CASE STUDY

CASE STUDY

CASE STUDY

Number of replies: 17

Dinas Kesehatan Kota Mandiri meluncurkan platform digital "SehatMandiri", yang bertujuan untuk mengintegrasikan layanan kesehatan di seluruh Puskesmas dan Klinik milik pemerintah. Platform ini memungkinkan pasien untuk membuat janji, melihat rekam medis, dan menerima hasil lab secara online. Setelah 1 tahun implementasi, ditemukan bahwa:

  • Banyak Puskesmas belum menggunakan sistem secara penuh.
  • Terdapat data yang tidak sinkron antar fasilitas kesehatan.
  • Pengaduan masyarakat terkait keterlambatan pelayanan justru meningkat.

Dewan Pengawas meminta dilakukan audit kinerja terhadap efektivitas program digitalisasi ini.

Pertanyaan:

Analisislah penyebab utama rendahnya efektivitas implementasi digitalisasi layanan kesehatan ini, dan rancang pendekatan audit berbasis data untuk mengevaluasi dan meningkatkan kinerja sistem SehatMandiri.


In reply to First post

Re: CASE STUDY

by Adea Aprilia -
Nama : Adea Aprilia
Npm : 2313031034

Jika meninjau kasus “SehatMandiri”, sebenarnya gagasan ini cukup baik karena dapat membantu pasien sekaligus mempercepat pelayanan kesehatan. Namun, permasalahan timbul karena penerapannya tidak berjalan sesuai harapan. Ada beberapa faktor yang membuat efektivitasnya rendah. Pertama, sebagian besar Puskesmas belum benar-benar menggunakan sistem tersebut. Hal ini menunjukkan adanya kendala dalam penerapan, seperti kurangnya pelatihan bagi tenaga kesehatan, keterbatasan fasilitas teknologi, atau masih kuatnya kebiasaan manual yang sulit diubah. Kedua, adanya data yang tidak selaras antar fasilitas kesehatan menunjukkan bahwa integrasi sistem belum berjalan optimal. Kemungkinan hal ini disebabkan oleh perbedaan format data, koneksi internet yang tidak stabil, atau sistem yang belum sepenuhnya kompatibel. Ketiga, meningkatnya keluhan masyarakat justru menandakan ekspektasi mereka bertambah setelah ada digitalisasi, tetapi layanan tidak sejalan dengan yang dijanjikan. Akibatnya, bukannya mempercepat proses, justru menjadi lebih lambat karena penggunaan sistem digital bercampur dengan cara manual.

Dalam melakukan audit kinerja, pendekatan yang paling tepat adalah berbasis data sehingga dapat menunjukkan gambaran nyata mengenai titik lemah sistem. Pertama, perlu dianalisis tingkat pemanfaatan platform di tiap Puskesmas maupun klinik, misalnya dengan melihat data login petugas, jumlah layanan yang diproses secara digital, serta perbandingan antara pasien yang memakai aplikasi dengan yang tetap mengandalkan layanan manual. Kedua, penting untuk meninjau kualitas data dengan melihat sejauh mana ketidaksinkronan terjadi, misalnya ada tidaknya data pasien ganda, keterlambatan dalam memperbarui hasil laboratorium, atau ketidaksesuaian catatan rekam medis. Ketiga, audit juga harus mengukur kepuasan masyarakat melalui analisis laporan pengaduan, survei pengguna, dan perbandingan waktu rata-rata pelayanan sebelum dan sesudah sistem diberlakukan.

Setelah informasi tersebut terkumpul, hasil audit bisa dijadikan dasar perbaikan sistem. Jika masalahnya terletak pada kurangnya pelatihan, maka perlu diadakan pendampingan lebih intensif bagi tenaga kesehatan. Jika kendalanya pada integrasi data, maka sistem perlu diperbaiki agar format data seragam dan proses sinkronisasi lebih cepat. Sementara itu, jika hambatannya ada pada kecepatan layanan, alur kerja harus dievaluasi agar digitalisasi benar-benar mendukung percepatan pelayanan, bukan sebaliknya. Dengan cara ini, audit berbasis data bukan hanya menilai kinerja, tetapi juga memberikan landasan yang jelas untuk langkah perbaikan, sehingga “SehatMandiri” dapat berjalan efektif sesuai dengan tujuan awal pembuatannya.
In reply to First post

Re: CASE STUDY

by Zulfaa Salsabillah -
Nama : Zulfaa Salsabillah
NPM : 2313031038
Kelas : B

Rendahnya efektivitas implementasi digitalisasi layanan kesehatan melalui platform SehatMandiri terutama disebabkan oleh beberapa faktor utama. Pertama, adopsi sistem di tingkat Puskesmas masih rendah karena tidak semua fasilitas menggunakan platform secara penuh, yang dapat dipengaruhi oleh keterbatasan sarana, kurangnya pelatihan, maupun resistensi terhadap perubahan. Kedua, kualitas data yang dihasilkan tidak sinkron antar fasilitas kesehatan, sehingga integrasi layanan tidak berjalan optimal dan menimbulkan ketidakpercayaan terhadap sistem. Ketiga, alur pelayanan belum sepenuhnya menyesuaikan dengan mekanisme digital sehingga bukannya mempercepat, pelayanan justru menjadi lebih lambat. Hal ini diperparah dengan meningkatnya pengaduan masyarakat yang menunjukkan bahwa transformasi digital belum benar-benar meningkatkan kualitas layanan.

