Tes Formatif 6

Tes Formatif 6

Tes Formatif 6

Number of replies: 24

Mahasiswa silahkan kerjakan tes formatif berikut ya

In reply to First post

Re: Tes Formatif 6

by Berti Yolida -
1.tuliskan 5 kearifan lokal pesisir
2. tuliskan dan jelaskan masing-masing satu contoh kearifan lokal di setip kabupaten yang termasuk pesisir
3. adakah nilai positif dan nilai mistis dalam stiap kearifan lokal tersebut
In reply to Berti Yolida

Re: Tes Formatif 6

by Tina Febriani -
Tina Febriani
1913024046

1. 5 kearifan lokal pesisir
a. Ngumbai lawok
b. Melahang
c. Bediom
d. Repong dammar
e. Tradisi nandran

2. contoh kearifan local disetiap kabupaten
a. Tanggamus (tradisi nadran)
Inti upacara nadran adalah mempersembahkan sesajen (yang merupakan ritual dalam agama hindu untuk menghormati roh leluhurnya) kepada penguasa laut agar diberi limpahan hasil laut, sekaligus merupakan ritual tolak bala (keselamatan). Sesajen yang diberikan, disebut ancak, yang berupa anjungan berbentuk replika perahu yang berisi kepala kerbau, kembang tujuh rupa, buah-buahan, makanan khas, dan lain sebagainya. Sebelum dilepaskan ke laut, ancak diarak terlebih dahulu mengelilingi tempat-tempat yang telah ditentukan sambil diiringi dengan berbagai suguhan seni tradisional, seperti tarling, genjring, barongsai, telik sandi, jangkungan, ataupun seni kontemporer (drumband), di setiap acara nadran selalu digelar wayang kulit selama 1 minggu.
b. Lampung barat (bediom)
Bediom adalah suatu adat pindah rumah (lamban) yang umum dilaksanakan oleh warga masyarakat lampung barat bagian pesisir. Adat bediom biasanya dilaksanakan pada bulan-bulan yang dianggap baik dalam kalender islam, seperti muharam, maulud atau bulan haji dengan waktu pelaksanaan sebelum subuh dan isha (antara pukul 04.30-05.00 pagi). Prosesinya sendiri diawali dengan kepala keluarga meninggalkan rumah lama diikuti oleh isteri, anak-anaknya, sanak saudara dan para tetangga menuju ke tempat tinggal baru. Tradisi bediom ini tidak hanya dilakukan oleh suatu keluarga ketika akan pindah ke rumah yang baru dibangun.
c. Pulau pisang krui (melahang)
Masyarakat pulau pisnag banyak menanam cengkeh, memetik cengkeh menjadi pemandangan dan tradisi bagi mereka yang memiliki kebun, sedangkan bagi masyarakat yang tidak memiliki kebun hanya bisa memungut cengkeh yang berjatuhan dari pohonnya, kegiatan ini dinamakan melahang. Uniknya mereka yang memungut lebih banyak dari pada mereka yang memetik cengkeh. Di pulau pisang ini, cengkeh yang telah jatuh dari pohonnya maka itu sudah bukan milik pemilik kebun cengkeh. Melainkan cengkeh-cengkeh tersebut boleh diambil oleh setiap warga yang yang mencarinya.
d. Pesawaran (penyelamatan mangrove)
Desa pulau pahawang memiliki peraturan desa (perdes) penyelamatan mangrove yang berisi tentang larangan dan sanksi bagi warga desa maupun pendatang yang menebang pohon mangrove. Perdes tersebut dibuat warga bukan semata-mata karena keberhasilan kampanye ngo lingkungan, tetapi karena adanya kearifan lokal yang muncul kembali setelah terjadinya bencana besar.
e. Lampung timur (pernikahan adat melinting)
Terdapat tiga jenis sistem perkawinan, yaitu mesukum (bumbang aji), ngakuk majau (sebumbangan), dan ngibal serbou (mupakat tuha). Mesukum merupakan pernikahan ketika si gadis dibawa ke keluarga pria untuk ditanya kesediaannya menikah. Jika setuju, si gadis diantar kepada keluarganya. Prosesi kemudian dilanjutkan dengan pertunangan. Ngakuk majau adalah pernikahan ketika si gadis dibawa secara diam-diam ke keluarga pria, kemudian keluarga pria mengabarkan maksudnya untuk menikahkan kedua mempelai dengan prosesi berlangsung di tempat keluarga pria. Ngibal serbou adalah pernikahan ketika kedua pihak keluarga telah saling mengenal dan didahului pertunangan.
f. Bandar lampung rajabasa (ngebuyu)
Tradisi ini dilaksanakan paling lama 9-10 hari setelah bayi lahir. Selama waktu tersebut, bayi tidak boleh dibawa keluar rumah sebelum berumur 9 hari dimana seluruh aktifitas dilakukan di dalam rumah. Setelah lebih dari 9 hari, sang bayi baru boleh berada di luar dan boleh dibawa mandi ke sungai (kabuyon atau diduayon). Tradisi ngebuyu merupakan syarat yang wajib dilakukan sebelum aqiqah, yaitu kurban hewan dalam syariat islam (bartoven, 2015: 74). Dalam aturan pelaksanaan, apabila tradisi ngebuyu pada anak pertama dilakukan pada hari kedua (dalam masa 9 hari), maka anak kedua dan seterusnya akan mengikuti pelaksanaan tradisi ngebuyu pada hari kedua juga.

3. Nilai positif dan mistis dalam setiap kearifan local?
a. penyelamatan mangrove
pada kearifan local ini nilai positif yang dimaksud adalah melestarikan ekosistem mangrove agar tetap terjaga sehingga kondisi alam tidak akan rusak.
b. tradisi nadran
traidisi ini mengandung nilai mistis dimana masayarakat memberikam sesajen kepada penguasa laut agar diberi limpahan hasil laut, sekaligus merupakan ritual tolak bala (keselamatan).
c. melahang
pada kearifan local ini nilai positif yang dapat diambil adalah sikap dermawan para pemilik kebun yang mau berbagi rezeki dengan membiarkan siapapun bisa mengambil cengkeh yang telah jatuh dari pohonnya.
d. bediom
nilai positif yang bisa diambil dari tradisi ini adalah hendaknya dalam melakukan atau memulai apapun didahului dengan sikap dan niat yang baik agar diberikan keberkahan kedepannya.
In reply to Berti Yolida

Re: Tes Formatif 6

by Fajriani Nur Matin -
Nama : Fajriani Nur Matin
NPM : 1913024006

1. 5 Kearifan Lokal Pesisir
a. Bediom
b. Ngumbai lawok
c. Tradisi nandran
d. Ngebuyu
e. Nyalau

2. Contoh kearifan lokal di setip kabupaten yang termasuk pesisir
1. Tanggamus (Tradisi Nadran)
Tradisi Nadran merupakan suatu upacara adat yang rutin di adakan oleh masyarakat pesisir yang hidup nya sangat bergantung terhadap hasil laut. Tradisi Nadran merupakan tradisi tahunan yang dilaksanakan oleh masyarakat pesisir yang pelaksanaannya dipimpin tetua adat yang pada dasarnya tradisi tersebut memiliki tujuan dan makna yang baik dalam memenuhi kebutuhan hidup, karena miliki nilai ekonomi yaitu adanya kegiatan transaksi ekonomi lainnya disamping menikmati hiburan-hiburan yang sedang ditampilkan. Tradisi Nadran termasuk bentuk interaksi manusia kepada sang pencipta atau Tuhan. Interaksi ini merupakan ucapan rasa syukur yang amat tulus muncul dari sebuah ekspresi yang dimiliki manusia dalam menjalani kehidupan. Muncul nya rasa syukur pada masyarakat pesisir melatar belakangin akan rasa syukur atas penghasilan yang didapat dari hasil laut dan mengharapkan peningkatan atau hasil yang lebih baik dari tahun sebelumnya. Serta meminta kepada sang pencipta untuk di jauhkan dari bencana atau bala ketika sedang mencari nafkah di laut.
2. Lampung Selatan (Nyalau)
Bagi masyarakat Lampung Selatan yang memiliki sawah, biasanya 1 bulan setelah masa tanam padi, mereka melakukan “bersih-bersih” pada sawah mereka, yaitu membuang rumput (gulma) yang tumbuh mengelilingi tanaman padi mereka. Kegiatan membuang gulma ini disebut dengan istilah “Nyalau”. Cara nyalau sendiri adalah dengan cara membuang gulma dari petak sawah atau menenggelamkan gulma tersebut (yang sudah terlebih dahulu dicabut tentunya) kedasar lumpur sawah yang tujuannya agar gulma-gulma tersebut mati dan menjadi pupuk bagi tanaman padi tersebut. Sebagaimana halnya dengan jenis kearifan lokal lain dibelahan bumi nusantara lainnya, kegiatan nyalau inipun memiliki segi positif dalam mengeratkan tali silaturahmi dan tradisi saling tolongmenolong antar anggota masyarakat.
3. Lampung Timur (adat melinting)
Terdapat tiga jenis sistem perkawinan, yaitu mesukum (bumbang aji), ngakuk majau (sebumbangan), dan ngibal serbou (mupakat tuha). Mesukum merupakan pernikahan ketika si gadis dibawa ke keluarga pria untuk ditanya kesediaannya menikah. Jika setuju, si gadis diantar kepada keluarganya. Prosesi kemudian dilanjutkan dengan pertunangan. Ngakuk majau adalah pernikahan ketika si gadis dibawa secara diam-diam ke keluarga pria, kemudian keluarga pria mengabarkan maksudnya untuk menikahkan kedua mempelai dengan prosesi berlangsung di tempat keluarga pria. Ngibal serbou adalah pernikahan ketika kedua pihak keluarga telah saling mengenal dan didahului pertunangan.
4. Lampung Selatan (Penjunjongan)
Pejunjongan adalah bangunan semi permanen yang dibangun disekitar rumah sang Baya. Bangunan ini bisa dibuat bergabung dengan rumah si Baya atau terpisah dari rumah si Baya namun tak begitu jauh dari rumah si Baya tersebut, paling maksimal sekitar 10 meter.
Bentuknya bisa menyerupai rumah, disesuaikan dengan tekstur rumah si Baya. Contohnya bila rumah si Baya berbentuk panggung, maka biasanya bentuk pejunjongan-nya juga berbentuk panggung, dan bila rumah si Baya berbentuk rumah beton, maka pejunjongan juga dibangun langsung beralaskan tanah yang dilapik dengan alas diatasnya. Biasanya, fungsi pejunjongan ini adalah untuk menerima tamu. Tamu-tamu yang tidak kebagian tempat duduk diruang utama si Baya bisa duduk dipejunjongan saat acara berlangsung. Atau juga, pejunjongan bisa digunakan oleh para ibu-ibu sebagai dapur masak (biasanya pejunjongan ini digunakan untuk pejunjongan beralaskan tanah), digunakan oleh ibu-ibu untuk menyediak an masakan bagi tamu atau bahkan untuk kegiatan mencuci piring tamu (biasanya pejunjongan seperti ini dibangun dibelakang/didapur rumah si Baya).
Hampir semua acara besar orang Lampung Selatan seperti khitanan dan pernikahan pasti membutuhkan pejunjongan. Pejunjongan ini dibangun secara gotong-royong oleh bapak-bapak didesa dan dibangun sekitar 1 minggu sebelum acara dimulai.
5. Lampung Barat (Bediom)
Bediom adalah suatu adat pindah rumah (lamban) yang umum dilaksanakan oleh warga masyarakat Lampung Barat bagian pesisir. Tradisi Bediom ini tidak hanya dilakukan oleh suatu keluarga ketika akan pindah ke rumah yang baru dibangun, tetapi juga rumah lama yang akan ditempati lagi setelah ditinggalkan oleh penghuni sebelumnya. Adapun tujuannya adalah untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkah yang telah diberikan. Adat bediom biasanya dilaksanakan pada bulan-bulan yang dianggap baik dalam kalender Islam, seperti Muharam, Maulud atau Bulan Haji dengan waktu pelaksanaan sebelum subuh dan isha (antara pukul 04.30-05.00 pagi). Sementara prosesinya sendiri diawali dengan kepala keluarga meninggalkan rumah lama diikuti oleh isteri, anak-anaknya, sanak saudara dan para tetangga menuju ke tempat tinggal baru. Jumlah pengiringnya bergantung pada kemampuan orang yang sedang bediom tersebut. Apabila ia termasuk orang mampu, maka bediom akan berlangsung sangat meriah dengan dihadiri oleh puluhan atau bahkan ratusan orang dan diiringi dengan musik atau lagu tradisional. Namun apabila ekonomi orang yang berdiom hanya “pas-pasan” maka para pengiringnya hanyalah sanak keluarga dan tetangga terdekat saja.
6. Pesawaran (penyelamatan mangrove)
Desa pulau pahawang memiliki peraturan desa (perdes) penyelamatan mangrove yang berisi tentang larangan dan sanksi bagi warga desa maupun pendatang yang menebang pohon mangrove. Perdes tersebut dibuat warga bukan semata-mata karena keberhasilan kampanye ngo lingkungan, tetapi karena adanya kearifan lokal yang muncul kembali setelah terjadinya bencana besar.

3. Nilai positif dan mistis dalam setiap kearifan local?
a. Penyelamatan mangrove
Kearifan local ini memiliki nilai positif yang dimaksudkan yaitu melarang menebang pohon mangrove sehingga dapat melestarikan ekosistem mangrove agar tetap lestari.
b. Tradisi nadran
Traidisi nadran ini mengandung nilai mistis dimana masayarakat memberikam sesajen kepada penguasa laut agar diberi kelimpahan hasil laut, sekaligus merupakan ritual tolak bala (keselamatan).
c. Nyalau
kearifan lokal Nyalau ini memiliki nilai positif yaitu biasanya 1 bulan setelah masa tanam padi, mereka melakukan “bersih-bersih” pada sawah mereka, yaitu membuang rumput (gulma) yang tumbuh mengelilingi tanaman padi mereka. Sehingga sawah mereka pun bersih dari gulma yang ada
d. Bediom
Pada kearifan lokal bediom ini memiliki nilai positif yang bisa diambil yaitu dalam melakukan atau memulai apapun hendaknya didahului dengan sikap dan niat yang baik agar diberikan keberkahan kedepannya.
In reply to Berti Yolida

Re: Tes Formatif 6

by Widya Wafa Karimah -
Widya Wafa Karimah
1953024004
1.ngumbai atakh, ngumbai lawok, pak sipak sekla beghak, bediom, adat melinting

2.-Tradisi Nadran merupakan suatu upacara adat yang rutin di adakan oleh masyarakat pesisir yang hidupnya sangat bergantung terhadap hasil laut. Tradisi Nadran tradisi tahunan yang pelaksanaannya dipimpin oleh tetua adat.  Bukan hanya sekedar hiburan, tetapi di dalamnya juga ada kegiatan transaksi ekonomi.
-Pesawaran
Kearifan lokal yang terjadi di pulau Pahawang menjadi satu contoh keberhasilan dalam upaya penyelamatan hutan mangrove di Lampung. Desa Pulau Pahawang memiliki Peraturan Desa (Perdes) Penyelamatan Mangrove yang berisi tentang larangan dan sanksi bagi warga desa maupun pendatang yang menebang pohon mangrove.
-way lima handak
Marga way lima handak merupakan marga pesisir untuk masyarakat Lampung yang tinggal di daerah Lampung Selatan. Marga lima way handak memiliki beberapa kebudayaan yang patut untuk terus dilestarikan,
-nyalau
Bagi masyarakat Lampung Selatan yang memiliki sawah, biasanya 1 bulan setelah masa tanam padi, mereka melakukan “bersih-bersih” pada sawah mereka, yaitu membuang rumput (gulma) yang tumbuh mengelilingi tanaman padi mereka.

