Silahkan
beri pertanyaan kepada kelompok 2 sesuai materi yang telah mereka sampaikan.
Klik/Sentuh tulisan 'Reply'/'Balas' untuk memulai memberikan pertanyaan atau
memberikan jawaban atas pertanyaan teman Anda.
CATATAN:
1. Semua anggota kelompok 2 wajib menjawab semua pertanyaan yang masuk.
2. Anggota kelompok lain boleh menambahkan jawaban jika dipandang perlu.
3. Untuk dapat melanjutkan ke bagian tugas, kalian wajib memposting minimal
satu kali baik berupa pertanyaan ataupun jawaban.
DISKUSI KELOMPOK 2
Ijin memperkenalkan diri nama saya Salwa Alina Faza dengan NPM 2158011042 ingin bertanya pada kata ulang jenis harimurti krisdalaksana morfemis disebutkan bahwa pada kata ulang morfemis terjadi perubahan makna gramatikal atau leksem, disini saya ingin meminta penjelasan tentang apa itu yang dimaksud makna gramatikal atau leksem. Terima Kasih.
terima kasih salwa, perkenalkan nama saya Marcella Andinatania (2118011064) dari kelompok 2 izin manjawab, makna gramatikal adalah makna yang muncul atau terbentuk setelah ada gramatikalisasi, seperti pemeberian imbuhan, reduplikasi, atau pemajemukan kata. makna gramatikal sangat tergantung dari struktur jenis kalimat. contohnya:
kata rumah, kata dasar ini mempunyai arti bangunan untuk tempat tinggal,
kata ini dapat mengalami perubahan bentuk dan makna, seperti
Perumahan: kata rumah ditambahkan imbuhan pe-an memiliki maknakumpulan beberapa rumah atau rumah-rumah tempat tinggal.
Rumah-rumahan: kata rumah mengalami peroses reduplikasi sehingga makna katanya pun berubah menjadi tiruan rumah.
Rumah api: kata rumah di dalam kata ini mengalami proses pemajemukkan kata dengan ditambahkan kata api di belakangnya, dan mempunyai makna menara api atau mercu suar.
kata rumah, kata dasar ini mempunyai arti bangunan untuk tempat tinggal,
kata ini dapat mengalami perubahan bentuk dan makna, seperti
Perumahan: kata rumah ditambahkan imbuhan pe-an memiliki maknakumpulan beberapa rumah atau rumah-rumah tempat tinggal.
Rumah-rumahan: kata rumah mengalami peroses reduplikasi sehingga makna katanya pun berubah menjadi tiruan rumah.
Rumah api: kata rumah di dalam kata ini mengalami proses pemajemukkan kata dengan ditambahkan kata api di belakangnya, dan mempunyai makna menara api atau mercu suar.
Baik Alin terimakasih pertanyaannya,
Saya Benazhir Saninah 2118011004 Kelompok 2, izin menambahkan jawaban
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 461), gramatikal diartikan sesuai dengan tata bahasa. Dimana makna katanya mengalami proses afiksasi, reduplikasi, komposisi, atau kalimatisasi. Makna dari gramatikal sendiri adalah kata yang berubah-ubah sesuai dengan konteks (berkenaan dengan situasinya, yakni tempat, waktu, dan lingkungan penggunaan bahasa) pemakainya.
Berdasarkan arti gramatikal di atas, maka kalimat gramatikal adalah kalimat yang makna katanya berubah-ubah karena mengalami proses pengimbuhan, pengulangan ataupun pemajemukan yang disesuaikan menurut tata bahasa serta terikat dengan konteks pemakainya.
Contohnya :
Rumah dinas, rumah duka, merumahkan, perumahan (makna gramatikal). Contoh :
1). Sejak terpilih menjadi bupati di kota lain, kini ia tinggal di rumah dinas.
2). Setiap hari rumah duka itu tidak pernah sepi pengunjung.
Sedangkan Kata leksikal (leksem), Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 805) adalah berkaitan dengan kata, leksem, atau kosa kata. Leksikal (leksem), juga berarti makna yang sesungguhnya atau sebenarnya.
Kalimat leksikal adalah kalimat yang makna kata yang sebenarnya bersifat tetap dan tidak terikat dengan konteks kalimatnya (berdiri sendiri).
Contoh :
1). Setiap bangun tidur, ibu menyuruhku minum segelas air putih hangat. (minum=makna leksikal)
2). Akhir pekan kali ini kami sekeluarga menghabiskan waktu di rumah. (rumah=makna leksikal)
Terimakasih.
Saya Benazhir Saninah 2118011004 Kelompok 2, izin menambahkan jawaban
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 461), gramatikal diartikan sesuai dengan tata bahasa. Dimana makna katanya mengalami proses afiksasi, reduplikasi, komposisi, atau kalimatisasi. Makna dari gramatikal sendiri adalah kata yang berubah-ubah sesuai dengan konteks (berkenaan dengan situasinya, yakni tempat, waktu, dan lingkungan penggunaan bahasa) pemakainya.
Berdasarkan arti gramatikal di atas, maka kalimat gramatikal adalah kalimat yang makna katanya berubah-ubah karena mengalami proses pengimbuhan, pengulangan ataupun pemajemukan yang disesuaikan menurut tata bahasa serta terikat dengan konteks pemakainya.
Contohnya :
Rumah dinas, rumah duka, merumahkan, perumahan (makna gramatikal). Contoh :
1). Sejak terpilih menjadi bupati di kota lain, kini ia tinggal di rumah dinas.
2). Setiap hari rumah duka itu tidak pernah sepi pengunjung.
Sedangkan Kata leksikal (leksem), Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 805) adalah berkaitan dengan kata, leksem, atau kosa kata. Leksikal (leksem), juga berarti makna yang sesungguhnya atau sebenarnya.
Kalimat leksikal adalah kalimat yang makna kata yang sebenarnya bersifat tetap dan tidak terikat dengan konteks kalimatnya (berdiri sendiri).
Contoh :
1). Setiap bangun tidur, ibu menyuruhku minum segelas air putih hangat. (minum=makna leksikal)
2). Akhir pekan kali ini kami sekeluarga menghabiskan waktu di rumah. (rumah=makna leksikal)
Terimakasih.
izin memperkenalkan diri nama saya Salwa Al Karina dengan NPM 2118011094, izin menjawab makna dari gramatikal sendiri adalah kata yang berubah-ubah sesuai dengan konteks (berkenaan dengan situasinya, yakni tempat, waktu, dan lingkungan penggunaan bahasa) pemakainya.
Contoh: minuman, minum-minum, peminum. Contoh kalimat :Polisi menyita beberapa peti minuman keras dari dalam toko itu. Pagi, siang, malam, kerjanya hanya duduk dan minum-minum saja. Seluruh orang di kampung ini tahu, kalau ia seorang peminum.
Contoh: minuman, minum-minum, peminum. Contoh kalimat :Polisi menyita beberapa peti minuman keras dari dalam toko itu. Pagi, siang, malam, kerjanya hanya duduk dan minum-minum saja. Seluruh orang di kampung ini tahu, kalau ia seorang peminum.
Izin bertanya, bagaimana cara penulisan kata berimbuhan me- atau pe- apabila bertemu dengan kata berawalan C?
Izin menjawab pertanyaan, perkenalkan nama saya Nauriel Fathia dengan NPM 2118011024. Untuk penulisan kata berimbuhan apabila bertemu dengan huruf awalan C bersifat tidak luluh atau tetap. Contoh : Cuci -> Mencuci
Baik terimakasih Fathir atas pertanyaannya, Saya Benazhir Saninah 2118011004, izin menegaskan kembali bahwa untuk awalan huruf yang luluh hanya K,T ,S dan P, sehingga pada kata berawalan C diberi imbuhan tetap sama tidak ada perubahan peluluhan.
Izin bertanya, nama saya Amallia Ananda dengan NPM 2118011058. saya ingin bertanya tentang ciri kata ulang arti gramatikalisasi, ini maksudnya apa dan contohnya bagaimana. terimakasih.
terima kasih amel, saya Marcella Andinatania (2118011064) izin menjawab
contoh kata ulang gramatikalisasi yaitu kata makan-makan
Makan-makan: merupakan kata yang terbentuk dari gramatikalisasi kata makan. Proses gramatikalisasi dilakukan dengan reduplikasi atau pengulangan kata pada kata makan. Makna kata makan-makan sendiri adalah kegiatan makan yang ditujukan untuk bersenang-senang ataupun pesta.
contoh kata ulang gramatikalisasi yaitu kata makan-makan
Makan-makan: merupakan kata yang terbentuk dari gramatikalisasi kata makan. Proses gramatikalisasi dilakukan dengan reduplikasi atau pengulangan kata pada kata makan. Makna kata makan-makan sendiri adalah kegiatan makan yang ditujukan untuk bersenang-senang ataupun pesta.
Baik terimakasih cella, atas jawabannya
Izin menjawab, nama saya Aziza Regina Kinasih I dengan NPM 2118011010. Makna jenis-jenis kata yang terbentuk setelah mengalami proses gramatikalisasi, seperti pemberian macam-macam imbuhan, reduplikasi/pembentukan jenis-jenis kata ulang, atau pemajemukan kata yang membuat kata dasar menjadi kata majemuk. Contoh : Jalan
Makna dasar kata ini adalah tempat untuk lalu lintas orang, kendaraan, dan sebagainya. Setelah mengalami gramatikalisasi, maka bentuk dan makna kata ini berubah menjadi seperti berikut ini:
Berjalan: kata jalan mengalami proses afiksasi atau pengimbuhan, dimana imbuhan yang diberikan pada kata ini adalah imbuhan awalan ber-. Setelah diberi imbuhan, makna kata ini pun berubah menjadi bergerak dari satu titik menuju titik lainnya.
Jalan-jalan: kata dasar jalan mengalami proses reduplikasi atau pengulangan kata. Makna katanya pun berubah menjadi kegiatan berjalan yang bertujuan untuk bersenang-senang atau melepas penat.
Jalan keluar: kata dasar jalan mengalami proses pemajemukan kata dengan penambahan kata keliar di belakangnya. Setelah dimajemukkan, makna kata ini kini menjadi pintu keluar atau solusi.
Makna dasar kata ini adalah tempat untuk lalu lintas orang, kendaraan, dan sebagainya. Setelah mengalami gramatikalisasi, maka bentuk dan makna kata ini berubah menjadi seperti berikut ini:
Berjalan: kata jalan mengalami proses afiksasi atau pengimbuhan, dimana imbuhan yang diberikan pada kata ini adalah imbuhan awalan ber-. Setelah diberi imbuhan, makna kata ini pun berubah menjadi bergerak dari satu titik menuju titik lainnya.
Jalan-jalan: kata dasar jalan mengalami proses reduplikasi atau pengulangan kata. Makna katanya pun berubah menjadi kegiatan berjalan yang bertujuan untuk bersenang-senang atau melepas penat.
Jalan keluar: kata dasar jalan mengalami proses pemajemukan kata dengan penambahan kata keliar di belakangnya. Setelah dimajemukkan, makna kata ini kini menjadi pintu keluar atau solusi.
Baik Azizah, jadi makna gramatikalisasi artinya setelah dilakukan reduplikasi, fiksasi, dll. maka membentuk makna kata baru yang berbeda dengan makna aslinya begitu ya ? terimakasih azizah. tolong apabila saya salah menangkap bisa diperbaiki
Baik terimakasih Amallia, saya Benazhir Saninah 2118011004 izin menjawab
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 461), gramatikal diartikan sesuai dengan tata bahasa. Dimana makna katanya mengalami proses afiksasi, reduplikasi, komposisi, atau kalimatisasi. Makna dari gramatikal sendiri adalah kata yang berubah-ubah sesuai dengan konteks (berkenaan dengan situasinya, yakni tempat, waktu, dan lingkungan penggunaan bahasa) pemakainya.
Berdasarkan arti gramatikal di atas, maka kalimat gramatikal adalah kalimat yang makna katanya berubah-ubah karena mengalami proses pengimbuhan, pengulangan ataupun pemajemukan yang disesuaikan menurut tata bahasa serta terikat dengan konteks pemakainya.
Contohnya :
Mobil-mobilan, mobil ambulance, permobilan (makna gramtikal). Contoh :
- Adik menabung uang jajannya untuk membeli mobil-mobilan kesukaannya. Arti mobil disini adalah mobil mainan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 461), gramatikal diartikan sesuai dengan tata bahasa. Dimana makna katanya mengalami proses afiksasi, reduplikasi, komposisi, atau kalimatisasi. Makna dari gramatikal sendiri adalah kata yang berubah-ubah sesuai dengan konteks (berkenaan dengan situasinya, yakni tempat, waktu, dan lingkungan penggunaan bahasa) pemakainya.
Berdasarkan arti gramatikal di atas, maka kalimat gramatikal adalah kalimat yang makna katanya berubah-ubah karena mengalami proses pengimbuhan, pengulangan ataupun pemajemukan yang disesuaikan menurut tata bahasa serta terikat dengan konteks pemakainya.
Contohnya :
Mobil-mobilan, mobil ambulance, permobilan (makna gramtikal). Contoh :
- Adik menabung uang jajannya untuk membeli mobil-mobilan kesukaannya. Arti mobil disini adalah mobil mainan.
Baik terimakasih Benazhir atas jawabannya.
Izin bertanya, sebelumnya perkenalkan nama saya Sarih Ratu dengan NPM 2118011158, mengapa huruf p dari kata dasar produksi dileburkan pada kata "pemroduksi" ? Terima kasih.
Izin menjawab, nama saya Aziza Regina Kinasih I dengan NPM 2118011010. Fonem /k, /p/, /t/, dan /s/ pada gugus konsonan tersebut tidak luluh apabila mendapat imbuhan, baik meng- maupun peng-, kecuali fonem awal /p/ jika mendapat imbuhan peng-. Dalam hal ini, jika mendapat imbuhan meng-, fonem /p/ pada gugus konsonan /pr/ tidak luluh, tetapi jika mendapat imbuhan peng- fonem /p/ itu luluh. Contoh : pemproduksi, pemproses.
Baik, terima kasih Aziza, izin memastikan jadi kalau imbuhan peng bertemu kata dengan huruf pertama p maka huruf p akan luluh, apakah benar? Terima kasih.
izin menjawab, nama saya Daniatul Firdausy dengan npm 2168011002. menurut saya benar, karena apabila Fonem /k, p, t, s/ pada awal kata dasar luluh jika mendapat awalan meng- dan peng-. contoh : peng- + produksi → pemroduksi dan peng- + proses → pemroses. kalau /pr/ itu tidak luluh namun bila /p/ itu bisa luluh.
Baik Sarih terimakasih pertanyaannya, Saya Benazhir Saninah 2118011004, izin menjawab
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata pemroduksi adalah yang memproduksi. Arti lainnya dari pemroduksi adalah alat untuk memproduksi. Sehingga hal tersebut bukan peleburan kata berimbuhan namun memang itu kata dasar yang terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata pemroduksi adalah yang memproduksi. Arti lainnya dari pemroduksi adalah alat untuk memproduksi. Sehingga hal tersebut bukan peleburan kata berimbuhan namun memang itu kata dasar yang terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Baik, terima kasih Benazhir atas jawabannya.
Izin perkenalkan diri, saya Annisa Septiarini Mas Gede 2118011106 ingin bertanya terkait materi kata ulang. Bagaimana aturan penulisan kata ulang di dalam sebuah judul? Terima kasih.
Izin menjawab pertanyaan, saya Nauriel Fathia dengan NPM 2118011024. Untuk penulisan kata ulang di judul kata pertama pada kata ulang ditulis dengan kapital sedangkan kata kedua tidak kapital. Sekian jawaban dari saya, mohon maaf jika ada kesalahaan.
