Rekan-rekan mahasiswa bagi kelompok yang bertugas silahkan share makalah
dan PPTnya di Forum diskusi bagi rekan lainnya dipersilahkan yang
ingin bertanya dan menjawab pertanyaan rekannya
Forum diskusi
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh.
Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua.
Tabik pun.
Yang terhormat Ibu Dra. Loliyana M.Pd. dan bapak Muhisom, M,Pd. I. selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Karakter, dan teman - teman yang saya sayangi dan saya banggakan.
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas Rahmat berupa kesehatan sehingga kita dapat berkumpul di virtual class pada pagi hari ini. Tak lupa pula sholawat serta salam marilah kita sanjungkan kepada nabi agung Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya diakhir kelak, amin ya rabbal Al-Aamiin.
Adapun topik yang akan kami bahas adalah "Pembentukan Karakter".
Adapun anggota kelompok 3 yaitu:
1. Astrit Ardiana Lestari 2013053055
2. Desvi Lenais Putri 2013053010
3. Gita Putri Anjali 2013053035
4. Ilham Ramadhan 2013053043
Langsung saja, dibawah ini saya lampirkan materi berupa makalah dan ppt, silahkan kepada teman-teman untuk membaca dan memahami materi yang telah kami sampaikan, kami beri waktu 20 menit untuk memahami dan membaca materi yang kami paparkan, terimakasih.
Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua.
Tabik pun.
Yang terhormat Ibu Dra. Loliyana M.Pd. dan bapak Muhisom, M,Pd. I. selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Karakter, dan teman - teman yang saya sayangi dan saya banggakan.
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas Rahmat berupa kesehatan sehingga kita dapat berkumpul di virtual class pada pagi hari ini. Tak lupa pula sholawat serta salam marilah kita sanjungkan kepada nabi agung Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya diakhir kelak, amin ya rabbal Al-Aamiin.
Adapun topik yang akan kami bahas adalah "Pembentukan Karakter".
Adapun anggota kelompok 3 yaitu:
1. Astrit Ardiana Lestari 2013053055
2. Desvi Lenais Putri 2013053010
3. Gita Putri Anjali 2013053035
4. Ilham Ramadhan 2013053043
Langsung saja, dibawah ini saya lampirkan materi berupa makalah dan ppt, silahkan kepada teman-teman untuk membaca dan memahami materi yang telah kami sampaikan, kami beri waktu 20 menit untuk memahami dan membaca materi yang kami paparkan, terimakasih.
Waalaikumsalam wr wb, Terima kasih kelompok 3
Waalaikumsalam warahmatulahi wabarakatuh
terima kasih moderator
terima kasih moderator
Wa'alaikumussalam Warahmatullalih Wabarakatuh, terima kasih kelompok 3
In reply to Desvi Lenais Putri 2013053010
Re: Forum diskusi
Waalaikumsalam warahmatulahi wabarakatuh
terima kasih moderator kelompok 3
terima kasih moderator kelompok 3
In reply to Desvi Lenais Putri 2013053010
Re: Forum diskusi
Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh, terima kasih kelompok 3.
Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh, baik terima kasih moderator
Wa'alaikumussalam Warahmatullalih Wabarakatuh, Terima kasih kelompok 3
Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Terima kasih kelompok 3
Selamat pagi terimakasih kelompok 3
Waalaikumsalam Wr wb
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Izin memperkenalkan diri,
Nama : Fitrya Dwi Rahmadhani
NPM : 2013053026
Izin bertanya, ada suatu pernyataan yang mengatakan bahwa sannya membentuk karakter dibutuhkan upaya, waktu, dan cinta dari lingkungan tempat ia tumbuh dan berkembang. Coba jelaskan pernyataan tersebut!
Sekian, terima kasih.
Izin memperkenalkan diri,
Nama : Fitrya Dwi Rahmadhani
NPM : 2013053026
Izin bertanya, ada suatu pernyataan yang mengatakan bahwa sannya membentuk karakter dibutuhkan upaya, waktu, dan cinta dari lingkungan tempat ia tumbuh dan berkembang. Coba jelaskan pernyataan tersebut!
Sekian, terima kasih.
Waalaikumussalam Warahmatullahi Wabaraktuh
Nama : Astrit Ardiana Lestari
Npm : 2013053055
Perwakilan dari kelompok 3
Izin menjawab pertanyaan dari saudari Fitrya, pertanyaanya yaitu ada suatu pernyataan yang mengatakan bahwasannya membentuk karakter dibutuhkan upaya, waktu, dan cinta dari lingkungan tempat ia tumbuh dan berkembang. Jelaskan pernyataan berikut!
Disini saya akan menjelaskan pernyataan tersebut dengan menceritakan sebuah kisah terlebih dahulu,
Suatu hari seorang anak laki-laki sedang memperhatikan sebuah kepompong, eh ternyata di dalamnya ada kupu-kupu yang sedang berjuang untuk melepaskan diri dari dalam kepompong. Kelihatannya begitu sulitnya, kemudian si anak laki-laki tersebut merasa kasihan pada kupu-kupu itu dan berpikir cara untuk membantu si kupu-kupu agar bisa keluar dengan mudah. Akhirnya si anak laki-laki tadi menemukan ide dan segera mengambil gunting dan membantu memotong kepompong agar kupu-kupu bisa segera keluar dr sana. Alangkah senang dan leganya si anak laki laki tersebut.Tetapi apa yang terjadi? Si kupu-kupu memang bisa keluar dari sana. Tetapi kupu-kupu tersebut tidak dapat terbang, hanya dapat merayap. Apa sebabnya?
Ternyata bagi seekor kupu-kupu yang sedang berjuang dari kepompongnya tersebut, yang mana pada saat dia mengerahkan seluruh tenaganya, ada suatu cairan didalam tubuhnya yang mengalir dengan kuat ke seluruh tubuhnya yang membuat sayapnya bisa mengembang sehingga ia dapat terbang, tetapi karena tidak ada lagi perjuangan tersebut maka sayapnya tidak dapat mengembang sehingga jadilah ia seekor kupu-kupu yang hanya dapat merayap. Itulah potret singkat tentang pembentukan karakter, akan terasa jelas dengan memahami contoh kupu-kupu tersebut. Seringkali orangtua dan guru, lupa akan hal ini. Bisa saja mereka tidak mau repot, atau kasihan pada anak. Kadangkala Good Intention atau niat baik kita belum tentu menghasilkan sesuatu yang baik. Sama seperti pada saat kita mengajar anak kita. Kadangkala kita sering membantu mereka karena kasihan atau rasa sayang, tapi sebenarnya malah membuat mereka tidak mandiri. Membuat potensi dalam dirinya tidak berkembang. Memandukan kreativitasnya, karena kita tidak tega melihat mereka mengalami kesulitan, yang sebenarnya jika mereka berhasil melewatinya justru menjadi kuat dan berkarakter.
Sama halnya bagi pembentukan karakter seorang anak, memang butuh waktu dan komitmen dari orangtua dan sekolah atau guru untuk mendidik anak menjadi pribadi yang berkarakter. Butuh upaya, waktu dan cinta dari lingkungan yang merupakan tempat dia bertumbuh, cinta disini jangan disalah artikan memanjakan. Jika kita taat dengan proses ini maka dampaknya bukan ke anak kita, kepada kitapun berdampak positif, paling tidak karakter sabar, toleransi, mampu memahami masalah dari sudut pandang yang berbeda, disiplin dan memiliki integritas terpancar di diri kita sebagai orangtua ataupun guru. Hebatnya, proses ini mengerjakan pekerjaan baik bagi orangtua, guru dan anak jika kita komitmen pada proses pembentukan karakter ini maka akan membentuk anak yang memiliki pribadi yang kuat dan berkarater.
Mungkin itu saja jawaban yang dapat saya sampaikan, semoga dapat menjawab pertanyaan dari fitrya, terima kasih.
Nama : Astrit Ardiana Lestari
Npm : 2013053055
Perwakilan dari kelompok 3
Izin menjawab pertanyaan dari saudari Fitrya, pertanyaanya yaitu ada suatu pernyataan yang mengatakan bahwasannya membentuk karakter dibutuhkan upaya, waktu, dan cinta dari lingkungan tempat ia tumbuh dan berkembang. Jelaskan pernyataan berikut!
Disini saya akan menjelaskan pernyataan tersebut dengan menceritakan sebuah kisah terlebih dahulu,
Suatu hari seorang anak laki-laki sedang memperhatikan sebuah kepompong, eh ternyata di dalamnya ada kupu-kupu yang sedang berjuang untuk melepaskan diri dari dalam kepompong. Kelihatannya begitu sulitnya, kemudian si anak laki-laki tersebut merasa kasihan pada kupu-kupu itu dan berpikir cara untuk membantu si kupu-kupu agar bisa keluar dengan mudah. Akhirnya si anak laki-laki tadi menemukan ide dan segera mengambil gunting dan membantu memotong kepompong agar kupu-kupu bisa segera keluar dr sana. Alangkah senang dan leganya si anak laki laki tersebut.Tetapi apa yang terjadi? Si kupu-kupu memang bisa keluar dari sana. Tetapi kupu-kupu tersebut tidak dapat terbang, hanya dapat merayap. Apa sebabnya?
Ternyata bagi seekor kupu-kupu yang sedang berjuang dari kepompongnya tersebut, yang mana pada saat dia mengerahkan seluruh tenaganya, ada suatu cairan didalam tubuhnya yang mengalir dengan kuat ke seluruh tubuhnya yang membuat sayapnya bisa mengembang sehingga ia dapat terbang, tetapi karena tidak ada lagi perjuangan tersebut maka sayapnya tidak dapat mengembang sehingga jadilah ia seekor kupu-kupu yang hanya dapat merayap. Itulah potret singkat tentang pembentukan karakter, akan terasa jelas dengan memahami contoh kupu-kupu tersebut. Seringkali orangtua dan guru, lupa akan hal ini. Bisa saja mereka tidak mau repot, atau kasihan pada anak. Kadangkala Good Intention atau niat baik kita belum tentu menghasilkan sesuatu yang baik. Sama seperti pada saat kita mengajar anak kita. Kadangkala kita sering membantu mereka karena kasihan atau rasa sayang, tapi sebenarnya malah membuat mereka tidak mandiri. Membuat potensi dalam dirinya tidak berkembang. Memandukan kreativitasnya, karena kita tidak tega melihat mereka mengalami kesulitan, yang sebenarnya jika mereka berhasil melewatinya justru menjadi kuat dan berkarakter.
Sama halnya bagi pembentukan karakter seorang anak, memang butuh waktu dan komitmen dari orangtua dan sekolah atau guru untuk mendidik anak menjadi pribadi yang berkarakter. Butuh upaya, waktu dan cinta dari lingkungan yang merupakan tempat dia bertumbuh, cinta disini jangan disalah artikan memanjakan. Jika kita taat dengan proses ini maka dampaknya bukan ke anak kita, kepada kitapun berdampak positif, paling tidak karakter sabar, toleransi, mampu memahami masalah dari sudut pandang yang berbeda, disiplin dan memiliki integritas terpancar di diri kita sebagai orangtua ataupun guru. Hebatnya, proses ini mengerjakan pekerjaan baik bagi orangtua, guru dan anak jika kita komitmen pada proses pembentukan karakter ini maka akan membentuk anak yang memiliki pribadi yang kuat dan berkarater.
Mungkin itu saja jawaban yang dapat saya sampaikan, semoga dapat menjawab pertanyaan dari fitrya, terima kasih.
Nama : Nazhifa Husna Hanifah
Npm : 2013053049
Izin menambahkan jawaban
Langkah-langkah yang harus dilakukan sekolah untuk mendesain skenario pembiasaan sikap sopan santun yaitu :
Guru dapat memberikan pemahaman kepada siswa mengenai sikap sopan santun dan pentingnya sikap sopan santun dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, guru dapat mengajarkan dan membiasakan sikap sopan santun di sekolah dengan menerapkan 3 S (senyum, salam, sapa). Guru dapat mengajarkan dan menerapkan kepada siswa bahwa harus tersenyum jika bertemu dengan orang lain, bersalaman dengan guru jika bertemu atau hendak masuk kelas, dan menyapa orang yang ditemui di sekolah. Selain itu, guru juga dapat mengajarkan cara berbicara dengan tutur kata yang baik dan sopan terhadap siapa pun terutama orang yang lebih tua. Dengan pembiasaan-pembiasaan baik yang diajarkan di sekolah tersebut, diharapkan siswa dapat memiliki kebiasaan sikap sopan santun.
Npm : 2013053049
Izin menambahkan jawaban
Langkah-langkah yang harus dilakukan sekolah untuk mendesain skenario pembiasaan sikap sopan santun yaitu :
Guru dapat memberikan pemahaman kepada siswa mengenai sikap sopan santun dan pentingnya sikap sopan santun dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, guru dapat mengajarkan dan membiasakan sikap sopan santun di sekolah dengan menerapkan 3 S (senyum, salam, sapa). Guru dapat mengajarkan dan menerapkan kepada siswa bahwa harus tersenyum jika bertemu dengan orang lain, bersalaman dengan guru jika bertemu atau hendak masuk kelas, dan menyapa orang yang ditemui di sekolah. Selain itu, guru juga dapat mengajarkan cara berbicara dengan tutur kata yang baik dan sopan terhadap siapa pun terutama orang yang lebih tua. Dengan pembiasaan-pembiasaan baik yang diajarkan di sekolah tersebut, diharapkan siswa dapat memiliki kebiasaan sikap sopan santun.
