Forum Diskusi 6

Forum Diskusi 6

Forum Diskusi 6

Number of replies: 21

dalam kearifan lokal di pesisir, apakah dalam pelaksanaannya terdapat ritual mistis yang harus dilaksanakan.. coba jabarkan dan contoh kegiatannya apa

In reply to First post

Re: Forum Diskusi 6

by Tina Febriani -
Tina Febriani
1913024046

Daerah pesisir barat terdapat upacara yang dinamakan Ngundang Matu. Matu adalah makhluk halus yang mendiami daerah pesisir di desa Way Sindy. Masyarakat meyakini bahwa Matu adalah sosok yang menjaga alam mereka selama ini sehingga terhindar dari bencana dan musibah lainnnya. Matu adalah mitos sejak nenek moyang terdahulu, dalam menghormati warisan adat istiadat dan budaya nenek moyang terdahulu maka mereka hingga saat ini masih melestarikan ritual ngundang matu. Ngundang matu adalah suatu acara yang akan dilakukan apabila ada keturunan darah biru atau keturunan kerajaan yang akan melakukan suatu acara besar seperti butayuh (menikah), gelarh adok (upacara pemberian gelar), busunat (sunatan) dan acara lainnya. Pada saat itulah matu di undang selaku tamu dan dalam arti menghormati kepercayaan yang diwariskan oleh nenek moyang terdahulu kepada mereka yang telah tiada.
Dalam prosesi ritual ngundang matu tentu memilki beberapa tahapan yaitu:
a. Tahapan sebelum acara ritual dimulai
Sebelum acara ngundang matu tersebut dimulai, seorang yang akan menyelenggarakan acara seperti pernikahantentu harus menyiapkan peralatan yang akan digunakan untuk mengundang atau berkomunikasi dengan matu tersebut, alatnya berupa kemenyan dan air putih. Setelah siap saiful hajat akan pergi ke goa matu kemudian membakar kemenyan dan membacakan doa di atas air tersebut dengan menyampaikan niatnya untuk mengundang dalam acara yang akan dilksanakan tersebut.
b. Tahapan pada hari h nya
Dipercayai bahwa Matu akan ikut duduk menghadiri acara resepsi pernikahan dan harus disediakan tempat duduk yang khusus untuk mereka.
c. Tahapan akhir
Dalam tahapan akhir dari ngundang matu tersebut adalah nguloh kicikan (ucapan trimakasih) yang mana penyelenggara acara akan mengucapkan terimakasih atas kehadiran dari sosok matu tersebut dan penyelenggara acara pun akan memperbolehkan matu untuk pulang ketempat mereka.
In reply to First post

Re: Forum Diskusi 6

by Anisa Hikmawati -
Nama : Anisa Hikmawati
NPM : 1913024028

Dalam kearifan lokal di pesisir terdapat ritual mistis yang harus dilaksanakan contohnya tradisi nadran. Masyarakat pesisir yang mayoritas bermata pencaharian sebagai nelayan merupakan masyarakat yang masih sangat percaya akan hal yang sifat nya gaib, karena masyarakat pesisir pada umum nya memiliki kearifan lokal yang mendorong mereka terhadap suatu pandangan hidup, ilmu pengetahuan, dan pengalaman hidup yang telah di komunikasikan dari generasi ke generasi untuk bertahan hidup dalam lingkungannya yang telah menyatu dengan sistem kepercayaan, aturan dan budaya yang selanjutnya di aplikasikan di dalam tradisi dan mitos sejak waktu yang cukup lama. Masyarakat nelayan pada dasarnya masih memiliki rasa kegelisahan ketika melaut, karena mereka langsung turun ke laut tetapi masih belum mengetahui bagaimana kondisi nanti nya ketika melaut. Terutama masalah cuaca merupakan faktor terpenting bagi nelayan, namun cuaca alam terkadang berubah-ubah yang dapat menjadi anacaman sewaktu waktudapat membuat nelayan celaka. Dengan kondisi seperti itu masyarakat pesisir mencari sandaran yang bisa menopang kelancaran pekerjaan sehingga terhindar dari bahaya, menjaga keselamatan jiwa, dan meningkatnya penghasilan. Maka dari itu, masyarakat nelayan memiliki ikatan yang sangat intim dengan kekuatan supranatural yang di praktekan melalui ritual beragama.
In reply to First post

Re: Forum Diskusi 6

by Fajriani Nur Matin -
Nama : Fajriani Nur Matin
NPM : 1913024006

Di daerah Way Sindy, Kecamatan Karya Penggawa, Kabupaten Pesisir Barat , terdapat upacara yaitu Ngundang Matu. Bagi masyarakat Way Sindy keadaan alam sekitar terkadang tidak bersahabat apa lagi daerah Desa Way Sindy adalah daerah pinggir pesisir yang tentunya sering sekali keadaan tidak bersabat dengan alam. Seperti misalnya pristiwa kapal tenggelam, angin kencang, ombak besar sudah menjadi pengalaman keseharian mereka. Hal itu dapat membahayakan keselamataan mereka saat mencari rezeki terutama bagi masyarakat yang profesi sebagai nelayan. Masyarakat Desa Way Sindy tentu membutuhkan rasa aman dan nyaman karna mereka bekerja dialam yang sangat beresiko. Masyarakat Way Sindy mempercayai bahwasanya alam memiliki kekuatan supranatural. Menurut kepercayaan mereka dunia ini tidak hanya dihuni oleh makhluk kasar saja tetapi juga dihuni oleh makhuk halus, yang juga mempunyai sifat baik dan buruk seperti manusia. Jadi menurut mereka agar terjalin suatu komunikasi yang baik antara yang kasar dengan yang halus tentu harus saling menghargai. Maka dari pada itu Masyarakat Way Sindy mengsakralkan salah satu mitos yang bagi mereka sagatlah penting untuk mengsakralkannya, karna selain dipercayai sebagai penunggu lautan juga di percaya bisa memberikan keselamatan. Mitos tersebut bernama Matu, Matu tentu bukan hal yang baru bagi masyarakat sekitar karna memang benar bahwa kepercayan ini adalah mitos yang secara turun temurun yang sudah dipercayai oleh masyarakat setempat.
Mitos Matu ini bukan semacam hal yang berwujud seperti bebatuan, pepohonan atau bahkan binatang namun Matu ini berupa jin yang dipercaya sebagai penghuni lautan pesisir sekaligus sebagai penyelamat yang pemberi rezeki bagi mereka. Kepercayaan tentang Matu ini dapat mereka wujudkan dalam suatu ritual yang mereka sakralkan yang disebut dengan Ngundang matu. Ngundang Matu ini adalah sebuah ritus yang menggunakan sesajen. Maksud dari sesajen ini adalah suatu penghormatan serta pengharapan mereka agar hidup damai dan tentram dalam bermasyarakat.

