FORUM JAWABAN ANALISIS KASUS

FORUM JAWABAN ANALISIS KASUS

Number of replies: 52
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS KASUS

by ERLIZA MIRANDA PUTRI 2111031039 -
Nama : Erliza Miranda Putri
NPM : 2111031039
Kelas : PKN B
Jurusan : S1 AKUNTANSI
1. Menurut saya setelah membaca artikel di atas hal positif yang dapat saya ambil adalah betapa pentingnya sebuah konsepsi dan pemahaman akan geopolitik wilayah negara terutama batas-batas negara NKRI sendiri . Dalam artikel ini terlihat antara kedua pihak yang berkonflik masih belum tuntasnya delimitasi perbatasan antara kedua negara antara Indonesia dan Timor Timur memiliki kesepahaman yang berbeda mengenai nota perbatasan wilayah. Masih terdapat empat persen Perbatasan darat yang masih belum disepakati oleh kedua negara baik dari Indonesia maupun Timor Leste. Untuk itu di perlukan kesepahaman yang jelas dan kesepakatan yang akurat.

2. Menurut saya yang dengan tidak adanya konsepsi wawasan nusantara untuk wilayah dan bangsa Indonesia akan berdampak pada kebingungan mengenai perbatasan wilayah-wilayah Indonesia sehingga akan menimbulkan konflik-konflik di berbagai daerah baik provinsi-provinsi, maupun antar negara. Negara akan hancur jika masyarakatnya tidak memiliki pengetahuan tentang konsepsi wawasan nusantara yang benar sehingga wilayah NKRI pun menjadi terancam.

3. Menurut saya konsepsi wawasan nusantara dapat mencegah timbul konflik seperti pada artikel yang telah dijelaskan tadi karena dengan adanya konsepsi wawasan nusantara yang tepat maka batas-batas wilayah Indonesia akan menjadi jelas dan mudah untuk dijaga. Namun menurut saya tentunya hal ini tidak akan cukup saja jika pemahaman tersebut tidak disepakati oleh kedua belah pihak haruslah terdapat nota kesepahaman dan kesepakatan antara kedua belah pihak negara tersebut.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS KASUS

by Ninda Lupita Sari 2111031007 -
NAMA: NINDA LUPITA SARI
NPM: 2111031007
KELAS: PKN B
PRODI: S1 AKUNTANSI

1. Konflik antarwarga perbatasan Timor Tengah Utara, Indonesia dengan warga Distrik Oecussi, Timor Leste yang terjadi pada tahun 2012-2013 merupakan ancaman bagi keamanan negara. Konflik tersebut secara struktural disebabkan oleh masih belum selesainya delimitasi perbatasan kedua negara, sehingga menyisakan wilayah-wilayah yang masih disengketakan. Hal ini didukung dengan rendahnya tingkat kesejahteraan, baik pendapatan maupun pendidikan, yang membuat warga perbatasan rentan terhadap konflik, terutama terkait perebutan lahan perkebunan dan ternak sapi. Berbagai aktor pun terlibat, mulai dari pemerintah dan aparat militer kedua negara hingga masyarakat sipil. Untuk mengatasi konflik di atas, upaya penyelesaian berupa penghentian kekerasan dan diplomasi penyelesaian sengketa batas telah dilakukan. Selain itu, kebijakan pengelolaan batas wilayah dan pembangunan kawasan perbatasan juga turut berperan dalam menyelesaikan akar-akar konflik. Namun demikian, hal yang perlu juga dilakukan adalah pelibatan unsur masyarakat dalam upaya penyelesaian tersebut. Unsur masyarakat di sini penting karena penguasaan tanah di perbatasan terkait erat dengan adat-istiadat yang berlaku di sana. Di satu sisi, pemerintah melakukan perundingan di tingkat pemerintah, di sisi yang lain masyarakat adat di sana juga membuat kesepakatan-kesepakatan terkait batas lahan dan aturan pengelolaan kebun mereka, yang sangat mungkin hasilnya bertentangan dengan hasil yang disepakati pemerintah.

Namun, sebelum pelibatan unsur masyarakat tersebut dilakukan, pemerintah Indonesia perlu membekali warganya dengan pendidikan yang meningkatkan pengetahuan tentang perbatasan dan menguatkan jiwa nasionalisme, sehingga keterlibatan mereka akan memberikan dampak positif bagi posisi Indonesia dalam perundingan. Gabungan kekuatan militer, kekuatan diplomasi, dan kekuatan unsur masyarakat ini dapat menjadi senjata yang ampuh dalam mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah NKRI, dan keselamatan segenap bangsa di wilayah-wilayah perbatasan Indonesia.

2. Konsepsi Wawasan Nusantara muncul pertama kali pada 13 Desember 1957 awalnya bernama konsepsi archipelago yakni
“Bahwa segala perairan di sekitar, di antara dan yang menghubungkan pulau-pulau atau bagian pulau-pulau yang termasuk daratan Negara Republik Indonesia dengan tidak memandang luas atau lebarnya adalah bagian-bagian yang wajar daripada wilayah daratan Negara Republik Indonesia dan dengan demikian merupakan bagian daripada perairan nasional yang berada di bawah kedaulatan mutlak daripada Negara Republik Indonesia. Lalu lintas yang damai di perairan pedalaman ini bagi kapal asing terjamin selama dan sekedar tidak bertentangan dengan kedaulatan dan keselamatan negara Indonesia. Penentuan batas laut teritorial yang lebarnya 12 mil yang diukur dari garis-garis yang menghubungkan titik-titik yang terluar pada pulau-pulau Negara Republik Indonesia akan ditentukan dengan Undang-Undang”

Konsepsi Wawasan Nusantara adalah konsepsi dimana bangsa Indonesia mempunyai cara pandang yang sama baik secara historis,politik, ekonomi maupun sosial dan budaya, senasib juga sepenanggungan.
Apabila diartikan Wawasan merupakan Cara Pandang. Sedangkan Nusantara adalah analogi untuk negara Indonesia dalam konsep Negara Bangsa, yang terbentuk dari 2 kata yaitu Nusa dan Antara, artinya negara kepulauan yang dipisahkan oleh laut namun karena laut itu pula diantara pulau tersebut terkesan menyatu menjadi negara.
Itu artinya, apabila negara Indonesia tidak mengandung lagi konsep wawasan nusantara, maka solidaritas bangsa akan terbelah. 
Selain itu, kedaulatan yang dianut oleh suatu negara dalam konsep bangsa akan hilang dan yang terpenting tidak akan ada lagi sifat nasionalisme suatu bangsa terhadap negara. Karena masing masing individu punya pemikirannya sendiri sehingga tidak akan memikirkan konsep sebangsa, sepenanggungan, senasib dan satu tanah air lagi. Karena pada dasarnya, nusantara adalah analogi dari kata Indonesia sebagai negara.

3. Wawasan nusantara merupakan sebuah konsep mengenai cara pandang bangsa terhadap diri dan lingkungan. Pada Deklarasi Djuanda Tahun 1957 tercetuslah konsepsi wawasan nusantara. Dalam hal ini, wawasan nusantara memegang peranan penting yakni sebagai upaya untuk mewujudkan persepsi yang sama bagi seluruh warga negara Indonesia. Memahami ketahanan nasional diperlukan pemahaman pada landasan pemikiran ketahanan nasional. Ketahanan nasional merupakan sebuah kondisi dinamik bangsa Indonesia yang mana menyakut keseluruhan aspek kehidupan yang saling berhubungan satu sama lain atau
Sengketa perbatasan yang terjadi antara Indonesia dan Timor Leste memang lebih disebabkan perebutan lahan petanian (sumber daya alam) antara kedua warga negara yakni warga desa Haumeni Ana, Kecamatan Bikomi Nilulat, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur dan warga Pasabbe, Distrik Oecussi, Timor Leste. Permasalahan mengenai penetepan sengketa batas wilayah antar kedua negara juga menjadi pemicu, namun pendekatan pembangunan ekonomi berupa kesejahteraan dan tingkat pendidikan juga berpengaruh dalam konflik tersebut.

Pemerintah Indonesia ataupun Timor Leste harusnya bekerja sama menciptakan perdamaian di perbatasan, jangan sampai ketika konflik tersebut mengalami eskalasi baru dua negara mulai bertindak. Lebih baik mencegah daripada menanggulangi, seharusnya pemerintah cepat tanggap saat terjadi masalah ini agar masalah ini tidak menjadi masalah yang besar seperti yang sudah terjadi akhirnya Timor Leste memisahkan diri dari wilayah Indonesia.

Wawasan nusantara berfungsi sebagai sumber dalam melakukan kebijakan dan keputusan. Sejarah Indonesia bisa menjadi pengalaman kita untuk belajar bagaimana mengambil kebijakan yang baik untuk kesejahteraan masyarakat. Kita bisa belajar dari pendahulu-pendahulu kita yang telah berjuang untuk kemerdekaan bangsa kita.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS KASUS

by Reni Gustira 2111031110 -
Nama  : Reni Gustira
Npm   :2111031110
Kelas :Akt B



1.Kasus penyelesaian konflik perbatasan antara Indonesia dengan Timor Leste di atas menggambarkan bahwa langkah jangka pendek dan jangka panjang telah dilakukan, baik melalui penempatan kekuatan TNI maupun melalui negosiasi bilateral yang dikawal oleh Kementerian Luar Negeri kedua negara. Hal positif yang saya ambil adalah pelibatan unsur masyarakat dalam upaya penyelesaian tersebut. Unsur masyarakat di sini penting karena penguasaan tanah di perbatasan terkait erat dengan adat-istiadat yang berlaku di sana. Pada satu sisi, pemerintah melakukan perundingan di tingkat pemerintah, namun pada sisi lain masyarakat adat membuat kesepakatan-kesepakatan terkait batas lahan dan aturan pengelolaan kebun di wilayah mereka, yang sangat mungkin hasilnya bertentangan dengan hasil yang disepakati pemerintah.

2.Andaikan kita tidak memiliki wawasan nusantara,salah satunya adalah tidak memahami bahwa kita memiliki perbedaan setiap wilayah,perbedaan bahasa,perbedaan agama,perbedaan keunikkan suku bangsa,keunikkan budaya,maka pasti akan terjadi saling merendahkan setiap orang yang kita jumpai dan konflik pasti terjadi,saling berebut lahan,saling hina menghina dan pasti banyak muncul masalah, maka berutunglah kalo disekolah ada diperkenalkan konsep wawasan nusantara,dan tak lupa dirumah tangga sekalipun.

3. Kemunculan konsep dan pemikiran wawasan nusantara disebabkan banyak hal diantaranya adalah geografis, geopolitik, geostrategi, historis dan yuridis formal. Jadi, wawasan nusantara bukan muncul begitu saja sejak setelah Indonesia merdeka karena memang konsep dan pemikiran ini sudah dirancang sedemikian rupa untuk memberi pengertian bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang merdeka dan berdaulat.
Penduduk Indonesia yang begitu banyaknya akan membawa dampak baik bagi negara Indonesia dengan pembinaan dan pengembangan yang baik dan strategis. Keterjaminan akan pendidikan dan kesehatan menjadi kunci sukses dalam pengembangan sumber daya manusia yang baik sehingga dapat memberi manfaat bagi kemajuan bangsa.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS KASUS

by Syafa Alana Diningtias 2111031070 -
Nama : Syafa Alana Diningtias
NPM : 2111031070
Kelas : Pendidikan Kewarganegaraan AKT B

Analisis Kasus 1
1. Bagaimanakah tanggapanmu mengenai isi artikel dan hal positif apa yang bisa kamu ambil setelah membaca artikel tersebut?
Jawab:
Konflik yang terjadi pada artikel diatas disebabkan oleh kurangnya pemahaman tentang batas negara wilayah Timor. Warga Timor melintas ke dalam zona bebas yang seharusnya tidak diklaim secara sepihak baik oleh negara Indonesia maupun negara Timor Leste. Seharusnya, untuk warga yang tinggal di daerah perbatasan dapat memberikan pemahaman tentang batas negara yang dekat dengan mereka. Adapun hal positif yang dapat diambil dari artikel diatas adalah fakta bahwa bukan warga Indonesia lah yang melanggar daerah perbatasan netral tersebut, sehingga mengartikan bahwa warga Indonesia di perbatasan telah memahami batas-batas wilayah legal mereka.

2. Bagaimanakah menurut pendapatmu dan apa yang  terjadi dengan wilayah dan bangsa Indonesia jika tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara?
Jawab:
Konsepsi Wawasan Nusantara adalah konsepsi dimana bangsa Indonesia mempunyai cara pandang yang sama baik secara historis,politik, ekonomi maupun sosial dan budaya, senasib juga sepenanggungan.
Itu artinya, apabila negara Indonesia tidak mengandung lagi konsep wawasan nusantara, maka solidaritas bangsa akan terbelah. Selain itu, kedaulatan yang dianut oleh suatu negara dalam konsep bangsa akan hilang dan yang terpenting tidak akan ada lagi sifat nasionalisme suatu bangsa terhadap negara. Karena masing masing individu punya pemikirannya sendiri sehingga tidak akan memikirkan konsep sebangsa, sepenanggungan, senasib dan satu tanah air lagi. Karena pada dasarnya, nusantara adalah analogi dari kata Indonesia sebagai negara.

3. Bagaimanakah konsepsi wawasan nusantara dalam mencegah timbulnya konflik seperti artikell diatas?
Jawab:
Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia terhadap rakyat, bangsa, dan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi darat, laut, dan udara di atasnya sebagai satu kesatuan politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan.
Berdasarkan artikel di atas, wawasan nusantara dapat menjadi dasar pandangan bangsa terhadap batasan wilayah yang dimiliki, dalam kasus ini adalah batas darat antara Indonesia dengan Timor Leste. Batas darat tersebut juga dapat memengaruhi jalannya aktivitas perekonomian dan politik. Adanya keamanan negara yang menjaga batas tersebut juga menjadi bukti bahwa batas tersebut dipandang penting bagi bangsa Indonesia.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS KASUS

by Clarin Nayla Zhafira 2111031014 -
Nama : Clarin Nayla
Npm: 2111031014
Kelas : PKN AKT B
Prodi : S1 Akuntansi

1. Konflik yang tengah terjadi antara timor leste dan indonesia tidak jauh mengenai perebutan wilayah yang terjadi, Konflik tersebut bukan pertama kali terjadi, karena pada akhir Juli 2012 konflik serupa juga terjadi di kabupaten yang sama, tetapi melibatkan warga dari desa yang berbeda.
namun hal positif yang dapat saya ambil adalah pentingnya dalam mempelajari wawasan nusantara dengan geopolitik sebagai penjamin persatuan dan kesatuan di segenap aspek kehidupan nasional. Aspek ini meliputi aspek ilmiah maupun aspek sosial.
Bangsa Indonesia memiliki kewajiban untuk terus meningkatkan kepekaan dan berusaha untuk mencegah serta mengatasi sedini mungkin faktor-faktor penyebab timbulnya disintegrasi bangsa. Bangsa Indonesia juga harus terus menerus mengupayakan terjaganya persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan.

2. Sudah jelas bahwasannya wawasan nusantara memiliki arti penting bagi suatu negara, hal inilah yang dapat mencegah terjadinya disintegrasi bangsa. Hakikat dari wawasan nusantara yakni menyatukan perbedaan yang ada dari batasan wilayah yang ada di seluruh Indonesia.
Sehingga dapat disimpulkan jika suatu negara tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara, suatu negara tidak akan dapat mewujudkan bangsa yang bersatu dan utuh untuk mencapai tujuan nasional. Dan mudah sekali bangsa untuk diadu domba oleh negara lain dan pada akhirnya bangsa akan mengalami perpecahan dan menjadi negara yang hancur.

3. Konsep geopolitik Indonesia berlandaskan pada pandangan kewilayahan dan kehidupan bangsa. Sebagai negara yang sangat luas dengan berbagai keragaman di dalamnya, Indonesia memiliki wawasan nusantara sebagai dasar pengembangan wawasan nasional. Sehingga nya konsep ini dapat menjadi dasar pandangan bangsa Indonesia terhadap batasan wilayah yang dimiliki.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS KASUS

by Salsabila Indah Arti Pratama 2111031009 -
Nama : Salsabila Indah Arti Pratama
NPM : 2111031009
Kelas : AKT B
Prodi : S1 Akuntansi
Analisis Kasus I

1. Bagaimanakah tanggapanmu mengenai isi artikel dan hal positif apa yang bisa kamu ambil setelah membaca artikel tersebut?
Jawaban : Pada pertengahan Oktober 2013, konflik antarwarga di perbatasan Indonesia-Timor Leste. Pembangunan jalan baru tersebut kemudian memicu terjadinya konflik antara warga Nelu, Indonesia dengan warga Leolbatan, Timor Leste pada Senin, 14 Oktober 2013. Mereka saling lempar batu dan kayu. Aksi ini semakin besar karena melibatkan anggota polisi perbatasan  Timor Leste (Cipol) yang turut serta dalam aksi saling lempar batu dan kayu tersebut. Dari aksi tersebut, enam warga Leolbatan dan satu anggota Cipol menderita luka parah, sementara dari sisi Indonesia hanya ada satu warga Nelu yang menderita luka ringan. 
Lalu menurut saya hal positif yang dapat diambil setelah membaca artikel tersebut adalah saya semakin tau dan paham pentingnya sebuah konsepsi dan geopolitik wilayah negara terutama batas-batas negara indonesia.

2. Bagaimanakah menurut pendapatmu dan apa yang terjadi dengan wilayah dan bangsa Indonesia jika tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara?
Jawaban : jika kita tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara,salah satunya adalah tidak memahami bahwa kita memiliki perbedaan setiap wilayah, perbedaan bahasa, perbedaan agama,perbedaan suku bangsa, maka pasti akan terjadi saling merendahkan setiap orang yang kita jumpai dan konflik pasti terjadi. Wawasan nusantara dibutuhkan oleh seluruh rakyat indonesia agar rakyat indonesia tahu dan mengenal tentang indonesia, keberagaman yang ada didalam negara indonesia dan berbagai hak lainnya. Dengan mengerti akan hal itu akan menjadikan negara indonesia menjadi negara yang kuat dan memiliki persatuan yang kokoh

3. Bagaimanakah konsepsi wawasan nusantara dalam mencegah timbulnya konflik seperti artikell diatas?
Jawaban : Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa terhadap rakyat, bangsa, dan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi darat, laut, dan udara. Jadi wawasan nusantara menjadi dasar pandangan suatu negara dalam mengenai batas wilayah yang dimiliki masing-masing negara.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS KASUS

by Muhamad Dimas Pangestu 2111031094 -
Nama: Muhamad Dimas Pangestu
NPM: 2111031094
Kelas: PKN B
Prodi: S1 Akuntansi

Analisis Soal

1. Menurut saya hal positif yang bisa diambil dari permasalahan artikel tersebut yaitu pentingnya suatu kesepakatan akan geopolitik wilayah antar negara. Dijelaskan dalam artikel tersebut terjadi perseteruan antara pihak Timor Leste dengan Indonesia tepatnya warga nelu, yang dimana pihak timor leste melwati wilayah bebas/ netral hal tersebut yang memicu konflik, oleh karena itu inilah esensi betap pentingnya kejelasan suatu wilayah negara berdasarkan suatu kesepakatan yang sudah disetujui bagi kedua belah pihak.

2. Menurut saya, minimnya konsep wawasan nusantara wilayah Indonesia akan berdampak pada gejolak di perbatasan wilayah Indonesia, sehingga menimbulkan konflik di berbagai daerah, baik lokal maupun nasional. Jika masyarakat tidak mengetahui pengertian nusantara yang benar, negara akan hancur, yang mengancam wilayah NKRI.

3. Menurut saya konsepsi wawasan nusantara bisa mencegah timbul konflik seperti pada artikel yang telah dijelaskan tadi karena dengan adanya konsepsi wawasan nusantara yang tepat maka batas-batas wilayah negara baik itu negara Indonesia maupun wilayah negara lain akan jelas. Tetapi jika pemahaman konsepsi wawasan nusantara di sepakati oleh kedua belah pihak, maka konflik seperti ini akan terjadi lagi.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS KASUS

by Ridwan Fathul Bukhory 2111031063 -
Nama : Ridwan Fathul Bukhory
NPM : 2111031063
KELAS : Pkn B
Prodi : 1 Akuntansi

1. Secara garis besar faktor penyebab konflik tersebut adalah deliminasi perbatasan kedua wilayah yang masih belum tuntas dan pelanggaran yang dilakukan pihak Timor Leste yaitu pembangunan jalan yang merusak beberapa bangunan dan juga pemakaman. Hal positif dari permasalahan tersebut adalah warga Indonesia terkhusus di wilayah konflik tersebut telah mencerminkan konsep geopolitik negara.

2. Menurut saya, hal tersebut akan membuat masyarakat Indonesia menjadi acuh tak acuh dengaN keadaan negaranya sehingga akan menimbulkan berbagai konflik lainnya yang tentunya akan merusak keutuhan bangsa.