Assalamualaikum wr.wb. terimakasih atas pertanyaannya Annisa, izin menjawab, nama saya Salwa Alina Faza dengan NPM 2158011042. Aturan penulisan kata ulang pada judul buku adalah ditulis dengan huruf kapital pada kata pertama sedangkan kata kedua tidak. Jadi huruf kapital digunakan untuk huruf pertama di kata pertama sedangkan pada kata kedua tetap ditulis dengan huruf kecil. Sekian penjelasan dari saya apabila ada kesalahan mohon dikoreksi. Terima Kasih.
izin memperkenalkan diri saya Risna Juliana dengan NPM 2158011010, izin bertanya di materi bagian ciri ciri dari kata ulang disebutkan bahwa morfemnya bertambah lebih dari satu atau lebih. bisa jelaskan maksud dari ciri tersebut? sekian dari saya terimakasih
Baik terima kasih, saya Benazhir Saninah (2118011004) izin menjawab, sebelumnya kita ketahui morfem adalah unit terkecil dari tata bahasa yang memiliki arti atau bisa disebut sebagai kata dasar, sehingga apa yang dimaksud dari morfem yang bertambah satu atau lebih seperti kata dasar "mobil" menjadi "mobil-mobilan" yang morfem disini adalah mobil dan bertambah karena pengulangan, contoh lainnya :
- Bolak-balik → bentuk dasar balik
- Gerak-gerik → bentuk dasar gerak
- Kereta-keretaan → bentuk dasar kereta
- Anak-anakan → bentuk dasar anak
- Gunung-gunungan → bentuk dasar gunung
- Kehitam-hitaman → bentuk dasar hitam
- Bolak-balik → bentuk dasar balik
- Gerak-gerik → bentuk dasar gerak
- Kereta-keretaan → bentuk dasar kereta
- Anak-anakan → bentuk dasar anak
- Gunung-gunungan → bentuk dasar gunung
- Kehitam-hitaman → bentuk dasar hitam
Selamat pagi,izin memperkenalkan diri nama saya centya cheirini dengan NPM 2118011056 dari prodi PSPD,disini saya ingin bertanya dengan kelompok 2 tentang materi yang di sampaikan,jadi pertanyaan nya mengapa pada kata pengulangan seluruh itu tidak terjadi nya perubahan fonem?,Terimakasih
Sebagai balasan Centya.Cheirini21 Centya.Cheirini21
Re: DISKUSI KELOMPOK 2
oleh Benazhir Saninah Annasya -
Baik terima kasih, saya Benazhir Saninah (2118011004) izin menjawab, sebelumnya definisi dari kata pengulangan seluruh adalah pengulangan seluruh bentuk dasarnya tanpa perubahan fonem dan tanpa imbuhan, kita ambil kesimpulan jika pada pengulangan seluruh ditambahkan fonem maka kata dasar yang menjadi kata ulangnya menjadi berubah makna dari kata dasarnya yang diulang, sedangkan kata pengulangan seluruh harus kata dasar dan kata ulangnya bermakna sama, jika ditambah fonem kata ulangnya akan berubah makna dan tidak sama arti dengan kata dasarnya dan jika kata ulang berubah makna maka disebut tidak satu makna keseluruhan atau disebut pengulangan sebagian.
Izin bertanya, perkenalkan nama saya Fathan Qoriba NPM 2118011070. Saya ingin bertanya jika terdapat kata seperti "dilipatganda" apakah ditulis gabung atau dipisah karena tidak memiliki akhiran? Terima kasih.
Baik terima kasih, saya Benazhir Saninah (2118011004) izin menjawab, kata "dilipatganda" ditulis terpisah karena tidak memiliki akhiran dan juga kata "dilipatganda" bukan kategori kata gabung yang padu disatukan.
Perkenalkan saya Raihan Nafis dengan NPM 2158011026. Izin bertanya mengenai reduplikasi. Bagaimana cara membedakan penggunaan kata reduplikasi dengan kata benda yang memang terdiri dari dua kata yang sama, contoh kupu-kupu. Terimakasih
izin menjawab, nama saya Daniatul Firdausy dengan npm 2168011002. menurut saya untuk membedakannya ditinjau dari makna atau arti kata yang menggunakan pengulangan kata atau reduplikasi. seperti contoh dan bentuk pembedanya :
1. Kata ulang yang menunjukkan makna jamak (yang menyangkut benda), contoh: meja-meja
2. Kata ulang yang bermakna mirip atau seperti, contoh: kemerah-merahan
3. Kata ulang yang menunjukkan makna saling, contoh: tarik-menarik
4. Kata ulang berubah bunyi yang memiliki makna idiomatis, contoh: bolak-balik
5. Kata ulang yang menunjukkan makna jamak (yang menyangkut proses), contoh: melihat-lihat
6. Bentuk ulang yang seolah-olah merupakan kata ulang (kata ulang semu), contoh: kupu-kupu
7. Bentuk ulang dwipurwa, contoh: dedaunan
1. Kata ulang yang menunjukkan makna jamak (yang menyangkut benda), contoh: meja-meja
2. Kata ulang yang bermakna mirip atau seperti, contoh: kemerah-merahan
3. Kata ulang yang menunjukkan makna saling, contoh: tarik-menarik
4. Kata ulang berubah bunyi yang memiliki makna idiomatis, contoh: bolak-balik
5. Kata ulang yang menunjukkan makna jamak (yang menyangkut proses), contoh: melihat-lihat
6. Bentuk ulang yang seolah-olah merupakan kata ulang (kata ulang semu), contoh: kupu-kupu
7. Bentuk ulang dwipurwa, contoh: dedaunan
Baik terima kasih, saya Benazhir Saninah (2118011004) izin menjawab, cara membedakannya adalah mengetahui maknanya, kata reduplikasi dapat menimbulkan atau menciptakan arti baru, contohnya kata dasar mobil menjadi mobil-mobilan hal tersebut berubah arti dari mobil sebagai alat transportasi menjadi mobil mobilan berartikan mainan mobil, sedangkan kata dasar yang memang semu terlihat seperti berulang hanya memiliki satu makna, contohnya kupu-kupu hanya berarti hewan serangga.
pagi, izin memperkenalkan diri saya Hana Muthi'a Putri dengan NPM 2158011014 ingin bertanya bagaimana cara menulis kata berimbuhan yang baik dan benar menurut kalian? dan apakah bisa diberikan contoh lagi di kata gabung padu disatukan? , terimakasih
baik terima kasih Haha, saya izin menjawab
1. Kata imbuhan berupa awalan, akhiran, sisipan, dan gabungan dari awalan
dan akhiran ditulis menjadi satu dengan bentuk dasarnya.
Misalnya: membaca
2. Imbuhan yang diserap dari unsur asing, seperti -man, -wan, -wi, atau -
isme, ditulis menjadi satu dengan bentuk dasarnya
misalnya: Peraga + -wati = peragawati
3. kata berimbuhan terikat, penulisannya selalu
digabungkan dengan kata berikutnya,
misalnya: antarkota
1. Kata imbuhan berupa awalan, akhiran, sisipan, dan gabungan dari awalan
dan akhiran ditulis menjadi satu dengan bentuk dasarnya.
Misalnya: membaca
2. Imbuhan yang diserap dari unsur asing, seperti -man, -wan, -wi, atau -
isme, ditulis menjadi satu dengan bentuk dasarnya
misalnya: Peraga + -wati = peragawati
3. kata berimbuhan terikat, penulisannya selalu
digabungkan dengan kata berikutnya,
misalnya: antarkota
Baik terima kasih, saya Benazhir Saninah (2118011004) izin menjawab.
Aturan penulisan kata berimbuhan menurut KBBI :
1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta gabungan awalan dan akhiran) ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.
Misalnya:
berjalan
berkelanjutan
2. Bentuk terikat ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Misalnya:
adibusana
aerodinamika
Catatan:
(1) Bentuk terikat yang diikuti oleh kata yang berhuruf awal kapital atau singkatan yang berupa huruf kapital dirangkaikan dengan tanda hubung (-).
Misalnya:
non-Indonesia
pan-Afrikanisme
(2) Bentuk maha yang diikuti kata turunan yang mengacu pada nama atau sifat Tuhan ditulis terpisah dengan huruf awal kapital.
Misalnya:
Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.
Kita berdoa kepada Tuhan Yang Maha Pengampun.
(3) Bentuk maha yang diikuti kata dasar yang mengacu kepada nama atau sifat Tuhan, kecuali kata esa, ditulis serangkai.
Misalnya:
Tuhan Yang Mahakuasa menentukan arah hidup kita.
Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa melindungi kita.
Contoh kata gabung padu disatukan :
- dwiwarna,
- mahasiswa,
- antarpulau.
Aturan penulisan kata berimbuhan menurut KBBI :
1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta gabungan awalan dan akhiran) ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.
Misalnya:
berjalan
berkelanjutan
2. Bentuk terikat ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Misalnya:
adibusana
aerodinamika
Catatan:
(1) Bentuk terikat yang diikuti oleh kata yang berhuruf awal kapital atau singkatan yang berupa huruf kapital dirangkaikan dengan tanda hubung (-).
Misalnya:
non-Indonesia
pan-Afrikanisme
(2) Bentuk maha yang diikuti kata turunan yang mengacu pada nama atau sifat Tuhan ditulis terpisah dengan huruf awal kapital.
Misalnya:
Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.
Kita berdoa kepada Tuhan Yang Maha Pengampun.
(3) Bentuk maha yang diikuti kata dasar yang mengacu kepada nama atau sifat Tuhan, kecuali kata esa, ditulis serangkai.
Misalnya:
Tuhan Yang Mahakuasa menentukan arah hidup kita.
Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa melindungi kita.
Contoh kata gabung padu disatukan :
- dwiwarna,
- mahasiswa,
- antarpulau.
Sebagai balasan Kiriman pertama
Re: DISKUSI KELOMPOK 2
Izin memperkenalkan diri nama saya Rizky Aleyda Dharmesti dengan NPM 2158011024. Ingin meminta penjelasan secara detail mengenai kata berimbuhan terikat dan
beserta contohnya lagi. Terima Kasih
beserta contohnya lagi. Terima Kasih
Sebagai balasan RIZKY.ALEYDA.DHARMESTI21 RIZKY.ALEYDA.DHARMESTI21
Re: DISKUSI KELOMPOK 2
oleh Daniatul Firdausy -
izin untuk menjawab, nama saya Daniatul Firdausy dengan npm 2168011002. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga tahun 2000 (Mulyono, 2013:77) bentuk-bentuk terikat ini terdiri atas morfem a-, de-, nir-, pro-, pra-, maha, pasca, intra-, ekstra-, dan antar- yang mempunyai arti sebagai berikut:
1) a- artinya tanpa, tidak ber- (asusila, asosial)
2) de- artinya menghilangkan, mengurangi (demoralisasi, dekameter)
3) nir- artinya tanpa, tidak, bukan (nirlaba)
4) pro- artinya sebelum, di depan (proaktif, )
5) pra- artinya sebelum, di depan (prasejarah, praseminar)
6) maha- artinya sangat, amat, teramat (mahakarya, mahasiswa)
7) pasca- artinya sesudah (pascagempa, pascasarjana)
8) intra- artinya dalam(intrakurikuler, intramolekuler)
9) ekstra- artinya di luar, sangat (ekstrakurikuler, esktrakerja)
10) antar- artinya jarak di antara (antarkota, antarprovinsi)
Selanjutnya, ada bentuk terikat yang lain, seperti non-, anti-, tele-, swa-, sub-, dwi-, semi-, tuna-, dan ultra- dengan contoh-contoh berikut: nonpribumi, antigempa, telewicara, swadaya, dwipurwa, semiprofesional, subbab, tunakarya, dan ultramodern yang penulisannya digabung dengan kata dasar (PUEBI, 2016). Semua bentuk terikat itu ditulis serangkai dengan kata dasar yang memodifikasinya kecuali bergabung dengan kata dasar berupa nama orang, nama tempat, nama organisasi, dan nama peristiwa yang sudah tercatat dalam sejarah, penulisannya terpisah dan dibubuhi tanda hubung atau strip (-) di antara bentuk terikat dan nama-nama tersebut, contohnya: pasca-Perang Dunia II, pro-Pemerintahan Republik Indonesia, non-KPK, anti-PKI, dan sebagainya.
1) a- artinya tanpa, tidak ber- (asusila, asosial)
2) de- artinya menghilangkan, mengurangi (demoralisasi, dekameter)
3) nir- artinya tanpa, tidak, bukan (nirlaba)
4) pro- artinya sebelum, di depan (proaktif, )
5) pra- artinya sebelum, di depan (prasejarah, praseminar)
6) maha- artinya sangat, amat, teramat (mahakarya, mahasiswa)
7) pasca- artinya sesudah (pascagempa, pascasarjana)
8) intra- artinya dalam(intrakurikuler, intramolekuler)
9) ekstra- artinya di luar, sangat (ekstrakurikuler, esktrakerja)
10) antar- artinya jarak di antara (antarkota, antarprovinsi)
Selanjutnya, ada bentuk terikat yang lain, seperti non-, anti-, tele-, swa-, sub-, dwi-, semi-, tuna-, dan ultra- dengan contoh-contoh berikut: nonpribumi, antigempa, telewicara, swadaya, dwipurwa, semiprofesional, subbab, tunakarya, dan ultramodern yang penulisannya digabung dengan kata dasar (PUEBI, 2016). Semua bentuk terikat itu ditulis serangkai dengan kata dasar yang memodifikasinya kecuali bergabung dengan kata dasar berupa nama orang, nama tempat, nama organisasi, dan nama peristiwa yang sudah tercatat dalam sejarah, penulisannya terpisah dan dibubuhi tanda hubung atau strip (-) di antara bentuk terikat dan nama-nama tersebut, contohnya: pasca-Perang Dunia II, pro-Pemerintahan Republik Indonesia, non-KPK, anti-PKI, dan sebagainya.
Sebagai balasan RIZKY.ALEYDA.DHARMESTI21 RIZKY.ALEYDA.DHARMESTI21
Re: DISKUSI KELOMPOK 2
oleh Benazhir Saninah Annasya -
Baik terima kasih, saya Benazhir Saninah (2118011004) izin menjawab.
Dalam kaidah bahasa Indonesia, jenis kata ini, penulisannya selalu digabungkan dengan kata berikutnya, misalnya kata antar- yang ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya; antardaerah. Bentuk terikat seperti antar- ini lazim digunakan sebagai terjemahan bentuk terikat inter- dalam bahasa Inggris, seperti dalam interracial = antar-ras. Bentuk bentuk penulisannya adalah sebagai berikut :
Contoh :
• antarkota
• antibiotik
• bikarbonat
• biokimia
• demoralisasi
• dwiwarna
• ekabahasa
• ekstrakurikuler
• infrastruktur
Dalam kaidah bahasa Indonesia, jenis kata ini, penulisannya selalu digabungkan dengan kata berikutnya, misalnya kata antar- yang ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya; antardaerah. Bentuk terikat seperti antar- ini lazim digunakan sebagai terjemahan bentuk terikat inter- dalam bahasa Inggris, seperti dalam interracial = antar-ras. Bentuk bentuk penulisannya adalah sebagai berikut :
Contoh :
• antarkota
• antibiotik
• bikarbonat
• biokimia
• demoralisasi
• dwiwarna
• ekabahasa
• ekstrakurikuler
• infrastruktur
Izinkan saya memperkenalkan diri, nama saya Rani Nivetha denga nomor NPM , 2118011028, saya ingin bertanya untuk imbuhan apakah ada bahasa lain untuk menyebutkan imbuhan awalan, akhiran, sisipan ataupun awalan dan akhiran?