Terima kasih sdr Astrid dan nazhifa atas jawaban nya
Terima kasih kembali saudari fitrya
Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh, terimakasih atas pemaparan materinya moderator
Wa'alaikumussalam Warahmatullalih Wabarakatuh, terima kasih kelompok 3
Assalammualaikum wr.wb
Nama : Jessica Rindiani
NPM : 2013053021
Perwakilan Kel 13, Izin bertanya
Apakah hanya sekolah yang dapat mengembangkan pendidikan karakter atau ada pihak lain. Jika ada jelaskan bagaimana peranannya?
sekian, terima kasih
Nama : Jessica Rindiani
NPM : 2013053021
Perwakilan Kel 13, Izin bertanya
Apakah hanya sekolah yang dapat mengembangkan pendidikan karakter atau ada pihak lain. Jika ada jelaskan bagaimana peranannya?
sekian, terima kasih
Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh,
Nama : Gita Putri Anjali
NPM : 2013053035
Izin menjawab pertanyaan dari Saudari Jessica Rindiani, menurut saya tidak hanya sekolah yang dapat menjadi wadah dalam pengembangan karakter anak tetapi hal terpenting dalam pengembangan anak adalah lingkungan keluarga yaitu dimana karakter akan terbentuk sebagai hasil pemahaman 3 hubungan yang pasti dialami setiap manusia (friangle relationship), yaitu hubungan dengan diri sendiri (intrapersonal), dengan lingkungan (hubungan sosial dan alam sekitar). dan hubungan dengan Tuhan YME (spiritual). Setiap hasil hubungan tersebut akan memberikan pemaknaan pemahaman yang pada akhirnya menjadi nilai dan keyakinan anak. Cara anak memahami bentuk hubungan tersebut akan menentukan cara anak memperlakukan dunianya. Pemahaman negatif akan berimbas pada perlakuan yang negatif dan pemahaman yang positif akan memperlakukan dunianya dengan positif. Untuk itu, Tumbuhkan pemahaman positif pada diri anak sejak usia dini, salah satunya dengan cara membenkan kepercayaan pada anak untuk mengambil keputusan untuk dirinya sendiri, membantu anak mengarahkan potensinya dengan begitu mereka lebih mampu untuk bereksplorasi dengan sendirinya, tidak menekannya baik secara langsung atau secara halus, dan seterusnya. Biasakan anak bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Ingat pilihan terhadap lingkungan sangat menentukan pembentukan karakter anak. Seperti kata pepatah bergaul dengan penjual minyak wangi akan ikut wangi, bergaul dengan penyual ikan akan ikut amis. Seperti itulah, lingkungan baik dan sehat akan menumbuhkan karakicg schat dan baik, begitu pula sebaliknya. Dan yang tidak bisa diabaikan adalah membangun hubungan spiritual dengan Tuhan Yang Maha Esa. Hubungan spiritual dengan Tuhan YME terbangun melalui pelaksanaan dan penghayatan ibadah ritual yang terimplementasi pada kehidupan sosial.
Sekian dan terimakasih
Nama : Gita Putri Anjali
NPM : 2013053035
Izin menjawab pertanyaan dari Saudari Jessica Rindiani, menurut saya tidak hanya sekolah yang dapat menjadi wadah dalam pengembangan karakter anak tetapi hal terpenting dalam pengembangan anak adalah lingkungan keluarga yaitu dimana karakter akan terbentuk sebagai hasil pemahaman 3 hubungan yang pasti dialami setiap manusia (friangle relationship), yaitu hubungan dengan diri sendiri (intrapersonal), dengan lingkungan (hubungan sosial dan alam sekitar). dan hubungan dengan Tuhan YME (spiritual). Setiap hasil hubungan tersebut akan memberikan pemaknaan pemahaman yang pada akhirnya menjadi nilai dan keyakinan anak. Cara anak memahami bentuk hubungan tersebut akan menentukan cara anak memperlakukan dunianya. Pemahaman negatif akan berimbas pada perlakuan yang negatif dan pemahaman yang positif akan memperlakukan dunianya dengan positif. Untuk itu, Tumbuhkan pemahaman positif pada diri anak sejak usia dini, salah satunya dengan cara membenkan kepercayaan pada anak untuk mengambil keputusan untuk dirinya sendiri, membantu anak mengarahkan potensinya dengan begitu mereka lebih mampu untuk bereksplorasi dengan sendirinya, tidak menekannya baik secara langsung atau secara halus, dan seterusnya. Biasakan anak bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Ingat pilihan terhadap lingkungan sangat menentukan pembentukan karakter anak. Seperti kata pepatah bergaul dengan penjual minyak wangi akan ikut wangi, bergaul dengan penyual ikan akan ikut amis. Seperti itulah, lingkungan baik dan sehat akan menumbuhkan karakicg schat dan baik, begitu pula sebaliknya. Dan yang tidak bisa diabaikan adalah membangun hubungan spiritual dengan Tuhan Yang Maha Esa. Hubungan spiritual dengan Tuhan YME terbangun melalui pelaksanaan dan penghayatan ibadah ritual yang terimplementasi pada kehidupan sosial.
Sekian dan terimakasih
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Nama : Rissa Ade Kusuma
NPM : 2013053031
Izin menambahkan jawaban dari pertanyaan
Apakah hanya sekolah yang dapat mengembangkan pendidikan karakter atau ada pihak lain. Jika ada jelaskan bagaimana peranannya?
Jawab :
Sekolah memang salah satu yang mengembangkan pendidikan karakter seorang anak tetapi tidak hanya sekolah saja karena Karakter pada dasarnya dibentuk dan ditempa di mana lingkungan manusia berada. Karakter manusia dipengaruhi oleh faktor biologis dan faktor lingkungan. Faktor biologis merupakan faktor genetik pembawaan dari orang tuanya. Sedikit banyak karakter orang tua akan menurun pada anak-anaknya.Meskipun demikian faktor genetik atau biologis ini bukan menjadi dominan karena harus melewati seleksi lingkungan yang lebih banyak berpengaruh terhadap pembentukan karakter seseorang. Faktor lingkungan terdiri dari 2 yaitu:(1) Lingkungan keluarga, keluarga merupakan unit sosial terkecil sebagai tempat utama terjadinya sosialisasi (pewarisan nilai dan budaya). Keluarga memiliki peranan yang sangat penting untuk menumbuhkan perkembangan karakter seseorang. Anak akan memiliki karakter keras jika perilaku orang tua menunjukkan kekrasan dalam keluarga.
(2) Lingkungan Masyarakat atau teman sebaya. Lingkungan masyarakat merupakan media sosialisasi yang kedua setelah keluarga. Lingkungan yang baik, aman, tenang, dan damai akan menambah dan mewarnai karakter anak hingga tumbuh menjadi anak yang baik. Sebaliknya lingkungan masyarakat yang bising, tidak aman, penuh dengan pelanggaran norma-norma sosial maka secara tidak langsung anak akan terpapar oleh nilai-nilai yang tidak baik sehingga dikemudian hari anak akan mudah menyimpang dari nilai-nilai sosial yang ada.
Sekian terimakasih
Nama : Rissa Ade Kusuma
NPM : 2013053031
Izin menambahkan jawaban dari pertanyaan
Apakah hanya sekolah yang dapat mengembangkan pendidikan karakter atau ada pihak lain. Jika ada jelaskan bagaimana peranannya?
Jawab :
Sekolah memang salah satu yang mengembangkan pendidikan karakter seorang anak tetapi tidak hanya sekolah saja karena Karakter pada dasarnya dibentuk dan ditempa di mana lingkungan manusia berada. Karakter manusia dipengaruhi oleh faktor biologis dan faktor lingkungan. Faktor biologis merupakan faktor genetik pembawaan dari orang tuanya. Sedikit banyak karakter orang tua akan menurun pada anak-anaknya.Meskipun demikian faktor genetik atau biologis ini bukan menjadi dominan karena harus melewati seleksi lingkungan yang lebih banyak berpengaruh terhadap pembentukan karakter seseorang. Faktor lingkungan terdiri dari 2 yaitu:(1) Lingkungan keluarga, keluarga merupakan unit sosial terkecil sebagai tempat utama terjadinya sosialisasi (pewarisan nilai dan budaya). Keluarga memiliki peranan yang sangat penting untuk menumbuhkan perkembangan karakter seseorang. Anak akan memiliki karakter keras jika perilaku orang tua menunjukkan kekrasan dalam keluarga.
(2) Lingkungan Masyarakat atau teman sebaya. Lingkungan masyarakat merupakan media sosialisasi yang kedua setelah keluarga. Lingkungan yang baik, aman, tenang, dan damai akan menambah dan mewarnai karakter anak hingga tumbuh menjadi anak yang baik. Sebaliknya lingkungan masyarakat yang bising, tidak aman, penuh dengan pelanggaran norma-norma sosial maka secara tidak langsung anak akan terpapar oleh nilai-nilai yang tidak baik sehingga dikemudian hari anak akan mudah menyimpang dari nilai-nilai sosial yang ada.
Sekian terimakasih
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Nama : Nurma Yunita
NPM : 2013053024
Izin menambahkan jawaban mengenai pengembangkan pendidikan karakter oleh ada pihak lain selain dari sekolah yaitu salah satu nya berasal dari lingkungan. Dalam melaksanakan pendidikan berbasis karakter dan budaya bangsa, strategi pengembangan pendidikan perlu mengonseptualisasikan individu sebagai makhluk utuh dengan menekankan pentingnya aspek moral dan hal tersebut bisa di dapatkannya dari lingkunga sekitar. Proses pendidikan harus diupayakan untuk pendidikan nilai sedini mungkin dan sepanjang hayat. Aktivitas keseharian harus menempatkan pimpinan institusi dan pendidik menjadi model dan bertindak adil, amanah, dan kasih sayang. Pembelajaran hendaknya mampu menciptakan gerakan pendidikan nilai dan mengawalnya secara berkesinambungan, baik dalam konteks pendidikan formal, informal, maupun nonformal.Prosespendidikanhendaknya memberikan orientasi peserta didik baru dan melepas lulusan setiap jenjang pendidikan dengan materi nilai-nilai yang dapat diterima di masyarakat. Agar peserta didik tidak tercerabut dari akar budayanya, pendidikan perlu menginternalisasikan nilai-nilai yang dijunjung tinggi di masyarakat selama dalam proses pembelajaran dan pendidikan dengan mengupayakan lingkungan fisik dan sosial yang bersih dan menarik.
Sekian, tambahan dari saya wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Nama : Nurma Yunita
NPM : 2013053024
Izin menambahkan jawaban mengenai pengembangkan pendidikan karakter oleh ada pihak lain selain dari sekolah yaitu salah satu nya berasal dari lingkungan. Dalam melaksanakan pendidikan berbasis karakter dan budaya bangsa, strategi pengembangan pendidikan perlu mengonseptualisasikan individu sebagai makhluk utuh dengan menekankan pentingnya aspek moral dan hal tersebut bisa di dapatkannya dari lingkunga sekitar. Proses pendidikan harus diupayakan untuk pendidikan nilai sedini mungkin dan sepanjang hayat. Aktivitas keseharian harus menempatkan pimpinan institusi dan pendidik menjadi model dan bertindak adil, amanah, dan kasih sayang. Pembelajaran hendaknya mampu menciptakan gerakan pendidikan nilai dan mengawalnya secara berkesinambungan, baik dalam konteks pendidikan formal, informal, maupun nonformal.Prosespendidikanhendaknya memberikan orientasi peserta didik baru dan melepas lulusan setiap jenjang pendidikan dengan materi nilai-nilai yang dapat diterima di masyarakat. Agar peserta didik tidak tercerabut dari akar budayanya, pendidikan perlu menginternalisasikan nilai-nilai yang dijunjung tinggi di masyarakat selama dalam proses pembelajaran dan pendidikan dengan mengupayakan lingkungan fisik dan sosial yang bersih dan menarik.
Sekian, tambahan dari saya wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
baik terima kasih atas jawabannya
Nama : Nazhifa Husna Hanifah
Npm : 2013053049
Izin menambahkan jawaban :
Pengembangan karakter tidak hanya dapat dilakukan oleh sekolah saja. Pihak lain yang dapat mempengaruhi pengembangan pendidikan karakter seseorang yaitu lingkungan sekitarnya. Seseorang tumbuh dan besar berada di lingkungan masing-masing yang berbeda-beda. Setiap harinya seorang anak berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Jika lingkungan sekitar nya adalah lingkungan yang baik (seperti jika berbicara menggunakan kata yang baik dan sopan) maka karakter seorang anak bisa berkembang menjadi karakter yang baik begitu sebaliknya. Selain itu, pengalaman hidup juga mempengaruhi perkembangan karakter anak. Contohnya saja jika seorang anak tumbuh dalam keluarga yang memperlakukannya dengan keras dan kasar maka bisa saja dia memperlakukan orang lain sama dengan yang ia rasakan. Pengalaman hidup mempengaruhi anak dalam bersikap kepada orang lain. Untuk itu, orang tua dan keluarga sebagai lingkungan pertama yang ditemui anak, guru pertama dalam membina karakter anak sekaligus pemberi pengalaman hidup terbesar harus dapat memberikan kasih sayang, mengajarkan hal yang baik, serta memperlakukan anak dengan baik.
