DISKUSI III

DISKUSI III

DISKUSI III

by Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd. -
Number of replies: 33

Baik teori mimetik, objektif, pragmatik, dan ekspresif memiliki kekhasan yang berbeda saat digunakan sebagai pisau bedah sastra. Masing-masing memiliki keunggulan, dan tidak bisa dikatakan teori ini lebih baik dari yang lain. Justru keempatnya bisa berdiri berdampingan sepanjang peneliti mampu melakukannya bersamaan.

Sebagai seorang mahasiswa pendidikan bahasa dan sastra Indonesia. Posisikan Anda adalah mahasiswa tingkat akhir dengan skripsi bidang sastra, Anda diminta membedah sebuah puisi atau novel dengan menggunakan salah satu dari keempat teori tersebut. Dari empat teori tersebut manakah yang kiranya dapat Anda garap secara maksimal, dan kemukakan alasannya?


In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by IIS HALISA -
Dari keempat teori tersebut, saya akan memilih teori objektif untuk melakukan bedah puisi atau novel. Alasannya karena teori objektif fokus pada analisis karya sastra tanpa memperhatikan latar belakang penulis atau konteks sejarahnya. Sebagai mahasiswa tingkat akhir, saya ingin menunjukkan kemampuan analisis murni terhadap karya sastra itu sendiri tanpa terlalu banyak terpengaruh oleh faktor eksternal.

Dengan menggunakan pendekatan objektif, saya dapat menggali lebih dalam elemen-elemen intrinsik dalam karya sastra, seperti tema, struktur, gaya bahasa, dan lain-lain. Ini akan memungkinkan saya untuk memberikan penafsiran yang lebih mendalam terhadap makna-makna yang terkandung dalam karya tersebut, tanpa terlalu bergantung pada asumsi atau interpretasi subjektif yang mungkin terkait dengan teori-teori lainnya.

Selain itu, pendekatan objektif dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan universal terhadap karya sastra, sehingga hasil analisis saya dapat lebih mudah dipahami dan diapresiasi oleh pembaca yang memiliki latar belakang atau perspektif yang berbeda.
In reply to IIS HALISA

Re: DISKUSI III

by Kaisya Nailatul Fadillah 2313041046 -
Penggunaan teori mimetik untuk membedah puisi atau novel bisa sangat efektif karena teori ini berkaitan dengan cara sebuah karya sastra dapat mendeskripsikan atau melukiskan gambaran kesadaran atau kenyataan.
Pada dasarnya, teori mimetik adalah teori yang berfokus pada bagaimana karya sastra menjadi kesadaran yang dapat digambarkan dengan kata-kata dan gagasan. Contohnya, dalam sebuah novel, seorang penulis dapat menggunakan teori mimetik untuk menciptakan tokoh, situasi, dan hal-hal yang dapat menarik perhatian pembaca. Penulis dapat menciptakan karakter yang dapat mewakili suatu kesadaran atau kondisi, seperti kesadaran akan kehilangan, kehilangan kekuasaan, atau kehilangan kendali. Situsasi dapat juga dibentuk melalui teori mimetik, seperti situasi yang menarik perhatian pembaca, situasi yang menghubungkan karakter dengan situasi, atau situasi yang menarik perhatian karena kekerasan dan kejangan. Permasalahan dalam novel juga dapat dibingkai dengan menggunakan teori mimetik, seperti permasalahan yang menggambarkan kesadaran atau keadaan, permasalahan yang menarik perhatian pembaca atau hal-hal yang menghubungkan tokoh dengan suatu situasi. Teori mimetik dapat digunakan untuk menciptakan tokoh, situasi, dan hal-hal yang dapat menarik perhatian pembaca, namun juga dapat menciptakan kesadaran dan keadaan yang dapat menarik perhatian pembaca.
Teori mimetik ini yang kiranya dapat digarap secara maksimal dalam membedah puisi atau novel. Alasannya adalah karena teori ini membahas tentang cara bagaimana suatu karya sastra dapat menggambarkan atau menggambar gambaran terhadap sebuah kesadaran atau kenyataan, yang dapat menjadi sangat efektif dalam membentuk karakter, situasi, dan persoalan yang dapat menarik perhatian pembaca.
In reply to Kaisya Nailatul Fadillah 2313041046

Re: DISKUSI III

by AUDI PUTRI ANGGINI -
Sebagai seorang mahasiswa tingkat akhir dengan skripsi di bidang sastra, memilih teori yang paling sesuai untuk menganalisis sebuah puisi atau novel bisa menjadi tugas yang menantang. Namun, jika saya harus memilih satu dari keempat teori yang Anda sebutkan (mimetik, objektif, pragmatik, dan ekspresif), saya mungkin akan memilih teori mimetik.

Alasan utama untuk memilih teori mimetik adalah karena fokus utamanya pada representasi realitas dalam karya sastra. Dalam menganalisis puisi atau novel, teori mimetik memungkinkan saya untuk memahami bagaimana karya tersebut merefleksikan dunia nyata, baik secara langsung maupun melalui simbolisme, metafora, dan penggambaran karakter.

Dengan menggunakan teori mimetik, saya dapat meneliti bagaimana puisi atau novel tersebut menggambarkan kehidupan, perasaan, atau pengalaman manusia, serta bagaimana karya tersebut merespons atau merefleksikan konteks sosial, budaya, atau politik pada saat itu. Ini akan membantu saya untuk memahami makna yang lebih dalam di balik kata-kata dan cerita yang disajikan oleh penulis.