Terima kasih Rani, saya izin menjawab imbuhan yang berupa awalan disebut prefix, imbuhan berupa sisipan disebut infix, dan imbuhan berupa akhiran disebut sufix
Sebagai balasan Rani.Nivetha21 Rani.Nivetha21
Re: DISKUSI KELOMPOK 2
oleh Benazhir Saninah Annasya -
Baik terima kasih, saya Benazhir Saninah (2118011004) izin menjawab , ada yaitu prefiks (awalan), sufiks (akhiran), infiks (sisipan) dan konfiks (awalan dan akhiran).
Izin memperkenalkan diri, Saya Muhammad Arbyanka Diontama dengan NPM 2118011146. Saya izin ingin bertanya, apakah pada penggunaan kata imbuhan terikat diperbolehkan menggunakan istilah asing? atau apakah harus dalam bentuk kata bahasa Indonesia dan serapan? terima kasih.
Sebagai balasan Muhammad Arbyanka Diontama
Re: DISKUSI KELOMPOK 2
oleh ISAURA.DEWI21 ISAURA.DEWI21 -
Terimakasih atas pertanyaannya, perkenalkan nama saya Isaura Dewi Fauzi dengan NPM 2118011044 dari kelompok 2. Izin menjawab, dalam penggunaan kata imbuhan terikat diperbolehkan untuk menggunakan kata asing sebagai contoh Anti- + biotik.
Baik terima kasih, saya Benazhir Saninah (2118011004) izin menjawab .
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga tahun 2000 (Mulyono, 2013:77) bentuk terikat seperti antar- ini lazim digunakan sebagai terjemahan bentuk terikat inter- dalam bahasa Inggris, seperti dalam interracial = antar-ras, adapun contoh lain inkonvensional menggunakan -in.
Assalamu'alaikum, izin memperkenalkan diri, saya Aulia Jannatuz Zahra, NPM 2118011134, Izin bertanya mengenai materi kalimat berimbuhan. manakah yang benar antara mencontek dan menyontek, dan mengapa bisa begitu? sekian dari saya, terimakasih atas jawabannya mohon maaf jika kurang berkenan
Terima kasih Aulia, izin menjawab
me + contek, hasilnya mencontek karena huruf awal merupakan C dan bukan KTSP maka tetap ditulis utuh atau tidak dilebur, sedangkan
me + sontek menjadi menyontek, Karena kata Sontek dimulai dengan huruf S (ingat KTSP), maka huruf S nya harus dilebur.
me + contek, hasilnya mencontek karena huruf awal merupakan C dan bukan KTSP maka tetap ditulis utuh atau tidak dilebur, sedangkan
me + sontek menjadi menyontek, Karena kata Sontek dimulai dengan huruf S (ingat KTSP), maka huruf S nya harus dilebur.
Waalaikumsalam, terimakaaih Ara atas pertanyaannya. Izin menjawab, nama saya Salwa Alina Faza dengan NPM 2158011042. Penulisan yang benar adalah menyontek karena kata dasar dari kata itu adalah "sontek" bukan "contek" sehingga ketika bertemu dengan imbuhan me- maka huruf S dari kata "sontek" ini akan melebur menjadi (me- + sontek = menyontek). Sekian penjelasan dari saya, apabila ada kesalahan mohon dikoreksi. Terima Kasih.
Baik terima kasih, saya Benazhir Saninah (2118011004) izin menjawab.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata baku dari contek adalah sontek, sehingga dalam peleburan K,T,S dan P , dari kata sontek menjadi menyontek yang benar.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata baku dari contek adalah sontek, sehingga dalam peleburan K,T,S dan P , dari kata sontek menjadi menyontek yang benar.
izin memperkenalkan diri, nama saya Muhammad Nadhif Rafii dengan NPM 2118011088. izin bertanya, mengapa huruf "p`" pada kata "produksi" yang diberi imbuhan "me-" tidak diluluhkan (Me- + produksi = memproduksi) , sedangkan huruf "p`" pada kata "produksi" yang diberi imbuhan "pe-" diluluhkan (Pe- + produksi = pemroduksi)? terima kasih.
Baik terima kasih, saya Benazhir Saninah (2118011004) izin menjawab, kata "produksi" yang diberi imbuhan "me-" tidak diluluhkan (Me- + produksi = memproduksi) karena setelah huruf p pada kata produksi adalah r yang bukan huruf vokal (aturan peleburan jika setelah huruf K,T,S dan P adalah huruf vokal) sedangkan pemroduksi adalah kata dasar pada KBBI secara sah dan ditetapkan baku, untuk kata tidak bakunya adalah pemproduksi.
Assalamualaikum, izin memperkenalkan diri nama saya Fathimah Zulfa NPM 2118011018, izin bertanya. Pada kata ulang sintaksis disebutkan bahwa kata ulang ini menghasilkan satuan berstatus, bisakah tolong diperinci lagi maknanya dan diberikan satu lagi contohnya? Terima kasih.
Baik terima kasih, saya Benazhir Saninah (2118011004) izin menjawab, reduplikasi sintaktis yaitu pengulangan morfem yang menghasilkan klausa, contoh "malam-malam pekerjaan itu dikerjakannya", artinya "walau sudah malam hari, pekerjaan itu tetap dikerjakannya"
Izin memperkenalkan diri, nama saya Adinda Fairuz dengan NPM 2118011092. Izin bertanya, mengapa penulisan yang benar mempunyai bukan memunyai? sedangkan mempesona menjadi memesona? Terima kasih.
Izin menjawab pertanyaan, perkenalkan nama saya Nauriel Fathia dengan NPM 2118011024. Karena kata dasar dari mempunyai adalah empunya bukan punya sedangkan kata dasar mempesona adalah pesona sehingga terjadi peluluhan. Mohon maaf jika ada kesalahan
Baik terima kasih, saya Benazhir Saninah (2118011004) izin menjawab, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) tertulis kata punya dengan kata turunan mempunyai dan bukan memunyai sedangkan kata pengaruh, perkosa, perhati yang sebelumnya kata turunannya adalah mempengaruhi, memperkosa, memperhatikan, dalam KBBI Edisi Keempat (2008) telah diubah menjadi memengaruhi, memerkosa, memerhatikan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) terdapat empat pola kata berawalan huruf p:
1. KV (konsonan-vokal): huruf p akan luluh ketika digabung dengan awalan me- :
Misalnya : pa-kai menjadi me-ma-kai, po-tong menjadi me-mo-tong.
2.KVK (konsonan-vokal-konsonan) : huruf p akan luluh.Misalnya : pim-pin menjadi me-mim-pin, pang-gil menjadi me-mang-gil. Namun, jika sebuah kata hanya terdiri atas satu suku kata, huruf p tidak luluh. Misalnya: pel menjadi menge-pel, pos menjadi menge-pos.
3. KKV(konsonan-konsonan-vokal): huruf p tidak luluh. Misalnya: pro-duk-si menjadi mem-pro-duk-si, pri-ha-tin menjadi mem-pri-ha-tin-kan, pro-tes menjadi mem-pro-tes.
4. KKVK(konsonan-konsonan-vokal-konsonan): huruf p tidak luluh. Misalnya: plom-bir menjadi mem-plom-bir, prak-tik menjadi mem-prak-tik-kan.
Jadi, berdasarkan KBBI, ada empat pola suku kata untuk kata awalan huruf p, yaitu pola di mana huruf p luluh (KV dan KVK) dan pola di mana huruf p tidak luluh (KKV dan KKVK). Agar tidak membingungkan para pengguna bahasa Indonesia,sebaiknya kita berpegang pada keempat pola di atas.Dengan demikian berdasarkan pola itu,kata turunan punya adalah memunyai dan bukan mempunyai. Semoga untuk KBBI edisi berikutnya sudah ada kata turunan memunyai dari kata punya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) terdapat empat pola kata berawalan huruf p:
1. KV (konsonan-vokal): huruf p akan luluh ketika digabung dengan awalan me- :
Misalnya : pa-kai menjadi me-ma-kai, po-tong menjadi me-mo-tong.
2.KVK (konsonan-vokal-konsonan) : huruf p akan luluh.Misalnya : pim-pin menjadi me-mim-pin, pang-gil menjadi me-mang-gil. Namun, jika sebuah kata hanya terdiri atas satu suku kata, huruf p tidak luluh. Misalnya: pel menjadi menge-pel, pos menjadi menge-pos.
3. KKV(konsonan-konsonan-vokal): huruf p tidak luluh. Misalnya: pro-duk-si menjadi mem-pro-duk-si, pri-ha-tin menjadi mem-pri-ha-tin-kan, pro-tes menjadi mem-pro-tes.
4. KKVK(konsonan-konsonan-vokal-konsonan): huruf p tidak luluh. Misalnya: plom-bir menjadi mem-plom-bir, prak-tik menjadi mem-prak-tik-kan.
Jadi, berdasarkan KBBI, ada empat pola suku kata untuk kata awalan huruf p, yaitu pola di mana huruf p luluh (KV dan KVK) dan pola di mana huruf p tidak luluh (KKV dan KKVK). Agar tidak membingungkan para pengguna bahasa Indonesia,sebaiknya kita berpegang pada keempat pola di atas.Dengan demikian berdasarkan pola itu,kata turunan punya adalah memunyai dan bukan mempunyai. Semoga untuk KBBI edisi berikutnya sudah ada kata turunan memunyai dari kata punya.
zin bertanya, nama saya Amallia Ananda dengan NPM 2118011058. saya ingin bertanya cita-cita masuk ke dalam jenis kata ulang yang seperti apa ya ? terimakasih
izin memperkenalkan diri, nama saya Fuad Fadillah dengan NPM 2118011026. Izin menjawab cita-cita termasuk ke dalam jenis kata ulang utuh atau dwilingga. Terima kasih.
Perkenalkan, saya Yohanna Christiani Sihaloho dengan NPM 2118011084. Izin menjawab, kata 'cita-cita' termasuk dalam jenis kata ulang semu kategori kata benda dimana kata ulang ini termasuk dalam reduplikasi morfologis dengan bentuk pengulangan semu. Artinya kata tersebut menyerupai bentuk kata ulang tetapi tidak termasuk kata ulang karena tidak memiliki bentuk dasar. Contoh lainnya, seperti: pori-pori. Sekin penjelasan saya, terima kasih.
Sumber: Rahmawati, I Y. 2012. Penggunaan Kata Ulang Bahasa Indonesia dalam Novel Perempuan Berkalung Sorban Karya Abidah El Khalieqy [Skripsi]. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Baik terima kasih, saya Benazhir Saninah (2118011004) izin menjawab, jenis kata ulang semu
Izin menjawab, perkenalkan nama saya Muhamad Rizky Setiawan NPM : 2118011124. Cita-cita termasuk kata ulang seluruh menurut Ramlan, dan jika menurut Nugraheni, AS cita-cita merupakan kata ulang semu. Mohon maaf bila ada kekurangan. Terimakasih Amalia
izin memperkenalkan diri, nama M. Raihan Rahmatullah 2118011008, izin bertanya, pada gabungan kata "terimakasih" bagaimana penulisan yang benar? apakah dipisah atau bagaimana?
Izin menjawab penulisan kata terima kasih yang benar itu dipisah "Terima kasih" tidak disatukan "Terimakasih".
Baik terima kasih, saya Benazhir Saninah (2118011004) izin menjawab.
Berdasarkan KBBI, yang benar adalah penulisan yang dipisah, yakni "terima kasih". Ketika dicari di KBBI daring, kata "terimakasih" (digabung) tidak ditemukan hasil, karena tidak memiliki arti. Sedangkan, kata "terima kasih" (dipisah) berhasil ditemukan yang mana memiliki arti rasa syukur.
Berdasarkan KBBI, yang benar adalah penulisan yang dipisah, yakni "terima kasih". Ketika dicari di KBBI daring, kata "terimakasih" (digabung) tidak ditemukan hasil, karena tidak memiliki arti. Sedangkan, kata "terima kasih" (dipisah) berhasil ditemukan yang mana memiliki arti rasa syukur.
izin menjawab, saya Alvinka Ladia (2118011130). Jika gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, penulisannya disambung. Namun ini tidak terjadi pada kata terima kasih. Hal itu karena tidak ada kata-kata seperti diterimakasihkan, menerimakasihkan, dan menerimakasihi. Seandainya ada kata-kata tersebut maka penulisannya disambung.
Selamat pagi izin memperkenalkan diri nama Komang Ria Yuliana Santhi dengan NPM 2118011068 izin untuk bertanya menegaskan pertalian seperti apa yg dimaksud dalam kalimat " 1.Tanda hubung (-) dapat diberikan jika dianggap perlu
untuk menegaskan pertalian" terimakasih
untuk menegaskan pertalian" terimakasih
Selamat pagi, Komang. Izin menjawab, nama saya Salwa Alina Faza dengan NPM 2158011042. Tanda hubung (-) dapat diberikan jika dianggap perlu untuk menegaskan pertalian, misalnya antar-daerah, antar-pulau, antar-kota. Dalam konteks ini menegaskan pengertian antar-daerah adalah antara dua / lebih daerah bukan "antardaerah" sebagai satu satuan kata. Sekian penjelasan sata, apabila ada salah mohon dikoreksi. Terima Kasih.
Baik terima kasih, saya Benazhir Saninah (2118011004) izin menjawab, yang dimaksudkan pertalian adalah hubungan keterikatan dan menekankan hubungan, contohnya
• non-ASEAN
• anti-PKI
• non-ASEAN
• anti-PKI
Izin bertanya, sebelumnya perkenalkan nama saya Fauzan Naufal Apriliansyah dengan NPM 2118011098, bagaimana penulisan kata berimbuhan apabila kata tersebut bertemu dengan kata yang huruf awalannya k ? Terima kasih.
Izin menjawab pertanyaan, perkenalkan nama saya Nauriel Fathia dengan NPM 2118011024. Untuk penulisan dengan awalan kata K,T,S,P yang diikuti huruf vokal setelahnya maka akan menjadi luluh. Mohon maaf jika ada kesalahan.
Izin menjawab, nama saya Anita Camilia NPM 2118011144, pada berawalan K, T, S, P dengan diikuti vokal setelahnya menjadi luluh jika bertemu awal me- atau pe-. Misalnya: Me- +konsumsumsi = mengonsumsi. Apabila kata berawalan huruf K setelahnya bertemu huruf konsonan maka tidak lualuh. Misalnya: Me- +kritik = mengkritik. Sekian, mohon maaf jika ada kesalahan
Izin memperkenalkan diri, nama saya Abigael Ludwina Kalih NPM 2118011086. Izin bertanya dalam pengulangan seluruh tidak berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks. Apa maksud dari pembubuhan afiks? Terima kasih.
izin memperkenalkan diri nama saya Salwa Al Karina dengan NPM 2118011094, izin menjawab. Proses pembubuhan afiks ialah pembubuhan afiks pada sesuatu bentuk, baik bentuk tunggal maupun bentuk kompleks, untuk membentuk kata. Misalnya pembubuhan afiks ber- pada bentuk jalan, menjadi berjalan, pada sepeda menjadi bersepeda, pada susah payah menjadi bersusah payah, pada gerilya menjadi bergerilya. Pembubuhan afiks meN pada tulis, menjadi menulis, pada baca, menjadi membaca. Ada juga afiks yang tidak berbentuk kata, melainkan membentuk pokok kata, ialah afiks per-, -kan, dan -i, misalnya perbesar, perkecil, perluas, perindah, perkaya, ambilkan, tuliskan, duduki, temani.
Baik terima kasih, saya Benazhir Saninah (2118011004) izin menjawab.
