berikan tanggapan kalian mengenai macam macam pendekatan dalam pendidikan nilai dan moral, dijelaskan ya sesuai dengan halaman 12 di dalam ppt. terimakasih.
forum pertanyaan
NPM : 2013053068
Izin menanggapi.
Pendekatan dalam pendidikan moral dibedakan menjadi tiga (3) yaitu;
1. Pendekatan Lawrence Kolhberg disebut Cognitive Moral Development
Disebut sebagai pendekatan perkembangan moral kognitif (cognitive moral development approach) karena karakteristiknya memberikan penekanan pada aspek kognitif dan perkembangannya. Pendekatan ini mendorong siswa untuk berfikir aktif tentang masalah-masalah moral dan dalam membuat keputusan-keputusan moral. Menurut pendekatan ini, perkembangan moral dilihat sebagai perkembangan tingkat berfikir dalam membuat pertimbangan moral, dari suatu tingkat yang lebih rendah menuju tingkat yang lebih tinggi. Dengan adanya pendekatan moral kognitif ini menjadikan peserta didik lebih memahami persoalan yang terjadi dari aspek-aspek yang paling sederhana hingga kompleks, sehingga dalam mencari solusi persoalan yang adapun juga bisa tepat sesuai dengan situasi dan kondisi. Pendekatan moral kognitif juga bisa menjadikan pola pikir peserta didik lebih tersistematis dalam menghadapi persoalan-persoalan dalam hidupnya. Agar dapat konsisten dalam bernalar untuk mengambil keputusan moral ketika menghadapi kondisi yang dilematis, seseorang harus menapaki tahapan demi tahapan yang disebut dengan tahap perkembangan moral.
2. Pendekatan L Metccalf dan Iman al Ghozalli disebut Affektive Moral Development
Pendekatan afektif atau pendekatan sikap yang digunakan sebagai salah satu pendekatan dalam pendidikan karakter memiliki konsep yang menjelaskan bahwa belajar dipandang sebagai upaya sadar seorang individu untuk memperoleh perubahan perilaku secara keseluruhan. Proses pendidikan bukan hanya membentuk kecerdasan danatau memberikan keterampilan tertentu saja, akan tetapi juga membentuk dan mengembangkan sikap agar anak berperilaku sesuai dengan norma-norma yang berlaku dimasyarakat. Memahami perkembangan aspek afektif peserta didik merupakan salah satu faktor untuk mencapai hasil yang baik dalam proses pendidikan, tidak hanyadalam hasil akademik tapi juga dalam hal pembentukan moral. Afektif mencakup emosi atau perasaan yang dimiliki oleh setiap peserta didik, yang juga perlu mendapatkan perhatian dalam pembelajaran. Pemahaman guru tentang perkembangan afektif siswa sangat penting untuk keberhasilan belajarnya. Setiap peserta didik memiliki emosi yang berbeda, sehingga rangsangan yang diberikan juga harus berbeda. Reaksi emosional dapat berkembang menjadi kebiasaan, sehinggamempengaruhi perkembangan nilai, moral dan sikap individu ataupun pesertadidik. Penjelasan di atas menjelaskan tentang bagaimana keterkaitan emosional pada tingkah laku yang akan dilakukan.
3. Pendekatan Albert Bandura dan Skiner disebut Behavior Moral DevelopmentTeori belajar behaviorisme ini berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati. Pengulangan dan pelatihan digunakan supaya perilaku yang diinginkan dapat menjadikebiasaan. Hasil yang diharapkan dari penerapan teori behavioristik ini adalah terbentuknya suatu perilaku yang diinginkan. Perilaku yang diinginkan mendapat penguatan positif dan perilaku yang kurang sesuai mendapat penghargaan negative.Evaluasi atau Penilaian didadari atas perilaku yang tampak. Dalam pengajarannya, pendekatan ini menggunakan stimulan-stimulan yang menggugah proses kerja dari munculnya perilaku moral, dimana hal itu nantinya akan melahirkan konsekuensi tertentu dan akan mengubah seseorang untuk mengulangi perilaku yang sama dari segi maksud dan tujuan. Misalnya dengan penguatan dan hukuman, dimana pada pendekatan ini tingkah laku yang diberi penguatan atau pujian akan cenderung diulang sebaliknya, jika suatu tingkah laku itu tidak seharusnya terjadi maka seseorang itu diberikan hukuman guna memperkecil pengulangan perilaku tersebut.
3 pendekatan pada pendidikan nilai dan moral
1. Cognitive Moral Development
Teori perkembangan moral kohlberg menunjukan bahwa perbuatan moral bukan hasil pelajaran yang diperoleh dari kebiasaan dan hal hal lain yang berhubungan dengan norma kebudayaan. Pendekatan ini menekankan kepada proses berpikir moral, apa yang dipikirkan seorang individu dalam menghadapi sebuah dilema etika.
2. Affective Moral Development
menanamkan nilai melalui sentuhan perasaan, imajinasi, dan intuisi. Proses pembinaan afektif ini membutuhkan strategi tersendiri seperti metode out bond, games, pembelajaran di luar kelas, dan sejenisnya merupakan aplikasi dari pendekatan ini.
3. Behavior Moral Development
Pendekatan ini dilakukan melalui pembiasaan. Pendekatan ini sangat relevan dengan upaya penanaman nilai. Seorang siswa yang dibiasakan tertib dan berperilaku baik dalam kehidupan sehari-harinya, pada akhirnya akan terbiasa melakukan hal-hal tersebut. Pada gilirannya nanti kebiasaan-kebiasaan yang dilakukannya tersebut akan mengendap menjadi tata nilai milik dirinya sendiri. Manakala mereka melakukan suatu tindakan di luar kebiasaannya, mereka akan merasa bersalah.
Ketiga pendekatan pembinaan nilai tersebut akan memiliki efektifitas tinggi ketika dilakukan secara simultan. Artinya pembinaan karakter dilakukan secara komprehensif, meliputi pengubahan struktur kognisi, sentuhan-sentuhan emosional, dan penciptaan lingkungan yang kondusif.
Sekian terima kasih.
Izin menanggapi
Seperti yang sudah dijelaskan ada 3 macam pendekatan dalam Pendidikan moral yaitu:
1. Pendekatan Lawrence Kolhberg disebut Cognitive Moral Development
Teori perkembangan moral kognitif menekankan kepada proses berpikir moral, apa yang dipikirkan seorang individu dalam menghadapi sebuah dilema etika Menurut Kohlberg, perkembangan moral kognitif terdiri atas enam tahap hirarkhis yang dapat dikelompokkan ke dalam tiga tingkatan: prakonvensional (tahap 1 dan 2), konvensional (tahap 3 dan 4), dan pascakonvensional (tahap 5 dan 6).
Pada tingkatan prakonvensional, individu mempersepsikan aturan dan ekspektasi sosial sebagai hal-hal di luar dirinya; rasa takut akan hukuman adalah motivasi utama untuk mengikuti aturan-aturan sosial pada tahap ini.
Pada tingkat konvensional, individu mengidentifikasi dirinya dengan suatu kelompok sosial dan menginternalisasi aturan-aturan kelompok serta ekspektasi-ekspektasi dari orang lain di dalam kelompok, terutama orang yang memiliki autoritas.
Pada tingkat pascakonvensional, seseorang mendiferensiasi self-esteem-nya dari aturan-aturan dan ekspektasi orang lain serta menentukan nilai-nilai pribadi terkait dengan prinsip-prinsip yang dipilihnya sendiri.
2.Pendekatan L Metccalf dan Iman al Ghozalli disebut Affektive Moral Development
Pendekatan Metcalf dan Al-Ghazali yang mengawali pembinaan dan personalisasi nilai moral dari suara dan mata hati. Suara hati adalah perasaan ruhaniah yang sangat berkaitan dengan perasaan etik atau perasaan yang menilai suatu yang baik atau buruk. Seorang akan berbuat baik didasarkan karena dorongan dari dalam hati dan jiwa yang telah memperoleh keyakinan. Jadi menurut al-Ghazali moral bukanlah perbuatan lahir yang tampak melainkan suatu kondisi jiwa yang menjadi sumber lahirnya perbuatan- perbuatan secara wajar mudah tanpa memerlukan pertimbangan dan pikiran.
Menurut al-Ghazali tujuan dari perbuatan moral adalah kebahagiaan yang identik dengan kebaikan utama dan kesempurnaan diri. Kebahagiaan menurut Al-Ghazali terbagi menjadi dua macam: kebahagiaan ukhrawi dan kebahagiaan duniawi. Menurutnya kebahagiaan ukhrawi adalah kebahagiaan yang utama sedangkan kebahagiaan duniawi hanyalah metamorfosis. Namun demikian apapun yang kondusif bagi kebahagiaan/ kebaikan utama, maka itu merupakan kebaikan juga. Bahkan ia menegaskan bahwa kebahagiaan ukhrawi tidak dapat diperoleh tanpa kebaikan-kebaikan lain yang merupakan sarana untuk meraih tujuan kebaikan ukhrawi. Kebaikan-kebaikan itu dalam pandangan al-Ghazali terangkum menjadi empat hal yaitu, Hikmah, Syaja’ah, Iffah, dan ‘Aadalah
3.Pendekatan Albert Bandura dan Skiner disebut Behavior Moral Development
Pendekatan Bandura dan Skinner yang menyatakan pembinaan dan personalisasi nilai moral dilakukan melalui pelakonan dan peniruan apa yang ada dan dilakukan oleh orang lain, pelakonan dan peniruan akan melahirkan keyakinan secara esensial. Sebagai ahli dibidang psikologi, dia percaya bahwa proses transfer keilmuan atau pendidikan, tak lepas dari norma-norma moral yang berlaku di masyarakat hingga nilai-nilai dari norma tersebut diejawantahkan dalam prilaku siswa sehari-hari. Atas dasar asumsi tersebut, maka teori pembelajaran Albert Bandura disebut sosial kognitif karena proses kognitif dalam diri individu memegang peranan dalam pembelajaran, sedangkan pembelajaran terjadi karena adanya pengaruh lingkungan sosial.
