Rekan-rekan mahasiswa, setelah memahami materi Carl Gustav Jung. Apa
beda fokus kajian Sigmun Freud dan CG Jung dalam Psikologi Sastra.
Nama: Rani Agustina
NPM: 2313041073
Ada beberapa perbedaan fokus kajian Sigmund Freud dan Carl Gustav Jung dalam psikologi sastra, di antaranya:
1. Freud lebih fokus pada tingkah laku (kesadaran dan ketidaksadaran) yang terdiri dari tiga komponen yaitu id, ego, superego, sedangkan Jung lebih fokus pada mimpi dan khayalan dan mengembangkan konsep arketipe (sistem mengenai kebebasan berkehendak dan spontanitas) dalam teorinya tentang alam bawah sadar. Teori Jung lebih praktis psikoanalisisnya dan tidak meletakkan pandangan determinisik sebagaimana Freud.
2. Freud menyebutkan bahwa struktur alam bawah sadar adalah bagian terdalam dari pikiran manusia, sedangkan Jung menyebutkan bahwa alam bawah sadar adalah lapisan yang lebih luas dan kompleks, tidak personal tetapi lebih universal dan kolektif.
3. Freud menunjukkan bagaimana karya sastra mengungkapkan alam bawah sadar, sedangkan Jung menunjukkan bagaimana karya sastra dapat terhubung dengan ketidaksadaran kolektif.
4. Teori Freud berbicara bahwa mimpi sebagai bentuk penyamaran keinginan tertekan yang tidak dapat diungkapkan secara sadar, sedangkan teori Jung berbicara tentang mimpi yang dikaitkan dengan sifat religiusitas seseorang.
5. Teori Freud menekankan aspek tertekan dan seksual mimpi, sedangkan teori Jung menekankan aspek religius dan spiritual mimpi.
6. Freud menggunakan teknik interpretasi simbol, sedangkan Jung menggunakan teknik asosiasi bebas untuk menafsirkan mimpi.
NPM: 2313041073
Ada beberapa perbedaan fokus kajian Sigmund Freud dan Carl Gustav Jung dalam psikologi sastra, di antaranya:
1. Freud lebih fokus pada tingkah laku (kesadaran dan ketidaksadaran) yang terdiri dari tiga komponen yaitu id, ego, superego, sedangkan Jung lebih fokus pada mimpi dan khayalan dan mengembangkan konsep arketipe (sistem mengenai kebebasan berkehendak dan spontanitas) dalam teorinya tentang alam bawah sadar. Teori Jung lebih praktis psikoanalisisnya dan tidak meletakkan pandangan determinisik sebagaimana Freud.
2. Freud menyebutkan bahwa struktur alam bawah sadar adalah bagian terdalam dari pikiran manusia, sedangkan Jung menyebutkan bahwa alam bawah sadar adalah lapisan yang lebih luas dan kompleks, tidak personal tetapi lebih universal dan kolektif.
3. Freud menunjukkan bagaimana karya sastra mengungkapkan alam bawah sadar, sedangkan Jung menunjukkan bagaimana karya sastra dapat terhubung dengan ketidaksadaran kolektif.
4. Teori Freud berbicara bahwa mimpi sebagai bentuk penyamaran keinginan tertekan yang tidak dapat diungkapkan secara sadar, sedangkan teori Jung berbicara tentang mimpi yang dikaitkan dengan sifat religiusitas seseorang.
5. Teori Freud menekankan aspek tertekan dan seksual mimpi, sedangkan teori Jung menekankan aspek religius dan spiritual mimpi.
6. Freud menggunakan teknik interpretasi simbol, sedangkan Jung menggunakan teknik asosiasi bebas untuk menafsirkan mimpi.
Nama : Putri Aulia Zahra
NPM : 2313041003
Perbedaan teori psikologi sastra menurut Sigmund Freud dan Carl Gustav Jung.
1. Teori Sigmund Freud, berfokus pada tingkah laku, yaitu id, ego dan superego. Sedangkan teori Gustav Jung berfokus pada arketipe atau bagaimana mimpi dapat mempengaruhi seseorang.
2. Alam bawah sadar menurut Sigmund Freud terbagi menjadi 3, yaitu id (keinginan terlarang), ego (kenyataan), dan superego (norma moral /menengahi antara id dan ego). Sedangkan Gustav Jung mengembangkan konsep arketip dalam teorinya tentang alam bawah sadar, yang memandang alam bawah sadar sebagai lapisan yang lebih luas dan lebih kompleks
3. Teori Sigmund Freud berfokus pada aspek-aspek seksual dan ketidaksadaran seseorang. Sedangkan teori Gustav Jung berfokus pada konsep arketipe, yaitu berpendapat bahwa motivasi manusia bukan hanya berasal dari dorongan-dorongan seksual saja, tetapi juga berasal dari keinginan untuk mencapai individualis dan keseimbangan psikologis
NPM : 2313041003
Perbedaan teori psikologi sastra menurut Sigmund Freud dan Carl Gustav Jung.
1. Teori Sigmund Freud, berfokus pada tingkah laku, yaitu id, ego dan superego. Sedangkan teori Gustav Jung berfokus pada arketipe atau bagaimana mimpi dapat mempengaruhi seseorang.
2. Alam bawah sadar menurut Sigmund Freud terbagi menjadi 3, yaitu id (keinginan terlarang), ego (kenyataan), dan superego (norma moral /menengahi antara id dan ego). Sedangkan Gustav Jung mengembangkan konsep arketip dalam teorinya tentang alam bawah sadar, yang memandang alam bawah sadar sebagai lapisan yang lebih luas dan lebih kompleks
3. Teori Sigmund Freud berfokus pada aspek-aspek seksual dan ketidaksadaran seseorang. Sedangkan teori Gustav Jung berfokus pada konsep arketipe, yaitu berpendapat bahwa motivasi manusia bukan hanya berasal dari dorongan-dorongan seksual saja, tetapi juga berasal dari keinginan untuk mencapai individualis dan keseimbangan psikologis
Nama : Vanessa Bilqis Gumati
NPM : 2313041013
Perbedaan fokus kajian Sigmun Freud dan Carl Gustav Jung
• Sigmun Freud
Lebih terfokus pada tujuan tingkah laku (id, ego, dan superego), bahwa ego ada dan hadir untuk memisahkan id dan superego (menjadi penengah atau keseimbangan).
• Carl Gustav Jung
Lebih dipengaruhi oleh arketip (sistem mengenai kebebasan berkehendak dan spontanitas). Terfokus kepada bagaimana mimpi itu mempengaruhi kesadaran seseorang. Dari mimpi semuanya bisa diteliti.
NPM : 2313041013
Perbedaan fokus kajian Sigmun Freud dan Carl Gustav Jung
• Sigmun Freud
Lebih terfokus pada tujuan tingkah laku (id, ego, dan superego), bahwa ego ada dan hadir untuk memisahkan id dan superego (menjadi penengah atau keseimbangan).
• Carl Gustav Jung
Lebih dipengaruhi oleh arketip (sistem mengenai kebebasan berkehendak dan spontanitas). Terfokus kepada bagaimana mimpi itu mempengaruhi kesadaran seseorang. Dari mimpi semuanya bisa diteliti.
Nama: Ari Yunaini
Npm: 2313041019
Kajian psikologi sastra Sigmund Freud dan Carl Gustav Jung memiliki beberapa perbedaan.
Teori psikoanalisis Sigmund Freud menganggap alam sadar dan alam bawah sadar sebagai bagian terdalam dari pikiran manusia, yang terdiri dari tiga komponen utama yaitu id, ego dan superego.
Teori psikoanalisis Carl Gustav Jung lebih fokus kepada keutuhan diri setiap individu. Jung juga mengembangkan konsep arketipe yang memandang alam bawah sadar sebagai lapisan yang lebih luas dan lebih kompleks dibandingkan teori Sigmund Freud.
Npm: 2313041019
Kajian psikologi sastra Sigmund Freud dan Carl Gustav Jung memiliki beberapa perbedaan.
Teori psikoanalisis Sigmund Freud menganggap alam sadar dan alam bawah sadar sebagai bagian terdalam dari pikiran manusia, yang terdiri dari tiga komponen utama yaitu id, ego dan superego.
Teori psikoanalisis Carl Gustav Jung lebih fokus kepada keutuhan diri setiap individu. Jung juga mengembangkan konsep arketipe yang memandang alam bawah sadar sebagai lapisan yang lebih luas dan lebih kompleks dibandingkan teori Sigmund Freud.
Raihan Padri Ramadhani
2313041007
Izin menjawab pak, perbedaan fokus kajian Sigmund Freud dan Carl Gustav Jung dalam psikologi sastra.
Freud menganggap bahwa alam bawah sadar sebagai bagian yang terdalam pikiran manusia, yang terdiri dari 3 komponen utama, yaitu id, ego, dan superego. Sementara Jung, mengembangkan konsep arketipe didalam teorinya tentang alam bawah sadar. Jung memandang alam bawah sadar sebagai lapisan yang lebih luas dan kompleks dibandingkan Freud. Hal ini tidak hanya mencakup aspek pribadi (alam bawah sadar pribadi), tetapi juga aspek yang lebih universal dan kolektif (alam bawah sadar kolektif). Jung menganggap bahwa motivasi manusia tidak hanya berdasarkan dari dorongan seksual dan agresif, tetapi dari keinginan untuk menggapai keseimbangan psikologis.
Dengan demikian, fokus kajian Freud dan Jung dalam psikologi sastra itu berbeda. Freud berfokus dalam struktur alam bawah sadar sebagai bagian yang terdalam pikiran manusia, sedangkan Jung berfokus pada konsep arketipe yang lebih luas dan kompleks. Freud menjelaskan teori libido dan teori naluri kematian, sedangkan Jung menjelaskan konsep arketipe dalam teorinya tentang alam bawah sadar.
2313041007
Izin menjawab pak, perbedaan fokus kajian Sigmund Freud dan Carl Gustav Jung dalam psikologi sastra.
Freud menganggap bahwa alam bawah sadar sebagai bagian yang terdalam pikiran manusia, yang terdiri dari 3 komponen utama, yaitu id, ego, dan superego. Sementara Jung, mengembangkan konsep arketipe didalam teorinya tentang alam bawah sadar. Jung memandang alam bawah sadar sebagai lapisan yang lebih luas dan kompleks dibandingkan Freud. Hal ini tidak hanya mencakup aspek pribadi (alam bawah sadar pribadi), tetapi juga aspek yang lebih universal dan kolektif (alam bawah sadar kolektif). Jung menganggap bahwa motivasi manusia tidak hanya berdasarkan dari dorongan seksual dan agresif, tetapi dari keinginan untuk menggapai keseimbangan psikologis.
Dengan demikian, fokus kajian Freud dan Jung dalam psikologi sastra itu berbeda. Freud berfokus dalam struktur alam bawah sadar sebagai bagian yang terdalam pikiran manusia, sedangkan Jung berfokus pada konsep arketipe yang lebih luas dan kompleks. Freud menjelaskan teori libido dan teori naluri kematian, sedangkan Jung menjelaskan konsep arketipe dalam teorinya tentang alam bawah sadar.
Nama: Aisyah Athiyah Salsabila
Npm: 2313041049
Izin menjawab pak, apa perbedaan fokus kajian Sigmun Freud dan Carl Gustav Jung?
Menurut Sigmun Freud bahwa alam bawah sadar sebagai bagian yang terdalam pikiran manusia, yang terfokus pada tujuan tingkah laku yaitu terdiri dari 3 komponen utama, id, ego, dan superego. kehadiran ego adalah untuk memisahkan id dan superego (penengah).
Sedangkan menurut Carl Gustav Jung adalah dipengaruhi oleh arketip atau sistem mengenai kebebasan berkehendak dan spontanitas. Ini lebih terfokus pada bagaimana sebuah mimli dapat mempengaruhi kesadaran seseorang. Dan dari mimpi semua bisa diteliti.
Jadi, fokus kajian Freud dan Jung dalam psikologi sastra berbeda. Yaitu Freud berfokus pada struktur alam bawah sadar sebagai bagian yang terdalam pikiran manusia, sedangkan Jung lebih berfokus pada konsep arketipe yang lebih luas dan kompleks.