Afiks disebut juga imbuhan adalah suatu bentuk linguistik yang di dalam suatu kata merupakan unsur langsung, yang bukan kata dan bukan pokok kata. Melainkan mengubah leksem menjadi kata kompleks, artinya mengubah leksem itu menjadi kata yang mempunyai arti lebih lengkap, seperti mempunyai subjek, predikat dan objek. Sedangkan prosesnya sendiri di sebut afiksasi (affixation). Imbuhan (afiks) adalah Bentuk (morfem) terikat yang dipakai untuk menurunkan kata.
Pada umumnya imbuhan (afiks) hanya dikenal ada empat, yaitu awalan (prefiks), sisipan (infiks), akhiran (sufiks), awalan dan akhiran (konfiks). Dalam sumber lain disebutkan bahwa imbuhan (afiks) itu ada sembilan, yaitu prefiks, infiks, sufiks, simulfiks, konfiks, superfiks, interfiks, transfiks, dan kombinasi afiks.
izin memperkenalkan diri nama saya Fahmi Ilham Hatimi npm 2118011006, saya ingin bertanya, saya pernah mendengar tentang imbuhan serapan. Bisa dijelaskan sedikit?
Izin menjawab, nama saya Anita Camilia NPM 2118011144, imbuhan serapan adalah imbuhan yang diserap dari unsur asing, seperti -man, -wan, -wi, atau -
isme, ditulis menjadi satu dengan bentuk dasarnya. Unsur serapan bisa dari bahasa Arab, bahasa Inggris, atau bahasa Sansekerta.
isme, ditulis menjadi satu dengan bentuk dasarnya. Unsur serapan bisa dari bahasa Arab, bahasa Inggris, atau bahasa Sansekerta.
Assalamualaikum wr.wb. Izin menjawab, nama saya Salwa Alina Faza dengan NPM 2158011042. Imbuhan serapan adalah unsur pembentuk kata yang bukan asli imbuhan bahasa indonesia yang memiliki makna leksikal maupun gramatikal dan tidak dapat berdiri sendiri dalam sebuah kalimat. Contoh imbuhan serapan dalam kalimat :
•Amoral = tidak bermoral
•Prasangka = tuduhan
•Nonformal = tidak resmi
Sekian penjelasan dari saya, apabila ada kesalahan mohon dikoreksi. Terima kasih.
•Amoral = tidak bermoral
•Prasangka = tuduhan
•Nonformal = tidak resmi
Sekian penjelasan dari saya, apabila ada kesalahan mohon dikoreksi. Terima kasih.
Baiklah Fahmi,perkenalkan nama saya Isaura Dewi Fauzi NPM 2118011044. Izin menjawab, ada beberapa cara penulisan dalam kata berimbuhan salah satunya imbuhan serapan, serapan disini maksudnya adalah imbuhan yang didapatkan atau diserap dari bahasa asing untuk membentuk sebuah kata baru.contohnya seperti :
A. Serapan dari bahasa Arab
-hadir + (-in) = hadirin
-ilmu + (-Iah) = ilmiah
B. Serapan dari bahasa Sansekerta
-peraga + (-Wati) = peragawati
-maha + (-siswa) = mahasiswa
C. Serapan dari bahasa Inggris
-(anti-) + komunis = antikomunis
-loyal + (-is) = loyalis
-(sub-) + ordinat = subordinat
A. Serapan dari bahasa Arab
-hadir + (-in) = hadirin
-ilmu + (-Iah) = ilmiah
B. Serapan dari bahasa Sansekerta
-peraga + (-Wati) = peragawati
-maha + (-siswa) = mahasiswa
C. Serapan dari bahasa Inggris
-(anti-) + komunis = antikomunis
-loyal + (-is) = loyalis
-(sub-) + ordinat = subordinat
Izin memperkenalkan diri nama saya muhammad akbar magistra npm 2158011030 izin memberikan pertannyaan bagaimana prinsip kata gabung
Izin menjawab, Nama saya Hanzhalah Ramadhani Raya dengan NPM : 2158011022. Jadi apabila gabungan kata itu mendapatkan awalan dan akhiran, penulisan gabungan kata harus serangkai dan tidak diberi tanda hubung. Apabila gabungan kata itu mendapatkan awalan atau akhiran saja, awalan atau akhiran itu harus dirangkai dengan kata yang dekat dengannya. kata lainnya tetap ditulis terpisah dan tidak diberi tanda hubung.
Izin menjawab, perkenalkan saya Isaura Dewi Fauzi dengan NPM 2118011044. Berdasarkan PUEBI kata gabung merupakan kombinasi dari satu kata dengan kata lainnya atau kata-kata yang digunakan untuk menghubungkan kata dengan kata, klausa dengan klausa, atau kalimat dengan kalimat yang ditulis dalam beberapa cara. Sebelumnya mohon maaf apabila ada kesalahan
Perkenalkan saya Mahanani Nur Kinasih NPM 2118011020 izin bertanya, apa perbedaan antara "kedua" dan "ke dua" dalam penulisannya? Lalu apakah boleh menuliskan "ke-7" dengan hanya "ke 7" tanpa tanda strip?
Assalamualaikum wr wb. Ijin menjawab nama saya Salwa Alina Faza dengan NPM 2158011042. Penulisan yang benar adalah "kedua" karena penulisan ke- sebagai awalan harus ditulis sambung dengan kata sesudahnya atau yang mengikutinya seperti : kedua, ketiga, keempat...
sementara penggunaan huruf depan KE(spasi) /yang ditulis terpisah dari kata sesudahnya digunakan pada penulisan kata depan karena biasanya kata depan KE menunjukkan arah atau tempat seperti ke rumah, ke utara, ke luar dll.
kemudian untuk penulisan kata "ke-7" yang diikuti oleh angka maka penulisannya diikuti tanda strip baru kemudian dituliskan angkanya contoh : ke-7, ke-3, ke-10 dan lain sebagainya.
Sekian penjelasan dari saya, apabila ada kesalahan dalam menjelaskan mohon dikoreksi. Terima Kasih. Wassalamualaikum wr.wb.
sementara penggunaan huruf depan KE(spasi) /yang ditulis terpisah dari kata sesudahnya digunakan pada penulisan kata depan karena biasanya kata depan KE menunjukkan arah atau tempat seperti ke rumah, ke utara, ke luar dll.
kemudian untuk penulisan kata "ke-7" yang diikuti oleh angka maka penulisannya diikuti tanda strip baru kemudian dituliskan angkanya contoh : ke-7, ke-3, ke-10 dan lain sebagainya.
Sekian penjelasan dari saya, apabila ada kesalahan dalam menjelaskan mohon dikoreksi. Terima Kasih. Wassalamualaikum wr.wb.
Izin memperkenalkan diri saya Anggita Derizky dengan NPM 2118011034,izin untuk bertanya. Didalam KBBI terdapat kata mengkaji yang berarti pelajaran (agama dan sebagainya); penyelidikan (tentang sesuatu). Pertanyaan saya, mengapa huruf K pada kata berimbuhan tersebut tidak luluh padahal kata dasarnya adalah "kaji". Terima Kasih
Izin menjawab pertanyaan, perkenalkan nama saya Nauriel Fathia dengan NPM 2118011024. Kata mengkaji menjadi baku agar dapat membedakan dengan kata mengaji. Mohon maaf jika ada kesalahan, terima kasih.
Izin menjawab, perkenalkan saya Isaura Dewi Fauzi dengan NPM 2118011044. Pada fonem K,T,S,P akan luluh bila setelahnya terdapat huruf vokal dan sebelumnya di beri awalan meng-. Kata mengkaji memiliki dasar kata yaitu kaji. Namun terdapat pengecualian karma mengaji sudah memilik makna lain, oleh karna itu fonem K pada kata dasar kaji tidak luluh apabila diberi awalan meng- dan dibakukan menjadi kata mengkaji. Sebelumnya mohon maaf apabila ada kesalahan.
Selamat pagi, izin memperkenalkan diri, nama saya Nasyaira NPM 2118011138, izin bertanya, apakah jika penulisan kata berimbuhan tidak digabung itu dapat mengubah makna dari kata tersebut? atau hanya akan mengakibatkan kesalahan penulisan, yaitu tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar? Terima kasih sebelumnya
selamat pagi terimakasih nasya atas pertanyaannya, izin memperkenalkan diri nama saya ketut erna wahyuni dengan npm 2118011104 izin menjawab. Iya karena jika tidak digabung bisa merubah makna dari maksud kata tersebut. contohnya kata jalan menjadi berjalan. terimakasih
assalamualaikum wr.wb. izin memperkenalkan diri nama saya Fidela Anindya Atha dengan NPM 211801102. izin bertanya, pada PPT disebutkan bahwa ciri-ciri kata ulang adalah menyebabkan arti gramatikalisasi, maksudnya seperti apa ya? terima kasih.
Sebagai balasan FIDELA.ANINDYA21 FIDELA.ANINDYA21
Re: DISKUSI KELOMPOK 2
oleh Marcella Andinatania -
terima kasih Fidela arti, gramatikalisasi artinya proses proses perubahan bentuk kata yang mempengaruhi makna dari kata tersebut.
contohnya:
Jalan → Perjalanan
sebelum diberi imbuhan, kata jalan mempunyai makna sebuah tempat yang lazim dilintasi oleh orang ataupun kendaraan. Setelah diberi imbuhan–dalah hal ini imbuhan per-an, kata jalan pun berubah bentuk menjadi perjalanan dan maknanya pun berubah menjadi bepergian dari suatu tempat ke tempat yang lainnya.
contohnya:
Jalan → Perjalanan
sebelum diberi imbuhan, kata jalan mempunyai makna sebuah tempat yang lazim dilintasi oleh orang ataupun kendaraan. Setelah diberi imbuhan–dalah hal ini imbuhan per-an, kata jalan pun berubah bentuk menjadi perjalanan dan maknanya pun berubah menjadi bepergian dari suatu tempat ke tempat yang lainnya.
Izin memperkenalkan diri nama saya Liza Anggraeni dengan NPM 2118011038. Saya ingin bertanya apa perbedaan proses reduplikasi yang dapat mengubah kelompok kata dan tidak mengubah kelompok kata. Terima Kasih.
Sebagai balasan Liza Anggraeni LIZA.ANGGRAENI21
Re: DISKUSI KELOMPOK 2
oleh Benazhir Saninah Annasya -
Baik terima kasih, saya Benazhir Saninah (2118011004) izin menjawab, perbedaan dari proses reduplikasi yang dapat mengubah kelompok kata yaitu memberi morfem dan penambahan imbuhan seperti pada pengulangan sebagian sedangkan tidak mengubah kelompok kata artinya hanya dilakukan pengulangan kata tanpa penambahan morfem, imbuhan dan lainnya.
Izin memperkenalkan diri, nama saya Rahma Nurhaliza dengan NPM 2118011108, saya izin bertanya, apa kata dasar dari kata "mempunyai" karena kalau saya cek di KBBI kata tersebut sudah benar dan baku, jika kata dasarnya "punya" mengapa tidak lebur? Terima kasih
Faza Hasbullah NPM 2158011012 izin menjawab dari beberapa artikel yang saya baca memang terdapat perdebatan mengenai penggunaan mempunyai atau memunyai bahkan ada yang bilang bahwa kata dasarnya adalah "empunya". Namun, kata mempunyai sebenarnya adalah pengecualian karena mempunyai lebih lumrah dikatakan daripada memunyai.
Baik terima kasih, saya Benazhir Saninah (2118011004) izin menjawab, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) tertulis kata punya dengan kata turunan mempunyai dan bukan memunyai sedangkan kata pengaruh, perkosa, perhati yang sebelumnya kata turunannya adalah mempengaruhi, memperkosa, memperhatikan, dalam KBBI Edisi Keempat (2008) telah diubah menjadi memengaruhi, memerkosa, memerhatikan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) terdapat empat pola kata berawalan huruf p:
1. KV (konsonan-vokal): huruf p akan luluh ketika digabung dengan awalan me- :
Misalnya : pa-kai menjadi me-ma-kai, po-tong menjadi me-mo-tong.
2.KVK (konsonan-vokal-konsonan) : huruf p akan luluh.Misalnya : pim-pin menjadi me-mim-pin, pang-gil menjadi me-mang-gil. Namun, jika sebuah kata hanya terdiri atas satu suku kata, huruf p tidak luluh. Misalnya: pel menjadi menge-pel, pos menjadi menge-pos.
3. KKV(konsonan-konsonan-vokal): huruf p tidak luluh. Misalnya: pro-duk-si menjadi mem-pro-duk-si, pri-ha-tin menjadi mem-pri-ha-tin-kan, pro-tes menjadi mem-pro-tes.
4. KKVK(konsonan-konsonan-vokal-konsonan): huruf p tidak luluh. Misalnya: plom-bir menjadi mem-plom-bir, prak-tik menjadi mem-prak-tik-kan.
Jadi, berdasarkan KBBI, ada empat pola suku kata untuk kata awalan huruf p, yaitu pola di mana huruf p luluh (KV dan KVK) dan pola di mana huruf p tidak luluh (KKV dan KKVK). Agar tidak membingungkan para pengguna bahasa Indonesia,sebaiknya kita berpegang pada keempat pola di atas.Dengan demikian berdasarkan pola itu,kata turunan punya adalah memunyai dan bukan mempunyai. Semoga untuk KBBI edisi berikutnya sudah ada kata turunan memunyai dari kata punya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) terdapat empat pola kata berawalan huruf p:
1. KV (konsonan-vokal): huruf p akan luluh ketika digabung dengan awalan me- :
Misalnya : pa-kai menjadi me-ma-kai, po-tong menjadi me-mo-tong.
2.KVK (konsonan-vokal-konsonan) : huruf p akan luluh.Misalnya : pim-pin menjadi me-mim-pin, pang-gil menjadi me-mang-gil. Namun, jika sebuah kata hanya terdiri atas satu suku kata, huruf p tidak luluh. Misalnya: pel menjadi menge-pel, pos menjadi menge-pos.
3. KKV(konsonan-konsonan-vokal): huruf p tidak luluh. Misalnya: pro-duk-si menjadi mem-pro-duk-si, pri-ha-tin menjadi mem-pri-ha-tin-kan, pro-tes menjadi mem-pro-tes.
4. KKVK(konsonan-konsonan-vokal-konsonan): huruf p tidak luluh. Misalnya: plom-bir menjadi mem-plom-bir, prak-tik menjadi mem-prak-tik-kan.
Jadi, berdasarkan KBBI, ada empat pola suku kata untuk kata awalan huruf p, yaitu pola di mana huruf p luluh (KV dan KVK) dan pola di mana huruf p tidak luluh (KKV dan KKVK). Agar tidak membingungkan para pengguna bahasa Indonesia,sebaiknya kita berpegang pada keempat pola di atas.Dengan demikian berdasarkan pola itu,kata turunan punya adalah memunyai dan bukan mempunyai. Semoga untuk KBBI edisi berikutnya sudah ada kata turunan memunyai dari kata punya.
Izin memperkenalkan diri, nama saya Fania Asfi Rahmasari (2118011112), ingin bertanya. Pada makalah kelompok 2, terdapat penjelasan bahwa, tanda hubung (-) dapat diberikan jika dianggap perlu untuk menekankan hubungan, misalnya antar-daerah. Tanda hubung ini juga digunakan jika hubungan berkait diikuti oleh kata yang huruf kapital pada awalannya atau singkatan yang berupa huruf kapital juga dirangkaikan dengan tanda hubung (-). Contohnya anti-PKI.
Nah, apabila penekanan hubungan kata tersebut terdapat pada judul, seperti contohnya " Gerakan Anti PKI", apakah tetap perlu menggunakan tanda hubung? Terima kasih.