Adapun tahapan dalam ngundang matu ini yaitu :
a. Tahapan sebelum acara ritual dimulai
Sebelum acara ngundang matu tersebut dimulai, seorang yang akan menyelenggarakan acara seperti pernikahantentu harus menyiapkan peralatan yang akan digunakan untuk mengundang atau berkomunikasi dengan matu tersebut, alatnya berupa kemenyan dan air putih. Setelah siap saiful hajat akan pergi ke goa matu kemudian membakar kemenyan dan membacakan doa di atas air tersebut dengan menyampaikan niatnya untuk mengundang dalam acara yang akan dilksanakan tersebut.
b. Tahapan pada hari h nya
Dipercayai bahwa Matu akan ikut duduk menghadiri acara resepsi pernikahan dan
harus disediakan tempat duduk yang khusus untuk mereka.
c. Tahapan akhir
Dalam tahapan akhir dari ngundang matu tersebut adalah nguloh kicikan (ucapan trimakasih) yang mana penyelenggara acara akan mengucapkan terimakasih atas kehadiran dari sosok matu tersebut dan penyelenggara acara pun akan memperbolehkan matu untuk pulang ketempat mereka.
In reply to First post

Re: Forum Diskusi 6

by Widya Wafa Karimah -
Widya Wafa Karimah
1953024004
Gua matu merupakan salah satu destinasi wisata yang berada di Kabupaten Pesisir Barat, Lampung. Tempat ini diyakini warga sekitar memiliki sisi mistis tentang adanya 12 kerajaan gaib yang dipercaya secara turun temurun. Lokasi wisata Gua Matu terletak di Desa Way Sindi Hanuan, Kecamatan Karya Penggawa, Kabupaten Pesisir Barat.

Tradisi Ngundang Matu memiliki landasan filosofi yang berakar dari keyakinan keagamaan dan nilai-nilai budaya lokal yang dianut oleh masyarakat setempat. Ngundang Matu tidak serta merta muncul di tengah-tengah masyarakat sebagai warisan nenek moyang, namun peran serta sejarah terutama akultirasi agama yang ada didalamnya turut memberikan nilai-nilai budaya. Animisne- dinamisme yang menjadi akar awal jadinya adanya ritual ini, lalu tatacara dan tahapan yang tidak terlepas dari sentuhan agama, baik itu dimulai dari doa sebagai bentuk rasa syukur dalam proses tersebut.
Nilai-nilai filosofi yang terkandung dalam ritual Ngundang Matu di desa Way Sindy ini termuat dibalik rangakaian upacara ritual tersebut. Nilai-nilai yang menarik untuk dipelajari antara lain adalah nilai solidaritas, dan religious yang terungkap dalam ekpresi sombolis dari ritual Ngundang Matu.
In reply to First post

Re: Forum Diskusi 6

by Nabila Herlinawati -
Nama : Nabila Herlinawati
NPM : 1913024004

Dalam kearifan local di pesisir terdapat ritual mistis yang harus dilaksanakan , berikut contoh kearifan lokalnya:
1. Ngumbai lawok merupakan acara syukuran adat masyarakat Lampung Pesisir (utamanya di Kabupaten Pesisir Barat) atas rahmat Tuhan yang telah mereka peroleh dari laut. Ngumbai lawok dilaksanakan sebagai ungkapan rasa syukur atas banyaknya tangkapan ikan, dengan harapan agar berlimpah hasil tangkapan juga keramahan laut terus bertambah, dan meningkat. Ngumbai lawok merupakan ritual melarung berbagai sesaji ke laut sebagai ungkapan syukur atas rezeki yang diperoleh selama satu tahun. Tradisi ini lahir dari pemahaman nelayan setempat bahwa laut adalah lahan untuk mencari nafkah. Sehingga, laut harus dibersihkan, dijaga, dan dirawat dengan melakukan ngumbai lawok yang dalam pelaksanannya ditandai dengan penyembelihan dan pelarungan kepala kerbau ke laut sebagai wujud rasa terima kasih atas nikmat Tuhan. Ritual ini juga menjadi simbol persahabatan antara nelayan dengan laut (manusia dengan alam).
2. Upacara Ngebabali,Upacara jenis ini dilaksanakan saat membuka huma atau perladangan baru disaat membersihkan lahan untuk ditanami atau pada saat mendirikan rumah dan kediaman yang baru atau juga untuk membersihkan tempat angker yang mempunyai aura gaib jahat.
3. Tradisi Nadran, Adapun inti upacara nadran adalah mempersembahkan sesajen (yang merupakan ritual dalam agama Hindu untuk menghormati roh leluhurnya) kepada penguasa laut agar diberi limpahan hasil laut, sekaligus merupakan ritual tolak bala (keselamatan).
In reply to First post

Re: Forum Diskusi 6

by ade amalia chansa -
Nama : Ade Amalia Chansa
NPM : 1963024002
Mohon izin mnejawab

Mitos pada masyarakat Desa Way Sindy adalah suatu cerita yang melegenda serta dipercayai oleh masyrakat setempat sejak nenek moyang terdahulu, bahkan sebelum mereka mengenal agama. Bagi masyarakat Way Sindy keadaan alam sekitar terkadang tidak bersahabat apa lagi daerah Desa Way Sindy adalah daerah pinggir pesisir yang tentunya sering sekali keadaan tidak bersabat dengan alam. Seperti misalnya pristiwa kapal tenggelam, angin kencang, ombak besar sudah menjadi pengalaman keseharian mereka. Hal itu dapat membahayakan keselamataan mereka saat mencari rezeki terutama bagi masyarakat yang profesi sebagai nelayan. Masyarakat Desa Way Sindy tentu membutuhkan rasa aman dan nyaman karna mereka bekerja dialam yang sangat beresiko.