Npm: 2313041049
Izin menjawab pak, apa perbedaan fokus kajian Sigmun Freud dan Carl Gustav Jung?
Menurut Sigmun Freud bahwa alam bawah sadar sebagai bagian yang terdalam pikiran manusia, yang terfokus pada tujuan tingkah laku yaitu terdiri dari 3 komponen utama, id, ego, dan superego. kehadiran ego adalah untuk memisahkan id dan superego (penengah).
Sedangkan menurut Carl Gustav Jung adalah dipengaruhi oleh arketip atau sistem mengenai kebebasan berkehendak dan spontanitas. Ini lebih terfokus pada bagaimana sebuah mimli dapat mempengaruhi kesadaran seseorang. Dan dari mimpi semua bisa diteliti.
Jadi, fokus kajian Freud dan Jung dalam psikologi sastra berbeda. Yaitu Freud berfokus pada struktur alam bawah sadar sebagai bagian yang terdalam pikiran manusia, sedangkan Jung lebih berfokus pada konsep arketipe yang lebih luas dan kompleks.
Nama: Haysah Varina Salsabila
npm: 2313041005
Beda fokus kajian Sigmund Freud dan Carl Gustav Jung dalam pendekatan psikologi sastra adalah terhadap konsep alam bawah sadar.
1. Menurut Sigmund Freud menganggap alam bawah sadar sebagai bagian terdalam dari pikiran manusia, terdiri dari tiga komponen utama, yaitu id, ego, dan superego
2. Menurut Carl Gustav Jung, secara kontrast, mengembangkan konsep arketip dalam teorinya tentang alam bawah sadar, yang memandang alam bawah sadar sebagai lapisan yang lebih luas dan lebih kompleks
Freud menganggap motivasi utama di balik perilaku manusia berasal dari dorongan-dorongan seksual dan agresifSementara, Jung menganggap motivasi manusia tidak hanya berasal dari dorongan-dorongan seksual dan agresif, tetapi juga dari keinginan untuk mencapai individuasi dan keseimbangan psikologis.
Dalam pendekatan psikologi sastra, Freud dan Jung memiliki pemikiran yang berbeda terhadap alam bawah sadar, yang mempengaruhi pikiran dan perilaku seseorang.Namun, keduanya memiliki pandangan bahwa ada aspek kehidupan manusia yang tidak disadari, yang mempengaruhi pikiran dan perilaku seseorang
npm: 2313041005
Beda fokus kajian Sigmund Freud dan Carl Gustav Jung dalam pendekatan psikologi sastra adalah terhadap konsep alam bawah sadar.
1. Menurut Sigmund Freud menganggap alam bawah sadar sebagai bagian terdalam dari pikiran manusia, terdiri dari tiga komponen utama, yaitu id, ego, dan superego
2. Menurut Carl Gustav Jung, secara kontrast, mengembangkan konsep arketip dalam teorinya tentang alam bawah sadar, yang memandang alam bawah sadar sebagai lapisan yang lebih luas dan lebih kompleks
Freud menganggap motivasi utama di balik perilaku manusia berasal dari dorongan-dorongan seksual dan agresifSementara, Jung menganggap motivasi manusia tidak hanya berasal dari dorongan-dorongan seksual dan agresif, tetapi juga dari keinginan untuk mencapai individuasi dan keseimbangan psikologis.
Dalam pendekatan psikologi sastra, Freud dan Jung memiliki pemikiran yang berbeda terhadap alam bawah sadar, yang mempengaruhi pikiran dan perilaku seseorang.Namun, keduanya memiliki pandangan bahwa ada aspek kehidupan manusia yang tidak disadari, yang mempengaruhi pikiran dan perilaku seseorang
Nama: Denisya Anta Adilla
NPM: 2313041053
Izin menjawab pak
Kajian Sigmun Freud lebih fokus pada konsep dasar psikoanalisis seperti id, ego, dan superego, serta menekankan pada analisis simbol dalam karya sastra untuk mengungkap makna tersembunyi. Freud melihat karya sastra sebagai refleksi dari konflik internal antara keinginan dan norma sosial.
Sedangkan, kajian Carl Gustav Jung lebih fokus pada ketidaksadaran kolektif dan arketipe universal, serta menekankan analisis arketipe dalam karya sastra untuk memahami makna yang lebih luas. Jung melihat karya sastra sebagai alat untuk mencapai aktualisasi diri.
NPM: 2313041053
Izin menjawab pak
Kajian Sigmun Freud lebih fokus pada konsep dasar psikoanalisis seperti id, ego, dan superego, serta menekankan pada analisis simbol dalam karya sastra untuk mengungkap makna tersembunyi. Freud melihat karya sastra sebagai refleksi dari konflik internal antara keinginan dan norma sosial.
Sedangkan, kajian Carl Gustav Jung lebih fokus pada ketidaksadaran kolektif dan arketipe universal, serta menekankan analisis arketipe dalam karya sastra untuk memahami makna yang lebih luas. Jung melihat karya sastra sebagai alat untuk mencapai aktualisasi diri.
Nama : Umar Abdul Aziz
NPM : 2313041043
Izin menjawab pak.
Teori Sigmund Freud menjelaskan bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh ingatan, pikiran, dan sesuatu tanpa disadari. Ada tiga aspek yang mengemukakan tentang jiwa seseorang, yaitu id, ego, dan superego.
a. Id adalah bagian dari kepribadian yang memiliki dorongan atas dasar naluri yang tidak sadar.
b. Ego adalah bagian yang berusaha menyeimbangkan antara keinginan-keinginan dari id dan realitas dengan cara mendapatkan kebutuhan id yang diterima dari dunia luar.
c. Superego adalah bagian yang berisi tentang standar moral dan nilai-nilai yang diajarkan oleh masyarakat, sebagai pengawas keadaan internal dan bertindak untuk perilaku yang tepat.
Teori Carl Gustav Jung tentang cara kita memahami pikiran, perasaan, dan perilaku manusia. Ada tiga tingkat kesadaran yaitu:
a. Kesadaran dan ego
b. Tak sadar pribadi dan kompleks
c. Tak sadar kolektif dan arkhetipe
Perbedaan:
1. Konsep tentang alam bawah sadar menurut Freud adalah mengenalkan konsep bawah sadar sebagai penyimpanan dari dorongan-dorongan ketidaksadaran yang mendasari manusia. Sedangkan menurut Jung mengakui keberadaan bawah sadar, tetapi lebih menekankan pada aspek kolektif dan simbolisnya, seperti arketipe.
2. Struktur kepribadian Freud membagi kepribadian menjadi tiga struktur yaitu id, ego, dan superego. sedangkan Jung juga mengakui adanya struktur kepribadian, tetapi mengenalkan konsep kompleks, arketipe, dan anima sebagai bagian penting dari kepribadian.
3. Tentang mimpi menurut Freud bahwa mimpi dianggap sebagai jendela alam bawah sadar, yang dapat memberikan wawasan tentang konflik dan keinginan tersembunyi. Sedangkan Jung melihat mimpi sebagai perwujudan dari proses individu dan arketipe yang meresap ke alam bawah sadar.
4. Pendekatan terhadap terapi menurut Freud mengembangkan psikoanalisis, terutama berfokus pada analisis bawah sadar dan interpretasi mimpi. Sedangkan Jung mengembangkan analisis yang melibatkan eksplorasi kompleks, arketipe, dan mimpi, serta penekanan pada individu atau proses dalam pencapaian yang lebih besar.
5. Tentang agama menurut Freud melihat agama sebagai ilusi kolektif yang diciptakan oleh manusia untuk mengatasi ketakutan dan ketidakpastian. Sedangkan Jung menganggap agama sebagai ekspresi alam bawah sadar dan tertarik pada simbolis agama dan spiritual.
NPM : 2313041043
Izin menjawab pak.
Teori Sigmund Freud menjelaskan bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh ingatan, pikiran, dan sesuatu tanpa disadari. Ada tiga aspek yang mengemukakan tentang jiwa seseorang, yaitu id, ego, dan superego.
a. Id adalah bagian dari kepribadian yang memiliki dorongan atas dasar naluri yang tidak sadar.
b. Ego adalah bagian yang berusaha menyeimbangkan antara keinginan-keinginan dari id dan realitas dengan cara mendapatkan kebutuhan id yang diterima dari dunia luar.
c. Superego adalah bagian yang berisi tentang standar moral dan nilai-nilai yang diajarkan oleh masyarakat, sebagai pengawas keadaan internal dan bertindak untuk perilaku yang tepat.
Teori Carl Gustav Jung tentang cara kita memahami pikiran, perasaan, dan perilaku manusia. Ada tiga tingkat kesadaran yaitu:
a. Kesadaran dan ego
b. Tak sadar pribadi dan kompleks
c. Tak sadar kolektif dan arkhetipe
Perbedaan:
1. Konsep tentang alam bawah sadar menurut Freud adalah mengenalkan konsep bawah sadar sebagai penyimpanan dari dorongan-dorongan ketidaksadaran yang mendasari manusia. Sedangkan menurut Jung mengakui keberadaan bawah sadar, tetapi lebih menekankan pada aspek kolektif dan simbolisnya, seperti arketipe.
2. Struktur kepribadian Freud membagi kepribadian menjadi tiga struktur yaitu id, ego, dan superego. sedangkan Jung juga mengakui adanya struktur kepribadian, tetapi mengenalkan konsep kompleks, arketipe, dan anima sebagai bagian penting dari kepribadian.
3. Tentang mimpi menurut Freud bahwa mimpi dianggap sebagai jendela alam bawah sadar, yang dapat memberikan wawasan tentang konflik dan keinginan tersembunyi. Sedangkan Jung melihat mimpi sebagai perwujudan dari proses individu dan arketipe yang meresap ke alam bawah sadar.
4. Pendekatan terhadap terapi menurut Freud mengembangkan psikoanalisis, terutama berfokus pada analisis bawah sadar dan interpretasi mimpi. Sedangkan Jung mengembangkan analisis yang melibatkan eksplorasi kompleks, arketipe, dan mimpi, serta penekanan pada individu atau proses dalam pencapaian yang lebih besar.
5. Tentang agama menurut Freud melihat agama sebagai ilusi kolektif yang diciptakan oleh manusia untuk mengatasi ketakutan dan ketidakpastian. Sedangkan Jung menganggap agama sebagai ekspresi alam bawah sadar dan tertarik pada simbolis agama dan spiritual.
Saneha Jofita Sari 2313041065
Kelas: 2A
Izin menjawab pak,
setelah memahami materi terkait Carl Gustav saya mengetahui bahwa adanya perbedaan fokus kajian antara Jung dengan Sigmund Freud. Dimana Sigmun berbicara tentang Id, Ego, Super ego, sedangkan gustav bicara tentang mimpi yang berkaitan dengan sifat religius seseorang.
Pada awal mulanya antara Jung dengan Sigmund saling berkorespodensi namun karena karena adanya pecah pendapat, maka sigmun berdiri sendiri dan Jung juga berdiri sendiri terhadap psikoanalisis yang praktis dengan keinginanya seperti apa, sehingga saling bertolak belakang lah.
Freud Fokus pada tingkah laku sedangkan Jung meletakan pandangan Determisik, sebagaimana freud tidak. Jung lebih dipengaruhi arketip yaitu sistem mengenai kebebasan berkehendak dan spontanitas.
Pada konsep kesadaran(ego) Jung membaginya menjadi dua kompenen : Fungsi jiwa da sikap jiwa, yang mana melalui fungsi jiwa kita bisa menilai bagaiman cara manusia bertindak apakah berdasarkan thinking ( rasional ), apakah melalui feeling ( irasional ),kemudian sensing, dan intuiting. Selanjutnya berkaitan dnegan sikap jiwa yang berkaitan dan dipengaruhi subjektivitas, ada introvert dan ekstrovert. Sedangkan pada konsep ego dengan teori sigmund freud menjelaskan bagaimana cara seseorang dalam mengambil keputusan melalui penyesuaian atau adaptasi dengan kenyataan.
Freud memfokuskan pada alam bawah sadar dan tidak sadar sebagai tempat dimana hasrat dan dorongan untuk memenuhi prinsip kesenagan dan merupakan respresentasi psikis kebutuhan biologis. Sedagkan Gustav memebagi alam tidak sadar menjadi dua yaitu : Ketidak sadaran personal yang berkaitan dengan pengalaman pribadi, harapan yang pernah dsadari tapi tidak diinginkan ego . Kemudian Ketidak sadaran kolektif hal ini yang membuat kontraversial antara gustav dan sigmund, kenapa ? karena sigmund fokus pada tingkah laku, sedang gustav fokus pada bagaimana mimpi mempengaruhi. Menurut gustav evolusi manusia sudah memilki cetak biru dalam segala hal kepribadiannya, yaitu kumpulan pengalaman generasi terdahulu dan bawaan dari nenek moyang, yang mana manifestinya melalui symptom, kompleks, mimpi, famtasi, archetypus.
Namun untuk menganalisisnya sama seperti sigmund yaitu berdasarkan teks berbentuk dialog atau paparan. Jung Fokus pada penokohan, latar, dan penceritaan dalam karya sastra.
Kelas: 2A
Izin menjawab pak,
setelah memahami materi terkait Carl Gustav saya mengetahui bahwa adanya perbedaan fokus kajian antara Jung dengan Sigmund Freud. Dimana Sigmun berbicara tentang Id, Ego, Super ego, sedangkan gustav bicara tentang mimpi yang berkaitan dengan sifat religius seseorang.
Pada awal mulanya antara Jung dengan Sigmund saling berkorespodensi namun karena karena adanya pecah pendapat, maka sigmun berdiri sendiri dan Jung juga berdiri sendiri terhadap psikoanalisis yang praktis dengan keinginanya seperti apa, sehingga saling bertolak belakang lah.
Freud Fokus pada tingkah laku sedangkan Jung meletakan pandangan Determisik, sebagaimana freud tidak. Jung lebih dipengaruhi arketip yaitu sistem mengenai kebebasan berkehendak dan spontanitas.
Pada konsep kesadaran(ego) Jung membaginya menjadi dua kompenen : Fungsi jiwa da sikap jiwa, yang mana melalui fungsi jiwa kita bisa menilai bagaiman cara manusia bertindak apakah berdasarkan thinking ( rasional ), apakah melalui feeling ( irasional ),kemudian sensing, dan intuiting. Selanjutnya berkaitan dnegan sikap jiwa yang berkaitan dan dipengaruhi subjektivitas, ada introvert dan ekstrovert. Sedangkan pada konsep ego dengan teori sigmund freud menjelaskan bagaimana cara seseorang dalam mengambil keputusan melalui penyesuaian atau adaptasi dengan kenyataan.
Freud memfokuskan pada alam bawah sadar dan tidak sadar sebagai tempat dimana hasrat dan dorongan untuk memenuhi prinsip kesenagan dan merupakan respresentasi psikis kebutuhan biologis. Sedagkan Gustav memebagi alam tidak sadar menjadi dua yaitu : Ketidak sadaran personal yang berkaitan dengan pengalaman pribadi, harapan yang pernah dsadari tapi tidak diinginkan ego . Kemudian Ketidak sadaran kolektif hal ini yang membuat kontraversial antara gustav dan sigmund, kenapa ? karena sigmund fokus pada tingkah laku, sedang gustav fokus pada bagaimana mimpi mempengaruhi. Menurut gustav evolusi manusia sudah memilki cetak biru dalam segala hal kepribadiannya, yaitu kumpulan pengalaman generasi terdahulu dan bawaan dari nenek moyang, yang mana manifestinya melalui symptom, kompleks, mimpi, famtasi, archetypus.
Namun untuk menganalisisnya sama seperti sigmund yaitu berdasarkan teks berbentuk dialog atau paparan. Jung Fokus pada penokohan, latar, dan penceritaan dalam karya sastra.
Nama : Asyifa Zaharani
Npm : 2313041051
Izin menjawab pak, ada beberapa perbedaan pada fokus kajian Sigmund Freud dan Gustav Jung, antara lain sebagai berikut;
1.Pendekatan
Freud fokus pada struktur psikis yang terdiri dari id, ego, dan superego. Id mewakili dorongan-dorongan dan keinginan tak sadar, ego bertindak sebagai mediator antara id dan realita eksternal, sedangkan superego merupakan internalisasi aturan-aturan moral dan nilai-nilai yang diperoleh dari lingkungan sosial.
Jung mengembangkan konsep seperti arketipe dan kompleks. Juga anima/animus, shadow dan self.Arketipe adalah pola-pola perilaku dan simbol-simbol kolektif yang diwarisi secara genetik dan muncul dalam mimpi, fantasi, dan karya seni. Kompleks adalah struktur psikis yang terdiri dari emosi, pikiran, dan ingatan terkait dengan arketipe.
2.Alam Bawah Sadar
Freud menganggap bahwa bawah sadar penuh dengan konflik-konflik yang terkait dengan dorongan-dorongan pengalaman traumatis masa lalu.
Jung menganggap alam bawah sadar tidak hanya sebagai tempat konflik, tetapi juga sebagai sumber kearifan dan kreativitas. Simbol-simbol dan arketipe yang muncul dari bawah sadar , yang dianggap memiliki aspek yang bisa menghubungkan individu dengan manusia lainnya.
3.Dalam psikologi/analisis sastra
Freud menerapkan analisis psikologi pada karya sastra dengan mencari simbol yang mengungkapkan konflik bawah sadar dan dinamika perilaku atau psikologi karakter-karakternya. Misalnya, karakter tertentu dalam novel dapat diinterpretasikan sebagai id, ego, atau superego.
Jung menginterpretasi karya sastra dengan melihatnya sebagai cerminan arketipe dengan mencari simbol-simbol yang merepresentasikan pengalaman manusia secara luas, bukan hanya konflik individu
Npm : 2313041051
Izin menjawab pak, ada beberapa perbedaan pada fokus kajian Sigmund Freud dan Gustav Jung, antara lain sebagai berikut;
1.Pendekatan
Freud fokus pada struktur psikis yang terdiri dari id, ego, dan superego. Id mewakili dorongan-dorongan dan keinginan tak sadar, ego bertindak sebagai mediator antara id dan realita eksternal, sedangkan superego merupakan internalisasi aturan-aturan moral dan nilai-nilai yang diperoleh dari lingkungan sosial.
Jung mengembangkan konsep seperti arketipe dan kompleks. Juga anima/animus, shadow dan self.Arketipe adalah pola-pola perilaku dan simbol-simbol kolektif yang diwarisi secara genetik dan muncul dalam mimpi, fantasi, dan karya seni. Kompleks adalah struktur psikis yang terdiri dari emosi, pikiran, dan ingatan terkait dengan arketipe.
2.Alam Bawah Sadar
Freud menganggap bahwa bawah sadar penuh dengan konflik-konflik yang terkait dengan dorongan-dorongan pengalaman traumatis masa lalu.
Jung menganggap alam bawah sadar tidak hanya sebagai tempat konflik, tetapi juga sebagai sumber kearifan dan kreativitas. Simbol-simbol dan arketipe yang muncul dari bawah sadar , yang dianggap memiliki aspek yang bisa menghubungkan individu dengan manusia lainnya.
3.Dalam psikologi/analisis sastra
Freud menerapkan analisis psikologi pada karya sastra dengan mencari simbol yang mengungkapkan konflik bawah sadar dan dinamika perilaku atau psikologi karakter-karakternya. Misalnya, karakter tertentu dalam novel dapat diinterpretasikan sebagai id, ego, atau superego.
Jung menginterpretasi karya sastra dengan melihatnya sebagai cerminan arketipe dengan mencari simbol-simbol yang merepresentasikan pengalaman manusia secara luas, bukan hanya konflik individu
Nama : Intan Nuraini
NPM : 2313041077
Izin menjawab pak,
Setelah memahami materi Sigmund Freud dan Carl Gustav Jung dalam teori Psikologi Sastra. Saya mengetahui bahwa adanya pendekatan yang berbeda dalam fokus kajian Psikologi Sastra.
1. Freud memandang karya sastra sebagai cermin dari alam bawah sadar manusia. Baginya, karya sastra merupakan ekspresi dari konflik psikologis, dorongan bawah sadar, dan mekanisme pertahanan yang ada dalam hati manusia. Freud menggunakan konsep id, ego, dan superego, serta konsep-konsep seperti identifikasi, sublimasi, dan negasi, untuk menganalisis karakter dan alur karya sastra. Freud juga menekankan aspek seksual dalam sastra dan bagaimana dorongan seksual yang tersembunyi terwujud dalam simbol dan motif.
2. Sedangkan Jung nemiliki pendekatan yang lebih luas terhadap studi psikologi sastra. Selain pikiran bawah sadar yang dikemukakan oleh Freud, Jung juga memandang karya sastra sebagai manifestasi dari arketipe atau pola universal pikiran manusia yang ada di luar pengalaman individu. Bagi Jung, karya sastra mencerminkan berbagai aspek ketidaksadaran kolektif manusia, termasuk mitos, simbolisme, dan motivasi manusia sebagai spesies yang lebih luas. Jung juga menekankan konsep proses individuasi dalam karyanya. Hal ini mengacu pada upaya individu untuk mendamaikan aspek-aspek yang bertentangan dalam dirinya, yang sering tercermin dalam konflik karakter dalam karya sastra.
Jadi, jika Freud lebih fokus pada konflik psikologis dan aspek seksual individu, Jung mengambil pendekatan yang lebih holistik, menafsirkan karya sastra pada struktur psikologis manusia yang lebih luas dan universal.
NPM : 2313041077
Izin menjawab pak,
Setelah memahami materi Sigmund Freud dan Carl Gustav Jung dalam teori Psikologi Sastra. Saya mengetahui bahwa adanya pendekatan yang berbeda dalam fokus kajian Psikologi Sastra.
1. Freud memandang karya sastra sebagai cermin dari alam bawah sadar manusia. Baginya, karya sastra merupakan ekspresi dari konflik psikologis, dorongan bawah sadar, dan mekanisme pertahanan yang ada dalam hati manusia. Freud menggunakan konsep id, ego, dan superego, serta konsep-konsep seperti identifikasi, sublimasi, dan negasi, untuk menganalisis karakter dan alur karya sastra. Freud juga menekankan aspek seksual dalam sastra dan bagaimana dorongan seksual yang tersembunyi terwujud dalam simbol dan motif.
2. Sedangkan Jung nemiliki pendekatan yang lebih luas terhadap studi psikologi sastra. Selain pikiran bawah sadar yang dikemukakan oleh Freud, Jung juga memandang karya sastra sebagai manifestasi dari arketipe atau pola universal pikiran manusia yang ada di luar pengalaman individu. Bagi Jung, karya sastra mencerminkan berbagai aspek ketidaksadaran kolektif manusia, termasuk mitos, simbolisme, dan motivasi manusia sebagai spesies yang lebih luas. Jung juga menekankan konsep proses individuasi dalam karyanya. Hal ini mengacu pada upaya individu untuk mendamaikan aspek-aspek yang bertentangan dalam dirinya, yang sering tercermin dalam konflik karakter dalam karya sastra.
Jadi, jika Freud lebih fokus pada konflik psikologis dan aspek seksual individu, Jung mengambil pendekatan yang lebih holistik, menafsirkan karya sastra pada struktur psikologis manusia yang lebih luas dan universal.
Nama : Bunga Anjani Putri
NPM : 2313041029
Apa beda fokus studi sigmund freud dan carl jung dalam psikologi sastra yaitu:
1. Teori psikoanalitik sigmund freud berfokus pada aspek psikologis yang timbul dari konflik keinginan dan tabu sosialnya, sedangkan jung menekankan pada aspek spiritual dan mitologisnya.2. freud juga menekankan pada konsep id,ego, dan superego, dan jung dengan konsep kompleks, arketipe, dan anima.
3. frued juga menekankan pada konsep hasrat seksual, sedangkan jung menekankan konsep perlunya perkembangan dan perubahan.
4. freud melakukan konsep represi, sedangkan jung menekankan konsep individuasi.
Nama:Adrean Fernando
Npm:2313041069
Beda fokus penelitian sigmun freud dan CG jung dalam psikologi sastra adalah
1. Teori Psikoanalisis Sigmund Freud fokus pada aspek psikologis yang berasal dari konflik antara keinginan dan tabu sosial, sementara Carl Jung tekanan pada aspek spiritual dan mitologi.