Nah, apabila penekanan hubungan kata tersebut terdapat pada judul, seperti contohnya " Gerakan Anti PKI", apakah tetap perlu menggunakan tanda hubung? Terima kasih.
Baik terima kasih, saya Benazhir Saninah (2118011004) izin menjawab.
Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, judul harus ditulis dalam bentuk frasa bukan kalimat. Oleh karena itu, tidak perlu ada tanda baca.
Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, judul harus ditulis dalam bentuk frasa bukan kalimat. Oleh karena itu, tidak perlu ada tanda baca.
izin memperkenalkan diri, nama Jinan Naura Talin dengan npm 2158011006. Izin bertanya, tadi di jelaskan oleh bapak Rian Andri Prasetya, S.Pd., M.Pd terdapat 1permasalahan kata imbuhan yaitu imbuhan (me) nah yang ingin saya tanyakan, apakah ada permasalahan kata imbuhan lagi selain imbuhan me ? jika ada tolong jelaskan. Terima Kasih
Baik terima kasih, saya Benazhir Saninah (2118011004) izin menjawab, yang dimaksud dari permasalahan adalah jenis jenis imbuhan yang akan dipelajari
Misalnya:
• Ber + lari = berlari
• Mem + per + sulit = mempersulit
• Er + gigi = gerigi
• Ke + mau + an = kemauan
• Per +baik + an = perbaikan
Misalnya:
• Ber + lari = berlari
• Mem + per + sulit = mempersulit
• Er + gigi = gerigi
• Ke + mau + an = kemauan
• Per +baik + an = perbaikan
Assalamualaikum, saya Irma Nur Humaida dengan NPM 2118011060 izn bertanya. Apakah kata 'aktivitas' merupakan kata serapan dari betuk kata 'aktif' yang mendapat akhiran -(i)tas? mohon penjelasannya. Terimakasih
Baik terima kasih, saya Benazhir Saninah (2118011004) izin menjawab, Jika kita menelusuri dalam KBBI, ternyata kata “aktifitas” itu tidak ada, atau artinya tidak memiliki makna dalam bahasa Indonesia yang baku. Sedangkan yang terdapat dalam KBBI dan baku adalah kata “aktivitas" berasal dari kata serapan asing “activity”.
Izin memperkenalkan diri nama saya Mariesela Artanti dengan NPM 2158011008 ingin bertanya. Pada penggunaan kata berulangkali merupakan contoh penggunaan kata yang tidak baku, karena seharusnya di tulis menjadi berulang-ulang kali atau berkali-kali. Yang ingin saya tanyakan mengapa penggunaan kata berulangkali tersebut merupakan contoh penggunaan kata yang tidak baku dan harus menggunakan kata ulang?
Sekian dari saya terimakasih
Sekian dari saya terimakasih
Baik terima kasih, saya Benazhir Saninah (2118011004) izin menjawab, kata "berulangkali" termasuk kata yang tidak baku karena tidak menunjukkan makna tunggal. Kata tersebut berasal dari dua jenis kata yang berbeda tetapi digabung begitu saja. Seharusnya kata tersebut dikembalikan kepada bentuk semula agar dapat diubah menjadi dua kata ulang yang berbeda. Dengan demikian, kata berulangkali perlu diganti menjadi "berulang-ulang" atau "berkali-kali".
izin memperkenalkan diri, nama saya Fuad Fadillah dengan NPM 2118011026, saya izin bertanya, manakah penggunaan kata berimbuhan yang tepat, mempunyai atau memunyai? terima kasih.
izin menjawab, sebelumnya izin memperkenalkan diri saya Maharani Kusuma Habsari dengan NPM 2118011046 menurut beberapa sumber yang saya baca masih banyak perdebatan terkait penggunaan kata berimbuhan yang tepat antara mempunyai atau memunyai. menurut KBBI sendiri diantara kedua pilihan tersebut yang merupakan kata baku adalah mempunyai dengan kata dasar empu bukan punya. seperti yang saya bilang bahwa masih banyak perdebatan mengenai penggunaan kata berimbuhan yang satu ini, menurut saya kata mempunyai lebih lazim dan sering digunakan, atau jika tidak ingin berpolemik kita dapat menggunakan sinonimnya yaitu memiliki.
Baik, terima kasih atas jawabannya.
Baik terima kasih, saya Benazhir Saninah (2118011004) izin menjawab, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) tertulis kata punya dengan kata turunan mempunyai dan bukan memunyai sedangkan kata pengaruh, perkosa, perhati yang sebelumnya kata turunannya adalah mempengaruhi, memperkosa, memperhatikan, dalam KBBI Edisi Keempat (2008) telah diubah menjadi memengaruhi, memerkosa, memerhatikan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) terdapat empat pola kata berawalan huruf p:
1. KV (konsonan-vokal): huruf p akan luluh ketika digabung dengan awalan me- :
Misalnya : pa-kai menjadi me-ma-kai, po-tong menjadi me-mo-tong.
2.KVK (konsonan-vokal-konsonan) : huruf p akan luluh.Misalnya : pim-pin menjadi me-mim-pin, pang-gil menjadi me-mang-gil. Namun, jika sebuah kata hanya terdiri atas satu suku kata, huruf p tidak luluh. Misalnya: pel menjadi menge-pel, pos menjadi menge-pos.
3. KKV(konsonan-konsonan-vokal): huruf p tidak luluh. Misalnya: pro-duk-si menjadi mem-pro-duk-si, pri-ha-tin menjadi mem-pri-ha-tin-kan, pro-tes menjadi mem-pro-tes.
4. KKVK(konsonan-konsonan-vokal-konsonan): huruf p tidak luluh. Misalnya: plom-bir menjadi mem-plom-bir, prak-tik menjadi mem-prak-tik-kan.
Jadi, berdasarkan KBBI, ada empat pola suku kata untuk kata awalan huruf p, yaitu pola di mana huruf p luluh (KV dan KVK) dan pola di mana huruf p tidak luluh (KKV dan KKVK). Agar tidak membingungkan para pengguna bahasa Indonesia,sebaiknya kita berpegang pada keempat pola di atas.Dengan demikian berdasarkan pola itu,kata turunan punya adalah memunyai dan bukan mempunyai. Semoga untuk KBBI edisi berikutnya sudah ada kata turunan memunyai dari kata punya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) terdapat empat pola kata berawalan huruf p:
1. KV (konsonan-vokal): huruf p akan luluh ketika digabung dengan awalan me- :
Misalnya : pa-kai menjadi me-ma-kai, po-tong menjadi me-mo-tong.
2.KVK (konsonan-vokal-konsonan) : huruf p akan luluh.Misalnya : pim-pin menjadi me-mim-pin, pang-gil menjadi me-mang-gil. Namun, jika sebuah kata hanya terdiri atas satu suku kata, huruf p tidak luluh. Misalnya: pel menjadi menge-pel, pos menjadi menge-pos.
3. KKV(konsonan-konsonan-vokal): huruf p tidak luluh. Misalnya: pro-duk-si menjadi mem-pro-duk-si, pri-ha-tin menjadi mem-pri-ha-tin-kan, pro-tes menjadi mem-pro-tes.
4. KKVK(konsonan-konsonan-vokal-konsonan): huruf p tidak luluh. Misalnya: plom-bir menjadi mem-plom-bir, prak-tik menjadi mem-prak-tik-kan.
Jadi, berdasarkan KBBI, ada empat pola suku kata untuk kata awalan huruf p, yaitu pola di mana huruf p luluh (KV dan KVK) dan pola di mana huruf p tidak luluh (KKV dan KKVK). Agar tidak membingungkan para pengguna bahasa Indonesia,sebaiknya kita berpegang pada keempat pola di atas.Dengan demikian berdasarkan pola itu,kata turunan punya adalah memunyai dan bukan mempunyai. Semoga untuk KBBI edisi berikutnya sudah ada kata turunan memunyai dari kata punya.
terima kasih atas jawabannya.
assalamuaalaikum wr wb. izin memperkenalkan diri nama saya Diva Ardhana Kurniawan dengan npm 2118011042. izin bertanya, di bagian fungsi kata ulang tertulis disana "perulangan kata akan menurunkan jenis kata." jadi apa maksud dari perulangan kata akan menurunkan jenis kata?. sekian terimakasih
Sebagai balasan DIVA.ARDHANA21 DIVA.ARDHANA21
Re: DISKUSI KELOMPOK 2
oleh Benazhir Saninah Annasya -
Baik terima kasih, saya Benazhir Saninah (2118011004) izin menjawab, menurunkan jenis kata sama artinya dengan mengurangi jenis kata, sehingga jika ada kata yang memiliki arti berbeda namun bisa menggunakan dari kata dasar yang berulang tidak perlu memperbanyak kosakata dalam suatu kalimat.
Izin memperkenalkan diri nama saya Faza Hasbullah dengan NPM 2158011012. Saya ingin bertanya mengenai imbuhan untuk kata kata yang hanya memiliki satu suku kata seperti bom dan cat. Apakah imbuhan yang tepat untuk diguunakan pada kata kata yang hanya memiliki satu suku kata tersebut?
Baik terima kasih, saya Benazhir Saninah (2118011004) izin menjawab, kata bersuku satu, seperti cat, bom, dan sah, bisa diberi imbuhan meng- akan berubah menjadi menge-. Awalan tersebut berfungsi untuk membentuk kata kerja, baik secara transitif (memerlukan objek) ataupun intransitif (tidak memerlukan objek).
Assalamualaikum wr.wb. Izin memperkenalkan diri, nama saya Tiara Triwansa Putri dengan NPM 2118011100. Izin bertanya, apakah kata gabung/majemuk berbeda dengan frasa? Jika berbeda, apa saja perbedaan antara keduanya? Bagaimana contohnya? Terima kasih. Wassalamualaikum wr.wb.
Waalaikumussalam Wr Wb.
Baik terima kasih, saya Benazhir Saninah (2118011004) izin menjawab, frasa adalah satuan yang terdiri dari dua kata atau lebih yang menduduki satu fungsi kalimat. Frasa tidak bisa membentuk kalimat sempurna karena tidak mempunyai predikat, sedangkan kata gabung adalah gabungan dari dua kata atau lebih yang membentuk suatu kesatuan arti.
Contoh frasa: Tiga orang mahasiswa baru itu sedang membaca buku di perpustakaan.
Contoh kata gabung :
o menggarisbawahi,
o menyebarluaskan.
Jadi, frasa hanya gabungan kata dalam fungsi kalimat , dan kata gabung ketika dua kata atau lebih digabungkan untuk membentuk arti yang berbeda.
Contoh frasa: Tiga orang mahasiswa baru itu sedang membaca buku di perpustakaan.
Contoh kata gabung :
o menggarisbawahi,
o menyebarluaskan.
Jadi, frasa hanya gabungan kata dalam fungsi kalimat , dan kata gabung ketika dua kata atau lebih digabungkan untuk membentuk arti yang berbeda.
Assalamu'alaikum, izin memperkenalkan diri. Saya Syakirah Cindy Avisa, NPM 2118011050. Izin bertanya. Apakah kita bisa menulis semua kata terikat dengan diberikan tanda hubung (-) misalnya tunakarya, jadi tuna-karya? ataukah hanya kata tertentu saja?
Waalaikumussalam Wr Wb.
Baik terima kasih, saya Benazhir Saninah (2118011004) izin menjawab, tergantung penggunaan , tanda hubung (-) dapat diberikan jika dianggap perlu untuk menekankan hubungan, misalnya antar-daerah. Namun untuk tunakarya jika dipisahkan dengan tanda hubung maka akan menimbulkan kesalahartian, sehingga tanda hubung hanya untuk kata tertentu saja.
Baik terima kasih, saya Benazhir Saninah (2118011004) izin menjawab, tergantung penggunaan , tanda hubung (-) dapat diberikan jika dianggap perlu untuk menekankan hubungan, misalnya antar-daerah. Namun untuk tunakarya jika dipisahkan dengan tanda hubung maka akan menimbulkan kesalahartian, sehingga tanda hubung hanya untuk kata tertentu saja.
Selamat pagi, izin memperkenalkan diri, nama saya Gladys Ametha dengan NPM 2118011152. Izin bertanya, pada imbuhan akhiran (sufiks) terdapat beberapa jenis, misalnya -i, -kan, dan lain-lain. Apa perbedaan makna dari penggunaan akhiran -i dan -kan pada kata memenangi dan memenangkan? Terima kasih.
Sebagai balasan Gladys.Ametha21 Gladys.Ametha21
Re: DISKUSI KELOMPOK 2
oleh Benazhir Saninah Annasya -
Baik terima kasih, saya Benazhir Saninah (2118011004) izin menjawab, merujuk kepada Kamus Besar Bahasa Indonesia memenangi memiliki arti menang dalam perkara tersebut, sedangkan memenangkan artinya menyebabkan (menjadikan) menang.
Contoh lainnya :
Konfiks me-kan sekurang-kurangnya memiliki dua makna (a) kausatif (membuat jadi), misalnya menerbangkan (‘membuat jadi terbang’) dan merajakan (‘membuat jadi raja’); serta (b) bermakna benefaktif (dilakukan untuk orang lain), misalnya membawakan (‘melakukan perbuatan bawa untuk orang lain’) dan menuliskan (‘melakukan perbuatan tulis untuk orang lain’).
Sementara, imbuhan me-i bermakna (a) repetitif (tindakan berulang), misalnya melempari, mencabuti, (b) bermakna lokatif (menuruni, menaiki, menduduki) (c) bermakna menyatakan intensitas atau kesungguhan (membasahi, memberesi).
Sehingga memenangi bermakna kesungguhan telah menang dalam suatu perkara dan memenangkan bermakna kausatif yaitu membuat jadi menang.
Konfiks me-kan sekurang-kurangnya memiliki dua makna (a) kausatif (membuat jadi), misalnya menerbangkan (‘membuat jadi terbang’) dan merajakan (‘membuat jadi raja’); serta (b) bermakna benefaktif (dilakukan untuk orang lain), misalnya membawakan (‘melakukan perbuatan bawa untuk orang lain’) dan menuliskan (‘melakukan perbuatan tulis untuk orang lain’).
Sementara, imbuhan me-i bermakna (a) repetitif (tindakan berulang), misalnya melempari, mencabuti, (b) bermakna lokatif (menuruni, menaiki, menduduki) (c) bermakna menyatakan intensitas atau kesungguhan (membasahi, memberesi).
Sehingga memenangi bermakna kesungguhan telah menang dalam suatu perkara dan memenangkan bermakna kausatif yaitu membuat jadi menang.
Assalamualaikum, Selamat pagi. Izin memperkenalkan diri saya Syafira Salsabila dengan NPM 2118011032. Terima kasih untuk kelompok dua atas materinya, namun saya ingin bertanya pada kata gabung.Terdapat kata gabung terikat yang perlu diberi tanda hubung (-), contohnya pro-Barat. Apakah ada ketentuan tertentu tidak, dan kapan kita menggunakan tanda hubung itu?
Terima kasih
Terima kasih
Waalaikumussalam Wr Wb.
Baik terima kasih, saya Benazhir Saninah (2118011004) izin menjawab, tergantung penggunaan , tanda hubung (-) dapat diberikan jika dianggap perlu saat menekankan hubungan, misalnya antar-daerah. Namun untuk contoh kata "tunakarya" jika dipisahkan dengan tanda hubung maka akan menimbulkan kesalahartian, sehingga tanda hubung hanya untuk kata tertentu saja.