3. Konflik tersebut dapat diatasi dengan mengikut peraturan dan hukum yang berlaku mengingat Indonesia merupakan negara hukum, sehingga walaupun hendak mempertahankan wilayah negara namun sebaiknya dilakukan dengan cara yang benar pula.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS KASUS

by DESLIA SARI 2111031010 -
Nama : DESLIA SARI
Npm: 2111031010
Kelas : PKN AKT B
Prodi : S1 Akuntansi

1. Konflik yang tengah terjadi antara timor leste dan indonesia tidak jauh mengenai perebutan wilayah yang terjadi, Konflik tersebut bukan pertama kali terjadi, karena pada akhir Juli 2012 konflik serupa juga terjadi di kabupaten yang sama, tetapi melibatkan warga dari desa yang berbeda.
namun hal positif yang dapat saya ambil adalah pentingnya dalam mempelajari wawasan nusantara dengan geopolitik sebagai penjamin persatuan dan kesatuan di segenap aspek kehidupan nasional. Aspek ini meliputi aspek ilmiah maupun aspek sosial.
Bangsa Indonesia memiliki kewajiban untuk terus meningkatkan kepekaan dan berusaha untuk mencegah serta mengatasi sedini mungkin faktor-faktor penyebab timbulnya disintegrasi bangsa. Bangsa Indonesia juga harus terus menerus mengupayakan terjaganya persatuan dan kesatuan


2. Menurut saya yang dengan tidak adanya konsepsi wawasan nusantara untuk wilayah dan bangsa Indonesia akan berdampak pada kebingungan mengenai perbatasan wilayah-wilayah Indonesia sehingga akan menimbulkan konflik-konflik di berbagai daerah baik provinsi-provinsi, maupun antar negara. Negara akan hancur jika masyarakatnya tidak memiliki pengetahuan tentang konsepsi wawasan nusantara yang benar sehingga wilayah NKRI pun menjadi terancam.


3. Wawasan nusantara merupakan sebuah konsep mengenai cara pandang bangsa terhadap diri dan lingkungan. Pada Deklarasi Djuanda Tahun 1957 tercetuslah konsepsi wawasan nusantara. Dalam hal ini, wawasan nusantara memegang peranan penting yakni sebagai upaya untuk mewujudkan persepsi yang sama bagi seluruh warga negara Indonesia. Memahami ketahanan nasional diperlukan pemahaman pada landasan pemikiran ketahanan nasional. Ketahanan nasional merupakan sebuah kondisi dinamik bangsa Indonesia yang mana menyakut keseluruhan aspek kehidupan yang saling berhubungan satu sama lain atau
Sengketa perbatasan yang terjadi antara Indonesia dan Timor Leste memang lebih disebabkan perebutan lahan petanian (sumber daya alam) antara kedua warga negara yakni warga desa Haumeni Ana, Kecamatan Bikomi Nilulat, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur dan warga Pasabbe, Distrik Oecussi, Timor Leste.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS KASUS

by Muhammad Kelvin Andika 2111031102 -
NAMA: Muhammad Kelvin Andika
NPM: 2111031102
KELAS: PKN B
PRODI: S1 AKUNTANSI

1. Bagaimanakah tanggapanmu mengenai isi artikel dan hal positif apa yang bisa kamu ambil setelah membaca artikel tersebut?
Jawab: Menurut saya, konflik dapat terjadi ketika ada hal yang mengganggu ataupun membuat tidak nyaman salah satu pihak. Pada konflik ini Timor Leste memulai perseteruan dengan membuat jalan di atas tanah yang masih belum tahu apakah ini termasuk daerah republik Indonesia ataupun ke Timor Leste namun tindakan tersebut sangat disayangkan sehingga memunculkan konflik tersebut.
Hal positif yang dapat saya pelajari adalah bahwa kita harus sepenuh hati dan tidak setengah-setengah dalam membela keutuhan negara baik dalam hal wilayah ataupun kesatuan dan persatuan.

2. Bagaimanakah menurut pendapatmu dan apa yang terjadi dengan wilayah dan bangsa Indonesia jika tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara?
Jawab: Jika para generasi bangsa tak berwawasan nusantara maka Negara ini dapat dijajah lagi oleh bangsa lain. Bahkan dapat menjadi Negara yang hancur. Hal tersebut disebabkan karena tidak adanya lagi rasa persatuan dan kesatuan diantara para warga Negara dan tidak adanya rasa untuk melindungi bangsa secara utuh.

3. Bagaimanakah konsepsi wawasan nusantara dalam mencegah timbulnya konflik seperti artikell diatas?
Jawab: menurut saya dengan adanya wawasan nusantara maka masyarakat dan warga negara yang baik tentu saja dapat meningkatkan dan mengembangkan rasa integrasi terhadap bangsa sehingga memunculkan rasa persatuan dan kesatuan yang kuat dan dapat mencegah terjadinya konflik baik itu konflik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Terimakasih.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS KASUS

by Selvi Yunani 2111031111 -
Nama: Selvi Yunani
NPM:2111031111
Kelas :AKT B
Prodi : Akuntansi

Dari artikel yang bertemakan Konflik Komunal di Perbatasan Indonesia-Timor Leste dan Upaya Penyelesaiannya,
Yang dapat dianalisis dari artikel tersebut:

1. Kronologi kejadian

Pada Oktober 2013, Pemerintah Republik Demokratik Timor Leste membangun jalan di dekat perbatasan Indonesia-Timor Leste, di mana menurut warga Timor Tengah Utara, jalan tersebut telah melintasi wilayah NKRI sepanjang 500 m dan juga menggunakan zona bebas sejauh 50 m. Padahal berdasarkan nota kesepahaman kedua negara pada tahun 2005, zona bebas ini tidak boleh dikuasai secara sepihak, baik oleh Indonesia maupun Timor Leste. Selain itu, pembangunan jalan oleh Timor Leste tersebut merusak tiang-tiang pilar perbatasan, merusak pintu gudang genset pos penjagaan perbatasan milik Indonesia, serta merusak sembilan kuburan orang-orang tua warga Nelu, Kecamatan Naibenu, Kabupaten Timor Tengah Utara. 
Pembangunan jalan baru tersebut kemudian memicu terjadinya konflik antara warga Nelu, Indonesia dengan warga Leolbatan, Timor Leste pada Senin, 14 Oktober 2013. Mereka saling lempar batu dan kayu. Aksi ini semakin besar karena melibatkan anggota polisi perbatasan  Timor Leste (Cipol) yang turut serta dalam aksi saling lempar batu dan kayu tersebut. Dari aksi tersebut, enam warga Leolbatan dan satu anggota Cipol menderita luka parah, sementara dari sisi Indonesia hanya ada satu warga Nelu yang menderita luka ringan.

2.) Faktor penyebab konflik terjadi
Terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya konflik komunal tersebut. Pertama, masih belum tuntasnya delimitasi perbatasan antara kedua negara. Berdasarkan nota kesepahaman antara kedua negara pada 2005, masih terdapat 4% perbatasan darat yang masih belum disepakati. Menurut Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP), kedua negara masih mempersengketakan tiga segmen batas yaitu (a) segmen di Noelbesi Citrana, Desa Netemnanu Utara, Amfoang Timur, Kabupaten Kupang, dengan Distrik Oecussi, Timor Leste, menyangkut areal persawahan sepanjang Sungai Noelbesi, yang status tanahnya masih sebagai zona netral. (b) segmen di Bijaelsunan, Oben, di Kabupaten Timor Tengah Utara dengan Distrik Oecussi, yaitu pada areal seluas 489 bidang tanah sepanjang 2,6 km atau 142,7 ha. Tanah tersebut merupakan tanah yang disterilkan agar tidak menimbulkan masalah karena Indonesia-Timor Leste mengklaim sebagai miliknya. (c) segmen di Delomil Memo, Kabupaten Belu yang berbatasan dengan Distrik Bobonaro, yaitu perbedaan identifikasi terhadap Median Mota Malibaca pada aliran sungai sepanjang 2, 2 km atau pada areal seluas 41,9 ha (Tempo, 15 Agustus 2012). Kedua, terjadi perbedaan interpretasi mengenai zona netral yang terdapat di perbatasan kedua negara. Dari sudut pandang Indonesia, pemerintah dan warganya menganggap bahwa zona netral adalah zona yang masih belum ditetapkan statusnya sebagai milik negara Indonesia atau Timor Leste, sehingga harus dikosongkan dari segala aktivitas warga. Sementara dari sudut pandang Timor Leste, zona itu sebenarnya adalah wilayah Timor Leste yang digunakan oleh PBB sebagai kawasan koordinasi keamanan antara TNI dan PBB, sebagai tempat fasilitasi pembangunan pasar bagi warga di perbatasan, dan sebagai tempat rekonsiliasi antara masyarakat eks Timtim dengan masyarakat Pasabe, Distrik Oecussi. Dengan demikian, setelah PBB meninggalkan Timor Leste, seharusnya zona netral tersebut tetap menjadi bagian wilayah kedaulatan Timor Leste. 
Ketiga, terkait dengan aspek sosial budaya, yaitu masih terdapat sentimen negatif antarwarga Indonesia dengan warga Timor Leste. Sebenarnya, masyarakat Timor Tengah Utara dan Oecussi di perbatasan berasal dari nenek moyang yang sama, yaitu sama-sama orang Timor, baik itu suku Tetun, Marae (Bunak), Kemak, dan Dawan. Hubungan kekerabatan pun sudah lama terjalin, apalagi Timor Leste pernah menjadi bagian dari Indonesia sejak tahun 1975 hingga 1999. Namun, pascapemisahan Timor Timur sebagai hasil referendum, sentimen negatif tersebut menguat. Di satu sisi, warga Timor Leste, terutama yang pada referendum menjadi bagian kelompok prokemerdekaan, melihat Indonesia sebagai negara yang telah menjajah mereka selama hampir 25 tahun. Di sisi lain, warga Indonesia melihat warga Timor Leste sebagai orang-orang yang tidak berterima kasih, apalagi banyak anggota kelompok prointegrasi yang memilih mengungsi ke wilayah Indonesia pascareferendum. Sentimen negatif ini semakin menguat ketika masyarakat kedua negara sama-sama dalam kondisi miskin dan mereka terlibat perebutan sumberdaya seperti lahan kebun dan sapi.

Konflik tersebut hingga akhir 2013 masih menimbulkan ketegangan antarwarga
Indonesia dengan Timor Leste. Pasca konflik terakhir, ratusan warga lainnya dari empat
desa di Kecamatan Naibenu berjaga-jaga di perbatasan dan siap perang melawan warga
Leolbatan, Desa Kosta, Kecamatan Kota, Distrik Oecussi.
Jika akar permasalahan tidak
segera diselesaikan, potensi konflik untuk pecah kembali terbuka lebar.
Kasus konflik antarwarga di perbatasan Indonesia-Timor Leste menarik karena
jenis konflik tersebut hampir tidak terjadi di wilayah-wilayah perbatasan darat Indonesia
lainnya, baik di Kalimantan maupun di Papua. Biasanya, masalah yang muncul di
perbatasan-perbatasan tersebut hanya berupa belum disepakatinya delimitasi dan
demarkasi batas serta maraknya aktivitas lintas batas ilegal. Jarang sekali terjadi
kekerasan antarwarga.
Konflik yang terjadi di perbatasan Indonesia-Timor Leste tersebut dapat dikatakan
menjadi ancaman bagi pertahanan dan keamanan negara. Pada level negara, klaim
pemerintah Timor Leste bahwa wilayah-wilayah yang disebut sebagai zona netral adalah
milik Timor Leste, yang kemudian diwujudkan dalam bentuk pendudukan wilayah melalui
pembuatan kebun serta pembangunan pembangkit listrik tenaga surya dan gedung
imigrasi. Hal ini merupakan wujud ancaman terhadap kedaulatan dan keutuhan wilayah
Indonesia yang seharusnya dijaga tiap jengkalnya. Jika dibiarkan, bukti fisik pengelolaan
tanah tersebut bisa menjadi alasan kuat bagi Timor Leste sebagai argumentasi jika
sengketa ini dibawa ke Mahkamah Internasional, seperti yang dilakukan Malaysia pada
kasus Sipadan-Ligitan. Pada aspek masyarakat, konflik berupa kejar-kejaran serta saling
lempar batu dan benda tajam merupakan ancaman bagi keselamatan warga Indonesia
yang tinggal di wilayah perbatasan tersebut. Semakin sering konflik tersebut terjadi,
semakin banyak warga Indonesia yang mungkin menjadi korban, baik meninggal maupun
luka-luka. Oleh karena itu, upaya penyelesaian sebagai bagian dari pertahanan negara
perlu dilakukan secara efektif dan sesegera mungkin agar ancaman-ancaman tersebut
bisa segera dihapuskan.
Berdasarkan permasalahan di atas, tulisan ini berfokus pada dua pertanyaan
utama. Pertama, bagaimana analisis terhadap konflik antarwarga yang terjadi di Perbatasan Kabupaten Timor Tengah Utara, Indonesia dengan Distrik Oecussi, Timor
Leste. Kedua, bagaimana upaya penyelesaian konflik yang sudah dilakukan.
Dalam kajian mengenai konflik perbatasan internasional, penelitian-penelitian
yang umum dilakukan adalah konflik yang terjadi antarnegara yang melibatkan kekuatan
militer. Dengan demikian, unit analisisnya adalah negara sebagai aktor tunggal. Unsur
masyarakat yang terlibat dalam konflik jarang dibahas, karena mereka biasanya tidak
terlibat langsung (sebagai kombatan) dalam konflik perbatasan. Demikian pula dalam
kajian-kajian konflik perbatasan di Indonesia, isu-isu yang diangkat lebih kepada konflik
antarnegara dalam level diplomasi dan level penempatan kekuatan militer di perbatasan.
Oleh karena itu, hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk menjadi suatu kajian yang
baru mengenai teori-teori tentang konflik perbatasan (border conflict) dimana aktor
utamanya adalah warga lokal perbatasan (sipil) sehingga proses penyelesaian
sengketanya tidak hanya melibatkan aktor negara, tetapi juga unsur masyarakat.

#Model Analisis Konflik

Konflik sendiri secara umum didefinisikan sebagai situasi dimana dua atau lebih aktor
berjuang untuk mendapatkan sumber langka dalam waktu yang sama,atau setidaknya
aktor-aktor tersebut mempunyai posisi yang dipersepsikan dan diyakini berlawanan
dalam satu waktu yang sama.
Secara lebih khusus, untuk sengketa dan konflik
perbatasan, Paul K. Huth menjelaskan ada tiga faktor mengapa wilayah perbatasan sering
disengketakan dan menjadi pemicu konflik, yaitu kandungan sumber daya alamnya,
komposisi agama dan etnis dalam populasinya, dan lokasinya yang strategis secara
militer.Ada beberapa model analisis konflik yang sering digunakan, diantaranya Lingkaran
Konflik (conflict wheel), Pohon Konflik (Conflict Tree), Pemetaan Konflik (Conflict
Mapping), Model Eskalasi Glasl (Glasl’ Escalation Model), Analisa Perspektif Konflik
(Conflict Perspective Analysis), Pemetaan Kebutuhan-Ketakutan (Needs-Fears Mapping),
Model Peran Multi-Kausal (Multi-Causal Role Model).10 Dalam penelitian ini, model analisis
konflik yang digunakan adalah model Kerangka Titian Damai karena cukup sederhana
tetapi komprehensif.
Model ini dikenal dengan istilah Kerangka Titian Damai (Titian Damai Framework),
yang menganalisis berbagai elemen konflik. Pertama, analisis terhadap proses konflik
yang terdiri atas eskalasi dan deeskalasi. Eskalasi adalah proses peningkatan level konflik,
sementara deeskalasi adalah proses penurunan level konflik. Proses ini dapat dilihat
melalui penggambaran kronologi konflik. Kedua, analisis terhadap isu konflik, yaitu
faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya konflik yang terdiri atas faktor struktural,
akselerator, dan pemicu yang dianalogikan sebagai rumput kering, angin, dan api. Faktor
struktural, yang diibaratkan rumput kering, meliputi hal-hal mendasar yang menyebabkan
konflik terjadi seperti kesenjangan ekonomi dan sosial yang terjadi dan sudah
berlangsung lama. Faktor akselerator, diibaratkan dengan angin kencang, merupakan
faktor yang membuat konflik bisa menjadi semakin besar. Faktor pemicu, yang
diibaratkan sebagai api, merupakan faktor yang memicu konflik terjadi (membakar
rumput kering). Ketiga, Kerangka Titian Perdamaian jugamenganalisis aktor konflik yang
terdiri atas provokator/securitizing, fungsional, dan kelompok rentan (vulnerable groups),
serta para pemangku kepentingan. Aktor sekuritisasi adalah para pihak yang bereaksi
abnormal karena kepentingannya terancam (provokator). Aktor fungsional adalah pihak
yang dapat diberdayakan/diajak untuk menyelesaikan konflik. Terakhir, kelompok rentan
adalah kelompok yang mudah digerakkan oleh aktor sekuritisasi/provokator.Pendekatan Resolusi Konflik
Resolusi konflik secara umum dapat diartikan sebagai upaya yang dilakukan untuk
menyelesaikan konflik secara konstruktif dengan cara mencari kesepakatan antara para
pihak yang terlibat dalam konflik.12 Menurut Vestergaard, resolusi konflik mencakup dua
hal utama, yaitu isu dan relasi (hubungan antaraktor).13 Johan Galtung memperkenalkan
tiga pendekatan perdamaian dalam resolusi konflik.Pertama,pemeliharaan perdamaian
(peacekeeping), yaitu upaya untuk mengurangi atau menghentikan kekerasan melalui
intervensi yang dilakukan oleh pihak penengah, umumnya dilakukan oleh militer.
Kedua,
penciptaan perdamaian (peacemaking), yaitu upaya untuk menciptakan kesepakatan
politik antarpihak yang bertikai, baik melalui mediasi, negosiasi, arbitrasi, maupun
konsolidasi. Ketiga, pembangunan perdamaian (peacebuilding) yaitu upaya rekonstruksi
dan pembangunan sosial ekonomi pasca konflik untuk membangun perubahan sosial
secara damai. Dengan tiga tahapan ini, diharapkan konflik bisa terselesaikan sampai ke
akar masalah, sehingga di masa mendatang konflik tersebut tidak pecah kembali.

#Metode Penelitian

Kajian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif analitis.
Metode
kualitatif dipilih karena ingin mendapatkan gambaran yang komprehensif tentang konflik
yang terjadi, dengan menggali dan menganalisis informasi-informasi secara mendetail dari
aktor-aktor konflik dan pihak-pihak terkait lainnya. Metode kualitatif dilakukan melalui
studi kasus deksriptif yang berfokus pada konflik perbatasan antara warga Timor Tengah
Utara, Indonesia dengan warga Distrik Oecussi, Timor Leste yang terjadi dalam periode
2012-2013. Dengan demikian, diharapkan akan diperoleh deskripsi yang utuh dan
mendalam mengenai konflik tersebut Ada dua jenis data yang dikumpulkan dalam kajian ini. Pertama, untuk penggalian
data primer dilakukan melalui observasi dan wawancara mendalam. Observasi dilakukan
terutama di lokasi di Kabupaten Timor Tengah Utara. Kemudian, metode wawancara
dilakukan kepada pihak-pihak yang lebih memungkinkan untuk ditemui secara
perseorangan dan dapat lebih terbuka. Narasumber wawancara terdiri atas Badan
Nasional Pengelola Perbatasan dan Badan Pengelola Perbatasan Daerah, para petugas di
pos-pos satgas pamtas Indonesia-Timor Leste, dan warga masyarakat perbatasan.
Kedua, pengumpulan data sekunder dilakukan melalui studi pustaka berupa
dokumen tercetak dari berbagai instansi terkait maupun dokumen digital dari situs-situs
website terpercaya. Beberapa instansi dan perpustakaan yang didatangi untuk mencari
data sekunder antara lain BNPP, Perpustakaan Pusat Penelitian Politik LIPI, dan Badan
Pusat Statistik.
Analisis data dilakukan melalui penafsiran mengenai data-data primer dan
sekunder yang sudah terkumpul, dengan didasarkan pada panduan model Kerangka
Titian Perdamaian, dan tiga pendekatan dalam resolusi konflik Johan Galtung. Setiap data
yang didapat coba dicek kebenarannya dari berbagai sumber. Jika terdapat data yang
berbeda antara satu sumber dengan sumber lainnya, dicari sumber lain yang mendukung
salah satunya. Data yang berasal dari institusi resmi akan lebih diprioritaskan.

Analisis Konflik Antarwarga Perbatasan Indonesia-Timor Leste
Analisis konflik ini menggunakan Kerangka Titian Perdamaian, yang terdiri atas
eskalasi/deeskalasi (kronologi konflik), isu konflik, dan aktor konflik.

#Kronologi Konflik

Pada tahun 2012, konflik antarwarga terjadi di perbatasan TTU-Oecussi. Pada 31 Juli 2012,
warga desa Haumeni Ana, Kecamatan Bikomi Nilulat, Kabupaten Timor Tengah Utara,
Nusa Tenggara Timur, terlibat bentrok dengan warga Pasabbe, Distrik Oecussi, Timor
Leste. Bentrokan ini dipicu oleh pembangunan Kantor Pelayanan Bea Cukai (Custom),
Imigrasi dan Karantina (CIQ) Timor Leste di zona netral yang masih disengketakan, bahkan dituduh telah melewati batas dan masuk ke wilayah Indonesia sejauh 20 meter.
Tanaman dan pepohonan di tanah tersebut dibabat habis oleh pihak Timor Leste. Setelah
terlibat aksi saling ejek, warga dari kedua negara kemudian saling lempar batu dan benda
tajam sebelum akhirnya dilerai oleh aparat TNI perbatasan dan tentara Timor Leste.16 Satu tahun kemudian, konflik juga terjadi antarwarga perbatasan Timor Tengah
Utara-Oecussi, tetapi di kecamatan lain. Pada Oktober 2013, Pemerintah Republik
Demokratik Timor Leste membangun jalan di dekat perbatasan Indonesia-Timor Leste, di
mana menurut warga Timor Tengah Utara, jalan tersebut telah melintasi wilayah NKRI
sepanjang 500 meter dan juga menggunakan zona bebas sejauh 50 meter. Padahal
berdasarkan nota kesepahaman kedua negara pada tahun 2005, zona bebas ini tidak
boleh dikuasai secara sepihak, baik oleh Indonesia maupun Timor Leste. Selain itu,
pembangunan jalan oleh Timor Leste tersebut merusak tiang-tiang pilar perbatasan,
merusak pintu gudang genset pos penjagaan perbatasan milik Indonesia, serta merusak
sembilan kuburan orang-orang tua warga Nelu, Kabupaten Timor Tengah Utar.Pembangunan jalan baru tersebut kemudian memicu terjadinya konflik antara
warga Kampung Nelu, Desa Sunsea, Kecamatan Naibenu, Indonesia dengan warga
Leolbatan, Desa Kosta, Kecamatan Kota, Timor Leste pada Senin, 14 Oktober 2013.
Mereka saling lempar batu dan kayu. Aksi ini semakin besar karena keterlibatan anggota
polisi perbatasan Timor Leste (Cipol) ikut terlibat dalam aksi saling lempar tersebut. Dari
aksi tersebut, 6 warga Leolbatan dan satu anggota Cipol menderita luka parah,
sementara dari sisi Indonesia hanya ada satu warga Nelu yang menderita luka ringan.Setelah jatuhnya korban dari kedua belah pihak, aksi saling serang kemudian
dihentikan. Namun, warga masih berjaga-jaga di perbatasan masing-masing. Konflik
tereskalasi kembali setelah terjadi insiden penggiringan 19 ekor sapi milik warga Indonesia
yang diduga digiring oleh warga Timor Leste untuk masuk ke wilayah mereka. Untuk itu,
10 warga Indonesia didampingi enam anggota TNI Satgas-Pamtas masuk ke wilayah Timor
Leste untuk mencari 19 ekor sapi tersebut. Sementara itu, ratusan warga lainnya dari
empat desa di Kecamatan Naibenu berjaga-jaga di perbatasan dan siap perang melawan
warga Leolbatan, Desa Kosta, Kecamatan Kota, Distrik Oekussi, Timor Leste. Berita terakhir yang penulis kumpulkan dari media massa, warga masih berjaga-jaga di
perbatasan.

Aktor Konflik

Dari kronologi di atas, berikut adalah analisis terhadap aktor-aktor konflik. Untuk aktor
yang mensekuritisasi (securitizing actor), setidaknya terdapat beberapa pihak yang
terdidentifikasi. Pertama, pemerintah Timor Leste yang telah melakukan pembangunan
Kantor Pelayanan Bea Cukai (Custom), Imigrasi dan Karantina (CIQ) Timor Leste di zona
netral yang masih disengketakan pada tahun 2012. Pada konflik tahun 2013, pemerintah
Timor Leste juga menjadi aktor yang mensekuritisasi dengan membangun jalan di dekat
perbatasan Indonesia-Timor Leste, dimana menurut warga Timor Tengah Utara, jalan
tersebut telah melintasi wilayah NKRI sepanjang 500 meter dan juga menggunakan zona
bebas sejauh 50 meter. Sementara dari sisi Indonesia, ada juga beberapa warga yang
melakukan provokasi untuk melakukan pelemparan batu terhadap warga Timor Leste.
Kemudian untuk aktor fungsional, Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang berjaga
di satuan tugas pengamanan perbatasan (satgas-pamtas) dan Korem Kupang menjadi
aktor yang berusaha melerai aksi saling lempar batu. Demikian pula dengan tentara dan
polisi perbatasan Timor Leste (Cipol), yang turut menghentikan aksi saling serang
tersebut. Namun, dua aktor di atas sempat berubah ketika Cipol ikut membantu warga
Timor Leste dalam aksi pelemparan batu, demikian pula enam pasukan satgas pamtas TNI
yang ikut memasuki wilayah Timor leste saat mencari 19 sapi bersama warga Timor
Tengah Utara.
Untuk aktor ketiga, pada konflik 2012 yang menjadi kelompok rentan adalah warga
desa Haumeni Ana, Indonesia dan warga Pasabbe, Timor Leste, merupakan kelompok
rentan yang diajak untuk terlibat dalam aksi saling serang. Sementara pada konflik tahun
2013, warga Nelu, Indonesia dengan warga Leolbatan, Timor Leste menjadi kelompok
rentan.

#Isu Konflik

Ada beberapa isu yang mengemuka dan menjadi faktor penyebab terjadinya konflik
komunal di perbatasan Indonesia-Timor Leste di atas. Pertama, untuk isu struktural,
faktor pertama yang menjadi penyebab konflik adalah masih belum tuntasnya delimitasi
perbatasan antara kedua negara. Berdasarkan nota kesepahaman antara kedua negara
pada 2005, masih ada 4% perbatasan darat yang masih belum disepakati. Menurut Badan
Nasional Pengelola Perbatasan, kedua negara masih mempersengketakan tiga segmen
batas, dimana salah satunya berada di perbatasan Timor Tengah Utara-Eocussi. Segmen
tersebut adalah Bijaelsunan, yaitu pada areal seluas 489 bidang tanah sepanjang 2,6
kilometer atau 142,7 hektar. Tanah tersebut merupakan tanah yang disterilkan agar tidak
menimbulkan masalah karena Indonesia-Timor Leste mengklaim sebagai miliknya.19 Selain
proses delimitasi batas dalam level negara, dalam level masyarakat juga terjadi sengketa
karena mereka menolak demarkasi beberapa titik batas yang dilakukan pemerintah
karena tidak sesuai dengan kesepakatan adat.
Faktor struktural kedua adalah tingginya tingkat kemiskinan dan rendahnya
tingkat pendidikan warga perbatasan. Tingkat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) untuk
provinsi Nusa Tenggara Timur pada tahun 2011 berada di angka 67,75 dan menduduki
peringkat ketiga terbawah secara nasional. Nilai IPM penduduk Kabupaten Timor Tengah
Utara tidak berbeda jauh, yaitu 67,93.20 Nilai IPM yang rendah menunjukkan bahwa
tingkat pendidikan, kesehatan, dan pengeluaran perkapita masyarakat perbatasan masih
memprihatinkan. Nilai IPM yang rendah antara lain tercermin dari tingkat pendapatan
rata-rata berdasarkan harga berlaku pada tahun 2010 di Timor Tengah Utara, yaitu Rp
3.875.057. Angka tersebut lebih kecil dari pendapatan perkapita provinsi Nusa Tenggara
Timur yang berada pada kisaran 5.515.943, dan pendapatan perkapita Indonesia yang
mencapai 27 juta (US$3.004,9). Jumlah keluarga pra-sejahtera juga besar, yaitu mencapai
36.191 KK dengan persentase penduduk miskin mencapai 22,73%. Penduduk yang kurang
terdidik, kurang sehat, dan kurang sejahtera merupakan kelompok yang rawan untuk
dipengaruhi, terutama dalam konteks konflik.Untuk faktor akselerator, ada dua hal yang teridentifikasi. Pertama, faktor
struktural berupa masih belum selesainya delimitasi menyebabkan terjadinya perbedaan
interpretasi mengenai zona netral yang terdapat di perbatasan kedua negara. Dari sudut
pandang Indonesia, pemerintah dan warganya menganggap bahwa zona netral adalah
zona yang masih belum ditetapkan statusnya sebagai milik negara Indonesia atau Timor
Leste sehingga harus dikosongkan dari segala aktivitas warga. Sementara dari sudut
pandang Timor Leste, zona itu sebenarnya adalah wilayah Timor Leste yang digunakan
oleh PBB sebagai kawasan koordinasi keamanan antara TNI dan PBB, sebagai tempat
fasilitas pembangunan pasar bagi warga di perbatasan, dan sebagai tempat rekonsiliasi
antara masyarakat eks Timtim dengan masyarakat Pasabe, Distrik Oecussi. Dengan
demikian, setelah PBB meninggalkan Timor Leste, seharusnya zona netral tersebut tetap
menjadi bagian wilayah kedaulatan Timor Leste. Perbedaan interpretasi ini menciptakan
ketegangan antarwarga kedua negara, terutama terkait dengan penggunaan lahan yang
disengketakan untuk berkebun dan fungsi lainnya.
Faktor akselerator kedua, rendahnya tingkat kesejahteraan kedua warga
perbatasan menyebabkan mereka terlibat dalam perebutan sumber daya alam, yaitu
lahan subur yang masih disengketakan dan masalah ternak sapi. Hal ini menimbulkan
sentimen negatif antarwarga Indonesia dengan warga Timor Leste. Sebenarnya,
masyarakat Timor Tengah Utara dan Oecussi di perbatasan berasal dari nenek moyang
yang sama, yaitu sama-sama orang Timor, baik itu suku Tetun, Marae (Bunak), Kemak,
maupun Dawan.21 Hubungan kekerabatan pun sudah lama terjalin, apalagi Timor Leste
pernah menjadi bagian dari Indonesia sejak tahun 1975 hingga 1999. Namun,
pascapemisahan Timor Timur, sentimen negatif tersebut menguat. Di satu sisi, warga
Timor Leste, terutama yang pada referendum menjadi bagian kelompok
prokemerdekaan, melihat Indonesia sebagai negara yang telah menjajah mereka selama
hampir 25 tahun. Di sisi lain, warga Indonesia melihat warga Timor Leste sebagai orangorang yang tidak berterima kasih, apalagi banyak anggota kelompok prointegrasi yang
memilih mengungsi ke wilayah Indonesia pasca referendum.
Untuk faktor yang memicu konflik pada tahun 2012, pembangunan Kantor
Pelayanan Bea Cukai (Custom), Imigrasi dan Karantina (CIQ) Timor Leste di zona netral
yang masih disengketakan menjadi pemicu aksi saling ejek yang berujung pada aksi saling
lempar batu dan senjata tajam. Pada tahun 2013, faktor pemicu konfliknya adalah
pembangunan jalan di dekat perbatasan Indonesia-Timor Leste, di mana menurut warga
Timor Tengah Utara, jalan tersebut telah menggunakan zona bebas sejauh 50 meter.
Pembangunan jalan tersebut juga merusak tiang-tiang pilar perbatasan, merusak pintu
gudang genset pos penjagaan perbatasan milik Indonesia, serta merusak sembilan
kuburan orang-orang tua warga Nelu, yang akhirnya kembali memicu aksi saling serang
antarwarga kedua negara.
Berbagai aktor dan faktor di atas seharusnya diperhatikan dengan baik dalam
upaya penyelesaian konflik. Isu-isu yang harus dibicarakan dan diselesaikan jangan hanya
isu yang menjadi pemicu dan akselerator, tetapi lebih penting adalah isu struktural yang
mendasari konflik. Kemudian, aktor-aktor yang terdientifikasi di atas juga seharusnya
dilibatkan dalam negosiasi/mediasi penyelesaian dan proses-proses selanjutnya.

#Upaya Penyelesaian Konflik

Upaya Penyelesaian Langsung
Indonesia sudah melakukan berbagai tindakan untuk menyelesaikan permasalahan ini,
baik tindakan yang bersifat jangka pendek (proses pemeliharaan perdamaian yang lebih
berupa penghentian kekerasan) maupun tindakan yang lebih bersifat jangka panjang
(proses penciptaan perdamaian berupa penyelesaian sumber konflik). Pada penyelesaian
yang bersifat jangka pendek, aparat TNI dari Korem 161 Wirasakti Kupang berhasil
menghentikan pembangunan kantor QIC yang dilakukan oleh pihak Timor Leste. Menurut
Komandan Korem, pembangunan tersebut sudah melewati tapal batas Indonesia sejauh
20 meter sehingga TNI meminta Timor Leste agar segera menghentikan pembangunan
tersebut sambil menunggu penyelesaian lebih lanjut. TNI bersama-sama dengan tentara dari Timor Leste juga berhasil menghentikan konflik antarwarga perbatasan kedua negara
dan menciptakan kondisi yang kondusif kembali.22
Dari kasus di atas, Indonesia juga mendapat pembelajaran bahwa kekuatan TNI
yang ditempatkan di titik-titik perbatasan ternyata masih kurang dalam menghentikan
konflik antarwarga perbatasan, sehingga Komandan Korem di Kupang perlu datang
sendiri ke lokasi konflik. Oleh karena itu dalam jangka panjang, mungkin perlu dilakukan
kajian lebih lanjut mengenai kemungkinan penambahan kekuatan TNI di titik-titik
perbatasan tertentu yang rawan agar di masa yang akan datang konflik-konflik seperti ini
bisa diantisipasi.
Pada usaha penyelesaian dalam proses penciptaan perdamaian, Indonesia
melakukan diplomasi untuk menyelesaikan delimitasi terhadap segmen-segmen yang
masih belum disepakati. Pasca insiden tersebut, Perdana Menteri Timor Leste, Xanana
Gusmao, melakukan kunjungan resmi dan menemui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
untuk melakukan diskusi terkait sengketa batas. Berdasarkan perjanjian perbatasan darat
2012, kedua negara telah menyepakati 907 koordinat titik-titik batas darat atau sekitar
96% dari panjang total garis batas. Garis batas darat tersebut ada di sektor Timur
(Kabupaten Belu) yang berbatasan langsung dengan Distrik Covalima dan Distrik
Bobonaro sepanjang 149,1 km dan di sektor Barat (Kabupaten Kupang dan Kabupaten
Timor Tengah Utara) yang berbatasan langsung dengan wilayah enclave Oecussi
sepanjang 119,7 km.23
Upaya diplomasi ini tidak hanya berfokus pada penyelesaian garis demarkasi
terhadap tiga segmen batas yang belum disepakati, tetapi juga pengenalan pengaturan di
kawasan perbatasan yang memungkinkan warga Timor Leste dan warga Indonesia yang berada di sisi perbatasan masing-masing untuk bisa melanjutkan hubungan sosial dan
kekeluargaannya yang selama ini telah terjalin di antara mereka.Dalam upaya diplomasi untuk menyelesaikan sisa segmen yang belum disepakati,
hambatan yang perlu diantisipasi adalah perbedaan pola pendekatan penyelesaian yang
digunakan oleh masing-masing pihak. Pihak Timor Leste dengan dipandu oleh ahli
perbatasan UNTEA menekankan bahwa penyelesaian perbatasan hanya mengacu kepada
traktat antara Belanda-Portugis Tahun 1904 dan sama sekali tidak berkenan
memperhatikan dinamika adat-istiadat yang berkembang di wilayah tersebut. Sementara
itu, pihak Indonesia mengusulkan agar pendapat masyarakat adat ikut dipertimbangkan.25
Akibatnya, hingga saat ini upaya yang dilakukan masih berfokus pada diplomasi
antarnegara.26 Perbedaan pola pendekatan ini perlu disamakan terlebih dahulu sebelum
pembahasan tentang tiga segmen batas dilanjutkan.
Sementara itu, proses pembangunan perdamaian masih belum teridentifikasi
langkah-langkahnya. Hal ini dikarenakan proses penciptaan perdamaian hingga kini belum
selesai. Upaya pembangunan perdamaian ini nantinya tidak hanya membutuhkan
keterlibatan pemerintah dari kedua negara, tetapi juga masyarakat lokal dalam rangka
menyatukan kembali ikatan sosial warga yang sempat terkoyak akibat konflik, dengan
modal kesamaan etnis dan budaya kedua kelompok masyarakat tersebut.
Upaya Penyelesaian Tidak Langsung
Upaya tidak langsung lebih berupa berbagai kebijakan yang tidak secara sengaja
ditujukan untuk menyelesaikan konflik, tetapi turut berpengaruh, terutama sebagai upaya
pencegahan agar konflik tidak terulang kembali. Upaya ini dilakukan pemerintah Indonesia melalui berbagai kebijakan yang dikoordinasikan oleh Badan Nasional
Pengelola Perbatasan.
Pengelolaan wilayah perbatasan, berdasarkan Desain Besar BNPP 2011-2025,
difokuskan ke dalam dua hal. Pertama, pada pengelolaan batas wilayah negara, fokus
kebijakannya berupa: 1) penetapan dan penegasan serta pembangunan dan pemeliharaan
batas dan 2) pengelolaan pertahanan, keamanan dan hukum. Kedua, pada pengelolaan
kawasan perbatasan, kebijakan difokuskan pada : 1) pertahanan, keamanan dan hukum;
2) ekonomi kawasan; dan 3) sosial dasar kawasan perbatasan. Kebijakan tersebut
dilakukan dengan tiga pendekatan, yaitu keamanan, kesejahteraan, dan kelestarian
lingkungan.Untuk pengelolaan batas wilayah negara, Indonesia melakukan diplomasi dalam
rangka menyelesaikan delimitasi terhadap segmen-segmen yang masih belum disepakati.
Pada pengelolaan pertahanan, keamanan dan hukum, pemerintah Indonesia telah
membangun pos-pos pasukan satuan tugas pengamanan perbatasan (satgas pamtas),
baik di perbatasan bagian barat maupun di perbatasan bagian timur. Di sepanjang
perbatasan bagian timur antara Kupang-TTU dengan Distrik Oecussi, saat ini sudah ada 13
pos satgas pamtas dan rencananya pada akhir tahun 2013 akan dibangun satu pos lagi.28
Sementara di perbatasan bagian barat antara Belu dengan Distrik Bobonaro dan
Covalima, pemerintah telah membangun 25 pos satgas pamtas.
Untuk pengelolaan kawasan perbatasan, pemerintah Indonesia memfokuskan
kebijakan pada 4 hal, yaitu : 1) mempercepat upaya pengamanan dan pengembangan
sarana prasarana Customs, Immigration, Quarantine, and Security (CIQS) di Pos Lintas
Batas (PLB); 2) mempercepat peningkatan pertumbuhan ekonomi kawasan perbatasan;
3) mempercepat peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Kawasan
Perbatasan; dan 4) mempercepat penguatan kapasitas kelembagaan pembangunan
kawasan perbatasan. Saat ini, sudah ada dua pos perbatasan yang secara resmi dapat
menjadi pintu keluar-masuk orang dan barang, yaitu di Wini-Sakato dan di Napan. Sementara itu, kegiatan pembangunan kesejahteraan masyarakat dilakukan melalui
penetapan lokasi-lokasi prioritas (lokpri) untuk Kecamatan Insana Utara, Bikomi Utara,
Bikomi Nilulat, Kefamenanu, Nalbenu, dan Miaomaffo Barat. Kebijakan terhadap
pembangunan kawasan perbatasan ini berpotensi untuk turut memperbaiki kondisi
kesejahteraan warga perbatasan yang menjadi salah satu faktor struktural penyebab
konflik ini.

Kesimpulan

Konflik antarwarga perbatasan Timor Tengah Utara, Indonesia dengan warga Distrik
Oecussi, Timor Leste yang terjadi pada tahun 2012-2013 merupakan ancaman bagi
keamanan negara. Konflik tersebut secara struktural disebabkan oleh masih belum
selesainya delimitasi perbatasan kedua negara, sehingga menyisakan wilayah-wilayah
yang masih disengketakan. Hal ini didukung dengan rendahnya tingkat kesejahteraan,
baik pendapatan maupun pendidikan, yang membuat warga perbatasan rentan terhadap
konflik, terutama terkait perebutan lahan perkebunan dan ternak sapi. Berbagai aktor
pun terlibat, mulai dari pemerintah dan aparat militer kedua negara hingga masyarakat
sipil. Untuk mengatasi konflik di atas, upaya penyelesaian berupa penghentian kekerasan
dan diplomasi penyelesaian sengketa batas telah dilakukan. Selain itu, kebijakan
pengelolaan batas wilayah dan pembangunan kawasan perbatasan juga turut berperan
dalam menyelesaikan akar-akar konflik.
Namun demikian, hal yang perlu juga dilakukan adalah pelibatan unsur masyarakat
dalam upaya penyelesaian tersebut. Unsur masyarakat di sini penting karena penguasaan
tanah di perbatasan terkait erat dengan adat-istiadat yang berlaku di sana. Di satu sisi,
pemerintah melakukan perundingan di tingkat pemerintah, di sisi yang lain masyarakat
adat di sana juga membuat kesepakatan-kesepakatan terkait batas lahan dan aturan
pengelolaan kebun mereka, yang sangat mungkin hasilnya bertentangan dengan hasil
yang disepakati pemerintah.Namun, sebelum pelibatan unsur masyarakat tersebut dilakukan, pemerintah
Indonesia perlu membekali warganya dengan pendidikan yang meningkatkan
pengetahuan tentang perbatasan dan menguatkan jiwa nasionalisme, sehingga
keterlibatan mereka akan memberikan dampak positif bagi posisi Indonesia dalam
perundingan. Gabungan kekuatan militer, kekuatan diplomasi, dan kekuatan unsur
masyarakat ini dapat menjadi senjata yang ampuh dalam mempertahankan kedaulatan
negara, keutuhan wilayah NKRI, dan keselamatan segenap bangsa di wilayah-wilayah
perbatasan Indonesia.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS KASUS

by Muhammad Iqbal 2151031006 -
Nama: Muhammad Iqbal
NPM: 2151031006
Kelas: PKN B

1.Bagaimanakah tanggapanmu mengenai isi artikel dan hal positif apa yang bisa kamu ambil setelah membaca artikel tersebut?
hal positif yang dapat diambil dari dari artikel tersebut yaitu harus adanya hitam di atas putih yang menandakan kesepakatan bersama dan berbagai bukti agar benar benar sepakat antara dua belah pihak.

2.Bagaimanakah menurut pendapatmu dan apa yang terjadi dengan wilayah dan bangsa Indonesia jika tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara?
jika indonesia tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara makan hal yang terjadi adalah kesalahpahakan dan akan berkakibat konflik terhadapat pihak pihak yang bersangkutan dan terjadinya perpecahan NKRI.

3.Bagaimanakah konsepsi wawasan nusantara dalam mencegah timbulnya konflik seperti artikell diatas?
yaitu dengan cara bersosialisasi dan memberi kepahaman tentang konsepsi wawasan nusantara dengan tidak ada yang di tutup tutupi dan melaksanakan kesepakatan dengan cara hitam di atas putih antara kedua belah pihak.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS KASUS

by Devani Anas Tasya 2111031098 -
Nama : Devani Anas Tasya
Npm : 2111031098
Kelas : Akuntansi B
Prodi : S1 Akuntansi

Analisis Kasus Konflik Komunal di Perbatasan Indonesia-Timor Leste dan Upaya Penyelesaiannya
1. Isi artikel diatas membahas tentang konflik perbatasan di indonesia-Timor leste, menurut saya hal positif yang bisa diambil dari membaca artikel tersebut adalah betapa pentingnya sebuah konsepsi dan pemahaman akan geopolitik wilayah negara terutama batas-batas negara NKRI sendiri . Terdapat fakta bahwa bukan warga Indonesia lah yang melanggar daerah perbatasan netral tersebut, sehingga mengartikan bahwa warga Indonesia di perbatasan telah memahami batas-batas wilayah legal mereka.

2. Jika suatu wilayah dan bangsa tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara/ tidak memahami bahwa kita memiliki perbedaan setiap wilayah, perbedaan bahasa, perbedaan agama,perbedaan suku bangsa, maka pasti akan terjadi saling merendahkan setiap orang yang kita jumpai dan konflik pasti terjadi. Wawasan nusantara sangat dibutuhkan oleh seluruh rakyat indonesia agar rakyat indonesia tahu dan mengenal tentang indonesia, keberagaman yang ada didalam negara indonesia dan berbagai hak lainnya. Dengan mengerti akan hal itu akan menjadikan negara indonesia menjadi negara yang kuat dan memiliki persatuan yang kokoh.

3. Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa terhadap rakyat, bangsa, dan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi darat, laut, dan udara. Jadi wawasan nusantara menjadi dasar pandangan suatu negara dalam mengenai batas wilayah yang dimiliki masing-masing negara.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS KASUS

by ROSA HILYA ROBIAH 2111031053 -
Nama : Rosa Hilya Robiah
NPM : 2111031053
Kelas : PKN B
Prodi : S1 Akuntansi

1. Artikel tersebut menjelaskan mengenai konflik komunal diperbatasan Indonesia dan Timor Leste. Alasan terjadinya konflik ini adalah karena pembangunan jalan di dekat perbatasan Indonesia-Timor Leste yang dilakukan oleh Pemerintah Republik Demokratik Timor Leste. Konflik semacam ini bukan pertama kali terjadi, adapun faktor penyebab konflik semacam ini adalah belum tuntasnya delimitasi perbatasan antara kedua negara, perbedaan interpretasi mengenai zona netral yang terdapat di perbatasan kedua negara, serta masih terdapat sentimen negatif antarwarga Indonesia dengan warga Timor Leste.

Hal positif yang dapat saya ambil adalah menambah wawasan saya mengenai konflik komunal serta faktor-faktor penyebabnya. Saya juga mendapat wawasan baru terkait dengan persengketaan tiga segmen batas antara Indonesia dan Timor Leste, zona netral, serta aspek sosial budaya Indonesia dan Timor Leste. Selain itu, saya menjadi lebih menyadari pentingnya memahami konsepsi wawasan nusantara untuk menghindari terjadinya konflik-konflik semacam ini.

2. Jika wilayah dan bangsa Indonesia tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara maka akan sulit untuk menentukan perbedaan antara setiap wilayah, baik perbedaan dari segi wilayah itu sendiri, bahasa, suku, budaya, dan lainnya. Apabila bangsa Indonesia tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara maka akan semakin sering dijumpai konflik-konflik yang terkait dengan perbatasan wilayah. Dengan semakin sering terjadinya konflik maka perpecahan pun akan terjadi, hal tersebut dapat mengancam keamanan dan pertahanan bangsa Indonesia itu sendiri.

3. Konsepsi wawasan nusantara dapat mencegah timbulnuya konflik komunal, termasuk konflik yang terdapat pada artikel karena dengan konsepsi wawasan nusantara perbatasan antar wilayah satu dengan wilayah lain akan terlihat jelas sehingga batas wilayah antara Indonesia dan Timor Leste menjadi lebih jelas dan setiap negara dapat melindungi serta menjaga wilayah negaranya masing-masing. Dengan demikian, konflik semacam ini dapat diatasi dengan pemahaman dan penerapan dari konsepsi wawasan nusantara.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS KASUS

by Ni Made Dewanti Cahyani 2111031008 -
Nama : Ni Made Dewanti Cahyani
NPM : 2111031008
Kelas : PKN B
Prodi : S1 Akuntansi

1. Menurut saya hal positif yang bisa diambil pada artikel ini yaitu terletak pada akan pentingnya suatu kejelasan antar batas wilayah yang dimana sangatlah dibutuhkan mengenai adanya kesepakatan geopolitik antar negara. Sebab, dalam artikel ini dijelaskan untuk permasalahananya sendiri mengenai pelanggaran batas wilayah negara. Dimana terjadinya pelanggaran batas wilayah antar negara Indonesia dengan Negara Timor leste karena terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya konflik komunal tersebut. Salah satunya yaitu masih belum tuntasnya delimitasi perbatasan antara kedua negara.

2. Seperti yang kita ketahui bahwa konsepsi wawasan nusantara sangatlah penting untuk sebuah negara. Karena jika tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara maka satu kesatuan sebuah bangsa atau negara akan menjadi terpecah belah. Oleh karena itu, ketika wilayah dan bangsa Indonesia tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara maka tidak akan ada lagi yang namanya kesatuan bangsa. Sebab orang-orang saling berebutan hak milik wilayah yang mengakibatkan adanya perseteruan hingga saling menghina sehingga perdamaian dan ketentramanpun akan ikut menghilang. Maka dari itu, sangatlah penting adanya suatu konsepsi wawasan nusantara bagi suatu wilayah atau negara.

3. Menurut saya wawasan nusantara dan konsep geopolitik dapat mencegah timbulnya konflik seperti pada artikel diatas karena wawasan nusantara sendiri merupakan cara pandang dan sikap bangsa Indonesia, tentang jati diri dan lingkungan yang mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa, serta kesatuan wilayah demi tercapainya tujuan nasional. Sedangkan, konsep geopolitika adalah sebagai pertimbangan dasar dalam menentukan politik nasional ketika dihadapkan kepada kondisi dan kedudukan wilayah geografis indonesia. Sehingga, dengan adanya wawasan nusantara dan konsep geopolitik dalam suatu wilayah atau negara maka kesatuan dan perdamaian akan terus terjaga.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS KASUS

by Nabila Delviana Putri 2111031027 -
Nama : Nabila Delviana Putri
NPM : 2111031027

1. Bagaimanakah tanggapanmu mengenai isi artikel dan hal positif apa yang bisa kamu ambil setelah membaca artikel tersebut?
Jawab :

Menurut saya, konflik yang dijelaskan dalam artikel tersebut merupakan ancaman geopolitik Indonesia yang sangat mengancam teritorial kekuasaan Indonesia. Konflik tersebut tentu merugikan kedua negara yang berselisih. Pemerintah kedua negara tidak cukup hanya dengan menempatkan aparat tentara untuk mengamankan perbatasan tetapi juga diperlukan adanya perjanjian yang sah mengenai batas-batas negara sehingga konflik komunal seperti ini dapat dihindari. Hal positif yang dapat saya dapatkan dari artikel ini adalah keterlibatan warga dalam mengamankan batas-batas negara, namun pemerintah masih perlu memberikan edukasi dan memberitahukan kepada warga prosedur seperti apakah yang harus dilakukan apabila ada yang melanggar batas-batas negara Indonesia sehingga konfilik komunal dapat dihindari.

2. Bagaimanakah menurut pendapatmu dan apa yang  terjadi dengan wilayah dan bangsa Indonesia jika tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara?

Jawab :

Apabila Indonesia tidak memiliki wawasan nusantara khususnya menganai batas-batas geografi Indonesia, maka wilayah kekuasaan Indonesia akan dengan mudah diakui oleh negara lain dan akan mudah terjadi konflik komunal. Selain itu, bangsa indonesia akan kehilangan identitas nasionalnya sehingga mudah terombang-ambing dan terpengaruh oleh bangsa lain.

3. Bagaimanakah konsepsi wawasan nusantara dalam mencegah timbulnya konflik seperti artikell diatas?

Jawab :

Konsepsi wawasan nusantara berperan penting dalam mencegah konflik seperti konflik di atas. Dengan adanya Wawasan Nusantara, mata kita akan terbuka melihat banyak sekali keberagaman yang ada di Indonesia, baik suku, agama, ras, golongan, batas-batas wilayah, dan sebagainya. Dengan menyadari adanya perbedaan dan pengetahuan tersebut akan menimbulkan rasa ingin menjaga dan mempertahankan keutuhan negara Indonesia. . Hal tersebut selaras dengan tujuan Wawasan Nusantara yaitu menjamin persatuan dan kesatuan bangsa di berbagai aspek kehidupan untuk mencegah timbulnya disintegrasi bangsa dan terus berupaya menjaga persatuan dan kesatuan





In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS KASUS

by RICARDO HERENDRA 2151031008 -
Nama : Ricardo Herendra
Npm : 2151031008
Kelas : PKN AKT C
Prodi : S1 Akuntansi

1. Menurut saya hal positif yang bisa diambil dari permasalahan artikel tersebut yaitu pentingnya suatu kesepakatan akan geopolitik wilayah antar negara. Dijelaskan dalam artikel tersebut terjadi perseteruan antara pihak Timor Leste dengan Indonesia tepatnya warga nelu, yang dimana pihak timor leste melwati wilayah bebas/ netral hal tersebut yang memicu konflik, oleh karena itu inilah esensi betap pentingnya kejelasan suatu wilayah negara berdasarkan suatu kesepakatan yang sudah disetujui bagi kedua belah pihak.

2.Bagaimanakah menurut pendapatmu dan apa yang  terjadi dengan wilayah dan bangsa Indonesia jika tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara?

3.Bagaimanakah konsepsi wawasan nusantara dalam mencegah timbulnya konflik seperti artikell diatas?
yaitu dengan cara bersosialisasi dan memberi kepahaman tentang konsepsi wawasan nusantara dengan tidak ada yang di tutup tutupi dan melaksanakan kesepakatan dengan cara hitam di atas putih antara kedua belah pihak.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS KASUS

by Selvi Yunani 2111031111 -
NAMA:Selvi Yunani
NPM:2111031111
KELAS: PKN B
PRODI: S1 AKUNTANSI

Konflik antarwarga perbatasan Timor Tengah Utara, Indonesia dengan warga Distrik
Oecussi, Timor Leste yang terjadi pada tahun 2012-2013 merupakan ancaman bagi
keamanan negara. Konflik tersebut secara struktural disebabkan oleh masih belum
selesainya delimitasi perbatasan kedua negara, sehingga menyisakan wilayah-wilayah
yang masih disengketakan. Hal ini didukung dengan rendahnya tingkat kesejahteraan,
baik pendapatan maupun pendidikan, yang membuat warga perbatasan rentan terhadap
konflik, terutama terkait perebutan lahan perkebunan dan ternak sapi. Berbagai aktor
pun terlibat, mulai dari pemerintah dan aparat militer kedua negara hingga masyarakat
sipil. Untuk mengatasi konflik di atas, upaya penyelesaian berupa penghentian kekerasan
dan diplomasi penyelesaian sengketa batas telah dilakukan. Selain itu, kebijakan
pengelolaan batas wilayah dan pembangunan kawasan perbatasan juga turut berperan
dalam menyelesaikan akar-akar konflik.
Namun demikian, hal yang perlu juga dilakukan adalah pelibatan unsur masyarakat
dalam upaya penyelesaian tersebut. Unsur masyarakat di sini penting karena penguasaan
tanah di perbatasan terkait erat dengan adat-istiadat yang berlaku di sana. Di satu sisi,
pemerintah melakukan perundingan di tingkat pemerintah, di sisi yang lain masyarakat
adat di sana juga membuat kesepakatan-kesepakatan terkait batas lahan dan aturan
pengelolaan kebun mereka, yang sangat mungkin hasilnya bertentangan dengan hasil
yang disepakati pemerintah.Namun, sebelum pelibatan unsur masyarakat tersebut dilakukan, pemerintah
Indonesia perlu membekali warganya dengan pendidikan yang meningkatkan
pengetahuan tentang perbatasan dan menguatkan jiwa nasionalisme, sehingga
keterlibatan mereka akan memberikan dampak positif bagi posisi Indonesia dalam
perundingan. Gabungan kekuatan militer, kekuatan diplomasi, dan kekuatan unsur
masyarakat ini dapat menjadi senjata yang ampuh dalam mempertahankan kedaulatan
negara, keutuhan wilayah NKRI, dan keselamatan segenap bangsa di wilayah-wilayah
perbatasan Indonesia.

1.)Konflik antarwarga perbatasan Timor Tengah Utara, Indonesia dengan warga Distrik Oecussi, Timor Leste yang terjadi pada tahun 2012-2013 merupakan ancaman bagi keamanan negara. Konflik tersebut secara struktural disebabkan oleh masih belum selesainya delimitasi perbatasan kedua negara, sehingga menyisakan wilayah-wilayah yang masih disengketakan. Hal ini didukung dengan rendahnya tingkat kesejahteraan, baik pendapatan maupun pendidikan, yang membuat warga perbatasan rentan terhadap konflik, terutama terkait perebutan lahan perkebunan dan ternak sapi. Berbagai aktor pun terlibat, mulai dari pemerintah dan aparat militer kedua negara hingga masyarakat sipil. Untuk mengatasi konflik di atas, upaya penyelesaian berupa penghentian kekerasan dan diplomasi penyelesaian sengketa batas telah dilakukan. Selain itu, kebijakan pengelolaan batas wilayah dan pembangunan kawasan perbatasan juga turut berperan dalam menyelesaikan akar-akar konflik. Namun demikian, hal yang perlu juga dilakukan adalah pelibatan unsur masyarakat dalam upaya penyelesaian tersebut. Unsur masyarakat di sini penting karena penguasaan tanah di perbatasan terkait erat dengan adat-istiadat yang berlaku di sana. Di satu sisi, pemerintah melakukan perundingan di tingkat pemerintah, di sisi yang lain masyarakat adat di sana juga membuat kesepakatan-kesepakatan terkait batas lahan dan aturan pengelolaan kebun mereka, yang sangat mungkin hasilnya bertentangan dengan hasil yang disepakati pemerintah.

Namun, sebelum pelibatan unsur masyarakat tersebut dilakukan, pemerintah Indonesia perlu membekali warganya dengan pendidikan yang meningkatkan pengetahuan tentang perbatasan dan menguatkan jiwa nasionalisme, sehingga keterlibatan mereka akan memberikan dampak positif bagi posisi Indonesia dalam perundingan. Gabungan kekuatan militer, kekuatan diplomasi, dan kekuatan unsur masyarakat ini dapat menjadi senjata yang ampuh dalam mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah NKRI, dan keselamatan segenap bangsa di wilayah-wilayah perbatasan Indonesia.

2. Konsepsi Wawasan Nusantara muncul pertama kali pada 13 Desember 1957 awalnya bernama konsepsi archipelago yakni
“Bahwa segala perairan di sekitar, di antara dan yang menghubungkan pulau-pulau atau bagian pulau-pulau yang termasuk daratan Negara Republik Indonesia dengan tidak memandang luas atau lebarnya adalah bagian-bagian yang wajar daripada wilayah daratan Negara Republik Indonesia dan dengan demikian merupakan bagian daripada perairan nasional yang berada di bawah kedaulatan mutlak daripada Negara Republik Indonesia. Lalu lintas yang damai di perairan pedalaman ini bagi kapal asing terjamin selama dan sekedar tidak bertentangan dengan kedaulatan dan keselamatan negara Indonesia. Penentuan batas laut teritorial yang lebarnya 12 mil yang diukur dari garis-garis yang menghubungkan titik-titik yang terluar pada pulau-pulau Negara Republik Indonesia akan ditentukan dengan Undang-Undang”

Konsepsi Wawasan Nusantara adalah konsepsi dimana bangsa Indonesia mempunyai cara pandang yang sama baik secara historis,politik, ekonomi maupun sosial dan budaya, senasib juga sepenanggungan.
Apabila diartikan Wawasan merupakan Cara Pandang. Sedangkan Nusantara adalah analogi untuk negara Indonesia dalam konsep Negara Bangsa, yang terbentuk dari 2 kata yaitu Nusa dan Antara, artinya negara kepulauan yang dipisahkan oleh laut namun karena laut itu pula diantara pulau tersebut terkesan menyatu menjadi negara.
Itu artinya, apabila negara Indonesia tidak mengandung lagi konsep wawasan nusantara, maka solidaritas bangsa akan terbelah.
Selain itu, kedaulatan yang dianut oleh suatu negara dalam konsep bangsa akan hilang dan yang terpenting tidak akan ada lagi sifat nasionalisme suatu bangsa terhadap negara. Karena masing masing individu punya pemikirannya sendiri sehingga tidak akan memikirkan konsep sebangsa, sepenanggungan, senasib dan satu tanah air lagi. Karena pada dasarnya, nusantara adalah analogi dari kata Indonesia sebagai negara.

3. Wawasan nusantara merupakan sebuah konsep mengenai cara pandang bangsa terhadap diri dan lingkungan. Pada Deklarasi Djuanda Tahun 1957 tercetuslah konsepsi wawasan nusantara. Dalam hal ini, wawasan nusantara memegang peranan penting yakni sebagai upaya untuk mewujudkan persepsi yang sama bagi seluruh warga negara Indonesia. Memahami ketahanan nasional diperlukan pemahaman pada landasan pemikiran ketahanan nasional. Ketahanan nasional merupakan sebuah kondisi dinamik bangsa Indonesia yang mana menyakut keseluruhan aspek kehidupan yang saling berhubungan satu sama lain atau
Sengketa perbatasan yang terjadi antara Indonesia dan Timor Leste memang lebihdisebabkan perebutan lahan petanian (sumber daya alam) antara kedua warga negara yakni warga desa Haumeni Ana, Kecamatan Bikomi Nilulat, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur dan warga Pasabbe, Distrik Oecussi, Timor Leste. Permasalahan mengenai penetepan sengketa batas wilayah antar kedua negara juga menjadi pemicu, namun pendekatan pembangunan ekonomi berupa kesejahteraan dan tingkat pendidikan juga berpengaruh dalam konflik tersebut.

Pemerintah Indonesia ataupun Timor Leste harusnya bekerja sama menciptakan perdamaian di perbatasan, jangan sampai ketika konflik tersebut mengalami eskalasi baru dua negara mulai bertindak. Lebih baik mencegah daripada menanggulangi, seharusnya pemerintah cepat tanggap saat terjadi masalah ini agar masalah ini tidak menjadi masalah yang besar seperti yang sudah terjadi akhirnya Timor Leste memisahkan diri dari wilayah Indonesia.

Wawasan nusantara berfungsi sebagai sumber dalam melakukan kebijakan dan keputusan. Sejarah Indonesia bisa menjadi pengalaman kita untuk belajar bagaimana mengambil kebijakan yang baik untuk kesejahteraan masyarakat. Kita bisa belajar dari pendahulu-pendahulu kita yang telah berjuang untuk kemerdekaan bangsa kita.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS KASUS

by Muhammad Rizky Rico Saputra 2151031026 -
Nama : M Rizky Rico Saputra
NPM : 2151031026
Kelas : B
Prodi : S1 Akutansi

1.Menurut saya, konflik bisa muncul jika ada yang membingungkan atau menyinggung salah satu pihak.  Dalam sengketa ini pemerintah Republik Demokratik Timor-Leste membangun jalan di dekat perbatasan antara Indonesia dan Timor. Jalan ini melintasi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sepanjang 500m, menurut warga Timor di wilayah utara-tengah. Zona bebas  50 meter. Namun, menurut Nota Kesepahaman 2005 antara kedua negara, zona bebas ini tidak dapat dikelola secara sepihak oleh Indonesia atau Timor Leste. Selain itu, pembangunan jalan lintas Timor Timur merusak tiang perbatasan,  pintu  genset di lintas batas Indonesia, dan makam sembilan orang tua warga Nehru di Kecamatan Naivenu Kabupaten Timor Tengah Utara. Belum diketahui apakah ini termasuk wilayah Republik Indonesia atau tidak, namun tindakan ini sangat mengecewakan dan berujung konflik.
Hal positif yang dapat saya pelajari adalah kita harus menjaga dan mempertahankan apa yang telah diperjuangkan oleh pendahulu karena seperti hal nya bangsa asing yang awalnya hanya ingin berdagang namun berujung menjadi penjajahan kita tidak boleh mengulangi masa lalu yang telah terjadi dan tidak boleh mengabaikan hal sekecilpun yang bersangkutan dengan negara. agar negara ini tidak dijajah kembali oleh bangsa asing.
2.Jika negara Indonesia tidak lagi memasukkan konsep wawasan nusantara, solidaritas nasional akan terpecah. Juga, kedaulatan yang menganut negara dalam konsep negara hilang, dan yang terpenting, nasionalisme negara atas negara tidak ada lagi.
3.Dengan Wawasan Nusantara, kita bisa menyaksikan keberagaman yang ada di Indonesia, baik itu suku, agama, ras, maupun golongan. kita harus bangga tinggal di Indonesia yang kaya akan keanekaragaman. Begitu pula dengan keragamannya, Indonesia justru membuat Indonesia semakin indah dan dikagumi banyak orang.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS KASUS

by EVI MARYANA SARI 2111031034 -
Nama : Evi Maryana Sari
NPM : 2111031034
Kelas : PKN B
Prodi : S1 Akuntansi
Analisis Kasus I

1. Dalam artikel ini dijelaskan untuk permasalahananya sendiri mengenai pelanggaran batas wilayah negara. Dimana terjadinya pelanggaran batas wilayah antar negara Indonesia dengan Negara Timor leste karena terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya konflik komunal tersebut. Salah satunya yaitu masih belum tuntasnya delimitasi perbatasan antara kedua negara. Dimana hal positif yang bisa diambil pada artikel ini terletak pada pentingnya akan suatu kejelasan antar batas wilayah yang dimana sangatlah dibutuhkan mengenai adanya kesepakatan geopolitik antar negara.

2. Dalam hal ini orang-orang saling berebutan hak milik wilayah yang mengakibatkan adanya perseteruan hingga saling menghina sehingga perdamaian dan ketentramanpun akan ikut menghilang. Maka dari itu, sangatlah penting adanya suatu konsepsi wawasan nusantara bagi suatu wilayah atau negara. Kita ketahui juga bahwa konsepsi wawasan nusantara sangatlah penting untuk sebuah negara. Karena jika tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara maka satu kesatuan sebuah bangsa atau negara akan menjadi terpecah belah. Oleh karena itu, ketika wilayah dan bangsa Indonesia tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara maka tidak akan ada lagi yang namanya kesatuan bangsa.

3. Timbulnya konflik seperti pada artikel diatas dapat dicegah dengan berwawasan nusantara yang tinggi dan konsep geopolitik karena wawasan nusantara sendiri merupakan cara pandang dan sikap bangsa Indonesia, tentang jati diri dan lingkungan yang mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa, serta kesatuan wilayah demi tercapainya tujuan nasional. Sedangkan, konsep geopolitika adalah sebagai pertimbangan dasar dalam menentukan politik nasional ketika dihadapkan kepada kondisi dan kedudukan wilayah geografis indonesia. Sehingga, dengan adanya wawasan nusantara dan konsep geopolitik dalam suatu wilayah atau negara maka kesatuan dan perdamaian akan terus terjaga.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS KASUS

by Nur Huliyah 2151031016 -
Nama : Nur Huliyah
Npm : 2151031016
Kelas : PKN B

izin menjawab pak.
ANALISIS 1
1. Menurut saya ketika Timor Leste memisahkan diri terdampak baik dan buruknya secara bersamaan, yang dimana akan menyebabkan konflik dan kesenangannya. Hal positif nya adalah mereka menciptakan kota/negara sendiri yang bisa berkembang atau maju dengan usahanya,betapa pentingnya sebuah konsepsi dan pemahaman akan geopolitik wilayah negara terutama batas-batas negara NKRI sendiri . Di dalam artikel ini terlihat antara kedua pihak yang berkonflik masih belum tuntasnya delimitasi perbatasan antara kedua negara antara Indonesia dan Timor Timur memiliki kesepahaman yang berbeda mengenai nota perbatasan wilayah. Masih terdapat empat persen Perbatasan darat yang masih belum disepakati oleh kedua negara baik dari Indonesia maupun Timor Leste. Untuk itu di perlukan kesepahaman yang jelas dan kesepakatan yang jelas/ akurat.

2.Wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia diri dan lingkungannya, dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Jika Indonesia tak berwawasan nusantara maka Negara ini dapat dijajah lagi oleh bangsa lain. Bahkan dapat menjadi Negara yang hancur. Hal tersebut disebabkan karena tidak adanya lagi rasa persatuan dan kesatuan diantara para warga Negara dan tidak adanya rasa untuk melindungi bangsa secara utuh. Sehingga dapat mudah terombang-ambing dan terpengaruh oleh bangsa lain.

3. Wawasan Nusantara memang sudah ada sejak lama, yang dimana agar masyarakat Indonesia bisa mengerti atau mengetahui adanya wawasan Nusantara ini. Dengan begitu, jika memahami wawasan ini sejak lama maka terhindarnya konflik seperti artikel di atas. Namun,jika kedua belah pihak sepakat dengan adanya batas batas wilayah maka konflik seperti ini tidak akan terjadi.

Sekian pak,terima kasih.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS KASUS

by Raihan Ramadhanito 2151031002 -
Nama: Raihan Ramadhanito
NPM: 2151031002
Kelas: AKT B

1. Menurut saya ketika Timor Leste memisahkan diri terdampak baik dan buruknya secara bersamaan, yang dimana akan menyebabkan konflik dan kesenangannya. Hal positif nya adalah mereka menciptakan kota/negara sendiri yang bisa berkembang atau maju dengan usahanya,betapa pentingnya sebuah konsepsi dan pemahaman akan geopolitik wilayah negara terutama batas-batas negara NKRI sendiri . Di dalam artikel ini terlihat antara kedua pihak yang berkonflik masih belum tuntasnya delimitasi perbatasan antara kedua negara antara Indonesia dan Timor Timur memiliki kesepahaman yang berbeda mengenai nota perbatasan wilayah. Masih terdapat empat persen Perbatasan darat yang masih belum disepakati oleh kedua negara baik dari Indonesia maupun Timor Leste. Untuk itu di perlukan kesepahaman yang jelas dan kesepakatan yang jelas/ akurat.

2.Wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia diri dan lingkungannya, dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Jika Indonesia tak berwawasan nusantara maka Negara ini dapat dijajah lagi oleh bangsa lain. Bahkan dapat menjadi Negara yang hancur. Hal tersebut disebabkan karena tidak adanya lagi rasa persatuan dan kesatuan diantara para warga Negara dan tidak adanya rasa untuk melindungi bangsa secara utuh. Sehingga dapat mudah terombang-ambing dan terpengaruh oleh bangsa lain.

3. Wawasan Nusantara memang sudah ada sejak lama, yang dimana agar masyarakat Indonesia bisa mengerti atau mengetahui adanya wawasan Nusantara ini. Dengan begitu, jika memahami wawasan ini sejak lama maka terhindarnya konflik seperti artikel di atas. Namun,jika kedua belah pihak sepakat dengan adanya batas batas wilayah maka konflik seperti ini tidak akan terjadi.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS KASUS

by Celvin Yusra 2111031068 -
Nama : Celvin Yusra
NPM : 2111031068
Kelas : PKN B
Prodi : S1 Akuntansi

1. Bagaimanakah tanggapanmu mengenai isi artikel dan hal positif apa yang bisa kamu ambil setelah membaca artikel tersebut?
Tanggapan saya, seharusnya kedua negara yaitu, Indonesia dan Timur Leste, dalam menyelesaikan konflik-konflik yang timbul di perbatasan wilayah, bisa bersama-sama melakukan mediasi untuk menciptakan perdamaian di perbatasan.
Hal positif yang bisa sama ambil adalah pentingnya pemahaman tentang batas-batas wilayah negara, agar bisa terhindar dari konflik-konflik yang berkaitan dengan pelanggaran wilayah atau masalah perbatasan.

2. Bagaimanakah menurut pendapatmu dan apa yang terjadi dengan wilayah dan bangsa Indonesia jika tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara?
Seperti yang dibahas di artikel, masalah yang timbul jika tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara adalah akan muncul konflik-konflik yang dapat memecah persatuan dan kesatuan.

3. Bagaimanakah konsepsi wawasan nusantara dalam mencegah timbulnya konflik seperti artikel diatas?
Wawasan nusantara berfungsi sebagai sumber dalam melakukan kebijakan dan keputusan. Tujuan wawasan nusantara yaitu menjamin persatuan dan kesatuan bangsa di berbagai aspek kehidupan untuk mencegah timbulnya disintegrasi bangsa dan terus berupaya menjaga persatuan dan kesatuan, jadi pemahaman tentang wawasan nusantara dapat mencegah timbulnya konflik-konflik ,seperti konflik dalam artikel tersebut.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS KASUS

by Maycasandra Patricia Olyvianti 2111031069 -

Nama: Maycasandra Patricia Olyvianti

NPM: 2111031069

Kelas: Pendidikan Kewarganegaraan AKT B


Analisis Kasus I

1. Bagaimanakah tanggapanmu mengenai isi artikel dan hal positif apa yang bisa kamu ambil setelah membaca artikel tersebut?

Konflik disebabkan oleh kurangnya pemahaman tentang batas negara wilayah Timor, penyebabnya adalah karena warga Timor melintas ke dalam zona bebas yang seharusnya tidak diklaim secara sepihak baik oleh negara Indonesia maupun negara Timor Leste. Seharusnya, warga bagian perbatasan dapat diberi pemahaman tentang batas negara yang dekat dengan mereka. Hal positif yang bisa diambil adalah fakta bahwa bukan warga Indonesia lah yang melanggar perbatasan netral tersebut memungkinkan bahwa warga Indonesia di perbatasan sudah memahami batas wilayah legal mereka.

2. Bagaimanakah menurut pendapatmu dan apa yang  terjadi dengan wilayah dan bangsa Indonesia jika tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara?

Konsepsi Wawasan Nusantara adalah konsepsi dimana bangsa Indonesia mempunyai cara pandang yang sama baik secara historis, politik, ekonomi maupun sosial dan budaya, senasib juga sepenanggungan.

Pentingnya memiliki konsepsi wawasan nusantara itu dapat memelihara dan meningkatkan solidaritas dan rasa ingin bersatu bangsa. Tanpa adanya konsepsi wawasan nusantara tidak akan ada lagi sifat nasionalisme masyarakatnya terhadap bangsanya, hal inilah yang dapat mengakibatkan kedaulatan suatu bangsa akan hilang.

3. Bagaimanakah konsepsi wawasan nusantara dalam mencegah timbulnya konflik seperti artikell diatas?

"Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia terhadap rakyat, bangsa, dan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi darat, laut, dan udara di atasnya sebagai satu kesatuan politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan".

Berdasarkan artikel di atas wawasan nusantara dapat menjadi dasar pandangan bangsa terhadap batasan wilayah yang dimiliki oleh negara, dalam kasus ini adalah batas darat antara Indonesia dengan Timor Leste. Batas darat tersebut juga dapat memengaruhi jalannya aktivitas perekonomian dan politik. Adanya keamanan negara yang menjaga batas tersebut juga menjadi bukti bahwa batas tersebut dipandang penting bagi bangsa.

In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS KASUS

by Nabila Clarissa Karamoy 2111031065 -
Nama : Nabila Clarissa Karamoy
NPM : 2111031065
Kelas : AKT B

1. Menurut saya, sampai sekarang masih banyak konflik komunal yang terjadi sampai sekarang, walaupun zaman dan teknologi sudah berkembang. Untuk itu, kita sebagai pemuda yang akan memimpin negara di masa depan harus menyadari bahwa konflik komunal tidak baik bagi kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia. Di artikel tersebut, dapat dilihat bahwa masih belum tuntasnya delimitasi perbatasan antara kedua negara mengakibatkan perebutan wilayah antar rakyat Timor Leste dan Indonesia. Untuk itu kedua pemerintah harus segera menyelesaikan masalah ini secepatnya sebelum konflik komunal yang lebih besar terjadi lagi. Lalu, terjadinya perbedaan interpretasi mengenai zona netral yang terdapat di perbatasan kedua negara. Menurut saya, pemerintah kedua negara harus saling menyamakan pandangan zona netral dengan ditengahi oleh PBB agar tidak lagi terjadi perebutan wilayah. Kemudian terkait dengan aspek sosial budaya, masih terdapat sentimen negatif antarwarga Indonesia dengan warga Timor Leste. Seharusnya pemerintah Indonesia harus meluruskan pandangan rakyatnya untuk tidak memberikan pandangan negative pada negara lain, terlebih negara tetangga.

2. Jika negara Indonesia tidak lagi mengandung konsep wawasan nusantara, maka solidaritas bangsa akan terbelah. Selain itu, kedaulatan yang dianut oleh suatu negara dalam konsep bangsa akan hilang dan yang terpenting tidak akan ada lagi sifat nasionalisme suatu bangsa terhadap negara. Wilayah negara Indonesia akan terpecah belah tanpa adanya kesatuan, sehingga masing-masing wilayah akan melepaskan diri dari Indonesia dan konflik akan terjadi dimana-mana yang akan menyebabkan kerusuhan dan tidak adanya rasa aman walaupun berada di rumah sendiri.

3. Wawasan nusantara memiliki asas yang harus dipatuhi oleh rakyat bangsa. Sikap solidaritas sudah selayaknya dijalankan oleh seluruh masyarakat Indonesia, tanpa membeda-bedakan dari dan kepada siapa. Asas kejujuran berperan dalam pikiran dan tindakan yang akan menjadi sebuah asas Wawasan Nusantara yang sangat penting. Kesamaan tujuan merupakan hal yang penting dalam menentukan suatu rencana, untuk itu perlu menyamakan tujuan agar hal yang dicapai akan menguntungkan kedua belah piihak. Seluruh elemen masyarakat Indonesia mempunyai hak yang sama dalam mendapatkan keadilan. Hal ini merupakan tujuan dari cita-cita nasional yang tidak boleh merugikan pihak tertentu maupun mengutamakan kepentingan kelompok atau golongan. Dengan adanya kesadaran pada tujuan serta kepentingan yang sama akan menciptakan kerja sama antarelemen masyarakat. Kerja sama ini akan menimbulkan kebersamaan dan gotong royong yang merupakan aktivitas sosial murni Indonesia. Untuk itu, rakyat Indonesia harus mematuhi kaidah ini untuk tercapainya tujuan bersama tanpa ada pihak yang dirugikan.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS KASUS

by Yunita Pirdiyani 2111031083 -
Nama: Yunita Pirdiyani
NPM: 2111031083
Kelas: PKN B

1. Bagaimanakah tanggapanmu mengenai isi artikel dan hal positif apa yang bisa kamu ambil setelah membaca artikel tersebut?
Jawab:
Konflik yang terjadi pada artikel tersebut yaitu kurangnya pemahaman mengenai batas – batas wilayah geografis antara Indonesia dan Timor Leste. Seharusnya warga yang berada di dekat perbatasan tersebut mendapatkan wawasan nusantara dengan baik dan benar agar dapat memahami dengan baik batas – batas wilayah tersebut supaya tidak terjadi lagi konflik.
Hal positif yang dapat diambil yaitu pentingnya wawasan nusantara untuk menghindari terjadinya konflik komunal.

2. Bagaimanakah menurut pendapatmu dan apa yang terjadi dengan wilayah dan bangsa Indonesia jika tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara?
Jawab:
Jika bangsa Indonesia tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara maka negara ini dapat dijajah lagi oleh bangsa lain. Bahkan dapat menjadi negara yang hancur. Hal tersebut disebabkan karena tidak adanya lagi rasa persatuan dan kesatuan diantara para warga negara dan tidak adanya rasa untuk melindungi bangsa secara utuh. Sehingga dapat mudah terombang-ambing dan terpengaruh oleh bangsa lain.
Contohnya pada kasus batas-batas geografi di Indonesia, jika kita tidak memiliki wawasan mengenai hal tersebut maka wilayah kekuasaan Indonesia akan dengan mudah diakui oleh negara lain dan akan mudah terjadi konflik komunal.

3. Bagaimanakah konsepsi wawasan nusantara dalam mencegah timbulnya konflik seperti artikel diatas?
Jawab:
Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia terhadap rakyat, bangsa, dan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi darat, laut, dan udara di atasnya sebagai satu kesatuan politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan.
Konsepsi wawasan nusantara tersebut berperan penting dalam contoh konflik pada artikel tersebut yaitu dapat mencegah timbulnya konfik komunal. Dengan adanya wawasan nusantara, bangsa Indonesia dengan lebih jelas mengetahui tentang batas wilayah antara Indonesia dan Timor Leste serta dapat melindungi dan menjaga wilayah negara.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS KASUS

by Muhammad Abib Nur Alim 2111031066 -
Nama : Muhammad Abib Nur Alim
NPM : 2111031066
Kelas : B
Prodi : S1 Akuntansi

1. Artikel di atas dapat diklasifikasikan sebagai dampak negatif bagi kedua negara baik dari sisi Indonesia maupun Timor Leste dikarenakan kurangnya atau kesalahpahaman mengenai batas wilayah yang benar diantara kedua negara tersebut. Bila ditanya mengenai dampak positif mengenai artikel tersebut, mungkin yang dapat saya ambil adalah mengenai hikmah dari adanya kasus tersebut yaitu mengenai pentingnya pemahaman dan kesamaan pemahaman mengenai batas wilayah yang benar dan unsur-unsur lain mengenai wawasan nusantara agar dapat meminimalisir konflik seperti yang ditunjukkan pada artikel tersebut.

2. Bila melihat dari artikel tersebut, jika tidak adanya konsep wawasan nusantara, yang pasti terjadi adalah timbul banyaknya konflik antar negara karena kurangnya pemahaman mengenai mana yang menjadi milik negaranya dan mana yang bukan, sehingga warga dari negara-negara tersebut akan saling berkonflik karena menganggap bahwa hal yang mereka perdebatkan adalah milik negara mereka.

3. Konsepsi wawasan nusantara merupakan kesadaran diri masyarakat terhadap negara yang sendiri apa yang menjadi milik mereka dan apa yang termasuk dalam wilayah negara mereka. Dengan adanya konsepsi wawasan nusantara maka diharapkan masyarakat akan sadar mengenai apa yang menjadi hak mereka atau milik negara mereka dan apa yang bukan, sehingga diharapkan akan meminimalisir konflik dengan negara lain karena kesadaran tersebut. Selain itu, bila melihat dari kasus di atas hal yang juga harus ditekankan dan dipastikan kebenarannya adalah kepastian mengenai apa yang milik negara mereka dan apa yang memiliki negara lain. Seperti yang terjadi pada konflik Indonesia-Timor Leste tersebut, di mana ada kesalahpahaman ataupun ketidakpastian mengenai batas wilayah yang benar antara kedua negara tersebut. Maka seharusnya, untuk mencegah adanya konflik tersebut lagi harus ditentukan kepastian mengenai mana batas wilayah Indonesia dan mana batas wilayah Timor Leste. Sehingga tercipta ada yang kepastian dalam konsepsi wawasan nusantara yang benar.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS KASUS

by NETA TERTINA ARATRI 2151031012 -
NAMA: Neta Tertina Aratri
NPM: 2151031012
KELAS: PKN B
PRODI: S1 AKUNTANSI

1. Hal positif yang dapat saya ambil setelah membaca artikel tersebut adalah Masyarakat Timor Timur pada saat berada dibawah Indonesia banyak mengalami perkembangan yang siknifikan terutama dalam bidang sosial, pendidikan, kesehatan, serta sarana dan prasarana.Pembangunan di bidang kesejahteraan sosial telah menghasilkan tingkat kesejahteraan sosial yang lebih baik yang ditunjukkan oleh berbagai indicator, diantarannya : jumlah penduduk melek huruf meningkat dari 7,8 persen pada tahun 1976 menjadi 45,1 persen pada tahun 1990, angka kematian bayi per seribu kelahiran hidup adalah 65 pada tahun 1993, serta usia harapan hidup penduduk adalah 61,8 tahun pada tahun 1993. Peningkatan kesejahteraan tersebut didukung oleh peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di Propinsi Timor Timur yang makin merata dan makin luas jangkauannya. Pada tahun 1990 telah ada 10 unit rumah sakit dengan kapasitas tempat tidur sebanyak 549 buah, dan pusat kesehatan masyarakat puskesmas serta puskesmas pembantu sebanyak 188 unit dengan jangkauan pelayanan mencakup luasan 79,1 kilometer persegi dan penduduk yang dilayani 8 Ibid.,hlm. 253. 46 sebanyak 3.976 orang per puskesmas termasuk puskesmas pembantu. Keadaan ini jauh lebih baik jika dibandingkan dengan keadaan tahun 1985, dengan jumlah puskesmas baru mencapai 63 unit dengan jangkauan pelayanan mencakup luasan 236,1 kilometer persegi dan dengan penduduk yang dilayani sebanyak 34.576 orang per puskesmas. Dibandingkan pada masa pendudukan Portugis tingkat pendidikan rakyat Timor sangat rendah, itu dikarenakan pada masa itu penduduk tidak bebas dan hanya pada golongan tertentu saja yang dapat menikmati pendidikan, seperti para pegawai pemerintahan, polisi atau tentara, dan anak kepala suku saja yang dapat merasakan pendidikan. Sedangkan masyarakat biasa tidak dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar. Ketika Timor Timur berintegrasi dengan Indonesia, tingkat pendidikan rata-rata penduduk Timor Timur telah menunjukkan kemajuan yang cukup berarti. Hal ini diperlihatkan oleh angka partisipasi sekolah dasar SD kasar yang pada tahun 1992 telah mencapai 96,9 persen. Tingkat partisipasi pendidikan ini didukung oleh ketersediaan sekolah yang makin meningkat. Pada tahun 1992 telah ada 822 unit SD yang berarti rata-rata lebih dari satu unit SD pada setiap desa. Peningkatan jumlah SD dan murid didukung oleh peningkatan jumlah guru.Pada tahun 1992 tercatat 5.024 orang guru dan setiap guru SD melayani 20 murid. 9 Pembangunan daerah Timor Timur didukung oleh pembangunan prasarana yang dilaksanakan baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah tingkat I 9 http:haumaknee.blogspot.com201212sistem-pendidikan-di-timor-leste.html. diunduh tanggal 25 maret. 47 dan daerah tingkat II. Di bidang prasarana transportasi sampai dengan tahun 1992 telah dibangun dan ditingkatkan berbagai prasarana transportasi darat meliputi dermaga penyeberangan dan jaringan jalan yang mencapai 3.832 kilometer. Ketersediaan jaringan jalan tersebut telah makin baik, seperti terlihat pada tingkat kepadatan yang mencapai rata-rata 226,7 kilometer per 1.000 kilometer persegi. Ketersediaan prasarana transportasi lainnya yang mendukung pembangunan daerah seperti prasarana transportasi laut dan transportasi udara juga telah meningkat. Propinsi Timor Timur memiliki 3 pelabuhan laut yang cukup besar, yaitu pelabuhan laut Dili, Pante Macasar, dan Corn, yang telah ditingkatkan fasilitas dermaga dan fasilitas keselamatan pelayarannya. Demikian pula, prasarana transportasi udara yang ada di Timor Timur pada umumnya kondisinya telah meningkat. Dua Bandar udara bandara yang ada, yaitu Bandara Comoro di Dili dan Bandara Baucau, dewasa ini fasilitasnya telahditingkatkan meskipun dari keduanya hanya Bandara Comoro yang dipergunakan untuk penerbangan komersial. Di bidang pengairan, meskipun masih terbatas, telah pula dilaksanakan peningkatan prasarana pengairan, berupa jaringan irigasi.Pada tahun 1993 jaringan irigasi telah dapat mengairi sawah seluas kurang lebih 7.000 hektare sehingga membantu peningkatan dan menunjang produksi pertanian. Penyediaan prasarana ketenagalistrikan di propinsi ini dilayani oleh Perusahaan Umum Listrik Negara PLN Wilayah XI yang meliputi Propinsi Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Timor Timur, sampai dengan 48 tahun 1991 telah menghasilkan daya terpasang sebesar 152 megawatt.

2. Para generasi muda harus tahu betul arti dan makna yang sesunggunghnya tentang wawasan nusantara. Dan harus berwawasan nusantara lebih luas lagi agar Negara kita menjadi Negara yang lebih maju.

Jika para generasi bangsa tak berwawasan nusantara maka Negara ini dapat dijajah lagi oleh bangsa lain. Bahkan dapat menjadi Negara yang hancur. Hal tersebut disebabkan karena tidak adanya lagi rasa persatuan dan kesatuan diantara para warga Negara dan tidak adanya rasa untuk melindungi bangsa secara utuh. Sehingga dapat mudah terombang-ambing dan terpengaruh oleh bangsa lain.

Oleh karena itu sebagai warga Negara yang berintelektual kita harus menjaga persatuan dan kesatuan Negara kita dengan berwawasan nusatara agar Negara kita menjadi Negara yang adil, makmur dan sejahtera.

3. Kemunculan konsep dan pemikiran wawasan nusantara disebabkan banyak hal diantaranya adalah geografis, geopolitik, geostrategi, historis dan yuridis formal. Jadi, wawasan nusantara bukan muncul begitu saja sejak setelah Indonesia merdeka karena memang konsep dan pemikiran ini sudah dirancang sedemikian rupa untuk memberi pengertian bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang merdeka dan berdaulat.

Penduduk Indonesia yang begitu banyaknya akan membawa dampak baik bagi negara Indonesia dengan pembinaan dan pengembangan yang baik dan strategis. Keterjaminan akan pendidikan dan kesehatan menjadi kunci sukses dalam pengembangan sumber daya manusia yang baik sehingga dapat memberi manfaat bagi kemajuan bangsa. Selain itu juga Indonesia mempunyai kekayaan alam yang begitu banyak dan melimpah seperti tambang, perkebunan, tanah pertanian, dan masih banyak lagi. Itu semua tersebar di seluruh wilayah Indonesia yang sangat bermanfaat untuk kehidupan warga dan negara Indonesia. Oleh sebab itu bangsa Indonesia harus tetap menjaga persatuan dan kesatuan.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS KASUS

by Putri Adelia 2111031050 -
Nama: Putri Adelia
NPM: 2111031050
Kelas: AKT B
Prodi: S1 Akuntansi

Analisis Kasus 1

1. Bagaimanakah tanggapanmu mengenai isi artikel dan hal positif apa yang bisa kamu ambil setelah membaca artikel tersebut?
Jawab:
Konflik tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya karena belum tuntasnya delimitasi perbatasan negara. Menurut saya ini harus segera diselesaikan sehingga menghasilkan keputusan dan kesepakatan yang jelas agar konflik warga sipil yang saling lempar batu dan menyebabkan warga sipil dari dua negara terluka tidak terjadi lagi. Kejelasan ini tentunya harus juga ditanamkan kepada warga sipil di kedua negara, agar warga tersebut tahu batasan-batasan mengenai negara mereka masing-masing. Mungkin perlu dilakukan pula kajian lebih lanjut mengenai kemungkinan penambahan kekuatan TNI di titik-titikperbatasan tertentu yang rawan agar di masa yang akan datang konflik-konflik seperti di atas bisa diantisipasi.

Hal positif yang bisa saya ambil dari artikel di atas adalah bagaimana pemerintah Indonesia tidak membangun di atas wilayah yang masih belum diputuskan. Tetapi bentrok antara warga sipil bukanlah langkah tepat yang harus dilakukan oleh warga, karena hal tersebut sama saja akan melukai dan merugikan satu sama lain.

2. Bagaimanakah menurut pendapatmu dan apa yang terjadi dengan wilayah dan bangsa Indonesia jika tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara?
Jawab:
Jika bangsa Indonesia tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara maka tidak adanya lagi rasa persatuan dan kesatuan diantara para warga Negara dan tidak adanya rasa untuk melindungi bangsa secara utuh. Sehingga dapat mudah terombang-ambing dan terpengaruh oleh bangsa lain.

3. Bagaimanakah konsepsi wawasan nusantara dalam mencegah timbulnya konflik seperti artikel di atas?
Jawab:
Wawasan nusantara berfungsi sebagai sumber dalam melakukan kebijakan dan keputusan. Sejarah Indonesia bisa menjadi pengalaman kita untuk belajar bagaimana mengambil kebijakan yang baik serta kita bisa belajar dari pendahulu-pendahulu kita yang telah berjuang untuk kemerdekaan bangsa.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS KASUS

by Erryna Putri Amanda 2151031017 -

Nama : Erryna Putri Amanda
NPM   : 2151031017
Kelas   : PKN B
Prodi   : S1 Akuntansi
Tugas menganalisis kasus


Konflik Komunal di Perbatasan Indonesia-Timor Leste dan Upaya Penyelesaiannya

1.Bagaimanakah tanggapanmu mengenai isi artikel dan hal positif apa yang bisa kamu ambil setelah membaca artikel tersebut?
Jawab : Berdasarkan artikel tersebut kita dapat melihat konflik di antara Indonesia dan Timor Leste yang disebabkan karena perebutan wilayah sertaperbedaan interpretasi mengenai zona netral yang terdapat diantara Indonesia dan Timor Lesta. Karena konflik ini kita dapat mengetahui serta mengerti akan pentingnya wawasan nusantara dan geopolitik.Karena apabila suatu negara memahami tentang pentingnya wawasan negara makan negara tersebut dapat menjadikan wawasan nusantara sebagai landasan visionalbagi bangsa guna memperkokoh kesatuan wilayah dan persatuan bangsa.

2.Bagaimanakah menurut pendapatmu dan apa yang  terjadi dengan wilayah dan bangsa Indonesia jika tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara?
Apabila negara Indonesia tidak memiliki wawasan nusantara maka akan mengancam keutuhan negara karena wawasan nusantara harus diperjuangkan agar tidak hancur karena adanya berbagai ancaman yang dapat mengganggu kelangsungan untuk menjaga keutuhan negara. Ancaman yang muncul dapat berupa ancaman internal seperti gerakan saparatisme dan konflik komunal,serta ancaman eksternal.

3.Bagaimanakah konsepsi wawasan nusantara dalam mencegah timbulnya konflik seperti artikell diatas?
Konsep Wawasan Nusantara menciptakan pandangan bahwa Indonesia sebagai satu kesatuan wilayah merupakan satu kesatuan politik, sosialbudaya, ekonomi serta pertahanan dan keamanan. Atau dengan kata lain perwujudan wawasan nusantara sebagai satu kesatuan politik, sosialbudaya, ekonomi dan pertahanan dan keamanan. Pandangan demikian penting sebagai landasan visional bangsa Indonesia terutama dalam melaksanakan pembangunan. Bangsa Indonesia menunjukkan komitmennya untuk mengakui pentingnya wilayah sebagai salah satu unsur negara sekaligus ruang hidup (lebensraum) bagi bangsa Indonesia yang telah menegara. Ketentuan ini juga mengukuhkan kedaulatan wilayah NKRI di tengah potensi perubahan batas geografis sebuah negara akibat gerakan separatisme, sengketa perbatasan antar negara, dan pendudukan oleh negara asing.jadi,wawasan negara negara mencegah timbulnya konflik karena wawasan nusantara menjadi dasar pandangan suatu negara dalam mengenai batas wilayah yang dimiliki masing-masing negara.

Terima Kasih


In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS KASUS

by Alifia Annisa Ramadhina -
Nama : Alifia Annisa Ramadhina
NPM : 2111031052
Kelas : B
Prodi : S1 Akuntansi

1. Tanggapan saya mengenai isi artikel tersebut adalah kurangnya kesepahaman dan toleransi sangat miris sehingga menimbulkan konflik yang besar diantara dua Negara yang bahkan dulunya merupakan satu bagian, hal ini selain ditimbulkan perbedaan pemahaman kedua belah pihak juga disebabkan oleh rasa kebencian yang masih ada di dalam diri warga Negara yang berkonflik, sehingga semua permasalahan mereka selesaikan tidak dengan kekeluargaan, melainkan dengan kekerasan. Hal positif yang bisa saya ambil adalah, permasalahan apapun sebaiknya diselesaikan dengan kepala dingin dan tidak dikuasai oleh emosi dan saling memberi persepsi negative baik itu antarindividu maupun antarnegara, selain itu warga Indonesia dan warga Timor Leste dulunya merupakan satu bagian yang dimana hal tersebut dapat menjadi perekat untuk menyelesaikan masalah mereka, bukan menjadi pemicu untuk saling membenci, hal ini mengapa pentingnya toleransi dan mengimplementasikan kesepakatan tanpa pelanggaran demi menguntungkan pihak Negara sendiri.

2. Jika di Indonesia tidak terdapat pemahaman nusantara, yang akan terjadi dan sering terjadi adalah konflik, baik itu konflik antarindividu Negara itu maupun dengan Negara lain, karena dengan adanya konsepsi wawasan nusantara yang memberikan pemahaman tentang keberagaman Indonesia yang mengharuskan warganya memiliki sikap saling toleransi membuat mereka bisa memahami segala perbedaan yang terjadi di kehidupan sehari-hari. Wawasan nusantara juga memberikan pemahaman tentang Negara Indonesia dan dapat menumbuhkan jiwa nasionalisme bagi warganya.

3. Wawasan nusantara mengenai sejarah Indonesia seharusnya bisa menjadi pelajaran bagi semua pihak, bagaimana keberagaman dan perbedaan yang dirangkul bisa menjadi kekuatan terbesar untuk menyatukan dan melepaskan Negara dari rantai penjajahan, hal yang sama bisa diimplementasikan pada kasus seperti artikel tersebut, bagaimana seharusnya pihak pemerintah Indonesia dapat bekerja sama untuk menciptakan dan menjaga perdamaian di perbatasan, bukan hanya bertindak setelah konflik memuncak karena jika hal ini terus terulang, akan sama saja seperti Indonesia yang dulu dimana selalu terjadi pertengkaran.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS KASUS

by FIDIA ANGGIAFANI 2151031018 -
nama : fidia anggiafani
npm : 2151031018
prodi S1 akuntansi
pkn b

1. Bagaimanakah tanggapanmu mengenai isi artikel dan hal positif apa yang bisa kamu ambil setelah membaca artikel tersebut?
* Konflik antara penduduk perbatasan Timor Tengah Utara, Indonesia dengan penduduk distrik Oecussi, Timor Timur yang terjadi pada tahun 2012-2013 merupakan ancaman bagi keamanan nasional. Konflik struktural ini disebabkan oleh tidak lengkapnya demarkasi perbatasan kedua negara sehingga menyisakan wilayah sengketa. Hal ini didukung oleh rendahnya tingkat kesejahteraan, baik dari segi pendapatan maupun pendidikan, yang membuat warga perbatasan rentan terhadap konflik, terutama terkait perebutan lahan pertanian dan peternakan. Banyak sektor juga terlibat, mulai dari pemerintah dan aparat militer kedua negara hingga masyarakat sipil. Untuk menyelesaikan konflik di atas, telah dilakukan upaya untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan mengakhiri kekerasan dan menyelesaikan sengketa perbatasan secara diplomatis. Selain itu, kebijakan pengelolaan dan pembangunan perbatasan juga berperan dalam menyelesaikan konflik hingga ke akar-akarnya. Namun, yang juga perlu dilakukan adalah pelibatan sektor masyarakat dalam upaya penyelesaiannya. Unsur masyarakat menjadi penting di sini karena kepemilikan tanah di perbatasan erat kaitannya dengan adat istiadat yang berlaku di sana. Di satu sisi, pemerintah melakukan negosiasi di tingkat pemerintah, di sisi lain, masyarakat adat juga mengadakan kesepakatan di sana mengenai batas-batas tanah dan peraturan yang mengatur perkebunan yang hasilnya kemungkinan besar akan bertentangan dengan mereka. disepakati oleh pemerintah. hal positif yang dapat sata ambil adalah saya menjadi lebih mempunyai wawasan dan menyadari pentingnya memahami konsepsi wawasan nusantara untuk menghindari terjadinya konflik-konflik semacam ini.
2. Bagaimanakah menurut pendapatmu dan apa yang terjadi dengan wilayah dan bangsa Indonesia jika tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara?
* Jika Indonesia tak berwawasan nusantara maka Negara ini dapat dijajah lagi oleh bangsa lain. Bahkan dapat menjadi Negara yang hancur. Hal tersebut disebabkan karena tidak adanya lagi rasa persatuan dan kesatuan diantara para warga Negara dan tidak adanya rasa untuk melindungi bangsa secara utuh

3. Bagaimanakah konsepsi wawasan nusantara dalam mencegah timbulnya konflik seperti artikell diatas?
* Wawasan Nusantara berfungsi sebagai sumber kebijakan dan keputusan. Tujuan Wawasan Nusantara adalah untuk menjamin persatuan dan kesatuan bangsa dalam berbagai aspek kehidupan, mencegah terjadinya negara gagal, dan membantu pemahaman Wawasan Nusantara mencegah terjadinya konflik Berdasarkan artikel di atas, dalam hal ini perbatasan darat antara Indonesia dan Timor Leste. Perbatasan darat juga dapat mempengaruhi jalannya kegiatan ekonomi dan politik. Adanya aparat keamanan negara yang menjaga perbatasan tersebut juga menjadi bukti bahwa perbatasan tersebut dianggap penting bagi bangsa.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS KASUS

by Jihan Fatin Fadillah Lotte 2111031072 -
Nama: Jihan Fatin Fadillah Lotte
NPM: 2111031072
Kelas: AKT B
Jurusan: S1 Akuntansi

  1. Proses penyelesaian konflik perbatasan antara Indonesia dengan Timor Leste tersebut menggambarkan bahwa langkah jangka pendek dan jangka panjang telah dilakukan, yaitu dengan penempatan kekuatan TNI maupun melalui negosiasi bilateral yang dikawal oleh Kementerian Luar Negeri kedua negara. Hal positif yang dapat diambil yaitu pelibatan unsur masyarakat dalam penyelesaian masalah tersebut. Unsur masyarakat sangat penting karena penguasaan tanah di perbatasan terkait erat dengan adat-istiadat yang berlaku di sana. Pada satu sisi, pemerintah melakukan perundingan di tingkat pemerintah, namun pada sisi lain masyarakat adat membuat kesepakatan-kesepakatan terkait batas lahan dan aturan pengelolaan kebun di wilayah mereka, yang sangat mungkin hasilnya bertentangan dengan hasil yang disepakati pemerintah.
  2. Apabila kita tidak memiliki wawasan nusantara salah satu dampaknya adalah tidak memahami bahwa kita memiliki perbedaan setiap wilayah, perbedaan bahasa, perbedaan agama, perbedaan keunikan suku bangsa, keunikkan budaya. Oleh sebab itu, pasti akan terjadi saling merendahkan setiap orang yang kita jumpai dan terjadi konflik, seperti saling berebut lahan, saling menghina, dan muncul masalah lainnya. Berutunglah kita karena disekolahkan, kita diperkenalkan konsep wawasan nusantara dan tidak hanya di sekolah dalam di rumah tangga sekalipun.
  3. Konsep dan pemikiran wawasan nusantara muncul karena banyak hal-hal seperti, geografis, geopolitik, geostrategi, historis, dan yuridis formal. Jadi, wawasan nusantara bukan muncul begitu saja sejak setelah Indonesia merdeka karena memang konsep dan pemikiran ini sudah ada sejak dulu dan dirancang sedemikian rupa untuk memberi pengertian bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang merdeka dan berdaulat. Penduduk Indonesia yang begitu banyaknya akan membawa dampak baik bagi negara Indonesia dengan pembinaan dan pengembangan yang baik dan strategis. Keterjaminan akan pendidikan dan kesehatan menjadi kunci sukses dalam pengembangan sumber daya manusia yang baik sehingga dapat memberi manfaat bagi kemajuan bangsa.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS KASUS

by Putri zahra Febriandini 2151031023 -
1. tanggapan saya mengenai isi artikel dan hal positif apa yang bisa diambil setelah membaca artikel tersebut?
Konflik antara penduduk perbatasan Timor Tengah Utara, Indonesia dengan penduduk distrik Oecussi, Timor Timur yang terjadi pada tahun 2012-2013 merupakan ancaman bagi keamanan nasional. Konflik struktural ini disebabkan oleh tidak lengkapnya demarkasi perbatasan kedua negara sehingga menyisakan wilayah sengketa. Hal ini didukung oleh rendahnya tingkat kesejahteraan, baik dari segi pendapatan maupun pendidikan, yang membuat warga perbatasan rentan terhadap konflik, terutama terkait perebutan lahan pertanian dan peternakan. Banyak sektor juga terlibat, mulai dari pemerintah dan aparat militer kedua negara hingga masyarakat sipil. Untuk menyelesaikan konflik di atas, telah dilakukan upaya untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan mengakhiri kekerasan dan menyelesaikan sengketa perbatasan secara diplomatis. Selain itu, kebijakan pengelolaan dan pembangunan perbatasan juga berperan dalam menyelesaikan konflik hingga ke akar-akarnya. Namun, yang juga perlu dilakukan adalah pelibatan sektor masyarakat dalam upaya penyelesaiannya. Unsur masyarakat menjadi penting di sini karena kepemilikan tanah di perbatasan erat kaitannya dengan adat istiadat yang berlaku di sana. Di satu sisi, pemerintah melakukan negosiasi di tingkat pemerintah, di sisi lain, masyarakat adat juga mengadakan kesepakatan di sana mengenai batas-batas tanah dan peraturan yang mengatur perkebunan yang hasilnya kemungkinan besar akan bertentangan dengan mereka. disepakati oleh pemerintah. hal positif yang dapat sata ambil adalah saya menjadi lebih mempunyai wawasan dan menyadari pentingnya memahami konsepsi wawasan nusantara untuk menghindari terjadinya konflik-konflik semacam ini.

2. Bagaimanakah menurut pendapatmu dan apa yang terjadi dengan wilayah dan bangsa Indonesia jika tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara?
Jika Indonesia tak berwawasan nusantara maka Negara ini dapat dijajah lagi oleh bangsa lain. Bahkan dapat menjadi Negara yang hancur. Hal tersebut disebabkan karena tidak adanya lagi rasa persatuan dan kesatuan diantara para warga Negara dan tidak adanya rasa untuk melindungi bangsa secara utuh

3. Bagaimanakah konsepsi wawasan nusantara dalam mencegah timbulnya konflik seperti artikell diatas?
Wawasan Nusantara berfungsi sebagai sumber kebijakan dan keputusan. Tujuan Wawasan Nusantara adalah untuk menjamin persatuan dan kesatuan bangsa dalam berbagai aspek kehidupan, mencegah terjadinya negara gagal, dan membantu pemahaman Wawasan Nusantara mencegah terjadinya konflik Berdasarkan artikel di atas, dalam hal ini perbatasan darat antara Indonesia dan Timor Leste. Perbatasan darat juga dapat mempengaruhi jalannya kegiatan ekonomi dan politik. Adanya aparat keamanan negara yang menjaga perbatasan tersebut juga menjadi bukti bahwa perbatasan tersebut dianggap penting bagi bangsa.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS KASUS

by Fidela Salsabilla Maheswari 2151031019 -
Nama : Fidela Salsabilla Maheswari
NPM : 2151031019
Kelas : AKT B
Jurusan : S1 Akuntansi

1. Menurut saya, konflik yang diuraikan dalam artikel tersebut merupakan ancaman geopolitik dari Indonesia yang mengancam wilayah Indonesia dengan kuat. Konflik tersebut tentu merugikan kedua negara yang berselisih. Pemerintah kedua negara tidak cukup hanya mengerahkan pasukan untuk mengamankan perbatasan, tetapi juga memiliki kesepakatan yang sah tentang perbatasan negara untuk menghindari konflik umum seperti ini. Hal positif yang dapat saya ambil dari artikel ini adalah adanya partisipasi masyarakat dalam pengamanan perbatasan negara, namun pemerintah harus selalu mengedukasi dan menginformasikan kepada masyarakat tentang tata cara yang harus dilakukan jika ada yang melanggar batas wilayah negara Indonesia agar konflik masyarakat dapat teratasi. dihindari.

2. Konsepsi Wawasan Nusantara muncul pertama kali pada 13 Desember 1957 awalnya bernama konsepsi archipelago yakni
“Bahwa segala perairan di sekitar, di antara dan yang menghubungkan pulau-pulau atau bagian pulau-pulau yang termasuk daratan Negara Republik Indonesia dengan tidak memandang luas atau lebarnya adalah bagian-bagian yang wajar daripada wilayah daratan Negara Republik Indonesia dan dengan demikian merupakan bagian daripada perairan nasional yang berada di bawah kedaulatan mutlak daripada Negara Republik Indonesia. Lalu lintas yang damai di perairan pedalaman ini bagi kapal asing terjamin selama dan sekedar tidak bertentangan dengan kedaulatan dan keselamatan negara Indonesia. Penentuan batas laut teritorial yang lebarnya 12 mil yang diukur dari garis-garis yang menghubungkan titik-titik yang terluar pada pulau-pulau Negara Republik Indonesia akan ditentukan dengan Undang-Undang”

3. Munculnya konflik-konflik seperti pada pasal di atas dapat dihindarkan dengan menempatkan pandangan yang tinggi terhadap nusantara dan konsep geopolitik karena pandangan nusantara itu sendiri merupakan pendapat dan sikap bangsa Indonesia, terkait dengan kepedulian terhadap identitas dan lingkungan prioritas bagi unifikasi nasional. dan integritas, serta integritas wilayah untuk mencapai tujuan nasional. Sementara itu, konsep geopolitik merupakan faktor yang harus diperhatikan sebagai faktor fundamental dalam menentukan kebijakan nasional dalam menghadapi kondisi dan letak wilayah geografis Indonesia. Oleh karena itu, dengan wawasan nusantara dan konsep geopolitik di suatu wilayah atau negara, persatuan dan perdamaian akan terus terjaga.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS KASUS

by ANNISA NUR UTAMI 2111031011 -
Nama : Annisa Nur Utami
NPM : 2111031011
Kelas : PKN AKT B
Prodi : S1 Akuntansi

Hasil Analisis :
1. Konflik antarwarga perbatasan Timor Tengah Utara, Indonesia dengan warga Distrik Oecussi, Timor Leste yang terjadi pada tahun 2012-2013 merupakan ancaman bagi keamanan negara. Konflik tersebut secara struktural disebabkan oleh masih belum selesainya delimitasi perbatasan kedua negara, sehingga menyisakan wilayah-wilayah yang masih disengketakan. Berbagai aktor pun terlibat, mulai dari pemerintah dan aparat militer kedua negara hingga masyarakat sipil. Untuk mengatasi konflik di atas, upaya penyelesaian berupa penghentian kekerasan dan diplomasi penyelesaian sengketa batas telah dilakukan. Namun demikian, hal yang perlu juga dilakukan adalah pelibatan unsur masyarakat dalam upaya penyelesaian tersebut. Unsur masyarakat di sini penting karena penguasaan tanah di perbatasan terkait erat dengan adat-istiadat yang berlaku di sana.
2. Konsepsi Wawasan Nusantara muncul pertama kali pada 13 Desember 1957 awalnya bernama konsepsi archipelago yakni “Bahwa segala perairan di sekitar, di antara dan yang menghubungkan pulau-pulau atau bagian pulau-pulau yang termasuk daratan Negara Republik Indonesia dengan tidak memandang luas atau lebarnya adalah bagian-bagian yang wajar daripada wilayah daratan Negara Republik Indonesia dan dengan demikian merupakan bagian daripada perairan nasional yang berada di bawah kedaulatan mutlak daripada Negara Republik Indonesia. Lalu lintas yang damai di perairan pedalaman ini bagi kapal asing terjamin selama dan sekedar tidak bertentangan dengan kedaulatan dan keselamatan negara Indonesia. Penentuan batas laut teritorial yang lebarnya 12 mil yang diukur dari garis-garis yang menghubungkan titik-titik yang terluar pada pulau-pulau Negara Republik Indonesia akan ditentukan dengan Undang-Undang”
Sedangkan Nusantara adalah analogi untuk negara Indonesia dalam konsep Negara Bangsa, yang terbentuk dari 2 kata yaitu Nusa dan Antara, artinya negara kepulauan yang dipisahkan oleh laut namun karena laut itu pula diantara pulau tersebut terkesan menyatu menjadi negara.
Karena masing masing individu punya pemikirannya sendiri sehingga tidak akan memikirkan konsep sebangsa, sepenanggungan, senasib dan satu tanah air lagi.
3. Dalam hal ini, wawasan nusantara memegang peranan penting yakni sebagai upaya untuk mewujudkan persepsi yang sama bagi seluruh warga negara Indonesia. Sengketa perbatasan yang terjadi antara Indonesia dan Timor Leste memang lebih disebabkan perebutan lahan petanian antara kedua warga negara yakni warga desa Haumeni Ana, Kecamatan Bikomi Nilulat, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur dan warga Pasabbe, Distrik Oecussi, Timor Leste. Lebih baik mencegah daripada menanggulangi, seharusnya pemerintah cepat tanggap saat terjadi masalah ini agar masalah ini tidak menjadi masalah yang besar seperti yang sudah terjadi akhirnya Timor Leste memisahkan diri dari wilayah Indonesia. Sejarah Indonesia bisa menjadi pengalaman kita untuk belajar bagaimana mengambil kebijakan yang baik untuk kesejahteraan masyarakat.
Kita bisa belajar dari pendahulu-pendahulu kita yang telah berjuang untuk kemerdekaan bangsa kita.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS KASUS

by THISYA AUDINA 2151031011 -
Nama : Thisya Audina
NPM : 2151031011
Kelas : AKT B
Prodi : S1 akuntansi

1. Konflik antara penduduk perbatasan Timor di Indonesia bagian tengah dan utara dengan penduduk distrik Oecusse Timor Timur antara tahun 2012 dan 2013 merupakan ancaman bagi keamanan nasional. Secara struktural, konflik disebabkan oleh belum selesainya perbatasan kedua negara, namun wilayah konflik tetap ada. Hal ini ditopang oleh rendahnya tingkat kesejahteraan baik dalam pendapatan maupun pendidikan, membuat penduduk perbatasan rentan terhadap konflik, terutama terkait dengan perampasan lahan perkebunan dan ternak. Berbagai pemangku kepentingan terlibat, mulai dari pemerintah dan militer kedua negara hingga masyarakat sipil. Upaya penyelesaian sengketa di atas telah dilakukan dalam bentuk penghentian kekerasan dan penyelesaian sengketa perbatasan secara diplomatis. Selain itu, kebijakan pengelolaan kawasan perbatasan dan pengembangan kawasan perbatasan juga berperan dalam menyelesaikan penyebab konflik. Tapi yang perlu kita lakukan lagi adalah memasukkan elemen masyarakat ke dalam upaya rekonsiliasi kita. Elemen masyarakat penting di sini, karena penguasaan lahan perbatasan terkait erat dengan praktik yang berlaku di sana. Sementara pemerintah sedang bernegosiasi di tingkat pemerintah, masyarakat adat juga telah menyepakati peraturan tentang batas-batas tanah dan pengelolaan perkebunan, dan hasilnya sangat mungkin tidak sesuai dengan apa yang telah disepakati. pemerintah.
Namun, sebelum penggabungan unsur masyarakat terjadi, pemerintah Indonesia mendidik warga negara untuk meningkatkan pengetahuan perbatasan dan memperkuat semangat nasionalisme sehingga partisipasi mereka akan berdampak positif pada posisi negosiasi Indonesia. Perpaduan kekuatan militer, kekuatan diplomatik, dan kekuatan elemen sosial ini merupakan senjata ampuh bagi kedaulatan negara, keutuhan NKRI, dan keamanan seluruh negara di kawasan perbatasan Indonesia.

2. Konsepsi Nusantara pertama kali muncul pada tanggal 13 Desember 1957 dan pada awalnya bernama Konsepsi Nusantara.
Pulau-pulau yang merupakan bagian dari daratan Negara Kesatuan Republik Indonesia atau seluruh perairan yang mengelilingi dan menghubungkannya dengan pulau-pulau tersebut merupakan bagian alami dari wilayah daratan Negara Kesatuan Republik Indonesia, tanpa memandang luas dan lebarnya. Oleh karena itu, perairan Negara-negara yang berada di bawah yurisdiksi Republik Indonesia Kedaulatan mutlak Negara Kesatuan Republik Indonesia, sepanjang tidak bertentangan dengan kedaulatan dan keamanan negara Indonesia, terjamin lalu lintas damai di perairan pedalaman ini bagi kapal-kapal asing. batas-batas wilayah seluas 12 mil, diukur dari garis yang menghubungkan ujung-ujung pulau-pulau Republik Indonesia, ditentukan dengan undang-undang. Apabila diartikan Wawasan merupakan Cara Pandang. Sedangkan Nusantara adalah analogi untuk negara Indonesia dalam konsep Negara Bangsa, yang terbentuk dari 2 kata yaitu Nusa dan Antara, artinya negara kepulauan yang dipisahkan oleh laut namun karena laut itu pula diantara pulau tersebut terkesan menyatu menjadi negara. Itu artinya, apabila negara Indonesia tidak mengandung lagi konsep wawasan nusantara, maka solidaritas bangsa akan terbelah.

3. Wawasan Nusantara merupakan konsep pandangan suatu negara terhadap dirinya sendiri dan lingkungannya. Deklarasi Juanda 1957 melahirkan konsep wawasan nusantara. Dalam hal ini, wawasan nusantara memegang peranan penting. Dengan kata lain, sebagai upaya untuk mencapai pengakuan yang sama bagi seluruh rakyat Indonesia. Untuk memahami ketahanan nasional, Anda perlu memahami alasan ketahanan nasional. Ketahanan bangsa adalah keadaan dinamis bangsa Indonesia yang meliputi seluruh aspek kehidupan yang saling berkaitan atau saling terkait.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS KASUS

by M Rizky Ramadhan Al Choir 2111031055 -
Nama : M Rizky Ramadhan Al Choir
Npm : 2111031055
Kelas : PKN B
Prodi : S1 Akuntansi

1. Baik pihak Indonesia dan Timor Leste harus bisa memberikan pemahaman mengenai batas-batas wilayah negara masing-masing. Sehingga masyarakat di wilayah perbatasan faham betul mengenai batas wilayahnya.
2. Jika para generasi bangsa tak berwawasan nusantara maka Negara ini dapat dijajah lagi oleh bangsa lain. Bahkan dapat menjadi Negara yang hancur. Hal tersebut disebabkan karena tidak adanya lagi rasa persatuan dan kesatuan diantara para warga Negara dan tidak adanya rasa untuk melindungi bangsa secara utuh. Sehingga dapat mudah terombang-ambing dan terpengaruh oleh bangsa lain.
3. Menurut saya, kita sebagai warga negara harus dapat memahami betul konsepsi wawasan nusantara itu sendiri agar dapat mengurangi terjadi nya konflik dan tidak merugikan bangsa kita sendiri.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS KASUS

by Sri Natalia Maharani Br Sinulingga 2151031013 -
Nama: Sri Natalia Maharani Br Sinulingga
NPM: 2151031013
Kelas: PKN AKT B
Prodi: S1 Akuntansi

1. Setelah membaca artikel sebelumnya, saya memahami bahwa geopolitik wilayah adalah hal yang sangat penting. Konflik pada artikel sebelumnya menjelaskan bahwa kasus tersebut belum selesai antara 2 wilayah yaitu Indonesia dan Timor Leste. Maka dari itu, hal yang perlu di pahami adalah kesepakatan dan pemahaman mengenai geopolitik wilayah yang sama.

2. Menurut saya, jika tidak ada geopolitik wilayah maka setiap daerah akan tidak teratur. Pembagian letak wilayah menjadi semau-mau nya saja. Selain itu akan timbul konflik pengakuan wilayah wilayah tertentu yg bertujuan untuk kepentingan pribadi/komunitas.

3. Menurut saya konsepsi wawasan nusantara dapat mencegah terjadinya konflik tentang perebutan wilayah. Konsepsi wawasan bertujuan membuat kita memahami bagaimana pembagian letak wilayah setiap daerah menjadi teratur. Hal ini juga akan berdampak pada kerukunan setiap daerah mengenai batas batasan setiap wilayahnya.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS KASUS

by FAZILA SATRIO WIRYAWAN -
Nama  : Fazila Satrio Wiryawan
NPM   : 2111031088
Prodi : S1 Akuntansi
Kelas : AKT B

1. Tanggapan saya dan hal positif yang dapat daya ambil terkait artikel tersebut adalah kesepakatan antarnegara adalah hal yang penting dalam keharmonisan masyarakat antarnegara. Kita bisa melihat bahwa fokus utama permasalahannya dalam artikel tersebut adalah terkait sengketa wilayah netral yang memiliki interpretasi berbeda dari sisi Indonesia ataupun Timor Leste. Hal ini sangat fatal jika tidak ada mediasi antarnegara tersebut, di mana akan terjadi kembali peristiwa yang sama di masa yang akan datang.

2. Jika tidak memiliki wawasan Nusantara maka hal yang akan terjadi adalah ketidakjelasan mengenai batas-batas wilayah di Indonesia yang menjadi pembatas antarnegara tetangga Indonesia yang berdampingan wilayahnya dengan kita. Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia terhadap rakyat, bangsa, dan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi darat, laut, dan udara di atasnya sebagai satu kesatuan politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan. Sehingga konsepsi wawasan Nusantara sangat diperlukan dalam mengintegrasikan bangsa.

3. Wawasan Nusantara sangat diperlukan dalam mencegah timbulnya konflik seperti dalam artikel tersebut. Pada hakikatnya Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia terhadap rakyat, bangsa, dan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi darat, laut, dan udara di atasnya sebagai satu kesatuan politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan. Konsepsi wawasan Nusantara dapat mencegah timbulnya konflik disebabkan wawasan Nusantara adalah dasar pandangan atau pedoman dalam mengintegrasikan bangsa.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS KASUS

by Feni Heriza 2111031040 -
Nama : Feni Heriza
NPM : 2111031040
Kelas : AKT B

1. Menurut saya hal positif yang dapat saya ambil adalah kesepakatan antarnegara adalah hal yang penting dalam keharmonisan masyarakat antarnegara dan sebuah konsepsi dan pemahaman akan geopolitik wilayah negara terutama batas-batas NKRI itu sendiri. Kita bisa melihat bahwa fokus utama permasalahannya dalam artikel tersebut adalah terkait sengketa wilayah netral yang memiliki interpretasi berbeda dari sisi Indonesia ataupun Timor Leste. Hal ini sangat fatal jika tidak ada mediasi antarnegara tersebut, di mana akan terjadi kembali peristiwa yang sama di masa yang akan datang. Maka dari itu diperlukannya kesepahaman yang jelas dan kesepakatan yang akurat tidak berlawanan dengan pemerintah.

2. Menurut saya, jika tidak memiliki wawasan nusantara maka hal yang akan terjadi adalah ketidakjelasan mengenai batas-batas wilayah di Indonesia yang menjadi pembatas antarnegara tetangga Indonesia yang berdampingan wilayahnya dengan kita. Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia terhadap rakyat, bangsa, dan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi darat, laut, dan udara di atasnya sebagai satu kesatuan politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan. Sehingga konsepsi wawasan Nusantara sangat diperlukan dalam mengintegrasikan bangsa agar paham dan tidak terjadi kesalahan dalam mengetahui batas-batas NKRI itu sendiri.

3. Menurut saya, wawasan nusantara sangat diperlukan dalam mencegah timbulnya konflik seperti dalam artikel tersebut. Pada hakikatnya Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia terhadap rakyat, bangsa, dan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi darat, laut, dan udara di atasnya sebagai satu kesatuan politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan. Konsepsi wawasan Nusantara dapat mencegah timbulnya konflik disebabkan wawasan Nusantara adalah dasar pandangan atau pedoman dalam mengintegrasikan bangsa.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS KASUS

by Reyhan Jaya 2151031001 -
Nama : Reyhan Jaya
NPM : 2151031001
Kelas : PKN B
Prodi : S1 Akuntansi

1. Setelah saya membaca artikel tersebut menurut saya konflik yang terjadi diperbatasan Indonesia dan Timor Leste harus di selsaikan dengan melalui negosiasi antara kedua negara baik langkah yang diambil secara pemahaman geopolitik wilayah batas negara, yang dapat diambil dari konflik tersebut yaitu pentingnya batas antar kedua negara menjadi prioritas tentang kedaulatan bangsa, masyarakat menjadi lebih erat dalam menjaga wilayah NKRI

2. Menurut saya jika wilayah dan bangsa indonesia jika tidak memiliki konsepsi wawasan Nusantara maka bangsa indonesia akan terpecah belah satu sama lain, dikarenakan bangsa indonesia adalah bangsa yang penuh akan keberagaman dari sabang sampai merauke terkait suku, budaya, agama dan segala macam keberagamannya, menurut saya dengan adanya pemahaman mengenai konsepsi wawasan nusantara akan mempererat persatuan bangsa dan negara, dan segala keberagaman dari suku dan budaya yang ada di di seluruh Indonesia akan memberikan nilai positif dan bisa menjadi percontohan bagi bangsa dan negara lain diseluruh dunia terkait indahnya persatuan dan keberagaman yang ada di Indonesia

3. Dari yang saya tangkap mengenai artikel di atas menurut saya wawasan nusantara yang merupakan cara pandang untuk memperkuat persatuan memiliki pengaruh untuk mencegah konflik perbatasan antara indonesia dan timor leste karena jika kita menggunakan konsepsi Wawasan nusantara sebagai pandangan kehidupan berbangsa dan bernegara kita akan saling menghargai dan menghormati keberagaman satu sama lain dan itu merupakan konsepsi wawasan nusantara yang bisa mencegah konflik perbatasan yang terjadi antara indonesia dan timor leste ataupun negara lain nya yang berbatasan langsung dengan Indonesia
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS KASUS

by MUHAMMAD GERI ARIAN 2151031025 -
Nama : Muhammad Geri Arian
NPM : 2151031025
kelas : Akt B

1. Konflik yang terjadi antara timor leste dan indonesia tidak jauh mengenai perebutan wilayah yang terjadi, Konflik tersebut bukan pertama kali terjadi, karena pada akhir Juli 2012 konflik serupa juga terjadi di kabupaten yang sama, tetapi melibatkan warga dari desa yang berbeda.
namun hal positif yang dapat saya ambil adalah pentingnya dalam mempelajari wawasan nusantara dengan geopolitik sebagai penjamin persatuan dan kesatuan di segenap aspek kehidupan nasional. Aspek ini meliputi aspek ilmiah maupun aspek sosial.

2. Sudah jelas bahwasannya wawasan nusantara memiliki arti penting bagi suatu negara, hal inilah yang dapat mencegah terjadinya disintegrasi bangsa. Hakikat dari wawasan nusantara yakni menyatukan perbedaan yang ada dari batasan wilayah yang ada di seluruh Indonesia.
Sehingga dapat disimpulkan jika suatu negara tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara, suatu negara tidak akan dapat mewujudkan bangsa yang bersatu dan utuh untuk mencapai tujuan nasional.
3. Menurut saya konsepsi wawasan nusantara dapat mencegah timbul konflik seperti pada artikel yang telah dijelaskan tadi karena dengan adanya konsepsi wawasan nusantara yang tepat maka batas-batas wilayah Indonesia akan menjadi jelas dan mudah untuk dijaga.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS KASUS

by Bisma Putra Atallah 2111031108 -

Nama : Bisma Putra atallah

NPM : 2111031108

Kelas : Pancasila B

1. Tanggapan saya mengenai artikel tersebut adalah konflik terhadap perbatasan Timor Leste dan Indonesia diakibatkan adanya 4% perbatasan barat yang belum disepakati, oleh karena itu perbatasan 4% itu harus cepat membuat kesepakatan agar tidak terjadi konflik akibat daripersengketaan perbatasan.


2. Jika bangsa Indonesia tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara maka Indonesia akan kehilangan cara pandang yang bertujuan menjaga persatuan dan kesatuan. Indonesia akan kehilangan pedoman, motivasi, dorongan, dan rambu-rambu dalam menentukan suatu kebijakan.


3. Konsepsi wawasan nusantara dalam mencegah timbulnya konflik seperti artikel di atas, yaitu cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungan yang beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa

In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS KASUS

by Adella Tiara Rossa 2111031082 -
Nama: Adella Tiara Rossa
NPM: 2111031082
Kelas: AKT B
Prodi: S1 Akuntansi

Analisis Kasus 1 “Konflik Komunal di Perbatasan Indonesia- Timor Leste dan Upaya Penyelesaiannya”
1. Bagaimanakah tanggapanmu mengenai isi artikel dan hal positif apa yang bisa kamu ambil setelah membaca artikel tersebut?
Jawab:
Berkaitan dengan masalah yang terjadi antara masyarakat Indonesia dan Timor Leste yang tidak hanya berlangsung sekali saat itu saja, menurut saya perlu adanya perundingan antara kedua belah pihak dengan tujuan untuk mencapai kesepakatan yang clear antara 2 pihak yang terlibat. Perselisihan yang terjadi berulang kali saat itu, menunjukkan kurangnya ketegasan serta perlunya persamaan aturan dan pemahaman mengenai faktor-faktor pemicu perselisihan tersebut yaitu belum tuntasnya delimitasi perbatasan antara kedua negara, perbedaan interpretasi mengenai zona netral, serta terkait aspek sosial-budaya.
Adapun hal positif yang dapat saya ambil dari artikel tersebut adalah rasa ketahanan atau pertahanan nasional dari masyarakat untuk mempertahankan kepemilikannya meski dalam jalan dan bentuk yang salah, yaitu perselisihan. Kedepannya diharapkan penyelesaian dengan kepala dingin melalui perundingan, negosiasi, dan lain-lain dapat diterapkan nantinya.

2. Bagaimanakah menurut pendapatmu dan apa yang terjadi dengan wilayah dan bangsa Indonesia jika tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara?
Jawab:
Menurut pendapat saya, apabila Indonesia tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara maka akan terjadi suatu perpecahan atau disintegrasi.
Yang akan terjadi kepada wilayah Indonesia adalah ancaman adanya jajahan dari bangsa lain akibat mengurangnya rasa persatuan dan kesatuan bangsa yang menyebabkan mudah terpengaruh akan hal hal lain. Kemudian, bangsa Indonesia akan hancur tanpa adanya perekat “integrasi” dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Oleh karena itu, pentingnya konsepsi wawasan nusantara bagi suatu bangsa perlu diperhatikan dan diimplementasikan.

3. Bagaimanakah konsepsi wawasan nusantara dalam mencegah timbulnya konflik seperti artikel diatas?
Jawab:
Melalui pemahaman akan wawasan nusantara, akan membuat bangsa menyadari berbagai keanekaragaman perbedaan yang harusnya membuat kita saling merangkul bukan untuk saling menjauhi atau menyakiti. Dengan adanya konsepsi wawasan nusantara, maka akan menimbulkan rasa untuk menjaga dan mempertahankan keberagaman yang ada melalui menjaga persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara Indonesia.
Sejalan dengan tujuan wawasan nusantara yaitu menjamin persatuan dan kesatuan bangsa dalam berbagai aspek kehidupan, maka keberadaan konsepsi wawasan nusantara akan dapat mencegah konflik yang akan ditimbulkan layaknya yang tercantum pada artikel yang diberikan.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS KASUS

by ECIN SAPTIA 2111031054 -
Nama : Ecin Saptia
NPM : 2111031054
Kelas : PKN B
Jurusan : S1 Akuntansi

1. Tanggapan saya mengenai artikel tersebut saya setuju bahwa faktor-faktor penyebab terjadinya konflik antara indonesia dan timor leste diantaranya adalah karena adanya perbedaan interprestasi mengenai zona netral yang terdapat di perbatasan kedua negara, masih belum tuntas nya delimatasi perbatasan antara kedua negara. Dan yang terakhir yang menurut saya faktor penyebab yang paling besar adalah terkait dengan aspek sosial budaya antara indonesia dan timor leste. Dimana masih tinggi nya sikap sentimen negatif dan juga rasisme antarwarga negara Indonesia dengan warga timor leste sehingga menimbulkan sikap saling menjatuhkan satu sama lain. Dan menggangap wilayah tersebut ( zona netral ) adalah wilayah mereka atau berkuasa terhadap wilayah tersebut.

Hal positif yang saya dapatkan adalah penting nya setiap warga negara untuk mengetahui batas wilayah negara nya masing-masing dan juga perlu adanya pengurangan sentimen negatif dalam diri setiap warga negara terhadap negara lain agar tidak terjadinya konflik.

2. Menurut saya jika bangsa Indonesia ini tidak memiliki konsep wawasan nusantara maka akan ada banyaknya konflik yang terjadi di masyarakat khususnya di daerah-daerah seperti saling merendahkan, saling berebut sumber daya, dsb. Dimana hal-hal tersebut di picu oleh suku, agama, budaya, bahasa serta wilayah geografis yang berbeda. Selain itu juga , Jika bangsa ini tak memiliki konsep wawasan nusantara maka negara ini dapat dijajah lagi oleh bangsa lain. Bahkan dapat menjadi terpecah belah. Hal tersebut disebabkan karena tidak adanya lagi rasa persatuan dan kesatuan diantara para warga Negara.

3. Konsepsi wawasan nusantara dalam mencegah timbulnya konflik seperti artikel tersebut yaitu Dengan adanya konsepsi wawasan nusantara mampu mendorong individu dan masyarakat mengetahui, memahami, mengakui perbedaan-perbedaan yang ada di lingkungannya, serta mengetahui wilayah-wilayah Indonesia. Maka dari itu, dengan penerapan pemahaman atas wawasan nusantara ini mampu mengelola dan mengontrol terjadinya konflik di masyarakat. Konflik yang sering terjadi di masyarakat dapat disebabkan oleh adanya perbedaan. Oleh karena itu, wawasan nusantara mempunyai andil dalam hal ini, karena wawasan nusantara dapat membentuk persamaan pada masyarakat Indonesia.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS KASUS

by Annisa Nabila Putri 2111031048 -
Nama : Annisa Nabila Putri
NPM : 2111031048
Kelas : PKN AKT B
Prodi : S1 Akuntansi


1. Konflik antarwarga perbatasan Timor Tengah Utara, Indonesia dengan warga Distrik Oecussi, Timor Leste yang terjadi pada tahun 2012-2013 merupakan ancaman bagi keamanan negara. Berbagai aktor pun terlibat, mulai dari pemerintah dan aparat militer kedua negara hingga masyarakat sipil. Namun demikian, hal yang perlu juga dilakukan adalah pelibatan unsur masyarakat dalam upaya penyelesaian tersebut.
Hal positif yang bisa saya ambil dari artikel di atas adalah bagaimana pemerintah Indonesia tidak membangun di atas wilayah yang masih belum diputuskan. Tetapi bentrok antara warga sipil bukanlah langkah tepat yang harus dilakukan oleh warga, karena hal tersebut akan menimbulkan kerugian pada berbagai pihak.

2. Jika negara Indonesia tidak memiliki wawasan nusantara, maka kita harus merawat wawasan nusantara agar tidak musnah akibat berbagai ancaman yang dapat mengganggu kelangsungan pemeliharaan keutuhan negara. Ancaman baru dapat berupa ancaman internal maupun eksternal, seperti gerakan separatis dan konflik masyarakat.

3. Wawasan Nusantara dalam sejarah Indonesia berfungsi untuk memberikan pelajaran bagi semua pihak bagaimana keragaman dan perbedaan yang ada dapat menjadi kekuatan terbesar untuk menyatukan negara dan membebaskannya dari rantai penjajahan. Tidak hanya itu, kita tidak hanya bertindak, tetapi kita juga perlu bekerja sama untuk membangun dan memelihara perdamaian di NKRI. Jika ini terus berlanjut, maka akan sama dengan masa lalu dimana Indonesia selalu berkonflik.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS KASUS

by Veni Marisa Aniza 2111031076 -
Nama: Veni Marisa Aniza
NPM: 2111031076
Kelas: AKT B
Prodi: S1 Akuntansi

1. Tanggapan saya mengenai artikel diatas yang berisi tentang penyerangan antara satu sama lain di perbatasan antara negara Indonesia dan Timor Leste harus yang disebabkan oleh beberapa konflik harus segera diselesaikan. Penyerangan antar warga tersebut bukan pertama kalinya terjadi dengan kata lain merupakan kejadian yang rentan berulang. Kondisi tersebut menimbulkan ancaman dalam pertahanan dan keamanan masing-masing negara. Kedua negara harus segera menyelesaikan bagian-bagian wilayah yang tersisa untuk segera diputuskan masuk ke bagian Indonesia atau Timor Leste. Keamanan di perbatasan sebaiknya diperkuat dan diberi batas tegas antar negara. Selain masalah wilayah, faktor sosial budaya juga menjadi salah satu penyebab terjadinya konflik berulang antara Indonesia dan Timor Leste.
Hal positif yang dapat diambil adalah kesigapan masing-masing bagian keamanan Cipol dan TNI yang cepat melerai konfllik dan pihak Indonesia yang tidak membangun di daerah yang masih disengketakan.

2. Konsep wawasan nusantara sebagai geopolitik Indonesia adalah wawasan nasional yang bersumber dari Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia yang berhakikat kesatuan bangsa dan keamanan wilayah Indonesia. Jika Indonesia tidak memiliki wawasan nusantara, negara tidak akan dapat berjalan dengan baik, konflik wilayah akan terjadi dimana-mana, negara akan berjalan tanpa hukum, dan akan hancur dalam waktu yang singkat.

3. Dengan adanya konsepsi wawasan nusantara akan menjadi pedoman, motivas, dorongan, dan rambu-rambu bagi seluruh masyarakat tanpa terkecuali dalam menjalankan hukum, dalam bertindan, menentukan kebijakan, patokan menyelenggarakan negara, dan menjadi batas hukum untuk negara dan masyarakat dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS KASUS

by Febriansyah Duwi Saputra 2111031047 -
Nama: Febriansyah Duwi Saputra
NPM: 2111031047
Kelas: PKN B
Prodi: S1 Akuntansi

1. Kasus penyelesaian konflik perbatasan antara Indonesia dan Timor-Leste tersebut di atas menunjukkan bahwa telah dilakukan tindakan baik jangka pendek maupun jangka panjang, baik melalui pengerahan pasukan Tentara Nasional Indonesia maupun melalui perundingan bilateral yang dikawal oleh kementerian luar negeri kedua negara. negara. Saya pikir hal positifnya adalah bahwa elemen masyarakat terlibat dalam pekerjaan resolusi.

2. Jika kita tidak memahami nusantara, salah satunya perbedaan kita di setiap daerah, perbedaan bahasa, perbedaan agama, perbedaan ras, keunikan budaya, maka setiap orang yang kita temui pasti akan saling merendahkan dan konflik pasti akan terjadi, saling berkelahi. lain, saling menghina, banyak masalah pasti muncul, jadi beruntunglah konsep Kepulauan Wawasan diperkenalkan di sekolah, dan tidak lupa bahkan di rumah.

3. Wawasan nusantara merupakan sebuah konsep mengenai cara pandang bangsa terhadap diri dan lingkungan. Pada Deklarasi Djuanda Tahun 1957 tercetuslah konsepsi wawasan nusantara. Dalam hal ini, wawasan nusantara memegang peranan penting yakni sebagai upaya untuk mewujudkan persepsi yang sama bagi seluruh warga negara Indonesia. Memahami ketahanan nasional diperlukan pemahaman pada landasan pemikiran ketahanan nasional. Ketahanan nasional merupakan sebuah kondisi dinamik bangsa Indonesia yang mana menyakut keseluruhan aspek kehidupan yang saling berhubungan satu sama lain atau
Sengketa perbatasan yang terjadi antara Indonesia dan Timor Leste memang lebih disebabkan perebutan lahan petanian (sumber daya alam) antara kedua warga negara yakni warga desa Haumeni Ana, Kecamatan Bikomi Nilulat, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur dan warga Pasabbe, Distrik Oecussi, Timor Leste.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS KASUS

by Salsabila Murtaja Harits 2111031106 -
Nama: Salsabila Murtaja Harits
NPM: 2111031106
Kelas: AKT B
Prodi: S1 Akuntansi

Analisis Kasus I

1. Konflik antara Timor Leste dan Indonesia tak jarang berkaitan dengan permasalahan mengenai perebutan wilayah. Pada pertengahan Oktober 2013, konflik antarwarga di perbatasan Indonesia-Timor Leste kembali pecah. Warga kedua negara saling serang dengan melempar batu dan kayu di perbatasan Kabupaten Timor Tengah Utara (Indonesia) dengan Distrik Oecussi (Timor Leste). Konflik tersebut bukan pertama kali terjadi, karena pada akhir Juli 2012 konflik serupa juga terjadi di kabupaten yang sama, tetapi melibatkan warga dari desa yang berbeda. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya konflik komunal tersebut, seperti masih belum tuntasnya delimitasi perbatasan antara kedua negara, terjadi perbedaan interpretasi mengenai zona netral yang terdapat di perbatasan kedua negara, lalu terkait dengan aspek sosial budaya, yaitu masih terdapat sentimen negatif antarwarga Indonesia dengan warga Timor Leste.

Hal positif yang dapat diambil ialah pentingnya pemahaman penuh akan wawasan nusantara (geopolitik) untuk membangun kesatuan ketika dihadapkan pada kondisi dan kedudukan wilayah geografis. Dengan memahami urgensi dari wawasan nusantara itu sendiri, maka kita bisa lebih peka terhadap problem atau masalah yang mungkin akan muncul di kemudian hari, sehingga mampu mengupayakan cara terbaik untuk mencegah adanya disintegrasi bangsa.


2. Wawasan nusantara merupakan pandangan bangsa Indonesia terhadap lingkungan tempat berada termasuk diri bangsa Indonesia itu sendiri. Wawasan Nusantara memiliki peranan penting untuk mewujudkan persepsi yang sama bagi seluruh warga negara Indonesia. Para generasi muda harus memahami makna yang sesunggunghnya tentang wawasan nusantara.

Jika wilayah dan bangsa Indonesia tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara, maka Negara ini rentan dijajah lagi oleh bangsa lain karena tidak adanya lagi rasa persatuan dan kesatuan diantara para warga Negara dan tidak adanya rasa untuk melindungi bangsa secara utuh, sehingga dapat mudah terombang-ambing dan terpengaruh oleh budaya maupun bangsa lain. Maka dari itu, sebagai warga Negara yang berintelektual kita harus menjaga persatuan dan kesatuan Negara kita dengan berwawasan nusatara agar bangsa Indonesia bisa semakin sejahtera kedepannya.


3. Terkait artikel di atas, pemahaman akan Wawasan Nusantara akan mampu mencegah timbulnya konflik karena itu menjadi dasar pandangan suatu bangsa dalam mengenali batas wilayah yang dimiliki masing-masing negara. Selain itu, dengan adanya Wawasan Nusantara, mata kita akan terbuka melihat banyak sekali keberagaman yang ada, baik suku, agama, ras, golongan, dan lain sebagainya. Ketika kita menyadari bahwa betapa indahnya keberagaman ini, maka dalam diri kita akan timbul rasa ingin menjaga dan mempertahankan keberagaman yang ada dengan menjaga persatuan dan kesatuan antar suku, agama, ras, golongan, dan lain sebagainya. Hal tersebut selaras dengan tujuan Wawasan Nusantara yaitu menjamin persatuan dan kesatuan bangsa di berbagai aspek kehidupan untuk mencegah timbulnya disintegrasi bangsa dan terus berupaya menjaga persatuan dan kesatuan. Jadi, perbedaan yang ada jangan kita jadikan suatu persoalan, tetapi kita harus memanfaatkan perbedaan yang ada untuk saling melengkapi dan bergotong-royong untuk mencapai kesejahteraan bersama.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS KASUS

by Muhammad Habibie 2111031078 -
Nama : Muhammad Habibie
NPM : 2111031078
Kelas : akm b

1. Konflik yang telah berlangsung antara Timor Leste dan Indonesia tidak jauh dari sengketa wilayah. Konflik ini bukan yang pertama kali terjadi, karena pada akhir Juli 2012 konflik serupa juga terjadi di kecamatan yang sama, namun melibatkan warga dari desa yang berbeda. namun hal positif yang dapat saya ambil adalah pentingnya mengkaji wawasan nusantara dengan geopolitik sebagai penjamin persatuan dan kesatuan dalam segala aspek kehidupan berbangsa. Aspek ini meliputi aspek ilmiah dan aspek sosial.
Bangsa Indonesia memiliki kewajiban untuk terus meningkatkan kepekaan dan berupaya mencegah dan mengatasi sedini mungkin faktor-faktor penyebab disintegrasi bangsa. Bangsa Indonesia juga harus terus berupaya menjaga persatuan dan kesatuan dalam keberagaman.

2. Jelas bahwa wawasan nusantara memiliki arti penting bagi suatu negara, hal inilah yang dapat mencegah disintegrasi bangsa. Intisari Wawasan Nusantara adalah menyatukan perbedaan yang ada dari batas-batas wilayah yang ada di seluruh Indonesia. Jadi dapat disimpulkan bahwa jika suatu negara tidak memiliki konsepsi nusantara, suatu negara tidak akan mampu menciptakan bangsa yang bersatu dan bersatu untuk mencapai tujuan nasional. Dan sangat mudahnya suatu bangsa diadu dengan negara lain dan pada akhirnya bangsa tersebut akan mengalami perpecahan dan menjadi negara yang hancur.

3. Konsep geopolitik Indonesia didasarkan pada pandangan teritorial dan kehidupan berbangsa. Sebagai negara yang sangat luas dengan berbagai keragaman di dalamnya, Indonesia memiliki wawasan nusantara sebagai dasar untuk mengembangkan wawasan kebangsaan. Sehingga konsep ini dapat menjadi dasar pandangan masyarakat Indonesia tentang batas-batas wilayahnya.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS KASUS

by Adam Syams Putra Sugevi 2111031109 -

Nama : Adam Syams Putra Sugevi
NPM   : 2111031109
Kelas  : Akt B

  1. Pada artikel tersebut menjelaskan mengenai konflik komunal yang dimana diperbatasan Indonesia dan Timor Leste. Alasan terjadinya konflik ini adalah karena pembangunan jalan di dekat perbatasan Indonesia-Timor Leste yang dilakukan oleh Pemerintah Republik Demokratik Timor Leste. Konflik semacam ini bukan pertama kali terjadi, adapun faktor penyebab konflik semacam ini adalah belum tuntasnya delimitasi perbatasan antara kedua negara, perbedaan interpretasi mengenai zona netral yang terdapat di perbatasan kedua negara, serta masih terdapat sentimen negatif antarwarga Indonesia dengan warga Timor Leste.

    Dalam dampak positif yang dapat saya ambil adalah menambah wawasan saya mengenai konflik komunal serta faktor-faktor penyebabnya. Saya juga mendapat wawasan baru terkait dengan persengketaan tiga segmen batas antara Indonesia dan Timor Leste, zona netral, serta aspek sosial budaya Indonesia dan Timor Leste. Selain itu, saya menjadi lebih menyadari pentingnya memahami konsepsi wawasan nusantara untuk menghindari terjadinya konflik-konflik semacam ini.

  2. Jika wilayah dan bangsa Indonesia tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara maka akan sulit untuk menentukan perbedaan antara setiap wilayah, baik perbedaan dari segi wilayah itu sendiri, bahasa, suku, budaya, dan lainnya. Apabila bangsa Indonesia tidak memiliki konsepsi wawasan nusantara maka akan semakin sering dijumpai konflik-konflik yang terkait dengan perbatasan wilayah. Dengan semakin sering terjadinya konflik maka perpecahan pun akan terjadi, hal tersebut dapat mengancam keamanan dan pertahanan bangsa Indonesia itu sendiri.

  3. Konsepsi wawasan nusantara dapat mencegah timbulnuya konflik komunal, termasuk konflik yang terdapat pada artikel karena dengan konsepsi wawasan nusantara perbatasan antar wilayah satu dengan wilayah lain akan terlihat jelas sehingga batas wilayah antara Indonesia dan Timor Leste menjadi lebih jelas dan setiap negara dapat melindungi serta menjaga wilayah negaranya masing-masing. Dengan demikian, konflik semacam ini dapat diatasi dengan pemahaman dan penerapan dari konsepsi wawasan nusantara.