Audit kinerja berbasis data dapat dirancang dengan fokus pada indikator utama, yaitu tingkat adopsi fasilitas kesehatan, integritas data antar sistem, efisiensi waktu pelayanan, dan kepuasan masyarakat. Data yang digunakan berasal dari log sistem, laporan Puskesmas, survei tenaga kesehatan, dan tren pengaduan. Analisis dilakukan dengan gap analysis untuk menilai capaian, data matching untuk memeriksa kesesuaian, serta evaluasi kepuasan masyarakat. Dari hasil tersebut, rekomendasi perbaikan dapat diarahkan pada peningkatan kualitas infrastruktur, pelatihan SDM, penyusunan SOP layanan digital, dan monitoring kinerja secara berkelanjutan. Dengan langkah ini, SehatMandiri dapat lebih efektif dalam mendukung layanan kesehatan publik.
In reply to First post

Re: CASE STUDY

by Rika Rahayu -
Nama: Rika Rahayu
NPM: 2313031052

Penyebab utama rendahnya efektivitas implementasi program digitalisasi “SehatMandiri” kemungkinan berasal dari beberapa faktor, yaitu:
  1. Kurangnya kesiapan sumber daya manusia (SDM) di Puskesmas dan Klinik, seperti pegawai yang belum terbiasa menggunakan sistem digital atau belum mendapatkan pelatihan memadai.
  2. Keterbatasan infrastruktur teknologi, misalnya koneksi internet yang tidak stabil dan perangkat yang tidak memadai, sehingga penggunaan sistem belum optimal.
  3. Kurangnya koordinasi dan pengawasan antarunit, yang menyebabkan data tidak sinkron antar fasilitas kesehatan.
  4. Minimnya sosialisasi kepada masyarakat, membuat pasien belum memahami cara menggunakan layanan digital dengan benar, sehingga pengaduan meningkat.

Pendekatan audit berbasis data yang dapat diterapkan mencakup beberapa langkah, yaitu:
  1. Analisis data penggunaan sistem, seperti tingkat login pengguna, jumlah transaksi, dan fasilitas yang aktif menggunakan platform, untuk menilai tingkat adopsi.
  2. Audit kualitas data, memeriksa tingkat kesalahan dan duplikasi data pasien antar fasilitas.
  3. Evaluasi kinerja layanan, dengan menganalisis waktu rata-rata pelayanan sebelum dan sesudah digitalisasi menggunakan data log sistem.
  4. Analisis umpan balik masyarakat, menggunakan data pengaduan dan survei kepuasan untuk mengidentifikasi area yang perlu perbaikan.
  5. Memberikan rekomendasi berbasis temuan data, seperti peningkatan pelatihan SDM, integrasi sistem data yang lebih kuat, dan optimalisasi infrastruktur teknologi agar platform “SehatMandiri” benar-benar efektif dalam meningkatkan pelayanan kesehatan publik.
In reply to First post

Re: CASE STUDY

by Dita Silviana Putri -
Nama: Dita Silviana Putri
NPM : 2313031057
No. Absen: 26

Analisis Permasalahan
Rendahnya efektivitas program digitalisasi disebabkan oleh:
- Kurangnya kesiapan SDM dan resistensi perubahan di Puskesmas.
- Sistem integrasi data yang belum standar antar fasilitas kesehatan.
- Kurangnya monitoring dan evaluasi kinerja digitalisasi.

Pendekatan Audit Berbasis Data:
- Analisis Efektivitas (Effectiveness Review): membandingkan target digitalisasi dengan realisasi penggunaan sistem.
- Audit Efisiensi: menilai perbandingan biaya implementasi dengan hasil pelayanan.
- Data Analytics: mengevaluasi log aktivitas pengguna, waktu pelayanan, dan jumlah keluhan untuk mengidentifikasi bottleneck sistem.
- Rekomendasi: pelatihan ulang SDM, integrasi database nasional, serta sistem pelaporan otomatis berbasis dashboard.
In reply to First post

Re: CASE STUDY

by Nela Amelia -
NAMA : NELA AMELIA
NPM : 2313031050

Analisis Penyebab Rendahnya Efektivitas Implementasi Digitalisasi “SehatMandiri”
Rendahnya efektivitas pelaksanaan program digitalisasi layanan kesehatan “SehatMandiri” dapat disebabkan oleh beberapa faktor utama. Pertama, aspek kesiapan sumber daya manusia (SDM) yang belum optimal. Banyak tenaga kesehatan dan staf administrasi di Puskesmas belum terbiasa menggunakan sistem digital secara penuh, baik karena kurangnya pelatihan maupun resistensi terhadap perubahan dari sistem manual ke digital.
Kedua, kelemahan pada aspek infrastruktur dan integrasi sistem. Ketidaksinkronan data antar fasilitas kesehatan menunjukkan bahwa masih terdapat kendala teknis, seperti perbedaan format data, keterbatasan jaringan internet, atau sistem informasi yang belum terhubung secara real-time.
Ketiga, proses operasional dan tata kelola sistem belum terstandar dengan baik. Peningkatan keluhan masyarakat terhadap keterlambatan layanan menandakan bahwa proses bisnis di lapangan belum menyesuaikan dengan mekanisme baru berbasis digital. Selain itu, kemungkinan belum ada monitoring kinerja secara berkelanjutan terhadap penggunaan sistem di tiap fasilitas kesehatan.

