Forum Diskusi Pertemuan-5

Forum Diskusi Pertemuan-5

Number of replies: 15
setelah menyimak paparan presentasi dari kelompok-2, silahkan diskusikan materi yang telah disampaikan melalui kolom diskusi di bawah ini! 
In reply to First post

Re: Forum Diskusi Pertemuan-5

Lia Nanda Agustina གིས-
Nama : Lia Nanda Agustina
NPM : 2113053077

Izin bertanya Bagaimana cara memanfaatkan lingkungan sebagai media pembelajaran uraikan dalam bentuk contoh konkret?dan Bagaimana caranya agar kita dapat menciptakan lingkungan yang kondusif dalam pembelajaran?
In reply to Lia Nanda Agustina

Re: Forum Diskusi Pertemuan-5

VINKA VRISILIA གིས-
Nama: Vinka Vrisilia
Npm: 2153053025
Kelas: 4G
Dari kelompok 2
Izin menjawab pertanyaan dari saudari lia nanda.
Contoh konkret dalam memanfaatkan lingkungan sebagai kedia pembelajaran yaitu seperti yg sudah dijelaskan oleh rekan rekan saya seperti Melakukan kegiatan karyawisata, berkemah, praktek lapangan, outbond, dan lain sebagainya.
Membawa lingkungan ke dalam kelas dengan menghadirkan pemateri untuk menyampaikan materi di dalam kelas.
Kemudian caranya agar kita dapat menciptakan lingkungan yang kondusif dalam pembelajaran yaitu :
1.Hilangkan semua distraksi yang mungkin bisa mengganggu konsentrasi siswa untuk belajar

Hal pertama yang bisa guru lakukan untuk membuat kelas lebih kondusif adalah menghilangkan semua hal yang mungkin bisa mengganggu konsentrasi siswa untuk belajar, seperti hiasan yang terlalu ramai atau pajangan yang ada  di atas meja guru. Saat school from home atau sekolah dari rumah, beberapa hal yang bisa guru lakukan adalah dengan menggunakan latar belakang atau background polos saat mengajar dan hindari menunjukkan barang apapun yang tidak berhubungan materi pelajaran.

2. Buat aturan bersama siswa

Sebelum kelas dimulai, ada baiknya jika guru membuat peraturan yang harus dipatuhi oleh siswa maupun guru. Beberapa contoh peraturan di kelas yang bisa diterapkan adalah selama proses belajar mengajar tidak ada yang boleh mengobrol ataupun bermain gadget. Jika ada yang melanggar peraturan tersebut, maka orang yang melakukannya akan mendapatkan hukuman ringan (seperti harus membersihkan kelas ketika pulang sekolah).

3. Berikan satu tugas dalam satu waktu

Saat proses belajar mengajar ada kalanya guru harus memberikan satu tugas kepada siswa untuk dikerjakan saat itu juga. Ketika hal ini terjadi, usahakan untuk memberikan siswa satu tugas saja dalam satu waktu ya. Karena memberikan siswa terlalu banyak tugas, justru bisa mengganggu konsentrasi siswa dan membuat siswa ingin mengobrol dengan teman-temannya, sehingga suasana kelas menjadi tidak kondusif.
4. Selalu perhatikan siswa saat mengajar

Cara lain yang bisa guru lakukan untuk membuat suasana kelas selalu kondusif adalah dengan selalu memperhatikan semua siswa saat mengajar. Jika ada satu siswa yang terlihat kurang fokus saat belajar, tidak ada salahnya kalau guru mendatanginya dan bertanya alasan dia tampak kurang fokus belajar. Setelah itu, guru bisa memberikan solusi agar siswa bisa kembali fokus belajar. Misalnya jika alasan siswa kurang fokus belajar adalah karena mengantuk, minta siswa tersebut untuk membasuh wajahnya dengan air terlebih dahulu.

5. Ubah metode mengajar

Mengubah metode mengajar memang tidak semudah yang dibayangkan. Namun, tidak ada salahnya jika mulai sekarang sesekali guru mengubah metode mengajar. Karena mengubah metode mengajar telah terbukti efektif untuk membuat siswa menjadi lebih fokus belajar, sehingga suasana kelas menjadi lebih kondusif. Salah satu cara mudah yang bisa guru terapkan adalah mengubah metode mengajar dari menyampaikan materi satu arah menjadi diskusi atau sebaliknya. Namun, tetap batasi frekuensi mengubah metode mengajar ya. Karena jika dilakukan terlalu sering, hal ini justru bisa mengganggu konsentrasi siswa saat belajar.
 

6. Sisihkan waktu istirahat di tengah proses belajar mengajar

Kadang salah satu penyebab suasana kelas menjadi tidak kondusif adalah karena siswa sudah tidak fokus untuk belajar dan memutuskan untuk mengobrol dengan siswa. Untuk mencegah hal ini terjadi, guru bisa menyisipkan waktu istirahat di tengah proses belajar mengajar. Karena melansir dari Teach Starter, umumnya otak siswa hanya bisa fokus belajar selama 45 menit. Oleh karena itu, jangan lupa untuk memberikan waktu istirahat singkat dengan durasi 5-10 menit setelah siswa belajar 45 menit.

7. Berikan penghargaan kepada siswa

Meskipun terlihat sederhana, faktanya memberikan penghargaan kepada siswa juga merupakan salah satu cara untuk membuat kelas menjadi lebih kondusif. Karena penghargaan akan membuat siswa merasa lebih dihargai dan membuatnya selalu fokus belajar di kelas. Beberapa contoh penghargaan yang bisa guru berikan adalah “Siswa paling rajin”, “Siswa paling aktif”, atau “Siswa paling berprestasi”. Selain memberikan penghargaan kepada siswa yang paling berprestasi, guru juga dapat membuat penghargaan unik “Bintang Olahraga Kelas”, “Anak Paling Baik”, dan lain-lain. Hadiah yang diberikan guru juga gak harus hadiah yang mahal kok. Kadang, hadiah berupa cokelat atau peralatan menulis yang unikpun sudah membuat siswa merasa lebih dihargai.
Sekian Terimakasih
In reply to First post

Re: Forum Diskusi Pertemuan-5

Niken Larasati གིས-
Nama : Niken Larasati
NPM : 2113053013
Kelas/Prodi : 4G/PGSD

Izin bertanya kepada kelompok bertugas.
Lingkungan sebagai media pembelajaran dan sumber belajar di jelaskan di ppt terdapat banyak manfaat dan keutungan tetapi di sisi lain masih adam kelemahan dan kekurangan salah satunya lingkungan siswa yang berbeda beda dan masih banyak lingkungan anak yang tidak baik, nah menurut kalian bagaimana sikap kita sebagai pendidik menyikapi hal tersebut?

Sekian, terimakasih.
In reply to Niken Larasati

Re: Forum Diskusi Pertemuan-5

Alifah Puji Astuti གིས-
Nama: Alifah Puji Astuti
Npm: 2113053173

Izin menjawab peetanyaan niken
Lingkungan yang kurang baik akan berdampak pada sikap dan perilaku anak, sebagi pendidik sikap yang di ambil yaitu
1. Memberikan pengetahuan mengenai hal hal yang baik dan mana yang buruk
2. Memberikan pemahaman kepada anak bahwa tidak semua hal dapat di tiru
3. Memilih lingkungan yang baik untuk bersosialisasi
4. Mengkoordinasi dengan wali murid untuk melalukan pengawasan terhadap lingkungan peserta didik agar tidak terjerumus ke pergaulan yang buruk

Terimakasih
In reply to First post

Re: Forum Diskusi Pertemuan-5

ALIF KURNIADI HILABY21 གིས-
Nama : Alif Kurniadi Hilaby
NPM : 2153053037

Izin bertantaKompetensi apa saja yang harus dikuasai guru dalam mengelola lingkungan belajar?

Termin kasih
In reply to ALIF KURNIADI HILABY21

Re: Forum Diskusi Pertemuan-5

FRENIKA SUPIYATI གིས-
saya frenika dengan npm 2113053075 kelompok penyaji materi  izin menjawab pertanyaan saudara alif dengan pertanyaan Kompetensi apa saja yang harus dikuasai guru dalam mengelola lingkungan belajar?
Berdasarkan UU Sisdiknas No. 14 tentang guru dan dosen pasal 10, menentukan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi padagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial (Niam, 2006: 17).

a. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik. Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir a dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman
terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya (Mulyasa, 2005: 75).

b. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang baik, arif dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik. Kepribadian yang
baik dari sosok seorang guru akan memberikan teladan yang baik terhadap anak didik maupun masyarakatnya.

c. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang
tua/wali peserta didik, dan masyarakat luas. Hal tersebut diuraikan lebih lanjut dalam PP tentang Guru, bahwa kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat, yang sekurang-kurangnya memiliki kompetensi untuk
(1) Berkomunikasi secara lisan, tulisan, dan isyarat. (2) Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional. (3) Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik ; dan (4) Bergaul secara santun dengan masyarakat

d. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional adalah kemampuan guru dalam penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing
peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan. PP Nomor 74 tahun 2008 menjabarkan bahwa kompetensi Profesional guru merupakan kemampuan guru dalam menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan budaya
yang diampunya yang sekurang-kurangnya meliputi penguasaan: (1) Menguasai materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan isi program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu. (2) Menguasai konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang relevan, yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan pendidikan,
terimakasih
In reply to FRENIKA SUPIYATI

Re: Forum Diskusi Pertemuan-5

Niken Larasati གིས-
Nama : Niken Larasati
NPM : 2113053013
Kelas/Prodi : 4G/PGSD

Izin menambahkan atas pertanyaan Alif Kurniadi Hilaby, tentang kompetensi guru dalam proses belajar.

Sedikit tambahan dari saya, sebelumnya kita harus mengetahui apa yang dimaksud dengan kompetensi guru, jadi kompetensi guru adalah seperangkat penguasaan kemampuan yang harus ada dalam diri agar dapat mewujudkan kinerjanya secara tepat dan efektif. Kompetensi guru tersebut meliputi kompetensi intelektual, kompetensi fisik, kompetensi pribadi dan kompetensi sosial. Nah zaman sekarang juga ada kompetensi yang harus dimiliki oleh guru dan murid di abad 21 yaitu kompetensi guru abad 21, Menekankan pada keefektifan pembelajaran, Engstrom & Danielson (2006) mengatakan bahwa bahwa model pengembangan hendaknya berlandaskan pada konsep kepemimpinan guru dan menggunakan proses pembelajaran kooperatif yang otentik dan melekat pada pekerjaan guru sehari-hari. Kemudian jika ditanya mengapa seorang guru harus memiliki kompetensi sebagai guru profesional? Jawabannya adalah guru yang mempunyai kompetensi profesional dan kompetnsi kepribadian yang sesuai akan mampu menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif, kreatif, efektif dan menyenangkan sehingga mampu meningkatkan motivasi belajar siswa secara optimal.

Sekian tambahan dari saya, terimakasih.
In reply to FRENIKA SUPIYATI

Re: Forum Diskusi Pertemuan-5

A. ZAHRA INTAN SUCIA གིས-
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, izin menambahkan jawaban dari pertanyaan alif.
Sebelum perkenalkan

Nama: A. Zahra Intan Sucia
NPM: 2153053020

Menurut saya guru atau calon guru wajib memahami dulu apa itu kompetensi, kompetensi guru merupakan salah satu aspek penting apakah seorang guru layak disebut berkualitas atau tidak. Pengajar yang memiliki kompetensi guru yang baik maka dirasa akan bisa melaksanakan tugas dan juga kewajibannya dengan baik untuk murid-muridnya. Kemampuan ini sendiri diatur dalam Undang-Undang. Berdasarkan UU Sisdiknas No. 14 tentang guru dan
dosen pasal 10, menentukan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi padagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial (Niam, 2006: 17).
Sehingga Empat kompetensi yang sudah saya sebutkan tadi dan juga sudah di jelaskan oleh saudari frenika bahwa guru perlu memahami dan menghayati kompetensi bagi setiap guru maupun calon guru. Dengan penguasaan kompetensi pedagogis,kepribadian, sosial dan profesional maka guru dapat melakukan hal yang semestinya dilakukan guru yang tentunya sangat dibutuhkan oleh peserta didik dalam mengelola lingkungan belajar.

Sekian tambahan dari saya.
Terimakasih
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
In reply to First post

Re: Forum Diskusi Pertemuan-5

PUTRI ADELIA RIZALDY གིས-
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Nama: Putri adelia rizaldy
NPM: 2113053021

Izin bertanya
Kendala apa saja yang dihadapi dalam pemanfaatan media lingkungan sebagai sumber belajar?

Terima kasih
In reply to PUTRI ADELIA RIZALDY

Re: Forum Diskusi Pertemuan-5

Erina Prihatmi གིས-
Waalaikumsalam warrahmatullahi wabarakatauh

Nama : Erina Prihatmi
NPM : 2113053176

izin menjawab pertanyaan dari putri adelia rizaldy,
Kendala yang dihadapi guru dalam memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar yaitu seperti terbatasnya waktu pelaksanaan, metode pembelajaran yang kurang tepat, pemilihan lokasi dan materi pembelajaran yang tidak sesuai, pengelolaan
peserta didik yang tidak efektif, kurangnya persiapan baik guru maupun peserta didik, masalah perizinan dari pihak sekolah dan kurangnya perencanaan. Hal tersebut sama hal nya pada saat saya observasi ke SD salah satu guru menyatakan bahwa media dan metode yg digunakan itu monoton dan sangat jarang sekali menggunakan media-media yang ada contohnya menggu akan lingkungan sebagai media dan sumber belajar dikarenkan tidak memiliki waktu yang cukup sedangkan materi yang diajarkan itu banyak.

Sekian, terima kasih..
In reply to Erina Prihatmi

Re: Forum Diskusi Pertemuan-5

INDAH NUR SAPITRI གིས-
Nama: Indah Nur Sapitri
Npm: 2113053299
Kelas: 4G

Izin menambahkan sedikit atas pertanyaan putri Adelia Rizaldy yaitu Kendala apa saja yang dihadapi dalam pemanfaatan media lingkungan sebagai sumber belajar?

Ada beberapa kendala dalam menghadapi pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar yaitu :
1. Kurangnya pemahaman guru dalam pemanfaatan lingkungan.

2. Terkadang menjadi salah satu sasaran karena siswa lebih berkesan main-main.

3. Setiap siswa memiliki lingkungan yang berbeda-beda di daerahnya.

4. Perubahan kondisi lingkungan setiap saat ketika terjadi pergantian musim.

5. Timbulnya bencana alam.(Ifrianti & Emilia, 2016)

Selain itu, terdapat beberapa kelemahan atau kekurangan dari pemanfaatan media berbasis lingkungan yang sering terjadi dalam pelaksanaannya berkisar pada teknis pengaturan waktu dan kegiatan belajar, misalnya:

1. Kegiatan belajar kurang dipersiapkan sebelumnya yang menyebabkan pada waktu siswa dibawa ke tempat tujuan, siswa tidak melakukan kegiatan belajar yang diharapkan sehingga terdapat kesan main-main. Kelemahan ini bisa diatasi dengan persiapan yang matang sebelum kegiatan itu dilaksanakan. Misalnya, menentukan tujuan belajar yang diharapkan dimiliki siswa, menentukan tujuan apa yang harus dipelajari siswa, berapa lama tujuan itu dipelajari, cara memperoleh informasi, mencatat hasil-hasil yang diperoleh, dan lain-lain.

2. Ada kesan dari guru dan siswa bahwa kegiatan mempelajari lingkungan memerlukan waktu yang cukup lama, sehingga menghabiskan waktu untuk belajar di luar kelas.

3. Sempitnya pandangan guru bahwa kegiatan belajar hanya terjadi di dalam kelas. Guru lupa bahwa tugas belajar siswa dapat dilakukan di luar jam kelas baik secara individual maupun kelompok dan satu diantaranya dapat dilakukan dengan mempelajari keadaan lingkungannya.(Santosa, 2018)

Terimakasih.
In reply to First post

Re: Forum Diskusi Pertemuan-5

Ummu Darda Azzahra གིས-
Nama : Ummu Darda Azzahra
NPM : 2113053214

Izin bertanya bagaimana cara mempelajari lingkungan sebagai media dan sumber belajar?

Terima kasih.
In reply to Ummu Darda Azzahra

Re: Forum Diskusi Pertemuan-5

Liyana Qayyimah གིས-
Nama : Liyana Qayyimah
NPM : 2113053189
Kelompok :2

Izin menjawab pertanyaan Ummu Darda Azzahra, jadi ada beberapa cara atau teknik bagaimana mempelajari lingkungan sebagai media dan sumber belajar, antara lain:


1. Survey ,
Mengunjungi lingkungan seperti mayarakat setempat untuk mempelajari proses sosial, budaya, ekonomi, kependudukan, dan lain-lain. Kegiatan belajar dilakukan siswa melalui observasi, wawancara dengan beberapa pihak yang dipandang perlu, mempelajari data atau dokumen yang ada, dan lain-lain. Hasilnya dicatat dan dilaporkan di sekolah untuk dibahas bersama dan disimpulkan oleh guru dan siswa untuk melengkapi bahan pengajaran. Pengajaran yang dapat dilakukan untuk kegiatan survey terutama bidang studi ilmu sosial dan kemasyarakatan, seperti ekonomi, sejarah, kependudukan, hukum, sosiologi, antropologi, dan kesenian.

2. Berkemah,
Kemah membutuhkan waktu yang cukup, sebab siswa harus dapat menghayati bagaimana kehidupan alam seperti suhu, iklim, suasana, dan lain-lain. Kemah cocok untuk mempelajari ilmu pengetahuan alam, ekologi, biologi, kimia, dan fisika. Siswa dituntut merekam apa yang ia alami, rasakan, lihat dan kerjakan selama kemah berlangsung. Hasilnya dibawa ke sekolah untuk dibahas dan dipelajari bersama-sama.

3. Karyawisata,
Karyawisata adalah kunjungan siswa keluar kelas untuk mempelajari objek tertentu sebagai bagian integral dari kegiatan kurikuler di sekolah. Sebelum karyawisata dilakukan siswa, sebaiknya direncanakan terlebih dahulu objek apa yang akan akan dipelajari dan cara mempelajarinya serta kapan sebaiknya dipelajari. Objek karyawisata harus relevan dengan bahan pengajaran. Misalnya musium untuk pelajaran sejarah, kebun binatang untuk pelajaran biologi, taman mini untuk pelajaran ilmu bumi dan kebudayaan, peneropongan bintang di Lembang untuk fisika dan astronomi. Karyawisata sebaiknya dilakukan pada akhir semester atau tengah semester dan dikaitkan dengan keperluan pengajaran dari berbagai bidang studi.

4. Praktek lapangan,
Praktek lapangan dilakukan oleh para siswa untuk memperoleh keterampilan dan kecakapan khusus. Misalnya Mahasiswa FKIP diterjunkan ke sekolah untuk melatih kemampuan sebagai guru di sekolah. Siswa SMK dikirim ke perusahaan maupun instansi yang sesuai dengan jurusan untuk mempelajari dan mempraktekkan alat berat, pembukuan, akuntansi, dan lain-lain. Dengan demikian praktek lapangan berkenaan dengan keterampilan tertentu sehingga lebih tepat untuk sekolah-sekolah kejuruan.

5. Mengundang manusia sumber atau nara sumber,
Jika cara sebelumnya kelas dibawa ke masyarakat, pada cara ini narasumber yang diundang ke sekolah untuk memberikan penjelasan mengenai keahliannya di hadapan para siswa. Misalnya mengundang penyuluh pertanian untuk menjelaskan cara bercocok tanam, dan lain-lain. Narasumber yang diundang harus relevan dengan kebutuhan belajar siswa.

6. Proyek pelayanan dan pengabdian pada masyarakat,
Cara ini dilakukan apabila sekolah (guru dan siswa secara bersama-sama melakukan kegiatan dengan memberikan bantuan kepada masyarakat seperti pelayanan, penyuluhan, partisipasin dalam kegiatan masyarakat, dan kegiatan lain yang diperlukan). Proyek pelayanan pada masyarakat memberi manfaat yang baik bagi para siswa maupun bagi masyarakat.
Sekian dan terima kasih.
In reply to First post

Re: Forum Diskusi Pertemuan-5

Vivia Febbrilian 2113053050 གིས-
Nama: Vivia Febbrilian A.
NPM: 2113053050

Realitanya seperti yang kita ketahui masih banyak peserta didik di sekolah sering cepat merasa bosan saat pembelajaran berlangsung di kelas, dimana metode ceramah guru adalah hal yang monoton. Sesuai materi yang diangkat oleh kelompok 2, lingkungan sebagai sumber belajar sepertinya merupakan solusi atas permasalahan tersebut. Pertanyaannya, bagaimanakah cara penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar agar dapat berhasil dengan baik?

terimakasih
In reply to Vivia Febbrilian 2113053050

Re: Forum Diskusi Pertemuan-5

DWI NUR AZIZAH གིས-
Nama : Dwi Nur Azizah
NPM 2113053178
Kelompok 2

Ada beberapa cara (dikutip dari Sujarwo, dkk. 2018: 67-69), antara lain;
1.Melakukan kegiatan karya wisata atau fieldtrip yaitu mengunjungi lingkungan yang dijadikan objek studi tertentu sebagai bagian integral dari pelaksanaan kurikulum. Misalnya mengunjungi candi Borobudur di kota Magelang, Gunung Merapi. Namun bisa juga di tempat-tempat yang ada di sekitar sekolah, seperti halaman sekolah, kebun sekolah, organisasi kemasyarakatan di dekat sekolah, sawah, kolam ikan, pasar, bank, kantor post, studio, dan sebagainya.
2. Melakukan kegiatan perkemahan (school camping). Dengan kegiatan ini para peserta didik dapat lebih menghayati bagaimana keadaan alam, seperti suhu udara, iklim, suasana atau mengenal masyarakat dimana kegiatan itu dilaksanakan. Kegiatan berkema dialam terbuka, sangat cocok untuk mempelajari ilmu pengetahuan alam, ekologi, dan biologi. Peserta didik dituntut untuk merekam apa yang ia rasakan, apa yang ia lihat, dan apa yang dikerjakan selama berkema. Hasilnya, kemudian dibawa ke sekolah untuk dipelajari dan didiskusikan.
3. Membawa lingkungan ke dalam kelas dengan menghadirkan pemateri untuk menyampaikan materi di dalam kelas.
4. Melakukan kegiatan survey, yaitu, mengunjungi objek tertentu yang relevan dengan tujuan pembelajaran, misalnya untuk mempelajari kebiasaan dan adat istiadat di suatu daerah, sensus ekonomi penduduk. Kegiatan belajar yang bisa dilakukan oleh peserta didik diantaranya melalui wawancara dengan pihak-pihak yang dianggap perlu, 7 melakukan pengamatan atau mempelajari dokumen-dokumen yang diperlukan. Hasil dari kegiatan tersebut, kemudian oleh peserta didik dilaporkan di kelas untuk dikaji bersama.