Nama: Rahma Amelia
NPM: 2513031026
1. Analisis perilaku manajemen PT Lestari Mineral dalam memilih kebijakan akuntansi konservatif
Manajemen PT Lestari Mineral memilih kebijakan akuntansi konservatif karena ingin menerapkan prinsip kehati-hatian dalam menghadapi ketidakpastian biaya lingkungan jangka panjang. Biaya reklamasi tambang merupakan kewajiban besar yang dapat muncul di masa depan, sehingga perusahaan memilih mengakuinya lebih awal agar laporan keuangan mencerminkan kondisi yang lebih realistis dan tidak menyesatkan. Selain itu, pendekatan konservatif juga menunjukkan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan dan kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku. Motivasi di balik kebijakan ini adalah menjaga reputasi, mengurangi risiko hukum, dan membangun kepercayaan publik serta regulator. Namun, dampaknya terhadap para pemangku kepentingan bisa beragam. Investor luar negeri mungkin tidak menyukai pendekatan ini karena laba terlihat lebih rendah, sedangkan masyarakat, pemerintah, dan kreditur menilai positif karena menunjukkan transparansi, tanggung jawab, serta keberlanjutan perusahaan.
2. Sikap akuntan terhadap tekanan investor luar negeri dan kaitannya dengan etika profesi
Sebagai akuntan perusahaan, menghadapi tekanan dari investor luar negeri untuk mengubah kebijakan akuntansi menjadi lebih agresif perlu disikapi dengan profesionalisme dan berpegang teguh pada prinsip etika profesi. Akuntan memiliki tanggung jawab untuk menjaga integritas, objektivitas, dan kejujuran dalam penyusunan laporan keuangan. Jika perubahan kebijakan dilakukan hanya demi menaikkan laba tanpa dasar ekonomi yang jelas, hal tersebut dapat menyesatkan pengguna laporan keuangan dan melanggar prinsip etika akuntansi. Dengan demikian, mengikuti keinginan investor yang bertentangan dengan realitas ekonomi dan standar akuntansi dapat dianggap sebagai pelanggaran etika profesi. Akuntan seharusnya memberikan pemahaman kepada investor bahwa kebijakan konservatif justru mencerminkan transparansi, tanggung jawab sosial, dan keberlanjutan jangka panjang perusahaan, bukan kelemahan dalam kinerja keuangan.
3. Pengaruh ekonomi politik dalam proses penetapan standar akuntansi
Proses penetapan standar akuntansi tidak hanya bersifat teknis, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan politik. Di tingkat nasional, standar akuntansi dapat dipengaruhi oleh kepentingan pemerintah, asosiasi industri, dan kelompok bisnis besar yang memiliki kekuatan ekonomi. Dalam kasus PT Lestari Mineral, tekanan dari investor luar negeri agar perusahaan mengikuti interpretasi IFRS terbaru mencerminkan adanya pengaruh ekonomi global terhadap praktik akuntansi di Indonesia. Sementara itu, di sisi lain, pemerintah Indonesia sedang menyusun standar yang mencerminkan nilai keberlanjutan, namun proses tersebut turut dipengaruhi oleh tekanan politik dari berbagai pihak. Contoh di dunia nyata juga terlihat ketika konvergensi IFRS dilakukan di banyak negara berkembang, di mana keputusan untuk mengadopsi atau menyesuaikan IFRS sering kali mempertimbangkan dampak ekonomi nasional dan posisi tawar terhadap investor asing. Artinya, standar akuntansi bukan hanya hasil pertimbangan teknis, tetapi juga produk dari dinamika politik dan kepentingan ekonomi.
4. Perbandingan pendekatan berbasis prinsip (IFRS) dan berbasis aturan (GAAP), serta relevansinya di Indonesia
Pendekatan berbasis prinsip seperti IFRS lebih menekankan pada pemahaman konsep dan
penilaian profesional dalam menerapkan standar, sedangkan pendekatan berbasis aturan seperti GAAP memberikan panduan yang lebih rinci dan ketat dalam setiap transaksi. IFRS memberi fleksibilitas lebih besar bagi perusahaan untuk menyesuaikan pelaporan dengan kondisi nyata bisnisnya, namun menuntut integritas dan
penilaian profesional yang tinggi. Sebaliknya, GAAP lebih cocok di lingkungan dengan sistem pengawasan ketat karena mengurangi ruang interpretasi. Dalam konteks Indonesia, pendekatan berbasis prinsip seperti IFRS lebih relevan diterapkan karena mendukung transparansi, akuntabilitas, dan penyesuaian terhadap praktik bisnis global. Selain itu, penerapan IFRS mendorong perusahaan Indonesia, termasuk sektor tambang seperti PT Lestari Mineral, untuk menyeimbangkan antara kepentingan ekonomi dan tanggung jawab sosial sesuai arah pembangunan berkelanjutan yang sedang digalakkan pemerintah.