HAKEKAT DAN INOVASI PEMBELAJARAN IPA

Masalahnya kan bukan di awal semester, siswa membawa ular itu terjadi ditengah semester. Ya memang awalnya menakutkan banyak orang, namun penanganannya tidak lantas dihukum dengan cara yang tidak mendidik. Tetapi harus kita lihat, apa sebenarnya yang diingini siswa tersebut. Ternyata siswa tersebut punya rasa ingin tahu yang tinggi. Nah, sulit loh membentuk anak agar memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Oleh sebab itu jangan dipatahkan semangat siswa yang memiliki rasa ingin tahu tersebut, tetapi kita berikan solusi agar rasa ingin tahunya itu bisa terjawab. Nah, dengan cara memberikan tugas sesuai keinginannya (yaitu ingin tahu bagaimana proses pergantian kulit ular), secara tidak langsung guru sudah memberikan hukuman, namun hukuman yang mendidik dan dapat meningkatkan rasa ingin tahu siswa lebih dalam, meningkatkan motivasi, dan meningkatkan kemampuan daya nalar siswa tersebut.

Apalagi saran agar diganti ular yang divideo, ya... tidak mungkin rasa ingin tahu siswa tersebut bisa terjawab. Lihat dulu apa alasan siswa membawa ular. Kan "ingin tahu bagaimana proses pergantian kulit ular"?, masak diganti video... hehehe.... Klo sarannya seperti itu, pasti akan menyebabkan siswa menjadi malas datang ke sekolah. Banyak loh  siswa yang tidak mau ke sekolah, gara-gara dianggap di sekolah biasa-biasa saja dan tidak menantang. Siswa semacam ini akan lebih memilih home schooling (belajar mandiri). Contohnya bu Susi mantan Menteri kelautan (Secara formal tdk tamat SMA, karna beliau merasa di sekolah tidak menantang, tapi beliau belajar mandiri, tanpa ijazah. Tapi beliau bisa berhasil luar biasa mengalahkan orang yang sekolahnya banyak gelar. Memang bu Susi itu konon katanya, waktu SMA lebih suka membaca buku-buku perguruan tinggi, makanya belajar di sekolah beliau merasa bosan tidak ada tantangan).