3.misalnya pada Tradisi Ngundang Matu memiliki landasan filosofi yang berakar dari keyakinan keagamaan dan nilai-nilai budaya lokal yang dianut oleh masyarakat setempat. Ngundang Matu tidak serta merta muncul di tengah-tengah masyarakat sebagai warisan nenek moyang, namun peran serta sejarah terutama akultirasi agama yang ada didalamnya turut memberikan nilai-nilai budaya. Animisne- dinamisme yang menjadi akar awal jadinya adanya ritual ini, lalu tatacara dan tahapan yang tidak terlepas dari sentuhan agama, baik itu dimulai dari doa sebagai bentuk rasa syukur dalam proses tersebut.
Nilai-nilai filosofi yang terkandung dalam ritual Ngundang Matu di desa Way Sindy ini termuat dibalik rangakaian upacara ritual tersebut. Nilai-nilai yang menarik untuk dipelajari antara lain adalah nilai solidaritas, dan religious yang terungkap dalam ekpresi sombolis dari ritual Ngundang Matu.
In reply to Berti Yolida

Re: Tes Formatif 6

by Anisa Hikmawati -
Anisa Hikmawati
1913024028

1. Lima kearifan lokal pesisir
1) Tradisi Nadran
2) Paksi pak sekala brak
3) Nyalau
4) Ngejalang
5) Bediom

2. Kearifan lokal di setiap kabupaten di pesisir:
1) Bediom (Lampung Barat), Bediom adalah suatu adat pindah rumah (lamban) yang umum dilaksanakan oleh warga masyarakat Lampung Barat bagian pesisir. Tradisi Bediom ini tidak hanya dilakukan oleh suatu keluarga ketika akan pindah ke rumah yang baru dibangun, tetapi juga rumah lama yang akan ditempati lagi setelah ditinggalkan oleh penghuni sebelumnya.
2) Tradisi Nadran (Tanggamus), Tradisi Nadran merupakan suatu upacara adat yang rutin di adakan oleh masyarakat pesisir yang hidupnya sangat bergantung terhadap hasil laut.
3) Nyalau (Lampung Selatan), Cara
nyalau sendiri adalah dengan cara membuang gulma dari petak sawah atau menenggelamkan gulma tersebut (yang sudah terlebih dahulu dicabut tentunya) kedasar lumpur sawah yang tujuannya agar gulma-gulma tersebut mati dan menjadi pupuk bagi tanaman padi tersebut.
4) Ngumbai Lawok (Pesisir Barat), Ngumbai lawok merupakan acara syukuran adat masyarakat Lampung
Pesisir atas rahmat Tuhan yang telah mereka peroleh dari laut. Ngumbai lawok dilaksanakan sebagai ungkapan rasa syukur atas banyaknya tangkapan ikan dan juta laut yang bersahabat, dengan harapan agar berlimpah hasil tangkapan juga keramahan laut terus bertambah, dan meningkat.
5) Repong (Krui), Sistem perladangan yang dilakukan oleh masyarakat Adat Krui adalah mengolah hutan. Masyarakat Adat Krui menanam ubi kayu, ubi jalar, padi ladang, pisang, tebu, rambutan, jengkol, petai, duku, durian, pepaya, yang semuanya ini terutama tidak untuk dikonsumsi sendiri, tetapi hasilnya dijual ke pasar.

3. Setiap kearifan lokal memiliki nilai positif san nilai mistisnya. Karena masyarakat Lampung pesisir percaya bahwa semua rahmat dan rezeki berasal dari sang Kuasa. Sehingga kebanyakan kearifan lokal melakukan ritual ritual khusus untuk menghormati dan sebagai rasa terima kasih atas rezeki yang telah di dapat. Dan nilai positifnya, masyarakat akan lebih menghargai dan melestarikan berbagai sumber daya alam yang disekitarnya.
In reply to Berti Yolida

Re: Tes Formatif 6

by Nabila Herlinawati -
Nama : Nabila Herlinawati
Npm : 1913024004

5 Kearifan lokal yang ada di Pesisir diantaranya adalah :
1. Tradisi Nadran
Tradisi Nadran merupakan suatu upacara adat yang rutin di adakan oleh masyarakat pesisir yang hidup nya sangat bergantung terhadap hasil laut. Tradisi Nadran merupakan tradisi tahunan yang dilaksanakan oleh masyarakat pesisir yang pelaksanaannya dipimpin tetua adat yang pada dasarnya tradisi tersebut memiliki tujuan dan makna yang baik dalam memenuhi kebutuhan hidup, karena miliki nilai ekonomi yaitu adanya kegiatan transaksi ekonomi atau perdagangan.
Adapun inti upacara nadran adalah mempersembahkan sesajen (yang merupakan ritual dalam agama Hindu untuk menghormati roh leluhurnya) kepada penguasa laut agar diberi limpahan hasil laut, sekaligus merupakan ritual tolak bala (keselamatan).
2. Nyalau
Bagi masyarakat Lampung Selatan yang memiliki sawah, biasanya 1 bulan setelah masa tanam padi, mereka melakukan “bersih-bersih” pada sawah mereka, yaitu membuang rumput (gulma) yang tumbuh mengelilingi tanaman padi mereka. Kegiatan membuang gulma ini disebut dengan istilah “Nyalau”. Cara nyalau sendiri adalah dengan cara membuang gulma dari petak sawah atau menenggelamkan gulma tersebut (yang sudah terlebih dahulu dicabut tentunya) kedasar lumpur sawah yang tujuannya agar gulma-gulma tersebut mati dan menjadi pupuk bagi tanaman padi tersebut. Sebagaimana halnya dengan jenis kearifan lokal lain dibelahan bumi nusantara lainnya, kegiatan nyalau inipun memiliki segi positif dalam mengeratkan tali silaturahmi dan tradisi saling tolong- menolong antar anggota masyarakat.
3. Ngebuyu
Merupakan sebuah upacara tradisional sederhana dan singkat. Persiapan dilakukan sehari sebelumnya, yaitu untuk membeli dan merangkai alat upacara. Bahan upacara hanya terdiri dari beras kuning, kemiri, uang (logam dan kertas), kertas hias, kayu/bambu, lem, dan permen. Kertas hias warna (biasanya berwarna merah dan putih), kayu/bambu, dan lem digunakan untuk merangkai uang kertas dan permen hingga menyerupai pohon. Puncak pohon buatan tersebut diberi foto sang anak yang akan Ngabuyu. Beras kuning, kemiri, dan uang (logam dan receh) ditaruh dalam sebuah baskom yang sudah diberi alas sehelai kain.
Nilai dan makna yang terkandung dalam pelaksanaan tradisi Ngebuyu bagi penyelenggara, yaitu orangtua sang bayi, adalah sebagai ungkapan rasa syukur karena telah dikaruniai anak. Sementara itu, bagi hadirin yang diundang dalam pelaksanaan tradisi Ngebuyu dapat diibaratkan sebagai saksi yang memperkuat pernyataan bahwa penyelenggara telah dikaruniai anak
4. Bediom
Bediom adalah suatu adat pindah rumah (lamban) yang umum dilaksanakan oleh warga masyarakat Lampung Barat bagian pesisir. Tradisi Bediom ini tidak hanya dilakukan oleh suatu keluarga ketika akan pindah ke rumah yang baru dibangun, tetapi juga rumah lama yang akan ditempati lagi setelah ditinggalkan oleh penghuni sebelumnya. Adapun tujuannya adalah untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkah yang telah diberikan.
5. Ngumbai Lawok
Ngumbai lawok merupakan acara syukuran adat masyarakat Lampung Pesisir (utamanya di Kabupaten Pesisir Barat) atas rahmat Tuhan yang telah mereka peroleh dari laut. Ngumbai lawok dilaksanakan sebagai ungkapan rasa syukur atas banyaknya tangkapan ikan, dengan harapan agar berlimpah hasil tangkapan juga keramahan laut terus bertambah, dan meningkat. Ngumbai lawok merupakan ritual melarung berbagai sesaji ke laut sebagai ungkapan syukur atas rezeki yang diperoleh selama satu tahun. Tradisi ini lahir dari pemahaman nelayan setempat bahwa laut adalah lahan untuk mencari nafkah. Sehingga, laut harus dibersihkan, dijaga, dan dirawat dengan melakukan ngumbai lawok yang dalam pelaksanannya ditandai dengan penyembelihan dan pelarungan kepala kerbau ke laut sebagai wujud rasa terima kasih atas nikmat Tuhan. Ritual ini juga menjadi simbol persahabatan antara nelayan dengan laut (manusia dengan alam).

Masing-masing satu contoh kearifan lokal di setip kabupaten yang termasuk pesisir

Tanggamus (Tradisi Nadran)

Tradisi Nadran merupakan suatu upacara adat yang rutin di adakan oleh masyarakat pesisir yang hidup nya sangat bergantung terhadap hasil laut. Tradisi Nadran merupakan tradisi tahunan yang dilaksanakan oleh masyarakat pesisir yang pelaksanaannya dipimpin tetua adat yang pada dasarnya tradisi tersebut memiliki tujuan dan makna yang baik dalam memenuhi kebutuhan hidup, karena miliki nilai ekonomi yaitu adanya kegiatan transaksi ekonomi.
Adapun inti upacara nadran adalah mempersembahkan sesajen (yang merupakan ritual dalam agama Hindu untuk menghormati roh leluhurnya) kepada penguasa laut agar diberi limpahan hasil laut, sekaligus merupakan ritual tolak bala (keselamatan).

Pesawaran

Kearifan lokal yang terjadi di pulau Pahawang menjadi satu contoh keberhasilan dalam upaya penyelamatan hutan mangrove di Lampung. Desa Pulau Pahawang memiliki Peraturan Desa (Perdes) Penyelamatan Mangrove yang berisi tentang larangan dan sanksi bagi warga desa maupun pendatang yang menebang pohon mangrove. Perdes tersebut dibuat warga bukan semata-mata karena keberhasilan kampanye GO lingkungan, tetapi karena adanya kearifan lokal yang muncul kembali setelah terjadinya bencana besar.

Lampung selatan (Ngalau)

Bagi masyarakat Lampung Selatan yang memiliki sawah, biasanya 1 bulan setelah masa tanam padi, mereka melakukan “bersih-bersih” pada sawah mereka, yaitu membuang rumput (gulma) yang tumbuh mengelilingi tanaman padi mereka. Kegiatan membuang gulma ini disebut dengan istilah “Nyalau”. Cara nyalau sendiri adalah dengan cara membuang gulma dari petak sawah atau menenggelamkan gulma tersebut (yang sudah terlebih dahulu dicabut tentunya) kedasar lumpur sawah yang tujuannya agar gulma-gulma tersebut mati dan menjadi pupuk bagi tanaman padi tersebut. Sebagaimana halnya dengan jenis kearifan lokal lain dibelahan bumi nusantara lainnya, kegiatan nyalau inipun memiliki segi positif dalam mengeratkan tali silaturahmi dan tradisi saling tolong- menolong antar anggota masyarakat.

Lampung Barat

Bediom adalah suatu adat pindah rumah (lamban) yang umum dilaksanakan oleh warga masyarakat Lampung Barat bagian pesisir. Tradisi Bediom ini tidak hanya dilakukan oleh suatu keluarga ketika akan pindah ke rumah yang baru dibangun, tetapi juga rumah lama yang akan ditempati lagi setelah ditinggalkan oleh penghuni sebelumnya. Adapun tujuannya adalah untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkah yang telah diberikan.

Pada setiap kearifan local memiliki nilai positif dan nilai mistis. Nilai-nilai positif meliputi nilai gotong royong, persatuan, kebersamaan dsb. Nilai-nilai mistis meliputi kepercayaan dengan roh ,benda dsb. Berikut contoh kearifan local yang mengandung nilai postif dan mistisnya:
a. Ngumbai lawok merupakan acara syukuran adat masyarakat Lampung Pesisir (utamanya di Kabupaten Pesisir Barat) atas rahmat Tuhan yang telah mereka peroleh dari laut. Ngumbai lawok dilaksanakan sebagai ungkapan rasa syukur atas banyaknya tangkapan ikan, dengan harapan agar berlimpah hasil tangkapan juga keramahan laut terus bertambah, dan meningkat. Ngumbai lawok merupakan ritual melarung berbagai sesaji ke laut sebagai ungkapan syukur atas rezeki yang diperoleh selama satu tahun. Tradisi ini lahir dari pemahaman nelayan setempat bahwa laut adalah lahan untuk mencari nafkah. Sehingga, laut harus dibersihkan, dijaga, dan dirawat dengan melakukan ngumbai lawok yang dalam pelaksanannya ditandai dengan penyembelihan dan pelarungan kepala kerbau ke laut sebagai wujud rasa terima kasih atas nikmat Tuhan. Ritual ini juga menjadi simbol persahabatan antara nelayan dengan laut (manusia dengan alam).

Nilai positif yang diambil yaitu kebersamaan, gotong royong,silaturahmi dsb. Sedangkan nilai mistisnya,masyarakat masih percaya bawasannya dengan pemberian sajen maka nelayan akan bersahabat dengan laut sehingga hasil panen terus berlimpah.

b. Tradisi Nadran merupakan suatu upacara adat yang rutin di adakan oleh masyarakat pesisir yang hidup nya sangat bergantung terhadap hasil laut. Tradisi Nadran merupakan tradisi tahunan yang dilaksanakan oleh masyarakat pesisir yang pelaksanaannya dipimpin tetua adat yang pada dasarnya tradisi tersebut memiliki tujuan dan makna yang baik dalam memenuhi kebutuhan hidup, karena miliki nilai ekonomi yaitu adanya kegiatan transaksi ekonomi.
Adapun inti upacara nadran adalah mempersembahkan sesajen (yang merupakan ritual dalam agama Hindu untuk menghormati roh leluhurnya) kepada penguasa laut agar diberi limpahan hasil laut, sekaligus merupakan ritual tolak bala (keselamatan).

Nilai positif yang dapat diambil yaitu kebersamaan dan gotong royong. Nilai mistisnya nyaitu masyarakat masih percaya bawasannya dengan pemberian sajen maka penguasa laut agar diberi limpahan hasil laut, sekaligus merupakan ritual tolak bala (keselamatan).
In reply to Berti Yolida

Re: Tes Formatif 6

by Eliska Bia Kusuma Putri -
Eliska Bia Kusuma Putri
NPM 1913024018

1. 5 kearifan lokal di Pesisir:
1. Ngumbai Lawok
merupakan acara syukuran adat masyarakat Lampung Pesisir (utamanya di Kabupaten Pesisir Barat) atas rahmat Tuhan yang telah
mereka peroleh dari laut. Ngumbai lawok dilaksanakan sebagai ungkapan rasa syukur atas banyaknya tangkapan ikan dan juta laut yang bersahabat, dengan harapan agar berlimpah hasil tangkapan juga keramahan laut terus bertambah,
dan meningkat.

2. Ngejalang
Dilaksanakan pada satu hari sebelum bulan Ramadhan, satu hari sebelum Idul Fitri serta
minggu pertama bulan Syawal setiap tahunnya, dan diikuti oleh lapisan masyarakat. Ngejalang dilakukan dalam beberapa tahapan. Pertama, pada tanggal satu han sebelum masuk Ramadhan digelar Ngejalang Kukhuk, satu hari sebelum
hari Raya Idhul Fitri digelar Ngejalang Keluarga, 2 syawal digelar Ngejalang pangan, dilanjutkan pada tanggal 4 Syawal Ngejalang Kubur. Waktu pelaksanaan secara bergiliran setiap pekon atau marga.

3. Sistem Perladangan Masyarakat Adat Krui
Masyarakat Adat
Krui membedakan adanya dua tipe lahan hutan, yaitu pulan tuha (hutan primer)
dan pulan ngura (hutan sekunder). Pulan tuha biasanya menjadi preferensi pertama dalam pemilihan lahan ketika seorang petani berniat membuka hutan
untuk kegiatan pertanian. Hal ini disebabkan oleh adanya anggapan bahwa lahan demikian masih memiliki kesuburan yang cukup baik.

4. Nemui Nyimah
Nemui nyimah, sebagai konsep kearifan budaya lokal yakni sopan santun, berbagi dengan tetamu, pemurah dengan tetamu dan ramah kepada tamu. Merupakan piil pesenggiri (harga diri) bagi mereka bila kedatangan tetamu tidak
dilayani dengan baik. Maknanya nemui nyimah adalah filosofi bagi toleransi dan merawat harmoni bagi masyarakat Lampung.

5. Traisi Nadran
Masyarakat nelayan pada dasarnya
masih memiliki rasa kegelisahan ketika melaut, karena mereka langsung turun ke
laut tetapi masih belum mengetahui bagaimana kondisi nanti nya ketika melaut.
Terutama masalah cuaca merupakan faktor terpenting bagi nelayan, namun cuaca alam terkadang berubah-ubah yang dapat menjadi anacaman sewaktu waktu
dapat membuat nelayan celaka. Dengan kondisi seperti itu masyarakat pesisir mencari sandaran yang bisa menopang kelancaran pekerjaan sehingga terhindar dari bahaya, menjaga keselamatan jiwa, dan meningkatnya penghasilan. Maka
dari itu, masyarakat nelayan memiliki ikatan yang sangat intim dengan kekuatan supranatural yang di praktekan melalui ritual beragama.