Npm : 2013053049
Izin menambahkan jawaban :
Pengembangan karakter tidak hanya dapat dilakukan oleh sekolah saja. Pihak lain yang dapat mempengaruhi pengembangan pendidikan karakter seseorang yaitu lingkungan sekitarnya. Seseorang tumbuh dan besar berada di lingkungan masing-masing yang berbeda-beda. Setiap harinya seorang anak berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Jika lingkungan sekitar nya adalah lingkungan yang baik (seperti jika berbicara menggunakan kata yang baik dan sopan) maka karakter seorang anak bisa berkembang menjadi karakter yang baik begitu sebaliknya. Selain itu, pengalaman hidup juga mempengaruhi perkembangan karakter anak. Contohnya saja jika seorang anak tumbuh dalam keluarga yang memperlakukannya dengan keras dan kasar maka bisa saja dia memperlakukan orang lain sama dengan yang ia rasakan. Pengalaman hidup mempengaruhi anak dalam bersikap kepada orang lain. Untuk itu, orang tua dan keluarga sebagai lingkungan pertama yang ditemui anak, guru pertama dalam membina karakter anak sekaligus pemberi pengalaman hidup terbesar harus dapat memberikan kasih sayang, mengajarkan hal yang baik, serta memperlakukan anak dengan baik.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Nama : Sella Agustin Sriwinarti
Npm : 2013053039
Izin menambahkan sedikit jawaban dari pertanyaan saudari Jessica , Pendidikan karakter ini tidak hanya sekolah saja yang ikut andil dalam pengembangan pendidikan karakter, keluarga juga mempunyai peranan. Peran keluarga dalam pendidikan anak teramat besar, keluarga merupakan unsur terkecil dalam masyarakat, dari keluarga pulalah anak belajar berperilaku dan bersikap sebagai anggota masyarakat yang bermartabat. Peran keluarga memiliki peranan yang penting, agar proses dalam setiap jenjang, jalur, dan jenis pendidikan serta berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan bertanggung jawab. Contoh kecil saja seperti kebiasaan baik yang sudah tertanam sebagai orang tua yang mencontoh anaknya. Jika orang tua setiap masuk rumah mengucapkan salam, itu telah diartikan sebagai usaha membiasakan. Bila anak masuk rumah tidak mengucapkan salam, maka orang tua mengingatkan untuk mengucapkan salam.
Sekian dan terimakasih, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Nama : Sella Agustin Sriwinarti
Npm : 2013053039
Izin menambahkan sedikit jawaban dari pertanyaan saudari Jessica , Pendidikan karakter ini tidak hanya sekolah saja yang ikut andil dalam pengembangan pendidikan karakter, keluarga juga mempunyai peranan. Peran keluarga dalam pendidikan anak teramat besar, keluarga merupakan unsur terkecil dalam masyarakat, dari keluarga pulalah anak belajar berperilaku dan bersikap sebagai anggota masyarakat yang bermartabat. Peran keluarga memiliki peranan yang penting, agar proses dalam setiap jenjang, jalur, dan jenis pendidikan serta berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan bertanggung jawab. Contoh kecil saja seperti kebiasaan baik yang sudah tertanam sebagai orang tua yang mencontoh anaknya. Jika orang tua setiap masuk rumah mengucapkan salam, itu telah diartikan sebagai usaha membiasakan. Bila anak masuk rumah tidak mengucapkan salam, maka orang tua mengingatkan untuk mengucapkan salam.
Sekian dan terimakasih, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Nama : Elok Etika Putri
Npm : 2013053030
Izin menambahkan jawaban atas pertanyaan dari Jessica Rindiani.
Dalam pengembangan karakter, sekolah merupakan tempat kedua dalam melakukan perannya. Yang menjadi tempat utama seseorang dalam mengembangkan karakter adalah keluarga. Karena keluarga merupakan institusi yang paling dekat dan pertama kali bagi anak dalam mendapatkan pendidikan dari orangtuanya. Jadi keluarga mempunyai peran penting dalam pembentukan karakter anak, oleh karena itu keluarga harus memberikan pendidikan atau mengajar anak tentang akhlak mulia atau baik.
Npm : 2013053030
Izin menambahkan jawaban atas pertanyaan dari Jessica Rindiani.
Dalam pengembangan karakter, sekolah merupakan tempat kedua dalam melakukan perannya. Yang menjadi tempat utama seseorang dalam mengembangkan karakter adalah keluarga. Karena keluarga merupakan institusi yang paling dekat dan pertama kali bagi anak dalam mendapatkan pendidikan dari orangtuanya. Jadi keluarga mempunyai peran penting dalam pembentukan karakter anak, oleh karena itu keluarga harus memberikan pendidikan atau mengajar anak tentang akhlak mulia atau baik.
Ajaran-ajaran yang dapat diberikan pada anak-anaknya diantaranya kebenaran, kejujuran, keikhlasan, kesabaran, kasih sayang, cinta kebaikan, pemurah, berani dan lain-lain.
Tujuan pendidikan karakter ini adalah untuk menghindari terjadinya perilaku negatif dan membentuk individu yang bermoral. Pendidikan karakter selalu berkaitan dengan lingkungan keluarga karena lingkungan keluarga adalah lingkungan yang pertama dalam membentuk karakter seseorang.
Terimakasih
Tujuan pendidikan karakter ini adalah untuk menghindari terjadinya perilaku negatif dan membentuk individu yang bermoral. Pendidikan karakter selalu berkaitan dengan lingkungan keluarga karena lingkungan keluarga adalah lingkungan yang pertama dalam membentuk karakter seseorang.
Terimakasih
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Izin memperkenalkan diri,
Nama : Amalia Indah
NPM : 2013053008
Izin bertanya, Pembudayaan sikap sopan santun di sekolah dapat dilakukan dengan melalui program yang di buat di sekolah, menurur kalian, apa langkah langkah yang harus di lakukan sekolah untuk mendesain skenario pembiasaan sikap sopan santun ?
Izin memperkenalkan diri,
Nama : Amalia Indah
NPM : 2013053008
Izin bertanya, Pembudayaan sikap sopan santun di sekolah dapat dilakukan dengan melalui program yang di buat di sekolah, menurur kalian, apa langkah langkah yang harus di lakukan sekolah untuk mendesain skenario pembiasaan sikap sopan santun ?
Wa'alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh
Terima kasih amalia atas pertanyaan nya.
Saya, Desvi Lenais Putri
NPM : 2013053010
Disini saya akan menjawab pertanyaan dari saudari Amalia Indah dengan pertanyaan "Pembudayaan sikap sopan santun di sekolah dapat dilakukan dengan melalui program yang di buat di sekolah, menurur kalian, apa langkah langkah yang harus di lakukan sekolah untuk mendesain skenario pembiasaan sikap sopan santun?"
Pembudayaan sikap sopan santun di sekolah dapat dilakukan melalui program yang dibuat oleh sekolah untuk mendesain skenario pembiasaan sikap sopan santun. Sekolah dapat melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Peran sekolah dalam membiasakan sikap sopan santun dapat dilakukan dengan memberikan contoh sikap sopan dan santun yang ditunjukkan oleh guru. Siswa sebagai pembelajar dapat menggunakan guru sebagai model. Dengan contoh atau model dari guru ini siswa dengan mudah dapat meniru sehingga guru dapat dengan mudah menananmkan sikap sopan santun.
b) Guru dapat mengitegrasikan perilakuk sopan santun ini dalam setiap mata pelajaran, sehingga tanggungjawab perkembanagn anak didik tidak hanya menjadi beban guru agama, pendidikan moral pancasila, dan guru BP.
c) Guru agama, guru pendidikan moral pancasila dan guru BP dapat melakukan pembiasaan yang dikaitkan dalam penilaian secara afektif. Penilaian pencapain kompetensi dalam 3 mata pelajaran ini hendaknya difokuskan pada pencapain kompetensi afektif. Kompetensi kognitif hanya sebagai pendukung mengusaan secara afektif.
Sekian, terima kasih.
Terima kasih amalia atas pertanyaan nya.
Saya, Desvi Lenais Putri
NPM : 2013053010
Disini saya akan menjawab pertanyaan dari saudari Amalia Indah dengan pertanyaan "Pembudayaan sikap sopan santun di sekolah dapat dilakukan dengan melalui program yang di buat di sekolah, menurur kalian, apa langkah langkah yang harus di lakukan sekolah untuk mendesain skenario pembiasaan sikap sopan santun?"
Pembudayaan sikap sopan santun di sekolah dapat dilakukan melalui program yang dibuat oleh sekolah untuk mendesain skenario pembiasaan sikap sopan santun. Sekolah dapat melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Peran sekolah dalam membiasakan sikap sopan santun dapat dilakukan dengan memberikan contoh sikap sopan dan santun yang ditunjukkan oleh guru. Siswa sebagai pembelajar dapat menggunakan guru sebagai model. Dengan contoh atau model dari guru ini siswa dengan mudah dapat meniru sehingga guru dapat dengan mudah menananmkan sikap sopan santun.
b) Guru dapat mengitegrasikan perilakuk sopan santun ini dalam setiap mata pelajaran, sehingga tanggungjawab perkembanagn anak didik tidak hanya menjadi beban guru agama, pendidikan moral pancasila, dan guru BP.
c) Guru agama, guru pendidikan moral pancasila dan guru BP dapat melakukan pembiasaan yang dikaitkan dalam penilaian secara afektif. Penilaian pencapain kompetensi dalam 3 mata pelajaran ini hendaknya difokuskan pada pencapain kompetensi afektif. Kompetensi kognitif hanya sebagai pendukung mengusaan secara afektif.
Sekian, terima kasih.
Baik, sebelumnya izin memperkenalkan diri,
Nama: Shela Febriani
NPM: 2013053032
Izin untuk menambahkan sedikit jawaban dari pertanyaan saudari Amalia Indah dengan pertanyaan
"Pembudayaan sikap sopan santun di sekolah dapat dilakukan melalui program yang dibuat oleh sekolah. Menurut anda, apa langkah-langkah yang harus dilakukan sekolah untuk mendesain skenario pembiasaan sikap sopan santun?"
Jadi menurut saya, upaya pihak sekolah untuk mendesain skenario pembiasaan sikap santun terhadap siswa salah satunya dapat ditempuh melalui guru yang mengajar dikelas, langkah-langkah yang bisa dilakukan guru untuk mengimplementasikan hal ini antara lain dengan:
a. Membiasakan para guru mengajar itu sendiri mengajar atau menjelaskan materi dengan menggunakan bahasa santun sebagai metode
peniruan dan keteladanan siswa
b. Membiasakan seluruh siswa untuk saling berbahasa yang santun
c. Memberikan reward terhadap siswa yang telah menunjukan sikap santunnya di kelas dalam bentuk pujian atau yang lainnya
d. Memberikan kritik terhadap siswa yang belum menerapkan sikap santun tersebut namun dengan bahasa yang baik dan tidak menyinggung pihak manapun didalam
kegiatan belajar mengajar
e. Setiap guru memberikan salah satu contoh pengimplementasian materi dari apa yang telah disampaikan hendaknya selalu diselipkan aspek kesantunan
f. Setiap pokok bahasan yang telah diajarkan oleh guru masing-masing mata pelajaran hendaknya guru harus mengaitkannya dengan kewajiban untuk pengamalannya dalam kehidupan sehari-hari dimanapun para siswa berada.
Baik mungkin hanya itu saja, terima kasih.
Nama: Shela Febriani
NPM: 2013053032
Izin untuk menambahkan sedikit jawaban dari pertanyaan saudari Amalia Indah dengan pertanyaan
"Pembudayaan sikap sopan santun di sekolah dapat dilakukan melalui program yang dibuat oleh sekolah. Menurut anda, apa langkah-langkah yang harus dilakukan sekolah untuk mendesain skenario pembiasaan sikap sopan santun?"
Jadi menurut saya, upaya pihak sekolah untuk mendesain skenario pembiasaan sikap santun terhadap siswa salah satunya dapat ditempuh melalui guru yang mengajar dikelas, langkah-langkah yang bisa dilakukan guru untuk mengimplementasikan hal ini antara lain dengan:
a. Membiasakan para guru mengajar itu sendiri mengajar atau menjelaskan materi dengan menggunakan bahasa santun sebagai metode
peniruan dan keteladanan siswa
b. Membiasakan seluruh siswa untuk saling berbahasa yang santun
c. Memberikan reward terhadap siswa yang telah menunjukan sikap santunnya di kelas dalam bentuk pujian atau yang lainnya
d. Memberikan kritik terhadap siswa yang belum menerapkan sikap santun tersebut namun dengan bahasa yang baik dan tidak menyinggung pihak manapun didalam
kegiatan belajar mengajar
e. Setiap guru memberikan salah satu contoh pengimplementasian materi dari apa yang telah disampaikan hendaknya selalu diselipkan aspek kesantunan
f. Setiap pokok bahasan yang telah diajarkan oleh guru masing-masing mata pelajaran hendaknya guru harus mengaitkannya dengan kewajiban untuk pengamalannya dalam kehidupan sehari-hari dimanapun para siswa berada.
Baik mungkin hanya itu saja, terima kasih.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh
Nama : Sofi Cahya Fitri
Npm : 2013053028
izin menambahkan pertanyaan dari Amalia indah.
menurut Wahyudi dan I made
Arsana (2014,hal.295) ia berpendapat bawah, hal hal yang dapat dilakukan sekolah untuk melatih karakter kesopanan kepada siswa yaitu :
a. Menghormati orang yang lebih tua
b. Tidak berkata-kata kotor, kasar, dan sombong
c. Memberi salam setiap berjumpa dengan guru
d. Menghargai pendapat orang lain.
Atau bisa jga dengan cara : a. Memberi kesempatan pada anak untuk mengungkapkan masalahnya.
b. Kenalkan cara meminta maaf yang baik pada anak.
c. Tidak memaksakan anak untuk melakukan hal-hal yang membuatnya
tertekan.
d. Memberikan dorongan atau motivasi kepada anak.
Terima kasih
Nama : Sofi Cahya Fitri
Npm : 2013053028
izin menambahkan pertanyaan dari Amalia indah.
menurut Wahyudi dan I made
Arsana (2014,hal.295) ia berpendapat bawah, hal hal yang dapat dilakukan sekolah untuk melatih karakter kesopanan kepada siswa yaitu :
a. Menghormati orang yang lebih tua
b. Tidak berkata-kata kotor, kasar, dan sombong
c. Memberi salam setiap berjumpa dengan guru
d. Menghargai pendapat orang lain.
Atau bisa jga dengan cara : a. Memberi kesempatan pada anak untuk mengungkapkan masalahnya.
b. Kenalkan cara meminta maaf yang baik pada anak.
c. Tidak memaksakan anak untuk melakukan hal-hal yang membuatnya
tertekan.
d. Memberikan dorongan atau motivasi kepada anak.
Terima kasih
Nama : Nazhifa Husna Hanifah
Npm : 2013053049
Izin menambahkan jawaban
Langkah-langkah yang harus dilakukan sekolah untuk mendesain skenario pembiasaan sikap sopan santun yaitu :
Guru dapat memberikan pemahaman kepada siswa mengenai sikap sopan santun dan pentingnya sikap sopan santun dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, guru dapat mengajarkan dan membiasakan sikap sopan santun di sekolah dengan menerapkan 3 S (senyum, salam, sapa). Guru dapat mengajarkan dan menerapkan kepada siswa bahwa harus tersenyum jika bertemu dengan orang lain, bersalaman dengan guru jika bertemu atau hendak masuk kelas, dan menyapa orang yang ditemui di sekolah. Selain itu, guru juga dapat mengajarkan cara berbicara dengan tutur kata yang baik dan sopan terhadap siapa pun terutama orang yang lebih tua. Dengan pembiasaan-pembiasaan baik yang diajarkan di sekolah tersebut, diharapkan siswa dapat memiliki kebiasaan sikap sopan santun.
Npm : 2013053049
Izin menambahkan jawaban
Langkah-langkah yang harus dilakukan sekolah untuk mendesain skenario pembiasaan sikap sopan santun yaitu :
Guru dapat memberikan pemahaman kepada siswa mengenai sikap sopan santun dan pentingnya sikap sopan santun dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, guru dapat mengajarkan dan membiasakan sikap sopan santun di sekolah dengan menerapkan 3 S (senyum, salam, sapa). Guru dapat mengajarkan dan menerapkan kepada siswa bahwa harus tersenyum jika bertemu dengan orang lain, bersalaman dengan guru jika bertemu atau hendak masuk kelas, dan menyapa orang yang ditemui di sekolah. Selain itu, guru juga dapat mengajarkan cara berbicara dengan tutur kata yang baik dan sopan terhadap siapa pun terutama orang yang lebih tua. Dengan pembiasaan-pembiasaan baik yang diajarkan di sekolah tersebut, diharapkan siswa dapat memiliki kebiasaan sikap sopan santun.
Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh
waalaikkumsalam, baik terimkasih moderator serta khususnya rekan kelompok yang bertugas
Assalamualaikum warahmatulahi wabarakatuh
Nama : Azzahra addinu nayla
NPM : 2013053037
Izin bertanya kelompok 3,
siapa yang bertanggung jawab atas faktor "keteladanan" dalam pembentukan karakter seorang anak?
terima kasih
Nama : Azzahra addinu nayla
NPM : 2013053037
Izin bertanya kelompok 3,
siapa yang bertanggung jawab atas faktor "keteladanan" dalam pembentukan karakter seorang anak?
terima kasih
Izin menjawab, Rasanya semua pihak ikut bertanggung jawab atas hal ini. Bukan tanpa alasan, ini karena seorang anak itu pada dasarnya mempunyai dua "orang tua" dalam hidup dan kesehariannya.
Pertama orang tua dirumah dan kedua orang tua di sekolah, nah 2 pihak ini sangat sangat perlu bertanggung jawab atas terciptanya sebuah karakter seorang anak tersebut. para "orang tua" ini wajib menunjukkan bahkan mencontohkan teladan yang baik terhadap anak anak. Terima kasih
Pertama orang tua dirumah dan kedua orang tua di sekolah, nah 2 pihak ini sangat sangat perlu bertanggung jawab atas terciptanya sebuah karakter seorang anak tersebut. para "orang tua" ini wajib menunjukkan bahkan mencontohkan teladan yang baik terhadap anak anak. Terima kasih
Nama: Ninda Nirmala Septiani
Npm : 2013053047
izin menambahkan sedikit,
Benar yang dikatakan saudara ilham, bahwa sannya orang tua sebagai pihak pertama yng bertanggungjawab dalam pembentukan karakter anak, selain itu ada pihak lain yang bertanggung jawab dalam pembentukan karakter anak yaitu masyarakat yang memiliki peran tidak kalah pentingnya dalam upaya pembentukan karakter anak bangsa. Dalam hal ini yang masyarakat disini adalah orang yang lebih tua yang "tidak dekat “, “ tidak dikenal “ “ tidak memiliki ikatan famili “ dengan anak tetapi saat itu ada di lingkungan sang anak atau melihat tingkah laku si anak.
Npm : 2013053047
izin menambahkan sedikit,
Benar yang dikatakan saudara ilham, bahwa sannya orang tua sebagai pihak pertama yng bertanggungjawab dalam pembentukan karakter anak, selain itu ada pihak lain yang bertanggung jawab dalam pembentukan karakter anak yaitu masyarakat yang memiliki peran tidak kalah pentingnya dalam upaya pembentukan karakter anak bangsa. Dalam hal ini yang masyarakat disini adalah orang yang lebih tua yang "tidak dekat “, “ tidak dikenal “ “ tidak memiliki ikatan famili “ dengan anak tetapi saat itu ada di lingkungan sang anak atau melihat tingkah laku si anak.
In reply to Desvi Lenais Putri 2013053010
Re: Forum diskusi
Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh, baik terimakasih kelompok 3
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Mohon Izin sebelumnya kepada Yang Terhormat Ibu Dra. Loliyana M. PD. dan bapak Muhisom, M,Pd. I.
Baik kepada teman teman kelas 4E, disini kami akan melanjutkan sesi Tanya Jawab pada hari ini, kami membuka 2 Termin, di masing masing termin, teman teman mendapatkan 4 kesempatan untuk bertanya.
Mohon Izin sebelumnya kepada Yang Terhormat Ibu Dra. Loliyana M. PD. dan bapak Muhisom, M,Pd. I.
Baik kepada teman teman kelas 4E, disini kami akan melanjutkan sesi Tanya Jawab pada hari ini, kami membuka 2 Termin, di masing masing termin, teman teman mendapatkan 4 kesempatan untuk bertanya.
Dan kepada teman teman yang sekiranya ingin menambahkan jawaban, akan kami persilahkan SETELAH tim penyaji materi telah menjawab pertanyaan tersebut
Silahkan sebutkan nama, NPM dan asal kelompok teman teman.
Saya akan membukan Termin pertama, disilahkan kepada teman tenang yang mempunyai pertanyaan, agar dapat menyampaikan pertanyaan nya
Silahkan sebutkan nama, NPM dan asal kelompok teman teman.
Saya akan membukan Termin pertama, disilahkan kepada teman tenang yang mempunyai pertanyaan, agar dapat menyampaikan pertanyaan nya
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Nama : Salwa Faadhila Barmuranbi
NPM : 2013053052
Asal Kelompok : 6
Izin bertanya,
Seperti yang kita lihat sekarang ini bahwa teknologi semakin maju dan canggih, semua orang pasti sudah mengenal sosial media bahkan anak-anak sekarang yg belum saatnya untuk mengenal tentang sosial media pun sudah tidak asing lagi dengan hal itu. Bagaimana pendapat/saran kelompok anda untuk membatasi penyalahgunaan sosial media dan arahan anda untuk membentuk karakter yang baik dalam penggunaan sosial media?
Terima kasih.
Nama : Salwa Faadhila Barmuranbi
NPM : 2013053052
Asal Kelompok : 6
Izin bertanya,
Seperti yang kita lihat sekarang ini bahwa teknologi semakin maju dan canggih, semua orang pasti sudah mengenal sosial media bahkan anak-anak sekarang yg belum saatnya untuk mengenal tentang sosial media pun sudah tidak asing lagi dengan hal itu. Bagaimana pendapat/saran kelompok anda untuk membatasi penyalahgunaan sosial media dan arahan anda untuk membentuk karakter yang baik dalam penggunaan sosial media?
Terima kasih.
In reply to Salwa Faadhila Barmuranbi 2013053052
Re: Forum diskusi
Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh,
Nama : Gita Putri Anjali
NPM : 2013053035
Baik izin menjawab pertanyaan dari Saudari Salwa, ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh orang tua sebagai langkah untuk menjaga anak-anak mereka dari dampak negatif situs jejaring sosial, di antaranya adalah sebagai berikut:
a. Berupaya belajar tentang internet serta situs jejaring sosial yang ada di internet tersebut. Hal ini perlu dilakukan agar setidaknya para orang tua mengetahui seperti apa teknologi sekarang ini, dan bisa mengawasi anaknya pada saat berselancar di internet.
b. Beritahukan tentang bahaya yang mengintai dalam penggunaan situs jejaring sosial. Hal ini akan membuat anak menjadi lebih berhati-hati dalam menggunakan jejaring sosial tersebut, dan mengerti batasan-batasannya,
c. Sebisanya dampingi anak saat berselancar di dunia maya, terlebih pada saat anak tersebut membuka situs jejaring sosial.
d. Tidak memberikan telepon seluler yang dapat mengakses internet pada anak yang belum cukup umur.
Sedangkan pada guru disekolah, juga memiliki beberapa hal yang perlu dilakukan agar sang siswa mengerti batasan-batasan sosial media.
a. Memberikan Pemahaman kepada Siswa Tentang Bahaya Situs Jejaring Sosial.
b. Usahakan Untuk Tidak Memberikan Telepon Seluler yang Dapat Mengakses Internet (situs jejaring sosial).
c. Mengawasi Siswa dalam Berinternet atau Berjejaring Sosial.
Sekian dan terimakasih
Nama : Gita Putri Anjali
NPM : 2013053035
Baik izin menjawab pertanyaan dari Saudari Salwa, ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh orang tua sebagai langkah untuk menjaga anak-anak mereka dari dampak negatif situs jejaring sosial, di antaranya adalah sebagai berikut:
a. Berupaya belajar tentang internet serta situs jejaring sosial yang ada di internet tersebut. Hal ini perlu dilakukan agar setidaknya para orang tua mengetahui seperti apa teknologi sekarang ini, dan bisa mengawasi anaknya pada saat berselancar di internet.
b. Beritahukan tentang bahaya yang mengintai dalam penggunaan situs jejaring sosial. Hal ini akan membuat anak menjadi lebih berhati-hati dalam menggunakan jejaring sosial tersebut, dan mengerti batasan-batasannya,
c. Sebisanya dampingi anak saat berselancar di dunia maya, terlebih pada saat anak tersebut membuka situs jejaring sosial.
d. Tidak memberikan telepon seluler yang dapat mengakses internet pada anak yang belum cukup umur.
Sedangkan pada guru disekolah, juga memiliki beberapa hal yang perlu dilakukan agar sang siswa mengerti batasan-batasan sosial media.
a. Memberikan Pemahaman kepada Siswa Tentang Bahaya Situs Jejaring Sosial.
b. Usahakan Untuk Tidak Memberikan Telepon Seluler yang Dapat Mengakses Internet (situs jejaring sosial).
c. Mengawasi Siswa dalam Berinternet atau Berjejaring Sosial.
Sekian dan terimakasih
In reply to Gita Putri Anjali 2013053035
Re: Forum diskusi
Terima kasih saudari Gita untuk jawaban dan penjelasannya.
Nama: Ninda Nirmala Septiani
Npm: 2013053047
izin menambahkan jawaban,
Ada pun cara lain untuk membatasi anak ber sosial media selain yang sudah dijawab oleh saudari gita, diantaranya yaitu:
1. Orang Tua Membuat Aturan.
Hal pertama yang perlu di lakukan adalah sadar akan bahaya gawai pada anak. Jika tidak, buatlah aturan sejak dini. Buat kesepakatan dengan anak berapa lama boleh main gawai dan kapan waktunya. Perjanjian ini harus disiplin dikontrol dan ditegakkan orang tua agar-agar anak-anak ikut disiplin. Orang tua harus konsisten dengan aturannya.
2. Mengalihkan Perhatian Anak
Mungkin Parent Pinters sedikit sedih melihat anak yang sehari-hari sibuk dengan gawai di tangannya sehingga jadi malas bermain bersama teman-temannya. Nah, cobalah di sini sebagai orang tua Anda mengambil peran dengan membuat sesuatu hal yang dapat mengalihkan perhatian anak pada perangkat layar bergeraknya. Misalnya dengan membuat kegiatan menyenangkan di luar rumah, bermain, berkebun, berolahraga bersama dan sejenisnya. Aktivitas yang melibatkan anggota keluarga di luar ruangan akan membuat anak sedikit bisa melupakan gawainya. Ajak anak beraktivitas seru, berhenti sejenak dari ponselnya.
3. Batasi Akses Penggunaan
Jangan membiarkan anak bisa mengakses semua menu dan fitur yang ada di gawai. Misal untuk media sosial, batasi penggunaannya yang menurut Parent Pinters paling aman untuk si kecil. Jika ingin bermain game, pilihkan jenis game yang aman dan edukatif. Batasi akses play store yang memungkinkan anak mengundung aplikasi apa saja, buat kesepakatan dengan anak. Tujuan pembatasan ini agar anak tidak semakin larut dalam aktivitas dunia mayanya. Semakin anak menemukan hal baru, maka akan semakin asyik dalam permainan gawai. Selain itu, cara ini juga untuk mencegah efek buruk pornografi pada gadget.
4. Sediakan Permainan Alternatif
Saat ini banyak Parent Pinters yang memberikan gawai pada anak sebagai mainan, padahal masih banyak mainan edukatif yang lebih bermanfaat dan sesuai dengan usia perkembangan anak. Sebagai alternatif jika tak ingin anak terus menerus kecanduan gawai, carilah jenis permainan menarik yang edukatif dan membuat anak tertarik. Saat ini ada banyak jenis mainan edukatif di pasaran. Pilih jenis mainan yang juga bisa membuat anak fokus dengan mainan tersebut, membuat anak berkreasi membuat sesuatu sehingga ia tidak cepat bosan saat menggunakannya.
5. Contoh yang Baik dari Orang Tua
Anda mengatakan jangan bermain gadget, stop dan matikan ponsel pintar, tetapi orang tua sendiri masih terus menggunakannya. Buatlah waktu satu jam tanpa gawai untuk seluruh anggota keluarga. Temukan kembali kebersamaan yang hilang antara orang tua dan anak. Cara ini akan membuat anak lebih senang dan merasa diperlakukan adil.
6. Disiplin, Konsisten, dan Tegas
Tips agar anak tidak kecanduan gadget yang juga penting dilakukan Parent Pinters semua adalah bagaimana bisa disiplin, tegas dan konsisten dalam membuat aturan, membatasi penggunaan dan mengajak anak bermain. Jangan sampai ada perbedaan pendapat antara ibu dan ayah yang akan membuat anak akhirnya membantah aturan yang ada. Sebelum disosialisasikan pada anak, Parent Pinters harus membuat kesepakatan dulu dan berjanji untuk komitmen dengan aturan yang ada. Tegas juga dibutuhkan agar anak tidak menganggap orang tuanya plin-plan, bisa dinego soal aturan.
7. Perbanyak Waktu Bersama Anak
Terkadang hal yang membuat anak akhirnya sibuk bermain gadget adalah karena orang tua tak ada bersama mereka.Apalagi jika anak tinggal bersama pengasuh, maka mainan sehari-hari sudah pasti gawai. Tingkatkan intensitas waktu bersama anak agar anak merasa diperhatikan. Arahkan penggunaan gawai pada anak untuk kebutuhan pendidikan yang lebih efektif. Dukung anak untuk sukses sekolah dengan memanfaatkan teknologi yang ada di perangkat gadget.
Npm: 2013053047
izin menambahkan jawaban,
Ada pun cara lain untuk membatasi anak ber sosial media selain yang sudah dijawab oleh saudari gita, diantaranya yaitu:
1. Orang Tua Membuat Aturan.
Hal pertama yang perlu di lakukan adalah sadar akan bahaya gawai pada anak. Jika tidak, buatlah aturan sejak dini. Buat kesepakatan dengan anak berapa lama boleh main gawai dan kapan waktunya. Perjanjian ini harus disiplin dikontrol dan ditegakkan orang tua agar-agar anak-anak ikut disiplin. Orang tua harus konsisten dengan aturannya.
2. Mengalihkan Perhatian Anak
Mungkin Parent Pinters sedikit sedih melihat anak yang sehari-hari sibuk dengan gawai di tangannya sehingga jadi malas bermain bersama teman-temannya. Nah, cobalah di sini sebagai orang tua Anda mengambil peran dengan membuat sesuatu hal yang dapat mengalihkan perhatian anak pada perangkat layar bergeraknya. Misalnya dengan membuat kegiatan menyenangkan di luar rumah, bermain, berkebun, berolahraga bersama dan sejenisnya. Aktivitas yang melibatkan anggota keluarga di luar ruangan akan membuat anak sedikit bisa melupakan gawainya. Ajak anak beraktivitas seru, berhenti sejenak dari ponselnya.
3. Batasi Akses Penggunaan
Jangan membiarkan anak bisa mengakses semua menu dan fitur yang ada di gawai. Misal untuk media sosial, batasi penggunaannya yang menurut Parent Pinters paling aman untuk si kecil. Jika ingin bermain game, pilihkan jenis game yang aman dan edukatif. Batasi akses play store yang memungkinkan anak mengundung aplikasi apa saja, buat kesepakatan dengan anak. Tujuan pembatasan ini agar anak tidak semakin larut dalam aktivitas dunia mayanya. Semakin anak menemukan hal baru, maka akan semakin asyik dalam permainan gawai. Selain itu, cara ini juga untuk mencegah efek buruk pornografi pada gadget.
4. Sediakan Permainan Alternatif
Saat ini banyak Parent Pinters yang memberikan gawai pada anak sebagai mainan, padahal masih banyak mainan edukatif yang lebih bermanfaat dan sesuai dengan usia perkembangan anak. Sebagai alternatif jika tak ingin anak terus menerus kecanduan gawai, carilah jenis permainan menarik yang edukatif dan membuat anak tertarik. Saat ini ada banyak jenis mainan edukatif di pasaran. Pilih jenis mainan yang juga bisa membuat anak fokus dengan mainan tersebut, membuat anak berkreasi membuat sesuatu sehingga ia tidak cepat bosan saat menggunakannya.
5. Contoh yang Baik dari Orang Tua
Anda mengatakan jangan bermain gadget, stop dan matikan ponsel pintar, tetapi orang tua sendiri masih terus menggunakannya. Buatlah waktu satu jam tanpa gawai untuk seluruh anggota keluarga. Temukan kembali kebersamaan yang hilang antara orang tua dan anak. Cara ini akan membuat anak lebih senang dan merasa diperlakukan adil.
6. Disiplin, Konsisten, dan Tegas
Tips agar anak tidak kecanduan gadget yang juga penting dilakukan Parent Pinters semua adalah bagaimana bisa disiplin, tegas dan konsisten dalam membuat aturan, membatasi penggunaan dan mengajak anak bermain. Jangan sampai ada perbedaan pendapat antara ibu dan ayah yang akan membuat anak akhirnya membantah aturan yang ada. Sebelum disosialisasikan pada anak, Parent Pinters harus membuat kesepakatan dulu dan berjanji untuk komitmen dengan aturan yang ada. Tegas juga dibutuhkan agar anak tidak menganggap orang tuanya plin-plan, bisa dinego soal aturan.
7. Perbanyak Waktu Bersama Anak
Terkadang hal yang membuat anak akhirnya sibuk bermain gadget adalah karena orang tua tak ada bersama mereka.Apalagi jika anak tinggal bersama pengasuh, maka mainan sehari-hari sudah pasti gawai. Tingkatkan intensitas waktu bersama anak agar anak merasa diperhatikan. Arahkan penggunaan gawai pada anak untuk kebutuhan pendidikan yang lebih efektif. Dukung anak untuk sukses sekolah dengan memanfaatkan teknologi yang ada di perangkat gadget.
Baik, kepada teman teman dari tim penyaji, disilahkan untuk menjawab pertanyaan yang telah tersedia
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Nama : Eni Annisa
Npm : 2013053045
Asal Kelompok : 7
Izin bertanya kepada kelompok 3,
Bagaimana tahap dalam proses pembentukan karakter seseorang?
Sekian terimakasih
Nama : Eni Annisa
Npm : 2013053045
Asal Kelompok : 7
Izin bertanya kepada kelompok 3,
Bagaimana tahap dalam proses pembentukan karakter seseorang?
Sekian terimakasih
Waalaikumussalam Warahmatullahi Wabaraktuh
Nama : Astrit Ardiana Lestari
Npm : 2013053055
Perwakilan dari kelompok 3
Izin menjawab pertanyaan dari saudari Eni, pertanyaanya yaitu Sebutkan tahapan dalam proses pembentukan karakter!
TAHAP-TAHAP PEMBENTUKAN KARAKTER
Karakter setiap manusia terbentuk melalui 5 Tahap yang saling berkaitan. Lima tahapan itu adalah :
1. Adanya nilai yang diserap seseorang dari berbagai sumber, seperti agama, ideologi, pendidikan dll.
2. Nilai membentuk pola fikir seseorang yang secara keseluruhan keluar dalam bentuk rumusan visi.
3. Visi turun ke wilayah hati membentuk suasana jiwa yang secara keseluruhan membentuk mentalitas.
4. Mentalitas mengalir memasuki wilayah fisik dan melahirkan tindakan yang secara keseluruhan disebut sikap.
5. Sikap-sikap dominan dalam diri seseorang yang secara keseluruhan mencitrai dirinya adalah apa yang disebut sebagai karakter atau kepribadian.
Proses pembentukan mental tersebut menunjukan keterkaitan antara fikiran, perasaan dan tindakan. Dari akal terbentuk pola fikir, dari fisik terbentuk menjadi perilaku. Cara berfikir menjadi visi, cara merasa menjadi mental dan cara berprilaku menjadi karakter. Apabila hal ini terjadi terus menerus akan menjadi sebuah kebiasaan.
Mungkin itu saja jawaban yang dapat saya sampaikan, semoga dapat menjawab pertanyaan dari Eni, terima kasih.
Nama : Astrit Ardiana Lestari
Npm : 2013053055
Perwakilan dari kelompok 3
Izin menjawab pertanyaan dari saudari Eni, pertanyaanya yaitu Sebutkan tahapan dalam proses pembentukan karakter!
TAHAP-TAHAP PEMBENTUKAN KARAKTER
Karakter setiap manusia terbentuk melalui 5 Tahap yang saling berkaitan. Lima tahapan itu adalah :
1. Adanya nilai yang diserap seseorang dari berbagai sumber, seperti agama, ideologi, pendidikan dll.
2. Nilai membentuk pola fikir seseorang yang secara keseluruhan keluar dalam bentuk rumusan visi.
3. Visi turun ke wilayah hati membentuk suasana jiwa yang secara keseluruhan membentuk mentalitas.
4. Mentalitas mengalir memasuki wilayah fisik dan melahirkan tindakan yang secara keseluruhan disebut sikap.
5. Sikap-sikap dominan dalam diri seseorang yang secara keseluruhan mencitrai dirinya adalah apa yang disebut sebagai karakter atau kepribadian.
Proses pembentukan mental tersebut menunjukan keterkaitan antara fikiran, perasaan dan tindakan. Dari akal terbentuk pola fikir, dari fisik terbentuk menjadi perilaku. Cara berfikir menjadi visi, cara merasa menjadi mental dan cara berprilaku menjadi karakter. Apabila hal ini terjadi terus menerus akan menjadi sebuah kebiasaan.
Mungkin itu saja jawaban yang dapat saya sampaikan, semoga dapat menjawab pertanyaan dari Eni, terima kasih.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Nama : Dinda Ayu Muslimah
NPM : 2013053009
Izin menambahkan jawaban atas pertanyaan saudari Eni
Karakter dapat dibentuk melalui beberapa tahap, di antaranya:
1). Tahap pengetahuan. Pendidikan karakter dapat ditanamkan melalui pengetahuan, yaitu lewat setiap mata pelajaran yang diberikan kepada anak.
2). Tahap pelaksanaan. Pendidikan karakter bisa dilaksanakan di manapun dan dalam situasi apapun. Pendidikan karakter di lingkungan sekolah bisa dilaksanakan mulai dari sebelum proses belajar mengajar sampai pembelajaran usai. Beberapa contoh misalnya: disiplin (peserta didik dilatih dan ditanamkan untuk disiplin baik itu disiplin waktu dan disiplin dalam menjalani tata tertib di sekolah), jujur (peserta didik bisa dilatih untuk jujur dalam semua hal, mengerjakan dan mengumpulkan tugas dengan benar, tidak menyontek atau memberi contekan kepada siswa, membangun kantin kejujuran di sekolah), religius (bisa ditanamkan melalui pembiasaan mengucapkan salam dan berdoa bersama sebelum proses belajar mengajar dimulai dan sesudah pembelajaran usai, melaksanakan shalat dhuha pada waktu istirahat, hafalan surat pendek dan surat yasin sebulan sekali, sima’an al-Qur’an setahun sekali serta kegiatan keagamaan lainnya), tanggung jawab (bisa ditanamkan dengan mengerjakan piket sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan, mempertanggungjawabkan setiap perbuatan yang dilakukan, menjadi peserta didik yang baik, dan lain sebagainya), toleransi (saling menghargai dan menghormati antar siswa, menghargai perbedaan agama, suku, ras dan golongan), kerja keras (belajar dengan sunguh-sungguh dan berusaha dengan giat supaya bisa mendapatkan nilai yang terbaik dan berprestasi di sekolah), dll.
3). Tahap pembiasaan. Karakter tidak hanya ditanamkan lewat pengetahuan dan pelaksanaan saja, tetapi harus dibiasakan. Karena orang yang memiliki pengetahuan belum tentu bisa bertindak dan berperilaku sesuai dengan ilmu yang ia miliki apabila tidak dibiasakan untuk melakukan kebaikan.
Nama : Dinda Ayu Muslimah
NPM : 2013053009
Izin menambahkan jawaban atas pertanyaan saudari Eni
Karakter dapat dibentuk melalui beberapa tahap, di antaranya:
1). Tahap pengetahuan. Pendidikan karakter dapat ditanamkan melalui pengetahuan, yaitu lewat setiap mata pelajaran yang diberikan kepada anak.
2). Tahap pelaksanaan. Pendidikan karakter bisa dilaksanakan di manapun dan dalam situasi apapun. Pendidikan karakter di lingkungan sekolah bisa dilaksanakan mulai dari sebelum proses belajar mengajar sampai pembelajaran usai. Beberapa contoh misalnya: disiplin (peserta didik dilatih dan ditanamkan untuk disiplin baik itu disiplin waktu dan disiplin dalam menjalani tata tertib di sekolah), jujur (peserta didik bisa dilatih untuk jujur dalam semua hal, mengerjakan dan mengumpulkan tugas dengan benar, tidak menyontek atau memberi contekan kepada siswa, membangun kantin kejujuran di sekolah), religius (bisa ditanamkan melalui pembiasaan mengucapkan salam dan berdoa bersama sebelum proses belajar mengajar dimulai dan sesudah pembelajaran usai, melaksanakan shalat dhuha pada waktu istirahat, hafalan surat pendek dan surat yasin sebulan sekali, sima’an al-Qur’an setahun sekali serta kegiatan keagamaan lainnya), tanggung jawab (bisa ditanamkan dengan mengerjakan piket sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan, mempertanggungjawabkan setiap perbuatan yang dilakukan, menjadi peserta didik yang baik, dan lain sebagainya), toleransi (saling menghargai dan menghormati antar siswa, menghargai perbedaan agama, suku, ras dan golongan), kerja keras (belajar dengan sunguh-sungguh dan berusaha dengan giat supaya bisa mendapatkan nilai yang terbaik dan berprestasi di sekolah), dll.
3). Tahap pembiasaan. Karakter tidak hanya ditanamkan lewat pengetahuan dan pelaksanaan saja, tetapi harus dibiasakan. Karena orang yang memiliki pengetahuan belum tentu bisa bertindak dan berperilaku sesuai dengan ilmu yang ia miliki apabila tidak dibiasakan untuk melakukan kebaikan.
Terima kasih
Assalamualaikum wr wb
Nama : Puja Lestari
Npm : 2013053011
Kelompok 12
Izin menambahkan jawaban, tahapan dalam pembentukan karekter, antara lain :
Moral knowing : dalam hal ini tahap yang menanamkan dengan baik pada individu tentang arti kebaikan.
Kemudian moral feeling, yaitu tahap yang membangun kecintaan berperilaku baik pada seorang individu yang akan menjadi sumbernya untuk berperilaku yang baik, kemudian membentuk karakter dengan cara menumbuhkannya.
Selanjutnya, ada tahap moral action, adalah tahapan bagaimana membuat pengetahuan moral menjadi tindakan yang nyata, pada tahapan ini sebaiknya dilakukan secara berulang-ulang.
Sekian terimakasih.
Nama : Puja Lestari
Npm : 2013053011
Kelompok 12
Izin menambahkan jawaban, tahapan dalam pembentukan karekter, antara lain :
Moral knowing : dalam hal ini tahap yang menanamkan dengan baik pada individu tentang arti kebaikan.
Kemudian moral feeling, yaitu tahap yang membangun kecintaan berperilaku baik pada seorang individu yang akan menjadi sumbernya untuk berperilaku yang baik, kemudian membentuk karakter dengan cara menumbuhkannya.
Selanjutnya, ada tahap moral action, adalah tahapan bagaimana membuat pengetahuan moral menjadi tindakan yang nyata, pada tahapan ini sebaiknya dilakukan secara berulang-ulang.
Sekian terimakasih.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh
Nama : Sofi Cahya Fitri
Npm : 2013053028
izin menambahkan jawaban tentang "sebutkan tahap pendidikan karakter"
Menurut Ratna Megawangi, ia berpeny bahwa ada tiga tahap pembentukan karakter yaitu :
1. MORAL KNOWING : Memahamkan dengan
baik pada anak tentang arti kebaikan.
Mengapa harus berperilaku baik. Untuk apa
berperilaku baik.
Dan apa manfaat berperilaku baik
2. MORAL FEELING : Membangun kecintaan
berperilaku baik pada anak yang akan
menjadi sumber energi anak untuk berperilaku baik. Membentuk karakter adalah
dengan cara menumbuhkannya.
3.MORAL ACTION : Bagaimana membuat
pengetahuan moral menjadi tindakan nyata.
Moral action ini merupakan outcome dari dua
tahap sebelumnya dan harus dilakukan berulang-ulang agar menjadi moral behavior.
Dengan melalui tiga tahap tersebut, proses pembentukan karakter akan menjadi lebih mengena dan siswa akan berbuat baik karena dorongan internal dari dalam dirinya sendiri.
Terima Kasih
Nama : Sofi Cahya Fitri
Npm : 2013053028
izin menambahkan jawaban tentang "sebutkan tahap pendidikan karakter"
Menurut Ratna Megawangi, ia berpeny bahwa ada tiga tahap pembentukan karakter yaitu :
1. MORAL KNOWING : Memahamkan dengan
baik pada anak tentang arti kebaikan.
Mengapa harus berperilaku baik. Untuk apa
berperilaku baik.
Dan apa manfaat berperilaku baik
2. MORAL FEELING : Membangun kecintaan
berperilaku baik pada anak yang akan
menjadi sumber energi anak untuk berperilaku baik. Membentuk karakter adalah
dengan cara menumbuhkannya.
3.MORAL ACTION : Bagaimana membuat
pengetahuan moral menjadi tindakan nyata.
Moral action ini merupakan outcome dari dua
tahap sebelumnya dan harus dilakukan berulang-ulang agar menjadi moral behavior.
Dengan melalui tiga tahap tersebut, proses pembentukan karakter akan menjadi lebih mengena dan siswa akan berbuat baik karena dorongan internal dari dalam dirinya sendiri.
Terima Kasih
Assalamualaikum wr wb,
Nama : Indah Aprilia Akmal
NPM : 2013053033
Kelas : 4E
Izin menambahkan jawaban untuk saudari Eni Annisa,
Tahap-tahap Proses Pembentukan Karakter :
1. Pengenalan. Pengenalan adalah proses dimana seorang anak mulai mengenal berbagai karakter dari linkungan dan keluarganya. Dalam tahapan ini seorang anak sangat mudah mengingat sesuatu.
2. Pemahaman. Pemahaman adalah proses lanjutan dari proses pengenalan dimana seseorang setelah mengenal karakter baik dengan melihat berulang-ulang, setelah itu akan timbul pertanyaan mengapa.
3. Pengulangan atau pembiasaan. Proses ini dibutuhkan kesadaran dari dalam dirinya sendiri, karena bisa jadi apa yang dia dapat di dalam rumah yaitu karakter yang baik tidak diaplikasikan ketika dia berada diluar rumah.
4. Pembudayaan. Proses ini memerlukan peran masyarat bukan hanya peran keluarga. Msyarakat berperan sebagai kontrol sosial untuk mengingatkan seseorang ketika berada diluar lingkungan keluarga.
5. Internalisasi Menjadi Karakter. Sebuah karakter akan menjadi sangat kuat ketika ada dorongan dalam dirinya sendiri. Dalam hal ini seseorang tidak memerlukan kontrol sosial karena adanya kesadaran diri dari dalam dirinya sendiri. Sehingga dimanapun dia berada dia akan tetap melakukan hal yang baik tersebut.
Terima kasih,
Wassalamualaikum wr wb.
Nama : Indah Aprilia Akmal
NPM : 2013053033
Kelas : 4E
Izin menambahkan jawaban untuk saudari Eni Annisa,
Tahap-tahap Proses Pembentukan Karakter :
1. Pengenalan. Pengenalan adalah proses dimana seorang anak mulai mengenal berbagai karakter dari linkungan dan keluarganya. Dalam tahapan ini seorang anak sangat mudah mengingat sesuatu.
2. Pemahaman. Pemahaman adalah proses lanjutan dari proses pengenalan dimana seseorang setelah mengenal karakter baik dengan melihat berulang-ulang, setelah itu akan timbul pertanyaan mengapa.
3. Pengulangan atau pembiasaan. Proses ini dibutuhkan kesadaran dari dalam dirinya sendiri, karena bisa jadi apa yang dia dapat di dalam rumah yaitu karakter yang baik tidak diaplikasikan ketika dia berada diluar rumah.
4. Pembudayaan. Proses ini memerlukan peran masyarat bukan hanya peran keluarga. Msyarakat berperan sebagai kontrol sosial untuk mengingatkan seseorang ketika berada diluar lingkungan keluarga.
5. Internalisasi Menjadi Karakter. Sebuah karakter akan menjadi sangat kuat ketika ada dorongan dalam dirinya sendiri. Dalam hal ini seseorang tidak memerlukan kontrol sosial karena adanya kesadaran diri dari dalam dirinya sendiri. Sehingga dimanapun dia berada dia akan tetap melakukan hal yang baik tersebut.
Terima kasih,
Wassalamualaikum wr wb.
Nama: Siska Wulandari
NPM: 2013053001
izin menambahkan jawaban dari saudari Astrit Ardina Lestari, Proses pembentukan karakter Merupakan usaha yang dilakukan untuk menanamkan hal positif pada anak yang bertujuan untuk membangun karakter yang sesuai dengan norma , dan kaidah moral dalam bermasyarakat.
adapun tahapan dalam proses pembentukan karakter selain yang disebutkan diatas yakni,
Pengenalan. Pengenalan adalah proses dimana seorang anak mulai mengenal berbagai karakter dari lingkungan dan keluarganya. Dalam tahapan ini seorang anak sangat mudah mengingat sesuatu. Perilaku yang dia lihat dari lingkungan sekitarnya akan masuk dalam memorinya.
Pemahaman. Pemahaman adalah proses lanjutan dari proses pengenalan dimana seseorang setelah mengenal karakter baik dengan melihat berulang-ulang, setelah itu akan timbul pertanyaan mengapa. Orangtua biasanya ibu sebagai orang yang paling dekat dengan anak akan memberikan jawaban sederhana kepada anak tersebut. Pelan-pelan anak akan mulai paham dengan penjelasan yang sederhana.
Pengulangan atau pembiasaan. Proses ini dibutuhkan kesadaran dari dalam dirinya sendiri, karena bisa jadi apa yang dia dapat di dalam rumah yaitu karakter yang baik tidak diaplikasikan ketika dia berda diluar rumah. Hal tersebut bisa terjadi karena adanya pengaruh dari teman. Oleh karena itu, sebagai orang tua harus membiasakan kebiasaan yang baik kepada anak tidak dengan memaksa anak melakukan hal yang baik tetapi juga menumbuhkan motivasi dalam diri mereka. Salah satu caranya adalah dengan mencontohkan hal-hal yang baik tersebut, bukan dengan ucapan melainkan juga perbuatan.
Pembudayaan. Proses ini memerlukan peran masyarkaat bukan hanya peran keluarga. Masyarakat berperan sebagai kontrol sosial untuk mengingatkan seseorang ketika berada diluar lingkungan keluarga. Dengan begitu seseorang akan merasa tidak nyaman ketika tidak mengikuti aturan yang ditetapkan masyarakat tersebut. Selain itu, hukuman juga diperlukan agar orang yang melanggar aturan menjadi jera dan pelan-pelan merubah kebiasaan buruknya. Bagi pendatang sebaiknya mengikuti aturan yang ada agar menciptakan lingkungan yang berkarakter.
Internalisasi Menjadi Karakter. Sebuah karakter akan menjadi sangat kuat ketika ada dorongan dalam dirinya sendiri. Dalam hal ini seseorang tidak memerlukan kontrol sosial karena adanya kesadaran diri dari dalam dirinya sendiri. Sehingga dimanapun dia berada dia akan tetap melakukan hal yang baik tersebut.
sekian, terimakasih.
NPM: 2013053001
izin menambahkan jawaban dari saudari Astrit Ardina Lestari, Proses pembentukan karakter Merupakan usaha yang dilakukan untuk menanamkan hal positif pada anak yang bertujuan untuk membangun karakter yang sesuai dengan norma , dan kaidah moral dalam bermasyarakat.
adapun tahapan dalam proses pembentukan karakter selain yang disebutkan diatas yakni,
Pengenalan. Pengenalan adalah proses dimana seorang anak mulai mengenal berbagai karakter dari lingkungan dan keluarganya. Dalam tahapan ini seorang anak sangat mudah mengingat sesuatu. Perilaku yang dia lihat dari lingkungan sekitarnya akan masuk dalam memorinya.
Pemahaman. Pemahaman adalah proses lanjutan dari proses pengenalan dimana seseorang setelah mengenal karakter baik dengan melihat berulang-ulang, setelah itu akan timbul pertanyaan mengapa. Orangtua biasanya ibu sebagai orang yang paling dekat dengan anak akan memberikan jawaban sederhana kepada anak tersebut. Pelan-pelan anak akan mulai paham dengan penjelasan yang sederhana.
Pengulangan atau pembiasaan. Proses ini dibutuhkan kesadaran dari dalam dirinya sendiri, karena bisa jadi apa yang dia dapat di dalam rumah yaitu karakter yang baik tidak diaplikasikan ketika dia berda diluar rumah. Hal tersebut bisa terjadi karena adanya pengaruh dari teman. Oleh karena itu, sebagai orang tua harus membiasakan kebiasaan yang baik kepada anak tidak dengan memaksa anak melakukan hal yang baik tetapi juga menumbuhkan motivasi dalam diri mereka. Salah satu caranya adalah dengan mencontohkan hal-hal yang baik tersebut, bukan dengan ucapan melainkan juga perbuatan.
Pembudayaan. Proses ini memerlukan peran masyarkaat bukan hanya peran keluarga. Masyarakat berperan sebagai kontrol sosial untuk mengingatkan seseorang ketika berada diluar lingkungan keluarga. Dengan begitu seseorang akan merasa tidak nyaman ketika tidak mengikuti aturan yang ditetapkan masyarakat tersebut. Selain itu, hukuman juga diperlukan agar orang yang melanggar aturan menjadi jera dan pelan-pelan merubah kebiasaan buruknya. Bagi pendatang sebaiknya mengikuti aturan yang ada agar menciptakan lingkungan yang berkarakter.
Internalisasi Menjadi Karakter. Sebuah karakter akan menjadi sangat kuat ketika ada dorongan dalam dirinya sendiri. Dalam hal ini seseorang tidak memerlukan kontrol sosial karena adanya kesadaran diri dari dalam dirinya sendiri. Sehingga dimanapun dia berada dia akan tetap melakukan hal yang baik tersebut.
sekian, terimakasih.
Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh
Nama : Rizkina Anggraini Wijaya
Npm : 2013053020
Asal Kelompok 6
Izin menambahkan jawaban dari pertanyaan saudari eni
Untuk membentuk karakter pada anak dibutuhkan suatu proses, tidak dengan cara yang instan. Proses tersebut yaitu, pengenalan, pemahaman, penerapan, pengulangan, pembudayaan, dan internalisasi menjadi karakter.
Itu saja, sekian terimakasih
Nama : Rizkina Anggraini Wijaya
Npm : 2013053020
Asal Kelompok 6
Izin menambahkan jawaban dari pertanyaan saudari eni
Untuk membentuk karakter pada anak dibutuhkan suatu proses, tidak dengan cara yang instan. Proses tersebut yaitu, pengenalan, pemahaman, penerapan, pengulangan, pembudayaan, dan internalisasi menjadi karakter.
Itu saja, sekian terimakasih
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Izin memperkenalkan diri
Nama : Fajrin Hana Hamidah
Npm : 2013053016
Disini izin untuk menambah jawaban atas pertanyaan dari saudari Eni Annisa
Untuk membentuk karakter pada anak dibutuhkan suatu proses, tidak dengan cara yang instan. Proses tersebut yaitu, pengenalan, pemahaman, penerapan, pengulangan, pembudayaan, dan internalisasi menjadi karakter.
a. Pengenalan
Pengenalan merupakan suatu tahap pertama dalam proses pembentukan karakter. Untuk seorang anak, dia mulai mengenal berbagai karakter yang baik melalui lingkungan keluarga, karena keluarga merupakan lingkungan pertama tempat anak belajar dan membentuk kepribadiannya sejak kecil.
b. Pemahaman
Tahap pemahaman berlangsung setelah tahap pengenalan. Setelah anak mengenal dan melihat orang tuanya selalu disiplin dan tepat waktu, bangun pagi pukul lima, selalu sarapan setiap pagi, berangkat ke sekolah atau kerja tepat waktu, pulang sekolah atau kerja tepat waktu, dan shalat lima waktu sehari dengan waktu yang tepat dan sebagainya, maka anak akan mencoba berpikir dan bertanya, “Mengapa kita harus melakukan semuanya dengan baik dan tepat waktu?” Setelah anak bertanya mengenai kebiasaan orang tuanya, kemudian orang tuanya menjelaskan, “Apabila kita melakukan sesuatu dengan tepat waktu maka berarti kita
menghargai waktu yang kita miliki, kita akan diberi kepercayaan oleh orang lain, dapat diandalkan, dan tidak akan mengecewakan orang lain.
c. Penerapan
Melalui pemahaman yang telah ia dapatkan dari orang tuanya maka si anak akan mencoba menerapkan dan mengimplementasikan hal-hal yang telah diajarkan oleh orang tuanya. Pada awalnya anak hanya sekedar melaksanakan dan meniru kebiasaan orang tuanya. Anak belum menyadari dan memahami bentuk karakter apa yang ia terapkan.
d. Pengulangan/Pembiasaan
Didasari oleh pemahaman dan penerapan yang secara bertahap ia lakukan, maka secara tidak langsung si anak akan terbiasa dengan kedisiplinan yang diajarkan oleh orang tuanya. Setelah setiap hari dia melakukan hal tersebut hal itu akan menjadi kebiasaan yang sudah biasa ia lakukan bahkan sampai besar nanti. Pembiasaan ini juga harus diimbangi
dengan konsistensi kebiasaan orang tua. Apabila orang tua tidak konsisten dalam mengajarkan pembiasaan, maka anak juga akan melakukannya dengan setengah-setengah. Apabila anak sudah terbiasa, maka hal apapun jika tidak ia lakukan dengan tepat waktu maka dalam hatinya ia akan merasakan kegelisahan.
d. Pembudayaan
Apabila kebiasaan baik dilakukan berulang-ulang setiap hari maka hal ini akan membudaya menjadi karakter. Terminologi pembudayaan menunjukkan ikut sertanya
lingkungan dalam melakukan hal yang sama. Kedisiplinan seakan sudah menjadi kesepakatan yang hidup di lingkungan masyarakat, apalagi di lingkungan sekolah.
e. Internalisasi
Tahap terakhir adalah internalisasi menjadi karakter. Sumber motivasi untuk melakukan respon adalah dari dalah hati nurani. Karakter ini akan semakin kuat apabila didukung oleh
suatu ideologi atau believe. Si anak percaya bahwa hal yang ia lakukan adalah baik. Apabila ia tidak disiplin maka ia akan menjadi anak yang tidak bisa menghargai waktu dan susah di
kontrol.
Izin memperkenalkan diri
Nama : Fajrin Hana Hamidah
Npm : 2013053016
Disini izin untuk menambah jawaban atas pertanyaan dari saudari Eni Annisa
Untuk membentuk karakter pada anak dibutuhkan suatu proses, tidak dengan cara yang instan. Proses tersebut yaitu, pengenalan, pemahaman, penerapan, pengulangan, pembudayaan, dan internalisasi menjadi karakter.
a. Pengenalan
Pengenalan merupakan suatu tahap pertama dalam proses pembentukan karakter. Untuk seorang anak, dia mulai mengenal berbagai karakter yang baik melalui lingkungan keluarga, karena keluarga merupakan lingkungan pertama tempat anak belajar dan membentuk kepribadiannya sejak kecil.
b. Pemahaman
Tahap pemahaman berlangsung setelah tahap pengenalan. Setelah anak mengenal dan melihat orang tuanya selalu disiplin dan tepat waktu, bangun pagi pukul lima, selalu sarapan setiap pagi, berangkat ke sekolah atau kerja tepat waktu, pulang sekolah atau kerja tepat waktu, dan shalat lima waktu sehari dengan waktu yang tepat dan sebagainya, maka anak akan mencoba berpikir dan bertanya, “Mengapa kita harus melakukan semuanya dengan baik dan tepat waktu?” Setelah anak bertanya mengenai kebiasaan orang tuanya, kemudian orang tuanya menjelaskan, “Apabila kita melakukan sesuatu dengan tepat waktu maka berarti kita
menghargai waktu yang kita miliki, kita akan diberi kepercayaan oleh orang lain, dapat diandalkan, dan tidak akan mengecewakan orang lain.
c. Penerapan
Melalui pemahaman yang telah ia dapatkan dari orang tuanya maka si anak akan mencoba menerapkan dan mengimplementasikan hal-hal yang telah diajarkan oleh orang tuanya. Pada awalnya anak hanya sekedar melaksanakan dan meniru kebiasaan orang tuanya. Anak belum menyadari dan memahami bentuk karakter apa yang ia terapkan.
d. Pengulangan/Pembiasaan
Didasari oleh pemahaman dan penerapan yang secara bertahap ia lakukan, maka secara tidak langsung si anak akan terbiasa dengan kedisiplinan yang diajarkan oleh orang tuanya. Setelah setiap hari dia melakukan hal tersebut hal itu akan menjadi kebiasaan yang sudah biasa ia lakukan bahkan sampai besar nanti. Pembiasaan ini juga harus diimbangi
dengan konsistensi kebiasaan orang tua. Apabila orang tua tidak konsisten dalam mengajarkan pembiasaan, maka anak juga akan melakukannya dengan setengah-setengah. Apabila anak sudah terbiasa, maka hal apapun jika tidak ia lakukan dengan tepat waktu maka dalam hatinya ia akan merasakan kegelisahan.
d. Pembudayaan
Apabila kebiasaan baik dilakukan berulang-ulang setiap hari maka hal ini akan membudaya menjadi karakter. Terminologi pembudayaan menunjukkan ikut sertanya
lingkungan dalam melakukan hal yang sama. Kedisiplinan seakan sudah menjadi kesepakatan yang hidup di lingkungan masyarakat, apalagi di lingkungan sekolah.
e. Internalisasi
Tahap terakhir adalah internalisasi menjadi karakter. Sumber motivasi untuk melakukan respon adalah dari dalah hati nurani. Karakter ini akan semakin kuat apabila didukung oleh
suatu ideologi atau believe. Si anak percaya bahwa hal yang ia lakukan adalah baik. Apabila ia tidak disiplin maka ia akan menjadi anak yang tidak bisa menghargai waktu dan susah di
kontrol.
Assalamualikum warahmatullhi wabarakatuh,
Nama: Ade Suryani
NPM: 2013053002
Izin menambahkan pertanyaan dari saudara Eni
Pembentukan karakter diklasifikasikan dalam 5 tahapan yang berurutan dan sesuai usia, yaitu:
Tahap pertama adalah membentuk adab, antara usia 5 sampai 6 tahun. Tahapan ini meliputi jujur, mengenal antara yang benar dan yang salah, mengenal antara yang baik dan yang buruk serta mengenal mana yang diperintahkan ,misalnya dalam agama.
Nama: Ade Suryani
NPM: 2013053002
Izin menambahkan pertanyaan dari saudara Eni
Pembentukan karakter diklasifikasikan dalam 5 tahapan yang berurutan dan sesuai usia, yaitu:
Tahap pertama adalah membentuk adab, antara usia 5 sampai 6 tahun. Tahapan ini meliputi jujur, mengenal antara yang benar dan yang salah, mengenal antara yang baik dan yang buruk serta mengenal mana yang diperintahkan ,misalnya dalam agama.
Tahap kedua adalah melatih tanggung jawab diri antara usia 7 sampai 8 tahun. Tahapan ini meliputi perintah menjalankan kewajiban shalat, melatih melakukan hal yang berkaitan dengan kebutuhan pribadi secara mandiri, serta dididik untuk selalu tertib dan disiplin sebagaimana yang telah tercermin dalam pelaksanaan shalat mereka.
Tahap ketiga adalahmembentuksikapkepedulianantarausia9sampai10tahun.Tahapan ini meliputi diajarkan untuk peduli terhadap orang lain terutama teman-teman sebaya, dididik untuk menghargai dan menghormati hak orang lain, mampu bekerjasama serta mau membantuoranglain.
Tahap keempat adalah membentuk kemandirian, antara usia 11 sampai 12 tahun. Tahapan ini melatih anak untuk belajar menerima resiko sebagai bentuk konsekuensi bila tidak mematuhi perintah, dididik untuk membedakan yang baik dan yang buruk.
Tahap kelima adalah membentuk sikap bermasyarakat, pada usia 13 tahun ke atas. Tahapan ini melatih kesiapan bergaul di masyarakat berbekal pada pengalaman sebelumnya. Bila mampu dilaksanakan dengan baik, maka pada usia yang selanjutnya hanya diperlukan penyempurnaan dan pengembangan secukupnya.
Sekian dari saya, Terimakasih.
Sekian dari saya, Terimakasih.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Nama : Dinda Ayu Muslimah
NPM : 2013053009
Asal Kelompok : 1
Izin bertanya
Seberapa besar efek (knowledge) dalam pembentukan karakter seorang anak?
Terima kasih
Nama : Dinda Ayu Muslimah
NPM : 2013053009
Asal Kelompok : 1
Izin bertanya
Seberapa besar efek (knowledge) dalam pembentukan karakter seorang anak?
Terima kasih
Pengetahuan (Knowledge) ini sangat penting bagi seorang anak apabila ia ingin mendapatkan sebuah karakter yang matang. ketika kita berbicara tentang karakter, maka kita akan berbicara tentang "Faktor". Faktor disini artinya adalah penyebab, hasil, hal hal yang dapat membentuk karakter seorang anak. nah, dalam salah satu faktor pembentukan karakter, itu ada yang namanya lingkungan.
Seorang anak pasti akan bertemu dengan sebuah lingkungan yang berkali kali akan ia temui, seperti lingkungan rumah, lingkungan sekolah dsb. nah yang namanya lingkungan, itu tidak selamanya "bersih" dong. jadi peran pengetahuan disini adalah sebagai benteng ketika anak bertemu dengan hal hal buruk di lingkungan yang ia temui. ketika anak sudah terbentengi oleh pengetahuan benar yang kuat. maka anak itu akan secara otomatis mempunyai karakter baik dalam dirinya.
semoga ini cukup menarik untuk anda. Terima kasih
Seorang anak pasti akan bertemu dengan sebuah lingkungan yang berkali kali akan ia temui, seperti lingkungan rumah, lingkungan sekolah dsb. nah yang namanya lingkungan, itu tidak selamanya "bersih" dong. jadi peran pengetahuan disini adalah sebagai benteng ketika anak bertemu dengan hal hal buruk di lingkungan yang ia temui. ketika anak sudah terbentengi oleh pengetahuan benar yang kuat. maka anak itu akan secara otomatis mempunyai karakter baik dalam dirinya.
semoga ini cukup menarik untuk anda. Terima kasih
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Nama : Shofia Habibah
Npm : 1013053040
Asal kelompok : 1
Izin menambahkan jawaban dari pertanyaan saudari dinda, seberapa besar efek knownledge dalam pembentukan karakter seorang anak? knownledge atau pengetahuan ini bisa bersumber dari lembaga formal atau informal, contohnya lembaga informal yaitu keluarga pendidikan informal dalam keluarga mempunyai peranan penting dalam proses pembentukan karakter seseorang. Hal itu disebabkan, keluarga merupakan lingkungan tumbuh dan berkembangnya anak sejak usia dini hingga menjadi dewasa. Melalui pendidikan dalam keluargalah karakter seorang anak terbentuk. Orang tua masa kini menaruh perhatian yang sangat besar kepada sekolah yag bagus dan bergengsi untuk membentuk anak-anaknya menjadi anak yang pandai, cerdas dan berkarakter. Akan tetapi dalam kenyataannya, harapan orang tua masih jauh dari realisasinya.
Karakter kita terdiri dari kebiasaan-kebiasaan kita, Kebiasaan yang terbentuk semasa kanak-kanak dan remaja kerap bertahan hingga dewasa. Orang tua dapat mempengaruhi pembentukan kebiasaan anak mereka, dalam hal yang baik maupun yang buruk. Jadi pengaruh knownledge ini sangat besar terhadap pembentukan karakter seorang anak.
Sekian, terima kasih
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Nama : Shofia Habibah
Npm : 1013053040
Asal kelompok : 1
Izin menambahkan jawaban dari pertanyaan saudari dinda, seberapa besar efek knownledge dalam pembentukan karakter seorang anak? knownledge atau pengetahuan ini bisa bersumber dari lembaga formal atau informal, contohnya lembaga informal yaitu keluarga pendidikan informal dalam keluarga mempunyai peranan penting dalam proses pembentukan karakter seseorang. Hal itu disebabkan, keluarga merupakan lingkungan tumbuh dan berkembangnya anak sejak usia dini hingga menjadi dewasa. Melalui pendidikan dalam keluargalah karakter seorang anak terbentuk. Orang tua masa kini menaruh perhatian yang sangat besar kepada sekolah yag bagus dan bergengsi untuk membentuk anak-anaknya menjadi anak yang pandai, cerdas dan berkarakter. Akan tetapi dalam kenyataannya, harapan orang tua masih jauh dari realisasinya.
Karakter kita terdiri dari kebiasaan-kebiasaan kita, Kebiasaan yang terbentuk semasa kanak-kanak dan remaja kerap bertahan hingga dewasa. Orang tua dapat mempengaruhi pembentukan kebiasaan anak mereka, dalam hal yang baik maupun yang buruk. Jadi pengaruh knownledge ini sangat besar terhadap pembentukan karakter seorang anak.
Sekian, terima kasih
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Assalamualaikum wr wb,
Nama : Indah Aprilia Akmal
NPM : 2013053033
Kelas : 4E
Izin menambahkan jawaban untuk saudari Dinda Ayu Muslimah,
efeknya sangat besar pada karakter seorang anak. karena pendidikan karakter sangat perlu ditanamkan sedini mungkin untuk mengantisipasi persoalan di masa depan yang semakin kompleks seperti semakin rendahnya perhatian dan kepedulian anak terhadap lingkungan sekitar, tidak memiliki tanggung jawab, rendahnya kepercayaan diri, dan lain-lain.
Pembangunan karakter pada anak memang sangat penting sekali karena pada jaman modern ini banyak sekali godaan dan tantangan yang akan datang khususnya bagi generasi muda Indonesia.
Dengan membangun karakter seorang anak maka akan berpengaruh juga terhadap perkembangan jiwa anak. Pengaruhnya yaitu
1. Menyeimbangkan Kemampuan Kognitif Pada Anak,
3. Membangun Kepekaan Anak Terhadap Lingkungan Sekitar,
5. Membentuk Anak menjadi Berprestasi,
7. Membuat emosi Anak Stabil,
8. Membentuk Rasa Percaya Diri,
9. Membentuk Sifat Berempati
10. Membangun Jiwa Anak Menjadi Religius
11. Memiliki Kecerdasan Emosional
12. Membangun Kemampuan Untuk Bergaul
13. Membentuk Anak yang Memiliki Keunggulan
14. Membangun Jiwa yang Penuh Tanggung Jawab
15. Membentuk Kemampuan Berkomunikasi
Pendidikan berbasis karakter adalah salah satu cara yang dilakukan untuk membangun manusia-manusia yang berkarakter kuat dan jiwa serta mental yang kuat agar bisa menjadi generasi emas bagi Indonesia.
Pendidikan karakter itu sangatdiperlukan bagi kemajuan suatu bangsa khususnya bangsa Indonesia. Pendidikan karakter perlahan membuat anak bisa menjadi manusia berkualitas, yang mampu bertindak sesuai nilai dan norma yang ada di masyarakat dengan karakter yang dimilikinya itu, lebih jauhnya lagi ia bisa menjadi anak yang mampu memajukan bangsa Indonesia.
Terima kasih,
Wassalamualaikum wr wb.
Kelas : 4E
Izin menambahkan jawaban untuk saudari Dinda Ayu Muslimah,
efeknya sangat besar pada karakter seorang anak. karena pendidikan karakter sangat perlu ditanamkan sedini mungkin untuk mengantisipasi persoalan di masa depan yang semakin kompleks seperti semakin rendahnya perhatian dan kepedulian anak terhadap lingkungan sekitar, tidak memiliki tanggung jawab, rendahnya kepercayaan diri, dan lain-lain.
Pembangunan karakter pada anak memang sangat penting sekali karena pada jaman modern ini banyak sekali godaan dan tantangan yang akan datang khususnya bagi generasi muda Indonesia.
Dengan membangun karakter seorang anak maka akan berpengaruh juga terhadap perkembangan jiwa anak. Pengaruhnya yaitu
1. Menyeimbangkan Kemampuan Kognitif Pada Anak,
3. Membangun Kepekaan Anak Terhadap Lingkungan Sekitar,
5. Membentuk Anak menjadi Berprestasi,
7. Membuat emosi Anak Stabil,
8. Membentuk Rasa Percaya Diri,
9. Membentuk Sifat Berempati
10. Membangun Jiwa Anak Menjadi Religius
11. Memiliki Kecerdasan Emosional
12. Membangun Kemampuan Untuk Bergaul
13. Membentuk Anak yang Memiliki Keunggulan
14. Membangun Jiwa yang Penuh Tanggung Jawab
15. Membentuk Kemampuan Berkomunikasi
Pendidikan berbasis karakter adalah salah satu cara yang dilakukan untuk membangun manusia-manusia yang berkarakter kuat dan jiwa serta mental yang kuat agar bisa menjadi generasi emas bagi Indonesia.
Pendidikan karakter itu sangatdiperlukan bagi kemajuan suatu bangsa khususnya bangsa Indonesia. Pendidikan karakter perlahan membuat anak bisa menjadi manusia berkualitas, yang mampu bertindak sesuai nilai dan norma yang ada di masyarakat dengan karakter yang dimilikinya itu, lebih jauhnya lagi ia bisa menjadi anak yang mampu memajukan bangsa Indonesia.
Terima kasih,
Wassalamualaikum wr wb.
Assalammualaikum wr.wb
Nama : Halimatussa'diah Maulidya Ulfa
NPM : 2013050318
Izin bertanya, Menurut anda, seperti apakah permasalahan yang tengah dihadapi oleh Indonesia sekarang mengenai mata pelajaran yang berlaitan dengan pendidikan karakter dalam dunia pendidikan?
Sekian Terima Kasih
Nama : Halimatussa'diah Maulidya Ulfa
NPM : 2013050318
Izin bertanya, Menurut anda, seperti apakah permasalahan yang tengah dihadapi oleh Indonesia sekarang mengenai mata pelajaran yang berlaitan dengan pendidikan karakter dalam dunia pendidikan?
Sekian Terima Kasih
In reply to Halimatussa'diah Maulidya Ulfa 2013053018
Re: Forum diskusi
Wa'alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh
Terima kasih Halima atas pertanyaan nya.
Saya, Desvi Lenais Putri
NPM : 2013053010
Disini saya akan menjawab pertanyaan dari saudari Halimmatussa'diah MU dengan pertanyaan "Menurut anda, seperti apakah permasalahan yang tengah dihadapi oleh Indonesia sekarang mengenai mata pelajaran yang berlaitan dengan pendidikan karakter dalam dunia pendidikan?"
Permasalahan serius yang tengah dihadapi bangsa Indonesia adalah sistem pendidikan yang ada sekarang ini terlalu berorientasi pada pengembangan otak kiri (kognitif) dan kurang memperhatikan pengembangan otak kanan (afektif, empati, dan rasa). Proses belajar juga berlangsung secara pasif dan kaku sehingga menjadi tidak menyenangkan bagi anak. Mata pelajaran yang berkaitan dengan pendidikan karakter (seperti budi pekerti dan agama) ternyata pada prakteknya lebih menekankan pada aspek otak kiri (hafalan, atau hanya sekedar tahu). Semuanya ini telah membunuh karakter anak sehingga menjadi tidak kreatif. Padahal, pembentukan karakter harus dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan melibatkan aspek knowledge, feeling, loving, dan acting. Pembentukan karakter dapat diibaratkan sebagai pembentukan seseorang menjadi body builder (binaragawan) yang memerlukan latihan otot-otot akhlak secara terus-menerus agar menjadi kokoh dan kuat. Selain itu keberhasilan pendidikan karakter ini juga harus ditunjang dengan usaha memberikan lingkungan pendidikan dan sosialisasi yang baik dan menyenangkan bagi anak.
Dengan demikian, pendidikan yang sangat dibutuhkan saat ini adalah pendidikan yang dapat mengintegrasikan pendidikan karakter dengan pendidikan yang dapat mengoptimalkan perkembangan seluruh dimensi anak (kognitif, fisik, sosial-emosi, kreativitas, dan spiritual). Pendidikan dengan model pendidikan seperti ini berorientasi pada pembentukan anak sebagai manusia yang utuh. Kualitas anak didik menjadi unggul tidak hanya dalam aspek kognitif, namun juga dalam karakternya. Anak yang unggul dalam karakter akan mampu menghadapi segala persoalan dan tantangan dalam hidupnya. Ia juga akan menjadi seseorang yang lifelong learner. Pada saat menentukan metode pembelajaran yang utama adalah menetukan kemampuan apa yang akan diubah dari anak setelah menjalani pembelajaran tersebut dari sisi karakterya. Apabila kita ingin mewujudkan karakter tersebut dalam kehidupan sehari-hari, maka sudah menjadikan kewajiban bagi kita untuk membentuk pendidik sukses dalam pendidikan dan pengajarannya.
Sekian terima kasih, semoga membantu.
Terima kasih Halima atas pertanyaan nya.
Saya, Desvi Lenais Putri
NPM : 2013053010
Disini saya akan menjawab pertanyaan dari saudari Halimmatussa'diah MU dengan pertanyaan "Menurut anda, seperti apakah permasalahan yang tengah dihadapi oleh Indonesia sekarang mengenai mata pelajaran yang berlaitan dengan pendidikan karakter dalam dunia pendidikan?"
Permasalahan serius yang tengah dihadapi bangsa Indonesia adalah sistem pendidikan yang ada sekarang ini terlalu berorientasi pada pengembangan otak kiri (kognitif) dan kurang memperhatikan pengembangan otak kanan (afektif, empati, dan rasa). Proses belajar juga berlangsung secara pasif dan kaku sehingga menjadi tidak menyenangkan bagi anak. Mata pelajaran yang berkaitan dengan pendidikan karakter (seperti budi pekerti dan agama) ternyata pada prakteknya lebih menekankan pada aspek otak kiri (hafalan, atau hanya sekedar tahu). Semuanya ini telah membunuh karakter anak sehingga menjadi tidak kreatif. Padahal, pembentukan karakter harus dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan melibatkan aspek knowledge, feeling, loving, dan acting. Pembentukan karakter dapat diibaratkan sebagai pembentukan seseorang menjadi body builder (binaragawan) yang memerlukan latihan otot-otot akhlak secara terus-menerus agar menjadi kokoh dan kuat. Selain itu keberhasilan pendidikan karakter ini juga harus ditunjang dengan usaha memberikan lingkungan pendidikan dan sosialisasi yang baik dan menyenangkan bagi anak.
Dengan demikian, pendidikan yang sangat dibutuhkan saat ini adalah pendidikan yang dapat mengintegrasikan pendidikan karakter dengan pendidikan yang dapat mengoptimalkan perkembangan seluruh dimensi anak (kognitif, fisik, sosial-emosi, kreativitas, dan spiritual). Pendidikan dengan model pendidikan seperti ini berorientasi pada pembentukan anak sebagai manusia yang utuh. Kualitas anak didik menjadi unggul tidak hanya dalam aspek kognitif, namun juga dalam karakternya. Anak yang unggul dalam karakter akan mampu menghadapi segala persoalan dan tantangan dalam hidupnya. Ia juga akan menjadi seseorang yang lifelong learner. Pada saat menentukan metode pembelajaran yang utama adalah menetukan kemampuan apa yang akan diubah dari anak setelah menjalani pembelajaran tersebut dari sisi karakterya. Apabila kita ingin mewujudkan karakter tersebut dalam kehidupan sehari-hari, maka sudah menjadikan kewajiban bagi kita untuk membentuk pendidik sukses dalam pendidikan dan pengajarannya.
Sekian terima kasih, semoga membantu.
Assslaamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Nama : Hanifatun Nabila
NPM : 2013053012
Izin menambahkan mengenai pertanyaan halimatussa'diah
Mengenai permasalahan mata pelajaran yang berkaitan dengan pendidikan karakter yang ada di dunia pendidikan indonesia adalah dalam mata pelajaran PKN. Dalam PKN disini pendidikan karakter nilainya berfokus pada Nasionalis, patuh pada aturan sosial, demokratis, jujur, mengahargai keragaman, sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain. Namun terkadang dalam pelaksanaannya nilai kesadaran dalam setiap diri itu kurang, kebanyakan dari diri individu hanya menuntut hak mereka tanpa memenuhi kewajiban yang harus dipenuhi.
Sekian tambahan saya, Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Nama : Hanifatun Nabila
NPM : 2013053012
Izin menambahkan mengenai pertanyaan halimatussa'diah
Mengenai permasalahan mata pelajaran yang berkaitan dengan pendidikan karakter yang ada di dunia pendidikan indonesia adalah dalam mata pelajaran PKN. Dalam PKN disini pendidikan karakter nilainya berfokus pada Nasionalis, patuh pada aturan sosial, demokratis, jujur, mengahargai keragaman, sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain. Namun terkadang dalam pelaksanaannya nilai kesadaran dalam setiap diri itu kurang, kebanyakan dari diri individu hanya menuntut hak mereka tanpa memenuhi kewajiban yang harus dipenuhi.
Sekian tambahan saya, Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Mohon maaf, ibu, bapak dan teman-teman bahwa terjadi kesalahan identitas dalam PPT. Berikut saya lampirkan yang telah diperbaharui
Baik teman teman, saya rasa cukup untuk sesi tanya jawab pada hari ini. kita telah melewati 2 termin yang sangat "Asyik" dengan bertukar ilmu, informasi dan pemikiran.
Semoga diskusi pada hari ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita.
Saya mewakili kelompok 3 mengucapkan Terima Kasih. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Semoga diskusi pada hari ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita.
Saya mewakili kelompok 3 mengucapkan Terima Kasih. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh
Wa'alaikummussalam Warahmatullahi Wabarakatuh
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh.
Selamat siang Ibu Dra. Loliyana M.Pd. dan bapak Muhisom, M,Pd. I. selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Karakter, dan teman - teman yang saya sayangi dan saya banggakan
Saya Desvi Lenais Putri NPM 2013053010 selaku Notulensi kelompok 3 pada mata kuliah Pendidikan Karakter, Izin mengirimkan Berita Acara diskusi hari ini yang terlasksana pagi hari tadi.
Terima kasih, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh.
Selamat siang Ibu Dra. Loliyana M.Pd. dan bapak Muhisom, M,Pd. I. selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Karakter, dan teman - teman yang saya sayangi dan saya banggakan
Saya Desvi Lenais Putri NPM 2013053010 selaku Notulensi kelompok 3 pada mata kuliah Pendidikan Karakter, Izin mengirimkan Berita Acara diskusi hari ini yang terlasksana pagi hari tadi.
Terima kasih, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh.