Rangkuman Materi

1. Pendahuluan

Manusia hidup dalam ruang yang tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga sosial dan budaya. Ruang yang awalnya netral menjadi bermakna ketika masyarakat memberikan identitas, simbol, dan nilai-nilai budaya. Karena itu, geografi sosial budaya memandang ruang bukan hanya lokasi, tetapi juga sebagai produk sosial.

 

2. Konsep Ruang dalam Geografi Sosial Budaya

  1. Ruang Fisik (Physical Space)
    • Ruang nyata berupa lahan, permukiman, sungai, hutan, kota.
    • Contoh: perumahan elit di pusat kota vs rumah sederhana di pinggiran.
  2. Ruang Sosial (Social Space)
    • Ruang yang terbentuk karena interaksi masyarakat, aturan sosial, dan relasi kekuasaan.
    • Contoh: pasar tradisional sebagai tempat jual beli sekaligus interaksi sosial.
  3. Ruang Budaya (Cultural Space)
    • Ruang yang diberi makna budaya, identitas, dan simbolisme.
    • Contoh: alun-alun kota Yogyakarta yang memiliki fungsi religius, sosial, dan politik.

 

3. Konsep Tempat (Place)

  • Place adalah ruang yang sudah diberi arti atau makna.
  • Sense of Place → ikatan emosional antara manusia dengan ruang.
  • Contoh:
    • Malioboro bukan sekadar jalan, tapi simbol identitas Yogyakarta.
    • Danau Toba menjadi ruang budaya Batak yang penuh nilai spiritual.

 

4. Hubungan Masyarakat dan Budaya dengan Ruang

  1. Masyarakat Membentuk Ruang
    • Pemukiman, pola jalan, tata ruang desa/kota terbentuk dari kebutuhan sosial.
    • Contoh: Desa Bali mengatur ruang dengan konsep Tri Mandala (utama mandala, madya mandala, nista mandala).
  2. Budaya Memberi Makna pada Ruang
    • Ruang dipenuhi simbol, ritual, dan nilai budaya.
    • Contoh: Rumah adat Minangkabau (Rumah Gadang) melambangkan kekerabatan matrilineal.
  3. Ruang Mempengaruhi Perilaku Sosial
    • Ruang padat dan sempit dapat memicu konflik sosial.
    • Ruang terbuka hijau memberi kesempatan interaksi sosial positif.

 

5. Teori tentang Ruang dalam Geografi Sosial Budaya

  • Henri Lefebvre (1991) → ruang adalah produk sosial (socially produced space).
  • Yi-Fu Tuan (1977) → ruang dan tempat dipahami melalui pengalaman manusia (humanistic geography).
  • Edward Soja (1996) → konsep Thirdspace (gabungan ruang fisik, sosial, dan imajiner).

 

6. Contoh Fenomena Ruang, Masyarakat, dan Budaya

  • Kampung Kota → ruang peralihan antara desa dan kota, mencerminkan perpaduan budaya tradisional dan modern.
  • Kawasan Pecinan di Semarang/Glodok Jakarta → terbentuk dari identitas etnis Tionghoa dan nilai budaya mereka.
  • Masjid, pura, gereja → ruang religius sekaligus ruang sosial yang memperkuat identitas komunitas.
  • Media Sosial (ruang virtual) → masyarakat membentuk identitas baru di ruang digital (Instagram, TikTok).

 

7. Relevansi dalam Kehidupan Sehari-hari

  • Membantu memahami kenapa ruang bisa diperebutkan (misalnya konflik agraria).
  • Menjelaskan fungsi sosial budaya ruang publik (misalnya taman kota untuk rekreasi, interaksi, dan simbol kota).
  • Membantu perencanaan kota yang inklusif dan multikultural.