2. Kearifan lokal di setiap kabupaten yang termasuk Pesisir:
1. Tanggamus (Tradisi Nadran)
Tradisi Nadran merupakan suatu upacara adat yang rutin di adakan oleh masyarakat pesisir yang hidup nya sangat bergantung terhadap hasil laut. Tradisi Nadran merupakan tradisi tahunan yang dilaksanakan oleh masyarakat pesisir yang pelaksanaannya dipimpin tetua adat yang pada dasarnya tradisi tersebut
memiliki tujuan dan makna yang baik dalam memenuhi kebutuhan hidup, karena miliki nilai ekonomi yaitu adanya kegiatan transaksi ekonomi lainnya disamping
menikmati hiburan-hiburan yang sedang ditampilkan.

2. Pesawaran (Peraturan Desa (Perdes) Penyelamatan Mangrove)
Desa Pulau Pahawang memiliki Peraturan Desa (Perdes) Penyelamatan Mangrove yang berisi tentang larangan dan sanksi bagi warga desa maupun pendatang yang menebang pohon mangrove. Perdes tersebut dibuat warga bukan semata-mata karena keberhasilan kampanye NGO lingkungan, tetapi karena adanya kearifan lokal yang muncul
kembali setelah terjadinya bencana besar. Lampung memang punya kearifan lokal yang kuat. Etnik ini punya filosofi piil pesenggiri atau menjaga benar martabatnya. Mereka tidak mau terus-terusan malu dengan kondisi alam yang makin rusak. Mereka mau bergerak, berupaya memperbaiki kesalahan di masa
lampau. Termasuk menjaga dengan baik lingkungan di sekitar.

3. Lampung Selatan ( Marga Way Lima Handak)
Marga way lima handak merupakan marga pepadun untuk masyarakat Lampung
yang tinggal di daerah Lampung Selatan. Seperti halnya masyarakat lampung
yang ada didaerah lain, marga lima way handak memiliki beberapa kebudayaan
yang patut untuk terus dilestarikan, diantanya Nyalau, Ngebuyu, dan Penjunjongan.

4. Lampung Barat (Paksi Pak Sekala Brak)
Paksi Pak Sekala Brak adalah kerajaan adat di Provinsi Lampung. Secara adminstratif kepemerintahan saat ini, lokasi Kerajaan adat Paksi Pak Sekala Brak berada di wilayah Kabupaten Lampung Barat. Sesuai namanya, kerajaan adat Paksi Pak (empat paksi) Sekala Brak terdiri empat paksi yang masing-masing
dipimpin seorang sultan: Paksi Buay Pernong, Paksi Buay Belenguh, Paksi Buay Bejalan Diway dan Paksi Buay Nyerupa.

5. Lampung Timur (adat melinting)
Desa Wana merupakan salah satu dari tujuh desa inti kediaman masyarakat Lampung Melinting. Desa Wana merupakan desa yang terbentuk sejak tahun 1818, di dalamnya hidup berbagai macam suku pendatang atau transmigran dari berbagai daerah. Suku Lampung merupakan suku mayoritas yang berdomisili di
desa tersebut, tidak jarang pula Desa Wana dihuni oleh suku lainnya seperti suku Jawa, Sunda dan Banten. Masyarakat desa Wana walaupun bermacam-macam suku dan memiliki pekerjaan yang beragam pula namun tetap dapat hidup dengan rukun dan damai. Hubungan yang erat antara warga satu dengan yang lain tetap
terjaga. Masyarakatnya hidup atas dasar kekeluargaan sehingga sifat gotong royong saling membantu masih bisa terlihat. Kemudian kehidupan keagamaan masyarakat adat Melinting dan masyarakat suku lain sangat kental, hubungannya pun tetap baik walaupun berbeda agama. Begitulah kehidupan masyarakat desa Wana yang mayoritas beradat Melinting.

6. Pesisir Barat (Krui)
suku Krui atau Kroi adalah salah satu subsuku/bagian dari suku Lampung yang bermukim di kabupaten Pesisir Barat, Lampung. Suku Krui diperkirakan berjumlah 30.000 jiwa.Suku Krui menggunakan dialek Lampung yang memiliki
pelafalan 'a' jelas.
Mayoritas suku Krui beragama Islam. Sebagian besar anggota suku adalah petani
dan pekebun. Dahulu hasil bumi utama mereka adalah satu spesies pohon damar, tetapi berubah menjadi kelapa sawit sejak tahun 2009.

3. Ya, ada. Seperti pada tradisi Nadran di Kabupaten Tanggamus. Dimana Tradisi Nadran termasuk bentuk interaksi manusia kepada sang pencipta atau Tuhan. Interaksi ini merupakan ucapan rasa syukur yang amat tulus muncul dari sebuah ekspresi yang dimiliki manusia dalam menjalani kehidupan. Muncul nya
rasa syukur pada masyarakat pesisir melatar belakangin akan rasa syukur atas penghasilan yang didapat dari hasil laut dan mengharapkan peningkatan atau hasil
yang lebih baik dari tahun sebelumnya. Serta meminta kepada sang pencipta
untuk di jauhkan dari bencana atau bala ketika sedang mencari nafkah di laut.

Nadran sebenarnya merupakan suatu tradisi hasil akulturasi budaya Islam dan Hindu yang diwariskan sejak ratusan tahun secara turun-temurun. Kata nadran sendiri, menurut sebagian masyarakat, berasal dari kata nazar yang mempunyai makna dalam agama Islam: pemenuhan janji. Adapun inti upacara nadran adalah mempersembahkan sesajen (yang merupakan ritual dalam agama Hindu untuk menghormati roh leluhurnya) kepada penguasa laut agar diberi limpahan hasil laut, sekaligus merupakan ritual tolak bala (keselamatan).
In reply to Berti Yolida

Re: Tes Formatif 6

by Nisrina Nur Azizah -
Nisrina Nur Azizah
1913024032
1. a. ngumbay lawok
b. tradisi nadran
c. bediom
d. repong damar
e. nyalau

2. kearifan local di setiap kabupaten di pesisir
a. tanggamus
tradisi nadran
Tradisi Nadran merupakan suatu upacara adat yang rutin di adakan oleh masyarakat pesisir yang hidup nya sangat bergantung terhadap hasil laut. Tradisi Nadran merupakan tradisi tahunan yang dilaksanakan oleh masyarakat pesisir yang pelaksanaannya dipimpin tetua adat yang pada dasarnya tradisi tersebut memiliki tujuan dan makna yang baik dalam memenuhi kebutuhan hidup, karena miliki nilai ekonomi yaitu adanya kegiatan transaksi ekonomi lainnya disamping menikmati hiburan-hiburan yang sedang ditampilkan.

b. pesawaran
Desa Pulau Pahawang memiliki Peraturan Desa (Perdes) Penyelamatan Mangrove yang berisi tentang larangan dan sanksi bagi warga desa maupun pendatang yang menebang pohon mangrove. Perdes tersebut dibuat warga bukan semata-mata karena keberhasilan kampanye NGO lingkungan, tetapi karena adanya kearifan lokal yang muncul kembali setelah terjadinya bencana besar.

c. Lampung Selatan
1. Nyalau Bagi masyarakat Lampung Selatan yang memiliki sawah, biasanya 1 bulan setelah masa tanam padi, mereka melakukan “bersih-bersih” pada sawah mereka, yaitu membuang rumput (gulma) yang tumbuh mengelilingi tanaman padi mereka
2. Ngebuyu merupakan sebuah upacara tradisional sederhana dan singkat. Persiapan dilakukan sehari sebelumnya, yaitu untuk membeli dan merangkai alat upacara. Bahan upacara hanya terdiri dari beras kuning, kemiri, uang (logam dan kertas), kertas hias, kayu/bambu, lem, dan permen. Kertas hias warna (biasanya berwarna merah dan putih), kayu/bambu, dan lem digunakan untuk merangkai uang kertas dan permen hingga menyerupai pohon. Puncak pohon buatan tersebut diberi foto sang anak yang akan Ngabuyu. Beras kuning, kemiri, dan uang (logam dan receh) ditaruh dalam sebuah baskom yang sudah diberi alas sehelai kain. Tradisi Ngebuyu merupakan syarat yang wajib dilakukan sebelum Aqiqah, yaitu kurban hewan dalam syariat Islam.
3. Pejunjongan adalah bangunan semi permanen yang dibangun disekitar rumah sang Baya. Bangunan ini bisa dibuat bergabung dengan rumah si Baya atau terpisah dari rumah si Baya namun tak begitu jauh dari rumah si Baya tersebut, paling maksimal sekitar 10 meter. fungsi pejunjongan ini adalah untuk menerima tamu. Tamu-tamu yang tidak kebagian tempat duduk diruang utama si Baya bisa duduk dipejunjongan saat acara berlangsung. Atau juga, pejunjongan bisa digunakan oleh para ibu-ibu sebagai dapur masak

d. lampung barat
Bediom
suatu adat pindah rumah (lamban) yang umum dilaksanakan oleh warga masyarakat Lampung Barat bagian pesisir. Tradisi Bediom ini tidak hanya dilakukan oleh suatu keluarga ketika akan pindah ke rumah yang baru dibangun, tetapi juga rumah lama yang akan ditempati lagi setelah ditinggalkan oleh penghuni sebelumnya. Adapun tujuannya adalah untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
e. pesisir barat
Ngumbay lawok
Ngumba Lawok merupakan upacara yang diadakan sebagai bentuk terima kasih nelayan kepada penguasa laut yang telah memberikan kekayaan pada para nelayan. Upacara ini diadakan di Lampung. Kata ngumbai yang artinya mencuci dan lawok yang berarti laut. Kurang lebih maknanya sebagai wujud syukur pada penguasa laut dan untuk menghilangkan marabahaya bagi para nelayan. Menurut penelitian upacara ini adalah hasil pengaruh para nelayan dari Cirebon yang singgah di daerah pesisir Lampung. Seperti ruwatan lainnya, upacara ngumbai lawok disertai dengan doa-doa dan pemberian sesajen yang dilarungkan ke laut. Biasanya, sesajen yang dilarungkan ke lautan Lampung berupa makanan, uang, bunga-bunga, dan puncaknya berupa kepala seekor kerbau

3. nilai posistif dan mistis dalam kearifan local
a. tradisi nadran
tradisi ini mengandung nilai mistiskarena masyarakat memberikan sesajen kepada penguasa laut
b. ngumbay lawok
tradisi ini mengandung nilai mistis karena memberikan sesajen ke laut
c. Nyalau
tradisi ini memiliki nilai positif karena masyarakat Lampung Selatan yang memiliki sawah, biasanya 1 bulan setelah masa tanam padi, mereka melakukan “bersih-bersih” pada sawah mereka, yaitu membuang rumput (gulma) yang tumbuh mengelilingi tanaman padi mereka
d. tradisi ngebuyu
tradisi ini memiliki nilai positif karena memiliki Nilai dan makna yang terkandung dalam pelaksanaan tradisi Ngebuyu bagi penyelenggara, yaitu orangtua sang bayi, adalah sebagai ungkapan rasa syukur karena telah dikaruniai anak. Sementara itu, bagi hadirin yang diundang dalam pelaksanaan tradisi Ngebuyu dapat diibaratkan sebagai saksi yang memperkuat pernyataan bahwa penyelenggara telah dikaruniai anak. Fungsi lainnya dari kehadiran para undangan adalah sebagai bagian dari falsafah sakai sambayan yang masih dipegang teguh oleh Masyarakat Lampung, yaitu dalam bentuk kegotongroyongan, tolong menolong, dan meningkatkan silaturrahmi serta mempererat hubungan baik antar kerabat maupun antar tetangga
In reply to Berti Yolida

Re: Tes Formatif 6

by ade amalia chansa -
Nama : Ade Amalia Chansa
NPM : 1963024002
Mohon izin menjawab

1.tuliskan 5 kearifan lokal pesisir
Jawab :
a. Tanggamus (Tradisi Nadran)
b. Lampung Selatan (Nyalau, Ngebuyu)
c. Lampung Barat (Paksi Pak Sekala Brak )
d. Lampung Barat (Bediom)
e. Lampung Timur ( Adat Melinting )

2. tuliskan dan jelaskan masing-masing satu contoh kearifan lokal di setip kabupaten yang termasuk pesisir
Jawab :
1. Tanggamus (Tradisi Nadran)
Tradisi Nadran merupakan suatu upacara adat yang rutin di adakan oleh masyarakat pesisir yang hidupnya sangat bergantung terhadap hasil laut. Tradisi Nadran tradisi tahunan yang pelaksanaannya dipimpin oleh tetua adat. Bukan hanya sekedar hiburan, tetapi di dalamnya juga ada kegiatan transaksi ekonomi.

2. Lampung Selatan
a. Nyalau
Bagi masyarakat Lampung Selatan yang memiliki sawah, biasanya 1 bulan setelah masa tanam padi, mereka melakukan “bersih-bersih” pada sawah mereka, yaitu membuang rumput (gulma) yang tumbuh mengelilingi tanaman padi mereka.
b. Ngebuyu
Ngebuyu merupakan sebuah upacara tradisional sederhana dan singkat. Persiapan dilakukan sehari sebelumnya, yaitu untuk membeli dan merangkai alat upacara. Bahan upacara hanya terdiri dari beras kuning, kemiri, uang (logam dan kertas),
c. Penjunjongan
Pejunjongan adalah bangunan semi permanen yang dibangun disekitar rumah sang Baya. Bangunan ini bisa dibuat bergabung dengan rumah si Baya atau terpisah dari rumah si Baya namun tak begitu jauh dari rumah si Baya tersebut, paling maksimal sekitar 10 meter.

3. Lampung Barat (Paksi Pak Sekala Brak )
Kerajaan Sekala Brak dianggap sebagai simbol peradaban, kebudayaan dan eksistensi Orang Lampung. Saibatin sebagai pucuk pimpinan juga tetap eksis mengatur struktur pemerintahan dan prosesi adat. Terpenting, pengakuan, pengabdian dan kesetiaan dari masyarakat adat pun tetap terpelihara dengan baik.

4. Lampung Barat (Bediom)
Bediom adalah suatu adat pindah rumah (lamban) yang umum dilaksanakan oleh warga masyarakat Lampung Barat bagian pesisir. Adat bediom biasanya dilaksanakan pada bulan-bulan yang dianggap baik dalam kalender Islam, seperti Muharam, Maulud atau Bulan Haji dengan waktu pelaksanaan sebelum subuh dan isha (antara pukul 04.30-05.00 pagi).

5. Lampung Timur ( Adat Melinting )
Perkawinan masyarakat Lampung yang beradat Melinting memiliki tradisi perkawinan yang terdapat tiga jenis sistem atau bentuk perkawinan, yaitu mesukum (bumbang aji), ngakuk majau (sebumbangan) dan ngibal serbou (mupakat tuha).

