Forum Analisis Jurnal 2

Forum Analisis Jurnal 2

Number of replies: 35

Lampirkan analisis anda mengenai jurnal diatas, dengan menyertakan identitas diri seperti nama dan NPM.

In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by ADELLA SHALSABILA -
Nama : Adella Shalsabila
NPM : 2113053259

Izin menjawab bu

Proses belajar mengajar merupakan proses yang melibatkan guru dan peserta didik. Guru memegang peranan yang sangat strategis dalam proses pembelajaran. Peran strategis dalam proses pembelajaran ini mempengaruhi kompetensi (pengetahuan, sikap dan ketergantungan) yang diperoleh siswa. Kemampuan seorang siswa berkembang secara optimal sesuai dengan bagaimana guru memposisikan dirinya dan posisi siswa dalam belajar. Guru harus memposisikan diri sebagai fasilitator, motivator dan mediator pembelajaran agar siswa dapat mencapai potensinya. Aktivitas siswa di dalam kelas mutlak diperlukan untuk membuat proses belajar mengajar menjadi aktif. Dengan aktif bertanya, menjawab pertanyaan, dan mendorong teman sebaya untuk berpartisipasi aktif dalam interaksi belajar mengajar, siswa aktif memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kelancaran proses belajar mengajar. Salah satu inovasi yang dapat dilakukan guru adalah penggunaan metode tanya jawab dalam proses belajar mengajar. Guru tidak hanya menyampaikan materi dengan metode ceramah, tetapi juga mengajukan pertanyaan-pertanyaan sederhana tentang materi yang diajarkan secara interaktif dan komunikatif. Peningkatan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar disebabkan oleh motivasi dan dukungan guru dalam melakukan diskusi. Semangat seorang guru untuk memotivasi dan mendukung siswa selama diskusi juga membantu siswa untuk belajar secara aktif.

Sekian, terima kasih bu
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Yugi Utami -
Nama: Yugi Utami
NPM: 2113053132

Jurnal 2
Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi, proses belajar mengajar tidak lagi bertumpu pada keaktifan guru, namun guru bersama-sama siswa melalui metode pembelajaran yang berbasis kompetensi. Guru bersama-sama sebagai subyek pembelajaran menyampaikan materi yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan mata pelajaran yang menjadi bidang kemampuannya, sedangkan siswa sebagai obyek menerima pelajaran yang disampaikan guru. Akibatnya guru lebih aktif dan dominan dalam proses pembelajaran. Salah satu bentuk keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar adalah keberanian siswa dalam mengemukakan pendapatnya di kelas selama proses belajar mengajar berlangsung. Kecenderungan yang muncul dalam pembelajaran guru PKn biasanya menggunakan metode pembelajaran yang sering digunakan dalam pembelajaran adalah ceramah diselingi tanya jawab, pemberian tugas dan diskusi. Guru tidak biasa mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan, bila siswa hanya mendengar dan mencatat, tanpa ada komunikasi timbal balik mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa, agar siswa lebih perhatian terhadap materi yang dijelaskan. Situasi demikian menunjukkan bahwa guru sangat dominan dalam proses belajar mengajar, sedangkan pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan materi pembelajaran yang ditanyakan kepada siswa kurang direspon siswa dan hasilnya tidak seperti yang diharapkan, sebagian kecil siswa yang menjawab, sedangkan siswa yang lain hanya berdiam diri dan kurang berani bertanya dan mengemukakan pendapat pada kegiatan pembelajaran. Kondisi seperti ini tidak akan mendukung terciptanya interaksi yang sehat antara guru dengan siswa dalam proses belajar mengajar dan kurang efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini bila tidak didukung oleh inovasi dan kreativitas guru dalam membangkitkan minat siswa dalam bertanya, maka proses belajar mengajar menjadi berakibat pada aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran. Akibat dari penerapan metode ceramah yang diselingi Tanya jawab, pemberian tugas antara lain siswa memiliki sikap negatif terhadap pembelajaran, kurang berani mengemukakan pendapat dan mengambil keputusan, malas bertanya dan menjawab pertanyaan, kurang serius dalam mengikuti pelajaran, kurang berminat dan termotivasi dalam belajar serta kurang menghargai dan bekerjasama sesama. Dimana kreatifitas dan inovasi guru dalam membangkitkan keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat dikelas sangat diperlukan. Beberapa variabel atau obyek yang akan diteliti serta definisi operasional dalam rangka peningkatan kemampuan siswa mengemukakan pendapat dan mengambil keputusan dengan pertimbangan moral dengan pokok bahasan demokrasi.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Syifa Azzahra Riyadi -
Nama : Syifa Azzahra Riyadi
Npm : 2113053003
Izin memberikan analisis jurnal yang berjudul “PENERAPAN MODEL MORAL REASONING UNTUK MENINGKATKAN KEBERANIAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT DAN MENGAMBIL KEPUTUSAN PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS VIII SMP NU NURUL HUDA PAKIS KABUPATEN MALANG”

Salah satu bentuk keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar adalah keberanian siswa dalam mengemukakan pendapatnya di kelas selama proses belajar mengajar berlangsung. Kecenderungan yang muncul dalam pembelajaran guru PKn biasanya menggunakan metode pembelajaran yang sering digunakan dalam pembelajaran adalah ceramah diselingi tanya jawab, pemberian tugas dan diskusi. Penempatan posisi dan pemilihan metode dalam pembelajaran yang kurang tepat ini berpengaruh terhadap iklim kelas. Seringnya menggunakan metode ceramah yang diselingi tanya jawab, pemberian tugas dan diskusi yang kurang terarah mengakibatkan siswa kurang aktif. Kecenderungan yang muncul di kelas adalah guru menyampaikan materi pelajaran, sedangkan siswa hanya mendengar dan kadang – kadang mencatat apa yang disampaikan guru. Dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses, para guru sebaiknya membuat rencana pembelajaran untuk satu semester.
Aktivitas guru dalam mengelola model moral reasoning ada juga peningkatan dari siklus pertama guru kurang menguasai model moral reasoning serta kurang memotivasi siswa untuk aktif dalam pengambilan keputusan dan mengemukakan pendapat. Tetapi pada siklus kedua guru sudah mulai memahami model moral reasoning dan memberi motivasi dalam apersepsi sehingga mampu membangkitkan kesegaran siswa dalam pembelajaran, dan pada siklus ketiga guru sudah menguasai model moral reasoning serta telah menguasai konsep pembelajaran sehingga memudahkan guru dalam mengelola kelas dan membangkitkan siswa dalam belajar dengan menggunakan model moral reasoning. Peningkatan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar disebabkan oleh motivasi dan pendampingan guru dalam pelaksanaan diskusi. Intensitas guru dalam memotivasi dan mendampingi siswa selama pelaksanaan diskusi turut membantu keaktifan siswa dalam pembelajaran.

sekian terimakasih
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by HANA JANATAN SALSABIELA -
Nama: Hana Janatan Salsabiela
NPM: 2113053120

Izin memberikan analisis jurnal 2 yang berjudul "Penerapan Model Moral Reasoning Untuk Meningkatkan Keberanian Mengemukakan Pendapat Dan Mengambil Keputusan Pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VIII SMP NU Nurul Huda Pakis Kabupaten Malang"

Moral reasoning ini karakteristiknya memberikan penekanan pada aspek kognitif dan perkembangannya. Mendorong peserta didik berpikir aktif tentang masalah-masalah moral dan dalam membuat keputusan-keputusan moral. Perkembangan moral dilihat sebagai tingkat perkembangan berpikir dalam membuat pertimbangan moral, dari suatu tingkat yang lebih rendah menuju suatu tingkat yang lebih tinggi. Salah satu bentuk keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar adalah keberanian siswa dalam mengemukakan pendapatnya di kelas selama proses belajar mengajar berlangsung. Kecenderungan yang muncul dalam pembelajaran guru PKn
biasanya menggunakan metode pembelajaran yang sering digunakan dalam pembelajaran adalah ceramah diselingi tanya jawab, pemberian tugas dan diskusi.
Penempatan posisi dan pemilihan metode dalam pembelajaran yang kurang tepat ini berpengaruh terhadap iklim kelas. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan aktivitas siswa melalui penerapan model moral reasoning pada mata pelajaran PPKn siswa kelas VIII SMP NU Nurul Huda Pakis Kabupaten Malang tahun pelajaran 2017/2018.

Sehingga penerapan moral reasoning terbukti bisa mendorong keaktifan siswa dalam kelas. Moral Reasoning merupakan sebuah proses penentuan benar atau salah yang dialami seseorang dalam mengambil suatu keputusan etis. Sensitivitas Etis merupakan kemampuan untuk menyadari nilai-nilai etika atau moral dalam suatu keputusan etis.

Sekian dari saya, terima kasih bu.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by MASITA PUTRI KIRANA -
Nama : Masita Putri Kirana
Npm : 21113053182

Izin memberikan analisis saya mengenai jurnal 2.
Dapat kita ketahui bersama bahwa keaktifan siswa dalam menerima pelajaran mutlak diperlukan agar proses belajar mengajar menjadi hidup dan bergairah. Siswa yang aktif baik dengan bertanya, menjawab pertanyaan, mendorong temannya untuk aktif dalam interaksi belajar mengajar akan banyak membantu kelancaran proses belajar mengajar. Salah satu bentuk keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar adalah
keberanian siswa dalam mengemukakan pendapatnya di kelas selama proses belajar mengajar berlangsung. Kecenderungan yang muncul dalam pembelajaran guru PKn
biasanya menggunakan metode pembelajaran yang sering digunakan dalampembelajaran adalah ceramah diselingi tanya jawab, pemberian tugas dan diskusi. Penempatan posisi dan pemilihan metode dalam pembelajaran yang kurang tepat ini berpengaruh terhadap iklim kelas. Seringnya menggunakan metode ceramah yang
diselingi tanya jawab, pemberian tugas dan diskusi yang kurang terarah mengakibatkan siswa kurang aktif. Kecenderungan yang muncul di kelas adalah guru menyampaikan materi pelajaran, sedangkan siswa hanya mendengar dan kadang – kadang mencatat apa yang disampaikan guru. Guru tidak biasa mengukur tingkat
pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan, bila siswa hanya mendengar dan mencatat, tanpa ada komunikasi timbal balik mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa, agar siswa lebih perhatian terhadap materi yang dijelaskan.

Dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses, para guru sebaiknya membuat rencana pembelajaran untuk satu semester. Dalam perencanaan ini ditentukan semua konsep-konsep yang dikembangkan, dan untuk setiap konsep ditentukan metode atau pendekatan yang akan digunakan serta keterampilan proses yang akan dikembangkan. Gagne dalam Slameto (2003:12) menyebutkan bahwa dengan mengembangkan keterampilan proses, anak akan dibuat kreatif. Ia akan mampu mempelajari Pendidikan Pancasila Kewarganegaraan di tingkat yang lebih tinggi dalam waktu yang lebih singkat.

