Mahasiswa, silahkan kerjakan tugas berikut dengan cara menuliskan jawaban pada kolom replay.. lalu berikan skor 0-100 dari jawaban yang anda buat (self assessment)
Tugas 5
Tuliskan 5 macam kearifan lokal di Lampung Pepadun? jelaskan pula sains masyarakat terkait dengan kearifan lokal tersebut.. lalu analisis lah sains ilmiah yang terkandung dalam kearifan lokal tersebut
Nabila Herlinawati
1913024004
Kearifan lokal di Lampung Pepadun serta keterkaitannya dengan sains
1. Ngumo
Ngumo yang merupakan sistem pertanian tradisional yang dimiliki masyarakat adat Lampung Pepadun dari sejak nenek moyang mereka. Masyarakat Lampung dikenal sebagai masyarakat dengan sistem bertani lahan kering (non-irigasi). Hanya masyarakat pendatang misalnya transmigrasi dari Jawa yang mengenalkan sistem bercocok tanam irigasi di Lampung. Dikarenakan cara ngumo yang membakar hutan dan tidak menetap maka sistem pertanian lokal ini dituding sebagai perusak hutan. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa dalam Ngumo terdapat rangkaian ritual-ritual yang merupakan simbol dari ”penghormatan” orang Lampung terhadap lingkungan alamnya, yakni memanfaatkan hutan sekaligus memelihara hutan. Ritual itu antara lain nyuwah (membakar), kusi (menebang pohon kecil) dan tuwagh (menebang pohon besar).
Jika dikaitkan dengan sains, kegiatan ngumo dapat merugikan kawasan hutan, karena kegiatan ini meliputi pembakaran hutan,menebang pohon kecil dan menebang pohon besar. Jika hal ini dilakukan maka akan terjadi banjir,tanah longsor,hilangnya keanekaragaman hayati,tanah menjadi tidak subur, berkurangnya udara bersih,kurangnya sumber air bersih sehingga dapat merugikan kehidupan manusia.
2. Peppung adat
Peppung merupakan kegiatan musyawarah. Istilah peppung umumnya digunakan masyarakat adat pepadun abung siwo mego, megow pak tulang bawang, dan sebagian pubian dalam menyebut kegiatan musyawarah. Peppung adat merupakan kegiatan berkumpul bersama antara penyeimbang adat untuk mencapai kesepakatan tentang kepentingan yang berkaitan dengan penyelesaian masalah adat, revitalisasi, hukum-hukum adat atau untuk mengembangkan rasionalisasi adat istiadat demi kerukunan dan kesejahteraan masyarakat adat setempat.
Jika dikaitkan dengan sains, kegiatan musyawarah sangat penting ,kegiatan musyawarah berhubungan dengan sikap rela menghargai pendapat orang lain sesuai dengan sikap ilmiah dalam melakukan eksperimen.
3. Sebambangan (larian)
Sebambangan atau Larian adalah adat Lampung yang mengatur pelarian gadis oleh bujang ke rumah kepala adat untuk meminta persetujuan dari orang tua si gadis, melalui musyawarah adat antara kepala adat dengan kedua orang tua bujang dan gadis, sehingga diambil kesepakatan dan persetujuan antara kedua orang tua tersebut.. Makna Sebambangan adalah meskipun terdapat masalah/kendala pasti ada jalan keluarnya asalkan sama-sama mau berjuang. Kendala tersebut bisa karena tidak adanya restu orang tua, perbedaan status sosial ekonomi, atau puhak laki-laki tidak mampu membayar uang mahar yang diminta oleh pihak perempuan.
4. Acara awal sebelum perkawinan adat pepadun adalah cakak sai tuha. Disini calon mempelai laki-laki beserta keluarga besar dan rombongan datang ke rumah calon mempelai perempuan menyampaikan niat baik untuk menikah dan membicarakan kesepakatan hari pernikahan. Selain cakak sai tuha, nilai musyawarah mufakat terlihat dalam prosesi acara ngulom adat dan kampung suku. Nilai yang dapat diambil adalah , nilai musyawarah mufakat.
5. Toupang tawi
Yaitu mengoleskan ke telapak tangan pengantin yang akan menikah dengan tepung beras tiga warna yaitu warna putih, merah dan hijau. Makna dari toupang tawi ini sebagai penawar segala marabahaya dan menaburkan beras di campur bunga tujuh warna bermakna segara restu orang tua, segala doa terbaik agar sepasang suami istri ini menjadi keluarga sakinah, mawadah dan warohmah.
1913024004
Kearifan lokal di Lampung Pepadun serta keterkaitannya dengan sains
1. Ngumo
Ngumo yang merupakan sistem pertanian tradisional yang dimiliki masyarakat adat Lampung Pepadun dari sejak nenek moyang mereka. Masyarakat Lampung dikenal sebagai masyarakat dengan sistem bertani lahan kering (non-irigasi). Hanya masyarakat pendatang misalnya transmigrasi dari Jawa yang mengenalkan sistem bercocok tanam irigasi di Lampung. Dikarenakan cara ngumo yang membakar hutan dan tidak menetap maka sistem pertanian lokal ini dituding sebagai perusak hutan. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa dalam Ngumo terdapat rangkaian ritual-ritual yang merupakan simbol dari ”penghormatan” orang Lampung terhadap lingkungan alamnya, yakni memanfaatkan hutan sekaligus memelihara hutan. Ritual itu antara lain nyuwah (membakar), kusi (menebang pohon kecil) dan tuwagh (menebang pohon besar).
Jika dikaitkan dengan sains, kegiatan ngumo dapat merugikan kawasan hutan, karena kegiatan ini meliputi pembakaran hutan,menebang pohon kecil dan menebang pohon besar. Jika hal ini dilakukan maka akan terjadi banjir,tanah longsor,hilangnya keanekaragaman hayati,tanah menjadi tidak subur, berkurangnya udara bersih,kurangnya sumber air bersih sehingga dapat merugikan kehidupan manusia.
2. Peppung adat
Peppung merupakan kegiatan musyawarah. Istilah peppung umumnya digunakan masyarakat adat pepadun abung siwo mego, megow pak tulang bawang, dan sebagian pubian dalam menyebut kegiatan musyawarah. Peppung adat merupakan kegiatan berkumpul bersama antara penyeimbang adat untuk mencapai kesepakatan tentang kepentingan yang berkaitan dengan penyelesaian masalah adat, revitalisasi, hukum-hukum adat atau untuk mengembangkan rasionalisasi adat istiadat demi kerukunan dan kesejahteraan masyarakat adat setempat.
Jika dikaitkan dengan sains, kegiatan musyawarah sangat penting ,kegiatan musyawarah berhubungan dengan sikap rela menghargai pendapat orang lain sesuai dengan sikap ilmiah dalam melakukan eksperimen.
3. Sebambangan (larian)
Sebambangan atau Larian adalah adat Lampung yang mengatur pelarian gadis oleh bujang ke rumah kepala adat untuk meminta persetujuan dari orang tua si gadis, melalui musyawarah adat antara kepala adat dengan kedua orang tua bujang dan gadis, sehingga diambil kesepakatan dan persetujuan antara kedua orang tua tersebut.. Makna Sebambangan adalah meskipun terdapat masalah/kendala pasti ada jalan keluarnya asalkan sama-sama mau berjuang. Kendala tersebut bisa karena tidak adanya restu orang tua, perbedaan status sosial ekonomi, atau puhak laki-laki tidak mampu membayar uang mahar yang diminta oleh pihak perempuan.
4. Acara awal sebelum perkawinan adat pepadun adalah cakak sai tuha. Disini calon mempelai laki-laki beserta keluarga besar dan rombongan datang ke rumah calon mempelai perempuan menyampaikan niat baik untuk menikah dan membicarakan kesepakatan hari pernikahan. Selain cakak sai tuha, nilai musyawarah mufakat terlihat dalam prosesi acara ngulom adat dan kampung suku. Nilai yang dapat diambil adalah , nilai musyawarah mufakat.
5. Toupang tawi
Yaitu mengoleskan ke telapak tangan pengantin yang akan menikah dengan tepung beras tiga warna yaitu warna putih, merah dan hijau. Makna dari toupang tawi ini sebagai penawar segala marabahaya dan menaburkan beras di campur bunga tujuh warna bermakna segara restu orang tua, segala doa terbaik agar sepasang suami istri ini menjadi keluarga sakinah, mawadah dan warohmah.
Erika Suci Amalia
1913024010
Dalam
1. Ngejuk- Ngakuk : Sistem perkawinan masyarakat adat Lampung Pepadun menganut asas ngejuk-ngakuk. ” (memberi – mengambil). Orang tua akan memberikan dan merelakan anak gadisnya (muli) untuk diambil oleh bujang (menghanai). Ngejuk dalam arti yang luas ialah memberikan anak gadis untuk diambil atau dikawinkan dan dijadikan anggota keluarga yang lain. Artinya pemberian anak gadis tersebut diketahui oleh para orang tua mereka (kedua belah pihak). Berkaitan dengan materi biologi Ipa yaitu ilmu genetika yang mempelajari tentang silsilah keluarga, unti-unit sosial yang terdiri dari beberapa keluarga yang akan memiliki hubungan darah.
2. Begawi cakak Pepadun : Begawai Cakak Pepadun merupakan rangkaian upacara perkawinan Lampung Pepadun Jurai Abung yang dirangkaikan dengan upacara pemberian gelar bagi mempelai pria dan mempelai wanita dengan naik tahta kepenyimbangan dan memperoleh gelar serta kedudukan yang tinggi dalam adat.upaca ini biasnya dimeriahkan juga dengan tari cakak pepadun, dimana pada tari-tarian ini bisa dikembangkan ilmu yang berkaitan dengan ipa atau ilmiah yaitu tentang sistem gerak dan koordinasi tubuh.
3. Ritual Membakar Hutan dalam Tradisi Ngumo: Berladang dan Memelihara Hutan Pada Masyarakat Adat Lampung Pepadun : terdapat rangkaian ritual-ritual yang merupakan simbol dari ”penghormatan” orang Lampung terhadap lingkungan alamnya, yakni memanfaatkan hutan sekaligus memelihara hutan. Ritual itu antara lain nyuwah (membakar), kusi (menebang pohon kecil) dan tuwagh (menebang pohon besar). Berkaitan dengan upaya menjaga dan melestarikan alam, memelihara daur ekosistem agar kehidupan menjadi seimbang dan daun terus berjalan.
4. kebudayaan masyarakat yang memiliki kerajinan kain tapis dengan motif flora dan fauna mengajarkan tentang keanekargaman biodiversita Indonesia dan bisa dikaitkan dengan keanekaragaman spesies tumbuhan dan hewan di indoesia.
5. rumah adat lampung pepadun yang dibuat dengan arsitektur panggung dan tinggi, hal ini untuk mencegah agar hewan liar tidak masuk, mencegah dari banjir karena lampung dulu masih menjadi hutan dan hanya memiliki sedikit penduduk, kemudinam adanya transmigransi dari pulau jawa menjadikan provinsi lampung saat ini sudah heterogen dengan banyak suku dan Bahasa.
1913024010
Dalam
1. Ngejuk- Ngakuk : Sistem perkawinan masyarakat adat Lampung Pepadun menganut asas ngejuk-ngakuk. ” (memberi – mengambil). Orang tua akan memberikan dan merelakan anak gadisnya (muli) untuk diambil oleh bujang (menghanai). Ngejuk dalam arti yang luas ialah memberikan anak gadis untuk diambil atau dikawinkan dan dijadikan anggota keluarga yang lain. Artinya pemberian anak gadis tersebut diketahui oleh para orang tua mereka (kedua belah pihak). Berkaitan dengan materi biologi Ipa yaitu ilmu genetika yang mempelajari tentang silsilah keluarga, unti-unit sosial yang terdiri dari beberapa keluarga yang akan memiliki hubungan darah.
2. Begawi cakak Pepadun : Begawai Cakak Pepadun merupakan rangkaian upacara perkawinan Lampung Pepadun Jurai Abung yang dirangkaikan dengan upacara pemberian gelar bagi mempelai pria dan mempelai wanita dengan naik tahta kepenyimbangan dan memperoleh gelar serta kedudukan yang tinggi dalam adat.upaca ini biasnya dimeriahkan juga dengan tari cakak pepadun, dimana pada tari-tarian ini bisa dikembangkan ilmu yang berkaitan dengan ipa atau ilmiah yaitu tentang sistem gerak dan koordinasi tubuh.
3. Ritual Membakar Hutan dalam Tradisi Ngumo: Berladang dan Memelihara Hutan Pada Masyarakat Adat Lampung Pepadun : terdapat rangkaian ritual-ritual yang merupakan simbol dari ”penghormatan” orang Lampung terhadap lingkungan alamnya, yakni memanfaatkan hutan sekaligus memelihara hutan. Ritual itu antara lain nyuwah (membakar), kusi (menebang pohon kecil) dan tuwagh (menebang pohon besar). Berkaitan dengan upaya menjaga dan melestarikan alam, memelihara daur ekosistem agar kehidupan menjadi seimbang dan daun terus berjalan.
4. kebudayaan masyarakat yang memiliki kerajinan kain tapis dengan motif flora dan fauna mengajarkan tentang keanekargaman biodiversita Indonesia dan bisa dikaitkan dengan keanekaragaman spesies tumbuhan dan hewan di indoesia.
5. rumah adat lampung pepadun yang dibuat dengan arsitektur panggung dan tinggi, hal ini untuk mencegah agar hewan liar tidak masuk, mencegah dari banjir karena lampung dulu masih menjadi hutan dan hanya memiliki sedikit penduduk, kemudinam adanya transmigransi dari pulau jawa menjadikan provinsi lampung saat ini sudah heterogen dengan banyak suku dan Bahasa.
Nama : Rizka Fathi Aulia
NPM : 1953024008
Terdapat 5 macam kearifan lokal Lampung pepadun dan maknanya, diantaranya adalah :
1. Ngumo
Ngumo adalah sistem berladang pada masyarakat lampung khususnya masyarakat adat lampung pepadun yang tinggal di daerah pedalaman. Makna Ngumo merupakan simbol dari penghormatan orang lampung terhadap lingkungan alamnya, yakni memanfaatkan hutan sekaligus memelihara hutan. terdapat beberapa ritual dalam tradisi Ngumo itu antara lain nyuwah (membakar), kusi (menebang pohon kecil) dan tuwagh (menebang pohon besar)
2. Peppung adat
Peppung merupakan kegiatan musyawarah. Istilah peppung umumnya digunakan masyarakat adat pepadun abung siwo mego, megow pak tulang bawang, dan sebagian pubian dalam menyebut kegiatan musyawarah. Makna Peppung adat bagi masyarakat adalah bahwa dalam memutuskan sesuatu yang menyangkut masyarakat juga harus berdasarkan kesepakatan atau pendapat masyarakat tersebut agar tetap terjaga persatuan dan kesatuan dalam masyarakat. Biasanya Peppung adat dilakukan dalam penyelesaian masalah adat, revitalisasi, hukum-hukum adat atau untuk mengembangkan rasionalisasi adat istiadat demi kerukunan dan kesejahteraan masyarakat adat setempat.
3. Sebambangan(larian)
Merupakan perkawinan dengan cara melarikan gadis yang akan dinikahi dengan persetujuan gadis tersebut untuk menghindarkan diri dari tata cara adat yang dianggap terlalu berlarut-larut. Sebambangan dilakukan apabila pasangan yang ingin melakukan pernikahan mendapatkan suatu kendala dalam proses pernikahannya. Makna Sebambangan adalah meskipun terdapat masalah/kendala pasti ada jalan keluarnya asalkan sama-sama mau berjuang. Kendala tersebut bisa karena tidak adanya restu orang tua, perbedaan status sosial ekonomi, atau puhak laki-laki tidak mampu membayar uang mahar yang diminta oleh pihak perempuan.
4. Upacara adat daduai
Upacara adat daduai tercipta karena adanya pernikahan sebambangan. Adat daduai dimaksudkan mendamaikan perselisihan antara kedua pihak keluarga yang terjadi akibat sebambangan pihak bujang dan gadis. Makna upacara daduai adalah dalam bahasa lampung, way berarti air. Air berfungsi untuk memadamkan api. Dengan demikian, upacara adat daduai bertujuan untuk memberikan kesejukan air yang dapat memadam-kan 'api amarah' dan membuat hati kedua belah pihak tentram, sehingga tercipta hubungan yang harmonis antara kedua belah pihak.
5. Toupang tawi
Yaitu mengoleskan ke telapak tangan pengantin yang akan menikah dengan tepung beras tiga warna yaitu warna putih, merah dan hijau. Makna dari toupang tawi ini sebagai penawar segala marabahaya dan menaburkan beras di campur bunga tujuh warna bermakna segara restu orang tua, segala doa terbaik agar sepasang suami istri ini menjadi keluarga sakinah, mawadah dan warohmah.
NPM : 1953024008
Terdapat 5 macam kearifan lokal Lampung pepadun dan maknanya, diantaranya adalah :
1. Ngumo
Ngumo adalah sistem berladang pada masyarakat lampung khususnya masyarakat adat lampung pepadun yang tinggal di daerah pedalaman. Makna Ngumo merupakan simbol dari penghormatan orang lampung terhadap lingkungan alamnya, yakni memanfaatkan hutan sekaligus memelihara hutan. terdapat beberapa ritual dalam tradisi Ngumo itu antara lain nyuwah (membakar), kusi (menebang pohon kecil) dan tuwagh (menebang pohon besar)
2. Peppung adat
Peppung merupakan kegiatan musyawarah. Istilah peppung umumnya digunakan masyarakat adat pepadun abung siwo mego, megow pak tulang bawang, dan sebagian pubian dalam menyebut kegiatan musyawarah. Makna Peppung adat bagi masyarakat adalah bahwa dalam memutuskan sesuatu yang menyangkut masyarakat juga harus berdasarkan kesepakatan atau pendapat masyarakat tersebut agar tetap terjaga persatuan dan kesatuan dalam masyarakat. Biasanya Peppung adat dilakukan dalam penyelesaian masalah adat, revitalisasi, hukum-hukum adat atau untuk mengembangkan rasionalisasi adat istiadat demi kerukunan dan kesejahteraan masyarakat adat setempat.
3. Sebambangan(larian)
Merupakan perkawinan dengan cara melarikan gadis yang akan dinikahi dengan persetujuan gadis tersebut untuk menghindarkan diri dari tata cara adat yang dianggap terlalu berlarut-larut. Sebambangan dilakukan apabila pasangan yang ingin melakukan pernikahan mendapatkan suatu kendala dalam proses pernikahannya. Makna Sebambangan adalah meskipun terdapat masalah/kendala pasti ada jalan keluarnya asalkan sama-sama mau berjuang. Kendala tersebut bisa karena tidak adanya restu orang tua, perbedaan status sosial ekonomi, atau puhak laki-laki tidak mampu membayar uang mahar yang diminta oleh pihak perempuan.
4. Upacara adat daduai
Upacara adat daduai tercipta karena adanya pernikahan sebambangan. Adat daduai dimaksudkan mendamaikan perselisihan antara kedua pihak keluarga yang terjadi akibat sebambangan pihak bujang dan gadis. Makna upacara daduai adalah dalam bahasa lampung, way berarti air. Air berfungsi untuk memadamkan api. Dengan demikian, upacara adat daduai bertujuan untuk memberikan kesejukan air yang dapat memadam-kan 'api amarah' dan membuat hati kedua belah pihak tentram, sehingga tercipta hubungan yang harmonis antara kedua belah pihak.
5. Toupang tawi
Yaitu mengoleskan ke telapak tangan pengantin yang akan menikah dengan tepung beras tiga warna yaitu warna putih, merah dan hijau. Makna dari toupang tawi ini sebagai penawar segala marabahaya dan menaburkan beras di campur bunga tujuh warna bermakna segara restu orang tua, segala doa terbaik agar sepasang suami istri ini menjadi keluarga sakinah, mawadah dan warohmah.
Nama : Rizky Angka WIjayanto
NPM : 1913024048
Terdapat 5 macam kearifan lokal Lampung pepadun dan maknanya jika dikaitkan dengan sains :
1. Ngumo
Ngumo adalah sistem berladang pada masyarakat lampung khususnya masyarakat adat lampung pepadun yang tinggal di daerah pedalaman. Makna Ngumo merupakan simbol dari penghormatan orang lampung terhadap lingkungan alamnya, yakni memanfaatkan hutan sekaligus memelihara hutan. terdapat beberapa ritual dalam tradisi Ngumo itu antara lain nyuwah (membakar), kusi (menebang pohon kecil) dan tuwagh (menebang pohon besar)
jika dikaitkan dengan sans sendiri dapat termasuk kedalam pelestarian hutan karena membuka lahan tidak secara semena mena dan masih memiliki batas
2. Peppung adat
Peppung merupakan kegiatan musyawarah. Istilah peppung umumnya digunakan masyarakat adat pepadun abung siwo mego, megow pak tulang bawang, dan sebagian pubian dalam menyebut kegiatan musyawarah. Makna Peppung adat bagi masyarakat adalah bahwa dalam memutuskan sesuatu yang menyangkut masyarakat juga harus berdasarkan kesepakatan atau pendapat masyarakat tersebut agar tetap terjaga persatuan dan kesatuan dalam masyarakat. Biasanya Peppung adat dilakukan dalam penyelesaian masalah adat, revitalisasi, hukum-hukum adat atau untuk mengembangkan rasionalisasi adat istiadat demi kerukunan dan kesejahteraan masyarakat adat setempat.
jika dikaitkan dalam sains dapat diibartakan sebagai suatu cara untuk mengambil hipotesis dengan cara berdiskusi untuk memecahkan masalah
3. Sebambangan(larian)
Merupakan perkawinan dengan cara melarikan gadis yang akan dinikahi dengan persetujuan gadis tersebut untuk menghindarkan diri dari tata cara adat yang dianggap terlalu berlarut-larut. Sebambangan dilakukan apabila pasangan yang ingin melakukan pernikahan mendapatkan suatu kendala dalam proses pernikahannya. Makna Sebambangan adalah meskipun terdapat masalah/kendala pasti ada jalan keluarnya asalkan sama-sama mau berjuang. Kendala tersebut bisa karena tidak adanya restu orang tua, perbedaan status sosial ekonomi, atau puhak laki-laki tidak mampu membayar uang mahar yang diminta oleh pihak perempuan.
tidak bisa dikaitkan dengan sains
4. Upacara adat daduai
Upacara adat daduai tercipta karena adanya pernikahan sebambangan. Adat daduai dimaksudkan mendamaikan perselisihan antara kedua pihak keluarga yang terjadi akibat sebambangan pihak bujang dan gadis. Makna upacara daduai adalah dalam bahasa lampung, way berarti air. Air berfungsi untuk memadamkan api. Dengan demikian, upacara adat daduai bertujuan untuk memberikan kesejukan air yang dapat memadam-kan 'api amarah' dan membuat hati kedua belah pihak tentram, sehingga tercipta hubungan yang harmonis antara kedua belah pihak.
tidak bisa dikaitkan dengan sains
5. Toupang tawi
Yaitu mengoleskan ke telapak tangan pengantin yang akan menikah dengan tepung beras tiga warna yaitu warna putih, merah dan hijau. Makna dari toupang tawi ini sebagai penawar segala marabahaya dan menaburkan beras di campur bunga tujuh warna bermakna segara restu orang tua, segala doa terbaik agar sepasang suami istri ini menjadi keluarga sakinah, mawadah dan warohmah.
jika dikaitkan dengan sains, tepung beras sendiri bermanfaat bagi perawatan kulit
NPM : 1913024048
Terdapat 5 macam kearifan lokal Lampung pepadun dan maknanya jika dikaitkan dengan sains :
1. Ngumo
Ngumo adalah sistem berladang pada masyarakat lampung khususnya masyarakat adat lampung pepadun yang tinggal di daerah pedalaman. Makna Ngumo merupakan simbol dari penghormatan orang lampung terhadap lingkungan alamnya, yakni memanfaatkan hutan sekaligus memelihara hutan. terdapat beberapa ritual dalam tradisi Ngumo itu antara lain nyuwah (membakar), kusi (menebang pohon kecil) dan tuwagh (menebang pohon besar)
jika dikaitkan dengan sans sendiri dapat termasuk kedalam pelestarian hutan karena membuka lahan tidak secara semena mena dan masih memiliki batas
2. Peppung adat
Peppung merupakan kegiatan musyawarah. Istilah peppung umumnya digunakan masyarakat adat pepadun abung siwo mego, megow pak tulang bawang, dan sebagian pubian dalam menyebut kegiatan musyawarah. Makna Peppung adat bagi masyarakat adalah bahwa dalam memutuskan sesuatu yang menyangkut masyarakat juga harus berdasarkan kesepakatan atau pendapat masyarakat tersebut agar tetap terjaga persatuan dan kesatuan dalam masyarakat. Biasanya Peppung adat dilakukan dalam penyelesaian masalah adat, revitalisasi, hukum-hukum adat atau untuk mengembangkan rasionalisasi adat istiadat demi kerukunan dan kesejahteraan masyarakat adat setempat.
jika dikaitkan dalam sains dapat diibartakan sebagai suatu cara untuk mengambil hipotesis dengan cara berdiskusi untuk memecahkan masalah
3. Sebambangan(larian)
Merupakan perkawinan dengan cara melarikan gadis yang akan dinikahi dengan persetujuan gadis tersebut untuk menghindarkan diri dari tata cara adat yang dianggap terlalu berlarut-larut. Sebambangan dilakukan apabila pasangan yang ingin melakukan pernikahan mendapatkan suatu kendala dalam proses pernikahannya. Makna Sebambangan adalah meskipun terdapat masalah/kendala pasti ada jalan keluarnya asalkan sama-sama mau berjuang. Kendala tersebut bisa karena tidak adanya restu orang tua, perbedaan status sosial ekonomi, atau puhak laki-laki tidak mampu membayar uang mahar yang diminta oleh pihak perempuan.
tidak bisa dikaitkan dengan sains
4. Upacara adat daduai
Upacara adat daduai tercipta karena adanya pernikahan sebambangan. Adat daduai dimaksudkan mendamaikan perselisihan antara kedua pihak keluarga yang terjadi akibat sebambangan pihak bujang dan gadis. Makna upacara daduai adalah dalam bahasa lampung, way berarti air. Air berfungsi untuk memadamkan api. Dengan demikian, upacara adat daduai bertujuan untuk memberikan kesejukan air yang dapat memadam-kan 'api amarah' dan membuat hati kedua belah pihak tentram, sehingga tercipta hubungan yang harmonis antara kedua belah pihak.
tidak bisa dikaitkan dengan sains
5. Toupang tawi
Yaitu mengoleskan ke telapak tangan pengantin yang akan menikah dengan tepung beras tiga warna yaitu warna putih, merah dan hijau. Makna dari toupang tawi ini sebagai penawar segala marabahaya dan menaburkan beras di campur bunga tujuh warna bermakna segara restu orang tua, segala doa terbaik agar sepasang suami istri ini menjadi keluarga sakinah, mawadah dan warohmah.
jika dikaitkan dengan sains, tepung beras sendiri bermanfaat bagi perawatan kulit
Nama : Catharina Anandasari
NPM : 1913024022
Macam kearifan lokal di Lampung Pepadun :
1. Ngumo : sistem pertanian tradisional masyarakat adat Lampung Pepadun. Cara ngumo yang membakar hutan dan tidak menetap maka sistem pertanian lokal sebagai perusak hutan. Ngumo merupakan rangkaian ritual-ritual simbol dari ”penghormatan” orang Lampung terhadap lingkungan alamnya, yakni memanfaatkan hutan sekaligus memelihara hutan. Ritual itu antara lain nyuwah (membakar), kusi (menebang pohon kecil) dan tuwagh (menebang pohon besar). Kegiatan ngumo ini dapat dikaitkan dengan pembelajaran SMA materi perubahan lingkungan. Dimana perubahan lingkungan dipengarui oleh kegiatan atau aktivitas manusia bera pembakaran hutan yang dapat merusak alam dan membuat perubahan lingkungan. Pada kegiatan ngumo meliputi pembakaran hutan,menebang pohon kecil dan menebang pohon besar.
2. Peppung adat : kegiatan musyawarah, berkumpul bersama antara penyeimbang adat untuk mencapai kesepakatan tentang kepentingan yang berkaitan dengan penyelesaian masalah adat, revitalisasi, hukum-hukum adat atau untuk mengembangkan rasionalisasi adat istiadat demi kerukunan dan kesejahteraan masyarakat adat setempat. Kegiatan peppung ini merupakan kegiatan yang secara sains dapat dilakukan saat malaksanakan praktikum. Dimana saat praktikum tentunya siswa harus membutuhkan musyawarah dalam mencapai dan mendiskusikan hasil dari pengamatan siswa dalam praktikum.
3. Toupang tawi : mengoleskan ke telapak tangan pengantin yang akan menikah dengan tepung beras tiga warna yaitu warna putih, merah dan hijau. Makna dari toupang tawi ini sebagai penawar segala marabahaya dan menaburkan beras di campur bunga tujuh warna bermakna segara restu orang tua, segala doa terbaik agar sepasang suami istri ini menjadi keluarga sakinah, mawadah dan warohmah. Jika secara sains proses yang dilakukan menggunakan tepung beras ini merupakan upaya yang dilakukan untuk melestarikan tumbuhan padi agar dalam pelsanaan toupang tawi ini dapat terus dilakukan karena persediaan beras dai padi tetap ada.
4. Upacara adat daduai tercipta karena adanya pernikahan sebambangan. Adat daduai dimaksudkan mendamaikan perselisihan antara kedua pihak keluarga yang terjadi akibat sebambangan pihak bujang dan gadis. Makna upacara daduai adalah dalam bahasa lampung, way berarti air. Air berfungsi untuk memadamkan api. Secara sainsnya daduai ini yang berarti air ini meruapakan sumber yang dapat memadamkan api berupa amarah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kaitannya dengan sains berupa air
5. Ngejuk- Ngakuk : (memberi – mengambil). Orang tua akan memberikan dan merelakan anak gadisnya (muli) untuk diambil oleh bujang (menghanai). Ngejuk dalam arti yang luas ialah memberikan anak gadis untuk diambil atau dikawinkan dan dijadikan anggota keluarga yang lain. Secara sains kegiatan ini meruapakan pembelajaran dalam materi genetika yang mempelajari tentang silsilah keluarga dan bagaimana hubungan darah dapat diajarkan kepada siswa berupa mempelajari golongan darah
NPM : 1913024022
Macam kearifan lokal di Lampung Pepadun :
1. Ngumo : sistem pertanian tradisional masyarakat adat Lampung Pepadun. Cara ngumo yang membakar hutan dan tidak menetap maka sistem pertanian lokal sebagai perusak hutan. Ngumo merupakan rangkaian ritual-ritual simbol dari ”penghormatan” orang Lampung terhadap lingkungan alamnya, yakni memanfaatkan hutan sekaligus memelihara hutan. Ritual itu antara lain nyuwah (membakar), kusi (menebang pohon kecil) dan tuwagh (menebang pohon besar). Kegiatan ngumo ini dapat dikaitkan dengan pembelajaran SMA materi perubahan lingkungan. Dimana perubahan lingkungan dipengarui oleh kegiatan atau aktivitas manusia bera pembakaran hutan yang dapat merusak alam dan membuat perubahan lingkungan. Pada kegiatan ngumo meliputi pembakaran hutan,menebang pohon kecil dan menebang pohon besar.
2. Peppung adat : kegiatan musyawarah, berkumpul bersama antara penyeimbang adat untuk mencapai kesepakatan tentang kepentingan yang berkaitan dengan penyelesaian masalah adat, revitalisasi, hukum-hukum adat atau untuk mengembangkan rasionalisasi adat istiadat demi kerukunan dan kesejahteraan masyarakat adat setempat. Kegiatan peppung ini merupakan kegiatan yang secara sains dapat dilakukan saat malaksanakan praktikum. Dimana saat praktikum tentunya siswa harus membutuhkan musyawarah dalam mencapai dan mendiskusikan hasil dari pengamatan siswa dalam praktikum.
3. Toupang tawi : mengoleskan ke telapak tangan pengantin yang akan menikah dengan tepung beras tiga warna yaitu warna putih, merah dan hijau. Makna dari toupang tawi ini sebagai penawar segala marabahaya dan menaburkan beras di campur bunga tujuh warna bermakna segara restu orang tua, segala doa terbaik agar sepasang suami istri ini menjadi keluarga sakinah, mawadah dan warohmah. Jika secara sains proses yang dilakukan menggunakan tepung beras ini merupakan upaya yang dilakukan untuk melestarikan tumbuhan padi agar dalam pelsanaan toupang tawi ini dapat terus dilakukan karena persediaan beras dai padi tetap ada.
4. Upacara adat daduai tercipta karena adanya pernikahan sebambangan. Adat daduai dimaksudkan mendamaikan perselisihan antara kedua pihak keluarga yang terjadi akibat sebambangan pihak bujang dan gadis. Makna upacara daduai adalah dalam bahasa lampung, way berarti air. Air berfungsi untuk memadamkan api. Secara sainsnya daduai ini yang berarti air ini meruapakan sumber yang dapat memadamkan api berupa amarah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kaitannya dengan sains berupa air
5. Ngejuk- Ngakuk : (memberi – mengambil). Orang tua akan memberikan dan merelakan anak gadisnya (muli) untuk diambil oleh bujang (menghanai). Ngejuk dalam arti yang luas ialah memberikan anak gadis untuk diambil atau dikawinkan dan dijadikan anggota keluarga yang lain. Secara sains kegiatan ini meruapakan pembelajaran dalam materi genetika yang mempelajari tentang silsilah keluarga dan bagaimana hubungan darah dapat diajarkan kepada siswa berupa mempelajari golongan darah
Tazkya Aulia Rahma
1913024036
1. Ngumo; Ngumo adalah sistem berladang pada masyarakat lampung khususnya masyarakat adat lampung pepadun yang tinggal di daerah pedalaman. Makna Ngumo merupakan simbol dari penghormatan orang lampung terhadap lingkungan alamnya, yakni memanfaatkan hutan sekaligus memelihara hutan. terdapat beberapa ritual dalam tradisi Ngumo itu antara lain nyuwah (membakar), kusi (menebang pohon kecil) dan tuwagh (menebang pohon besar)
2. Peppung adat; merupakan kegiatan musyawarah. Istilah peppung umumnya digunakan masyarakat adat pepadun abung siwo mego, megow pak tulang bawang, dan sebagian pubian dalam menyebut kegiatan musyawarah. Makna Peppung adat bagi masyarakat adalah bahwa dalam memutuskan sesuatu yang menyangkut masyarakat juga harus berdasarkan kesepakatan atau pendapat masyarakat tersebut agar tetap terjaga persatuan dan kesatuan dalam masyarakat. Biasanya Peppung adat dilakukan dalam penyelesaian masalah adat, revitalisasi, hukum-hukum adat atau untuk mengembangkan rasionalisasi adat istiadat demi kerukunan dan kesejahteraan masyarakat adat setempat.
3. Sebambangan (larian), merupakan perkawinan dengan cara melarikan gadis yang akan dinikahi dengan persetujuan gadis tersebut untuk menghindarkan diri dari tata cara adat yang dianggap terlalu berlarut-larut. Sebambangan dilakukan apabila pasangan yang ingin melakukan pernikahan mendapatkan suatu kendala dalam proses pernikahannya. Makna Sebambangan adalah meskipun terdapat masalah/kendala pasti ada jalan keluarnya asalkan sama-sama mau berjuang. Kendala tersebut bisa karena tidak adanya restu orang tua, perbedaan status sosial ekonomi, atau puhak laki-laki tidak mampu membayar uang mahar yang diminta oleh pihak perempuan.
4. Upacara adat daduai; tercipta karena adanya pernikahan sebambangan. Adat daduai dimaksudkan mendamaikan perselisihan antara kedua pihak keluarga yang terjadi akibat sebambangan pihak bujang dan gadis. Makna upacara daduai adalah dalam bahasa lampung, way berarti air. Air berfungsi untuk memadamkan api. Dengan demikian, upacara adat daduai bertujuan untuk memberikan kesejukan air yang dapat memadam-kan 'api amarah' dan membuat hati kedua belah pihak tentram, sehingga tercipta hubungan yang harmonis antara kedua belah pihak.
5. Toupang tawi, yaitu mengoleskan ke telapak tangan pengantin yang akan menikah dengan tepung beras tiga warna yaitu warna putih, merah dan hijau. Makna dari toupang tawi ini sebagai penawar segala marabahaya dan menaburkan beras di campur bunga tujuh warna bermakna segara restu orang tua, segala doa terbaik agar sepasang suami istri ini menjadi keluarga sakinah, mawadah dan warohmah.
1913024036
1. Ngumo; Ngumo adalah sistem berladang pada masyarakat lampung khususnya masyarakat adat lampung pepadun yang tinggal di daerah pedalaman. Makna Ngumo merupakan simbol dari penghormatan orang lampung terhadap lingkungan alamnya, yakni memanfaatkan hutan sekaligus memelihara hutan. terdapat beberapa ritual dalam tradisi Ngumo itu antara lain nyuwah (membakar), kusi (menebang pohon kecil) dan tuwagh (menebang pohon besar)
2. Peppung adat; merupakan kegiatan musyawarah. Istilah peppung umumnya digunakan masyarakat adat pepadun abung siwo mego, megow pak tulang bawang, dan sebagian pubian dalam menyebut kegiatan musyawarah. Makna Peppung adat bagi masyarakat adalah bahwa dalam memutuskan sesuatu yang menyangkut masyarakat juga harus berdasarkan kesepakatan atau pendapat masyarakat tersebut agar tetap terjaga persatuan dan kesatuan dalam masyarakat. Biasanya Peppung adat dilakukan dalam penyelesaian masalah adat, revitalisasi, hukum-hukum adat atau untuk mengembangkan rasionalisasi adat istiadat demi kerukunan dan kesejahteraan masyarakat adat setempat.
3. Sebambangan (larian), merupakan perkawinan dengan cara melarikan gadis yang akan dinikahi dengan persetujuan gadis tersebut untuk menghindarkan diri dari tata cara adat yang dianggap terlalu berlarut-larut. Sebambangan dilakukan apabila pasangan yang ingin melakukan pernikahan mendapatkan suatu kendala dalam proses pernikahannya. Makna Sebambangan adalah meskipun terdapat masalah/kendala pasti ada jalan keluarnya asalkan sama-sama mau berjuang. Kendala tersebut bisa karena tidak adanya restu orang tua, perbedaan status sosial ekonomi, atau puhak laki-laki tidak mampu membayar uang mahar yang diminta oleh pihak perempuan.
4. Upacara adat daduai; tercipta karena adanya pernikahan sebambangan. Adat daduai dimaksudkan mendamaikan perselisihan antara kedua pihak keluarga yang terjadi akibat sebambangan pihak bujang dan gadis. Makna upacara daduai adalah dalam bahasa lampung, way berarti air. Air berfungsi untuk memadamkan api. Dengan demikian, upacara adat daduai bertujuan untuk memberikan kesejukan air yang dapat memadam-kan 'api amarah' dan membuat hati kedua belah pihak tentram, sehingga tercipta hubungan yang harmonis antara kedua belah pihak.
5. Toupang tawi, yaitu mengoleskan ke telapak tangan pengantin yang akan menikah dengan tepung beras tiga warna yaitu warna putih, merah dan hijau. Makna dari toupang tawi ini sebagai penawar segala marabahaya dan menaburkan beras di campur bunga tujuh warna bermakna segara restu orang tua, segala doa terbaik agar sepasang suami istri ini menjadi keluarga sakinah, mawadah dan warohmah.
Saya Rima Mei Yanti NPM 1913024008 izin menjawab,
Kearifan Lokal adat Lampung Pepadun :
1. Sebambangan (larian)
Dalam larian antara bujang dan gadis ini, kepala adat akan bermusyawarah dengan pihak orangtua mempelai wanita untuk mendapatkan persetujuan pernikahan. Makna yang terkandung dalam kearifan lokal sebambangan ini yaitu nilai musyawarah dalam menghadapi suatu persoalan dalam hidup baik dimasyarkat maupun didunia pendidikan.
2. Ngumo
Dalam kearifan lokal ngumo ini yaitu membakar hutan untuk dijadikan sebagai ladang, makna yang terkandung yaitu masyarakat lampung melestarikan lingkungan yaitu dengan mereboisasi hutan yang digunakan sebagai lahan perladangan.
3. Peppung adat
Peppung adat ini berkaitan erat dengan musyawarah dalam memutuskan suatu persoalan didalam masyarakat. Makna yang dapat dijadikan pembelajaran yaitu nilai musyawarah yang dapat dijadikan sebagai senjata untuk menghadapi perbedaan pendapat didalam kehidupan masyarakat.
4. Toupang tawi, yaitu mengoleskan ke telapak tangan pengantin yang akan menikah dengan tepung beras tiga warna yaitu warna putih, merah dan hijau. Makna dari toupang tawi ini sebagai penawar segala marabahaya dan menaburkan beras di campur bunga tujuh warna bermakna segara restu orang tua, segala doa terbaik agar sepasang suami istri ini menjadi keluarga sakinah, mawadah dan warohmah
5. Ngejuk- Ngakuk : (memberi – mengambil). Orang tua akan memberikan dan merelakan anak gadisnya (muli) untuk diambil oleh bujang (menghanai). Ngejuk dalam arti yang luas ialah memberikan anak gadis untuk diambil atau dikawinkan dan dijadikan anggota keluarga yang lain. Makna yang dapat diambil yaitu kegiatan ini merupakan pembelajaran dalam materi genetika yang mempelajari tentang silsilah keluarga dan bagaimana hubungan darah dapat diajarkan kepada siswa berupa mempelajari golongan darah.
Kearifan Lokal adat Lampung Pepadun :
1. Sebambangan (larian)
Dalam larian antara bujang dan gadis ini, kepala adat akan bermusyawarah dengan pihak orangtua mempelai wanita untuk mendapatkan persetujuan pernikahan. Makna yang terkandung dalam kearifan lokal sebambangan ini yaitu nilai musyawarah dalam menghadapi suatu persoalan dalam hidup baik dimasyarkat maupun didunia pendidikan.
2. Ngumo
Dalam kearifan lokal ngumo ini yaitu membakar hutan untuk dijadikan sebagai ladang, makna yang terkandung yaitu masyarakat lampung melestarikan lingkungan yaitu dengan mereboisasi hutan yang digunakan sebagai lahan perladangan.
3. Peppung adat
Peppung adat ini berkaitan erat dengan musyawarah dalam memutuskan suatu persoalan didalam masyarakat. Makna yang dapat dijadikan pembelajaran yaitu nilai musyawarah yang dapat dijadikan sebagai senjata untuk menghadapi perbedaan pendapat didalam kehidupan masyarakat.
4. Toupang tawi, yaitu mengoleskan ke telapak tangan pengantin yang akan menikah dengan tepung beras tiga warna yaitu warna putih, merah dan hijau. Makna dari toupang tawi ini sebagai penawar segala marabahaya dan menaburkan beras di campur bunga tujuh warna bermakna segara restu orang tua, segala doa terbaik agar sepasang suami istri ini menjadi keluarga sakinah, mawadah dan warohmah
5. Ngejuk- Ngakuk : (memberi – mengambil). Orang tua akan memberikan dan merelakan anak gadisnya (muli) untuk diambil oleh bujang (menghanai). Ngejuk dalam arti yang luas ialah memberikan anak gadis untuk diambil atau dikawinkan dan dijadikan anggota keluarga yang lain. Makna yang dapat diambil yaitu kegiatan ini merupakan pembelajaran dalam materi genetika yang mempelajari tentang silsilah keluarga dan bagaimana hubungan darah dapat diajarkan kepada siswa berupa mempelajari golongan darah.
Nigita Kusuma Ningrum
1913024020
1. Sebambangan (larian) merupakan perkawinan dengan cara melarikan gadis yang akan dinikahi dengan persetujuan gadis tersebut untuk menghindarkan diri dari tata cara adat yang dianggap terlalu berlarut-larut. Sebambangan dilakukan apabila pasangan yang ingin melakukan pernikahan mendapatkan suatu kendala dalam proses pernikahannya. Makna Sebambangan adalah meskipun terdapat masalah/kendala pasti ada jalan keluarnya asalkan sama-sama mau berjuang. Kendala tersebut bisa karena tidak adanya restu orang tua, perbedaan status sosial ekonomi, atau puhak laki-laki tidak mampu membayar uang mahar yang diminta oleh pihak perempuan.
2. Ngumo adalah sistem berladang pada masyarakat lampung khususnya masyarakat adat lampung pepadun yang tinggal di daerah pedalaman. Makna Ngumo merupakan simbol dari penghormatan orang lampung terhadap lingkungan alamnya, yakni memanfaatkan hutan sekaligus memelihara hutan. terdapat beberapa ritual dalam tradisi Ngumo itu antara lain nyuwah (membakar), kusi (menebang pohon kecil) dan tuwagh (menebang pohon besar).
3. Peppung adat, peppung merupakan kegiatan musyawarah. Istilah peppung umumnya digunakan masyarakat adat pepadun abung siwo mego, megow pak tulang bawang, dan sebagian pubian dalam menyebut kegiatan musyawarah. Makna Peppung adat bagi masyarakat adalah bahwa dalam memutuskan sesuatu yang menyangkut masyarakat juga harus berdasarkan kesepakatan atau pendapat masyarakat tersebut agar tetap terjaga persatuan dan kesatuan dalam masyarakat. Biasanya Peppung adat dilakukan dalam penyelesaian masalah adat, revitalisasi, hukum-hukum adat atau untuk mengembangkan rasionalisasi adat istiadat demi kerukunan dan kesejahteraan masyarakat adat setempat.
4. Toupang tawi yaitu mengoleskan ke telapak tangan pengantin yang akan menikah dengan tepung beras tiga warna yaitu warna putih, merah dan hijau. Makna dari toupang tawi ini sebagai penawar segala marabahaya dan menaburkan beras di campur bunga tujuh warna bermakna segara restu orang tua, segala doa terbaik agar sepasang suami istri ini menjadi keluarga sakinah, mawadah dan warohmah.
5. Upacara adat daduai tercipta karena adanya pernikahan sebambangan. Adat daduai dimaksudkan mendamaikan perselisihan antara kedua pihak keluarga yang terjadi akibat sebambangan pihak bujang dan gadis. Makna upacara daduai adalah dalam bahasa lampung, way berarti air. Air berfungsi untuk memadamkan api. Dengan demikian, upacara adat daduai bertujuan untuk memberikan kesejukan air yang dapat memadam-kan 'api amarah' dan membuat hati kedua belah pihak tentram, sehingga tercipta hubungan yang harmonis antara kedua belah pihak.
1913024020
1. Sebambangan (larian) merupakan perkawinan dengan cara melarikan gadis yang akan dinikahi dengan persetujuan gadis tersebut untuk menghindarkan diri dari tata cara adat yang dianggap terlalu berlarut-larut. Sebambangan dilakukan apabila pasangan yang ingin melakukan pernikahan mendapatkan suatu kendala dalam proses pernikahannya. Makna Sebambangan adalah meskipun terdapat masalah/kendala pasti ada jalan keluarnya asalkan sama-sama mau berjuang. Kendala tersebut bisa karena tidak adanya restu orang tua, perbedaan status sosial ekonomi, atau puhak laki-laki tidak mampu membayar uang mahar yang diminta oleh pihak perempuan.
2. Ngumo adalah sistem berladang pada masyarakat lampung khususnya masyarakat adat lampung pepadun yang tinggal di daerah pedalaman. Makna Ngumo merupakan simbol dari penghormatan orang lampung terhadap lingkungan alamnya, yakni memanfaatkan hutan sekaligus memelihara hutan. terdapat beberapa ritual dalam tradisi Ngumo itu antara lain nyuwah (membakar), kusi (menebang pohon kecil) dan tuwagh (menebang pohon besar).
3. Peppung adat, peppung merupakan kegiatan musyawarah. Istilah peppung umumnya digunakan masyarakat adat pepadun abung siwo mego, megow pak tulang bawang, dan sebagian pubian dalam menyebut kegiatan musyawarah. Makna Peppung adat bagi masyarakat adalah bahwa dalam memutuskan sesuatu yang menyangkut masyarakat juga harus berdasarkan kesepakatan atau pendapat masyarakat tersebut agar tetap terjaga persatuan dan kesatuan dalam masyarakat. Biasanya Peppung adat dilakukan dalam penyelesaian masalah adat, revitalisasi, hukum-hukum adat atau untuk mengembangkan rasionalisasi adat istiadat demi kerukunan dan kesejahteraan masyarakat adat setempat.
4. Toupang tawi yaitu mengoleskan ke telapak tangan pengantin yang akan menikah dengan tepung beras tiga warna yaitu warna putih, merah dan hijau. Makna dari toupang tawi ini sebagai penawar segala marabahaya dan menaburkan beras di campur bunga tujuh warna bermakna segara restu orang tua, segala doa terbaik agar sepasang suami istri ini menjadi keluarga sakinah, mawadah dan warohmah.
5. Upacara adat daduai tercipta karena adanya pernikahan sebambangan. Adat daduai dimaksudkan mendamaikan perselisihan antara kedua pihak keluarga yang terjadi akibat sebambangan pihak bujang dan gadis. Makna upacara daduai adalah dalam bahasa lampung, way berarti air. Air berfungsi untuk memadamkan api. Dengan demikian, upacara adat daduai bertujuan untuk memberikan kesejukan air yang dapat memadam-kan 'api amarah' dan membuat hati kedua belah pihak tentram, sehingga tercipta hubungan yang harmonis antara kedua belah pihak.
Annisa Defy Shafira 1913024026
Ngumo, sistem berladang pada masyarakat lampung khususnya masyarakat adat lampung pepadun yang tinggal di daerah pedalaman. Makna Ngumo merupakan simbol dari penghormatan orang lampung terhadap lingkungan alamnya, yakni memanfaatkan hutan sekaligus memelihara hutan. terdapat beberapa ritual dalam tradisi Ngumo itu antara lain nyuwah (membakar), kusi (menebang pohon kecil) dan tuwagh (menebang pohon besar).
Peppung adat atau musyarawah, yang djmaknai oleh masyarakat dalam memutuskan sesuatu yang menyangkut masyarakat juga harus berdasarkan kesepakatan atau pendapat masyarakat tersebut agar tetap terjaga persatuan dan kesatuan dalam masyarakat. Peppung adat dilakukan dalam penyelesaian masalah adat, revitalisasi, hukum-hukum adat atau untuk mengembangkan rasionalisasi adat istiadat demi kerukunan dan kesejahteraan masyarakat adat setempat.
Toupang tawi yakni demgan mengoleskan ke telapak tangan pengantin yang akan menikah dengan tepung beras tiga warna yaitu warna putih, merah dan hijau. Kearifan lokal kni dimaknai sebagai penawar segala marabahaya dan menaburkan beras di campur bunga tujuh warna bermakna segara restu orang tua, segala doa terbaik agar sepasang suami istri ini menjadi keluarga sakinah, mawadah dan warohmah.
“Ngejuk – Ngakuk” (memberi – mengambil). Orang tua akan memberikan dan merelakan anak gadisnya (muli) untuk diambil oleh bujang (menghanai). Ngejuk dalam arti yang luas ialah memberikan anak gadis untuk diambil atau dikawinkan dan dijadikan anggota keluarga yang lain. Artinya pemberian anak gadis tersebut diketahui oleh para orang tua mereka (kedua belah pihak). Ngejuk ngajuk ini mempelajari tentang silsilah keluarga secara genetika
Bagi masyarakat Lampung Pepadun, Buay Nuban adat sebambangan atau dibambang masih tetap dijalankan, karena sesungguhnya “perkawinan lari” ini bukanlah bentuk perkawinan melainkan merupakan sistem pelamaran, oleh karena itu kejadian perkawinan lari dapat berlaku bentuk perkawinan jujur, semenda atau bebas/mandiri, bergantung pada keadaan dan perundingan kedua belah pihak.
Ngumo, sistem berladang pada masyarakat lampung khususnya masyarakat adat lampung pepadun yang tinggal di daerah pedalaman. Makna Ngumo merupakan simbol dari penghormatan orang lampung terhadap lingkungan alamnya, yakni memanfaatkan hutan sekaligus memelihara hutan. terdapat beberapa ritual dalam tradisi Ngumo itu antara lain nyuwah (membakar), kusi (menebang pohon kecil) dan tuwagh (menebang pohon besar).
Peppung adat atau musyarawah, yang djmaknai oleh masyarakat dalam memutuskan sesuatu yang menyangkut masyarakat juga harus berdasarkan kesepakatan atau pendapat masyarakat tersebut agar tetap terjaga persatuan dan kesatuan dalam masyarakat. Peppung adat dilakukan dalam penyelesaian masalah adat, revitalisasi, hukum-hukum adat atau untuk mengembangkan rasionalisasi adat istiadat demi kerukunan dan kesejahteraan masyarakat adat setempat.
Toupang tawi yakni demgan mengoleskan ke telapak tangan pengantin yang akan menikah dengan tepung beras tiga warna yaitu warna putih, merah dan hijau. Kearifan lokal kni dimaknai sebagai penawar segala marabahaya dan menaburkan beras di campur bunga tujuh warna bermakna segara restu orang tua, segala doa terbaik agar sepasang suami istri ini menjadi keluarga sakinah, mawadah dan warohmah.
“Ngejuk – Ngakuk” (memberi – mengambil). Orang tua akan memberikan dan merelakan anak gadisnya (muli) untuk diambil oleh bujang (menghanai). Ngejuk dalam arti yang luas ialah memberikan anak gadis untuk diambil atau dikawinkan dan dijadikan anggota keluarga yang lain. Artinya pemberian anak gadis tersebut diketahui oleh para orang tua mereka (kedua belah pihak). Ngejuk ngajuk ini mempelajari tentang silsilah keluarga secara genetika
Bagi masyarakat Lampung Pepadun, Buay Nuban adat sebambangan atau dibambang masih tetap dijalankan, karena sesungguhnya “perkawinan lari” ini bukanlah bentuk perkawinan melainkan merupakan sistem pelamaran, oleh karena itu kejadian perkawinan lari dapat berlaku bentuk perkawinan jujur, semenda atau bebas/mandiri, bergantung pada keadaan dan perundingan kedua belah pihak.
ajeng ambar kusuma
1913024056
Kearifan lokal di Lampung Pepadun serta keterkaitannya dengan sains
1. Ngumo
Ngumo yang merupakan sistem pertanian tradisional yang dimiliki masyarakat adat Lampung Pepadun dari sejak nenek moyang mereka. Masyarakat Lampung dikenal sebagai masyarakat dengan sistem bertani lahan kering (non-irigasi). Hanya masyarakat pendatang misalnya transmigrasi dari Jawa yang mengenalkan sistem bercocok tanam irigasi di Lampung. Dikarenakan cara ngumo yang membakar hutan dan tidak menetap maka sistem pertanian lokal ini dituding sebagai perusak hutan. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa dalam Ngumo terdapat rangkaian ritual-ritual yang merupakan simbol dari ”penghormatan” orang Lampung terhadap lingkungan alamnya, yakni memanfaatkan hutan sekaligus memelihara hutan. Ritual itu antara lain nyuwah (membakar), kusi (menebang pohon kecil) dan tuwagh (menebang pohon besar).
Jika dikaitkan dengan sains, kegiatan ngumo dapat merugikan kawasan hutan, karena kegiatan ini meliputi pembakaran hutan,menebang pohon kecil dan menebang pohon besar. Jika hal ini dilakukan maka akan terjadi banjir,tanah longsor,hilangnya keanekaragaman hayati,tanah menjadi tidak subur, berkurangnya udara bersih,kurangnya sumber air bersih sehingga dapat merugikan kehidupan manusia.
2. Peppung adat
Peppung merupakan kegiatan musyawarah. Istilah peppung umumnya digunakan masyarakat adat pepadun abung siwo mego, megow pak tulang bawang, dan sebagian pubian dalam menyebut kegiatan musyawarah. Peppung adat merupakan kegiatan berkumpul bersama antara penyeimbang adat untuk mencapai kesepakatan tentang kepentingan yang berkaitan dengan penyelesaian masalah adat, revitalisasi, hukum-hukum adat atau untuk mengembangkan rasionalisasi adat istiadat demi kerukunan dan kesejahteraan masyarakat adat setempat.
Jika dikaitkan dengan sains, kegiatan musyawarah sangat penting ,kegiatan musyawarah berhubungan dengan sikap rela menghargai pendapat orang lain sesuai dengan sikap ilmiah dalam melakukan eksperimen.
3. Sebambangan (larian)
Sebambangan atau Larian adalah adat Lampung yang mengatur pelarian gadis oleh bujang ke rumah kepala adat untuk meminta persetujuan dari orang tua si gadis, melalui musyawarah adat antara kepala adat dengan kedua orang tua bujang dan gadis, sehingga diambil kesepakatan dan persetujuan antara kedua orang tua tersebut.. Makna Sebambangan adalah meskipun terdapat masalah/kendala pasti ada jalan keluarnya asalkan sama-sama mau berjuang. Kendala tersebut bisa karena tidak adanya restu orang tua, perbedaan status sosial ekonomi, atau puhak laki-laki tidak mampu membayar uang mahar yang diminta oleh pihak perempuan.
4. Acara awal sebelum perkawinan adat pepadun adalah cakak sai tuha. Disini calon mempelai laki-laki beserta keluarga besar dan rombongan datang ke rumah calon mempelai perempuan menyampaikan niat baik untuk menikah dan membicarakan kesepakatan hari pernikahan. Selain cakak sai tuha, nilai musyawarah mufakat terlihat dalam prosesi acara ngulom adat dan kampung suku. Nilai yang dapat diambil adalah , nilai musyawarah mufakat.
5. Toupang tawi
Yaitu mengoleskan ke telapak tangan pengantin yang akan menikah dengan tepung beras tiga warna yaitu warna putih, merah dan hijau. Makna dari toupang tawi ini sebagai penawar segala marabahaya dan menaburkan beras di campur bunga tujuh warna bermakna segara restu orang tua, segala doa terbaik agar sepasang suami istri ini menjadi keluarga sakinah, mawadah dan warohmah.
1913024056
Kearifan lokal di Lampung Pepadun serta keterkaitannya dengan sains
1. Ngumo
Ngumo yang merupakan sistem pertanian tradisional yang dimiliki masyarakat adat Lampung Pepadun dari sejak nenek moyang mereka. Masyarakat Lampung dikenal sebagai masyarakat dengan sistem bertani lahan kering (non-irigasi). Hanya masyarakat pendatang misalnya transmigrasi dari Jawa yang mengenalkan sistem bercocok tanam irigasi di Lampung. Dikarenakan cara ngumo yang membakar hutan dan tidak menetap maka sistem pertanian lokal ini dituding sebagai perusak hutan. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa dalam Ngumo terdapat rangkaian ritual-ritual yang merupakan simbol dari ”penghormatan” orang Lampung terhadap lingkungan alamnya, yakni memanfaatkan hutan sekaligus memelihara hutan. Ritual itu antara lain nyuwah (membakar), kusi (menebang pohon kecil) dan tuwagh (menebang pohon besar).
Jika dikaitkan dengan sains, kegiatan ngumo dapat merugikan kawasan hutan, karena kegiatan ini meliputi pembakaran hutan,menebang pohon kecil dan menebang pohon besar. Jika hal ini dilakukan maka akan terjadi banjir,tanah longsor,hilangnya keanekaragaman hayati,tanah menjadi tidak subur, berkurangnya udara bersih,kurangnya sumber air bersih sehingga dapat merugikan kehidupan manusia.
2. Peppung adat
Peppung merupakan kegiatan musyawarah. Istilah peppung umumnya digunakan masyarakat adat pepadun abung siwo mego, megow pak tulang bawang, dan sebagian pubian dalam menyebut kegiatan musyawarah. Peppung adat merupakan kegiatan berkumpul bersama antara penyeimbang adat untuk mencapai kesepakatan tentang kepentingan yang berkaitan dengan penyelesaian masalah adat, revitalisasi, hukum-hukum adat atau untuk mengembangkan rasionalisasi adat istiadat demi kerukunan dan kesejahteraan masyarakat adat setempat.
Jika dikaitkan dengan sains, kegiatan musyawarah sangat penting ,kegiatan musyawarah berhubungan dengan sikap rela menghargai pendapat orang lain sesuai dengan sikap ilmiah dalam melakukan eksperimen.
3. Sebambangan (larian)
Sebambangan atau Larian adalah adat Lampung yang mengatur pelarian gadis oleh bujang ke rumah kepala adat untuk meminta persetujuan dari orang tua si gadis, melalui musyawarah adat antara kepala adat dengan kedua orang tua bujang dan gadis, sehingga diambil kesepakatan dan persetujuan antara kedua orang tua tersebut.. Makna Sebambangan adalah meskipun terdapat masalah/kendala pasti ada jalan keluarnya asalkan sama-sama mau berjuang. Kendala tersebut bisa karena tidak adanya restu orang tua, perbedaan status sosial ekonomi, atau puhak laki-laki tidak mampu membayar uang mahar yang diminta oleh pihak perempuan.
4. Acara awal sebelum perkawinan adat pepadun adalah cakak sai tuha. Disini calon mempelai laki-laki beserta keluarga besar dan rombongan datang ke rumah calon mempelai perempuan menyampaikan niat baik untuk menikah dan membicarakan kesepakatan hari pernikahan. Selain cakak sai tuha, nilai musyawarah mufakat terlihat dalam prosesi acara ngulom adat dan kampung suku. Nilai yang dapat diambil adalah , nilai musyawarah mufakat.
5. Toupang tawi
Yaitu mengoleskan ke telapak tangan pengantin yang akan menikah dengan tepung beras tiga warna yaitu warna putih, merah dan hijau. Makna dari toupang tawi ini sebagai penawar segala marabahaya dan menaburkan beras di campur bunga tujuh warna bermakna segara restu orang tua, segala doa terbaik agar sepasang suami istri ini menjadi keluarga sakinah, mawadah dan warohmah.
Eliska Bia Kusuma Putri
NPM 1913024018
1. Ngumo, merupakan sistem berladang yang berlaku dj masyarakat lampung khususnya masyarakat adat pepadun yang tinggal di daerah pedalaman. Makna Ritual dalam tradisi ini antara lain nyuwah (membakar), kusi (menebang pohon kecil) dan tuwagh (menebang pohon besar). Ngumo sendiri dimaknai sebagai penghormatan orang lampung terhadap lingkungan alamnya dengan memanfaatkan hutan sekaligus memelihara hutan.
2. Sebambangan, merupakan adat perkawinan dengan cara melarikan gadis yang akan dinikahi dengan persetujuan gadis tersebut untuk menghindarkan diri dari tata cara adat yang dianggap terlalu berlarut-larut. Sebambangan dilakukan apabila pasangan yang ingin melakukan pernikahan mendapatkan suatu kendala dalam proses pernikahannya. Makna Sebambangan adalah meskipun terdapat masalah/kendala pasti ada jalan keluarnya asalkan sama-sama mau berjuang. Kendala tersebut bisa karena tidak adanya restu orang tua, perbedaan status sosial ekonomi, atau puhak laki-laki tidak mampu membayar uang mahar yang diminta oleh pihak perempuan.
3. Peppung adat atau musyarawah, yang djmaknai oleh masyarakat dalam memutuskan sesuatu yang menyangkut masyarakat juga harus berdasarkan kesepakatan atau pendapat masyarakat tersebut agar tetap terjaga persatuan dan kesatuan dalam masyarakat. Peppung adat dilakukan dalam penyelesaian masalah adat, revitalisasi, hukum-hukum adat atau untuk mengembangkan rasionalisasi adat istiadat demi kerukunan dan kesejahteraan masyarakat adat setempat.
4. Toupang tawi yakni demgan mengoleskan ke telapak tangan pengantin yang akan menikah dengan tepung beras tiga warna yaitu warna putih, merah dan hijau. Kearifan lokal kni dimaknai sebagai penawar segala marabahaya dan menaburkan beras di campur bunga tujuh warna bermakna segara restu orang tua, segala doa terbaik agar sepasang suami istri ini menjadi keluarga sakinah, mawadah dan warohmah.
5. Upacara adat daduai, yang tercipta karena adanya pernikahan sebambangan dan dimaksudkan mendamaikan perselisihan antara kedua pihak keluarga yang terjadi akibat sebambangan pihak bujang dan gadis. Makna upacara daduai adalah dalam bahasa lampung, way berarti air. Air berfungsi untuk memadamkan api. Dengan demikian, upacara adat daduai bertujuan untuk memberikan kesejukan air yang dapat memadam-kan 'api amarah' dan membuat hati kedua belah pihak tentram, sehingga tercipta hubungan yang harmonis antara kedua belah pihak.
NPM 1913024018
1. Ngumo, merupakan sistem berladang yang berlaku dj masyarakat lampung khususnya masyarakat adat pepadun yang tinggal di daerah pedalaman. Makna Ritual dalam tradisi ini antara lain nyuwah (membakar), kusi (menebang pohon kecil) dan tuwagh (menebang pohon besar). Ngumo sendiri dimaknai sebagai penghormatan orang lampung terhadap lingkungan alamnya dengan memanfaatkan hutan sekaligus memelihara hutan.
2. Sebambangan, merupakan adat perkawinan dengan cara melarikan gadis yang akan dinikahi dengan persetujuan gadis tersebut untuk menghindarkan diri dari tata cara adat yang dianggap terlalu berlarut-larut. Sebambangan dilakukan apabila pasangan yang ingin melakukan pernikahan mendapatkan suatu kendala dalam proses pernikahannya. Makna Sebambangan adalah meskipun terdapat masalah/kendala pasti ada jalan keluarnya asalkan sama-sama mau berjuang. Kendala tersebut bisa karena tidak adanya restu orang tua, perbedaan status sosial ekonomi, atau puhak laki-laki tidak mampu membayar uang mahar yang diminta oleh pihak perempuan.
3. Peppung adat atau musyarawah, yang djmaknai oleh masyarakat dalam memutuskan sesuatu yang menyangkut masyarakat juga harus berdasarkan kesepakatan atau pendapat masyarakat tersebut agar tetap terjaga persatuan dan kesatuan dalam masyarakat. Peppung adat dilakukan dalam penyelesaian masalah adat, revitalisasi, hukum-hukum adat atau untuk mengembangkan rasionalisasi adat istiadat demi kerukunan dan kesejahteraan masyarakat adat setempat.
4. Toupang tawi yakni demgan mengoleskan ke telapak tangan pengantin yang akan menikah dengan tepung beras tiga warna yaitu warna putih, merah dan hijau. Kearifan lokal kni dimaknai sebagai penawar segala marabahaya dan menaburkan beras di campur bunga tujuh warna bermakna segara restu orang tua, segala doa terbaik agar sepasang suami istri ini menjadi keluarga sakinah, mawadah dan warohmah.
5. Upacara adat daduai, yang tercipta karena adanya pernikahan sebambangan dan dimaksudkan mendamaikan perselisihan antara kedua pihak keluarga yang terjadi akibat sebambangan pihak bujang dan gadis. Makna upacara daduai adalah dalam bahasa lampung, way berarti air. Air berfungsi untuk memadamkan api. Dengan demikian, upacara adat daduai bertujuan untuk memberikan kesejukan air yang dapat memadam-kan 'api amarah' dan membuat hati kedua belah pihak tentram, sehingga tercipta hubungan yang harmonis antara kedua belah pihak.
Nama: Rifki Muhaimin Syahputra
NPM: 1913024044
1. Ngumo
Sistem pertanial tradisional pada masyarakat Lampung khususnya masyarakat adat Lampung Pepadun yang tinggal di daerah Pedalaman. Makna Ngumo merupakan simbol dari penghormatan orang lampung terhadap lingkungan alamnya, yakni memanfaatkan hutan sekaligus memelihara hutan. Ritual dalam tradisi Ngumo itu antara lain nyuwah (membakar), kusi (menebang pohon kecil) dan tuwagh (menebang pohon besar).
2. Sebambangan
Sebambangan atau Ngebambambang, Ninjuk atau Nakat, dan Nunggang ialah istilah yang digunakan “kawin lari” oleh masyarakat Lampung Pepadun. Secara harfiah Sebambangan berasal dari kata “se” (saling) dan “bumbang” (bawa atau pergi). Sebambangan berarti sebuah perkawinan tanpa melalui proses lamaran dan merupakan inisiatif yang kemudian diusahakan dan diperjuangkan oleh pasangan laki-laki dan perempuan yang akan menikah. Dengan kata lain seorang laki-laki membawa seorang perempuan untuk diajak menikah.
3. Nengah Nyapur
Nengah memiliki arti kerja keras, berketerampilan dan bertanding. Kata Nengah haruslah bersanding dengan kata Nyapur yang berarti tenggang rasa dan jiwa kompetitif. Nengah Nyapur juga merupakan salah satu upaya masyarakat lampung membekali diri dengan kemampuan dalam mengarungi kehidupan untuk kemudian dimanfaatkan secara optimal bagi kemakmuran umat manusia. Termasuk tekad untuk terus menerus belajar baik belajar dibidang akademik maupun belajar melalui pengalaman.
4. Sakai Sambaian
Sakai atau Akai berarti terbuka dan bisa menerima sesuatu yang datang dari luar.
Sambai atau Sumbai (utusan) berarti memberi.
Sakai Sambaian dapat diartikan sebagai sifat kooperatif, gotong royong atau urun rembuk masyarakat Lampung pada lingkungan dimana mereka bertempat-tinggal.
5. Toupang tawi
Yaitu mengoleskan ke telapak tangan pengantin yang akan menikah dengan tepung beras tiga warna yaitu warna putih, merah dan hijau. Makna dari toupang tawi ini sebagai penawar segala marabahaya dan menaburkan beras di campur bunga tujuh warna bermakna segara restu orang tua, segala doa terbaik agar sepasang suami istri ini menjadi keluarga sakinah, mawadah dan warohmah.
1. Ngumo
Sistem pertanial tradisional pada masyarakat Lampung khususnya masyarakat adat Lampung Pepadun yang tinggal di daerah Pedalaman. Makna Ngumo merupakan simbol dari penghormatan orang lampung terhadap lingkungan alamnya, yakni memanfaatkan hutan sekaligus memelihara hutan. Ritual dalam tradisi Ngumo itu antara lain nyuwah (membakar), kusi (menebang pohon kecil) dan tuwagh (menebang pohon besar).
2. Sebambangan
Sebambangan atau Ngebambambang, Ninjuk atau Nakat, dan Nunggang ialah istilah yang digunakan “kawin lari” oleh masyarakat Lampung Pepadun. Secara harfiah Sebambangan berasal dari kata “se” (saling) dan “bumbang” (bawa atau pergi). Sebambangan berarti sebuah perkawinan tanpa melalui proses lamaran dan merupakan inisiatif yang kemudian diusahakan dan diperjuangkan oleh pasangan laki-laki dan perempuan yang akan menikah. Dengan kata lain seorang laki-laki membawa seorang perempuan untuk diajak menikah.
3. Nengah Nyapur
Nengah memiliki arti kerja keras, berketerampilan dan bertanding. Kata Nengah haruslah bersanding dengan kata Nyapur yang berarti tenggang rasa dan jiwa kompetitif. Nengah Nyapur juga merupakan salah satu upaya masyarakat lampung membekali diri dengan kemampuan dalam mengarungi kehidupan untuk kemudian dimanfaatkan secara optimal bagi kemakmuran umat manusia. Termasuk tekad untuk terus menerus belajar baik belajar dibidang akademik maupun belajar melalui pengalaman.
4. Sakai Sambaian
Sakai atau Akai berarti terbuka dan bisa menerima sesuatu yang datang dari luar.
Sambai atau Sumbai (utusan) berarti memberi.
Sakai Sambaian dapat diartikan sebagai sifat kooperatif, gotong royong atau urun rembuk masyarakat Lampung pada lingkungan dimana mereka bertempat-tinggal.
5. Toupang tawi
Yaitu mengoleskan ke telapak tangan pengantin yang akan menikah dengan tepung beras tiga warna yaitu warna putih, merah dan hijau. Makna dari toupang tawi ini sebagai penawar segala marabahaya dan menaburkan beras di campur bunga tujuh warna bermakna segara restu orang tua, segala doa terbaik agar sepasang suami istri ini menjadi keluarga sakinah, mawadah dan warohmah.