Analisis Jurnal tersebut dengan menggunakan bahasa anda sendiri, terlebih dahulu tulis nama, npm, dan kelas
FORUM JAWABAN POST TEST
NPM : 2217051114
Kelas : B
Dalam artikel tersebut terdapat pembahasan mengenai makna dari Demokrasi, proses Demokrasi, Pemilu Presiden 2019, Pengaruh media massa, dan peran Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) dalam memastikan integritas pemilu dan memperkuat demokrasi di Indonesia.
Demokrasi bermakna "Pemerintahan n dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat". Dalam mewujudkan makna tersebut diperlukan proses panjang dan tahapan-tahapan yang penting yang harus dilalui, seperti proses konsolidasi demokrasi yang Whitehead (1989), konsolidasi demokrasi merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan secara prinsip komitmen seluruh lapisan masyarakat pada aturan main demokrasi. Partisipasi pemilih dalam pemilu presiden 2019 meningkat dibandingkan dengan pemilu sebelumnya, dan media massa yang memerankan peran penting dalam membentuk persepsi publik tentang isu-isu politik yang rlevan. Dan ada beberapa tantangan yang dihadapi oleh KPU dan Bawaslu dalam mengawasi dan memastikan integritas pemilu, seperti pelanggaran kampanye yang tidak terdeteksi dan masalah teknis dalam pelaksanaan pemilu. Konsolidasi demokrasi di Indonesia cenderung fluktuatif dan belum berjalan secara regular karena pilar-pilar pentingnya belum berfungsi efektif dan belum maksimal. oleh karena itu, untuk memperkuat demokrasi di Indonesia, perlu dilakukan reformasi dalam sistem pemilu dan pemilihan kepala daerah, memperkuat pengawasan pemilu, serta mempromosikan partisipasi aktif masyarakat dalam proses politik.
NPM: 2217051060
Kelas: B
Pemilihan umum serentak (pemilu serentak) di Indonesia pada tahun 2019 adalah yang pertama kali di mana pemilihan presiden dan wakil presiden (pilpres) dilakukan bersamaan dengan pemilihan anggota legislatif (pileg). Ada enam artikel yang membahas isu-isu elektoral dalam Jurnal Penelitian Politik yang mengeksplorasi dinamika sosial politik yang terjadi pra-pemilu 2019. Artikel pertama membahas penguatan sistem presidensial dalam pemilu serentak 2019, yang mencoba menjelaskan dinamika koalisi dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo dan upaya koalisi dalam pemilu serentak 2019. Sementara artikel lain membahas upaya mobilisasi perempuan dalam politik, dimana penyematan label 'emak-emak' dan 'ibu bangsa' digunakan oleh kedua kubu capres-cawapres untuk memobilisasi suara perempuan yang mencapai lebih separuh jumlah pemilih. Tidak ada yang lebih konkret dari yang lain, kedua istilah tersebut sama-sama mendomestikasi peran perempuan dan mengikuti budaya patriarki yang masih berkembang di masyarakat.
Artikel berikutnya membahas netralitas Polri dalam proses pemilu 2019. Karena Polri mengemban fungsi keamanan dan ketertiban umum dalam masyarakat, termasuk dalam hal ini menjaga keamanan pemilu 2019, maka Polri juga memiliki fungsi preventif untuk mencegah terjadinya gangguan keamanan, khususnya menjelang pemilu. Secara umum fungsi ini dijalankan oleh setiap anggota Polri, namun secara khusus fungsi preventif berupa deteksi potensi gangguan keamanan sampai di tingkat desa melekat pada anggota Babinkamtibmas. Ada juga artikel yang membahas fenomena populisme di Indonesia kontemporer dan transformasi persaingan populisme dan konsekuensinya dalam dinamika kontestasi politik menjelang pemilu 2019.
2217051147 // Kelas B
assalamualaikum wr wb.
Jurnal Penelitian LIPi Politik Vol. 6, No. 1, Juni 2019 membahas tentang dinamika sosial politik yang terjadi menjelang pelaksanaan Pemilihan Umum Serentak 2019 di Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif melalui pengumpulan data dari sumber-sumber tertentu, seperti hasil survei dan analisis media sosial.
Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa ada beberapa faktor yang memengaruhi dinamika sosial politik menjelang pemilu serentak, antara lain adanya polarisasi politik di masyarakat, isu-isu sensitif seperti agama dan SARA, serta pengaruh media sosial dalam membentuk opini publik. Penelitian ini juga mengidentifikasi peran partai politik dalam memobilisasi massa dan menjaga kestabilan politik di tengah dinamika sosial yang terjadi.
Penulis jurnal ini memberikan beberapa rekomendasi dalam menjaga stabilitas sosial politik di Indonesia, antara lain meningkatkan literasi politik masyarakat, mengurangi polarisasi politik, dan memperkuat partai politik sebagai lembaga representatif yang dapat memobilisasi masyarakat dengan baik. Selain itu, penulis juga menyoroti pentingnya peran media sosial dalam membangun keberagaman dan menghindari penyebaran ujaran kebencian.
Secara keseluruhan, jurnal ini memberikan gambaran yang cukup lengkap tentang dinamika sosial politik di Indonesia menjelang pemilu serentak, dengan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi dan memberikan rekomendasi untuk menjaga stabilitas sosial politik di masa depan.
NPM: 2217051043
Kelas: B
Jurnal diatas mengulas buku yang ditulis oleh Ni’matul Huda dan M. Imam Nasef tentang Demokrasi dan Pemilu di Indonesia Pasca Reformasi. Ulasan tersebut berfokus pada dinamika pelaksanaan demokrasi dan pemilu di Indonesia, desain sistem penyelenggaraan pemilu beserta solusi dan saran untuk pemilu kedepannya.
Perjalanan penyelenggaraan pemilu di Indonesia pasca reformasi seperti remaja yang masih mencari jati dirinya. Berbagai perubahan terhadap desain penyelenggaraan pemilu beserta segala instrumennya terus dilakukan dari satu periode pemilu ke periode berikutnya. Demokrasi Indonesia yang berjalan selama 21 tahun masih berorientasi pada pelaksanaannya, bukan pada substansi atau hakikat dari demokrasi itu sendiri. Pada ulasan ini, penulis mengambil contoh dari dualisme pemilihan presiden tahun 2019 lalu antara Jokowi dengan Prabowo yang menimbulkan beberapa polemik demokrasi yang sempat menjadi perbincangan hangat di Indonesia saat itu. Mulai dari persoalan hoaks dan ujaran kebencian, hingga isu politisasi agama dalam pilpres 2019 menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi demokrasi di Indonesia.
Masyarakat yang dipecah belah menjadi dua kubu, yaitu cebong dan kampret menggambarkan betapa kompleks dan sulitnya pelaksanaan pemilu dalam masyarakat yang memiiliki pluralitas yang tinggi. Masyarakat yang tidak mau pusing, memilih untuk golput dan bersikap asing. Birokrasi dari hasil bagi-bagi kursi juga memperburuk keadaan demokrasi Indonesia sebagaimana terdapat pada ulasan tersebut. Partai politik yang kewalahan karena tidak memiliki suara yang cukup untuk memasuki parlemen ikut turut andil dalam merusak substansi dan esensi dari demokrasi dengan menggaet kalangan selebritas yang jelas-jelas tidak memiliki korelasi dan kapabilitas untuk mewakili suara rakyat.
Pada akhirnya, konsolidasi demokrasi di Indonesia masih cenderung jalan di tempat karena pilar-pilar pentingnya seperti pemilu, partai politik, warga sipil, dan media massanya tidak dapat menjalankan fungsinya secara efektif dan maksimal. Penulis menyatakan bahwa berkenaan dengan permasalahan tersebut, diperlukannya peran aktif dan kolaboratif para stakeholders pemilu seperti parpol, penyelenggara pemilu (KPU, Bawaslu, DKPP), pemerintah (pusat dan daerah) dan institusi penegak hukum dalam rangka menyukseskan pemilu tanpa konflik yang sangat bergantung kepada tinggi-rendahnya tingkat kepercayaan rakyat kepada para stakeholders tersebut.
NPM : 2257051011
KELAS : B
Analis Jurnal yang berjudulkan “Demokrasi dan Pemilu Presiden 2019” Oleh R. Siti Zuhro.
Hasil Analisis:
Jurnal ini membahas tantangan konsolidasi dalam demokrasi pemilu presiden (pilpres) 2019. Pembangunan
demokrasi Indonesia sebagaimana pantulan dari pilpres masih mengalami banyak masalah. Pendalaman demokrasi belum terwujud dengan baik karena pilar-pilar demokrasi yang menjadi faktor penguat konsolidasi demokrasi belum efektif. Pilpres 2019 belum mampu menghasilkan suksesi kepemimpinan yang baik dan belum mampu pula membangun kepercayaan publik. Hal tersebut bisa dilihat dari munculnya ancaman sosial setelah pengumuman hasil rekapitulasi pilpres oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Satu kandidat menolak hasil pemilu. Adalah jelas pilpres belum selesai. Sekarang Mahkamah Konstitusi (MK) menjadi penentu akhir hasil pilpres karena dua kandidat yang diklaim sebagai pemenang pilpres.
Jurnal ini membahas dampak pemilihan presiden (pilpres) 2019 di Indonesia terhadap konsolidasi dan pendalaman demokrasi di tanah air. Pilkada ini sangat terpolarisasi, dengan Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto bersaing satu lawan satu untuk memperebutkan kursi kepresidenan. Jurnal tersebut berpendapat bahwa demokrasi membutuhkan proses konsolidasi yang panjang, yang melibatkan aktor politik, ekonomi, negara, dan masyarakat sipil, yang harus mengutamakan tindakan demokrasi sebagai sarana utama untuk mencapai kekuasaan. Di Indonesia, demokrasi dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti budaya politik, perilaku aktor, dan kekuatan politik. Teks tersebut menyenangkan bahwa demokrasi lokal merupakan landasan bagi pembangunan demokrasi di tingkat nasional. Pemilihan kepala daerah secara langsung, misalnya, merupakan terobosan yang signifikan dalam upaya pendalaman demokrasi. Namun, teks tersebut berpendapat bahwa proses pendalaman demokrasi atau konsolidasi demokrasi di tingkat nasional, khususnya dalam membangun kualitas pemilihan presiden, tetap menantang. Namun demikian, pemilihan yang berkualitas tinggi akan berdampak positif pada pemerintahan yang efektif.
