Silahkan analisis jurnal tersebut dengan melampirkan nama dan npm
Forum Analisis Jurnal
NPM: 2415012067
di Jurnal tadi dijelaskan bahwa Filsafat merupakan sebuah ilmu pengetahuan telah seharusnya mampu menyebarkan nilai-nilai Pancasila, menggunakan jalan dijadikan bahan serta kurikulum dalam pendidikan pada Indonesia. menggunakan begitu, masyarakat wajib tahu bahwa Pancasila yg memiliki nilai-nilai luhur itu adalah sifat-sifat dan karakter yg sesuai dengan bangsa Indonesia. sebab ituperguruan tinggi harus bisa berbagi serta menanamkan sejak dini pada dalam pikiran rakyat Indonesia.
lalu, melemahnya pemahaman serta penghayatan rakyat dapat diatasi dengan melakukan revitalisasi serta reaktualisasi nilai-nilai Pancasila. pada hal ini, pengembangan Pancasila dapat dilakukan menggunakan filsafat ilmuDalam konteks ini, seseorang ilmuwan serta akademisi mempunyai peran serta fungsi yg sangat signifikan menjadi mediator untuk memberikan pemahaman perihal nilai-nilai Pancasila.
Npm : 2455012008
Filsafat ilmu adalah cabang filsafat yang membahas aspek-aspek teoritis ilmu pengetahuan, seperti sifat, sumber, dan batas pengetahuan. Filsafat ilmu mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan tentang bagaimana pengetahuan diperoleh, diorganisasi, dan diuji.
Pancasila adalah dasar negara Indonesia, yang terdiri dari lima prinsip:
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Relevansi filsafat ilmu dalam mengatasi persoalan kebangsaan adalah bahwa dengan memahami prinsip-prinsip ilmiah dan metodologi penelitian, masyarakat dan pemimpin dapat membuat keputusan berdasarkan bukti dan data yang kuat. Dalam konteks Pancasila, ini berarti mengutamakan hikmat kebijaksanaan dalam perumusan kebijakan, yang melibatkan pemanfaatan sains dan ilmu pengetahuan dalam pengambilan keputusan nasional. Filsafat sains membantu meningkatkan pemahaman tentang bagaimana pengetahuan diperoleh dan diterapkan, sehingga suatu negara dapat lebih efektif mengatasi permasalahan nasional seperti kesenjangan sosial, keragaman budaya, dan tantangan ekonomi.
Pembangunan Pancasila harus terus diupayakan mencakup aspek-aspek tersebut, memastikan ilmu pengetahuan dan filsafat ilmu menjadi bagian integral dalam pengambilan keputusan nasional. Dengan demikian, Pancasila dapat menjadi pedoman yang lebih relevan dan ampuh dalam mengatasi permasalahan nasional Indonesia.
NPM;2415012024
TUGAS ANALISIS JURNAL
Dapat disimpulkan bahwa filsafat sangatlah penting bagi perguruan tinggi bahkan skala manusia. Filsafat ilmu ada di dalam semua disiplin ilmu pada tingkat sarjana, pascasarjana, dan doktoral. Filsafat ilmu dapat digunakan untuk mencari solusi dari permasalahan melemahnya pemahaman masyarakat terhadap nilai-nilai Pancasila secara ilmiah. Melemahnya pemahaman dan penghayatan masyarakat dapat diatasi dengan kebangkitan dan realisasi kembali nilai-nilai Pancasila. Dalam kerangka itu, nilai-nilai keilmuan Pancasila dan hakikat ilmu pengetahuan dapat dikaji melalui filsafat ilmu. Pertama, Pancasila mempunyai ajaran dan nilai-nilai luhur, seperti peran Tuhan dalam membimbing umat manusia dan menumbuhkan sikap saling menghargai dan mencintai sesama manusia. Kedua, Pancasila memuat sumber pengetahuan dan wawasan kebangsaan yang berguna bagi kehidupan bermasyarakat. Ketiga, nilai-nilai Pancasila mempunyai kontribusi yang besar terhadap kehidupan umat manusia, dan nilai-nilai luhur gotong royong serta menciptakan rasa keadilan sosial berlaku dalam setiap aspek kehidupan manusia. Oleh karena itu, pengembangan Pancasila dapat didasarkan pada filsafat ilmu. Dalam hal ini, para filsuf mempunyai peran dan fungsi yang sangat penting sebagai perantara pemahaman nilai-nilai Pancasila. Penelitian filosofis untuk pengembangan Pancasila melalui kebebasan berbicara dan kebebasan akademik yang dilaksanakan secara bertanggung jawab, harus segera direalisasikan.
