Tes Formatif 5

Tes Formatif 5

Tes Formatif 5

Number of replies: 21

Mahasiswa.. silahkan jawab pertanyaan berikut dengan menjawabnya pada kolom replay..

1. Sebutkan 5 macam kearifan lokal adat pepadun lampung

2. 2. Jelaskan maknanya

In reply to First post

Re: Tes Formatif 5

by Tina Febriani -
Tina Febriani
1913024046

5 macam kearifan lokal Lampung pepadun dan maknanya adalah :
1. Ngumo
Ngumo adalah sistem berladang pada masyarakat lampung khususnya masyarakat adat lampung pepadun yang tinggal di daerah pedalaman. Makna Ngumo merupakan simbol dari penghormatan orang lampung terhadap lingkungan alamnya, yakni memanfaatkan hutan sekaligus memelihara hutan. Ritual dalam tradisi Ngumo itu antara lain nyuwah (membakar), kusi (menebang pohon kecil) dan tuwagh (menebang pohon besar).

2. Peppung adat
Peppung merupakan kegiatan musyawarah. Istilah peppung umumnya digunakan masyarakat adat pepadun abung siwo mego, megow pak tulang bawang, dan sebagian pubian dalam menyebut kegiatan musyawarah. Makna Peppung adat bagi masyarakat adalah bahwa dalam memutuskan sesuatu yang menyangkut masyarakat juga harus berdasarkan kesepakatan atau pendapat masyarakat tersebut agar tetap terjaga persatuan dan kesatuan dalam masyarakat. Peppung adat dilakukan dalam penyelesaian masalah adat, revitalisasi, hukum-hukum adat atau untuk mengembangkan rasionalisasi adat istiadat demi kerukunan dan kesejahteraan masyarakat adat setempat.

3. Sebambangan(larian)
Merupakan perkawinan dengan cara melarikan gadis yang akan dinikahi dengan persetujuan gadis tersebut untuk menghindarkan diri dari tata cara adat yang dianggap terlalu berlarut-larut. Sebambangan dilakukan apabila pasangan yang ingin melakukan pernikahan mendapatkan suatu kendala dalam proses pernikahannya. Makna Sebambangan adalah meskipun terdapat masalah/kendala pasti ada jalan keluarnya asalkan sama-sama mau berjuang. Kendala tersebut bisa karena tidak adanya restu orang tua, perbedaan status sosial ekonomi, atau puhak laki-laki tidak mampu membayar uang mahar yang diminta oleh pihak perempuan.

4. Upacara adat daduai
Upacara adat daduai tercipta karena adanya pernikahan sebambangan. Adat daduai dimaksudkan mendamaikan perselisihan antara kedua pihak keluarga yang terjadi akibat sebambangan pihak bujang dan gadis. Makna upacara daduai adalah dalam bahasa lampung, way berarti air. Air berfungsi untuk memadamkan api. Dengan demikian, upacara adat daduai bertujuan untuk memberikan kesejukan air yang dapat memadam-kan 'api amarah' dan membuat hati kedua belah pihak tentram, sehingga tercipta hubungan yang harmonis antara kedua belah pihak.

5. Toupang tawi
Yaitu mengoleskan ke telapak tangan pengantin yang akan menikah dengan tepung beras tiga warna yaitu warna putih, merah dan hijau. Makna dari toupang tawi ini sebagai penawar segala marabahaya dan menaburkan beras di campur bunga tujuh warna bermakna segara restu orang tua, segala doa terbaik agar sepasang suami istri ini menjadi keluarga sakinah, mawadah dan warohmah.
In reply to First post

Re: Tes Formatif 5

by Fajriani Nur Matin -
Nama : Fajriani Nur Matin
NPM : 1913024006

1. Toupang tawi
Yaitu mengoleskan ke telapak tangan pengantin yang akan menikah dengan tepung beras tiga warna yaitu warna putih, merah dan hijau. Makna dari toupang tawi ini sebagai penawar segala marabahaya dan menaburkan beras di campur bunga tujuh warna bermakna segara restu orang tua, segala doa terbaik agar sepasang suami istri ini menjadi keluarga sakinah, mawadah dan warohmah.

2. Sebambangan(larian)
Merupakan perkawinan dengan cara melarikan gadis yang akan dinikahi dengan persetujuan gadis tersebut untuk menghindarkan diri dari tata cara adat yang dianggap terlalu berlarut-larut. Sebambangan dilakukan apabila pasangan yang ingin melakukan pernikahan mendapatkan suatu kendala dalam proses pernikahannya. Makna Sebambangan adalah meskipun terdapat masalah/kendala pasti ada jalan keluarnya asalkan sama-sama mau berjuang. Kendala tersebut bisa karena tidak adanya restu orang tua, perbedaan status sosial ekonomi, atau puhak laki-laki tidak mampu membayar uang mahar yang diminta oleh pihak perempuan.

3. Upacara adat daduai
Upacara adat daduai tercipta karena adanya pernikahan sebambangan. Adat daduai dimaksudkan mendamaikan perselisihan antara kedua pihak keluarga yang terjadi akibat sebambangan pihak bujang dan gadis. Makna upacara daduai adalah dalam bahasa lampung, way berarti air. Air berfungsi untuk memadamkan api. Dengan demikian, upacara adat daduai bertujuan untuk memberikan kesejukan air yang dapat memadam-kan 'api amarah' dan membuat hati kedua belah pihak tentram, sehingga tercipta hubungan yang harmonis antara kedua belah pihak.

4. . Ngumo
Ngumo adalah sistem berladang pada masyarakat lampung khususnya masyarakat adat lampung pepadun yang tinggal di daerah pedalaman. Makna Ngumo merupakan simbol dari penghormatan orang lampung terhadap lingkungan alamnya, yakni memanfaatkan hutan sekaligus memelihara hutan. Ritual dalam tradisi Ngumo itu antara lain nyuwah (membakar), kusi (menebang pohon kecil) dan tuwagh (menebang pohon besar).

5. Peppung adat
Peppung merupakan kegiatan musyawarah. Istilah peppung umumnya digunakan masyarakat adat pepadun abung siwo mego, megow pak tulang bawang, dan sebagian pubian dalam menyebut kegiatan musyawarah. Makna Peppung adat bagi masyarakat adalah bahwa dalam memutuskan sesuatu yang menyangkut masyarakat juga harus berdasarkan kesepakatan atau pendapat masyarakat tersebut agar tetap terjaga persatuan dan kesatuan dalam masyarakat. Peppung adat dilakukan dalam penyelesaian masalah adat, revitalisasi, hukum-hukum adat atau untuk mengembangkan rasionalisasi adat istiadat demi kerukunan dan kesejahteraan masyarakat adat setempat.
In reply to First post

Re: Tes Formatif 5

by Nabila Herlinawati -
Nama :Nabila Herlinawati
NPM : 1913024004

5 macam kearifan lokal Lampung pepadun dan maknanya

1. Ngumo

Ngumo yang merupakan sistem pertanian tradisional yang dimiliki masyarakat adat Lampung Pepadun dari sejak nenek moyang mereka. Masyarakat Lampung dikenal sebagai masyarakat dengan sistem bertani lahan kering (non-irigasi). Hanya masyarakat pendatang misalnya transmigrasi dari Jawa yang mengenalkan sistem bercocok tanam irigasi di Lampung. Dikarenakan cara ngumo yang membakar hutan dan tidak menetap maka sistem pertanian lokal ini dituding sebagai perusak hutan. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa dalam Ngumo terdapat rangkaian ritual-ritual yang merupakan simbol dari ”penghormatan” orang Lampung terhadap lingkungan alamnya, yakni memanfaatkan hutan sekaligus memelihara hutan. Ritual itu antara lain nyuwah (membakar), kusi (menebang pohon kecil) dan tuwagh (menebang pohon besar).

