UJIAN TENGAH SEMESTER

UJIAN TENGAH SEMESTER

Number of replies: 47

Bismillah...

silahkan kalian menjawab pertanyaan saya berikut ini, dan dikerjakan dengan tata cara yang telah saya siapkan.

TATA TERTIB

1. kerjakan dengan sungguh sungguh dan sejujurnya

2. dalam menjawab tidak usah bertele tele

3. waktu pengerjaan UTS adalah 100 menit jika kita kulian pukul 08.00 wib maka akan berakhir 09.40 wib. jika kalian tetap mengerjakan / menjawab pertanyaan dan mengirimkan jawaban sudah lewat waktu perkuliahan maka akan saya anggap tidak mengikuti UTS. 

4. jika kalian sakit maka kirimkan bukti surat sakit ke wa ibu dan akan saya berikan waktu susulan, terimakasih.


SOAL

1. Menurut pendapat kalian, benarkan faktor lingkungan lah yang paling menetukan tingkah laku moral seseorang, jika ia berikan pendapat mu?

2. Apa yang kalian ketahui tentang pendidikan nilai dan pendidikan moral?

3. Menurut pendapat mu, mengapa di Indonesia pendidikan nilai dan moral harus ditanamkan sejak usia dini? dan mengapa walaupun sudah diajarkan tentang pendidikan nilai dan moral sejak dini masih banyak warga negara yang melakukan penyimpangan Nilai dan Moral? berikan contoh dan alasanmu?

4. Berikan tahapan fase perkembangan moral berikut ini, fase heteronomous morality dan autonomous morality?

5. Mengapa nilai dan moral bangsa Indonesia itu penting, berikan alasannya?

In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Regita Tri Astuti 2053053016 -
Assalamualaikum bu izin menjawab soal UTS
Nama : Regita tri astuti
Npm : 2053053016
Kelas : 3A
Prodi : PGSD

1. Menurut saya iya, karena pada dasarnya lingkungan dan pergaulan teman lah yang menjadi pengaruh besar bagi terbentuknya moral anak. Contoh Jika anak tinggal di suatu daerah yang mayoritas teman temannya tidak melanjutkan sekolah hanya tamatan sd bisa menjadi pemicu anak untuk mencontoh tindakan yang dilakukan teman temannya tersebut seperti tidak tahu cara sopan santun kepada orang yang lebih tua, tidak bisa menghargai orang lain, melakukan hal hal negatif seperti merokok, judi dll. Dengan begitu sikap orang pun sudah terlihat minim moral. Berbeda dengan anak yang tinggal di daerah yang mayoritas teman temannya sekolah hingga SMA maupun Perguruan tinggi, pasti ada sisi positif yang bisa diambil seperti saling sharing masalah pelajaran,sekolah dll. Dengan begitu moral anak bisa terbentuk bagus secara perlahan lahan dibantu juga dengan didikan orang tua.

2. pendidikan nilai merupakan usaha sadar yang terencana dalam proses pembelajaran yang membentuk etika, moral, dan budi pekerti peserta didik sebagai makhluk tuhan yang mempunyai keterampilan untuk diaplikasikan dalam dunia masyarakat, bangsa dan negara. Sedangkan pendidikan moral adalah usaha nyata dalam membentuk moralitas anak didik menjadi generasi bangsa yang takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan bermoral.

3. Pendidikan moral harus diterapkan sejak dini sebab diusia anak yang masih dini dia akan mudah menerima apa yang orang tua ajarkan serta guru disekolah. Diajarkan pendidikan nilai dan moral supaya anak anak mempunyai karakter diri yang baik serta berperilaku yang baik sejak dini. Namun Terkadang sudah diajarkan pendidikan nilai dan moral tetap saja banyak penyimpangan nilai dan moral , hal itu disebabkan karena :
A. anak kurang perhatian dari orang tua
B. Anak salah pergaulan dengan temannya C.Anak memiliki masalah pribadi yang memicu penyimpangan moral.
Contohnya seperti anak yang broken home dia akan cenderung memendam perasaan yang ia miliki lalu ia akan melakukan apapun yang dia inginkan dia akan mengikuti jejak temannya walaupun itu jelek , mulai dari jauh dari tuhan, melakukan hal hal negatif merokok, judi, narkoba dll lalu tidak mempunyai sopan santun lagi kepada orang yang lebih tua.

4. Heteronomous Morality (usia 5 - 10 tahun) Pada tahap perkembangan moral ini, anak memandang aturan-aturan sebagai otoritas yang dimiliki oleh Tuhan, orang tua dan guru yang tidak dapat dirubah, dan harus dipatuhi dengan sebaik-baiknya. Sedangkan Autonomous Morality atau Morality of Cooperation (usia 10 tahun keatas) Moral tumbuh melalui kesadaran, bahwa orang dapat memilih pandangan yang berbeda terhadap tindakan moral. Pengalaman ini akan tumbuh menjadi dasar penilaian anak terhadap suatu tingkah laku. Dalam perkembangan selanjutnya, anak berusaha mengatasi konflik dengan cara-cara yang paling menguntungkan, dan mulai menggunakan standar keadilan terhadap orang lain.

5. sangat penting karena dengan adanya pendidikan moral ini akan membentuk sebuah karakter yang baik dalam kepribadian mahasiswa ataupun siswa. Pendidikan yang memberikan ilmu pengetahuan mengenai pendidikan moral bagaimana bertingkah laku yang baik sesuai dengan norma-norma yang berlaku misalnya : norma hukum : kita harus mematuhi rambu-rambu lalu lintas, harus mematuhi perarturan hukum yang ada, norma kesopanan : kita harus bersikap sopan dengan orang yang lebih tua dan juga norma kesusilaan misalnya mencium tangan orang tua pada saat kita akan berpamitan .Dengan adanya penerapan pendidikan moral tersebut akan membantu para orang tua dalam membentuk karakter yang baik .

Sekian jawaban dari saya terimakasih
Wassalamualaikum wr wb
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Diva syafira rahmadani 2053053001 -
Jawaban UTS Pendidikan Nilai dan Moral
Nama : Diva Syafira Rahmadani
NPM : 2053053001

1. Menurut pendapat kalian, benarkan faktor lingkungan lah yang paling menetukan tingkah laku moral seseorang, jika ia berikan pendapat mu?

Menurut pendapat saya, hal itu benar sekali. Lingkungan lah yang membentuk kepribadian diri seseorang, terutama dari lingkugan keluarga dan masyarakatnya. Jika seseorang berasal dari lingkungan yang baik, maka akan berdampak baik pula bagi perkembangan kepribadian dan tingkah lakunya. Namun sebaliknya, jika seseorang berada dalam lingkungan yang berburuk, hal itu akan berpengaruh pada tingkah laku perkembangan psikis dan moralnya. Seseorang akan cenderung berbuat kea rah negative jika ia berada dalam lingkungan yang tidak tepat baginya

2. Pendidikan nilai adalah suatu usaha bersama untuk menciptakan sebuah lingkungan pendidikan yang baik dan berkualitas. Yang dimana dapat membuat setiap individu dapat memiliki kebiasaan yang baik, serta menciptakan kultur kehidupan yang mendukung pertumbuhan individunnya menjadi lebih baik dan terarah.
Sedangkan, yang dimaksud pendidikan moral digunakan untuk menjelaskan isu-isu etika di ruang kelas dan sekolah. Pendidikan moral melatih peserta didik memiliki sikap religius. Dalam pendidikan moral juga, peserta didik dilatih untuk memiliki dan menerapkan perilaku terpuji dan meninggalkan perilaku yang tercela.

3. Menurut saya, pendidikan nilai dan moral harus ditanamkan sedini mungkin, alasannya, pada usia dini adalah masa yang pas dalam menerapkan dan memberikan pendidikan nilai dan moral. Anak, belum banyak mendapatkan pengaruh negative dari luar atau lingkungannya, sehingga orang tua aupun pendidik akan jauh lebih mudah dalam mengarahkan dan membimbing anak -anaknya terutama dalam menanamkan pendidikan nilai dan moral.

Meskipun sudah diajarkan pendidikan nilai dan moral sejak dini, bukan tidak mungkin seseorang yang masih melakukan perilaku yang menyimpang dari norma dan kebiasaan yang berlaku. Hal itu dikarenakan pergaulan di lingkungan yang salah bagi mereka. Misalnya, seorang pecandu narkoba. Seseorang yang berpegang teguh pada nilai dan norma tidak akan terjerumus dalam perilaku negative seperti itu. Selain itu, seseorang dapat menjadi seorang pecandu narkoba karena ia berada dalam lingkungan yang salah, yaitu lingkungan pecandu narkoba. Hal inilah yang membuat seseorang masih melakukan perilaku menyimpang meskipun sedari kecil ia diajarkan pendidikan nilai dan moral.

4. - Tahap heteronomous
Seseorang yang pada saat awal kehidupannya belum memiliki pendirian yang kuat dalam menentukan sikap dan perilaku atau dapat dikatakan bahwa dalam mnentukan pilihan keputusan sebuah perilaku masih dilandasi oleh anekaragam dan sering bertukarnya ketentuan dan kepentingan.
Contoh :
anak kecil jika ditanya pilih warna merah atau kuning . Maka antara jawaban pertama kedua dan seterusnya besar kemungkinan akan berbeda.
- Tahap Autonomous
Seorang anak telah memiliki sikap dan perilaku moralitasnya yang tercermin dari dirinya dan telah didasari oleh pendiriannya sendiri.
Contoh :
anak yang menginginkan sebuah mainan dia akan tetap berusaha memainkan mainan tersebut meskipun harus antri menunggu giliran .

5. Pendidikan nilai dan moral sangat penting ditanamkan bagi bangsa Indonesia. Alasannya yaitu supaya dapat menjadikan para generasi penerus bangsa dapat mengangkat martabat bangsa dan negara, meningkatkan kualitas diri dan hidup mereka untuk dapat menjalani kehidupan yang lebih baik dan terarah, nyaman dan sejahtera.
In reply to Diva syafira rahmadani 2053053001

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Regita Aprilia 2053053022 -
NAMA : REGITA APRILIA
NPM : 2053053022
KELAS : 3A
MATA KULIAH : UTS Pendidikan nilai dan moral
Jawaban soal!
1. Menurut saya factor lingkungan sangat berpengaruh terhadap pembentukan tingkah laku moral seseorang karena, jika anak berada di dlam lingkungan yang baik maka akan memberikan pengaruh yang baik bagi peerkembangan moral/karakter anak. Dan begitu juga dengan sebaliknya jika di dalam lingkungan terebut terdapat lingkungan yang tidak baik maka dengan sendirinya anak memiliki karakter yang kurang baik. Manusia tidak bisa melepaskan lingkungan secara mutlak karena lingkungan senantiasa berada di sekitarnya.
2. Menurut saya Pendidikan nilai merupakan usaha sadar yang terencana dalam proses pembelajaran yang membentuk etika, moral, dan budi pekerti peserta didik sebagai makhluk tuhan yang mempunyai keterampilan untuk di aplikasikan dalam dunia masarakat, bangsa dan negara. Sedangkan Pendidikan moral adalah usaha nyata dalam membentuk moralitas anak didik menjadi generasi bangsa ang takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan bermoral.
3. Menurut pendapat saya mengapa Pendidikan moral harus di tetapkan sejak dini karena ketidak berhasilan orang tua untuk mendidik moral yang baik kepada remaja ketika mereka kecil. Itulah mengapa pentingnya Pendidikan moral untuk anak, moral merupakan ajaran baik dan buruk perbuatan dan prilaku atau akhlak yang di miliki seseorang. Meskipun sudah di terapkan nilai dan moral sejak dini masih banyak anak yang melakukan penyimpangan moral karena menurut saya penyimpngan moral dapat terjadi karena pengaruh lingkunagan atau teman bermain, meskipun sudah ti ajarkan moral yang baik oleh orang tua jika teman bermain nya tidak memiliki moral yang baik maka berjalan nya wajtu anak tersebut akan mengikiti pergaulan yang di ikuti karena tidak selamnya anak tersebut tinggal Bersama orang tua.
Contoh penyimpangan moral yang banyak terjadi di lingkungan masyarakat adalah hamil di luar nikah, hal itu terjadi karena biasanya kurang na ilmu agama dan lingkungan berteman kurang baik
4 Heteronomous Morality pada usia 5 - 10 tahun Pada tahap perkembangan moral ini, anak memandang aturan-aturan sebagai otoritas yang dimiliki oleh Tuhan, orang tua dan guru yang tidak dapat dirubah, dan harus dipatuhi dengan baik.
Sedangkan Autonomous Morality atau Morality of Cooperationpada usia 10 tahun keatas merupakan Moral tumbuh melalui kesadaran, bahwa orang dapat memilih pandangan yang berbeda terhadap tindakan moral. Pengalaman ini akan tumbuh menjadi dasar penilaian anak terhadap suatu tingkah laku. Dalam perkembangan setelah itu anak berusaha mengatasi konflik dengan cara-cara yang paling menguntungkan, dan mulai menggunakan standar keadilan terhadap orang lain.
5. menurut saya pendidikan nila dan moral sangat penting di terapkan bagi bangsa indonesia terutama generasi muda. karena nilai dan moral dapat menjadikan para generasi daapat memiliki ahlak yang baik,dan memiliki tujuan hidup yang benar.
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Dewi Nurhanifah 2053053025 -
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh izin menjawab pertanyaan soal UTS pendidikan nilai dan moral
Nama : Dewi Nurhanifah
NPM : 2053053025

1. Ya, karena faktor lingkungan disekolah maupun di lingkungan masyarakat sering berintaraksi dan bisa menilai karakter atau sifat anak dalam mendidik nilai moral, oleh karena itu setiap individu atau sekelompok terkadang suka menirukan gaya atau penampilan seseorang sehingga terjadilah perubahan prilaku sikap moral seseorang.

2. Pendidikan nilai merupakan usaha sadar yang terencana dalam proses pembelajaran yang membentuk etika, moral, dan budi pekerti peserta didik sebagai makhluk tuhan yang mempunyai keterampilan untuk diaplikasikan dalam dunia masyarakat, bangsa dan negara.
pendidikan moral adalah usaha nyata dalam membentuk moralitas anak didik menjadi generasi bangsa yang takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan bermoral.

3. Menurut saya ,pendidikan nilai dan moral harus ditanamkan sedini mungkin, alasannya, pada usia dini adalah masa yang pas dalam menerapkan dan memberikan pendidikan nilai dan moral. Seorang anak belum banyak mendapatkan pengaruh negative dari luar atau lingkungannya, sehingga orang tua ataupun pendidik akan jauh lebih mudah dalam mengarahkan dan membimbing anak-anaknya terutama dalam menanamkan pendidikan nilai dan moral. dan mengapa walaupun sudah diajarkan tentang pendidikan nilai dan moral sejak dini masih banyak warga negara yang melakukan penyimpangan Nilai dan Moral? Karena setiap individu atau kelompok dapat terpengaruh oleh faktor lingkungan itu sendiri jika setiap individu tidak dapat mengendalikan dan bisa mengakibatkan penyimpangan nilai moral setiap individu itu sendiri

4. 1) Heteronomous Morality
Merupakan tahap pertama perkembangan moral
menurut teori Piaget yang terjadi kira-kira pada usia 4-7
tahun. Keadilan dan aturan-aturan dibayangkan sebagai
sifat-sifat dunia yang tidak boleh berubah, yang lepas dari
kendali manusia. Pemikir Heteronomous menilai
kebenaran atau kebaikan perilaku dengan
mempertimbangkan akibat dari perilaku itu, bukan
maksud dari pelaku. Misalnya, memecahkan 12 gelas
secara tidak sengaja lebih buruk daripada memecahkan 1
gelas dengan sengaja, ketika mencoba mencuri sepotong
kue. Pemikir Heteronomous yakin bahwa aturan tidak
boleh berubah dan digugurkan oleh semua otoritas yang
berkuasa. Ketika Piaget menyarankan agar aturan diganti dengan aturan baru (dalam permainan kelereng), anak-
anak kecil menolak. Mereka bersikeras bahwa aturan
harus selalu sama dan tidak boleh diubah. Meyakini
keadilan yang immanen, yaitu konsep bahwa bila suatu
aturan dilanggar, hukuman akan dikenakan segera. Yakin
bahwa pelanggaran dihubungkan secara otomatis dengan
hukuman.
2) Autonomous Morality
Tahap kedua perkembangan moral menurut teori
Piaget, yang diperlihatkan oleh anak-anak yang lebih tua
(kira-kira usia 10 tahun atau lebih). Anak menjadi sadar
bahwa aturan-aturan dan hukum-hukum diciptakan oleh
manusia, dan dalam menilai suatu tindakan seseorang
harus mempertimbangkan maksud-maksud pelaku dan
juga akibat-akibatnya. Bagi pemikir Autonomos, maksud
pelaku dianggap sebagai yang terpenting. Anak-anak yang
lebih tua, yang merupakan pemikir Autonomos, dapat
menerima perubahan dan mengakui bahwa aturan
hanyalah masalah kenyamanan, perjanjian yang sudah
disetujui secara sosial, tunduk pada perubahan menurut
kesepakatan. Menyadari bahwa hukuman ditengahi secara sosial dan hanya terjadi apabila seseorang yang relevan
menyaksikan kesalahan sehingga hukuman pun menjadi
tak terelakkan.
Piaget berpendapat bahwa dalam berkembang anak
juga menjadi lebih pintar dalam berpikir tentang persoalan
sosial, terutama tentang kemungkinan-kemungkinan dan
kerjasama. Pemahaman sosial ini diyakini Piaget terjadi
melalui relasi dengan teman sebaya yang saling memberi
dan menerima. Dalam kelompok teman sebaya, setiap
anggota memiliki kekuasaan dan status yang sama,
merencanakan sesuatu dengan merundingkannya,
ketidaksetujuan diungkapkan dan pada akhirnya
disepakati. Relasi antara orangtua dan anak, orangtua
memiliki kekuasaan, sementara anak tidak, tampaknya
kurang mengembangkan pemikiran moral, karena aturan
selalu diteruskan dengan cara otoriter.

5.-Pedidikan nilai moral/agama sangat penting bagi para remaja se-
bagai generasi penerus bangsa, agar martabat bangsa terangkat,
kualitas hidup meningkat, kehidupan menjadi lebih baik, aman dan
nyaman serta sejahtera.
-Fenomena perilaku amoral remaja saat ini sangat mencemaskan
dan meresahkan, bahkan telah mengganggu ketertiban umum dan
membuat kehidupan tidak aman serta nyaman. Kalau hal ini tidak
segera ditangani secara serius dan terencana yaitu dengan pen-
didikan nilai moral/agama, kemungkinan besar bangsa ini akan
kehilangan generasi penerus.
- Kondisi ideal remaja sebagai generasi penerus, merupakan individu yang sedang berkembang, dan oleh karena itu perlu diberi
kesempatan berkembang secara proporsional dan terarah, dan
mendapatkan layanan pendidikan yang berimbang antara penge-
tahuan umum dan pendidikan nilai moral/agama. Mereka memiliki
peran dan posisi strategis dalam kelangsungan kehidupan berbangsa
dan bernegara.
- Pada hakekatnya pelaksanaan pendidikan nilai moral telah lama ada
dan telah didukung oleh teori yang handal. Pelaksanaan pendidikan
nilai moral/agama dapat mengacu pada teori perkembangan moral
versi Kohlberg atau Bandura.
- Ruang lingkup materi pendidikan nilai moral antara lain meliputi:
ke-Tuhanan, budi pekerti luhur, akhlak mulia, baik-buruk, benar-
salah, kepedulian dan empati, kerjasama, suka menolong, berani,
keteguhan hati, adil, kejujufran dan integritas, humor, mandiri dan
percaya diri, loyalitas, sabar, rasa bangga, banyak akal, sikap respek,
toleransi, ketaatan, penuh perhatian, komitmen, tahu berterima
kasih dan tanggungjawab.
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Reni Dwi yulianti 2053053013 -
Nama : Reni Dwi Yulianti
Npm : 2053053013
Jawaban UTS
1. Menurut saya benar, contohnya pada saat kita berada di lingkungan yang suka membolos maka kita akan terpengaruh untuk membolos pula. Dan apabila kita berada pada lingkungan yang rajin maka kita akan termotivasi untuk rajin pula.
2. Pendidikan nilai merupakan suatu usaha yang terencana dalam proses pembelajaran yang membentuk etika, moral, dan budi pekerti peserta didik sebagai manusia yang mempunyai keterampilan untuk diaplikasikan dalam dunia masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan moral adalah proses pembelajaran sehingga peserta didik mampu memahami diri mereka sendiri, dan disekitarnya.
3. Karena pada usia dini merupakan usia yang kritis, mampu menerima dengan baik, ditanamkan sejak dini agar anak mampu menerima dengan baik dan selalu diingat. Contoh penyimpangan nilai dan moral yaitu berbicara tidak sopan, bahkan kerap terjadi pula pada anak usia dini. Menurut saya yang mempengaruhi itu adalah lingkungan, sehingga orangtua harus lebih menyaring lingkungan bermain anaknya, dan orang dewasa harus mampu menyaring lingkungan bergaul yang baik.
4. Heteronomous Morality (usia 5 - 10 tahun) Pada tahap perkembangan moral ini, anak memandang aturan-aturan sebagai otoritas yang dimiliki oleh Tuhan, orang tua dan guru yang tidak dapat dirubah, dan harus dipatuhi dengan sebaik-baiknya. Sedangkan Autonomous Morality atau Morality of Cooperation (usia 10 tahun keatas) Moral tumbuh melalui kesadaran, bahwa orang dapat memilih pandangan yang berbeda terhadap tindakan moral. Pengalaman ini akan tumbuh menjadi dasar penilaian anak terhadap suatu tingkah laku. Dalam perkembangan selanjutnya, anak berusaha mengatasi konflik dengan cara-cara yang paling menguntungkan, dan mulai menggunakan standar keadilan terhadap orang lain.
5. alasan pentingnya pendidikan moral di lingkungan sekolah diantaranya:
perlunya karakter yang baik untuk menjadi bagian yang utuh dalam diri manusia yang meliputi pikiran yang kuat, hati dan kemauan yang berkualitas seperti memiliki rasa empati , toleransi, kejujuran, perhatian, disiplin diri, ketekunan, dan dorongan moral yang kuat untuk bisa bekerja sama dengan rasa cinta sebagai ciri kematangan hidup manusia, sekolah merupakan tempat yang lebih efisien dan kondusif untuk melaksanakan proses belajar mengajar, pendidikan moral sangat esensial untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas dan membangun masyarakat yang bermoral.(Lickona, 1996, P 1993).
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Novia purnamasari 2053053028 -
NAMA : NOVIA PURNAMASARI
NPM : 2053053028
JAWABAN UTS PENDIDIKAN NILAI DAN MORAL



JAWABAN


1. menurut pendapat saya ya karena faktor lingkungan disekolah maupun dilingkungan masyarakat sering berintraksi/ sering bertatp muka dan bisa menilai karakter atau sifat anak dalam mendidik nilai moral oleh karena itu setiap individu atau sekelompok terkadang suka menirukan gaya atau penampilan sesorang sehingga terjadilah tingkah laku perubahan prilaku sikap moral seseorang

2. pendidikan nilai merupakan usaha sadar yang terrencana dalam proses pembelajaran yang membentuk etika,moral,dan budi pekerti peserta didik sebagai makhluk tuhan yang mempyunyai keterampilan untuk di aplilasikan dalam dunia masyarakat,bangsa dan negara
pendidikan moral adalah usaha nyata dalam membentuk moralitas anak didik menjadi generasi bangsa yang takwa kepada tuhan yang maha esa dan bermoral

3. pendidikan nilai dan moral harus ditanamkan sejak dini,karena alasanya pada usia dini adalah masa yang pas dalam menerapkan dan memberikan pendidikan nilai dan moral. anak belum banyak mendapatkan pengaruh negative dari luar atau lingkungannya,sehingga orang tua ataupun pendidik akan jauh lebih mudah dalam mengarahkan dan membimbing anak-anaknya terutama dalam menanmkan pendidikan nilai dan moral

4. 1) Heteronomous Morality Merupakan tahap pertama perkembangan moral menurut teori Piaget yang terjadi kira-kira pada usia 4-7 tahun. Keadilan dan aturan-aturan dibayangkan sebagai sifat-sifat dunia yang tidak boleh berubah, yang lepas dari kendali manusia. Pemikir Heteronomous menilai kebenaran atau kebaikan perilaku dengan
mempertimbangkan akibat dari perilaku itu, bukan maksud dari pelaku. Misalnya, memecahkan 12 gelas secara tidak sengaja lebih buruk daripada memecahkan 1 gelasdengan sengaja, ketika mencoba mencuri sepotong kue. Pemikir Heteronomous yakin bahwa aturan tidak boleh berubah dan digugurkan oleh semua otoritas yang
berkuasa. Ketika Piaget menyarankan agar aturan diganti dengan aturan baru (dalam permainan kelereng), anak-anak kecil menolak. Mereka bersikeras bahwa aturan
harus selalu sama dan tidak boleh diubah. Meyakini keadilan yang immanen, yaitu konsep bahwa bila suatu aturan dilanggar, hukuman akan dikenakan segera. Yakin
bahwa pelanggaran dihubungkan secara otomatis dengan hukuman.

2) Autonomous MoralityTahap kedua perkembangan moral menurut teori Piaget, yang diperlihatkan oleh anak-anak yang lebih tua (kira-kira usia 10 tahun atau lebih). Anak menjadi sadar bahwa aturan-aturan dan hukum-hukum diciptakan olehmanusia, dan dalam menilai suatu tindakan seseorangharus mempertimbangkan maksud-maksud pelaku dan juga akibat-akibatnya. Bagi pemikir Autonomos, maksud pelaku dianggap sebagai yang terpenting. Anak-anak yang lebih tua, yang merupakan pemikir Autonomos, dapat menerima perubahan dan mengakui bahwa aturan hanyalah masalah kenyamanan, perjanjian yang sudah disetujui secara sosial, tunduk pada perubahan menurut kesepakatan. Menyadari bahwa hukuman ditengahi secara sosial dan hanya terjadi apabila seseorang yang relevan menyaksikan kesalahan sehingga hukuman pun menjadi tak terelakkan. Piaget berpendapat bahwa dalam berkembang anak juga menjadi lebih pintar dalam berpikir tentang persoalan sosial, terutama tentang kemungkinan-kemungkinan dan kerjasama. Pemahaman sosial ini diyakini Piaget terjadi melalui relasi dengan teman sebaya yang saling memberi dan menerima. Dalam kelompok teman sebaya, setiap anggota memiliki kekuasaan dan status yang sama, merencanakan sesuatu dengan merundingkannya, ketidaksetujuan diungkapkan dan pada akhirnya disepakati. Relasi antara orangtua dan anak, orangtua memiliki kekuasaan, sementara anak tidak, tampaknyakurang mengembangkan pemikiran moral, karena aturanselalu diteruskan dengan cara otoriter.

5. -Pedidikan nilai moral/agama sangat penting bagi para remaja se-bagai generasi penerus bangsa, agar martabat bangsa terangkat,kualitas hidup meningkat, kehidupan menjadi lebih baik, aman dannyaman serta sejahtera.

-Fenomena perilaku amoral remaja saat ini sangat mencemaskandan meresahkan, bahkan telah mengganggu ketertiban umum danmembuat kehidupan tidak aman serta nyaman. Kalau hal ini tidaksegera ditangani secara serius dan terencana yaitu dengan pen-didikan nilai moral/agama, kemungkinan besar bangsa ini akan kehilangan generasi penerus.

- Kondisi ideal remaja sebagai generasi penerus, merupakan individu yang sedang berkembang, dan oleh karena itu perlu diberikesempatan berkembang secarproporsional dan terarah, dan mendapatkan layanan pendidikan yang berimbang antara penge-tahuan umum dan pendidikan nilai moral/agama. Mereka memiliki peran dan posisi strategis dalam kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara.

- Pada hakekatnya pelaksanaan pendidikan nilai moral telah lama adadan telah didukung oleh teori yang handal. Pelaksanaan pendidikannilai moral/agama dapat mengacu pada teori perkembangan moralversi Kohlberg atau Bandura.

- Ruang lingkup materi pendidikan nilai moral antara lain meliputi:ke-Tuhanan, budi pekerti luhur, akhlak mulia, baik-buruk, benar-salah, kepedulian dan empati, kerjasama, suka menolong, berani,keteguhan hati, adil, kejujufran dan integritas, humor, mandiri danpercaya diri, loyalitas, sabar, rasa bangga, banyak akal, sikap respek,toleransi, ketaatan, penuh perhatian, komitmen, tahu berterimakasih dan tanggungjawab.
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Bella Cornelia 2053053018 -
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh izin menjawab pertanyaan soal UTS pendidikan nilai dan moral
Nama : Bella Cornelia
NPM : 2053053018

1.Menurut saya iya, karena pada dasarnya lingkungan dan pergaulan teman lah yang menjadi pengaruh besar bagi terbentuknya moral anak. Contoh Jika anak tinggal di suatu daerah yang mayoritas teman temannya tidak melanjutkan sekolah hanya tamatan sd bisa menjadi pemicu anak untuk mencontoh tindakan yang dilakukan teman temannya tersebut seperti tidak tahu cara sopan santun kepada orang yang lebih tua, tidak bisa menghargai orang lain, melakukan hal hal negatif seperti merokok, judi dll. Dengan begitu sikap orang pun sudah terlihat minim moral.

2. - Pendidikan nilai merupakan salah satu kebutuhan manusia setelah berada dan hidup di dunia ini.Pendidikan pada dasarnya akan menumbuhkan nilai pada diri seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Nilai seseorang akan tampak ketika berbuat disaat ia sadar dan berada pada tempat manusia beraktifitas.

-Pendidikan moral adalah pendidikan yang di dasarkan dengan kedisiplinan dan kesopanan ajaran tentang baik buruk yg diterima umum mengenai akhlak dan budi pekerti.

3.Pendidikan nilai dan modal harus ditanamkan sejak dini karena akan mempengaruhi attitude seseorang pada saat ia tumbuh menjadi dewasa, jika sejak dini sudah ditumbuhkan nilai dan moral kelak akan menjadi pribadi yang baik bertanggung jawab sopan dan digemari banyak orang.
dan mengapa walaupun sudah di ajarkan tentang pendidikan nilai dan moral sejak dini masih banyak warga negara yang melakukan penyimpangan, salah satu faktor terjadinya hal tersebut adalah pengaruh lingkungan yang buruk, atau didikan orang tua yang kurang disiplin dan kurang memperhatikan anak dan kurang memberi contoh yang baik kepada anak disaat ia masih diusia muda sehingga banyak perilaku yang masih menyimpang tidak sesuai dengan nilai dan moral.
contih penyimpangan nilai dan moral adalah :
Bullying
Kasus pembullyan seringkali terjadi terhadap anak-anak dibawah umur dan pelakunya juga banyak yang masih dibawah umur.

4. 1. Tahap heteronomous
Seseorang yang pada saat awal kehidupannya belum memiliki pendirian yang kuat dalam menentukan sikap dan perilaku atau dapat dikatakan bahwa dalam mnentukan pilihan keputusan sebuah perilaku masih dilandasi oleh anekaragam dan sering bertukarnya ketentuan dan kepentingan. Contoh : anak kecil jika ditanya pilih warna merah atau kuning . Maka antara jawaban pertama kedua dan seterusnya besar kemungkinan akan berbeda.

Ø Heteronomous Morality
Merupakan tahap pertama perkembangan moral menurut teori Piaget yang terjadi kira-kira pada usia 4-7 tahun. Keadilan dan aturan-aturan dibayangkan sebagai sifat-sifat dunia yang tidak boleh berubah, yang lepas dari kendali manusia.
Pemikir Heteronomous menilai kebenaran atau kebaikan perilaku dengan mempertimbangkan akibat dari perilaku itu, bukan maksud dari pelaku.
Misal: memecahkan 12 gelas secara tidak sengaja lebih buruk daripada memecahkan 1 gelas dengan sengaja, ketika mencoba mencuri sepotong kue.
Pemikir Heteronomous yakin bahwa aturan tidak boleh berubah dan digugurkan oleh semua otoritas yang berkuasa.
Ketika Piaget menyarankan agar aturan diganti dengan aturan baru (dalam permainan kelereng), anak-anak kecil menolak. Mereka bersikeras bahwa aturan harus selalu sama dan tidak boleh diubah.
Meyakini keadilan yang immanen, yaitu konsep bahwa bila suatu aturan dilanggar, hukuman akan dikenakan segera.
Yakin bahwa pelanggaran dihubungkan secara otomatis dengan hukuman.

2. Tahap Autonomous
Seorang anak telah memiliki sikap dan perilaku moralitasnya yang tercermin dari dirinya dan telah didasari oleh pendiriannya sendiri. Contoh : anak yang menginginkan sebuah mainan dia akan tetap berusaha memainkan mainan tersebut meskipun harus antri menunggu giliran .

Ø Autonomous Morality
Tahap kedua perkembangan moral menurut teori Piaget, yang diperlihatkan oleh anak-anak yang lebih tua (kira-kira usia 10 tahun atau lebih). Anak menjadi sadar bahwa aturan-aturan dan hukum-hukum diciptakan oleh manusia dan dalam menilai suatu tindakan, seseorang harus mempertimbangkan maksud-maksud pelaku dan juga akibat-akibatnya.
Bagi pemikir Autonomos, maksud pelaku dianggap sebagai yang terpenting.
Anak-anak yang lebih tua, yang merupakan pemikir Autonomos, dapat menerima perubahan dan mengakui bahwa aturan hanyalah masalah kenyamanan, perjanjian yang sudah disetujui secara sosial, tunduk pada perubahan menurut kesepakatan.
Menyadari bahwa hukuman ditengahi secara sosial dan hanya terjadi apabila seseorang yang relevan menyaksikan kesalahan sehingga hukuman pun menjadi tak terelakkan.

5. Alasan mengapa kita harus menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari adalah karena Pancasila merupakan DASAR NEGARA yang menjadi sumber nilai dan moral dalam berperilaku baik bagi masyarakat Indonesia juga bagi pemerintah dalam menjalankan kewenangannya menyelenggarakan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pendidikan moral sangat penting karena ini dapat menjadikan dasar sikap moral yang harus dimiliki oleh generasi Indonesia. Untuk menjadikan generasi bangsa yang berkualitas dan memiliki perilaku yang baik maka sangat penting di butuhkannya pendidikan moral sejak dini.
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Amanda Surya Widiyati 2053053020 -
Nama : Amanda Surya Widiyati
NPM : 2053053020
Kelas : 3A
Prodi : PGSD
LEMBAR JAWABAN UTS PENDIDIKAN NILAI DAN MORAL
1. menurut saya benar. Karena dari lingkungan lah kebiasaan anak akan mulai terbentuk, mulai dari kebiasaan mereka sehari hari, cara mereka berbicara, dan sebagainya. Jika anak berada pada lingkungan yang baik maka anak akan mendapatkan kebiasaan yang baik begitupun juga sebaliknya jika anak berada pada lingkungan yang buruk maka yang terjadi ialah anak akan mengikuti kebiasaan buruk tersebut.

2. pendidikan moral itu adalah proses pembelajaran yang dengannya peserta didik dan mampu memahami diri mereka sendiri, dan dunia yang ada di sekitarnya. Dan dari pendidikan moral juga seseorangf dapat memahami norma norma yang baik dalam bermasyarakat

3. menurut saya pendidikan nilai dan moral harus ditanamkan sejak usia dini agar anak ketika tumbuh dewasa tidak melakukan penyimpangan seperti kebanyakan anak pada umumnya seperti balapan liar, tawuran dan lain lain. Selain itu pembentukan moral sejak usia dini juga mengajarkan anak tentang pentingnya suatu etika agar anak memiliki etika yang baik dan sopan.
Walaupun sudah diajarkan tentang pendidikan nilai dan moral sejak dini masih banyak warga negara yang melakukan penyimpangan Nilai dan Moral karena salah satunya adanya pengaruh globalisasi. Mereka menirukan gaya kebarat-baratan sehingga ia lupa dengan budaya dan tradisi yang ada di masyarakat Indonesia, salah satu contohnya yaitu Cara berpakaian anak muda dalam hal ini atau pelajar yang sekarang tidak lagi menjunjung tinggi nilai kesopanan, kebanyakan mereka berpakaian secara minim dan ketat. Dapat dicontohkan saja seragam sekolah yang mereka pakai ketika di sekolah. Pakaian seragam yang harusnya formal, kadang dibuat “neko-neko”, seperti baju yang dibuat ketat, dan rok yang dibuat lebih pendek.

4. tahapan fase perkembangan moral berikut ini, fase heteronomous morality dan autonomous morality
1) Tahap heteronomous seseorang yang pada saat awal kehidupannya belum memiliki pendirian yang kuat dalam menentukan sikap dan perilaku atau dapat dikatakan bahwa dalam mnentukan pilihan keputusan sebuah perilaku masih dilandasi oleh anekaragam dan sering bertukarnya ketentuan dan kepentingan.
Contoh :anak kecil jika ditanya pilih warna merah atau kuning . Maka antara jawaban pertama kedua dan seterusnya besar kemungkinan akan berbeda.
2) Tahap Autonomous seorang anak telah memiliki sikap dan perilaku moralitasnya yang tercermin dari dirinya dan telah didasari oleh pendiriannya sendiri.
Contoh :anak yang menginginkan sebuah mainan dia akan tetap berusaha memainkan mainan tersebut meskipun harus antri menunggu giliran .

5. Nilai dan moral penting bagi bangsa Indonesia karena setiap negara pasti ingin tetap kokoh dan tidak mudah terjadi perselisihan diantara warganya , hal tersebut membuat pentingnya kita memiliki dasar negara dan ideologi yang kuat dan disusun dengan seksama dan tetap memperhatikan nilai dan moral yang berlaku dalam bangsa Indonesia. Selain itu, norma – norma yang terkandung dalam Pancasila dapat kita gunakan dalam dasar kehidupan bangsa agar tidak mudah timbuil perpecahan .
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Cindy Ardila Putri 2053053043 -
Nama:Cindy Ardila Putri
Npm:2053053043

1.Menurut pendapat saya benar faktor lingkungan paling menentukan tingkah laku moral seseorang karena tumbuhnya tingkah laku moral seseorang sangat didukung oleh faktor lingkungan, lingkungan dapat membentuk kebiasaan sehingga sangat berpengaruh terhadap tingkah laku moral seseorang .Jika memiliki lingkungan yang bagus maka moral seseorang juga akan bagus

2.pendidikan nilai merupakan usaha sadar yang terencana dalam proses pembelajaran yang membentuk etika, moral, dan budi pekerti peserta didik sebagai makhluk tuhan yang mempunyai keterampilan untuk diaplikasikan dalam dunia masyarakat, bangsa dan negara.
pendidikan moral adalah usaha nyata dalam membentuk moralitas anak didik menjadi generasi bangsa yang takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan bermoral.

3.Menurut saya ,pendidikan nilai dan moral harus ditanamkan sedini mungkin, alasannya, pada usia dini adalah masa yang pas dalam menerapkan dan memberikan pendidikan nilai dan moral. Seorang anak belum banyak mendapatkan pengaruh negative dari luar atau lingkungannya, sehingga orang tua ataupun pendidik akan jauh lebih mudah dalam mengarahkan dan membimbing anak-anaknya terutama dalam menanamkan pendidikan nilai dan moral. dan mengapa walaupun sudah diajarkan tentang pendidikan nilai dan moral sejak dini masih banyak warga negara yang melakukan penyimpangan Nilai dan Moral? Karena setiap individu atau kelompok dapat terpengaruh oleh faktor lingkungan itu sendiri jika setiap individu tidak dapat mengendalikan dan bisa mengakibatkan penyimpangan nilai moral setiap individu itu sendiri

4.1) Heteronomous Morality
Merupakan tahap pertama perkembangan moral menurut teori Piaget yang terjadi kira-kira pada usia 4-7 tahun. Keadilan dan aturan-aturan dibayangkan sebagai sifat-sifat dunia yang tidak boleh berubah, yang lepas dari kendali manusia. Pemikir Heteronomous menilai kebenaran atau kebaikan perilaku dengan mempertimbangkan akibat dari perilaku itu, bukan maksud dari pelaku. Misalnya, memecahkan 12 gelas secara tidak sengaja lebih buruk daripada memecahkan 1 gelas dengan sengaja, ketika mencoba mencuri sepotong kue. Pemikir Heteronomous yakin bahwa aturan tidak boleh berubah dan digugurkan oleh semua otoritas yang berkuasa. Ketika Piaget menyarankan agar aturan diganti dengan aturan baru (dalam permainan kelereng), anak-anak kecil menolak. Mereka bersikeras bahwa aturan harus selalu sama dan tidak boleh diubah. Meyakini keadilan yang immanen, yaitu konsep bahwa bila suatu aturan dilanggar, hukuman akan dikenakan segera. Yakin bahwa pelanggaran dihubungkan secaraotomatis dengan hukuman.
2)Autonomous Morality
Tahap kedua perkembangan moral menurut teori Piaget, yang diperlihatkan oleh anak-anak yang lebih tua (kira-kira usia 10 tahun atau lebih). Anak menjadi sadar bahwa aturan-aturan dan hukum-hukum diciptakan olehmanusia, dan dalam menilai suatu tindakan seseorangharus mempertimbangkan maksud-maksud pelaku dan juga akibat-akibatnya. Bagi pemikir Autonomos, maksud pelaku dianggap sebagai yang terpenting. Anak-anak yang lebih tua, yang merupakan pemikir Autonomos,dapatmenerimaperubahan dan mengakui bahwa aturan hanyalah masalah kenyamanan, perjanjian yang sudah disetujui secara sosial, tunduk pada perubahan menurut kesepakatan. Menyadari bahwa hukuman ditengahi secara sosial dan hanya terjadi apabila seseorang yang relevan menyaksikan kesalahan sehingga hukuman pun menjadi tak terelakkan. Piaget berpendapat bahwa dalam berkembang anak juga menjadi lebih pintar dalam berpikir tentang persoalan sosial, terutama tentangkemungkinan-kemungkinan dan kerjasama. Pemahaman sosial ini diyakini Piaget terjadi melalui relasi dengan teman sebaya yang saling memberi dan menerima. Dalam kelompok teman sebaya, setiap anggota memiliki kekuasaan dan status yang sama, merencanakan sesuatu dengan merundingkannya, ketidaksetujuan diungkapkan dan pada akhirnya disepakati. Relasi antara orangtua dan anak, orangtua memiliki kekuasaan, sementara anak tidak, tampaknyakurangmengembangkanpemikiran moral, karena aturanselalu diteruskan dengan cara otoriter.

5.-Pedidikan nilai moral/agama sangat penting bagi para remaja se-bagai generasi penerus bangsa, agar martabat bangsa terangkat,kualitas hidup meningkat, kehidupan menjadi lebih baik, aman dan nyaman serta sejahtera.
-Fenomena perilaku amoral remaja saat ini sangat mencemaskan dan meresahkan, bahkan telah mengganggu ketertiban umum danmembuat kehidupan tidak aman serta nyaman. Kalau hal ini tidak segera ditangani secara serius dan terencana yaitu dengan pen-didikan nilai moral/agama, kemungkinan besar bangsa ini akan
kehilangan generasi penerus.
- Kondisi ideal remaja sebagai generasi penerus, merupakan individu yang sedang berkembang, dan oleh karena itu perlu diberikesempatan berkembang secara proporsional dan terarah, danmendapatkan layanan pendidikan yang berimbang antara penge-tahuan umum dan pendidikan nilai moral/agama. Mereka memilikiperan dan posisi strategis dalam kelangsungan kehidupan berbangsadan bernegara.
- Pada hakekatnya pelaksanaan pendidikan nilai moral telah lama adadan telah didukung oleh teori yang handal. Pelaksanaan pendidikan
nilai moral/agama dapat mengacu pada teori perkembangan moralversi Kohlberg atau Bandura.\
- Ruang lingkup materi pendidikan nilai moral antara lain meliputi:ke-Tuhanan, budi pekerti luhur, akhlak mulia, baik-buruk, benar-salah, kepedulian dan empati, kerjasama, suka menolong, berani,keteguhan hati, adil, kejujufran dan integritas, humor, mandiri dan percaya diri, loyalitas, sabar, rasa bangga, banyak akal, sikap respek,toleransi, ketaatan, penuh perhatian, komitmen, tahu berterimakasih dan tanggungjawab.
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Alma Afifah 2053053044 -
Nama: Alma Afifah
Npm: 2053053044
Kelas: 3A

1. Menurut pendapat kalian, benarkan faktor lingkungan lah yang paling menetukan tingkah laku moral seseorang, jika ia berikan pendapat mu?
Jawaban: Menurut saya, faktor lingkungan dapat mempengaruhi tingkah laku moral seseorang. Lingkungan sangat mempengaruhi tingkah laku moral seseorang apalagi anak-anak. Anak-anak cenderung mencontoh apa yang lingkungan sekitarnya lakukan. Apabila lingkungan tersebut tingkah laku moral nya baik maka anak-anak akan mencontoh dan melakukan tindakan baik tersebut dan jika lingkungan sekitar tersebut tingkah laku moralnya buruk maka anak-anak pula akan mencontoh dan melakukan tindakan buruk tersebut. Sebab, anak-anak belum bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Oleh sebab itu, dibutuhkan lah bimbingan dan lingkungan yang baik.

2. Apa yang kalian ketahui tentang pendidikan nilai dan pendidikan moral?
Jawaban: Pendidikan nilai moral adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh manusia (orang dewasa) yang terencana untuk memberikan kesem- patan kepada peserta didik (anak, generasi penerus) menanamkan ke- Tuhanan, nilai-nilai estetik dan etik, nilai baik dan buruk, benar dan salah, mengenai perbuatan, sikap dan kewajiban.

3. Menurut pendapat mu, mengapa di Indonesia pendidikan nilai dan moral harus ditanamkan sejak usia dini? dan mengapa walaupun sudah diajarkan tentang pendidikan nilai dan moral sejak dini masih banyak warga negara yang melakukan penyimpangan Nilai dan Moral? berikan contoh dan alasanmu?
Jawaban: Pendidikan nilai dan moral sangatlah penting. Pendidikan nilai dan moral sangat penting bagi para remaja sebagai generasi penerus bangsa, agar martabat bangsa terangkat, kualitas hidup meningkat, kehidupan menjadi lebih baik, aman dan nyaman serta sejahtera.
Mengapa masih banyak penyimpangan dalam nilai dan moral? Biasanya penyimpangan ini dipengaruhi dari lingkungan itu sendiri dan dipengaruhi oleh budaya asing. Contohnya, budaya kita mengajarkan untuk memanggil orang yang lebih tua dengan sebutan bapak,ibu,kakak,dll. Sedangkan budaya luar memanggil orang yang lebih tua hanya menggunakan nama.

4.Berikan tahapan fase perkembangan moral berikut ini, fase heteronomous morality dan autonomous morality?
Jawaban:

Fase heteronomous morality
-Merupakan tahap perkembangan moral yang terjadi sekitar usia 4-7 tahun.
- Keadilan dan aturan dibayangkan/dinilai sebagai: Sesuatu yang ada di dunia yang tidak bisa berubah dan Sesuatu yang ada di dunia yang tidak bisa dihilangkan/ dikendalikan oleh orang.
- Menilai perilaku itu benar/baik dengan: Mempertimbangkan hanya akibat yang ditimbulkan perilaku. Tidak mempertimbangkan niat dari si pelaku. Contoh: memecahkan gelas 1 dengan sengaja dan memecahkan gelas 12 karena enggak sengaja, maka yang baik adalah yang memecahkan satu.
- Ciri Orang yang berpikir secara Heteronomous : Menilai baik atau benarnya perilaku hanya dengan mempertimbangkan akibat yang ditimbulkan oleh perilaku tertentu, dan tidak mempertimbangkan niat atau tujuan dari si pelaku.

Fase autonomous morality
-Merupakan tahap perkembangan moral yang terjadi sekitar usia 10 tahun keatas.
-Anak menjadi sadar bahwa aturan dan hokum diciptakan oleh manusia dan menilai suatu tindakan seseorang harus memperhatikan maksud pelaku dan juga akibatnya.

5. Mengapa nilai dan moral bangsa Indonesia itu penting, berikan alasannya?
Karena, nilai dan moral akan menentukan bagaimana bangsa kedepannya. Pendidikan nilai moral mengajarkan kita untuk saling menghargai dan menghormati, mengajarkan kejujuran, disiplin, dan beretika terhadap orang-orang dilingkungan sekitar.
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Intan Dewi Pangestika 2013053183 -
Nama : Intan Dewi Pangestika
NPM : 2013053183
Mata Kuliah : Pendidikan Nilai dan Moral (UTS)

1. Iya, karena lingkungan lah yang membentuk kepribadian diri seseorang, terutama dari lingkugan keluarga dan masyarakatnya. Jika seseorang berasal dari lingkungan yang baik, maka akan berdampak baik pula bagi perkembangan kepribadian dan tingkah lakunya. Namun sebaliknya, jika seseorang berada dalam lingkungan yang berburuk, hal itu akan berpengaruh pada tingkah laku perkembangan psikis dan moralnya. Seseorang akan cenderung berbuat kearah negatif jika ia berada dalam lingkungan yang tidak tepat baginya.

2. Pendidikan nilai merupakan usaha sadar yang terencana dalam proses pembelajaran yang membentuk etika, moral, dan budi pekerti peserta didik sebagai makhluk tuhan yang mempunyai keterampilan untuk diaplikasikan dalam dunia masyarakat, bangsa dan negara. Tujuan pendidikan nilai adalah: diterimanya nilai-nilai sosial tertentu oleh siswa, berubahnya nilai-nilai siswa yang tidak sesuai dengan nilai-nilai sosial yang diinginkan.
Pendidikan moral adalah usaha nyata dalam membentuk moralitas anak didik menjadi generasi bangsa yang takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan bermoral. Tujuan utama pendidikan moral adalah untuk meningkatkan kapasitas berpikir secara moral dan mengambil keputusan moral mengungkapkan bahwa tujuan pendidikan moral ditekankan pada metode pertimbangan moral dan untuk membantu anak-anak untuk mengenal apa yang menjadi dasar untuk menerima suatu nilai.

3. Pendidikan nilai moral perlu ditanamkan kepada anak sejak usia dini, sebab usia dini merupakan saat yang baik untuk mengembangkan kecerdasan moral anak. Dari pendapat di atas, moral dimaksudkan masih sebagai seperangkat ide, nilai, ajaran, prinsip, atau norma. Karakteristik moral positif tidak muncul secara spontan. Keterlibatan masyarakat juga sangat penting, mengingat masih banyak anak yang tidak diajarkan tentang etika dan kejujuran di rumah. Sayangnya lagi, masih banyak orangtua masih memberikan contoh negatif pada anak-anak.
Moralitas dan perkembangan moral terkadang didefinisikan dalam hal norma objektif dan standar perilaku yang telah ditetapkan. Pandangan ini sering dijadikan dasar untuk mendidik karakter, yaitu ketika seperangkat sikap kejujuran, kebaikan, keberanian, serta tekad, diidentifikasi dan diperkenalkan pada anak.
Dalam banyak kesempatan orangtua mungkin perlu melibatkan anak secara aktif menilai perilaku tertentu terhadap situasi nyata. Dengan begitu, memungkinkan anak untuk membuat penilaian moral yang sesuai. Kedewasaan moral anak berkaitan langsung dengan cara mereka berpikir tentang konsep-konsep keadilan, hak, kesetaraan, dan kesejahteraan manusia.
Seiring berjalan waktu dan berbagai interaksi sosial, anak akan mengembangkan pemahaman mereka sendiri mengenai konsep-konsep ini. Dengan begitu, “kebaikan” mereka dibangun melalui pemikiran mereka sendiri berdasarkan pengalaman dan dialog dengan orang lain.
Lalu mengapa walaupun sudah diajarkan tentang pendidikan nilai dan moral sejak dini masih banyak warga negara yang melakukan penyimpangan Nilai dan Moral? Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :
• Perubahan nilai dan norma sosial. Semakin berkembangnya zaman seringkali terdapat beberapa kelompok masyarakat tidak dapat mengikuti perkembangan tersebut, sehingga nilai atau norma yang mereka miliki menjadi berbeda dari yang lain dan sering dikelompokkan sebagai perilaku menyimpang.
• Proses sosialisasi yang tidak sempurna. Merupakan penyimpangan yang terjadi kepada seorang individu karena kurangnya edukasi ataupun sosialisasi mengenai norma yang baik dan benar.

4. 1. Heteronomous Morality. Merupakan tahap pertama perkembangan moral menurut teori Piaget yang terjadi kira-kira pada usia 4-7 tahun. Keadilan dan aturan-aturan dibayangkan sebagai sifat-sifat dunia yang tidak boleh berubah, yang lepas dari kendali manusia. Pemikir Heteronomous menilai kebenaran atau kebaikan perilaku dengan mempertimbangkan akibat dari perilaku itu, bukan maksud dari pelaku.
2. Autonomous Morality. Tahap kedua perkembangan moral menurut teori
Piaget, yang diperlihatkan oleh anak-anak yang lebih tua (kira-kira usia 10 tahun atau lebih). Anak menjadi sadar bahwa aturan-aturan dan hukum-hukum diciptakan oleh
manusia, dan dalam menilai suatu tindakan seseorang harus mempertimbangkan maksud-maksud pelaku dan juga akibat-akibatnya. Bagi pemikir Autonomos, maksud
pelaku dianggap sebagai yang terpenting. Anak-anak yang lebih tua, yang merupakan pemikir Autonomos, dapat menerima perubahan dan mengakui bahwa aturan hanyalah masalah kenyamanan, perjanjian yang sudah disetujui secara sosial, tunduk pada perubahan menurut kesepakatan. Menyadari bahwa hukuman ditengahi secara
sosial dan hanya terjadi apabila seseorang yang relevan menyaksikan kesalahan sehingga hukuman pun menjadi tak terelakkan.

5. Karena kecerdasan yang tinggi tanpa dibarengi moralitas yang baik, mungkin akan berbahaya bagi diri dan umat manusia. Bagaimana manusia bersikap, dan melakukan perbuatan lahir dan batin sebagai dorongan kehendak yang didasarkan atas putusan akal, rasa, dan kehendak sikap, perkataan dan perbuatan tersebut senantiasa diarahkan kepada kebenarandan kebaikan. Pada diri manusia harus selalu ada kemampuan untuk menyelenggarakan kerjasama akal, rasa, dan kehendak itu dalam hubungan kesatuan, akal ialah yang memberikan pengetahuan tentang perbuatan bagaimana yang harus dilakukan rasa yang mengujinya dengan berpedoman kepada hasratnya sendiri, sedangkan kehendaklah yang menentukan sikap akan dilakukan atau tidaknya.
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Aldi febriawan 2053053036 -
Assalammualaikum Bu izin menjawab soal UTS
NAMA : ALDI FEBRIAWAN
NPM. : 2053053036
KELAS : A

1.Perkembangan moral yang terjadi pada diri anak yang berusia dini disebabkan oleh beberapa faktor, yakni faktor yang ada dalam diri anak secara alami maupun faktor yang ada dari
luar diri pribadinya. Kedua faktor tersebut dapat dikatakan sebagai faktor individu manusia itu
sendiri dan faktor sosial di sekelilingnya (Pranoto, 2017). Kedua faktor tersebut berkontribusi
besar dalam membentuk atau mengasah moralitas seorang anak.
Perkembangan tersebut dapat berupa keadaan situasi lingkungan, konteks individu, atau kepribadian seseorang dalam konteks sosial atau cara berintraksi dengan lingkungan sekitar
dalam bermasyarakat. Hal ini membuktikan bahwa perlu adanya eksistensi dari orang tua atau
pendidik untuk membimbing anak berusia dini, karena hal eksistensi atau peran tersebut akan
memberikan pengaruh signifikan terhadap perkembangan yang terjadi pada diri anak dalam
rentang masa yang mendatang.
Faktor dalam diri anak merupakan faktor utama yang akan mempengaruhi arah perkembangan moralitasnya, sementara faktor eksternal merupakan faktor dari luar yang akan ikut berpengaruh pada
perkembangan moralitasnya. Kedua faktor tersebut saling bertaut antara faktor yang satu dengan
faktor yang lainnya, sebab seorang anak terlahir sebagai pribadi mandiri yang akan bersosialisasi
dengan lingkungannya. Kedua faktor tersebut harus bisa dikontrol dengan baik agar
perkembangan moral yang terdapat pada anak berusia dini dapat berkembang secara optimal
seperti yang diharapkan oleh semua pihak.

2.pendidikan nilai merupakan usaha sadar yang terencana dalam proses pembelajaran yang membentuk etika, moral, dan budi pekerti peserta didik sebagai makhluk tuhan yang mempunyai keterampilan untuk diaplikasikan dalam dunia masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan moral itu sejatinya adalah proses pembelajaran yang dengannya peserta didik mampu memahami diri mereka sendiri, dan dunia yang ada di sekitarnya. Moralitas adalah pengetahuan tentang bagaimana berperilaku dalam kehidupan ini, baik dalam konteks lokus maupun tempus tertentu.
3.Pendidikan moral perlu ditanamkan kepada anak sejak usia dini, sebab usia dini merupakan saat yang baik untuk mengembangkan kecerdasan moral anak.. Dari pendapat di atas, moral dimaksudkan masih sebagai seperangkat ide, nilai, ajaran,
prinsip, atau norma. Akan tetapi lebih konkret dari itu, moral juga sering dimaksudkan
sudah berupa tingkah laku, perbuatan, sikap atau karakter yang didasarkan pada ajaran nilai, prinsip atau norma.Pendidikan moral juga dapat diartikan sebagai suatu konsep kebaikan
(konsep yang bermoral) yang diberikan atau diajarkan kepada peserta didik (generasi
muda dan masyarakat) untuk membentuk budi pekerti luhur, berakhlak mulia dan
berperilaku terpuji seperti terdapat dalam, Pancasila dan UUD 1945.kerusakan moral di masyarakat. Pada tingkat elit, rusaknya moral bangsa ditandai dengan maraknya praktik Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Sementara, pada tingkat bawah (rakyat), ditunjukkan dengan merajalelanya berbagai tindakan kejahatan ditengah-tengah masyarakat, seperti penipuan, pencurian, penjambretan, permpokan, perkosaan maupun pembunuhan. Sedangkan di kalangan pelajar ditandai dengan maraknya seks bebas, penyalahgunaan narkoba, penyebaran foto dan video porno, serta tawuran.

Ketika zaman telah bertransformasi menjadi sebuah era komunikasi dan informasi yang begitu bebas dan terbuka, maka diperlukan sebuah tatanan nilai yang baik. Salah satunya dengan menerapkan pendidikan pancasila dan pendidikan karakter yang diterapkan dalam lingkungan keluarga. Pancasila sebagai ideologi bangsa ini seharusnya akan menjiwai setiap tingkah laku warganya. Namun hal sebaliknya cenderung terjadi, seperti ketika kita berselancar di media sosial, seolah terjadi ambivalensi antara gambaran masyarakat tentang orang indonesia dan kenyataan di dunia maya. Hal ini dapat dilihat dari begitu banyaknya ujaran kebencinya (hate speech) yang begitu mudah ditulis oleh pengguna media sosial.

4. Menurut John Piaget dalam teori perkembangan moral membagi menjadi dua tahap, yaitu: Heteronomous Morality (usia 5 - 10 tahun) Pada tahap perkembangan moral ini, anak memandang aturan-aturan sebagai otoritas yang dimiliki oleh Tuhan, orang tua dan guru yang tidak dapat dirubah, dan harus dipatuhi dengan sebaik-baiknya. Dan Autonomous Morality atau Morality of Cooperation (usia 10 tahun keatas) Moral tumbuh melalui kesadaran, bahwa orang dapat memilih pandangan yang berbeda terhadap tindakan moral. Pengalaman ini akan tumbuh menjadi dasar penilaian anak terhadap suatu tingkah laku. Dalam perkembangan selanjutnya, anak berusaha mengatasi konflik dengan cara-cara yang paling menguntungkan, dan mulai menggunakan standar keadilan terhadap orang lain. Intisari menurut Penulis : Piaget memiliki 2 tahap dalam perkembangan moralnya yaitu Heteronomous yang berarti moral itu tidak dapat diubah dan hanya dimiliki orang-orang yang lebih dewasa dari si anak, dan Autonomous yang berarti si anak mulai sadar dengan adanya moral maka anak tersebut dapat dinilai baik dan buruknya.
5.karena Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa Indonesia mempunyai nilai nilai yang wajib diterapkan dalam kehidupan sehari – hari.Kandungan dari sila – sila Pancasila secara garis besar terbagi atas beberapa tingkatan yang pertama adalah nilai dasar , instrumental dan praktis . Pancasila juga mengandung nilai moral dan norma yang harus diterima oleh seluruh warga negara karena hal tersebut menjadi landasan bagi kehidupan bersama di Indonesia.Meskipun Pancasila terdiri dari lima sila berbeda tetapi semua saling melengkapi dan menjadikan Pancasila sebagai satu kesatuan yang utuh untuk jadi pedoman kehidupan Bersama di Indonesia.Alasan Pancasila sangat dibutuhkan karena kita memiliki banyak sekali suku , budaya , agama dan juga secara demografis kondisi wilayah Indonesia sangat besar dan terdiri dari pulau – pulau yang dipisahkan oleh laut yang sangat luas , ini bisa membuat Indonesia sangat cepat berkembang tetapi juga dapat membuat kehidupan di Indonesia menjadi banyak pandangan sehingga dapat menimbulkan perpecahan.
Oleh karena itu norma – norma yang terkandung dalam Pancasila dapat kita gunakan dalam dasar kehidupan bangsa agar tidak mudah timbuil perpecahan . DIantara lain norma – norma yang terkandung didalam Pancasila yakni :
1.Norma Agama 2.Norma Moral atau Norma Kesusilaan 3.Norma kesopanan 4. Norma Hukum
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Aditya Mahendra 2053053012 -
Nama : Aditya Mahendra
NPM : 2053053012
Mata Kuliah : Pendidikan Nilai dan Moral (UTS)

1. Benar karena sesuatu yang sering bersama kita tentu kita akan mudah untuk menirunya, jika tidak mempunyai kepribadian yang kuat akan sangat mudah terbawa oleh lingkungan apalagi jika lingkungan itu buruk di tingkah laku moralnya.
Saya akan memberikan contoh di lingkungan muslim.
Misalnya jika kita bermain dengan orang yang rajin beribadah sholat ketika teman teman kita sedang melakukan sholat berjamaah secara otomatis kita akan ikut sholat juga.
Sedangkan jika kita bermain pada lingkungan yang jarang melakukan ibadah sholat pasti lama kelamaan kita akan terbawa untuk tidak atau malas mengerjakan sholat.

2.Pendidikan nilai pada dasarnya adalah proses penanaman nilai kepada peserta didik yang diharapkan oleh karenanya siswa dapat berperilaku sesuai dengan pandangn yang dianggapnya baik dan tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku.

Sedangkan pendidikan moral melatih peserta didik membangkitkan nafsu-nafsu rubbubiyah (ketuhanan) dan menghilangkan nafsu syaithaniyah. Pada pendidikan moral, peserta didik dikenalkan atau dilatih mengenai perilaku yang mulia dan perilaku yang tercela.

3.Usia kanak-kanak merupakan usia yang sangat penting untuk dilakukan penanaman nilai moral. Pada usia prasekolah ( > 6 th ) aspek emosi dan kognitif anak masih dalam masa perkembangan. ketika anak mencapai usia tertentu, kedua aspek emosi tersebut akan terbentuk secara matang. Nilai moral seorang anak ditentukan oleh nilai perilaku baik atau buruk. Terbentuknya perilaku moral yang baik pada seseorang diperoleh melalui proses yang cukup panjang.
Pembentukan perilaku moral tersebut secara sengaja harus dikenalkan dan ditanamkan sejak usia dini. Pendidikan moral bertujuan membina terbentuknya perilaku moral yang baik bagi setiap orang.

Karena semua kembali ke kepribadian masing-masing, kebanyakan orang pada waktu anak anak dia patuh dan taat akan tetapi pada masa remaja dia pasti akan sering mencoba hal yang baru karena itulah faktor lingkungan sangat mempengaruhi remaja dalam suatu kepribadian di masa mendatang.

Contohnya ketika masih anak anak dia menjadi kepribadian yang baik karana sudah diajarkan kebaikan sejak dini, namun pada saat remaja ia berada di lingkungan yang negatif dan membuatnya memiliki kepribadian yang menyimpang.

4.Heteronomous Morality (usia 5 - 10 tahun) Pada tahap perkembangan moral ini, anak memandang aturan-aturan sebagai otoritas yang dimiliki oleh Tuhan, orang tua dan guru yang tidak dapat dirubah, dan harus dipatuhi dengan sebaik-baiknya. Dan Autonomous Morality atau Morality of Cooperation (usia 10 tahun keatas) Moral tumbuh melalui kesadaran, bahwa orang dapat memilih pandangan yang berbeda terhadap tindakan moral. Pengalaman ini akan tumbuh menjadi dasar penilaian anak terhadap suatu tingkah laku. Dalam perkembangan selanjutnya, anak berusaha mengatasi konflik dengan cara-cara yang paling menguntungkan, dan mulai menggunakan standar keadilan terhadap orang lain. Intisari menurut Penulis : Piaget memiliki 2 tahap dalam perkembangan moralnya yaitu Heteronomous yang berarti moral itu tidak dapat diubah dan hanya dimiliki orang-orang yang lebih dewasa dari si anak, dan Autonomous yang berarti si anak mulai sadar dengan adanya moral maka anak tersebut dapat dinilai baik dan buruknya.

5.Dengan adanya moral, bangsa Indonesia akan lebih menghormati satu individu, sehingga terjalin keselarasan dan keharmonisan.

Moral juga dapat membentengi kita dari hal buruk. Jika kita telah membentengi diri kita dari hal buruk maka kita akan terhindar dari kejahatan-kejahatan dan tetap bertindak benar meskipun ada godaan.

Kasus korupsi yang merajalela di Indonesia bisa diminimalisir dengan menanamkan nilai kejujuran semenjak dini
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Antika Tri Purnamasari 2053053014 -
Nama:Antika Tri Purnamasari
Npm:2053053014
Kelas:3A
UTS: Pendidikan Nilai dan Moral

1. Menurut pendapat saya,iya karena Perubahan perilaku anak terjadi seiring dengan pertambahan usianya,lingkungan sekitar juga menjadi acuan perubahan moral anak sehingga orang tua atau pendidik dalam mengarahkan serta memberikan pembimbingan kepada anak-anak agar memiliki perkembangan moral yang baik.
faktor lingkungan disekolah maupun di lingkungan masyarakat sering berintaraksi dan bisa menilai karakter atau sifat anak dalam mendidik nilai moral

2. Pendidikan nilai merupakan usaha sadar yang terencana dalam proses pembelajaran yang membentuk etika, moral, dan budi pekerti peserta didik sebagai makhluk tuhan yang mempunyai keterampilan untuk diaplikasikan dalam dunia masyarakat, bangsa dan negara.
pendidikan moral adalah usaha nyata dalam membentuk moralitas anak didik menjadi generasi bangsa yang takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan bermoral.

3. Menurut pendapat saya pendidikan nilai dan moral harus ditanamkan sedini mungkin,Karena pada usia dini adalah masa yang pas dalam menerapkan dan memberikan pendidikan nilai dan moral. Anak usia dinia belum banyak mendapatkan pengaruh negative dari luar atau lingkungannya, sehingga orang tua aupun pendidik akan jauh lebih mudah dalam mengarahkan dan membimbing anak -anaknya terutama dalam menanamkan pendidikan nilai dan moral.
Contohnya:
1.Kurangnya perhatian orang tua kepada anak
2.Hamil diluar nikah
3.Pergaulan teman

4. 1) Heteronomous Morality
Merupakan tahap pertama perkembangan moral
menurut teori Piaget yang terjadi kira-kira pada usia 4-7
tahun. Keadilan dan aturan-aturan dibayangkan sebagai
sifat-sifat dunia yang tidak boleh berubah, yang lepas dari
kendali manusia. Pemikir Heteronomous menilai
kebenaran atau kebaikan perilaku dengan
mempertimbangkan akibat dari perilaku itu, bukan
maksud dari pelaku. Misalnya, memecahkan 12 gelas
secara tidak sengaja lebih buruk daripada memecahkan 1
gelas dengan sengaja, ketika mencoba mencuri sepotong
kue. Pemikir Heteronomous yakin bahwa aturan tidak
boleh berubah dan digugurkan oleh semua otoritas yang
berkuasa. Ketika Piaget menyarankan agar aturan diganti dengan aturan baru (dalam permainan kelereng), anak-
anak kecil menolak. Mereka bersikeras bahwa aturan
harus selalu sama dan tidak boleh diubah. Meyakini
keadilan yang immanen, yaitu konsep bahwa bila suatu
aturan dilanggar, hukuman akan dikenakan segera. Yakin
bahwa pelanggaran dihubungkan secara otomatis dengan
hukuman.
2) Autonomous Morality
Tahap kedua perkembangan moral menurut teori
Piaget, yang diperlihatkan oleh anak-anak yang lebih tua
(kira-kira usia 10 tahun atau lebih). Anak menjadi sadar
bahwa aturan-aturan dan hukum-hukum diciptakan oleh
manusia, dan dalam menilai suatu tindakan seseorang
harus mempertimbangkan maksud-maksud pelaku dan
juga akibat-akibatnya. Bagi pemikir Autonomos, maksud
pelaku dianggap sebagai yang terpenting. Anak-anak yang
lebih tua, yang merupakan pemikir Autonomos, dapat
menerima perubahan dan mengakui bahwa aturan
hanyalah masalah kenyamanan, perjanjian yang sudah
disetujui secara sosial, tunduk pada perubahan menurut
kesepakatan. Menyadari bahwa hukuman ditengahi secara sosial dan hanya terjadi apabila seseorang yang relevan
menyaksikan kesalahan sehingga hukuman pun menjadi
tak terelakkan.
Piaget berpendapat bahwa dalam berkembang anak
juga menjadi lebih pintar dalam berpikir tentang persoalan
sosial, terutama tentang kemungkinan-kemungkinan dan
kerjasama. Pemahaman sosial ini diyakini Piaget terjadi
melalui relasi dengan teman sebaya yang saling memberi
dan menerima. Dalam kelompok teman sebaya, setiap
anggota memiliki kekuasaan dan status yang sama,
merencanakan sesuatu dengan merundingkannya,
ketidaksetujuan diungkapkan dan pada akhirnya
disepakati. Relasi antara orangtua dan anak, orangtua
memiliki kekuasaan, sementara anak tidak, tampaknya
kurang mengembangkan pemikiran moral, karena aturan
selalu diteruskan dengan cara otoriter.

5.-Pedidikan nilai moral/agama sangat penting bagi para remaja se-
bagai generasi penerus bangsa, agar martabat bangsa terangkat,
kualitas hidup meningkat, kehidupan menjadi lebih baik, aman dan
nyaman serta sejahtera.
-Fenomena perilaku amoral remaja saat ini sangat mencemaskan
dan meresahkan, bahkan telah mengganggu ketertiban umum dan
membuat kehidupan tidak aman serta nyaman. Kalau hal ini tidak
segera ditangani secara serius dan terencana yaitu dengan pen-
didikan nilai moral/agama, kemungkinan besar bangsa ini akan
kehilangan generasi penerus.
- Kondisi ideal remaja sebagai generasi penerus, merupakan individu yang sedang berkembang, dan oleh karena itu perlu diberi
kesempatan berkembang secara proporsional dan terarah, dan
mendapatkan layanan pendidikan yang berimbang antara penge-
tahuan umum dan pendidikan nilai moral/agama. Mereka memiliki
peran dan posisi strategis dalam kelangsungan kehidupan berbangsa
dan bernegara.
- Pada hakekatnya pelaksanaan pendidikan nilai moral telah lama ada
dan telah didukung oleh teori yang handal. Pelaksanaan pendidikan
nilai moral/agama dapat mengacu pada teori perkembangan moral
versi Kohlberg atau Bandura.
- Ruang lingkup materi pendidikan nilai moral antara lain meliputi:
ke-Tuhanan, budi pekerti luhur, akhlak mulia, baik-buruk, benar-
salah, kepedulian dan empati, kerjasama, suka menolong, berani,
keteguhan hati, adil, kejujufran dan integritas, humor, mandiri dan
percaya diri, loyalitas, sabar, rasa bangga, banyak akal, sikap respek,
toleransi, ketaatan, penuh perhatian, komitmen, tahu berterima
kasih dan tanggungjawab.
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Ira nursanti 2053053024 -
Assalamualaikum wr.wb
Izin menjawab soal bu
Nama : Ira Nursanti
Npm : 2053053024
Kelas : 3A

1. Iya, karena menurut saya hal ini dipengaruhi oleh lingkungan sekitar sehingga dikatakan lingkungan menjadi hal yang bersifat fundamental dalam memengaruhi segala aspek kehidupan seseorang. Sosial, budaya, adat, Gaya bahasa, cara bertindak, bahkan memanusiakan manusia alias memperlakukan sesamanya demikian tidak terlepas dari pengaruh lingkungan masing-masing orang.
Etika dan moral keduanya merupakan produk pengaruh dari lingkungan dimana seseorang berada.
Sebagai contoh, orang yang berada di lingkungan pesisir biasanya memiliki gaya intonasi berbicara keras dibandingkan mereka yang berada di lingkungan pedesaan yang bersuara lemah lembut. Ketika orang pesisir bertemu dengan orang pedesaan lalu saling bercakap-cakap itu tak jarang orang pedesaan yang terbiasa dengan suara lemah lembut akan merasa tersinggung bercakap dengan orang pesisir yang bersuara keras. Keduanya tidak ada yang salah sebab karena keduanya punya karakter berbicara berbeda berdasarkan lingkungan masing-masing.

2. Pendidikan nilai merupakan usaha sadar yang terencana dalam proses pembelajaran yang membentuk etika, moral, dan budi pekerti peserta didik sebagai makhluk tuhan yang mempunyai keterampilan untuk diaplikasikan dalam dunia masyarakat, bangsa dan negara.
Secara khusus menurut APEID (Asia and the Pasific Programme of Educational
Innovation for Develompement) pendidikan nilai ditujukan untuk:
• Menerapkan pembentukan nilai kepada anak
• Menghasilkan sikap yang mencerminkan nilai-nilai yang diinginkan,
• Membimbing perilaku yang konsisten dengan nilai-nilai tersebut.
Sedangkan pendidikan moral adalah usaha nyata dalam membentuk moralitas anak didik menjadi generasi bangsa yang takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan bermoral
Tujuan utama pendidikan moral adalah untuk meningkatkan kapasitas berpikir secara moral dan mengambil keputusan moral mengungkapkan bahwa tujuan pendidikan moral ditekankan pada metode pertimbangan moral dan untuk membantu anak-anak untuk mengenal apa yang menjadi dasar untuk menerima suatu nilai.

3. Pendidikan moral perlu ditanamkan kepada anak sejak usia dini, sebab usia dini merupakan saat yang baik untuk mengembangkan kecerdasan moral anak.. Dari pendapat di atas, moral dimaksudkan masih sebagai seperangkat ide, nilai, ajaran, prinsip, atau norma.
Pengembangan moral kepada anak usia dini dapat dilakukan dengan berbagai cara dan lebih disarankan untuk menggunakan pendekatan yang bersifat individual, persuasif, demokratis, keteladanan, informal, dan agamis. Misalnya dengan cara bercerita, bermain peran, bernyanyi, mendongeng, dan lain sebagainya
Penyimpangan moral masih sering terjadi karena disebabkan oleh 2 faktor yaitu faktor internal dan eksternal
Faktor internal dipengaruhi tingkat perkembangan intelektual, atau Faktor yang
timbul dari diri seseorang akibat kelalaian dan kemalasan diri untuk mendalami
nilai-nilai kemoralan. Moral yang seharusnya diutamakan malah dilupakan atau
diabaikan, sehingga seakan moral malah menjadi tabu, menghabiskan waktu
untuk membaca teori-teori.
Faktor Eksternal dapat berupa pengaruh dari orang tua, kelompok sebaya,
masyarakat, media massa,walaupun faktor ini muncul dari luar kepribadian
seseorang namun sangat dominan untuk merubah karakter. Karena dari melihat,
mencoba dan terbiasa, sikap pribadi seseorang akan berubah seketika. Faktor
eksternal yang muncul dari keluarga yang kurang empati terhadap pendidikan
moral, keluarga tidak terlalu memperhatikan masa depan moral anak, keluarga
disibukkan oleh urusan dunia semata
sebagai contoh Pergeseran moral dan budi pekerti juga terjadi pada peserta didik kelas XII di SMA
Negeri 1 Krui, telah banyak peserta didik yang prilakunya mulai tidak sesuai dengan
moral dan budi pekerti yang semestinya. Di lihat dari kenyataan yang ada, bahwa
moral dan budi pekerti peserta didik kelas XII di SMA Negeri 1 krui telah mengalami
pergeseran.diduga ada banyak faktor-faktor yang menyebabkan pergeseran nilai dan moral peserta didik kelas Xll di SMA Negeri 1 krui . Secara lebih spesifik pergeseran moral sangat dipengaruhi oleh dua faktor mendasar yaitu faktor internal dan faktor eksternal

4. Tahap heteronomous
Seseorang yang pada saat awal kehidupannya belum memiliki pendirian yang kuat dalam menentukan sikap dan perilaku atau dapat dikatakan bahwa dalam mnentukan pilihan keputusan sebuah perilaku masih dilandasi oleh anekaragam dan sering bertukarnya ketentuan dan kepentinganSedangkan
Tahap Autonomous
Seorang anak telah memiliki sikap dan perilaku moralitasnya yang tercermin dari dirinya dan telah didasari oleh pendiriannya sendiri.

5. Pendidikan moral sangat penting diterapkan karena melalui pendidikan, perkembangan moral diharapkan mampu berjalan dengan baik, serasi dan sesuai dengan norma demi harkat dan martabat manusia itu sendiri. Pendidikan moral telah ada dalam setiap jenjang Pendidikan
Selain itu juga Pendidikan moral sangat penting diberikan kepada peserta didik karena ini dapat menjadikan dasar sikap moral yang harus dimiliki oleh anak-anak Indonesia. Untuk menjadikan generasi bangsa yang berkualitas dan memiliki perilaku yang baik maka sangat penting di butuhkannya pendidikan moral sejak dini
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Carolina kartika damayanti 2053053009 -
Nama : Carolina Kartika Damayanti
NPM : 2053053009
Jawaban  UTS
Pendidikan  nilai dan moral

1.Benar ,karena faktor lingkungan itulah manusia memiliki perilaku yang negatif atau pun yang positif, ketika manusia di lingkungan yang baik maka akan berdampak baik tapi sebaliknya jika di lingkungan tidak baik maka berdampak tidak baik jadi benar sekali kalau faktor lingkungan lah yang paling menentukan moral dan tingkah laku manusia

2.pendidikan nilai adalah bimbingan atau ajaran ke peserta didik agar mengetahui keindahan, kebenaran,Melalui pertimbangan nilai
Kalau, pendidikan moral adalah usaha nyata dalam membentuk moralitas anak didik menjadi generasi bangsa yang takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan bermoral.

3. Menurut saya adanya pendidikan moral sejak dini itu penting karena dari usia dini anak anak belom begitu memahami sesuatu yang negatif dari lingkungan maka dari itu diajarkan lah pendidikan moral ke anak dari usia dini,
Dan mengapa sudah diajarkan pendidikan moral anak tetep saja melakukan penyimpangan moral ya karena faktor lingkungan membuat anak anak mengikuti prilaku anak dewasa yang tidak mempelajari pendidikan moral sejak dini.

4. Fase heteronomous morality : anak memandang aturan-aturan sebagai otoritas yang dimiliki oleh Tuhan, orang tua dan guru yang tidak dapat dirubah, dan harus dipatuhi dengan sebaik-baiknya.
Fase autonomous morality Moral tumbuh melalui kesadaran, bahwa orang dapat memilih pandangan yang berbeda terhadap tindakan moral.

5. Karena untuk menanamkan agar manusia memiliki sikap menghargai satu sama lain dengan adanya pendidikan moral ,melatih anak anak sejak dini untuk kejujuran, memiliki perilaku beretika Terhadap orang,mampu menciptakan generasi muda yang berkualitas,pendidikan moral juga harus diimbangi dengan spiritual untuk mencegah tindakan asusila yang kian menjamur di masyarakat.
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Nadia Cahya 2053053033 -
Nama : Nadia Cahya
NPM : 2053053033
Kelas : 3A

Jawaban Soal UTS Pendidikan Nilai dan Moral.

1. Lingkungan masyarakat jelas lebih luas memiliki pengaruh besar
terhadap keberhasilan penanaman nilai-nilai estetika dan etika
untuk pembentukan karakter. Dari perspektif Islam, menurut Shihab
(1996: 321), situasi kemasyarakatan dengan sistem nilai yang
dianutnya, mempengaruhi sikap dan cara pandang masyarakat secara
keseluruhan. Jika sistem nilai dan pandangan mereka terbatas pada
“kini dan di sini”, maka upaya dan ambisinya terbatas pada kini dan
di sini pula.

Peran serta Masyarakat (PSM) dalam pendidikan memang
sangat erat sekali berkait dengan pengubahan cara pandang
masyarakat terhadap pendidikan. ini tentu saja bukan hal yang ,mudah
untuk dilakukan. Akan tetapi apabila tidak dimulai dan dilakukan dari
sekarang, kapan rasa memiliki, kepedulian, keterlibatan, dan peran
serta aktif masyarakat dengan tingkatan maksimal dapat diperoleh dunia pendidikan.

2. Pendidikan nilai merupakan usaha sadar yang terencana dalam proses pembelajaran yang membentuk etika, moral, dan budi pekerti peserta didik sebagai makhluk tuhan yang mempunyai keterampilan untuk diaplikasikan dalam dunia masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan moral itu sejatinya adalah proses pembelajaran yang dengannya peserta didik mampu memahami diri mereka sendiri, dan dunia yang ada di sekitarnya. Moralitas adalah pengetahuan tentang bagaimana berperilaku dalam kehidupan ini, baik dalam konteks lokus maupun tempus tertentu.

3.Nilai dan moral sangat penting bagi perkembangan anak. Karena dengan adanya moral, anak dapat memiliki kepribadian yang baik sejak usia dini. Jika anak sudah memiliki kepribadian yang baik sejak usia dini, maka itu akan membuat anak mudah untuk diterima dalam masyarakat.

Contohnya bullying karena merupakan suatu tindakan individu yang menyimpang dan menyalahi aturan dan norma-norma yang ada dimasyarakat.

4. Tahap heteronomous (realisme moral)
Anak cenderung menerima begitu saja aturan-aturan yang diberikan oleh orang yang dianggap kompeten untuk itu.

Tahap autonomous morality (independensi moral)
Anak-anak mulai berpikir perlunya modifikasi aturan-aturan untuk disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada.

5. Dengan adanya nilai dan moral, manusia akan lebih menghormati satu sama lain. Moral dapat membentengi kita dari hal buruk. Jika kita telah membentengi diri kita dari hal buruk maka kita akan terhindar dari kejahatan-kejahatan dan tetap bertindak benar meskipun ada godaan. Untuk menjaga keharmonisan dalam suatu hubungan sosial.
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Clarissa Fara Adellia 2053053034 -
Assalamualaikum bu, izin menjawab soal UTS
nama : clarissa fara adellia
npm : 2053053034

jawaban
1. benar, karena anak cenderung mencontoh apa yang ada didekat mereka (lingkungan), jika lingkunganya positif maka mereka akan menjadi positif juga, contohnya lingkungan yang ramah, suka tolong menolong dan ramah, begitupun sebaliknya jika lingkungannya negatif maka anak akan menconyoh perilaku negatif tersebut.

2. a. Pendidikan nilai adalah penanaman dan pengembangan nilai-nilai pada diri seseorang.
b. pendidikan moral adalah pendiidkan yang mengajarkan tentang non-akademik, khususnya cara berprilaku yang baik dilingkungan sekitar maupun keluarga.

3. Pendidikan moral sangat diperlukan untuk ditanamkan dalam usia dini. Pondasi moral anak-anak diera perkembangan media informasi yang global, banyak terdegredasi oleh pengaruh-pengaruh dari budaya luar yang sangat terasa dan mudah masuk melalui media digital dan informasi sosial seiring dengan perkembangan internet.
contoh penyimpangan moral diantaranya adalah berbicara dan prilaku yang tidak sopan, faktor yang mempengaruhi adalah orang tua dan lingkungan sekitarnya, kurangnya perhatian dari orang tua.

4. Heteronomous Morality (usia 5 - 10 tahun) Pada tahap perkembangan moral ini, anak memandang aturan-aturan sebagai otoritas yang dimiliki oleh Tuhan, orang tua dan guru yang tidak dapat dirubah, dan harus dipatuhi dengan sebaik-baiknya.
Autonomous Morality atau Morality of Cooperation (usia 10 tahun keatas) Moral tumbuh melalui kesadaran, bahwa orang dapat memilih pandangan yang berbeda terhadap tindakan moral. anak berusaha mengatasi konflik dengan cara-cara yang paling menguntungkan, dan mulai menggunakan standar keadilan terhadap orang lain.

5. pendiikan nilai dan moral sangatlah penting, mengingat banyaknya kasus kenakalan remaja yang sering kita jumpai di berita maka dari itu orang tua harus selalu memberi nasihat dan ilmu agama kepada anak-anaknya, agar dapat menjadi generasi penerus yang bermoral, menjadi acuan bagi banyak orang.
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Intan Bestika Putri 2053053026 -
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh, izin menjawab soal UTS bu.
Nama : Intan Bestika Putri
NPM : 2053053026

1.Menurut saya, faktor lingkungan merupakan faktor yang paling menentukan tingkah laku moral seseorang. Karena, faktor ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan nilai, moral, dan sikap individu mencakup aspek psikologis, sosial dan budaya, baik yang terdapat dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Yang pertama yaitu lingkungan keluarga. Keluarga sebagai lingkungan pertama yang mempengaruhi perkembangan nilai, moral dan sikap seseorang. Biasanya tingkah laku seseorang berasal dari bawaan ajaran orang tuanya. Lalu ada lingkungan sekolah. Di sekolah, anak-anak mempelajari nilai-nilai norma yang berlaku di masyarakat sehingga mereka juga dapat menentukan mana tindakan yang baik dan boleh dilakukan. Anak-anak cenderung menjadikan pendidik sebagai role model dalam bertingkah laku, oleh karena itu seorang pendidik harus memiliki moral yang baik. Kemudian yang ketiga yaitu lingkungan masyarakat. Masyarakat sendiri juga memiliki pengaruh yang penting terhadap pembentukan moral. Tingkah laku yang terkendali disebabkan oleh adanya kontrol dari masyarakat itu sendiri yang mempunyai kesadaran terhadap sanksi yang diberikan jika ada penyimpangan moral yang terjadi dalam masyarakat.

2.Pendidikan nilai merupakan usaha sadar yang terencana dalam proses pembelajaran dalam membentuk etika, moral, dan budi pekerti seseorang sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa yang mempunyai keterampilan untuk diaplikasikan dalam dunia masyarakat, bangsa dan negara. Sedangkan, pendidikan moral adalah usaha nyata dalam membentuk moralitas seseorang menjadi manusia yang bermoral dan mengenal apa yang menjadi dasar untuk menerima suatu nilai.

3.Pendidikan nilai dan moral harus ditanamkan sejak usia dini, karena usia kanak-kanak merupakan usia yang sangat penting untuk dilakukan penanaman nilai moral. Pada usia prasekolah (>6 tahun) aspek emosi dan kognitif anak masih dalam masa perkembangan. Dalam kehidupan bermasyarakat itu sendiri, walaupun sudah diajarkan tentang pendidikan nilai dan moral sejak dini masih banyak warga negara yang melakukan penyimpangan nilai dan moral. Contohnya yaitu bullying yang merupakan penyimpangan negatif yang biasanya terjadi di lingkungan sekolah. Banyak sekali pelajar yang melakukan tindakan bullying karena adanya perbedaan ras, warna kulit, derajat, dan lain-lain. Bullying sendiri akan berdampak buruk bagi korban. Korban bullying akan merasa depresi atau tertekan. Bahkan lebih parahnya korban bullying akan mencoba untuk bunuh diri karena tidak kuat dengan tekanan dari lingkungan sekitarnya.

4.Berikut tahapan fase perkembangan moral:
- Fase Heteronomous Morality
Merupakan tahap pertama perkembangan moral menurut teori Piaget yang terjadi kira-kira pada usia 4-7 tahun. Keadilan dan aturan-aturan dibayangkan sebagai sifat-sifat dunia yang tidak boleh berubah, yang lepas dari kendali manusia.
- Fase Autonomous Morality
Tahap kedua perkembangan moral menurut teori Piaget, yang diperlihatkan oleh anak-anak yang lebih tua (kira-kira usia 10 tahun atau lebih). Anak menjadi sadar bahwa aturan-aturan yang diciptakan oleh manusia dan dalam menilai suatu tindakan, seseorang harus mempertimbangkan maksud-maksud pelaku dan juga akibat-akibatnya.

5.Nilai dan moral bangsa Indonesia itu sangat penting. Karena dengan adanya nilai dan moral, manusia akan lebih menghormati satu sama lain. Dengan saling menghormati maka setiap manusia akan dapat menghargai perbedaan pada setiap individu, sehingga terjalin keselarasan dan keharmonisan. Nilai dan moral memiliki peranan penting yaitu sebagai pengatur tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari, sehingga manusia akan penuh pertimbangan sebelum bertindak.
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Rafiq Nur Fadillah 2053053004 -
NAMA : RAFIQ NUR FADILLAH
NPM : 2053053004
KELAS : 3A
MATA KULIAH : PENDIDIKAN NILAI DAN MORAL

UTS
SOAL
1. Menurut pendapat kalian, benarkan faktor lingkungan lah yang paling menetukan tingkah laku moral seseorang, jika ia berikan pendapat mu?
Jawab
Benar. Karena pada hakekatnya lingkungan sangat penting dalam menentukan tingkah laku moral seseorang. Setiap individu tidak dapat melepaskan diri secara mutlak dari pengaruh lingkungan karena lingkungan selalu tersedia disekitarnya. Setiap lingkungan memegang peranan dan pengaruhnya sendiri. Bila seseorang berada dalam lingkungan yang baik maka akan memberikan pengaruh yang baik bagi perkembangan tingkah laku moralnya. Dan sebaliknya jika seseorang berada dalam lingkungan yang tidak baik maka perkembangan tingkah laku moralnya juga ikut tidak baik.

2. Apa yang kalian ketahui tentang pendidikan nilai dan pendidikan moral?
Jawab
Pendidikan nilai merupakan usaha sadar teerencana dalam proses pembelajaran yang bertujuan mencerdaskan pengetahuan, sikap, dan tingkah laku peserta didik, serta mengasah skill atau potensi peserta didik agar dapat diterapkan dalam masyarakat, bangsa, dan negara.

Pendidikan moral merupakan sebuah usaha seorang individu dalam proses pembelajaran yang bertujuan membentuk dan memahami dirinya sendiri serta lingkungannya sehingga ia dapat disebut sebagai pribadi yang bermoral.

Jadi pendidikan nilai moral adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh manusia (orang dewasa) yang terencana untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik (anak, generasi penerus) menanamkan ke-Tuhanan, nilai-nilai estetik dan etik, nilai baik dan buruk, benar dan salah, mengenai perbuatan, sikap dan kewajiban, akhlak mulia, budi pekertiluhur agar mencapai kedewasaannya dan bertanggung jawab.

3. Menurut pendapat mu, mengapa di Indonesia pendidikan nilai dan moral harus ditanamkan sejak usia dini? dan mengapa walaupun sudah diajarkan tentang pendidikan nilai dan moral sejak dini masih banyak warga negara yang melakukan penyimpangan Nilai dan Moral? berikan contoh dan alasanmu?
Jawab
Pendidikan moral perlu ditanamkan kepada anak sejak usia dini, sebab usia dini merupakan saat yang baik untuk mengembangkan kecerdasan moral anak. Dari pendapat di atas, moral dimaksudkan masih sebagai seperangkat ide, nilai, ajaran, prinsip, atau norma. Akan tetapi lebih konkret dari itu, moral juga sering dimaksudkan sudah berupa tingkah laku, perbuatan, sikap atau karakter yang didasarkan pada ajaran nilai, prinsip atau norma.

Meskipun pendidikan nilai dan moral sejak dini telah diajarkan,namun warga negara masih melakukan penyimpangan nilai moral terjadi karena beberapa faktor yaitu sebagai berikut
a) Faktor Sosialisasi
Perilaku menyimpang terjadi salah satunya karena ketidaksesuaian pesan, norma, dan nilai yang disampaikan oleh masing-masing agen sosialisasi atau individu lain.
b) Faktor Anomie
Secara umum, anomie dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan di mana masyarakat kehilangan pegangan norma. Menurut Emile Durkheim, anomie adalah suatu keadaan tanpa norma dan tanpa arah, sehingga dalam masyarakat tersebut tidak tercipta kesesuaian antara kenyataan yang diharapkan dan kenyataan sosial yang ada.
c) Faktor Differential
Association Menurut Edwin H. Sutherland, perilaku menyimpang terjadi akibat adanya differential association atau asosiasi yang berbeda terhadap suatu kejahatan.
d) Faktor Labeling
Faktor ini menyebutkan bahwa perilaku menyimpang muncul karena adanya cap, julukan, atau sebutan atas individu yang melakukan suatu perbuatan yang dianggap menyimpang.

Contoh perilaku warga negara yang menyimpang dari nilai dan moral adalah warga negara yang mengunggah foto-foto dengan pakaian minim di media sosial sering ditemui pada masyarakat modern. Nilai kebebasan berekspresi tersebut banyak dianut oleh orang-orang di negara demokratis dan liberal dan hal ini merupakan perilaku yang kurang tepat jika berada di Indonesia namun tetap memiliki batasnya agar tidak melanggar adat-adat ketimuran. Alasan warga negara melakukan hal ini adalah faktor anomie yaitu suatu keadaan di mana masyarakat kehilangan pegangan norma.

4. Berikan tahapan fase perkembangan moral berikut ini, fase heteronomous morality dan autonomous morality?
Jawab
Fase Heteronomous Morality (usia 5-10 tahun) Pada tahap ini, anak memandang aturan-aturan sebagai otoritas yang dimiliki oleh Tuhan, orang tua, dan guru tidak dapat dirubah. Dan aturan-aturan tersebut harus dipatuhi.
Fase Autonomous Morality (usia 10 tahun ke atas) Pada tahap ini, anak mulai menyadari bahwa dengan adanya moral maka anak tersebut dapat dinilai baik buruknya.

5. Mengapa nilai dan moral bangsa Indonesia itu penting, berikan alasannya?
Jawab
Karena dengan adanya nilai dan moral pada bangsa Indonesia, maka akan terangkatnya martabat bangsa Indonesia, meningkatnya kualitas hidup ke arah yang lebih baik, kehidupan berbangsa dan bernegara menjadi lebih aman, nyaman, dan sejahtera. Selain itu bangsa Indonesia bisa dikenal oleh bangsa lain karena sikap sopan dan keramahannya.
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Vera Puji Astuti Z 2053053032 -
Nama :Vera Puji Astuti Z
NPM :2053053032
izin menjawab pertanyaan.

1.      Menurut pendapat saya, faktor lingkungan sangat berpengaruh bagi tingkah laku dan moral seseorang, lingkungan disini bukan hanya lingkup teman-teman saja, namun lingkungan keluarga juga, karena lingkungan keluarga merupakan pilar utama. Jika lingkungan anak berada di lingkungan yang baik, maka akan berpengaruh baik pada perilaku dan moral anak, dan begitupun sebaliknya jika lingkungan tidak baik bagi pertumbuhan dan perkembangan anak maka akan berpengaruh buruk pada sikap dan moral anak. Manusia tidak bisa lepas secara mutlak dari pengaruh lingkungan, karena senantiasa lingkungan merupakan tempat berinteraksi dengan orang lain. Ada baiknya sebagai orang tua kita harus mencari tau dimana lingkungan yang baik bagi perkembangan moral dan sikap anak.

2.       pendidikan nilai merupakan usaha sadar yang terencana dalam proses pembelajaran yang membentuk etika, moral, dan budi pekerti peserta didik sebagai makhluk tuhan yang mempunyai keterampilan untuk diaplikasikan dalam dunia masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan nilai penting karena dengan pendidikan nilai maka akan terbentuk dan terciptanya nilai-nilai luhur dalam hehidupan manusia yang berhubungan dengan kebenaran dan kebaikan sehingga akan menjadi kebiasaan dalam bertindak dan berjalan dengan konsisten. Melaui pendidikan nilai maka akan terciptanya moral yang baik sehingga kehidupan sesama manusia berjalan tentram dan damai.

pendidikan moral adalah usaha sadar dalam proses pendidikan budi pekerti yang mengajarkan akhlak dan sikap yang baik maupun yang tidak baik. moral sanat penting bagi generasi bangsa, sepatutnya pendidikan moral ditanamankan sejak dini untuk membentuk moral yang baik saat anak beranjak remaja.

3.      Menurut pendapat saya, pendidikan nilai dan moral sepatutnya diajarkan tidak hanya di Indonesia, namun diseluruh Negara. Pendidikan nilai dan moral penting ditanamkan sejak dini untuk mempersiapkan moral dan sikap yang baik saat beranjak dewasa, karena moral sangat penting dalam kemajuan suatu Negara. Kemajuan Negara tergantung pada generasi muda, jika generasi muda tidak mempunyai moral dan sikap yang baik, bagaimana suatu Negara bisa maju?

 Mengapa masih banyak warga Negara yang melakukan penyimpangan nilai dan moral? Menurut pendapat saya, penyimpangan terjadi karena penanaman nilai dan moral hanya ditanamkan atau diajarkan disekolah saja, akan tetapi lingkungan tidak baik untuk perkembangan moral anak, atau sebaliknya. Bisa saja adanya penyimpangan karena tidak ada penanaman pendidikan moral dan nilai sejak dini, kebanyakan orang tua atau orang dewasa hanya tidak boleh melakukan sesuatu yang menyimpang namun tidak diberi penjelasan, hal itu akan membuat si anak bingung dan tidak paham yang pada akhirnya tidak ditanamkan pada diri sendiri.

Contoh penyimpangan moral dan nilai pada anak adalah, bentuk sopan santun kepada orang yang lebih dewasa. Sopan santun memang diajarkan oleh orang tua sejak dini, namun terkadang lingkungan yang tidak baik membuat anak bertindak tidak sopan kepada orang yang lebih dewasa, atau sebaliknya, orang tua hanya member tau anak harus bersikap sopan santun namun tanpa penjelasan agar si anak mengerti dan dapat menanamkan didalam diri mereka sendiri.

 Misalnya sopan santun tentang tidak berteriak ketika menjawab pertanyaan dari orang yang lebih dewasa, anak memang mempunyai emosi yang naik turun, namun ada baiknya orang tua memberi tau dan penjelasan bahwa hal tersebut tidak baik untuk dilakukan beserta akibatnya. Memberi penjelasan pun harus sesuai dengan umur si anak agar cepat sampai kepada si anak.

4. Menurut  John Piaget dalam teori perkembangan moral membagi menjadi dua tahap, yaitu: 

- Heteronomous Morality (usia 5 - 10 tahun) Pada tahap perkembangan moral ini, anak memandang aturan-aturan sebagai otoritas yang dimiliki oleh Tuhan, orang tua dan guru yang tidak dapat dirubah, dan harus dipatuhi dengan sebaik-baiknya. Dan -- -   - Autonomous Morality atau Morality of Cooperation (usia 10 tahun keatas) Moral tumbuh melalui kesadaran, bahwa orang dapat memilih pandangan yang berbeda terhadap tindakan moral. Pengalaman ini akan tumbuh menjadi dasar penilaian anak terhadap suatu tingkah laku. Dalam perkembangan selanjutnya, anak berusaha mengatasi konflik dengan cara-cara yang paling menguntungkan, dan mulai menggunakan standar keadilan terhadap orang lain. 

Jadi Piaget memiliki 2 tahap dalam perkembangan moralnya yaitu Heteronomous yang berarti moral itu tidak dapat diubah dan hanya dimiliki orang-orang yang lebih dewasa dari si anak, dan Autonomous yang berarti si anak mulai sadar dengan adanya moral maka anak tersebut dapat dinilai baik dan buruknya.

5.      Mengapa nilai dan moral bangsa Indonesia itu penting? menurut saya nilai dan moral sangat penting karena itu berkaitan dengan sikap, etika dan akhlak sesorang. Jika sikap, etika dan akhlak seseorang baik, pasti sumber daya manusia di suatu bangsa akan baik juga, begitupun sebaliknya jika sikap, etika dan akhlak generasi bangsa buruk maka akan berdampak pada sumber daya manusia yang akan menjadi buruk. kemajuan suatu bangsa terletak pada generasi muda, jika generasi muda tidak memiliki SDM yang bagus bagaimana bisa suatu bangsa bisa maju.


 

 


In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Komang Cittan Larasati Suradnya 2053053005 -

Nama: Komang Cittan Larasati Suradnya

NPM: 2053053005

1. Menurut pendapat saya, faktor lingkungan memang menjadi faktor yang paling menentukan tingkah laku moral seseorang. Dimana lingkungan akan menjadi tempat kita berinteraksi sosial sehingga sadar atau tidak, lingkungan akan memengaruhi cara kita bertingkah laku. Sebaik apapun tingkah laku moral yang ditanamkan sejak dini, akan tetap bisa dipengaruhi dan dirubah oleh lingkungan, walaupun pengaruhnya tidak dirasakan secara langsung oleh seseorang. Misalnya, seseorang yang sejak dini bertingkah laku moral yang baik, kemudian tinggal di lingkungan yang tidak baik, maka lambat laun ia akan terbiasa dan terpengaruh untuk bertingkah laku moral yang tidak baik pula. Begitupun sebaliknya, ketika seseorang yang memiliki tingkah laku moral yang buruk tinggal di lingkungan yang positif, maka lambat laun ia akan terbiasa dan ikut bertingkah laku moral yang baik seperti yang ada di lingkungannya.

2. Yang saya ketahui tentang pendidikan nilai, yaitu: pendidikan nilai adalah usaha sadar yang dilakukan untuk mengenalkan dan menanamkan nilai-nilai kebaikan serta benar salahnya suatu tindakan atau sikap pada peserta didik, serta membimbing mereka untuk menerapkan atau mengimplementasikannya nilai yang benar di dalam kehidupan sehari-hari. Tujuannya yaitu membentuk akhlak yang baik pada anak dan membiasakan mereka untuk bertindak dan mengamalkan nilai yang benar. Dan yang saya ketahui tentang pendidikan moral, yaitu pendidikan moral adalah usaha sadar yang dilakukan untuk mengajarkan dan mengenalkan baik buruknya perbuatan atau perilaku dalam masyarakat kepada peserta didik. Tujuannya yaitu agar anak mengetahui mana perbuatan yang baik dan buruk sehingga mereka dapat mempertimbangkan segala bentuk perbuatan sebelum berbuat dan membiasakan anak untuk cenderung berperilaku yang baik.

3.  Menurut saya, pendidikan nilai dan moral di Indonesia harus ditanamkan sejak dini karena membentuk perilaku nilai moral yang baik memerlukan proses yang cukup panjang. Pada usia sebelum sekolah, aspek kognitif dan emosi anak masih dalam tahap perkembangan dan anak usia dini masih memandang segala bentuk aturan dan perintah atau arahan dari orang tua maupun orang yang lebih dewasa darinya sebagai sesuatu hal yang mutlak dan harus dilakukan dengan sebaik-baiknya. Sehingga akan lebih mudah untuk mengarahkan, mengajarkan, membimbing, menanamkan, dan membiasakan perilaku moral yang baik pada anak usia dini. Dengan pembiasaan berperilaku moral yang baik sejak dini, maka diharapkan kebiasaan tersebut melekat pada diri anak hingga ia dewasa nanti.

Walaupun sudah diajarkan tentang pendidikan nilai dan moral sejak dini, masih banyak warga negara yang melakukan penyimpangan nilai dan moral. Penyimpangan yang terjadi biasanya disebabkan oleh kurangnya pembiasaan perilaku yang baik sejak dini. Selain itu, faktor lingkungan pergaulan juga dapat menyebabkan penyimpangan nilai dan moral terjadi. Semakin banyak interaksi seseorang dengan orang yang berperilaku menyimpang, maka orang tersebut akan semakin terbiasa dengan perilaku menyimpang dan mulai mengikutinya. Contohnya, seorang anak yang sering berkata kasar. Hal tersebut terjadi karena anak terpengaruh dengan lingkungan pergaulannya. Ia terbiasa mendengar teman-temannya berkata kasar, sehingga ia merasa hal tersebut adalah sesuatu yang biasa dan akhirnya meniru penyimpangan tersebut.

4. jawab: 

  • Fase heteronomous morality adalah fase yang biasanya terjadi pada anak usia <12 tahun, dimana anak-anak memandang orang tua dan orang yang lebih dewasa darinya, serta aturan sebagai sesuatu yang mutlak, tidak dapat dirubah dan harus dipatuhi dengan sebaik-baiknya. Mereka menganggap hukuman sebagai konsekuensi dari pelanggaran yang dilakukan, sehingga mereka akan berusaha berperilaku dengan sebaik-baiknya untuk menghindari hukuman. Contohnya, seorang anak mengerjakan dan mengumpulkan tugas yang diberikan oleh gurunya untuk menghindari hukuman.
  • Fase autonomous morality adalah fase yang terjadi pada anak usia >12 tahun, dimana mereka mulai menyadari bahwa aturan merupakan hasil kesepakatan bersama, yang dapat disesuaikan dan dapat berubah. Sehingga mereka mulai bisa menentukan dan mempertimbangkan baik buruknya perilaku dari niat dan tujuannya. Contohnya, seorang anak diberi pilihan yaitu memecahkan satu piring dengan sengaja atau memecahkan dua piring dengan tidak sengaja. Anak tersebut memilih memecahkan dua piring tanpa sengaja.

5.  Nilai dan moral bangsa Indonesia sangatlah penting karena apabila bangsa Indonesia tidak memiliki nilai dan moral sebagai pedoman bertingkah laku untuk masyarakat, maka bangsa Indonesia akan mudah mengalami perpecahan atau disintegrasi sebagai akibat dari tingkah laku atau perbuatan masyarakat yang tidak bermoral. Selain itu, dengan adanya nilai dan moral bangsa, maka masyarakat dapat menyaring dan membatasi diri dari pengaruh negatif budaya barat dan senantiasa berperilaku yang baik sesuai dengan pedoman nilai dan moral bangsa.

In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Shafa Mutiara Maharani -
Nama:Shafa Mutiara Maharani
Npm:2053053002
Kelas:3A
Mata Kuliah: Uts Pendidikan Nilai Dan Moral
1. Menurut pendapat kalian, benarkan faktor lingkungan lah yang paling menetukan tingkah laku moral seseorang, jika ia berikan pendapat mu?
Jawab:
Menurut pendapat saya benar,karena seseorang yang berada suatu lingkungan maka itu akan mempengaruhi prilakunya, karena ia terbiasa mendengar dan melihat apa yang orang orang disekitarnya melakukan hal hal itu, seseorang juga akan terpengaruh dengan keadaan yg ada dilingkungan itu, faktor teman jugalah yang kan mempengaruhi moral
Seseorang juga hidup bergantung pada lingkungan sekitar

2. Apa yang kalian ketahui tentang pendidikan nilai dan pendidikan moral?
Jawab:
pendidikan nilai moral adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh manusia (orang dewasa) yang terencana untuk memberikan kesem- patan kepada peserta didik (anak, generasi penerus) menanamkan ke- Tuhanan, nilai-nilai estetik dan etik, nilai baik dan buruk, benar dan salah, mengenai perbuatan, sikap dan kewajiban

3. Menurut pendapat mu, mengapa di Indonesia pendidikan nilai dan moral harus ditanamkan sejak usia dini? dan mengapa walaupun sudah diajarkan tentang pendidikan nilai dan moral sejak dini masih banyak warga negara yang melakukan penyimpangan Nilai dan Moral? berikan contoh dan alasanmu?
Jawab:
Karena Karakteristik moral positif tidak muncul secara spontan. Keterlibatan masyarakat juga sangat penting, mengingat masih banyak anak yang tidak diajarkan tentang etika dan kejujuran di rumah. Sayangnya lagi, masih banyak orangtua masih memberikan contoh negatif pada anak-anak. pada usia dini juga anak akan mudah menerima apa yang orang tua ajarkan maupun guru disekolah. Diajarkan pendidikan nilai dan moral supaya anak anak mempunyai karakter diri yang baik serta berperilaku yang baik sejak din
Contohnya seperti anak yang broken home dia akan memiliki sikap yang berbeda dari anak lainnya seperti lebih melatih mental anak tersebut dan jika anak tersebut tidak pandai dalam memilah suatu keadaan dia kan menjadi lebih ke arah negatif dan nerusan dirinya sendiri

4.Berikan tahapan fase perkembangan moral berikut ini, fase heteronomous morality dan autonomous morality?
Jawab:
Tahap heteronomous
Seseorang yang pada saat awal kehidupannya belum memiliki pendirian yang kuat dalam menentukan sikap dan perilaku atau dapat dikatakan bahwa dalam mnentukan pilihan keputusan sebuah perilaku masih dilandasi oleh anekaragam dan sering bertukarnya ketentuan dan kepentingan. Contoh : anak kecil jika ditanya pilih warna merah atau kuning . Maka antara jawaban pertama kedua dan seterusnya besar kemungkinan akan berbeda.
 Ø Heteronomous Morality
1. Merupakan tahap pertama perkembangan moral menurut teori Piaget yang terjadi kira-kira pada usia 4-7 tahun. Keadilan dan aturan-aturan dibayangkan sebagai sifat-sifat dunia yang tidak boleh berubah, yang lepas dari kendali manusia.
2. Pemikir Heteronomous menilai kebenaran atau kebaikan perilaku dengan mempertimbangkan akibat dari perilaku itu, bukan maksud dari pelaku.
3. Misal: memecahkan 12 gelas secara tidak sengaja lebih buruk daripada memecahkan 1 gelas dengan sengaja, ketika mencoba mencuri sepotong kue.
4. Pemikir Heteronomous yakin bahwa aturan tidak boleh berubah dan digugurkan oleh semua otoritas yang berkuasa.
5. Ketika Piaget menyarankan agar aturan diganti dengan aturan baru (dalam permainan kelereng), anak-anak kecil menolak. Mereka bersikeras bahwa aturan harus selalu sama dan tidak boleh diubah.
6. Meyakini keadilan yang immanen, yaitu konsep bahwa bila suatu aturan dilanggar, hukuman akan dikenakan segera.
7. Yakin bahwa pelanggaran dihubungkan secara otomatis dengan hukuman.

Tahap Autonomous
Seorang anak telah memiliki sikap dan perilaku moralitasnya yang tercermin dari dirinya dan telah didasari oleh pendiriannya sendiri. Contoh : anak yang menginginkan sebuah mainan dia akan tetap berusaha memainkan mainan tersebut meskipun harus antri menunggu giliran .
 Ø Autonomous Morality
1. Tahap kedua perkembangan moral menurut teori Piaget, yang diperlihatkan oleh anak-anak yang lebih tua (kira-kira usia 10 tahun atau lebih). Anak menjadi sadar bahwa aturan-aturan dan hukum-hukum diciptakan oleh manusia dan dalam menilai suatu tindakan, seseorang harus mempertimbangkan maksud-maksud pelaku dan juga akibat-akibatnya.
2. Bagi pemikir Autonomos, maksud pelaku dianggap sebagai yang terpenting.
3. Anak-anak yang lebih tua, yang merupakan pemikir Autonomos, dapat menerima perubahan dan mengakui bahwa aturan hanyalah masalah kenyamanan, perjanjian yang sudah disetujui secara sosial, tunduk pada perubahan menurut kesepakatan.
4. Menyadari bahwa hukuman ditengahi secara sosial dan hanya terjadi apabila seseorang yang relevan menyaksikan kesalahan sehingga hukuman pun menjadi tak terelakkan.

5. Mengapa nilai dan moral bangsa Indonesia itu penting, berikan alasannya?
Jawab:
Karena, nilai dan moral bagi seseorang akan menentukan karakter dalam kepribadian dan akan menentukan bagaimana kedepannya untuk lebih baik dalam bangsa Indonesia
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Vinsensius Asto Adi Pranata 2053053017 -
Nama : Vinsensius Asto Adi Pranata
Npm : 2053053017

1. Menurut pendapat kalian, benarkan faktor lingkungan lah yang paling menetukan tingkah laku moral seseorang, jika ia berikan pendapat mu?
Jawaban : menurut saya hal tersebut sangat benar, factor lingkungan yang dapat nenentukan tingkah laku dan moral seseorang baik lingkingan keluarga, lingkungan bemain, lingkungan sekolah, semuanya sangat bepengaruh dalam menentukan tingkah laku.

2. Apa yang kalian ketahui tentang pendidikan nilai dan pendidikan moral?
Jawaban : suatu pendidikan yang berkaitan dengan nilai-nilai dan etika yang belaku didalam lingkungan masyarakat yang fungsinya untuk mengajarkan tingkah laku dan moralitas yang baik.

3. Menurut pendapat mu, mengapa di Indonesia pendidikan nilai dan moral harus ditanamkan sejak usia dini? dan mengapa walaupun sudah diajarkan tentang pendidikan nilai dan moral sejak dini masih banyak warga negara yang melakukan penyimpangan Nilai dan Moral? berikan contoh dan alasanmu?

Jawaban : Di Indonesia pendidikan nilai dan moral diajarkan sejak dini karena diharapkan mampu membentuk siswa yang mampu membedakan baik buruk, benar salah, sehingga anak dapat menerapkan kehidupannya dengan baik dan menjadi manusia yang berkualitas untuk membangun bangsa dimasa mendatang.
Contoh yang paling sederhana adalah etika sopan santun seperti memakai pakaian yang ketat, rok pendek, dll. Semakin banyaknya budaya dari luar yang masuk ke Indonesia banyak kemerosotan didalam etika dan sopan satun generasi bangsa. Penyimpangan yang seperti ini akan membuat nilai dan moral generasi bangsa akan semakin menurun.

4. Berikan tahapan fase perkembangan moral berikut ini, fase heteronomous morality dan autonomous morality?
Jawaban :
a) Heteronomous Morality (usia 5 - 10 tahun) Pada tahap perkembangan moral ini, anak memandang aturan-aturan sebagai otoritas yang dimiliki oleh Tuhan, orang tua dan guru yang tidak dapat dirubah, dan harus dipatuhi dengan sebaik-baiknya.
b) Sedangkan Autonomous Morality atau Morality of Cooperation (usia 10 tahun keatas) Moral tumbuh melalui kesadaran, bahwa orang dapat memilih pandangan yang berbeda terhadap tindakan moral. Pengalaman ini akan tumbuh menjadi dasar penilaian anak terhadap suatu tingkah laku. Dalam perkembangan selanjutnya, anak berusaha mengatasi konflik dengan cara-cara yang paling menguntungkan, dan mulai menggunakan standar keadilan terhadap orang lain.

5. Mengapa nilai dan moral bangsa Indonesia itu penting, berikan alasannya?
Jawaban : pendidikan nilai dan moral bangasa Indonesia sangat penting, karena nilai dan moral sangat berpengaruh bagi kehidupan bangsa, penting juga diajarkan kepada anak sejak dini supaya membentuk calon generasi bangsa yang unggul dan beintegritas.
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Destiana Puanda Ashari -
Nama : Destiana Puanda Ashari
Npm : 2053053021
Kelas : 3A
MK : Pendidikan Nilai Moral
UTS
1. Menurut pendapat kalian, benarkan faktor lingkungan lah yang paling menetukan tingkah laku moral seseorang, jika ia berikan pendapat mu?
Jawab :
Menurut pendapat saya, faktor lingkungan sangat berpengaruh bagi tingkah laku dan moral seseorang, lingkungan disini bukan hanya lingkup teman-teman saja, namun lingkungan keluarga juga, karena lingkungan keluarga merupakan pilar utama. Jika lingkungan anak berada di lingkungan yang baik, maka akan berpengaruh baik pada perilaku dan moral anak, dan begitupun sebaliknya jika lingkungan tidak baik bagi pertumbuhan dan perkembangan anak maka akan berpengaruh buruk pada sikap dan moral anak. Manusia tidak bisa lepas secara mutlak dari pengaruh lingkungan, karena senantiasa lingkungan merupakan tempat berinteraksi dengan orang lain. Ada baiknya sebagai orang tua kita harus mencari tau dimana lingkungan yang baik bagi perkembangan moral dan sikap anak.

2. Apa yang kalian ketahui tentang pendidikan nilai dan pendidikan moral?
Jawab :
Pendidikan nilai merupakan suatu upaya pembelajaran kepada peserta didik, untuk memahami dan mengenal, menanamkan dan melestarikan, menyerap dan merealisasikan nilai-nilai luhur dalam kehidupan manusia, yang berhubungan dengan kebenaran, kebaikan, dan keindahan dalam pembiasaan bertindak yang konsisten dengan tuntutan nilai. Pendidikan nilai penting karena dengan pendidikan nilai maka akan terbentuk dan terciptanya nilai-nilai luhur dalam hehidupan manusia yang berhubungan dengan kebenaran dan kebaikan sehingga akan menjadi kebiasaan dalam bertindak dan berjalan dengan konsisten. Melaui pendidikan nilai maka akan terciptanya moral yang baik sehingga kehidupan sesama manusia berjalan tentram dan damai.

Pendidikan moral adalah suatu upaya untuk memperkenalkan dan melatih peserta didik mengenai perilaku yang mulia dan perilaku yang tercela. Pendidikan moral penting karena dengan pendidikan moral, anak mampu memiliki pertahanan diri dalam menghindari hal-hal negative yang mungkin terjadi dalam perjalanan hidupnya. Selain itu, yang terpenting pendidikan moral bagi anak adalah untuk menumbuhkan nilai-nilai moral yang baik pada diri anak, agar ia secara mandiri mampu memilah mana yang positif dan mana yang negative untuk dirinya. Tanpa perlu pengawasan dan bimbingan dari orang tua atau pihak lain dikemudian hari, anak diharapkan mampu menentukan segala tindakannya dalam batasan positif. Apabila pendidikan nilai dan moral sudah berjalan dengan baik, maka dengan sendirinya kasus-kasus yang meresahkan masyarakat akan hilang. Semua itu tak luput dari peran dan kerja sama antara orang tua, pendidik, dan masyarakat dalam menciptakan pendidikan nilai dan moral.

3. Menurut pendapat mu, mengapa di Indonesia pendidikan nilai dan moral harus ditanamkan sejak usia dini? dan mengapa walaupun sudah diajarkan tentang pendidikan nilai dan moral sejak dini masih banyak warga negara yang melakukan penyimpangan Nilai dan Moral? berikan contoh dan alasanmu?
Jawab :
Karena usia dini merupakan usia yang sangat penting untuk dilakukan penanaman nilai moral. Pada usia prasekolah ( > 6 th ) aspek emosi dan kognitif anak masih dalam masa perkembangan. ketika anak mencapai usia tertentu, kedua aspek emosi tersebut akan terbentuk secara matang. Pembentukan perilaku moral tersebut secara sengaja harus dikenalkan dan ditanamkan sejak usia dini. Pendidikan moral bertujuan membina terbentuknya perilaku moral yang baik bagi setiap orang. Pendidikan moral bukan hanya sekedar memahami tentang aturan benar atau salah, mengetahui ketentuan baik atau buruk, tetapi harus benar-benar meningkatkan perilaku moral seseorang. Berhasil tidaknya proses pembentukan perilaku moral pada seseorang, salah satu faktor yang sangat menentukan yaitu tergantung kepada efektif tidaknya upaya penanaman nilai moral kepada orang tersebut ketika masa usia dini.

Melekatkan moral yang baik pada anak tidak cukup mendidiknya sekali atau dua kali. Tetapi harus membiasakan anak dalam kesehariannya. Karena jika sudah terbiasa seperti itu, maka hal itu akan melekat pada diri anak sampai dia dewasa nanti.
Mengapa masih banyak warga Negara yang melakukan penyimpangan nilai dan moral? Menurut pendapat saya, penyimpangan terjadi karena penanaman nilai dan moral hanya ditanamkan atau diajarkan disekolah saja, akan tetapi lingkungan tidak baik untuk perkembangan moral anak, atau sebaliknya. Bisa saja adanya penyimpangan karena tidak ada penanaman pendidikan moral dan nilai sejak dini, kebanyakan orang tua atau orang dewasa hanya tidak boleh melakukan sesuatu yang menyimpang namun tidak diberi penjelasan, hal itu akan membuat si anak bingung dan tidak paham yang pada akhirnya tidak ditanamkan pada diri sendiri.

Contohnya :
Penyimpangan kelompok
Contoh : Perkelahian antar gang atau antar kelompok siswa, perampokan, pemberontakan sekelompok rakyat terhadap pemerintahnya, aktivitas perdagangan obat-obat terlarang, prostitusi, penonton sepak bola atau musik yang mengamuk, dan sebagainya.

4. Berikan tahapan fase perkembangan moral berikut ini, fase heteronomous morality dan autonomous morality?
Jawab :
1) Heteronomous Morality
Merupakan tahap pertama perkembangan moral menurut teori Piaget yang terjadi kira-kira pada usia 4-7 tahun. Keadilan dan aturan-aturan dibayangkan sebagai sifat-sifat dunia yang tidak boleh berubah, yang lepas dari kendali manusia. Pemikir Heteronomous menilai kebenaran atau kebaikan perilaku dengan mempertimbangkan akibat dari perilaku itu, bukan maksud dari pelaku. Misalnya, memecahkan 12 gelas secara tidak sengaja lebih buruk daripada memecahkan 1 gelas dengan sengaja, ketika mencoba mencuri sepotong kue. Pemikir Heteronomous yakin bahwa aturan tidak boleh berubah dan digugurkan oleh semua otoritas yang berkuasa. Ketika Piaget menyarankan agar aturan diganti dengan aturan baru (dalam permainan kelereng), anak-anak kecil menolak. Mereka bersikeras bahwa aturan harus selalu sama dan tidak boleh diubah. Meyakini keadilan yang immanen, yaitu konsep bahwa bila suatu aturan dilanggar, hukuman akan dikenakan segera. Yakin bahwa pelanggaran dihubungkan secara otomatis dengan hukuman.

2) Autonomous Morality
Tahap kedua perkembangan moral menurut teori Piaget, yang diperlihatkan oleh anak-anak yang lebih tua (kira-kira usia 10 tahun atau lebih). Anak menjadi sadar bahwa aturan-aturan dan hukum-hukum diciptakan oleh manusia, dan dalam menilai suatu tindakan seseorang harus mempertimbangkan maksud-maksud pelaku dan juga akibat-akibatnya. Dalam berkembang anak juga menjadi lebih pintar dalam berpikir tentang persoalan sosial, terutama tentang kemungkinan-kemungkinan dan kerjasama. Pemahaman sosial ini diyakini Piaget terjadi melalui relasi dengan teman sebaya yang saling memberi dan menerima. Dalam kelompok teman sebaya, setiap anggota memiliki kekuasaan dan status yang sama, merencanakan sesuatu dengan merundingkannya, ketidaksetujuan diungkapkan dan pada akhirnya disepakati. Relasi antara orangtua dan anak, orangtua memiliki kekuasaan, sementara anak tidak, tampaknya kurang mengembangkan pemikiran moral, karena aturan selalu diteruskan dengan cara otoriter.

5. Mengapa nilai dan moral bangsa Indonesia itu penting, berikan alasannya?
Jawab :
Pendidikan nilai dan moral sangat penting ditanamkan bagi bangsa Indonesia. Alasanya supaya dapat menjadikan para generasi penerus bangsa dapat mengangkat martabat bangsa dan negara, meningkatkan kualitas diri dan hidup mereka untuk dapat menjalani kehidupan yang lebih baik dan terarah, dan sejahtera. Hal tersebut membuat pentingnya kita memiliki dasar negara dan ideologi yang kuat dan disusun dengan seksama dan tetap memperhatikan nilai dan moral yang berlaku dalam bangsa Indonesia. Selain itu, norma – norma yang terkandung dalam Pancasila dapat kita gunakan dalam dasar kehidupan bangsa agar tidak mudah timbul perpecahan .
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Herma Handani -
Assalamualaikum bu izin menjawab soal UTS
Nama : HERMA HANDANI
Npm : 2053053029
Kelas : 3A
Prodi : PGSD

1. Menurut saya Kepribadian merupakan karakteristik seseorang yang membedakan satu orang dengan orang lain. Kepribadian meliputi karakteristik cara berpikir, berperilaku dan perasaan (mental emosional) orang tersebut.
Penelitian mengatakan bahwa kepribadian dibentuk dari berbagai macam faktor baik genetik maupun lingkungan. Kita bisa melihat adanya perbedaan karakter kepribadian antara satu orang dengan orang yang lain walaupun orang tersebut lahir dari ibu dan tinggal di keluarga yang sama.Kepribadian mencapai kematangan pada usia 18 tahun secara teoritis, artinya setelah usia ini kepribadian dasar tidak akan banyak berubah kecuali dengan suatu terapi yang intensif dan ada kesadaran dari orang tersebut.Lingkungan tentunya akan mempengaruhi karakteristik kepribadian juga. Itulah mengapa disarankan kita mendapatkan untuk mengambil sesuatu yang positif di lingkungan kita, lingkungan kita juga mempunyai pengaruh dalam perkembangan kepribadian kita ke depannya.

2. pendidikan nilai merupakan usaha sadar yang terencana dalam proses pembelajaran yang membentuk etika, moral, dan budi pekerti peserta didik sebagai makhluk tuhan yang mempunyai keterampilan untuk diaplikasikan dalam dunia masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan moral itu sejatinya adalah proses pembelajaran yang dengannya peserta didik mampu memahami diri mereka sendiri, dan dunia yang ada di sekitarnya. Moralitas adalah pengetahuan tentang bagaimana berperilaku dalam kehidupan ini, baik dalam konteks lokus maupun tempus tertentu.


3. Pendidikan moral perlu ditanamkan kepada anak sejak usia dini, sebab usia dini
merupakan saat yang baik untuk mengembangkan kecerdasan moral anak. Dari
pendapat di atas, moral dimaksudkan masih sebagai seperangkat ide, nilai, ajaran,
prinsip, atau norma. Akan tetapi lebih konkret dari itu, moral juga sering dimaksudkan
sudah berupa tingkah laku, perbuatan, sikap atau karakter yang didasarkan pada ajaran nilai, prinsip atau norma.Pendidikan moral juga dapat diartikan sebagai suatu konsep kebaikan
(konsep yang bermoral) yang diberikan atau diajarkan kepada peserta didik (generasi
muda dan masyarakat) untuk membentuk budi pekerti luhur, berakhlak mulia dan
berperilaku terpuji seperti terdapat dalam, Pancasila dan UUD 1945.kerusakan moral di masyarakat. Pada tingkat elit, rusaknya moral bangsa ditandai dengan maraknya praktik Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Sementara, pada tingkat bawah (rakyat), ditunjukkan dengan merajalelanya berbagai tindakan kejahatan ditengah-tengah masyarakat, seperti penipuan, pencurian, penjambretan, permpokan, perkosaan maupun pembunuhan. Sedangkan di kalangan pelajar ditandai dengan maraknya seks bebas, penyalahgunaan narkoba, penyebaran foto dan video porno, serta tawuran.Ketika zaman telah bertransformasi menjadi sebuah era komunikasi dan informasi yang begitu bebas dan terbuka, maka diperlukan sebuah tatanan nilai yang baik. Salah satunya dengan menerapkan pendidikan pancasila dan pendidikan karakter yang diterapkan dalam lingkungan keluarga. Pancasila sebagai ideologi bangsa ini seharusnya akan menjiwai setiap tingkah laku warganya. Namun hal sebaliknya cenderung terjadi, seperti ketika kita berselancar di media sosial, seolah terjadi ambivalensi antara gambaran masyarakat tentang orang indonesia dan kenyataan di dunia maya. Hal ini dapat dilihat dari begitu banyaknya ujaran kebencinya (hate speech) yang begitu mudah ditulis oleh pengguna media sosial.

4. Heteronomous Morality pada usia 5 - 10 tahun Pada tahap perkembangan moral ini, anak memandang aturan-aturan sebagai otoritas yang dimiliki oleh Tuhan, orang tua dan guru yang tidak dapat dirubah, dan harus dipatuhi dengan baik.
Sedangkan Autonomous Morality atau Morality of Cooperationpada usia 10 tahun keatas merupakan Moral tumbuh melalui kesadaran, bahwa orang dapat memilih pandangan yang berbeda terhadap tindakan moral. Pengalaman ini akan tumbuh menjadi dasar penilaian anak terhadap suatu tingkah laku. Dalam perkembangan setelah itu anak berusaha mengatasi konflik dengan cara-cara yang paling menguntungkan, dan mulai menggunakan standar keadilan terhadap orang lain.

5. karena Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa Indonesia mempunyai nilai nilai yang wajib diterapkan dalam kehidupan sehari – hari.Kandungan dari sila – sila Pancasila secara garis besar terbagi atas beberapa tingkatan yang pertama adalah nilai dasar , instrumental dan praktis . Pancasila juga mengandung nilai moral dan norma yang harus diterima oleh seluruh warga negara karena hal tersebut menjadi landasan bagi kehidupan bersama di Indonesia.Meskipun Pancasila terdiri dari lima sila berbeda tetapi semua saling melengkapi dan menjadikan Pancasila sebagai satu kesatuan yang utuh untuk jadi pedoman kehidupan Bersama di Indonesia.Alasan Pancasila sangat dibutuhkan karena kita memiliki banyak sekali suku , budaya , agama dan juga secara demografis kondisi wilayah Indonesia sangat besar dan terdiri dari pulau – pulau yang dipisahkan oleh laut yang sangat luas , ini bisa membuat Indonesia sangat cepat berkembang tetapi juga dapat membuat kehidupan di Indonesia menjadi banyak pandangan sehingga dapat menimbulkan perpecahan.
Oleh karena itu norma – norma yang terkandung dalam Pancasila dapat kita gunakan dalam dasar kehidupan bangsa agar tidak mudah timbuil perpecahan .
Pendidikan nilai moral mengajarkan kita untuk saling menghargai dan menghormati, mengajarkan kejujuran, disiplin, dan beretika terhadap orang-orang dilingkungan sekitar.
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Laras Putria -
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh izin menjawab soal UTS Nama : Laras Putria NPM : 2053053007 Kelas : 3 A 1. Iya, karena secara tidak langsung kebiasaan yang ada di lingkungan sekitar sangat mempengaruhi perubahan moral seseorang. Tingkah laku yang terkendali disebabkan oleh adanya control dari masyarakat itu sendiri yang mempunyai sanksi-sanksi tersendiri untuk pelanggar-pelanggarnya. Itulah sebabnya kita harus pandai memilih teman. Kita boleh berteman dan bermasyarakat dengan siapapun, tetapi kita juga pandai untuk membedakan mana yang baik dan mana yang bukan. 2. Pendidikan nilai adalah usaha sadar yang terencana dalam proses pembelajran yang membentuk etika, moral, dan budi pekerti peserta didik sebagai makhluk tuhan yang mempunyai keterampilan untuk diaplikasikan dalam dunia masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan moral adalah usaha nyata dalam membentuk moralitas peserta didik menjadi generasi bangsa yang bermoral dan bermanusiawi baik. 3. Karena agar menumbuhkan kualitas generasi Indonesia yang memiliki moral yang baik. Supaya Indonesia tidak kekurangan manusia yang bermoral. Namun banyak sekali pengaruh – pengaruh yang menjadikan anak rusak moralnya. Penyimpangan moral terjadi karena adanya kebiasaan- kebiasaan buruk yang mempengaruhi rusaknya moral anak. Faktor genetik dan faktor lingkungan yang sangat memdukungnya kerusakan moral anak walaupun sudah diajarkan tentang pendidikan moral sejak dini jika lingkungannya jelek mana anak itu lambat laun akan ikut menyimpang. Contohnya sering bertengkar dengan orang lain maupun orang tuanya. Hal ini terjadi karena kurangnya perhatian orang tua terhadap anak. 4. Fase heteronomous morality a. Merupakan tahap perkembangan moral yang terjadi sekitar usia 4-7 tahun. b. Keadilan dan aturan dibayangkan/dinilai sebagai: Sesuatu yang ada di dunia yang tidak bisa berubah dan Sesuatu yang ada di dunia yang tidak bisa dihilangkan/ dikendalikan oleh orang. Menilai perilaku itu benar/baik dengan : Mempertimbangkan hanya akibat yang ditimbulkan perilaku. Tidak mempertimbangkan niat dari si pelaku. Contoh: memecahkan gelas 1 dengan sengaja dan memecahkan gelas 12 karena enggak sengaja, maka yang baik adalah yang memecahkan satu. Ciri Orang yang berpikir secara Heteronomous : Menilai baik atau benarnya perilaku hanya dengan mempertimbangkan akibat yang ditimbulkan oleh perilaku tertentu, dan tidak mempertimbangkan niat atau tujuan dari si pelaku. Fase autonomous morality a. Merupakan tahap perkembangan moral yang terjadi sekitar usia 10 tahun keatas. b. Anak menjadi sadar bahwa aturan dan hokum diciptakan oleh manusia dan menilai suatu tindakan seseorang harus memperhatikan maksud pelaku dan juga akibatnya. 5. Karena, nilai dan moral bangsa Indonesia menentukan kualitas penerus bangsa kedepannya. Pendidikan moral sangat banyak mengajarkan hal – hal yang positif contohnya saling menghargai dan menghormati, kejujuran, disiplin dan beretika yang baik terhadap siapapun.
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Miranda citra Haryani 2053053023 -
Nama : Miranda Citra Haryani
Npm : 2053053023
Kelas : 3A
Prodi : PGSD

1. menurut pendapat saya iya, Karena dari lingkungan lah kebiasaan anak akan mulai terbentuk, mulai dari kebiasaan mereka sehari hari, cara mereka berbicara, dan sebagainya. Jika anak berada pada lingkungan yang baik maka anak akan mendapatkan kebiasaan yang baik begitupun juga sebaliknya jika anak berada pada lingkungan yang buruk maka yang terjadi ialah anak akan mengikuti kebiasaan buruk tersebut.

2. - Pendidikan nilai merupakan salah satu kebutuhan manusia setelah berada dan hidup di dunia ini.Pendidikan pada dasarnya akan menumbuhkan nilai pada diri seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Nilai seseorang akan tampak ketika berbuat disaat ia sadar dan berada pada tempat manusia beraktifitas.

- Pendidikan moral adalah pendidikan yang di dasarkan dengan kedisiplinan dan kesopanan ajaran tentang baik buruk yg diterima umum mengenai akhlak dan budi pekerti.

3. Pendidikan nilai dan moral harus ditanamkan sejak dini karena akan mempengaruhi attitude seseorang pada saat ia tumbuh menjadi dewasa, jika sejak dini sudah ditumbuhkan nilai dan moral kelak akan menjadi pribadi yang baik bertanggung jawab sopan dan digemari banyak orang.
dan mengapa walaupun sudah di ajarkan tentang pendidikan nilai dan moral sejak dini masih banyak warga negara yang melakukan penyimpangan, salah satu faktor terjadinya hal tersebut adalah pengaruh lingkungan yang buruk, atau didikan orang tua yang kurang disiplin dan kurang memperhatikan anak dan kurang memberi contoh yang baik kepada anak disaat ia masih diusia muda sehingga banyak perilaku yang masih menyimpang tidak sesuai dengan nilai dan moral.
contih penyimpangan nilai dan moral adalah :
Bullying
Kasus pembullyan seringkali terjadi terhadap anak-anak dibawah umur dan pelakunya juga banyak yang masih dibawah umur.

4. - Heteronomous Morality (usia 5 - 10 tahun) Pada tahap perkembangan moral ini, anak memandang aturan-aturan sebagai otoritas yang dimiliki oleh Tuhan, orang tua dan guru yang tidak dapat dirubah, dan harus dipatuhi dengan sebaik-baiknya.

- Autonomous Morality atau Morality of Cooperation (usia 10 tahun keatas) Moral tumbuh melalui kesadaran, bahwa orang dapat memilih pandangan yang berbeda terhadap tindakan moral. anak berusaha mengatasi konflik dengan cara-cara yang paling menguntungkan, dan mulai menggunakan standar keadilan terhadap orang lain.

5. Alasan mengapa kita harus menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari adalah karena Pancasila merupakan DASAR NEGARA yang menjadi sumber nilai dan moral dalam berperilaku baik bagi masyarakat Indonesia juga bagi pemerintah dalam menjalankan kewenangannya menyelenggarakan kehidupan berbangsa dan bernegara. Dan lanjutan
Pendidikan moral sangat penting dimiliki oleh generasi Indonesia. Untuk menjadikan generasi bangsa yang berkualitas dan memiliki perilaku yang baik maka sangat penting di butuhkannya pendidikan moral sejak dini.
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Nurulita Kurniasih 2053053006 -
NAMA : NURULITA KURNIASIH
NPM : 2053053006
JAWABAN :
1. Menurut saya faktor lingkungan memang menentukan tingkah laku moral seseorang akan tetapi yang pertama kali menetukan sifat dan tingkah laku seseorang adalah dari faktor keturunan atau hereditas. Jika orang tua memiliki tingkah laku moral yang buruk, maka besar kemungkinan sang anak akan mewarisi tingkah laku moral tersebut. Lalu setelah itu barulah faktor lingkungan menjadi faktor yang juga berpengaruh besar terhadap perkembangan moral seseorang, baik dari lingkungan keluarga, sekolah, kelompok bermain, dan juga masyarakat sekitar.
2. Pendidikan Nilai adalah pendidikan yang mengajarkan pengetahuan berdasarkan sudut pandang moral yang meliputi etika dan norma-norma yang meliputi estetika, yaitu menilai objek dari sudut pandang keindahan dan selera pribadi, serta etika yaitu menilai benar/salahnya dalam hubungan antar pribadi berdasarkan nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat.
Sedangkan pendidikan moral adalah pendidikan etik, pendidikan budi pekerti, pendidikan nilai (value education) atau pendidikan afektif. Jika pendidikan nilai berhubungan dengan baik buruknya etika berdasarkan nilai atau pandangan suatu masyarakat, maka pendidikan moral akan berhubungan dengan budi pekerti, akhlak, tingkah laku, serta kepribadian seseorang.
3. Pendidikan nilai dan moral harus ditanamkan sejak usia dini bertujuan untuk menanamkan karakter baik kepada anak yang diharapkan pada tahap perkembangan selanjutnya anak akan mampu membedakan baik buruk, benar salah, sehingga ia dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari terutama di era globalisasi dimana budaya asing yang tidak sesuai dengan nilai dan moral bangsa Indonesia dapat masuk dari mana saja. Selain itu juga akan berpengaruh pada mudah tidaknya anak diterima oleh masyarakat sekitarnya dalam hal bersosialisasi. Menurut saya masih banyak warga negara yang melakukan penyimpangan Nilai dan Moral meskipun telah dilakukan penanaman sejak didni adalah berhubungan dengan faktor lingkungan sekitar. Mungkin saja dalam lingkungan keluarga telah melakukan penanaman nilai dan moral dengan baik akan tetapi seorang manusia akan terus bersosialisasi dengan manusia-manusia lain disekitarnya, jika lingkungan sekitarnya memiliki nilai dan moral yang buruk maka akan berpengaruh juga terhadap anak tersebut. Contohnya, seorang anak yang mendapatkan pendidikan nilai dan moral yang baik dari keluarganya kemudian sering bermain dengan anak-anak yang penanaman pendidikan nilai dan moralnya tidak maksimal sehingga memiliki tingkah laku yang menyimpang maka suatu saat anak yang telah mendapatkan pendidikan nilai dan moral tersebut akan ikut terseret prilaku menyimpang yang serupa.
4. Fase pertama adalah Heteronomous Morality, ialah tahap pertama perkembangan moral yang terjadi pada anak di umur sekitar 4 s/d 7 tahun. Pada fase ini, keadilan dan aturan-aturan dibayangkan sebagai sifat-sifat dunia yang tidak boleh berubah yang lepas dari kendali manusia. Anak-anak yag berada pada fase pertama yaitu Heteronomous Morality, berfikir bahwa aturan tidak boleh diubah dan digugurkan oleh semua otoritas yang berkuasa.
Fase kedua adalah Autonomous Morality, ialah tahap kedua perkembangan moral yang diperlihatkan oleh anak-anak yang lebih tua (sekitar umur 10 s/d lebih). Anak menjadi sadar bahwa aturan-aturan dan hukum-hukum diciptakan oleh manusia dan dalam menilai suatu tindakan seseroang harus mempertimbangkan maksud-maksud pelaku dan juga akibat-akibatnya. Anak-anak berusia 7 s/d 10 tahun berada dalam masa transisi yang berada pada kedua fase tersebut. pada fase ini juga mereka sudah dapat menerima perubahan dan mengakui bahwa aturan-aturan hanyalah masalah kenyamanan, perjanjian-perjajian yang sudah disetujui secara sosial, dan tunduk pada peraturan-peraturan menurut kesepakatan.
5. penanaman nilai dan moral pada bangsa Indonesia itu penting karena di era globalisasi ini banyak kita temukan budaya-budaya asing baik dalam sosial media, media masa, maupun dalam kehidupan sehari-hari yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. sehingga kita sebagai generasi penerus bangsa perlu adanya penanaman nilai dan moral secara maksimal agar budaya timur, serta nilai dan moral yang telah diwariskan secara turun temurun dan kita miliki saat ini tidak tergerus peradaban yang semakin modern ini.
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Alifiya Prabita Rahayu 2053053008 -
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, izin menjawab soal UTS
Nama : Alifiya Prabita Rahayu
Npm : 2053053008
Kelas : 3 A
Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
1. Menurut saya iya, karena pada dasarnya lingkungan dan pergaulan teman lah yang menjadi pengaruh besar bagi terbentuknya moral anak. Dengan begitu sikap orang pun sudah terlihat minim moral. Dengan begitu moral anak bisa terbentuk bagus secara perlahan lahan dibantu juga dengan didikan orang tua.
2. Pendidikan nilai adalah suatu usaha bersama untuk menciptakan sebuah lingkungan pendidikan yang baik dan berkualitas. Sedangkan, yang dimaksud pendidikan moral digunakan untuk menjelaskan isu-isu etika di ruang kelas dan sekolah. Dalam pendidikan moral juga, peserta didik dilatih untuk memiliki dan menerapkan perilaku terpuji dan meninggalkan perilaku yang tercela.
3. Pendidikan moral anak sejak dini itu sangat penting. Mengapa pendidikan moral sejak dini sangat penting?
Pendidikan moral bertujuan sangat mulia yaitu untuk membentuk anak negeri sebagai individu yang beragama, memiliki rasa kemanusiaan/tenggang rasa demi persatuan menjunjung tinggi nilai-nilai musyawarah untuk kerakyatan serta keadilan hakiki. Moral adalah ajaran baik atau buruknya perbuatan dan perilaku atau akhlaq yang dimiliki seseorang.
Tetapi bukan tidak mungkin seseorang yang masih melakukan perilaku yang menyimpang dari norma dan kebiasaan yang berlaku. Hal itu dikarenakan pergaulan di lingkungan yang salah bagi mereka. Misalnya, seorang pecandu narkoba. Selain itu, seseorang dapat menjadi seorang pecandu narkoba karena ia berada dalam lingkungan yang salah, yaitu lingkungan pecandu narkoba.
4. Heteronomous Morality (usia 5 - 10 tahun) Pada tahap perkembangan moral ini, anak memandang aturan-aturan sebagai otoritas yang dimiliki oleh Tuhan, orang tua dan guru yang tidak dapat dirubah, dan harus dipatuhi dengan sebaik-baiknya.
Autonomous Morality atau Morality of Cooperation (usia 10 tahun keatas) Moral tumbuh melalui kesadaran, bahwa orang dapat memilih pandangan yang berbeda terhadap tindakan moral. anak berusaha mengatasi konflik dengan cara-cara yang paling menguntungkan, dan mulai menggunakan standar keadilan terhadap orang lain.
5. pendiikan nilai dan moral sangatlah penting, mengingat banyaknya kasus kenakalan remaja yang sering kita jumpai di berita maka dari itu orang tua harus selalu memberi nasihat dan ilmu agama kepada anak-anaknya, agar dapat menjadi generasi penerus yang bermoral, menjadi acuan bagi banyak orang.
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by NURHIDAYATI 2053053039 -
Nama : NURHIDAYATI
NPM : 2053053039
JAWABAN
1. Menurut pendapat saya benar, karena lingkungan berpengaruh untuk mengubah sifat dan perilaku individu, lingkungan dapat merupakan lawan atau tantangan bagi setiap individu untuk mengatasinya. manusia dan lingkungan merupakan dua faktor yang terus berinteraksi dan saling memperngaruhi, perilaku manusia bisa merubah lingkungan, begitupun sebaliknya lingkungan sangat berpengaruh terhadap bagaimana menusia berperilaku.
2. Pendidikan nilai merupakan usaha sadar yang terencana dalam proses pembelajaran yang membentuk etika, moral, dan budi pekerti peserta didik sebagai makhluk tuhan yang mempunyai keterampilan untuk diaplikasikan dalam dunia masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan moral adalah usaha nyata dalam membentuk moralitas anak didik menjadi generasi bangsa yang takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan bermoral.
3. Pendidikan moral harus diterapkan sejak dini karena pada usia dini sangat menentukan kemampuan anak dalam mengembangkan kecerdasan moral anak. Meskipun sudah di terapkan nilai dan moral sejak dini masih banyak anak yang melakukan penyimpangan moral karena, penyimpangan moral dapat terjadi karena pengaruh lingkungan. Misalnya, seorang pecandu narkoba. Seseorang dapat menjadi seorang pecandu narkoba karena ia berada dalam lingkungan yang salah, yaitu lingkungan pecandu narkoba. Hal inilah yang membuat seseorang masih melakukan perilaku menyimpang meskipun sedari kecil ia diajarkan pendidikan nilai dan moral.
4. 1) Tahap heteronomous, seseorang yang pada saat awal kehidupannya belum memiliki pendirian yang kuat dalam menentukan sikap dan perilaku atau dapat dikatakan bahwa dalam mnentukan pilihan keputusan sebuah perilaku masih dilandasi oleh anekaragam dan sering bertukarnya ketentuan dan kepentingan. Contohnya adalah anak kecil jika ditanya pilih warna merah atau kuning . Maka antara jawaban pertama kedua dan seterusnya besar kemungkinan akan berbeda.
2) Tahap Autonomous seorang anak telah memiliki sikap dan perilaku moralitasnya yang tercermin dari dirinya dan telah didasari oleh pendiriannya sendiri. Contohnya adalah anak yang menginginkan sebuah mainan dia akan tetap berusaha memainkan mainan tersebut meskipun harus antri menunggu giliran .
5. Karena Pancasila merupakan dasar negara yang menjadi sumber nilai dan moral dalam berperilaku baik bagi masyarakat Indonesia juga bagi pemerintah dalam menjalankan kewenangannya menyelenggarakan kehidupan berbangsa dan bernegara. Pendidikan moral sangat penting karena ini dapat menjadikan dasar sikap moral yang harus dimiliki oleh generasi Indonesia. Untuk menjadikan generasi bangsa yang berkualitas dan memiliki perilaku yang baik maka sangat penting di butuhkannya pendidikan moral sejak dini.
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Andhara Hani Pramesty -
Nama : Andhara Hani Pramesty
NPM : 2053053041
Kelas : 3A
Jawaban UTS Pendidikan Nilai dan Moral

1. Menurut pendapat kalian, benarkan faktor lingkungan lah yang paling menetukan tingkah laku moral seseorang, jika ia berikan pendapat mu?
Jawab :

Iya, menurut saya faktor lingkungan dapat mempengaruhi tingkah laku moral seseorang karena tumbuhnya tingkah laku moral seseorang sangat didukung oleh faktor lingkungan, lingkungan dapat membentuk kebiasaan sehingga sangat berpengaruh terhadap tingkah laku moral seseorang. Jika memiliki lingkungan yang bagus maka moral seseorang juga akan bagus, apalagi pada anak-anak. Anak-anak cenderung mencontoh apa yang lingkungan sekitarnya lakukan. Apabila lingkungan tersebut tingkah laku moral nya baik maka anak-anak akan mencontoh dan melakukan tindakan baik tersebut dan jika lingkungan sekitar tersebut tingkah laku moralnya buruk maka anak-anak pula akan mencontoh dan melakukan tindakan buruk tersebut. Sebab, anak-anak belum bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Oleh sebab itu, dibutuhkan lah bimbingan dan lingkungan yang baik. Contohnya seperti pada saat kita berada di lingkungan yang suka membolos sekolah maka kita akan terpengaruh untuk ikut membolos pula dan apabila kita Dilingkungan orang-orang merokok maka kita juga akan berpeluang terpengaruh. Sedangkan apabilakita berada pada lingkungan yang rajin maka kita akan termotivasi untuk rajin pula.

2. Apa yang kalian ketahui tentang pendidikan nilai dan pendidikan moral?
Jawab :

- Pendidikan nilai merupakan salah satu kebutuhan manusia setelah berada dan hidup di dunia ini.Pendidikan pada dasarnya akan menumbuhkan nilai pada diri seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Nilai seseorang akan tampak ketika berbuat disaat ia sadar dan berada pada tempat manusia beraktifitas.

- Pendidikan moral adalah pendidikan yang di dasarkan dengan kedisiplinan dan kesopanan ajaran tentang baik buruk yg diterima umum mengenai akhlak dan budi pekerti.

3. Menurut pendapat mu, mengapa di Indonesia pendidikan nilai dan moral harus ditanamkan sejak usia dini? dan mengapa walaupun sudah diajarkan tentang pendidikan nilai dan moral sejak dini masih banyak warga negara yang melakukan penyimpangan Nilai dan Moral? berikan contoh dan alasanmu?
Jawab :

Pendidikan nilai dan moral harus ditanamkan sejak dini karena pada usia dini adalah masa yang pas dalam menerapkan dan memberikan pendidikan nilai dan moral. anak belum banyak mendapatkan pengaruh negative dari luar atau lingkungannya, sehingga orang tua ataupun pendidik akan jauh lebih mudah dalam mengarahkan dan membimbing anak-anaknya terutama dalam menanamkan pendidikan nilai dan moral.
Pendidikan nilai dan moral harus ditanamkan sejak usia dini agar anak ketika tumbuh dewasa tidak melakukan penyimpangan seperti kebanyakan anak pada umumnya seperti membolos sekolah, balapan liar, tawuran, merokok dll. Selain itu pembentukan moral sejak usia dini juga mengajarkan anak tentang pentingnya suatu etika agar anak memiliki etika yang baik dan sopan santun. Walaupun sudah diajarkan tentang pendidikan nilai dan moral sejak dini masih banyak warga negara yang melakukan penyimpangan Nilai dan Moral karena salah satunya adanya pengaruh globalisasi. Mereka menirukan gaya kebarat-baratan sehingga ia lupa dengan budaya dan tradisi yang ada di masyarakat Indonesia, contohnya seperti westernisasi adalah suatu perbuatan seseorang yang mulai kehilangan jiwa nasionalismenya, yang meniru atau melakukan aktivitas bersifat kebarat-baratan (budaya bangsa lain). Gaya hidup seakan-akan bebas tanpa mengenal nilai dan norma sosial dalam masyarakat.
Contoh perilaku yang menunjukkan sikap westernisasi :
- Meniru cara berpakaian orang barat yang tidak senonoh.
- Kurang mengaidahkan kesopanan yang ada di negara kita.
- Meniru budaya barat
- Membeli produk barat dan menganggap produk dalam negri gak berkualitas.
- Meniru budaya pacaran orang barat yang tidak senonoh.

4. Berikan tahapan fase perkembangan moral berikut ini, fase heteronomous morality dan autonomous morality?
Jawab :

1. Tahap heteronomous
Seseorang yang pada saat awal kehidupannya belum memiliki pendirian yang kuat dalam menentukan sikap dan perilaku atau dapat dikatakan bahwa dalam mnentukan pilihan keputusan sebuah perilaku masih dilandasi oleh anekaragam dan sering bertukarnya ketentuan dan kepentingan. Contoh : anak kecil jika ditanya pilih warna merah atau kuning . Maka antara jawaban pertama kedua dan seterusnya besar kemungkinan akan berbeda.

- Heteronomous Morality
Merupakan tahap pertama perkembangan moral menurut teori Piaget yang terjadi kira-kira pada usia 4-7 tahun. Keadilan dan aturan-aturan dibayangkan sebagai sifat-sifat dunia yang tidak boleh berubah, yang lepas dari kendali manusia.
Pemikir Heteronomous menilai kebenaran atau kebaikan perilaku dengan mempertimbangkan akibat dari perilaku itu, bukan maksud dari pelaku.
Misal: memecahkan 12 gelas secara tidak sengaja lebih buruk daripada memecahkan 1 gelas dengan sengaja, ketika mencoba mencuri sepotong kue.
Pemikir Heteronomous yakin bahwa aturan tidak boleh berubah dan digugurkan oleh semua otoritas yang berkuasa.
Ketika Piaget menyarankan agar aturan diganti dengan aturan baru (dalam permainan kelereng), anak-anak kecil menolak. Mereka bersikeras bahwa aturan harus selalu sama dan tidak boleh diubah.
Meyakini keadilan yang immanen, yaitu konsep bahwa bila suatu aturan dilanggar, hukuman akan dikenakan segera.
Yakin bahwa pelanggaran dihubungkan secara otomatis dengan hukuman.

2. Tahap Autonomous
Seorang anak telah memiliki sikap dan perilaku moralitasnya yang tercermin dari dirinya dan telah didasari oleh pendiriannya sendiri. Contoh : anak yang menginginkan sebuah mainan dia akan tetap berusaha memainkan mainan tersebut meskipun harus antri menunggu giliran .

- Autonomous Morality
Tahap kedua perkembangan moral menurut teori Piaget, yang diperlihatkan oleh anak-anak yang lebih tua (kira-kira usia 10 tahun atau lebih). Anak menjadi sadar bahwa aturan-aturan dan hukum-hukum diciptakan oleh manusia dan dalam menilai suatu tindakan, seseorang harus mempertimbangkan maksud-maksud pelaku dan juga akibat-akibatnya.
Bagi pemikir Autonomos, maksud pelaku dianggap sebagai yang terpenting.
Anak-anak yang lebih tua, yang merupakan pemikir Autonomos, dapat menerima perubahan dan mengakui bahwa aturan hanyalah masalah kenyamanan, perjanjian yang sudah disetujui secara sosial, tunduk pada perubahan menurut kesepakatan.
Menyadari bahwa hukuman ditengahi secara sosial dan hanya terjadi apabila seseorang yang relevan menyaksikan kesalahan sehingga hukuman pun menjadi tak terelakkan.

5. Mengapa nilai dan moral bangsa Indonesia itu penting, berikan alasannya?
Jawab :

Berbangsa dan bernegara sangat perlu memiliki nilai moral yang baik untuk kemajuan negri ini. Menjunjung tinggi perbuatan dan perilaku yang baik dalam interaksi dengan sesama menjadi kunci penting agar tidak ada lagi perpecahan dan perselisihan antar suatu kelompok dengan kelompok lainnya. Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika harus diamalkan untuk terciptanya nilai moral yang baik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Betapa pentingnya arti sebuah nilai moral. Bangsa indonesia ini tidak akan mampu menompang kokohnya pilar kebhinekaan ketika adat ketimuran yang santun dan ramah sudah hilang dari kehidupan sehari-hari. Maka sebab itu, marilah kita untuk tetap menjunjung tinggi nilai moral, etika bermasyarakat, karakter gotong royong, nuansa tenggang rasa dan menghargai perbedaan.

Karena hukum, nilai dan moral merupakan pedoman dalam kehidupan sehari hari. jika kita menjalankan hukum atau peraturan dengan baik,maka kita akan terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Rosa Ramayanti 2053053030 -
jawaban UTS Pendidikan Nilai dan Moral
NAMA ROSA RAMAYANTI
NPM 2053053030
KELAS 3A
Prodi : PGSD

1. Menurut saya, faktor lingkungan dapat mempengaruhi tingkah laku moral seseorang. Lingkungan sangat mempengaruhi tingkah laku moral seseorang apalagi anak-anak. Anak-anak cenderung mencontoh apa yang lingkungan sekitarnya lakukan. Apabila lingkungan tersebut tingkah laku moral nya baik maka anak-anak akan mencontoh dan melakukan tindakan baik tersebut dan jika lingkungan sekitar tersebut tingkah laku moralnya buruk maka anak-anak pula akan mencontoh dan melakukan tindakan buruk tersebut dan cenderung anak anak sangat cepat terpengaruh pada tindakan yang buruk dengan rasa penasarannya. Sebab, anak-anak belum bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Oleh sebab itu, dibutuhkan lah bimbingan dan lingkungan yang baik.

2. pendidikan nilai merupakan usaha sadar yang terencana dalam proses pembelajaran yang membentuk etika, moral, dan budi pekerti peserta didik sebagai makhluk tuhan yang mempunyai keterampilan untuk diaplikasikan dalam dunia masyarakat, bangsa dan negara. pendidikan moral adalah usaha nyata dalam membentuk moralitas anak didik menjadi generasi bangsa yang takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan bermoral. Pendidikan moral juga di dasarkan dengan kedisiplinan dan kesopanan ajaran tentang baik buruk yg diterima umum mengenai akhlak dan budi pekerti.

3.Pendidikan nilai dan moral harus ditanamkan sejak usia dini, karena usia kanak-kanak merupakan usia yang sangat penting untuk dilakukan penanaman nilai moral. Pada usia prasekolah (>6 tahun) aspek emosi dan kognitif anak masih dalam masa perkembangan. Dalam kehidupan bermasyarakat itu sendiri, walaupun sudah diajarkan tentang pendidikan nilai dan moral sejak dini masih banyak warga negara yang melakukan penyimpangan nilai dan moral. Contohnya yaitu bullying yang merupakan penyimpangan negatif yang biasanya terjadi di lingkungan sekolah. Banyak sekali pelajar yang melakukan tindakan bullying karena adanya perbedaan ras, warna kulit, derajat, dan lain-lain. Bullying sendiri akan berdampak buruk bagi korban. Korban bullying akan merasa depresi atau tertekan. Bahkan lebih parahnya korban bullying akan mencoba untuk bunuh diri karena tidak kuat dengan tekanan dari lingkungan sekitarnya.

4. -Fase Heteronomous Morality
Merupakan tahap pertama perkembangan moral menurut teori Piaget yang terjadi kira-kira pada usia 4-7 tahun. Keadilan dan aturan-aturan dibayangkan sebagai sifat-sifat dunia yang tidak boleh berubah, yang lepas dari kendali manusia.
-Fase Autonomous Morality
Tahap kedua perkembangan moral menurut teori Piaget, yang diperlihatkan oleh anak-anak yang lebih tua (kira-kira usia 10 tahun atau lebih). Anak menjadi sadar bahwa aturan-aturan yang diciptakan oleh manusia dan dalam menilai suatu tindakan, seseorang harus mempertimbangkan maksud-maksud pelaku dan juga akibat-akibatnya.

5. Betapa pentingnya arti sebuah moral. Bangsa indonesia ini tidak akan mampu menompang kokohnya pilar kebhinekaan ketika adat ketimuran yang santun dan ramah sudah hilang dari kehidupan sehari-hari karena hukum,nilai,dan moral merupakan pedoman dalam kehidupan sehari hari.jika kita menjalankan hukum atau peraturan dengan baik,maka kita akan terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan dan menghargai dan menghormati, mengajarkan kejujuran, disiplin, dan beretika terhadap orang-orang dilingkungan sekitar.
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Lesi Agustin 2053053037 -
Assalamualaikum Bu izin menjawab soal UTS
Nama : Lesi Agustin
Npm : 2053053037
No Absen 29

1. Menurut saya iya karena lingkungan sangat berpengaruh
bagi perkembangan sikap dan perilaku
anak, bila anak berada dalam
lingkungan yang baik maka akan
memberikan pengaruh yang baik bagi
perkembangan karakter/perilaku
anak, dan begitu sebaliknya
lingkungan yang tidak baik juga dapat
memberikan pengaruh yang tidak baik
bagi perkembangan sikap dan perilaku
anak. Manusia tidak bisa melepaskan
diri secara mutlak dari pengaruh
lingkungan karena lingkungan
senantiasa tersedia disekitarnya.
Lingkungan masyarakat juga
mempunyai peranan dalam
mengembangkan sikap dan perilaku
anak. Dalam masyarakat anak bergaul
dengan teman sebayanya maupun
yang lebih muda atu bahkan yang
lebih tua, dari pergaulan inilah anak
akan mengetahui bagaimana orang
lain berperilaku dan anak dapat
mengetahui peristiwa-peristiwa yang
terjadi dalam masyarakat serta anak
dapat berpikir mencari
penyelesaiannya.
Sebagai contoh ketika anak tinggal di daerah yang notabennya mayoritas anak berpendidikan maka anak tersebut akan mengikuti atau mencotoh kebiasaan dari tempat tinggalnya tersebut den menjadikan anak tersebut lebih baik.

2. Pendidikan moral itu sejatinya adalah proses pembelajaran yang dengannya peserta didik mampu memahami diri mereka sendiri, dan dunia yang ada di sekitarnya. pendidikan moral adalah usaha nyata dalam membentuk moralitas anak didik menjadi generasi bangsa yang takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan bermoral.
Sedangkan pendidikan nilai merupakan usaha sadar yang terencana dalam proses pembelajaran yang membentuk etika, moral, dan budi pekerti peserta didik sebagai makhluk tuhan yang mempunyai keterampilan untuk diaplikasikan dalam dunia masyarakat, bangsa dan negara.

3. Pendidikan moral perlu ditanamkan kepada anak sejak usia dini, sebab usia dini
merupakan saat yang baik untuk mengembangkan kecerdasan moral anak. Contoh kecil dalam hal kejujuran, jika anak terbiasa dengan berkata jujur sejak kecil maka hingga dewasapun ia akan selalu berkata jujur, dia tidak akan berani untuk berkata bohong. Karena apa ? karena itulah yang ditanamkan sejak dia kecil dan hal itu sudah melekat pada dirinya.
Dan mengapa masih ada penyimpangan nilai dan moral walau pendidikan tersebut sudah ditanamkan sejak usia dini?
Karena pada dasarnya ketika orang tua berusaha menanamkan nilai dan moral sejak usia dini dan ketika anak tersebut sudah memasuki remaja kemudian sudah pandai bergaul namun pergaulannya itu sangat menyimpang dari nilai dan moral sudah pasti ia mengikuti kebiasaan temannya tersebut ke jalan yang bisa di katakan menyimpang nilai dan moral. Jadi intinya pergaulan bisa saja merubah nilai dan mora yang sudah di tanamkan sejak usia dini.

4. Heteronomous Morality (usia 5 - 10 tahun) Pada tahap perkembangan moral ini, anak memandang aturan-aturan sebagai otoritas yang dimiliki oleh Tuhan, orang tua dan guru yang tidak dapat dirubah, dan harus dipatuhi dengan sebaik-baiknya. Sedangkan Autonomous Morality atau Morality of Cooperation (usia 10 tahun keatas) Moral tumbuh melalui kesadaran, bahwa orang dapat memilih pandangan yang berbeda terhadap tindakan moral. Pengalaman ini akan tumbuh menjadi dasar penilaian anak terhadap suatu tingkah laku. Dalam perkembangan selanjutnya, anak berusaha mengatasi konflik dengan cara-cara yang paling menguntungkan, dan mulai menggunakan standar keadilan terhadap orang lain.

5. Pendidikan nilai moral dalam pembelajaran itu sangat penting karena dengan adanya pendidikan moral ini akan membentuk sebuah karakter yang baik dalam kepribadian mahasiswa ataupun siswa. Pendidikan yang memberikan ilmu perngetahuan mengenai pendidikan moralbagaimana bertingkah laku yang baik sesuai dengan norma-norma yang berlaku.
misalnya : norma hukum : kita harus mematuhi rambu-rambu lalu lintas, harus mematuhi perarturan hukum yang ada, norma kesopanan : kita harus bersikap sopan dengan orang yang lebih tuadan juga norma kesusilaan misalnya mencium tangan orang tua pada saat kita akan berpamitan .Dengan adanya penerapan pendidikan moral tersebut akan membantu para orang tua dalam membentuk karakter yang baik.

Sekian terimakasih wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuhh.
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by indah siti aisyah 2053053042 -
Assalamualaikum bu izin menjawab soal UTS
Nama : Indah siti aisyah
Npm : 2053053042
Kelas : 3A
1. Alasan faktor lingkungan berpengaruh dalam pembentukkan karakteristik individu​ karena lingkungan adalah tempat manusia tinggal, disitu ia akan beradaptasi dan berperilaku sesuai dengan lingkungannya. Seperti calon taruna akpol, sebelum ia masuk ke dalam lingkungan militer bisa saja ia tidak memiliki disiplin waktu, namun setelah ia masuk menjadi taruna akpol maka ia akn masuk ke dalam suatu lingkungan yang memiliki disiplin waktu yang sangat kuat, oleh karena itu individu tersebut beradaptasi pada lingkungan tersebut.
2. Pendidikan nilai merupakan salah satu kebutuhan manusia setelah berada dan hidup di dunia ini.Pendidikan pada dasarnya akan menumbuhkan nilai pada diri seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Nilai seseorang akan tampak ketika berbuat disaat ia sadar dan berada pada tempat manusia beraktifitas.

-Pendidikan moral adalah pendidikan yang di dasarkan dengan kedisiplinan dan kesopanan ajaran tentang baik buruk yg diterima umum mengenai akhlak dan budi pekerti.
3.Pendidikan nilai dan modal harus ditanamkan sejak dini karena akan mempengaruhi attitude seseorang pada saat ia tumbuh menjadi dewasa, jika sejak dini sudah ditumbuhkan nilai dan moral kelak akan menjadi pribadi yang baik bertanggung jawab sopan dan digemari banyak orang.
dan mengapa walaupun sudah di ajarkan tentang pendidikan nilai dan moral sejak dini masih banyak warga negara yang melakukan penyimpangan, salah satu faktor terjadinya hal tersebut adalah pengaruh lingkungan yang buruk, atau didikan orang tua yang kurang disiplin dan kurang memperhatikan anak dan kurang memberi contoh yang baik kepada anak disaat ia masih diusia muda sehingga banyak perilaku yang masih menyimpang tidak sesuai dengan nilai dan moral.
contih penyimpangan nilai dan moral adalah :
Bullying
Kasus pembullyan seringkali terjadi terhadap anak-anak dibawah umur dan pelakunya juga banyak yang masih dibawah umur.
4. 1. Tahap heteronomous
Seseorang yang pada saat awal kehidupannya belum memiliki pendirian yang kuat dalam menentukan sikap dan perilaku atau dapat dikatakan bahwa dalam mnentukan pilihan keputusan sebuah perilaku masih dilandasi oleh anekaragam dan sering bertukarnya ketentuan dan kepentingan. Contoh : anak kecil jika ditanya pilih warna merah atau kuning . Maka antara jawaban pertama kedua dan seterusnya besar kemungkinan akan berbeda.

Ø Heteronomous Morality
Merupakan tahap pertama perkembangan moral menurut teori Piaget yang terjadi kira-kira pada usia 4-7 tahun. Keadilan dan aturan-aturan dibayangkan sebagai sifat-sifat dunia yang tidak boleh berubah, yang lepas dari kendali manusia.
Pemikir Heteronomous menilai kebenaran atau kebaikan perilaku dengan mempertimbangkan akibat dari perilaku itu, bukan maksud dari pelaku.
Misal: memecahkan 12 gelas secara tidak sengaja lebih buruk daripada memecahkan 1 gelas dengan sengaja, ketika mencoba mencuri sepotong kue.
Pemikir Heteronomous yakin bahwa aturan tidak boleh berubah dan digugurkan oleh semua otoritas yang berkuasa.
Ketika Piaget menyarankan agar aturan diganti dengan aturan baru (dalam permainan kelereng), anak-anak kecil menolak. Mereka bersikeras bahwa aturan harus selalu sama dan tidak boleh diubah.
Meyakini keadilan yang immanen, yaitu konsep bahwa bila suatu aturan dilanggar, hukuman akan dikenakan segera.
Yakin bahwa pelanggaran dihubungkan secara otomatis dengan hukuman.

2. Tahap Autonomous
Seorang anak telah memiliki sikap dan perilaku moralitasnya yang tercermin dari dirinya dan telah didasari oleh pendiriannya sendiri. Contoh : anak yang menginginkan sebuah mainan dia akan tetap berusaha memainkan mainan tersebut meskipun harus antri menunggu giliran .

Ø Autonomous Morality
Tahap kedua perkembangan moral menurut teori Piaget, yang diperlihatkan oleh anak-anak yang lebih tua (kira-kira usia 10 tahun atau lebih). Anak menjadi sadar bahwa aturan-aturan dan hukum-hukum diciptakan oleh manusia dan dalam menilai suatu tindakan, seseorang harus mempertimbangkan maksud-maksud pelaku dan juga akibat-akibatnya.
Bagi pemikir Autonomos, maksud pelaku dianggap sebagai yang terpenting.
Anak-anak yang lebih tua, yang merupakan pemikir Autonomos, dapat menerima perubahan dan mengakui bahwa aturan hanyalah masalah kenyamanan, perjanjian yang sudah disetujui secara sosial, tunduk pada perubahan menurut kesepakatan.
Menyadari bahwa hukuman ditengahi secara sosial dan hanya terjadi apabila seseorang yang relevan menyaksikan kesalahan sehingga hukuman pun menjadi tak terelakkan.
5. Alasan mengapa kita harus menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari adalah karena Pancasila merupakan DASAR NEGARA yang menjadi sumber nilai dan moral dalam berperilaku baik bagi masyarakat Indonesia juga bagi pemerintah dalam menjalankan kewenangannya menyelenggarakan kehidupan berbangsa dan bernegara dan lanjutan
Pendidikan moral sangat penting karena ini dapat menjadikan dasar sikap moral yang harus dimiliki oleh generasi Indonesia. Untuk menjadikan generasi bangsa yang berkualitas dan memiliki perilaku yang baik maka sangat penting di butuhkannya pendidikan moral sejak dini.
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by MUKTI SETIAWAN 2053053003 -
Assalamualaikum warahmatullahi wabarkatuh

nama: Mukti Setiawan
NPM: 2053053003
Kelas : 3A
prodi : PGSD
izin menjawab bu
SOAL
1.Menurut pendapat kalian, benarkan faktor lingkungan lah yang paling menetukan tingkah laku moral seseorang, jika ia berikan pendapat mu?
JAWAB
Menurut saya factor lingkungan seseorang sangat berpengaruh dalam menentukan tingkah lak seseorang hal ini sangat berkaitan dengan :
Lingkungan tentunya akan mempengaruhi karakteristik kepribadian juga. Itulah mengapa disarankan kita mendapatkan untuk mengambil sesuatu yang positif di lingkungan kita, lingkungan kita juga mempunyai pengaruh dalam perkembangan kepribadian kita ke depannya.
Terutama dalam segi pergaulan seseorang apabila lingkungan Bergaulan dengan orang yang baik maka kita akan menjadi baik dan begitu juga sebaliknya. Selama masih muda dan berkembang otaknya maka seseorang mungkin untuk berubah.
Jadi factor lingkungan sangat berpengaruh dalam perkembangan tingkah laku seseorang.

2. Apa yang kalian ketahui tentang pendidikan nilai dan pendidikan moral?
JAWAB
Menurut saya pendidikan nilai sangat berkaitan dengan pendidikan moral.
Hal ini terjadi karena pendidikan nilai membentuk seseorang dalam etika yang akan membentuk pendidikan moral tersebut sehingga peserta didik mampu dalam memahami diri sendiri dalam berperilaku .

Jadi pendidikan nilai adalah pendidikan nilai merupakan usaha sadar yang terencana dalam proses pembelajaran yang membentuk etika, moral, dan budi pekerti peserta didik sebagai makhluk tuhan yang mempunyai keterampilan untuk diaplikasikan dalam dunia masyarakat, bangsa dan negara.

Dan pendidikan nilai Pendidikan moral itu sejatinya adalah proses pembelajaran yang dengannya peserta didik mampu memahami diri mereka sendiri, dan dunia yang ada di sekitarnya. Moralitas adalah pengetahuan tentang bagaimana berperilaku dalam kehidupan ini.

3. Menurut pendapat mu, mengapa di Indonesia pendidikan nilai dan moral harus ditanamkan sejak usia dini? dan mengapa walaupun sudah diajarkan tentang pendidikan nilai dan moral sejak dini masih banyak warga negara yang melakukan penyimpangan Nilai dan Moral? berikan contoh dan alasanmu?
JAWAB
Pendidikan nilai dan moral perlu ditanamkan kepada anak sejak usia dini, sebab usia dini merupakan saat yang baik untuk mengembangkan kecerdasan moral anak.. hal ini karena juga pada anak adalah dimana arus informasi dari luar perkembangan masih belom dimasukin, sehingga usia dini adalah penerapan sangat cocok ditanamkan.
Menurut saya mengapa pendidikan moral penanaman sejak dini tetapi masih banyak warga Negara yang melakukan penyimpangan moral. Hal ini disebabkan karena peran orang tua yang kurang mendukung dalam perkembangan anak sehingga anak terjerumus dan melupakan nilai moral tersebut, selanjutnya adalah segi lingkungan adalah hal utama jika pergaulan anak terjerumus atau salah maka perkembanagan anak terutama di segi moral hilang.
Contoh dari penyimpangan moral terutama dalam segi moral yaitu bullying hal ini dikarenakan akan merasa depresi yang akan berdampak pada mental anak tersebut.
Dan korban broken home yang sering terkena imbas dalam penyimpangan moral hal ini karena kurangnya perhatian orang tua sehingga penyimpangan moral sering terjadi seperti tindakan maling, merokok tempat umum.

4. Berikan tahapan fase perkembangan moral berikut ini, fase heteronomous morality dan autonomous morality?
JAWAB
Dalam tahapan fase ini pada fase perkembenagan moral ,Menurut John Piaget dalam teori perkembangan moral membagi menjadi dua tahap dalam fase perkembangan moral tersebut , yaitu:
A.Heteronomous Morality (usia 5 - 10 tahun) Pada tahap perkembangan moral ini, anak memandang aturan-aturan sebagai otoritas yang dimiliki oleh Tuhan, orang tua dan guru yang tidak dapat dirubah, dan harus dipatuhi dengan sebaik-baiknya.

B. Dan Autonomous Morality atau Morality of Cooperation (usia 10 tahun keatas) Moral tumbuh melalui kesadaran, bahwa orang dapat memilih pandangan yang berbeda terhadap tindakan moral. Pengalaman ini akan tumbuh menjadi dasar penilaian anak terhadap suatu tingkah laku.

5. Mengapa nilai dan moral bangsa Indonesia itu penting, berikan alasannya?
JAWAB
Sangatlah penting, Nilai dan moral penting bagi bangsa Indonesia karena setiap negara pasti ingin mengedepankan adat ketimuran yang dikenal dengan ramah sopan santun, sehingga dikenal banyak dipenjuru dunia hal ini terbukti dalam tetap kokoh dan tidak mudah terjadi perselisihan diantara warganya , hal tersebut membuat pentingnya kita memiliki dasar negara dan ideologi yang kuat dan disusun dengan seksama dan tetap memperhatikan nilai dan moral yang berlaku dalam bangsa Indonesia. Selain hal ini tertuang dalam idieologi bangsa kita Indonesia yang sudah mengatur dalam kehidupan hingga dalam segi sifat manusia Pancasila dapat kita gunakan dalam dasar kehidupan bangsa agar tidak mudah timbuil perpecahan .
Hal ini mengapa pendidikan nilai dan moral sangatlah penting bagi bangsa Indonesia.
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by aliffia hanif ariyani -
Izin Menjawab Bu,
Nama : Aliffia Hanif Ariyani
NPM : 2053053011
Kelas : 3A
1. Menurut saya benar, karena 24 jam (hampir setiap hari) seseorang menghabiskan waktunya tersebut di lingkungan mereka. lingkungan menjadi hal yang bersifat fundamental dalam memengaruhi segala aspek kehidupan seseorang. Sosial, budaya, adat, Gaya bahasa, cara bertindak, bahkan memanusiakan manusia alias memperlakukan sesamanya demikian tidak terlepas dari pengaruh lingkungan masing-masing orang.
 Lingkungan Sekolah/Pendidikan
Sekolah merupakan lingkungan sekunder anak, pada umumnya anak sekolah dari mereka taman kanak- kanak sampai SMA/masuk perguruan tinggi. Hampir sepertiga waktu anak bahkan sehari penuh dihabiskan di sekolah, sehingga diharapkan sekolah dan guru memberikan pengaruh yang baik terhadap anak.
 Lingkungan Teman Sebaya
Teman sebaya dapat mengenalkan remaja pada alkohol, narkoba, kenakalan, dan berbagai bentuk perilaku maladaptive, seperti pencurian,perilaku asusila bahkan kekerasan dan pembunuhan. Pada masa remaja, berkembang sikap konformitas yang merupakan kecenderungan untuk mengikuti opini, pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran atau keinginan teman sebayanya, sehingga bila teman sebaya merupakan anak-anak yang delinkuen maka mereka akan cenderung untuk ikut menjadi delinkuen.
 Lingkungan Sosial
Kemudahan dalam mengakses informasi dan pengetahuan dapat menjadi hal yang berbahaya, bila dalam memilih informasi dan pengetahuan tidak mendapatkan bimbingan dari orang dewasa di sekitarnya. Banyak Anak/Remaja yang mengambil informasi dan pengetahuan yang salah atau tidak tepat bagi usianya, sehingga terjerumus dalam perilaku, gaya hidup atau ideologi yang tidak bisa diterima oleh masyarakat seperti gaya hidup free sex, penggunaan narkoba atau terlibat dengan kelompok-kelompok terorisme dan kriminal. Melalui media, Anak/Remaja dihadapkan pada pilihan gaya hidup yang kompleks.
2. Pendidikan nilai merupakan suatu upaya pembelajaran kepada peserta didik, untuk memahami dan mengenal, menanamkan dan melestarikan, menyerap dan merealisasikan nilai-nilai luhur dalam kehidupan manusia, yang berhubungan dengan kebenaran, kebaikan, dan keindahan dalam pembiasaan bertindak yang konsisten dengan tuntutan nilai. Melaui pendidikan nilai maka akan terciptanya moral yang baik sehingga kehidupan sesame manusia berjalan tentram dan damai.

Sedangkan Pendidikan moral adalah suatu upaya untuk memperkenalkan dan melatih peserta didik mengenai perilaku yang mulia dan perilaku yang tercela. Setelah mendapatkan pendidikan moral, diharapkan peserta didik memiliki dan menerapkan perilaku terpuji dan meninggalkan perilaku tercela.Pendidikan moral menjadi penting karena dengan pendidikan moral, anak mampu memiliki pertahanan diri dalam menghindari hal-hal negative yang mungkin terjadi dalam perjalanan hidupnya. Selain itu, yang terpenting pendidikan moral adalah untuk menumbuhkan nilai-nilai moral yang baik pada diri anak, agar ia secara mandiri mampu memilah mana yang positif dan mana yang negative untuk dirinya. Tanpa perlu pengawasan dan bimbingan dari orang tua atau pihak lain dikemudian hari, anak diharapkan mampu menentukan segala tindakannya dalam batasan positif.
3. Mengapa di Indonesia pendidikan nilai dan moral harus ditanamkan sejak usia dini? Menurut saya yaitu, Karena Usia kanak-kanak merupakan usia yang sangat penting untuk dilakukan penanaman nilai moral. Pada usia prasekolah ( > 6 th ) aspek emosi dan kognitif anak masih dalam masa perkembangan. ketika anak mencapai usia tertentu, kedua aspek emosi tersebut akan terbentuk secara matang. Nilai moral seorang anak ditentukan oleh nilai perilaku baik atau buruk. Terbentuknya perilaku moral yang baik pada seseorang diperoleh melalui proses yang cukup panjang.

Pembentukan perilaku moral tersebut secara sengaja harus dikenalkan dan ditanamkan sejak usia dini. Pendidikan moral bertujuan membina terbentuknya perilaku moral yang baik bagi setiap orang. Dalam hal ini berarti bahwasannya pendidikan moral bukan hanya sekedar memahami tentang aturan benar atau salah, mengetahui ketentuan baik atau buruk, tetapi harus benar-benar meningkatkan perilaku moral seseorang. Berhasil tidaknya proses pembentukan perilaku moral pada seseorang, salah satu faktor yang sangat menentukan yaitu tergantung kepada efektif tidaknya upaya penanaman nilai moral kepada orang tersebut ketika masa kanak-kanak. Di sinilah letak pentingnya penanaman nilai moral kepada anak usia dini.

Mengapa walaupun sudah diajarkan tentang pendidikan nilai dan moral sejak dini masih banyak warga negara yang melakukan penyimpangan Nilai dan Moral?
A. Pertama , karena Kemajuan IPTEK . Dampak globalisasi teknologi memang dapat memberikan dampak positif tetapi tidak dapat di pungkiri lagi bahwa hal ini juga dapat berdampak negative bagi kerusakan moral. Perkembangan internet dan ponsel berteknologi tinggi terkadang dampaknya sangat berbahaya bila tidak di gunakan oleh orang yang tepat.
Contoh : Video porno yang semakin mudah di akses di ponsel dengan internet, mahasiwa sebagian yang tidak sempat belajar ketika ujian menggunakan hp untuk internet atau menanyakan kepada temannya lewat sms. Hal tersebut memang sangat memudahkan tapi itu melatih adanya sifat ketidakjujuran kepada mahasiswa itu sendiri sehingga menjadi awal dari kerusakan moral.
B. Kedua , yaitu memudarnya kualitas keimanan. Sekuat apapun iman seseorang, terkadang mengalami naik turun. Ketika tingkat keimanan seseorang menurun, potensi kesalahan terbuka. Hal ini sangat berbahaya bagi moral, Jika dibiarkan tentu membuat kesalahan semakin kronis dan merusak citra individu dan institusi. Contoh : Para pejabat negeri ini sebelum menjabat telah di sumpah di atas Kitab(Al-QUR’AN) tetapi tidak sedikit dari mereka yang korupsi ,memakan uang rakyat. Hal ini menandakan apabila seseorang yang imanya kuat dan memiliki pondasi atau landasan agama yang kokoh takut terhadap Tuhan, maka mereka tidak akan korupsi.
C. Ketiga, Pengaruh Lingkungan. Konteks yang dimaksud adalah keadaan sosial yang di dalamnya terdapat norma-norma kemasyarakatan. Artinya tempat seorang anak berada dan bersosialisasi memiliki segugus norma yang akan ia lihat, ia alami bahkan dinegosiasi olehnya. Keadaan yang dilalui oleh seseorang akan menempa dirinya, memberikan pengertian dan pengetahuan baginya tentang moralitas.
Contoh : Seorang anak yang berada di lingkungan perokok dan peminum maka tidak menutup kemungkinan juga anak itu akan ikut menjadi perokok dan peminum karena pengaruh lingkungan mereka yang mendukung . Ibarat kata pepatah apabila kita bersama dengan penjual minyak wangi kita juga akan ikut tertular wanginya tetapi apabila kita bersama dengan Tukang bengkel kita juga akan ikut kena olinya.

4. Tahapan fase heteronomous morality (usia 5 - 10 tahun)
Pada tahap perkembangan moral ini, anak memandang aturan-aturan sebagai otoritas yang dimiliki oleh Tuhan, orang tua dan guru yang tidak dapat dirubah, dan harus dipatuhi dengan sebaik-baiknya.(Heteronomous yang berarti moral itu tidak dapat diubah dan hanya dimiliki orang-orang yang lebih dewasa dari si anak.). Pemikir Heteronomous menilai kebenaran atau kebaikan perilaku dengan mempertimbangkan akibat dari perilaku itu, bukan maksud dari pelaku. Pemikir Heteronomous yakin bahwa aturan tidak boleh berubah dan digugurkan oleh semua otoritas yang berkuasa.

Tahapan fase Autonomous Morality atau Morality of Cooperation (usia 10 tahun keatas) Moral tumbuh melalui kesadaran, bahwa orang dapat memilih pandangan yang berbeda terhadap tindakan moral. Pengalaman ini akan tumbuh menjadi dasar penilaian anak terhadap suatu tingkah laku. Dalam perkembangan selanjutnya, anak berusaha mengatasi konflik dengan cara-cara yang paling menguntungkan, dan mulai menggunakan standar keadilan terhadap orang lain. (Autonomous yang berarti si anak mulai sadar dengan adanya moral maka anak tersebut dapat dinilai baik dan buruknya.) Anak menjadi sadar bahwa aturan-aturan dan hukum-hukum diciptakan oleh manusia, dan dalam menilai suatu tindakan seseorang harus mempertimbangkan maksud-maksud pelaku dan juga akibat-akibatnya

5. Nilai dan moral bangsa Indonesia penting karena, Permasalahan moral di Indonesia semakin hari semakin bertambah baik dari segi kualitas atau dari segi lainnya.Berbagai upaya yang telah dilakukan terus-menerus oleh pemerintah untuk memberantas atau mengurangi kasus-kasus moral yang terjadi di negara kita ini. Terus dibuatnya undang-undang yang mengatur masalah kehidupan manusia namun belum mendapatkan hasil yang mememuaskan. Adanya lembaga-lembaga negara yang menangani atau mengatur kasus-kasus tersebut ternyata belum bisa menjadi senjata yang mampu membinasakan kasus-kasus moral di negeri kita ini. Upaya lain yang bisa ditempuh diantaranya melakukan gerakan besar-besaran yang melibatkan banyak elemen masyarakat, banyak yang tergabung dalam partai-partai politik, organisasi massa, lembaga-lambaga masyarakat, atau perkumpulan-perkumpulan lainnya.

Untuk memberantas berbagai kasus moral yang tumbuh dan berkembang pesat dan menjadi ancaman yang menakutkan bagi negara kita ini dapat dilakukan dan digerakkan oleh kepemimpinan yang bersih dan berwibawa. Semangat dan jiwa yang bersih dapat menjadi pemicu dalm melakukan gerakan pemberantasan berbagai kasus-kasus moral tersebut. Alternatif lain yang dapat ditempuh yaitu melalui pendidikan baik secara formal, informal, atau nonformal. Misalnya dengan menerapkan pembelajaran moral dalam dunia pendidikan. Dengan upaya inilah barangkali berbagai kasus moral yang terjadi di negara kita ini dapat diminimalisis meski membutuhkan waktu yang panjang.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas bahwa alternatif lain yang dapat dilakukan untuk mengurangi berbagai kasus moral sekarang ini, maka pembelajaran moral dalam dunia pendidikan menjadi sangat penting untuk menata kepribadian diri seseorang melalui nilai-nilai moral yang diajarkan dalam pembelajaran moral di dunia pendidikan agar tidak melakukan hal yang dapat merusak moral dari diri seseorang sehingga menjadi pribadi yang baik.
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Nur Meitiana Zalianti 2053053027 -
Assalamualaiku, izin menjawab bu.
Nama: Nur Meitiana Zalianti
NPM: 2053053027
Kelas: 3A

UTS Pendidikan Nilai dan Moral
1. Perilaku manusia itu timbul karena adanya stimulus dan respons secara tlangsung maupun tidak langsung. Pada komponen yang terdapat dalam teori social cognitive of self-regulation menjelaskan bahwa Faktor lingkungan mempengaruhi individu dan kelmpok, namun mereka dapat mengatur perilaku mereka sendiri.
Jadi menurut saya, bahwa faktor lingkungan memang bisa menentukan tingkah laku manusia tetapi tergantung mereka untuk mengatur perilaku mereka sendiri.

2. Yang saya ketahui tentang pendidikan nilai dan moral yaitu pentingnya pendidikan nilai dan moral bagi peserta didik SD, mengapa demikian? Karena dengan adanya pendidikan moral ini bisa membuat anak lebih sopan santun kepada orang yang sebaya maupun orang tau.Dalam pembelajaran pendidikan nilai dan moral dalam SD pendidik bisa memberikan contoh perilaku baik untuk peserta didiknya seperti membuang sampah di tempatnya, menghormatai orang lain, dan lain-lain. Pendidikan moral sangat penting untuk anak usia dini karena dapat menjadikan dasar sikap moral yang harus dimiliki anak, ketika anak sudah memasuki masa remaja mereka sudah memiliki karakter yang baik untuk menjadi penerus bangsa yang lebih baik lagi.

3. Menurut saya pentingnya menanamkan nilai moral pada anak usia dini agar karakter anak tersebut dapat berkembang dengan baik dari segi potensi maupun kemauan anak secara optimal serta tumbuhnya sikap dan perilaku yang baik bagi anak tersebut. Pendidikan nilai dan moral ini bersangkutan dengan sikap dan kepribadian sehingga dalam pembelajaran tidak hanya berpacu pada pengembangan intelektual anakk tapi lebih mengembangkan karakter, sikap dan perilaku anak.
Mengapa masih ada warga masyarakat melakukan penyimpangan nilai moral? Menurut saya nilai moral tidak hanya diterapkan di lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah tapi lingkungan masyarakat juga harus diterapkan karena perilaku penyimpangan moral itu buruk untuk kita lakukan seperti berjudi, narkoba, pelecahan seksual, dan lain-lain. Perilaku tersebut harus kita hindari dalam diri kita, solusi menurut saya perbanyak berpikir positif dalam diri kita dan bisa mengambil sisi positif dalam berteman dan sisi negative jangan diikuti.

4.
1) Fase Heteronomous Morality
Tahapan pertama teori perkembangan moral menurut Piaget terjadi kira-kira pada umur 4-7 tahun. Pemikir Heteronomous menilai
kebenaran atau kebaikan perilaku dengan mempertimbangkan akibat dari perilaku itu, bukan maksud dari pelaku. Misalnya, memecahkan 12 gelas secara tidak sengaja lebih buruk daripada memecahkan 1
gelas dengan sengaja, ketika mencoba mencuri sepotong kue.

2) Fase Autonomous Morality
Tahapan kedua teori perkembangan moral menurut Piaget yang diperlihatkan pada umur anak lebih dewasa (diatas 10 tahun atau lebih). Anak menjadi sadar bahwa aturan-aturan dan hukum-hukum diciptakan oleh manusia, dan dalam menilai suatu tindakan seseorang harus mempertimbangkan maksud-maksud pelaku dan juga akibat-akibatnya. Anak-anak yang lebih tua, yang merupakan pemikir Autonomos, dapat menerima perubahan dan mengakui bahwa aturan hanyalah masalah kenyamanan, perjanjian yang sudah disetujui secara sosial, tunduk pada perubahan menurut kesepakatan.

5. Karena kita sebagai masyarakat Indonesia juga harus mempunyai nilai dan moral yang menunjukkan kita itu masyarakat Indonesia. Seabagai contoh pentingnya mempunyai nilai dan moral yaitu
1) Kita harus mempunyai sikap saling menghargai agar tidak terjadi pembullyan di lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat.
2) Kita harus menanam sikap jujur dan adil sejak dini agar menjauh dari tindakan korupsi saat kita menjabat sebagai bendahara di kelas.
3) Kita harus mmempunyai sikap sopan santun agar orang lain segan dengan kita.
4) Kita harus saling memberikan nilai moral yang baik kepada orang dewasan dan anak kecil agar bisa menciptakan generasi yang lebih baik dan berkualitas.
Itu beberapa alasan mengapa kita penting mempunyai nilai dan moral dalam diri kita agar bisa mejauhi perilaku yang tidak baik untuk generasi kedepannya.
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Hendrawan Dwi Cahyo 2053053038 -
1. Menurut saya iya, lingkungan masyarakat yang sangat mempengaruhi sikap dan tingkah laku seseorang. Apabila seseorang yang tinggal di lingkungan yang baik, seperti melakukan hal positif maka tingkah laku seseorang itu akan terpengaruhi oleh lingkungan yang baik. Sebaliknya apabila seseorang yang tinggal di lingkungan masyarakat yang buruk maka tingkah laku seseorang itu akan terpengaruhi oleh lingkungan yang buruk
2. pendidikan nilai merupakan usaha sadar yang terencana dalam proses pembelajaran yang membentuk etika, moral, dan budi pekerti peserta didik sebagai makhluk tuhan yang mempunyai keterampilan untuk diaplikasikan dalam dunia masyarakat, bangsa dan negara.
pendidikan moral adalah usaha nyata dalam membentuk moralitas anak didik menjadi generasi bangsa yang takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan bermoral. Pendidikan moral itu sejatinya adalah proses pembelajaran yang dengannya peserta didik mampu memahami diri mereka sendiri, dan dunia yang ada di sekitarnya.
3. Pendidikan moral harus diterapkan sejak dini karena pada masa dini seseorang akan mampu untuk mengembangkan kecederasan moral dan tingkah laku. Diterapkan pada masa dini agar seseorang bisa membedakan mana yang baik dan yang buruk.
Seseorang sudah diajarkan namun masih banyak yang menyimpang itu karena seseorang itu dipengaruhi oleh lingkungan yang buruk.
Contohnya :
• lingkungan keluarga yang tidak harmonis/ broken home
Apabila lingkungan keluarga seseorang tidak harmonis maka seseorang itu akan mempengaruhi mental dan moral seseorang
• Lingkungan masyarakat yang melakukan mabuk mabukan, narkoba dan tawuran
Apabila lingkungan masyarakatnya buruk maka seseorang itu akan terjerumus ke dalam keburukan
4. Heteronomous Morality pada usia 5 - 10 tahun Pada tahap perkembangan moral ini, anak memandang aturan-aturan sebagai otoritas yang dimiliki oleh Tuhan, orang tua dan guru yang tidak dapat dirubah, dan harus dipatuhi dengan baik.
Sedangkan Autonomous Morality atau Morality of Cooperationpada usia 10 tahun keatas merupakan Moral tumbuh melalui kesadaran, bahwa orang dapat memilih pandangan yang berbeda terhadap tindakan moral. Pengalaman ini akan tumbuh menjadi dasar penilaian anak terhadap suatu tingkah laku. Dalam perkembangan setelah itu anak berusaha mengatasi konflik dengan cara-cara yang paling menguntungkan, dan mulai menggunakan standar keadilan terhadap orang lain.
5. Sangat penting, Karena dengan Nilai dan moral menjadikan bangsa Indonesia memiliki perilaku yang baik dan kualitas yang baik untuk memajukan kesejahteraan Indonesia. Apabila bangsa Indonesia tidak memiliki nilai dan moral maka bangsa Indonesia akan hancur.
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Christiani Maya Mutiara Sakti 2053053015 -
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Izin menjawab bu.
Nama : Christiani Maya Mutiara Sakti
Npm : 2053053015
Soal dan Jawaban
1. Menurut pendapat kalian, benarkan faktor lingkungan lah yang paling menetukan tingkah laku moral seseorang, jika ia berikan pendapat mu?
jawaban : Menurut pendapat saya, benar bahwa faktor lingkungan adalah salah satu hal yang paling menentukan tingkah laku seseorang. dikarenakan perkembangan moral yang terjadi pada seseorang disebabkan oleh keadaan atau situasi yang ada di dekatnya atau hubungannya dengan lingkungan sosial. Artinya tempat seseorang berada dan bersosialisasi memiliki segugus norma yang akan dilihatnya. keadaan yang dilalui oleh seseorang memberikan pengertian dan pengetahuan tentang moralitas. Maka dari itu, konteks sosial yang terdiri dari keluarga, teman sebaya, media masa, institusi pendidikan dan masyarakat sangat diperlukan. Jika dikaitkan dengan lingkungan pendidikan, maka institusi orangtua menjadi yang pokok, kemudian dilanjutkan dengan institusi masyarakat yang mana seseorang menghabiskan waktunya untuk beberinteraksi dan berrsosialisasi, serta institusi pendidikan yang menjadikan wadah bagi seseorang untuk digembleng secara intelektual maupun kejiwaannya. Peran institusi-institusi tersebut sangat penting yang akan mendukung proses penanaman dan perkembangan moralitas pada seseorang.
2. Apa yang kalian ketahui tentang pendidikan nilai dan pendidikan moral?
jawaban : Pendidikan Nilai merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh orang dewasa untuk memberikan pengertian dan pemahaman kepada peserta didik (generasi penerus) mengenai nilai ke-Tuhanan, nilai estetika dan estetik, nilai baik dan buruk, benar dan salah, dalam sikap dan perbuatannya. Sedangkan Pendidikan Moral merupakan suatu usaha dalam memberi pengetahuan dan menanamkan nilai-nilai moralitas seperti moral ketuhanan, moral kebangsaan, moral demokrasi serta moral keadilan kepada peserta didik. Dari nilai-nilai tersebut lahir nilai-nilai praktis yakni adil, toleran, solid, saling menghormati, tolong menolong, tanggung jawab dan musyawarah.
3. Menurut pendapat mu, mengapa di Indonesia pendidikan nilai dan moral harus ditanamkan sejak usia dini? dan mengapa walaupun sudah diajarkan tentang pendidikan nilai dan moral sejak dini masih banyak warga negara yang melakukan penyimpangan Nilai dan Moral? berikan contoh dan alasanmu?
Jawaban : dikarenakan moral bukanlah bawaan lahir dari seseorang manusia, manusia yang baru lahir tidak mengenal masalah moral. Moralitas merupakan sesuatu yang perlu diajarkan atau ditanamkan dalam dirinya tersebut. Penyimpangan nilai dan moral diakibatkan karena pengaruh internal maupun eksternal dari seseorang tersebut.
4. Berikan tahapan fase perkembangan moral berikut ini, fase heteronomous morality dan autonomous morality?
Jawaban : - Fase Heteronomous Morality
Merupakan tahap pertama perkembangan moral menurut teori Piaget yang terjadi kira-kira pada usia 4-7 tahun. Keadilan dan aturan-aturan dibayangkan sebagai sifat-sifat dunia yang tidak boleh berubah, yang lepas dari kendali manusia.
- Fase Autonomous Morality
Tahap kedua perkembangan moral menurut teori Piaget, yang diperlihatkan oleh anak-anak yang lebih tua (kira-kira usia 10 tahun atau lebih). Anak menjadi sadar bahwa aturan-aturan yang diciptakan oleh manusia dan dalam menilai suatu tindakan, seseorang harus mempertimbangkan maksud-maksud pelaku dan juga akibat-akibatnya.
5. Mengapa nilai dan moral bangsa Indonesia itu penting, berikan alasannya?
Jawaban : karena dengan adanya nilai dan moral, manusia akan lebih menghormati satu sama lain. Moral dapat membentengi kita dari hal buruk. Jika kita telah membentengi diri kita dari hal buruk maka kita akan terhindar dari kejahatan-kejahatan dan tetap bertindak benar meskipun ada godaan. Untuk menjaga keharmonisan dalam suatu hubungan sosial.

Sekian dan Terimakasih
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by resti septika 2013053061 -
Nama : Resti Septika
Npm : 2013053061
Kelas : 3A

1. Menurut saya tidak ,karena jika kita sudah ditanamkan moral yang baik dari keluarga terutama pengetahuan tentang agama ,in sya Allah anak akan dapat melewati pengaruh - pengaruh buruk tersebut .Tetapi jika anak dari kecilnya tidak dididik dengan baik maka anak akan mudah untuk terpengaruh dengan perilaku teman yang kurang baik ,seperti kurangnya pengawasan orang tua kepada anak .


2. • pendidikan nilai adalah pendidikan yang menanamkan dan pengembangan nilai - nilai dalam diri seseorang ,seperti etika ,moral dan Budi pekerti seseorang dalam kehidupan sehari - hari .

• Pendidikan moral adalah pendidikan non akademik yang mengajarkan cara bersikap dan bertingkah laku dalam kehidupan sehari - hari kepada orang lain ,baik dilingkungan
keluarga ,sekolah maupun dimasyarakat .

3. Karena pada anak usia dini ,pemikiran dan karakter anak akan sangat mudah dibetuk . Seperti ,menjauhkan anak-anak dari gadget sebelum menginjak usia dewasa, untuk menghindari serangan budaya asing yang muncul melalui sosial media.

Penyimpangan itu dapat terjadi karena beberapa faktor misalnya faktor keluarga . Sebagai pondasi pertama anak, orang tua memegang peranan penting untuk membentengi anak dari pengaruh negatif yang dapat mengikis moral anak. Ketika ketahanan keluarga rapuh seperti tidak harmonisnya suatu keluarga , maka pengaruh lingkungan yang tidak baik akan memperburuk perilaku atau moral anak. Contohnya seperti bullying disekolah ,tawuran ,narkoba dll

4. • tahap Heteronomous Morality pada usia 5 - 10 tahun Pada tahap perkembangan moral ini, anak memandang aturan-aturan sebagai otoritas yang dimiliki oleh Tuhan, orang tua dan guru yang tidak dapat dirubah, dan harus dipatuhi dengan baik.

• tahap autonomous yaitu anak mulai menyadari adanya kebebasan untuk tidak sepenuhnya menerima aturan itu sebagai hal yang datang dari luar dirinya .
Contoh nya :
Anak yang menginginkan sesuatu ,ia tidak akan berhenti sebelum mendapatkan apa yang ia inginkan .

5. Alasan nilai dan moral bangsa Indonesia itu penting ,
• Pedidikan nilai moral dalam agama sangat penting bagi para remaja sebagai generasi penerus bangsa, agar martabat bangsa terangkat,kualitas hidup meningkat, kehidupan menjadi lebih baik, aman dan nyaman serta sejahtera.
• Tanpa adanya nilai dan moral kita tidak dapat berprilaku yang baik misalnya saat bertutur kata tidak memakai sopan santun
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by FUJI BESTARI 2053053019 -

Nama : Fuji Bestari

NPM : 2053053019

 

1.      Menurut saya iya, karena seseorang tentunya akan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya seperti lingkungan teman sebaya, keluarga, sosial yang dimana secara tidak langsung mereka bisa terpengaruh oleh lingkungannya. Jadi baik atau buruknya seseorang besar kemungkinan itu dipengaruhi oleh faktor lingkungannya.

2.      Pendidikan nilai dan moral adalah suatu usaha nyata dalam membentuk moralitas seseorang menjadi generasi yang takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan bermoral serta bertujuan untuk membentuk etika, moral dan budi pekerti seseorang sebagai makhluk Tuhan yang mempunyai keterampilan untuk dipublikasikan dalam dunia masyarakat, bangsa dan negara.

3.      Pendidikan nilai dan moral harus ditanamkan sejak dini, karena pada saat anak masih dini mereka berada dalam usia golden age yang dimana mereka akan lebih cepat dan lebih mudah menangkap sesuatu seperti meniru perilaku orang tuanya ataupun orang yang berada di sekitarnya. Jadi baik atau buruk sikap atau perilaku yang ditiru anak itu bergantung dari apa yang diajarkan ataupun dilakukan serta dicontohkan oleh orang orang di sekitarnya. Pada usia dini pula penting untuk menanamkan pendidikan nilai dan moral agar anak mampu mengembangakan kecerdasan moral mereka sehingga mereka bisa tumbuh dengan memiliki nilai dan moral yang baik dan mampu menjadi pribadi yang takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Adanya orang yang melakukan penyimpangan nilai dan moral ini dikarenakan semakin berkembangnya zaman yang dimana hal ini menimbulkan perubahan pola hidup anak ke arah yang lebih modern. Akibatnya, budaya luar yang seiring dengan perkembangan zaman semakin mudah masuk ke Indonesia dianut oleh anak tanpa memiliah mana budaya yang bisa diambil dan mana yang harus dijauhi serta anak kurang memahami dampak negatif yang bisa saja ditimbulkan dari adanya pengaruh budaya luar yang sering kali bertentangan dengan budaya yang ada di Indonesia.

Contohnya gaya berpakaian yang dulunya lebih tertutup sekarang lebih terbuka karena mengikut tren berpakaian orang luar negeri yang kebanyakan menggunakan pakaian yang lebih terbuka, terutama pada perempuan. Budaya atau gaya berpakaian ini kebanyakan kurang sejalan dengan budaya yang ada di indonesia. Dimana penduduk Indonesia yang mayoritas merupakan orang muslim dan adanya anggapan masyarakat yang menganggap bahwa perempuan yang memakai pakaian yang terbuka dinilai negatif oleh masyarakat. Untuk itu di beberapa daerah budaya atau gaya berpakaian yang terbuka ini kurang cocok untuk diterapkan di lingkungannya dan jika diterapkan maka akan ada yang mengangap bahwa hal ini merupakan penyimpangan nilai dan moral.

4.      Fase heteronomous morality  ( usia 4 – 7 tahun)

Pada tahap perkembangan moral ini, anak memandang aturan-aturan sebagai otoritas yang dimiliki oleh Tuhan, orang tua dan guru yang tidak dapat dirubah, dan harus dipatuhi dengan sebaik-baiknya. Mereka meyakini keadilan yang immanen,yaitu konsep bahwa bila suatu aturan dilanggar, hukuman akan dikenakan segera. Yakin bahwa pelanggaran dihubungkan secara otomatis dengan hukuman.

Fase autonomous morality ( usia 10 tahun keatas)

Pada tahapan ini anak menjadi lebih sadar bahwa aturan – aturan dan hukum – hukum diciptakan oleh manudia dan dalam menilai suatu tindakan seseorang harus mempertimbangkan maksud – maksud pelaku dan juga akibat – akibatnya. Anak akan berpikir bahwa maksud pelaku dianggap sebagai yang terpenting. Anak akan dapat menerima perubahan dan mengakui bahwa awturan hanyalah masalah kenyamanan, perjanjian yang sudah disetujui secara sosial, tunduk pada perubahan menurut kesepakatan. Moral pada anak akan tumbuh melalui kesadaran, bahwa orang dapat memilih pandangan yang berbeda terhadap tindakan moral. Pengalaman ini akan tumbuh menjadi dasar penilaian anak terhadap suatu tingkah laku.

5.      Nilai dan moral penting bagi bangsa Indonesia karena dengan adanya nilai dan moral orang – orang akan mengerti baik buruknya sesuatu serta dampak apa yang akan ia terima jika ia melanggar nilai dan moral tersebut. Nilai dan moral juga membantu dalam hal mencegah dari adanya penyimpangan nilai dan moral yang dimana bisa saja akan merugikan banyak orang, bangsa dan juga negara.

Nilai dan moral juga membentuk anak agar menjadi seseorang yang beragama, memiliki rasa kemanusiaan atau tenggang rasa demi persatuan dan juga mengajarkann untuk menjunjung tinggi nilai – nilai musyawarah untuk kerakyatan serta keadilan hakiki.

Jika Indonesia tanpa adanya pendidikan nilai dan moral, maka Indonesia tidak akan mampu menghadapi perkembangan zaman, akan banyaj generasi muda yang tidak memiliki moral, serta Indonesia akan sulit mencari pemimpin yang memiliki moral yang baik. Korupsi yang banyak terjadi saat ini mampu dikurangi serta dicegah dengan adanya pendidikan nilai dan moral yang ada di Indonesia.


In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Fendera Gali Akbar -
Jawaban UTS Pendidikan Nilai Moral
Nama : Fendera Gali Akbar
NPM : 2053053045

1. Menurut saya benar, karena sejak kita lahir hingga berkembang kita mendapat sesuatu kebiasaan tingkah laku moral yang kita lihat dan contoh melalui lingkungan. Jika, lingkungan itu baik maka kita akan meniru tingkah laku moral yang baik,sebaliknya jika lingkungan itu buruk maka kita akan terbiasa dan meniru tingkah laku moral yang buruk. Sebagai contoh, jika anak dibesarkan dilingkungan yang kebanyakan masyarakatnya memiliki tingkah laku moral yang buruk seperti mabuk-mabukan, berjudi, dan lainnya, maka anak akan terbiasa dan menganggap bahwa hal tersebut adalah tindakan yang tidak salah sehingga anak akan meniru perlakuan tersebut.
2. - Pendidikan nilai adalah konsepsi-konsepsi abstrak di dalam diri manusia atau masyarakat, menge-nai hal-hal yang dianggap baik, benar dan hal-hal yang dianggap buruk dan salah. Misalnya kita contohkan nilai budaya, maksudnya konsep abstrak mengenai masalah dasar yang sangat penting dan bernilai dalam kehidupan manusia, atau nilai keagamaan.
- Pendidikan moral adalah usaha yang dilakukan untuk mengubah sikap, tindakan,perilaku kelakuan yang dilakuka peserta didik agar mampu berinteraksi dengan lingkungan masyarakat sesuai nilai dan kebudayaan setempat
3. Menurut saya, pedidikan pembentukan moral dan etika sangat baik jika dilakukan sejak dini sehingga akan melakat pada diri anak. Pendidikan moral akan membuat seseorang memiliki tingkah laku moral yang akan memajukan bangsa dan negara, dan diterima dalam masyrakat. Masih banyak warga yang menyimpangkan moral dikarenakan lunturnya moral dikarenakan semakin majunya zaman, biasanya masyarakat akan mengikuti apa yang sedang menjadi perbincangan publik tetapi melupakan moral yang ada. Sebagai contoh, kasus lelucon (prank) yang berlebihan terhadap orang dewasa maupun anak-anak tanpa memikirkan tingkah laku moral daan efek dari hal tersebut.
4. - Tahap heteronomous
Seseorang yang pada saat awal kehidupannya belum memiliki pendirian yang kuat dalam menentukan sikap dan perilaku atau pilihan keputusan perilaku masih dilandasi oleh anekaragam dan sering bertukarnya ketentuan dan kepentingan.
Heteronomous Morality :
Merupakan tahap pertama perkembangan moral menurut teori Piaget yang terjadi kira-kira pada usia 4-7 tahun. Keadilan dan aturan-aturan dibayangkan sebagai sifat-sifat dunia yang tidak boleh berubah, yang lepas dari kendali manusia.
Pemikir Heteronomous menilai kebenaran atau kebaikan perilaku dengan mempertimbangkan akibat dari perilaku itu, bukan maksud dari pelaku.
Misal: memecahkan 12 gelas secara tidak sengaja lebih buruk daripada memecahkan 1 gelas dengan sengaja, ketika mencoba mencuri sepotong kue.
Meyakini keadilan yang immanen, yaitu konsep bahwa bila suatu aturan dilanggar, hukuman akan dikenakan segera.
Yakin bahwa pelanggaran dihubungkan secara otomatis dengan hukuman.

- Tahap Autonomous
Seorang anak telah memiliki sikap dan perilaku moralitasnya yang tercermin dari dirinya dan telah didasari oleh pendiriannya sendiri. Contoh : anak yang menginginkan sebuah mainan dia akan tetap berusaha memainkan mainan tersebut meskipun harus antri menunggu giliran .
Autonomous Morality :
Tahap kedua perkembangan moral menurut teori Piaget, yang diperlihatkan oleh anak-anak yang lebih tua (kira-kira usia 10 tahun atau lebih). Anak menjadi sadar bahwa aturan-aturan dan hukum-hukum diciptakan oleh manusia dan dalam menilai suatu tindakan, seseorang harus mempertimbangkan maksud-maksud pelaku dan juga akibat-akibatnya.
5. Nilai dan moral bangsa Indonesia ada dalam pancasila, hal sangatlah penting karena apabila bangsa Indonesia tidak memiliki nilai dan moral sebagai pedoman bertingkah laku untuk masyarakat, maka bangsa Indonesia akan mudah mengalami perpecahan dan sangat mudah untuk dimasukan atau diganti dengaan budaya asing yang tidak sesuai dengan moral kita bangsa indonesia.
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by M. Dicky Kurniawan 2053053031 -
Nama: M. Dicky Kurniawan
Npm: 2053053031

1. Iya, karena manusia adalah makhluk yang bergantung pada situasi. Jika lingkungan orang itu baik, maka orang tersebut cenderung berbuat baik. Begitu juga sebaliknya. Jika lingkungan orang itu buruk, maka orang tersebut cenderung berbuat buruk.

2. Pendidikan Nilai adalah usaha untuk sadar yang terencana dalam proses pembelajaran yang membentuk etika, moral, dan budi pekerti peserta didik sebagai makhluk tuhan yang memiliki keterampilan untuk diaplikasikan dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Penidikan Moral adalah usaha dalam membentuk moralitas peserta didik yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

3. Pendidikan nilai dan moral harus ditanamkan sejak usia dini sebab pada usia ini anak-anak lebih mudah dalam menerima apa yang diajarkan oleh orang tua dan pendidik di sekolah.
Walaupun sudah diajarkan tentang pendidikan nilai dan moral sejak dini masih banyak warga negara yang melakukan penyimpangan Nilai dan Moral hal tersebut dapat terjadi disebabkan oleh kurangnya perhatian orang orang tua, factor lingkungan hidup dan pergaulan teman.
Contoh: Hamil diluar nikah, hal tersebut dapat terjadi karena kurangnya ilmu agama dan pergaulan teman yang buruk.

4. Heteronomous Morality (usia 5 - 10 tahun)
Pada fase ini perkembangan moral, anak memandang aturan-aturan yang dimiliki oleh Tuhan, orang tua dan guru sebagai otoritas yang tidak dapat dirubah, dan harus dipatuhi dengan sebaik-baiknya.
Autonomous Morality atau Morality of Cooperation (usia 10 tahun keatas) Moral tumbuh melalui kesadaran diri, bahwa orang dapat memiliki pandangan yang berbeda terhadap tindakan moral. Pengalaman ini akan tumbuh menjadi dasar penilaian anak terhadap suatu tingkah laku. Dalam perkembangannya, anak berusaha mengatasi konflik dengan cara-cara yang paling menguntungkan, dan mulai menggunakan standar keadilan terhadap orang lain.

5. Sangat penting, karena pendidik nilai dan moral dapat membentuk karakter diri yang baik pada peserta didik sebagai generasi penerus bangsa dalam kehidupat masyarakat, bangsa, dan negara.
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Tedi Kurniawan2053053040 -
Jawaban UTS Pendidikan Nilai dan Moral

Nama : Tedi Kurniawan
Npm : 2053053040


1. iya, pendapat saya yaitu contoh seseorang yang terbiasa dengan suasana pergaulan dan seseorang yang hanya memilih untuk menyendiri akan berbeda perilakunya dalam kehidupan sehari – hari hal ini menurut saya di pengaruhi oleh faktor psikologis yang di alami masing masing orang tersebut karena orang yang satu terbiasa dalam pergaulan maka untuk menghadapi sesuatu atau dalam kesehariannya dia bersikap lebih ceria dan lebih berani namun berbeda dengan orang yang suka menyendiri dalam perilakunya dia tentunya akan merasa malu – malu dalam melakukan sesuatu ataupun dia lebih pendiam ketika berada di lingkungan yang ramai. Itulah beberapa contoh berhubungan dengan faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang. Bahkan lingkungan alam sekitar yang berbeda beda dapat mempengaruhi perilaku kita.

2 .Jadi, pendidikan nilai merupakan usaha sadar yang terencana dalam proses pembelajaran yang membentuk etika, moral, dan budi pekerti peserta didik sebagai makhluk tuhan yang mempunyai keterampilan untuk diaplikasikan dalam dunia masyarakat, bangsa dan negara dan Pendidikan Moral sendiri yaitu suatu usaha sadar yang dilakukan oleh manusia (orang dewasa) yang terencana untuk memberikan kesem- patan kepada peserta didik (anak, generasi penerus) menanamkan ke- Tuhanan, nilai-nilai estetik dan etik, nilai baik dan buruk, benar dan salah, mengenai perbuatan, sikap dan kewajiban.

3. Pentingnya penanaman nilai-nilai moral pada anak usia dini agar karakter anak dapat berkembang dengan potensi dan kemampuan anak secara optimal serta tumbuhnya sikap dan perilaku positif bagi anak. Pendidikan moral menyangkut sikap dan kepribadian, sehingga di dalam pembelajarannya tidak hanya terbatas pada
pengembangan kemampuan intelektualnya saja tetapi lebih kepada pengembangan karakter, sikap, dan perilaku anak tersebut.

contoh : tawuran, perusakan sarana publik, penipuan, pelecehan seksual hingga pembunuhan dan berbagai bentuk penyimpangan moral lainnya

Alasan : Segala sesuatu yang terjadi itu terantung pendidikan karena Pendidikan merupakan pintu masuk untuk mengantarkan peserta didik menjadi manusia berbudi pekerti luhur, berbudaya, berilmu pengetahuan, berketrampilan, berperadaban, dan berkarakter. Karena itu, secara logis mudah dipahami jika di antara tujuan tersebut ada yang tidak tercapai tentu ada yang sesuatu yang tidak beres dalam penyelengaraan pendidikan secara keseluruhan, bisa landasan filosofis, praktik, pendidik, lingkungan, dan orientasi masa depan peserta didiknya serta perubahan kondisi eksternal yang gagal ditangkap oleh penyelenggara dan pemilik otoritas formal kebijakan pendidikan.

4. Intisari menurut Penulis : Piaget memiliki 2 tahap dalam perkembangan moralnya yaitu Heteronomous yang berarti moral itu tidak dapat diubah dan hanya dimiliki orang-orang yang lebih dewasa dari si anak, dan Autonomous yang berarti si anak mulai sadar dengan adanya moral maka anak tersebut dapat dinilai baik dan buruknya.
Menurut Lawrence Kohlberg, penilaian dan perbuatan moral pada intinya bersifat rasional. Keputusan dari moral ini bukanlah soal perasaan atau nilai, malainkan selalu mengandung suatu tafsiran kognitif terhadap keadaan dilema moral dan bersifat konstruksi kognitif yang bersifat aktif terhadap titik pandang masing-masing individu sambil mempertimbangkan segala macam tuntutan, kewajiban, hak dan keterlibatan setiap pribadi terhadap sesuatu yang baik dan juga adil. kesemuanya ini merupakan tindakan kognitif. Kohlberg juga mengatakan bahwa terdapat pertimbangan moral yang sesuai dengan pandangan formal harus diuraikan dan yang biasanya digunakan remaja untuk mempertanggung jawabkan perbuatan moralnya. Adapun tahap-tahap perkembangan moral yang sangat terkenal adalah yang dikemukakan oleh Lawrence Kohlberg. Tahap-tahap berkembangan moral tersebut, yaitu : Tingkat Prakonvensional (usia 4 – 10 tahun) Tahap perkembangan moral yang aturan-aturan dan ungkapan-ungkapan moral masih ditafsirkan oleh individu atau anak berdasarkan akibat fisik yang akan diterimanya, baik itu berupa sesuatu yang menyakitkan atau kenikmatan. Pada tingkat ini terdapat dua tahap, yaitu tahap orientasi hukuman dan kepatuhan serta orientasi relativitas instrumental. Tingkat Konvensional (usia 10 – 13 tahun) Tahap perkembangan moral yang aturan-aturan dan ungkapan-ungkapan moral dipatuhi atas dasar menuruti harapan keluarga, kelompok atau masyarakat. Pada tingkat ini terdapat juga dua tahap, yaitu tahap orientasi kesepakatan antara pribadi atau disebut “orientasi anak manis” serta tahap orientasi hukum atau ketertiban. Tingkat Pascakonvensional (usia 13 tahun keatas) Tahap perkembangan moral yang aturan-aturan dan ungkapan-ungkapan moral dirumuskan secara jelas berdasarkan nilai-nilai dan prinsip moral yang memiliki keabsahan dan dapat diterapkan, hal ini terlepas dari otoritas kelompok atau orang yang berpegangan pada prinsip tersebut dan terlepas pula dari identifikasi diri dengan kelompok tersebut. Pada tingkatan ini terdapat dua tahap, yaitu tahap orientasi kontrak sosial legalitas dan tahap orientasi prinsip etika universal. Intisari menurut penulis : Lawrence Kohlberg moral tidak hanya mengandung penilaian terhadap perilaku atau kebiasaan tetapi juga untuk mengembangkan kognitif, dan jika berusia remaja moral ini mulai dapat dipertanggung jawabkan oleh si anak.

5. karena ada dasarnya nilai, moral, dan hukum mempunyai fungsi yaitu untuk melayani manusia. pertama, berfungsi mengingatkan manusia untuk melakukan kebaikan demi diri sendiri dan sesame sebagai bagian dari masyarakat. kedua, menarik perhatian pada permaslahan-permasalahan moral yang kurang ditanggapi manusia. Ketiga, dapat menjadi penarik perhatian manusia kepada gejala “Pembiasaan emosional”

Selain itu fungsi dari nilai, moral dan hukum yaitu dalam rangka untuk pengendalian dan pengaturan. Pentingnya system hukum ialah sebagai perlindungan bagi kepentingan-kepentingan yang telah dilindungi agama, kaidah kesusilaan dan kaidah kesopanan karena belum cukup kuat untuk melindungi dan menjamin mengingat terdapat kepentingan-kepentingan yang tidak teratur.untuk melindungi lebih lanjut kepentingan yang telah dilindungi kaidah-kaidah tadi maka diperlukanlah system hukum. Hukum yang mengatur kehidupan masyarakat dan nyata berlaku dalam masyarakat , disebut hukum positif.
In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Nyimas Ulfa Monalisa -

Assalamualaikum izin menjawab UTS

Nama : Nyimas Ulfa Monalisa

Npm : 1913053140

1.Menurut saya faktor lingkungan sangat berpengaruh terhadap pembentukan tingkah laku moral seseorang karena, jika anak berada di dalam lingkungan yang baik maka akan memberikan pengaruh yang baik bagi perkembangan moral/karakter anak. Dan begitu juga dengan sebaliknya jika di dalam lingkungan terebut terdapat lingkungan yang tidak baik maka dengan sendirinya anak memiliki karakter yang kurang baik. Manusia tidak bisa melepaskan lingkungan secara mutlak karena lingkungan senantiasa berada di sekitarnya.

2. Pendidikan nilai merupakan suatu upaya pembelajaran kepada peserta didik, untuk memahami dan mengenal, menanamkan dan melestarikan, menyerap dan merealisasikan nilai-nilai luhur dalam kehidupan manusia, yang berhubungan dengan kebenaran, kebaikan, dan keindahan dalam pembiasaan bertindak yang konsisten dengan tuntutan nilai.

Pendidikan moral adalah suatu upaya untuk memperkenalkan dan melatih peserta didik mengenai perilaku yang mulia dan perilaku yang tercela.  Setelah mendapatkan pendidikan moral, diharapkan peserta didik memiliki dan menerapkan perilaku terpuji dan meninggalkan perilaku tercela.

3. Pendidikan moral diberikan di berbagai macam lembaga pendidikan, salah satunya di lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). PAUD atau usia pra sekolah adalah masa di mana anak belum memasuki pendidikan formal. PAUD merupakan basis pembentukan karakter moral manusia, sehingga terbentuk perilaku dan kemampuan dasar sesuai dengan tahap perkembangannya agar selanjutnya dapat menjadi warga negara yang baik. Untuk itu diperlukan penanaman nilai-nilai moral pada anak usia dini. Pentingnya penanaman nilai-nilai moral pada anak usia dini agar karakter anak dapat berkembang dengan potensi dan kemampuan anak secara optimal serta tumbuhnya sikap dan perilaku positif bagi anak. Pendidikan moral menyangkut sikap dan kepribadian, sehingga di dalam pembelajarannya tidak hanya terbatas pada pengembangan kemampuan intelektualnya saja tetapi lebih kepada pengembangan karakter, sikap, dan perilaku peserta didik Salah satu contoh kasus yang ada ialah kasus seorang murid di salah satu SMP swasta di Kabupaten Gresik yang menantang gurunya saat ia diingatkan oleh gurunya untuk tidak boleh merokok. Pada kasus tersebut, seorang siswa memegang kerah gurunya sambil merokok dan melempar kata-kata yang tidak sopan. Walaupun kasus tersebut berakhir dengan damai Karen sang guru telah memaafkan siswa tersebut, kasus ini merupakan tamparan keras bagi dunia pendidikan Indonesia  Dengan penguatan pendidikan karakter ini diharapkan dapat menanamkan karakter mulia bagi peserta didik melalui pendidikan lingkungan sekolah mengingat saat ini semakin lunturnya nilai-nilai karakter siswa. Kasus tantangan siswa kepada guru adalah contoh nyata merosotnya moral siswa di lingkungan sekolah. dapat dikatakan betapa besarnya pengaruh lingkungan terhadap anak dan remaja, hal ini konsisten dengan hasil yang di dapatkan bahwa faktor lingkungan seperti sekolah dan tempat anak bermain dapat menjadi penyebab kerusakan moral pada anak. Lingkungan yang buruk akan menyebabkan anak menjadi buruk, sedangkan lingkungan yang baik akan menjadikan anak yang baik, yang pada hakikatnya tujuan dari lingkungan adalah melaksanakan shari’a.

4. 1. Heteronomous Morality

Merupakan tahap pertama perkembangan moral dalam teori Piaget. Berlangsung pada usia 4 sampai 7 tahun

Keadilan dan aturan dibayangkan/dinilai sebagai

- sesuatu yang ada di dunia yang tidak bisa berubah dan.

-Sesuatu yang ada di dunia yang tidak bisa dihilangkan/ dikendalikan oleh orang. 

Menilai perilaku itu benar/baik dengan

- Mempertimbangkan hanya akibat yang ditimbulkan perilaku.

- Tidak mempertimbangkan niat dari si pelaku. Contoh: memecahkan gelas 1 dengan sengaja dan memecahkan gelas 12 karena enggak sengaja, maka yang baik adalah yang memecahkan satu

Ciri Orang yang berpikir secara Heteronomous :

Menilai baik atau benarnya perilaku hanya dengan mempertimbangkan akibat yang ditimbulkan oleh perilaku tertentu, dan tidak mempertimbangkan niat atau tujuan dari si pelaku.

Mempercayai Konsep "Immanent Justice" yaitu konsep yang menekankan bahwa bila seseorang melanggar aturan, maka ia harus segera dihukum

2. Moralitas Autonomous

*Merupakan tahap kedua perkembangan moral

*Muncul atau terjadi pada anak yang lebih tua (10 tahun ke atas)

*Memiliki pemahaman bahwa aturan dan sistem hukum merupakan buatan manusia. Jadi, dalam menilai baik buruknya perbuatan, akibat yang ditimbulkan oleh perilaku serta niat atau tujuan si pelaku sama-sama dipertimbangkan. 

Individu yang Berfikir Secara Autonomous

- Dalam memberikan penilaian baik atau benarnya perilaku seseorang, ia akan mempertimbangkan niat atau tujuan dari si pelaku.

- Bisa menerima perubahan dan mampu mengenali bahwa aturan itu bisa disesuaikan, dibuat dan disetujui melalui kesepakatan bersama dan bisa berubah melalui konsensus

5. Pendidikan nilai menjadi penting karena dengan pendidikan nilai maka akan terbentuk da terciptanya nilai-nilai luhur dalam hehidupan manusia yang berhubungan dengan kebenaran dan kebaikan sehingga akan menjadi kebiasaan dalam bertindak dan berjalan dengan konsisten. Melaui pendidikan nilai maka akan terciptanya moral yang baik sehingga kehidupan sesame manusia berjalan tentram dan damai.

Pendidikan moral menjadi penting karena dengan pendidikan moral, anak mampu memiliki pertahanan diri dalam menghindari hal-hal negative yang mungkin terjadi dalam perjalanan hidupnya. Selain itu, yang terpenting pendidikan moral bagi anak adalah untuk menumbuhkan nilai-nilai moral yang baik pada diri anak, agar ia secara mandiri mampu memilah mana yang positif dan mana yang negative untuk dirinya. Tanpa perlu pengawasan dan bimbingan dari orang tua atau pihak lain dikemudian hari, anak diharapkan mampu menentukan segala tindakannya dalam batasan positif. Apabila pendidikan nilai dan moral sudah berjalan dengan baik, maka dengan sendirinya kasus-kasus yang meresahkan masyarakat akan hilang. Semua itu tak luput dari peran dan kerja sama antara orang tua, pendidik, dan masyarakat dalam menciptakan pendidikan nilai dan moral

In reply to First post

Re: UJIAN TENGAH SEMESTER

by Fikri abdurrahman zaki 2053053010 -
assalamu'alaikum Izin Menjawab UTS ibu
Nama: Fikri abdurrahman zaki
Npm: 2053053010
Kelas: 3 A
Mata Kuliah: Pendidikan Nilai Dan Moral

1. Iya, karena faktor lingkungan sangat mempengaruhi tingkah laku seseorang, contohnya jika seseorang di tempatkan ke lingkungan yang dinilai memiliki moral yang baik maka orang tersebut akan memiliki moral yang baik karena setiap individu terkadang suka menirukan gaya dan penampilan orang lain.
2. Pendidikan nilai adalah penanaman dan pengembangan nilai-nilai pada diri seseorang. pendidikan nilai sebagai bantuan terhadap peserta didik agar menyadari dan mengalami nilai-nilai serta menempatkannya secara integral dalam keseluruhan hidupnya.
Pendidikan moral adalah proses pembelajaran mengenai tingkah laku, akhlak, budi pekerti baik melalui cara formal maupun non formal, Pendidikan moral bertujuan menjadikan manusia sebagai individu yang berkualitas tidak hanya secara materi melainkan emosional dan spiritual.
3. Seperti yang kita ketahui, bahwasannya pendidikan nilai dan moral yang diajarkan sejak dini akan mudah dipahami anak. Di masa emas tersebut, anak akan mencerna pembelajaran yang positif sebagai fondasi berperilaku di masa dewasa nanti.
Sedangkan faktor penyimpangan pada individu. Bisa jadi karena terpengaruhi oleh keturunan, lingkungan, fisik, dan lingkungan sosial.
4. Heteronomous Morality Berlangsung pada usia 4 sampai 7 tahun
Keadilan dan aturan dibayangkan/dinilai sebagai
– sesuatu yang ada di dunia yang tidak bisa berubah dan
– Sesuatu yang ada di dunia yang tidak bisa dihilangkan/ dikendalikan oleh orang.
Moralitas yang Autonomous
-Merupakan tahap kedua perkembangan moral
-Muncul atau terjadi pada anak yang lebih tua (10 tahun ke atas)
-Memiliki pemahaman bahwa aturan dan sistem hukum merupakan buatan manusia. Jadi, dalam menilai baik buruknya perbuatan, akibat yang ditimbulkan oleh perilaku serta niat atau tujuan si pelaku sama-sama dipertimbangkan
5. sangat penting seperti yang kita ketahui pendidikan nilai dan moral itu menanamkan nilai kejujuran,
Nilai kejujuran sangat penting untuk di tanamkan pada bangsa Indonesia. Karena seperti yang kita ketahui banyak nya korupsi”yang terjadi di Indonesia, maka dari itu demi membentuk bangsa yang cerdas dan berakhlak mulia, mulai sekarang rajinlah mengajarkan kepada anak tentang pendidikan moral. Terutama, sikap kejujuran, sikap saling berbagi, mengasihi, dan menghormati.