Npm : 2415012053
Menurut saya Internalisasi nilai-nilai Pancasila sangat penting dalam membangun karakter dan moral generasi muda Indonesia. Nilai-nilai Pancasila, seperti Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial, seharusnya menjadi bagian integral dari pendidikan tinggi.
Media massa merupakan pendukung dari kebijakan hukum pidana,yaitu memberikan peran pencegahan kejahatan (Dalam bidang hukum pidana). Kebijakan hukum pidana tidak selamanya dapat digunakan sebagai sarana utama menekan kejahatan oleh karena itu pencegahan melalui media massa sangat disarankan,peran tersebut harus disertai dengan pengalaman nilai nilai pancasila dalam kesadaran diri masing masing manusia yang ada di indonesia. Khususnya di indonesia belum terlaksana secara menyeluruh pengalaman nilai nilai pancasila oleh media massa dalam menerapkan fungsi kontrol sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengamalan nilai nilai pancasila dalam peran media massa memberitakan informasi yang belum terlaksana. Berita yang di edarkan khalayak ramai sering kali tidak sesuai dengan fakta yang di sebarkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Media massa hanya memuat berita sebagai pemuas informasi saja tanpa menanamkan pembentukan pribadi sosial yang berjiwa Pancasila. Hal ini telah melanggar nilai-nilai Pancasila khususnya mengenai nilai materiil, nilai kerohanian, dan nilai vital.
Media massa di Indonesia belum sampai pada keadaan yang dapat membuat masyarakat mengubah moral untuk menerapkan nilai-nilai Pancasila, hal ini tercermin pada pudarnya jiwa patriotik, berkembangnya manusia individual-liberalistik, dan masih tertanamnya kepentingan golongan di atas kepentingan bangsa dan negara atau pribadi.
NPM:2415012034
Tugas:
•Analisis Jurnal
Jurnal dengan judul:
“INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DI PERGURUAN TINGGI”
Jurnal tersebut berisi tentang sebuah penelitian yang memiliki maksud untuk mengetahui proses internalisasi nilai-nilai Pancasila di perguruan tinggi.
Penelitian itu dilakukan di Universitas Ahmad Dahlan yang ditujukan pada mata kuliah Pancasila dengan menentukan subjek penelitian menggunakan teknik puposive sampling.
Penelitian tersebut merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif.
Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan dokumentasi serta menggunakan teknis analisis data menggunakan trianggulasi sumber.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pelaksanaan mata kuliah Pancasila lebih efektif menggunakan pendekatan kontektual dengan mengembangkan potensi akademik, menyiapakan hidup berdampingan di masyarakat, dan membangun budaya hidup sesuai nilai Pancasila.
Adapun caranya melakukan internalisasi dan revitalisasi Pancasila dengan cara:
(1) memberikan pengetahuan tentang Pancasila sebagai ideologi negara sehingga mahasiswa menolak ideologi selain Pancasila.
(2) memberikan contoh teladan seperti disiplin, sikap toleran, dan sikap religius.
(3) kunjungan ke Kampung Pancasila di Yogyakarta untuk belajar keberhasilan membudayakan hidup berdasarkan nilai Pancasila.
(4) aksi nyata aktualisasi nilai-nilai Pancasila dengan kegiatan bakti sosial.
Mata kuliah Pancasila sangat efektif dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan kontekstual dengan cara mendekatkan Pancasila kepada mahasiswa.
Penelitian ini dilakukan karna banyak dari masyarakat indonesia sendiri yang mengabaikan, phobia, ataupun melecehkan pancasila. Maka dari itu pancasila terus ada hingga bangku kuliah. Agar mahasiswa terus mengingat pentingnya nilai nilai yang ada dalam pancasila.
Pancasila pula mempunyai tantangan di dalam dunia digital yang dengan mudah masuk membawa ideologi-ideologi dari luar.
Hal tersebut membuat negara menjadi waspada terhadap ideologi-ideologi yang masuk yang bertentangan dengan Pancasila apalagi negara ini merupakan negara yang majemuk yang dengan mudah dapat terprovokasi. Pancasila juga dapat menyelesaikan masalah kebangsaan di mana Pancasila sebagai pemersatu perbedaan yang ada di Indonesia.
Nilai-nilai universal dapat dilihat dari sila pertama sampai sila kelima.