2. Peppung adat

Peppung merupakan kegiatan musyawarah. Istilah peppung umumnya digunakan masyarakat adat pepadun abung siwo mego, megow pak tulang bawang, dan sebagian pubian dalam menyebut kegiatan musyawarah. Peppung adat merupakan kegiatan berkumpul bersama antara penyeimbang adat untuk mencapai kesepakatan tentang kepentingan yang berkaitan dengan penyelesaian masalah adat, revitalisasi, hukum-hukum adat atau untuk mengembangkan rasionalisasi adat istiadat demi kerukunan dan kesejahteraan masyarakat adat setempat.

3. Sebambangan (larian)

Sebambangan atau Larian adalah adat Lampung yang mengatur pelarian gadis oleh bujang ke rumah kepala adat untuk meminta persetujuan dari orang tua si gadis, melalui musyawarah adat antara kepala adat dengan kedua orang tua bujang dan gadis, sehingga diambil kesepakatan dan persetujuan antara kedua orang tua tersebut.. Makna Sebambangan adalah meskipun terdapat masalah/kendala pasti ada jalan keluarnya asalkan sama-sama mau berjuang. Kendala tersebut bisa karena tidak adanya restu orang tua, perbedaan status sosial ekonomi, atau puhak laki-laki tidak mampu membayar uang mahar yang diminta oleh pihak perempuan.

4. Upacara adat daduai

Upacara adat Daduai tercipta karena adanya pernikahan sebambangan. Adat Daduai dimaksudkan mendamaikan perselisihan antara kedua pihak keluarga yang terjadi akibat sebambangan pihak bujang dan gadis, sehingga diharapkan dapat terjadi perdamaian dari kedua belah pihak, dan dapat kembali rukun menjadi satu.

5. Toupang tawi

Yaitu mengoleskan ke telapak tangan pengantin yang akan menikah dengan tepung beras tiga warna yaitu warna putih, merah dan hijau. Makna dari toupang tawi ini sebagai penawar segala marabahaya dan menaburkan beras di campur bunga tujuh warna bermakna segara restu orang tua, segala doa terbaik agar sepasang suami istri ini menjadi keluarga sakinah, mawadah dan warohmah.
In reply to First post

Re: Tes Formatif 5

by Anisa Hikmawati -
Nama : Anisa Hikmawati
NPM : 1913024028

1. Upacara cakak pepadun adalah upacara pemberian gelar adat bagi masyarakat pepadun. Makna dari upacara ini adalah untuk menghormati tetua adat dan menjaga kelestarian budaya masyarakat Lampung.

2. Sebambangan(larian) merupakan perkawinan dengan cara melarikan gadis yang akan dinikahi dengan persetujuan gadis tersebut untuk menghindarkan diri dari tata cara adat yang dianggap terlalu berlarut-larut.
2. Toupang tawi yang memiliki makna dari toupang tawi ini sebagai penawar segala marabahaya dan menaburkan beras di campur bunga tujuh warna bermakna segara restu orang tua, segala doa terbaik agar sepasang suami istri ini menjadi keluarga sakinah, mawadah dan warohmah.yaitu mengoleskan ke telapak tangan pengantin yang akan menikah dengan tepung beras tiga warna yaitu warna putih, merah dan hijau.

3. Ngumo adalah sistem berladang pada masyarakat lampung khususnya masyarakat adat lampung pepadun yang tinggal di daerah pedalaman. Makna Ngumo merupakan simbol dari penghormatan orang lampung terhadap lingkungan alamnya, yakni memanfaatkan hutan sekaligus memelihara hutan.

5. Peppung adat merupakan kegiatan musyawarah. Makna Peppung adat bagi masyarakat adalah bahwa dalam memutuskan sesuatu yang menyangkut masyarakat juga harus berdasarkan kesepakatan atau pendapat masyarakat tersebut agar tetap terjaga persatuan dan kesatuan dalam masyarakat. Peppung adat dilakukan dalam penyelesaian masalah adat, revitalisasi, hukum-hukum adat atau untuk mengembangkan rasionalisasi adat istiadat demi kerukunan dan kesejahteraan masyarakat adat setempat.
In reply to First post

Re: Tes Formatif 5

by Eliska Bia Kusuma Putri -
Eliska Bia Kusuma Putri
NPM 1913024018
1. Ngumo, merupakan sistem berladang yang berlaku dj masyarakat lampung khususnya masyarakat adat pepadun yang tinggal di daerah pedalaman. Makna Ritual dalam tradisi ini antara lain nyuwah (membakar), kusi (menebang pohon kecil) dan tuwagh (menebang pohon besar). Ngumo sendiri dimaknai sebagai penghormatan orang lampung terhadap lingkungan alamnya dengan memanfaatkan hutan sekaligus memelihara hutan.
2. Sebambangan, merupakan adat perkawinan dengan cara melarikan gadis yang akan dinikahi dengan persetujuan gadis tersebut untuk menghindarkan diri dari tata cara adat yang dianggap terlalu berlarut-larut. Sebambangan dilakukan apabila pasangan yang ingin melakukan pernikahan mendapatkan suatu kendala dalam proses pernikahannya. Makna Sebambangan adalah meskipun terdapat masalah/kendala pasti ada jalan keluarnya asalkan sama-sama mau berjuang. Kendala tersebut bisa karena tidak adanya restu orang tua, perbedaan status sosial ekonomi, atau puhak laki-laki tidak mampu membayar uang mahar yang diminta oleh pihak perempuan.

3. Peppung adat atau musyarawah, yang djmaknai oleh masyarakat dalam memutuskan sesuatu yang menyangkut masyarakat juga harus berdasarkan kesepakatan atau pendapat masyarakat tersebut agar tetap terjaga persatuan dan kesatuan dalam masyarakat. Peppung adat dilakukan dalam penyelesaian masalah adat, revitalisasi, hukum-hukum adat atau untuk mengembangkan rasionalisasi adat istiadat demi kerukunan dan kesejahteraan masyarakat adat setempat.
4. Toupang tawi yakni demgan mengoleskan ke telapak tangan pengantin yang akan menikah dengan tepung beras tiga warna yaitu warna putih, merah dan hijau. Kearifan lokal kni dimaknai sebagai penawar segala marabahaya dan menaburkan beras di campur bunga tujuh warna bermakna segara restu orang tua, segala doa terbaik agar sepasang suami istri ini menjadi keluarga sakinah, mawadah dan warohmah.
5. Upacara adat daduai, yang tercipta karena adanya pernikahan sebambangan dan dimaksudkan mendamaikan perselisihan antara kedua pihak keluarga yang terjadi akibat sebambangan pihak bujang dan gadis. Makna upacara daduai adalah dalam bahasa lampung, way berarti air. Air berfungsi untuk memadamkan api. Dengan demikian, upacara adat daduai bertujuan untuk memberikan kesejukan air yang dapat memadam-kan 'api amarah' dan membuat hati kedua belah pihak tentram, sehingga tercipta hubungan yang harmonis antara kedua belah pihak.
In reply to First post

Re: Tes Formatif 5

by ade amalia chansa -
Nama : Ade Amalia Chansa
NPM : 1963024002
Mohon izin menjawab

1) Sebambangan
Sebambangan atau Ngebambambang, Ninjuk atau Nakat, dan Nunggang ialah istilah yang digunakan “kawin lari” oleh masyarakat Lampung Pepadun. Secara harfiah Sebambangan berasal dari kata “se” (saling) dan “bumbang” (bawa atau pergi). Sebambangan berarti sebuah perkawinan tanpa melalui proses lamaran dan merupakan inisiatif yang kemudian diusahakan dan diperjuangkan oleh pasangan laki-laki dan perempuan yang akan menikah. Dengan kata lain seorang laki-laki membawa seorang perempuan untuk diajak menikah.

2) Ngumo
Ngumo adalah Sistem berladang pada masyarakat Lampung khususnya masyarakat adat Lampung Pepadun yang tinggal di daerah Pedalaman. Ngumo yang merupakan sistem pertanian tradisional yang dimiliki masyarakat adat Lampung Pepadun dari sejak nenek moyang mereka.

3) Peppung adat
Peppung adat artinya kegiatan berkumpul bersama antara penyeimbang adat untuk mencapai kesepakatan tentang kepentingan yang berkaitan dengan penyelesaian masalah adat, revitalisasi, hukum-hukum adat atau untuk mengembangkan rasionalisasi adat istiadat demi kerukunan dan kesejahteraan masyarakat adat setempat.

4) Toupang tawi
Yaitu mengoleskan ke telapak tangan pengantin yang akan menikah dengan tepung beras tiga warna yaitu warna putih, merah dan hijau. Makna dari toupang tawi ini sebagai penawar segala marabahaya dan menaburkan beras di campur bunga tujuh warna bermakna segara restu orang tua, segala doa terbaik agar sepasang suami istri ini menjadi keluarga sakinah, mawadah dan warohmah.

5) Upacara adat Daduai
Upacara adat Daduai tercipta karena adanya pernikahan sebambangan. Pernikahan sebambangan adalah adat Lampung yang mengatur pelarian gadis oleh bujang ke rumah kepala adat untuk meminta persetujuan dari orang tua si gadis, melalui musyawarah adat antara kepala adat dengan kedua orang tua bujang dan gadis, sehingga diambil kesepakatan dan persetujuan antara kedua orang tua tersebut. Upacara adat Daduai dilakukan apabila sebambangan ini tidak disetujui oleh pihak keluarga gadis yang tidak rela gadisnya dinikahkan oleh bujang. Hal ini dapat menimbulkan konflik amarah antara kedua belah pihak, baik pihak gadis maupun pihak bujang.
Adat Daduai dimaksudkan mendamaikan perselisihan antara kedua pihak keluarga yang terjadi akibat sebambangan pihak bujang dan gadis, sehingga diharapkan dapat terjadi perdamaian dari kedua belah pihak, dan dapat kembali rukun menjadi satu. Sesuai dengan asal kata Daduai yaitu 'uai' yang dapat dibaca 'wai/way'. Dalam bahasa Lampung, way berarti air. Air berfungsi untuk memadamkan api. Dengan demikian, upacara adat Daduai bertujuan untuk memberikan kesejukan air yang dapat memadamkan 'api amarah' dan membuat hati kedua belah pihak tentram, sehingga tercipta hubungan yang harmonis antara kedua belah pihak.
In reply to First post

Re: Tes Formatif 5

by Erika Suci Amalia -
Erika Suci Amalia
1913024010

1. Ngejuk- Ngakuk : Sistem perkawinan masyarakat adat Lampung Pepadun menganut asas ngejuk-ngakuk. ” (memberi – mengambil). Orang tua akan memberikan dan merelakan anak gadisnya (muli) untuk diambil oleh bujang (menghanai). Ngejuk dalam arti yang luas ialah memberikan anak gadis untuk diambil atau dikawinkan dan dijadikan anggota keluarga yang lain. Artinya pemberian anak gadis tersebut diketahui oleh para orang tua mereka (kedua belah pihak).
2. Sebambangan : Sebambangan atau Ngebambambang, Ninjuk atau Nakat, dan Nunggang ialah istilah yang digunakan “kawin lari” oleh masyarakat Lampung Pepadun. Secara harfiah Sebambangan berasal dari kata “se” (saling) dan “bumbang” (bawa atau pergi). Sebambangan berarti sebuah perkawinan tanpa melalui proses lamaran dan merupakan inisiatif yang kemudian diusahakan dan diperjuangkan oleh pasangan laki-laki dan perempuan yang akan menikah.
3. Anjau Sabai dan Mengiyan : silaturahmi untuk saling mengenal kedua belah pihak calon besan, biasanya dilakukan atas permintaan keluarga laki-laki dengan membawa makanan dan minuman yang kemudian dimakan secara bersama (mengan pujama). Kegiatan tersebut dilakukan pula oleh pihak perempuan dengan mendatangi pihak laki-laki (mengiyan atau begiyan) dengan tujuan mengantarkan perkakas atau pakaian sehari-hari si kebayan atau manjau
4. Begawi cakak Pepadun : Begawai Cakak Pepadun merupakan rangkaian upacara perkawinan Lampung Pepadun Jurai Abung yang dirangkaikan dengan upacara pemberian gelar bagi mempelai pria dan mempelai wanita dengan naik tahta kepenyimbangan dan memperoleh gelar serta kedudukan yang tinggi dalam adat.
5. Upacara adat daduai
Upacara adat daduai tercipta karena adanya pernikahan sebambangan. Adat daduai dimaksudkan mendamaikan perselisihan antara kedua pihak keluarga yang terjadi akibat sebambangan pihak bujang dan gadis.. Dengan demikian, upacara adat daduai bertujuan untuk memberikan kesejukan air yang dapat memadam-kan 'api amarah' dan membuat hati kedua belah pihak tentram, sehingga tercipta hubungan yang harmonis antara kedua belah pihak.
6. Ngumo
Ngumo adalah sistem berladang pada masyarakat lampung khususnya masyarakat adat lampung pepadun yang tinggal di daerah pedalaman. Makna Ngumo merupakan simbol dari penghormatan orang lampung terhadap lingkungan alamnya, yakni memanfaatkan hutan sekaligus memelihara hutan. Ritual dalam tradisi Ngumo itu antara lain nyuwah (membakar), kusi (menebang pohon kecil) dan tuwagh (menebang pohon besar).
7. Peppung adat
Peppung merupakan kegiatan musyawarah. Istilah peppung umumnya digunakan masyarakat adat pepadun abung siwo mego, megow pak tulang bawang, dan sebagian pubian dalam menyebut kegiatan musyawarah. Makna Peppung adat bagi masyarakat adalah bahwa dalam memutuskan sesuatu yang menyangkut masyarakat juga harus berdasarkan kesepakatan atau pendapat masyarakat tersebut agar tetap terjaga persatuan dan kesatuan dalam masyarakat.
In reply to First post

Re: Tes Formatif 5

by Arinda Marsyahda Zaniarti -
Arinda Marsyahda Zaniarti
1913024012

1. Begawi atau yang kerap disebut dengan istilah lengkap Begawi Cakak Pepadun merupakan upacara adat masyarakat Lampung pepadun untuk memberikan gelar adat kepada seseorang. Setiap orang memiliki kesempatan untuk melakukan peningkatan status adatnya dengan melakukan upacara ini yang mengharuskannya membayar sejumlah uang (dau) dan hewan ternak kerbau. Jumlah uang dan kerbau yang harus dibayarkan tergantung dari seberapa tinggi peningkatan status adat yang diinginkan, jika status adat yang diinginkan semakin tinggi, maka uang dan kerbau yang harus diserahkan jumlahnya juga semakin banyak.
2. Ngumo
Ngumo yang merupakan sistem pertanian tradisional yang dimiliki
masyarakat adat Lampung Pepadun dari sejak nenek moyang mereka. Dalam Ngumo terdapat rangkaian ritual-ritual yang merupakan simbol
dari ”penghormatan” orang Lampung terhadap lingkungan alamnya, yakni memanfaatkan
hutan sekaligus memelihara hutan. Ritual itu antara lain nyuwah (membakar), kusi (menebang
pohon kecil) dan tuwagh (menebang pohon besar).
3. Sebambangan atau larian adalah dimana pihak laki-laki melarikan gadis atas dasar suka sama suka, adanya kesepakatan anatara bujang dan gadis terlebih dahulu,dan perempuan tersebut akan meninggalkan surat dan uang sebagai pengepik biasanya di letakkan di bawah kasur tempat tidur gadis tersebut.
4. Upacara adat Daduai
Upacara adat daduai dilakukan apabila sebambangan ini tidak disetujui oleh pihak keluarga gadis yang tidak rela gadisnya dinikahkan oleh bujang. Hal ini dapat menimbulkan konflik amarah antara kedua belah pihak, baik pihak gadis maupun pihak bujang.
5. Peppung adat
Peppung adat artinya kegiatan berkumpul bersama antara penyeimbang adat untuk mencapai kesepakatan tentang kepentingan yang berkaitan dengan penyelesaian masalah adat, revitalisasi, hukum-hukum adat atau untuk mengembangkan rasionalisasi adat istiadat demi kerukunan dan kesejahteraan masyarakat adat setempat.
In reply to First post

