Forum Analisis Soal

Forum Analisis Soal

Forum Analisis Soal

Number of replies: 15

Persimpangan Etika dan Paradigma Pemerintahan

Memasuki awal dekade abad ke-21, Indonesia mengalami gelombang besar Reformasi yang menuntut adanya Demokratisasi. Adanya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah menunjukkan masa transformasi dimulai, membuka kesempatan para pemimpin daerah provinsi, kabupaten/kota untuk mengambil peran dan melaksanakan kewajiban dan tanggungjawabnya atas rumah tangga/pemerintahanya sendiri juga pelayanan umum kepada masyarakat. 

Siap maupun tidak, pemerintah daerah harus memikul konsekuensi dari keputusan tersebut. Meskipun pergantian rezim orde baru menuju reformasi yang jelas tampak melahirkan tata kelola pemerintahan yang baru, namun pemerintahan secara tidak langsung tetap saja mempertahankan budaya birokrasi pemerintahan yang lama, masalah yang menjadi perhatian khusus sampai saat ini yaitu ketidakmampuan para birokrat menempatkan diri sebagai pelayan masyarakat. 


Memasuki awal dekade abad ke-21, Indonesia mengalami gelombang besar Reformasi yang menuntut adanya Demokratisasi. Adanya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah menunjukkan masa transformasi dimulai, membuka kesempatan para pemimpin daerah provinsi, kabupaten/kota untuk mengambil peran dan melaksanakan kewajiban dan tanggungjawabnya atas rumah tangga/pemerintahanya sendiri juga pelayanan umum kepada masyarakat. 

Siap maupun tidak, pemerintah daerah harus memikul konsekuensi dari keputusan tersebut. Meskipun pergantian rezim orde baru menuju reformasi yang jelas tampak melahirkan tata kelola pemerintahan yang baru, namun pemerintahan secara tidak langsung tetap saja mempertahankan budaya birokrasi pemerintahan yang lama, masalah yang menjadi perhatian khusus sampai saat ini yaitu ketidakmampuan para birokrat menempatkan diri sebagai pelayan masyarakat. 

Paradigma pemerintahan yang dibangun dimasa lalu tetap dipertahankan dan menjadi akar masalah pemerintahan dan birokrasi sehingga mengancam demokratisasi.

Paradigma pemerintahan yang keliru seperti itulah yang tetap dipertahankan sehingga menjadi salah satu ciri kelemahan kinerja jajaran pemerintahan sampai detik ini. Persimpangan antar etika dan paradigma pemerintahan semakin mencuat dan menghadapkan diri pada problematika etik. 

 

Paradigma pemerintahan yang seharusnya dibangun, tetapi berbalik menjadi kelemahan jajaran pemerintah yang dihadapkan dengan polemik etik, antara lain : 

Independence, independensi harus dikedepankan untuk menunjukan posisi jajaran pemerintah maupun birokrasi agar dapat menjalankan kewajibanya dengan baik, namun pada kenyataannya jajaran birokrasi tidak memiliki independensi baik struktural maupun sikap sehingga menyebabkan mudahnya terperangkap pada jurang penyalahgunaan dan penyimpangan jabatan yang melahirkan budaya korupsi dilingkaran persetan pemerintahan baik pusat maupun daerah; 

Impartialy, banyak kasus jajaran birokrasi tidak memperlakukan pelayanan secara adil dan merata tentu menguntungkan para pengguna pelayanan dengan identitas tertentu yang mencerminkan konstelasi politik, tentu hal ini menghasilkan ketidak percayaan publik pada jajaran birokrasi dan pemerintah; 

Integrity, seyogyanya pemerintah dan jajaran birokrasi mengedepankan prinsip integritas yang tersubprinsip pada indak jujur,keadilan, ketepatan dan kecepatan pelayanan bukan malah sebaliknya, masalah ini menghasikan birokrasi yang koruptif dan tidak kredibel; 

Transparency, dengan mengedepankan prinsip transparansi maka dapat mengidentifikasi setiap penyimpangan finansial, menekan persepsi korupsi, lemahnya kompetensi dan tindakan favoritisme terhadap kelompok politik tertentu sehingga akan melahirkan birokrasi yang kredibel; 

Efficiency, jajaran birokrasi seringkali terjebak sikap tidak efisien dalam membelanjakan anggaran publik, dalam banyak kasus pemborosan menjadi bagian dari motivasi kerja mereka untuk melakukan perjalanan dinas, manipulasi bukti belanja dan modus lainnya untuk memperoleh keuntungan pribadi, seharusnya dalam menyusun program kerja harus ekstra hati-hati untuk menghasilkan kerja yang efisien, berkelanjutan, berintegritas, modern, dan dapat dipertanggungjawabkan; 

Profesionalism, kompetensi menjadi kunci utama mewujudkan birokrasi yang kredibilitas. Kurangnya menerapkan prinsip ekuitas, akurasi, ketekunan, dan pelayanan prima yang menjadi ciri dari bentuk profesionalitas;

Service mindedness, ketidak pahaman dan ketidaksadaran diri jajaran birokrasi untuk melayani kepentingan masyarakat, indikator pelayanan publik seakan tidak diindahkan, ketepatan pelayanan, kecepatan dan waktu pelayanan seringkali menjadi kendala dan menghasilkan pelayanan yang tidak memuaskan.

Paradigma pemerintahan yang salah terus tumbuh subur tanpa jeda, tentu berbicara pemerintah dan birokrasi di Indonesia tidak lepas dari permasalahan yang disinggung sebelumnya. 

Kondisi birokrasi dan pemerintahan Indonesia yang carut marut mengindikasi adanya penyimpangan paradigma pemerintahan dan pelanggaran kode etik jajaran birokrat. 

Banyaknya keluhan dan laporan masyarakat menyayangkan sikap aparatur pemerintah yang tidak memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat seakan para birokrat menjadi momok yang menjengkelkan bagi masyarakat, lebih baik menghindar daripada berhadapan dengan para birokrat terkecuali dalam keadaan terpaksa, begitu analoginya.

Hal itu wajar menyebabkan tingginya ketidakpercayaan masyarakat terhadap jajaran pemerintah. Tingginya ketidak percayaan masyarakat mengindikasi adanya kesalahan dalam melaksanakan paradigma pemerintah, masalah ini tentu menjadi isu krusial yang harus dibenahi oleh pemerintah dengan upaya pembenahan pengembalian fungsi dan tujuan birokrasi pemerintahan.

Permasalahan birokrasi pemerintahan Indonesia tidak cukup sampai disitu, melainkan tersegmentasi lebih jauh kedalam beberapa bahasan persoalan. Pertama, aparat birokrasi telah terkooptasi sikap dan perilakunya oleh kepentingan-kepentingan pribadi dan politik sang patron yang cenderung vested interest. 

Orientasi mereka bukan lagi bagaimana masyarakat merasa nyaman dengan dan terlayani dengan pelayanan yang mereka berikan tapi jutru yang penting bagi mereka bagaimana pekerjaan mereka menjadi alat penguasaan, dan pada saat yang sama masyarakat merasa dirugikan. Kedua, lemahnya proses rekruitmen, seleksi serta pengembangan sumberdaya manusia (SDM) yang tidak terprogram dengan baik. 

Adanya tenaga profesional dalam posisi yang tidak semestinya (the right man in the wrong place). Ketiga, evaluasi program kepegawaian sangat jarang dilakukan dan walaupun ada hasilnya, biasanya sangat diragukan obyektivitasnya hanya untuk memenuhi formalitas belaka. 