Terimakasih.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Sekar Tyas Ayu Ningrum -
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Seblumnya izin memperkenalkan diri,

Nama : Sekar Tyas Ayu Ningrum
Npm : 2113053011

Izin menyampaikan analis saya mengenai materi yang terdapat di dalam jurnal yang berjudul " PENERAPAN MODEL MORAL REASONING UNTUK MENINGKATKAN KEBERANIAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT DAN MENGAMBIL KEPUTUSAN PADA MATA
PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGA NEGARAAN KELAS VIII SMP NU NURUL HUDA PAKIS KABUPATEN MALANG"

dapat diketahui dari jurnal tersebut bahwa terjadi peningkatan pada aktivitas peserta didik. Pada siklus aktivitas guru kurang, kemudian pada siklus II terjadi peningkatan yaitu cukup, sedangkan pada siklus III sudah baik. Yang disebabkan pemahaman terhadap bahan ajar, penguasaan kelas, serta penguasaan model moral reasoning semakin meningkat. sehingga memudahkan guru dalam mengelola kelas dan
membangkitkan siswa dalam belajar dengan menggunakan model moral reasoning.

Peningkatan tersebut juga terjadi pada aktivitas peserta didik, yaitu di siklus I ke siklus III peserta didik mampu mengemukakan pendapat meningkat dari 6 peserta didik menjadi 22 peserta didik. Siswa kemampuan mengemukakan pendapat dari siklus I ke siklus III meningkat dari 7 peserta didik menjadi 20 peserta didik. Dalam kemampuan menghargai orang lain dari siklus I ke siklus III meningkat dari 13 peserta didik menjadi 27 peserta didik. kemampuan dalam bekerjasama dari siklus I ke siklus III meningkat dari 15 peserta didik menjadi 30 peserta didik.

Peningkatan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar disebabkan oleh motivasi dan pendampingan guru dalam pelaksanaan diskusi. Intensitas guru dalam memotivasi dan mendampingi siswa selama pelaksanaan diskusi turut membantu keaktifan siswa dalam pembelajaran.

Baik, Terima kasih
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Dina Damayanti -
Nama : Dina Damayanti
NPM : 2113053145

izin memberikan analisis jurnal kedua ibu

Proses belajar mengajar merupakan proses yang melibatkan guru dan siswa.Guru memiliki peranan sangat strategis dalam proses pembelajaran. Peran strategis dalam proses pembelajaran ini memiliki dampak pada kompetensi yang dicapai siswa (pengetahuan, sikap, ketergantungan). Kompetensi siswa akan berkembang secara optimal tergantung bagaimana guru memposisikan diri dan menempatkan posisi siswa dalam pembelajaran. Salah satu bentuk keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar adalah keberanian siswa dalam mengemukakan pendapatnya di kelas selama proses belajar mengajar berlangsung.
Dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses, para guru sebaiknya membuat rencana pembelajaran untuk satu semester. Dalam perencanaan ini ditentukan semua konsep-konsep yang dikembangkan, dan untuk setiap konsep ditentukan metode atau pendekatan yang
akan digunakan serta keterampilan proses yang akan dikembangkan. Dimana kreatifitas dan inovasi guru dalam membangkitkan keberanian siswa dalam
mengemukakan pendapat dikelas sangat diperlukan. Salah satu inovasi yang dapat
dilakukan guru dengan menggunakan metode Tanya jawab selama proses belajar
mengajar berlangsung. Guru tidak hanya menyampaikan materi pelajaran dengan
menggunakan metode ceramah, namun secara interaktif dan komunikatif guru
memberikan pertanyaan-pertanyaan ringan seputar materi yang sedang diajarkan.

Sekian terimakasih.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by WULAN ERLIANA SAFITRI -
Nama : Wulan Erliana Safitri
NPM : 2113053185

Izin menyampaikan analisis terhadap Jurnal 2 bu,

Proses belajar mengajar merupakan proses yang melibatkan guru dan siswa. Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi, proses belajar mengajar tidak lagi bertumpu pada keaktifan guru, namun guru bersama-sama siswa melalui metode pembelajaran yang berbasis kompetensi. Guru memiliki peranan sangat strategis dalam proses pembelajaran. Peran strategis dalam proses pembelajaran ini memiliki dampak pada kompetensi yang dicapai siswa (pengetahuan, sikap, ketergantungan). Salah satu bentuk keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar adalah keberanian siswa dalam mengemukakan pendapatnya di kelas selama proses belajar mengajar berlangsung. Kecenderungan yang muncul dalam pembelajaran guru PKn biasanya menggunakan metode pembelajaran yang sering digunakan dalam pembelajaran adalah ceramah diselingi tanya jawab, pemberian tugas dan diskusi. Penempatan posisi dan pemilihan metode dalam pembelajaran yang kurang tepat ini berpengaruh terhadap iklim kelas. Gagne dalam Slameto (2003:12) menyebutkan bahwa dengan mengembangkan keterampilan proses, anak akan dibuat kreatif. Ia akan mampu mempelajari Pendidikan Pancasila Kewarganegaraan di tingkat yang lebih tinggi dalam waktu yang lebih singkat. Dimana kreatifitas dan inovasi guru dalam membangkitkan keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat dikelas sangat diperlukan.
1. Tindakan yang dilakukan pada siklus pertama, guru menyampaikan apersepsi pembelajaran dengan pokok bahasan memahami pelaksanaan demokrasi dalam berbagai kehidupan.
2. Tindakan yang dilakukan pada Siklus Kedua hamper sama dengan tindakan guru pada Siklus Pertama. Namun tindakan pada siklus kedua, pada apersepsi guru memberikan motivasi kepada siswa untuk berani mengemukakan pendapatnya serta mampu mengambil keputusan.
3. Pada siklus ketiga, guru menyampaikan apresepsi dengan tema sebagaimana pada siklus pertama dan kedua. Secara kualitatif tindakan pada Siklus Ketiga setelah diadakan perbaikan dan penyempurnaan terhadap hal-hal yang belum banyak diketahui siswa.
Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan pada aktivitas siswa. Pada siklus aktivitas guru kurang, kemudian pada siklus II terjadi peningkatan yaitu cukup, sedangkan pada siklus III sudah baik. Hal ini disebabkan pemahaman terhadap bahan ajar, penguasaan kelas, serta penguasaan model moral reasoning semakin meningkat. Peningkatan tersebut juga terjadi pada aktivitas siswa, yaitu pada siklus I ke siklus III siswa mampu mengemukakan pendapat meningkat dari 6 siswa menjadi 22 siswa. Siswa kemampuan mengemukakan pendapat dari siklus I ke siklus III meningkat dari 7 siswa menjadi 20 siswa. Siswa kemampuan menghargai orang lain dari siklus I ke siklus III meningkat dari 13 siswa menjadi 27 siswa. Siswa kemampuan bekerjasama dari siklus I ke siklus III meningkat dari 15 siswa menjadi 30 siswa.

Sekian Terimakasih bu
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Ririn Dwiyanti -
Nama : Ririn Dwiyanti
Npm : 2153053044

izin analis jurnal 2 bu
yang berjudul "PENERAPAN MODEL MORAL REASONING UNTUK MENINGKATKAN KEBERANIAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT DAN MENGAMBIL KEPUTUSAN PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS VIII SMP NU NURUL HUDA PAKIS KABUPATEN MALANG "
Proses belajar mengajar merupakan proses yang melibatkan guru dan peserta didik.Guru memegang peranan yang sangat strategis dalam proses pembelajaran. Peran strategis dalam proses pembelajaran ini mempengaruhi kompetensi (pengetahuan, sikap dan ketergantungan) yang diperoleh siswa. Guru bersama-sama sebagai subyek pembelajaran menyampaikan materi yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan mata pelajaran yang menjadi bidang kemampuannya, sedangkan siswa sebagai obyek menerima pelajaran yang disampaikan guru. Akibatnya guru lebih aktif dan dominan dalam proses pembelajaran. Salah satu bentuk keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar adalah keberanian siswa dalam mengemukakan pendapatnya di kelas selama proses belajar mengajar berlangsung. Kecenderungan yang muncul dalam pembelajaran guru PKn biasanya menggunakan metode pembelajaran yang sering digunakan dalam pembelajaran adalah ceramah diselingi tanya jawab, pemberian tugas dan diskusi. Guru tidak biasa mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan, bila siswa hanya mendengar dan mencatat, tanpa ada komunikasi timbal balik mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa, agar siswa lebih perhatian terhadap materi yang dijelaskan. Situasi demikian menunjukkan bahwa guru sangat dominan dalam proses belajar mengajar, sedangkan pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan materi pembelajaran yang ditanyakan kepada siswa kurang direspon siswa dan hasilnya tidak seperti yang diharapkan, sebagian kecil siswa yang menjawab, sedangkan siswa yang lain hanya berdiam diri dan kurang berani bertanya dan mengemukakan pendapat pada kegiatan pembelajaran.
biasanya menggunakan metode pembelajaran yang sering digunakan dalam pembelajaran adalah ceramah diselingi tanya jawab, pemberian tugas dan diskusi.
Penempatan posisi dan pemilihan metode dalam pembelajaran yang kurang tepat ini berpengaruh terhadap iklim kelas. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan aktivitas siswa melalui penerapan model moral reasoning Guru tidak biasa mengukur tingkat
pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan, bila siswa hanya mendengar dan mencatat, tanpa ada komunikasi timbal balik mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa, agar siswa lebih perhatian terhadap materi yang dijelaskan. Salah satu bentuk keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar adalah keberanian siswa dalam mengemukakan pendapatnya di kelas selama proses belajar mengajar berlangsung.
Dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses, para guru sebaiknya membuat rencana pembelajaran untuk satu semester. Dalam perencanaan ini ditentukan semua konsep-konsep yang dikembangkan, dan untuk setiap konsep ditentukan metode atau pendekatan yang
akan digunakan serta keterampilan proses yang akan dikembangkan.

terimakasih bu
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by NUR ANISA -
Nama : Nur Anisa
NPM : 2153053018


Analisis Jurnal “PENERAPAN MODEL MORAL REASONING UNTUK MENINGKATKAN KEBERANIAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT DAN MENGAMBIL KEPUTUSAN PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS VIII SMP NU NURUL HUDA PAKIS KABUPATEN MALANG”

Pembelajaran moral reasoning yang dapat membentuk moralitas dan karakter peserta didik.Mata pelajaran PPKN merupakan upaya ekolah secara terus menerus dan berkesinambungan dalam menanamkan nilai-nilai moralitas dan karakter kepada peserta didik.Belajar adalah proses perubahan dalam kepribadian manusia. Perubahan tersebut tampak dalam bentuk peningkatan percakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan kemampuan.Model moral reasoning digunakan oleh peneliti dalam pembelajaran khususnya mata pelajaran.Penerapan model moral reasoning telah mengalami perbaikan dan peningkatan sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan. Penelitian dilaksanakan sebanyak tiga siklus dan dari siklus I, Siklus II dan siklus III, moralitas dan karakter siswa selalu mengalami peningkatan bahkan pada siklus III telah mencapai hasil dari indikator yang telah ditetapkan.Pendidikan Kewarganegaraan, karena salah satu tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah membentuk karakter.

Sekian,terima kasih.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Niki Sasi Kirani -
Nama: Niki Sasi Kirani
NPM: 2113053027
Kelas: 3E

Analisis saya mengenai jurnal 2 berjudul PENERAPAN MODEL MORAL REASONING UNTUK MENINGKATKAN KEBERANIAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT DAN MENGAMBIL KEPUTUSAN PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS VIII SMP NU NURUL HUDA PAKIS KABUPATEN MALANG adalah:

Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi, proses belajar mengajar tidak lagi bertumpu pada keaktifan guru, namun guru bersama-sama siswa melalui metode pembelajaran yang berbasis kompetensi. Guru memiliki peranan sangat strategis dalam proses pembelajaran yakni yang berdampak pada kompetensi yang dicapai siswa (pengetahuan, sikap, ketergantungan). Dalam pembelajaran, guru lebih memposisikan diri sebagai fasilitator, motivator, dan mediator sehingga siswa dapat mengembangkan potensinya. Keaktifan siswa dalam menerima pelajaran mutlak diperlukan agar proses belajar mengajar menjadi hidup dan bergairah. Siswa yang aktif baik dengan bertanya, menjawab pertanyaan, mendorong temannya untuk aktif dalam interaksi belajar mengajar akan banyak membantu kelancaran proses belajar mengajar. Pada proses belajar mengajar dengan pendekatan keterampilan proses, para guru sebaiknya membuat rencana pembelajaran untuk satu semester. Dalam perencanaan ini ditentukan semua konsep-konsep yang dikembangkan, dan untuk setiap konsep ditentukan metode atau pendekatan yang akan digunakan serta keterampilan proses yang akan dikembangkan. Kreatifitas dan inovasi guru dalam membangkitkan keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat dikelas sangat diperlukan. Salah satu inovasi yang dapat dilakukan guru dengan menggunakan metode Tanya jawab selama proses belajar mengajar berlangsung. Guru tidak hanya menyampaikan materi pelajaran dengan menggunakan metode ceramah, namun secara interaktif dan komunikatif guru memberikan pertanyaan-pertanyaan ringan seputar materi yang sedang diajarkan.

Sekian, terimakasih bu
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Irma Tri Susanti -
Nama : Irma Tri Susanti
Npm : 2113053069

Izin menganalisis jurnal diatas dengan judul " PENERAPAN MODEL MORAL REASONING UNTUK
MENINGKATKAN KEBERANIAN MENGEMUKAKAN
PENDAPAT DAN MENGAMBIL KEPUTUSAN PADA MATA
PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS
VIII SMP NU NURUL HUDA PAKIS KABUPATEN MALANG " diatas, Bu.

Sebelumnya perlu kita ketahui terlebih dahulu pengertian dari model moral reasioning. Model moral reasoning adalah metode berfikir aktif tentang masalah-masalah moral dan membuat keputusan-keputusan moral. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dicanangkan dalam jurnal diatas tertulis bahwa terjadi peningkatan pada
aktivitas siswa. Pada siklus I aktivitas guru kurang, kemudian pada siklus II terjadi
peningkatan yaitu cukup, sedangkan pada siklus III sudah baik. Hal ini disebabkan
karena pemahaman terhadap bahan ajar, penguasaan kelas, serta penguasaan model moral
reasoning semakin meningkat. Dari pernyataan tersebut, jadi dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model moral reasioning dapat meningkatkan keberanian mengemukakan pendapat dan mengambil keputusan dengan menggunakan alasan pertimbangan moral pada studi PKN kelas VIII SMP NU Nurul Huda Pakis Kabupaten Malang tahun 2017/2018. Tidak hanya itu, peran guru juga sangat penting dalam terjadinya hal ini. Peningkatan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar disebabkan oleh motivasi
dan pendampingan guru dalam pelaksanaan diskusi. Intensitas guru dalam
memotivasi dan mendampingi siswa selama pelaksanaan diskusi turut membantu
keaktifan siswa dalam pembelajaran.

Sekian dari saya, terima kasih.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Friska Aprilya Saputri -
Nama : Friska Aprilya Saputri
Npm : 2113053072

Izin menyampaikan analisis jurnal bu, yaitu tentang Penerapan Model Moral Reseoning Untuk meningkatkan Keberanian Mengemukakan Pendapat dan Mengambil Keputusan pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VIII SMP NU Nurul Huda Pakis Kabupaten Malang. Dari jurnal yang telah saya baca dan saya pahami, maka analisis yang dapat saya berikan bahwa model moral Reseoning ini diterapkan dengan menggunakan 3 siklus tindakan guna mencapai kompetensi yang diharapkan. Tiga siklus diantaranya sebagai berikut:
1. Siklus 1
a. Perencanaan tindakan
Perencanaan Tindakan adalah perencanaan yang dilakukan guru sebelum proses belajar mengajar berlangsung.
b. Pelaksanaan tindakan.
Dalam pelaksanaan tindakan ini, guru membuat cerita yang dilematis baik dari
kejadian di masyarakat sekitar maupun cerita dilematis buatan guru sendiri yang kemudian dibagikan kepada semua siswa dalam kelas, guru membentuk kelompok diskusi untuk mendiskusikan dilema moral, guru memberikan kesempatan yang sama kepada semua siswa untuk mengemukakan pendapatnya dan mengambil keputusan berkaitan dengan dilema moral yang diberikan kepada peserta didik, guru menghargai semua pendapat dan keputusan maupun argumentasi yang disampaikan oleh siswa baik yang kritis maupun yang kurang, guru memberikan pujian pada siswa yang telah berani mengemukakan pendapat dan mengambil keputusan dengan argumentasi yang diajukan, dan guru memberikan motivasi kepada siswa yang belum berani mengemukakan pendapat dan mengambil keputusan agar ada keberanian untuk berpendapat dan mengambil keputusan.
c. Observasi
Pada tindakan observasi ini pelaksanaan pembelajaran dengan berpedoman pada instrumen yang telah disiapkan sebelumnya, yaitu mengamati aktivitas guru, aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan model moral reasoning.
d. Refleksi Tindakan
Melalui kegiatan refleksi atau evaluasi ini dapat diketahui kelebihan dan kekurangan yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas, data dari hasil pengamatan tindakan dicari penjelasannya, dianalisis dan dikaji secara matang sehingga dapat diketahui hal apa yang harus diperbaiki dan dipertahankan.
2. Siklus 2
a. Perencanaan tindakan
Perencanaan tindakan sama dengan siklus pertama, yaitu perencanaan yang dilakukan guru sebelum proses belajar mengajar berlangsung.
b. Pelaksanaan tindakan, yaitu guru membuat cerita yang dilematis baik dari
kejadian di masyarakat sekitar maupun cerita dilematis buatan guru sendiri "dilema moral" kemudian dibagikan kepada semua siswa dalam kelas, guru
membentuk kelompok diskusi untuk mendiskusikan dilema moral, guru
memberikan kesempatan yang sama kepada semua siswa untuk mengemukakan pendapatnya dan mengambil keputusan berkaitan dengan dilema moral yang diberikan kepada siswa, guru menghargai semua pendapat dan keputusan maupun argumentasi yang disampaikan oleh siswa baik yang kritis maupun yang kurang, guru memberikan pujian pada siswa yang telah berani mengemukakan pendapat dan mengambil keputusan dengan argumentasi yang diajukan, dan guru memberikan motivasi kepada siswa yang belum berani mengemukakan pendapat dan mengambil keputusan agar ada keberanian untuk berpendapat dan mengambil keputusan.
c. Pengamatan Tindakan
Observasi pelaksanaan pembelajaran dengan berpedoman pada instrument yang telah disiapkan sebelumnya, yaitu mengamati aktivitas guru, aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan model moral reasoning.
d. Refleksi Tindakan
Melalui kegiatan refleksi atau evaluasi ini dapat diketahui kelebihan dan kekurangan yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas, data dari hasil pengamatan tindakan dicari penjelasannya, dianalisis dan dikaji secara matang sehingga dapat diketahui hal apa yang harus diperbaiki dan dipertahankan.
3. Siklus 3
a. Perencanaan tindakan
Pada siklus ketiga, perencanaan tindakan sama dengan siklus pertama dan kedua,
yaitu perencanaan yang dilakukan guru sebelum proses belajar mengajar
berlangsung.
b. Pelaksanaan tindakan, yaitu guru membuat cerita yang dilematis baik dari
kejadian di masyarakat sekitar maupun cerita dilematis buatan guru sendiri "dilema moral" kemudian dibagikan kepada semua siswa dalam kelas, guru membentuk kelompok diskusi untuk mendiskusikan dilema moral, guru memberikan kesempatan yang sama kepada semua siswa untuk mengemukakan pendapatnya dan mengambil keputusan berkaitan dengan dilema moral yang diberikan kepada siswa, guru menghargai semua pendapat dan keputusan maupun argumentasi yang disampaikan oleh siswa baik yang kritis maupun yang kurang, guru memberikan pujian pada siswa yang telah berani mengemukakan pendapat dan mengambil keputusan dengan argumentasi yang diajukan, dan guru memberikan motivasi kepada siswa yang belum berani mengemukakan pendapat dan mengambil keputusan agar ada keberanian untuk berpendapat dan mengambil keputusan.
c. Pengamatan Tindakan
Observasi pelaksanaan pembelajaran dengan berpedoman pada instrument yang telah disiapkan sebelumnya, yaitu mengamati aktivitas guru, aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan model moral reasoning.
d. Refleksi Tindakan
Melalui kegiatan refleksi atau evaluasi ini dapat diketahui kelebihan dan kekurangan yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas, data dari hasil pengamatan tindakan dicari penjelasannya, dianalisis dan dikaji secara matang sehingga dapat diketahui hal apa yang harus diperbaiki dan dipertahankan. Kegiatan ini sebagai bahan acuan untuk merencanakan kegiatan pada siklus berikutnya dalam penelitian tindakan kelas.

Jadi, dari ketiga siklus tersebut diterapkan dalam pembentukan moral di kelas VIII SMP NU Nurul Huda Pakis Kabupaten Malang yang menggunakan model moral Reseoning. Dalam penelitian jurnal tersebut dibuktikan bahwa penerapan model moral Reseoning ini menghasilkan peningkatan aktivitas keaktifan peserta didik.

Sekian, Terima kasih.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Valentina Setiyawati 2113053024 -
Nama : Valentina Setiyawati
NPM : 2113053024
Kelas : 3E

PENERAPAN MODEL MORAL REASONING UNTUK MENINGKATKAN KEBERANIAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT DAN MENGAMBIL KEPUTUSAN PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS VIII SMP NU NURUL HUDA PAKIS KABUPATEN MALANG

Proses belajar mengajar merupakan proses yang melibatkan guru dan siswa. Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi, proses belajar mengajar tidak lagi bertumpu pada keaktifan guru, namun guru bersama-sama siswa melalui metode pembelajaran yang berbasis kompetensi.
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan pada aktivitas siswa. Pada siklus aktivitas guru kurang, kemudian pada siklus II terjadi peningkatan yaitu cukup, sedangkan pada siklus III sudah baik. Hal ini disebabkan pemahaman terhadap bahan ajar, penguasaan kelas, serta penguasaan model moral reasoning semakin meningkat. Peningkatan tersebut juga terjadi pada aktivitas siswa, yaitu Kemampuan mengemukakan pendapat pada siklus I ke II dari 7 siswa menjadi
17 siswa atau naik sebesar 34% dan siklus II ke siklus III dari 17 siswa menjadi 24 siswa atau naik 23% termasuk kategori baik.
Kemampuan mengambil keputusan pada siklus ke siklus II dari 6 siswa menjadi 13 siswa atau naik sebesar 23% dan dari siklus II ke siklus III dari 13 siswa menjadi 22 siswa atau naik sebesar 30% termasuk kategori baik. Kemampuan menghargai orang lain dari siklus I ke siklus II dari 13 siswa menjadi 22 siswa atau naik sebesar 30% dan siklus II ke siklus III dari 22 siswa menjadi 28 siswa atau naik sebesar 20% termasuk kategori sangat baik. Kemampuan bekerjasama dari siklus I ke siklus II dari 15 siswa menjadi 23 siswa atau naik sebesar 27% dan dari siklus II ke siklus III dari 23 siswa menjadi 30 siswa atau naik 23% termasuk kategori sangat baik.