2. Pada struktur kepribadian, Freud menekankan pada konsep kepribadian id, ego, dan superego, sedangkan Jung menekankan kepribadian pada konsep kompleks, arketipe, dan anima/animus.
3. Pada konsep libido Freud memandang libido sebagai energi psikis yang berasal dari dorongan seksual, Sementara Jung tekanan pada konsep energi psikis, yang mencakup segala dorongan dalam kepribadian termasuk spiritual dan kreatif.
Npm:2313041069
Beda fokus penelitian sigmun freud dan CG jung dalam psikologi sastra adalah
1. Teori Psikoanalisis Sigmund Freud fokus pada aspek psikologis yang berasal dari konflik antara keinginan dan tabu sosial, sementara Carl Jung tekanan pada aspek spiritual dan mitologi.
2. Pada struktur kepribadian, Freud menekankan pada konsep kepribadian id, ego, dan superego, sedangkan Jung menekankan kepribadian pada konsep kompleks, arketipe, dan anima/animus.
3. Pada konsep libido Freud memandang libido sebagai energi psikis yang berasal dari dorongan seksual, Sementara Jung tekanan pada konsep energi psikis, yang mencakup segala dorongan dalam kepribadian termasuk spiritual dan kreatif.
Nama : Zebua Trizga Ramadhona
NPM : 2363041001
-Perbedaan Teori Jung dan Freud
•Menurut saya, Teori jung tingkah laku manusia ditentukan tidak hanya oleh sejarah individu dan rasi (Kausalitas) tetapi juga oleh tujuan-tujuan dan aspirasi-aspirasi (teleologi).
Baik masa lampau sebagai aktualitas maupun masa depan sebagai potensialitas sama-sama membimbing tingkah laku orang sekarang.
Pandangan Jung tentang kepribadian adalah prospektif dalam arti bahwa ia melihat ke depan ke arah garis perkembangan sang pribadi di masa depan dan retrospektif dalam arti bahwa ia memperlihatkan masa lampau.
-Perbedaan Pandangan Frued dan Jung
•Frued
Berorientasi kausalitas, menekankan peranan masa lalu.
•Jung
Menggabungkan kausalitas dengan teknologis (pengarus masa lalu dengan tujuan dan aspirasi individu).
•Frued
Menekankan asal usul kepribadian pada masa kanak-kanak.
•Jung
Menekankan asal usul kepribadian pada ras,manusia membawa kecendrungan yang diwariskan leluhurnya.
NPM : 2363041001
-Perbedaan Teori Jung dan Freud
•Menurut saya, Teori jung tingkah laku manusia ditentukan tidak hanya oleh sejarah individu dan rasi (Kausalitas) tetapi juga oleh tujuan-tujuan dan aspirasi-aspirasi (teleologi).
Baik masa lampau sebagai aktualitas maupun masa depan sebagai potensialitas sama-sama membimbing tingkah laku orang sekarang.
Pandangan Jung tentang kepribadian adalah prospektif dalam arti bahwa ia melihat ke depan ke arah garis perkembangan sang pribadi di masa depan dan retrospektif dalam arti bahwa ia memperlihatkan masa lampau.
-Perbedaan Pandangan Frued dan Jung
•Frued
Berorientasi kausalitas, menekankan peranan masa lalu.
•Jung
Menggabungkan kausalitas dengan teknologis (pengarus masa lalu dengan tujuan dan aspirasi individu).
•Frued
Menekankan asal usul kepribadian pada masa kanak-kanak.
•Jung
Menekankan asal usul kepribadian pada ras,manusia membawa kecendrungan yang diwariskan leluhurnya.
NAMA : Muhammad Ardan
NPM : 2313041059
Izin menjawab pak
NPM : 2313041059
Izin menjawab pak
Terkait perbedaan teori Sigmun Freud dan teroi Carl gustav junc
Sigmund Freud dalam teorinya beranggapan bahwa alam sadar dan alam bawah sadar bagian yang dalam terhadap pola pikir manusia , yang terdiri dari tiga komponen utama yaitu id, ego dan superego.
Kemudian Carl Gustav Jung dalam teorinya lebih fokus kepada keutuhan diri setiap individu. Jung juga mengembangkan konsep arketipe yang memandang alam bawah sadar sebagai lapisan yang lebih luas dan lebih kompleks seperti anima/animus, self, shadow, dan persona.
Kemudian Carl Gustav Jung dalam teorinya lebih fokus kepada keutuhan diri setiap individu. Jung juga mengembangkan konsep arketipe yang memandang alam bawah sadar sebagai lapisan yang lebih luas dan lebih kompleks seperti anima/animus, self, shadow, dan persona.
Konsep tentang alam bawah sadar menurut Freud adalah mengenalkan konsep bawah sadar sebagai penyimpanan dari dorongan-dorongan ketidaksadaran yang mendasari manusia. Sedangkan menurut Jung mengakui keberadaan bawah sadar, tetapi lebih menekankan pada aspek kolektif dan simbolisnya, seperti arketipe.
Menurut Freud mengembangkan teori psikoanalisis , berfokus pada analisis bawah sadar dan interpretasi mimpi. Sedangkan Jung mengembangkan analisis yang melibatkan eksplorasi kompleks, arketipe, dan mimpi, serta penekanan pada individu atau proses dalam pencapaian yang lebih besar.
Nama : Charoline Oktaviana
NPM : 2313041033
Sigmund Freud mengemukakan dalam teorinya bahwa pikiran sadar dan bawah sadar adalah bagian terdalam dari pola pikir manusia, yang terdiri dari tiga elemen utama: id, ego, dan superego.
Carl Gustav Jung kemudian lebih fokus pada integritas setiap individu dalam teorinya.
Jung juga mengembangkan konsep arketipe, yang memandang pikiran bawah sadar sebagai lapisan yang lebih luas dan kompleks seperti anima/animus, diri, bayangan, dan persona.
Konsep pikiran bawah sadar Freud memperkenalkan konsep alam bawah sadar sebagai gudangnya dorongan bawah sadar yang mendasari manusia.
Sebaliknya, menurut Jung, meskipun ia mengakui adanya ketidaksadaran, ia lebih menekankan aspek kolektif dan simbolik seperti arketipe.
Menurut Freud, ia mengembangkan teori psikoanalitik yang berfokus pada analisis alam bawah sadar dan interpretasi mimpi.
Jung, sebaliknya, mengembangkan analisis yang mencakup eksplorasi kompleks, arketipe, dan mimpi, serta penekanan pada individu dan proses dalam pencapaian besar.
NPM : 2313041033
Sigmund Freud mengemukakan dalam teorinya bahwa pikiran sadar dan bawah sadar adalah bagian terdalam dari pola pikir manusia, yang terdiri dari tiga elemen utama: id, ego, dan superego.
Carl Gustav Jung kemudian lebih fokus pada integritas setiap individu dalam teorinya.
Jung juga mengembangkan konsep arketipe, yang memandang pikiran bawah sadar sebagai lapisan yang lebih luas dan kompleks seperti anima/animus, diri, bayangan, dan persona.
Konsep pikiran bawah sadar Freud memperkenalkan konsep alam bawah sadar sebagai gudangnya dorongan bawah sadar yang mendasari manusia.
Sebaliknya, menurut Jung, meskipun ia mengakui adanya ketidaksadaran, ia lebih menekankan aspek kolektif dan simbolik seperti arketipe.
Menurut Freud, ia mengembangkan teori psikoanalitik yang berfokus pada analisis alam bawah sadar dan interpretasi mimpi.
Jung, sebaliknya, mengembangkan analisis yang mencakup eksplorasi kompleks, arketipe, dan mimpi, serta penekanan pada individu dan proses dalam pencapaian besar.
Izin menjawab pak
Nama : Wita Herlina
Npm : 2313041061
Terkait perbedaan antara teori psikoanalisis kajian Carl Gustav Jung dan Sigmun Freud adalah :
Pada kajian psikoanalisis Sigmun Freud lebih berfokus pada Tingkah laku Id(keinginan), Ego (kenyataan),Superego(norma). Sementara pada kajian psikoanalisis Carl Gustav Jung lebih berfokus pada bagaimana mimpi atau khayalan mempengaruhi kesadaran seseorang. Pada kajian Carl Gustav Jung lebih dipengaruhi oleh arketipe ( bayangan-bayangan leluhur atau arkaik (archaic) yang datang dari ketidaksadaran kolektif) yaitu sistem mengenai kebebasan berkehendak dan spontanitas.
Nama : Wita Herlina
Npm : 2313041061
Terkait perbedaan antara teori psikoanalisis kajian Carl Gustav Jung dan Sigmun Freud adalah :
Pada kajian psikoanalisis Sigmun Freud lebih berfokus pada Tingkah laku Id(keinginan), Ego (kenyataan),Superego(norma). Sementara pada kajian psikoanalisis Carl Gustav Jung lebih berfokus pada bagaimana mimpi atau khayalan mempengaruhi kesadaran seseorang. Pada kajian Carl Gustav Jung lebih dipengaruhi oleh arketipe ( bayangan-bayangan leluhur atau arkaik (archaic) yang datang dari ketidaksadaran kolektif) yaitu sistem mengenai kebebasan berkehendak dan spontanitas.
Nama: Novita Sari
NPM: 2313041063
Sigmund Freud dan C.G. Jung merupakan tokoh penting dalam psikologi sastra, namun mereka memiliki fokus kajian yang berbeda perbedaannya yaitu:
1. Sigmund Freud meyakini bahwa karya sastra merupakan cerminan dari alam bawah sadar penciptanya. Dia menganalisis simbol, tema, dan karakter dalam karya sastra untuk mengungkap konflik dan keinginan yang tidak disadari penulis. Sedangkan C.G Jung memperkenalkan konsep arketip, yaitu pola universal yang ada di alam bawah sadar kolektif manusia. Dia melihat karya sastra sebagai manifestasi dari arketip ini, yang dapat memberikan wawasan tentang pengalaman dan kondisi manusia universal.
2. Perbedaannya juga terdapat pada penekanannya, bagi Sigmund Freud penekannya pada dorongan seksual. Dorongan seksual merupakan motivator utama manusia. Dia melihat karya sastra sebagai cara untuk mengekspresikan dan mengeksplorasi hasrat dan fantasi seksual yang tertekan. Sedangkan menurut C.G jung penekanan pada simbolisme yaitu Jung meyakini bahwa simbolisme memainkan peran penting dalam karya sastra. Dia menganalisis simbol dalam karya sastra untuk memahami makna yang lebih dalam dan menghubungkannya dengan arketip.
3. Perbedaannya terdapat pada metode analisis mimpi. Sigmund Freud menggunakan teknik analisis mimpi untuk menafsirkan karya sastra. Dia percaya bahwa mimpi dan karya sastra sama-sama merupakan produk dari alam bawah sadar dan dapat dianalisis dengan cara yang sama. Sedangkan C.G jung menggunakan teknik analisis mimpi dan imajinasi aktif untuk menafsirkan karya sastra. Dia percaya bahwa mimpi dan imajinasi aktif dapat membantu kita mengakses alam bawah sadar kolektif dan memahami makna simbol dalam karya sastra.
Kesimpulan yang dapat saya ambil ialah:
Freud dan Jung sama-sama menggunakan psikologi untuk menganalisis karya sastra, namun mereka memiliki fokus yang berbeda. Freud berfokus pada alam bawah sadar individu dan dorongan seksual, sedangkan Jung berfokus pada arketip dan alam bawah sadar kolektif. Pendekatan mereka berdua memberikan wawasan yang berharga tentang makna dan fungsi karya sastra.
NPM: 2313041063
Sigmund Freud dan C.G. Jung merupakan tokoh penting dalam psikologi sastra, namun mereka memiliki fokus kajian yang berbeda perbedaannya yaitu:
1. Sigmund Freud meyakini bahwa karya sastra merupakan cerminan dari alam bawah sadar penciptanya. Dia menganalisis simbol, tema, dan karakter dalam karya sastra untuk mengungkap konflik dan keinginan yang tidak disadari penulis. Sedangkan C.G Jung memperkenalkan konsep arketip, yaitu pola universal yang ada di alam bawah sadar kolektif manusia. Dia melihat karya sastra sebagai manifestasi dari arketip ini, yang dapat memberikan wawasan tentang pengalaman dan kondisi manusia universal.
2. Perbedaannya juga terdapat pada penekanannya, bagi Sigmund Freud penekannya pada dorongan seksual. Dorongan seksual merupakan motivator utama manusia. Dia melihat karya sastra sebagai cara untuk mengekspresikan dan mengeksplorasi hasrat dan fantasi seksual yang tertekan. Sedangkan menurut C.G jung penekanan pada simbolisme yaitu Jung meyakini bahwa simbolisme memainkan peran penting dalam karya sastra. Dia menganalisis simbol dalam karya sastra untuk memahami makna yang lebih dalam dan menghubungkannya dengan arketip.
3. Perbedaannya terdapat pada metode analisis mimpi. Sigmund Freud menggunakan teknik analisis mimpi untuk menafsirkan karya sastra. Dia percaya bahwa mimpi dan karya sastra sama-sama merupakan produk dari alam bawah sadar dan dapat dianalisis dengan cara yang sama. Sedangkan C.G jung menggunakan teknik analisis mimpi dan imajinasi aktif untuk menafsirkan karya sastra. Dia percaya bahwa mimpi dan imajinasi aktif dapat membantu kita mengakses alam bawah sadar kolektif dan memahami makna simbol dalam karya sastra.
Kesimpulan yang dapat saya ambil ialah:
Freud dan Jung sama-sama menggunakan psikologi untuk menganalisis karya sastra, namun mereka memiliki fokus yang berbeda. Freud berfokus pada alam bawah sadar individu dan dorongan seksual, sedangkan Jung berfokus pada arketip dan alam bawah sadar kolektif. Pendekatan mereka berdua memberikan wawasan yang berharga tentang makna dan fungsi karya sastra.
Nama : Nurliana
NPM : 2313041027
Sigmun Freud dan Carl Gustav Jung, adalah dua tokoh besar dalam dunia psikologi, memiliki perbedaan fokus dalam psikologi sastra. Perbedaan ini terutama terletak pada penafsiran karya sastra.
Penafsiran Karya Sastra
Sigmun Freud:
• Menggunakan metode psikoanalisis untuk menafsirkan karya sastra.
• Mencari makna tersembunyi dalam simbol dan metafora, menghubungkannya dengan pengalaman dan trauma penulis.
• Karya sastra dilihat sebagai sarana untuk mengungkapkan keinginan dan konflik yang tertekan.
Carl Gustav Jung:
• Menekankan pada analisis simbolik dan arketipe dalam karya sastra.
• Karya sastra dilihat sebagai manifestasi dari jiwa manusia universal, bukan hanya pengalaman pribadi penulis.
• Memfokuskan pada makna yang lebih luas dan universal dalam karya sastra.
Perbedaan utama antara Freud dan Jung terletak pada penekanan mereka pada aspek ketidaksadaran individual dan kolektif dalam psikologi sastra. Freud fokus pada pengalaman pribadi dan trauma, sedangkan Jung melihat karya sastra sebagai ekspresi dari jiwa manusia universal. Kajian Sigmun Freud juga lebih berfokus pada konsep dasar psikoanalisis seperti id, ego, dan superego, serta menekankan pada analisis simbol dalam karya sastra untuk mengungkap makna tersembunyi. Sedangkan kajian Carl Gustav Jung lebih fokus pada ketidaksadaran kolektif dan arketipe universal, serta menekankan analisis arketipe dalam karya sastra untuk memahami makna yang lebih luas.
NPM : 2313041027
Sigmun Freud dan Carl Gustav Jung, adalah dua tokoh besar dalam dunia psikologi, memiliki perbedaan fokus dalam psikologi sastra. Perbedaan ini terutama terletak pada penafsiran karya sastra.
Penafsiran Karya Sastra
Sigmun Freud:
• Menggunakan metode psikoanalisis untuk menafsirkan karya sastra.
• Mencari makna tersembunyi dalam simbol dan metafora, menghubungkannya dengan pengalaman dan trauma penulis.
• Karya sastra dilihat sebagai sarana untuk mengungkapkan keinginan dan konflik yang tertekan.
Carl Gustav Jung:
• Menekankan pada analisis simbolik dan arketipe dalam karya sastra.
• Karya sastra dilihat sebagai manifestasi dari jiwa manusia universal, bukan hanya pengalaman pribadi penulis.
• Memfokuskan pada makna yang lebih luas dan universal dalam karya sastra.
Perbedaan utama antara Freud dan Jung terletak pada penekanan mereka pada aspek ketidaksadaran individual dan kolektif dalam psikologi sastra. Freud fokus pada pengalaman pribadi dan trauma, sedangkan Jung melihat karya sastra sebagai ekspresi dari jiwa manusia universal. Kajian Sigmun Freud juga lebih berfokus pada konsep dasar psikoanalisis seperti id, ego, dan superego, serta menekankan pada analisis simbol dalam karya sastra untuk mengungkap makna tersembunyi. Sedangkan kajian Carl Gustav Jung lebih fokus pada ketidaksadaran kolektif dan arketipe universal, serta menekankan analisis arketipe dalam karya sastra untuk memahami makna yang lebih luas.
Nama : Elma Malini
Npm : 2313041047
Perbedaan fokus kajian Sigmund Freud dan carl Gustav dalam psikologi sastra terletak pada cara memahami dan menjelaskan pikiran bawah sadar manusia.
Sigmund Freud percaya bahwa pikiran bawah sadar adalah bagian terdalam dari pikiran manusia dan terdiri dari tiga komponen utama: id, ego, dan superego.
Id mewakili dorongan instingtual dan naluri bawah sadar, ego berperan sebagai pengatur realitas, dan superego mewakili norma dan nilai moral internal yang ditransmisikan oleh masyarakat.
Sebaliknya, Carl Jung mengembangkan konsep arketipe dalam teorinya tentang alam bawah sadar. Jung memandang alam bawah sadar sebagai lapisan yang lebih luas dan kompleks dibandingkan Freud. Jung juga lebih fokus pada bagaimana aspek universal dan kolektif dalam alam bawah sadar dapat memengaruhi karya sastra dan perilaku manusia secara lebih luas.
Npm : 2313041047
Perbedaan fokus kajian Sigmund Freud dan carl Gustav dalam psikologi sastra terletak pada cara memahami dan menjelaskan pikiran bawah sadar manusia.
Sigmund Freud percaya bahwa pikiran bawah sadar adalah bagian terdalam dari pikiran manusia dan terdiri dari tiga komponen utama: id, ego, dan superego.
Id mewakili dorongan instingtual dan naluri bawah sadar, ego berperan sebagai pengatur realitas, dan superego mewakili norma dan nilai moral internal yang ditransmisikan oleh masyarakat.
Sebaliknya, Carl Jung mengembangkan konsep arketipe dalam teorinya tentang alam bawah sadar. Jung memandang alam bawah sadar sebagai lapisan yang lebih luas dan kompleks dibandingkan Freud. Jung juga lebih fokus pada bagaimana aspek universal dan kolektif dalam alam bawah sadar dapat memengaruhi karya sastra dan perilaku manusia secara lebih luas.
Nama : Antalia handayani
Npm : 2313041001
Salah satu hal yang mengganggu Carl Jung saat mempelajari teori psikoanalisis adalah penggunaan kata "seksual" dan "incest" oleh Freud dalam menjelaskan hubungan orang tua dan anak. Hal ini ditentang oleh Jung karena memberi kesan bahwa seorang anak sudah matang secara seksual, dengan semua hormon dan organ-organnya, sejak lahir. Ilmu biologi masa itu telah sampai pada kesimpulan bahwa kematangan seksual manusia baru dicapai pada usia belasan tahun, sehingga penggunaan istilah "seksual" dan "incest" tidaklah tepat. Jung mengatakan, yang bisa melakukan "incest" hanyalah orang dewasa, sehingga frase "incest ibu ke anak laki-lakinya" lebih tepat ketimbang "incest anak laki-laki ke ibunya," kecuali jika mereka berdua sudah dewasa.
Menurut Carl Jung, mimpi bukan cuma bertujuan untuk wish-fulfillment
Jung tidak setuju dengan Freud soal interpretasi mimpi cuma sebagai sarana "pemenuhan angan-angan" oleh alam luar kesadaran. Menurut Jung, banyak sekali mimpi-mimpi seram, atau membingungkan, yang sama sekali tidak mencerminkan interpretasi "pemenuhan angan-angan." Selain itu, keberadaan materi-materi kuno di mimpi-mimpi seseorang yang tidak pernah menjalani kehidupan secara kuno bertentangan dengan konsep "wish-fulfillment" dari Freud.
Penjajakan mengenai isi alam luar kesadaran bisa dicapai dengan cara apa saja, tidak harus dengan interpretasi mimpi
Menurut Carl Jung, isi alam luar kesadaran bisa dijajaki dengan metode apapun, yang paling mudah adalah dengan tes asosiasi kata-kata. Kata-kata yang direspon sangat lama, terlupa, atau melantur adalah pertanda bahwa kata-kata tersebut punya keterkaitan dengan trauma yang dialami seorang pasien. Konsultasi psikologis kemudian bisa berlanjut dengan hasil dari tes asosiasi kata-kata ini.
Jung menilai bahwa teknik asosiasi bebas yang dipakai Freud dalam interpretasi mimpi ini membuang-buang waktu dan tidak efektif
Carl Jung tidak setuju dengan penggunaan teknik asosiasi bebas untuk menerjemahkan mimpi seseorang. Jung berpendapat bahwa teknik asosiasi bebas ala Freud berpotensi menyelewengkan diskusi dari batas-batas yang diberikan materi mimpi. Kegiatan interpretasi mimpi yang demikian, menurut Jung, hanya membuang-buang waktu dan interpretasi yang diberikan sangat rentan buat jadi ngawur.
Npm : 2313041001
Salah satu hal yang mengganggu Carl Jung saat mempelajari teori psikoanalisis adalah penggunaan kata "seksual" dan "incest" oleh Freud dalam menjelaskan hubungan orang tua dan anak. Hal ini ditentang oleh Jung karena memberi kesan bahwa seorang anak sudah matang secara seksual, dengan semua hormon dan organ-organnya, sejak lahir. Ilmu biologi masa itu telah sampai pada kesimpulan bahwa kematangan seksual manusia baru dicapai pada usia belasan tahun, sehingga penggunaan istilah "seksual" dan "incest" tidaklah tepat. Jung mengatakan, yang bisa melakukan "incest" hanyalah orang dewasa, sehingga frase "incest ibu ke anak laki-lakinya" lebih tepat ketimbang "incest anak laki-laki ke ibunya," kecuali jika mereka berdua sudah dewasa.
Menurut Carl Jung, mimpi bukan cuma bertujuan untuk wish-fulfillment
Jung tidak setuju dengan Freud soal interpretasi mimpi cuma sebagai sarana "pemenuhan angan-angan" oleh alam luar kesadaran. Menurut Jung, banyak sekali mimpi-mimpi seram, atau membingungkan, yang sama sekali tidak mencerminkan interpretasi "pemenuhan angan-angan." Selain itu, keberadaan materi-materi kuno di mimpi-mimpi seseorang yang tidak pernah menjalani kehidupan secara kuno bertentangan dengan konsep "wish-fulfillment" dari Freud.
Penjajakan mengenai isi alam luar kesadaran bisa dicapai dengan cara apa saja, tidak harus dengan interpretasi mimpi
Menurut Carl Jung, isi alam luar kesadaran bisa dijajaki dengan metode apapun, yang paling mudah adalah dengan tes asosiasi kata-kata. Kata-kata yang direspon sangat lama, terlupa, atau melantur adalah pertanda bahwa kata-kata tersebut punya keterkaitan dengan trauma yang dialami seorang pasien. Konsultasi psikologis kemudian bisa berlanjut dengan hasil dari tes asosiasi kata-kata ini.
Jung menilai bahwa teknik asosiasi bebas yang dipakai Freud dalam interpretasi mimpi ini membuang-buang waktu dan tidak efektif
Carl Jung tidak setuju dengan penggunaan teknik asosiasi bebas untuk menerjemahkan mimpi seseorang. Jung berpendapat bahwa teknik asosiasi bebas ala Freud berpotensi menyelewengkan diskusi dari batas-batas yang diberikan materi mimpi. Kegiatan interpretasi mimpi yang demikian, menurut Jung, hanya membuang-buang waktu dan interpretasi yang diberikan sangat rentan buat jadi ngawur.
Nama : Intan Fadillah
NPM : 2313041025
Kelas : 2A
Perbedaan teori Sigmund Freud dan Jung. Sigmund Freud berbicara tentang id, ego, dan superego. Sedangkan Jung berbicara tentang mimpi yang dikaitkan dengan sifat religius dan gen dari nenek moyang. Freud berfokus pada tingkah laku. Sedangkan Jung tidak meletakkan pandangan determinisik dan dipengaruhi oleh artetip. Sigmun Freud menjelaskan bahwa ego ada hadir untuk memisahkan id, dan superego menjadi penengah untuk menjembatani atau memberikan keseimbangan antara id dan superego. Sedangkan Jung berfokus pada mimpi dan khayalan. Menurutnya, dari mimpi kita bisa menelisik. Untuk menjadi diri sendiri kita harus menjadi orang lain.
NPM : 2313041025
Kelas : 2A
Perbedaan teori Sigmund Freud dan Jung. Sigmund Freud berbicara tentang id, ego, dan superego. Sedangkan Jung berbicara tentang mimpi yang dikaitkan dengan sifat religius dan gen dari nenek moyang. Freud berfokus pada tingkah laku. Sedangkan Jung tidak meletakkan pandangan determinisik dan dipengaruhi oleh artetip. Sigmun Freud menjelaskan bahwa ego ada hadir untuk memisahkan id, dan superego menjadi penengah untuk menjembatani atau memberikan keseimbangan antara id dan superego. Sedangkan Jung berfokus pada mimpi dan khayalan. Menurutnya, dari mimpi kita bisa menelisik. Untuk menjadi diri sendiri kita harus menjadi orang lain.
Nama : Sabrina Zalfa Syawalika
NPM : 2313041057
Perbedaan fokus kajian Sigmund Freud dan Carl Gustav Jung
Freud menekankan pada konsep id, ego, dan superego sedangkan Jung berfokus pada arktipe atau mimpi dan khayalan.
Maka bila Sigmund Freud hanya membatasi kepribadian dengan istilah kesadaran dan ketidaksadaran, Jung membaginya menjadi kesadaran ,ketidaksadaran personal, dan ketidaksadaran kolektif
NPM : 2313041057
Perbedaan fokus kajian Sigmund Freud dan Carl Gustav Jung
Freud menekankan pada konsep id, ego, dan superego sedangkan Jung berfokus pada arktipe atau mimpi dan khayalan.
Maka bila Sigmund Freud hanya membatasi kepribadian dengan istilah kesadaran dan ketidaksadaran, Jung membaginya menjadi kesadaran ,ketidaksadaran personal, dan ketidaksadaran kolektif
Nama: Niratri Astika Devi
NPM: 2313041085
Kajian Sigmun Freud mengatakan bahwa tingkah laku manusia di pengaruhi oleh tiga komponen, yakni Ego, Superego, dan Id.
Sedangkan Kajian Carl Gustav Jung mengatakan bahwa tingkah laku manusia ditentukan oleh sejarah individu, ras, tujuan, dan aspirasi. Dapat dikatakan faktor masa lalu dan masa yang akan datang mempengaruhi tingkah laku manusia.
NPM: 2313041085
Kajian Sigmun Freud mengatakan bahwa tingkah laku manusia di pengaruhi oleh tiga komponen, yakni Ego, Superego, dan Id.
Sedangkan Kajian Carl Gustav Jung mengatakan bahwa tingkah laku manusia ditentukan oleh sejarah individu, ras, tujuan, dan aspirasi. Dapat dikatakan faktor masa lalu dan masa yang akan datang mempengaruhi tingkah laku manusia.
Nama: Gabriella Marselina Lumban Gaol
NPM: 2313041035
Kesimpulan yang saya dapatkan mengenai beda fokus kajian Sigmun Freud dan CG Jung dalam Psikologi Sastra adalah teori Freud yang menganggap alam bawah sadar sebagai bagian terdalam dari pikiran manusia, terdiri dari tiga komponen utama: id, ego, dan superego. Id mewakili dorongan-dorongan naluriah dan insting-insting yang tidak disadari, ego bertindak sebagai pengatur realitas, dan superego mewakili norma-norma dan nilai-nilai moral internal yang ditanamkan oleh masyarakat. Sedangkan Freud menganggap motivasi utama di balik perilaku manusia berasal dari dorongan-dorongan seksual dan agresif.
Teori Jung, terutama dalam konsep arketipe, memandang alam bawah sadar sebagai lapisan yang lebih luas dan lebih kompleks dari Freud. Hal ini mencakup tidak hanya aspek personal (alam bawah sadar pribadi), tetapi juga aspek yang lebih universal dan bersifat kolektif (alam bawah sadar kolektif). Jung menganggap motivasi manusia tidak hanya berasal dari dorongan-dorongan seksual dan agresif, tetapi juga dari keinginan untuk mencapai individuasi dan keseimbangan psikologis.
NPM: 2313041035
Kesimpulan yang saya dapatkan mengenai beda fokus kajian Sigmun Freud dan CG Jung dalam Psikologi Sastra adalah teori Freud yang menganggap alam bawah sadar sebagai bagian terdalam dari pikiran manusia, terdiri dari tiga komponen utama: id, ego, dan superego. Id mewakili dorongan-dorongan naluriah dan insting-insting yang tidak disadari, ego bertindak sebagai pengatur realitas, dan superego mewakili norma-norma dan nilai-nilai moral internal yang ditanamkan oleh masyarakat. Sedangkan Freud menganggap motivasi utama di balik perilaku manusia berasal dari dorongan-dorongan seksual dan agresif.
Teori Jung, terutama dalam konsep arketipe, memandang alam bawah sadar sebagai lapisan yang lebih luas dan lebih kompleks dari Freud. Hal ini mencakup tidak hanya aspek personal (alam bawah sadar pribadi), tetapi juga aspek yang lebih universal dan bersifat kolektif (alam bawah sadar kolektif). Jung menganggap motivasi manusia tidak hanya berasal dari dorongan-dorongan seksual dan agresif, tetapi juga dari keinginan untuk mencapai individuasi dan keseimbangan psikologis.
Nama : Syipa An Nisa
NPM : 2313041021
Perbedaan fokus kajian Sigmun Freud dan Carl Gustav Jung
• Sigmun Freud Lebih terfokus pada tujuan tingkah laku (id, ego, dan superego), bahwa ego ada dan hadir untuk memisahkan id dan superego (menjadi penengah atau keseimbangan).
• Carl Gustav Jung Lebih dipengaruhi oleh arketip (sistem mengenai kebebasan berkehendak dan spontanitas). Terfokus kepada bagaimana mimpi itu mempengaruhi kesadaran seseorang. Dari mimpi semuanya bisa diteliti.
Pandangan Jung tentang kepribadian adalah prospektif dalam arti bahwa ia melihat ke depan ke arah garis perkembangan sang pribadi di masa depan dan retrospektif dalam arti bahwa ia memperlihatkan masa lampau.
-Perbedaan Pandangan Frued dan Jung
•Frued
Berorientasi kausalitas, menekankan peranan masa lalu.
•Jung
Menggabungkan kausalitas dengan teknologis (pengarus masa lalu dengan tujuan dan aspirasi individu).
Konsep tentang alam bawah sadar menurut Freud adalah mengenalkan konsep bawah sadar sebagai penyimpanan dari dorongan-dorongan ketidaksadaran yang mendasari manusia. Sedangkan menurut Jung mengakui keberadaan bawah sadar, tetapi lebih menekankan pada aspek kolektif dan simbolisnya, seperti arketipe.
NPM : 2313041021
Perbedaan fokus kajian Sigmun Freud dan Carl Gustav Jung
• Sigmun Freud Lebih terfokus pada tujuan tingkah laku (id, ego, dan superego), bahwa ego ada dan hadir untuk memisahkan id dan superego (menjadi penengah atau keseimbangan).
• Carl Gustav Jung Lebih dipengaruhi oleh arketip (sistem mengenai kebebasan berkehendak dan spontanitas). Terfokus kepada bagaimana mimpi itu mempengaruhi kesadaran seseorang. Dari mimpi semuanya bisa diteliti.
Pandangan Jung tentang kepribadian adalah prospektif dalam arti bahwa ia melihat ke depan ke arah garis perkembangan sang pribadi di masa depan dan retrospektif dalam arti bahwa ia memperlihatkan masa lampau.
-Perbedaan Pandangan Frued dan Jung
•Frued
Berorientasi kausalitas, menekankan peranan masa lalu.
•Jung
Menggabungkan kausalitas dengan teknologis (pengarus masa lalu dengan tujuan dan aspirasi individu).
Konsep tentang alam bawah sadar menurut Freud adalah mengenalkan konsep bawah sadar sebagai penyimpanan dari dorongan-dorongan ketidaksadaran yang mendasari manusia. Sedangkan menurut Jung mengakui keberadaan bawah sadar, tetapi lebih menekankan pada aspek kolektif dan simbolisnya, seperti arketipe.
Nama :Najib Aqdam Pambudi
NPM : 2353041006
Izin memberikan penjelesan dari pertanyaan di atas pak.
1. Sigmund Freud: Fokus pada Teori Seksual dan Bawah Sadar (Id, Ego, Super Ego)
Freud dikenal karena teori-teorinya tentang bawah sadar dan konsep libido atau energi psikis.
Dalam psikologi sastra, Freud percaya bahwa karya sastra adalah manifestasi dari konflik psikologis yang tersembunyi dalam alam bawah sadar penulisnya.
Freud mengklaim bahwa karya sastra adalah sarana bagi penulis untuk mengekspresikan konflik psikologis mereka, termasuk keinginan-keinginan seksual yang terdapat dalam bawah sadar.
Pendekatan Freud terhadap psikologi sastra lebih fokus pada aspek-aspek seksualitas dan teori psikoanalisisnya.
2. Carl Gustav Jung: Fokus pada Arketipe dan Kollektif Bawah Sadar
Jung mengembangkan konsep arketipe, yaitu pola-pola pikiran dan perilaku yang telah diwariskan secara kolektif dari nenek moyang kita.
Dalam psikologi sastra, Jung lebih menekankan pada simbol-simbol universal yang muncul dalam karya sastra dan hubungannya dengan arketipe yang terdapat dalam kolektif bawah sadar manusia.
Ia percaya bahwa karya sastra dapat memberikan wawasan yang mendalam tentang alam bawah sadar kolektif manusia dan dapat membantu individu memahami diri mereka sendiri dan dunia di sekitar mereka.
Pendekatan Jung terhadap psikologi sastra lebih menekankan pada aspek-aspek mitologis, simbolis, dan spiritual dalam karya sastra. Contoh dari pendekatannya adalah interpretasi Jungian atas simbol-simbol dalam karya sastra, seperti konsep anima/animus, bayangan, dan self.
Jadi, perbedaan fokus kajian antara Freud dan Jung dalam psikologi sastra terletak pada pendekatan yang mereka ambil terhadap alam bawah sadar, di mana Freud lebih menekankan pada aspek seksualitas dan konflik psikologis individu, sedangkan Jung lebih menekankan pada simbol-simbol universal dan arketipe yang berkaitan dengan kolektif bawah sadar manusia.
NPM : 2353041006
Izin memberikan penjelesan dari pertanyaan di atas pak.
1. Sigmund Freud: Fokus pada Teori Seksual dan Bawah Sadar (Id, Ego, Super Ego)
Freud dikenal karena teori-teorinya tentang bawah sadar dan konsep libido atau energi psikis.
Dalam psikologi sastra, Freud percaya bahwa karya sastra adalah manifestasi dari konflik psikologis yang tersembunyi dalam alam bawah sadar penulisnya.
Freud mengklaim bahwa karya sastra adalah sarana bagi penulis untuk mengekspresikan konflik psikologis mereka, termasuk keinginan-keinginan seksual yang terdapat dalam bawah sadar.
Pendekatan Freud terhadap psikologi sastra lebih fokus pada aspek-aspek seksualitas dan teori psikoanalisisnya.
2. Carl Gustav Jung: Fokus pada Arketipe dan Kollektif Bawah Sadar
Jung mengembangkan konsep arketipe, yaitu pola-pola pikiran dan perilaku yang telah diwariskan secara kolektif dari nenek moyang kita.
Dalam psikologi sastra, Jung lebih menekankan pada simbol-simbol universal yang muncul dalam karya sastra dan hubungannya dengan arketipe yang terdapat dalam kolektif bawah sadar manusia.
Ia percaya bahwa karya sastra dapat memberikan wawasan yang mendalam tentang alam bawah sadar kolektif manusia dan dapat membantu individu memahami diri mereka sendiri dan dunia di sekitar mereka.
Pendekatan Jung terhadap psikologi sastra lebih menekankan pada aspek-aspek mitologis, simbolis, dan spiritual dalam karya sastra. Contoh dari pendekatannya adalah interpretasi Jungian atas simbol-simbol dalam karya sastra, seperti konsep anima/animus, bayangan, dan self.
Jadi, perbedaan fokus kajian antara Freud dan Jung dalam psikologi sastra terletak pada pendekatan yang mereka ambil terhadap alam bawah sadar, di mana Freud lebih menekankan pada aspek seksualitas dan konflik psikologis individu, sedangkan Jung lebih menekankan pada simbol-simbol universal dan arketipe yang berkaitan dengan kolektif bawah sadar manusia.
Nama : Bella Yulia Pratiwi
NPM : 2313041017
Kelas : 2 A
Perbedaan teori kajian Sigmun Freud dan teori kajianCarl Gustav
1. teori kajian sigmun freud berfokus pada tingkah laku
1. Id : alam tidak sadar
2. Ego : alam sadar
3. Super ego : bawah sadar
2. Sigmun Freud menjelaskan bahwa ego ada hadir untuk memisahkan id, dan superego menjadi penengah untuk menjembatani atau memberikan keseimbangan antara id dan superego.
1. Sedangkan Jung berbicara tentang mimpi yang dikaitkan dengan sifat religius dan gen dari nenek moyang.
2. Sedangkan Jung berfokus pada mimpi dan khayalan. Menurutnya, dari mimpi kita bisa menelisik. Untuk menjadi diri sendiri kita harus menjadi orang lain.
NPM : 2313041017
Kelas : 2 A
Perbedaan teori kajian Sigmun Freud dan teori kajianCarl Gustav
1. teori kajian sigmun freud berfokus pada tingkah laku
1. Id : alam tidak sadar
2. Ego : alam sadar
3. Super ego : bawah sadar
2. Sigmun Freud menjelaskan bahwa ego ada hadir untuk memisahkan id, dan superego menjadi penengah untuk menjembatani atau memberikan keseimbangan antara id dan superego.
1. Sedangkan Jung berbicara tentang mimpi yang dikaitkan dengan sifat religius dan gen dari nenek moyang.
2. Sedangkan Jung berfokus pada mimpi dan khayalan. Menurutnya, dari mimpi kita bisa menelisik. Untuk menjadi diri sendiri kita harus menjadi orang lain.
Nama: Yola Anisa Dewi
NPM : 2313041055
Perbedaan fokus kajian Sigmund dan Carl Jung dalam psikologi sastra:
1. Freud memandang alam bawah sadar sebagai bagian terdalam dari pikiran manusia. Bagian tersebut terdiri dati tiga komponen utama, yaitu id, ego dan superego. Id mewakili dorongan-dorongan naluriah dan insting-insting yang tidak disadari. Ego bertindak sebagai pengatur realitas. Dan superego mewakili norma dan nilai moral internal yang ditanamkan masyarakat.
Sementara, Jung mengembangkan konsep arketipe dalam teorinya tentang alam bawah sadar. Jung memandang alam bawah sadar sebagai lapisan yang lebih luas dan lebih kompleks dari Freud. Tidak hanya mencakup aspek personal tetapi juga aspek yang lebih universal dan bersifat kolektif.
2. Freud berpendapat bahwa motivasi utama dibalik perilaku manusia berasal dari dorongan seksual. Freud juga menganggap motivasi berasal dari agresif yang terpendam didalam bawah alam sadar.
Sementara Jung menagnggap motivasi manusia tidak hanya berasal dari dorongan-dorongan seksual dan agresif, tetapi juga dri keinginan untuk mencapai individuasi dan keseimbangan psikologis. Jung menkankan pentingnya pertumbuhan spiritual dalam pengembangan diri dalam proses individuasi.
3. Freud berpendapat bahwa alam bawah sadar penuh dengan materi yang tidak sadar dan tersembunyi. Seperti ingatan traumatis, keinginan trlarang, dan konflik psikoseksual.
Sedangkan Jung meyakini alam bawah sadar prnuh dengan simbol-simbol dan mitos yang berasal dari alam bawh sadar kolektif.
NPM : 2313041055
Perbedaan fokus kajian Sigmund dan Carl Jung dalam psikologi sastra:
1. Freud memandang alam bawah sadar sebagai bagian terdalam dari pikiran manusia. Bagian tersebut terdiri dati tiga komponen utama, yaitu id, ego dan superego. Id mewakili dorongan-dorongan naluriah dan insting-insting yang tidak disadari. Ego bertindak sebagai pengatur realitas. Dan superego mewakili norma dan nilai moral internal yang ditanamkan masyarakat.
Sementara, Jung mengembangkan konsep arketipe dalam teorinya tentang alam bawah sadar. Jung memandang alam bawah sadar sebagai lapisan yang lebih luas dan lebih kompleks dari Freud. Tidak hanya mencakup aspek personal tetapi juga aspek yang lebih universal dan bersifat kolektif.
2. Freud berpendapat bahwa motivasi utama dibalik perilaku manusia berasal dari dorongan seksual. Freud juga menganggap motivasi berasal dari agresif yang terpendam didalam bawah alam sadar.
Sementara Jung menagnggap motivasi manusia tidak hanya berasal dari dorongan-dorongan seksual dan agresif, tetapi juga dri keinginan untuk mencapai individuasi dan keseimbangan psikologis. Jung menkankan pentingnya pertumbuhan spiritual dalam pengembangan diri dalam proses individuasi.
3. Freud berpendapat bahwa alam bawah sadar penuh dengan materi yang tidak sadar dan tersembunyi. Seperti ingatan traumatis, keinginan trlarang, dan konflik psikoseksual.
Sedangkan Jung meyakini alam bawah sadar prnuh dengan simbol-simbol dan mitos yang berasal dari alam bawh sadar kolektif.
Nama: Sulistia Ghaliza Sabina
Npm: 2313041011
Freud dan Jung menawarkan dua pendekatan berbeda untuk psikologi sastra, dengan fokus pada aspek bawah sadar yang berbeda dari perilaku manusia. Pemahaman kedua teori ini dapat memberikan wawasan yang kaya tentang makna dan interpretasi karya sastra.
1. Sigmund Freud:
- Psikoanalisis: Freud dikenal sebagai bapak psikoanalisis. Ia mengembangkan teori tentang alam bawah sadar, yang mencakup konsep id, ego, dan superego.
- Interpretasi Mimpi: Freud memandang mimpi sebagai jalan menuju alam bawah sadar. Dalam analisis sastra, mimpi dan fantasi karakter sering diinterpretasikan untuk mengungkapkan keinginan terpendam dan konflik internal.
- Konsep Seksualitas: Freud menekankan pentingnya dorongan seksual dalam perkembangan psikologis. Dalam sastra, tema-tema seperti hasrat, represi seksual, dan kompleks Oedipus sering dianalisis berdasarkan teorinya.
- Mekanisme Pertahanan: Freud mengidentifikasi berbagai mekanisme pertahanan seperti penyangkalan, represi, dan sublimasi yang bisa dilihat dalam perilaku karakter sastra.
2. Carl Gustav Jung:
- Psikologi Analitik: Jung mengembangkan psikologi analitik yang berbeda dari psikoanalisis Freud. Fokusnya adalah pada alam bawah sadar kolektif dan arketipe.
- Arketipe: Jung memperkenalkan konsep arketipe, yaitu gambar atau simbol universal yang muncul di alam bawah sadar manusia dan sering ditemukan dalam mitos, cerita rakyat, dan karya sastra. Contohnya adalah arketipe "Pahlawan," "Bayangan," "Ibu," dan "Anima/Animus."
- Individuasi: Jung menekankan proses individuasi, yaitu perjalanan psikologis seseorang menuju kesadaran diri yang utuh. Dalam analisis sastra, proses individuasi karakter bisa diidentifikasi dan dipelajari.
- Simbolisme: Jung sangat tertarik pada simbol dan maknanya. Analisis sastra berdasarkan teorinya sering berfokus pada simbol-simbol yang muncul dalam teks dan makna mendalam yang mereka bawa.
Npm: 2313041011
Freud dan Jung menawarkan dua pendekatan berbeda untuk psikologi sastra, dengan fokus pada aspek bawah sadar yang berbeda dari perilaku manusia. Pemahaman kedua teori ini dapat memberikan wawasan yang kaya tentang makna dan interpretasi karya sastra.
1. Sigmund Freud:
- Psikoanalisis: Freud dikenal sebagai bapak psikoanalisis. Ia mengembangkan teori tentang alam bawah sadar, yang mencakup konsep id, ego, dan superego.
- Interpretasi Mimpi: Freud memandang mimpi sebagai jalan menuju alam bawah sadar. Dalam analisis sastra, mimpi dan fantasi karakter sering diinterpretasikan untuk mengungkapkan keinginan terpendam dan konflik internal.
- Konsep Seksualitas: Freud menekankan pentingnya dorongan seksual dalam perkembangan psikologis. Dalam sastra, tema-tema seperti hasrat, represi seksual, dan kompleks Oedipus sering dianalisis berdasarkan teorinya.
- Mekanisme Pertahanan: Freud mengidentifikasi berbagai mekanisme pertahanan seperti penyangkalan, represi, dan sublimasi yang bisa dilihat dalam perilaku karakter sastra.
2. Carl Gustav Jung:
- Psikologi Analitik: Jung mengembangkan psikologi analitik yang berbeda dari psikoanalisis Freud. Fokusnya adalah pada alam bawah sadar kolektif dan arketipe.
- Arketipe: Jung memperkenalkan konsep arketipe, yaitu gambar atau simbol universal yang muncul di alam bawah sadar manusia dan sering ditemukan dalam mitos, cerita rakyat, dan karya sastra. Contohnya adalah arketipe "Pahlawan," "Bayangan," "Ibu," dan "Anima/Animus."
- Individuasi: Jung menekankan proses individuasi, yaitu perjalanan psikologis seseorang menuju kesadaran diri yang utuh. Dalam analisis sastra, proses individuasi karakter bisa diidentifikasi dan dipelajari.
- Simbolisme: Jung sangat tertarik pada simbol dan maknanya. Analisis sastra berdasarkan teorinya sering berfokus pada simbol-simbol yang muncul dalam teks dan makna mendalam yang mereka bawa.
Anisa Rosida Yana (2313041071)
Pandangan Freud
Kesadaran dan alam bawah sadar, Freud menyatakan bahwa kesadaran adalah bagian kecil dari pikiran yang dapat diakses langsung oleh manusia, sedangkan alam bawah sadar terdiri dari konten mental yang tidak tersedia secara langsung dalam kesadaran. Freud percaya bahwa alam bawah sadar dipenuhi oleh dorongan-dorongan primitif seperti dorongan seksual dan agresif, serta pengalaman traumatis yang ditekan. Perbedaan yaitu Freud melihat alam bawah sadar sebagai tempat penyimpanan dorongan-dorongan primitif dan pengalaman yang tidak disadari, yang dapat memengaruhi perilaku tanpa disadari oleh manusia. Pemahaman Freud mengenai alam bawah sadar sering kali menekankan aspek-aspek instingual dan konflik psikologis yang tersembunyi.
Pandangan Jung
Bagi jung, alam bawah sadar tidak hanya berisi dorongan-dorongan primitif tetapi juga arketipe-arketipe universal dan simbol-simbol kolektif. Kesadaran menurut Jung, adalah bagian dari pikiran yang kita sadari secara langsung, Sedangkan alam bawah sadar mencakup aspek-aspek yang lebih dalam dan kompleks dari psikis manusia.
Perbedaan antara pandangan Jung dan Freud tentang alam bawah sadar yaitu bahwa Jung menyertakan arketipe dan simbol-simbol kolektif dalam konsep tersebut. Jung memperluas pemahaman tentang alam bawah sadar dengan menyoroti warisan budaya dan spiritual di dalamnya.
Dalam konteks teks sastra, perbedaan mendasar antara teori-teori mereka memengaruhi cara untuk memahami karakter, plot, dan simbol-simbol dalam karya sastra. Pemahaman Freud tentang alam bawah sadar memberikan penekanan pada konflik internal, dorongan-dorongan tersembunyi, dan trauma yang mungkin mempengaruhi karakter dan plot dalam karya sastra.
Sedangkan, pandangan Jung tentang alam bawah sadar yang mencakup arketipe dan simbol-simbol kolektif yang memberikan kerangka kerja yang lebih luas untuk memahami teks sastra.
Kesadaran dan alam bawah sadar, Freud menyatakan bahwa kesadaran adalah bagian kecil dari pikiran yang dapat diakses langsung oleh manusia, sedangkan alam bawah sadar terdiri dari konten mental yang tidak tersedia secara langsung dalam kesadaran. Freud percaya bahwa alam bawah sadar dipenuhi oleh dorongan-dorongan primitif seperti dorongan seksual dan agresif, serta pengalaman traumatis yang ditekan. Perbedaan yaitu Freud melihat alam bawah sadar sebagai tempat penyimpanan dorongan-dorongan primitif dan pengalaman yang tidak disadari, yang dapat memengaruhi perilaku tanpa disadari oleh manusia. Pemahaman Freud mengenai alam bawah sadar sering kali menekankan aspek-aspek instingual dan konflik psikologis yang tersembunyi.
Pandangan Jung
Bagi jung, alam bawah sadar tidak hanya berisi dorongan-dorongan primitif tetapi juga arketipe-arketipe universal dan simbol-simbol kolektif. Kesadaran menurut Jung, adalah bagian dari pikiran yang kita sadari secara langsung, Sedangkan alam bawah sadar mencakup aspek-aspek yang lebih dalam dan kompleks dari psikis manusia.
Perbedaan antara pandangan Jung dan Freud tentang alam bawah sadar yaitu bahwa Jung menyertakan arketipe dan simbol-simbol kolektif dalam konsep tersebut. Jung memperluas pemahaman tentang alam bawah sadar dengan menyoroti warisan budaya dan spiritual di dalamnya.
Dalam konteks teks sastra, perbedaan mendasar antara teori-teori mereka memengaruhi cara untuk memahami karakter, plot, dan simbol-simbol dalam karya sastra. Pemahaman Freud tentang alam bawah sadar memberikan penekanan pada konflik internal, dorongan-dorongan tersembunyi, dan trauma yang mungkin mempengaruhi karakter dan plot dalam karya sastra.
Sedangkan, pandangan Jung tentang alam bawah sadar yang mencakup arketipe dan simbol-simbol kolektif yang memberikan kerangka kerja yang lebih luas untuk memahami teks sastra.
Vidia Adinda Zahra ni
2313041009
Carl Jung memiliki pendekatan yang berbeda terhadap alam bawah sadar Freud. Jung percaya bahwa alam bawah sadar tidak hanya terdiri dari bagian tak sadar yang tersembunyi. Tetapi juga memiliki aspek yang lebih luas dan lebih inklusif.
Sigmund Freud menyatakan bahwa alam bawah sadar terdiri dari bagian tak sadar dalam pikiran dan perasaan yang tersembunyi. Menurut Freud, alam bawah sadar dipengaruhi oleh dorongan-dorongan seksual dan agresif. Yang tanpa disadari itu berasal dari pengalaman masa kecil.
Teori Psikoanalisis Sigmund Freud fokus pada aspek psikologis yang berasal dari konflik antara keinginan dan tabu sosial, sementara Carl Jung menekankan pada aspek spiritual dan mitologi.
-Freud tekanan pada konsep id, ego, dan superego, sementara Jung tekanan pada konsep kompleks, arketipe, dan anima/animus.
-Freud tekanan pada konsep libido, sementara Jung tekanan pada konsep energi psikis.
-Freud tekanan pada konsep dorongan, sementara Jung seksual menekankan pada konsep kebutuhan untuk berkembang dan berubah.
-Freud tekanan pada konsep represi, sementara Jung tekanan pada konsep individuasi.
2313041009
Carl Jung memiliki pendekatan yang berbeda terhadap alam bawah sadar Freud. Jung percaya bahwa alam bawah sadar tidak hanya terdiri dari bagian tak sadar yang tersembunyi. Tetapi juga memiliki aspek yang lebih luas dan lebih inklusif.
Sigmund Freud menyatakan bahwa alam bawah sadar terdiri dari bagian tak sadar dalam pikiran dan perasaan yang tersembunyi. Menurut Freud, alam bawah sadar dipengaruhi oleh dorongan-dorongan seksual dan agresif. Yang tanpa disadari itu berasal dari pengalaman masa kecil.
Teori Psikoanalisis Sigmund Freud fokus pada aspek psikologis yang berasal dari konflik antara keinginan dan tabu sosial, sementara Carl Jung menekankan pada aspek spiritual dan mitologi.
-Freud tekanan pada konsep id, ego, dan superego, sementara Jung tekanan pada konsep kompleks, arketipe, dan anima/animus.
-Freud tekanan pada konsep libido, sementara Jung tekanan pada konsep energi psikis.
-Freud tekanan pada konsep dorongan, sementara Jung seksual menekankan pada konsep kebutuhan untuk berkembang dan berubah.
-Freud tekanan pada konsep represi, sementara Jung tekanan pada konsep individuasi.
Dea Rahmadani Fitri
2313041031
Dalam psikologi sastra, fokus kajian Sigmund Freud dan Carl Gustav Jung memiliki perbedaan yang signifikan karena pendekatan teoritis mereka yang berbeda terhadap psikologi dan pemahaman mereka tentang alam bawah sadar.
1. Sigmund Freud
- Teori Psikoanalisis: Freud adalah pelopor psikoanalisis, yang menekankan pentingnya alam bawah sadar dalam membentuk perilaku dan pengalaman manusia.
- Id, Ego, Superego: Freud membagi jiwa manusia menjadi tiga bagian: id (dorongan instingtif), ego (bagian yang berhubungan dengan realitas), dan superego (nilai moral dan sosial).
- Interpretasi Mimpi dan Simbolisme: Freud melihat mimpi dan karya sastra sebagai manifestasi dari keinginan dan konflik bawah sadar. Analisisnya sering fokus pada simbol-simbol yang merepresentasikan dorongan seksual dan agresif yang ditekan.
- Kompleks Oedipus: Freud sering menggunakan konsep ini untuk menganalisis dinamika keluarga dan hubungan antar karakter dalam karya sastra, yang mencerminkan keinginan bawah sadar yang tidak terselesaikan dari masa kanak-kanak.
2. Carl Gustav Jung
- Psikologi Analitik: Jung mengembangkan psikologi analitik yang memperluas konsep Freud dengan menambahkan dimensi spiritual dan kolektif.
- Alam Bawah Sadar Kolektif: Jung memperkenalkan konsep alam bawah sadar kolektif yang berisi archetypes atau pola dasar yang universal, yang diidentifikasi melalui mitos, cerita rakyat, dan simbol budaya.
- Archetypes: Jung mengidentifikasi beberapa archetypes utama seperti Anima/Animus, Shadow, dan Self. Dalam kajian sastra, Jungian akan menganalisis karakter dan narasi berdasarkan pola-pola arketipal ini.
- Individuasi: Jung menekankan proses individuasi, yaitu pencarian dan penyatuan diri sejati, yang seringkali tercermin dalam perjalanan protagonis dalam karya sastra.
Secara ringkas, Freud lebih fokus pada konflik internal dan dorongan bawah sadar yang berasal dari masa kanak-kanak, terutama yang bersifat seksual, sementara Jung lebih tertarik pada simbolisme kolektif, mitos, dan proses individuasi yang mencerminkan pencarian makna dan keseimbangan psikologis. Keduanya menawarkan alat analisis yang berbeda untuk memahami karya sastra dan karakter-karakternya.
2313041031
Dalam psikologi sastra, fokus kajian Sigmund Freud dan Carl Gustav Jung memiliki perbedaan yang signifikan karena pendekatan teoritis mereka yang berbeda terhadap psikologi dan pemahaman mereka tentang alam bawah sadar.
1. Sigmund Freud
- Teori Psikoanalisis: Freud adalah pelopor psikoanalisis, yang menekankan pentingnya alam bawah sadar dalam membentuk perilaku dan pengalaman manusia.
- Id, Ego, Superego: Freud membagi jiwa manusia menjadi tiga bagian: id (dorongan instingtif), ego (bagian yang berhubungan dengan realitas), dan superego (nilai moral dan sosial).
- Interpretasi Mimpi dan Simbolisme: Freud melihat mimpi dan karya sastra sebagai manifestasi dari keinginan dan konflik bawah sadar. Analisisnya sering fokus pada simbol-simbol yang merepresentasikan dorongan seksual dan agresif yang ditekan.
- Kompleks Oedipus: Freud sering menggunakan konsep ini untuk menganalisis dinamika keluarga dan hubungan antar karakter dalam karya sastra, yang mencerminkan keinginan bawah sadar yang tidak terselesaikan dari masa kanak-kanak.
2. Carl Gustav Jung
- Psikologi Analitik: Jung mengembangkan psikologi analitik yang memperluas konsep Freud dengan menambahkan dimensi spiritual dan kolektif.
- Alam Bawah Sadar Kolektif: Jung memperkenalkan konsep alam bawah sadar kolektif yang berisi archetypes atau pola dasar yang universal, yang diidentifikasi melalui mitos, cerita rakyat, dan simbol budaya.
- Archetypes: Jung mengidentifikasi beberapa archetypes utama seperti Anima/Animus, Shadow, dan Self. Dalam kajian sastra, Jungian akan menganalisis karakter dan narasi berdasarkan pola-pola arketipal ini.
- Individuasi: Jung menekankan proses individuasi, yaitu pencarian dan penyatuan diri sejati, yang seringkali tercermin dalam perjalanan protagonis dalam karya sastra.
Secara ringkas, Freud lebih fokus pada konflik internal dan dorongan bawah sadar yang berasal dari masa kanak-kanak, terutama yang bersifat seksual, sementara Jung lebih tertarik pada simbolisme kolektif, mitos, dan proses individuasi yang mencerminkan pencarian makna dan keseimbangan psikologis. Keduanya menawarkan alat analisis yang berbeda untuk memahami karya sastra dan karakter-karakternya.
Nama: Alifa Eka Silarwati
Npm: 2353041002
Dalam Psikologi Sastra, Sigmund Freud dan Carl Gustav Jung memiliki fokus studi yang berbeda, meskipun keduanya berkontribusi pada perkembangan psikoanalisis. Berikut adalah perbedaan fokus studi mereka:
1. Freud: Freud fokus pada analisis struktur kepribadian manusia, termasuk Id, Ego, dan Superego. Ia menekankan pentingnya analisis struktur ini dalam memahami perilaku manusia.
2. Jung: Jung fokus pada analisis struktur kepribadian yang lebih luas, termasuk kesadaran, ketidaksadaran pribadi, dan ketidaksadaran kolektif. Ia membagi unit kepribadian menjadi tiga bagian utama: kesadaran, ketidaksadaran pribadi, dan ketidaksadaran kolektif.
Npm: 2353041002
Dalam Psikologi Sastra, Sigmund Freud dan Carl Gustav Jung memiliki fokus studi yang berbeda, meskipun keduanya berkontribusi pada perkembangan psikoanalisis. Berikut adalah perbedaan fokus studi mereka:
1. Freud: Freud fokus pada analisis struktur kepribadian manusia, termasuk Id, Ego, dan Superego. Ia menekankan pentingnya analisis struktur ini dalam memahami perilaku manusia.
2. Jung: Jung fokus pada analisis struktur kepribadian yang lebih luas, termasuk kesadaran, ketidaksadaran pribadi, dan ketidaksadaran kolektif. Ia membagi unit kepribadian menjadi tiga bagian utama: kesadaran, ketidaksadaran pribadi, dan ketidaksadaran kolektif.