Oleh karena itu, Pancasila dianggap sebagai alasan untuk bertahan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
NPM : 2215012008
Jurnal ini membahas proses internalisasi nilai-nilai Pancasila di perguruan tinggi, dengan fokus pada Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif melalui teknik purposive sampling untuk menentukan subjek, yaitu dosen dan mahasiswa yang terlibat dalam mata kuliah Pancasila. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan dokumentasi, kemudian dianalisis menggunakan triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses internalisasi nilai-nilai Pancasila lebih efektif jika dilakukan dengan pendekatan kontekstual. Pendekatan ini mencakup pengembangan potensi akademik mahasiswa, persiapan hidup berdampingan dalam masyarakat, serta penguatan budaya yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Proses internalisasi dilakukan melalui empat metode utama:
(1) memberikan pengetahuan tentang Pancasila sebagai ideologi negara agar mahasiswa menolak ideologi lain,
(2) memberikan contoh teladan seperti sikap disiplin, toleransi, dan religius,
(3) kunjungan ke Kampung Pancasila untuk mempelajari budaya hidup berdasarkan nilai Pancasila, dan
(4) aksi nyata seperti kegiatan bakti sosial. Aktivitas ini membantu mahasiswa tidak hanya memahami nilai-nilai Pancasila, tetapi juga mengaktualisasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
NPM : 2415012044
Filsafat ilmu dan arah pengembalian pancasila
Filsafat adalah ilmu yang menyebarkan nilai-nilai yang membahas aspek tentang ilmu pengetahuan, hal tersebut dijadikan sebagai acuan dalam pengenalan kita dalam pengajaran di perguruan tinggi seperti yang diajarkan dalam pendidikan pancasila. Relefansinya, dengan hal tersebut nilai² pancasila dapat dijadikan acuan dalam berperilaku didalam bermasyarakat. Hal tersebut juga dapat digunakan untuk membangun kehidupan bernegara dan mentata kehidupan negara agar lebih baik kedepannya, serta lebih baik dalam memecahkan persoalan-persoalan yang terjadi di negara, seperti ekonomi, sosial, kesenjangan sosial dan lain sebagainya.
Selain itu, seseorang yang memiliki pemahaman mendalam mengenai filsafat Pancasila dapat digunakan sebagai mediator atau pembicara yang bisa menjadi solusi pemecahan masalah tersebut. Sehingga kedepannya, fungsi, implementasi, nilai, dan tanggung jawab dari pancasila dapat dijalankan dengan sebaik-baiknya
Nama : Chery Andhika Basri
Npm : 2255012002
Analisis Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila di Perguruan Tinggi
1. Pendahuluan
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia tidak hanya menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, tetapi juga menjadi landasan dalam pembentukan karakter dan moral warga negara. Salah satu lingkungan yang berperan penting dalam upaya ini adalah perguruan tinggi, yang bertanggung jawab mencetak generasi muda yang berkualitas, baik dari sisi intelektual maupun moral.
Internalisasi nilai-nilai Pancasila di perguruan tinggi berarti memasukkan atau menghayati nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila ke dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan akademik maupun sosial. Ini bertujuan agar mahasiswa tidak hanya memahami Pancasila sebagai teori, tetapi juga menerapkannya dalam berbagai aspek kehidupan.
2. Nilai-Nilai Pancasila yang Diinternalisasi
Kelima sila Pancasila memiliki nilai-nilai luhur yang dapat diinternalisasi ke dalam sistem pendidikan tinggi, yaitu:
- Ketuhanan yang Maha Esa: Mengajarkan pentingnya menghargai kebebasan beragama, serta memperkuat spiritualitas mahasiswa tanpa memaksakan keyakinan tertentu.
- Kemanusiaan yang Adil dan Beradab: Membentuk sikap menghargai martabat setiap individu, bersikap adil, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
- Persatuan Indonesia: Menanamkan cinta tanah air, semangat nasionalisme, dan menghargai keberagaman budaya di Indonesia.
- Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan: Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, menghargai pendapat orang lain, dan membangun sikap demokratis di lingkungan kampus.
- Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia: Mendorong rasa tanggung jawab sosial, keadilan, dan kesetaraan dalam berbagai aktivitas, baik di kampus maupun di masyarakat luas.
3. Strategi Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila di Perguruan Tinggi
Beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk menginternalisasi nilai-nilai Pancasila di perguruan tinggi adalah sebagai berikut:
Pendidikan Formal melalui Kurikulum: Mata kuliah Pendidikan Pancasila merupakan salah satu cara formal untuk menginternalisasi nilai-nilai Pancasila. Melalui pembelajaran ini, mahasiswa dapat memahami filosofi, sejarah, serta peran Pancasila dalam konteks kekinian. Namun, pengajaran Pancasila harus lebih dari sekedar penghafalan teori. Dosen perlu menggunakan pendekatan kritis dan aplikatif, mengajak mahasiswa berdiskusi tentang penerapan nilai-nilai Pancasila dalam tantangan modern, seperti masalah demokrasi, hak asasi manusia, dan ketidakadilan sosial.