Re: Tes Formatif 5

by Komang Ayu Juni Harsini -
Selamat malam ibu
Saya Komang Ayu Juni Harsini
NPM 1913024042
Akan mencoba menjawab tes formatif pada pertemuan kali ini
Contoh 5 kearifan lokal masyarakat pepadun dan maknanya adalah sebagai berikut :

1. Sebambangan
sebambangan berarti sebuah perkawinan tanpa melalui proses lamaran atau merupakan inisiatif yang kemudian diusahakan dan diperjuangkan oleh pasangan laki-laki dan perempuan yang akan menikah, sebambangan ini identik dengan bujang yang membawa pergi atau lari si gadis. Makna dari sebambangan yaitu meskipun terdapat kendala dalam sebuah hubungan tentu pasti akan ada solusi asalkan kedua pihak mau berjuang bersama.

2. Upacara adat pepadun
makna dari upacara ini adalah untuk menghormati tetua adat dan menjaga kelestarian budaya masyarakat Lampung.

3. Peppung adat
Peppung adat ialah kegiatan musyawarah gimana kegiatan ini bermakna bahwa dalam memutuskan sesuatu yang menyangkut masyarakat harus Berdasarkan kesepakatan atau pendapat masyarakat tersebut agar tetap terjaga persatuan dan kesatuan dalam masyarakat. Tepung ada dilakukan dalam penyelesaian masalah adat atau untuk mengembangkan rasionalisasi adat-istiadat demi kerukunan dan kesejahteraan masyarakat setempat.

4. Ngejuk-Ngakuk
ngaju ngakuk merupakan sistem perkawinan masyarakat adat Lampung pepadun dimana ngejuk ngakuk berarti memberi- mengambil, orang tua gadis akan memberi anaknya untuk diambil oleh bujang atau dikawinkan dan dijadikan anggota keluarga yang lain. Sehingga dalam pemberian anak gadis tersebut diketahui oleh para orang tua dari kedua belah pihak.

5. Toupang tawi
Toupang tawi merupakan tradisi adat pepadudengan mengoleskan ke telapak tangan pengantin yang akan menikah dengan tepung beras tiga warna yaitu warna putih, merah dan hijau. Makna dari toupang tawi ini sebagai penawar segala marabahaya dan menaburkan beras di campur bunga tujuh warna bermakna segara restu orang tua, segala doa terbaik agar sepasang suami istri ini menjadi keluarga yang harmonis

Sekian terima kasih ibu
In reply to First post

Re: Tes Formatif 5

by Nisrina Nur Azizah -
Nisrina Nur Azizah
1913024032

1. Toupang tawi
Yaitu mengoleskan ke telapak tangan pengantin yang akan menikah. tepung beras tiga warna yaitu warna putih, merah dan hijau. Makna dari toupang tawi ini sebagai penawar segala marabahaya dan menaburkan beras di campur bunga tujuh warna bermakna segara restu orang tua, segala doa terbaik agar pasangan suami istri ini menjadi keluarga sakinah, mawadah dan warohmah.

2. Upacara adat daduai
Upacara adat daduai tercipta karena adanya pernikahan sebambangan. Adat daduai keuntungan mendamaikan hal antara kedua pihak keluarga yang terjadi akibat sebambangan pihak bujang dan gadis. Makna upacara daduail adalah dalam bahasa lampung, way berarti air. Air bekerja untuk melihat api. Dengan demikian, upacara adat daduai bertujuan untuk memberikan kesejukan udara yang dapat memadam-kan 'api amarah' dan membuat hati kedua belah pihak tentram, sehingga tercipta hubungan yang harmonis antara kedua belah pihak.

3. Peppung adat
Peppung merupakan kegiatan musyawarah. Istilah peppung umumnya digunakan masyarakat adat pepadun abung siwo mego, megow pak tulang bawang, dan sebagian pubian dalam menyebut kegiatan musyawarah. Makna Peppung adat bagi masyarakat adalah bahwa dalam memutuskan sesuatu yang menyangkut masyarakat juga harus berdasarkan kesepakatan atau pendapat masyarakat tersebut agar tetap terjaga persatuan
dan kesatuan dalam masyarakat. Peppung adat dilakukan dalam penyelesaian masalah adat, revitalisasi, hukum-hukum adat atau untuk mengembangkan rasionalisasi adat istiadat demi kerukunan dan kesejahteraan masyarakat adat setempat.

4.Ngumo
Ngumo adalah sistem berladang pada masyarakat lampung khususnya masyarakat adat lampung pepadun yang tinggal di daerah pedalaman. Makna Ngumo merupakan simbol dari aktivitas orang lampung terhadap lingkungan alamnya, yakni memanfaatkan hutan sekaligus memelihara hutan. Ritual dalam tradisi Ngumo itu antara lain nyuwah (membakar), kusi (menebang pohon kecil) dan tuwagh (menebang pohon besar).

5. Sebambangan(larian)

Melanjutkan perkawinan dengan cara gadis yang akan dinikahi dengan persetujuan gadis tersebut untuk menghindari diri dari tata cara adat. yang dianggap terlalu berlarut-larut.
In reply to First post

Re: Tes Formatif 5

by Nigita Kusuma Ningrum -
Nigita Kusuma Ningrum
1913024020

Kearifan lokal adat pepadun lampung dan maknanya
1. Sebambangan (larian), sebambangan merupakan perkawinan dengan cara melarikan gadis yang akan dinikahi dengan persetujuan gadis tersebut untuk menghindarkan diri dari tata cara adat yang dianggap terlalu berlarut-larut. Sebambangan dilakukan apabila pasangan yang ingin melakukan pernikahan mendapatkan suatu kendala dalam proses pernikahannya. Makna Sebambangan adalah meskipun terdapat masalah/kendala pasti ada jalan keluarnya asalkan sama-sama mau berjuang. Kendala tersebut bisa karena tidak adanya restu orang tua, perbedaan status sosial ekonomi, atau puhak laki-laki tidak mampu membayar uang mahar yang diminta oleh pihak perempuan.
2. Upacara adat daduai, upacara adat daduai tercipta karena adanya pernikahan sebambangan. Adat daduai dimaksudkan mendamaikan perselisihan antara kedua pihak keluarga yang terjadi akibat sebambangan pihak bujang dan gadis. Makna upacara daduai adalah dalam bahasa lampung, way berarti air. Air berfungsi untuk memadamkan api. Dengan demikian, upacara adat daduai bertujuan untuk memberikan kesejukan air yang dapat memadam-kan 'api amarah' dan membuat hati kedua belah pihak tentram, sehingga tercipta hubungan yang harmonis antara kedua belah pihak.
3. Ngumo, ngumo adalah sistem berladang pada masyarakat lampung khususnya masyarakat adat lampung pepadun yang tinggal di daerah pedalaman. Makna Ngumo merupakan simbol dari penghormatan orang lampung terhadap lingkungan alamnya, yakni memanfaatkan hutan sekaligus memelihara hutan. Ritual dalam tradisi Ngumo itu antara lain nyuwah (membakar), kusi (menebang pohon kecil) dan tuwagh (menebang pohon besar).
4. Toupang tawi, toupang tawi yaitu mengoleskan ke telapak tangan pengantin yang akan menikah dengan tepung beras tiga warna yaitu warna putih, merah dan hijau. Makna dari toupang tawi ini sebagai penawar segala marabahaya dan menaburkan beras di campur bunga tujuh warna bermakna segara restu orang tua, segala doa terbaik agar sepasang suami istri ini menjadi keluarga sakinah, mawadah dan warohmah.
5. Peppung adat, peppung merupakan kegiatan musyawarah. Istilah peppung umumnya digunakan masyarakat adat pepadun abung siwo mego, megow pak tulang bawang, dan sebagian pubian dalam menyebut kegiatan musyawarah. Makna Peppung adat bagi masyarakat adalah bahwa dalam memutuskan sesuatu yang menyangkut masyarakat juga harus berdasarkan kesepakatan atau pendapat masyarakat tersebut agar tetap terjaga persatuan dan kesatuan dalam masyarakat. Peppung adat dilakukan dalam penyelesaian masalah adat, revitalisasi, hukum-hukum adat atau untuk mengembangkan rasionalisasi adat istiadat demi kerukunan dan kesejahteraan masyarakat adat setempat.
In reply to First post