Keempat, masih kaburnya kode etik bagi aparat birokrasi publik (code of conduct), sehingga tidak mampu menciptakan adanya budaya birokrasi yang sehat, seperti kerja keras, keinginan untuk berprestasi kejujuran, rasa tanggung jawab, bersih dan bebas dari KKN, dan sebagainya. 

Ditambah lagi sebagian para birokrat yang memiliki sikap tidak terpuji seperti melayani masyarakat dengan kasar serta tidak acuh dengan masyarakat. 

Kelima, lemahnya responsivitas, representativitas, dan responsibilitas aparatur pemerintah, dimana mereka hanya mampu menempatkan dirinya sebagai mesin birokrasi yang tidak mampu mengadaptasikan sikap dan perilakunya pada kondisi dan tuntutan masyarakat yang terus berubah. 

Keenam, manajemen pelayanan publik (public sevice management) yang terlalu didominasi paradigma dikotomi kebijakan-administrasi, manajemen ilmiah, matematis dan mengabaikan paradigma diskursif, perilaku sosial, sistemik, pilihan publik dan pilihan sosial. 

Ketujuh, politik penggajian dan kesejahteraan pegawai yang kurang adil menyebabkan pegawai kurang mempunyai motivasi kerja sehingga memicu timbulnya perilaku kolutif dan koruptif.

Melihat kenyataan di atas maka tidak ada cara lain untuk mengatasi masalah tersebut. Kita harus memiliki sense of crisis, sense of urgency, sense of purpose sehingga mampu mencarikan jalan keluar bagi krisis yang ada pada tubuh birokrasi publik kita. Perlu adanya gerakan baru yang berani, yang tidak hanya mengubah sistem saja tetapi bisa mengubah mindset dan paradigma masyarakat dan pemerintah terhadap birokrasi. Sehingga harus ada dan perlunya suatu upaya yang dilakukan untuk memulai merubah pola kerja birokrasi dan citra birokrasi dimasyarakat.

Beberapa strategi pokok yang perlu dilakukan untuk mengubah paradigma pelayan yang dapat dilakukan dalam rangka pembenahan pelayanan publik, antara lain : pertama, mengubah budaya paternalistik dalam pelayanan menjadi budaya egaliter sehingga posisi antara pejabat, pegawai pemerintahan, dan pengguna jasa layanan publik adalah sama. 

Kedua, menegakkan kriteria efektivitas dan efisiensi pelayanan. Tidak semata-mata bahwa pelayanan kepada publik sudah dilakukan, namun harus memerhatikan apakah pelayanan tersebut sudah cukup cepat, mudah, dan jelas bagi masyarakat, juga tidak menghabiskan banyak biaya, terutama biaya yang seharusnya tidak perlu (tidak resmi). 

Ketiga, mengembangkan remunerasi berdasarkan kinerja (merit system), sehingga mendorong aparatur lebih kreatif dan inovatif dalam memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat. 

Keempat, terbuka menerima kritik yang disampaikan publik (media, LSM, dan masyarakat). Kelima, membudayakan delegasi kewenangan dan diskresi yang bertanggung jawab. Tidak boleh lagi ada pelayanan kepada masyarakat yang terhambat karena tidak adanya pimpinan. Keenam, orientasi kepada pelayanan pengguna jasa.

Semua permasalahan mengenai kondisi pelayanan publik dan birokrasi pemerintah hari ini salah satunya karena salah menempatkan paradigma pemerintahan, maka permasalahan tersebut harus segera diselesaikan. Kalau tidak maka akan membusuk dan merusak sistem yang lain. 

Walaupun perubahan itu harus memakan waktu dan biaya yang banyak namun itu lebih baik dilakukan daripada terus dalam persimpangan etika dan paradigma pemerintahan yang merugikan. 

Sudah banyak konsep-konsep dan strategi-strategi para ilmuan untuk mencari formula yang tepat untuk mereformasi birokrasi pemerintah, tetap saja semua itu harus didukung oleh semua pihak. Dibutuhkan komitmen yang tinggi dari semua komponen agar perubahan itu bisa segera dilakukan sebagai perwujudan reformasi dan perbaikan implementasi demokrasi.

 

https://www.kompasiana.com/erlitaasakura/5fb1d29e8ede484e2d232442/persimpangan-etika-dan-paradigma-pemerintahan

 

 

Analisis soal 2

A.    Bagaimanakah sistem etika perilaku politik saat ini? Sudah sesuaikah dengan nilai-nilai Pancasila? Jelaskan!

B.     Etika selalu terkait dengan masalah nilai sehingga perbincangan tentang etika, pada umumnya membicarakan tentang masalah nilai (baik atau buruk). Bagaimanakah etika generasi muda yang ada di sekitar tempat tinggal mu? Apakah mencerminkan etika dan nilai yang dianut oleh bangsa Indonesia? Berikan solusi mengenai adanya dekadensi moral yang saat ini terjadi !

 

 


In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by Novelya M. Ambarita -
Nama : Novelya M. Ambarita
NPM : 2315031113

ANALISIS SOAL

A. Sistem Etika Perilaku Politik Saat Ini
Sistem etika perilaku politik di Indonesia pada saat ini masih menunjukkan sejumlah ketidaksesuaian dengan nilai-nilai Pancasila, dasar filosofi negara.

Terdapat permasalahan yang dapat diidentifikasi, antara lain:
1.Korupsi dan Kekuasaan
Korupsi masih menjadi masalah serius, merusak prinsip-prinsip demokrasi dan keadilan. Penyalahgunaan kekuasaan yang melibatkan pejabat publik tidak selaras dengan sila keempat Pancasila, yang menekankan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.

2.Ketidakadilan dan
Diskriminasi
Adanya ketidakadilan dan diskriminasi, baik dalam sistem hukum maupun aspek sosial ekonomi, menciptakan kesenjangan yang bertentangan dengan sila kelima Pancasila, yang mengamanatkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

3.Transparansi dan Akuntabilitas
Ketidaktransparanan dan kurangnya akuntabilitas dalam pengelolaan pemerintahan seringkali menghadirkan tantangan pada sila ketiga, yang menekankan persatuan Indonesia.

B. Etika Generasi Muda dan Solusi Dekadensi Moral
Etika generasi muda memainkan peran krusial dalam membentuk moral bangsa. Beberapa aspek terkait etika generasi muda dan solusi dekadensi moral mencakup sebagai berikut.

1.Pentingnya Pendidikan Moral

Diperlukan perubahan dalam kurikulum pendidikan untuk lebih menonjolkan pendidikan moral, mengajarkan nilai-nilai Pancasila, dan membantu membentuk karakter yang kuat.

2.Peran Keluarga dan Masyarakat

Keluarga dan masyarakat perlu bekerja sama dalam memberikan contoh dan dukungan untuk membentuk karakter positif pada generasi muda. Pembentukan moral tidak hanya menjadi tanggung jawab sekolah, tetapi juga komunitas.

3.Media Sosial dan Literasi Digital

Penting untuk menggalakkan literasi digital yang sehat. Generasi muda harus dilengkapi dengan pemahaman yang baik tentang penggunaan media sosial agar dapat menghindari dampak negatif dan merugikan.