3. adakah nilai positif dan nilai mistis dalam stiap kearifan lokal tersebut
Jawab :
Secara keseluruhan :
a. Sebagai ekspresi rasa syukur kepada tuhan
b. Sebagai Upaya agar dijauhkan dari segala mara bahaya
c. Sebagai upaya mengeratkan kekeluargaan dan kehidupan sosial
d. Membangun budaya gotong royong
Secara khusus :
1. Tradisi nadran
Yang mengungkapkan rasa syukur atas hasil panen ikan di laut yang berlimpah. Ada nilai mistis didalamnya karena upacara ini dianggap sebagai permohonan keselamatan pada sang penunggu laut
2. Ngebuyu
Yang mengungkapkan rasa syukur atas karunia anak yang diberikan pada suatu keluarga. Ada nilai mistis didalamnya karena upacara ini dianggap sebagai permohonan keselamatan dari makhluk tak kasat mata.
3. Bediom
Yang mengungkapkan rasa syukur atas rumah baru atau pindah tempat tinggal di tempat yang diinginkan. Ada nilai mistis didalamnya karena upacara ini dianggap sebagai permohonan keselamatan dan mengusir roh gaib yang lebih dulu tinggal ditempat tersebut.
4. Adat melinting
Yang membangun gotong royong yang baik
5. Pak sipak skala brak
Yang mengungkapkan rasa bersyukur dan kepemimpinan, gotong royong dan jiwa kekeluargaan
In reply to Berti Yolida

Re: Tes Formatif 6

by Arinda Marsyahda Zaniarti -
Arinda Marsyahda Zaniarti
1913024012

1. 5 kearifan lokal pesisir
a. Tradisi ngadran
b. Peraturan desa penyelamatan mangrove pahawang
c. Pejunjongan
d. Bediom
e. Hidup gotong-royong di Wana

2. Contoh kearifan lokal tiap kabupaten
a. Tanggamus (Tradisi Nadran)
Tradisi Nadran merupakan suatu upacara adat yang rutin di adakan oleh masyarakat pesisir yang hidup nya sangat bergantung terhadap hasil laut. Tradisi
Nadran merupakan tradisi tahunan yang dilaksanakan oleh masyarakat pesisir yang pelaksanaannya dipimpin tetua adat yang pada dasarnya tradisi tersebut memiliki tujuan dan makna yang baik dalam memenuhi kebutuhan hidup, karena memiliki nilai ekonomi yaitu adanya kegiatan transaksi ekonomi lainnya disamping
menikmati hiburan-hiburan yang sedang ditampilkan.
b. Pesawaran
Desa Pulau Pahawang memiliki Peraturan Desa (Perdes) Penyelamatan Mangrove yang berisi tentang larangan dan sanksi bagi warga desa maupun pendatang yang menebang pohon mangrove. Perdes tersebut dibuat warga bukan semata-mata karena keberhasilan kampanye NGO lingkungan, tetapi karena adanya kearifan lokal yang muncul kembali setelah terjadinya bencana besar.
c. Lampung Selatan
Pejunjongan adalah bangunan semi permanen yang dibangun disekitar rumah sang Baya. Bangunan ini bisa dibuat bergabung dengan rumah si Baya atau
terpisah dari rumah si Baya namun tak begitu jauh dari rumah si Baya tersebut, paling maksimal sekitar 10 meter.
Hampir semua acara besar orang Lampung Selatan seperti khitanan dan pernikahan pasti membutuhkan pejunjongan. Pejunjongan ini dibangun secara gotong-royong oleh bapak-bapak didesa dan dibangun sekitar 1 minggu sebelum
acara dimulai.
d. Lampung Barat
Bediom adalah suatu adat pindah rumah (lamban) yang umum dilaksanakan oleh warga masyarakat Lampung Barat bagian pesisir. Tradisi Bediom ini tidak hanya dilakukan oleh suatu keluarga ketika akan pindah ke rumah yang baru dibangun,
tetapi juga rumah lama yang akan ditempati lagi setelah ditinggalkan oleh penghuni sebelumnya. Adapun tujuannya adalah untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkah yang telah diberikan.
Adapun peralatan dan perlengkapan yang harus dibawa ketika melaksanakan adat bediom ini diantaranya adalah: peralatan tidur, peralatan memasak, lampu, sembako, sajadah dan Al Quran. Peralatan tersebut akan diberikan kepada kepala
keluarga sebagai “modal” melanjutkan kehidupannya setelah sampai di tempat yang baru setelah dibacakan doa-doa sesuai dengan kondisi keluarga yang bediom tersebut.
e. Lampung Timur
Desa Wana merupakan salah satu dari tujuh desa inti kediaman masyarakat Lampung Melinting. Desa Wana merupakan desa yang terbentuk sejak tahun
1818, di dalamnya hidup berbagai macam suku pendatang atau transmigran dari berbagai daerah. Suku Lampung merupakan suku mayoritas yang berdomisili di desa tersebut, tidak jarang pula Desa Wana dihuni oleh suku lainnya. Masyarakat desa Wana walaupun bermacam-macam suku dan memiliki pekerjaan yang beragam pula namun tetap dapat hidup dengan rukun dan damai. Hubungan yang erat antara warga satu dengan yang lain tetap terjaga. Masyarakatnya hidup atas dasar kekeluargaan sehingga sifat gotong royong saling membantu masih bisa terlihat.
f. Pesisir Barat (Krui)
Suku Krui atau Kroi adalah salah satu sub suku bagian dari suku Lampung yang bermukim di kabupaten Pesisir Barat, Lampung. Suku Krui diperkirakan berjumlah 30.000 jiwa.Suku Krui menggunakan dialek Lampung yang memiliki
pelafalan 'a' jelas.

3. Nilai positif dan mistis
a. Tradisi ngadran mengandung nilai mistis yaitu mempersembahkan sesajen (yang merupakan ritual dalam agama Hindu untuk menghormati roh leluhurnya) kepada penguasa laut agar diberi limpahan hasil laut, sekaligus merupakan ritual tolak bala (keselamatan).
b. Peraturan Desa (Perdes) Penyelamatan Mangrove memiliki nilai positif mengenai
larangan dan sanksi bagi warga desa maupun pendatang yang menebang pohon mangrove.
c. Pejunjongan memiliki nilai positif yaitu melibatkan gotong-royong dan kebersamaan masyarakat
d. Bediom memiliki nilai positif yaitu melibatkan gotong-royong dan kebersamaan masyarakat dan nilai religius sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
e. Gotong royong di Wana memiliki nilai positif yaitu terjalinnya hubungan sosial dan kebersamaan masyarakat.
In reply to Berti Yolida

Re: Tes Formatif 6

by Erika Suci Amalia -
Erika Suci Amalia
1913024010


1) - Ngumbai Lawok
- Ngejalang
- Repong Damar
- Tradisi Nadran
- Nyalau
- Ngebuyu
- Pejunjongan
- Paksi Pak Sekala Brak
- Bediom
- Adat melinting

2) Adapun kearifan lokal pada setiap daerah adalah sebagai berikut :

1. Ngumbai lawok (Pesisir Barat)
Ngumbai lawok merupakan acara syukuran adat masyarakat Lampung Pesisir (utamanya di Kabupaten Pesisir Barat) atas rahmat Tuhan yang telah mereka peroleh dari laut. Ngumbai lawok dilaksanakan sebagai ungkapan rasa syukur atas banyaknya tangkapan ikan dan juta laut yang bersahabat, dengan harapan agar berlimpah hasil tangkapan juga keramahan laut terus bertambah, dan meningkat. Ngumbai lawok merupakan ritual melarung berbagai sesaji ke laut sebagai ungkapan syukur atas rezeki yang diperoleh selama satu tahun. Tradisi ini lahir dari pemahaman nelayan setempat bahwa laut adalah lahan untuk mencari nafkah. Sehingga, laut harus dibersihkan, dijaga, dan dirawat dengan melakukan ngumbai lawok yang dalam pelaksanannya ditandai dengan penyembelihan dan pelarungan kepala kerbau ke laut sebagai wujud rasa terima kasih atas nikmat Tuhan. Ritual ini juga menjadi simbol persahabatan antara nelayan dengan laut (manusia dengan alam).
2. Ngejalang (Pekon Negeri Raw Ngambur Kecamatan Ngambur Kabupaen Pesisir Barat)
Salah satu kebudayaan yang terdapat di Lampung khususnya masyarakat adat Lampung Saibatin di Pekon Negeri Raw Ngambur Kecamatan Ngambur Kabupaen Pesisir Barat yang telah ada sejak dulu dan tetap dilaksanakan hïngga saat ini adalah tradisi Ngejalang. Ngejalang dilaksanakan pada satu hari sebelum bulan Ramadhan, satu hari sebelum Idul Fitri serta minggu pertama bulan Syawal setiap tahunnya, dan diikuti oleh lapisan masyarakat. Ngejalang dilakukan dalam beberapa tahapan. Pertama, pada tanggal
satu han sebelum masuk Ramadhan digelar Ngejalang Kukhuk, satu hari sebelum hari Raya Idhul Fitri digelar Ngejalang Keluarga, 2 syawal digelar Ngejalang pangan, dilanjutkan pada tanggal 4 Syawal Ngejalang Kubur. Waktu pelaksanaan secara bergiliran setiap pekon atau marga. X Tradisi 1 Ngejalang dalam perspektif budaya dapat dimaknai sebagai wujud dari sistem sosial karena mengandung aktivitas dan tindakan berpola pada masyarakat setempat. Dan pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa Ngejalang merupakan suatu tradisi yang ada dalam masyarakat, karena dalam waktu pelaksanaannya. Ngejalang dilakukan setiap tahun pada bulan Syawal dan dilakukan dari generasi kegenerasi sebagai bentuk kebiasaan yang diwariskan secara turun-temurun.
3. Sistem Perladangan Masyarakat Adat Krui (Repong)
Sistem perladangan yang dilakukan oleh masyarakat Adat Krui adalah mengolah hutan. Masyarakat Adat Krui menanam ubi kayu, ubi jalar, padi ladang, pisang, tebu, rambutan, jengkol, petai, duku, durian, pepaya, yang semuanya ini terutama tidak untuk dikonsumsi sendiri, tetapi hasilnya dijual ke pasar. Masyarakat Adat Krui membedakan adanya dua tipe lahan hutan, yaitu pulan tuha (hutan primer) dan pulan ngura (hutan sekunder). Pulan tuha biasanya menjadi preferensi pertama dalam pemilihan lahan ketika seorang petani berniat membuka hutan untuk kegiatan pertanian. Hal ini disebabkan oleh adanya anggapan bahwa lahan demikian masih memiliki kesuburan yang cukup baik.
4. Tradisi Nadran (Tanggamus)
Masyarakat pesisir yang mayoritas bermata pencaharian sebagai nelayan merupakan masyarakat yang masih sangat percaya akan hal yang sifat nya gaib, karena masyarakat pesisir pada umum nya memiliki kearifan lokal yang mendorong mereka terhadap suatu pandangan hidup, ilmu pengetahuan, dan pengalaman hidup yang telah di komunikasikan dari generasi ke generasi untuk bertahan hidup dalam lingkungannya yang telah menyatu dengan sistem kepercayaan, aturan dan budaya yang selanjutnya di aplikasikan di dalam tradisi dan mitos sejak waktu yang cukup lama. Masyarakat nelayan pada dasarnya masih memiliki rasa kegelisahan ketika melaut, karena mereka langsung turun ke laut tetapi masih belum mengetahui bagaimana kondisi nanti nya ketika melaut. masyarakat pesisir mencari sandaran yang bisa menopang kelancaran pekerjaan sehingga terhindar dari bahaya, menjaga keselamatan jiwa, dan meningkatnya penghasilan. Maka dari itu, masyarakat nelayan memiliki ikatan yang sangat intim dengan kekuatan supranatural yang di praktekan melalui ritual beragama.
5. Penyelamatan Hutan Mangrove (Pesawaran )
Kearifan lokal yang terjadi di pulau Pahawang menjadi satu contoh keberhasilan dalam upaya penyelamatan hutan mangrove di Lampung. Desa Pulau Pahawang memiliki Peraturan Desa (Perdes) Penyelamatan Mangrove yang berisi tentang larangan dan sanksi bagi warga desa maupun pendatang yang menebang pohon mangrove.


6. Way Lima Handak (Lampung Selatan)
- Nyalau : Bagi masyarakat Lampung Selatan yang memiliki sawah, biasanya 1 bulan setelah masa tanam padi, mereka melakukan “bersih-bersih” pada sawah mereka, yaitu membuang rumput (gulma) yang tumbuh mengelilingi tanaman padi mereka.
- Ngebuyu : Ngebuyu merupakan sebuah upacara tradisional sederhana dan singkat. Persiapan dilakukan sehari sebelumnya, yaitu untuk membeli dan merangkai alat upacara. Bahan upacara hanya terdiri dari beras kuning, kemiri, uang (logam dan kertas).
- Pejunjongan : Pejunjongan adalah bangunan semi permanen yang dibangun disekitar rumah sang Baya. Bangunan ini bisa dibuat bergabung dengan rumah si Baya atau terpisah dari rumah si Baya namun tak begitu jauh dari rumah si Baya tersebut, paling maksimal sekitar 10 meter.

7. Paksi Pak Sekala Brak (Lampung Barat)
Kerajaan Sekala Brak dianggap sebagai simbol peradaban, kebudayaan dan eksistensi Orang Lampung. Saibatin sebagai pucuk pimpinan juga tetap eksis mengatur struktur pemerintahan dan prosesi adat. Terpenting, pengakuan, pengabdian dan kesetiaan dari masyarakat adat pun tetap terpelihara dengan baik. Itu dibuktikan dengan adanya iyukh sumbai, tidak ada seorang pun anggota masyarakat adat yang tidak jelas identitasnya. Kata Saibatin dimaknai sebagai Satu Orang Pemilik. Saibatin Kedau Adat/pemilik adat, Saibatin Kedau Harkat/pemilik harkat.
8. Bediom (Lampung Barat)
Bediom adalah suatu adat pindah rumah (lamban) yang umum dilaksanakan oleh warga masyarakat Lampung Barat bagian pesisir. Adat bediom biasanya dilaksanakan pada bulan-bulan yang dianggap baik dalam kalender Islam, seperti Muharam, Maulud atau Bulan Haji dengan waktu pelaksanaan sebelum subuh dan isha (antara pukul 04.30-05.00 pagi).
9. Adat Melinting (Lampung Timur)
Perkawinan masyarakat Lampung yang beradat Melinting memiliki tradisi perkawinan yang terdapat tiga jenis sistem atau bentuk perkawinan, yaitu mesukum (bumbang aji), ngakuk majau (sebumbangan) dan ngibal serbou (mupakat tuha).

3) Nilai Positif dan Mistis dari Kearifan Lokal
Terdapat beberapa kearifan lokal yang ada di pesisir yang mengandung nilai positif dan mistis diantaranya sebagai berikut :

Nilai Positif :
10. Nyalau
Bagi masyarakat Lampung Selatan yang memiliki sawah, biasanya 1 bulan setelah masa tanam padi, mereka melakukan “bersih-bersih” pada sawah mereka, yaitu membuang rumput (gulma) yang tumbuh mengelilingi tanaman padi mereka.

11. Sistem Perladangan Masyarakat Adat Krui (Repong)
Sistem perladangan yang dilakukan oleh masyarakat Adat Krui adalah mengolah hutan. Masyarakat Adat Krui menanam ubi kayu, ubi jalar, padi ladang, pisang, tebu, rambutan, jengkol, petai, duku, durian, pepaya, yang semuanya ini terutama tidak untuk dikonsumsi sendiri, tetapi hasilnya dijual ke pasar.
12. Penyelamatan Hutan Mangrove (Pesawaran )
Kearifan lokal yang terjadi di pulau Pahawang menjadi satu contoh keberhasilan dalam upaya penyelamatan hutan mangrove di Lampung. Desa Pulau Pahawang memiliki Peraturan Desa (Perdes) Penyelamatan Mangrove yang berisi tentang larangan dan sanksi bagi warga desa maupun pendatang yang menebang pohon mangrove.