Baik terima kasih, saya Benazhir Saninah (2118011004) izin menjawab, tergantung penggunaan , tanda hubung (-) dapat diberikan jika dianggap perlu saat menekankan hubungan, misalnya antar-daerah. Namun untuk contoh kata "tunakarya" jika dipisahkan dengan tanda hubung maka akan menimbulkan kesalahartian, sehingga tanda hubung hanya untuk kata tertentu saja.
Assalamualakum, selamat pagi. Perkenalkan nama saya Rahmah Alifah dengan NPM 2118011036. Izin bertanya, untuk kata "sayapun" apakah termasuk kata berimbuhan atau tidak ya? tolong jelaskan alasannya. Terimakasih sebelumnya.
Waalaikumussalam Wr Wb.
Baik terima kasih, saya Benazhir Saninah (2118011004) izin menjawab, kata "sayapun" termasuk dalam kata gabung, karena kata "pun" adalah kata dasar yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya demikian.
Baik terima kasih, saya Benazhir Saninah (2118011004) izin menjawab, kata "sayapun" termasuk dalam kata gabung, karena kata "pun" adalah kata dasar yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya demikian.
Assalamualaikum Wr. Wb, selamat pagi
Perkenalkan nama saya Ildha Rosendy Kurnianda (2118011040) ingin bertanya pada bagian jenis kata ulan, khusus nya dalam pengulangan sebagian kata, disini saya ingin meminta penjelasan bagaimana ciri-ciri pengulangan sebagian dalam kata?
Terimakasih
Wassalamualaikum Wr. Wb
Perkenalkan nama saya Ildha Rosendy Kurnianda (2118011040) ingin bertanya pada bagian jenis kata ulan, khusus nya dalam pengulangan sebagian kata, disini saya ingin meminta penjelasan bagaimana ciri-ciri pengulangan sebagian dalam kata?
Terimakasih
Wassalamualaikum Wr. Wb
Waalaikumsalam wr.wb, izin menjawab, nama saya Salwa Alina Faza dengan NPM 2158011042. Kata ulang dwipurwa adalah pengulangan suku pertama pada leksem dengan pelemahan vokal, jenis ini mengalami oerulangan pada sebagian katanya saja, contohnya adalah tetangga. Sekian penjelasan dari saya, apabila ada kesalahan mohon dikoreksi Terima kasih.
Izin memperkenalkan diri sebelumnya nama saya Assyfa Salsa Yulpani dengan NPM 2118011116, saya ingin bertanya tentang materi kata ulang, apakah semua jenis kata ulang wajib diberikan tanda (-) diantara kata katanya? Terimakasih
Sebagai balasan Assyfa Salsa Yulpani
Re: DISKUSI KELOMPOK 2
Waalaikumsalam, Izin menjawab Pertanyaan, Perkenalkan nama saya Mohamad Fadhli jonis dengan NPM 2158011002. Iya semua jenis kata ulang dituliskan dengan tanda hubung
izin memperkenalkan diri nama saya Nurahma Nabila dengan NPM 2158011028, saya ingin bertanya bagaimana penggunaan kata imbuhan untuk "nya" dan "ku" apakah digabung atau dipisah. Terima kasih.
Baik terima kasih, saya Benazhir Saninah (2118011004) izin menjawab.
Dilansir dari situs PUEBI Daring, kata ganti ku- dan kau-, penulisannya digabung dengan kata yang mengikutinya. Sedangkan kata ganti -ku, -mu, dan -nya, ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Mengutip dari buku Standar Aturan Bahasa Penulisan yang Baik & Benar (EYD) Ejaan Yang Disempurnakan (2015) karya Rudiyant, sebagai catatan, khusus untuk kata ganti -ku, -mu, dan -nya, dapat ditulis menggunakan tanda hubung, jika penulisannya digabung dengan bentuk singkatan atau yang diawali huruf kapital.
Dilansir dari situs PUEBI Daring, kata ganti ku- dan kau-, penulisannya digabung dengan kata yang mengikutinya. Sedangkan kata ganti -ku, -mu, dan -nya, ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Mengutip dari buku Standar Aturan Bahasa Penulisan yang Baik & Benar (EYD) Ejaan Yang Disempurnakan (2015) karya Rudiyant, sebagai catatan, khusus untuk kata ganti -ku, -mu, dan -nya, dapat ditulis menggunakan tanda hubung, jika penulisannya digabung dengan bentuk singkatan atau yang diawali huruf kapital.
Bisa disimpulkan jika:
- Kata ganti ku- dan kau-, ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya atau kata setelahnya.
- Kata ganti -ku, -mu, dan -nya, ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya atau kata sebelumnya.
- Khusus untuk kata ganti -ku, -mu, dan -nya, dapat diberi tanda hubung, jika penulisannya digabung dengan singkatan atau yang diawali huruf kapital.
Contoh :
- “Aku baru saja menemukan SIM-mu di bawah meja.” Kata ‘SIM-mu’ dapat diberi tanda hubung karena didahului singkatan, dan kata -mu merupakan kata ganti.
- “Kamu boleh pinjam bukuku, tetapi dua hari saja ya.” Kata ‘bukuku’ merupakan bentuk kata ganti -ku.
- “Laptop itu sudah kujual kemarin.” Kata ‘kujual’ merupakan bentuk kata ganti ku-.
- “Sepatu ini boleh kaupinjam.” Kata ‘kaupinjam’ harus digabung atau ditulis serangkai karena kata ‘kau’ merupakan kata ganti kau-.
- “Mainan ini miliknya.” Kata ‘miliknya’ merupakan kata ganti ‘-nya’.
Assalamualaikum wr.wb, nama saya Cinta Alicia Rahma dengan NPM 2118011016. Izin bertanya mengenai materi yang dipaparkan, apakah ada syarat tertentu dalam menggunakan tanda (-) sebagai tanda hubung suatu kata atau tanda tersebut hanya digunakan apabila dianggap perlu saja ?. Terima kasih.
Sebagai balasan Cinta Alicia Rahma
Re: DISKUSI KELOMPOK 2
Waalaikumsalam, Izin menjawab Pertanyaan, Perkenalkan nama saya Mohamad Fadhli jonis dengan NPM 2158011002. Ada beberapa syarat tertentu untuk menggunakan tanda hubung yaitu:
1. digunakan saat menandai bagian kata yang terpotong karena pergantian baris.
Contoh: Pada hari senin Andi dan Subroto menemukan ca-
ra baru untuk......
2. Digunakan untuk menyambung suku kata ulang.
Contoh: Teman-teman.
3. Digunakan untuk menyambung tanggal, bulan, dan tahun yang dinyatakan angka
Contoh: 01-01-2011
4. Digunakan untuk memperjelas hubungan bagian kata atau ungkapan
Contoh: Ber-evolusi
Be-revolusi
5. Digunakan untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing atau bahasa daerah
Contoh: Di- call
6. Digunakan untuk merangkai
a. se- dengan kata yang dimulai dengan huruf kapital
Contoh: se- lampung
b. Ke- dengan angka
Contoh: Peringkat ke-1
c. Angka dengan -an
Contoh: Tahun 1990-an
d. kata dengan singkatan huruf kapital
Contoh: ber-KTP
e. Kata dengan kata ganti tuhan
Contoh: Ciptaan-nya
f. Huruf dan angka
Contoh: H-1
g. Kata ganti -ku, -mu dan -nya dengan singkatan yang berupa huruf kapital
Contoh: STNK-mu
1. digunakan saat menandai bagian kata yang terpotong karena pergantian baris.
Contoh: Pada hari senin Andi dan Subroto menemukan ca-
ra baru untuk......
2. Digunakan untuk menyambung suku kata ulang.
Contoh: Teman-teman.
3. Digunakan untuk menyambung tanggal, bulan, dan tahun yang dinyatakan angka
Contoh: 01-01-2011
4. Digunakan untuk memperjelas hubungan bagian kata atau ungkapan
Contoh: Ber-evolusi
Be-revolusi
5. Digunakan untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing atau bahasa daerah
Contoh: Di- call
6. Digunakan untuk merangkai
a. se- dengan kata yang dimulai dengan huruf kapital
Contoh: se- lampung
b. Ke- dengan angka
Contoh: Peringkat ke-1
c. Angka dengan -an
Contoh: Tahun 1990-an
d. kata dengan singkatan huruf kapital
Contoh: ber-KTP
e. Kata dengan kata ganti tuhan
Contoh: Ciptaan-nya
f. Huruf dan angka
Contoh: H-1
g. Kata ganti -ku, -mu dan -nya dengan singkatan yang berupa huruf kapital
Contoh: STNK-mu
Apakah kata dasar berawalan huruf k, p, s, dan t dengan huruf kedua berupa huruf konsonan bisa melebur?
Izin menjawab pertanyaan, perkenalkan nama saya Nauriel Fathia dengan NPM 2118011024. Untuk kata dasar yang berawalan K,P, S, T dengan huruf setelahnya konsonan tidak melebur.
Assalamualaikum.Izin memperkenalkan diri, nama saya Fransiska Adisti NPM 2118011062, Izin bertanya, bisa tolong jelaskan ulang perbedaan pada poin nomor 2 bagian contoh kata berimbuhan terikat? apa ya perbedaan atas dan bawah? Terima kasih.
Waalaikumussalam Wr Wb.
Baik terima kasih, saya Benazhir Saninah (2118011004) izin menjawab, tergantung penggunaan ,perbedaannya pada tanda hubung (-), tanda hubung (-) dapat diberikan jika dianggap perlu saat menekankan hubungan, misalnya antar-daerah atau non-Indonesia. Namun untuk contoh kata "tunakarya" jika dipisahkan dengan tanda hubung maka akan menimbulkan kesalahartian, sehingga tanda hubung hanya untuk kata tertentu saja.
Baik terima kasih, saya Benazhir Saninah (2118011004) izin menjawab, tergantung penggunaan ,perbedaannya pada tanda hubung (-), tanda hubung (-) dapat diberikan jika dianggap perlu saat menekankan hubungan, misalnya antar-daerah atau non-Indonesia. Namun untuk contoh kata "tunakarya" jika dipisahkan dengan tanda hubung maka akan menimbulkan kesalahartian, sehingga tanda hubung hanya untuk kata tertentu saja.
izin memperkenalkan nama saya rizka dina amallia dengan npm 2158011038 dari kelompok 10, izin bertanya, Kata ulang itu merupakan kata yang telah mengalami proses apa? dan bagaimana mengenai makna dari kata ulang ?
Baik terima kasih, saya Benazhir Saninah (2118011004) izin menjawab.
Menurut Ramlan (2009: 63) (dalam jurnal Ridwan, 2018) reduplikasi atau proses pengulangan kata adalah cara mengulang bentuk, baik seluruh maupun sebagian baik dengan variasi fonem maupun tidak. Hasil pengulangan disebut kata berulang, dan bentuk pengulangan adalah bentuk dasarnya.
Menurut Ramlan (2009: 63) (dalam jurnal Ridwan, 2018) reduplikasi atau proses pengulangan kata adalah cara mengulang bentuk, baik seluruh maupun sebagian baik dengan variasi fonem maupun tidak. Hasil pengulangan disebut kata berulang, dan bentuk pengulangan adalah bentuk dasarnya.
izin memperkenalkan diri
Nama : Yasmine Aulia Ramadhan
NPM : 2118011118
izin bertanya untuk kata mengaji dan mengkaji apakah maknanya sama? Jika tidak apakah kata dasar dari kedua kata tersebut?
Nama : Yasmine Aulia Ramadhan
NPM : 2118011118
izin bertanya untuk kata mengaji dan mengkaji apakah maknanya sama? Jika tidak apakah kata dasar dari kedua kata tersebut?
Izin menjawab pertanyaan, perkenalkan nama saya Nauriel Fathia dengan NPM 2118011024. Untuk kata mengkaji dan mengaji kata dasarnya kaji, tetapi untuk membedakan berdasarkan maknanya maka tulisannya dibedakan. Mohon maaf jika ada kesalahan
Izin memperkenalkan diri, nama saya Wayan Swari Dharma Patni dengan Npm 2118011090, pada jenis ramlan 3 terdapat pengulangan yang berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks, disini saya masih kurang mengerti maksud dari pembubuhan afiks. Terima kasih
Baik terima kasih, saya Benazhir Saninah (2118011004) izin menjawab.
Afiks disebut juga imbuhan adalah suatu bentuk linguistik yang di dalam suatu kata merupakan unsur langsung, yang bukan kata dan bukan pokok kata. Melainkan mengubah leksem menjadi kata kompleks, artinya mengubah leksem itu menjadi kata yang mempunyai arti lebih lengkap, seperti mempunyai subjek, predikat dan objek. Sedangkan prosesnya sendiri di sebut afiksasi (affixation). Imbuhan (afiks) adalah Bentuk (morfem) terikat yang dipakai untuk menurunkan kata.
Pada umumnya imbuhan (afiks) hanya dikenal ada empat, yaitu awalan (prefiks), sisipan (infiks), akhiran (sufiks), awalan dan akhiran (konfiks). Dalam sumber lain disebutkan bahwa imbuhan (afiks) itu ada sembilan, yaitu prefiks, infiks, sufiks, simulfiks, konfiks, superfiks, interfiks, transfiks, dan kombinasi afiks.
Contohnya afiks akhiran -an pada contoh :
Rumah-rumahan → bentuk dasar rumah.
Afiks disebut juga imbuhan adalah suatu bentuk linguistik yang di dalam suatu kata merupakan unsur langsung, yang bukan kata dan bukan pokok kata. Melainkan mengubah leksem menjadi kata kompleks, artinya mengubah leksem itu menjadi kata yang mempunyai arti lebih lengkap, seperti mempunyai subjek, predikat dan objek. Sedangkan prosesnya sendiri di sebut afiksasi (affixation). Imbuhan (afiks) adalah Bentuk (morfem) terikat yang dipakai untuk menurunkan kata.
Pada umumnya imbuhan (afiks) hanya dikenal ada empat, yaitu awalan (prefiks), sisipan (infiks), akhiran (sufiks), awalan dan akhiran (konfiks). Dalam sumber lain disebutkan bahwa imbuhan (afiks) itu ada sembilan, yaitu prefiks, infiks, sufiks, simulfiks, konfiks, superfiks, interfiks, transfiks, dan kombinasi afiks.
Contohnya afiks akhiran -an pada contoh :
Rumah-rumahan → bentuk dasar rumah.
Assalamualaikum wr.wb.
Izin memperkenalkan diri, nama saya Yudha Putra Setyadi dengan NPM 2118011120.
Pertanyaan saya apakah kata ulang bisa diberi imbuhan, kemudian berikan alasan dan contohnya.
Sekian terima kasih.
Izin memperkenalkan diri, nama saya Yudha Putra Setyadi dengan NPM 2118011120.
Pertanyaan saya apakah kata ulang bisa diberi imbuhan, kemudian berikan alasan dan contohnya.
Sekian terima kasih.
Waalaikumussalam Wr Wb.
Baik terima kasih, saya Benazhir Saninah (2118011004) izin menjawab.
Bisa, yaitu pada jenis pembubuhan afiks dikombinasikan dengan pengulangan ,jenis ini, semua pembuhahan afiks dikombinasikan dengan kata dasar yang diulang, maksudnya pengulangan itu terjadi bersama-sama mendukung satu fungsi, misal:
• Rumah-rumahan → bentuk dasar rumah
• Orang-orangan → bentuk dasar orang
Contoh lainnya (dalam buku Winarti, et.al, 2000), yaitu :
• Kereta-keretaan → bentuk dasar kereta
• Anak-anakan → bentuk dasar anak
• Gunung-gunungan → bentuk dasar gunung
• Kehitam-hitaman → bentuk dasar hitam
Baik terima kasih, saya Benazhir Saninah (2118011004) izin menjawab.