4.Partisipasi dalam Kegiatan Positif

Generasi muda perlu didorong untuk aktif dalam kegiatan positif seperti organisasi sosial, kegiatan sukarela, dan proyek kemanusiaan. Ini dapat membantu membangun rasa tanggung jawab sosial.

5.Pengawasan dan Hukuman Proporsional

Diperlukan sistem pengawasan yang efektif dan hukuman yang proporsional terhadap pelanggaran etika. Hal ini dapat memberikan efek jera dan memastikan pertanggungjawaban atas perbuatan yang tidak etis.

6.Dorongan pada Kreativitas dan Inovasi

Dorongan pada kreativitas dan inovasi dapat memotivasi generasi muda untuk berkontribusi positif pada masyarakat. Ini dapat membentuk sikap proaktif dan berpikiran terbuka.


Langkah-langkah ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pembentukan karakter dan etika yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, memastikan bahwa generasi muda dapat menjadi agen perubahan positif dalam membangun masa depan bangsa Indonesia.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by ARIES BAY HARKAT -
Nama : Aries Bay Harkat
NPM : 2315031049


A. Sistem Etika Perilaku Politik dan Nilai-nilai Pancasila:
Saat ini, beberapa perilaku politik mungkin tidak sepenuhnya sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Contohnya, kecenderungan korupsi, kurangnya transparansi, dan praktek politik yang lebih berorientasi pada kepentingan pribadi daripada kepentingan rakyat. Diperlukan upaya lebih lanjut untuk memastikan bahwa perilaku politik mencerminkan nilai-nilai luhur Pancasila, seperti keterbukaan, gotong royong, demokrasi, dan keadilan sosial. Instrumen-instrumen seperti kode etik politik dan pengawasan yang ketat dapat membantu memastikan keselarasan ini.

B. Etika Generasi Muda dan Nilai-nilai Bangsa Indonesia:
Etika generasi muda perlu diperhatikan karena mereka adalah penerus bangsa. Beberapa mungkin mencerminkan nilai-nilai positif, sementara yang lain mungkin terpengaruh oleh perkembangan global dan teknologi. Pendidikan moral dan karakter di sekolah menjadi kunci untuk membentuk nilai-nilai yang sejalan dengan identitas bangsa. Peran keluarga dan masyarakat dalam memberikan contoh dan bimbingan moral juga penting. Pengawasan terhadap konten media dan internet perlu diperketat, sambil memberikan alternatif positif yang mendukung pembentukan karakter bangsa.

Solusi untuk mengatasi dekadensi moral melibatkan kolaborasi lintas sektor, termasuk pemerintah, sekolah, keluarga, dan masyarakat. Selain itu, kampanye penyadaran dan promosi nilai-nilai luhur Pancasila dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari dapat membantu membangun fondasi etika yang kuat di kalangan generasi muda.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by A. Rio Rendika -
NAMA : A. Rio Rendika
NPM : 2315031034

ANALISIS SOAL

A. Sistem etika perilaku politik saat ini di Indonesia memiliki beberapa tantangan dan permasalahan. Beberapa hal yang patut diperhatikan dalam menganalisis sistem etika perilaku politik saat ini melibatkan aspek-aspek berikut:

1.Korupsi dan Nepotisme: Masalah korupsi dan nepotisme masih menjadi isu serius dalam dunia politik di Indonesia. Praktik-praktik ini tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila yang menekankan keadilan, anti-korupsi, dan kesejahteraan bersama.

Patronase dan Klientelisme: Beberapa praktik politik masih didominasi oleh patronase dan klientelisme, di mana pemimpin politik memberikan dukungan atau kebijakan tertentu kepada kelompok tertentu untuk mendapatkan dukungan politik atau kepentingan pribadi.

2.Ketidaknetralan Birokrasi: Adanya keterlibatan politik dalam birokrasi serta ketidaknetralan birokrasi dapat menjadi ancaman terhadap etika politik yang sesuai dengan nilai-nilai demokratis dan Pancasila.

3.Ketidaktransparan dan Keterbukaan: Beberapa kebijakan dan proses politik masih kurang transparan, dan akses informasi yang terbatas dapat menghambat partisipasi masyarakat.

4.Sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, perlu adanya komitmen dan tindakan konkret untuk mengatasi permasalahan tersebut, meningkatkan transparansi, dan mendorong partisipasi masyarakat dalam proses politik.

B. Etika generasi muda di sekitar tempat tinggal bisa mencerminkan beragam nilai dan perilaku. Dalam banyak kasus, generasi muda mungkin terpengaruh oleh perubahan sosial, ekonomi, dan budaya, sehingga tantangan moral dapat muncul. Beberapa solusi untuk mengatasi dekadensi moral yang terjadi antara lain:

1.Pendidikan Moral: Menguatkan pendidikan moral di sekolah dan perguruan tinggi untuk membangun kesadaran akan nilai-nilai etika dan moral.

2.Peran Orang Tua: Mendorong peran orang tua dalam mendidik anak-anak mereka dengan nilai-nilai moral yang benar.

3.Partisipasi Masyarakat: Mendorong partisipasi generasi muda dalam kegiatan sosial, keagamaan, dan kemanusiaan untuk membangun karakter dan kesadaran sosial.

4.Media Sosial yang Positif: Menggalakkan penggunaan media sosial dengan positif, menghindari penyebaran informasi negatif atau konten yang merugikan moral dan etika.

5.Pemberdayaan Generasi Muda: Memberikan kesempatan dan pembelajaran bagi generasi muda untuk terlibat dalam pengambilan keputusan yang positif dan konstruktif di masyarakat.

6.Kesadaran akan pentingnya etika dan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari perlu ditingkatkan untuk membentuk generasi muda yang berintegritas dan berkontribusi positif kepada masyarakat dan bangsa.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by SURYA VATRIA PURNAMA -
Nama: Surya Vatria Purnama
Npm: 2315031129




A. Sistem Etika Perilaku Politik Saat Ini
Saat ini, sistem etika perilaku politik di Indonesia masih menunjukkan ketidaksesuaian dengan nilai-nilai Pancasila, sebagai dasar filosofi negara.

Beberapa permasalahan yang teridentifikasi mencakup:
1. **Korupsi dan Penyalahgunaan Kekuasaan**
Korupsi tetap menjadi masalah serius yang merusak prinsip-prinsip demokrasi dan keadilan. Penyalahgunaan kekuasaan oleh pejabat publik tidak selaras dengan sila keempat Pancasila, yang menekankan kerakyatan yang dijiwai oleh hikmat dan kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan.

2. **Ketidakadilan dan Diskriminasi**
Adanya ketidakadilan dan diskriminasi, baik dalam sistem hukum maupun aspek sosial ekonomi, menciptakan kesenjangan yang bertentangan dengan sila kelima Pancasila, yang menuntut keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

3. **Kurangnya Transparansi dan Akuntabilitas**
Ketidaktransparanan dan kurangnya akuntabilitas dalam pengelolaan pemerintahan sering kali menjadi tantangan terhadap sila ketiga, yang menekankan persatuan Indonesia.

B. Etika Generasi Muda dan Solusi Dekadensi Moral
Peran etika generasi muda memiliki peran sentral dalam membentuk moral bangsa. Beberapa aspek terkait etika generasi muda dan solusi dekadensi moral mencakup hal-hal berikut.

1. **Pentingnya Pendidikan Moral**
Diperlukan perubahan dalam kurikulum pendidikan untuk lebih menekankan pendidikan moral, mengajarkan nilai-nilai Pancasila, dan membantu membentuk karakter yang kuat.

2. **Peran Keluarga dan Masyarakat**
Keluarga dan masyarakat perlu berkolaborasi dalam memberikan contoh dan dukungan untuk membentuk karakter positif pada generasi muda. Pembentukan moral bukan hanya tanggung jawab sekolah, tetapi juga tanggung jawab bersama komunitas.

3. **Media Sosial dan Literasi Digital**
Penting untuk mendorong literasi digital yang sehat. Generasi muda harus memiliki pemahaman yang baik tentang penggunaan media sosial agar dapat menghindari dampak negatif dan merugikan.

4. **Partisipasi dalam Kegiatan Positif**
Generasi muda perlu didorong untuk aktif dalam kegiatan positif seperti organisasi sosial, kegiatan sukarela, dan proyek kemanusiaan. Ini dapat membantu membangun rasa tanggung jawab sosial.

5. **Pengawasan dan Hukuman Proporsional**
Sistem pengawasan yang efektif dan hukuman yang proporsional terhadap pelanggaran etika diperlukan. Ini dapat menciptakan efek jera dan memastikan pertanggungjawaban atas perbuatan yang tidak etis.

6. **Dorongan pada Kreativitas dan Inovasi**
Memberikan dorongan pada kreativitas dan inovasi dapat memotivasi generasi muda untuk berkontribusi positif pada masyarakat. Ini dapat membentuk sikap proaktif dan berpikiran terbuka.

Langkah-langkah ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pembentukan karakter dan etika sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Hal ini bertujuan agar generasi muda dapat menjadi agen perubahan positif dalam membangun masa depan bangsa Indonesia.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by Najwa Maharani -
Nama: Najwa Maharani
NPM: 23150310066
Kelas: TE A

Analisis soal
A) Sistem etika perilaku politik saat ini masih sangat kurang dan perlu untuk di tingkatkan lagi, serta belum sesuai dengan nilai-nilai pancasila, dikarenakan terdapat permasalahan yang dapat dii lihat, yaitu:
1) korupsi dan kekuasaan: kasus korupsi semakin banyak yang dapat meng-kacaukan prinsip-prinsip demokrasi dan keadilan bagi kita semua. Mereka dapat melakukan korupsi dikarenakan mereka memiliiki kekuasaan.
2) ketidakadilan dan diskriminasi: banyaknya kasus ketidakadilan di beberapa bidang.
3) Transparansi dan Akuntabilitas.

B. Etika Generasi Muda dan Solusi Dekadensi Moral
Etika generasi muda memainkan peran krusial dalam membentuk moral bangsa. Beberapa aspek terkait etika generasi muda dan solusi dekadensi moral mencakup sebagai berikut.


B) Etika Generasi Muda dan Solusi Dekadensi Moral
Etika generasi muda memainkan peran krusial dalam membentuk moral bangsa. Beberapa aspek terkait etika generasi muda dan solusi dekadensi moral mencakup sebagai berikut.
1.Pentingnya Pendidikan Moral

Diperlukan perubahan dalam kurikulum pendidikan untuk lebih menonjolkan pendidikan moral, mengajarkan nilai-nilai Pancasila, dan membantu membentuk karakter yang kuat.

2.Peran Keluarga dan Masyarakat

Keluarga dan masyarakat perlu bekerja sama dalam memberikan contoh dan dukungan untuk membentuk karakter positif pada generasi muda. Pembentukan moral tidak hanya menjadi tanggung jawab sekolah, tetapi juga komunitas.

3.Media Sosial dan Literasi Digital

Penting untuk menggalakkan literasi digital yang sehat. Generasi muda harus dilengkapi dengan pemahaman yang baik tentang penggunaan media sosial agar dapat menghindari dampak negatif dan merugikan.

4.Partisipasi dalam Kegiatan Positif

Generasi muda perlu didorong untuk aktif dalam kegiatan positif seperti organisasi sosial, kegiatan sukarela, dan proyek kemanusiaan. Ini dapat membantu membangun rasa tanggung jawab sosial.

5.Pengawasan dan Hukuman Proporsional

Diperlukan sistem pengawasan yang efektif dan hukuman yang proporsional terhadap pelanggaran etika. Hal ini dapat memberikan efek jera dan memastikan pertanggungjawaban atas perbuatan yang tidak etis.

6.Dorongan pada Kreativitas dan Inovasi

Dorongan pada kreativitas dan inovasi dapat memotivasi generasi muda untuk berkontribusi positif pada masyarakat. Ini dapat membentuk sikap proaktif dan berpikiran terbuka.


Langkah-langkah ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pembentukan karakter dan etika yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, memastikan bahwa generasi muda dapat menjadi agen perubahan positif dalam membangun masa depan bangsa Indonesia.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by MARETA DWI LESTARI -
Nama : Mareta Dwi Lestari
NPM : 2315031025

Anlisis soal diatas, menurut saya..

A. Sistem etika perilaku politik saat ini sangat beragam dan tergantung pada konteks di masing-masing negara. Namun, dalam konteks Indonesia, penting untuk menilai kepatutan perilaku politik berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Pancasila adalah dasar negara Indonesia yang mencakup lima nilai yaitu keadilan sosial, demokrasi, persatuan, kerakyatan, dan ketuhanan yang maha esa.

Dalam melakukan analisis terhadap sistem etika perilaku politik saat ini, penting untuk melihat sejauh mana perilaku politik tersebut mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Jika perilaku politik tersebut memperjuangkan kepentingan bersama, menjunjung tinggi keadilan sosial, menghormati hak asasi manusia, memelihara persatuan bangsa, mewujudkan kedaulatan rakyat, dan menjunjung tinggi nilai keagamaan, maka dapat dikatakan sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

B. Etika generasi muda di sekitar tempat saya tinggal mungkin beragam dan tidak dapat digeneralisasi. Namun, sebagai sebuah bangsa, kita berharap generasi muda Indonesia dapat mencerminkan etika dan nilai-nilai yang dianut oleh bangsa Indonesia, termasuk dalam hal kedisiplinan, kerja keras, kejujuran, persatuan, toleransi, dan sikap menghormati sesama.

Solusi untuk mengatasi dekadensi moral yang terjadi dapat melibatkan berbagai pihak, termasuk keluarga, pendidikan formal, dan masyarakat secara keseluruhan. Pendidikan nilai-nilai moral yang kuat sejak dini dalam keluarga akan membantu membentuk karakter yang baik pada generasi muda. Pendidikan formal juga perlu memberikan perhatian yang cukup terhadap pembentukan karakter dan etika yang kuat.

Selain itu, peran masyarakat dalam memberikan teladan yang baik dan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk tumbuhnya etika yang baik juga sangat penting. Dorongan dari pemerintah dan organisasi masyarakat juga dapat membantu mempromosikan etika dan nilai-nilai yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam kesimpulannya, untuk mengatasi dekadensi moral, perlu dilakukan upaya yang komprehensif dari berbagai pihak, termasuk keluarga, pendidikan formal, dan masyarakat secara keseluruhan, guna membentuk generasi muda yang mencerminkan etika dan nilai-nilai yang dianut oleh bangsa Indonesia.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by Arina Rusyadiyah -
Nama: Arina Rusyadiyah
NPM : 2315031081

Analisis Soal
A. Bagaimanakah sistem etika perilaku politik saat ini? Sudah sesuaikah dengan nilai-nilai Pancasila? Jelaskan!
-> untuk saat ini sistem etika perilaku politik di Indonesia belum sesuai dengan nilai-nilai pancasila. Karena masih banyaknya kasus korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan, ketidak adilan dan demokrasi, serta transparansi dan akuntabilitas. Kasus-kasus ini masih kerap merajalela di politik Indonesia para era ini.

B. Etika selalu terkait dengan masalah nilai sehingga perbincangan tentang etika, pada umumnya membicarakan tentang masalah nilai (baik atau buruk). Bagaimanakah etika generasi muda yang ada di sekitar tempat tinggal mu? Apakah mencerminkan etika dan nilai yang dianut oleh bangsa Indonesia? Berikan solusi mengenai adanya dekadensi moral yang saat ini terjadi !
-> Etika generasi muda memainkan peran yang penting dalam membentuk moral bangsa dan kemajuan Indonesia kedepannya karena generasi muda lah yang akan menjadi kelanjutan Indonesia pada era selanjutnya. Beberapa aspek terkait etika generasi muda dan solusi dekadensi moral mencakup sebagai berikut:
1. Pentingnya pendidikan moral bagi generasi muda penerus bangsa.
2. Keluarga dan masyarakat harus berperan lebih terkait etika generasi muda saat ini.
3. Pemahaman yang baik atas penggunaan dan pemilahan informasi dan dampak negatif dari media sosial.
4. Pentingnya menggalakkan literasi digital yang sehat bagi generasi penerus bangsa.
5. Partisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang positif dan lebih bermanfaat.
6. Dorongan pada kreativitas dan inovasi dapat memotivasi generasi muda untuk berkontribusi positif pada masyarakat. Ini dapat membentuk sikap proaktif dan berpikiran terbuka.

Langkah-langkah ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pembentukan karakter dan etika yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, memastikan bahwa generasi muda dapat menjadi agen perubahan positif dalam membangun masa depan bangsa Indonesia.
In reply to Arina Rusyadiyah

Re: Forum Analisis Soal

by I gede naya Wiratama -
Nama: I Gede Naya wiratatma
NPM : 2355031005

Analisis Soal
A. Bagaimanakah sistem etika perilaku politik saat ini? Sudah sesuaikah dengan nilai-nilai Pancasila? Jelaskan!
jawab :
untuk saat ini sistem etika perilaku politik di Indonesia belum sesuai dengan nilai-nilai pancasila. Karena masih banyaknya kasus korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan, ketidak adilan dan demokrasi, serta transparansi dan akuntabilitas. Kasus-kasus ini masih kerap merajalela di politik Indonesia para era ini.

B. Etika selalu terkait dengan masalah nilai sehingga perbincangan tentang etika, pada umumnya membicarakan tentang masalah nilai (baik atau buruk). Bagaimanakah etika generasi muda yang ada di sekitar tempat tinggal mu? Apakah mencerminkan etika dan nilai yang dianut oleh bangsa Indonesia? Berikan solusi mengenai adanya dekadensi moral yang saat ini terjadi !
jawab :
Etika generasi muda memainkan peran yang penting dalam membentuk moral bangsa dan kemajuan Indonesia kedepannya karena generasi muda lah yang akan menjadi kelanjutan Indonesia pada era selanjutnya. Beberapa aspek terkait etika generasi muda dan solusi dekadensi moral mencakup sebagai berikut:
1. Pentingnya pendidikan moral bagi generasi muda penerus bangsa.
2. Keluarga dan masyarakat harus berperan lebih terkait etika generasi muda saat ini.
3. Pemahaman yang baik atas penggunaan dan pemilahan informasi dan dampak negatif dari media sosial.
4. Pentingnya menggalakkan literasi digital yang sehat bagi generasi penerus bangsa.
5. Partisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang positif dan lebih bermanfaat.
6. Dorongan pada kreativitas dan inovasi dapat memotivasi generasi muda untuk berkontribusi positif pada masyarakat. Ini dapat membentuk sikap proaktif dan berpikiran terbuka.
langkah demi langkah ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pembentukan karakter dan etika yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, memastikan bahwa generasi muda dapat menjadi agen perubahan positif dalam membangun masa depan bangsa Indonesia.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by Muhamad Fajrul Falah -
Nama: Muhamad Fajrul Falah
Kelas: TE A

A. Bagaimanakah sistem etika perilaku politik saat ini? Sudah sesuaikah dengan nilai-nilai Pancasila? Jelaskan!
jawab :
Saya rasa etika politik yang ada sekarang ini masih jauh dari nilai-nilai Pancasila. Hal ini terlihat dari banyaknya kasus-kasus yang menunjukkan korupsi, penyelewengan kekuasaan, ketimpangan dan ketidakdemokratisan, serta kurangnya transparansi dan akuntabilitas. Kasus-kasus ini menunjukkan bahwa politik Indonesia masih belum bersih dan berkeadilan.

B. Etika selalu terkait dengan masalah nilai sehingga perbincangan tentang etika, pada umumnya membicarakan tentang masalah nilai (baik atau buruk). Bagaimanakah etika generasi muda yang ada di sekitar tempat tinggal mu? Apakah mencerminkan etika dan nilai yang dianut oleh bangsa Indonesia? Berikan solusi mengenai adanya dekadensi moral yang saat ini terjadi !
Jawab:
Etika generasi muda sangat penting untuk menentukan moral dan kemajuan bangsa Indonesia di masa depan karena generasi muda adalah penerus bangsa. Ada beberapa hal yang berkaitan dengan etika generasi muda dan solusi dekadensi moral, yaitu:
1. Pentingnya pendidikan moral untuk generasi muda penerus bangsa.
2. Peran keluarga dan masyarakat dalam membina etika generasi muda sekarang ini.
3. Pemahaman yang baik tentang penggunaan dan pemilihan informasi dan dampak buruk dari media sosial.
4. Pentingnya mendorong literasi digital yang sehat untuk generasi penerus bangsa.
5. Partisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang positif dan bermakna.
6. Dorongan pada kreativitas dan inovasi dapat menginspirasi generasi muda untuk memberikan kontribusi positif pada masyarakat. Ini dapat membentuk sikap proaktif dan berpikiran terbuka.
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pembentukan karakter dan etika yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, memastikan bahwa generasi muda dapat menjadi agen perubahan positif dalam membangun masa depan bangsa Indonesia.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by Joan Carlos -
Nama : Joan Carlos
NPM : 2315031138

Analisis soal 2

A. Bagaimanakah sistem etika perilaku politik saat ini? Sudah sesuaikah dengan nilai-nilai Pancasila? Jelaskan!

Pendekatan moral relatifistis menyatakan bahwa perilaku baik dan buruk bergantung pada kesadaran masyarakat, norma sosial, dan nilai-nilai kebudayaan yang dianut. Oleh karena itu, apa yang dianggap baik oleh masyarakat dini selama-lamanya, seperti narkoba yang terbukti berdampak buruk pada tubuh manusia, akan terus dianggap buruk dan dilarang oleh sistem hukum.

Sedangkan, Pancasila menjadi landasan norma-norma perilaku baik yang tidak bergantung pada perubahan kesadaran masyarakat, melainkan pada prinsip-prinsip etika yang dikaji secara sistematis dan diselaraskan dengan adat-budaya Indonesia. Pancasila memberikan panduan kebijakan yang lebih kokoh dan tidak mengikuti keinginan sementara dari suatu kelompok masyarakat.

Dan pendapat saya mengenai hal itu yaitu belum sesuai yang akan saya jabarkan dibawah ini tedapat 5 point yang akan jelaskan point tersebut dari opini pribadi saya :

1. Membuat sistem hukum yang kokoh dan tajam diperlukan untuk menegakkan Pancasila, yang berisi nilai-nilai universal seperti keadilan, persaudaraan, kemanusiaan, dan ketaatan pada undang-undang.
2. Tidak hanya menjadikan hukum yang lebih kokoh dan tajam, melainkan juga membuat masyarakat yang lebih tanggung jawab dalam menghayati nilai-nilai universal tersebut.
3. Sebagai contoh, ada peraturan hukum yang mengharuskan anggota DPR dan anggota masyarakat untuk memperhatikan kebijakan merdeka dari sediaan-sediaan narkoba.
4. Hal ini membantu dalam peningkatan etos kerja di politik dan pada masyarakat umum.
5. Ketika pendekatan moral relatifistis dibandingkan dengan konsep moral absolutis Pancasila, kita bisa melihat perbedaan yang jelas dalam tingkat integritas politik, keputusan hukum, dan etos kerja.

Secara keseluruhan, terdapat beberapa kekurangan dalam implementasi sistem etika perilaku politik berdasarkan Pancasila. Sebagai contoh, pada praktiknya, terkadang ada politisi yang melakukan hal-hal yang merugikan masyarakat tanpa merujuk pada nilai-nilai Pancasila. Namun, kebijakan merdeka dari sediaan-sediaan narkoba telah ditetapkan sebagai syarat untuk memperoleh jabatan di politik. Oleh karena itu, meskipun ada beberapa kekurangan dalam implementasi ini, tetap saja kemajuan yang sudah tercapai sangat penting bagi perbaikan sistem etika perilaku politik di Indonesia.


B. Etika selalu terkait dengan masalah nilai sehingga perbincangan tentang etika, pada umumnya membicarakan tentang masalah nilai (baik atau buruk). Bagaimanakah etika generasi muda yang ada di sekitar tempat tinggal mu? Apakah mencerminkan etika dan nilai yang dianut oleh bangsa Indonesia? Berikan solusi mengenai adanya dekadensi moral yang saat ini terjadi !

Untuk etika generasi muda yang ada disekitar saya sekarang ini menurut saya pribadi mengalami penurunan yang bisa diliat kalo generasi sekarang cenderung memiliki moral dan sikap yang berbeda dari generasi sebelumnya yang dimana dari penurunan tersebut menjadikan generasi yang kurang beretika dalam memahami sesuatu hal .

Dan apakah ini mencerminkan etika dan nilai yang dianut oleh bangsa Indonesia ? tentunya tidak, hal hal yang bersifat negatif terutama dalam pembentukan karakter dari bangsaa Indonesia itu sendiri merupakan salah satu hal terpenting oleh karena itu suatu etika yang buruk tidak akan mencerminkan bangsa Indonesia melainkan mencoreng nama bangsa indonesiaa di mata dunia. Dan tentunya semua hal itu perlu perbaikan dari dalam maupun luar.

Solusi saya mengenai dekadensi moral yang saat ini terjadi yaitu :

1.Memahami Pengertian dan Makna dari Etika
Sebelum melakukan perubahan, penting untuk memahami apa yang dimaksud dengan etika. Etika adalah peraturan sosial yang mendefinisikan standar etik perilaku individu dalam masyarakat. Etika bertujuan untuk mengatur hubungan antara individu, kelompok, ataupun negara, sehingga mencapai tujuan yang dapat diterima oleh seluruh anggota masyarakat.

2. Meningkatkan Awareness Etika
Untuk mencapai perubahan dalam etika, penting untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya etika. Oleh karena itu, penting untuk mengadakan kampanye atau program yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang etika, baik di dalam maupun di luar sekolah.

3. Melibatkan Pihak-Pihak Terkait
Melibatkan pihak-pihak terkait seperti instansi pemerintah, masyarakat, dan pendidik sangat penting. Oleh karena itu, penting untuk melibatkan mereka dalam upaya peningkatan etika di lingkungan kerja politik dan masyarakat.

4. Mengadakan Pelatihan dan Program Pendidikan
Pelatihan dan program pendidikan yang fokus pada etika adalah upaya yang sangat efektif untuk meningkatkan etos kerja politik dan masyarakat. Oleh karena itu, penting untuk mengadakan pelatihan-pelatihan dan program pendidikan yang mengajarkan pentingnya etika, baik di sekolah maupun di kampus.

5. Menumbuhkan Kebersihan Perilaku
Menjaga kebersihan perilaku adalah peran penting dalam penciptaan budaya etika yang kuat. Oleh karena itu, penting untuk menumbuhkan semangat kebersihan perilaku melalui pendidikan dan advokasi yang tegas.

6. Mengimplementasikan Sistem Pemantauan
Sistem pemantauan yang ketat dapat membantu menghambat perkembangan dekadensi moral. Oleh karena itu, penting untuk mengimplementasikan sistem pemantauan yang efektif, baik dalam penyediaan jasa maupun dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan melakukan upaya-upaya seperti di atas, Indonesia dapat berharap untuk mendapatkan hasil yang tangible dalam meningkatkan etos kerja politik dan masyarakat. Selain itu, upaya ini juga dapat memberikan kontribusi pada penciptaan masyarakat yang tangguh dan bertanggung jawab.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by Kenza Khofifa Putri -
Nama: Kenza Khofifa Putri
NPM: 2315031050

A. Sistem Etika Perilaku Politik dan Hubungannya dengan Pancasila:
Sistem etika perilaku politik saat ini sering kali menunjukkan kecenderungan yang tidak selalu sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Beberapa masalah yang dapat diidentifikasi mencakup korupsi, nepotisme, kolusi, serta kurangnya transparansi dan akuntabilitas dalam pengambilan keputusan politik. Pancasila, sebagai dasar negara Indonesia, mengajarkan nilai-nilai seperti keadilan, demokrasi, persatuan, dan kesejahteraan sosial. Oleh karena itu, perilaku politik yang sesuai dengan Pancasila seharusnya mencerminkan integritas, pelayanan masyarakat, dan keadilan.

B. Etika Generasi Muda dan Hubungannya dengan Etika dan Nilai Indonesia:
Etika generasi muda di sekitar tempat tinggal dapat bervariasi, tetapi beberapa tren mungkin mencerminkan perubahan dalam nilai-nilai tradisional Indonesia. Globalisasi, teknologi, dan pengaruh budaya asing dapat mempengaruhi pandangan dan perilaku generasi muda. Meskipun tidak semua generasi muda memiliki perilaku yang bertentangan dengan nilai-nilai Indonesia, beberapa mungkin terpengaruh oleh individualisme, kurangnya rasa tanggung jawab sosial, dan kurangnya kesadaran akan budaya dan nilai-nilai tradisional.

Solusi terhadap dekadensi moral yang terjadi dapat melibatkan upaya bersama dari berbagai pihak, termasuk keluarga, sekolah, pemerintah, dan masyarakat. Beberapa solusi yang dapat diusulkan melibatkan:

Penguatan Pendidikan Karakter: Sekolah dapat memainkan peran penting dalam membentuk etika generasi muda. Pendidikan karakter yang memasukkan nilai-nilai moral dan budaya Indonesia dapat membantu membangun kesadaran akan pentingnya etika.

Peran Keluarga: Keluarga juga harus aktif dalam membimbing dan mengajarkan nilai-nilai positif kepada anak-anak. Komunikasi terbuka dan pengembangan rasa tanggung jawab sosial dapat membantu membentuk karakter yang kuat.

Kampanye dan Pendidikan Masyarakat: Pemerintah dan LSM dapat mengadakan kampanye dan program pendidikan masyarakat tentang nilai-nilai Pancasila dan budaya Indonesia. Ini dapat mencakup seminar, lokakarya, dan kegiatan sosial lainnya.

Peran Media Massa: Media massa memiliki peran besar dalam membentuk persepsi dan nilai-nilai generasi muda. Oleh karena itu, media harus berkontribusi positif dengan menyajikan konten yang mendukung nilai-nilai moral dan budaya.

Keterlibatan Aktif dalam Kegiatan Sosial: Generasi muda perlu diberdayakan untuk terlibat dalam kegiatan sosial dan pelayanan masyarakat. Ini dapat membantu mereka memahami pentingnya berkontribusi positif untuk kebaikan bersama.

Melalui upaya bersama dari berbagai pihak, diharapkan bahwa generasi muda dapat tumbuh dengan etika yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila dan kearifan lokal Indonesia.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by SABILA KHOIRUN NISA -
NAMA : SABILA KHOIRUN NISA
NPM : 2315031042
ANALISIS SOAL
A. Sistem etika perilaku politik saat ini dapat dianggap bervariasi, namun terdapat tantangan dalam kesesuaian dengan nilai-nilai Pancasila. Beberapa praktik politik mungkin tidak sepenuhnya mencerminkan nilai-nilai luhur Pancasila seperti keadilan sosial, persatuan, dan kerakyatan. Hal ini terlihat dalam adanya korupsi, nepotisme, dan praktik-praktik politik yang cenderung oportunis. Perlu adanya upaya serius untuk mengarahkan perilaku politik agar lebih selaras dengan nilai-nilai Pancasila.

Saat ini, sistem etika perilaku politik di Indonesia bisa mengalami variasi tergantung pada individu dan kelompok. Beberapa aspek yang dapat dianalisis adalah:
1. Kesesuaian dengan Nilai-nilai Pancasila:
-Pancasila sebagai Dasar Negara: Sebagai dasar negara, Pancasila mengandung nilai-nilai seperti keadilan sosial, demokrasi, persatuan, kesejahteraan, dan ketuhanan yang maha esa.

-Tingkat Kesesuaian: Beberapa perilaku politik mungkin sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, seperti upaya untuk mencapai keadilan sosial dan kesejahteraan rakyat. Namun, terdapat potensi ketidaksesuaian terutama terkait dengan tindakan korupsi, nepotisme, atau praktek politik yang tidak transparan.
2. Praktik Korupsi dan Keadilan Sosial:
-Korupsi: Praktik korupsi di dalam politik masih menjadi masalah serius. Ini melanggar nilai-nilai Pancasila yang menuntut keadilan sosial dan kejujuran.
-Keadilan Sosial: Ketidaksetaraan dan ketidakadilan sosial dalam kebijakan atau distribusi sumber daya juga dapat dianggap sebagai ketidaksesuaian dengan nilai-nilai Pancasila.
3. Partisipasi Politik dan Keterbukaan:
-Partisipasi Politik: Adanya partisipasi politik dari berbagai lapisan masyarakat dapat dianggap sesuai dengan semangat demokrasi Pancasila.
-Keterbukaan: Keterbukaan dalam proses politik dan kebijakan mencerminkan nilai-nilai demokrasi Pancasila.

B. Etika generasi muda di sekitar tempat tinggal mu mungkin bervariasi, namun beberapa dapat mencerminkan nilai-nilai positif bangsa Indonesia. Untuk mengatasi dekadensi moral, penting untuk memperkuat pendidikan karakter di sekolah dan keluarga. Mendorong kesadaran akan nilai-nilai Pancasila, kejujuran, tanggung jawab, dan empati dapat membentuk etika generasi muda yang lebih positif. Selain itu, melibatkan generasi muda dalam kegiatan sosial dan kegiatan pembangunan masyarakat dapat memperkuat rasa kepemilikan terhadap negara dan mendorong perilaku yang positif.


Berikut adalah yang harus kita perhatikan:
1. Etika Generasi Muda:
- Keterlibatan Sosial: Seberapa besar generasi muda terlibat dalam kegiatan sosial dan politik dapat mencerminkan etika mereka.
- Kepatuhan pada Hukum dan Norma: Kepatuhan pada hukum dan norma sosial juga mencerminkan etika generasi muda.
2. Cerminkan Etika dan Nilai Bangsa Indonesia:
- Patriotisme:Sejauh mana generasi muda memiliki rasa cinta tanah air dan menjunjung tinggi nilai-nilai nasional mencerminkan etika bangsa Indonesia.
- Toleransi dan Keragaman: Sikap toleransi dan penghargaan terhadap keragaman mencerminkan nilai-nilai Indonesia yang terdapat dalam Pancasila.
Solusi terhadap Dekadensi Moral:

1. Pendidikan Nilai:
- Meningkatkan pendidikan nilai-nilai moral dan etika sejak dini di sekolah.
- Memasukkan nilai-nilai Pancasila dalam kurikulum pendidikan.
2. Peran Keluarga:
- Mendorong peran keluarga dalam pembentukan karakter dan etika anak-anak.
- Memfasilitasi dialog antara generasi untuk mentransmisikan nilai-nilai tradisional.
3. Pemberdayaan Masyarakat:
- Mendorong partisipasi masyarakat dalam mengawasi perilaku politik dan mengutamakan pemilihan pemimpin yang memiliki integritas.
- Menggalakkan kampanye moral dan etika di tingkat komunitas.
4. Pengawasan dan Penegakan Hukum:
- Memperkuat lembaga pengawasan dan penegakan hukum untuk memberantas korupsi dan pelanggaran etika politik.
- Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas di dalam pemerintahan
Penting untuk diingat bahwa perubahan ini memerlukan kerjasama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, keluarga, dan masyarakat secara keseluruhan.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by JONI KURNIAWAN -
Nama:joni kurniawan
Npm:2315031090

ANALISIS SOAL
A) Sistem etika perilaku politik saat ini masih sangat kurang dan perlu untuk di tingkatkan lagi, serta belum sesuai dengan nilai-nilai pancasila, dikarenakan terdapat permasalahan yang dapat dii lihat, yaitu:

1) korupsi dan kekuasaan: kasus korupsi semakin banyak yang dapat meng-kacaukan prinsip-prinsip demokrasi dan keadilan bagi kita semua. Mereka dapat melakukan korupsi dikarenakan mereka memiliiki kekuasaan.

2) ketidakadilan dan diskriminasi: banyaknya kasus ketidakadilan di beberapa bidang.

3) Transparansi dan Akuntabilitas.


B) Etika Generasi Muda dan Solusi Dekadensi Moral
Etika generasi muda memainkan peran krusial dalam membentuk moral bangsa. Beberapa aspek terkait etika generasi muda dan solusi dekadensi moral mencakup sebagai berikut.

1.Pentingnya Pendidikan Moral
Diperlukan perubahan dalam kurikulum pendidikan untuk lebih menonjolkan pendidikan moral, mengajarkan nilai-nilai Pancasila, dan membantu membentuk karakter yang kuat.

2.Peran Keluarga dan Masyarakat
Keluarga dan masyarakat perlu bekerja sama dalam memberikan contoh dan dukungan untuk membentuk karakter positif pada generasi muda. Pembentukan moral tidak hanya menjadi tanggung jawab sekolah, tetapi juga komunitas.

3.Media Sosial dan Literasi Digital
Penting untuk menggalakkan literasi digital yang sehat. Generasi muda harus dilengkapi dengan pemahaman yang baik tentang penggunaan media sosial agar dapat menghindari dampak negatif dan merugikan.

4.Partisipasi dalam Kegiatan Positif
Generasi muda perlu didorong untuk aktif dalam kegiatan positif seperti organisasi sosial, kegiatan sukarela, dan proyek kemanusiaan. Ini dapat membantu membangun rasa tanggung jawab sosial.

5.Pengawasan dan Hukuman Proporsional
Diperlukan sistem pengawasan yang efektif dan hukuman yang proporsional terhadap pelanggaran etika. Hal ini dapat memberikan efek jera dan memastikan pertanggungjawaban atas perbuatan yang tidak etis.

6.Dorongan pada Kreativitas dan Inovasi
Dorongan pada kreativitas dan inovasi dapat memotivasi generasi muda untuk berkontribusi positif pada masyarakat. Ini dapat membentuk sikap proaktif dan berpikiran terbuka
In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by Merdi Nuriantama -
Nama :Merdi Nuriantama
NPM : 2315031122

Etika adalah ilmu yang mempelajari nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pedoman perilaku manusia dalam kehidupan sehari-hari. Etika juga berkaitan dengan moralitas, yaitu penilaian tentang baik dan buruk, benar dan salah, serta hak dan kewajiban manusia.
A. Sila pertama Pancasila, yaitu Ketuhanan yang Maha Esa, mencakup dimensi moral dan nilai spiritualitas yang mendekatkan manusia kepada Tuhan. Kehadiran aturan atau nilai ketuhanan ini membangkitkan kesadaran dalam diri manusia untuk menjaga etika dan perilakunya.
B. Sila kedua Pancasila, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, mengandung dimensi humanus, mendorong perlakuan manusiawi dengan menghargai sesama dalam interaksi sosial.
C. Sila ketiga Pancasila, Persatuan Indonesia, memuat nilai solidaritas, kebersamaan, dan cinta tanah air, memicu rasa saling memiliki untuk menjaga Negara Indonesia bersama-sama.
D. Sila keempat Pancasila, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permasyarakatan Perwakilan, mengandung nilai sikap menghargai dan mendengarkan pendapat orang lain, memungkinkan penyelesaian perbedaan pendapat melalui musyawarah.
E. Sila kelima Pancasila, Keadilan bagi Seluruh Rakyat Indonesia, melibatkan dimensi kepedulian terhadap nasib orang lain dan keinginan untuk membantu sesama.
Urgensi Pancasila dalam Sistem Etika

Urgensi pancasila dalam sistem etika adalah pentingnya pancasila sebagai pedoman perilaku manusia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia. Pancasila sebagai sistem etika memiliki beberapa fungsi, antara lain:

*Pancasila sebagai sumber nilai dan norma, yaitu pancasila mengandung nilai-nilai yang bersifat universal, humanis, dan religius, yang dapat menjadi acuan bagi manusia untuk menentukan baik dan buruk, benar dan salah, serta hak dan kewajiban dalam kehidupan.
*Pancasila sebagai dasar integrasi nasional, yaitu pancasila menjadi landasan bagi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang beraneka ragam suku, budaya, agama, dan bahasa. Pancasila juga menjadi identitas dan jati diri bangsa Indonesia di tengah masyarakat internasional.
*Pancasila sebagai landasan moral, yaitu pancasila menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi manusia untuk berperilaku sesuai dengan nilai-nilai etika, seperti menghormati hak asasi manusia, menjaga toleransi dan kerukunan, serta berkontribusi bagi kesejahteraan umum.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by Muhammad Hafiz Alrofi -
Nama : Muhammad Hafiz Alrofi
NPM : 2315031065

ANALISIS SOAL
A. Sistem Etika Perilaku Politik Saat Ini
Sistem etika perilaku politik di Indonesia pada saat ini masih menunjukkan sejumlah ketidaksesuaian dengan nilai-nilai Pancasila, dasar filosofi negara.

Terdapat permasalahan yang dapat diidentifikasi, antara lain:
1.Korupsi dan Kekuasaan
Korupsi masih menjadi masalah serius, merusak prinsip-prinsip demokrasi dan keadilan. Penyalahgunaan kekuasaan yang melibatkan pejabat publik tidak selaras dengan sila keempat Pancasila, yang menekankan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.

2.Ketidakadilan dan
Diskriminasi
Adanya ketidakadilan dan diskriminasi, baik dalam sistem hukum maupun aspek sosial ekonomi, menciptakan kesenjangan yang bertentangan dengan sila kelima Pancasila, yang mengamanatkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

3.Transparansi dan Akuntabilitas
Ketidaktransparanan dan kurangnya akuntabilitas dalam pengelolaan pemerintahan seringkali menghadirkan tantangan pada sila ketiga, yang menekankan persatuan Indonesia.

B. Etika Generasi Muda dan Solusi Dekadensi Moral
Etika generasi muda memainkan peran krusial dalam membentuk moral bangsa. Beberapa aspek terkait etika generasi muda dan solusi dekadensi moral mencakup sebagai berikut.

1.Pentingnya Pendidikan Moral

Diperlukan perubahan dalam kurikulum pendidikan untuk lebih menonjolkan pendidikan moral, mengajarkan nilai-nilai Pancasila, dan membantu membentuk karakter yang kuat.

2.Peran Keluarga dan Masyarakat

Keluarga dan masyarakat perlu bekerja sama dalam memberikan contoh dan dukungan untuk membentuk karakter positif pada generasi muda. Pembentukan moral tidak hanya menjadi tanggung jawab sekolah, tetapi juga komunitas.

3.Media Sosial dan Literasi Digital

Penting untuk menggalakkan literasi digital yang sehat. Generasi muda harus dilengkapi dengan pemahaman yang baik tentang penggunaan media sosial agar dapat menghindari dampak negatif dan merugikan.

4.Partisipasi dalam Kegiatan Positif

Generasi muda perlu didorong untuk aktif dalam kegiatan positif seperti organisasi sosial, kegiatan sukarela, dan proyek kemanusiaan. Ini dapat membantu membangun rasa tanggung jawab sosial.

5.Pengawasan dan Hukuman Proporsional

Diperlukan sistem pengawasan yang efektif dan hukuman yang proporsional terhadap pelanggaran etika. Hal ini dapat memberikan efek jera dan memastikan pertanggungjawaban atas perbuatan yang tidak etis.

6.Dorongan pada Kreativitas dan Inovasi

Dorongan pada kreativitas dan inovasi dapat memotivasi generasi muda untuk berkontribusi positif pada masyarakat. Ini dapat membentuk sikap proaktif dan berpikiran terbuka.


Langkah-langkah ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pembentukan karakter dan etika yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, memastikan bahwa generasi muda dapat menjadi agen perubahan positif dalam membangun masa depan bangsa Indonesia.