Re: Tes Formatif 5

by Inggrid Purwaningtyas -
Inggrid Purwaningtyas
1913024040

1. Ngumo
Sistem pertanial tradisional pada masyarakat Lampung khususnya masyarakat adat Lampung Pepadun yang tinggal di daerah Pedalaman. Makna Ngumo merupakan simbol dari penghormatan orang lampung terhadap lingkungan alamnya, yakni memanfaatkan hutan sekaligus memelihara hutan. Ritual dalam tradisi Ngumo itu antara lain nyuwah (membakar), kusi (menebang pohon kecil) dan tuwagh (menebang pohon besar).

2. Sebambangan
Sebambangan atau Ngebambambang, Ninjuk atau Nakat, dan Nunggang ialah istilah yang digunakan “kawin lari” oleh masyarakat Lampung Pepadun. Secara harfiah Sebambangan berasal dari kata “se” (saling) dan “bumbang” (bawa atau pergi). Sebambangan berarti sebuah perkawinan tanpa melalui proses lamaran dan merupakan inisiatif yang kemudian diusahakan dan diperjuangkan oleh pasangan laki-laki dan perempuan yang akan menikah. Dengan kata lain seorang laki-laki membawa seorang perempuan untuk diajak menikah.

4. Toupang tawi
Yaitu mengoleskan ke telapak tangan pengantin yang akan menikah dengan tepung beras tiga warna yaitu warna putih, merah dan hijau. Makna dari toupang tawi ini sebagai penawar segala marabahaya dan menaburkan beras di campur bunga tujuh warna bermakna segara restu orang tua, segala doa terbaik agar sepasang suami istri ini menjadi keluarga sakinah, mawadah dan warohmah.

4. Peppung adat
Peppung adat artinya kegiatan berkumpul bersama antara penyeimbang adat untuk mencapai kesepakatan tentang kepentingan yang berkaitan dengan penyelesaian masalah adat, revitalisasi, hukum-hukum adat atau untuk mengembangkan rasionalisasi adat istiadat demi kerukunan dan kesejahteraan masyarakat adat setempat.

5. Upacara adat Daduai
Upacara adat Daduai tercipta karena adanya pernikahan sebambangan. Pernikahan sebambangan adalah adat Lampung yang mengatur pelarian gadis oleh bujang ke rumah kepala adat untuk meminta persetujuan dari orang tua si gadis, melalui musyawarah adat antara kepala adat dengan kedua orang tua bujang dan gadis, sehingga diambil kesepakatan dan persetujuan antara kedua orang tua tersebut. Upacara adat Daduai dilakukan apabila sebambangan ini tidak disetujui oleh pihak keluarga gadis yang tidak rela gadisnya dinikahkan oleh bujang. Hal ini dapat menimbulkan konflik amarah antara kedua belah pihak, baik pihak gadis maupun pihak bujang.
Adat Daduai dimaksudkan mendamaikan perselisihan antara kedua pihak keluarga yang terjadi akibat sebambangan pihak bujang dan gadis, sehingga diharapkan dapat terjadi perdamaian dari kedua belah pihak, dan dapat kembali rukun menjadi satu. Sesuai dengan asal kata Daduai yaitu 'uai' yang dapat dibaca 'wai/way'. Dalam bahasa Lampung, way berarti air. Air berfungsi untuk memadamkan api. Dengan demikian, upacara adat Daduai bertujuan untuk memberikan kesejukan air yang dapat memadamkan 'api amarah' dan membuat hati kedua belah pihak tentram, sehingga tercipta hubungan yang harmonis antara kedua belah pihak.
In reply to First post

Re: Tes Formatif 5

by Rizka Fathi Aulia -
Nama : Rizka Fathi Aulia
NPM : 1953024008

Terdapat 5 macam kearifan lokal Lampung pepadun dan maknanya, diantaranya adalah :
1. Ngumo
Ngumo adalah sistem berladang pada masyarakat lampung khususnya masyarakat adat lampung pepadun yang tinggal di daerah pedalaman. Makna Ngumo merupakan simbol dari penghormatan orang lampung terhadap lingkungan alamnya, yakni memanfaatkan hutan sekaligus memelihara hutan. terdapat beberapa ritual dalam tradisi Ngumo itu antara lain nyuwah (membakar), kusi (menebang pohon kecil) dan tuwagh (menebang pohon besar)
2. Peppung adat
Peppung merupakan kegiatan musyawarah. Istilah peppung umumnya digunakan masyarakat adat pepadun abung siwo mego, megow pak tulang bawang, dan sebagian pubian dalam menyebut kegiatan musyawarah. Makna Peppung adat bagi masyarakat adalah bahwa dalam memutuskan sesuatu yang menyangkut masyarakat juga harus berdasarkan kesepakatan atau pendapat masyarakat tersebut agar tetap terjaga persatuan dan kesatuan dalam masyarakat. Biasanya Peppung adat dilakukan dalam penyelesaian masalah adat, revitalisasi, hukum-hukum adat atau untuk mengembangkan rasionalisasi adat istiadat demi kerukunan dan kesejahteraan masyarakat adat setempat.
3. Sebambangan(larian)
Merupakan perkawinan dengan cara melarikan gadis yang akan dinikahi dengan persetujuan gadis tersebut untuk menghindarkan diri dari tata cara adat yang dianggap terlalu berlarut-larut. Sebambangan dilakukan apabila pasangan yang ingin melakukan pernikahan mendapatkan suatu kendala dalam proses pernikahannya. Makna Sebambangan adalah meskipun terdapat masalah/kendala pasti ada jalan keluarnya asalkan sama-sama mau berjuang. Kendala tersebut bisa karena tidak adanya restu orang tua, perbedaan status sosial ekonomi, atau puhak laki-laki tidak mampu membayar uang mahar yang diminta oleh pihak perempuan.
4. Upacara adat daduai
Upacara adat daduai tercipta karena adanya pernikahan sebambangan. Adat daduai dimaksudkan mendamaikan perselisihan antara kedua pihak keluarga yang terjadi akibat sebambangan pihak bujang dan gadis. Makna upacara daduai adalah dalam bahasa lampung, way berarti air. Air berfungsi untuk memadamkan api. Dengan demikian, upacara adat daduai bertujuan untuk memberikan kesejukan air yang dapat memadam-kan 'api amarah' dan membuat hati kedua belah pihak tentram, sehingga tercipta hubungan yang harmonis antara kedua belah pihak.
5. Toupang tawi
Yaitu mengoleskan ke telapak tangan pengantin yang akan menikah dengan tepung beras tiga warna yaitu warna putih, merah dan hijau. Makna dari toupang tawi ini sebagai penawar segala marabahaya dan menaburkan beras di campur bunga tujuh warna bermakna segara restu orang tua, segala doa terbaik agar sepasang suami istri ini menjadi keluarga sakinah, mawadah dan warohmah.
In reply to First post

Re: Tes Formatif 5

by Widya Wafa Karimah -
Widya Wafa Karimah
1953024004
- Piil Pesenggiri yang merupakan falsafah hidup orang Lampung memiliki arti harga diri, maknanya prinsip prinsip yang harus dianut agar seorang itu memiliki eksistensi atau harga diri. Adapun Piil Pesenggiri sebagai penyangga (pilar) utama filosofi orang Lampung disokong empat pilar penyangga yaitu Nemui Nyimah (produktif), Nengah Nyapur (kompetitif), Juluk Beadek (inovatif) dan Sakai Sambayan (kooperatif)
- Ngumo adalah sistem berladang pada masyarakat lampung khususnya masyarakat adat lampung pepadun yang tinggal di daerah pedalaman. Makna Ngumo merupakan simbol dari penghormatan orang lampung terhadap lingkungan alamnya, yakni memanfaatkan hutan sekaligus memelihara hutan. Ritual dalam tradisi Ngumo itu antara lain nyuwah (membakar), kusi (menebang pohon kecil) dan tuwagh (menebang pohon besar).

· Nemui Nyimah
Nemui berarti Tamu
Nyimah atau Simah berarti Santun.
Bagian Nemui Nyimah ini sebagai perlambang kala masyarakat Lampung menjamu kehadiran tamu. Simah adalah sebagai penentu. Keterbukaan terhadap seluruh masyarakat yang menjalin hubungan saat bertamu. Sikap sopan santun kala bertamu termasuk didalamnya menjamu tamu yang datang berkunjung pun menjadi perhatian masyarakat Lampung. Tindakan ini merupakan penerapan prinsip membina tali silaturahmi baik terhadap generasi sebelumnya maupun generasi mendatang.

· Nengah Nyapur
Nengah memiliki arti kerja keras, berketerampilan dan bertanding. Kata Nengah haruslah bersanding dengan kata Nyapur yang berarti tenggang rasa dan jiwa kompetitif. Nengah Nyapur juga merupakan salah satu upaya masyarakat lampung membekali diri dengan kemampuan dalam mengarungi kehidupan untuk kemudian dimanfaatkan secara optimal bagi kemakmuran umat manusia. Termasuk tekad untuk terus menerus belajar baik belajar dibidang akademik maupun belajar melalui pengalaman.

· Bejuluk Beadek
Bejuluk atau Juluk berarti nama baru ketika seseorang mampu mencapai cita citanya.
Adek berarti gelar atau nama baru yang di sandang.
Bejuluk Beadek pun kemudian menjadi bagian dari tata cara pemberian gelar. Pemberian gelar atau nama biasanya melalui acara Seghak Sepei untuk Juluk dan upacara Mepadun untuk Adek. Nama-nama baru hanya diberikan ketika ada sesuatu yang baru. Dengan demikian maskayarat Lampung selalu menginginkan terjadinya perubahan pembaharuan dan inovasi. Bejuluk Beadek juga merupakan salah satu sikap dari masyarakat Lampung yang mencerminkan pada kerendahatian dan kebesaran jiwa untuk saling menghormati baik dalam keluarga maupun lingkungan masyarakat.

· Sakai Sambaian
Sakai atau Akai berarti terbuka dan bisa menerima sesuatu yang datang dari luar.
Sambai atau Sumbai (utusan) berarti memberi.
Sakai Sambaian dapat diartikan sebagai sifat kooperatif, gotong royong atau urun rembuk masyarakat Lampung pada lingkungan dimana mereka bertempat-tinggal.
In reply to First post

Re: Tes Formatif 5

by Rizky Angka Wijayanto -
Nama : Rizky Angka Wijayanto
Npm : 1913024048


izin menjawab, pada adat pepaun memiliki 5 kearifan lokal dan maknanya adalah sebagai berikut:
1. Ngumo
Ngumo adalah sistem berladang pada masyarakat lampung khususnya masyarakat adat lampung pepadun yang tinggal di daerah pedalaman. Makna Ngumo merupakan simbol dari penghormatan orang lampung terhadap lingkungan alamnya, yakni memanfaatkan hutan sekaligus memelihara hutan. terdapat beberapa ritual dalam tradisi Ngumo itu antara lain nyuwah (membakar), kusi (menebang pohon kecil) dan tuwagh (menebang pohon besar)
2. Peppung adat
Peppung merupakan kegiatan musyawarah. Istilah peppung umumnya digunakan masyarakat adat pepadun abung siwo mego, megow pak tulang bawang, dan sebagian pubian dalam menyebut kegiatan musyawarah. Makna Peppung adat bagi masyarakat adalah bahwa dalam memutuskan sesuatu yang menyangkut masyarakat juga harus berdasarkan kesepakatan atau pendapat masyarakat tersebut agar tetap terjaga persatuan dan kesatuan dalam masyarakat. Biasanya Peppung adat dilakukan dalam penyelesaian masalah adat, revitalisasi, hukum-hukum adat atau untuk mengembangkan rasionalisasi adat istiadat demi kerukunan dan kesejahteraan masyarakat adat setempat.
3. Sebambangan(larian)
Merupakan perkawinan dengan cara melarikan gadis yang akan dinikahi dengan persetujuan gadis tersebut untuk menghindarkan diri dari tata cara adat yang dianggap terlalu berlarut-larut. Sebambangan dilakukan apabila pasangan yang ingin melakukan pernikahan mendapatkan suatu kendala dalam proses pernikahannya. Makna Sebambangan adalah meskipun terdapat masalah/kendala pasti ada jalan keluarnya asalkan sama-sama mau berjuang. Kendala tersebut bisa karena tidak adanya restu orang tua, perbedaan status sosial ekonomi, atau puhak laki-laki tidak mampu membayar uang mahar yang diminta oleh pihak perempuan.
4. Upacara adat daduai
Upacara adat daduai tercipta karena adanya pernikahan sebambangan. Adat daduai dimaksudkan mendamaikan perselisihan antara kedua pihak keluarga yang terjadi akibat sebambangan pihak bujang dan gadis. Makna upacara daduai adalah dalam bahasa lampung, way berarti air. Air berfungsi untuk memadamkan api. Dengan demikian, upacara adat daduai bertujuan untuk memberikan kesejukan air yang dapat memadam-kan 'api amarah' dan membuat hati kedua belah pihak tentram, sehingga tercipta hubungan yang harmonis antara kedua belah pihak.
5. Toupang tawi
Yaitu mengoleskan ke telapak tangan pengantin yang akan menikah dengan tepung beras tiga warna yaitu warna putih, merah dan hijau. Makna dari toupang tawi ini sebagai penawar segala marabahaya dan menaburkan beras di campur bunga tujuh warna bermakna segara restu orang tua, segala doa terbaik agar sepasang suami istri ini menjadi keluarga sakinah, mawadah dan warohmah.
In reply to First post

Re: Tes Formatif 5

by Catharina Anandasari -
Nama : Catharina Anandasari
NPM : 1913024022
Macam kearifan lokal di Lampung Pepadun :
1. Ngumo : sistem pertanian tradisional masyarakat adat Lampung Pepadun. Cara ngumo yang membakar hutan dan tidak menetap maka sistem pertanian lokal sebagai perusak hutan. Ngumo merupakan rangkaian ritual-ritual simbol dari ”penghormatan” orang Lampung terhadap lingkungan alamnya, yakni memanfaatkan hutan sekaligus memelihara hutan. Ritual itu antara lain nyuwah (membakar), kusi (menebang pohon kecil) dan tuwagh (menebang pohon besar). 2. Peppung adat : kegiatan musyawarah, berkumpul bersama antara penyeimbang adat untuk mencapai kesepakatan tentang kepentingan yang berkaitan dengan penyelesaian masalah adat, revitalisasi, hukum-hukum adat atau untuk mengembangkan rasionalisasi adat istiadat demi kerukunan dan kesejahteraan masyarakat adat setempat.
3. Toupang tawi : mengoleskan ke telapak tangan pengantin yang akan menikah dengan tepung beras tiga warna yaitu warna putih, merah dan hijau. Makna dari toupang tawi ini sebagai penawar segala marabahaya dan menaburkan beras di campur bunga tujuh warna bermakna segara restu orang tua, segala doa terbaik agar sepasang suami istri ini menjadi keluarga sakinah, mawadah dan warohmah.
4. Upacara adat daduai tercipta karena adanya pernikahan sebambangan. Adat daduai dimaksudkan mendamaikan perselisihan antara kedua pihak keluarga yang terjadi akibat sebambangan pihak bujang dan gadis. Makna upacara daduai adalah dalam bahasa lampung, way berarti air. Air berfungsi untuk memadamkan api.
5. Ngejuk- Ngakuk : (memberi – mengambil). Orang tua akan memberikan dan merelakan anak gadisnya (muli) untuk diambil oleh bujang (menghanai). Ngejuk dalam arti yang luas ialah memberikan anak gadis untuk diambil atau dikawinkan dan dijadikan anggota keluarga yang lain.
In reply to First post

Re: Tes Formatif 5

by Tazkya Aulia -
Tazkya Aulia Rahma
1913024036

1. Ngumo; merupakan sistem berladang pada masyarakat lampung khususnya masyarakat adat lampung pepadun yang tinggal di daerah pedalaman. Makna Ngumo merupakan simbol dari penghormatan orang lampung terhadap lingkungan alamnya, yakni memanfaatkan hutan sekaligus memelihara hutan. terdapat beberapa ritual dalam tradisi Ngumo itu antara lain nyuwah (membakar), kusi (menebang pohon kecil) dan tuwagh (menebang pohon besar)
2. Peppung adat, merupakan kegiatan musyawarah. Istilah peppung umumnya digunakan masyarakat adat pepadun abung siwo mego, megow pak tulang bawang, dan sebagian pubian dalam menyebut kegiatan musyawarah. Makna Peppung adat bagi masyarakat adalah bahwa dalam memutuskan sesuatu yang menyangkut masyarakat juga harus berdasarkan kesepakatan atau pendapat masyarakat tersebut agar tetap terjaga persatuan dan kesatuan dalam masyarakat. Biasanya Peppung adat dilakukan dalam penyelesaian masalah adat, revitalisasi, hukum-hukum adat atau untuk mengembangkan rasionalisasi adat istiadat demi kerukunan dan kesejahteraan masyarakat adat setempat.
3. Sebambangan (larian), merupakan perkawinan dengan cara melarikan gadis yang akan dinikahi dengan persetujuan gadis tersebut untuk menghindarkan diri dari tata cara adat yang dianggap terlalu berlarut-larut. Sebambangan dilakukan apabila pasangan yang ingin melakukan pernikahan mendapatkan suatu kendala dalam proses pernikahannya. Makna Sebambangan adalah meskipun terdapat masalah/kendala pasti ada jalan keluarnya asalkan sama-sama mau berjuang. Kendala tersebut bisa karena tidak adanya restu orang tua, perbedaan status sosial ekonomi, atau puhak laki-laki tidak mampu membayar uang mahar yang diminta oleh pihak perempuan.
4. Upacara adat daduai, tercipta karena adanya pernikahan sebambangan. Adat daduai dimaksudkan mendamaikan perselisihan antara kedua pihak keluarga yang terjadi akibat sebambangan pihak bujang dan gadis. Makna upacara daduai adalah dalam bahasa lampung, way berarti air. Air berfungsi untuk memadamkan api. Dengan demikian, upacara adat daduai bertujuan untuk memberikan kesejukan air yang dapat memadam-kan 'api amarah' dan membuat hati kedua belah pihak tentram, sehingga tercipta hubungan yang harmonis antara kedua belah pihak.
5. Toupang tawi, yaitu mengoleskan ke telapak tangan pengantin yang akan menikah dengan tepung beras tiga warna yaitu warna putih, merah dan hijau. Makna dari toupang tawi ini sebagai penawar segala marabahaya dan menaburkan beras di campur bunga tujuh warna bermakna segara restu orang tua, segala doa terbaik agar sepasang suami istri ini menjadi keluarga sakinah, mawadah dan warohmah.
In reply to First post

Re: Tes Formatif 5

by Rima Mei Yanti -
Saya Rima Mei Yanti NPM 1913024008 izin menjawab,
Kearifan Lokal adat Lampung Pepadun :
1. Sebambangan (larian)
Dalam larian antara bujang dan gadis ini, kepala adat akan bermusyawarah dengan pihak orangtua mempelai wanita untuk mendapatkan persetujuan pernikahan. Makna yang terkandung dalam kearifan lokal sebambangan ini yaitu nilai musyawarah dalam menghadapi suatu persoalan dalam hidup baik dimasyarkat maupun didunia pendidikan.
2. Ngumo
Dalam kearifan lokal ngumo ini yaitu membakar hutan untuk dijadikan sebagai ladang, makna yang terkandung yaitu masyarakat lampung melestarikan lingkungan yaitu dengan mereboisasi hutan yang digunakan sebagai lahan perladangan.
3. Peppung adat
Peppung adat ini berkaitan erat dengan musyawarah dalam memutuskan suatu persoalan didalam masyarakat. Makna yang dapat dijadikan pembelajaran yaitu nilai musyawarah yang dapat dijadikan sebagai senjata untuk menghadapi perbedaan pendapat didalam kehidupan masyarakat.
4. Toupang tawi, yaitu mengoleskan ke telapak tangan pengantin yang akan menikah dengan tepung beras tiga warna yaitu warna putih, merah dan hijau. Makna dari toupang tawi ini sebagai penawar segala marabahaya dan menaburkan beras di campur bunga tujuh warna bermakna segara restu orang tua, segala doa terbaik agar sepasang suami istri ini menjadi keluarga sakinah, mawadah dan warohmah
5. Ngejuk- Ngakuk : (memberi – mengambil). Orang tua akan memberikan dan merelakan anak gadisnya (muli) untuk diambil oleh bujang (menghanai). Ngejuk dalam arti yang luas ialah memberikan anak gadis untuk diambil atau dikawinkan dan dijadikan anggota keluarga yang lain. Makna yang dapat diambil yaitu kegiatan ini merupakan pembelajaran dalam materi genetika yang mempelajari tentang silsilah keluarga dan bagaimana hubungan darah dapat diajarkan kepada siswa berupa mempelajari golongan darah.
In reply to First post

Re: Tes Formatif 5

by Rifki Muhaimin -
Nama: Rifki Muhaimin Syahputra
NPM: 1913024044

1. Ngumo
Sistem pertanial tradisional pada masyarakat Lampung khususnya masyarakat adat Lampung Pepadun yang tinggal di daerah Pedalaman. Makna Ngumo merupakan simbol dari penghormatan orang lampung terhadap lingkungan alamnya, yakni memanfaatkan hutan sekaligus memelihara hutan. Ritual dalam tradisi Ngumo itu antara lain nyuwah (membakar), kusi (menebang pohon kecil) dan tuwagh (menebang pohon besar).

2. Sebambangan
Sebambangan atau Ngebambambang, Ninjuk atau Nakat, dan Nunggang ialah istilah yang digunakan “kawin lari” oleh masyarakat Lampung Pepadun. Secara harfiah Sebambangan berasal dari kata “se” (saling) dan “bumbang” (bawa atau pergi). Sebambangan berarti sebuah perkawinan tanpa melalui proses lamaran dan merupakan inisiatif yang kemudian diusahakan dan diperjuangkan oleh pasangan laki-laki dan perempuan yang akan menikah. Dengan kata lain seorang laki-laki membawa seorang perempuan untuk diajak menikah.
3. Nengah Nyapur
Nengah memiliki arti kerja keras, berketerampilan dan bertanding. Kata Nengah haruslah bersanding dengan kata Nyapur yang berarti tenggang rasa dan jiwa kompetitif. Nengah Nyapur juga merupakan salah satu upaya masyarakat lampung membekali diri dengan kemampuan dalam mengarungi kehidupan untuk kemudian dimanfaatkan secara optimal bagi kemakmuran umat manusia. Termasuk tekad untuk terus menerus belajar baik belajar dibidang akademik maupun belajar melalui pengalaman.

4. Sakai Sambaian
Sakai atau Akai berarti terbuka dan bisa menerima sesuatu yang datang dari luar.
Sambai atau Sumbai (utusan) berarti memberi.
Sakai Sambaian dapat diartikan sebagai sifat kooperatif, gotong royong atau urun rembuk masyarakat Lampung pada lingkungan dimana mereka bertempat-tinggal.

5. Toupang tawi
Yaitu mengoleskan ke telapak tangan pengantin yang akan menikah dengan tepung beras tiga warna yaitu warna putih, merah dan hijau. Makna dari toupang tawi ini sebagai penawar segala marabahaya dan menaburkan beras di campur bunga tujuh warna bermakna segara restu orang tua, segala doa terbaik agar sepasang suami istri ini menjadi keluarga sakinah, mawadah dan warohmah.
In reply to First post

Re: Tes Formatif 5

by Annisa Defy Shafira -
Annisa Defy Shafira 1913024026

Ngumo, sistem berladang pada masyarakat lampung khususnya masyarakat adat lampung pepadun yang tinggal di daerah pedalaman. Makna Ngumo merupakan simbol dari penghormatan orang lampung terhadap lingkungan alamnya, yakni memanfaatkan hutan sekaligus memelihara hutan. terdapat beberapa ritual dalam tradisi Ngumo itu antara lain nyuwah (membakar), kusi (menebang pohon kecil) dan tuwagh (menebang pohon besar).

Peppung adat atau musyarawah, yang djmaknai oleh masyarakat dalam memutuskan sesuatu yang menyangkut masyarakat juga harus berdasarkan kesepakatan atau pendapat masyarakat tersebut agar tetap terjaga persatuan dan kesatuan dalam masyarakat. Peppung adat dilakukan dalam penyelesaian masalah adat, revitalisasi, hukum-hukum adat atau untuk mengembangkan rasionalisasi adat istiadat demi kerukunan dan kesejahteraan masyarakat adat setempat.

Toupang tawi yakni demgan mengoleskan ke telapak tangan pengantin yang akan menikah dengan tepung beras tiga warna yaitu warna putih, merah dan hijau. Kearifan lokal kni dimaknai sebagai penawar segala marabahaya dan menaburkan beras di campur bunga tujuh warna bermakna segara restu orang tua, segala doa terbaik agar sepasang suami istri ini menjadi keluarga sakinah, mawadah dan warohmah.

“Ngejuk – Ngakuk” (memberi – mengambil). Orang tua akan memberikan dan merelakan anak gadisnya (muli) untuk diambil oleh bujang (menghanai). Ngejuk dalam arti yang luas ialah memberikan anak gadis untuk diambil atau dikawinkan dan dijadikan anggota keluarga yang lain. Artinya pemberian anak gadis tersebut diketahui oleh para orang tua mereka (kedua belah pihak). Ngejuk ngajuk ini mempelajari tentang silsilah keluarga secara genetika

Bagi masyarakat Lampung Pepadun, Buay Nuban adat sebambangan atau dibambang masih tetap dijalankan, karena sesungguhnya “perkawinan lari” ini bukanlah bentuk perkawinan melainkan merupakan sistem pelamaran, oleh karena itu kejadian perkawinan lari dapat berlaku bentuk perkawinan jujur, semenda atau bebas/mandiri, bergantung pada keadaan dan perundingan kedua belah pihak.
In reply to First post

Re: Tes Formatif 5

by Ajeng Ambar kusuma -
ajeng ambar kusuma
1913024056

1. Ngejuk- Ngakuk : Sistem perkawinan masyarakat adat Lampung Pepadun menganut asas ngejuk-ngakuk. ” (memberi – mengambil). Orang tua akan memberikan dan merelakan anak gadisnya (muli) untuk diambil oleh bujang (menghanai). Ngejuk dalam arti yang luas ialah memberikan anak gadis untuk diambil atau dikawinkan dan dijadikan anggota keluarga yang lain. Artinya pemberian anak gadis tersebut diketahui oleh para orang tua mereka (kedua belah pihak).
2. Sebambangan : Sebambangan atau Ngebambambang, Ninjuk atau Nakat, dan Nunggang ialah istilah yang digunakan “kawin lari” oleh masyarakat Lampung Pepadun. Secara harfiah Sebambangan berasal dari kata “se” (saling) dan “bumbang” (bawa atau pergi). Sebambangan berarti sebuah perkawinan tanpa melalui proses lamaran dan merupakan inisiatif yang kemudian diusahakan dan diperjuangkan oleh pasangan laki-laki dan perempuan yang akan menikah.
3. Anjau Sabai dan Mengiyan : silaturahmi untuk saling mengenal kedua belah pihak calon besan, biasanya dilakukan atas permintaan keluarga laki-laki dengan membawa makanan dan minuman yang kemudian dimakan secara bersama (mengan pujama). Kegiatan tersebut dilakukan pula oleh pihak perempuan dengan mendatangi pihak laki-laki (mengiyan atau begiyan) dengan tujuan mengantarkan perkakas atau pakaian sehari-hari si kebayan atau manjau
4. Begawi cakak Pepadun : Begawai Cakak Pepadun merupakan rangkaian upacara perkawinan Lampung Pepadun Jurai Abung yang dirangkaikan dengan upacara pemberian gelar bagi mempelai pria dan mempelai wanita dengan naik tahta kepenyimbangan dan memperoleh gelar serta kedudukan yang tinggi dalam adat.
5. Upacara adat daduai
Upacara adat daduai tercipta karena adanya pernikahan sebambangan. Adat daduai dimaksudkan mendamaikan perselisihan antara kedua pihak keluarga yang terjadi akibat sebambangan pihak bujang dan gadis.. Dengan demikian, upacara adat daduai bertujuan untuk memberikan kesejukan air yang dapat memadam-kan 'api amarah' dan membuat hati kedua belah pihak tentram, sehingga tercipta hubungan yang harmonis antara kedua belah pihak.
6. Ngumo
Ngumo adalah sistem berladang pada masyarakat lampung khususnya masyarakat adat lampung pepadun yang tinggal di daerah pedalaman. Makna Ngumo merupakan simbol dari penghormatan orang lampung terhadap lingkungan alamnya, yakni memanfaatkan hutan sekaligus memelihara hutan. Ritual dalam tradisi Ngumo itu antara lain nyuwah (membakar), kusi (menebang pohon kecil) dan tuwagh (menebang pohon besar).
7. Peppung adat
Peppung merupakan kegiatan musyawarah. Istilah peppung umumnya digunakan masyarakat adat pepadun abung siwo mego, megow pak tulang bawang, dan sebagian pubian dalam menyebut kegiatan musyawarah. Makna Peppung adat bagi masyarakat adalah bahwa dalam memutuskan sesuatu yang menyangkut masyarakat juga harus berdasarkan kesepakatan atau pendapat masyarakat tersebut agar tetap terjaga persatuan dan kesatuan dalam masyarakat.