Bisa, yaitu pada jenis pembubuhan afiks dikombinasikan dengan pengulangan ,jenis ini, semua pembuhahan afiks dikombinasikan dengan kata dasar yang diulang, maksudnya pengulangan itu terjadi bersama-sama mendukung satu fungsi, misal:
• Rumah-rumahan → bentuk dasar rumah
• Orang-orangan → bentuk dasar orang
Contoh lainnya (dalam buku Winarti, et.al, 2000), yaitu :
• Kereta-keretaan → bentuk dasar kereta
• Anak-anakan → bentuk dasar anak
• Gunung-gunungan → bentuk dasar gunung
• Kehitam-hitaman → bentuk dasar hitam
Izin memperkenalkan diri, Nama saya Muhammad Alif Ramadhan dengan NPM 2118011110. Izin bertanya. Menurut jenis Ramlan, ada jenis kata ulang yakni pengulangan dengan perbahan fonem. Saya izin bertanya mengenai apakah yang dimaksud dengan fonem itu? Terima kasih.
Sebagai balasan Muhammad Alif Ramadhan
Re: DISKUSI KELOMPOK 2
izin memperkenalkan diri, nama saya Salwa Salsabila Nasution, NPM 2118011030. Izin menjawab, fenom itu berbentuk bunyi. Misalnya pada pengulangan buku-buku, berarti hanya ada satu fenom yaitu buku. Atau pada pengulangan bolak-balik yang berarti ada 2 fenom yaitu bolak dan balik. Mohon koreksinya jika ada yang salah. Terima kasih.
Izin memperkenalkan diri, nama saya Ardia Syifa Wijaya dengan NPM 2118011114. Izin bertanya, pada kata ulang morfemis, terjadi perubahan makna gramatikal itu yang seperti apa ya?
Sebagai balasan Ardia Syifa Wijaya syifa
Re: DISKUSI KELOMPOK 2
Izin memperkenalkan diri, nama saya Salwa Salsabila Nasution, NPM 2118011030. Izin menjawab. makna gramatikal adalah makna yang timbul setelah dihubungkan dengan kalimat. Mohon koreksinya jika salah, terima kasih.
Assalamu'alaikum, izin memperkenalkan diri. Saya Syakirah Cindy Avisa, NPM 2118011050. Izin bertanya. Apakah kata 'pun' termasuk kata imbuhan?
Waalaikumussalam Wr Wb.
Baik terima kasih, saya Benazhir Saninah (2118011004) izin menjawab, kata "pun" adalah kata dasar yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya demikian. Sehingga ketika digabungkan dengan kata, menjadi kata gabungan bukan kata berimbuhan, contohnya :
kata "sayapun" termasuk dalam kata gabung "saya" dan "pun".
Baik terima kasih, saya Benazhir Saninah (2118011004) izin menjawab, kata "pun" adalah kata dasar yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya demikian. Sehingga ketika digabungkan dengan kata, menjadi kata gabungan bukan kata berimbuhan, contohnya :
kata "sayapun" termasuk dalam kata gabung "saya" dan "pun".
izin memperkenalkan diri nama saya Qurratul Aini Nirwan dengan NPM 2118011142. izin bertanya, bisa tolong dijelaskan ulang bagian imbuhan yang diikuti huruf vokal p, bagaimana cara membedakan kata yang dileburkan dan tidak?. terima kasih sebelumnya
Sebagai balasan QURRATUL.AINI21 QURRATUL.AINI21
Re: DISKUSI KELOMPOK 2
oleh Benazhir Saninah Annasya -
Baik terima kasih, saya Benazhir Saninah (2118011004) izin menjawab.
Me-/pe- + P + huruf vokal = mem-/pem-
Contoh:
o Me- + produksi = memproduksi
o Pe- + produksi = pemroduksi
Kata "produksi" yang diberi imbuhan "me-" tidak diluluhkan (Me- + produksi = memproduksi) karena setelah huruf p pada kata produksi adalah r yang bukan huruf vokal (aturan peleburan jika setelah huruf K,T,S dan P adalah huruf vokal) sedangkan pemroduksi adalah kata dasar pada KBBI secara sah dan ditetapkan baku, untuk kata tidak bakunya adalah pemproduksi.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) terdapat empat pola kata berawalan huruf p:
1. KV (konsonan-vokal): huruf p akan luluh ketika digabung dengan awalan me- :
Misalnya : pa-kai menjadi me-ma-kai, po-tong menjadi me-mo-tong.
2.KVK (konsonan-vokal-konsonan) : huruf p akan luluh.Misalnya : pim-pin menjadi me-mim-pin, pang-gil menjadi me-mang-gil. Namun, jika sebuah kata hanya terdiri atas satu suku kata, huruf p tidak luluh. Misalnya: pel menjadi menge-pel, pos menjadi menge-pos.
3. KKV(konsonan-konsonan-vokal): huruf p tidak luluh. Misalnya: pro-duk-si menjadi mem-pro-duk-si, pri-ha-tin menjadi mem-pri-ha-tin-kan, pro-tes menjadi mem-pro-tes.
4. KKVK(konsonan-konsonan-vokal-konsonan): huruf p tidak luluh. Misalnya: plom-bir menjadi mem-plom-bir, prak-tik menjadi mem-prak-tik-kan.
Me-/pe- + P + huruf vokal = mem-/pem-
Contoh:
o Me- + produksi = memproduksi
o Pe- + produksi = pemroduksi
Kata "produksi" yang diberi imbuhan "me-" tidak diluluhkan (Me- + produksi = memproduksi) karena setelah huruf p pada kata produksi adalah r yang bukan huruf vokal (aturan peleburan jika setelah huruf K,T,S dan P adalah huruf vokal) sedangkan pemroduksi adalah kata dasar pada KBBI secara sah dan ditetapkan baku, untuk kata tidak bakunya adalah pemproduksi.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) terdapat empat pola kata berawalan huruf p:
1. KV (konsonan-vokal): huruf p akan luluh ketika digabung dengan awalan me- :
Misalnya : pa-kai menjadi me-ma-kai, po-tong menjadi me-mo-tong.
2.KVK (konsonan-vokal-konsonan) : huruf p akan luluh.Misalnya : pim-pin menjadi me-mim-pin, pang-gil menjadi me-mang-gil. Namun, jika sebuah kata hanya terdiri atas satu suku kata, huruf p tidak luluh. Misalnya: pel menjadi menge-pel, pos menjadi menge-pos.
3. KKV(konsonan-konsonan-vokal): huruf p tidak luluh. Misalnya: pro-duk-si menjadi mem-pro-duk-si, pri-ha-tin menjadi mem-pri-ha-tin-kan, pro-tes menjadi mem-pro-tes.
4. KKVK(konsonan-konsonan-vokal-konsonan): huruf p tidak luluh. Misalnya: plom-bir menjadi mem-plom-bir, prak-tik menjadi mem-prak-tik-kan.
Assalamualaikum, izin memperkenalkan diri, nama saya Dimas Rifqi Athallah dengan NPM 2158011036 izin bertanya, mengapa kata "taktembus" ditulis serangkai? Dapatkah dijelaskan lebih mendalam? Terima kasih.
Waalaikumussalam Wr Wb.
Baik terima kasih, saya Benazhir Saninah (2118011004) izin menjawab.
Kata tak sebagai unsur gabungan dalam peristilahan ditulis serangkai dengan bentuk dasar yang mengikutinya.
Misalnya:
taklaik terbang
taktembus cahaya
Tetapi ditulis terpisah jika diikuti oleh bentuk berimbuhan.
Misalnya :
tak terlihat (kata imbuhan ter-)
Baik terima kasih, saya Benazhir Saninah (2118011004) izin menjawab.
Kata tak sebagai unsur gabungan dalam peristilahan ditulis serangkai dengan bentuk dasar yang mengikutinya.
Misalnya:
taklaik terbang
taktembus cahaya
Tetapi ditulis terpisah jika diikuti oleh bentuk berimbuhan.
Misalnya :
tak terlihat (kata imbuhan ter-)
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, izin memperkenalkan diri, nama saya Maharani Kusuma Habsari dengan NPM 2118011046 izin bertanya dalam makalah disebutkan bahwa tanda hubung (-) dapat diberikan jika dianggap perlu untuk menekankan hubungan. berdasarkan pernyataan tersebut, bagaimana kita bisa menentukan apakah kata tersebut dianggap perlu ditambahkan tanda hubung atau tidak?
terimakasih...
terimakasih...
Waalaikumussalam Wr Wb.
Baik terima kasih, saya Benazhir Saninah (2118011004) izin menjawab, kita bisa menentukannya dengan mengetahui arti kesatuannya, contohnya "antar-daerah" dengan "antardaerah" memiliki arti sama saja dengan atau tanpa tanda hubung sehingga tidak apa jika dilakukan penekanan hubungan, sedangkan pada contoh kata "tunakarya" jika dipisahkan dengan tanda hubung "tuna-karya" maka akan menimbulkan kesalahartian yaitu tuna dan karya , sehingga tanda hubung hanya untuk kata tertentu saja dengan memperhatikan maknanya.
Baik terima kasih, saya Benazhir Saninah (2118011004) izin menjawab, kita bisa menentukannya dengan mengetahui arti kesatuannya, contohnya "antar-daerah" dengan "antardaerah" memiliki arti sama saja dengan atau tanpa tanda hubung sehingga tidak apa jika dilakukan penekanan hubungan, sedangkan pada contoh kata "tunakarya" jika dipisahkan dengan tanda hubung "tuna-karya" maka akan menimbulkan kesalahartian yaitu tuna dan karya , sehingga tanda hubung hanya untuk kata tertentu saja dengan memperhatikan maknanya.
Nama : Nabila Puspitasari
NPM : 2118011074
Kelas : B
Izin bertanya, bagaimana cara menyisipkan atau memasukkan sisipan ke kata dasar? apakah ada aturan tertentu tentang pemenggalan kata dasar untuk dimasukkan sisipan? terima kasih.
NPM : 2118011074
Kelas : B
Izin bertanya, bagaimana cara menyisipkan atau memasukkan sisipan ke kata dasar? apakah ada aturan tertentu tentang pemenggalan kata dasar untuk dimasukkan sisipan? terima kasih.
Baik terima kasih, saya Benazhir Saninah (2118011004) izin menjawab, dengan melihat ketentuan pembubuhan afiks, sedangkan prosesnya sendiri di sebut afiksasi (affixation). Imbuhan (afiks) adalah Bentuk (morfem) terikat yang dipakai untuk menurunkan kata. Pada umumnya imbuhan (afiks) hanya dikenal ada empat, yaitu awalan (prefiks), sisipan (infiks), akhiran (sufiks), awalan dan akhiran (konfiks). Dalam sumber lain disebutkan bahwa imbuhan (afiks) itu ada sembilan, yaitu prefiks, infiks, sufiks, simulfiks, konfiks, superfiks, interfiks, transfiks, dan kombinasi afiks. Tidak ada aturan tertentu untuk kata dasar yang dimasukkan, kata dasar dimasukkan tergantung keperluan, kecuali kata bersuku satu, seperti cat, bom, dan sah, bisa diberi imbuhan meng- akan berubah menjadi menge-. Awalan tersebut berfungsi untuk membentuk kata kerja, baik secara transitif (memerlukan objek) ataupun intransitif (tidak memerlukan objek).
izin bertanya kembali seputar kata berimbuhan terikat, apa bedanya penulisan antardaerah dan antar-daerah?
Sebelumnya, terima kasih atas pertanyaannya Maha, izin menjawab, nama saya Salwa Alina Faza dengan NPM 2158011042. Penulisan kata antar-daerah yang sudah diberikan tanda hubung berarti menegaskan "antara dua daerah yang berbeda atau lebih" sedangkan kata "antardaerah" yang digabung merupakan bentuk penulisan yang salah karena bukan merupakan satu satuan kata khusu. Sekian penjelasan dari saya, apabila ada kesalahan mohon di koreksi. Terima kasih.
Assalamualaikum, izin memperkenalkan diri saya Cahya Ardika Prabinta dengan NPM 2118011072. Saya ingin bertanya adakah perbedaan makna untuk kata kerja yang diberikan imbuhan ber dan ter? Sekian dan terima kasih.
Sebagai balasan Cahya Prabinta
Re: DISKUSI KELOMPOK 2
Waalaikumsalam, Izin menjawab Pertanyaan, Perkenalkan nama saya Mohamad Fadhli jonis dengan NPM 2158011002
> Kata imbuhan ber
Kata imbuhan yang diawali dengan kata dasar yang menggunakan “ber-” memiliki makna, seperti menjadi, memiliki, dalam kondisi, jumlah dan mengeluarkan.
Contoh:
- Berpisah (bermakna menjadi)
- Berteman (bermakna memiliki)
- Bertiga (bermakna jumlah)
- Berbau (bermakna mengeluarkan)
- Berduka (bermakna tentang suatu kondisi)
> Kata imbuhan ter
Penggunaan imbuhan yang diawali dengan kata dasar yang menggunakan “ter-” di awal kata dengan dasar yang bisa memiliki makna paling, sudah, tidak sengaja, mendadak atau hasil dari sebuah tindakan.
Contoh:
- Tercantik (bermakna paling)
- Terlihat, terbawa (tindakan tak disengaja)
- Tertidur (tindakan mendadak)
- Tercemar (hasil dari sebuah tindakan)
- Terbawa (tindakan tak disengaja)
> Kata imbuhan ber
Kata imbuhan yang diawali dengan kata dasar yang menggunakan “ber-” memiliki makna, seperti menjadi, memiliki, dalam kondisi, jumlah dan mengeluarkan.
Contoh:
- Berpisah (bermakna menjadi)
- Berteman (bermakna memiliki)
- Bertiga (bermakna jumlah)
- Berbau (bermakna mengeluarkan)
- Berduka (bermakna tentang suatu kondisi)
> Kata imbuhan ter
Penggunaan imbuhan yang diawali dengan kata dasar yang menggunakan “ter-” di awal kata dengan dasar yang bisa memiliki makna paling, sudah, tidak sengaja, mendadak atau hasil dari sebuah tindakan.
Contoh:
- Tercantik (bermakna paling)
- Terlihat, terbawa (tindakan tak disengaja)
- Tertidur (tindakan mendadak)
- Tercemar (hasil dari sebuah tindakan)
- Terbawa (tindakan tak disengaja)
izin memperkenalkan diri, nama saya Fareel Wahyu Akbar dengan NPM 2118011066, izin mengajukan pertanyaan bagaimana apabila kata berawalan k, t, s, dan p yang tidak diikuti huruf vokal dan bertemu imbuhan me- dan pe- apakah kata tersebut ikut melebur? terimakasih
Izin menjawab pertanyaan, perkenalkan nama saya Nauriel Fathia dengan NPM 2118011024. Untuk kata berawalan K, T, S, P yang diikuti huruf konsonan maka penulisan kata imbuhannya tidak melebur.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, sebelumnya izinkan saya untuk memperkenalkan diri, nama saya Daniatul Firdausy dengan NPM 2168011002 izin bertanya tentang informasi spesifik perihal membedakan imbuhan di- untuk kata kerja dan di- untuk keterangan tempat sebagaimana apa yang telah dijelaskan oleh Pak Rian pada kelas pagi ini. Mungkin cukup sekian, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Waalaikumussalam Wr Wb.
Baik terima kasih, saya Benazhir Saninah (2118011004) izin menjawab.
Baik terima kasih, saya Benazhir Saninah (2118011004) izin menjawab.