Aktivitas guru dalam mengelola model moral reasoning ada juga peningkatan dari siklus pertama guru kurang menguasai model moral reasoning serta kurang memotivasi siswa untuk aktif dalam pengambilan keputusan dan mengemukakan pendapat. Tetapi pada siklus kedua guru sudah mulai memahami model moral reasoning dan memberi motivasi dalam apersepsi sehingga mampu membangkitkan kesegaran siswa dalam pembelajaran, dan pada siklus ketiga guru sudah menguasai model moral reasoning serta telah menguasai konsep pembelajaran sehingga memudahkan guru dalam mengelola kelas dan membangkitkan siswa dalam belajar dengan menggunakan model moral reasoning.
Peningkatan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar disebabkan oleh motivasi dan pendampingan guru dalam pelaksanaan diskusi. Intensitas guru dalam memotivasi dan mendampingi siswa selama pelaksanaan diskusi turut membantu keaktifan siswa dalam pembelajaran.

Terima kasih Bu
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Aminata Zuhriyah -
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Nama: Aminata Zuhriyah
NPM: 2113053067
Kelas: 3E

Izin memberikan analisis terkait jurnal yang diberikan.
Analisis jurnal 2.
Penerapan Model Moral Reasoning untuk Meningkatkan Keberanian Mengemukakan Pendapat dan Mengambil Keputusan pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VIII SMP NU Nurul Huda Pakis Kabupaten Malang.

Proses kegiatan belajar mengajar merupakan sebuah proses yang tentunya melibatkan guru dan siswa. Sekarang pembelajaran itu berbasis kompetensi yaitu guru bersama-sama siswa melalui metode pembelajaran yang berbasis kompetensi. Guru pun memiliki peran yang strategis dalam pembelajaran dan ini berdampak pada kompetensi yang dicapai siswa seperti pengetahuan, sikap, dan ketergantungan. Penelitian pada sekolah ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2016 sampai Januari 2017 yang dirinci dengan 3 tahapan yaitu tahap persiapan, minggu ketiga Oktober 2016, tahap pelaksanaan, minggu ke 2 November 2016 sampai Desember 2016, dan tahap laporan, minggu pertama Januari 2017 sampai dengan minggu ke 4 Januari 2017. Dan penelitian ini dilaksanakan atau dilakukan dengan tiga siklus, dan tiap-tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan aktivitas dan kompetensi yang dicapai, berdasarkan perencanaan yang telah didesain sebelumnya.

Langkah-langkahnya yaitu:
Perencanaan atau planning yang merupakan sebuah scenario atau rancangan awal pembelajaran. Langkah-langkahnya yaitu peneliti bisa menyiapkan cerita moral yang dilematis yang berasal dari kejadian masyarakat atau cerita fiktif lalu membuat lembar pengamatan untuk mengamati aktivitas siswa maupun aktivitas guru. setelah merencanakan yaitu pelaksanaan tindakan atau implementation action, dalam fase ini dilaksanakan proses belajar-mengajar dengan menekankan aspek kegiatan dari siswa tersebut. Kemudian observasi atau observing yaitu sebuah pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang tentunya telah dipersiapkan. Yang keempat yaitu refleksi atau reflecting yang diperoleh atau didapatkan melalui observasi atau pengamatan yang telah dilakukan sebelumnya.

Siklus 1
Perencanaan tindakan yang meliputi menyusun rencana pembelajaran, menyiapkan bahan ajar, menyiapkan instrument penelitian, menyusun perencanaan tindakan, dan menyusun alat evaluasi berupa lembar observasi. Kemudian pelaksanaan tindakan yaitu guru membuat cerita yang dilematis, guru membentuk kelompok diskusi, guru memberikan kesempatan yang sama untuk menyampaikan pendapat, guru menghargai semua pendapat, dan guru memberikan sebuah pujian untuk siswa. Setelahnya yaitu pengamatan tindakan yaitu observasi pelaksanaan pembelajaran dengan berpedoman pada instrument yang telah disiapkan sebelumnya, setelahnya yaitu refleksi tindakan yaitu diketahui kelebihan dan kekurangan yang dilakukan dalam penelitian. Dan siklus lain pun kurang lebih sama dengan siklus pertama ini.

Dari hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti dalam jurnal tersebut ditemukan beberapa kelemahan yaitu guru telah memberi motivasi dalam apersepsi sehingga mampu membangkitkan kesegaran siswa dalam pembelajaran. Kemudian guru sudah menguasai menggunakan model moral reasoning serta telah menguasai konsep pembelajaran sehingga memudahkan guru dalam mengelola kelas dan membangkitkan semangat siswa dalam belajar dengan menggunakan model moral reasoning tersebut. Aktivitas siswa dalam mengemukakan pendapat, permintaan guru maupun atas permintaan siswa. Secara umumnya suasana dalam pembelajaran dengan menggunakan model moral reasoning sudah ada peningkatan baik pada keaktifan guru, keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar.

Terimakasih.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by MIFTAHUL ZANNAH RAHARJO PUTRI -
Nama : Miftahul Zannah Raharjo Putri
NPM : 2113053174

Izin menjawab bu

Berdasarkan hasil yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan aktivitas siswa melalui penerapan model moral reasoning pada mata pelajaran PPKn siswa kelas VIII SMP NU Nurul Huda Pakis Kabupaten Malang tahun pelajaran 2017/2018. Peningkatan tersebut ditunjukkan pada keaktifan siswa sebagai berikut:
1. Aktivitas siswa
a. Kemampuan mengemukakan pendapat pada siklus I ke II dari 7 siswa menjadi 17 siswa atau naik sebesar 34% dan siklus II ke siklus III dari 17 siswa menjadi 24 siswa atau naik 23% termasuk kategori baik.
b. Kemampuan mengambil keputusan pada siklus I ke siklus II dari 6 siswa menjadi 13 siswa atau naik sebesar 23% dan dari siklus II ke siklus III dari 13 siswa menjadi 22 siswa atau naik sebesar 30% termasuk kategori baik. Penerapan Model Moral Reasoning untuk Meningkatkan Keberanian Mengemukakan Pendapat dan Mengambil Keputusan pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VIII SMP NU Nurul Huda Pakis Kabupaten Malang 74
c. Kemampuan menghargai orang lain dari siklus I ke siklus II dari 13 siswa menjadi 22 siswa atau naik sebesar 30% dan siklus II ke siklus III dari 22 siswa menjadi 28 siswa atau naik sebesar 20% termasuk kategori sangat baik.
d. Kemampuan bekerjasama dari siklus I ke siklus II dari 15 siswa menjadi 23 siswa atau naik sebesar 27% dan dari siklus II ke siklus III dari 23 siswa menjadi 30 siswa atau naik 23% termasuk kategori sangat baik.
2. Aktivitas guru
Dalam mengelola model moral reasoning ada peningkatan dari siklus pertama guru kurang menguasai model moral reasoning serta kurang memotivasi siswa untuk aktif dalam pengambilan keputusan dan mengemukakan pendapat. Tetapi pada siklus kedua guru sudah mulai memahami model moral reasoning dan memberi motivasi dalam apersepsi sehingga mampu membangkitkan kesegaran siswa dalam pembelajaran, dan pada siklus ketiga guru sudah menguasai model moral reasoning serta telah menguasai konsep pembelajaran sehingga memudahkan guru dalam mengelola kelas dan membangkitkan siswa dalam belajar dengan menggunakan model moral reasoning. Karena moral reasoning merupakan sebuah proses penentuan benar atau salah yang dialami seseorang dalam mengambil suatu keputusan etis. Sensitivitas Etis merupakan kemampuan untuk menyadari nilai-nilai etika atau moral dalam suatu keputusan etis.

Sekian, Terimakasih bu.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by I wayan Suberata -
Nama I Wayan Suberata
NPM 2153053007

Izin menyampaikan analisis jurnal 2

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan aktivitas siswa melalui penerapan model moral reasoning pada mata pelajaran PPKn siswa kelas VIII SMP NU Nurul Huda Pakis Kabupaten Malang tahun pelajaran 2017/2018.
Kemampuan mengambil keputusan pada siklus I ke siklus II dari 6 siswa menjadi 13 siswa atau naik sebesar 23% dan dari siklus II ke siklus III dari 13 siswa menjadi 22 siswa atau naik sebesar 30% termasuk kategori baik.
c. Kemampuan bekerjasama dari siklus I ke siklus II dari 15 siswa menjadi 23 siswa atau naik sebesar 27% dan dari siklus II ke siklus III dari 23 siswa menjadi 30 siswa atau naik 23% termasuk kategori sangat baik.
Aktivitas guru dalam mengelola model moral reasoning ada juga peningkatan dari siklus pertama guru kurang menguasai model moral reasoning serta kurang memotivasi siswa untuk aktif dalam pengambilan keputusan dan mengemukakan pendapat.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Ida Wahyuni -
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Nama : Ida Wahyuni
Npm : 2113053193
Kelas : 3E

Izin memberikan analisis jurnal 2 bu,

Kegiatan belajar mengajar adalah proses penyampaian ilmu atau transformasi ilmu yang dilakukan oleh tenaga pendidik dan peserta didik. Proses tersebut dapat dilakukan secara formal ataupun nonformal, disesuaikan dengan kondisi dan keadaan yang ada. Salah satu bentuk keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar adalah keberanian siswa dalam mengemukakan pendapatnya di kelas selama proses belajar mengajar berlangsung. Namun masih banyak tenaga pendidik yang menggunakan metode ceramah atau hanya berpatok dengan guru yang mengakibatkan murid menjadi pasif dan hanya mendengarkan.Situasi demikian menunjukkan bahwa guru sangat dominan dalam proses belajar mengajar, sedangkan pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan materi pembelajaran yang ditanyakan kepada siswa kurang direspon siswa dan hasilnya tidak seperti yang diharapkan, sebagian kecil siswa yang menjawab, sedangkan siswa yang lain hanya berdiam diri dan kurang berani bertanya dan mengemukakan pendapat pada kegiatan pembelajaran. Untuk itu dibutuhkan suatu metode untuk memberikan stimulus pada anak seperti metode moral reasoning. Menurut Kohlberg (1995 : 22) moral reasoning ialah penilaian dan perbuatan moral pada intinya bersifat rasional. Keputusan moral bukanlah soal perasaan atau “nilai”, melainkan selalu mengandung suatu tafsiran kognitif terhadap keadaan dilema moral dan bersifat konstruktif kognitif yang aktif terhadap titik pandangan masing-masing partisipan dan kelompok yang terlibat, sambil mempertimbangkan segala macam tuntutan, hak, kewajiban, dan keterlibatan setiap pribadi atau kelompok terhadap yang baik dan yang adil. Sarwono (2007 : 95) menambahkan bahwa moral reasoning yaitu orang yang mendasarkan tindakannya atas penilaian baik atau buruknya sesuatu, karena sifatnya yang merupakan penalaran. Karena dengan metode ini peserta didik dibebaskan untuk berpendapat, mengambil keputusan, menghargai dan bekerja sama. Kondisi seperti ini akan mendukung terciptanya interaksi yang sehat antara guru dengan siswa dalam proses belajar mengajar dan efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini apabila di dukung dengan inovasi dan kreativitas guru dapat membangkitkan minat siswa dalam bertanya dan mengemukakan pendapat.

Sekian, terima kasih
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by DAFFA SYIFAA NABIILAH -
Nama : Daffa Syifaa Nabiilah
NPM : 2153053016
Kelas : 3 E
Izin memberikan analisis jurnal 2 yang telah diberikan bu.

PENERAPAN MODEL MORAL REASONING UNTUK MENINGKATKAN KEBERANIAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT DAN MENGAMBIL KEPUTUSAN PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS VIII SMP NU NURUL HUDA PAKIS KABUPATEN MALANG

Proses belajar mengajar merupakan proses yang melibatkan guru dan siswa. Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi, proses belajar mengajar tidak lagi bertumpu pada keaktifan guru, namun guru bersama-sama siswa melalui metode pembelajaran yang berbasis kompetensi. Guru bersama-sama sebagai subyek pembelajaran menyampaikan materi yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan mata pelajaran yang menjadi bidang kemampuannya, sedangkan siswa sebagai obyek menerima pelajaran yang disampaikan guru. Guru tidak biasa mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan, bila siswa hanya mendengar dan mencatat, tanpa ada komunikasi timbal balik mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa, agar siswa lebih perhatian terhadap materi yang dijelaskan. Hal ini bila tidak didukung oleh inovasi dan kreativitas guru dalam membangkitkan minat siswa dalam bertanya, maka proses belajar mengajar menjadi berakibat pada aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran.

Di dalam meningkatan aktivitas siswa melalui penerapan model moral reasoning pada mata pelajaran PPKn siswa kelas VIII SMP NU Nurul Huda Pakis Kabupaten Malang tahun pelajaran 2017/2018. Aktivitas guru dalam mengelola model moral reasoning ada juga peningkatan dari siklus pertama guru kurang menguasai model moral reasoning serta kurang memotivasi siswa untuk aktif dalam pengambilan keputusan dan mengemukakan pendapat. Tetapi pada siklus kedua guru sudah mulai memahami model moral reasoning dan memberi motivasi dalam apersepsi sehingga mampu membangkitkan kesegaran siswa dalam pembelajaran, dan pada siklus ketiga guru sudah menguasai model moral reasoning serta telah menguasai konsep pembelajaran sehingga memudahkan guru dalam mengelola kelas dan membangkitkan siswa dalam belajar dengan menggunakan model moral reasoning.
Peningkatan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar disebabkan oleh motivasi dan pendampingan guru dalam pelaksanaan diskusi. Intensitas guru dalam memotivasi dan mendampingi siswa selama pelaksanaan diskusi turut membantu keaktifan siswa dalam pembelajaran. Menggunakan Model Moral reasoning masuk dalam kategori kurang ditemukan kelemahan-kelemahan. Beberapa kelemahan tersebut antara lain:
1. Siswa belum pernah diajar dengan menggunakan model moral reasoning juga guru belum pernah menggunakan menerapkan model moral reasoning.
2. Guru kurang menguasai model moral reasoning yang digunakan dalam pembelajaran serta kurang memberi motivasi kepada siswa untuk aktif dalam pengambilan keputusan dan mengemukakan pendapat.
3. Aktivitas guru dalam menggunakan model moral reasoning nampak kurang menguasai. Hal ini dapat dilihat dari penjelasan guru yang berulang-ulang.

Sekian, Terima Kasih.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Andini Putri Oktaviana -
Nama : Andini Putri Oktaviana
NPM : 2113053016

Izin menjawab analisis jurnal 2, Bu.

Salah satu bentuk keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar adalah keberanian siswa dalam mengemukakan pendapatnya di kelas selama proses belajar mengajar berlangsung. Dalam artikel guru PKn tersebut menggunakan metode yang cenderung ceramah dan hanya sedikit sekali sesi tanya jawabnya. Penempatan posisi dan pemilihan metode dalam pembelajaran yang kurang tepat ini berpengaruh terhadap kondisi keaktifan siswa. Seringnya menggunakan metode ceramah yang diselingi tanya jawab, pemberian tugas dan diskusi yang kurang terarah mengakibatkan siswa kurang aktif. Kondisi seperti ini tidak akan mendukung terciptanya interaksi yang sehat antara guru dengan siswa dalam proses belajar mengajar dan kurang efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini bila tidak didukung oleh inovasi dan kreativitas guru dalam membangkitkan minat siswa dalam bertanya, maka proses belajar mengajar menjadi berakibat pada aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran. Akibat dari penerapan metode ceramah yang diselingi Tanya jawab, pemberian tugas antara lain siswa memiliki sikap negatif terhadap pembelajaran, kurang berani mengemukakan pendapat dan mengambil keputusan, malas bertanya dan menjawab pertanyaan, kurang serius dalam mengikuti pelajaran, kurang berminat dan termotivasi dalam belajar serta kurang menghargai dan bekerjasama sesama. Moral reasoning saat pembelajaran tersebut hanya sekedar mendengarkan atau memperhatikan penjelasan guru atau teman, membaca dan mendengarkan cerita
Maka dari itu perlu adanya perubahan metode dalam proses belajar mengajar tersebut. Guru harus kreativ dalam menentukan metode pembelajaran yang baik. Dimana kreatifitas dan inovasi guru dalam membangkitkan keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat dikelas sangat diperlukan. Salah satu inovasi yang dapat dilakukan guru dengan menggunakan metode Tanya jawab selama proses belajar mengajar berlangsung. Guru tidak hanya menyampaikan materi pelajaran dengan menggunakan metode ceramah, namun secara interaktif dan komunikatif guru memberikan pertanyaan-pertanyaan ringan seputar materi yang sedang diajarkan. Moral reasoning dengan metode tanya jawab dan diskusi adalah keberanian mengemukakan pendapat, kemampuan mengambil keputusan dengan pertimbangan moral, melakukan kerjasama, dan menghargai pendapat.

Sekian. Terimakasih.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by EMA NOFITA SARI -
Nama : Ema Nofita Sari
NPM : 2113053108

Izin menjawab bu

analisis Jurnal 2
Pemerapan model moral reasoning untuk meningkatkan keberanian mengemukakan pendapat dan mengambil keputusan pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan kelas VIII SMP NU nurul Huda Pakis Kabupaten Malang.

Dalam proses pembelajaran guru selaku fasilitator harus mampu membuat pembelajaran dikelas dapt berjalan dengan terarah dan menyenangkan, metode ceramah yang biasanya diterapkan guru saat ini harus dikurangi karena saat proses pembelajaran hanya menyebabkan metode ceramah maka pembelajaran hanya akan terjadi secara satu arah yang mengakibatkan siswa kurang aktif dalam proses pembelajara.
Contohnya pada mata pelajaran ppkn siswa kelas VIII SMP NU nurul Huda Pakis Kabupaten Malang yang dimana siswa disini memiliki kemampuan akademis yang bagus namun siswa masih kurang berani dalam mengemukakan pendapatnya didepan umum. Oleh karena itu ada beberapa hal yang akan diteliti guna meningkatkan kemampuan siswa dalam mengemukakakan pendapat.
1. Aktivitas siswa dalam pembelajaran moral reasoning
2. Aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran moral reseonaring
3. Perkembangan moral siswa
4. Penelitian tindakan kelas dengan 3 siklus
penelitian tindalan yang dilakukan melalui tiga siklus yang dimana setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan aktivitas dan kompetensi yang dicapai berdasarkan perencanaan yang telah didesain sebelumnya, dalam tiga siklus ini memiliki 4 tahapan yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan tindakan dan refleksi tindakan. Adapun langkah-langkah dalm penelitian tindakan yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (implementation action), observasi (observasing), refleksi (reflecting).
Terdapat peningkatan aktivitas siswa mellui penerapan model moral reseonering yang dimana ditunjukan dengan keaktifan siswa yang meningkat pada setiap siklusnya. Peningkatan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran disebabkan oleh motivasi dan pendampingan guru dalam pelaksanaan diskusi. Selain itu intensitas guru dalam mendampingan dalam proses diskusi juga membantu keaktifan siswa.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by MUTHIAH MUALIMAH -
Nama : Muthiah Mualimah
Npm : 2113053284

Izin memberikan analisis bu,

PENERAPAN MODEL MORAL REASONING UNTUK MENINGKATKAN KEBERANIAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT DAN MENGAMBIL KEPUTUSAN PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS VIII SMP NU NURUL HUDA PAKIS KABUPATEN MALANG



Proses belajar mengajar merupakan proses yang melibatkan guru dan peserta didik. Guru memegang peranan yang sangat strategis dalam proses pembelajaran. Peran strategis dalam proses pembelajaran ini mempengaruhi kompetensi (pengetahuan, sikap dan ketergantungan) yang diperoleh siswa.

Guru bersikap sebagai fasilitator utama bagi peserta didiknya agar murid dapat meraih dan mencapai segala potensi nya. Dengan aktif bertanya, menjawab pertanyaan, dan mendorong teman sebaya untuk berpartisipasi aktif dalam interaksi belajar mengajar, siswa aktif memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kelancaran proses belajar mengajar.

Guru tidak hanya menyampaikan materi dengan metode ceramah, tetapi juga mengajukan pertanyaan-pertanyaan sederhana tentang materi yang diajarkan secara interaktif dan komunikatif. Peningkatan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar disebabkan oleh motivasi dan dukungan guru dalam melakukan diskusi. Semangat seorang guru untuk memotivasi dan mendukung siswa selama diskusi juga membantu siswa untuk belajar secara aktif.

Sekian terimakasih
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Khusnul Khotimah -
Nama : Khusnul Khotimah
NPM : 2113053122

Izin memberikan analisis terkait Jurnal 2 diatas. Jurnal tersebut membahas tentang penerapan model moral reasoning untuk meningkatkan keberanian mengemukakan pendapat dan mengambil keputusan yang dilaksanakan pada kelas VIII SMP NU Nurul Huda Pakis Kabupaten Malang pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan pada tahun pembelajaran 2017/2018.

Dalam rangka peningkatan kemampuan siswa mengemukakan pendapat dan mengambil keputusan dengan pertimbangan moral dengan pokok bahasan demokrasi ada beberapa variabel yang didefinisikan , yaitu :
1. Aktivitas siswa dalam pembelajaran moral reasoning.
2. Aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran moral reasoning.
3. Perkembangan moral siswa.
4. Penelitian tindakan yang dilaksanakan dengan tiga siklus.

Berdasarkan hasil penelitian Aktivitas guru dalam mengelola model moral reasoning ada juga peningkatan dari siklus pertama guru kurang menguasai model moral reasoning serta kurang memotivasi siswa untuk aktif dalam pengambilan keputusan dan mengemukakan pendapat. Tetapi pada siklus kedua guru sudah mulai memahami model moral reasoning dan memberi motivasi dalam apersepsi sehingga mampu membangkitkan kesegaran siswa dalam pembelajaran, dan pada siklus ketiga guru sudah menguasai model moral reasoning serta telah menguasai konsep pembelajaran sehingga memudahkan guru dalam mengelola kelas dan membangkitkan siswa dalam belajar dengan menggunakan model moral reasoning.

Dengan Penelitian Tindakan Kelas tentang penerapan model Moral
Reasoning bertujuan untuk meningkatkan keberanian mengemukakan pendapat dan mengambil keputusan sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan serta kompetensi dan hasil belajar siswa juga meningkat.

Sekian terimakasih.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Andriyani Merkuri -
Nama: Andriyani Merkuri
Npm: 2113053247

Ijin menjawab bu.
Aktivitas guru dalam mengelola model moral reasoning mengalami peningkatan dari siklus pertama guru kurang menguasai model moral reasoning serta kurang memotivasi siswa untuk aktif dalam pengambilan keputusan dan mengemukakan pendapat. Tetapi pada siklus kedua guru sudah mulai memahami model moral reasoning dan memberi motivasi dalam apersepsi sehingga mampu
membangkitkan kesegaran siswa dalam pembelajaran, dan pada siklus ketiga guru sudah menguasai model moral reasoning serta telah menguasai konsep pembelajaran sehingga memudahkan guru dalam mengelola kelas dan membangkitkan siswa dalam belajar dengan menggunakan model moral reasoning.
Peningkatan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar disebabkan oleh motivasi dan pendampingan guru dalam pelaksanaan diskusi. Intensitas guru dalam memotivasi dan mendampingi siswa selama pelaksanaan diskusi turut membantu keaktifan siswa dalam pembelajaran.

Sekian terima kasih.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by NOVITA ANGGARWATI -
Nama : Novita Anggarwati
NPM : 2113053200
Analisis jurnal 2

Pembentukan sikap keberanian dalam mengemukakan pendapat merupakan salah satu kompetensi peserta didik yang perlu dikembangkan. Salah satu bentuk keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar adalah keberanian siswa dalam mengemukakan pendapatnya di kelas selama proses belajar mengajar berlangsung. Keberanian mengemukakan pendapat di dalam kelas perlu dikuasai siswa, karena dengan keberanian mengemukakan pendapat yang baik siswa mampu melaksanakan berbagai kegiatan yang dilaksanakan selama proses belajar mengajar berlangsung antara lain yang menggunakan kemampuan verbal seperti berdialog, berpidato dan bermain peran. Kemampuan mengemukakan pendapat perlu ditingkatkan terus menerus, dengan bantuan pendidik serta pemilihan metode-metode pembelajaran yang mendukung perkembangan peserta diidk.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Siti Nadya Nur Amaliya -
Nama : Siti Nadya Nur Amaliya
NPM 2113053118
Kelas : 3E
Izin menyampaikan analisis jurnal yang berjudul “PENERAPAN MODEL MORAL REASONING UNTUK MENINGKATKAN KEBERANIAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT DAN MENGAMBIL KEPUTUSAN PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS VIII SMP NU NURUL HUDA PAKIS KABUPATEN MALANG”
Moral reasoning ialah penilaian dan perbuatan moral pada intinya bersifat rasional. Keputusan moral bukanlah soal perasaan atau “nilai”, melainkan selalu mengandung suatu tafsiran kognitif terhadap keadaan dilema moral dan bersifat konstruktif kognitif yang aktif terhadap titik pandangan masing masing partisipan dan kelompok yang terlibat, sambil mempertimbangkan segala macam tuntutan, hak, kewajiban, dan keterlibatan setiap pribadi atau kelompok terhadap yang baik dan yang adil. Sarwono (2007 : 95) menambahkan bahwa moral reasoning yaitu orang yang mendasarkan tindakannya atas penilaian baik atau buruknya sesuatu, karena sifatnya yang merupakan penalaran. Berdasarkan junal dapat diketahui bahwa moral reasoning dapat menjadi salah satu solusi bagi siswa agar mau dan berani untuk mengungkapkan pendapat.
Moral Reasoning merupakan sebuah proses penentuan benar atau salah yang dialami seseorang dalam mengambil suatu keputusan etis. moral reasoning merupakan metode pembelajaran yang mengajak anak didik untuk menentukan suatu perbuatan yang sebaiknya di perbuat pada suatu kondisi tertentu dengan memberikan alasan-alasan yang melatar belakanginya. Dalam metode moral reasoning anak didik dilatih mendiskusikan suatu perbuatan untuk menilai baik buruknya suatu perbuatan.
Metode moral reasoning terdapat kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:
1) Kelebihan
Kelebihan metode moral reasoning adalah: a) Melatih siswa menyelesaikan problematika hidup b) Siswa belajar untuk bekerja sama dengan temannya dan terbiasa bermusyawarah dalam kehidupan sehari-hari. c) Meningkatkan motivasi belajar siswa, karena siswa akan terdorong untuk memecahkan masalah yang terjadi di sekitar mereka. d) Menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. e) Meningkatkan keaktifan siswa baik dalam bertanya maupun mengemukakan pendapat.
2) Kekurangan
Kekurangan pada penerapan metode ini adalah membutuhkan tenaga pendidik yang benar-benar dapat dijadikan sebagai contoh tauladan di dalam menanamkan suatu nilai kepada anak didik. Oleh karena itu, pendidik yang dibutuhkan dalam mengaplikasikan pendekatan ini adalah dibutuhkannya pendidik pilihan yang benar-benar mampu menyelesaikan antara perkataan dengan perbuatan. Sehingga tidak ada kesan bahwa pendidikan hanya mampu memberikan nilai saja tetapi tidak mampu mengamalkan nilai yang disampaikan kepada anak didik.

sekian dari saya terimakasih
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Debi Elisa Prasasti -
Nama: Debi Elisa Prasasti
NPM: 2113053158

Guru sangat dominan dalam proses belajar mengajar, sedangkan pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan materi pembelajaran yang ditanyakan kepada siswa kurang direspon siswa dan hasilnya tidak seperti yang diharapkan, sebagian kecil siswa yang menjawab, sedangkan siswa yang lain hanya berdiam diri dan kurang berani bertanya dan mengemukakan pendapat pada kegiatan pembelajaran.

Akibat dari penerapan metode ceramah yang diselingi Tanya jawab, pemberian tugas antara lain siswa memiliki sikap negatif terhadap pembelajaran, kurang berani mengemukakan pendapat dan mengambil keputusan, malas bertanya dan menjawab pertanyaan, kurang serius dalam mengikuti pelajaran, kurang berminat dan termotivasi dalam belajar serta kurang menghargai dan bekerjasama sesama.

Berdasarkan pada uraian di atas, maka tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah : (1) Untuk mengetahui peningkatan keberanian mengemukakan pendapat dan mengambil keputusan setelah menggunakan model moral reasoning; dan (2) Untuk meningkatkan aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran dengan model moral reasoning.

Beberapa variabel atau obyek yang akan diteliti serta definisi operasional dalam rangka peningkatan kemampuan siswa mengemukakan pendapat dan mengambil keputusan dengan pertimbangan moral dengan pokok bahasan demokrasi yaitu sebagai berikut: (1) Aktivitas siswa dalam pembelajaran moral reasoning adalah banyaknya aktivitas yang dilakukan siswa selama proses belajar mengajar dan diamati dengan instrumen lembar observasi aktivitas siswa.

Aktivitas siswa yang dimaksud meliputi mendengarkan atau memperhatikan penjelasan guru atau teman, membaca dan mendengarkan cerita dilema moral, keberanian mengemukakan pendapat, kemampuan mengambil keputusan dengan pertimbangan moral, melakukan kerjasama, dan menghargai pendapat; (2) Aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran moral reasoning dalam adalah sejumlah keterlibatan guru selama proses belajar mengajar yang diamati dengan instrument lembar observasi.

Aktivitas guru yang dimaksud meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup yaitu memeriksa kesiapan siswa, melakukan apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran, memotivasi siswa, menyajikan informasi tentang materi pelajaran, mendorong berani mengemukakan pendapat dan mengambil keputusan, mendorong siswa untuk bekerja sama atau berinteraksi dalam diskusi dan mengelola kegiatan pembelajaran sesuai kaidah pembelajaran moral reasoning; (3) Perkembangan moral siswa adalah tingkat perkembangan moral siswa dilihat dari alasan-alasan yang dikemukakan dari cerita dilema moral berdasarkan 6 tingkatan teori Kohlberg; dan Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan tiga siklus dan tiap-tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan aktivitas dan kompetensi yang dicapai, berdasarkan perencanaan yang telah didesain sebelumnya.

Sedangkan sampel yang akan digunakan sebanyak 30 siswa yang terdiri dari siswa laki-laki berjumlah 12 dan siswa perempuan berjumlah 18 dengan mengambil siswa kelas VIII B. Teknik yang digunakan adalah teknik purposif sampling yaitu peneliti menentukan sendiri sampel yang akan dijadikan responden yaitu siswa kelas VIII B SMP NU Nurul Huda Pakis Kabupaten Malang.

Adapun langkah-langkah dalam penelitian tindakan (Arikunto, 2006:16), yaitu: a. Perencanaan (Planning) Kegiatan ini meliputi pembuatan skenario pembelajaran antara lain menetapkan metode pembelajaran yang berorientasi pada keterlibatan siswa sehingga siswa berani mengemukakan pendapat dan mengambil keputusan dengan alasan dan pertimbangan moral yaitu menggunakan model pembelajaran Moral Reasoning dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Peneliti menyiapkan cerita moral yang dilematis yang berasal dari kejadian masyarakat atau cerita fiktif.

5) Menyusun alat evaluasi berupa lembar observasi yang berisi tentang aktivitas guru, aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar dengan kriteria observasi sebagai berikut: (1) Aktivitas guru, dalam mengelola model moral reasoning meliputi kegiatan pendahuluan kegiatan inti, dan penutup yaitu memeriksa kesiapan siswa, melakukan apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran, memotivasi siswa, menyajikan informasi tentang materi pelajaran, mendorong berani mengemukakan pendapat dan mengambil keputusan, mendorong siswa untuk bekerja sama atau berinteraksi dalam diskusi dan mengelola kegiatan pembelajaran sesuai kaidah pembelajaran moral reasoning; dan (2) Aktivitas siswa, dalam pembelajaran model moral reasoning meliputi mendengarkan atau memperhatikan penjelasan guru atau teman, membaca dan mendengarkan cerita dilema moral, keberanian mengemukakan pendapat, kemampuan mengambil keputusan dengan pertimbangan moral, melakukan kerjasama dan menghargai pendapat.

b) Pelaksanaan Tindakan yaitu: (1) Guru membuat cerita yang dilematis baik dari kejadian di masyarakat sekitar maupun cerita dilematis buatan guru sendiri “Dilema Moral” kemudian dibagikan kepada semua siswa dalam kelas; (2) Guru membentuk kelompok diskusi untuk mendiskusikan dilema moral; (3) Guru memberikan kesempatan yang sama kepada semua siswa untuk mengemukakan pendapatnya dan mengambil keputusan berkaitan dengan dilema moral yang diberikan kepada siswa (4) Guru menghargai semua pendapat dan keputusan maupun argumentasi yang disampaikan oleh siswa baik yang kritis maupun yang kurang; (5) Guru memberikan pujian pada siswa yang telah berani mengemukakan pendapat dan mengambil keputusan dengan argumentasi yang diajukan; dan (6) Guru memberikan motivasi kepada siswa yang belum berani mengemukakan pendapat dan mengambil keputusan, agar ada keberanian untuk berpendapat dan mengambil keputusan.

c) Pengamatan Tindakan Observasi pelaksanaan pembelajaran dengan berpedoman pada instrumen yang telah disiapkan sebelumnya, yaitu mengamati aktivitas guru, aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan model moral reasoning.

d) Refleksi Tindakan Melalui kegiatan refleksi atau evaluasi ini dapat diketahui kelebihan dan kekurangan yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas, data dari hasil pengamatan tindakan dicari penjelasannya, dianalisis dan dikaji secara matang sehingga dapat diketahui hal apa yang harus diperbaiki dan dipertahankan.

Siklus 2 a) Perencanaan Tindakan Pada siklus kedua, perencanaan tindakan sama dengan siklus pertama, yaitu perencanaan yang dilakukan guru sebelum proses belajar mengajar berlangsung, meliputi: (1) Menyusun rencana pembelajaran dengan menggunakan model moral reasoning yang didampingi oleh guru.

(5) Menyusun alat evaluasi berupa lembar observasi yang berisi tentang aktivitas guru, aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar dengan kriteria observasi sebagai berikut: (1) Aktivitas guru, dalam mengelola model moral reasoning meliputi kegiatan pendahuluan kegiatan inti, dan penutup yaitu memeriksa kesiapan siswa, melakukan apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran, memotivasi siswa, menyajikan informasi tentang materi pelajaran, mendorong berani mengemukakan pendapat dan mengambil keputusan, mendorong siswa untuk bekerja sama atau berinteraksi dalam diskusi dan mengelola kegiatan pembelajaran sesuai kaidah pembelajaran moral reasoning; dan (2) Aktivitas siswa, dalam pembelajaran model moral reasoning meliputi mendengarkan atau memperhatikan penjelasan guru atau teman, membaca dan mendengarkan cerita dilema moral, keberanian mengemukakan pendapat, kemampuan mengambil keputusan dengan pertimbangan moral, melakukan kerjasama dan menghargai pendapat.

b) Pelaksanaan Tindakan yaitu: (1) Guru membuat cerita yang dilematis baik dari kejadian di masyarakat sekitar maupun cerita dilematis buatan guru sendiri “dilema moral” kemudian dibagikan kepada semua siswa dalam kelas; (2) Guru membentuk kelompok diskusi untuk mendiskusikan dilema moral; (3) Guru memberikan kesempatan yang sama kepada semua siswa untuk mengemukakan pendapatnya dan mengambil keputusan berkaitan dengan dilema moral yang diberikan kepada siswa; (4) Guru menghargai semua pendapat dan keputusan maupun argumentasi yang disampaikan oleh siswa baik yang kritis maupun yang kurang; (5) Guru memberikan pujian pada siswa yang telah berani mengemukakan pendapat dan mengambil keputusan dengan argumentasi yang diajukan; dan (6) Guru memberikan motivasi kepada siswa yang belum berani mengemukakan pendapat dan mengambil keputusan, agar ada keberanian untuk berpendapat dan mengambil keputusan.

d) Refleksi Tindakan Melalui kegiatan refleksi atau evaluasi ini dapat diketahui kelebihan dan kekurangan yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas, data dari hasil pengamatan tindakan dicari penjelasannya, dianalisis dan dikaji secara matang sehingga dapat diketahui hal apa yang harus diperbaiki dan dipertahankan.

Siklus 3 a) Perencanaan Tindakan Pada siklus ketiga, perencanaan tindakan sama dengan siklus pertama dan kedua, yaitu perencanaan yang dilakukan guru sebelum proses belajar mengajar berlangsung, meliputi: (1) Menyusun rencana pembelajaran dengan menggunakan model moral reasoning yang didampingi oleh guru.

(5) Menyusun alat evaluasi berupa lembar observasi yang berisi tentang aktivitas guru, aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar dengan kriteria observasi sebagai berikut: (a) Aktivitas guru, dalam mengelola model moral reasoning meliputi kegiatan pendahuluan kegiatan inti, dan penutup yaitu memeriksa kesiapan siswa, melakukan apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran, memotivasi siswa, menyajikan informasi tentang materi pelajaran, mendorong berani mengemukakan pendapat dan mengambil keputusan, mendorong siswa untuk bekerja sama atau berinteraksi dalam diskusi dan mengelola kegiatan pembelajaran sesuai kaidah pembelajaran moral reasoning; dan (b) Aktivitas siswa, dalam pembelajaran model moral reasoning meliputi mendengarkan atau memperhatikan penjelasan guru atau teman, membaca dan mendengarkan cerita dilema moral, keberanian mengemukakan pendapat, kemampuan mengambil keputusan dengan pertimbangan moral, melakukan kerjasama dan menghargai pendapat.

b) Pelaksanaan Tindakan yaitu: (1) Guru membuat cerita yang dilematis baik dari kejadian di masyarakat sekitar maupun cerita dilematis buatan guru sendiri “Dilema Moral” kemudian dibagikan kepada semua siswa dalam kelas; (2) Guru membentuk kelompok diskusi untuk mendiskusikan dilema moral; (3) Guru memberikan kesempatan yang sama kepada semua siswa untuk mengemukakan pendapatnya dan mengambil keputusan berkaitan dengan dilema moral yang diberikan kepada siswa; (4) Guru menghargai semua pendapat dan keputusan maupun argumentasi yang disampaikan oleh siswa baik yang kritis maupun yang kurang; (5) Guru memberikan pujian pada siswa yang telah berani mengemukakan pendapat dan mengambil keputusan dengan argumentasi yang diajukan; dan (6) Guru memberikan motivasi kepada siswa yang belum berani mengemukakan pendapat dan mengambil keputusan, agar ada keberanian untuk berpendapat dan mengambil keputusan.

d) Refleksi Tindakan Melalui kegiatan refleksi atau evaluasi ini dapat diketahui kelebihan dan kekurangan yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas, data dari hasil pengamatan tindakan dicari penjelasannya, dianalisis dan dikaji secara matang sehingga dapat diketahui hal apa yang harus diperbaiki dan dipertahankan.

Jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi: 1) Hasil observasi (aktivitas siswa dan guru); 2) Hasil wawancara (tanggapan tentang model moral reasoning); dan 3) Hasil kerja siswa (tingkatan perkembangan moral siswa).
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Ella septiani 2113053054 -
Nama: Ella Septiani
NPM: 2113053054
Kelas: 3E

Sebelumnya izin memberikan analisis terhadap jurnal 2 yaitu tentang penerapan model moral reasoning untuk meningkatkan keberanian mengemukakan pendapat dan mengambil keputusan pada mata pelajaran Pendidikan kewarganegaraan kelas viii SMP NU Nurul Huda pakis kabupaten Malang.
Dari hasil analisis yang telah saya baca mengenai jurnal 2 di mana yang diperoleh bahwa adanya peningkatan aktivitas siswa melalui penerapan model moral yang berbasis seni pada mata pelajaran Pendidikan kewarganegaraan kelas viii SMP tahun pelajaran 2017 dan 2018. Di mana hal tersebut ditunjukkan pada keaktifan siswa di mana siswa mampu mengemukakan pendapat pada siklus 1 ke siklus 2 dari 7 siswa menjadi 17 siswa kemudian kemampuan mengambil keputusan pada siklus 1 ke siklus 2 dari 6 siswa menjadi 13 siswa dan juga mampu menghargai orang lain dan dapat memiliki kemampuan bekerja sama dari siklus satu ke siklus 2 dari 15 menjadi 23. Kemudian pada aktivitas seorang tenaga pendidik dalam mengelola model moral berbasis resoning ada beberapa peningkatan dari siklus pertama yang pertama yaitu guru kurang menguasai model moral listening serta kurang memotivasi peserta didik untuk lebih aktif dalam pengambilan keputusan dan juga dalam pengungkapan pendapat. namun pada siklus kedua tenaga pendidik sudah mulai memahami model moral listening dan memberikan beberapa motivasi dan serta memberikan apresiasi kepada siswa untuk membangkitkan semangat siswa dalam kegiatan proses pembelajaran. Pada hakikatnya peningkatan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran mengajar ini sendiri terjadi karena adanya motivasi yang diberikan oleh seorang pendidik dalam melakukan diskusi belajar mengajar. Serta adanya intensitas tenaga pendidik dalam memotivasi dan juga memberikan apresiasi serta pendampingan kepada peserta didik dalam beberapa pelaksanaan pembelajaran dan keaktifan bagi peserta didik serta dalam melakukan pembelajaran apapun.
Sekian Terimakasih
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by MUHAMMAD SYEKI RABIANSYAH -
Nama : Muhammad Syeki Rabiansyah
NPM : 2113053252

Izin menjawab bu

Dari tabel di atas kemampuan guru dalam menyajikan termasuk kategori  cukup, kemampuan penggunaan Model Moral reasoning termasuk kategori kurang,  dan kemampuan penguasaan kelas termasuk dalam kategori kurang. Dari uraian  diatas kemampuan guru dalam mengelola kegiatan belajar mengajar dengan  menggunakan Model Moral reasoning masuk dalam kategori kurang. Siswa belum pernah diajar dengan menggunakan model moral reasoning juga  guru belum pernah menggunakan menerapkan model moral reasoning. Guru kurang menguasai model moral reasoning yang digunakan dalam  pembelajaran serta kurang memberi motivasi kepada siswa untuk aktif dalam  pengambilan keputusan dan mengemukakan pendapat. Namun tindakan pada siklus kedua, pada apersepsi guru  memberikan motivasi kepada siswa untuk berani mengemukakan pendapatnya serta  mampu mengambil keputusan. Dari tabel di atas menunjukkan peningkatan jumlah siswa kemampuan  mengemukakan pendapat dari 7 siswa menjadi 17 siswa , siswa  kemampuan mengambil keputusan dari 6 siswa menjadi 13 siswa , siswa  kemampuan menghargai orang lain dari 13 siswa menjadi 22 siswa , siswa  kemampuan bekerjasama dari 15 siswa menjadi 23 siswa . Guru telah memberi motivasi dalam apersepsi sehingga mampu membangkitkan  kesegaran siswa dalam pembelajaran. Guru sudah mulai memahami model moral reasoning, sehingga untuk  meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran guru menggunakan pancingan  pertanyaan atau mengajukan pertanyaan kepada kelompok diskusi. Aktivitas siswa dalam mengemukakan pendapat dan mengambil keputusan masih  kurang, banyak siswa yang malu, enggan atau malas untuk mengajukan  pertanyaan. Secara umum suasana dalam pembelajaran dengan menggunakan model moral  reasoning sudah ada peningkatan baik pada keaktifan guru, keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar. Dari tabel di atas kemampuan guru dalam menyajikan termasuk kategori baik,  kemampuan penggunaan Model Moral reasoning termasuk kategori baik, dan  kemampuan penguasaan kelas termasuk dalam kategori baik. Dari uraian di atas  kemampuan guru dalam mengelola kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan  Model Moral reasoning masuk dalam kategori baik. Dari tabel di atas menunjukkan peningkatan jumlah siswa dalam kemampuan  mengemukakan pendapat dari 17 siswa menjadi 24 siswa , siswa  kemampuan mengambil keputusan dari 13 siswa menjadi 22 siswa , siswa  kemampuan menghargai orang lain dari 22 siswa menjadi 28 siswa , siswa  kemampuan bekerjasama dari 23 siswa menjadi 30 siswa . Guru telah memberi motivasi dalam apresepsi sehingga mampu membangkitkan  kesegaran siswa dalam pembelajaran  b. Guru sudah menguasai menggunakan model moral reasoning serta telah  menguasai konsep pembelajaran sehingga memudahkan guru dalam mengelola  kelas dan membangkitkan semangat siswa dalam belajar dengan menggunakan  model moral reasoning. Aktivitas siswa dalam mengemukakan pendapat, baik atas permintaan guru  maupun atas permintaan siswa. Secara umum suasana dalam pembelajaran dengan menggunakan model moral  reasoning sudah ada peningkatan baik pada keaktifan guru, keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar  Setelah siklus ketiga, langkah berikutnya membuat laporan dari hasil  rekapitulasi pada siklus pertama sampai siklus ketiga.

Sekian analisis dari saya, terimakasih bu

In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Zahra Dika Ramadhona -
Izin menganalisis jurnal Bu
Nama : Zahra Dika Ramadhona
Npm : 2113053156

Dalam suatu kegiatan belajar mengajar dikelas, pendidik memiliki peran utama dalam proses pembelajaran. Kemampuan peserta didik dalam memahami atau mengembangkan materi secara optimal tergantung bagaimana metode pendidik dalam mengajar. Pendidik merupakan fasilitator dan motivator peserta didik. Keberanian peserta didik dalam mengungkapkan pendapat merupakan salah satu contoh keaktifan peserta didik.

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan keberanian peserta didik dan meningkatkan aktivitas pendidikan dalam mengajar. Berdasarkan hasil penelitian terdapat peningkatan aktivitas siswa melalui penerapan model moral reasoning pada mata
pelajaran PPKn siswa kelas VIII SMP NU Nurul Huda Pakis Kabupaten Malang
tahun pelajaran 2017/2018.

Sekian Terimakasih
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Fauriza Agustina -
Nama : Fauriza Agustina
NPM : 2153053004

izin menganalisis jurnal kedua bu..

Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi, proses belajar mengajar tidak lagi bertumpu pada keaktifan guru, namun guru bersama-sama peserta didik melalui metode pembelajaran yang berbasis kompetensi. Guru memiliki peranan sangat strategis dalam proses pembelajaran. Salah satu bentuk keaktifan peserta didik dalam proses belajar mengajar adalah keberanian peserta didik dalam mengemukakan pendapatnya di kelas selama proses belajar mengajar berlangsung. Kecenderungan yang muncul dalam pembelajaran guru PKn biasanya menggunakan metode pembelajaran yang sering digunakan dalam pembelajaran adalah ceramah diselingi tanya jawab, pemberian tugas dan diskusi. Penempatan posisi dan pemilihan metode dalam pembelajaran yang kurang tepat ini berpengaruh terhadap iklim kelas. Seringnya menggunakan metode ceramah yang diselingi tanya jawab, pemberian tugas dan diskusi yang kurang terarah mengakibatkan siswa kurang aktif. Kecenderungan yang muncul di kelas adalah guru menyampaikan materi pelajaran, sedangkan peserta didik hanya mendengar dan kadang-kadang mencatat apa yang disampaikan guru. Guru tidak biasa mengukur tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang diajarkan, bila peserta didik hanya mendengar dan mencatat, tanpa ada komunikasi timbal balik mengajukan beberapa pertanyaan kepada peserta didik, agar peserta didik lebih perhatian terhadap materi yang dijelaskan. Situasi demikian menunjukkan bahwa guru sangat dominan dalam proses belajar mengajar, sedangkan pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan materi pembelajaran yang ditanyakan kepada peserta didik kurang direspon peserta didik dan hasilnya tidak seperti yang diharapkan, sebagian kecil peserta didik menjawab, sedangkan peserta didik yang lain hanya berdiam diri dan kurang berani bertanya dan mengemukakan pendapat pada kegiatan pembelajaran.

Aktivitas guru dalam mengelola model moral reasoning ada juga peningkatan dari siklus pertama guru kurang menguasai model moral reasoning serta kurang memotivasi peserta didik untuk aktif dalam pengambilan keputusan dan mengemukakan pendapat. Tetapi pada siklus kedua guru sudah mulai memahami model moral reasoning dan memberi motivasi dalam apersepsi sehingga mampu membangkitkan kesegaran peserta didik pembelajaran, dan pada siklus ketiga guru sudah menguasai model moral reasoning serta telah menguasai konsep pembelajaran sehingga memudahkan guru dalam mengelola kelas dan membangkitkan peserta didik dalam belajar dengan menggunakan model moral reasoning. Peningkatan aktivitas peserta didik dalam proses belajar mengajar disebabkan oleh motivasi dan pendampingan guru dalam pelaksanaan diskusi. Intensitas guru dalam memotivasi dan mendampingi peserta didik selama pelaksanaan diskusi turut membantu keaktifan peserta didik pembelajaran.

Sekian, terima kasih.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by SEPTIANA 21 -
Nama : Septiana
Kelas : 3E
NPM : 2113053139

Izin menganalisis jurnal 2,
Guru memiliki peranan sangat strategis dalam proses pembelajaran. Peran strategis dalam proses pembelajaran ini memiliki dampak pada kompetensi yang dicapai siswa (pengetahuan, sikap, ketergantungan). Seharusnya guru dalam pembelajaran
lebih memposisikan diri sebagai fasilitator, motivator, dan mediator sehingga siswa dapat mengembangkan potensinya.
penerapan metode ceramah yang diselingi Tanya jawab, pemberian tugas antara lain siswa memiliki sikap negatif terhadap pembelajaran, kurang berani mengemukakan pendapat dan mengambil keputusan, malas bertanya dan menjawab pertanyaan, kurang serius dalam mengikuti pelajaran, kurang berminat dan termotivasi dalam belajar serta kurang menghargai dan bekerjasama sesama.
Aktivitas siswa dalam pembelajaran moral reasoning adalah banyaknya aktivitas yang dilakukan siswa selama proses belajar mengajar dan
diamati dengan instrumen lembar observasi aktivitas siswa.
Aktivitas siswa yang dimaksud meliputi mendengarkan atau memperhatikan penjelasan guru atau teman,
membaca dan mendengarkan cerita dilema moral, keberanian mengemukakan pendapat, kemampuan mengambil keputusan dengan pertimbangan moral, melakukan kerjasama, dan menghargai pendapat.
Aktivitas guru dalam mengelola
pembelajaran moral reasoning dalam adalah sejumlah keterlibatan guru selama proses
belajar mengajar yang diamati dengan instrument lembar observasi. Aktivitas guru yang dimaksud meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup yaitu
memeriksa kesiapan siswa, melakukan apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran, memotivasi siswa, menyajikan informasi tentang materi pelajaran, mendorong berani mengemukakan pendapat dan mengambil keputusan, mendorong
siswa untuk bekerja sama atau berinteraksi dalam diskusi dan mengelola kegiatan pembelajaran sesuai kaidah pembelajaran moral reasoning.
Terimakasih, Bu
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Ditya Aslamiyah Ditya Aslamiyah -
Nama : Ditya Aslamiyah
NPM : 2113053291
Kelas : 3E

Izin memberikan analisis bu
Berdasarkan jurnal tersebut dapat diketahui bahwa aktivitas dan hasil belajar siswa sangat ditentukan oleh motivasi dan bimbingan pendidik. Banyak sekali saat ini guru-guru yang menyampaikan materi atau pembelajaran dengan metode ceramah, lalu diselingi dengan tanya jawab, dan kemudian diskusi. Dan juga masih ada guru yang malas untuk memberikan materi kepada siswa, sehingga ia hanya memberikan perintah untuk mencatat dan merangkum materi yang ada di buku sekolah. Biasanya siswa atau peserta didik cenderung bosan dan tidak tertarik dengan pembelajaran yang seperti itu. Hal ini akan menyebabkan pemahaman siswa terhadap materi tersebut rendah. Oleh karena itu, seorang guru harus bisa memiliki inovasi dan kreatif agar pembelajaran tidak membosan dan lebih menarik. Sehingga minat siswa dalam belajar menjadi lebih tinggi dan semangat. Guru juga harus bisa membantu siswa agar mau untuk mengemukakan pendapatnya dan membantu siswa aktif dalam pembelajaran.

Sekian, terima kasih bu.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by ADILLA DWI PUTRI LESTARI -
Nama : Adilla Dwi Putri Lestari
NPM : 2113053255

Analisis Jurnal 2

Yang berjudul "PENERAPAN MODEL MORAL REASONING UNTUK MENINGKATKAN KEBERANIAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT DAN MENGAMBIL KEPUTUSAN PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS VIII SMP NU NURUL HUDA PAKIS KABUPATEN MALANG"

Salah satu bentuk keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar adalah keberanian siswa dalam mengemukakan pendapatnya di kelas selama proses belajar mengajar berlangsung.

Ada peningkatan aktivitas siswa melalui penerapan model moral reasoning pada mata pelajaran PPKn siswa kelas VIII SMP NU Nurul Huda Pakis Kabupaten Malang tahun pelajaran 2017/2018.

Peningkatan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar disebabkan oleh motivasi dan pendampingan guru dalam pelaksanaan diskusi. Intensitas guru dalam memotivasi dan mendampingi siswa selama pelaksanaan diskusi turut membantu keaktifan siswa dalam pembelajaran.

Sekian, terimakasih
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by IRHAN ADITYA -
Nama : Irhan Aditya
NPM : 2113053183


Izin memberikan analisis Jurnal ke dua bu.

PPKN adalah salah satu bukti usaha pemerintah dalam menanamkan nilai-nilai moralitas serta karakter pada peserta didik. Oleh sebab itu metode moral reasoning sangat relevan dengan tuntutan zaman saat ini yaitu kemampuan berfikir tingkat tinggi, karena metode pendidikan reasoning adalah metode berfikir aktif tentang masalah-masalah moral dan membuat keputusan-keputusan moral.

Belajar merupakan proses perubahan dalam meningkatkan, pengetahuan, sikap, pemahaman, keterampilan, daya pikir, serta kemampuan dalam berkomunikasi. Penerapan Model pendidikan moral reasoning tepat di gunakan untuk menilai keberhasilan pada mata pelajaran. Model moral reasoning sudah di tingkatkan dan di perbaiki indikator pencapaiannya, penelitian terhadap pelaksanaan model moral reasoning sebanyak tiga siklus, dan pada setiap siklusnya karakter dan moral siswa atau peserta didik selalu meningkat, moral reasoning di terapkan pada mata pelajaran PPKN sebab PPKN merupakan mata pelajaran yang berpokus pada pendidikan karakter dan moral.

Terimakasih bu.