Pendekatan Audit Berbasis Data untuk Evaluasi Program “SehatMandiri”
Untuk mengevaluasi efektivitas sistem secara objektif, dapat dilakukan audit kinerja berbasis data (data-driven performance audit) dengan tahapan berikut:
1. Analisis Kesiapan dan Pemanfaatan Sistem (System Usage Audit):
• Mengumpulkan data log pengguna dari setiap Puskesmas/klinik.
Mengukur tingkat adopsi sistem melalui indikator seperti frekuensi login, jumlah transaksi online (pembuatan janji, akses rekam medis, hasil lab).
Mengidentifikasi unit kerja dengan tingkat pemanfaatan sistem rendah untuk ditindaklanjuti.
2. Audit Kualitas dan Integritas Data:
• Menilai konsistensi dan kesesuaian data pasien antar fasilitas.
• Melakukan uji kesinkronan (data synchronization testing) untuk mendeteksi duplikasi atau ketidaksesuaian informasi.
• Mengevaluasi efektivitas mekanisme backup dan keamanan data.
3. Audit Proses Layanan dan Respons Pengguna:
• Menganalisis waktu respons layanan sebelum dan sesudah digitalisasi.
• Mengolah data pengaduan masyarakat untuk mengidentifikasi pola masalah dan sumber keterlambatan.
• Melakukan survei kepuasan pengguna (pasien dan tenaga kesehatan) berbasis data kuantitatif.
4. Audit Tata Kelola dan Pemantauan Kinerja Sistem:
• Menilai kesesuaian pelaksanaan program dengan kebijakan dan SOP yang telah ditetapkan.
• Menggunakan dashboard pemantauan (performance dashboard) untuk menilai efektivitas tiap Puskesmas secara periodik.
In reply to First post

Re: CASE STUDY

by Muhammad Jibril Ramadhan 2313031045 -
Nama: Muhammad Jibril Ramadhan
NPM: 2313031045

Analisis Penyebab Rendahnya Efektivitas Implementasi

1. Kurangnya kesiapan SDM dan resistansi terhadap teknologi
Banyak Puskesmas belum menggunakan sistem secara penuh kemungkinan karena tenaga kesehatan belum terlatih memadai, kurangnya pendampingan teknis, atau adanya resistansi terhadap perubahan dari sistem manual ke digital.

2. Infrastruktur teknologi yang belum merata
Data yang tidak sinkron antara fasilitas kesehatan mengindikasikan masalah pada jaringan internet, perangkat keras, atau integrasi sistem antar unit. Infrastruktur digital mungkin belum standar di seluruh lokasi.

3. Kualitas sistem dan integrasi data yang rendah
Ketidaksinkronan data dapat terjadi karena error pada database, proses input yang tidak konsisten, atau lemahnya governance data (validasi, standar kode, dan alur input).

4. Manajemen perubahan (change management) yang kurang optimal
Implementasi tidak disertai SOP yang jelas, monitoring berkala, serta insentif penggunaan. Akibatnya, pemanfaatan sistem tidak merata dan tidak terkontrol.

5. Persepsi masyarakat dan ekspektasi yang meningkat
Platform digital justru meningkatkan keluhan mungkin karena proses pelayanan menjadi lambat saat tenaga kesehatan harus menyeimbangkan pekerjaan manual dan digital, atau karena sistem belum stabil sehingga memicu antrean.


Rancangan Pendekatan Audit Berbasis Data

1. Audit Input–Process–Output (IPO) dengan indikator terukur
- Input: tingkat kesiapan SDM (jam pelatihan, sertifikasi), infrastruktur digital (bandwidth, perangkat).
- Process: tingkat penggunaan aplikasi per fasilitas, waktu pemrosesan data, tingkat error input.
- Output: jumlah janji temu yang berhasil, rekam medis yang terupdate, waktu pelayanan.

2. Data Analytics untuk memetakan pemanfaatan sistem
- Log penggunaan sistem per Puskesmas (frekuensi login, transaksi, modul yang digunakan).
- Identifikasi fasilitas dengan penggunaan terendah (heatmap aktivitas).
- Korelasi antara penggunaan sistem dan jumlah keluhan masyarakat.

3. Audit kualitas data (data quality assessment)
- Uji konsistensi data antar fasilitas (format, kesesuaian kode diagnosa, duplikasi).
- Cek completeness data rekam medis digital vs rekam medis manual.
- Analisis akar masalah ketidaksinkronan data melalui audit trail.

4. Audit kepuasan masyarakat berbasis data
- Analisis laporan pengaduan: jenis keluhan, lokasi, waktu puncak keluhan.
- Survei online pengguna SehatMandiri untuk mengukur kemudahan penggunaan dan kecepatan layanan.

5. Audit efektivitas sistem berdasarkan pendekatan Value for Money
- Ekonomi: biaya pelatihan, perangkat, dan pemeliharaan sistem.
- Efisiensi: perubahan durasi pelayanan sebelum dan sesudah digitalisasi.
- Efektivitas: persentase layanan yang berhasil terintegrasi.

6. Rekomendasi perbaikan berbasis temuan data
- Penguatan pelatihan dan pendampingan lapangan.
- Standarisasi infrastruktur dan SOP input data.
- Peningkatan kapasitas server dan integrasi API.
- Monitoring dashboard real-time untuk aktivitas Puskesmas.
- Insentif bagi unit yang mencapai standar penggunaan.
In reply to First post

Re: CASE STUDY

by Qonita Nurul Izzah 2313031042 -
Nama: Qonita Nurul Izzah
NPM: 2313031042

Keberhasilan program digitalisasi layanan kesehatan "SehatMandiri" di Kota Mandiri ternyata belum sesuai dengan harapan. Setelah satu tahun berjalan, sistem ini justru dihadapkan pada beberapa kendala mendasar yang mengganggu efektivitasnya. Sejumlah Puskesmas ternyata belum menerapkan sistem secara maksimal, data kesehatan antar fasilitas kesehatan tidak terintegrasi dengan baik, dan yang cukup memprihatinkan adalah meningkatnya keluhan masyarakat mengenai lambatnya pelayanan. Kondisi ini mengindikasikan adanya masalah serius dalam implementasi platform digital tersebut.