Selain itu, teori mimetik memungkinkan saya untuk mengeksplorasi aspek estetika karya sastra, seperti gaya penulisan, struktur naratif, dan penggunaan bahasa. Dengan demikian, saya dapat menganalisis bagaimana penulis menggunakan elemen-elemen ini untuk menciptakan gambaran yang lebih hidup dan autentik dari dunia yang mereka ciptakan.
In reply to AUDI PUTRI ANGGINI

Re: DISKUSI III

by Kaisya Nailatul Fadillah 2313041046 -
Dalam keempat teori tersebut saya memilih teori mimetik, teori ini telah digunakan sebagai pisau bedah sastra yang efektif untuk membedah sebuah puisi atau novel. Mimetik adalah teori yang menganggap bahasa dan sastra sebagai alat untuk mengubah perasaan dan menggambarkan perilaku manusia.

Dalam menggunakan teori ini, saya dapat menganalisis bagaimana penggunaan kata, sintaks, dan pemakaian bahasa dalam suatu puisi atau novel mempengaruhi perilaku dan perasaan karakter.

Dalam menggunakan teori mimetik, saya dapat melakukan analisis yang lebih detail menemukan bagian-bagian yang memiliki efek yang lebih maksimal, dan menemukan hubungan yang lebih baik antara kata-kata dan perilaku karakter. Selain itu, teori mimetik juga dapat membantu saya mengerti lebih baik bagaimana penggunaan bahasa dalam suatu puisi atau novel mempengaruhi perilaku dan perasaan karakter.

Teori mimetik ini yang kiranya dapat saya garap secara maksimal dalam membedah puisi atau novel. Alasannya adalah karena teori ini membahas tentang cara bagaimana suatu karya sastra dapat menggambarkan atau menggambar gambaran terhadap sebuah kesadaran atau kenyataan, yang dapat menjadi sangat efektif dalam membentuk karakter, situasi, dan persoalan yang dapat menarik perhatian pembaca.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Rayhan Nurislam -
Menurut saya karya sastra adalah sebuah hiburan, sebuah cerita, fiksi, non fiksi yang berkaitan dengan kehidupan. Adapun pendekatan pendekatan yang digunakan dalam menganalisis sebuah karya sastra terutama novel, saya selaku mahasiswa memilih metode Objektif. Didalam sebuah karya sastra ada istilah kritik sastra yang itu bersifat objektif (merupakan tanggapan atau argumen terhadap suatu karya sastra) dapat disimpulkan bahwasanya karya sastra berkaitan dengan sebuah alur, latar, tema, penokohan, dan gaya bahasa. Dan itu semua berkaitan dengan pendekatan objektif yang dimana pendekatan objektif adalah pendekatan yang memfokuskan pada kajian unsur dari dalam karya sastra itu sendiri.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Milda Eka Cristin -
Jika saya adalah seorang mahasiswa tingkat akhir dan diminta membedah sebuah karya sastra dengan menggunakan salah satu dari ke empat pendekatan karya sastra tersebut saya akan menggunakan pendekatan objektif untuk membedahnya secara maksimal, mengapa demikian? Karena pendekatan objektif berfokus kepada karya yang diciptakan, menelaah unsur-unsur intrinsik di dalam karya sastra tersebut, dimana kita tahu bahwa pendekatan objektif adalah pendekatan yang memberi perhatian penuh pada karya sastra sebagai struktur yang otonom, karena itu tulisan ini mengarah pada analisis karya sastra secara strukturalisme. Sehingga pendekatan strukturalisme disebut juga pendekatan tujuan. Semi (1993:67) menyebutkan bahwa pendekatan struktural disebut juga pendekatan tujuan, pendekatan formal, atau pendekatan analitik. 

Strukturalisme berpandangan bahwa untuk menanggapi karya sastra secara objektif haruslah berdasarkan pemahaman terhadap teks terhadap karya sastra itu sendiri. Proses pengolahan diarahkan pada pemahaman terhadap bagian-bagian karya sastra dalam menyangga keseluruhan, dan sebaliknya bahwa keseluruhan itu sendiri dari bagian-bagian (Sayuti, 2001; 63). , Oleh karena itu, untuk memahami maknanya, karya sastra harus dianalisis berdasarkan strukturnya sendiri, lepas dari latar belakang sejarah, lepas dari diri dan niat penulis, dan lepas pula dari efeknya pada pembaca. Suwondo (2001:55) berpendapat bahwa memahami sastra strukturalisme berarti memahami karya sastra dengan menolak campur tangan dari luar. 

Jadi memahami karya sastra berarti memahami unsur-unsur yang membangun struktur. Dengan demikian analisis struktur bermaksud memaparkan dengan cermat kaitan unusr-unsur dalam sastra sehingga menghasilkan makna secara menyeluruh. Rene Wellek (1958 : 24) menyatakan bahwa analisis sastra harus mementingkan segi intrinsik.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Vinna Cahya Safitri -
Untuk membedah sebuah puisi atau novel dengan menggunakan salah satu dari keempat teori tersebut, saya akan memilih teori mimetik. Teori ini menekankan pada representasi realitas dalam karya sastra, yang mencakup pencitraan objek atau kejadian sebagaimana adanya dalam dunia nyata.

Sebagai seorang siswa tingkat akhir dengan skripsi bidang sastra, menganalisis karya sastra dengan menggunakan teori mimetik akan memungkinkan saya untuk menjelajahi bagaimana penggambaran dunia dalam karya tersebut mencerminkan realitas, baik itu melalui karakter, setting, plot, maupun tema yang diangkat. Dengan demikian, saya dapat memahami pesan yang ingin disampaikan oleh penulis dengan lebih baik.

Selain itu, teori mimetik juga memungkinkan saya untuk meneliti aspek-aspek seperti representasi sosial, politik, dan budaya dalam karya sastra tersebut. Hal ini penting dalam konteks pemahaman lebih dalam terhadap makna dan tujuan penulis dalam menciptakan karya tersebut.