Nilai Mistis :
1. Ngumbai Lawok
Ritual ini juga menjadi simbol persahabatan antara nelayan dengan laut (manusia dengan alam). Ngumbai lawok dalam pelaksanannya ditandai dengan penyembelihan dan pelarungan kepala kerbau ke laut sebagai wujud rasa terima kasih atas nikmat Tuhan. Ritual ini juga menjadi simbol persahabatan antara nelayan dengan laut (manusia dengan alam).
2. Nadran
Masyarakat pesisir yang mayoritas bermata pencaharian sebagai nelayan merupakan masyarakat yang masih sangat percaya akan hal yang sifat nya gaib, karena masyarakat pesisir pada umum nya memiliki kearifan lokal yang mendorong mereka terhadap suatu pandangan hidup, ilmu pengetahuan, dan pengalaman hidup yang telah di komunikasikan dari generasi ke generasi untuk bertahan hidup dalam lingkungannya yang telah menyatu dengan sistem kepercayaan, aturan dan budaya yang selanjutnya di aplikasikan di dalam tradisi dan mitos sejak waktu yang cukup lama.
3. Ngundang Matu
Daerah pesisir barat terdapat upacara Ngundang Matu, Matu adalah makhluk halus yang mendiami daerah pesisir di desa Way Sindy. Masyarakat meyakini bahwa Matu adalah sosok yang menjaga alam mereka selama ini sehingga terhindar dari bencana dan musibah lainnnya. Matu adalah mitos sejak nenek moyang terdahulu, Ngundang matu adalah suatu acara yang akan dilakukan apabila ada keturunan darah biru atau keturunan kerajaan yang akan melakukan suatu acara besar seperti butayuh (menikah), gelarh adok (upacara pemberian gelar), busunat (sunatan) dan acara lainnya.
In reply to Berti Yolida

Re: Tes Formatif 6

by berliana putri -
Berliana Putri
1913024038

1. 5 kearifan lokal yang ada didaerah pesisir yaitu
a. Nadran
b. Bediom
c. Nyalau
d. Ngebuyu
e. Ngejalang

2. kearifan lokal setiap kabupaten pesisir
a) Tanggamus (tradisi nadran)
Inti upacara nadran adalah mempersembahkan sesajen (yang merupakan ritual dalam agama hindu untuk menghormati roh leluhurnya) kepada penguasa laut agar diberi limpahan hasil laut, sekaligus merupakan ritual tolak bala (keselamatan). Sesajen yang diberikan, disebut ancak, yang berupa anjungan berbentuk replika perahu yang berisi kepala kerbau, kembang tujuh rupa, buah-buahan, makanan khas, dan lain sebagainya. Sebelum dilepaskan ke laut, ancak diarak terlebih dahulu mengelilingi tempat-tempat yang telah ditentukan sambil diiringi dengan berbagai suguhan seni tradisional, seperti tarling, genjring, barongsai, telik sandi, jangkungan, ataupun seni kontemporer (drumband), di setiap acara nadran selalu digelar wayang kulit selama 1 minggu.

b) Lampung Selatan (Nyalau)
Bagi masyarakat Lampung Selatan yang memiliki sawah, biasanya 1 bulan setelah masa tanam padi, mereka melakukan “bersih-bersih” pada sawah mereka, yaitu membuang rumput (gulma) yang tumbuh mengelilingi tanaman padi mereka. Kegiatan membuang gulma ini disebut dengan istilah “Nyalau”. Cara nyalau sendiri adalah dengan cara membuang gulma dari petak sawah atau menenggelamkan gulma tersebut (yang sudah terlebih dahulu dicabut tentunya) kedasar lumpur sawah yang tujuannya agar gulma-gulma tersebut mati dan menjadi pupuk bagi tanaman padi tersebut.

c) Lampung Barat (Bediom)
Bediom adalah suatu adat pindah rumah (lamban) yang umum dilaksanakan oleh warga masyarakat Lampung Barat bagian pesisir. Tradisi Bediom ini tidak hanya dilakukan oleh suatu keluarga ketika akan pindah ke rumah yang baru dibangun, tetapi juga rumah lama yang akan ditempati lagi setelah ditinggalkan oleh penghuni sebelumnya. Adapun tujuannya adalah untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkah yang telah diberikan. Adat bediom biasanya dilaksanakan pada bulan-bulan yang dianggap baik dalam kalender Islam, seperti Muharam, Maulud atau Bulan Haji dengan waktu pelaksanaan sebelum subuh dan isha (antara pukul 04.30-05.00 pagi). Sementara prosesinya sendiri diawali dengan kepala keluarga meninggalkan rumah lama diikuti oleh isteri, anak-anaknya, sanak saudara dan para tetangga menuju ke tempat tinggal baru. Jumlah pengiringnya bergantung pada kemampuan orang yang sedang bediom tersebut. Apabila ia termasuk orang mampu, maka bediom akan berlangsung sangat meriah dengan dihadiri oleh puluhan atau bahkan ratusan orang dan diiringi dengan musik atau lagu tradisional. Namun apabila ekonomi orang yang berdiom hanya “pas-pasan” maka para pengiringnya hanyalah sanak keluarga dan tetangga terdekat saja.

c) pesawaran
Desa Pulau Pahawang memiliki Peraturan Desa (Perdes) Penyelamatan Mangrove yang berisi tentang larangan dan sanksi bagi warga desa maupun pendatang yang menebang pohon mangrove. Perdes tersebut dibuat warga bukan semata-mata karena keberhasilan kampanye NGO lingkungan, tetapi karena adanya kearifan lokal yang muncul kembali setelah terjadinya bencana besar.

d) Lampung Timur (adat melinting)
Terdapat tiga jenis sistem perkawinan, yaitu mesukum (bumbang aji), ngakuk majau (sebumbangan), dan ngibal serbou (mupakat tuha). Mesukum merupakan pernikahan ketika si gadis dibawa ke keluarga pria untuk ditanya kesediaannya menikah. Jika setuju, si gadis diantar kepada keluarganya. Prosesi kemudian dilanjutkan dengan pertunangan. Ngakuk majau adalah pernikahan ketika si gadis dibawa secara diam-diam ke keluarga pria, kemudian keluarga pria mengabarkan maksudnya untuk menikahkan kedua mempelai dengan prosesi berlangsung di tempat keluarga pria. Ngibal serbou adalah pernikahan ketika kedua pihak keluarga telah saling mengenal dan didahului pertunangan.

e) Pesisir Barat (Krui )
Repong damar adalah suatu sistem pengelolaan tanaman perkebunan yang ekosistemnya merupakan hamparan tanaman yang membentuk suatu hutan yang dibudidayakan dikelola oleh masyarakat, Repong merupakan sebutan dalam masyarakat krui untuk menamai kebun hutan yang terdapat didalamnya berbagai jenis tanaman kayu dan pohon buah-buahan yang berbatang tinggi dan di dominasi oleh damar (Shorea javanica). Repong damar bukanlah hutan alami melainkan kebun budidaya yang dilestarikan secara turun temurun.

3. Ya, tedapat nilai positif dan mistis pada setiap kearifan lokal tersebut. Nilai-nilai positif meliputi nilai gotong royong, persatuan, kebersamaan dsb. Nilai-nilai mistis meliputi kepercayaan dengan roh ,benda dan sebagainya. Contohnya pada upacara nadran, nilai mistisnya yaitu mempersembahkan sesajen (yang merupakan ritual dalam agama Hindu untuk menghormati roh leluhurnya) kepada penguasa laut agar diberi limpahan hasil laut, sekaligus merupakan ritual tolak bala (keselamatan). Sedangkan nilai positif yang dapat diambil yaitu kebersamaan dan gotong royong.
In reply to Berti Yolida

Re: Tes Formatif 6

by Rafika Dinda Febriana -
Rafika Dinda Febriana 1953024002 izin menjawab,
1. 5 kearifan lokal di pesisir yaitu ngumbai lawok, bediom, ngebuyu, tradisi nandran, dan nyalau.
2. - Pulau pisang krui (melahang)
Masyarakat pulau pisang banyak menanam cengkeh, memetik cengkeh menjadi pemandangan dan tradisi bagi mereka yang memiliki kebun, sedangkan bagi masyarakat yang tidak memiliki kebun hanya bisa memungut cengkeh yang berjatuhan dari pohonnya, kegiatan ini dinamakan melahang.
- Lampung barat (bediom)
Bediom adalah suatu adat pindah rumah (lamban) yang umum dilaksanakan oleh warga masyarakat lampung barat bagian pesisir. Adat bediom biasanya dilaksanakan pada bulan-bulan yang dianggap baik dalam kalender islam, seperti muharam, maulud atau bulan haji dengan waktu pelaksanaan sebelum subuh dan isha (antara pukul 04.30-05.00 pagi).
- Pesawaran (penyelamatan mangrove)
Desa pulau pahawang memiliki peraturan desa (perdes) penyelamatan mangrove yang berisi tentang larangan dan sanksi bagi warga desa maupun pendatang yang menebang pohon mangrove. Perdes tersebut dibuat warga bukan semata-mata karena keberhasilan kampanye ngo lingkungan, tetapi karena adanya kearifan lokal yang muncul kembali setelah terjadinya bencana besar.
- Lampung barat (bediom)
Bediom adalah suatu adat pindah rumah (lamban) yang umum dilaksanakan oleh warga masyarakat lampung barat bagian pesisir. Adat bediom biasanya dilaksanakan pada bulan-bulan yang dianggap baik dalam kalender islam, seperti muharam, maulud atau bulan haji dengan waktu pelaksanaan sebelum subuh dan isha (antara pukul 04.30-05.00 pagi). Prosesinya sendiri diawali dengan kepala keluarga meninggalkan rumah lama diikuti oleh isteri, anak-anaknya, sanak saudara dan para tetangga menuju ke tempat tinggal baru. Tradisi bediom ini tidak hanya dilakukan oleh suatu keluarga ketika akan pindah ke rumah yang baru dibangun.
- Tanggamus (tradisi nadran)
Inti upacara nadran adalah mempersembahkan sesajen (yang merupakan ritual dalam agama hindu untuk menghormati roh leluhurnya) kepada penguasa laut agar diberi limpahan hasil laut, sekaligus merupakan ritual tolak bala (keselamatan). Sesajen yang diberikan, disebut ancak, yang berupa anjungan berbentuk replika perahu yang berisi kepala kerbau, kembang tujuh rupa, buah-buahan, makanan khas, dan lain sebagainya
- Bandar lampung rajabasa (ngebuyu)
Tradisi ini dilaksanakan paling lama 9-10 hari setelah bayi lahir. Selama waktu tersebut, bayi tidak boleh dibawa keluar rumah sebelum berumur 9 hari dimana seluruh aktifitas dilakukan di dalam rumah. Setelah lebih dari 9 hari, sang bayi baru boleh berada di luar dan boleh dibawa mandi ke sungai (kabuyon atau diduayon). Tradisi ngebuyu merupakan syarat yang wajib dilakukan sebelum aqiqah, yaitu kurban hewan dalam syariat islam (bartoven, 2015: 74). Dalam aturan pelaksanaan, apabila tradisi ngebuyu pada anak pertama dilakukan pada hari kedua (dalam masa 9 hari), maka anak kedua dan seterusnya akan mengikuti pelaksanaan tradisi ngebuyu pada hari kedua juga
3. - nilai positf dari melahang yaitu bagi pemilik pohon cengkeh yang mau berbagi rezeki dengan membiarkan siapapun bisa mengambil cengkeh yang telah jatuh dari pohonnya
- nilai positif dari penyelamatan mangrove yaitu \ dapat melestarikan ekosistem mangrove agar tetap lestari dengan tidak menebang
- nilai positif dari bediom yaitu ketika melakukan atau memulai apapun hendaknya didahului dengan sikap dan niat yang baik agar diberikan keberkahan kedepannya
- nilai mistis pada tradisi nadran yaitu masayarakat memberikan sesajen kepada penguasa laut agar diberi limpahan hasil laut, sekaligus merupakan ritual tolak bala (keselamatan).
- nilai positif dari ngbuyu adalah menjaga keselamatan anak bayi yang baru lahir
In reply to Berti Yolida

Re: Tes Formatif 6

by Komang Ayu Juni Harsini -
Selamat malam ibu dan teman teman
Komang Ayu Juni Harsini
1913024042
Izin menjawab tes formatif kali ini
1. 5 kearifan lokal di pesisir
- Nandran
- Bediom
- Ngumbai lawok
- Ngejalang
- Ngumbai atakh

2. Contoh kearifan lokal di masyarakat pesisir

1. Lampung Barat (Bediom)
Tradisi bediom merupakan salah satu tradisi pindah rumah yang sering dilakukan oleh masyarakat pesisir barat. tradisi ini tidak hanya dilaksanakan oleh suatu keluarga ketika akan pindah ke rumah yang baru dibangun namun juga rumah lama yang akan ditempati lagi setelah ditinggalkan oleh penghuni sebelumnya.

2. Pesisir Barat (Ngejalang)
Tradisi ngejalang merupakan kan tradisi yang dilaksanakan pada satu hari sebelum bulan Ramadhan dan 1 hari sebelum hari raya idul Fitri.

3. Lampung Timur ( Adat Melinting )
Perkawinan masyarakat Lampung yang beradat Melinting memiliki tradisi perkawinan yang terdapat tiga jenis sistem atau bentuk perkawinan, yaitu mesukum (bumbang aji), ngakuk majau (sebumbangan) dan ngibal serbou (mupakat tuha).

4. Lampung Selatan (Pejunjongan)
Pejunjongan adalah bangunan semi permanen yang dibangun disekitar rumah sang Baya. Bangunan ini bisa dibuat bergabung dengan rumah si Baya atau
terpisah dari rumah si Baya namun tak begitu jauh dari rumah si Baya tersebut, paling maksimal sekitar 10 meter.
Hampir semua acara besar orang Lampung Selatan seperti khitanan dan pernikahan pasti membutuhkan pejunjongan. Pejunjongan ini dibangun secara gotong-royong oleh bapak-bapak didesa dan dibangun sekitar 1 minggu sebelum
acara dimulai.

5. Tanggamus (Tradisi Nadran)
Tradisi Nadran merupakan suatu upacara adat yang rutin di adakan oleh masyarakat pesisir yang hidup nya sangat bergantung terhadap hasil laut. Tradisi
Nadran merupakan tradisi tahunan yang dilaksanakan oleh masyarakat pesisir yang pelaksanaannya dipimpin tetua adat yang pada dasarnya tradisi tersebut memiliki tujuan dan makna yang baik dalam memenuhi kebutuhan hidup, karena memiliki nilai ekonomi yaitu adanya kegiatan transaksi ekonomi lainnya disamping
menikmati hiburan-hiburan yang sedang ditampilkan.

3. Setiap kearifan lokal memiliki nilai positif san nilai mistisnya. Karena masyarakat Lampung pesisir percaya bahwa semua rahmat dan rezeki berasal dari sang Kuasa. Sehingga kebanyakan kearifan lokal melakukan ritual ritual khusus untuk menghormati dan sebagai rasa terima kasih atas rezeki yang telah di dapat. Dan nilai positifnya, masyarakat akan lebih menghargai dan melestarikan berbagai sumber daya alam yang disekitarnya.

Sekian Terima kasih ibu...
In reply to Berti Yolida

Re: Tes Formatif 6

by Inggrid Purwaningtyas -
Inggrid Purwaningtyas
1913024040

1. 5 Kearifan lokal pesisir
a) Tradisi Nadran
b) Nyalau
c) Ngebuyu
d) Bediom
e.) Tradisi Penyelamatan Mangrove

2. a) Tanggamus (Tradisi Nadran)
Nadran sebenarnya merupakan suatu tradisi hasil akulturasi budaya Islam dan Hindu yang diwariskan sejak ratusan tahun secara turun-temurun. Kata nadran sendiri, menurut sebagian masyarakat, berasal dari kata nazar yang mempunyai makna dalam agama Islam: pemenuhan janji. Adapun inti upacara nadran adalah mempersembahkan sesajen (yang merupakan ritual dalam agama Hindu untuk menghormati roh leluhurnya) kepada penguasa laut agar diberi limpahan hasil laut, sekaligus merupakan ritual tolak bala (keselamatan).
Sesajen yang diberikan, disebut ancak, yang berupa anjungan berbentuk replika perahu yang berisi kepala kerbau, kembang tujuh rupa, buah-buahan, makanan khas, dan lain sebagainya. Sebelum dilepaskan ke laut, ancak diarak terlebih dahulu mengelilingi tempat-tempat yang telah ditentukan sambil diiringi dengan berbagai suguhan seni tradisional, seperti tarling, genjring, barongsai, telik sandi, jangkungan, ataupun seni kontemporer (drumband), di setiap acara nadran selalu digelar wayang kulit selama 1 minggu.

b) Lampung Selatan (Nyalau dan Ngebuyu)
-Nyalau
Bagi masyarakat Lampung Selatan yang memiliki sawah, biasanya 1 bulan setelah masa tanam padi, mereka melakukan “bersih-bersih” pada sawah mereka, yaitu membuang rumput (gulma) yang tumbuh mengelilingi tanaman padi mereka. Kegiatan membuang gulma ini disebut dengan istilah “Nyalau”. Cara nyalau sendiri adalah dengan cara membuang gulma dari petak sawah atau menenggelamkan gulma tersebut (yang sudah terlebih dahulu dicabut tentunya) kedasar lumpur sawah yang tujuannya agar gulma-gulma tersebut mati dan menjadi pupuk bagi tanaman padi tersebut

- Ngebuyu
Ngebuyu merupakan sebuah upacara tradisional sederhana dan singkat. Persiapan dilakukan sehari sebelumnya, yaitu untuk membeli dan merangkai alat upacara. Bahan upacara hanya terdiri dari beras kuning, kemiri, uang (logam dan kertas), kertas hias, kayu/bambu, lem, dan permen. Kertas hias warna (biasanya berwarna merah dan putih), kayu/bambu, dan lem digunakan untuk merangkai uang kertas dan permen hingga menyerupai pohon. Puncak pohon buatan tersebut diberi foto sang anak yang akan Ngabuyu. Beras kuning, kemiri, dan uang (logam dan receh) ditaruh dalam sebuah baskom yang sudah diberi alas sehelai kain. Tradisi ini dilaksanakan paling lama 9-10 hari setelah bayi lahir. Selama waktu tersebut, bayi tidak boleh dibawa keluar rumah sebelum berumur 9 hari dimana seluruh aktifitas dilakukan di dalam rumah. Setelah lebih dari 9 hari, sang bayi baru boleh berada di luar dan boleh dibawa mandi ke sungai (kabuyon atau diduayon). Tradisi Ngebuyu merupakan syarat yang wajib dilakukan sebelum Aqiqah, yaitu kurban hewan dalam syariat Islam.

c) Lampung Barat (Bediom)
Bediom adalah suatu adat pindah rumah (lamban) yang umum dilaksanakan oleh warga masyarakat Lampung Barat bagian pesisir. Tradisi Bediom ini tidak hanya dilakukan oleh suatu keluarga ketika akan pindah ke rumah yang baru dibangun, tetapi juga rumah lama yang akan ditempati lagi setelah ditinggalkan oleh penghuni sebelumnya. Adapun tujuannya adalah untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkah yang telah diberikan.
Adat bediom biasanya dilaksanakan pada bulan-bulan yang dianggap baik dalam kalender Islam, seperti Muharam, Maulud atau Bulan Haji dengan waktu pelaksanaan sebelum subuh dan isha (antara pukul 04.30-05.00 pagi). Sementara prosesinya sendiri diawali dengan kepala keluarga meninggalkan rumah lama diikuti oleh isteri, anak-anaknya, sanak saudara dan para tetangga menuju ke tempat tinggal baru.

d) Pesawaran (Tradisi Penyelamatan Mangrove)
Desa Pulau Pahawang memiliki Peraturan Desa (Perdes) Penyelamatan Mangrove yang berisi tentang larangan dan sanksi bagi warga desa maupun pendatang yang menebang pohon mangrove. Perdes tersebut dibuat warga bukan semata-mata karena keberhasilan kampanye NGO lingkungan, tetapi karena adanya kearifan lokal yang muncul kembali setelah terjadinya bencana besar. Lampung memang punya kearifan lokal yang kuat. Etnik ini punya filosofi piil pesenggiri atau menjaga benar martabatnya. Mereka tidak mau terus-terusan malu dengan kondisi alam yang makin rusak. Mereka mau bergerak, berupaya memperbaiki kesalahan di masa lampau. Termasuk menjaga dengan baik lingkungan di sekitar.