Jurnal ini juga membahas tentang konsolidasi demokrasi di Indonesia yang fluktuatif dan belum berjalan secara reguler karena pilar-pilar pentingnya belum berfungsi efektif dan maksimal. Pemilu sebagai pilar penting demokrasi memerlukan kejujuran, keadilan, transparansi, dan akuntabilitas. Tantangan pendalaman demokrasi semakin besar ketika kondisi sosial, ekonomi, politik dan hukum kurang memadai. Beberapa masalah yang muncul selama tahapan-tahapan pilpres tidak mendapatkan solusi yang konkrit dan memadai. Proses pendalaman demokrasi memerlukan peran penting pemangku kepentingan terkait pemilu dan elemen kekuatan lainnya seperti masyarakat sipil, elit/aktor, media massa, dan medsos serta lembaga survei. Semua pemangku kepentingan terkait pemilu perlu bersinergi secara profesional untuk memperbaiki kepercayaan publik terhadap hasil pilpres.
NPM: 2217051027
Kelas: B
Berikut adalah analisis saya berdasarkan jurnal tersebut:
Demokrasi bermakna sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Konsolidasi demokrasi di Indonesia belum berjalan secara lancar karena masih ada pilar-pilar penting yang belum berfungsi maksimal, contohnya yaitu pemilu, partai politik, masyarakat sosial, dan media massa. Pemilu sangat penting dalam berjalannya demokrasi, karena pemilu dapat menghasilkan kepemimpinan dan memperbaiki kinerja pemerintahan. Pendalaman proses demokrasi akan terhambat jika pilar-pilar pentingnya tidak mendukung proses demokrasi. Padahal, pilar inilah yang menjadi acuan suksesnya demokrasi. Apalagi saat kondisi sosial, ekonomi, politik, dan hukum juga kurang mendukung. Hal ini dapat mempengaruhi stabilitas nasional. Tantangan yang disebutkan sebelumnya menjadi pekerjaan yang harus diperbaiki Indonesia, semua pilar demokrasi harus memaksimalkan dan menanggungjawabkan perannya.
Kepercayaan menjadi hal penting dalam konsolidasi demokrasi. Jika semua pilar demokrasi memiliki komitmen dan profesionalitas dalam menyukseskan pemilu, maka demokrasi yang berkualitas akan terwujud. Partai politik dan penyelenggara pemilu harus bersikap professional dan jujur dalam pelaksanaan pemilu. Masyarakat harus bijak dalam memilih dan menanggapi perbedaan pilihan/pendapat agar tidak terjadinya perpecahan. Media massa harus memberikan informasi yang objektif dan tidak menggiring opini negatif kepada masyarakat agar terciptanya kedamaian dalam proses pemilu. Hal-hal tersebut perlu ditanamkan dalam setiap elemen, agar terciptanya kepercayaan, kedamaian, dan kesuksesan dalam proses demokrasi di Indonesia.
NPM : 2217051085
Kelas : B
Jurnal Penelitian Politik Vol. 16, No. 1, Juni 2019 tersebut secara garis besar membahas politik Indonesia pada tahun 2019. Salah satunya adalah pemilu 2019 yang ditandai dengan polarisasi politik yang tinggi antara pendukung kedua kandidat, yaitu Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto. Polaritas ini lebih memperdalam pembagian sosial di dalam masyarakat Indonesia. Artikel ini membahas dampak pemilihan tersebut terhadap pengkonsolidasian dan pendalaman demokrasi di Indonesia. Konsolidasi demokrasi adalah proses yang memerlukan tahapan panjang dan penting untuk dilewati, seperti proses demokratisasi. Selain itu jurnal ini juga membahas netralitas Polri dalam pemilu, populisme dan konsekuaensinya, serta proses demokrasi pada pemilu 2019.
Dalam Jurnal Penelitian Politik yang berjudul "DINAMIKA SOIAL POLITIK MENJELANG PEMILU SERENTAK 2019" tersebut, disajikan artikel yang membahas mengenai topik-topik yang terkait dengan isu Pemilihan Umum (Pemilu) serentak tahun 2019.
"DEMOKRASI PEMILU DAN PRESIDEN 2019" oleh R. Siti Zuhro. Artikel ini pada dasarnya membahas mengenai tantangan konsolidasi demokrasi dalam pemilu presiden (pilpres) 2019.
Demokrasi adalah suatu tujuan yang tidak mudah dicapai karena memerlukan proses panjang dan tahapan-tahapan penting yang harus dilalui, seperti proses konsolidasi demokrasi. Namun, di Indonesia, konsolidasi demokrasi cenderung tidak stabil dan tidak bekerja secara teratur karena pilar-pilar pentingnya seperti pemilu, partai politik, masyarakat sipil, dan media massa belum beroperasi secara efektif.
Pelaksanaan pilpres di Indonesia merupakan tindak lanjut perwujudan prinsip-prinsip demokrasi yang meliputi jaminan atas prinsip-prinsip kebebasan individu dan persamaan, khususnya dalam hak politik. Pemilu sebagai salah satu pilar penting demokrasi, menjadi hal yang esensial untuk memantau dan mengoreksi kinerja pemerintahan. Namun, pemilu juga mensyaratkan unsur kejujuran, keadilan, transparansi, dan akuntabilitas. Untuk menciptakan hal tersebut, diperlukan prakondisi dan komitmen semua elemen bangsa untuk mematuhi peraturan yang ada.
Konsolidasi demokrasi atau proses pendalaman demokrasi akan terhambat ketika partai politik melalui para elitnya dan pemangku kepentingan pemilu menunjukkan perilaku yang tidak mendorong proses demokrasi. Faktor-faktor seperti budaya politik, perilaku aktor, dan kekuatan politik juga mempengaruhi proses demokrasi yang berlangsung di Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan upaya yang serius dari semua elemen bangsa untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas konsolidasi demokrasi di Indonesia, sehingga demokrasi dapat berjalan secara efektif dan teratur. demokrasi.
NPM : 2257051021
Kelas : B
Analisis saya berdasarkan Jurnal Penelitian Politik "DINAMIKA SOSIAL POLITIK MENJELANG PEMILU SERENTAK 2019"
Jurnal tersebut membahas mengenai demokrasi di Indonesia melalui fenomena Pilpres 2019, yang menjadi salah satu sarana untuk memilih pemimpin secara demokratis. Jurnal ini mencoba memperlihatkan dampak Pilpres yang telah digelar beberapa kali terhadap upaya pendalaman dan konsolidasi demokrasi. Demokrasi memerlukan proses panjang dan tahapan-tahapan penting yang harus dilalui, seperti proses konsolidasi demokrasi. Proses ini krusial karena semua tahapan yang dilalui dalam Pilpres akan berpengaruh terhadap kualitas tata kelola pemerintahan. Selain itu, jurnal ini juga membahas tentang deepening democracy dan tantangannya, di mana demokrasi akan terkonsolidasi bila aktor-aktor politik, ekonomi, negara, masyarakat sipil mampu mengedepankan tindakan demokratis sebagai alternatif utama untuk meraih kekuasaan.
Jurnal ini membrikan pandangan tentang pentingnya menjaga stabilitas sosial politik nasional dan keutuhan NKRI, serta pengaruh pemilihan kepala daerah secara langsung sebagai upaya pendalaman demokrasi. Jurnal ini juga mencakup faktor-faktor yang mempengaruhi proses demokrasi di Indonesia, seperti budaya politik, perilaku aktor dan kekuatan politik. Secara keseluruhan, jurnal ini memberikan pemahaman yang baik mengenai demokrasi di Indonesia dan tantangan-tantangan yang dihadapi dalam proses konsolidasi demokrasi. Jurnal iiini dapat dianggap sebagai tinjauan umum mengenai demokrasi di Indonesia.
NPM : 2217051113
KELAS : B
Jurnal tersebut membahas buku yang berjudul 'Demokrasi dan Pemilu Presiden 2019” Oleh R. Siti Zuhro.
Pada jurnal tersebut, membahas mengenai pemilihan presiden (pilpres) pada tahun 2019. Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang keputusan-keputusan penting, baik secara langsung atau tidak langsung didasarkan pada kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari masyarakat dewasa.
Demokrasi menjadi pilihan sistem pemerintahan terbaik karena dapat mengakomodasi beragamnya kepentingan dan aspirasi masyarakat. Selain itu, demokrasi juga dapat berperan sebagai wadah pengikat kesepakatan nasional yang harus dihormati dan dijaga oleh seluruh masyarakat.nilai dalam demokrasi adalah sebagai berikut: 1. Menyelesaikan persoalan secara damai dan bersama. 2. Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu lingkungan yang sedang berubah. 3. Mengakui serta menganggap wajar adanya keanekaragaman 4. Menjamin tegaknya keadilan.
Partisipasi pemilih dalam pemilu presiden 2019 meningkat dibandingkan dengan pemilu sebelumnya, dan media massa yang memerankan peran penting dalam membentuk persepsi publik tentang isu-isu politik yang rlevan. Dan ada beberapa tantangan yang dihadapi oleh KPU dan Bawaslu dalam mengawasi dan memastikan integritas pemilu, seperti pelanggaran kampanye yang tidak terdeteksi dan masalah teknis dalam pelaksanaan pemilu.
NPM : 2217051010
Kelas : B
Berikut analisis saya berdasarkan jurnal yang berjudul "Dinamika Sosial Politik Menjelang Pemilu Serentak 2019"
Sejak era Reformasi, Indonesia sudah menggelar empat kali pemilu. Tetapi, pemilu ke lima tahun 2019, khususnya, pemilu presiden (pilpres) memiliki konstelasi politik yang lebih menyita perhatian publik. Pilpres pun cenderung semakin mempertajam timbulnya
pembelahan sosial dalam masyarakat. Melihat demokrasi Indonesia melalui fenomena pilpres 2019 merupakan salah satu sarana untuk memilih pemimpin secara demokratis. Demokrasi secara sederhana dapat dimaknai sebagai ‘pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat’. Namun, untuk mewujudkan makna tersebut tidaklah mudah karena demokrasi memerlukan proses panjang dan tahapan-tahapan penting yang harus dilalui, seperti proses konsolidasi demokrasi. Konsolidasi demokrasi merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan secara prinsip komitmen seluruh lapisan masyarakat pada aturan main demokrasi. Tidak hanya merupakan proses politik yang terjadi pada level prosedural lembaga-lembaga
politik, tetapi juga pada level masyarakat. Demokrasi akan terkonsolidasi bila aktor-aktor politik, ekonomi, negara, masyarakat sipil mampu mengedepankan tindakan demokratis sebagai alternatif utama untuk meraih kekuasaan.
Dalam konteks Indonesia, proses demokrasi yang berlangsung dipengaruhi beberapa faktor, misalnya budaya politik, perilaku aktor dan kekuatan-kekuatan politik. Demokrasi yang berlangsung di daerah-daerah merupakan landasan utama bagi berkembangnya demokrasi di tingkat nasional. Pemilihan kepala daerah secara langsung merupakan terobosan penting yang dimaksudkan sebagai upaya pendalaman demokrasi yakni suatu upaya untuk mengatasi kelemahan praktek demokrasi substantif, khususnya dalam merespon tuntutan-tuntutan
masyarakat lokal. Sementara itu, proses demokrasi yang berlangsung di tingkat nasional menunjukkan arah yang tak mudah, khususnya dalam hal membangun kualitas pilpres dan pendalaman demokrasi atau konsolidasi demokrasi.
Npm:2217051050
Kelas: B
Analisa saya,Dari jurnal diatas menjealskan bahwa Artikel yang dibahas dalam jurnal penelitian politik ini berfokus pada isu-isu politik dan sosial terkait Pemilu Presiden 2019 di Indonesia. Beberapa penulis mencoba menganalisa transformasi persaingan populisme dalam dinamika kontestasi politik dan konsekuensinya dalam pemilu. Mereka juga menunjukkan bagaimana politik populis hanya diinstrumentalisasikan sebagai wahana kepentingan elit dan oligarki penyokong dengan mengesksploitasi berbagai aspek mulai dari identitas primordial, relasi klientalistik, prestasi dan personality kandidat secara pragmatis.
selain itu,Artikel lain membahas tantangan konsolidasi demokrasi dalam pemilu presiden (pilpres) 2019. Tulisan ini mencoba melihat demokrasi Indonesia melalui fenomena pilpres 2019 yang merupakan salah satu sarana untuk memilih pemimpin secara demokratis. Selain itu, artikel tersebut juga membahas dampak pilpres terhadap upaya pendalaman dan konsolidasi demokrasi di Indonesia.
Dalam konteks Indonesia, proses demokrasi yang berlangsung dipengaruhi beberapa faktor, seperti budaya politik, perilaku aktor, dan kekuatan-kekuatan politik. Meskipun demikian, penulis jurnal ini berharap bahwa hadirnya artikel-artikel tersebut dapat memberikan manfaat bagi diskusi dan kajian mengenai isu-isu atau dinamika sosial politik yang terjadi menjelang pemilu 2019.
NPM : 2217051021
Kelas : B
Jurnal Penelitian Politik nomor ini menyajikan 6 artikel yang membahas topik-topik yang terkait dengan isu elektoral. Artikel pertama yang ditulis oleh Efriza, “Penguatan Sistem Presidensial dalam Pemilu Serentak 2019,” mencoba menjelaskan mengenai dinamika koalisi dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo dan sekaligus menjelaskan upaya koalisi dalam pemilu serentak 2019. Tulisan ini juga membahas mengenai penerapan sistem presidensial yang dapat dikatakan ada kelemahan karena diterapkannya sistem multipartai.
Demokrasi secara sederhana dapat dimaknai sebagai ‘pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat’. Namun, untuk mewujudkan makna tersebut tidaklah mudah karena demokrasi memerlukan proses panjang dan tahapan-tahapan penting yang harus dilalui, seperti proses konsolidasi demokrasi.
Dalam konteks Indonesia, proses demokrasi yang berlangsung dipengaruhi beberapa faktor,misalnya budaya politik, perilaku aktor dan kekuatan-kekuatan politik. Proses demokrasi (demokratisasi) tersebut berlangsung relatif dinamis, khususnya sejak Pemilu 1999. Dinamikanya, bahkan, semakin pesat dan semarak setelah dilaksanakannya pemilu presiden secara langsung sejak 2004 dan pemilihan kepala daerah (pilkada) secara langsung sejak 2005.
Dalam artikel ini juga, membahas tentang Deepening Democracy dan Tantangannya, Pemilu Presiden 2019 dan Masalahnya, Politisasi Identitas: Berebut Suara Muslim, Pemilu dan Kegagalan Parpol, Pemilu dalam Masyarakat Plural, serta Pemilu dan Politisasi Birokrasi. Konsolidasi demokrasi di Indonesia cenderung fluktuatif dan belum berjalan secara regular karena pilar-pilar pentingnya (pemilu, partai politik, civil society, media massa) belum berfungsi efektif dan belum maksimal. Sebagai pilar penting demokrasi, pemilu diperlukan untuk suksesi kepemimpinan dan mengoreksi kinerja pemerintahan. Pemilu juga mensyaratkan unsur kejujuran, keadilan, transparansi dan akuntabilitas. Prasyarat untuk menciptakan hal tersebut memerlukan prakondisi dan komitmen semua elemen bangsa untuk mematuhi peraturan yang ada.
NPM : 2217051074
Kelas : B
Jurnal Penelitian LIPI Politik Vol. 6, No. 1, Juni 2019 membahas tentang dinamika sosial politik menjelang pemilu serentak. Artikel tersebut mencakup dua paragraf penting yang dapat dijadikan sebagai analisis sebagai berikut:
Paragraf pertama membahas tentang peran politik dalam pemilihan umum. Dalam paragraf ini, penulis menekankan pentingnya partisipasi politik dalam pemilu serentak. Partisipasi ini tidak hanya dibatasi pada pemilih, tetapi juga melibatkan partai politik dan kelompok masyarakat sipil. Penulis menyoroti bahwa partisipasi politik ini sangat penting untuk menjaga keterwakilan masyarakat yang lebih luas dalam proses demokrasi. Namun, penulis juga mengakui bahwa partisipasi politik dalam pemilu serentak dapat menimbulkan gesekan sosial dan politik. Oleh karena itu, partisipasi politik dalam pemilu serentak harus dilakukan dengan bijak dan bertanggung jawab, agar tidak merusak keamanan dan stabilitas politik di negara.
Paragraf kedua membahas tentang peran media dalam pemilihan umum. Dalam paragraf ini, penulis menyoroti pentingnya media dalam menyampaikan informasi yang akurat dan seimbang tentang pemilihan umum. Media dapat memainkan peran yang krusial dalam membentuk opini publik dan membantu pemilih untuk membuat keputusan yang tepat. Namun, penulis juga mengakui bahwa media dapat menjadi alat yang mudah dimanipulasi oleh pihak-pihak yang memiliki kepentingan politik tertentu. Oleh karena itu, media harus memenuhi standar etika dan menjaga kemandirian mereka, sehingga mereka dapat memberikan informasi yang objektif dan seimbang kepada masyarakat. Dalam paragraf ini, penulis juga menyoroti pentingnya kontrol sosial terhadap media, untuk mencegah terjadinya manipulasi informasi atau diskriminasi media terhadap kandidat tertentu.
Secara keseluruhan, artikel ini memberikan analisis yang baik tentang dinamika sosial politik menjelang pemilu serentak. Dua paragraf yang disebutkan di atas menyoroti peran politik dan media dalam pemilihan umum, dan memberikan wawasan tentang bagaimana partisipasi politik dan media yang baik dan bertanggung jawab dapat membantu memperkuat demokrasi dan meningkatkan kualitas pemilihan umum.
2217051007
B
Dalam artikel yang berjudul Dinamika Sosial Politik Menjelang Pemilu Serentak 2019 menjelaskan tentang tantangan dari demokrasi di pemilihan presiden pada tahun 2019. Mengembangkan demokrasi yang berada di Indonesia pada kasus pemilihan presiden masih banyak sekali masalah yang harus diselesaikan. Pendalaman tentang demokrasi belum sepenuhnya berhasil karena pilar pilar demokrasi yang menjadi faktor penguat bagi demokrasi itu sendiri sehingga perlu adanya membahas lebih dalam tentang bagaimana demokrasi itu berjalan di Indonesia. Pada kasus ini, yaitu kasus pilpres 2019 belum bisa menghasilkan kepemimpinan yang sukses dengan baik dan belum bisa membangun kepercayaan publik. Hal tersebut bisa dibuktikan dengan adanya kerusuhuan pada media ataupun pada kehidupan nyata, yakni tidak memuaskannya hasil dari pengumuman dari pemilihan presiden itu sendiri yang dijalankan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Satu kandidat menolak pemilu. Berarti pilpres tersebut belumlah usai. Pada waktu itu, makamah konsitusi (MK) menjadi penentu akhir proses dari pilpres tersebut karena dua kandidat menganggap dirinya sebagai pemenang pilpres. Kepercayaan publik lah terhadap pemerintah yang sangat oenting sehingga pemilu itu bisa dijalankan dengan baik dan benar tanpa adanya keraguan dari hasil pemilu tersebut.
Nama : M. ABDUL ADHIM
NPM : 2217051030
Kelas : B
Jawaban Postest PKN
April 13th, 2023
Jurnal Penelitian Politik vol.16, No.1 Juni 2019 berjudul “Dinamika Sosial Politik Menjelang Pemilu Serentak 2019” membahas tentang tantangan konsolidasi demokrasi pada pemilihan presiden 2019 di Indonesia. Menjelaskan bahwa demokrasi Indonesia saat ini sedang mengalami kemunduran yang signifikan, terutama pada pilar-pilar demokrasi yang merupakan pilar penting untuk konsolidasi, namun terbukti tidak efektif. Setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan hasil rangkuman Pilpres, tampilan sosial Pilpres 2019 terungkap gagal memberikan suksesi kepemimpinan yang kuat dan menumbuhkan kepercayaan publik. Karena dua calon dinyatakan sebagai pemenang pemilihan presiden, salah satu calon menolak hasil pemilihan, menunjukkan bahwa pemilihan presiden masih berlangsung. Mahkamah Konstitusi (MK) melakukan penetapan akhir hasil pemilihan presiden.
Jelas tertulis bahwa konsolidasi demokrasi Indonesia yang sedang berlangsung menghadapi kesulitan dengan pemilihan presiden yang akan datang. Masalah ini sebagian besar disebabkan oleh pilar-pilar demokrasi yang belum berjalan dengan baik, sehingga sulit untuk mencapai transisi kepemimpinan yang efektif dan pembangunan kepercayaan publik. Selain itu, maraknya sosialisasi secara terselubung setelah terungkapnya hasil rekapitulasi pemilihan presiden menunjukkan adanya ketidakjelasan dan transparansi dalam proses demokrasi sehingga menimbulkan ketidakpuasan dan ketidakpercayaan publik. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kepercayaan publik, diperlukan reformasi dalam pertumbuhan demokrasi Indonesia, terutama dalam memperkuat prinsip-prinsip dasarnya dan meningkatkan tingkat transparansinya.
NPM : 2217051157
Kelas : B
Berikut analisis dari saya dari jurnal di atas:
Demokrasi dapat dimaknai sebagai sistem pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Untuk mewujudkan makna tersebut demokrasi memerlukan proses panjang dan tahapan-tahapan panjang yang perlu dilalui, seperti proses kondolisasi demokrasi. Demokrasi akan terkondolisasi bila aktor-aktor politik, ekonomi, negara, dan masyarakat sipil mampu mengedepankan tindakan demokratis sebagai alternatif utama untuk meraih kekuasaan.
Pemilu sebagai pilar utama demokrasi merupakan sarana dan momentum terbaik bagi rakyat untuk menyalurkan aspirasi, memilih wakil-wakil terbaik di legislatif dan presiden/wakil presidennya secara damai. Pemilu serentak pada tahum 2019 adalah pemilu kelima pada Orde Baru dan pemilu serentak pertama yang melangsungkan pileg dan pilres dalam waktu bersamaan. Pemilu 2019 ini menjadi testcase penguatan sistem presidensial, pelembagaan parpol, dan koalisi parpol yang terukur dan terformat. Namun Pemilu 2019 ini adalah pemilu yang gamang karena di satu sisi dengan adanya presidensial threshold mereka harus berkoalisasi dalam mengusung capres dan cawapres, di sisi lain pada saat bersamaan mereka harus berjuang sendiri-sendiri untuk merebut kursi legislatif.
Pemilu serentak 2019 ini tak lepas dari isu politisasi identitas dan agama. Sebagai negara mayoritas muslim, berebut suara muslim merupakan hal yang logis dan selalu terjadi dalam setiap pemilu. Pemilu bukan hanya penanda suksesi kepemimpinan tapi juga koreksi terhadap pemerintah dan proses deepening democracy untuk meningkatkan kualitas demokrasi yang sehat dan bermartabat. Dalam proses kondolisasi, parpol dapat menjalankan tugasnya sebagai penyedia kader calon pemimpin. Namun fungsi parpol tidak maksimal, sehingga proses kondolisasi menjadi terhambat seperti yang terjadi pada Pemilu 2019.
Dalam konteks Pemilu 2019 tampak tidak semua pihak menyadari pentingnya nilai-nilai budaya sendiri sebagai perisasi ketahanan sosial bangsa dimana empat pilar kebangsaan Indonesia yaitu (Pancasila, UUD NRI 1945, NKRI, dan Bhinekka Tunggal Ika) yang berakar dari falsafah dan sejarah hidup bangsa.
NPM : 2217051064
Kelas : B
Berikut adalah analisis saya terhadap jurnal yang berjudul "DINAMIKA SOIAL POLITIK MENJELANG PEMILU SERENTAK 2019":
Kondisi konsolidasi demokrasi di Indonesia yang masih fluktuatif dan belum berjalan secara regular disebabkan karena pilar-pilar penting demokrasi seperti pemilu, partai politik, civil society, dan media massa belum berfungsi secara efektif dan maksimal. Pemilu sebagai salah satu pilar penting demokrasi diperlukan untuk suksesi kepemimpinan dan mengoreksi kinerja pemerintahan. Namun, beberapa masalah selama tahapan-tahapan pilpres tidak mendapatkan solusi yang konkrit dan memadai, seperti politisasi identitas, perebutan suara Muslim, permasalahan parpol, dan kentalnya politisasi birokrasi.
Ketidakmampuan stakeholders terkait pemilu dan elemen kekuatan lainnya seperti civil society, elite/aktor, media massa, dan medsos dalam melakukan peran pentingnya menjadi hambatan utama dalam proses pendalaman demokrasi/konsolidasi demokrasi. Oleh karena itu, kepercayaan publik terhadap netralitas birokrasi, penyelenggara pemilu, dan institusi penegak hukum perlu ditingkatkan. Trust building menjadi suatu keniscayaan dalam proses deepening democracy/konsolidasi demokratisasi.
Proses pendalaman demokrasi/konsolidasi demokrasi memerlukan peran penting stakeholders terkait pemilu dan elemen kekuatan lainnya seperti civil society, elite/aktor, media massa, medsos, dan lembaga survey. Independensi, kedewasaan, dan partisipasi kekuatan-kekuatan sosial tersebut sangat diperlukan. Semua stakeholders terkait pemilu perlu bersinergi secara profesional untuk memperbaiki kepercayaan publik terhadap hasil pilpres. Kesuksesan dan tidaknya pemilu serta konflik yang muncul sangat bergantung pada tinggi-rendahnya tingkat kepercayaan rakyat.
Npm : 2217051142
Kelas : b
Pemilu serentak 2019 di Indonesia menyebabkan beberapa masalah dalam dinamika sosial politik di negara ini. Salah satu masalahnya adalah polarisasi politik yang semakin meningkat antara kubu pendukung pemerintah dan kubu oposisi. Hal ini disebabkan oleh isu-isu yang menjadi fokus perdebatan seperti korupsi, hak asasi manusia, ekonomi, dan agama. Polemik ini sering terjadi di media sosial, yang merupakan platform yang sangat penting dalam kampanye politik, dan seringkali memperburuk situasi karena tidak adanya regulasi yang memadai dalam penggunaannya.
Masalah lain yang timbul adalah penyebaran hoaks dan disinformasi yang luas dalam kampanye politik. Hal ini memperkeruh suasana politik dan memicu perdebatan yang memicu konflik. Kehadiran media sosial dan platform digital lainnya membuat mudahnya penyebaran hoaks dan disinformasi yang memengaruhi persepsi publik tentang kandidat atau partai tertentu. Ini juga menjadi masalah besar karena dapat mempengaruhi keputusan pemilih dan hasil pemilu secara keseluruhan. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa informasi yang tersebar benar-benar dapat dipertanggungjawabkan dan bahwa warga memperoleh pengetahuan yang akurat dan berimbang sebelum membuat keputusan.
NPM : 2217051131
Kelas : B
Berikut ini adalah analisis saya terhadap jurnal yang berjudul "DINAMIKA SOSIAL POLITIK MENJELANG PEMILU SERENTAK 2019"
Tulisan tersebut membahas tantangan konsolidasi demokrasi dalam pemilihan presiden (pilpres) 2019 di Indonesia. Pemilihan umum serentak atau pemilu serentak pada tahun 2019 di Indonesia menandai kali pertama di mana pemilihan presiden dan wakil presiden atau pilpres dilakukan secara bersamaan dengan pemilihan anggota legislatif atau pileg. Karena hal tersebut, sangat menarik untuk melihat perubahan dan dinamika sosial politik yang terjadi sebelum pemilu 2019. Jurnal Penelitian Politik tersebut memuat enam artikel yang membahas topik-topik terkait isu elektoral pada Pemilihan Umum Serentak 2019 di Indonesia.
Artikel pertama membahas dinamika koalisi dalam pemerintahan Joko Widodo dan upaya koalisi dalam pemilu serentak 2019 serta penerapan sistem presidensial yang memiliki kelemahan. Artikel kedua membahas upaya mobilisasi suara perempuan melalui label "emak-emak" dan "ibu bangsa" yang dianggap hanya narasi simbolis. Artikel ketiga membahas netralitas Polri dalam proses pemilu 2019. Artikel keempat membahas fenomena populisme di Indonesia kontemporer dan transformasinya dalam dinamika kontestasi politik menjelang Pemilu 2019. Artikel kelima membahas karakteristik dan peran media dalam mempengaruhi preferensi pemilih dalam pemilu. Terakhir, artikel keenam membahas pengaruh kepemimpinan dan kinerja kepala daerah terhadap hasil Pemilu 2019.
Jurnal ini membahas konsolidasi demokrasi di Indonesia dan tantangan-tantangan yang menghambat kemajuannya. Pilar-pilar penting demokrasi seperti pemilihan umum, partai politik, masyarakat sipil, dan media massa belum berfungsi secara efektif dan optimal, sehingga menimbulkan fluktuasi dalam konsolidasi demokrasi di Indonesia. Beberapa masalah yang muncul selama tahapan pemilihan presiden tidak mendapatkan solusi yang konkret dan memadai. Masalah-masalah ini mencakup politik identitas dan persaingan sengit untuk suara Muslim, masalah partai politik, dan semua pemangku kepentingan terkait pemilihan yang belum mampu memenuhi peran penting mereka secara efektif dan bertanggung jawab.
Semua pemangku kepentingan yang terkait dengan pemilu, seperti partai politik, penyelenggara pemilu (KPU, Bawaslu, DKPP), pemerintah (pusat dan daerah), dan lembaga penegak hukum, perlu bekerja sama secara profesional untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap hasil pemilu presiden. . Hal ini perlu dilakukan karena keberhasilan tidak dapat dicapai oleh satu pemangku kepentingan saja, melainkan membutuhkan kerjasama seluruh pemangku kepentingan dalam proses demokrasi.
NPM : 2217051057
Kelas : B
Jurnal demokrasi di atas membahas tentang Konsolidasi demokrasi merupakan upaya untuk meningkatkan komitmen seluruh lapisan masyarakat pada aturan main demokrasi. Konsolidasi demokrasi di Indonesia belum berjalan secara regular karena pilar-pilar pentingnya (pemilu, partai politik, civil society, media massa) belum berfungsi efektif dan maksimal. Tantangan pendalaman demokrasi semakin besar ketika kondisi sosial, ekonomi, politik dan hukum kurang memadai. Kondisi ini tidak hanya berpengaruh terhadap kualitas pemilu dan demokrasi, tapi juga stabilitas nasional.
Untuk terwujudnya demokrasi yang berkualitas dan stabilitas politik dan keamanan dalam masyarakat, diperlukan rasa saling percaya di antara penyelenggara pemilu, parpol, dan masyarakat. Semua stakeholders terkait pemilu perlu bersinergi secara profesional untuk memperbaiki kepercayaan publik terhadap hasil pilpres.
Semakin substansial demokrasi yang terbangun melalui pemilu akan semakin besar kemungkinan munculnya public trust dan pemilu yang damai. Sebaliknya, semakin prosedural demokrasi yang terbangun melalui pemilu akan semakin besar ketidakpercayaan publik dan semakin rentan pula sengketa/konflik yang akan muncul. Pemilu 2019 yang kompleks, dengan tingkat kerumitan yang cukup tinggi dan hasilnya yang dipersoalkan menjadi pelajaran berharga untuk membangun kepercayaan publik.
NPM : 2217051073
Kelas : B
Setelah membaca artikel-artikel yang diberikan, berdasarkan pengamatan saya, makalah ini secara keseluruhan membahas tentang konsolidasi demokrasi dalam pemilihan presiden (pilpres) 2019, namun masih banyak permasalahan dalam perkembangan demokrasi Indonesia, yang dapat dilihat pada kegiatan pemilihan presiden. Pelaksanaan demokrasi di Indonesia tidak terealisasi dengan baik karena pilar-pilar demokrasi yang memperkuat konsolidasi demokrasi tidak efektif. Pilpres 2019 gagal menghasilkan suksesi pemimpin yang baik dan membangun kepercayaan publik. Hal itu ditunjukkan dengan munculnya kerusuhan di kalangan masyarakat setelah KPU mengumumkan hasil rangkuman pemilihan presiden.
Npm : 2217051080
Kelas : B
dari jurnal tersebut dapat saya simpulkan dan saya analisis bahwa,
jurnal Penelitian Politik nomor ini menyajikan 6 artikel yang membahas topik-topik yang terkait dengan isu elektora :
1. Artikel pertama yang ditulis oleh Efriza, “Penguatan Sistem Presidensial dalam Pemilu Serentak 2019,” mencoba menjelaskan mengenai dinamika koalisi dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo dan sekaligus menjelaskan upaya koalisi dalam pemilu serentak 2019.
2. Artikel berikutnya, “Upaya Mobilisasi Perempuan Melalui Narasi Simbolik ‘EmakEmak Dan Ibu Bangsa’ Pada Pemilu 2019”. Artikel yang ditulis oleh Luky Sandra Amalia ini membahas upaya mobilisasi suara perempuan dilakukan melalui penyematan label ‘emakemak’dan ‘ibu bangsa’.
3. artikel “Netralitas Polri Menjelang Pemilu Serentak 2019” yang ditulis oleh Sarah Nuraini Siregar menganalisa secara khusus netralitas Polri dalam proses pemilu 2019. Terdapat dua pertimbangan atas ulasan ini. Pertama, karena Polri mengemban fungsi keamanan dan ketertiban umum dalam masyarakat; termasuk dalam hal ini menjaga keamanan pemilu 2019.
4. Artikel selanjutnya membahas tentang “Demokrasi dan Pemilu Presiden 2019” yang ditulis oleh R. Siti Zuhro yang membahas tantangan konsolidasi demokrasi dalam pemilupresiden (pilpres) 2019..
5. Artikel selanjutnya membahas mengenai “Menelaah Sisi Historis Shalawat Badar : Dimensi Politik Dalam Sastra Lisan Pesantren” ditulis oleh Dhuroruddin Mashad. Tulisan ini membahas mengenai tradisi lisan pesantrens alah satunya Shalawat Badar yang ternyata memperlihatkan karakateristiknya yang beda, yakni tampil kental dengan nuansa politik.
6. review buku karya Ni’matul Huda dan M. Imam Nasef, “Penataan Demokrasi & Pemilu di Indonesia Pasca Reformasi”. Review yang ditulis Sutan Sorik mengulas buku yang ditulis oleh Ni’matul Huda dan M. Imam Nasef tentang Demokrasi dan Pemilu di Indonesia Pasca Reformasi.
Npm : 2257051032
Kelas : B
Berikut analisis saya berdasarkan jurnal yang berjudul "Dinamika Sosial Politik Menjelang Pemilu Serentak 2019"
Pemilu Serentak 2019 merupakan pemilu kelima yang dilaksanakan pada era transisi demokrasi, sekaligus pengalaman pertama bagi bangsa Indonesia melaksanakan pemilu legislatif bersamaan dengan pemilu presiden-wakil presiden. Keberhasilan pelaksanan pemilu tentu saja tidak dapat dilepaskan dari kesiapan kondisi pemangku kepentingan ( stakeholders ) di segala bidang, khususnya bidang politik, hukum, ekonomi, sosial budaya dan keamanan. Namun, masih banyak persoalan yang muncul dan berpotensi mengancam pelaksanaan pemilu. Oleh karena itu, kondisi pelayaran lintas bidang menjelang pelaksanaan Pemilu Serentak 2019 perlu dilakukan untuk menghasilkan gambaran utuh terkait dengan peta kondisi pemangku kepentingan. Kondisi politik, hukum, ekonomi, sosial budaya dan keamanan yang relatif baik dan stabil mendukung pelaksanaan pemilu yang demokrasi. Bertolak dari kondisi tersebut di atas, bunga rampai ini mengkaji dinamika sosial dan politik yang terjadi menjelang Pemilu Serentak 2019. Data dikumpulkan dari hasil penelitian kualitatif di sembilan kota dan tujuh provinsi. Bunga rampai ini juga memuat hasil analisis yang komprehensif terkait pelaksanaan Pemilu Serentak 2019. Analisis tersebut diperlukan untuk menjadi landasan dalam proses pengambilan kebijakan, termasuk dalam kaitannya untuk meminimalkan potensi ancaman pemilu menuju terwujudnya demokrasi yang terkonsolidasi.
Dalam konteks Indonesia, proses demokrasi yang berlangsung dipengaruhi beberapa faktor, misalnya budaya politik, perilaku aktor dan kekuatan-kekuatan politik. Demokrasi yang berlangsung di daerah-daerah merupakan landasan utama bagi berkembangnya demokrasi di tingkat nasional.
NPM : 2217051121
KELAS : B
Berikut analisis saya berdasarkan jurnal yang berjudul "Dinamika Sosial Politik Menjelang Pemilu Serentak 2019"
Pemilu serentak pada tahun 2019 merupakan salah satu momen politik penting di Indonesia yang melibatkan pemilihan presiden, anggota parlemen, dan gubernur. Sebagai negara demokrasi yang sedang berkembang, Indonesia menghadapi tantangan dalam menjaga stabilitas sosial politik selama periode kampanye dan pemilihan. Banyak faktor sosial dan politik yang dapat mempengaruhi hasil pemilu, termasuk isu-isu keagamaan, identitas, ekonomi, dan lingkungan.
Dalam jurnal tersebut, penulis melakukan analisis terhadap dinamika sosial politik menjelang pemilu serentak pada tahun 2019 di Indonesia, termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan pemilih, dinamika partai politik, dan konflik sosial yang terjadi selama periode kampanye dan pemilihan. Penulis kemungkinan juga membahas tantangan dan peluang yang dihadapi oleh Indonesia dalam membangun demokrasi yang stabil dan inklusif, serta strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan partisipasi politik dan mengurangi ketegangan sosial selama periode pemilihan.
NPM : 2217051162
KELAS : B
Dalam artikel tersebut terdapat pembahasan mengenai makna dari Demokrasi, proses Demokrasi, Pemilu Presiden 2019, Pengaruh media massa, dan peran Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) dalam memastikan integritas pemilu dan memperkuat demokrasi di Indonesia. Pemilihan umum serentak (pemilu serentak) di Indonesia pada tahun 2019 adalah yang pertama kali di mana pemilihan presiden dan wakil presiden (pilpres) dilakukan bersamaan dengan pemilihan anggota legislatif (pileg). Ada enam artikel yang membahas isu-isu elektoral dalam Jurnal Penelitian Politik yang mengeksplorasi dinamika sosial politik yang terjadi pra-pemilu 2019. Artikel pertama membahas penguatan sistem presidensial dalam pemilu serentak 2019, yang mencoba menjelaskan dinamika koalisi dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo dan upaya koalisi dalam pemilu serentak 2019. Sementara artikel lain membahas upaya mobilisasi perempuan dalam politik, dimana penyematan label 'emak-emak' dan 'ibu bangsa' digunakan oleh kedua kubu capres-cawapres untuk memobilisasi suara perempuan yang mencapai lebih separuh jumlah pemilih. Tidak ada yang lebih konkret dari yang lain, kedua istilah tersebut sama-sama mendomestikasi peran perempuan dan mengikuti budaya patriarki yang masih berkembang di masyarakat.
Artikel berikutnya membahas netralitas Polri dalam proses pemilu 2019. Karena Polri mengemban fungsi keamanan dan ketertiban umum dalam masyarakat, termasuk dalam hal ini menjaga keamanan pemilu 2019, maka Polri juga memiliki fungsi preventif untuk mencegah terjadinya gangguan keamanan, khususnya menjelang pemilu. Secara umum fungsi ini dijalankan oleh setiap anggota Polri, namun secara khusus fungsi preventif berupa deteksi potensi gangguan keamanan sampai di tingkat desa melekat pada anggota Babinkamtibmas. Ada juga artikel yang membahas fenomena populisme di Indonesia kontemporer dan transformasi persaingan populisme dan konsekuensinya dalam dinamika kontestasi politik menjelang pemilu 2019.
NPM: 2217051015
Kelas: B
dalam Jurnal "Demokrasi dan Pemilu Presiden 2019" oleh R. Siti Zuhro membahas tentang pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) Presiden di Indonesia pada tahun 2019. Penulis menekankan pentingnya partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga integritas dan keberhasilan demokrasi dalam Pemilu tersebut.
Penulis juga menyoroti adanya upaya untuk mengganggu keberlangsungan Pemilu 2019, seperti hoaks dan penyebaran informasi yang tidak benar, dan kemudian membahas berbagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat untuk mengatasi hal tersebut.
Selain itu, jurnal ini membahas tentang berbagai isu dan tantangan yang muncul dalam pelaksanaan Pemilu Presiden 2019, seperti ketidaksetaraan akses informasi bagi kandidat, masalah sosial dan politik yang memengaruhi partisipasi pemilih, dan upaya untuk meningkatkan partisipasi pemilih melalui pendekatan partisipatif dan inklusif.
Secara keseluruhan, jurnal ini membahas tentang pentingnya demokrasi dalam pelaksanaan Pemilu Presiden 2019 dan upaya untuk menjaga integritas dan keberhasilan demokrasi tersebut. Selain itu, jurnal ini juga membahas tentang isu-isu kunci yang terkait dengan pelaksanaan Pemilu Presiden 2019 dan berbagai upaya yang dilakukan untuk mengatasi tantangan tersebut.
NPM : 2217051036
Kelas : B
Jurnal "Demokrasi dan Pemilu Presiden 2019" karya R. Siti Zuhro adalah sebuah kajian akademis yang menganalisis pemilu presiden di Indonesia pada tahun 2019. Berikut adalah analisis dari jurnal tersebut:
Metodologi Penelitian yang Tepat
Penulis menggunakan metode penelitian deskriptif dengan melakukan analisis data dari berbagai sumber, seperti laporan survei, jurnal, dan publikasi media. Penulis juga menggunakan teori-teori tentang demokrasi dan pemilu untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang hasil pemilu presiden di Indonesia pada tahun 2019.
Penggunaan Sumber yang Terpercaya
Penulis mengutip sumber-sumber yang terpercaya dalam menjelaskan dan membuktikan argumennya. Penulis juga memberikan referensi yang cukup dan terkini, seperti data dari Komisi Pemilihan Umum dan survei publik, untuk mendukung analisisnya.
Analisis yang Komprehensif
Penulis memberikan analisis yang komprehensif tentang pemilu presiden di Indonesia pada tahun 2019, mencakup isu-isu yang berkaitan dengan demokrasi, seperti partisipasi masyarakat dalam pemilihan umum, peran media, isu-isu politik, dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi hasil pemilu. Analisis ini memungkinkan pembaca untuk memahami kompleksitas pemilu presiden di Indonesia dan membuka wawasan tentang isu-isu penting dalam demokrasi.
Penjelasan Teori yang Tepat
Penulis memberikan penjelasan teori yang tepat tentang demokrasi dan pemilu, termasuk konsep-konsep seperti partisipasi, legitimasi, dan keadilan dalam pemilu. Hal ini membantu membuka wawasan pembaca tentang teori demokrasi dan menghubungkannya dengan konteks pemilu di Indonesia.
Analisis yang Objektif
Penulis mencoba untuk memberikan analisis yang objektif tentang pemilu presiden di Indonesia pada tahun 2019. Penulis tidak memihak kepada kandidat tertentu atau partai politik, dan mencoba untuk mengevaluasi hasil pemilu dari berbagai sudut pandang, termasuk partisipasi masyarakat, isu-isu politik, dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi hasil pemilu.
Secara keseluruhan, jurnal "Demokrasi dan Pemilu Presiden 2019" karya R. Siti Zuhro adalah sebuah kajian akademis yang cukup lengkap dan mendalam tentang pemilu presiden di Indonesia pada tahun 2019. Metodologi penelitian yang tepat, penggunaan sumber yang terpercaya, analisis yang komprehensif, penjelasan teori yang tepat, dan analisis yang objektif semuanya membuat jurnal ini menjadi sumber referensi yang penting untuk memahami demokrasi dan pemilu di Indonesia.
Npm : 2257051028
kelas : B
Analisis saya dari jurnal yang berjudul "DINAMIKA SOSIAL POLITIK MENJELANG PEMILU SERENTAK 2019" dan melihat tantangan konsolidasi demokrasi dalam Pemilihan Presiden 2019 di Indonesia. Pemilihan umum serentak pada tahun 2019 di Indonesia menandai pertama kalinya pilpres dilakukan bersamaan dengan pileg, sehingga menarik untuk melihat dinamika sosial politik yang terjadi sebelum pemilu 2019. Jurnal tersebut terdiri dari enam artikel yang membahas isu-isu elektoral yang relevan pada Pemilihan Umum Serentak 2019 di Indonesia.
Artikel pertama membahas tentang dinamika koalisi dalam pemerintahan Joko Widodo dan upaya koalisi dalam pemilu serentak 2019 serta kelemahan sistem presidensial. Artikel kedua membahas tentang upaya mobilisasi suara perempuan melalui label "emak-emak" dan "ibu bangsa" yang dianggap sebagai narasi simbolis. Artikel ketiga membahas tentang netralitas Polri dalam proses pemilu 2019. Artikel keempat membahas tentang fenomena populisme di Indonesia dan transformasinya dalam dinamika kontestasi politik menjelang Pemilu 2019. Artikel kelima membahas karakteristik dan peran media dalam mempengaruhi preferensi pemilih dalam pemilu. Terakhir, artikel keenam membahas pengaruh kepemimpinan dan kinerja kepala daerah terhadap hasil Pemilu 2019.
Jurnal ini membahas tantangan-tantangan yang menghambat konsolidasi demokrasi di Indonesia. Meskipun pilpres dan pileg telah diadakan secara bersamaan, pilar-pilar penting demokrasi seperti pemilihan umum, partai politik, masyarakat sipil, dan media massa belum berfungsi secara efektif dan optimal, sehingga menimbulkan fluktuasi dalam konsolidasi demokrasi di Indonesia. Beberapa masalah yang muncul selama tahapan pemilihan presiden tidak mendapatkan solusi yang konkret dan memadai, seperti politik identitas dan persaingan sengit untuk suara Muslim, masalah partai politik, dan pemangku kepentingan terkait pemilihan yang belum mampu memenuhi peran penting mereka secara efektif dan bertanggung jawab.
Seluruh pemangku kepentingan yang terkait dengan pemilu, seperti partai politik, penyelenggara pemilu (KPU, Bawaslu, DKPP), pemerintah (pusat dan daerah), dan lembaga penegak hukum, perlu bekerja sama secara profesional untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap hasil pemilu presiden. Kerjasama seluruh pemangku kepentingan dalam proses demokrasi sangat diperlukan karena keberhasilan tidak dapat dicapai oleh satu pemangku kepentingan saja.
NPM : 2217051096
Kelas : B
Dengan dilaksanakannya pemilihan umum serentak (pilkada serentak) di Indonesia pada tahun 2019, pemilihan presiden dan wakil presiden (pilpres) akan dilaksanakan serentak dengan pemilihan anggota parlemen (pileg) untuk pertama kalinya.
Journal of Political Research memiliki enam artikel tentang isu kepemiluan yang mengkaji dinamika sosial politik menjelang pemilu 2019.
Artikel pertama membahas penguatan sistem presidensial pada pemilu serentak 2019, yang berupaya menjelaskan dinamika pemilu.
Sementara itu, artikel lain membahas upaya mengikutsertakan perempuan dalam politik, dengan kedua kubu presiden menggunakan gelar “ibu” dan “ibu bangsa”.
Tidak ada yang lebih konkret dari yang lain, kedua istilah tersebut menjinakkan peran perempuan dan mengikuti budaya patriarki yang masih berkembang di masyarakat.
Sebagaimana Polri memiliki tugas keamanan dan ketertiban masyarakat, termasuk dalam hal ini menjaga keamanan di Pemilu 2019, maka Polri juga memiliki tugas preventif, untuk mencegah insiden keamanan.
Ada juga artikel yang membahas tentang fenomena populisme di Indonesia kontemporer dan perubahan kompetisi populis serta dampaknya terhadap dinamika kontroversi politik menjelang pemilu 2019.
Dalam ulasan kali ini, penulis mengambil contoh dualitas Pilpres 2019 antara Jokowi dan Prabowo yang berujung pada beberapa kontroversi tentang demokrasi, yang menjadi topik hangat diperdebatkan di Indonesia saat itu.
Mulai dari penipuan dan ujaran kebencian hingga politisasi agama di Pilpres 2019, menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi demokrasi Indonesia.
Partai politik yang bingung karena tidak memiliki cukup suara untuk masuk parlemen, terlibat dalam merusak esensi dan esensi demokrasi dengan menyatukan selebriti yang jelas tidak memiliki korelasi dan kemampuan mengekspresikan rakyat untuk mewakili.
Pada akhirnya, konsolidasi demokrasi Indonesia akan terhenti karena pilar-pilar pentingnya seperti pemilu, partai politik, masyarakat sipil, dan media tidak dapat menjalankan tugasnya secara efisien dan optimal.
Penulis mencatat bahwa terkait dengan isu-isu tersebut, diperlukan peran aktif dan kolaboratif dari para aktor pemilu seperti partai politik, penyelenggara pemilu (KPU, Bawaslu, DKPP), pemerintah (pemerintah pusat dan daerah) dan lembaga kepolisian untuk menyukseskan pemilu tanpa menimbulkan konflik.
NPM : 2217051046
Kelas : B
Dalam analisis saya mengenai Jurnal penelitian politik Vol. 16 No. 1, Juni 2019 dengan judul "Dinamika Sosial Politik Menjelang Pemilu Serentak 2019" membahas tentang berbagai faktor sosial dan politik yang mempengaruhi dinamika pemilu serentak 2019 di Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam dengan sejumlah informan kunci, analisis dokumen, dan observasi.
Penelitian ini menemukan bahwa terdapat sejumlah faktor yang mempengaruhi dinamika sosial politik selama pemilu serentak 2019 di Indonesia, termasuk polarisasi politik, isu identitas dan agama, media sosial, serta kebijakan pemerintah. Penelitian ini menunjukkan bagaimana isu-isu seperti agama dan identitas menjadi penting dalam dinamika politik Indonesia, terutama dalam konteks pemilihan umum.
Penelitian ini juga menyoroti peran media sosial dalam mempengaruhi opini publik selama pemilu serentak 2019. Media sosial menjadi platform yang penting bagi para kandidat dan pendukungnya untuk mempromosikan diri dan menggalang dukungan. Namun, media sosial juga menjadi sumber hoaks dan informasi yang salah, yang dapat mempengaruhi opini publik dan memperburuk polarisasi politik.
Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bagaimana kebijakan pemerintah, seperti pelarangan kampanye di luar jadwal resmi dan pengawasan ketat terhadap keamanan, dapat mempengaruhi dinamika sosial politik selama pemilu serentak 2019. Pelarangan kampanye di luar jadwal resmi mengurangi kesempatan para kandidat untuk berinteraksi dengan masyarakat, sedangkan pengawasan ketat terhadap keamanan dapat menimbulkan rasa takut dan mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam pemilu.
Secara keseluruhan, penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam pemahaman tentang dinamika sosial politik selama pemilu serentak 2019 di Indonesia. Temuan-temuan dalam penelitian ini dapat membantu para peneliti, praktisi, dan pengambil kebijakan dalam memahami faktor-faktor yang mempengaruhi dinamika politik Indonesia dan merumuskan kebijakan yang tepat dalam mendukung demokrasi yang sehat dan berkelanjutan di Indonesia.
Kelas : B
NPM : 2257051015
Dalam Jurnal "Demokrasi dan Pemilu Presiden 2019" membahas tentang pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) Presiden di Indonesia pada tahun 2019. Pemilihan umum serentak (pemilu serentak) yang diselenggarakan tahun 2019 di Indonesia merupakan pemilu pertama di mana pemilihan presiden dan wakil presiden (pilpres) dilaksanakan bersamaan dengan pemilihan anggota legislatif (pileg). Oleh karena itu, menarik untuk melihat dinamika sosial politik
yang terjadi pra-pemilu 2019.
Jurnal Penelitian Politik nomor ini menyajikan 6 artikel yang membahas topik-topik yang terkait
dengan isu elektoral. Artikel pertama yang ditulis oleh Efriza, “Penguatan Sistem Presidensial
dalam Pemilu Serentak 2019,” mencoba menjelaskan mengenai dinamika koalisi dalam
pemerintahan Presiden Joko Widodo dan sekaligus menjelaskan upaya koalisi dalam pemilu
serentak 2019. Tulisan ini juga membahas mengenai penerapan sistem presidensial yang dapat dikatakan ada kelemahan karena diterapkannya sistem multipartai.
Artikel berikutnya, “Upaya Mobilisasi Perempuan Melalui Narasi Simbolik ‘EmakEmak Dan Ibu Bangsa’ Pada Pemilu 2019”. Artikel yang ditulis oleh Luky Sandra Amalia ini membahas upaya mobilisasi suara perempuan dilakukan melalui penyematan label ‘emakemak’dan ‘ibu bangsa’.
Sementara itu, artikel “Netralitas Polri Menjelang Pemilu Serentak 2019” yang ditulis oleh Sarah Nuraini Siregar menganalisa secara khusus netralitas Polri dalam proses pemilu 2019. Terdapat dua pertimbangan atas ulasan ini. Pertama, karena Polri mengemban fungsi keamanan dan ketertiban umum dalam masyarakat; termasuk dalam hal ini menjaga keamanan pemilu 2019. Kedua, karena Polri juga memiliki fungsi preventif untuk mencegah terjadinya gangguan
keamanan, khususnya menjelang pemilu. Artikel selanjutnya membahas tentang “Demokrasi dan Pemilu Presiden 2019” yang ditulis oleh R. Siti Zuhro yang membahas tantangan konsolidasi demokrasi dalam pemilu presiden (pilpres) 2019. Pembangunan demokrasi Indonesia
sebagaimana tercermin dari pilpres masih mengalami banyak masalah. Pendalaman
demokrasi belum terwujud dengan baik karena pilar-pilar demokrasi yang menjadi faktor
penguat konsolidasi demokrasi belum efektif. Artikel selanjutnya membahas mengenai
“Menelaah Sisi Historis Shalawat Badar : Dimensi Politik Dalam Sastra Lisan Pesantren”
ditulis oleh Dhuroruddin Mashad. Tulisan ini membahas mengenai tradisi lisan pesantrens
alah satunya Shalawat Badar yang ternyata memperlihatkan karakateristiknya yang beda,
yakni tampil kental dengan nuansa politik.
NPM : 2217051151
Kelas : B
Hasil analisis saya terhadap jurnal yang berjudul “Dinamika Sosial Politik Menjelang Pemilu Serentak 2019” yaitu sebagai berikut:
Jurnal tersebut membahas tentang keberlangsungan pemilu tahun 2019, yang mana pertama kalinya dilaksanakan serentak antara pilpres dan pileg. Sebagai pilar penting demokrasi, pemilu diperlukan untuk suksesi kepemimpinan serta mengoreksi kinerja pemerintahan. Pemilu juga mensyaratkan unsur kejujuran, keadilan, transparansi dan akuntabilitas seperti yang tercantum dalam asas pemilu. Prasyarat untuk menciptakan hal tersebut memerlukan prakondisi dan komitmen semua elemen bangsa untuk mematuhi peraturan yang ada. Namun pada pemilu 2019 pelaksanaannya tidak terealisasi dengan baik dan menimbulkan hilangnya kepercayaan dari berbagai kalangan terhadap hasil yang diumumkan. Konsolidasi demokrasi atau proses pendalaman demokrasi akan terhambat ketika parpol melalui para elitenya terkait pemilu menunjukkan perilaku yang tidak mendorong proses demokrasi.
Tantangan konsolidai demokrasi semakin besar ketika kondisi ekonomi, sosial, politik dan hukum kurang memadai sehingga akan berpengaruh terhadap kualitas pemilu, demokrasi, serta stabilitas nasional. Menumbuhkan rasa saling percaya di antara penyelenggara pemilu, parpol dan masyarakat menjadi syarat utama terbangunnya demokrasi yang berkualitas dan penopang terwujudnya stabilitas politik dan keamanan dalam masyarakat
NPM: 2217051108
KELAS: B
Dari jurnal-jurnal tersebut dapat disimpulkan, bahwa konsolidasi demokrasi di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan, terutama terkait dengan pilar-pilar demokrasi yang belum berjalan dengan baik. Dalam pemilihan presiden 2019, hal ini terlihat dari adanya ketidakpuasan dan ketidakpercayaan publik terhadap hasil pemilu yang diumumkan oleh KPU, serta konflik yang muncul ketika kedua kandidat menyatakan diri sebagai pemenang. Sebagai hasilnya, Mahkamah Konstitusi harus menentukan hasil akhir pemilihan presiden tersebut.
Dari sini, dapat disimpulkan bahwa demokrasi di Indonesia masih memiliki ruang untuk ditingkatkan dalam hal konsolidasi. Reformasi dalam pertumbuhan demokrasi Indonesia sangat penting untuk meningkatkan kepercayaan publik dan memperkuat prinsip-prinsip dasar demokrasi. Salah satu cara untuk mencapai hal ini adalah dengan meningkatkan transparansi dalam proses demokrasi dan memastikan bahwa pilar-pilar demokrasi berfungsi dengan baik.
Namun demikian, perlu diingat bahwa konsolidasi demokrasi adalah proses jangka panjang dan membutuhkan dukungan dan partisipasi dari semua pihak, termasuk pemerintah, lembaga-lembaga negara, dan masyarakat. Oleh karena itu, penting untuk terus memperkuat demokrasi di Indonesia dengan melakukan reformasi yang tepat dan memastikan bahwa prinsip-prinsip demokrasi dijalankan dengan baik dan benar.
NPM : 2217051018
Kelas : B
Berikut adalah analis saya terhadap Jurnal yang berjudulkan “Demokrasi dan Pemilu Presiden 2019” Oleh R. Siti Zuhro.
Jurnal ini membahas tantangan konsolidasi demokrasi dalam pemilu presiden (pilpres) 2019. Pembangunan demokrasi Indonesia sebagaimana tercermin dari pilpres masih mengalami banyak masalah. Pilpres 2019 belum mampu menghasilkan suksesi kepemimpinan yang baik dan belum
mampu pula membangun kepercayaan publik, karena kerusuhan sosial setelah
pengumuman hasil rekapitulasi pilpres oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). fenomena pilpres 2019 yang merupakan salah satu sarana untuk memilih
pemimpin secara demokratis.
Demokrasi yang berlangsung di daerah-daerah merupakan landasan utama bagi
berkembangnya demokrasi di tingkat nasional. Pemilihan kepala daerah merupakan terobosan penting sebagai upaya pendalaman demokrasi (deepening
democracy), yakni suatu upaya untuk mengatasi kelemahan praktek demokrasi substantif, dan khususnya dalam merespon tuntutan-tuntutan
masyarakat lokal. Pemerintah dan institusi penegak hukum perlu bekerja sama secara profesional untuk memperbaiki kepercayaan publik terhadap hasil pilpres. Demokrasi yang terbangun melalui pemilu akan semakin besar kemungkinan munculnya public trust, maka pemilu akan berjalan dengan damai.
Npm : 2217051090
Kelas : B
Jurnal tersebut membahas tentang dinamika sossial politik yang terjadi pra-pemilu 2019.
Pemilu 2019 merupakan pemilu yang menyita perhatian publik karena didalamnya terdapat hal-hal menarik yang sangat bagus untuk dibahas. Pelaksanaan pilpres sendiri bukan hanya sekedar pemilihan biasa karena sejatinya hal ini merupakan tindak lanjut perwujudan prinsip-prinsip kebebasan dalam berdemokrasi. Pemilu sendiri sejatinya merupakan pendalaman demokarsi bagi pemerintah dan rakyatnya, karena negara harus terlibat aktif untuk mampu memberdayakan masyrakat dalam berkehidupan bernegara maka dengan pemilu ini rakyat sudah aktif untuk mendukung pemerintah dalam tugasnya.
salah satu hal yang sangat mencolok adalah politisasi identitas agama islam, dalam hal tersebut adalah para ulama melakukan ijtima terhadap pemilihan cawapres untuk prabowo namun NU menyatakan bahwa tidak mengikuti ijtima tersbut tapi telah mendukung cawapres Jokowi yaitu Ma'ruf amin sehingga dari kenyataan tersebut pasangan ini telah hampir mendapatkan seluruh jamaah NU sebagai salah satu basis islam tebesar di indonesia, namun sebenarnya hal ini merupakan hal yang wajar dan sudah sering terjadi di indonesia.
Konsolidasi demokrasi di Indonesia cenderung fluktuatif dan belum berjalan secara regular karena pilar-pilar pentingnya (pemilu, partai , politik, civil society, media massa) belum berfungsi efektif dan belum maksimal.
Kelas : B
NPM : 2217051101
Analisis saya pada jurnal diatas:
Dapat kita ketahui pada jurnal diatas bahwa tantangan demokrasi pada pemilu presiden di tahun 2019 sangatlah lah sulit. Pengembangan demokrasi di Indonesia haruslah diperbaiki dikarenakan pada pemilihan kasus kemaren masih sangat banayk salah masalah yang terjadi. Seperti permasalahan kedua calon yang dinyatakan terpilih sebagai presiden, salah satu calon menolak hasil pemilihan, dan lainnya.
Pada kasus pemilu di tahun 2019 kita masih blm bisa menghasilkan kepemimpinan yang baik dan belum bisa untuk membangun kepercayaan masyarakat. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya kerusuhan yang terjadi antar kedua kubu calon pendukung dan juga media yang tersebar dengan cepat. Padahal kepercayaan masyarakat adalah kunci utama untuk dapat berlangsung nya dengan baik pemilu tersebut.
NPM : 2217051069
Kelas : B
Dari jurnal tersebut yang dapat saya ambil adalah, bahwa penggabungan demokrasi di Indonesia masih menyebrangi berbagai tantangan, terutama tercantol tambah akar-akar demokrasi yang belum berfungsi tambah hormat. Dalam pengolahan raja 2019, ihwal ini maujud berpokok adanya ketidakpuasan dan ketidakpercayaan massa terhadap sambungan pemilu yang diumumkan oleh KPU, tempuh bentrokan yang datang detik kedua bakal mencurahkan sarira serupa pemenang. Sebagai hasilnya, Mahkamah Konstitusi harus menetapkan sambungan kesan pengolahan raja tersimpul.
Dari sini, bisa disimpulkan bahwa demokrasi di Indonesia masih mempunyai bangsal kepada ditingkatkan bagian dalam ihwal penggabungan. Reformasi bagian dalam perubahan demokrasi Indonesia sangat penting kepada mempertinggi keimanan massa dan bersitegang hukuman-hukuman pokok demokrasi. Salah tunggal kebiasaan kepada menjemput ihwal ini adalah tambah mempertinggi kebeningan bagian dalam teknik demokrasi dan menguatkan bahwa akar-akar demokrasi bergerak tambah hormat.
Namun demikian, mesti diingat bahwa penggabungan demokrasi adalah teknik jarak panjang dan bertujuan sumbangsih dan keterlibatan berpokok semua pihak, terhitung pemerintah, peraturan-peraturan negara, dan masyarakat. Oleh karena itu, penting kepada melantas bersitegang demokrasi di Indonesia tambah mengerjakan modernisasi yang benar dan menguatkan bahwa hukuman-hukuman demokrasi dijalankan tambah hormat dan benar.
NPM : 2217051040
Kelas : B
Setelah melihat Jurnal penelitian politik Vol. 16 No. 1, Juni 2019 dengan judul "Dinamika Sosial Politik Menjelang Pemilu Serentak 2019" membahas tentang berbagai faktor sosial dan politik yang mempengaruhi dinamika pemilu serentak 2019 di Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam dengan sejumlah informan kunci, analisis dokumen, dan observasi.
Penelitian ini menemukan bahwa terdapat sejumlah faktor yang mempengaruhi dinamika sosial politik selama pemilu serentak 2019 di Indonesia, termasuk polarisasi politik, isu identitas dan agama, media sosial, serta kebijakan pemerintah. Penelitian ini menunjukkan bagaimana isu-isu seperti agama dan identitas menjadi penting dalam dinamika politik Indonesia, terutama dalam konteks pemilihan umum.
Dalam penelitian ini juga menyoroti peran media sosial dalam mempengaruhi opini publik selama pemilu serentak 2019. Media sosial menjadi platform yang penting bagi para kandidat dan pendukungnya untuk mempromosikan diri dan menggalang dukungan. Namun, media sosial juga menjadi sumber hoaks dan informasi yang salah, yang dapat mempengaruhi opini publik dan memperburuk polarisasi politik.
Penelitian ini juga menunjukkan bagaimana kebijakan pemerintah, seperti pelarangan kampanye di luar jadwal resmi dan pengawasan ketat terhadap keamanan, dapat mempengaruhi dinamika sosial politik selama pemilu serentak 2019. Pelarangan kampanye di luar jadwal resmi mengurangi kesempatan para kandidat untuk berinteraksi dengan masyarakat, sedangkan pengawasan ketat terhadap keamanan dapat menimbulkan rasa takut dan mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam pemilu.
Secara keseluruhan, penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam pemahaman tentang dinamika sosial politik selama pemilu serentak 2019 di Indonesia. Temuan-temuan dalam penelitian ini dapat membantu para peneliti, praktisi, dan pengambil kebijakan dalam memahami faktor-faktor yang mempengaruhi dinamika politik Indonesia dan merumuskan kebijakan yang tepat dalam mendukung demokrasi yang sehat dan berkelanjutan di Indonesia.
Npm : 2217051088
Kelas : B
Menurut yang saya baca pada artikel diatas, menurut saya artikel tersebut membahas dinamika pelaksanaan demokrasi dan pemilu di Indonesia, desain sistem penyelenggaraan pemilu beserta solusi dan saran untuk pemilu kedepannya.
Artikel tersebut juga menyinggung membahas tentang konsolidasi demokrasi di Indonesia yang fluktuatif dan belum berjalan secara reguler karena pilar-pilar pentingnya belum berfungsi efektif dan maksimal. Pemilu sebagai pilar penting demokrasi memerlukan kejujuran, keadilan, transparansi, dan akuntabilitas. Selain itu, jurnal ini juga membahas tentang isu-isu kunci yang terkait dengan pelaksanaan Pemilu Presiden 2019 dan berbagai upaya yang dilakukan untuk mengatasi tantangan tersebut.
NPM : 2217051122
Kelas : B
Analisis Jurnal Penelitian Politik yang berjudul "DINAMIKA SOIAL POLITIK MENJELANG PEMILU SERENTAK 2019".
Jurnal tersebut membahas tantangan-tantangan demokrasi yang dalam hal ini terjadi pada pemilu serentak 2019 seperti politisasi identitas dan sengitnya perebutan suara Muslim, permasalahan parpol dan semua stakeholders terkait pemilu yang belum mampu mengefektifkan dan memaksimalkan peran pentingnya dengan penuh tanggungjawab, tata kelola pemilu yang belum mampu mengakomodasi keragaman masyarakat, dan kentalnya politisasi birokrasi. Kepercayaan sebagian publik terhadap netralitas birokrasi yang minim, demikian juga terhadap penyelenggara pemilu dan institusi penegak hukum.
Oleh karena itu, evaluasi terhadap sistem Pemilu serentak tetap harus dikaji secara serius dan kontinu. Ini berarti, berbagai langkah persiapan harus dilaksanakan secara dini untuk Pemilu yang akan datang agar hasil pemilu lebih berkualitas dan masyarakat dapat percaya dengan pemerintah sepenuhnya.
NPM : 2217051056
Kelas : B
Analisis saya mengenai jurnal yang berjudul “Demokrasi dan Pemilu Presiden 2019” karya R. Siti Zuhro adalah jurnal tersebut membahas tentangtantangan konsolidasi demokrasi dalam pemilu presiden yang dilaksanakan pada tahun 2019. Pembangunan demokrasi yang terjadi di Indonesia yang tergambar dalam pilpres masih banyak mengalami masalah.
Selama 21 tahun sistem demokrasi Indonesia berjalan hingga kini masih saja banyak terdapat masalah kepastian politik yang terasa semakin menjauh seiring dengan hadirnya keriuhan, kegaduhan, penistaan agama, isu toleransi, masalah kebhinekaan yang menimbulkan konflik/sengketa dan silang pendapat serta berita-berita hoax yang muncul tanpa henti
Belum lagi masalah fungsi parpol yang tidak maksimal. Banyak parpol gagal dalam proses kaderisasi. Mereka (parpol) lebih mementingkan pamor daripada tanggungjawab dalam membina negara dan aspirasi rakyat. Hal itu terbukti dengan maraknya banyak parpol yang memilih mencalonkan kalangan selebritis sebagai caleg agar mendapat vote getter.
NPM : 2217051126
KELAS : B
Jurnal tersebut membahas tantangan konsolidasi demokrasi dalam pemilihan presiden (pilpres) 2019 di Indonesia. Meskipun demokrasi Indonesia telah berkembang, masih ada banyak masalah yang dihadapi, dan pilar-pilar demokrasi yang penting untuk penguatan konsolidasi demokrasi belum efektif. Hasil pilpres 2019 belum mampu membangun kepercayaan publik, terlihat dari kerusuhan sosial yang terjadi setelah pengumuman hasil rekapitulasi oleh KPU. Satu kandidat menolak hasil pemilu dan pilpres belum selesai. Kini Mahkamah Konstitusi menjadi penentu akhir hasil pilpres karena kedua kandidat mengklaim sebagai pemenang.
Penulis juga menyoroti politisasi identitas sebagai salah satu masalah dalam pemilu presiden. Fenomena ini terjadi ketika identitas suatu kelompok menjadi dasar dalam pemilihan, bukan kinerja atau program. Politisasi identitas dapat memecah belah masyarakat dan mengancam demokrasi. Oleh karena itu, pemimpin yang terpilih harus mampu memperkuat pemerintahan efektif dan membangun kepercayaan publik.
Kesimpulannya, tulisan ini menekankan bahwa masih banyak tantangan dalam konsolidasi demokrasi di Indonesia, khususnya dalam pemilihan presiden. Penting untuk memperkuat pilar-pilar demokrasi, mencegah politisasi identitas, dan membangun kepercayaan publik untuk menciptakan pemimpin yang efektif dan memperkuat demokrasi.
NPM : 2217051105
Kelas : B
Demokrasi secara sederhana dapat dimaknai sebagai ‘pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat’. Namun, untuk mewujudkan makna tersebut tidaklah mudah karena demokrasi memerlukan proses panjang dan tahapan-tahapan penting yang harus dilalui, seperti proses konsolidasi demokrasi. Di Indonesia, konsolidasi demokrasi belum berjalan secara reguler karena pilar pentingnya belum berfungsi dengan efektif dan maksimal. Tantangan pendalaman demokrasi semakin besar ketika beberapa kondisi menjadi kurang memadai. Kondisi tersebut tentunya berpengaruh terhadap kualitas pemilu dan juga stabilitas nasional.
Pemilu sebagai pilar utama demokrasi merupakan sarana dan momentum terbaik bagi rakyat untuk menyalurkan aspirasi politiknya, memilih wakil-wakil terbaiknya di lembaga legislatif dan presiden/wakil presidennya secara damai. Tantangan yang cukup besar dalam menjalani pemilu serentak 2019 membuat konsolidasi demokrasi yang berkualitas sulit terbangun. Pemilu serentak pada tahun 2019 menghadapi tantangan yang sulit dan menunjukkan adanya masalah seperti perilaku distortif, pelanggaran hukum, dan upaya yang tidak etis. Pemilu tersebut juga menjadi ujian untuk memperkuat sistem presidensial, pelembagaan partai politik, dan koalisi partai politik. Peran partai politik sangat penting dalam proses konsolidasi demokrasi, namun ketika fungsi mereka tidak maksimal, hal ini menghambat proses kaderisasi dan berdampak negatif pada konsolidasi demokrasi secara keseluruhan.
Npm : 2257051007
Kelas : B
Pada artikel jurnal penelitian politik vol 16 No 1 2019, Dinamika Sosial Politik Menjelang Pemilu Serentak 2019 adalah Perkembangan demokrasi yang lebih baik belum berfungsi efektif dan belum maksimal karena pilar-pilar demokrasi yang menjadi faktor penting dalam memperkuat konsolidasi demokrasi belum berjalan efektif. Pilpres tahun 2019 belum berhasil menciptakan suksesi kepemimpinan yang baik dan juga belum mampu membangun kepercayaan publik. Tanda-tanda ini tercermin dari adanya kerusuhan sosial setelah pengumuman hasil rekapitulasi pilpres oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), di mana salah satu kandidat menolak hasil pemilu. Jelas bahwa pilpres ini masih belum selesai, dan saat ini Mahkamah Konstitusi (MK) menjadi penentu akhir dalam menentukan hasil pilpres karena kedua kandidat mengklaim diri sebagai pemenang pilpres.Sejauh ini Indonesia sudah melaksanakan pemilu yang aman dan damai. Pemilu 2019 yang kompleks, dengan tingkat kerumitan yang cukup tinggi dan hasilnya yang dipersoalkan menjadi pelajaran yang sangat berharga. Pemilu yang berkualitas memerlukan parpol dan koalisi parpol yang juga berkualitas. Ini penting karena pemilu tidak hanya merupakan sarana suksesi kepemimpinan yang aspiratif, adil dan damai, tapi juga menjadi taruhan bagi ketahanan sosial rakyat dan eksistensi NKRI.