Masyarakat Way Sindy mempercayai bahwasanya alam memiliki kekuatan supranatural. Menurut kepercayaan mereka dunia ini tidak hanya dihuni oleh makhluk kasar saja tetapi juga dihuni oleh makhuk halus, yang juga mempunyaisifat baik dan buruk seperti manusia. Jadi menurut mereka agar terjalin suatu komunikasi yang baik antara yang kasar dengan yang halus tentu harus saling menghargai. Maka dari pada itu Masyarakat Way Sindy mengsakralkan salah satu mitos yang bagi mereka sagatlah penting untuk mengsakralkannya, karna selain dipercayai sebagai penunggu lautan juga di percaya bisa memberikan keselamatan. Mitos tersebut bernama Matu, Matu tentu bukan hal yang baru bagi masyarakat sekitar karna memang benar bahwa kepercayan ini adalah mitos yang secara turun temurun yang sudah dipercayai oleh masyarakat setempat.Mitos Matu ini bukan semacam hal yang berwujud seperti bebatuan, pepohonan atau bahkan binatang namun Matu ini berupa jin yang dipercaya
sebagai penghuni lautan pesisir sekaligus sebagai penyelamat yang pemberi rezeki bagi mereka. Kepercayaan tentang Matu ini dapat mereka wujudkan dalam suatu ritual yang mereka sakralkan yang disebut dengan Ngundang matu. Ngundang Matu ini adalah sebuah ritus yang menggunakan sesajen. Maksud dari sesajen ini adalah suatu penghormatan serta pengharapan mereka agar hidup damai dan tentram dalam bermasyarakat.
In reply to First post

Re: Forum Diskusi 6

by Nisrina Nur Azizah -
Nisrina Nur Azizah
1913024032

1. upacara nadran
tradisi nadran memiliki nilai mistis karena inti upacara nadran adalah mempersembahkan sesajen (yang merupakan ritual dalam agama Hindu untuk menghormati roh leluhurnya) kepada penguasa laut agar diberi limpahan hasil laut, sekaligus merupakan ritual tolak bala (keselamatan). Sesajen yang diberikan, disebut ancak, yang berupa anjungan berbentuk replika perahu yang berisi kepala kerbau, kembang tujuh rupa, buah-buahan, makanan khas, dan lain sebagainya

2. Ngumbay lawok
Ngumba Lawok merupakan upacara yang diadakan sebagai bentuk terima kasih nelayan kepada penguasa laut yang telah memberikan kekayaan pada para nelayan. Upacara ini diadakan di Lampung. Kata ngumbai yang artinya mencuci dan lawok yang berarti laut. Kurang lebih maknanya sebagai wujud syukur pada penguasa laut dan untuk menghilangkan marabahaya bagi para nelayan. Menurut penelitian upacara ini adalah hasil pengaruh para nelayan dari Cirebon yang singgah di daerah pesisir Lampung. Seperti ruwatan lainnya, upacara ngumbai lawok disertai dengan doa-doa dan pemberian sesajen yang dilarungkan ke laut. Biasanya, sesajen yang dilarungkan ke lautan Lampung berupa makanan, uang, bunga-bunga, dan puncaknya berupa kepala seekor kerbau. sehingga tradisi ngumbay lawok memiliki nilai mistis didalamnya
In reply to First post

Re: Forum Diskusi 6

by Eliska Bia Kusuma Putri -
Eliska Bia Kusuma Putri
NPM 1913024018

Ya, ada. Seperti pada tradisi Nadran di Kabupaten Tanggamus. Dimana Tradisi Nadran termasuk bentuk interaksi manusia kepada sang pencipta atau Tuhan. Interaksi ini merupakan ucapan rasa syukur yang amat tulus muncul dari sebuah ekspresi yang dimiliki manusia dalam menjalani kehidupan. Muncul nya
rasa syukur pada masyarakat pesisir melatar belakangin akan rasa syukur atas penghasilan yang didapat dari hasil laut dan mengharapkan peningkatan atau hasil
yang lebih baik dari tahun sebelumnya. Serta meminta kepada sang pencipta
untuk di jauhkan dari bencana atau bala ketika sedang mencari nafkah di laut.

Nadran sebenarnya merupakan suatu tradisi hasil akulturasi budaya Islam dan Hindu yang diwariskan sejak ratusan tahun secara turun-temurun. Kata nadran sendiri, menurut sebagian masyarakat, berasal dari kata nazar yang mempunyai makna dalam agama Islam: pemenuhan janji. Adapun inti upacara nadran adalah mempersembahkan sesajen (yang merupakan ritual dalam agama Hindu untuk menghormati roh leluhurnya) kepada penguasa laut agar diberi limpahan hasil laut, sekaligus merupakan ritual tolak bala (keselamatan).
In reply to First post

Re: Forum Diskusi 6

by Arinda Marsyahda Zaniarti -
Arinda Marsyahda Zaniarti
1913024012

Ngumbai lawok merupakan acara syukuran adat masyarakat Lampung Pesisir (utamanya di Kabupaten Pesisir Barat) atas rahmat Tuhan yang telah mereka peroleh dari laut. Ngumbai lawok dilaksanakan sebagai ungkapan rasa syukur atas banyaknya tangkapan ikan dan juta laut yang bersahabat, dengan harapan agar berlimpah hasil tangkapan juga keramahan laut terus bertambah, dan meningkat.
Ngumbai lawok bertujuan agar para nelayan diberikan keselamatan, dan hasil tangkapan pun menjadi lebih banyak. Hal tersebut dapat dipahami, karena profesi mereka sebagai nelayan akan sangat tergantung dengan situasi dan kondisi alam. Jika cuaca alam mendukung, maka hasil tangkapan akan menjadi banyak, sebaliknya jika cuaca alam tidak mendukung, hasil panen pun mengalami penurunan. Oleh karena itu, agar alam mendukung dan hasil tangkapan berlimpah perlu dilakukan ritual ngumbai lawok. Dalam konteks ini ritual ngumbai lawok disebut ritual faktitif karena tujuannya adalah agar hasil panen nelayan yang terus diperoleh meningkat, hingga pada akhirnya kesejahteraan mereka pun ikut menjadi lebih baik.
Secara teoritis praktek ngumbai lawokadalah ritual khusus yang sangat terkait dengan religiositas masyarakat. Sebab upacara keagamaan (ritus atau ritual) merupakan tindakan nyata dari adanya religi atau keyakinan.
Fakta tersebut mengindikasikan terdapat suatu tradisi yang dianggap sebagai sebuah kepercayaan dan diyakini oleh masyarakat. Hal ini jika menggunakan pengkategorian yang diformulasikan oleh Clifford Geertz, maka masyarakat nelayan Kabupaten Pesisir Barat termasuk dalam varian abangan. Kajian ini juga menggunakan teori yang dikemukakan oleh Mariasusai Dhavamony tentang adanya ritual faktitatif yang bertujuan agar hasil yang mereka peroleh dari menangkap ikan dilaut dapat meningkat juga sebagai media perlindungan terhadap yang “maha kuasa” dalam mereka melakoni pekerjaan agar dapat mensejahterakan keluarga mereka, baik sandang, pangan, papan dan juga pendidikan.
Prosesi yang ada dalam ngumbai lawok sebagai berikut :
a. Menyiapkan sesaji
Sesaji (sesembahan) yang di persiapkan antara lain:
1) Kepala kerbau: kerbau yang sebelumnya sudah dibeli kemudian di sembelih. Kepala kerbau di gunakan sebagai sesaji yang akan dilarungkan atau dihanyutkan ke laut, sedangkan bagian tubuh kerbau dimasak bersama-sama oleh masyarakat dan disuguhkan untuk dimakan secara bersama oleh masyarakat.
2) Kembang tujuh macam yaitu kembang mawar merah dan putih, kembang kelapa, kembang tali, kembang cempaka, kembang ganda suli, kembang ghatus dan sebagainya.
3) Minyak wangi
4) Air bekas pemandian pusaka pada tanggal 1 Muharam
5) Jajanan pasar
6) Nasi kuning atau nasi tumpeng
7) Kain hitam dan putih
8) Patung pengantin
9) Buah-buahan seperti pisang dan yang lainya
b. Pembacaan Khadaroh.
1) Nabi Muhammad saw
2) Nabi nuh as
3) Nabi sulaiman as
4) Khulafaurrasyidin
5) Syekh Abdul Qadir Jaelani dan para ulama yang telah wafat
c. Pembacaan surat yasin
d. Doa bersama memohon rezeki dan jauh dari bencana.
e. Pawai yang di laksanakan sebelum acara menghanyutkan sesaji ke laut.

Ngumbai lawok bertujuan agar para nelayan diberikan keselamatan, dan hasil tangkapan pun menjadi lebih banyak. Hal tersebut dapat dipahami, karena profesi mereka sebagai nelayan akan sangat tergantung dengan situasi dan kondisi alam.
In reply to First post

Re: Forum Diskusi 6

by Erika Suci Amalia -
Erika Suci Amalia
1913024010
Dalam kearifan lokal yang ada di masyarakat pesisir, terdapat beberapa kearifan lokal yang bersifat mistis diantaranya :
1. Ngumbai Lawok
Ngumbai lawok merupakan acara syukuran adat masyarakat Lampung Pesisir (utamanya di Kabupaten Pesisir Barat) atas rahmat Tuhan yang telah mereka peroleh dari laut. Ngumbai lawok dilaksanakan sebagai ungkapan rasa syukur atas banyaknya tangkapan ikan dan juta laut yang bersahabat, dengan harapan agar berlimpah hasil tangkapan juga keramahan laut terus bertambah, dan meningkat. Ngumbai lawok merupakan ritual melarung berbagai sesaji ke laut sebagai ungkapan syukur atas rezeki yang diperoleh selama satu tahun. Tradisi ini lahir dari pemahaman nelayan setempat bahwa laut adalah lahan untuk mencari nafkah. Sehingga, laut harus dibersihkan, dijaga, dan dirawat dengan melakukan ngumbai lawok yang dalam pelaksanannya ditandai dengan penyembelihan dan pelarungan kepala kerbau ke laut sebagai wujud rasa terima kasih atas nikmat Tuhan. Ritual ini juga menjadi simbol persahabatan antara nelayan dengan laut (manusia dengan alam). Ngumbai lawok dalam pelaksanannya ditandai dengan penyembelihan dan pelarungan kepala kerbau ke laut sebagai wujud rasa terima kasih atas nikmat Tuhan. Ritual ini juga menjadi simbol persahabatan antara nelayan dengan laut (manusia dengan alam).
2. Nadran
Masyarakat pesisir yang mayoritas bermata pencaharian sebagai nelayan merupakan masyarakat yang masih sangat percaya akan hal yang sifat nya gaib, karena masyarakat pesisir pada umum nya memiliki kearifan lokal yang mendorong mereka terhadap suatu pandangan hidup, ilmu pengetahuan, dan pengalaman hidup yang telah di komunikasikan dari generasi ke generasi untuk bertahan hidup dalam lingkungannya yang telah menyatu dengan sistem kepercayaan, aturan dan budaya yang selanjutnya di aplikasikan di dalam tradisi dan mitos sejak waktu yang cukup lama. Masyarakat nelayan pada dasarnya masih memiliki rasa kegelisahan ketika melaut, karena mereka langsung turun ke laut tetapi masih belum mengetahui bagaimana kondisi nanti nya ketika melaut. Terutama masalah cuaca merupakan faktor terpenting bagi nelayan, namun cuaca alam terkadang berubah-ubah yang dapat menjadi anacaman sewaktu waktu dapat membuat nelayan celaka. Dengan kondisi seperti itu masyarakat pesisir mencari sandaran yang bisa menopang kelancaran pekerjaan sehingga terhindar dari bahaya, menjaga keselamatan jiwa, dan meningkatnya penghasilan. Maka dari itu, masyarakat nelayan memiliki ikatan yang sangat intim dengan kekuatan supranatural yang di praktekan melalui ritual beragama.