3. Nilai positif dan nilai mistis:
a) Tradisi Nadran: nilai mistis. pada tradisi Nadran, terdapat ritual mistis yaitu mempersembahkan sesajen (yang merupakan ritual dalam agama Hindu untuk menghormati roh leluhurnya) kepada penguasa laut agar diberi limpahan hasil laut, sekaligus merupakan ritual tolak bala (keselamatan).
Sesajen yang diberikan, disebut ancak, yang berupa anjungan berbentuk replika perahu yang berisi kepala kerbau, kembang tujuh rupa, buah-buahan, makanan khas, dan lain sebagainya. Sebelum dilepaskan ke laut, ancak diarak terlebih dahulu mengelilingi tempat-tempat yang telah ditentukan sambil diiringi dengan berbagai suguhan seni tradisional, seperti tarling, genjring, barongsai, telik sandi, jangkungan, ataupun seni kontemporer (drumband), di setiap acara nadran selalu digelar wayang kulit selama 1 minggu.

Nilai positif: merupakan tradisi untuk menunjukkan ucapan rasa syukur yang amat tulus muncul dari masyarakat pesisir atas penghasilan yang didapat dari hasil laut dan mengharapkan peningkatan atau hasil yang lebih baik dari tahun sebelumnya. Serta meminta kepada sang pencipta untuk di jauhkan dari bencana atau bala ketika sedang mencari nafkah di laut.

b) Nyalau: memiliki nilai postitif dalam mengeratkan tali silaturahmi dan tradisi saling tolong-menolong antar anggota masyarakat dalam kegiatan membersihkan sawah

c) Ngebuyu: memiliki nilai positif dimana merupakan sebagai ungkapan rasa bersyukur karena telah dikaruniai anak serta nilai kegotongroyongan, tolong menolong, dan meningkatkan silaturrahmi serta mempererat hubungan baik antar kerabat maupun antar tetangga

d) Bediom: memiliki nilai positif yaitu ucapan syukur kepada Tuhan karena telah diberi berkah serta nilai gotong royong dan kekeluargaan antar keluarga ataupun tetangga, serta nilai agama

e) Penyelamatan Mangrove: memiliki nilai positif terutama terhadap lingkungan hutan mangrove, masyarakat saling peduli dengan lingkungan dan malu jika lingkungan tersebut rusak. oleh karena itu tradisi ini sangat positif dalam penyelamatan ekologi.
In reply to Berti Yolida

Re: Tes Formatif 6

by Catharina Anandasari -
Nama : Catharina Anandasari
NPM : 1913024022
1. Tuliskan 5 kearifan lokal pesisir
  • Tradisi Nadran
  • Kearifan lokal di pulau Pahawang upaya penyelamatan hutan mangrove di Lampung
  • Nyalau
  • Ngebuyu
  • Bediom
2. Tuliskan dan jelaskan masing-masing satu contoh kearifan lokal di setiap kabupaten yang termasuk pesisir
  • Tanggamus (Tradisi Nadran) merupakan suatu upacara adat yang rutin di adakan oleh masyarakat pesisir yang hidup nya sangat bergantung terhadap hasil laut. Tradisi Nadran merupakan tradisi tahunan yang dilaksanakan oleh masyarakat pesisir yang pelaksanaannya dipimpin tetua adat yang pada dasarnya tradisi tersebut memiliki tujuan dan makna yang baik dalam memenuhi kebutuhan hidup. Inti upacara nadran adalah mempersembahkan sesajen
  • Pesawaran Kearifan lokal yang terjadi di pulau Pahawang menjadi satu contoh keberhasilan dalam upaya penyelamatan hutan mangrove di Lampung. Desa Pulau Pahawang memiliki Peraturan Desa (Perdes) Penyelamatan Mangrove yang berisi tentang larangan dan sanksi bagi warga desa maupun pendatang yang menebang pohon mangrove.
  • Lampung Selatan (Nyalau) Bagi masyarakat Lampung Selatan yang memiliki sawah, biasanya 1 bulan setelah masa tanam padi, mereka melakukan “bersih-bersih” pada sawah mereka, yaitu membuang rumput (gulma) yang tumbuh mengelilingi tanaman padi mereka. Kegiatan membuang gulma ini disebut dengan istilah “Nyalau”. Cara nyalau sendiri adalah dengan cara membuang gulma dari petak sawah atau menenggelamkan gulma tersebut.
  • Lampung Barat (Bediom) suatu adat pindah rumah (lamban) yang umum dilaksanakan oleh warga masyarakat Lampung Barat bagian pesisir. Tradisi Bediom ini tidak hanya dilakukan oleh suatu keluarga ketika akan pindah ke rumah yang baru dibangun, tetapi juga rumah lama yang akan ditempati lagi setelah ditinggalkan oleh penghuni sebelumnya.
  • Lampung Timur (adat melinting) Selain masyarakat adat Saibatin dan juga Pepadun, terdapat masyarakat adat Melinting yang hanya terdapat di daerah sebagian Lampung Timur. Suku Lampung Melinting secara geografis saat ini masuk wilayah Kabupaten Lampung Timur yang tersebar antara daerah Labuhan Maringgai sampai Tanjung Aji.
  • Pesisir Barat (Krui) suku Krui atau Kroi adalah salah satu subsuku/bagian dari suku Lampung yang bermukim di kabupaten Pesisir Barat, Lampung. Suku Krui diperkirakan berjumlah 30.000 jiwa.Suku Krui menggunakan dialek Lampung yang memiliki pelafalan 'a' jelas.
3. Adanya Nilai positif dan nilai mistis dalam setiap kearifan lokal hal ini dikarenakan masyarakat lampung daerah pesisir yang hidup sekarang ini tetep mempertahankan tradisi yang diturunkan oleh nenel moyang mereka. Bentuk kearifan lokal di masyarakat daerah peisir dari segi nilai positif dan nilai mistisnya dapat tercerminkan sebagai berikut :
  • Kearifan lokal Tradisi Nadran : memiliki nilai positif dan nilai mistisnya. Nilai positif dari tradisi ini adalah sebagai ucapan syukur kepada alam terhadap hasil laut. Sedangkan, nilai mistisnya dimana masyarakat memberikan sesajen kepada penguasa laut agar diberi limpahan hasil laut, sekaligus merupakan ritual tolak bala (keselamatan).
  • Kearifan lokal di pulau Pahawang : upaya penyelamatan hutan mangrove di Lampung. Ini memiliki nilai positif. Mangrove yang bermanfaat bagi kehidupan adalah akan menyerap semua jenis logam berbahaya dan membuat kualitas air menjadi lebih bersih. Sehingga kearifan lokal ini memberikan nilai positif bagi masyarakat di pulau Pahawang selain untuk menjaga kelestarian mangrove juga terhindar dari logam bahaya serta membuat kualitas air bersih juga dirasakan bagi masyarakat sekitar pulau pahawang.
  • Kearifan lokal Nyalau : Kegiatan membuang gulma. Kegiatan ini memberikan nilai positif, dengan dibersihkannya gulma-gulma pada tanaman padi akan menjadi tumbuh lebih subur. Apabila tidak membersihkan tanaman dari gulma, hama, maupun parasit yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman yang ditanam. Sehingga, Nyalau sangat memiliki nilai positif dalam pertanian masyarakat lampung selatan
In reply to Berti Yolida

Re: Tes Formatif 6

by Nigita Kusuma Ningrum -
Nigita Kusuma Ningrum
1913024020

1. 5 Kearifan Lokal Pesisir
a. Bediom
b. Ngumbai lawok
c. Tradisi nandran
d. Ngebuyu
e. Nyalau

2. Contoh kearifan lokal di setip kabupaten yang termasuk pesisir
1. Tanggamus (Tradisi Nadran)
Tradisi Nadran merupakan suatu upacara adat yang rutin di adakan oleh masyarakat pesisir yang hidup nya sangat bergantung terhadap hasil laut. Tradisi Nadran merupakan tradisi tahunan yang dilaksanakan oleh masyarakat pesisir yang pelaksanaannya dipimpin tetua adat yang pada dasarnya tradisi tersebut memiliki tujuan dan makna yang baik dalam memenuhi kebutuhan hidup, karena miliki nilai ekonomi yaitu adanya kegiatan transaksi ekonomi lainnya disamping menikmati hiburan-hiburan yang sedang ditampilkan. Tradisi Nadran termasuk bentuk interaksi manusia kepada sang pencipta atau Tuhan. Interaksi ini merupakan ucapan rasa syukur yang amat tulus muncul dari sebuah ekspresi yang dimiliki manusia dalam menjalani kehidupan. Muncul nya rasa syukur pada masyarakat pesisir melatar belakangin akan rasa syukur atas penghasilan yang didapat dari hasil laut dan mengharapkan peningkatan atau hasil yang lebih baik dari tahun sebelumnya. Serta meminta kepada sang pencipta untuk di jauhkan dari bencana atau bala ketika sedang mencari nafkah di laut.
2. Lampung Selatan (Nyalau)
Bagi masyarakat Lampung Selatan yang memiliki sawah, biasanya 1 bulan setelah masa tanam padi, mereka melakukan “bersih-bersih” pada sawah mereka, yaitu membuang rumput (gulma) yang tumbuh mengelilingi tanaman padi mereka. Kegiatan membuang gulma ini disebut dengan istilah “Nyalau”. Cara nyalau sendiri adalah dengan cara membuang gulma dari petak sawah atau menenggelamkan gulma tersebut (yang sudah terlebih dahulu dicabut tentunya) kedasar lumpur sawah yang tujuannya agar gulma-gulma tersebut mati dan menjadi pupuk bagi tanaman padi tersebut. Sebagaimana halnya dengan jenis kearifan lokal lain dibelahan bumi nusantara lainnya, kegiatan nyalau inipun memiliki segi positif dalam mengeratkan tali silaturahmi dan tradisi saling tolongmenolong antar anggota masyarakat.
3. Lampung Timur (adat melinting)
Terdapat tiga jenis sistem perkawinan, yaitu mesukum (bumbang aji), ngakuk majau (sebumbangan), dan ngibal serbou (mupakat tuha). Mesukum merupakan pernikahan ketika si gadis dibawa ke keluarga pria untuk ditanya kesediaannya menikah. Jika setuju, si gadis diantar kepada keluarganya. Prosesi kemudian dilanjutkan dengan pertunangan. Ngakuk majau adalah pernikahan ketika si gadis dibawa secara diam-diam ke keluarga pria, kemudian keluarga pria mengabarkan maksudnya untuk menikahkan kedua mempelai dengan prosesi berlangsung di tempat keluarga pria. Ngibal serbou adalah pernikahan ketika kedua pihak keluarga telah saling mengenal dan didahului pertunangan.
4. Lampung Selatan (Penjunjongan)
Pejunjongan adalah bangunan semi permanen yang dibangun disekitar rumah sang Baya. Bangunan ini bisa dibuat bergabung dengan rumah si Baya atau terpisah dari rumah si Baya namun tak begitu jauh dari rumah si Baya tersebut, paling maksimal sekitar 10 meter.
Bentuknya bisa menyerupai rumah, disesuaikan dengan tekstur rumah si Baya. Contohnya bila rumah si Baya berbentuk panggung, maka biasanya bentuk pejunjongan-nya juga berbentuk panggung, dan bila rumah si Baya berbentuk rumah beton, maka pejunjongan juga dibangun langsung beralaskan tanah yang dilapik dengan alas diatasnya. Biasanya, fungsi pejunjongan ini adalah untuk menerima tamu. Tamu-tamu yang tidak kebagian tempat duduk diruang utama si Baya bisa duduk dipejunjongan saat acara berlangsung. Atau juga, pejunjongan bisa digunakan oleh para ibu-ibu sebagai dapur masak (biasanya pejunjongan ini digunakan untuk pejunjongan beralaskan tanah), digunakan oleh ibu-ibu untuk menyediak an masakan bagi tamu atau bahkan untuk kegiatan mencuci piring tamu (biasanya pejunjongan seperti ini dibangun dibelakang/didapur rumah si Baya).
Hampir semua acara besar orang Lampung Selatan seperti khitanan dan pernikahan pasti membutuhkan pejunjongan. Pejunjongan ini dibangun secara gotong-royong oleh bapak-bapak didesa dan dibangun sekitar 1 minggu sebelum acara dimulai.
5. Lampung Barat (Bediom)
Bediom adalah suatu adat pindah rumah (lamban) yang umum dilaksanakan oleh warga masyarakat Lampung Barat bagian pesisir. Tradisi Bediom ini tidak hanya dilakukan oleh suatu keluarga ketika akan pindah ke rumah yang baru dibangun, tetapi juga rumah lama yang akan ditempati lagi setelah ditinggalkan oleh penghuni sebelumnya. Adapun tujuannya adalah untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkah yang telah diberikan. Adat bediom biasanya dilaksanakan pada bulan-bulan yang dianggap baik dalam kalender Islam, seperti Muharam, Maulud atau Bulan Haji dengan waktu pelaksanaan sebelum subuh dan isha (antara pukul 04.30-05.00 pagi). Sementara prosesinya sendiri diawali dengan kepala keluarga meninggalkan rumah lama diikuti oleh isteri, anak-anaknya, sanak saudara dan para tetangga menuju ke tempat tinggal baru. Jumlah pengiringnya bergantung pada kemampuan orang yang sedang bediom tersebut. Apabila ia termasuk orang mampu, maka bediom akan berlangsung sangat meriah dengan dihadiri oleh puluhan atau bahkan ratusan orang dan diiringi dengan musik atau lagu tradisional. Namun apabila ekonomi orang yang berdiom hanya “pas-pasan” maka para pengiringnya hanyalah sanak keluarga dan tetangga terdekat saja.

