Forum Diskusi

Forum Diskusi

Number of replies: 13

Mahasiswa berikan tanggapan kalian terkait isi artikel pada forum diskusi berikut ini.

In reply to First post

Re: Forum Diskusi

by Wika Orin Sherialiusani 1913053039 -
Nama : Wika Orin Sherialiusani
NPM : 1913053039
No. Absen : 35

Izin menanggapi artikel pada pertemuan 3 pak,

Setelah terlibat dalam suatu konflik mengenai perebutan wilayah, muncullah usulan mengenai penggabungan antara 2 organisasi Mangkunegara yaitu JPO dan Krida Muda, namun usulan mengenai penggabungan organisasi JPO dan Krida Muda tidak dapat dilakukan, karena karena adanya perbedaan tuntunan yaitu JPO dengan kepanduannya dan Krida Muda hanya tuntunan lokal biasa yang mana orang dengan buta aksara dapat diterima sebagai anggota. JPO menambahkan jika kedua organisasi tersebut digabungkan akan membingungkan para pembina dalam memberikan tuntunan karena adanya perbedaan skill/tingkat pendidikan formal antara anggota JPO dengan anggota Krida Muda yang mana ada yang belum bisa baca-tulis dan ada yang lulusan dari MULO atau HIS. Selain itu, jika penggabungan JPO dan Krida Muda terjadi justru ditakutkan akan mengalami kemunduran.

Sebagaimana alasan diatas, dapat diketahui bahwa penggabungan JPO dan Krida Muda tidak dapat dilakukan. Untuk itu, JPO pun mengusulkan agar membuat suatu badan komisi yang mengawasi JPO dan Krida Muda. Badan komisi tersebut adalah Hoge Raad dan Mangkunagaransche Jeugd Organisatie Commissie (MNJOC) yang kemudian diganti menjadi Centraalbestuur-Mangkunagaransche Jeugd Organisatie (CB-MNJO).
In reply to First post

Re: Forum Diskusi

by Marsasanda Andarin 1913053026 -
Nama : Marsasanda Andarin
NPM : 1913053026
No. Absen : 22

Izin menanggapi artikel pada pertemuan 3 pak,
Javaansche Padvinders Organisatie (JPO) merupakan organisasi kepanduan pertama milik pribumi di Indonesia yang didirikan oleh Mangkunegara VII pada tahun 1916 di Solo. Tujuan didirikannya JPO ialah untuk mendidik dan mengarahkan anak-anak terutama dalam hal pembentukan kepribadian dan ketrampilan olah tubuh agar menjadi penduduk yang berguna. Sedangkan Krida Muda adalah sebuah organisasi yang didirikan dengan tujuan untuk membimbing para warga atau para pemuda Jawa di Praja Mangkunegaran supaya kelak menjadi masyarakat yang baik dan berguna di Praja Mangkunegaran. Perkembangan Krida Muda yang begitu pesat baik dari segi jumlah anggota maupun jumlah cabang organisasi sehingga perkembangan JPO tidak terlalu signifikan menyebabkan persaingan di antara keduanya. JPO dan Krida Muda berebut wilayah untuk menyebarluaskan pengaruhnya di wilayah Mangkunegaran. penggabungan JPO dan Krida Muda tidak dapat dilakukan. karena terkendala dengan perbedaan tuntunan antara JPO dan Krida Muda dan tingkat pendidikan anggotanya. Demi mencegah konflik di masa mendatang, Mangkunegara VII pun mendirikan Hoge Raad dengan tujuan untuk mengatur dan mengawasi JPO dan Krida Muda.
In reply to First post

Re: Forum Diskusi

by Nabila Salsabila 1913053048 -
Nama: Nabila Salsabila
NPM : 1913053048
Izin menanggapi Pak,

Kepanduan di Indonesia muncul pada tahun 1912 saat didirikannya Nederlandsche Padvinders Organisatie (NPO) di Indonesia oleh P. John Smith dan Major de Jager. Organisasi tersebut ditujukan untuk anak-anak orang kulit putih dan bertujuan untuk mendidik remaja Nederland-India. Pada tahun 1916 organisasi kepanduan bumi putra untuk pertama kalinya berdiri di Solo dengan nama Javaansche Padvinders Organisatie (JPO) diprakarsai oleh Mangkunegara VII. Berdirinya JPO memicu lahirnya organisasi kepanduan milik bumi putra lainnya.
Terdapat 3 alasan kepanduan mempunyai potensi besar bagi organisasi pergerakan nasional
yaitu paham patriotis kepanduan “mendahulukan negara, diri sendiri kemudian” yang sangat cocok dengan pergerakan nasional, sebagai wadah terbaik dalam mendidik anak-anak sejak kecil dan aturan tingkah laku kepanduan yang menghormati dan mematuhi pemimpin pandunya dan juga latar sosio-psikologis kepanduan. Berdirinya JPO tidak terlepas dari peranan Mangkunegoro VII sebagai raja Swapraja Mangkunegaran yang juga sebagai aktivis Budi Utomo. Latar belakang berdirinya JPO dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor eksternal dan juga internal. Faktor eksternal berasal dari perkembangan kepanduan dunia yang didirikan oleh Baden Powell di Inggris, sedangkan faktor internal berasal dari kondisi Swapraja Mangkunegaran yang meliputi kondisi sosial politik dan sosial budaya. Perkembangan JPO dibagi menjadi 3 periode. Periode 1916-1923 merupakan periode awal, sehingga JPO masih kesulitan dalam merekrut anggota. Periode 1924-1938 merupakan masa kemajuan JPO, pada tahun 1937 JPO sudah memiliki 28 cabang dengan anggotanya berjumlah 6.000 orang. Periode 1929-1942 merupakan masa kemunduran JPO yang kemudian dibubarkan oleh Jepang pada tahun 1942. Peran JPO dalam bidang sosial yaitu sebagai wadah dan sarana dalam mempersiapkan jasmani dan rohani anggotanya untuk menghadapi kehidupan sosial di masa yang akan datang. Bidang politik, JPO melakukan kegiatan-kegiatan politik untuk menunjukan bahwa Mangkunegoro VII memiliki kekuasaan, wibawa, pengaruh dan kekuatan yang besar di bidang politik.

Persaingan JPO dan Krida Muda berawal dari terdesaknya perkembangan JPO oleh perkembangan Krida Muda yang signifikan sehingga keduanya pun terlibat perebutan wilayah pengaruh di Mangkunegaran seperti yang terjadi di Tasikmadu. Krida Muda tetap mendirikan cabangnya di Tasikmadu meskipun tidak boleh mendirikan cabang organisasinya di wilayah kepanewon yang sudah ada JPO-nya menurut tata tertib kahonderan. Dalam usaha untuk menyelesaikan konflik tersebut, mencuatlah wacana untuk menggabungkan JPO dan Krida Muda ke dalam satu wadah organisasi.
In reply to First post

Re: Forum Diskusi

by Chika Nurpalo Afiany 1913053021 -
Nama: Chika Nurpalo Afiany
NPM: 1913053021
No. Absen: 08

Izin menanggapi artikel pada pert. 3

Javaansche Padvinders Organisatie (JPO) merupakan organisasi kepanduan pertama milik pribumi di Indonesia yang didirikan oleh Mangkunegara VII pada tahun 1916 di Solo. Mangkunegaran juga memiliki organisasi kepanduan Krida Muda yang berdiri pada tahun 1934. Kedua organisasi tersebut menyebarluaskan pengaruhnya ke wilayah Mangkunegaran hingga dibubarkan pada awal masa pendudukan Jepang di Indonesia tahun 1942. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui munculnya kepanduan di Indonesia, mengetahui perbedaan antara JPO dan Krida Muda, dan persaingan antar kedua organisasi serta penyelesaiannya. Penelitian pada artikel ini menggunakan metode sejarah kritis. Artikel penelitian ini menghasilkan bahwa berdirinya Krida Muda pada tahun 1934 memicu persaingan antar JPO dan Krida Muda. Kedua organisasi tersebut berebut wilayah untuk menyebarkan pengaruhnya di wilayah Mangkunegaran. Meskipun masalah tersebut sudah teratasi, demi mencegah konflik diantara keduanya Mangkunegara VII membentuk Hooge Raad dan Mangkunagaransche Jeugd Organisatie Commissie(MNJOC) untuk mengatur dan mengawasi JPO dan Krida Muda. Pada tahun 1939, MNJOC digantikan oleh Centraalbestuur-Mangkunagaransche Jeugd Organisatie (CB-MNJO).
In reply to First post

Re: Forum Diskusi

by Lina Pertiwi 1913053055 -
Nama : Lina Pertiwi
NPM : 1913053055
No. Absen : 21

Izin menanggapi artikel pada pertemuan 3 pak,

Javaansche Padvinders Organisatie (JPO) merupakan organisasi kepanduan pertama milik pribumi di Indonesia yang didirikan oleh Mangkunegara VII pada tahun 1916 di Solo. Mangkunegaran juga memiliki organisasi kepanduan Krida Muda yang berdiri pada tahun 1934. Kedua organisasi tersebut menyebarluaskan pengaruhnya ke wilayah Mangkunegaran hingga dibubarkan pada awal masa pendudukan Jepang di Indonesia tahun 1942.Javaansche Padvinders Organisatie (JPO) dan Krida Muda merupakan organisasi kepanduan yang dimiliki oleh Mangkunegaran. Persaingan JPO dan Krida Muda berawal dari terdesaknya perkembangan JPO oleh perkembangan Krida Muda yang signifikan sehingga keduanya pun terlibat perebutan wilayah pengaruh di Mangkunegaran seperti yang terjadi di Tasikmadu.Demi mencegah konflik di masa mendatang, Mangkunegara VII pun mendirikan Hoge Raad tanggal 17 Agustus 1937 dan MNJOC tanggal 28 September 1937. Hoge Raad dan MNJOC mempunyai tugas untuk mengatur dan mengawasi JPO dan Krida Muda. Pada tanggal 25 Juni 1939, Hoge Raad menyetujui berdirinya Centraalbestuur-Mangkunagaransche Jeugd Organisatie (CB-MNJO) yang menggantikan MNJOC. Adapun CB-MNJO mempunyai wewenang yang lebih luas daripada MNJOC yaitu menjadi pemimpin/wakil dari organisasi pemuda di Mangkunegaran dan badan perantara antara Pemerintah Mangkunegaran dan organisasi-organisasi pemuda.
In reply to First post

Re: Forum Diskusi

by Nafazri Eprilia 1953053003 -
Nama : Nafazri Eprilia
NPM : 1953053003
No. Absen : 25

Izin menanggapi

Organisatie, No. P. 548, Tahun 1939). Maka dari itu, semua perintah dari
pemerintah Mangkunegaran yang ditujukan kepada organisasi-organisasi pemuda
harus disampaikan melalui CB-MNJO dan demikian juga semua pengaduan dan
permohonan dari organisasi-organisasi pemuda kepada Pemerintah
Mangkunegaran (Arsip Mangkoenegara VII, Mangkunagaransche Jeugd
Organisatie, No. P. 548, Tahun 1939). CB-MNJO juga diperkenankan mengambil
keputusan dan tindakan atas nama pemerintah Mangkunegaran.
Adapun kewajiban CB-MNJO ialah memimpin, mengatur, dan mengawasi
jalannya semua organisasi pemuda di daerah Mangkunegaran dan yang dipandang
sesuai asasnya oleh pemerintah Mangkunegaran, yakni mengenai arah dan
tujuannya dalam pendidikan pada umumnya, urusan keuangan yang berhubungan
dengan pemerintah, dan semua hal yang mengenai peraturan-peraturan dalam
organisasi itu (Arsip Mangkoenegara VII, Mangkunagaransche Jeugd Organisatie,
No. P. 548, Tahun 1939). Selain itu, CB-MNJO juga mempunyai hak seperti
mengunjungi semua rapat yang diadakan oleh organisasi pemuda yang berada di
bawah kepemimpinannya, memeriksa keadaan organisasi pemuda tersebut, dan
bisa berhubungan langsung dengan Eere-Voorzitters dari cabang-cabang organisasi
pemuda untuk berunding mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kepentingan
organisasi pemuda tersebut.

Javaansche Padvinders Organisatie (JPO) dan Krida Muda merupakan
organisasi kepanduan yang dimiliki oleh Mangkunegaran. Persaingan JPO dan
Krida Muda berawal dari terdesaknya perkembangan JPO oleh perkembangan
Krida Muda yang signifikan sehingga keduanya pun terlibat perebutan wilayah
pengaruh di Mangkunegaran seperti yang terjadi di Tasikmadu. Krida Muda tetap
mendirikan cabangnya di Tasikmadu meskipun tidak boleh mendirikan cabang
organisasinya di wilayah kepanewon yang sudah ada JPO-nya menurut tata tertib
kahonderan.
Tujuan didirikannya JPO ialah untuk mendidik dan mengarahkan anak-anak terutama dalam hal pembentukan kepribadian dan ketrampilan olah tubuh agar menjadi penduduk yang berguna (Wasino, 2008: 354). Untuk mencapai tujuan tersebut, para anggota JPO pun dibimbing dengaan cara sebagai berikut (1) mendidik anak-anak dan remaja agar memiliki rasa cinta terhadap tanah tumpah darahnya
(2) memberikan bimbingan agar mereka memiliki rasa cinta dalam melaksanakan kewajiban dan bertanggung jawab, (3) memiliki jiwa ksatria, cinta terhadap sesama hidup, dan suka menolong
(4) mempelajari kehidupan di tanah lapang dengan tujuan membangkitkan rasa cinta terhadap alam, (5) menjalankan kecakapan dengan berbagai cara di dalam dan di luar rumah, permainan, dan cara- cara lainnya
(6) menajamkan sifat rohani, dan cara-cara lain yang tidak bertentangan dengan aturan negara.
In reply to First post

Re: Forum Diskusi

by Rida Arrafini 1913053116 -
Nama : Rida Arrafini
NPM : 1913053116
No absen : 29

Izin menanggapi artikel pada pertemuan 3 pak,

Kepanduan di Indonesia muncul pada tahun 1912 saat didirikannya Nederlandsche Padvinders Organisatie (NPO) di Indonesia oleh P. John Smith dan Major de Jager. Javaansche Padvinders Organisatie (JPO) dan Krida Muda merupakan organisasi kepanduan yang dimiliki oleh Mangkunegaran. Persaingan JPO dan Krida Muda berawal dari terdesaknya perkembangan JPO oleh perkembangan Krida Muda yang signifikan sehingga keduanya pun terlibat perebutan wilayah pengaruh di Mangkunegaran seperti yang terjadi di Tasikmadu. konflik tersebut, mencuatlah wacana untuk menggabungkan JPO dan Krida Muda ke dalam satu wadah organisasi. Namun hal tersebut tidak bisa dilakukan karena terkendala dengan
perbedaan tuntunan antara JPO dan Krida Muda dan tingkat pendidikan
anggotanya. Demi mencegah konflik di masa mendatang, Mangkunegara VII pun mendirikan Hoge Raad tanggal 17 Agustus 1937 dan MNJOC tanggal 28
September 1937. Hoge Raad dan MNJOC mempunyai tugas untuk mengatur dan mengawasi JPO dan Krida Muda. Pada tanggal 25 Juni 1939, Hoge Raad menyetujui berdirinya Centraalbestuur-Mangkunagaransche Jeugd Organisatie (CB-MNJO) yang menggantikan MNJOC. Adapun CB-MNJO mempunyai wewenang yang lebih luas daripada MNJOC yaitu menjadi pemimpin/wakil dari
organisasi pemuda di Mangkunegaran dan badan perantara antara Pemerintah Mangkunegaran dan organisasi-organisasi pemuda.
In reply to First post

Re: Forum Diskusi

by Dini Ariska Putri 1913053070 -
Nama : Dini Ariska Putri
NPM : 1913053070
No. Absen : 10

Izin menanggapi artikel pertemuan 3 pak,
Kepanduan di Indonesia muncul pada tahun 1912 saat didirikannya Nederlandsche Padvinders Organisatie (NPO) di Indonesia oleh P. John Smith dan Major de Jager. Pada tanggal 4 September 1917, NPO berubah nama menjadi NIPV (Nederlandsch Indhische Padvinders Vereeniging) dan keanggotaannya pun semakin terbuka bagi anak-anak pribumi. Pada tahun 1916 organisasi kepanduan bumi putra untuk pertama kalinya berdiri di Solo dengan nama Javaansche Padvinders Organisatie (JPO diprakarsai oleh Mangkunegara VII. Didirikannya JPO dilatarbelakangi dari kerisauan hati Mangkunagara VII takkala diminta pemerintah Belanda lewat Nederlands Indische Padvinders Vereeniging (NIVP) agar menitahkan kawula-nya menjadi anggota. Adapun organisasi Krida Muda didirikan oleh PKMN pada tanggal tanggal 11 November 1934 di Mangkunegaran. Kedua organisasi tersebut merupakan organisasi kepanduan yang dimiliki oleh Mangkunegaran. Namun, karena perkembangan Krida Muda yang begitu pesat baik dari segi jumlah anggota Maupun jumlah cabang organisasi dan perkembangan JPO yang tidak terlalu signifikan menyebabkan persaingan di antara keduanya. Persaingan JPO dan Krida Muda berawal dari terdesaknya perkembangan JPO oleh perkembangan Krida Muda yang signifikan sehingga keduanya pun terlibat perebutan wilayah pengaruh di Mangkunegaran seperti yang terjadi di Tasikmadu. Dalam usaha untuk menyelesaikan konflik tersebut, mencuatlah wacana untuk menggabungkan JPO dan Krida Muda ke dalam satu wadah organisasi. Demi mencegah konflik di masa mendatang, Mangkunegara VII pun mendirikan Hoge Raad tanggal 17 Agustus 1937 dan MNJOC tanggal 28 September 1937. Hoge Raad dan MNJOC mempunyai tugas untuk mengatur dan mengawasi JPO dan Krida Muda. Pada tanggal 25 Juni 1939, Hoge Raad menyetujui berdirinya Centraalbestuur Mangkunagaransche Jeugd Organisatie (CB-MNJO) yang menggantikan MNJOC. Adapun CB-MNJO mempunyai wewenang yang lebih luas daripada MNJOC yaitu menjadi pemimpin/wakil dari organisasi pemuda di Mangkunegaran dan badan perantara antara Pemerintah Mangkunegaran dan organisasi-organisasi pemuda.
In reply to First post

Re: Forum Diskusi

by Frischa Ramadhan Putri 1913053112 -
Nama: Frischa Ramadhan Putri
NPM: 1913053112

Javaansche Padvinders Organisatie (JPO) dan Krida Muda merupakan organisasi kepanduan yang dimiliki oleh Mangkunegaran. Persaingan JPO dan Krida Muda berawal dari terdesaknya perkembangan JPO oleh perkembangan Krida Muda yang signifikan sehingga keduanya pun terlibat perebutan wilayah pengaruh di Mangkunegaran seperti yang terjadi di Tasikmadu. Krida Muda tetap mendirikan cabangnya di Tasikmadu meskipun tidak boleh mendirikan cabang organisasinya di wilayah kepanewon yang sudah ada JPO-nya menurut tata tertib
kahonderan. Dalam usaha untuk menyelesaikan konflik tersebut, mencuatlah
wacana untuk menggabungkan JPO dan Krida Muda ke dalam satu wadah organisasi. Namun hal tersebut tidak bisa dilakukan karena terkendala dengan perbedaan tuntunan antara JPO dan Krida Muda dan tingkat pendidikan anggotanya. Demi mencegah konflik di masa mendatang, Mangkunegara VII pun
mendirikan Hoge Raad tanggal 17 Agustus 1937 dan MNJOC tanggal 28
September 1937. Hoge Raad dan MNJOC mempunyai tugas untuk mengatur dan
mengawasi JPO dan Krida Muda. Pada tanggal 25 Juni 1939, Hoge Raad
menyetujui berdirinya Centraalbestuur-Mangkunagaransche Jeugd Organisatie
(CB-MNJO) yang menggantikan MNJOC. Adapun CB-MNJO mempunyai
wewenang yang lebih luas daripada MNJOC yaitu menjadi pemimpin/wakil dari
organisasi pemuda di Mangkunegaran dan badan perantara antara Pemerintah Mangkunegaran dan organisasi-organisasi pemuda.
In reply to First post

Re: Forum Diskusi

by Zakia Nur Aras Wiguna Kusuma 1913053117 -
Nama : Zakia Nur Aras Wiguna Kusuma
NPM : 1913053117
No. Absen : 37

Javaansche Padvinders Organisatie (JPO) dan Krida Muda merupakan organisasi kepanduan yang dimiliki oleh Mangkunegaran. Persaingan JPO dan Krida Muda berawal dari terdesaknya perkembangan JPO oleh perkembangan Krida Muda yang signifikan sehingga keduanya pun terlibat perebutan wilayah pengaruh di Mangkunegaran seperti yang terjadi di Tasikmadu. Krida Muda tetap mendirikan cabangnya di Tasikmadu meskipun tidak boleh mendirikan cabang organisasinya di wilayah kepanewon yang sudah ada JPO-nya menurut tata tertib kahonderan. Dalam usaha untuk menyelesaikan konflik tersebut, mencuatlah wacana untuk menggabungkan JPO dan Krida Muda ke dalam satu wadah organisasi. Namun hal tersebut tidak bisa dilakukan karena terkendala dengan perbedaan tuntunan antara JPO dan Krida Muda dan tingkat pendidikan anggotanya. Demi mencegah konflik di masa mendatang, Mangkunegara VII pun mendirikan Hoge Raad tanggal 17 Agustus 1937 dan MNJOC tanggal 28 September 1937. Hoge Raad dan MNJOC mempunyai tugas untuk mengatur dan mengawasi JPO dan Krida Muda. Pada tanggal 25 Juni 1939, Hoge Raadmenyetujui berdirinya Centraalbestuur-Mangkunagaransche Jeugd Organisatie (CB-MNJO) yang menggantikan MNJOC.

Adapun CB-MNJO mempunyai wewenang yang lebih luas daripada MNJOC yaitu menjadi pemimpin/wakil dari organisasi pemuda di Mangkunegaran dan badan perantara antara Pemerintah Mangkunegaran dan organisasi-organisasi pemuda. Kewajiban CB-MNJO ialah memimpin, mengatur, dan mengawasi jalannya semua organisasi pemuda di daerah Mangkunegaran dan yang dipandang sesuai asasnya oleh pemerintah Mangkunegaran, yakni mengenai arah dan tujuannya dalam pendidikan pada umumnya, urusan keuangan yang berhubungan dengan pemerintah, dan semua hal yang mengenai peraturan-peraturan dalam organisasi itu.
In reply to First post

Re: Forum Diskusi

by Anggi Cahyani Putri 1913053083 -
Nama: Anggi Cahyani Putri
Npm: 1913053083
No absen: 03

Izin menanggapi artikel ke 3 pak

Organisasi kepanduan pertama kali lahir di Batavia pada tahun 1912 dengan nama Nederlandsche Padvinders Organisatie (NPO) yang didirikan oleh John Smith, sedangkan organisasi kepanduan pertama milik pribumi di Indonesia ialah Javaansche Padvinder Padvinders Organisatie (JPO). JPO didirikan di Solo pada tahun 1916 oleh Mangkunegara VII. Tujuan dari JPO ialah untuk mendidik dan mengarahkan anak-anak terutama dalam hal pembentukan kepribadian dan ketrampilan olah tubuh agar menjadi penduduk yang berguna.
Terdapat 3 alasan kepanduan mempunyai potensi besar bagi organisasi pergerakan nasional yaitu:
A. Paham patriotis kepanduan “mendahulukan negara, diri sendiri kemudian” yang sangat cocok dengan pergerakan nasional, sebagai wadah terbaik dalam mendidik anak-anak sejak kecil karena keanggotaan kepanduan terbuka untuk anak-anak usia 8-18 tahun,
B. Aturan tingkah laku kepanduan yang menghormati dan mematuhi pemimpin pandunya
C.Latar sosio-psikologis kepanduan yang
menempatkan pemimpin pandunya sebagai contoh teladan bagi pasukannya
merupakan jaminan bagi keberhasilan penyebaran nilai-nilai organisasi induk, misi, dan strategi untuk kader-kader kepanduannya.
In reply to First post

Re: Forum Diskusi

by Hanna Wahyu Aruming Tyas -
Nama : Hanna Wahyu Aruming Tyas
NPM : 1953053011
No.absen : 15

Organisasi kepanduan pertama milik pribumi di Indonesia ialah Javaansche Padvinders Organisatie (JPO). JPO didirikan di Solo pada tahun 1916 oleh Mangkunegara VII (A.K. Pringgodigdo, 1994: 26). Tujuan dari JPO ialah untuk mendidik dan mengarahkan anak-anak terutama dalam hal pembentukan kepribadian dan ketrampilan olah tubuh agar menjadi penduduk yang berguna. Lahirnya JPO pun telah mendorong munculnya organisasi kepanduan milik pribumi lainnya seperti Hizbul Wathan yang didirikan oleh Muhammadiyah. Selain JPO, Mangkunegaran juga memiliki organisasi kepanduan lainnya yaitu Krida Muda yang didirikan pada tahun 1934. Krida Muda sendiri berafiliasi dengan organisasi politik lokal Pakempalan Kawula Mangkunegaran (PKMN) sehingga sering disebut Krida Muda PKMN. Krida Muda juga mempunyai tujuan untuk membentuk para pemuda di wilayah Mangkunegaran menjadi masyarakat yang baik dan berguna bagi Mangkunegaran. Demi mencegah konflik di masa mendatang, Mangkunegara VII pun mendirikan Hoge Raad tanggal 17 Agustus 1937 dan MNJOC tanggal 28 September 1937. Hoge Raad dan MNJOC mempunyai tugas untuk mengatur dan mengawasi JPO dan Krida Muda. Pada tanggal 25 Juni 1939, Hoge Raad menyetujui berdirinya Centraalbestuur-Mangkunagaransche Jeugd Organisatie (CB-MNJO) yang menggantikan MNJOC. Adapun CB-MNJO mempunyai wewenang yang lebih luas daripada MNJOC yaitu menjadi pemimpin/wakil dari organisasi pemuda di Mangkunegaran dan badan perantara antara Pemerintah Mangkunegaran dan organisasi-organisasi pemuda.
In reply to First post

Re: Forum Diskusi

by Khofiah 1913053122 -
Nama : Khofiah
NPM : 1913053122

Izin menanggapi artikel pada pertemuan 3 pak,

Artikel di atas membahas tentang "GERAKAN KEPANDUAN DI MANGKUNEGARAN 1916-1942: AKHIR PERSAINGAN JAVAANSCHE PADVINDERS ORGANISATIE (JPO) DENGAN KRIDA MUDA"

Dimana Organisasi kepanduan pertama milik pribumi di Indonesia ialah Javaansche Padvinders Organisatie (JPO). JPO didirikan di Solo pada tahun 1916 oleh Mangkunegara VII (A.K. Pringgodigdo, 1994: 26). Tujuan dari JPO ialah untuk mendidik dan mengarahkan anak-anak terutama dalam hal pembentukan kepribadian dan ketrampilan olah tubuh agar menjadi penduduk yang berguna. Lahirnya JPO pun telah mendorong munculnya organisasi kepanduan milik pribumi lainnya seperti Hizbul Wathan yang didirikan oleh Muhammadiyah.

Selain JPO, Mangkunegaran juga memiliki organisasi kepanduan lainnya yaitu Krida Muda yang didirikan pada tahun 1934. Krida Muda sendiri berafiliasi dengan organisasi politik lokal Pakempalan Kawula Mangkunegaran (PKMN) sehingga sering disebut Krida Muda PKMN.

Namun, kemunculan Krida Muda pada tahun 1934 ini malah menimbulkan konflik antara JPO dan Krida Muda. Perkembangan Krida Muda yang signifikan mendesak perkembangan JPO. Kedua organisasi tersebut terlibat konflik perebutan wilayah pengaruh di wilayah Mangkunegaran. Hal ini pun merupakan pangkal konflik yang terjadi antara JPO dan Krida Muda yang terus berlangsung hingga kedua organisasi itu dibubarkan pada masa awal pendudukan Jepang tahun 1942.