agar bisa tetap
bertahan. Bukan malah merubahnya dengan cap "akhlak-less" sebagai
identitas.
Masyarakat Indonesia
terkenal lho dengan budaya sopan santun, ramah-tamah, dan
toleransinya yang begitu kuat. Kita yang menjadi bagian di dalamnya patut
bangga dengan budaya positif negara ini yang telah mendunia. Akhlak-less bukan
budaya kita. Budaya kita itu akhlak plus plus, bermoral baik
berlandaskan aturan dan norma.
Analisis
soal 1
A. Bagaimanakah
pendapatmu mengenai isi artikel tersebut? Hal positif apa yang bisa anda ambil?
B. Jelaskan
bagaimanakah hubungan antara Pancasila
sebagai sistem etika dengan isi artikel tersebut?
C. Sebutkan
dan jelaskan berbagai kearifan lokal di Indonesia yang terkait dengan sistem
etika berdasarkan sila-sila Pancasila.
D. Bagaimanakah
cara menjaga dan melestarikan kearifan lokal di Indonesia yang terkait dengan
sistem etika berdasarkan sila-sila Pancasila