3. nilai positif dan nilai mistis dalam stiap kearifan lokal tersebut
Tradisi Nadran: nilai mistis. pada tradisi Nadran, terdapat ritual mistis yaitu mempersembahkan sesajen (yang merupakan ritual dalam agama Hindu untuk menghormati roh leluhurnya) kepada penguasa laut agar diberi limpahan hasil laut, sekaligus merupakan ritual tolak bala (keselamatan). Sesajen yang diberikan, disebut ancak, yang berupa anjungan berbentuk replika perahu yang berisi kepala kerbau, kembang tujuh rupa, buah-buahan, makanan khas, dan lain sebagainya. Sebelum dilepaskan ke laut, ancak diarak terlebih dahulu mengelilingi tempat-tempat yang telah ditentukan sambil diiringi dengan berbagai suguhan seni tradisional, seperti tarling, genjring, barongsai, telik sandi, jangkungan, ataupun seni kontemporer (drumband), di setiap acara nadran selalu digelar wayang kulit selama 1 minggu.
Nilai positif: merupakan tradisi untuk menunjukkan ucapan rasa syukur yang amat tulus muncul dari masyarakat pesisir atas penghasilan yang didapat dari hasil laut dan mengharapkan peningkatan atau hasil yang lebih baik dari tahun sebelumnya. Serta meminta kepada sang pencipta untuk di jauhkan dari bencana atau bala ketika sedang mencari nafkah di laut.
In reply to Berti Yolida

Re: Tes Formatif 6

by Rima Mei Yanti -
Saya Rima Mei Yanti NPM 1913024007 izin menjawab,
Kearifan lokal masyarakat saibatin :
1. Ngumbai lawok
2. Paksi Pak Sekala Brak
3. Ngumbai atakh
4. Bediom
5. Ngebuyu

Kearifan lokal di beberapa kabupaten :
1. Lampung selatan (Tradisi Nyalau)
Tradisi nyalau merupakan kegiatan masyarakat dalam pertanian yaitu membuang gulma dari petak sawah atau menenggelamkan gulma tersebut (yang sudah terlebih dahulu dicabut tentunya) kedasar lumpur sawah yang tujuannya agar gulma-gulma tersebut mati dan menjadi pupuk bagi tanaman padi tersebut.
2. Tanggamus (Tradisi Nadran)
Tradisi nadran merupakan upacara mempersembahkan sesaji kepada penguasa laut agar diberi limpahan hasil laut, sekaligus merupakan ritual tolak bala (keselamatan).
3. Pesawaran (Penyelamatan Mangrove)
Desa Pulau Pahawang memiliki Peraturan Desa (Perdes) Penyelamatan Mangrove yang berisi tentang larangan dan sanksi bagi warga desa maupun pendatang yang menebang pohon mangrove.
4. Lampung Barat (Bediom)
Bediom adalah suatu adat pindah rumah (lamban) yang umum dilaksanakan oleh warga masyarakat Lampung Barat bagian pesisir. Adat bediom biasanya dilaksanakan pada bulan-bulan yang dianggap baik dalam kalender Islam, seperti Muharam, Maulud atau Bulan Haji dengan waktu pelaksanaan sebelum subuh dan isha (antara pukul 04.30-05.00 pagi).
5. Lampung Timur ( Adat Melinting )
Perkawinan masyarakat Lampung yang beradat Melinting memiliki tradisi perkawinan yang terdapat tiga jenis sistem atau bentuk perkawinan, yaitu mesukum (bumbang aji), ngakuk majau (sebumbangan) dan ngibal serbou (mupakat tuha).

Adakah nilai positif dan nilai mistis dari kearifan lokal yang ada dipesisir lampung :
Dari semua kearifan lokal yang ada dilampung, memiliki banyak sekali nilai-nilai positif yang bisa diambil yaitu, selalu bersyukur atas pemberian tuhan, lalu menjaga dan melestarikan alam yang ada didaerah masing-masing, dan mengutamakan kebersamaan dan kekeluargaan dalam kehidupan bermasyarakat.
Nilai mistis juga terdapat pada beberapa kearifan lokal pesisir yaitu ngumbai lawok, ngumbai atakh, lalu tradisi nadran.
In reply to Berti Yolida

Re: Tes Formatif 6

by Tazkya Aulia -
Tazkya Aulia Rahma
1913024036

1. 5 kearifan lokal pesisir
a. Tradisi nandran
b. Ngumbai lawok
c. Repong damar
d. Ngejalang
e. Paksi pak sekala brak

2. Contoh kearifan local disetiap kabupaten
a. Tradisi nadran (Tanggamus); upacara yang mempersembahkan sesajen (yang merupakan ritual dalam agama hindu untuk menghormati roh leluhurnya) kepada penguasa laut agar diberi limpahan hasil laut, sekaligus merupakan ritual tolak bala (keselamatan). Sesajen yang diberikan, disebut ancak, yang berupa anjungan berbentuk replika perahu yang berisi kepala kerbau, kembang tujuh rupa, buah-buahan, makanan khas, dan lain sebagainya. Sebelum dilepaskan ke laut, ancak diarak terlebih dahulu mengelilingi tempat-tempat yang telah ditentukan sambil diiringi dengan berbagai suguhan seni tradisional, seperti tarling, genjring, barongsai, telik sandi, jangkungan, ataupun seni kontemporer (drumband), di setiap acara nadran selalu digelar wayang kulit selama 1 minggu.
b. Ngumbai Lawok (Krui); merupakan acara syukuran adat masyarakat Lampung Pesisir (utamanya di Kabupaten Pesisir Barat) atas rahmat Tuhan yang telah mereka peroleh dari laut. Ngumbai lawok dilaksanakan sebagai ungkapan rasa syukur atas banyaknya tangkapan ikan, dengan harapan agar berlimpah hasil tangkapan juga keramahan laut terus bertambah, dan meningkat. Ngumbai lawok merupakan ritual melarung berbagai sesaji ke laut sebagai ungkapan syukur atas rezeki yang diperoleh selama satu tahun. Tradisi ini lahir dari pemahaman nelayan setempat bahwa laut adalah lahan untuk mencari nafkah. Sehingga, laut harus dibersihkan, dijaga, dan dirawat dengan melakukan ngumbai lawok yang dalam pelaksanannya ditandai dengan penyembelihan dan pelarungan kepala kerbau ke laut sebagai wujud rasa terima kasih atas nikmat Tuhan. Ritual ini juga menjadi simbol persahabatan antara nelayan dengan laut (manusia dengan alam).
c. Repong (Krui); meupakan sistem perladangan yang dilakukan oleh masyarakat Adat Krui adalah mengolah hutan. Masyarakat Adat Krui menanam ubi kayu, ubi jalar, padi ladang, pisang, tebu, rambutan, jengkol, petai, duku, durian, pepaya, yang semuanya ini terutama tidak untuk dikonsumsi sendiri, tetapi hasilnya dijual ke pasar.
d. Ngejalang (Pesisir Barat); ilaksanakan pada satu hari sebelum bulan Ramadhan, satu hari sebelum Idul Fitri serta minggu pertama bulan Syawal setiap tahunnya, dan diikuti oleh lapisan masyarakat. Ngejalang dilakukan dalam beberapa tahapan. Pertama, pada tanggal satu han sebelum masuk Ramadhan digelar Ngejalang Kukhuk, satu hari sebelum hari Raya Idhul Fitri digelar Ngejalang Keluarga, 2 syawal digelar Ngejalang pangan, dilanjutkan pada tanggal 4 Syawal Ngejalang Kubur. Waktu pelaksanaan secara bergiliran setiap pekon atau marga.
e. Paksi Pak Sekala Brak (Lampung Barat); Paksi Pak Sekala Brak adalah kerajaan adat di Provinsi Lampung. Secara adminstratif kepemerintahan saat ini, lokasi Kerajaan adat Paksi Pak Sekala Brak berada di wilayah Kabupaten Lampung Barat. Sesuai namanya, kerajaan adat Paksi Pak (empat paksi) Sekala Brak terdiri empat paksi yang masing-masing dipimpin seorang sultan: Paksi Buay Pernong, Paksi Buay Belenguh, Paksi Buay Bejalan Diway dan Paksi Buay Nyerupa.

3. Ya, tentu saja ada nilai positif dan mistis dalam setiap kearifan lokal, sebagai contoh yaitu tradisi nadran yang mengandung nilai mistis dimana masayarakat memberikam sesajen kepada penguasa laut agar diberi limpahan hasil laut, sekaligus merupakan ritual tolak bala (keselamatan). Kemudian nialai positif dari kearifan lokal Paksi Pak Sekala Brak yang dapat mengajarkan kita tentang kehidupan sosial yang saling menghargai dan gotong royong.
In reply to Berti Yolida

Re: Tes Formatif 6

by Rifki Muhaimin -
Nama: Rifki Muhaimin Syahputra
npm: 1913024044

1. a. Bediom
b. ngebuyu
c. nyalau
d. ngumbaik lawok
e. repong damar

2.
A. Tanggamus (Tradisi Nadran)
Tradisi Nadran merupakan suatu upacara adat yang rutin di adakan oleh masyarakat pesisir yang hidup nya sangat bergantung terhadap hasil laut Sesajen yang diberikan, disebut ancak, yang berupa anjungan berbentuk replika perahu yang berisi kepala kerbau, kembang tujuh rupa, buah-buahan, makanan khas, dan lain sebagainya. Sebelum dilepaskan ke laut, ancak diarak terlebih dahulu mengelilingi tempat-tempat yang telah ditentukan sambil diiringi dengan berbagai suguhan seni tradisional, seperti tarling, genjring, barongsai, telik sandi, jangkungan, ataupun seni kontemporer (drumband), di setiap acara nadran selalu digelar wayang kulit selama 1 minggu

b. Pesawaran
Kearifan lokal yang terjadi di pulau Pahawang menjadi satu contoh keberhasilan dalam upaya penyelamatan hutan mangrove di Lampung. Desa Pulau Pahawang memiliki Peraturan Desa (Perdes) Penyelamatan Mangrove yang berisi tentang larangan dan sanksi bagi warga desa maupun pendatang yang menebang pohon mangrove. Perdes tersebut dibuat warga bukan semata-mata karena keberhasilan kampanye NGO lingkungan, tetapi karena adanya kearifan lokal yang muncul kembali setelah terjadinya bencana besar.
c. Lampung Selatan ( Marga Way Lima Handak)
1. Nyalau
Bagi masyarakat Lampung Selatan yang memiliki sawah, biasanya 1 bulan setelah masa tanam padi, mereka melakukan “bersih-bersih” pada sawah mereka, yaitu membuang rumput (gulma) yang tumbuh mengelilingi tanaman padi mereka. Kegiatan membuang gulma ini disebut dengan istilah “Nyalau

d. Lampung Barat
Paksi Pak Sekala Brak
Paksi Pak Sekala Brak adalah kerajaan adat di Provinsi Lampung. Secara adminstratif kepemerintahan saat ini, lokasi Kerajaan adat Paksi Pak Sekala Brak berada di wilayah Kabupaten Lampung Barat. Sesuai namanya, kerajaan adat Paksi Pak (empat paksi) Sekala Brak terdiri empat paksi yang masing-masing dipimpin seorang sultan: Paksi Buay Pernong, Paksi Buay Belenguh, Paksi Buay Bejalan Diway dan Paksi Buay Nyerupa.

e. Pesisir Barat (Krui)
Repong damar merupakan kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat Krui Lampung Pesisir Barat secara turun temurun dari sejak jaman pemerintahan Kolonial Belanda. Repong damar adalah suatu sistem pengelolaan tanaman perkebunan yang ekosistemnya merupakan hamparan tanaman yang membentuk suatu hutan yang dibudidayakan dikelola oleh masyarakat

e. Lampung timur (pernikahan adat melinting)
Terdapat tiga jenis sistem perkawinan, yaitu mesukum (bumbang aji), ngakuk majau (sebumbangan), dan ngibal serbou (mupakat tuha). Mesukum merupakan pernikahan ketika si gadis dibawa ke keluarga pria untuk ditanya kesediaannya menikah. Jika setuju, si gadis diantar kepada keluarganya. Prosesi kemudian dilanjutkan dengan pertunangan. Ngakuk majau adalah pernikahan ketika si gadis dibawa secara diam-diam ke keluarga pria, kemudian keluarga pria mengabarkan maksudnya untuk menikahkan kedua mempelai dengan prosesi berlangsung di tempat keluarga pria. Ngibal serbou adalah pernikahan ketika kedua pihak keluarga telah saling mengenal dan didahului pertunangan


3.
a. pada taradsi nadran terdapat nilai mistis dimana masayarakat memberikam sesajen kepada penguasa laut
b. perdes tentang magrove juga menambah dan melestarikan mangrove di pantai
c. pada nyalau terdapat nilai gotong royong dan dan sosial
d. pada tradisi paksi pak kepala brak terdapat nilai sosial
e. rempong damar dapat melestarikan pohon damar agar selalu ada
f. tradisi pernikahan mengandung nilai sosia;
In reply to Berti Yolida

Re: Tes Formatif 6

by Rizky Angka Wijayanto -
Nama : Rizky Angka Wijayanto
Npm : 1913024048


1. 5 kearifan lokal pesisir
a. Tradisi nandran
b. Ngumbai lawok
c. Repong damar
d. Ngejalang
e. Paksi pak sekala brak

2. Contoh kearifan local disetiap kabupaten
a. Tradisi nadran (Tanggamus); upacara yang mempersembahkan sesajen (yang merupakan ritual dalam agama hindu untuk menghormati roh leluhurnya) kepada penguasa laut agar diberi limpahan hasil laut, sekaligus merupakan ritual tolak bala (keselamatan). Sesajen yang diberikan, disebut ancak, yang berupa anjungan berbentuk replika perahu yang berisi kepala kerbau, kembang tujuh rupa, buah-buahan, makanan khas, dan lain sebagainya. Sebelum dilepaskan ke laut, ancak diarak terlebih dahulu mengelilingi tempat-tempat yang telah ditentukan sambil diiringi dengan berbagai suguhan seni tradisional, seperti tarling, genjring, barongsai, telik sandi, jangkungan, ataupun seni kontemporer (drumband), di setiap acara nadran selalu digelar wayang kulit selama 1 minggu.
b. Ngumbai Lawok (Krui); merupakan acara syukuran adat masyarakat Lampung Pesisir (utamanya di Kabupaten Pesisir Barat) atas rahmat Tuhan yang telah mereka peroleh dari laut. Ngumbai lawok dilaksanakan sebagai ungkapan rasa syukur atas banyaknya tangkapan ikan, dengan harapan agar berlimpah hasil tangkapan juga keramahan laut terus bertambah, dan meningkat. Ngumbai lawok merupakan ritual melarung berbagai sesaji ke laut sebagai ungkapan syukur atas rezeki yang diperoleh selama satu tahun. Tradisi ini lahir dari pemahaman nelayan setempat bahwa laut adalah lahan untuk mencari nafkah. Sehingga, laut harus dibersihkan, dijaga, dan dirawat dengan melakukan ngumbai lawok yang dalam pelaksanannya ditandai dengan penyembelihan dan pelarungan kepala kerbau ke laut sebagai wujud rasa terima kasih atas nikmat Tuhan. Ritual ini juga menjadi simbol persahabatan antara nelayan dengan laut (manusia dengan alam).
c. Repong (Krui); meupakan sistem perladangan yang dilakukan oleh masyarakat Adat Krui adalah mengolah hutan. Masyarakat Adat Krui menanam ubi kayu, ubi jalar, padi ladang, pisang, tebu, rambutan, jengkol, petai, duku, durian, pepaya, yang semuanya ini terutama tidak untuk dikonsumsi sendiri, tetapi hasilnya dijual ke pasar.
d. Ngejalang (Pesisir Barat); ilaksanakan pada satu hari sebelum bulan Ramadhan, satu hari sebelum Idul Fitri serta minggu pertama bulan Syawal setiap tahunnya, dan diikuti oleh lapisan masyarakat. Ngejalang dilakukan dalam beberapa tahapan. Pertama, pada tanggal satu han sebelum masuk Ramadhan digelar Ngejalang Kukhuk, satu hari sebelum hari Raya Idhul Fitri digelar Ngejalang Keluarga, 2 syawal digelar Ngejalang pangan, dilanjutkan pada tanggal 4 Syawal Ngejalang Kubur. Waktu pelaksanaan secara bergiliran setiap pekon atau marga.
e. Paksi Pak Sekala Brak (Lampung Barat); Paksi Pak Sekala Brak adalah kerajaan adat di Provinsi Lampung. Secara adminstratif kepemerintahan saat ini, lokasi Kerajaan adat Paksi Pak Sekala Brak berada di wilayah Kabupaten Lampung Barat. Sesuai namanya, kerajaan adat Paksi Pak (empat paksi) Sekala Brak terdiri empat paksi yang masing-masing dipimpin seorang sultan: Paksi Buay Pernong, Paksi Buay Belenguh, Paksi Buay Bejalan Diway dan Paksi Buay Nyerupa.