Penguatan Karakter melalui Kegiatan Ekstrakurikuler: Kegiatan-kegiatan kemahasiswaan seperti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), organisasi mahasiswa, hingga kegiatan bakti sosial dapat menjadi sarana praktis untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila. Misalnya, dalam organisasi mahasiswa, mereka belajar nilai demokrasi dan musyawarah (Sila ke-4), serta semangat persatuan dan kerjasama (Sila ke-3).
Pembentukan Atmosfer Kampus yang Menghargai Keberagaman: Kampus sebagai miniatur masyarakat harus menjadi tempat yang mencerminkan pluralisme, dimana mahasiswa dengan latar belakang suku, agama, dan budaya yang berbeda dapat hidup bersama dengan harmonis. Hal ini memperkuat penghayatan terhadap sila ketiga, "Persatuan Indonesia," dengan menumbuhkan toleransi dan solidaritas.
Penguatan Peran Dosen dan Tenaga Pendidik: Dosen memiliki peran penting sebagai teladan dalam proses internalisasi nilai Pancasila. Pengajaran yang menekankan diskusi, penghormatan terhadap pendapat orang lain, dan sikap keterbukaan merupakan bentuk aplikasi dari sila keempat. Selain itu, dosen dapat memberi contoh konkrit penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Pembinaan Moral dan Etika melalui Pembimbingan dan Konseling: Mahasiswa sering kali menghadapi dilema moral dan etika selama masa perkuliahan. Melalui layanan bimbingan konseling, mereka dapat dibantu untuk memahami bagaimana nilai-nilai Pancasila dapat digunakan sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah.
Integrasi Nilai Pancasila dalam Penelitian dan Pengabdian Masyarakat: Penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa dan dosen seharusnya tidak hanya berfokus pada pencapaian akademik semata, tetapi juga mempertimbangkan dampaknya bagi masyarakat luas. Pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh perguruan tinggi harus memperkuat nilai-nilai keadilan sosial dan kesejahteraan, sebagaimana tercermin dalam sila kelima.
4. Tantangan dalam Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila
Meskipun berbagai upaya telah dilakukan, internalisasi nilai-nilai Pancasila di perguruan tinggi menghadapi beberapa tantangan, antara lain:
Relevansi Pancasila bagi Generasi Muda: Sebagian mahasiswa mungkin merasa bahwa nilai-nilai Pancasila kurang relevan dalam konteks globalisasi dan perkembangan teknologi yang pesat. Oleh karena itu, penting untuk mengemas pembelajaran Pancasila secara kontekstual, agar mahasiswa dapat melihat relevansinya dalam menghadapi isu-isu global seperti lingkungan, hak asasi manusia, atau kemajuan teknologi.
Radikalisme dan Intoleransi: Salah satu ancaman terbesar terhadap internalisasi Pancasila di perguruan tinggi adalah munculnya paham radikalisme dan intoleransi. Perguruan tinggi perlu lebih waspada dan proaktif dalam mengatasi isu ini, misalnya dengan memperkuat pendidikan karakter dan memperbanyak diskusi tentang keberagaman dan toleransi.
- Kurangnya Implementasi dalam Kehidupan Sehari-hari: Meskipun mahasiswa telah mendapatkan pembelajaran tentang Pancasila, penerapan dalam kehidupan sehari-hari terkadang masih kurang. Ini bisa disebabkan oleh minimnya keteladanan atau pengawasan di lingkungan kampus, serta lemahnya hubungan antara teori dan praktik.
5. Kesimpulan
Internalisasi nilai-nilai Pancasila di perguruan tinggi merupakan upaya strategis dalam membentuk generasi muda yang memiliki karakter nasionalis, demokratis, dan berkeadilan sosial. Melalui kurikulum yang relevan, kegiatan ekstrakurikuler yang mendukung, peran dosen yang inspiratif, serta lingkungan kampus yang inklusif, nilai-nilai Pancasila dapat dihidupkan kembali dalam kehidupan mahasiswa. Namun, perguruan tinggi perlu terus berinovasi dalam mengatasi tantangan, terutama dalam menghadapi radikalisme, globalisasi, dan perubahan sosial, agar Pancasila tetap menjadi pedoman utama dalam pembentukan karakter generasi bangsa.