Proses tahapan-tahapan dalam pembelajaran social kognitif meliputi: Tahap perhatian (attentional phase), Tahap penyimpanan dalam ingatan (retention phase), Tahap reproduksi (reproduction phase) dan tahap motivasi (motivation phase). Teori pembelajaran sosial ini menekankan kepada proses bagaimana anak-anak belajar norma-norma kemasyarakatan. Jika pesan yang disampaikan bersifat positif, anak-anak menerimanya dengan baik dan pengaruh lainnya adalah sama positifnya, maka anak itu akan cenderung untuk membesar dengan nilai-nilai yang baik. Begitu juga sebaliknya.
1. Pendekatan Lawrence Kolhberg disebut Cognitive Moral Development. Menurut Lawrence Kohlberg , tahapan perkembangan teori moral adalah ukuran dari tinggi rendahnya teori moral individu berdasarkan perkembangan penalaran teori moralnya. Teori pendekatan kohlberg yang dikemukakan oleh Psikolog Kohlberg menunjukan bahwa perbuatan moral bukan hasil sosialisasi atau pelajaran yang diperoleh dari kebiasaan dan hal hal lain yang berhubungan dengan norma kebudayaan (Sunarto,2013:176). Teori perkembangan moral yang dikemukakan oleh Kohlberg menunjukkan bahwa sikap moral bukan hasil sosialisasi atau pelajaran yang diperoleh dari kebiasaan dan hal-hal lain yang berhubungan dengan nilai kebudayaan. Tahap-tahap perkembangan moral terjadi dari aktivitas spontan pada anak-anak.
2. Pendekatan L Metccalf dan Iman al Ghozalli disebut Affektive Moral Development. Pendekatan Metcalf dan Al-Ghazali yang mengawali pembinaan dan personalisasi nilai moral dari suara
dan mata hati. Suara hati adalah perasaan ruhaniah yang sangat berkaitan dengan perasaan etik atau perasaan yang menilai suatu yang baik atau buruk. Penggetaran dunia afeksi untuk menyerap dan mempribadikan nilai moral akan melahirkan prinsip dan keyakinan yang akan dijadikan acuhan dalam berfikir dan bertindak (yakin dan iman dahulu sebelum berfikir dan bertindak). Seorang akan berbuat baik didasarkan karena dorongan dari dalam hati dan jiwa yang telah memperoleh keyakinan.
3. Pendekatan Albert Bandura dan Skiner disebut Behavior Moral Development. Pendekatan Bandura dan Skinner yang menyatakan pembinaan dan personalisasi nilai moral dilakukan melalui pelakonan dan peniruan apa yang ada dan dilakukan oleh orang lain, pelakonan dan peniruan akan melahirkan keyakinan secara esensial.
Sekian Tanggapan dari saya, Terima kasih.
Izin menjawab:
1. Pendekatan Lawrence Kolhberg (Cognitive Moral Development) adalah ukuran dari tinggi rendahnya moral seseorang berdasarkan perkembangan penalaran moralnya. Dalam teori ini penalaran moralnya berlandasan dari perilaku yang etis sehingga ada enam tahapan perkembangan yang mampu terindetifikasi.
Lawrence Kolhberg meluaskan pandangan ini dengan menentukan bagian perkembangan moral pada prinsipnya yaitu berkomunikasi dengan keadilan dan perkembangannya yang berlaku seumur hidup. Lawrence Kolhberg di pendekatan ini memakai cerita-cerita tentang dilema dalam penelitianya, sehingga dia tertarik pada bagian orang-orang yang akan menjustifikasi tindakan-tindakan mereka jika hadir dalam persolan moral yang sama, sehingga Kolhberg mengkategorikan respon-respon yang dimunculkan ke dalam enam tahap. Keenam tahap ini dibagi menjadi tiga yaitu: Pra-konvensional, konvesional dan pasca-konvesional. Teori ini didasarkan kedalam tahap perkembangan kontrukktif dimana setiap tahapanya memberikan tanggapan yang semakin kuat terhadap dilema-dilema moral dibandingkan tahapan sebelumnya.
2. Pendekatan L Metccalf dan Iman al Ghozalli (Affektive Moral Development)
Pendekatan ini menyakini bahwa dunia afektif bisa dibina dan didik melalui pendektan dan strategi khusus dengan esensi pendidikan yaitu mempribadikan nilai-nilai norma.
3. Pendekatan Albert Bandura dan Skiner (Behavior Moral Development)
Teori pembelajaran Bandura disebut Sosial Kognitif karena proses kognitif dalam diri individu memengang dalam pembelajaran. Proses pembelajaran ini terjadi dalam tiga komponen (unsur), yaitu prilaku model (contoh), pengaruh prilaku model, dan proses internal pelajar.
Izin menanggapi
Pendekatan dalam pendidikan moral dibedakan menjadi tiga (3) yaitu;
1. Pendekatan Lawrence Kolhberg disebut Cognitive Moral Development
Pendekatan perkembangan moral kognitif (cognitive moral development approach) karakteristiknya yaitu, memberikan penekanan pada aspek kognitif dan perkembangannya.Pendekatan ini mendorong siswa untuk berfikir aktif tentang masalah-masalah moral dan dalam membuat keputusan-keputusan moral. Menurut pendekatan ini, perkembangan moral dilihat sebagai perkembangan tingkat berfikir dalam membuat pertimbangan moral, dari suatu tingkat yang lebih rendah menuju tingkat yang lebih tinggi. Dengan adanya pendekatan moral kognitif ini menjadikan peserta didik lebih memahami persoalan yang terjadi dari aspek-aspek yang paling sederhana hingga kompleks, sehingga dalam mencari solusi persoalan yang adapun juga bisa tepat sesuai dengan situasi dan kondisi.Pendekatan moral kognitif juga bisa menjadikan pola pikir peserta didik lebih tersistematis dalam menghadapi persoalan-persoalan dalam hidupnya.
Pendekatan ini dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu dengan jalan: (1) penyajian dilema moral.. Metode penyajiannya dapat melalui observasi, membaca koran/majalah, mendengarkan sandiwara, melihat film dan sebagainya; (2) dilanjutkan dengan pembagian kelompok diskusi.; (3) membawa hasil diskusi kelompok ke dalam diskusi kelas, dengan tujuan untuk klarifikasi nilai, membuat alternatif dan konsekuensinya; (4) setelah siswa berdiskusi secara intensif dan melakukan seleksi nilai yang terpilih sesuai dengan alternatif yang ajukan, selanjutnya siswa dapat mengorganisasikan nilai-nilai yang terpilih tersebut ke dalam dirinya. Untuk mengetahui apakah nilai-nilai tersebut telah diorganisasikan siswa ke dalam dirinya dapat diketahui lewat pendapat siswa, misalnya melalui karangan-karangannya yang disusun setelah diskusi, atau tindakan follow up dari kegiatan diskusi tersebut.
2. Pendekatan L Metccalf dan Iman al Ghozalli disebut Affektive Moral Development
Pendekatan afektif menjelaskan bahwa belajar dipandang sebagai upaya sadar seorang individu untuk memperoleh perubahan perilaku secara keseluruhan. Proses pendidikan bukan hanya membentuk kecerdasan danatau memberikan keterampilan tertentu saja, akan tetapi juga membentuk dan mengembangkan sikap agar anak berperilaku sesuai dengan norma-norma yang berlaku dimasyarakat. Afektif mencakup emosi atau perasaan yang dimiliki oleh setiap peserta didik, yang juga perlu mendapatkan perhatian dalam pembelajaran. Pemahaman guru tentang perkembangan afektif siswa sangat penting untuk keberhasilan belajarnya. Setiap peserta didik memiliki emosi yang berbeda, sehingga rangsangan yang diberikan juga harus berbeda. Reaksi emosional dapat berkembang menjadi kebiasaan, sehinggamempengaruhi perkembangan nilai, moral dan sikap individu ataupun pesertadidik.
3. Pendekatan Albert Bandura dan Skiner disebut Behavior Moral Development
Prinsip dasar belajar hasil temuan Bandura meliputi proses belajar sosial dan moral. Menurut Bandura sebagian besar dari yang dipelajari manusia terjadi melalui peniruan (imitation) dan contoh perilaku (modeling). Anak mempelajari respon-respon baru dengan cara pengamatan terhadap perilaku model/contoh dari orang lain yang menjadi idola, seperti guru, orang tua, teman sebaya, dan atau insan film yang setiap saat muncul di tayangan televisi. Pendekatan teori belajar sosial terhadap proses perkembangan sosial dan moral siswa ditekankan pada perlunya conditioning (pembiasaan merespon) dan imitation (peniruan). Proses internalisasi atau penghayatan siswa terhadap moral standarts (patokan-patokan moral) terus terjadi. Imitasi atau peniruan terhadap orang tua, guru, teman idola, dan insan film memainkan peran penting sebagai seorang model atau tokoh yang dijadikan idola atau contoh berperilaku sosial dan moral bagi siswa (generasi penerus).
1) Pendekatan Cognitif Moral Development (Laurence Kohlberg) yakni Pendekatan dengan upaya untuk menstimulus anak didik mengembangkan pola penalaran moral yang lebih kompleks melalui tahap dari yang paling rendah ke tingkat yang lebih tinggi, terdiri dari urutan tahap pra-konvensional, konvensional, dan post-konvensional.
2) Affective Moral Development (L Metccalf dan Al Gazali) yaitu menanamkan nilai melalui ranah afektif, berupa sentuhan-sentuhan perasaan, imajinasi, dan intuisi. Proses pembinaan afektif ini membutuhkan strategi yang berbeda dengan proses-proses pendekatan kognitif. Selain itu tujuan pendidikan moral bagi al-Gazali adalah memproduksi manusia sempurna yang memiliki kepribadian yang baik, kesucian jiwa dan mendekatkan diri kepada Allah. Pencapaian tujuan ini dapat dicapai melalui perilaku yang baik sesama manusia berdasarkan/bersumber dari tuntunan agama, serta mengupayakan secara batin untuk mencapai keutamaan jiwa dengan penanaman nilai keagamaan. Contoh metode pendekatan ini seperti out bond, games, pembelajaran di luar kelas, dan sejenisnya.
3) Behavior Moral Development (Albert Bandura dan Skinner), Pendekatan pembelajaran nilai ini menekankan pada proses cara/bagaimana anak didik belajar sosial norma-norma kemasyarakatan atau dilingkungannya. Jika pesan yang disampaikan bersifat positif, anak menerimanya dengan baik dan berpengaruh positif, dengan begitu anak didik akan cenderung tumbuh dan besar dengan nilai-nilai yang baik. Pembelajaran ini dapat memiliputi tahap perhatian, penyimpanan dalam ingatan, reproduksi dan motivasi. Pendekatan ini tidak lepas dari norma dan moral yang berlaku di masyarakat atau lingkungann anak sehingga nilai-nilai dari norma itu tertanam dalam prilaku anak didik sehari-hari. Terimakasih, mohon maaf bila terdapat kekeliruan.
1. Pendekatan Lawrence Kolhberg disebut Cognitive Moral Development
Menurut Kohlberg, perkembangan moral kognitif terdiri atas enam tahap yang dapat dikelompokkan ke dalam tiga tingkatan: prakonvensional (tahap 1 dan 2), konvensional (tahap 3 dan 4), dan pascakonvensional (tahap 5 dan 6). Setiap level terdiri dari tiga stage, masing-masing stage menjelaskan secara spesifik tahap perkembangan moral. Kohlberg menegaskan bahwa individu yang telah mencapai level lebih tinggi memiliki kemampuan lebih baik dalam mempertimbangkan keputusan sesuai dengan dilema kriteria moral.
Sepanjang hidupnya, seorang individu berinteraksi dengan dunia luar dan bergerak setahap demi setahap menuju tingkatan-tingkatan moral yang lebih tinggi. Meskipun pertumbuhan moral seorang individu akan meningkat, laju peningkatannya tidak dapat dipastikan. Tidak semua orang mencapai tahap konvensional, dan bahkan lebih sedikit yang bisa mencapai tahap pascakonvensional. Perbedaan tahapan perkembangan moral yang dicapai oleh setiap individu inilah yang mendasari perbedaan tingkah laku dan sikap.
Teori CMD (COGNITIVE MORAL DEVELOPMENT) dibangun dengan sangat mengedepankan pertimbangan moral yaitu alasan (reason) atau dasar pembenar (justification) atas satu keputusan, atau nilai yang berkaitan dengan tindakan social. Tidak heran jika teori CMD yang dikemukakan oleh Kohlberg ini merupakan teori yang paling tepat untuk membedakan individu melalui penerapan nilai moral nya.
2. Pendekatan L Metccalf dan Iman al Ghozalli disebut Affektive Moral Development
Pendekatan Metcalf dan Al-Ghazali yang mengawali pembinaan nilai moral dari suara dan mata hati. Suara hati adalah perasaan rohaniah yang sangat berkaitan dengan perasaan etik atau perasaan yang menilai suatu yang baik atau buruk. Seorang akan berbuat baik didasarkan karena dorongan dari dalam hati dan jiwa yang telah memperoleh keyakinan. Jadi menurut al-Ghazali moral bukanlah perbuatan lahir yang tampak melainkan suatu kondisi jiwa yang menjadi sumber lahirnya perbuatan-perbuatan secara wajar mudah tanpa memerlukan pertimbangan dan pikiran. Menurut al-Ghazali tujuan dari perbuatan moral adalah kebahagiaan yang identik dengan kebaikan utama dan kesempurnaan diri.
3. Pendekatan Albert Bandura dan Skiner disebut Behavior Moral Development
Pendekatan Bandura dan Skinner yang menyatakan pembinaan dan personalisasi nilai moral dilakukan melalui pelakonan dan peniruan apa yang ada dan dilakukan oleh orang lain, pelakonan dan peniruan akan melahirkan keyakinan secara esensial. Pendekatan teori belajar sosial terhadap proses perkembangan sosial dan moral siswa ditekankan pada perlunya conditioning (pembiasaan merespon) dan imitation (peniruan). Proses internalisasi atau penghayatan siswa terhadap moral standarts (patokan-patokan moral) terus terjadi. Imitasi atau peniruan terhadap orang tua, guru, teman idola, dan insan film memainkan peran penting sebagai seorang model atau tokoh yang dijadikan idola atau contoh berperilaku sosial dan moral bagi siswa (generasi penerus).
sekian terimakasih
NPM 2013053074
Izin menanggapi,
3 pendekatan dalam pendidikan nilai dan moral adalah sebagai berikut:
1. Pendekatan lawrence kohlberg atau disebut Cognitive Moral Development merupakan sebuah pendekatan nilai moral yang didasarkan pada cara berpikir seseorang, yaitu menentukan benar atau salah akan suatu hal. Pendekatan ini dibagi menjadi 3 level dengan beberapa tahap. Menurut saya pengklasifikasian ini lebih memudahkan dalam mempelajari mengenai nilai dan moral itu sendiri.
2. Pendekatan L Mettcalf dan Imam Al Ghazali atau disebut Affective Moral Development merupakan sebuah pendekatan pendidikan nilai dan moral yang menekankan pembentukan akhlak mulia peserta didik pada tingkat dasar. Menurut saya pendekatan ini sangat penting karena berkaitan dengan akhlak, agar nantinya mereka menjadi insan yang unggul dalam kehidupan.
3. Pendekatan Albert Bandura dan Skiner atau disebut Behavior Moral Development merupakan pendekatan nilai moral yang menekankan tentang bagaimana proses anak-anak dalam mempelajari mengenai norma-norma kemasyarakatan. Menurut saya pendekatan ini juga penting, karena terkait dengan norma yang nantinya akan dipakai oleh anak-anak dalam menjalankan kehidupannya di masyarakat.
terimakasih
Izin menanggapi
Pendekatan dalam pendidikan moral dibedakan menjadi tiga (3) yaitu;
• Pendekatan Lawrence Kolhberg disebut Cognitive Moral Development.
Pendekatan ini menekankan pada aspek kognitif. Peserta didik diajak untuk berpikir mengenai masalah-masalah moral yang ada dan keputusan-keputusan moral yang harus diambil.
• Pendekatan L Metccalf dan Iman al Ghozalli disebut Affektive Moral Development.
Pendekatan ini menekankan pada aspek perasaan. Dimana anak diajarkan untuk merasa bersalah atas penyimpanan moral yang mereka lakukan. Peserta didik diminta untuk mengidentifikasi rasa yang harus ditimbulkan dalam sebuah permasalahan moral.
• Pendekatan Albert Bandura dan Skiner disebut Behavior Moral Development
Pendekatan ini lebih menekankan pada perubahan tingkah laku. Peserta didik di beri reward ketika melakukan perbuatan mulia, dan mendapatkan punishment ketika melakukan penyimpanan moral. Selain itu terdapat pula modelling dari pendidik, dimana peserta didik diajarkan mengenai benar salah melalui perilaku pendidik.
3 pendekatan dalam pendidikan nilai moral :
1. Cognitive Moral Development
Teori perkembangan moral kohlberg menunjukan bahwa perbuatan moral bukan hasil pelajaran yang diperoleh dari kebiasaan dan hal hal lain yang berhubungan dengan norma kebudayaan. Pendekatan ini menekankan kepada proses berpikir moral, apa yang dipikirkan seorang individu dalam menghadapi sebuah dilema etika.
2. Pendekatan L Metccalf dan Iman al Ghozalli disebut Affektive Moral Development. Pendekatan Metcalf dan Al-Ghazali yang mengawali pembinaan dan personalisasi nilai moral dari suara
dan mata hati. Suara hati adalah perasaan ruhaniah yang sangat berkaitan dengan perasaan etik atau perasaan yang menilai suatu yang baik atau buruk. Seorang akan berbuat baik didasarkan karena dorongan dari dalam hati dan jiwa yang telah memperoleh keyakinan.
3.Pendekatan Albert Bandura dan Skiner disebut Behavior Moral Development
Pendekatan Bandura dan Skinner yang menyatakan pembinaan dan personalisasi nilai moral dilakukan melalui pelakonan dan peniruan apa yang ada dan dilakukan oleh orang lain, pelakonan dan peniruan akan melahirkan keyakinan secara esensial. Sebagai ahli dibidang psikologi, dia percaya bahwa proses transfer keilmuan atau pendidikan, tak lepas dari norma-norma moral yang berlaku di masyarakat hingga nilai-nilai dari norma tersebut diejawantahkan dalam prilaku siswa sehari-hari. Atas dasar asumsi tersebut, maka teori pembelajaran Albert Bandura disebut sosial kognitif karena proses kognitif dalam diri individu memegang peranan dalam pembelajaran, sedangkan pembelajaran terjadi karena adanya pengaruh lingkungan sosial.
Proses tahapan-tahapan dalam pembelajaran social kognitif meliputi: Tahap perhatian (attentional phase), Tahap penyimpanan dalam ingatan (retention phase), Tahap reproduksi (reproduction phase) dan tahap motivasi (motivation phase). Teori pembelajaran sosial ini menekankan kepada proses bagaimana anak-anak belajar norma-norma kemasyarakatan.
NPM: 2013053088
Izin menanggapi,
Macam macam pendekatan dalam pendidikan nilai dan moral dibedakan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.
1. Pendekatan Lawrence Kolhberg disebut Cognitive Moral Development
Pendekatan ini memberikan penekanan pada aspek kognitif dan perkembangannya. Pendekatan ini mendorong peserta didik untuk berfikir aktif tentang masalah-masalah moral dan dalam membuat keputusan-keputusan moral. Menurut pendekatan ini, perkembangan moral dilihat sebagai perkembangan tingkat berfikir dalam membuat pertimbangan moral, dari suatu tingkat yang lebih rendah menuju tingkat yang lebih tinggi.
Pengertian di atas menunjukkan bahwa dengan adanya pendekatan moral kognitif ini menjadikan peserta didik lebih memahami persoalan yang terjadi dari aspek-aspek yang paling sederhana hingga kompleks, sehingga dalam mencari solusi persoalan yang adapun juga bisa tepat sesuai dengan situasi dan kondisi. Pendekatan moral kognitif juga bisa menjadikan pola pikir peserta didik lebih tersistematis dalam menghadapi persoalan-persoalan dalam hidupnya.
2. Pendekatan L Metccalf dan Iman al Ghozalli disebut Affektive Moral Development
Pendekatan ini memberikan penekanan pada aspek yang berkaitan dengan sikap dan nilai (Value). Pendekatan ini sangat penting untuk mencapai tujuan pendidikan yang sebenarnya yaitu peserta didik mampu dan mau mengamalkan pengetahuan yang diperoleh dari dunia pendidikan (Nilai dan moral yang) dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan ini berkaitan dengan sikap, emosi, penghargaan dan penghayatan atau apresiasi terhadap nilai, norma dan sesuatu yang sedang dipelajari.
3. Pendekatan Albert Bandura dan Skiner disebut Behavior Moral Development
Pendekatan ini didasarkan pada pandangan ilmiah tentang tingkah laku peserta didik yang menekankan pada pentingnya pendekatan sistematik dan terstruktur pada konseling. Proses belajar tingkah laku adalah melalui kematangan dan belajar. Selanjutnya tingkah laku lama dapat diganti dengan tingkah laku baru. Manusia dipandang memiliki potensi untuk berperilaku tepat atau salah. Manusia melakukan refleksi atau tingkah laku baru atau dapat mempengaruhi perilaku orang lain.
Pendekatan Lain
Ada lima pendekatan dalam pendidikan nilai menurut Superka (1976) yaitu sebagai berikut.
1. Pendekatan Penanaman Nilai (Inculcation Approach)
Pendekatan ini merupakan pendekatan yang memberi penekanan pada penanaman nilai-nilai sosial dalam peserta didik. Tujuan dari pendekatan yaitu untuk menanamkan nilai-nilai tertentu yang diinginkan. Menurut pendekatan ini, nilai-nilai dipandang sebagai standar atau aturan perilaku yang bersumber dari masyarakat dan budaya. Dalam pandangan ini tugas pendidikan nilai adalah untuk menanamkan nilai-nilai sehingga orang harus menempatkan dirinya secara efisien sesuai peran yang ditentukan oleh masyarakat.
2. Pendekatan Perkembangan Moral Kognitif (Cognitive Moral Development Approach)
Pendekatan ini seringkali disebut dengan pendekatan perkembangan kognitif karena karakteristiknya memberikan penekanan pada aspek kognitif dan perkembangannya. Pendekatan ini merupakan upaya untuk merangsang peserta didik untuk mengembangkan pola penalaran moral yang lebih kompleks melalui tahap berturut-turut dan berurutan. Tahap berurutan dimaksudkan sebagai tahapan perkembangan tingkat berpikir dalam membuat pertimbangan moral, dari tingkat rendah menuju tingkatan yang lebih tinggi.
3. Pendekatan Analisis Nilai (Values Analysis Approach)
Pendekatan ini merupakan pendekatan yang memberikan penekanan pada perkembangan kemampuan peserta didik untuk berpikir logis, dengan cara menganalisis masalah yang berhubungan dengan nilai- nilai sosial. Adapun pendekatan perkembangan kognitif memberi penekanan pada dilema moral yang bersifat perseorangan. Pendekatan analisis lebih memberikan pemahaman pada aspek nilai-nilai moral yang dapat diterapkan pada kehidupan sosial.
4. Pendekatan Klarifikasi Nilai (Values Clarification Approach)
Pendekatan ini merupakan pendekatan yang memberi penekanan pada usaha untuk membantu peserta didik dalam mengkaji perasaan dan perbuatannya sendiri, serta meningkatkan kesadaran mereka tentang nilai-nilai mereka sendiri dengan cara berpikir secara rasional dan juga menggunakan kesadaran emosional secara bersama-sama. pendekatan klasifikasi nilai bisa memberikan wawasan yang lebih objektif bagi peserta didik dalam menjalani kehidupan sosialnya sesuai dengan nilai- nilai moral yang berlaku untuk membentuk karakternya.
5. Pendekatan Pembelajaran Berbuat (Action Learning Approach)
Pendekatan ini merupakan pendekatan yang memberi penekanan pada usaha memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan perbuatan-perbuatan moral, baik secara perseorangan maupun secara bersama-sama dalam suatu kelompok.
Masing-masing pendekatan dalam pendidikan nilai dan moral kelebihan dan kekurangan.
Sekian tanggapan dari saya, terima kasih.
Pendekatan dalam pendidikan moral dibedakan menjadi tiga (3) yaitu;
1. Pendekatan Lawrence Kolhberg atau Cognitive Moral Development
Pendekatan dalam pendidikan moral ini berdasarkan teori perkembangan moral kohlberg yang menunjukkan bahwa suatu tindakan moral merupakan bukanlah suatu hasil dari pelajaran yang telah didapat dari suatu kebiasaan yang terkait dengan hal norma kebudayaan. Pendekatan ini lebih mengutamakan kepada pendekatan proses yang bertujuan untuk berproses pikir moral, didalam menjalani ataupun menghadapi tantangan etika.
2. Pendekatan L Metccalf dan Iman al Ghozalli atau Affective Moral Development
Pendekatan dalam pendidikan moral ini berdasarkan pada penanaman nilai berdasarkan rasa, imaji, serta intuisi. Proses pendekatan ini memiliki strategi dengan menerapkan beberapa metode proses pendekatan, yakni dengan melaksanakan beberapa bentuk kegiatan, seperti kegiatan out bond, games, pembelajaran di luar kelas, serta sejenisnya yang merupakan proses aplikasi dari pendekatan ini.
3. Pendekatan Albert Bandura dan Skiner disebut Behavior Moral Development
Pendekatan dalam pendidikan moral ini berbentuk suatu proses yang dekat dengan hal-hal berperilaku dalam sehari-hari. Pendekatan ini menanamkan bahwa suatu kebiasaan-kebiasaan akan menjadi suatu nilai moral bagi suatu pribadi.
Sekian, terima kasih.
NPM : 2013053102
Izin menanggapi Bu,
Berdasarkan ppt halaman 12 terdapat 3 pendekatan moral yaitu :
1.Pendekatan perkembangan moral kognitif,(Disebut sebagai pendekatan perkembangan moral kognitif (cognitive moral development approach)karena karakteristiknya memberikan penekanan pada aspek kognitif dan perkembangannya. Pendekatan ini mendorong siswa untuk berfikir aktif tentang masalah-masalah moral dan dalam membuat keputusan-keputusan moral. Menurut pendekatan ini,perkembangan moral dilihat sebagai perkembangan tingkat berfikir dalam membuat pertimbangan
moral, dari suatu tingkat yang lebih rendah menuju tingkat yang lebih tinggi.Pendekatan moral kognitif ini menjadikan peserta didik lebih memahami persoalan yang terjadi dari aspek-aspek yang paling sederhana hingga kompleks, sehingga dalam mencari solusi persoalan yang adapun juga bisa tepat sesuai dengan situasi dan kondisi.Pendekatan moral kognitif juga bisa menjadikan pola pikir peserta didik lebih tersistematis dalam menghadapi persoalan-persoalan dalam hidupnya.
2.Pendekatan affective moral development
Pendekatan afektive ini memandang perkembangan moral peserta didik melalui perkembangan sikap yang dimiliki peserta didik. Dalam pendekatan ini pendidik menstimulus pembentukan karakter nilai-nilai moral peserta didik melalui masalah-masalah di lingkungan sekitar.Dimana dengan pendekatan ini diharapkan peserta didik nantinya mampu merespons atau bersikap terhadap persoalan-persoalan di masyarakat berdasarkan nilai-nilai moral yang dimilikinya.
3.Pendekatan Albert Bandura dan Skiner disebut Behavior Moral Development
Teori pembelajaran Albert Bandura disebut sosial kognitif karena proses kognitif dalam diri individu memegang peranan dalam pembelajaran, sedangkan pembelajaran terjadi karena adanya pengaruh lingkungan sosial. Teori pembelajaran sosial ini menekankan kepada proses bagaimana anak-anak belajar norma-norma kemasyarakatan. Jika pesan yang disampaikan bersifat positif, anak-anak menerimanya dengan baik dan pengaruh lainnya adalah sama positifnya, maka anak itu akan cenderung ke arah dewasa dengan nilai-nilai yang baik. Begitu juga sebaliknya.Pendekatan ini dilakukan agar peserta didik mampu mengubah penyimpangan tingkah laku yang tidak sesuai menjadi sesuai dengan nilai-nilai moral di lingkungan sekitarnya.
Sekian jawaban dari saya,kurang lebihnya saya mohon maaf.Terima kasih.
1. Pendekatan Lawrence Kohlberg disebut Kognitif Moral Development. Teori perkembangan moral kognitif (cognitive moral development) menekankan kepada proses berpikir moral (moral thought process), apa yang dipikirkan seorang individu dalam menghadapi sebuah dilema etika.
Menurut Kohlberg, perkembangan moral kognitif terdiri atas enam tahap hirarkhis yang dapat dikelompokkan ke dalam tiga tingkatan: prakonvensional (tahap 1 dan 2), konvensional (tahap 3 dan 4), dan pascakonvensional (tahap 5 dan 6).
Pada tingkatan prakonvensional, individu mempersepsikan aturan dan ekspektasi sosial sebagai hal-hal di luar dirinya; rasa takut akan hukuman adalah motivasi utama untuk mengikuti aturan-aturan sosial pada tahap ini.
Pada tingkat konvensional, individu mengidentifikasi dirinya dengan suatu kelompok sosial dan menginternalisasi aturan-aturan kelompok serta ekspektasi-ekspektasi dari orang lain di dalam kelompok, terutama orang yang memiliki autoritas.
Pada tingkat pascakonvensional, seseorang mendiferensiasi self-esteem-nya dari aturan-aturan dan ekspektasi orang lain serta menentukan nilai-nilai pribadi terkait dengan prinsip-prinsip yang dipilihnya sendiri.
Untuk menilai tahap perkembangan moral individu, Kohlberg menciptakan suatu metodologi wawancara yang dikenal dengan Moral Judgment Interview.
2. Pendekatan L Metccalf dan Iman Alghozalli disebut Affektive Moral Development.
Pada pendekatan ini sebuah konsep pendidikan moral yang
hendak memadukan antara dimensi spiritual dengan dimensi realitas empirik. Para-
digma pendidikan moral yang berbasis sosio-religius adalah paradigma yang mampu
mengintegrasikan seluruh aspek kehidupan yang religius yang mencakup jasmani, rohani, intelektual, dan moral. Pendidkan moral harus mampu megintegrasikan
aspek-aspek spiritual maupun intelektual serta aspek normativitas dan historitas
(realitas). Integrasi keseluruhan aspek tersebut akan menjadi inti bagi keseimbangan
aspek kognitif (akal), afektif (iman), dan psikomotorik (amal) dalam pendidikan seca-
ra praktis.
3. pendekatan Albert Bandura dan Skiner disebut Behavior Moral Development. Skinner tidak mempercayai manusia memiliki pilihan bebas.
Menurutnya tindakan tidak dapat dipengaruhi oleh pikiran dan perasaan. Ia menekankan
pandangannya pada sebab akibat antara tujuan, kondisi lingkungan dan perilaku yang dapat
diamati. Skinner tertarik pada konep penguatan dan menerapkannya dalam dirinya sendiri.
Sedangkan Albert Bandura dan rekan-rekannya yang merintis dalam bidang social medelling
dan memperkenalkannya sebagai suatu proses yang menjelaskan beragam bentuk
pembelajaran.
NPM : 2013053158
Izin menanggapi,
1. Pendekatan Lawrance Kohlberg (Cognitive Moral Development)
Disebut sebagai pendekatan perkembangan moral kognitif (cognitive moral development approach)karena karakteristiknya memberikan penekanan pada aspek kognitif dan perkembangannya. Pendekatan ini mendorong peserta didik untuk berfikir aktif tentang masalah-masalah moral dan dalam membuat keputusan-keputusan moral. Menurut pendekatan ini, perkembangan moral dilihat sebagai perkembangan tingkat berfikir dalam membuat pertimbangan moral, dari suatu tingkat yang lebih rendah menuju tingkat yang lebih tinggi. Pendekatan moral kognitif ini menjadikan peserta didik lebih memahami persoalan yang terjadi dari aspek-aspek yang paling sederhana hingga kompleks, sehingga dalam mencari solusi persoalan yang adapun juga bisa tepat sesuai dengan situasi dan kondisi.Pendekatan moral kognitif juga bisa menjadikan pola pikir peserta didik lebih tersistematis dalam menghadapi persoalan-persoalan dalam hidupnya.
2. Pendekatan L Metccalf dan Iman Al Ghazalli (Affective Moral Development)
Mereka meyakini bahwa dunia afektif bisa dibina dan dididik melalui pendekatan dan strategi khusus.
3. Pendekatan Albert Bandura dan Skiner (Behavior Moral Development)
Teori belajar sosial merupakan perluasan dari teori belajar perilaku yang tradisional (behavioristik). Teori belajar Bandura ini dikembangkan oleh Albert Bandura pada tahun 1986.
Teori ini menerima sebagian besar dari prinsip-prinsip teori-teori belajar perilaku, tetapi memberi lebih banyak penekanan pada efek-efek dari isyarat-isyarat pada perilaku, dan pada proses-proses mental internal.Salah satu asumsi paling awal mendasari teori Teori belajar Bandura adalah manusia cukup fleksibel dan sanggup mempelajari bagaimana kecakapan bersikap maupun berperilaku.
Mohon maaf jika banyak kesalahan, terima kasih.
Pendekatan ini dikatakan pendekatan perkembangan kognitif karena karakteristiknya memberikan penekanan pada aspek kognitif dan perkembangannya. Pendekatan ini mendorong siswa untuk berpikir aktif tentang masalah-masalah moral dan dalam membuat keputusan-keputusan moral. Perkembangan moral menurut pendekatan ini dilihat sebagai perkembangan tingkat berpikir dalam membuat pertimbangan moral, dari suatu tingkat yang lebih rendah menuju suatu tingkat yang lebih tinggi Tujuan yang ingin dicapai oleh pendekatan ini ada dua hal yang utama. Pertama, membantu siswa dalam membuat pertimbangan moral yang lebih kompleks berdasarkan kepada nilai yang lebih tinggi. Kedua, mendorong siswa untuk mendiskusikan alasan-alasannya ketika memilih nilai dan posisinya dalam suatu masalah moral.
2. .Pendekatan L Metccalf dan Iman al Ghozalli disebut Affektive Moral Development
Pendekatan Metcalf dan Al-Ghazali yang mengawali pembinaan dan personalisasi nilai moral dari suara dan mata hati. Suara hati adalah perasaan ruhaniah yang sangat berkaitan dengan perasaan etik atau perasaan yang menilai suatu yang baik atau buruk. Seorang akan berbuat baik didasarkan karena dorongan dari dalam hati dan jiwa yang telah memperoleh keyakinan.
3. Pendekatan Albert Bandura dan Skiner disebut Behavior Moral Development
Pada dasarnya perilaku seseorang bersandar pada ukuran-ukuran moral yang dia yakini (Albert Bandura, 2003). Menurut Bandura, seseorang tidak merasa nyaman jika perbuatan yang dilakukannya menyalahi atau melanggar nilai-nilai kebaikan
yang diyakininya. Perasaan tidak nyaman tersebut mencegah seseorang dari perbuatan yang diyakininya tidak baik.
Prinsip dasar belajar hasil temuan Bandura termasuk belajar sosial dan moral. Menurut Bandura seperti yang dikutip Barlow (1985), sebagian besar dari yang dipelajari manusia terjadi melalui peniruan (imitation) dan penyajian contoh perilaku (modeling). Dalam hal ini seorang siswa yang belajar mengubah perilakunya sendiri melalui penyaksian cara orang atau sekelompok orang mereaksi atau merespon sebuah stimulus tertentu. Siswa ini juga dapat mempelajari respon-respon baru dengan cara pengamatan terhadap perilaku contoh dari orang lain, misalnya guru atau orang tuanya.
Izin menjawab, pendekatan dalam pendidikan nilai moral dibedakan menjadi 3, yaitu :
1. Pendekatan Lawrence Kolhberg disebut Cognitive Moral Development
Pendekatan ini ialah pendekatan perkembangan kognitif yang mendorong peserta didik untuk berpikir tentang masalah-masalah moral dan dalam membuat keputusan-keputusan moral. pendekatan ini memiliki 2 tujuan utama, yaitu membantu siswa dalam melakukan perilaku sesuai dengan moral yang lebih kompleks dan mendorong peserta didik untuk mengkomunikasikan alasan memilih sesuatu dalam masalah moral.
2. Pendekatan L Metccalf dan Iman al Ghozalli disebut Affektive Moral Development
Pendekatan ini lebih berfokus pada pendekatan afektif dengan menanamkan nilai imajinasi. Pendekatan ini lebih menekankan apa aspek pendekatan religi. Perilaku baik dan buruk mengikuti perasaan ruhaniah yang ada di dalam hati. Perilaku dan tindakan yang dilakukan seseorang pun dilakukan menurut suara hati.
3. Pendekatan Albert Bandura dan Skiner disebut Behavior Moral Development
Dikatakan bahwa pendekatan ini dilakukan dengan meniru apa yang ada dana pa yang dilihat. Meniru apa yang dilihat akan menjadi kebiasaan dan akan tertanam menjadi perilaku seorang peserta didik yang menjadi kebiasaan dan refleknya. Maka dari itu, sangat penting kiranya untuk mencontohkan dan menanamkan perilaku yang baik bagi anak di usia dini
Pendekatan pendidikan moral
1.Pendekatan Lawrence Kolhberg disebut Cognitive Moral Development => dalam pendekatan ini memiliki 6 tahap perkembangan yang dapat terindetifikasi, dan dalam enam tahap ini terbagi menjadi 3 tingkatan: pra-konvensional, konvensional, dan pasca konvensional.
2. Pendekatan L Metccalf dan Iman al Ghozalli disebut Affektive Moral Development => tingkah laku afektif yang menyangkut perasaa, yang menunjukkan bagaimana perasaan seseorang.
3. Pendekatan Albert Bandura dan Skiner disebut Behavior Moral Development => Ciri dari pendekatan ini adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil, bersifat mekanistik, menekankan peranaan lingkungan, mementingkan mekanisme hasil belajar, mementingkan peranan kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh adalah munculnya perilaku yang diinginkan
Izin menanggapi.
Macam-macam pendekatan dalam pendidikan nilai dan moral yaitu ada 3
1. Pendekatan Lawrence Kolhberg disebut Cognitive Moral Development
Menurut Kohlberg, perkembangan moral kognitif terdiri atas enam tahap yang dapat dikelompokkan ke dalam tiga tingkatan:
prakonvensional (tahap 1 dan 2),
konvensional (tahap 3 dan 4), dan
pascakonvensional (tahap 5 dan 6). Setiap level terdiri dari tiga stage, masing-masing stage menjelaskan secara spesifik tahap perkembangan moral. Kohlberg menegaskan bahwa individu yang telah mencapai level lebih tinggi memiliki kemampuan lebih baik dalam mempertimbangkan keputusan sesuai dengan dilema kriteria moral.
Sepanjang hidupnya, seorang individu berinteraksi dengan dunia luar dan bergerak setahap demi setahap menuju tingkatan-tingkatan moral yang lebih tinggi. Meskipun pertumbuhan moral seorang individu akan meningkat, laju peningkatannya tidak dapat dipastikan. Tidak semua orang mencapai tahap konvensional, dan bahkan lebih sedikit yang bisa mencapai tahap pascakonvensional. Perbedaan tahapan perkembangan moral yang dicapai oleh setiap individu inilah yang mendasari perbedaan tingkah laku dan sikap.
Teori CMD (COGNITIVE MORAL DEVELOPMENT) dibangun dengan sangat mengedepankan pertimbangan moral yaitu alasan (reason) atau dasar pembenar (justification) atas satu keputusan, atau nilai yang berkaitan dengan tindakan social. Tidak heran jika teori CMD yang dikemukakan oleh Kohlberg ini merupakan teori yang paling tepat untuk membedakan individu melalui penerapan nilai moral nya.
2. Pendekatan L Metccalf dan Iman al Ghozalli disebut Affektive Moral Development
Pendekatan Metcalf dan Al-Ghazali yang mengawali pembinaan nilai moral dari suara dan mata hati. Suara hati adalah perasaan rohaniah yang sangat berkaitan dengan perasaan etik atau perasaan yang menilai suatu yang baik atau buruk. Seorang akan berbuat baik didasarkan karena dorongan dari dalam hati dan jiwa yang telah memperoleh keyakinan. Jadi menurut al-Ghazali moral bukanlah perbuatan lahir yang tampak melainkan suatu kondisi jiwa yang menjadi sumber lahirnya perbuatan-perbuatan secara wajar mudah tanpa memerlukan pertimbangan dan pikiran. Menurut al-Ghazali tujuan dari perbuatan moral adalah kebahagiaan yang identik dengan kebaikan utama dan kesempurnaan diri.
3. Pendekatan Albert Bandura dan Skiner disebut Behavior Moral Development
Pendekatan Bandura dan Skinner yang menyatakan pembinaan dan personalisasi nilai moral dilakukan melalui pelakonan dan peniruan apa yang ada dan dilakukan oleh orang lain, pelakonan dan peniruan akan melahirkan keyakinan secara esensial. Pendekatan teori belajar sosial terhadap proses perkembangan sosial dan moral siswa ditekankan pada perlunya conditioning (pembiasaan merespon) dan imitation (peniruan). Proses internalisasi atau penghayatan siswa terhadap moral standarts (patokan-patokan moral) terus terjadi. Imitasi atau peniruan terhadap orang tua, guru, teman idola, dan insan film memainkan peran penting sebagai seorang model atau tokoh yang dijadikan idola atau contoh berperilaku sosial dan moral bagi siswa (generasi penerus).
sekian tanggapan saya. Terimakasih!
NPM: 2013053084
Izin menjawab.
Ada 3 pendekatan pendidikan nilai, yaitu:
1. Pendekatan Lawrence Kolhberg disebut Cognitive Moral Development adalah ukuran dari tinggi rendahnya teori moral individu berdasarkan perkembangan penalaran teori moralnya. cara seseorang mengkonseptualisasikan benar salah dan membuat keputusan tentang bagaimana bertindak.
2. Pendekatan L Metccalf dan Iman al Ghozalli disebut Affektive Moral Development adalah pendekatan yang menggunakan emosi atau setuhan perasaan. biasanya dilakukan dengan pembelajaran diluar lingkungan kelas.
3. Pendekatan Albert Bandura dan Skiner disebut Behavior Moral Development
Didasari oleh teori Social Learning. Pembicaraan berpusat pada dapatkah tingkah laku anak sesuai dengan keadaan internalnya. Menurutnya aturan-aturan (benar-salah) untuk mengontrol tingkah laku anak diperoleh melalui proses modelling. Anak belajar benar-salah diberitahu secara khusus oleh orangtua dengan cara mencontoh perilaku mereka (orangtua teladan anak).
Npm : 2013053063
Izin menanggapi
1. Pendekatan Lawrence Kolhberg disebut Cognitive Moral Development
adalah pendekatan yang menekankan pada aspek koknitif dan perkembangannya. Pendekatan ini dapat dilihat dari tingkat berpikir dari suatu tingkat yang lebih rendah menuju suatu tingkat yang lebih tinggi.
2. Pendekatan L Metccalf dan Iman al Ghozalli disebut Affektive Moral Development
Adalah Pendekatan Metcalf dan Al-Ghazali yang mengawali pembinaan dan personalisasi nilai moral dari suara dan mata hati. Suara hati adalah perasaan ruhaniah yang sangat berkaitan dengan perasaan etik atau perasaan yang menilai suatu yang baik atau buruk. tujuan dari perbuatan moral adalah kebahagiaan yang identik dengan kebaikan utama dan kesempurnaan diri. Kebahagiaan menurut Al-Ghazali terbagi menjadi dua macam: kebahagiaan ukhrawi dan kebahagiaan duniawi.
3. Pendekatan Albert Bandura dan Skiner disebut Behavior Moral Development
Adalah pendekatan yang didasarkan pada pengaruh lingkungan sosial yang dimasyarakat. maka teori pembelajaran Albert Bandura disebut sosial kognitif karena proses kognitif dalam diri individu memegang peranan dalam pembelajaran, sedangkan pembelajaran terjadi karena adanya pengaruh lingkungan sosial.
Macam-macam pendekatan dalam nilai moral meliputi :
Pendekatan Lawrence Kolhberg yaitu Cognitive Moral Development
Pada pendekatan ini, peserta didik akan diajak untuk mengurai masalah dan keputusan moral dengan aspek kognitifnya. Dimana tiap-tiap keputusan mengenai moral yang diambil, merupakan penekanan dalam proses berpikirnya mengenai moral.
Pendekatan L Metccalf dan Iman al Ghozalli yaitu Affektive Moral Development
Pada pendekatan ini, peserta didik ditekankan untuk merasa bersalah menyikapi penyimpangan moral yang mereka lakukan. Ketika peserta didik melakukan penyimpangan moral, peserta didik diajak untuk mengungkapkan perasaannya setelah melakukan hal tersebut.
Pendekatan Albert Bandura dan Skiner yaitu Behavior Moral Development
Pada pendekatan ini, peserta didik akan diberikan ganjaran atas perilaku yang dilakukannya. Hal ini karena pendekatan ini menekankan pada perubahan tingkah laku peserta didik mengenai perilaku yang ia perbuat, apakah benar ataukah salah.
Terima kasih
Izin menanggapi,
Pendekatan dalam pendidikan moral dibedakan menjadi tiga (3) yaitu;
1. Pendekatan Lawrence Kolhberg (Cognitive Moral Development)
Disebut pendekatan perkembangan moral kognitif karena sifatnya yang menekankan pada aspek kognitif dan perkembangan. Pendekatan ini mendorong siswa untuk secara aktif merefleksikan isu-isu moral dan membuat keputusan moral. Pendekatan kognitif dan moral ini memberikan pemahaman yang lebih baik kepada siswa tentang masalah yang muncul dari yang paling sederhana hingga yang paling kompleks, dan membantu mereka merespons secara tepat situasi dan situasi ketika mencari solusi dari masalah yang ada.
2. Pendekatan L Metccalf dan Iman al Ghozalli (Affektive Moral Development)
Pendekatan afektif yang digunakan sebagai pendekatan pendidikan karakter memiliki konsep yang menjelaskan bahwa belajar dianggap sebagai usaha sadar individu untuk mencapai perubahan perilaku secara umum melalui emosi/perasaan. Memahami perkembangan aspek afektif siswa merupakan salah satu faktor dalam mencapai hasil yang baik dalam proses pendidikan, tidak hanya dari segi prestasi akademik tetapi juga dari segi pendidikan moral.
3. Pendekatan Albert Bandura dan Skiner (Behavior Moral Development)
pendekatan ini menggunakan stimulan yang merangsang proses kerja yang mengembangkan perilaku moral. Ini kemudian mengarah pada hasil tertentu dan mengarah pada pengulangan tindakan yang sama dalam hal maksud dan tujuan. Misalnya, dalam penguatan dan hukuman, pendekatan ini cenderung mengulangi penguatan atau perilaku yang dikagumi, tetapi sebaliknya, jika perilaku tersebut tidak dimaksudkan untuk terjadi, seseorang meminimalkan pengulangan perilaku tersebut.
NPM : 2013053121
Izin menanggapi,
1. Pendekatan Cognitif Moral Development (Laurence Kohlberg) yakni Pendekatan dengan upaya untuk menstimulus anak didik mengembangkan pola penalaran moral yang lebih kompleks melalui tahap dari yang paling rendah ke tingkat yang lebih tinggi, terdiri dari urutan tahap pra-konvensional, konvensional, dan post-konvensional. Dalam pendektan ini sikap moral bukan hasil sosialisasi atau pelajaran yang diperoleh dari kebiasaan dan hal-hal lain yang berhubungan dengan nilai kebudayaan. Tahap-tahap perkembangan moral terjadi dari aktivitas spontan pada anak-anak.
2. Pendekatan afektif menjelaskan bahwa belajar dipandang sebagai upaya sadar seorang individu untuk memperoleh perubahan perilaku secara keseluruhan. Proses pendidikan bukan hanya membentuk kecerdasan danatau memberikan keterampilan tertentu saja, akan tetapi juga membentuk dan mengembangkan sikap agar anak berperilaku sesuai dengan norma-norma yang berlaku dimasyarakat. Afektif mencakup emosi atau perasaan yang dimiliki oleh setiap peserta didik, yang juga perlu mendapatkan perhatian dalam pembelajaran. Pemahaman guru tentang perkembangan afektif siswa sangat penting untuk keberhasilan belajarnya. Setiap peserta didik memiliki emosi yang berbeda, sehingga rangsangan yang diberikan juga harus berbeda. Reaksi emosional dapat berkembang menjadi kebiasaan, sehingga mempengaruhi perkembangan nilai, moral dan sikap individu ataupun pesertadidik.
3. Pendekatan Albert Bandura dan Skiner disebut Behavior Moral Development
Merupakan pendekatan yang menunjukan sebenarnya peserta didik mampu berperan aktif atau memiliki kemampuan tersendiri dalam menentukan perilaku apa yang ingin dilakukan. Dimana Pengaruh lingkungan merupakan salah satu pendorong pembentukan moral pada seseorang.
Macam-macam pendekatan nilai dan moral antara lain yaitu, pendekatan Cognitive Moral Development, Affektive Moral Developmnet, dan Behavior Moral Developmnet.
Cognitive Moral Development merupakan pendekatan nilai moral yang berupaya merangsang peserta didik untuk mengembangkan pola penalaran moral yang lebih kompleks melalui tahap perkembangan tingkat berpikir.
Affektive Moral Development merupakan pendekatan niali moral yang meyakini bahwa dunia afektif bisa dibina dan dididik melalui pendekatan dan strategi khusus.
Behavior Moral Developmnet merupakan pendekatan nilai moral yang berprinsip bahwa perilaku merupakan hasil dari interaksi antara pengaruh tingkah laku dan lingkungan.
Terima kasih.
NPM : 2013053169
Izin menjawab
1.) Pendekatan Lawrence Kolhberg disebut Cognitive Moral Development
Pendekatan ini mendorong siswa untuk berpikir aktif tentang masalah-masalah moral dan dalam membuat keputusan-keputusan moral. Perkembangan moral menurut pendekatan ini dilihat sebagai perkembangan tingkat berpikir dalam membuat pertimbangan moral, dari suatu tingkat yang lebih rendah menuju suatu tingkat yang lebih tinggi Tujuan yang ingin dicapai oleh pendekatan ini ada dua hal yang utama. Pertama, membantu siswa dalam membuat pertimbangan moral yang lebih kompleks berdasarkan kepada nilai yang lebih tinggi. Kedua, mendorong siswa untuk mendiskusikan alasan-alasannya ketika memilih nilai dan posisinya dalam suatu masalah moral.
Proses pengajaran nilai menurut pendekatan ini didasarkan pada dilemma moral, dengan menggunakan metoda diskusi kelompok. Proses diskusi dimulai dengan penyajian cerita yang mengandung dilemma. Dalam diskusi tersebut, siswa didorong untuk menentukan posisi apa yang sepatutnya dilakukan oleh orang yang terlibat, apa alasan-alasannya. Siswa diminta mendiskusikan tentang alasan-alasan itu dengan teman-temannya.
2.) Pendekatan L Metccalf dan Iman al Ghozalli disebut Affektive Moral Development
Pendekatan ini memberikan penekanan pada aspek yang berkaitan dengan sikap dan nilai (Value). Pendekatan ini sangat penting untuk mencapai tujuan pendidikan yang sebenarnya yaitu peserta didik mampu dan mau mengamalkan pengetahuan yang diperoleh dari dunia pendidikan (Nilai dan moral yang) dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan ini berkaitan dengan sikap, emosi, penghargaan dan penghayatan atau apresiasi terhadap nilai, norma dan sesuatu yang sedang dipelajari.
3.) Pendeketan Behavior Moral Development Albert Bandura dan Skinner, Pendekatan ini menekankan pada proses cara/bagaimana anak didik belajar sosial norma-norma kemasyarakatan atau dilingkungannya. Jika pesan yang disampaikan bersifat positif, anak menerimanya dengan baik dan berpengaruh positif, dengan begitu anak didik akan cenderung tumbuh dan besar dengan nilai-nilai yang baik. Pembelajaran ini dapat memiliputi tahap perhatian, penyimpanan dalam ingatan, reproduksi dan motivasi. Pendekatan ini tidak lepas dari norma dan moral yang berlaku di masyarakat atau lingkungann anak sehingga nilai-nilai dari norma itu tertanam dalam prilaku anak didik sehari-hari. Terimakasih, mohon maaf bila terdapat kekeliruan.
2013053100
izin menanggapi mengenai mengenai macam macam pendekatan dalam pendidikan nilai dan moral, sesuai dengan halaman 12 di dalam ppt.
1. Pendekatan Lawrence Kolhberg disebut Cognitive Moral Development. Menurut Lawrence Kohlberg , tahapan perkembangan teori moral adalah ukuran dari tinggi rendahnya teori moral individu berdasarkan perkembangan penalaran teori moralnya. Teori pendekatan kohlberg yang dikemukakan oleh Psikolog Kohlberg menunjukan bahwa perbuatan moral bukan hasil sosialisasi atau pelajaran yang diperoleh dari kebiasaan dan hal hal lain yang berhubungan dengan norma kebudayaan (Sunarto,2013:176). Teori perkembangan moral yang dikemukakan oleh Kohlberg menunjukkan bahwa sikap moral bukan hasil sosialisasi atau pelajaran yang diperoleh dari kebiasaan dan hal-hal lain yang berhubungan dengan nilai kebudayaan. Tahap-tahap perkembangan moral terjadi dari aktivitas spontan pada anak-anak.
2. Pendekatan L Metccalf dan Iman al Ghozalli disebut Affektive Moral Development. Pendekatan Metcalf dan Al-Ghazali yang mengawali pembinaan dan personalisasi nilai moral dari suara
dan mata hati. Suara hati adalah perasaan ruhaniah yang sangat berkaitan dengan perasaan etik atau perasaan yang menilai suatu yang baik atau buruk. Penggetaran dunia afeksi untuk menyerap dan mempribadikan nilai moral akan melahirkan prinsip dan keyakinan yang akan dijadikan acuhan dalam berfikir dan bertindak (yakin dan iman dahulu sebelum berfikir dan bertindak). Seorang akan berbuat baik didasarkan karena dorongan dari dalam hati dan jiwa yang telah memperoleh keyakinan.
3. Pendekatan Albert Bandura dan Skiner disebut Behavior Moral Development. Pendekatan Bandura dan Skinner yang menyatakan pembinaan dan personalisasi nilai moral dilakukan melalui pelakonan dan peniruan apa yang ada dan dilakukan oleh orang lain, pelakonan dan peniruan akan melahirkan keyakinan secara esensial.
Sekian Terimakasi
Izin menanggapi
1.Cognitive Moral Development, Teori Kohlberg berfokus pada proses berpikir yang terjadi ketika seseorang memutuskan apakah suatu perilaku itu benar atau salah. Jadi, penekanan teoretis adalah pada bagaimana seseorang memutuskan untuk menanggapi dilema moral, bukan apa yang diputuskan atau apa yang sebenarnya dilakukan.
2.Affektive Moral Development, Pendekatan ini menekankan pada aspek Perasaan seseorang jika melakukan kesalahan adanya rasa bersalah/tidak.
3.Behavior Moral Development, Teori pembelajaran ini disebut sosialkognitif karena proses kognitif dalam diri individu memegang peranan dalam pembelajaran, sedangkan pembelajaran terjadi karena adanya pengaruh lingkungan sosial.
NPM: 2013053075
Izin menanggapi, Bu.
1. Teori perkembangan moral kognitif (cognitive moral development–CMD) bergerak lebih dalam ke lapisan bawah sadar jiwa manusia. Teori perkembangan moral kognitif (cognitive moral development–CMD) menekankan kepada proses berpikir moral (moral thought process), apa yang dipikirkan seorang individu dalam menghadapi sebuah dilema etika. Perkembangan moral kognitif terdiri atas enam tahap hirarkhis yang dapat dikelompokkan ke dalam tiga tingkatan: prakonvensional (tahap 1 dan 2), konvensional (tahap 3 dan 4), dan pascakonvensional (tahap 5 dan 6).
Pada tingkatan prakonvensional, individu mempersepsikan aturan dan ekspektasi sosial sebagai hal-hal di luar dirinya; rasa takut akan hukuman adalah motivasi utama untuk mengikuti aturan-aturan sosial pada tahap ini.
Pada tingkat konvensional, individu mengidentifikasi dirinya dengan suatu kelompok sosial dan menginternalisasi aturan-aturan kelompok serta ekspektasi-ekspektasi dari orang lain di dalam kelompok, terutama orang yang memiliki autoritas.
Pada tingkat pascakonvensional, seseorang mendiferensiasi self-esteem-nya dari aturan-aturan dan ekspektasi orang lain serta menentukan nilai-nilai pribadi.
2. Pendekatan L Metccalf dan Iman al Ghozalli disebut Affektive Moral Development. Pendekatan Metcalf dan Al-Ghazali yang mengawali pembinaan dan personalisasi nilai moral dari suara
dan mata hati. Suara hati adalah perasaan ruhaniah yang sangat berkaitan dengan perasaan etik atau perasaan yang menilai suatu yang baik atau buruk. Penggetaran dunia afeksi untuk menyerap dan mempribadikan nilai moral akan melahirkan prinsip dan keyakinan yang akan dijadikan acuhan dalam berfikir dan bertindak (yakin dan iman dahulu sebelum berfikir dan bertindak). Seorang akan berbuat baik didasarkan karena dorongan dari dalam hati dan jiwa yang telah memperoleh keyakinan.
3. Pendekatan Albert Bandura dan Skiner disebut Behavior Moral Development
Pendekatan Bandura dan Skinner yang menyatakan pembinaan dan personalisasi nilai moral dilakukan melalui pelakonan dan peniruan apa yang ada dan dilakukan oleh orang lain, pelakonan dan peniruan akan melahirkan keyakinan secara esensial. Pendekatan teori belajar sosial terhadap proses perkembangan sosial dan moral siswa ditekankan pada perlunya conditioning (pembiasaan merespon) dan imitation (peniruan). Proses internalisasi atau penghayatan siswa terhadap moral standarts (patokan-patokan moral) terus terjadi. Imitasi atau peniruan terhadap orang tua, guru, teman idola, dan insan film memainkan peran penting sebagai seorang model atau tokoh yang dijadikan idola atau contoh berperilaku sosial dan moral bagi siswa (generasi penerus).
Terima kasih.
NPM : 2013053125
Izin menanggapi
Macam-macam Pendekatan Pendidikan Nilai dan Moral yang dibedakan menjadi tiga (3) yaitu;
1. Pendekatan Lawrence Kolhberg
Cognitive Moral Development
Pendekatan Kohlberg tidak mengidentifikasi nilai-nilai tertentu atau peringkat nilai hierarkis, Namun teorinya menetapkan hierarki tingkat pemikiran tentang masalah moral. Dalam Pendekatan ini perkembangan moral individu dilihat dari perkembangan tingkat kognitif atau kemampuan berpikirnya dari tingkat rendah ke tingkat tinggi. Dalam pendekatan ini pendidik menstimulus peserta didik untuk berfikir aktif mengenai masalah-masalah moral dan menentukan keputusan dalam proses menginternalisasikan karakter nilai-nilai moral. Kohlberg menyimpulkan bahwa tingkat penalaran moral setiap orang berkembang sejak masa kanak-kanak dalam urutan yang tidak berubah melalui enam tahap, meskipun prosesnya dapat berakhir pada tahap apa pun. Dalam teori ini terdapat tahap-tahap yang teratur dan selalu berkaitan dengan perkembangan kognitif manusia dalam moralitas yang di tunjukan pada proses belajar berkesinambungan dari usia-usia tertentu sampai dewasa.
2. Pendekatan L Metccalf dan Iman al Ghozalli
Affektive Moral Development
Dalam hal ini Imam Al-Ghozalli memandang moral dengan Pendekatan afektif atau pendekatan sikap yang digunakan sebagai salah satu pendekatan dalam pendidikan karakter memiliki konsep yang menjelaskan bahwa belajar dipandang sebagai upaya sadar seorang individu untuk memperoleh perubahan perilaku secara keseluruhan. Dalam pendekatan ini pendidik menstimulus pembentukan karakter nilai-nilai moral melalui masalah-masalah di lingkungan sekitar. Sehingga peserta didik nantinya mampu merespons atau bersikap terhadap persoalan-persoalan di masyarakat berdasarkan nilai-nilai moral. Proses pendidikan bukan hanya membentuk kecerdasan dan atau memberikan keterampilan tertentu saja, akan tetapi juga membentuk dan mengembangkan sikap agar anak berperilaku sesuai dengan norma-norma yang berlaku dimasyarakat.
3. Pendekatan Albert Bandura dan Skiner
Behavior Moral Development
Teori pembelajaran yang dikemukakan oleh Bandura disebut teori pembelajaran social-kognitif dan disebut pula sebagai teori pembelajaran melalui peniruan. Oleh karena itu pendekatan ini menekankan pada orang lain dan kondisi stimulus yang merupakan hasil dan conditionong (kondisi) dan modeling (teladan). sehingga perilaku moral yang didapat berasal dari model atau seseorang yang ditiru atau diteladani. Lalu dalam pendekatan ini mengenal proses kognitif dalam diri individu memegang peranan dalam pembelajaran, dan pembelajaran terjadi karena adanya pengaruh lingkungan sosial.
Macam-macam pendekatan dalam pendidikan nilai dan moral dibedakan menjadi tiga (3) yaitu;
Teori perkembangan moral kognitif (cognitive moral development–CMD) menekankan kepada proses berpikir moral (moral thought process), apa yang dipikirkan seorang individu dalam menghadapi sebuah dilema etika (Mintchik & Farmer, 2009). Piaget (1932) adalah peneliti pertama yang mengemukakan konsep perkembangan moral (moral development) dalam monografnya, The Moral Judgment of a Child. Lebih lanjut, teori perkembangan moral kognitif (cognitive moral development–CMD) modern telah melahirkan nama Lawrence Kohlberg (Kohlberg et al., 1984), yang pada tahun 1950an memperluas gagasan Piaget sehingga mencakup penalaran remaja dan orang dewasa.
Eesensi pendidikan afektif/moral model konsiderasi adalah pertimbangan, perawatan dan saling menghormati yang difokuskan pada beberapa nilai prioritas yang menekankan harmonisasi kelompok dalam dan luar sekolah. Pembentukan akhlak mulia melalui penerapan pendidikan afektif yang direpresentasikan pada sikap perhatian, sikap kasih sayang, dan sikap lemah lembut terdapat bukti yang meyakinkan dapat berimplikasi positif terhadap peningkatan kesadaran ibadah, prestasi akademik, dan perilaku terpuji peserta didik pada pendidikan tingkat dasar.
Sikap perhatian menciptakan suasana belajar terarah, terkontrol dan terukur. Aktivitas jiwa guru tertuju pada kondisi peserta didik untuk dimengerti, dipahami, dievaluasi dan diperbaiki serta dioptimalkan potensinya, dan ditunjang sikap kasih sayang yang menciptakan suasana belajar penuh kehangatan dan keharmonisan dalam berkomunikasi antar guru dan peserta didik.
Menurut Bandura, sebagian besar perilaku manusia dipelajari secara observatif lewat modeling. Dengan melihat bagaimana orang lain berperilaku, maka akan muncul konsep baru yang dipercaya menjadi cara bertindak yang tepat. Prinsipnya adalah perilaku merupakan hasil interaksi resiprokal antara pengaruh tingkah laku, koginitif dan lingkungan. Singkatnya, Bandura menekankan pada proses modeling sebagai sebuah proses belajar. Bandura membuka perspektif baru dalam aliran behavioristik dengan menekankan pada aspek observasi dan proses internal individu. Bagi mereka yang beraliran kognitif, pandangan Bandura ini dirasakan lebih lengkap dibandingkan pandangan ahli behavioristik lainnya. Teorinya ini juga didukung oleh percobaan eksperimental yang dapat dipertanggungjawabkan. Teori belajar sosial merupakan perluasan dari teori belajar perilaku yang tradisional (behavioristik). Teori belajar Bandura ini dikembangkan oleh Albert Bandura pada tahun 1986. Teori ini menerima sebagian besar dari prinsip-prinsip teori-teori belajar perilaku, tetapi memberi lebih banyak penekanan pada efek-efek dari isyarat-isyarat pada perilaku, dan pada proses-proses mental internal.