3. Ya, tentu saja ada nilai positif dan mistis dalam setiap kearifan lokal, sebagai contoh yaitu tradisi nadran yang mengandung nilai mistis dimana masayarakat memberikam sesajen kepada penguasa laut agar diberi limpahan hasil laut, sekaligus merupakan ritual tolak bala (keselamatan). Kemudian nialai positif dari kearifan lokal Paksi Pak Sekala Brak yang dapat mengajarkan kita tentang kehidupan sosial yang saling menghargai dan gotong royong.
In reply to Berti Yolida

Re: Tes Formatif 6

by Rizka Fathi Aulia -
Nama : Rizka Fathi Aulia
NPM : 1953024008

1. lima kearifan lokal pesisir
a. Ngumbai lawok
b. Paksi pak sekala brak
c. Bediom
d. Repong dammar
e. Tradisi nandran

2. contoh kearifan local disetiap kabupaten
a. Tanggamus (tradisi nadran)
Inti upacara nadran adalah mempersembahkan sesajen (yang merupakan ritual dalam agama hindu untuk menghormati roh leluhurnya) kepada penguasa laut agar diberi limpahan hasil laut, sekaligus merupakan ritual tolak bala (keselamatan). Sesajen yang diberikan, disebut ancak, yang berupa anjungan berbentuk replika perahu yang berisi kepala kerbau, kembang tujuh rupa, buah-buahan, makanan khas, dan lain sebagainya. Sebelum dilepaskan ke laut, ancak diarak terlebih dahulu mengelilingi tempat-tempat yang telah ditentukan sambil diiringi dengan berbagai suguhan seni tradisional, seperti tarling, genjring, barongsai, telik sandi, jangkungan, ataupun seni kontemporer (drumband), di setiap acara nadran selalu digelar wayang kulit selama 1 minggu.
b. Lampung barat (bediom)
Bediom adalah suatu adat pindah rumah (lamban) yang umum dilaksanakan oleh warga masyarakat lampung barat bagian pesisir. Adat bediom biasanya dilaksanakan pada bulan-bulan yang dianggap baik dalam kalender islam, seperti muharam, maulud atau bulan haji dengan waktu pelaksanaan sebelum subuh dan isha (antara pukul 04.30-05.00 pagi). Prosesinya sendiri diawali dengan kepala keluarga meninggalkan rumah lama diikuti oleh isteri, anak-anaknya, sanak saudara dan para tetangga menuju ke tempat tinggal baru. Tradisi bediom ini tidak hanya dilakukan oleh suatu keluarga ketika akan pindah ke rumah yang baru dibangun.
c. Lampung Barat (Paksi Pak Sekala Brak)
Paksi Pak Sekala Brak adalah kerajaan adat di Provinsi Lampung. Secara adminstratif kepemerintahan saat ini, lokasi Kerajaan adat Paksi Pak Sekala Brak berada di wilayah Kabupaten Lampung Barat. Sesuai namanya, kerajaan adat Paksi Pak (empat paksi) Sekala Brak terdiri empat paksi yang masing-masing
dipimpin seorang sultan: Paksi Buay Pernong, Paksi Buay Belenguh, Paksi Buay Bejalan Diway dan Paksi Buay Nyerupa.
d. Pesawaran (penyelamatan mangrove)
Desa pulau pahawang memiliki peraturan desa (perdes) penyelamatan mangrove yang berisi tentang larangan dan sanksi bagi warga desa maupun pendatang yang menebang pohon mangrove. Perdes tersebut dibuat warga bukan semata-mata karena keberhasilan kampanye ngo lingkungan, tetapi karena adanya kearifan lokal yang muncul kembali setelah terjadinya bencana besar.
e. Lampung timur (pernikahan adat melinting)
Terdapat tiga jenis sistem perkawinan, yaitu mesukum (bumbang aji), ngakuk majau (sebumbangan), dan ngibal serbou (mupakat tuha). Mesukum merupakan pernikahan ketika si gadis dibawa ke keluarga pria untuk ditanya kesediaannya menikah. Jika setuju, si gadis diantar kepada keluarganya. Prosesi kemudian dilanjutkan dengan pertunangan. Ngakuk majau adalah pernikahan ketika si gadis dibawa secara diam-diam ke keluarga pria, kemudian keluarga pria mengabarkan maksudnya untuk menikahkan kedua mempelai dengan prosesi berlangsung di tempat keluarga pria. Ngibal serbou adalah pernikahan ketika kedua pihak keluarga telah saling mengenal dan didahului pertunangan.
f. Bandar lampung rajabasa (ngebuyu)
Tradisi ini dilaksanakan paling lama 9-10 hari setelah bayi lahir. Selama waktu tersebut, bayi tidak boleh dibawa keluar rumah sebelum berumur 9 hari dimana seluruh aktifitas dilakukan di dalam rumah. Setelah lebih dari 9 hari, sang bayi baru boleh berada di luar dan boleh dibawa mandi ke sungai (kabuyon atau diduayon). Tradisi ngebuyu merupakan syarat yang wajib dilakukan sebelum aqiqah, yaitu kurban hewan dalam syariat islam (bartoven, 2015: 74). Dalam aturan pelaksanaan, apabila tradisi ngebuyu pada anak pertama dilakukan pada hari kedua (dalam masa 9 hari), maka anak kedua dan seterusnya akan mengikuti pelaksanaan tradisi ngebuyu pada hari kedua juga.

3. Nilai positif dan mistis dalam setiap kearifan local?
a. penyelamatan mangrove
pada kearifan local ini nilai positif yang dimaksud adalah melestarikan ekosistem mangrove agar tetap terjaga sehingga kondisi alam tidak akan rusak.
b. tradisi nadran
traidisi ini mengandung nilai mistis dimana masayarakat memberikam sesajen kepada penguasa laut agar diberi limpahan hasil laut, sekaligus merupakan ritual tolak bala (keselamatan).
c. melahang
pada kearifan local ini nilai positif yang dapat diambil adalah sikap dermawan para pemilik kebun yang mau berbagi rezeki dengan membiarkan siapapun bisa mengambil cengkeh yang telah jatuh dari pohonnya.
d. bediom
nilai positif yang bisa diambil dari tradisi ini adalah hendaknya dalam melakukan atau memulai apapun didahului dengan sikap dan niat yang baik agar diberikan keberkahan kedepannya.
In reply to Berti Yolida

Re: Tes Formatif 6

by Ajeng Ambar kusuma -
Nama : ajeng ambar kusuma
NPM : 1913024056

1. 5 Kearifan Lokal Pesisir
a. Bediom
b. Ngumbai lawok
c. Tradisi nandran
d. Ngebuyu
e. Nyalau

2. Contoh kearifan lokal di setip kabupaten yang termasuk pesisir
1. Tanggamus (Tradisi Nadran)
Tradisi Nadran merupakan suatu upacara adat yang rutin di adakan oleh masyarakat pesisir yang hidup nya sangat bergantung terhadap hasil laut. Tradisi Nadran merupakan tradisi tahunan yang dilaksanakan oleh masyarakat pesisir yang pelaksanaannya dipimpin tetua adat yang pada dasarnya tradisi tersebut memiliki tujuan dan makna yang baik dalam memenuhi kebutuhan hidup, karena miliki nilai ekonomi yaitu adanya kegiatan transaksi ekonomi lainnya disamping menikmati hiburan-hiburan yang sedang ditampilkan. Tradisi Nadran termasuk bentuk interaksi manusia kepada sang pencipta atau Tuhan. Interaksi ini merupakan ucapan rasa syukur yang amat tulus muncul dari sebuah ekspresi yang dimiliki manusia dalam menjalani kehidupan. Muncul nya rasa syukur pada masyarakat pesisir melatar belakangin akan rasa syukur atas penghasilan yang didapat dari hasil laut dan mengharapkan peningkatan atau hasil yang lebih baik dari tahun sebelumnya. Serta meminta kepada sang pencipta untuk di jauhkan dari bencana atau bala ketika sedang mencari nafkah di laut.
2. Lampung Selatan (Nyalau)
Bagi masyarakat Lampung Selatan yang memiliki sawah, biasanya 1 bulan setelah masa tanam padi, mereka melakukan “bersih-bersih” pada sawah mereka, yaitu membuang rumput (gulma) yang tumbuh mengelilingi tanaman padi mereka. Kegiatan membuang gulma ini disebut dengan istilah “Nyalau”. Cara nyalau sendiri adalah dengan cara membuang gulma dari petak sawah atau menenggelamkan gulma tersebut (yang sudah terlebih dahulu dicabut tentunya) kedasar lumpur sawah yang tujuannya agar gulma-gulma tersebut mati dan menjadi pupuk bagi tanaman padi tersebut. Sebagaimana halnya dengan jenis kearifan lokal lain dibelahan bumi nusantara lainnya, kegiatan nyalau inipun memiliki segi positif dalam mengeratkan tali silaturahmi dan tradisi saling tolongmenolong antar anggota masyarakat.
3. Lampung Timur (adat melinting)
Terdapat tiga jenis sistem perkawinan, yaitu mesukum (bumbang aji), ngakuk majau (sebumbangan), dan ngibal serbou (mupakat tuha). Mesukum merupakan pernikahan ketika si gadis dibawa ke keluarga pria untuk ditanya kesediaannya menikah. Jika setuju, si gadis diantar kepada keluarganya. Prosesi kemudian dilanjutkan dengan pertunangan. Ngakuk majau adalah pernikahan ketika si gadis dibawa secara diam-diam ke keluarga pria, kemudian keluarga pria mengabarkan maksudnya untuk menikahkan kedua mempelai dengan prosesi berlangsung di tempat keluarga pria. Ngibal serbou adalah pernikahan ketika kedua pihak keluarga telah saling mengenal dan didahului pertunangan.
4. Lampung Selatan (Penjunjongan)
Pejunjongan adalah bangunan semi permanen yang dibangun disekitar rumah sang Baya. Bangunan ini bisa dibuat bergabung dengan rumah si Baya atau terpisah dari rumah si Baya namun tak begitu jauh dari rumah si Baya tersebut, paling maksimal sekitar 10 meter.
Bentuknya bisa menyerupai rumah, disesuaikan dengan tekstur rumah si Baya. Contohnya bila rumah si Baya berbentuk panggung, maka biasanya bentuk pejunjongan-nya juga berbentuk panggung, dan bila rumah si Baya berbentuk rumah beton, maka pejunjongan juga dibangun langsung beralaskan tanah yang dilapik dengan alas diatasnya. Biasanya, fungsi pejunjongan ini adalah untuk menerima tamu. Tamu-tamu yang tidak kebagian tempat duduk diruang utama si Baya bisa duduk dipejunjongan saat acara berlangsung. Atau juga, pejunjongan bisa digunakan oleh para ibu-ibu sebagai dapur masak (biasanya pejunjongan ini digunakan untuk pejunjongan beralaskan tanah), digunakan oleh ibu-ibu untuk menyediak an masakan bagi tamu atau bahkan untuk kegiatan mencuci piring tamu (biasanya pejunjongan seperti ini dibangun dibelakang/didapur rumah si Baya).
Hampir semua acara besar orang Lampung Selatan seperti khitanan dan pernikahan pasti membutuhkan pejunjongan. Pejunjongan ini dibangun secara gotong-royong oleh bapak-bapak didesa dan dibangun sekitar 1 minggu sebelum acara dimulai.
5. Lampung Barat (Bediom)
Bediom adalah suatu adat pindah rumah (lamban) yang umum dilaksanakan oleh warga masyarakat Lampung Barat bagian pesisir. Tradisi Bediom ini tidak hanya dilakukan oleh suatu keluarga ketika akan pindah ke rumah yang baru dibangun, tetapi juga rumah lama yang akan ditempati lagi setelah ditinggalkan oleh penghuni sebelumnya. Adapun tujuannya adalah untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkah yang telah diberikan. Adat bediom biasanya dilaksanakan pada bulan-bulan yang dianggap baik dalam kalender Islam, seperti Muharam, Maulud atau Bulan Haji dengan waktu pelaksanaan sebelum subuh dan isha (antara pukul 04.30-05.00 pagi). Sementara prosesinya sendiri diawali dengan kepala keluarga meninggalkan rumah lama diikuti oleh isteri, anak-anaknya, sanak saudara dan para tetangga menuju ke tempat tinggal baru. Jumlah pengiringnya bergantung pada kemampuan orang yang sedang bediom tersebut. Apabila ia termasuk orang mampu, maka bediom akan berlangsung sangat meriah dengan dihadiri oleh puluhan atau bahkan ratusan orang dan diiringi dengan musik atau lagu tradisional. Namun apabila ekonomi orang yang berdiom hanya “pas-pasan” maka para pengiringnya hanyalah sanak keluarga dan tetangga terdekat saja.
6. Pesawaran (penyelamatan mangrove)
Desa pulau pahawang memiliki peraturan desa (perdes) penyelamatan mangrove yang berisi tentang larangan dan sanksi bagi warga desa maupun pendatang yang menebang pohon mangrove. Perdes tersebut dibuat warga bukan semata-mata karena keberhasilan kampanye ngo lingkungan, tetapi karena adanya kearifan lokal yang muncul kembali setelah terjadinya bencana besar.

3. Nilai positif dan mistis dalam setiap kearifan local?
a. Penyelamatan mangrove
Kearifan local ini memiliki nilai positif yang dimaksudkan yaitu melarang menebang pohon mangrove sehingga dapat melestarikan ekosistem mangrove agar tetap lestari.
b. Tradisi nadran
Traidisi nadran ini mengandung nilai mistis dimana masayarakat memberikam sesajen kepada penguasa laut agar diberi kelimpahan hasil laut, sekaligus merupakan ritual tolak bala (keselamatan).
c. Nyalau
kearifan lokal Nyalau ini memiliki nilai positif yaitu biasanya 1 bulan setelah masa tanam padi, mereka melakukan “bersih-bersih” pada sawah mereka, yaitu membuang rumput (gulma) yang tumbuh mengelilingi tanaman padi mereka. Sehingga sawah mereka pun bersih dari gulma yang ada
d. Bediom
Pada kearifan lokal bediom ini memiliki nilai positif yang bisa diambil yaitu dalam melakukan atau memulai apapun hendaknya didahului dengan sikap dan niat yang baik agar diberikan keberkahan kedepannya.
In reply to First post

Re: Tes Formatif 6

by Annisa Defy Shafira -
Annisa Defy Shafira 1913024026
Ngo lingkungan
Tari melinting
Paksi pak skala brak
Bediom
repong damar

pesawaran, Kearifan lokal yang terjadi di pulau Pahawang menjadi satu contoh keberhasilan dalam upaya penyelamatan hutan mangrove di Lampung. Desa Pulau Pahawang memiliki Peraturan Desa (Perdes) Penyelamatan Mangrove yang berisi tentang larangan dan sanksi bagi warga desa maupun pendatang yang menebang pohon mangrove. Perdes tersebut dibuat warga bukan semata-mata karena keberhasilan kampanye NGO lingkungan, tetapi karena adanya kearifan lokal yang muncul kembali setelah terjadinya bencana besar. Lampung memang punya kearifan lokal yang kuat. Etnik ini punya filosofi piil pesenggiri atau menjaga benar martabatnya. Mereka tidak mau terus-terusan malu dengan kondisi alam yang makin rusak. Mereka mau bergerak, berupaya memperbaiki kesalahan di masa lampau. Termasuk menjaga dengan baik lingkungan di sekitar.
Lampung timur, Melinting, Tari Melinting Seni Tari Melinting merupakan tarian tradisional dari peninggalan Ratu Melinting. Tari Melinting diperkirakan sudah ada pada abad ke-16, namun belum ada data yang pasti pada zaman Ratu Melinting keberapa tarian ini diciptakan. Tari Melinting merupakan salah satu kesenian tari yang menggambarkan keperkasaan dan keagungan Keratuan Melinting. Tari Melinting merupakan tari tradisional lepas untuk hiburan pelengkap pada acara Gawi Adat. Fungsi tari Melinting, yaitu merupakan tarian hiburan lepas sebagai tari penyambutan tamu agung yang datang ke daerah Lampung. Selain itu fungsi-fungsi Tari Melinting adalah sebagai pergaulan yang merupakan ungkapan rasa kegembiraan pasangan muda-mudi, penampilanya di dominasi oleh gerak yang dinamis dari penari pria, sedangkan penari wanitanya lebih halus sesuai dengan sifat kewanitaanya.
Krui, Repong damar merupakan kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat Krui Lampung Pesisir Barat secara turun temurun dari sejak jaman pemerintahan Kolonial Belanda. Repong damar adalah suatu sistem pengelolaan tanaman perkebunan yang ekosistemnya merupakan hamparan tanaman yang membentuk suatu hutan yang dibudidayakan dikelola oleh masyarakat
Lampung barat, Bediom adalah suatu adat pindah rumah (lamban) yang umum dilaksanakan oleh warga masyarakat Lampung Barat bagian pesisir. Tradisi Bediom ini tidak hanya dilakukan oleh suatu keluarga ketika akan pindah ke rumah yang baru dibangun, tetapi juga rumah lama yang akan ditempati lagi setelah ditinggalkan oleh penghuni sebelumnya. Adapun tujuannya adalah untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkah yang telah diberikan.

Nilai postitif,
menyelamati hutan mangrove dengan melindungi hutan.
Ungkapan rasa gembira penari.
System pengelolaan tanaman.
Tujuan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa