DISKUSI III

DISKUSI III

DISKUSI III

by Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd. -
Number of replies: 26

Baik teori mimetik, objektif, pragmatik, dan ekspresif memiliki kekhasan yang berbeda saat digunakan sebagai pisau bedah sastra. Masing-masing memiliki keunggulan, dan tidak bisa dikatakan teori ini lebih baik dari yang lain. Justru keempatnya bisa berdiri berdampingan sepanjang peneliti mampu melakukannya bersamaan.

Sebagai seorang mahasiswa pendidikan bahasa dan sastra Indonesia. Posisikan Anda adalah mahasiswa tingkat akhir dengan skripsi bidang sastra, Anda diminta membedah sebuah puisi atau novel dengan menggunakan salah satu dari keempat teori tersebut. Dari empat teori tersebut manakah yang kiranya dapat Anda garap secara maksimal, dan kemukakan alasannya?


In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Dilla Puspitasari -
Jika posisi saya sebagai mahasiswa tingkat akhir dengan skiripsi bidang sastra, kemudian saya diminta untuk memilih Antara konteks teori mimetik, objektif, pragmatik dan ekspresi untuk membedah sebuah puisi atau novel, saya akan memilih teori ekspresif. Pertama-tama kita liat terlebih dahulu mengenai definisi Teori ekspresi dalam karya sastra, menurut M.H. Abrams Teori ekspresi adalah teori yang menganggap karya sastra sebagai ekspresi dari pengarangnya mengenai pandangan hidup dan idealisme, pesan dan amanat, pengalaman hidup, dan kondisi pribadi. Pendekatan ini berfokus pada diri pengarang, imajinasi, dan pikiran yang diungkapkan dalam karya sastra. Lalu Alasan: saya lebih memilih teori ekspresi dalam membedah sebuah puisi atau novel adalah karena teori ekspresi dapat membantu terutama jika kita sebagai mahasiswa tingkat akhir dalam membedah karya sastra yaitu dengan menganalisis pikiran, perasaan dan imajinasi pengarang, yang merupakan sumber utama dan pokok masalah dalam suatu puisi atau novel. kemudian teori ini juga dapat membantu dalam memahami karya sastra lebih dalam, karna teori ini lebih memperhatikan hubungan antara karya Sastra dan perasaan pengarang. Untuk memahami perasaan dalam karya sastra dengan teori ekspresi, mahasiswa dapat menganalisis pikiran, perasaan, dan imajinasi pengarang yang diungkapkan dalam karya sastra.
Kesimpulan: jadi Teori ekspresi yang paling relevan dan paling mudah dianalisis dalam membedah karya sastra yaitu dengan cara menganalisis pikiran, perasaan, dan ciptaan pengarang. Hal ini dapat memudahkan kita untuk menemukan ide-ide dan pandangannya terhadap masalah, yang merupakan sumber utama dan pokok masalah dalam suatu puisi atau novel.
In reply to Dilla Puspitasari

Re: DISKUSI III

by Kaisya Nailatul Fadillah 2313041046 -
Dalam keempat teori tersebut saya memilih teori mimetik, teori ini telah digunakan sebagai pisau bedah sastra yang efektif untuk membedah sebuah puisi atau novel. Mimetik adalah teori yang menganggap bahasa dan sastra sebagai alat untuk mengubah perasaan dan menggambarkan perilaku manusia.

Dalam menggunakan teori ini, saya dapat menganalisis bagaimana penggunaan kata, sintaks, dan pemakaian bahasa dalam suatu puisi atau novel mempengaruhi perilaku dan perasaan karakter.

Dalam menggunakan teori mimetik, saya dapat melakukan analisis yang lebih detail menemukan bagian-bagian yang memiliki efek yang lebih maksimal, dan menemukan hubungan yang lebih baik antara kata-kata dan perilaku karakter. Selain itu, teori mimetik juga dapat membantu saya mengerti lebih baik bagaimana penggunaan bahasa dalam suatu puisi atau novel mempengaruhi perilaku dan perasaan karakter.

Teori mimetik ini yang kiranya dapat saya garap secara maksimal dalam membedah puisi atau novel. Alasannya adalah karena teori ini membahas tentang cara bagaimana suatu karya sastra dapat menggambarkan atau menggambar gambaran terhadap sebuah kesadaran atau kenyataan, yang dapat menjadi sangat efektif dalam membentuk karakter, situasi, dan persoalan yang dapat menarik perhatian pembaca.
In reply to Dilla Puspitasari

Re: DISKUSI III

by Rayhan Nurislam -
Menurut saya karya sastra adalah sebuah hiburan, sebuah cerita, fiksi, non fiksi yang berkaitan dengan kehidupan. Adapun pendekatan pendekatan yang digunakan dalam menganalisis sebuah karya sastra terutama novel, saya selaku mahasiswa memilih metode Objektif. Didalam sebuah karya sastra ada istilah kritik sastra yang itu bersifat objektif (merupakan tanggapan atau argumen terhadap suatu karya sastra) dapat disimpulkan bahwasanya karya sastra berkaitan dengan sebuah alur, latar, tema, penokohan, dan gaya bahasa. Dan itu semua berkaitan dengan pendekatan objektif yang dimana pendekatan objektif adalah pendekatan yang memfokuskan pada kajian unsur dari dalam karya sastra itu sendiri.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by IIS HALISA -
Dari keempat teori tersebut, saya akan memilih teori objektif untuk melakukan bedah puisi atau novel. Alasannya karena teori objektif fokus pada analisis karya sastra tanpa memperhatikan latar belakang penulis atau konteks sejarahnya. Sebagai mahasiswa tingkat akhir, saya ingin menunjukkan kemampuan analisis murni terhadap karya sastra itu sendiri tanpa terlalu banyak terpengaruh oleh faktor eksternal.

Dengan menggunakan pendekatan objektif, saya dapat menggali lebih dalam elemen-elemen intrinsik dalam karya sastra, seperti tema, struktur, gaya bahasa, dan lain-lain. Ini akan memungkinkan saya untuk memberikan penafsiran yang lebih mendalam terhadap makna-makna yang terkandung dalam karya tersebut, tanpa terlalu bergantung pada asumsi atau interpretasi subjektif yang mungkin terkait dengan teori-teori lainnya.

Selain itu, pendekatan objektif dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan universal terhadap karya sastra, sehingga hasil analisis saya dapat lebih mudah dipahami dan diapresiasi oleh pembaca yang memiliki latar belakang atau perspektif yang berbeda.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Risma Aminatun Rohma -
Jika saya memposisikan diri sebagai mahasiswa tingkat akhir dengan skripsi bidang sastra, dan di minta untuk membedah sebuah karya sastra seperti novel ataupun puisi dengan menggunakan salah satu dari 4 teori sastra yang dikemukakan oleh M.H Abrams yaitu:
Pendekatan mimetik, pendekatan ekspresif, pendekatan pragmatis, dan pendekatan objektif.
Saya akan memilih teori pendekatan ekspresif sebagai rujukan untuk menganalisis dan membedah karya sastra tersebut. Karena seperti yang kita tahu, bahwa yang namanya karya sastra tidak akan terlepas dari pencipta atau pengarang dari karya sastra itu sendiri. Dalam karya sastra, segala gagasan, rasa, emosi, ide, dan imajinasi merupakan dunia pengarang. Karya sastra dan pengarang keduanya memiliki keterkaitan yang sangat erat. Latar belakang, dari karya sastra tersebut juga sangat berpengaruh. Jadi, apapun yang ada di dalam sebuah karya sastra, pengarang lah yang bertanggung jawab atas isi di dalam nya.
Dalam hal ini, pendekatan ekspresif dapat memberikan pemahaman yang mendalam mengenai ekspresi atau perasaan yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui karyanya.
Dengan menggunakan teori ini, akan lebih mudah memahami maksud dan tujuan dari pengarang dalam menciptakan karya sastra tersebut.
Oleh karena itu, pendekatan ekspresif dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam terhadap karya sastra yang akan dibedah.
Karena objek kajian nya berfokus pada pengarang atau pencipta dari karya sastra itu sendiri sehingga akan lebih mempermudah mahasiswa dalam membedah karya tersebut. Misalnya dapat dilakukan dengan melakukan wawancara langsung kepada pengarangnya. Hal ini dapat menghasilkan analisis yang lebih kaya dan beragam mengenai aspek-aspek yang terkandung dalam karya sastra tersebut tanpa mengurangi nilai keaslian dan keindahannya.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Maya lailatul Mutmainah -
Dari keempat teori tersebut saya memilih menggunakan teori ekspresif karena dengan menggunakan teori ini, kita dapat memahami makna puisi secara lebih dalam, mengapresiasi keindahannya dengan lebih kaya, dan menghubungkannya dengan kehidupan nyata. Keunggulan menggunakan teori ekspresif yaitu:

1. Teori ekspresif berfokus pada eksplorasi emosi dan pengalaman pribadi pengarang dalam karyanya. Hal ini memungkinkan peneliti untuk memahami makna puisi secara lebih mendalam dengan mempertimbangkan perasaan dan pemikiran pengarang saat menulisnya.

2. Teori ekspresif membantu peneliti untuk menemukan makna tersembunyi di balik kata-kata dan simbol dalam puisi. Dengan menganalisis emosi dan pengalaman pengarang, peneliti dapat menafsirkan makna simbol dan metafora yang digunakan dengan lebih akurat.

3. Teori ekspresif memiliki hubungan erat dengan psikologi, yang dapat membantu peneliti memahami kondisi mental dan emosional pengarang saat menulis puisi. Hal ini dapat memberikan konteks yang lebih kaya untuk analisis puisi.

4. Teori ekspresif memungkinkan pembaca untuk menghubungkan puisi dengan pengalaman pribadinya. Dengan memahami emosi dan pengalaman pengarang, pembaca dapat lebih memahami dan mengapresiasi puisi.

5. Teori ekspresif membantu menghubungkan puisi dengan kehidupan nyata. Dengan memahami emosi dan pengalaman pengarang, pembaca dapat melihat bagaimana puisi tersebut mencerminkan realitas kehidupan.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Niari Rismalina -
Ketika saya memposisikan diri sebagai mahasiswa tingkat akhir, saya akan memilih teori ekspresif ketika membedah atau menganalisis suatu karya sastra. Alasannya karena pendekatan ekspresif ini membahas pandangan hidup dan idealis penulis, pesan dan amanat, pengalaman hidup, sampai kondisi pribadi penulis itu sendiri. Karena sebuah karya sastra pasti memiliki keterkaitan dengan sang penulis yang membuat karya sastra itu dan teori pendekatan ekspresif ini menggambarkan tentang segala sesuatu yang mengkomunikasikan pikiran atau perasaan dari penulis. Hal itulah yang membuat saya memilih pendekatan ekspresif untuk saya garap agar saya dapat lebih mengenal penulis, seperti berbicara langsung dengan penulis tersebut, serta dapat menafsirkan unsur-unsur intrinsik dari karya sastra.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by MUHAMMAD WISNU MURTI 2313041028 -
Menurut saya, jika saya adalah mahasiswa tingkat akhir dengan skripsi bidang sastra, diminta membedah sebuah puisi atau novel dengan menggunakan salah satu teori mimetik, objektif, pragmatik, dan ekspresif. Maka dari keempat teori tersebut saya akan memilih menggunakan teori objektif.

Menurut saya teori objektif atau pendekatan objektif dalam karya sastra terutama novel itu yang sangat cenderung diperlukan dalam sebuah pembentukan karya sastra, mengapa demikian? kita kembali terhadap pengertian pendekatan atau teori objektif adalah pendekatan yang berfokus pada kajian unsur dari dalam karya sastra itu sendiri. Nah, unsur dari dalam karya sastra yang di maksud adalah unsur intrinsik, oleh karena itu pusat pertama objek penelitian ini terletak pada unsur intrinsik karya sastra, yaitu tema, alur, latar, penokohan, dan gaya bahasa, itu semua adalah sebuah gabungan untuk membentuk atau menjadikan sebuah karya sastra.
Objektif adalah teori yang fokus pada keterangan dan penjelasan, yang dapat menggambarkan situasi dan perilaku yang terjadi dalam sebuah cerita. Dalam membedah suatu puisi atau novel, objektif dapat digunakan untuk menggambarkan situasi dan perilaku yang terjadi, serta untuk menjelaskan apa yang terjadi dalam cerita. Misalnya, dalam membedah suatu novel, objektif dapat digunakan untuk menggambarkan situasi yang terjadi di dalam cerita, seperti situasi perang atau situasi kehidupan yang dijelaskan dalam cerita.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Sholehati 2313041026 -
Jika saya diminta untuk membedah sebuah karya sastra dengan menggunakan salah satu dari ke empat pendekatan karya sastra tersebut, saya akan menggunakan pendekatan objektif untuk membedahnya secara maksimal.
Mengapa demikian? Karena pendekatan objektif Sendiri lebih berfokus kepada karya yang diciptakan, menelaah unsur-unsur intrinsik di dalam karya sastra tersebut, dimana kita tahu bahwa pendekatan objektif adalah pendekatan yang memberi perhatian penuh pada karya sastra sebagai struktur yang otonom, karena itu tulisan ini mengarah pada analisis karya sastra secara strukturalisme. Sehingga pendekatan strukturalisme disebut juga pendekatan tujuan. 
Menurut Semi (1993:67) menyebutkan bahwa pendekatan struktural disebut juga pendekatan tujuan, pendekatan formal, atau pendekatan analitik. Strukturalisme berpandangan bahwa untuk menanggapi karya sastra secara objektif haruslah berdasarkan pemahaman terhadap teks terhadap karya sastra itu sendiri. Proses pengolahan diarahkan pada pemahaman terhadap bagian-bagian karya sastra dalam menyangga keseluruhan, dan sebaliknya bahwa keseluruhan itu sendiri dari bagian-bagian. Oleh karena itu, untuk memahami maknanya, karya sastra harus dianalisis berdasarkan strukturnya sendiri.
Suwondo (2001:55) berpendapat bahwa memahami sastra strukturalisme berarti memahami karya sastra dengan menolak campur tangan dari luar. 

Jadi, dapat disimpulkan bahwa memahami karya sastra berarti memahami unsur-unsur yang membangun struktur. Dengan demikian analisis struktur bermaksud memaparkan dengan cermat kaitan unusr-unsur dalam sastra sehingga menghasilkan makna secara menyeluruh. 
Rene Wellek (1958 : 24) menyatakan bahwa analisis sastra harus mementingkan segi intrinsik.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Annisa Andira Putri -
Jika saya memposisikan diri sebagai mahasiswa bahasa dan sastra Indonesia tingkat akhir dan diminta untuk membedah sebuah puisi atau novel, dengan menggunakan salah satu dari keempat teori seperti (mimetik, objektif, pragmatik dan ekpresif). Maka saya akan memilih untuk menggunakan teori objektif.

Alasan saya menggunakan teori objektif dalam membedah puisi atau novel yaitu karena pendekatannya yang lebih sistematis, kritis, dan objektif dalam menilai suatu karya. Juga dengan berfokus pada unsur intrinsik karya seperti, analisis struktur, gaya bahasa dan tema dapat membantu pembaca dalam memahami sebuah karya sastra berupa puisi atau novel. Dengan menggunakan teknik-teknik yang tepat juga dapat mempengaruhi pengalaman pembaca. Selain itu dengan menggunakan teori objektif, dapat membantu mengidentifikasi kelebihan dari sebuah karya, dan dapat memberikan pemahaman yang mendalam dengan melihat karya dari berbagai sudut pandang yang berbeda-beda tanpa terpengaruh oleh pengalaman pribadi.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Intan Arum Mustika 2313041020 -
sebagai seorang mahasiswa pendidikan bahasa dan sastra indonesia. Memilih teori yang paling sesuai untuk menganalisis puisi atau novel bisa menjadi tantangan, tergantung pada konteks karya sastra yang akan dibedah serta tujuan analisis yang ingin dicapai. Namun, sebagai mahasiswa pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, ada beberapa faktor yang dapat dipertimbangkan yaitu: konteks pendidikannya, keberagaman karya sastra relevansi dengan tujuan analisis. Dari keempat teori yang sebutkan, yaitu teori mimetik, objektif, pragmatik, dan ekspresif, saya memilih teori objektif karena Teori ini menekankan pada analisis yang lebih objektif terhadap struktur dan elemen-elemen dalam karya sastra, seperti narasi, karakter, dan tema. Pendekatan ini dapat memberikan pemahaman yang mendalam tentang bagaimana karya sastra dibangun secara teknis. Teori ini juga memberikan landasan yang kuat untuk mendiskusikan tema, karakter, dan gaya penulisan dalam karya sastra, yang dapat memberikan wawasan yang mendalam bagi pembaca dan mahasiswa.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Rosi Miarni 2313041072 -

Untuk menganalisis sebuah sastra dengan menggunakan 4 pendekatan yang dikemukakan oleh Abrams, Saya akan memilih untuk menggunakan pendekatan Objektif. Pendekatan objektif merupakan pendekatan yang berfokus pada karya sastra itu sendiri, bagaimana unsur- unsur intrinsik sebuah karya itu dibangun. Pendekatan ini menurut saya lebih efektif karena hanya memerlukan karya sastranya saja untuk di analisis. Berbeda dengan ketiga pendekatan lain, misalnya pendekatan ekspresif jika menggunakan pendekatan ini maka kita harus berhubungan langsung dengan pengarang karya tersebut,  sehingga membutuhkan waktu yang lebih untuk menganalisisnya.  Pendekatan Objektif ini juga merupakan salah satu pendekatan yang paling banyak digunakan oleh mahasiswa untuk membuat skripsi, oleh karena itu Saya memilih untuk menggunakan pendekatan Objektif ini untuk menganalisis sebuah karya sastra.

In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Vincha Amelia Novia Putri 2353041003 -
Menurut saya, karya sastra adalah cerita fiksi atau nonfiksi yang ada kaitannya dengan kehidupan. Ada beberapa pendekatan dalam menganalisis karya sastra khususnya novel, namun saya memilih metode objektif.Ada istilah untuk karya sastra yang disebut "kritik sastra'', namun bersifat objektif (mewakili jawaban dan argumentasi tentang karya sastra).Dapat disimpulkan bahwa karya sastra berkaitan dengan alur, latar, tema, penokohan, dan gaya bahasa dan semuanya bermuara pada pendekatan obyektif.Pendekatan obyektif adalah pendekatan yang mengkajian unsur-unsur karya sastra itu sendiri.Ada istilah untuk karya sastra yang disebut "kritik sastra'', namun hal tersebut bersifat objektif (mewakili jawaban dan argumentasi tentang karya sastra).Dapat disimpulkan bahwa karya sastra berkaitan dengan alur, latar, tema, penokohan, dan gaya bahasa dan semuanya tertuju pada pendekatan obyektif.Pendekatan obyektif adalah pendekatan yang mengkajian unsur-unsur karya sastra itu sendiri.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Melsi Wahyuni Sari -
dari keempat teori tersebut, saya akan memilih teori ekspresif untuk melakukan bedah puisi atau novel.

alasannya: karena, teori ekspresif adalah teori yang menganggap bahasa dan sastra sebagai alat untuk memahami keadaan jiwa seorang pengarang.

dengan menggunakan pendekatan ekspresif ini merupakan pendekatan dalam penelitian karya sastra yang menekankan fokus perhatiannya pada sastrawan (pengarang) selaku pencipta karya sastra. Pendekatan ini memandang karya sastra sebagai hasil ekspresi pengarang, sebagai curahan perasaan atau luapan emosi dan pikiran pengarang atau sebagai produk hasil imajinasi pengarang yang bekerja menulis dengan menggunakan persepsi pikiran atau perasaan. Dengan demikian pendekatan ekspresif ini memiliki segala gagasan, cita rasa, emosi, ide, serta angan-angan.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Anticha Zulita Putri -
Jika posisi saya sebagai mahasiswa tingkat akhir dengan skripsi bidang sastra, kemudian saya diminta untuk memilih antara keempat teori tersebut maka saya akan memilih membedah atau menganalisis menggunakan salah satunya yaitu pendekatan mimetik. Mengapa saya lebih memilih pendekatan mimetik?
Alasanya karena teori pendekatan mimetik adalah pendekatan yang memandang karya sastra sebagai tiruan atau pembayangan dunia kehidupan nyata sebagaimana dikemukakan Plato dan Aristoteles. Plato berpendapat bahwa karya seni dan sastra hanya tiruan dari kenyataan. Jadi nilainya lebih rendah dari pada kenyataan. Sumber lebih tinggi dari pada tiruan, sedangkan Aristoteles menyatakan bahwa tiruan itu justru membedakannya dari segala sesuatu yang nyata dan umum karena seni (termasuk karya sastra) tidak semata-mata mata menjiplak, melainkan sebuah proses kreatif. Pandangan ini pada akhirnya berkembang jauh sehingga memunculkan sosiologi sastra yang memandang karya sastra sebagai dokumen sosial atau gambaran kehidupan masyarakat, atau psikologi sastra yang memandang karya sastra sebagai dokumen dunia batin pengarang dan tokoh-tokoh ciptaan pengarang. Pendekatan ini menekankan pada pemahan realisme dan representasi kehidupan manusia dalam karya sastra.

Dengan menggunakan Pendekatan mimetik juga dapat menggali lebih dalam tentang bagaiamana penulisan membangun karakter, setting, plot dan tema novel dengan memperhatikan realisme dan detail-detail kecil dalam narasi. Juga dapat meneliti bagaimana penggambaran situasi-situasi dalam karya tersebut merefleksikan kehidupan sehari-hari, serta bagaimana karya sastra menghadirkan konflik dan resolusi yang relevan dengan konteks sosial budaya.

Selain itu, teori mimetik juga memungkinkan kita untuk menganalisis pesan moral atau nilai yang tersirat dalam novel tersebut, serta bagaiamana novel tersebut mempengaruhi pembaca dalam memahami dan menanggapi realitas yang ada di dalamnya.

Dengan demikian pendekatan mimetik dapat memberikan pemahaman yang mendalam tentang hubungan antara karya sastra dan kehidupan nyata. Fokus pada representasi realita memungkinkan pembaca untuk mengaitkan cerita dengan pengalaman hidup mereka sendiri, sehingga memperdalam makna dan relevansi novel bagi pembaca.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Novera Nurfitriza -
Memilih pendekatan obyektif
Pendekatan obyektif memungkinkan pengarang untuk menyampaikan peristiwa dengan sejalan dengan fakta yang terjadi, membuat karya sastra lebih realistik dan menarik.
Pendekatan objektif menganggap bahwa karya sastra harus dilihat sebagai sesuatu yang otonom, atau berpandangan bahwa karya sastra memiliki ciri-ciri sendiri yang tidak tergantung pada pengarang, pembaca, atau semestaan.
pendekatan objektif diterapkan untuk menekankan fokus pada unsur-unsur karya sastra sendiri, seperti struktur, tema, dan simbol, daripada fokus pada pengarang atau pembaca. Hal ini dapat membantu memahami dan menilai karya sastra secara lebih objektif dan terpisah dari faktor-faktor lainnya, seperti kehidupan pengarang atau keinginan pembaca.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Riska Aprilia 2313041032 -
Dari keempat teori yang telah dipaparkan oleh M.H Abrams yakni: teori mimetik, ekspresif, pragmatik dan objektif. Maka saya akan menggunakan teori ekspresif, teori ini memberikan penekanan pada ekspresi perasaan, pikiran, atau pengalaman yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui karya sastra. Dengan menggunakan teori ini, akan lebih mudah memahami maksud dan tujuan dari pengarang dalam menciptakan karya sastra, karena teori ini lebih memperhatikan hubungan antara karya sastra dan perasaan pengarang. Dalam teori ini objek kajian berfokus pada pengarang atau pencipta dari karya sastra itu sendiri sehingga peneliti dapat lebih memahami isi dari karya sastra tersebut.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by amalia shadrina -
dari keempat teori tersebut, saya akan memilih teori ekspresif untuk melakukan bedah puisi atau novel.

Karena teori ekspresif adalah sebuah teori yang memandang karya sastra terutama sebagai pernyataan atau ekspresi dunia batin pengarangnya. Karya sastra dipandang sebagai sarana pengungkap ide, angan-angan, cita-cita, cita rasa, pikiran dan pengalaman pengarang.

dengan menggunakan pendekatan ekspresif merupakan pendekatan dalam penelitian karya sastra yang menekankan fokus perhatiannya pada pengarannya. Pada pendekatan ini memandang karya sastra sebagai hasil ekspresi pengarang, sebagai curahan hati atau luapan emosi pada pikiran pengarang atau sebagai hasil imajinasi pengarang yang menuliskannya dengan menggunakan persepsi pikiran atau perasaan. Oleh karena itu pendekatan ekspresif ini memiliki segala gagasan, cita rasa, emosi, ide, angan-angan, serta pengalaman si pengarang.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Maura Agustia -
Sebagai mahasiswa tingkat akhir dengan latar belakang pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, saya akan memilih teori yang paling sesuai untuk menganalisis puisi atau novel secara menyeluruh. Dalam hal ini, pilihan saya jatuh pada teori mimetik.

Alasan utama pemilihan saya terhadap teori mimetik adalah karena fokusnya pada representasi dunia nyata dalam karya sastra. Dengan menggunakan teori ini, saya dapat melihat bagaimana karya sastra mencerminkan realitas dan pengalaman manusia, baik secara individual maupun kolektif. Teori ini memberikan kesempatan untuk menganalisis pesan atau makna yang ingin disampaikan oleh penulis melalui karyanya.

Selain itu, teori mimetik memungkinkan saya untuk menggali aspek-aspek seperti karakterisasi, setting, dan plot dalam karya sastra. Dengan demikian, saya dapat mengeksplorasi hubungan antara tokoh, latar, dan alur cerita dengan konteks sosial, budaya, dan sejarah di mana karya sastra tersebut dihasilkan.

Selain itu, teori mimetik juga memberikan kerangka kerja yang kokoh untuk mengeksplorasi berbagai tema dan konflik yang dihadapi oleh tokoh dalam karya sastra. Dengan demikian, saya dapat melakukan analisis yang komprehensif terhadap pesan moral, filosofis, atau sosial yang ingin disampaikan oleh penulis kepada pembaca.

Dengan memilih teori mimetik, saya yakin dapat melakukan analisis yang mendalam dan memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap nilai-nilai dan makna yang terkandung dalam karya sastra yang saya pilih untuk dibedah.
In reply to Maura Agustia

Re: DISKUSI III

by NAZILA AZZAHRA -
Berandai saat ini saya sebagai mahasiswi tingkat akhir yang ditugaskan untuk menganalisis suatu karya sastra baik novel maupun puisi, saya akan menggunakan pendekatan pragmatik. Pendekatan pragmatik adalah pendekatan yang berfokus pada kebermanfaatan karya sastra kepada pembaca. Hal ini saya rasa sangat menarik karena suatu karya sastra adalah karya yang dinikmati pembaca. Perasaan pembaca mengenai karya sastra pasti berbeda-beda. Dengan pendekatan ini setiap pembaca akan lebih mudah menentukan apakah suatu karya cocok dengan seleranya atau tidak. Selain itu, dengan pendekatan ini penulis akan mendapatkan kritik dan saran mengenai karya yang ia miliki.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Najwa Chautsar Adhelia 2313041080 -
saya akan memilih teori ekspresif untuk menggali lebih dalam sebuah puisi. Alasan pemilihan teori ekspresif ini adalah karena teori ini memungkinkan penelitian untuk mengkaji bagaimana ekspresi pribadi pengarang diungkapkan dalam karya sastranya, memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang aspek psikologis dan kontekstual di balik karya tersebut.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Najwa Mutia Artalia 2313041018 -
Dari keempat teori Abrams tersebut pendekatan yang mungkin saya garap secara maksimal yaitu pendekatan objektif, alasan saya memilih teori objektif adalah karena ia mendasarkan pada suatu karya sastra secara keseluruhan, fokusnya kepada karya itu sendiri tanpa melibatkan penulis dan unsur yang ada di luar karya itu. Pendekatan objektif membangun karya sastra tersebut berdasarkan unsur intrinsik dan tidak mempengaruhi pengarang, pembaca, atau dunia sekitarnya, hal ini memungkinkan peneliti atau pembaca untuk menganalisis karya sastra berdasarkan struktur karya itu sendiri, lepas dari latar belakang sejarah, diri dan niat penulis, dan efeknya pada pembaca.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Arif Irawanzen -
Tentunya, sebagai mahasiswa pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, saya akan memilih teori mimetik untuk membahas puisi atau novel. Teori mimetik memungkinkan saya untuk mendalami bagaimana karya sastra mencerminkan realitas dan kehidupan manusia secara mendalam. Dengan menggunakan pendekatan ini, saya dapat mengidentifikasi karakter, plot, dan tema yang merepresentasikan aspek-aspek kehidupan yang relevan dalam karya sastra tersebut. Melalui analisis mimetik, saya dapat menggali makna yang tersembunyi di balik kata-kata dan menyajikannya secara jelas dalam skripsi fiskal saya.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Salsabila 2313041016 -
Dari empat teori tersebut, saya akan memilih teori objektif. Alasan saya memilih teori ini karena penelitian difokuskan pada keseluruhan karya sastra. Hal ini dapat membantu mencapai objektivitas dalam penelitian sastra.

Selain itu, dengan menggunakan teori objektif memungkinkan saya untuk lebih terfokus pada karya sastra itu sendiri. Teori ini juga memungkinkan untuk analisis yang mendalam seperti, plot, karakter, tema, gaya bahasa secara objektif. Tanpa mempertimbangkan faktor-faktor eksternal seperti niat penulis atau interpretasi pembaca.

Oleh karena itu, menggunakan teori objektif dengan membedah sebuah novel ataupun puisi dalam skripsi bidang sastra, dapat memberikan pendekatan yang terfokus dan objektif terhadap analisis teks, yang dapat menghasilkan pemahaman yang mendalam tentang karya sastra tersebut.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Annisa Suciani -
Sebagai mahasiswa tingkat akhir dengan latar belakang pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, saya cenderung memilih teori ekspresif untuk membahas puisi atau novel. Alasannya adalah, teori ini memungkinkan saya mengeksplorasi dan menganalisis ekspresi pengarang melalui karya sastra tersebut. Dengan fokus mengungkapkan perasaan, pemikiran, dan pengalaman penulis, saya dapat memahami lebih dalam pesan yang ingin disampaikannya serta memahami konteks sosial, budaya, dan sejarah di balik karya tersebut. Teknik ini memungkinkan saya untuk mengeksplorasi dimensi emosional dan psikologis karya sastra, yang dapat memberikan wawasan yang kaya dan mendalam tentang makna dan nilai karya tersebut bagi pembaca.
In reply to Heru Prasetyo, S.Hum., M.Pd.

Re: DISKUSI III

by Aghnia Fazaa Belqis Hulwan Maulana -
Teori Pragmatik. Karena, dalam karya sastra pragmatik merupakan pendekatan kajian sastra yang memiliki peran utamanya kepada pembaca dalam menerima, menghayati, dan memahami karya sastra. Kesan yang didapat pembaca mengandung nilai-nilai yang terkandung dalam pendekatan pragmatik dari segi estetika, sosial, religius, moral, dan kesan lainnya. Pendekatan pragmatik merupakan tindakan dalam sebuah karya sastra