3. Ngundang Matu
Daerah pesisir barat terdapat upacara Ngundang Matu, Matu adalah makhluk halus yang mendiami daerah pesisir di desa Way Sindy. Masyarakat meyakini bahwa Matu adalah sosok yang menjaga alam mereka selama ini sehingga terhindar dari bencana dan musibah lainnnya. Matu adalah mitos sejak nenek moyang terdahulu, Ngundang matu adalah suatu acara yang akan dilakukan apabila ada keturunan darah biru atau keturunan kerajaan yang akan melakukan suatu acara besar seperti butayuh (menikah), gelarh adok (upacara pemberian gelar), busunat (sunatan) dan acara lainnya. Dalam prosesi ritual ngundang matu tentu memilki beberapa tahapan yaitu: Sebelum acara ngundang matu tersebut dimulai, seorang yang akan menyelenggarakan acara seperti pernikahantentu harus menyiapkan peralatan yang akan digunakan untuk mengundang atau berkomunikasi dengan matu tersebut, alatnya berupa kemenyan dan air putih. Setelah siap saiful hajat akan pergi ke goa matu kemudian membakar kemenyan dan membacakan doa di atas air tersebut dengan menyampaikan niatnya untuk mengundang dalam acara yang akan dilksanakan tersebut. Dipercayai bahwa Matu akan ikut duduk menghadiri acara resepsi pernikahan dan harus disediakan tempat duduk yang khusus untuk mereka. Dalam tahapan akhir dari ngundang matu tersebut adalah nguloh kicikan (ucapan trimakasih) yang mana penyelenggara acara akan mengucapkan terimakasih atas kehadiran dari sosok matu tersebut dan penyelenggara acara pun akan memperbolehkan matu untuk pulang ketempat mereka.
In reply to First post

Re: Forum Diskusi 6

by Komang Ayu Juni Harsini -
Selamat malam ibu dan teman teman
Komang Ayu Juni Harsini
NPM 1913024042, izin mencoba menjawab pertanyaan diskusi pada kali ini
Dalam pelaksanaan kearifan lokal di pesisir mayoritas tradisinya terdapat ritual mistis. Contohnya pada tradisional ngumbai lawok.
Ngumbai lawok merupakan acara syukuran adat masyarakat Lampung Pesisir (utamanya di Kabupaten Pesisir Barat) atas rahmat Tuhan yang telah mereka peroleh dari laut. Ngumbai lawok dilaksanakan sebagai ungkapan rasa syukur atas banyaknya tangkapan ikan, dengan harapan agar berlimpah hasil tangkapan juga keramahan laut terus bertambah, dan meningkat. Ngumbai lawok merupakan ritual melarung berbagai sesaji ke laut sebagai ungkapan syukur atas rezeki yang diperoleh selama satu tahun. Tradisi ini lahir dari pemahaman nelayan setempat bahwa laut adalah lahan untuk mencari nafkah. Sehingga, laut harus dibersihkan, dijaga, dan dirawat dengan melakukan ngumbai lawok yang dalam pelaksanannya ditandai dengan penyembelihan dan pelarungan kepala kerbau ke laut sebagai wujud rasa terima kasih atas nikmat Tuhan. Ritual ini juga menjadi simbol persahabatan antara nelayan dengan laut (manusia dengan alam).
Sekian Terima kasih ibuu...
In reply to First post

Re: Forum Diskusi 6

by Nigita Kusuma Ningrum -
Nigita Kusuma Ningrum
1913024020

Dalam kearifan lokal di pesisir terdapat ritual mistis yang harus dilaksanakan contohnya Nadran. Masyarakat pesisir yang mayoritas bermata pencaharian sebagai nelayan merupakan masyarakat yang masih sangat percaya akan hal yang sifat nya gaib, karena masyarakat pesisir pada umum nya memiliki kearifan lokal yang mendorong mereka terhadap suatu pandangan hidup, ilmu pengetahuan, dan pengalaman hidup yang telah di komunikasikan dari generasi ke generasi untuk bertahan hidup dalam lingkungannya yang telah menyatu dengan sistem kepercayaan, aturan dan budaya yang selanjutnya di aplikasikan di dalam tradisi dan mitos sejak waktu yang cukup lama. Masyarakat nelayan pada dasarnya masih memiliki rasa kegelisahan ketika melaut, karena mereka langsung turun ke laut tetapi masih belum mengetahui bagaimana kondisi nanti nya ketika melaut. Terutama masalah cuaca merupakan faktor terpenting bagi nelayan, namun cuaca alam terkadang berubah-ubah yang dapat menjadi anacaman sewaktu waktu dapat membuat nelayan celaka. Dengan kondisi seperti itu masyarakat pesisir mencari sandaran yang bisa menopang kelancaran pekerjaan sehingga terhindar dari bahaya, menjaga keselamatan jiwa, dan meningkatnya penghasilan. Maka dari itu, masyarakat nelayan memiliki ikatan yang sangat intim dengan kekuatan supranatural yang di praktekan melalui ritual beragama.
Ngumbai lawok merupakan acara syukuran adat masyarakat Lampung Pesisir (utamanya di Kabupaten Pesisir Barat) atas rahmat Tuhan yang telah mereka peroleh dari laut. Ngumbai lawok dilaksanakan sebagai ungkapan rasa syukur atas banyaknya tangkapan ikan, dengan harapan agar berlimpah hasil tangkapan juga keramahan laut terus bertambah, dan meningkat. Ngumbai lawok merupakan ritual melarung berbagai sesaji ke laut sebagai ungkapan syukur atas rezeki yang diperoleh selama satu tahun. Tradisi ini lahir dari pemahaman nelayan setempat bahwa laut adalah lahan untuk mencari nafkah. Sehingga, laut harus dibersihkan, dijaga, dan dirawat dengan melakukan ngumbai lawok yang dalam pelaksanannya ditandai dengan penyembelihan dan pelarungan kepala kerbau ke laut sebagai wujud rasa terima kasih atas nikmat Tuhan. Ritual ini juga menjadi simbol persahabatan antara nelayan dengan laut (manusia dengan alam).
In reply to First post

Re: Forum Diskusi 6

by Inggrid Purwaningtyas -
Inggrid Purwaningtyas
1913024040

Dalam kearifan lokal di pesisir, ada suatu tradisi yang terdapat ritual mistis, yaitu pada Tradisi Nadran.
Tradisi Nadran merupakan suatu upacara adat yang rutin di adakan oleh masyarakat pesisir yang hidup nya sangat bergantung terhadap hasil laut. Tradisi Nadran termasuk bentuk interaksi manusia kepada sang pencipta atau Tuhan. Interaksi ini merupakan ucapan rasa syukur yang amat tulus muncul dari sebuah ekspresi yang dimiliki manusia dalam menjalani kehidupan. Muncul nya rasa syukur pada masyarakat pesisir melatar belakangin akan rasa syukur atas penghasilan yang didapat dari hasil laut dan mengharapkan peningkatan atau hasil yang lebih baik dari tahun sebelumnya. Serta meminta kepada sang pencipta untuk di jauhkan dari bencana atau bala ketika sedang mencari nafkah di laut.

Nadran sebenarnya merupakan suatu tradisi hasil akulturasi budaya Islam dan Hindu yang diwariskan sejak ratusan tahun secara turun-temurun. Kata nadran sendiri, menurut sebagian masyarakat, berasal dari kata nazar yang mempunyai makna dalam agama Islam: pemenuhan janji.

Adapun inti upacara nadran adalah mempersembahkan sesajen (yang merupakan ritual dalam agama Hindu untuk menghormati roh leluhurnya) kepada penguasa laut agar diberi limpahan hasil laut, sekaligus merupakan ritual tolak bala (keselamatan).
Sesajen yang diberikan, disebut ancak, yang berupa anjungan berbentuk replika perahu yang berisi kepala kerbau, kembang tujuh rupa, buah-buahan, makanan khas, dan lain sebagainya. Sebelum dilepaskan ke laut, ancak diarak terlebih dahulu mengelilingi tempat-tempat yang telah ditentukan sambil diiringi dengan berbagai suguhan seni tradisional, seperti tarling, genjring, barongsai, telik sandi, jangkungan, ataupun seni kontemporer (drumband), di setiap acara nadran selalu digelar wayang kulit selama 1 minggu.
In reply to First post

Re: Forum Diskusi 6

by Catharina Anandasari -
Nama : Catharina Anandasari
NPM : 1913024022
Dalam kearifan lokal di pesisir, dalam pelaksanaannya terdapat ritual mistis yang harus dilaksanakan.
1. Mitos Matu ini diwujudkan oleh masyarakat setempat dalam bentuk Ngundang Matu yang selalu dilakukan pada saat keturunan darah biru dalam golongan masyarakat beradat akan menyelenggarakan Butayuh (hajatan). Dalam pentuk penghormatanya mereka memberikan sesajen dan apabila mereka akan melakukan suatu pernikahan atau Butetagh (pemberian gelar adok) mereka melakukan suatu ritual yang mereka sebut degan upacara Ngundang Matu yang bertujuan untuk menjauhankan segala macam bentuk bencana serta memberikan kedamaian hidup pada masyarakat desa Way Sindy. Kepercayaan ini merupakan ritual yang sudah diwariskan oleh nenek moyang secara turun temurun yang sangat sulit dihilangkan karna telah menyatu dan berakar didalam kehidupan masyarakat.
a. Tahapan sebelum acara ritual dimulai, seorang yang akan menyelenggarakan acara seperti pernikahan tentu harus menyiapkan peralatan yang akan digunakan untuk mengundang atau berkomunikasi dengan matu tersebut, alatnya berupa kemenyan dan air putih. Setelah siap saiful hajat akan pergi ke goa matu kemudian membakar kemenyan dan membacakan doa di atas air tersebut dengan menyampaikan niatnya untuk mengundang dalam acara yang akan dilksanakan tersebut.
b. Tahapan pada hari h nya. Dipercayai bahwa Matu akan ikut duduk menghadiri acara resepsi pernikahan dan harus disediakan tempat duduk yang khusus untuk mereka.
c. Tahapan akhir. Dalam tahapan akhir dari ngundang matu tersebut adalah nguloh kicikan (ucapan trimakasih) yang mana penyelenggara acara akan mengucapkan terimakasih atas kehadiran dari sosok matu tersebut dan penyelenggara acara pun akan memperbolehkan matu untuk pulang ketempat mereka.
2. Tradisi Nadran merupakan suatu upacara adat yang rutin di adakan oleh masyarakat pesisir yang hidup nya sangat bergantung terhadap hasil laut. Tradisi Nadran merupakan tradisi tahunan yang dilaksanakan oleh masyarakat pesisir yang pelaksanaannya dipimpin tetua adat yang pada dasarnya tradisi tersebut memiliki tujuan dan makna yang baik dalam memenuhi kebutuhan hidup, karena miliki nilai ekonomi yaitu adanya kegiatan transaksi ekonomi lainnya disamping menikmati hiburan-hiburan yang sedang ditampilkan. Nadran sebenarnya merupakan suatu tradisi hasil akulturasi budaya Islam dan Hindu yang diwariskan sejak ratusan tahun secara turun-temurun. Inti upacara nadran adalah mempersembahkan sesajen (yang merupakan ritual dalam agama Hindu untuk menghormati roh leluhurnya) kepada penguasa laut agar diberi limpahan hasil laut, sekaligus merupakan ritual tolak bala (keselamatan). Sesajen yang diberikan, disebut ancak, yang berupa anjungan berbentuk replika perahu yang berisi kepala kerbau, kembang tujuh rupa, buah-buahan, makanan khas, dan lain sebagainya. Sebelum dilepaskan ke laut, ancak diarak terlebih dahulu mengelilingi tempat-tempat yang telah ditentukan sambil diiringi dengan berbagai suguhan seni tradisional, seperti tarling, genjring, barongsai, telik sandi, jangkungan, ataupun seni kontemporer (drumband), di setiap acara nadran selalu digelar wayang kulit selama 1 minggu.
In reply to First post

Re: Forum Diskusi 6

by Rima Mei Yanti -
Saya Rima Mei Yanti NPM 1913024008 izin menjawab,
Dalam kearifan lokal masyarakat pesisir lampung terdapat ritual mistis yang dilakukan salah satunya yaitu ngumbai lawok.
Ngumbai lawok merupakan acara syukuran adat masyarakat Lampung Pesisir (utamanya di Kabupaten Pesisir Barat) atas rahmat Tuhan yang telah mereka peroleh dari laut. Ngumbai lawok dilaksanakan sebagai ungkapan rasa syukur atas banyaknya tangkapan ikan dan juta laut yang bersahabat, dengan harapan agar berlimpah hasil tangkapan juga keramahan laut terus bertambah, dan meningkat.
Ngumbai lawok merupakan ritual melarung berbagai sesaji ke laut sebagai ungkapan syukur atas rezeki yang diperoleh selama satu tahun. Tradisi ini lahir dari pemahaman nelayan setempat bahwa laut adalah lahan untuk mencari nafkah. Sehingga, laut harus dibersihkan, dijaga, dan dirawat dengan melakukan ngumbai lawok yang dalam pelaksanannya ditandai dengan penyembelihan dan pelarungan kepala kerbau ke laut sebagai wujud rasa terima kasih atas nikmat Tuhan. Ritual ini juga menjadi simbol persahabatan antara nelayan dengan laut (manusia dengan alam).
In reply to First post

Re: Forum Diskusi 6

by Tazkya Aulia -
Tazkya Aulia Rahma
1913024036

Tradisi nadran merupakan upacara yang mempersembahkan sesajen (yang merupakan ritual dalam agama hindu untuk menghormati roh leluhurnya) kepada penguasa laut agar diberi limpahan hasil laut, sekaligus merupakan ritual tolak bala (keselamatan). Sesajen yang diberikan, disebut ancak, yang berupa anjungan berbentuk replika perahu yang berisi kepala kerbau, kembang tujuh rupa, buah-buahan, makanan khas, dan lain sebagainya. Masyarakat pesisir yang mayoritas bermata pencaharian sebagai nelayan merupakan masyarakat yang masih sangat percaya akan hal yang sifat nya gaib, karena masyarakat pesisir pada umum nya memiliki kearifan lokal yang mendorong mereka terhadap suatu pandangan hidup, ilmu pengetahuan, dan pengalaman hidup yang telah di komunikasikan dari generasi ke generasi untuk bertahan hidup dalam lingkungannya yang telah menyatu dengan sistem kepercayaan, aturan dan budaya yang selanjutnya di aplikasikan di dalam tradisi dan mitos sejak waktu yang cukup lama. Masyarakat nelayan pada dasarnya masih memiliki rasa kegelisahan ketika melaut, karena mereka langsung turun ke laut tetapi masih belum mengetahui bagaimana kondisi nanti nya ketika melaut.
In reply to First post

Re: Forum Diskusi 6

by Rifki Muhaimin -
Nama: Rifki Muhaimin Syahputra
NPM: 1913024044


Mitos Matu yang berada di wilayah Pesisir Barat adalah salah satu mitos yang berada di Desa Way Sindy. Mitos ini sudah menjadi kepercayaan masyarakat setempat semenjak zaman terdahulu yang diwariskan secara turun temurun singga saat ini. Mitos Matu ini diwujudkan masyarakat Desa Way Sindy dalam suatu ritual yang dinamakan Ngundang Matu. Ngundang Matu adalah suatu ritual yang masyarakat setempat lakukan dalam perwujudan rasa hormat terhadap roh leluhur mereka serta untuk melestarikan teradisi adat dan budaya yang yang berasal dari peninggalan nenek moyang terdahulu.

Nilai-nilai filosofi yang terkandung dalam ritual Ngundang Matu di desa Way Sindy ini termuat dibalik rangakaian upacara ritual tersebut. Nilai-nilai yang menarik untuk dipelajari antara lain adalah nilai solidaritas, dan religious yang terungkap dalam ekpresi sombolis dari ritual Ngundang Matu.
In reply to First post

Re: Forum Diskusi 6

by Rizky Angka Wijayanto -
Nama : Rizky Angka Wijayanto
Npm : 1913024048


Daerah pesisir barat terdapat upacara yang dinamakan Ngundang Matu. Matu adalah makhluk halus yang mendiami daerah pesisir di desa Way Sindy. Masyarakat meyakini bahwa Matu adalah sosok yang menjaga alam mereka selama ini sehingga terhindar dari bencana dan musibah lainnnya. Matu adalah mitos sejak nenek moyang terdahulu, dalam menghormati warisan adat istiadat dan budaya nenek moyang terdahulu maka mereka hingga saat ini masih melestarikan ritual ngundang matu. Ngundang matu adalah suatu acara yang akan dilakukan apabila ada keturunan darah biru atau keturunan kerajaan yang akan melakukan suatu acara besar seperti butayuh (menikah), gelarh adok (upacara pemberian gelar), busunat (sunatan) dan acara lainnya. Pada saat itulah matu di undang selaku tamu dan dalam arti menghormati kepercayaan yang diwariskan oleh nenek moyang terdahulu kepada mereka yang telah tiada.
Dalam prosesi ritual ngundang matu tentu memilki beberapa tahapan yaitu:

1. Tahapan sebelum acara ritual dimulai
Sebelum acara ngundang matu tersebut dimulai, seorang yang akan menyelenggarakan acara seperti pernikahantentu harus menyiapkan peralatan yang akan digunakan untuk mengundang atau berkomunikasi dengan matu tersebut, alatnya berupa kemenyan dan air putih. Setelah siap saiful hajat akan pergi ke goa matu kemudian membakar kemenyan dan membacakan doa di atas air tersebut dengan menyampaikan niatnya untuk mengundang dalam acara yang akan dilksanakan tersebut.
2. Tahapan pada hari h nya
Dipercayai bahwa Matu akan ikut duduk menghadiri acara resepsi pernikahan dan harus disediakan tempat duduk yang khusus untuk mereka.
3. Tahapan akhir
Dalam tahapan akhir dari ngundang matu tersebut adalah nguloh kicikan (ucapan trimakasih) yang mana penyelenggara acara akan mengucapkan terimakasih atas kehadiran dari sosok matu tersebut dan penyelenggara acara pun akan memperbolehkan matu untuk pulang ketempat mereka.
In reply to First post

Re: Forum Diskusi 6

by Rizka Fathi Aulia -
Nama : Rizka Fathi Aulia
NPM : 1953024008

Kearifan Lokal Pesisir " Tradisi Sedekah Laut " Desa Kangkung Kecamatan Bumi Waras Kota Bandar Lampung
Tradisi sedekah laut ini dilakukan pada bulan-bulan tertentu berdasarkan penghitungan (tanggal atau hari baik) dengan cara memotong kerbau. Kepala kerbau di bawah ke tengah laut sebagai persembahan kepada penunggu laut. Sedangkan daging kerbau tersebut dimakan secara bersama atau dibagikan kepada masyarakat setempat. Tujuannya tidak lain adalah, agar para nelayan diberikan keselamatan, dan hasil tangkapan pun menjadi lebih banyak. Hal tersebut dapat dipahami, karena profesi mereka sebagai nelayan akan sangat tergantung dengan situasi dan kondisi alam.
In reply to First post

Re: Forum Diskusi 6

by Annisa Defy Shafira -
Annisa Defy Shafira 1913024026

Berdasarkan kepercayaan yang diwariskan oleh nenek moyang maka
masyarakat Way Sindy masih mengganggap upacara Ngundang Matu masih perlu
dilaksanakan sebagai bentuk usaha manusia berhubungan dengan yang ghaib. Hal
ini tentu membawa dampak terhadap kebudayaan adat istiadat masyarakat Way
Sindy, karna dalam kehidupan mereka bergantung pada kekuatan supranatural
yang terdapat pada Matu sebagai tempat meminta keselamatan dan perlindungan
dari segala bentuk bencana, serta diberikan kerukunan dalam berkehidupan
masyarakat. Oleh karna itulah peneliti sangat tertarik untuk mengadakan
penelitian ini dengan harapan agar kelak dapat dijadikan suatu sumbangan
pemikiran bagi para pendidik agama dan budaya dalam menyampaikan ajaran agama dan budaya di desa way Sindy Kecamatan, Karya Penggawa Kabupaten,
Pesisir Barat.
In reply to First post

Re: Forum Diskusi 6

by Ajeng Ambar kusuma -
ajeng ambar kusuma
1913024056

Daerah pesisir barat terdapat upacara yang dinamakan Ngundang Matu. Matu adalah makhluk halus yang mendiami daerah pesisir di desa Way Sindy. Masyarakat meyakini bahwa Matu adalah sosok yang menjaga alam mereka selama ini sehingga terhindar dari bencana dan musibah lainnnya. Matu adalah mitos sejak nenek moyang terdahulu, dalam menghormati warisan adat istiadat dan budaya nenek moyang terdahulu maka mereka hingga saat ini masih melestarikan ritual ngundang matu. Ngundang matu adalah suatu acara yang akan dilakukan apabila ada keturunan darah biru atau keturunan kerajaan yang akan melakukan suatu acara besar seperti butayuh (menikah), gelarh adok (upacara pemberian gelar), busunat (sunatan) dan acara lainnya. Pada saat itulah matu di undang selaku tamu dan dalam arti menghormati kepercayaan yang diwariskan oleh nenek moyang terdahulu kepada mereka yang telah tiada.
Dalam prosesi ritual ngundang matu tentu memilki beberapa tahapan yaitu:
a. Tahapan sebelum acara ritual dimulai
Sebelum acara ngundang matu tersebut dimulai, seorang yang akan menyelenggarakan acara seperti pernikahantentu harus menyiapkan peralatan yang akan digunakan untuk mengundang atau berkomunikasi dengan matu tersebut, alatnya berupa kemenyan dan air putih. Setelah siap saiful hajat akan pergi ke goa matu kemudian membakar kemenyan dan membacakan doa di atas air tersebut dengan menyampaikan niatnya untuk mengundang dalam acara yang akan dilksanakan tersebut.
b. Tahapan pada hari h nya
Dipercayai bahwa Matu akan ikut duduk menghadiri acara resepsi pernikahan dan harus disediakan tempat duduk yang khusus untuk mereka.
c. Tahapan akhir
Dalam tahapan akhir dari ngundang matu tersebut adalah nguloh kicikan (ucapan trimakasih) yang mana penyelenggara acara akan mengucapkan terimakasih atas kehadiran dari sosok matu tersebut dan penyelenggara acara pun akan memperbolehkan matu untuk pulang ketempat mereka.