Permasalahan ini diduga bersumber dari tiga aspek utama. Aspek teknis operasional tampaknya menjadi kendala pertama, dimana sistem baru ini belum terintegrasi secara sempurna dengan sistem lama yang sudah lebih dulu digunakan di Puskesmas. Ditambah lagi dengan keterbatasan infrastruktur pendukung seperti jaringan internet yang tidak stabil di beberapa lokasi. Aspek sumber daya manusia juga turut mempengaruhi, dimana kurangnya pemahaman dan kemampuan staf dalam mengoperasikan sistem baru menyebabkan resistensi terhadap perubahan. Faktor manajemen tidak kalah penting, dimana perencanaan yang kurang matang dan kurangnya pendampingan pasca peluncuran sistem turut berkontribusi terhadap kegagalan implementasi.

Menyikapi kondisi tersebut, diperlukan evaluasi menyeluruh melalui audit kinerja yang berbasis data. Tahap awal audit akan dimulai dengan pengumpulan berbagai data pendukung, baik data kuantitatif seperti statistik penggunaan sistem dan waktu tunggu pasien, maupun data kualitatif melalui wawancara dan survei kepuasan pengguna. Data-data ini kemudian akan dianalisis untuk mengidentifikasi kesenjangan antara kinerja aktual dengan target yang telah ditetapkan.

Proses evaluasi akan menggunakan pendekatan value for money dengan menitikberatkan pada tiga prinsip utama. Prinsip ekonomi akan menilai apakah dana yang telah dikeluarkan memberikan nilai yang optimal. Prinsip efisiensi akan menganalisis apakah sistem baru ini justru menambah beban kerja atau malah menyederhanakan proses layanan. Sedangkan prinsip efektivitas akan mengukur sejauh mana tujuan awal digitalisasi dapat tercapai.

Dari proses audit ini, diharapkan dapat dihasilkan rekomendasi perbaikan yang terbagi dalam tiga kerangka waktu. Untuk jangka pendek, perbaikan akan difokuskan pada penyediaan infrastruktur pendukung dan peningkatan kapasitas staf melalui pelatihan intensif. Untuk jangka menengah, perbaikan akan diarahkan pada penyempurnaan sistem dan mekanisme integrasi data. Sementara untuk jangka panjang, pengembangan sistem dan kebijakan pendukung akan dirumuskan untuk memastikan keberlanjutan program. Melalui pendekatan yang sistematis dan berbasis data ini, diharapkan platform "SehatMandiri" dapat benar-benar mewujudkan transformasi digital layanan kesehatan yang efisien dan efektif bagi masyarakat Kota Mandiri.
In reply to First post

Re: CASE STUDY

by Adella Putri Rizkia -
Nama: Adella Putri Rizkia
NPM : 2313031044

Program digitalisasi layanan kesehatan “SehatMandiri” yang diluncurkan oleh Dinas Kesehatan Kota Mandiri sebenarnya memiliki tujuan baik, yaitu mengintegrasikan seluruh layanan Puskesmas dan Klinik agar masyarakat dapat mengakses layanan kesehatan dengan lebih mudah. Namun, setelah satu tahun berjalan, efektivitasnya masih rendah. Hal ini terlihat dari masih banyak Puskesmas yang belum menggunakan sistem secara maksimal, data yang tidak sinkron antar fasilitas, serta meningkatnya keluhan masyarakat terhadap keterlambatan pelayanan.

Beberapa penyebab utama rendahnya efektivitas ini antara lain:

1.Kurangnya kesiapan SDM (Sumber Daya Manusia). Banyak tenaga kesehatan belum terbiasa menggunakan sistem digital, bahkan sebagian masih mengandalkan pencatatan manual.
2.Kualitas dan integrasi data yang lemah. Tidak adanya standar input data dan lemahnya infrastruktur menyebabkan data pasien tidak sinkron antar fasilitas kesehatan.
3.Kurangnya koordinasi dan pengawasan. Implementasi tidak berjalan seragam karena komunikasi antara Dinas Kesehatan dan unit pelaksana belum efektif.
4.Minimnya evaluasi dan pemantauan berkala. Tidak adanya sistem monitoring membuat masalah yang muncul tidak segera teratasi.
5.Desain sistem yang belum optimal. Antarmuka aplikasi yang rumit dapat membuat proses administrasi justru menjadi lebih lama, sehingga keluhan masyarakat meningkat.

Untuk memperbaiki kondisi tersebut, dibutuhkan audit kinerja berbasis data (data-driven audit) agar penilaian terhadap sistem “SehatMandiri” lebih objektif dan terukur. Pendekatan audit ini dapat dilakukan melalui beberapa langkah berikut:

1.Perencanaan audit. Auditor menetapkan tujuan audit (menilai efisiensi, efektivitas, dan keandalan sistem), ruang lingkup pemeriksaan, serta jenis data yang akan dikumpulkan seperti log penggunaan sistem, data keluhan masyarakat, dan laporan waktu pelayanan.

2.Pengumpulan dan analisis data. Data dianalisis untuk mengetahui sejauh mana sistem digunakan oleh setiap Puskesmas, tingkat keakuratan data, dan dampaknya terhadap waktu serta mutu pelayanan. Survei kepuasan masyarakat juga dapat dilakukan untuk melihat respon publik terhadap sistem ini.

3.Evaluasi kinerja. Hasil audit dievaluasi berdasarkan prinsip 3E – economy (penggunaan biaya yang hemat), efficiency (penggunaan sumber daya yang optimal), dan effectiveness (pencapaian tujuan program).

4.Penyusunan rekomendasi. Auditor memberikan saran konkret, seperti pelatihan SDM secara berkala, penyusunan SOP input data, peningkatan kapasitas server, dan perbaikan tampilan sistem agar lebih mudah digunakan.

5.Tindak lanjut. Dinas Kesehatan perlu membentuk tim pemantau untuk memastikan rekomendasi dijalankan, serta mengembangkan dashboard kinerja digital agar hasil audit dapat terus dipantau secara real-time.
Dengan langkah-langkah tersebut, audit berbasis data tidak hanya mengungkap penyebab masalah, tetapi juga membantu memperbaiki tata kelola dan meningkatkan kualitas pelayanan publik. Jika diterapkan secara konsisten, sistem “SehatMandiri” dapat benar-benar menjadi sarana digital yang efisien, transparan, dan bermanfaat bagi masyarakat.

Daftar Referensi
Mardiasmo. (2018). Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Mahmudi. (2019). Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI). (2017). Panduan Audit Kinerja Sektor Publik. Jakarta: BPK RI.
In reply to First post

Re: CASE STUDY

by Irenius Juni Nugroho 2313031032 -
NAMA : IRENIUS JUNI NUGROHO
NPM : 2313031032
KELAS : 2023 B

Rendahnya efektivitas implementasi digitalisasi layanan kesehatan "SehatMandiri" di Kota Mandiri disebabkan oleh beberapa hal utama. Pertama, banyak Puskesmas belum memanfaatkan sistem secara penuh, yang bisa terjadi karena kurangnya sosialisasi, pelatihan, atau resistensi terhadap perubahan teknologi. Kedua, adanya data yang tidak sinkron antar fasilitas menunjukkan kelemahan dalam integrasi sistem dan manajemen data yang kurang baik, sehingga informasi tidak dapat diakses secara real time dan terkoordinasi. Ketiga, meningkatnya pengaduan masyarakat terkait keterlambatan pelayanan mungkin disebabkan oleh sistem yang belum stabil atau proses manual yang belum terotomatisasi dengan baik, sehingga tidak memberikan kemudahan yang diharapkan.

Untuk audit kinerja berbasis data, pendekatan yang dapat dilakukan meliputi: pertama, pengumpulan data penggunaan sistem dari seluruh Puskesmas dan Klinik, meliputi frekuensi penggunaan fitur, waktu respons pelayanan, dan tingkat sinkronisasi data antar fasilitas. Kedua, analisis kepatuhan dan kesesuaian user terhadap prosedur penggunaan platform, termasuk wawancara atau survei terhadap tenaga kesehatan dan pasien mengenai kendala penggunaan sistem. Ketiga, evaluasi data pengaduan masyarakat dengan mengidentifikasi pola masalah terkait waktu pelayanan dan penyebabnya. Keempat, penggunaan standar audit teknologi informasi seperti COBIT untuk mengukur tingkat kematangan dan efektivitas pengelolaan sistem. Kelima, menyusun rekomendasi perbaikan yang meliputi peningkatan pelatihan bagi staf, peningkatan infrastruktur teknologi, perbaikan prosedur pengelolaan data, dan peningkatan komunikasi antar fasilitas kesehatan. Dengan audit berbasis data ini, diharapkan dapat ditemukan akar masalah dan solusi konkret yang membuat "SehatMandiri" benar-benar efektif dalam meningkatkan layanan kesehatan masyarakat.
In reply to First post

Re: CASE STUDY

by Fajriyatur Rohmah 2313031048 -
Nama: Fajriyatur Rohmah
NPM: 2313031048

Rendahnya efektivitas implementasi platform digital SehatMandiri dapat disebabkan oleh beberapa faktor utama. Pertama, kurangnya kesiapan sumber daya manusia (SDM) di Puskesmas dan klinik dalam mengoperasikan sistem baru. Banyak tenaga kesehatan yang belum terbiasa dengan teknologi digital, sehingga penggunaan sistem tidak optimal. Kedua, koordinasi dan integrasi data yang lemah antar fasilitas kesehatan menyebabkan munculnya data yang tidak sinkron, seperti perbedaan catatan rekam medis pasien atau hasil pemeriksaan. Ketiga, kurangnya pemantauan dan evaluasi berkala, sehingga kendala teknis dan hambatan pengguna tidak segera diidentifikasi dan diperbaiki. Akibatnya, pelayanan menjadi lambat dan menimbulkan keluhan masyarakat.

Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan pendekatan audit kinerja berbasis data agar evaluasi lebih objektif dan terukur. Tahapan audit dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Perencanaan audit, yaitu menentukan tujuan audit seperti menilai efektivitas sistem, tingkat pemanfaatan oleh fasilitas kesehatan, dan kepuasan masyarakat.
2. Pengumpulan data, meliputi data penggunaan sistem (login, jumlah transaksi, dan laporan pengguna), data keluhan masyarakat, serta hasil survei kepuasan pasien.
3. Analisis data, auditor dapat menggunakan metode statistik untuk menilai pola penggunaan sistem dan mengidentifikasi fasilitas yang belum aktif.
4. Evaluasi hasil audit, yaitu membandingkan hasil yang dicapai dengan target program digitalisasi.
5. Penyusunan rekomendasi, misalnya pelatihan ulang bagi tenaga kesehatan, peningkatan sistem integrasi data, dan penguatan monitoring berbasis real-time.
In reply to First post

Re: CASE STUDY

by Bagas Muhamad Satria -
Nama : Bagas Muhamad Satria
NPM : 2313031037

Pelaksanaan platform SehatMandiri masih belum berjalan optimal karena sejumlah hambatan. Banyak Puskesmas belum memanfaatkan sistem secara maksimal akibat kurangnya pelatihan, adanya penolakan terhadap perubahan, dan proses kerja yang masih menggabungkan metode manual dengan digital. Selain itu, ketidaksinkronan data antar fasilitas muncul karena standar pencatatan yang berbeda, jaringan yang tidak stabil, serta belum adanya mekanisme pengawasan kualitas data. Situasi ini juga terlihat dari meningkatnya keluhan masyarakat, yang menunjukkan bahwa alur pelayanan digital belum terintegrasi dengan baik sehingga masih terjadi keterlambatan dalam antrean maupun pengolahan data.