Dengan menggunakan teori mimetik, saya dapat menyajikan analisis yang kaya dan mendalam tentang bagaimana karya sastra merefleksikan dan memahami realitas manusia, sehingga menjadikan pemahaman saya tentang karya tersebut lebih komprehensif dan relevan dalam konteks studi sastra.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Niari Rismalina -
Ketika saya memposisikan diri sebagai mahasiswa tingkat akhir, saya akan memilih teori ekspresif ketika membedah atau menganalisis suatu karya sastra. Alasannya karena pendekatan ekspresif ini membahas pandangan hidup dan idealis penulis, pesan dan amanat, pengalaman hidup, sampai kondisi pribadi penulis itu sendiri. Karena sebuah karya sastra pasti memiliki keterkaitan dengan sang penulis yang membuat karya sastra itu dan teori pendekatan ekspresif ini menggambarkan tentang segala sesuatu yang mengkomunikasikan pikiran atau perasaan dari penulis. Hal itulah yang membuat saya memilih pendekatan ekspresif untuk saya garap agar saya dapat lebih mengenal penulis, seperti berbicara langsung dengan penulis tersebut, serta dapat menafsirkan unsur-unsur intrinsik dari karya sastra.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Hesti Mariska -
Dalam konteks pilihan teori untuk menganalisis puisi atau novel, saya akan memilih teori ekspresif. Alasannya adalah karena teori ini memungkinkan saya untuk mendalami ekspresi batin pengarang serta menyelami pesan-pesan yang ingin disampaikan melalui karya sastra tersebut.

Sebagai mahasiswa tingkat akhir, menggunakan teori ekspresif akan memungkinkan saya untuk menggali lebih dalam makna dan perasaan yang terkandung dalam karya sastra tersebut. Dengan memahami ekspresi pengarang, saya dapat mengidentifikasi tujuan dan motif di balik pengarang memilih kata-kata, struktur, dan gaya penulisan tertentu.

Selain itu, teori ekspresif memungkinkan saya untuk memahami konteks historis, sosial, dan budaya yang mungkin mempengaruhi pengarang dalam menuliskan karyanya. Dengan demikian, analisis saya akan lebih mendalam dan komprehensif.

Selain itu, menggunakan teori ekspresif memungkinkan saya untuk mengeksplorasi aspek emosional dan psikologis dalam karya sastra tersebut, yang pada gilirannya dapat memberikan wawasan yang lebih dalam tentang manusia dan masyarakat di mana karya sastra itu diciptakan.

Dengan demikian, melalui pendekatan ekspresif, saya akan dapat menggali berbagai lapisan makna dan pemahaman yang terkandung dalam karya sastra tersebut, sehingga dapat memberikan analisis yang kaya dan beragam untuk skripsi saya.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by MUHAMMAD WISNU MURTI 2313041028 -
Menurut saya, jika saya adalah mahasiswa tingkat akhir dengan skripsi bidang sastra, diminta membedah sebuah puisi atau novel dengan menggunakan salah satu teori mimetik, objektif, pragmatik, dan ekspresif. Maka dari keempat teori tersebut saya akan memilih menggunakan teori objektif.

Menurut saya teori objektif atau pendekatan objektif dalam karya sastra terutama novel itu yang sangat cenderung diperlukan dalam sebuah pembentukan karya sastra, mengapa demikian? kita kembali terhadap pengertian pendekatan atau teori objektif adalah pendekatan yang berfokus pada kajian unsur dari dalam karya sastra itu sendiri. Nah, unsur dari dalam karya sastra yang di maksud adalah unsur intrinsik, oleh karena itu pusat pertama objek penelitian ini terletak pada unsur intrinsik karya sastra, yaitu tema, alur, latar, penokohan, dan gaya bahasa, itu semua adalah sebuah gabungan untuk membentuk atau menjadikan sebuah karya sastra.
Objektif adalah teori yang fokus pada keterangan dan penjelasan, yang dapat menggambarkan situasi dan perilaku yang terjadi dalam sebuah cerita. Dalam membedah suatu puisi atau novel, objektif dapat digunakan untuk menggambarkan situasi dan perilaku yang terjadi, serta untuk menjelaskan apa yang terjadi dalam cerita. Misalnya, dalam membedah suatu novel, objektif dapat digunakan untuk menggambarkan situasi yang terjadi di dalam cerita, seperti situasi perang atau situasi kehidupan yang dijelaskan dalam cerita.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Najwa Mutia Artalia 2313041018 -
Dari keempat teori Abrams tersebut pendekatan yang mungkin saya garap secara maksimal adalah pendekatan objektif. Karena pendekatan tersebut menekankan pada suatu karya sastra secara keseluruhan, mengutamakan penyelidikan karya sastra itu sendiri. Pendekatan objektif ini berfokus pada karya sastra itu sendiri tanpa penulis dan unsur yang ada diluar karya sastra tersebut. Alasan yang selanjutnya yaitu strukturalisme, yang disebut juga pendekatan tujuan, memandang bahwa untuk menanggapi sebuah karya sastra secara tujuan harus didasari pemahaman terhadap isi karya sastra tersebut. Oleh karena itu, untuk memahami makna karya sastra itu sendiri harus dianalisis berdasarkan strukturnya sendiri, lepas dari latar belakang sejarah, lepas dari diri dan niat penulis, dan lepas pula dari efeknya pada pembaca.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Sholehati 2313041026 -
Jika saya diminta untuk membedah sebuah karya sastra dengan menggunakan salah satu dari ke empat pendekatan karya sastra tersebut, saya akan memilih pendekatan objektif untuk membedahnya secara maksimal.
mengapa demikian? Karena pendekatan objektif Sendiri lebih berfokus kepada karya yang diciptakan, menelaah unsur-unsur intrinsik di dalam karya sastra tersebut, dimana kita tahu bahwa pendekatan objektif adalah pendekatan yang memberi perhatian penuh pada karya sastra sebagai struktur yang otonom, karena itu tulisan ini mengarah pada analisis karya sastra secara strukturalisme. Sehingga pendekatan strukturalisme disebut juga pendekatan tujuan. 
Menurut Semi (1993:67) menyebutkan bahwa pendekatan struktural disebut juga pendekatan tujuan, pendekatan formal, atau pendekatan analitik. Strukturalisme berpandangan bahwa untuk menanggapi karya sastra secara objektif haruslah berdasarkan pemahaman terhadap teks terhadap karya sastra itu sendiri. Proses pengolahan diarahkan pada pemahaman terhadap bagian-bagian karya sastra dalam menyangga keseluruhan, dan sebaliknya bahwa keseluruhan itu sendiri dari bagian-bagian. Oleh karena itu, untuk memahami maknanya, karya sastra harus dianalisis berdasarkan strukturnya sendiri.
Suwondo (2001:55) berpendapat bahwa memahami sastra strukturalisme berarti memahami karya sastra dengan menolak campur tangan dari luar. 

Jadi, dapat disimpulkan bahwa memahami karya sastra berarti memahami unsur-unsur yang membangun struktur. Dengan demikian analisis struktur bermaksud memaparkan dengan cermat kaitan unusr-unsur dalam sastra sehingga menghasilkan makna secara menyeluruh. 
Rene Wellek (1958 : 24) menyatakan bahwa analisis sastra harus mementingkan segi intrinsik.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Dhea Arzelia Putri -
Jika saya diposisikan untuk membedah suatu karya sastra seperti puisi atau novel dengan menggunakan salah satu dari keempat pendekatan teori (mimetik, ekspresif, pragmatik, dan objektif) saya akan menggunakan pendekatan teori objektif karena pada dasarnya teori objektif lebih memfokuskan pada suatu karya sastra itu sendiri, dimana struktur dan unsur yang ada pada karya sastra tersebut dapat kita analisis lebih mendalam dan bebas tanpa melihat perspektif eksternal lainnya, baik pengaruh sekitar, pengarang, atau pengamat.

Seperti pada pendekatan lainnya, sebelumnya kita juga akan dituntut untuk memahami secara spesifik isi dari puisi atau novel yang akan kita analisis, kemudian melalui pendekatan objektif kita akan menganalisis dan mengkaji unsur intrinsik yang ada pada karya sastra tersebut seperti tema, alur, gaya bahasa, amanat, dan lain sebagainya yang dapat kita temukan secara personal melalui analisa karya itu sendiri. Maka dari itu, selain daripada dapat membantu dalam evaluasi karya sastra tanpa campur tangan pendapat atau preferensi pribadi seseorang, pendekatan objektif juga dapat meningkatkan pemahaman dan apresiasi terhadap karya sastra tersebut.
In reply to Dhea Arzelia Putri

Re: DISKUSI III

by Astri Antana Pratiwi -
Jika saya diminta untuk membedah sebuah karya sastra dengan menggunakan salah satu dari ke empat pendekatan karya sastra tersebut, saya akan memilih pendekatan objektif untuk membedahnya secara maksimal.
mengapa demikian? Karena pendekatan objektif Sendiri lebih berfokus kepada karya yang diciptakan, menelaah unsur-unsur intrinsik di dalam karya sastra tersebut, dimana kita tahu bahwa pendekatan objektif adalah pendekatan yang memberi perhatian penuh pada karya sastra sebagai struktur yang otonom, karena itu tulisan ini mengarah pada analisis karya sastra secara strukturalisme. Sehingga pendekatan strukturalisme disebut juga pendekatan tujuan.
Menurut Semi (1993:67) menyebutkan bahwa pendekatan struktural disebut juga pendekatan tujuan, pendekatan formal, atau pendekatan analitik. Strukturalisme berpandangan bahwa untuk menanggapi karya sastra secara objektif haruslah berdasarkan pemahaman terhadap teks terhadap karya sastra itu sendiri. Proses pengolahan diarahkan pada pemahaman terhadap bagian-bagian karya sastra dalam menyangga keseluruhan, dan sebaliknya bahwa keseluruhan itu sendiri dari bagian-bagian. Oleh karena itu, untuk memahami maknanya, karya sastra harus dianalisis berdasarkan strukturnya sendiri.
Suwondo (2001:55) berpendapat bahwa memahami sastra strukturalisme berarti memahami karya sastra dengan menolak campur tangan dari luar.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa memahami karya sastra berarti memahami unsur-unsur yang membangun struktur. Dengan demikian analisis struktur bermaksud memaparkan dengan cermat kaitan unusr-unsur dalam sastra sehingga menghasilkan makna secara menyeluruh.

Rene Wellek (1958 : 24) menyatakan bahwa analisis sastra harus mementingkan segi intrinsik.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Putri Nabila 2313041022 -
Dalam teori mimetik, objektif, pragmatik, dan ekspresif, yang memiliki kekhasan masing-masing. Saya akan memilih dan berfokus kepada teori pragmatik. Mengapa demikian?
seperti yang kita ketahui teori pragmatik sendiri merupakan pendekatan yang melihat karya sastra sebagai media untuk menyampaikan tujuan tertentu kepada pembaca. Tujuan tersebut dapat berupa tujuan yang ada kaitannya dengan pendidikan, moral, politik, agama, ataupun tujuan yang lain.
Secara singkatnya pragmatik ini berfokus kepada karya sebagai sesuatu yang dirancang untuk menghasilkan respons emosional dan moral tertentu terhadap pembaca.

Wahyudi (2008:190) menyatakan bahwa pendekatan pragmatik merupakan kajian sastra yang
membahas secara nyata tentang peranan pembaca dalam menerima, memahami, dan menghayati karya sastra. Karya sastra yang hadir di hadapan pembaca akan memiliki daya komunikasi yang ditimbulkan oleh isi yang disampaikan melalui bahasa. Pembaca karya sastra yang memilki latar belakang kemampuan berbeda-beda dapat menangkap kesan, makna, dan manfaat dari isi karya sastra tersebut.

Teori pragmatik melibatkan pemahaman tentang konteks dan maksud penggunaan bahasa dalam karya sastra. Hal ini mencakup tentang bagaimana karakter berkomunikasi, dan bagaimana pembaca menafsirkan dialog. Pragmatik juga dapat membantu memahami bagaimana karakter berinteraksi, bagaimana konflik berkembang, dan pesan moral yang disampaikan kepada pembaca melalui narasi dan dialog. Contohnya, melalui teori pragmatik, kita dapat mempelajari bagaimana penggunaan bahasa dan karakter yang dapat mengungkapkan status sosial, emosi, atau tujuan mereka.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Annisa Andira Putri -
Jika saya memposisikan diri sebagai mahasiswa bahasa dan sastra Indonesia tingkat akhir dan diminta untuk membedah sebuah puisi atau novel, dengan menggunakan salah satu dari keempat teori seperti (mimetik, objektif, pragmatik dan ekpresif). Maka saya akan memilih untuk menggunakan teori objektif.

Alasan saya menggunakan teori objektif dalam membedah puisi atau novel yaitu karena pendekatannya yang lebih sistematis, kritis, dan objektif dalam menilai suatu karya. Juga dengan berfokus pada unsur intrinsik karya seperti, analisis struktur, gaya bahasa dan tema dapat membantu pembaca dalam memahami sebuah karya sastra berupa puisi atau novel. Dengan menggunakan teknik-teknik yang tepat juga dapat mempengaruhi pengalaman pembaca. Selain itu dengan menggunakan teori objektif, dapat membantu mengidentifikasi kelebihan dari sebuah karya, dan dapat memberikan pemahaman yang mendalam dengan melihat karya dari berbagai sudut pandang yang berbeda-beda tanpa terpengaruh oleh pengalaman pribadi.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Latifatul Azizah 2313041068 -
Terdapat 4 pendekatan yang dapat digunakan untuk mengkaji atau membedah suatu karya sastra, yaitu mimetik, ekspresif, objektif, dan pragmatik. Dari keempat teori tersebut, pendekatan yang akan saya dalami untuk mengaji suatu karya sastra yaitu pendekatan mimetik. Dalam pendekatan mimetik ini kita dapat berfokus kepada hubungan suatu karya tersebut dengan lingkungan atau alam semesta ini. Kita bisa menganalisis dan membandingkan antara karya sastra dengan dunia nyata. Karena tidak bisa dipungkiri bahwa seorang sastrawan itu terinspirasi dari hal-hal yang ada di alam untuk memuat suatu karya sastra. Setelah melakukan suatu pengkajian pada karya sastra dengan pendekatan mimetik tersebut, kita akan mengetahui karya sastra itu terinspirasi darimana dan apakah perbandingan antara karya sastra dengan hal di kehidupan nyata. Sebagai pengkaji karya sastra kita perlu mengetahui hal itu lebih dalam sebelum kita mencari tahu tujuan penulisan dari karya sastra tersebut. Jika kita sudah mengetahui dari mana asal karya sastra tersebut, kita bisa lebih memahami isi, tujuan, fungsi dari penulisan karya sastra itu sendiri. Walaupun pada beberapa karya sastra penulis menciptakan suatu karakter atau tokoh yang tidak sesuai dengan yang ada di kehidupan nyata. Seperti contoh suatu novel yang mengangkat kisah tentang keluarga yang tidak harmonis. Ketidakharmonisan itu nyata terjadi di kehidupan nyata. Kita bisa mengetahui hal tersebut saat kita melakukan pendekatan mimetik. Maka dari itu, pendekatan mimetik merupakan hal yang akan saya dalami untuk melakukan suatu pengkajian atau pembedahan karya sastra.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Hidy Silvia Roos -
Dari empat teori tersebut, menurut saya mimetik adalah teori yang paling cocok untuk digunakan dalam membedah sebuah puisi atau novel. Alasannya karena mimetik adalah teori yang menganggap bahasa sebagai bentuk dari kemampuan mimik yang ada di dalam individu. Dalam membedah puisi atau novel, mimetik dapat digunakan untuk memperjelas tingkat mimik yang ada dalam karakter atau situasi yang ditampilkan dalam teks tersebut.
Dalam membedah puisi atau novel, mimetik dapat digunakan untuk meningkatkan komunikasi dan pengertian dalam menerima dan mengirim pesan. Dengan menganalisis tingkat mimik yang ada dalam karakter atau situasi yang ditampilkan dalam teks, mimetik dapat membantu kita memahami lebih baik karakter dan situasi yang ditampilkan dalam teks.

Contohnya dalam membedah puisi atau novel saya menggunakan teori mimetik, saya dapat menganalisis tingkat mimik yang ada dalam karakter atau situasi yang ditampilkan dalam teks. Misalnya, dalam puisi atau novel yang menggambarkan situasi kehidupan yang kesulitan, mimetik dapat digunakan untuk menganalisis tingkat mimik yang ada dalam karakter atau situasi yang ditampilkan dalam teks. Dengan menganalisis tingkat mimik yang ada, saya memahami lebih baik karakter atau situasi yang ditampilkan dalam teks.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Zahra Bunga Marisa -
Sebagai seorang mahasiswa tingkat akhir dengan skripsi bidang sastra, saya akan memilih teori objektif untuk membedah sebuah puisi atau novel. Alasan utamanya adalah karena teori objektif merupakan teori yang terpenting dan teori yang fokus pada karya sastra itu sendiri.