Dalam mengatasi masalah tersebut, diperlukan audit kinerja berbasis data. Audit dilakukan dengan menilai tingkat penggunaan sistem, kemampuan SDM, dan kesiapan infrastruktur di setiap Puskesmas. Selanjutnya, dilakukan pemeriksaan integritas dan kesesuaian data melalui analisis kelengkapan input, konsistensi rekam medis, serta kecocokan data antar fasilitas. Audit juga meninjau kualitas pelayanan melalui data waktu tunggu, jumlah komplain, dan stabilitas sistem. Berdasarkan hasil tersebut, pemerintah dapat menyusun langkah perbaikan seperti peningkatan pelatihan, penyatuan standar data, penguatan infrastruktur, dan penambahan fitur pemantauan real-time agar SehatMandiri mampu benar-benar meningkatkan kualitas layanan kesehatan.
In reply to First post

Re: CASE STUDY

by Nur Ayu Dila 2313031055 -
Nama: Nur Ayu Dila
NPM: 2313031055

Efektivitas SehatMandiri rendah karena banyak Puskesmas belum memanfaatkan seluruh fitur sistem sehingga proses pelayanan masih bercampur antara manual dan digital. Integrasi data juga belum optimal sehingga muncul ketidaksinkronan data antar fasilitas akibat standar input yang berbeda dan lemahnya kontrol kualitas data. Selain itu, keterlambatan pelayanan meningkat karena sistem kemungkinan mengalami error, jaringan lambat, atau alur kerja digital belum berjalan lancar. Kesiapan SDM juga menjadi faktor penting, terutama karena kurangnya pelatihan dan resistensi terhadap penggunaan sistem baru. Terakhir, tidak adanya monitoring rutin dan indikator kinerja membuat masalah tidak terdeteksi sejak awal sehingga perbaikan tidak cepat dilakukan.

Pendekatan Audit Kinerja Berbasis Data
1. Analisis penggunaan sistem, yaitu mengevaluasi log sistem seperti jumlah login, fitur yang digunakan, serta error dan downtime untuk mengetahui tingkat adopsi setiap Puskesmas.
2. Audit kualitas data, memeriksa akurasi, kelengkapan, dan konsistensi data antar fasilitas untuk menemukan sumber ketidaksinkronan.
3. Analisis keluhan masyarakat, yaitu mengelompokkan jenis keluhan dan menghubungkannya dengan masalah teknis atau hambatan penggunaan sistem.
4. Perbandingan kinerja layanan, yaitu membandingkan waktu pelayanan, antrean, keberhasilan janji online sebelum dan sesudah penerapan SehatMandiri.
5. Survei tenaga kesehatan, mengidentifikasi kendala utama seperti minim pelatihan, masalah jaringan, atau SOP yang belum menyesuaikan digitalisasi.
6. Pembuatan dashboard audit, yaitu menampilkan indikator seperti tingkat adopsi, error rate, kualitas sinkronisasi data, dan tren keluhan sebagai dasar perbaikan berkelanjutan.
In reply to First post

Re: CASE STUDY

by Fatria Irawan -
Nama : Fatria Irawan
NPM : 2313031036
Kelas : 2023B

Setelah satu tahun berjalan, rendahnya efektivitas implementasi platform SehatMandiri dapat dijelaskan melalui tiga kelompok penyebab utama.
1. Faktor sumber daya manusia menjadi penyebab signifikan karena banyak Puskesmas belum memanfaatkan sistem secara penuh akibat kurangnya pelatihan, resistensi terhadap perubahan, serta tingginya beban kerja tenaga kesehatan yang membuat input data tidak konsisten. Kondisi ini menunjukkan bahwa transformasi digital belum diikuti dengan manajemen perubahan dan peningkatan kapasitas SDM yang memadai.
2. Faktor teknologi dan kualitas sistem juga turut menyebabkan rendahnya efektivitas. Ketidaksinkronan data antar fasilitas menunjukkan lemahnya integrasi sistem, baik dari sisi API, infrastruktur server, maupun mekanisme sinkronisasi real-time. Selain itu, antarmuka yang kurang ramah pengguna, seringnya error atau downtime, serta lambatnya akses ketika jam sibuk memperburuk proses pelayanan dan justru memicu keluhan masyarakat.
3. Faktor organisasi dan proses pelayanan mempertegas permasalahan karena tidak adanya SOP baku antar fasilitas, lemahnya koordinasi antara Dinas Kesehatan, operator IT, dan Puskesmas, serta belum adanya monitoring rutin yang berbasis data membuat variasi implementasi terjadi di setiap unit. Akhirnya, alur digital yang tidak sejalan dengan alur pelayanan nyata di lapangan menghasilkan bottleneck pelayanan dan menyebabkan keterlambatan yang memicu pengaduan masyarakat.

Untuk mengevaluasi kondisi tersebut, pendekatan audit berbasis data dapat dirancang secara sistematis melalui tiga tahapan inti.
1. Tahap perencanaan audit dilakukan dengan menetapkan tujuan audit kinerja digitalisasi, menyusun indikator kinerja utama (KPIs), serta menentukan variabel analisis seperti tingkat adopsi fasilitas, integritas data, waktu pelayanan, dan tingkat keluhan masyarakat. Indikator efektivitas yang digunakan dapat mencakup persentase penggunaan sistem per Puskesmas, jumlah transaksi layanan digital, serta error rate data.
2. Tahap pengumpulan dan analisis data dilakukan melalui penarikan log sistem (login petugas, penggunaan fitur, error log), pengumpulan data operasional (waktu tunggu, alur proses manual vs digital), serta survei kepuasan masyarakat. Data tersebut dianalisis dengan teknik seperti heatmap untuk mengidentifikasi tingkat adopsi, data integrity audit untuk melihat konsistensi dan sinkronisasi data, serta time motion study untuk membandingkan kecepatan pelayanan antara sistem lama dan digital. Analisis tersebut kemudian dikaitkan dengan pola pengaduan masyarakat untuk mengetahui apakah keluhan meningkat pada saat terjadi error atau downtime.
3. Tahap rekomendasi audit berbasis data disusun dengan fokus pada peningkatan SDM dan manajemen perubahan, perbaikan infrastruktur IT, standardisasi data dan SOP antar fasilitas, serta pembangunan dashboard monitoring real-time. Dashboard tersebut akan memuat tingkat penggunaan sistem per fasilitas, jumlah keluhan harian, kecepatan pelayanan, dan tingkat error, sehingga Dinas Kesehatan dapat melakukan pemantauan dan koreksi secara cepat.

Dengan demikian, audit kinerja berbasis data dapat memberikan gambaran menyeluruh mengenai persoalan implementasi platform SehatMandiri serta menawarkan langkah peningkatan yang terukur untuk memastikan digitalisasi layanan kesehatan benar-benar meningkatkan kualitas pelayanan publik.
In reply to First post

Re: CASE STUDY

by INTAN ROMALA SARI -
Nama: Intan Romala Sari
NPM: 2313031051

Jika melihat situasi yang terjadi pada dinas kesehatan kota mandiri, masalah utamanya bukan pada teknologi, tetapi pada cara teknologi itu dipakai dan dikelola. Implementasi platform “SehatMandiri” digital membutuhkan kesiapan organisasi dari para pegawai intern maupun eksternal dan bukan hanya ketersediaan aplikasi. Dari gejala yang muncul,ada beberapa masalah yang perlu diselidiki yaitu:
1. Kesiapan Puskesmas yang tidak merata.
Banyak fasilitas kesehatan belum mengoperasikan sistem secara penuh, yang mengindikasikan kurangnya pelatihan, lemahnya pendampingan secara teknis, atau resistensi karena perubahan alur kerja. Ketika staf tidak memahami manfaat dan cara pakai aplikasi, sistem berhenti menjadi solusi dan berubah menjadi beban tambahan. Juga beberapa diantaranya para lansia yang banyak berobat belum mengerti dengan digitalisasi teknologi perlu adanya pelatihan secara langsung oleh pegawai yang profesional agar lansia bisa mengerti misal nomor pengantrian biasanya bisa ambil lewat platform aplikasi digital itu memudahkan untuk berobat dan tidak perlu mengantri lagi.
2. Integrasi data yang buruk.
Ketidaksinkronan data antar fasilitas menandakan bahwa mekanisme penginputan, validasi, dan pertukaran data belum dirancang dengan standar yang konsisten. Bisa jadi ada perbedaan format data, frekuensi pembaruan yang tidak sama, atau gangguan pada koneksi antar server. Kondisi ini langsung mengganggu rekam medis dan jadwal pelayanan, menyebabkan proses menjadi lebih lambat.
3. Ketidaksesuaian antara proses digital dengan proses manual yang masih berjalan.
Pada banyak proyek digitalisasi, sistem lama dan sistem baru berjalan bersamaan terlalu lama. Ketika staf harus melakukan pencatatan ganda manual dan digital efisiensi justru menurun. Ini bisa menjelaskan meningkatnya pengaduan masyarakat mengenai keterlambatan layanan.
Rancangan Pendekatan Audit Berbasis Data untuk Mengevaluasi dan Memperbaiki Sistem “SehatMandiri”
Audit kinerja yang efektif membutuhkan data yang jelas dan alat ukur yang tepat. Pendekatannya dapat dirancang seperti berikut agar lebih sistematis:
1. Audit Kesiapan Organisasi dan Sumber Daya Manusia
Kumpulkan dan analisis data terkait tingkat penggunaan aplikasi di setiap Puskesmas: jumlah staf yang sudah dilatih, frekuensi login, jumlah transaksi layanan yang diproses melalui aplikasi, dan hambatan yang dilaporkan staf. Data ini membantu auditor memahami apakah masalah berasal dari kurangnya kompetensi atau rendahnya dukungan internal.
2. Audit Kualitas dan Konsistensi Data
Lakukan uji kesesuaian data antar fasilitas: kesamaan format rekam medis, kelengkapan data pasien, keseragaman kode diagnosa, serta konsistensi tanggal dan status layanan. Gunakan metode data profiling untuk mengukur error rate, missing value, dan kecepatan sinkronisasi. Hasilnya akan menunjukkan bagian mana dari sistem yang perlu perbaikan teknis.
3. Audit Kinerja Sistem Berdasarkan Indikator Layanan
Analisis data operasional yang terekam dalam sistem, seperti waktu tunggu pasien, jumlah janji yang diproses, persentase layanan yang selesai tepat waktu, serta rata-rata lama input hasil lab. Indikator ini dibandingkan antara periode sebelum dan sesudah digitalisasi untuk melihat apakah tujuan program benar-benar tercapai, juga tingkatkan keamanan data agar para pasien lebih tenang jika sewaktu-waktu terjadinya hack data.
In reply to First post

Re: CASE STUDY

by Elsa Triananda -
nama : elsa triananda
NPM :2313031053

Rendahnya efektivitas SehatMandiri terutama dipicu oleh keterbatasan adopsi sistem di Puskesmas, ketidaksiapan SDM, serta lemahnya infrastruktur dan integrasi data. Banyak petugas belum menggunakan platform secara penuh karena kurangnya pelatihan, resistensi terhadap perubahan, atau masalah jaringan yang tidak stabil. Ketidaksinkronan data antar fasilitas menunjukkan bahwa standar input belum seragam dan sistem integrasi belum berjalan optimal. Akibatnya, alur pelayanan justru makin lambat, terjadi input data ganda, sering muncul eror, dan kapasitas layanan tidak sejalan dengan janji temu online—yang pada akhirnya memicu meningkatnya keluhan masyarakat. Tidak adanya evaluasi berkala juga membuat masalah-masalah ini tidak teridentifikasi sejak awal.

Untuk mengetahui tingkat efektivitas sistem, audit kinerja berbasis data perlu dilakukan dengan mengumpulkan log penggunaan sistem, data operasional pelayanan, performa teknis sistem, serta persepsi pengguna, baik pasien maupun tenaga kesehatan. Data ini dianalisis untuk melihat seberapa intens fasilitas memanfaatkan fitur, dimana terjadi hambatan, bagaimana kualitas dan konsistensi data, serta bagaimana pengaruhnya terhadap waktu tunggu, tingkat keluhan, dan kelancaran layanan. Hasil audit kemudian menjadi dasar rekomendasi perbaikan, seperti pelatihan ulang petugas, perbaikan integrasi data, penyederhanaan alur kerja digital agar tidak memperlambat pelayanan, serta pembuatan dashboard monitoring real-time. Dengan pendekatan audit berbasis data ini, SehatMandiri dapat diperbaiki sehingga benar-benar mendukung pelayanan kesehatan yang lebih cepat, terpadu, dan responsif.
In reply to First post

Re: CASE STUDY

by Zahra Syafitri T. -
Nama : Zahra Syafitri Tunnisa
NPM : 2313031035

Penyebab Utama
Efektivitas rendah platform SehatMandiri dipicu oleh minimnya pemanfaatan di Puskesmas karena kurangnya pelatihan serta penolakan staf, ketidakselarasan data akibat absennya protokol integrasi, dan lonjakan keluhan pelayanan yang disebabkan infrastruktur tidak memadai serta beban kerja petugas yang overload.

Pendekatan Audit Data-Driven
Analisis log sistem difokuskan pada indikator adopsi (>80%), waktu sinkronisasi data (<5 menit), serta keluhan; dilengkapi survei terhadap staf dan pasien beserta analisis regresi untuk mengidentifikasi faktor pemicu.

Rencana Peningkatan
Laksanakan pelatihan mendalam bagi staf, pembaruan infrastruktur, monitoring KPI melalui dashboard bulanan, serta standarisasi API guna mencapai pengurangan pengaduan hingga 30% dalam 6 bulan.
In reply to First post

Re: CASE STUDY

by Igha Mawardhani -
Nama : Igha Mawardhani
NPM : 2313031043

1. Penyebab Rendahnya Efektivitas SehatMandiri

Rendahnya efektivitas SehatMandiri disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, banyak petugas belum mahir menggunakan sistem sehingga proses digital dan manual bercampur. Kedua, integrasi data antar fasilitas belum stabil sehingga data pasien sering tidak cocok. Ketiga, kurangnya monitoring setelah peluncuran membuat masalah teknis tidak cepat ditangani. Keempat, sosialisasi ke masyarakat masih minim sehingga penggunaan aplikasi belum maksimal.

 

2. Pentingnya Audit Kinerja Berbasis Data

Audit berbasis data dibutuhkan untuk mengetahui masalah secara lebih akurat. Audit ini membantu melihat apakah hambatan berasal dari SDM, sistem, atau prosedur layanan. Dengan data, pemerintah dapat memahami pola penggunaan aplikasi, titik yang kurang optimal, serta bagian yang perlu diperbaiki secara prioritas.

 

3. Langkah Audit Berbasis Data yang Disarankan

Langkah audit dimulai dengan mengumpulkan data pemakaian aplikasi, seperti jumlah penggunaan fitur dan unit yang belum aktif. Selanjutnya dilakukan audit kualitas data untuk melihat duplikasi atau ketidaksinkronan. Auditor juga perlu menganalisis proses pelayanan, membandingkan kinerja sebelum dan sesudah digitalisasi. Selain itu, dilakukan pengecekan infrastruktur, serta survei kepada petugas dan masyarakat untuk mengetahui kendala langsung di lapangan.

 

4. Arah Rekomendasi Perbaikan

Rekomendasi perbaikan dapat berupa pelatihan lanjutan bagi petugas, peningkatan integrasi data, serta penyeragaman alur layanan digital. Pemerintah juga perlu memperkuat sosialisasi kepada masyarakat agar layanan online lebih dimanfaatkan. Dengan langkah ini, SehatMandiri dapat berfungsi lebih efektif dan benar-benar mendukung peningkatan pelayanan kesehatan.