Teori objektif memandang karya sastra sebagai dunia otonom yang dapat dilepaskan dari dunia pengarang dan latar belakang sosial budaya zamannya sehingga karya sastra dapat dianalisis (diteliti) berdasarkan strukturnya sendiri. Dengan kata lain, karya sastra dapat dipahami berdasarkan segi (unsur-unsur) intrinsik yang melekat pada karya sastra tersebut. Penelitian sastra yang menggunakan pendekatan objektif berarti penelitian ini menelaah struktur karya sastra dengan kemungkinan membebaskannya dari dunia pengarang, pembaca, dan situasi zaman yang melatarbelakanginya.

Dengan menggunakan teori objektif dalam membedah puisi atau novel dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang karya sastra tersebut. Dengan fokus pada unsur intrinsik cerita seperti tema, tokoh alur, latar, dan sudut pandang. Teori objektif membantu pembaca untuk menggali makna yang terkandung dalam karya sastra tanpa terlalu banyak dipengaruhi oleh interpretasi subjektif. Ini memungkinkan pembaca untuk menafsirkan karya sastra secara lebih obyektif, berdasarkan pada apa yang secara faktual ada di dalam teks itu sendiri. Selain itu, pendekatan ini juga memungkinkan pembaca untuk melihat karya sastra dalam konteks historis dan budaya yang relevan, yang dapat menambah pemahaman tentang pesan dan nilai-nilai yang ingin disampaikan oleh penulis.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Anisa Istikhomah 2313041008 -
Saya memilih teori ekspresif untuk membedah puisi atau novel. Alasan utamanya adalah karena teori ekspresif memberikan fokus pada ekspresi dan pengalaman subjektif pengarang, sehingga memungkinkan saya untuk mengeksplorasi lebih dalam tentang pesan, perasaan, dan pikiran yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui karyanya.
Selain itu, teori ekspresif juga memungkinkan saya untuk mengaitkan konteks personal pengarang dengan karya tersebut, yang dapat memberikan wawasan tambahan tentang makna dan tujuan di balik karya sastra tersebut.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Vincha Amelia Novia Putri 2353041003 -
Menurut saya, karya sastra adalah cerita fiksi atau nonfiksi yang ada kaitannya dengan kehidupan. Ada beberapa pendekatan dalam menganalisis karya sastra khususnya novel, namun saya memilih metode objektif.Ada istilah untuk karya sastra yang disebut "kritik sastra'', namun bersifat objektif (mewakili jawaban dan argumentasi tentang karya sastra).Dapat disimpulkan bahwa karya sastra berkaitan dengan alur, latar, tema, penokohan, dan gaya bahasa dan semuanya bermuara pada pendekatan obyektif.Pendekatan obyektif adalah pendekatan yang mengkajian unsur-unsur karya sastra itu sendiri.Ada istilah untuk karya sastra yang disebut "kritik sastra'', namun hal tersebut bersifat objektif (mewakili jawaban dan argumentasi tentang karya sastra).Dapat disimpulkan bahwa karya sastra berkaitan dengan alur, latar, tema, penokohan, dan gaya bahasa dan semuanya tertuju pada pendekatan obyektif.Pendekatan obyektif adalah pendekatan yang mengkajian unsur-unsur karya sastra itu sendiri.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Tiara Nasya Arkhama -
Sebagai seorang mahasiswa tingkat akhir dalam bidang sastra, memilih teori yang paling sesuai untuk membedah sebuah puisi atau novel sangatlah penting. Dalam hal ini, saya cenderung memilih teori ekspresif. Karena teori ekspresif Fokus pada Intensi Pengarang, Pemahaman Mendalam tentang Pengarang, Pemahaman Subjektifitas dalam Sastra, dan Relevansi dengan Proses Kreatif.
Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa setiap teori memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing, dan tidak ada yang mutlak lebih baik daripada yang lain. Namun, dalam konteks analisis karya sastra, saya merasa bahwa pendekatan ekspresif akan memberikan saya kerangka kerja yang kuat untuk memahami dan membedah karya tersebut secara menyeluruh.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Novera Nurfitriza -
Memilih pendekatan obyektif
Pendekatan obyektif memungkinkan pengarang untuk menyampaikan peristiwa dengan sejalan dengan fakta yang terjadi, membuat karya sastra lebih realistik dan menarik.
Pendekatan objektif menganggap bahwa karya sastra harus dilihat sebagai sesuatu yang otonom, atau berpandangan bahwa karya sastra memiliki ciri-ciri sendiri yang tidak tergantung pada pengarang, pembaca, atau semestaan.
pendekatan objektif diterapkan untuk menekankan fokus pada unsur-unsur karya sastra sendiri, seperti struktur, tema, dan simbol, daripada fokus pada pengarang atau pembaca. Hal ini dapat membantu memahami dan menilai karya sastra secara lebih objektif dan terpisah dari faktor-faktor lainnya, seperti kehidupan pengarang atau keinginan pembaca.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Shinta Oktafiani 2313041070 -
Dari keempat teori M.H Abrams yang telah dibahas, saya sangat tertarik dengan teori pendekatan pragmatik. Sebab menurut saya teori pragmatik yang berfokus kepada reaksi pembaca, sangat menarik untuk dianalisis. Mengapa demikian? Seperti yang kita ketahui bahwa setiap manusia tentu memiliki reaksi yang berbeda-beda terhadap suatu hal, sekalipun hal yang dilihat tersebut adalah sama. Begitu pun kaitannya dengan teori ini. Misalnya, ada dua orang yang sama-sama membaca novel "Negeri Para Bedebah" Karya Tereliye, belum tentu respon yang mereka hasilkan akan sama. Sehingga hal ini sangat menyita perhatian saya.

Saya sangat tetarik untuk menganalisis terkait hal-hal apa saja yang menyebabkan suatu puisi atau novel dapat mengalirkan emosional kepada pembaca, misalnya "Mengapa novel A menyebabkan banyak pembaca menangis?" "Mengapa Novel B mengundang kemarahan sejumlah pihak?" Dan masih banyak pertanyaan lain. Terutama terkait alasan mengapa respon atau cara menyikapi dari setiap individu tersebut dapat berbeda-beda meskipun mereka membaca karya yang sama. 

Dan tentunya dengan menelaah teori ini, saya yakin akan mendapatkan wawasan baru yang saya inginkan sehingga saya juga yakin dapat menggarapnya secara maksimal.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Anggi Agustian Prabowo -
Dari keempat teori yang telah disebutkan, saya akan memilih untuk menggunakan teori objektif. Alasan saya memilih untuk menggunakan teori ini karena teori objektif hanya berfokus pada karya sastra itu sendiri. Tentu dengan mempertimbangkan bahwa sebuah karya sastra bisa dapat ditemukan dan dianalisis secara mendalam. Berbeda dengan teori pendekatan eskpresif yang berfokus pada sang artist atau sastrawan. Hal ini terkadang bisa menjadi sedikit penghambat dalam penelitian karena ada kemungkinan bahwa sang artist atau sastrawan itu sudah meninggal dunia, karena dalam penelitiannya diperlukan penggalian informasi terhadap sastrawan itu.

Alasan selanjutnya, adalah bahan penelitian dari teori ini adalah karya sastra itu sendiri. Menganalisis terkait apa yang ada dalam karya sastra itu yang berkaitan dengan unsur intrinsik suatu karya sastra. Seperti halnya penokohan, alur, plot, perwatakan dan masih banyak lagi. Dan ketersediaan dari karya sastra itu sangat banyak dan mudah untuk ditemukan.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by ANISA BELLA SAFITRI 2313041078 -
Ketika saya menjadi mahasiswa tingkat akhir dengan skripsi bidang sastra, kemudian saya diminta untuk membedah sebuah novel atau puisi maka teori yang dapat saya garap secara maksimal adalah teori objektif. Karena ketika saya menggunakan teori tersebut, hal yang dianalisis hanya berkaitan dengan unsur intrinsik nya saja seperti, kompleksitas, koherensi, integritas, keseimbangan dan keterkaitan dengan elemen-elemen di dalamnya.
Elemen-elemen yang dapat dinilai seperti tema, judul, alur, latar dan amanat.

Dan ketika saya menggunakan teori ini hal yang saya fokuskan tidak hanya kualitas intrinsik karyanya saja tetapi juga berfokus pada pengaruh karya tersebut terhadap pembaca.
Kemudian dengan menggunakan teori objektif saya tidak perlu memikirkan hubungan suatu karya dengan kehidupan penulisnya dengan waktu di mana ia ditulis.

Teori objektif memandang karya sastra sebagai dunia otonom yang dapat dilepaskan dari dunia pengarang dan latar belakang sosial budaya zamannya sehingga karya sastra dapat dianalisis (diteliti) berdasarkan strukturnya sendiri. Dengan kata lain, karya sastra dapat dipahami berdasarkan segi (unsur-unsur) intrinsik yang melekat pada karya sastra tersebut. Ketika saya menggunakan pendekatan objektif berarti analisis ini menelaah struktur karya sastra dengan kemungkinan membebaskannya dari dunia pengarang, pembaca, dan situasi zaman yang melatarbelakanginya.

Dengan kata lain, teori objektif adalah pendekatan yang memfokuskan perhatian kepada karya sastra itu sendiri. Teori ini memandang karya sastra sebagai struktur yang otonom dan bebas dari hubungannya dengan realitas, pengarang maupun pembaca.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Okta Adelia Wardani 2313041040 -
Ketika saya menjadi mahasiswa tingkat akhir dengan skripsi bidang sastra, kemudian saya diminta untuk membedah sebuah novel atau puisi maka teori yang dapat saya garap secara maksimal adalah teori objektif. Karena ketika saya menggunakan teori tersebut, hal yang dianalisis hanya berkaitan dengan unsur intrinsik nya saja seperti, kompleksitas, koherensi, integritas, keseimbangan dan keterkaitan dengan elemen-elemen di dalamnya.
Elemen-elemen yang dapat dinilai seperti tema, judul, alur, latar dan amanat.

Dan ketika saya menggunakan teori ini hal yang saya fokuskan tidak hanya kualitas intrinsik karyanya saja tetapi juga berfokus pada pengaruh karya tersebut terhadap pembaca.
Kemudian dengan menggunakan teori objektif juga saya tidak perlu memikirkan hubungan suatu karya dengan kehidupan penulisnya dengan waktu di mana ia ditulis.

Teori objektif memandang karya sastra sebagai dunia otonom yang dapat dilepaskan dari dunia pengarang dan latar belakang sosial budaya zamannya sehingga karya sastra dapat dianalisis (diteliti) berdasarkan strukturnya sendiri. Dengan kata lain, karya sastra dapat dipahami berdasarkan segi (unsur-unsur) intrinsik yang melekat pada karya sastra tersebut. Ketika saya menggunakan pendekatan objektif berarti analisis ini menelaah struktur karya sastra dengan kemungkinan membebaskannya dari dunia pengarang, pembaca, dan situasi zaman yang melatarbelakanginya.

Dengan kata lain, teori objektif adalah pendekatan yang memfokuskan perhatian kepada karya sastra itu sendiri. Teori ini memandang karya sastra sebagai struktur yang otonom dan bebas dari hubungannya dengan realitas, pengarang maupun pembaca.
In reply to Okta Adelia Wardani 2313041040

Re: DISKUSI III

by NAZILA AZZAHRA -
Berandai saat ini saya sebagai mahasiswi tingkat akhir yang ditugaskan untuk menganalisis suatu karya sastra baik novel maupun puisi, saya akan menggunakan pendekatan pragmatik. Pendekatan pragmatik adalah pendekatan yang berfokus pada kebermanfaatan karya sastra kepada pembaca. Hal ini saya rasa sangat menarik karena suatu karya sastra adalah karya yang dinikmati pembaca. Perasaan pembaca mengenai karya sastra pasti berbeda-beda. Dengan pendekatan ini setiap pembaca akan lebih mudah menentukan apakah suatu karya cocok dengan seleranya atau tidak. Selain itu, dengan pendekatan ini penulis akan mendapatkan kritik dan saran mengenai karya yang ia miliki.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Desmita Rachmanisa -
Jika sya di tempatkan sebagai mahasiswa tingkat akhir dengan skripsi bidang sastra, memilih teori yang paling cocok untuk membedah sebuah puisi atau novel sangat bergantung pada tujuan analisis dan preferensi pribadi. Namun, berdasarkan penjelasan dari sumber yang diberikan, berikut adalah alasan mengapa teori ekspresif mungkin menjadi pilihan yang maksimal untuk saya.
Menurut teori yang saya pelajari dari hasil simakan video yang bapak berikan, menurut M.H. Abrams, teori ekspresif menekankan pada pengarang sebagai subjek utama dalam karya sastra. Puisi dianggap sebagai luapan, ungkapan, atau sorotan dari pikiran dan perasaan penyair, yang merupakan proses imajinasi yang diubah dan dikumpulkan dari gambaran, pikiran, dan perasaan penyair. Ini berarti bahwa teori ekspresif memberikan fokus yang kuat pada pengarang dan bagaimana mereka mengekspresikan diri mereka melalui karya mereka.
Dengan demikian, teori ekspresif mungkin menjadi pilihan yang maksimal untuk saya karena memungkinkan saya untuk menganalisis karya sastra dengan melihat dari sudut pandang pengarang, menghubungkan karya sastra dengan pengalaman pribadi yang saya miliki, dan mengeksplorasi emosi dan perasaan yang diungkapkan dalam karya tersebut.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Arif Irawanzen -
Tentunya, sebagai mahasiswa pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, saya akan memilih teori mimetik untuk membahas puisi atau novel. Teori mimetik memungkinkan saya untuk mendalami bagaimana karya sastra mencerminkan realitas dan kehidupan manusia secara mendalam. Dengan menggunakan pendekatan ini, saya dapat mengidentifikasi karakter, plot, dan tema yang merepresentasikan aspek-aspek kehidupan yang relevan dalam karya sastra tersebut. Melalui analisis mimetik, saya dapat menggali makna yang tersembunyi di balik kata-kata dan menyajikannya secara jelas dalam skripsi fiskal saya.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Zahira Shofa -
Jika posisi saya sebagai seorang mahasiswa tingkat akhir dengan skripsi bidang sastra, saya akan membedah sebuah puisi atau novel dengan menggunakan teori
Pragmatik. Pendekatan pragmatik adalah pendekatan yang melihat karya sastra sebagai media untuk menyampaikan tujuan tertentu kepada pembaca. Tujuan tersebut dapat berupa tujuan yang ada kaitannya dengan pendidikan, moral, politik, agama, ataupun tujuan yang lain. Teori ini berfokus pada karya sebagai sesuatu yang dirancang untuk menghasilkan respons emosional dan moral tertentu pada pembaca dan bagaimana efek tersebut dihasilkan. Oleh karena itu teori pendekatan pragmatik menurut saya adalah teori yang bisa saya garap dalam membedah suatu puisi atau novel, karena bagi saya tujuan dari sebuah puisi atau novel itu penting baik itu tujuan untuk pendidikan, moral, agama maupun politik, dan dalam teori ini juga bisa untuk menghasilkan respon dari para pembaca.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Salsabila 2313041016 -
Dari empat teori tersebut, saya akan memilih teori objektif. Alasan saya memilih teori ini karena penelitian difokuskan pada keseluruhan karya sastra. Hal ini dapat membantu mencapai objektivitas dalam penelitian sastra.

Selain itu, dengan menggunakan teori objektif memungkinkan saya untuk lebih terfokus pada karya sastra itu sendiri. Teori ini juga memungkinkan untuk analisis yang mendalam seperti, plot, karakter, tema, gaya bahasa secara objektif. Tanpa mempertimbangkan faktor-faktor eksternal seperti niat penulis atau interpretasi pembaca.

Oleh karena itu, menggunakan teori objektif dengan membedah sebuah novel ataupun puisi dalam skripsi bidang sastra, dapat memberikan pendekatan yang terfokus dan objektif terhadap analisis teks, yang dapat menghasilkan pemahaman yang mendalam tentang karya sastra tersebut.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Aghnia Fazaa Belqis Hulwan Maulana -
Teori Pragmatik. Karena, dalam karya sastra pragmatik merupakan pendekatan kajian sastra yang memiliki peran utamanya kepada pembaca dalam menerima, menghayati, dan memahami karya sastra. Kesan yang didapat pembaca mengandung nilai-nilai yang terkandung dalam pendekatan pragmatik dari segi estetika, sosial, religius, moral, dan kesan lainnya. Pendekatan pragmatik merupakan tindakan dalam sebuah karya sastra