Penulisan di Sebagai Awalan
Sebelum mempelajari penulisan di sebagai awalan. Kita perlu memahami apa itu awalan. Awalan merupakan bagian dari imbuhan yang dibubuhkan pada kata dasar. Imbuhan (afiks) adalah bunyi yang ditambahkan pada sebuah kata baik itu di awal, di tengah, di akhir maupun gabungan dari ketiganya untuk membentuk kata kata baru yang memiliki arti sama dengan kata dasarnya.
di sebagai awalan biasanya diikuti dengan kata kerja sehingga membentuk makna perbuatan pasif, sehingga subyeknya dikenai pekerjaan. Penulisannya harus digabung dengan kata dasarnya.
Contoh:
Sebelum mempelajari penulisan di sebagai awalan. Kita perlu memahami apa itu awalan. Awalan merupakan bagian dari imbuhan yang dibubuhkan pada kata dasar. Imbuhan (afiks) adalah bunyi yang ditambahkan pada sebuah kata baik itu di awal, di tengah, di akhir maupun gabungan dari ketiganya untuk membentuk kata kata baru yang memiliki arti sama dengan kata dasarnya.
di sebagai awalan biasanya diikuti dengan kata kerja sehingga membentuk makna perbuatan pasif, sehingga subyeknya dikenai pekerjaan. Penulisannya harus digabung dengan kata dasarnya.
Contoh:
- Obat batuk tersebut harus diminum tiga kali sehari.
- Agar menguasai pelajaran, buku harus dibaca berulang-ulang.
Penulisan di Sebagai Kata Depan
Kata depan adalah kata yang digunakan untuk merangkaikan kata atau bagian kalimat, sehingga penulisannya harus dipisah.
di sebagai awalan biasanya diikuti dengan kata yang menunjuk tempat. Misalnya di dalam, di rumah, di halaman, di sekolah, di jalan.
Contoh:
- Kami belajar dengan giat di sekolah untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat bagi masa depan.
- Ibu meletakkan bumbu dapur di dalam lemari kaca.
Cara paling mudah dan umum dalam membedakan di sebagai awalan dan di sebagai kata depan yaitu dengan:
1. Mengganti di menjadi me. Jika kata di diganti menjadi me dan menjadi kata kerja aktif, di yang digunakan adalah sebagai awalan. Sehingga penulisannya harus digabung.
Contoh:
diminum > meminum (di sebagai awalan)
kata di jika diubah menjadi me akan menjadi kata kerja.
Contoh:
diminum > meminum (di sebagai awalan)
kata di jika diubah menjadi me akan menjadi kata kerja.
di luar > meluar (di sebagai kata depan)
kata di jika diubah menjadi me dan tidak menjadi kata kerja.
2. Memperhatikan kata yang mengikutinya
Kata yang mengikuti di sebagai kata depan dan di sebagai awalan merupakan kata yang berbeda.
di sebagai awalan diikuti oleh kata kerja.
di sebagai kata depan diikuti oleh kata yang menunjuk tempat.
izin bertanya kembali untuk kata dasar "praktek" jika diberi akhiran kan apakah menjadi praktekan atau praktekkan? Jika ada dua huruf yang ditulis dua kali apakah itu berlaku untuk semuanya?
Baik terima kasih, saya Benazhir Saninah (2118011004) izin menjawab.
Sebelumnya menegaskan kembali bahwa kata 'praktek' bukanlah kata baku. Melansir dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), 'praktik' adalah kata bakunya kemudian begitu pula dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang baku adalah 'praktikan' bukan 'praktikkan'.
Sebelumnya menegaskan kembali bahwa kata 'praktek' bukanlah kata baku. Melansir dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), 'praktik' adalah kata bakunya kemudian begitu pula dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang baku adalah 'praktikan' bukan 'praktikkan'.
Selamat pagi, Kelompok 2.
Terima kasih telah membuat makalah dan presentasi yang mudah dimengerti. Perkenalkan, saya Nanda Nurrohim Akuba NPM 2118011076.
Saya ingin bertanya, di makalah disebutkan bahwa 'paru-paru' termasuk kata ulang semu karena tidak memiliki bentuk dasar, apakah istilah RJP (resusitasi jantung paru) kurang tepat dan seharusnya ditulis sebagai resusitasi jantung paru-paru? Atau tetap mengikuti penulisan yang lazim digunakan yaitu resusitasi jantung paru? Terima kasih.
Terima kasih telah membuat makalah dan presentasi yang mudah dimengerti. Perkenalkan, saya Nanda Nurrohim Akuba NPM 2118011076.
Saya ingin bertanya, di makalah disebutkan bahwa 'paru-paru' termasuk kata ulang semu karena tidak memiliki bentuk dasar, apakah istilah RJP (resusitasi jantung paru) kurang tepat dan seharusnya ditulis sebagai resusitasi jantung paru-paru? Atau tetap mengikuti penulisan yang lazim digunakan yaitu resusitasi jantung paru? Terima kasih.
Baik terima kasih, saya Benazhir Saninah (2118011004) , sebelumnya izin mengoreksi perihal makalah kelompok 2, kami mengkategorikan 'paru-paru' dalam kategori kata ulang fonologis, bukan pada kata ulang semu, dan kata dasar 'paru-paru' tetaplah 'paru'. Sehingga istilah RJP (resusitasi jantung paru) sudah tepat.
Bukti :
Bukti :

Assalamualaikum, saya Alwan Hibban Al H dengan NPM 2118011148, izin bertanya kenapa penulisan nama tuhan "Esa" ditulis dipisah padahal itu adalah kata dasar? terima kasih.
Waalaikumsalam wr.wb, terima kasih atas pertanyaannya Alwan, izin menjawab, nama saya Salwa Alina Faza dengan NPM 2158011042. Penulisan maha jika bertemu kata esa dipisah karena jika penulisannya digabung dikhawatirkan terjadi salah baca atau salah ketik menjadi mahasa atau mahesa. Padahal mahesa dalam bahasa jawa dan sansekerta berarti "kerbau" sehingga bisa menimbulkan salah penafsiran. Oleh sebab iru penulisan maha dan esa ditulis terpisah. Sekian penjelasan dari saya, apabila ada kesalahan mohon dikoreksi. Terima kasih.
Sebagai balasan Kiriman pertama
Re: DISKUSI KELOMPOK 2
nama : nabila reahma pertiwi npm2158011004 saya ingin bertanya menganai apakah bisa dijelaskan lebi9h lanjut menhgenai imbuhan dan apa saha jenisnya
Sebagai balasan NABILA.RAHMA.PERTIWI21 NABILA.RAHMA.PERTIWI21
Re: DISKUSI KELOMPOK 2
oleh Marcella Andinatania -
Terima kasih Nabila, izin menjawab
1. Kata imbuhan berupa awalan, akhiran, sisipan, dan gabungan dari awalan
dan akhiran ditulis menjadi satu dengan bentuk dasarnya.
Misalnya:
• Ber + lari = berlari
• Mem + per + sulit = mempersulit
Catatan :
a. Pada berawalan K, T, S, P dengan diikuti vokal setelahnya menjadi
luluh jika bertemu awal me- dan peMisalnya:
• Me-/pe- + K + huruf vokal = meng-/peng-
Contoh:
Me- + kristal = mengkristal
b. Jika kata dasar dengan huruf P diawal dan diikut konsonan lalu
bertemu imbuhan me- maka tidak melebur satu.
Contoh:
Me- + protes = memprotes
c. Imbuhan ber- apabila diikuti kata yang suku kata pertamanya
mengandung unsur "er" maka “r” pada imbuhan “ber-” harus
melebur atau luluh (menjadi be-).
Contoh:
Ber- + cermin = Becermin
2. Imbuhan yang diserap dari unsur asing, seperti -man, -wan, -wi, atau -
isme, ditulis menjadi satu dengan bentuk dasarnya
contohnya:
Serapan dari bahasa Sansekerta
• Peraga + -wati = peragawati
• Maha- + siswa = mahasiswa
• Sapta- + marga = saptamarga
1. Kata imbuhan berupa awalan, akhiran, sisipan, dan gabungan dari awalan
dan akhiran ditulis menjadi satu dengan bentuk dasarnya.
Misalnya:
• Ber + lari = berlari
• Mem + per + sulit = mempersulit
Catatan :
a. Pada berawalan K, T, S, P dengan diikuti vokal setelahnya menjadi
luluh jika bertemu awal me- dan peMisalnya:
• Me-/pe- + K + huruf vokal = meng-/peng-
Contoh:
Me- + kristal = mengkristal
b. Jika kata dasar dengan huruf P diawal dan diikut konsonan lalu
bertemu imbuhan me- maka tidak melebur satu.
Contoh:
Me- + protes = memprotes
c. Imbuhan ber- apabila diikuti kata yang suku kata pertamanya
mengandung unsur "er" maka “r” pada imbuhan “ber-” harus
melebur atau luluh (menjadi be-).
Contoh:
Ber- + cermin = Becermin
2. Imbuhan yang diserap dari unsur asing, seperti -man, -wan, -wi, atau -
isme, ditulis menjadi satu dengan bentuk dasarnya
contohnya:
Serapan dari bahasa Sansekerta
• Peraga + -wati = peragawati
• Maha- + siswa = mahasiswa
• Sapta- + marga = saptamarga
Assalamualaikum wr,wb. Izin memperkenalkan diri, nama saya Radin Ghefira Naura Syarel (2158011020). Izin bertanya, bagaimana dengan langit-langit? apakah itu termasuk dengan kata ulang atau tidak, karena kata dasarnya merupakan langit? Sekian pertanyaan dari saya, terima kasih wassalamualaikum wr,wb.
Waalaikumussalam Wr Wb.
Baik terima kasih, saya Benazhir Saninah (2118011004) izin menjawab, 'langit-langit' termasuk dalam kata ulang bermakna menyerupai, yaitu pengulangan katanya yang artinya mirip atau menyerupai bentuk asli dari benda tersebut, 'langit-langit' berarti menyerupai langit namun bukan langit asli.
Baik terima kasih, saya Benazhir Saninah (2118011004) izin menjawab, 'langit-langit' termasuk dalam kata ulang bermakna menyerupai, yaitu pengulangan katanya yang artinya mirip atau menyerupai bentuk asli dari benda tersebut, 'langit-langit' berarti menyerupai langit namun bukan langit asli.
Assalamualaikum Wr Wb . Izin memperkenalkan diri , nama saya Marsa Zahra Naziha dengan NPM 2158011040 . Saya ingin bertanya mengenai makna kata ulang yang menyatakan makna 'tak bersyarat' . Apakah bisa dijelaskan lebih lanjut maksud dari makna 'tak bersyarat' itu bagaimana beserta contoh lainnya ? Terima kasih . Wassalamualaikum Wr Wb.
Waalaikumussalam Wr Wb.
Baik terima kasih, saya Benazhir Saninah (2118011004) izin menjawab.
Menyatakan makna tak bersyarat.
Contoh:
- Jambu-jambu mentah dimakannya.
Pengulangan kata jambu dapat digantikan dengan kata meskipun, menjadi. Meskipun jambu mentah, dimakannya. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa pengulangan pada kata jambu menyatakan makna yang sama dengan makna yang dinyatakan oleh kata meskipun, yaitu makna tak bersyarat.
Baik terima kasih, saya Benazhir Saninah (2118011004) izin menjawab.
Menyatakan makna tak bersyarat.
Contoh:
- Jambu-jambu mentah dimakannya.
Pengulangan kata jambu dapat digantikan dengan kata meskipun, menjadi. Meskipun jambu mentah, dimakannya. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa pengulangan pada kata jambu menyatakan makna yang sama dengan makna yang dinyatakan oleh kata meskipun, yaitu makna tak bersyarat.
Izin memperkenalkan diri, saya Andika Kurnia Putra dengan NPM 2118011128. Izin bertanya, bagaimanakah ketentuan penempatan tanda hubung pada kata gabung dengan istilah yang dapat menimbulkan kesalahan pengartian? misalnya dalam frasa "anak-istri pejabat", apakah diartikan sebagai "anak dari istri pejabat" atau "anak dan istri dari pejabat"? terima kasih sebelumnya
izin memperkenalkan diri, saya Muhammad Rafi Wibowo NPM 2158011032, izin menjawab, jadi setahu saya dari yang diajarkan guru saya di sma dulu, kalau yang ada tanda stripnya itu dibaca cepat, jadi kalau frasa "anak-istri pejabat" itu dapat diartikan sebagai "anak dan istri dari pejabat", sedangkan kalau "anak istri-pejabat" itu bisa diartikan sebagai "anak dari istri pejabat".
contoh lain, seperti
"ban-mobil baru" (disini yang baru= ban mobil)
"ban mobil-baru" (disini yang baru= mobil)
jika ada kesalahan mohon dikoreksi, sekian, terima kasih
contoh lain, seperti
"ban-mobil baru" (disini yang baru= ban mobil)
"ban mobil-baru" (disini yang baru= mobil)
jika ada kesalahan mohon dikoreksi, sekian, terima kasih
Assalamualaikum wr.wb, izin menjawab, nama saya Salwa Alina Faza dengan NPM 2158011042. Penempatan kata hubung diletakkan pada kata yang dapat menimbulkan salah kata pengertian, dalam konteks ini berarti kata hubung diletakkan di antara kata anak dan istri sehingga penulisannya sudah benar seperti "anak-istri pejabat" yang berarti bisa diartikan "anak dari istri pejabat" ataupun "anak dan istri pejabat". Sekian penjelasan dari saya, apabila ada kesalahan mohon dikoreksi. Terima kasih.
Assalamu'alaikum, izin memperkenalkan diri. Saya Syakirah Cindy Avisa, NPM 2118011050. Izin bertanya. Di dalam makalah terdapat kata 'fonologis' 'gramatikal' atau 'leksem', kalau boleh tau apakah makna kata tersebut?
Waalaikumussalam Wr Wb.
Baik terima kasih, saya Benazhir Saninah (2118011004) izin menjawab.
- Fonologis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti Ilmu yang mempelajari tentang bunyi suara, khususnya terkiat dengan sejarah dan teori perubahan bunyi.
- Makna gramatikal menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah makna yang timbul akibat peristiwa tata bahasa, yaitu proses melekatnya bentuk kata (morfem) yang satu dengan bentuk yang lain.
-Menurut KBBI, arti kata leksem adalah: 1). satuan leksikal dasar yang abstrak yang mendasari pelbagai bentuk kata; 2). satuan terkecil dalam leksikon.
Baik terima kasih, saya Benazhir Saninah (2118011004) izin menjawab.
- Fonologis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti Ilmu yang mempelajari tentang bunyi suara, khususnya terkiat dengan sejarah dan teori perubahan bunyi.
- Makna gramatikal menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah makna yang timbul akibat peristiwa tata bahasa, yaitu proses melekatnya bentuk kata (morfem) yang satu dengan bentuk yang lain.
-Menurut KBBI, arti kata leksem adalah: 1). satuan leksikal dasar yang abstrak yang mendasari pelbagai bentuk kata; 2). satuan terkecil dalam leksikon.
izin memperkenalkan diri,nama saya Bunga Lestari dengan NPM 2158011018.Pada bagian makalah yang telah saya baca dari kelompok 2 terdapat kalimat"dapat dikatakan bahwa perulangan kata akan menurunkan jenis".Tolong bisakah di jelaskan maksud dari kalimat tersebut,karena pada kalimat tersebut saya belum mengerti.
terimakasih.
terimakasih.
Baik terima kasih, saya Benazhir Saninah (2118011004) izin menjawab, menurunkan jenis kata sama artinya dengan mengurangi jenis kata, sehingga jika ada kata yang memiliki arti berbeda namun bisa menggunakan dari kata dasar yang berulang tidak perlu memperbanyak kosakata dalam suatu kalimat cukup perlu menggunakan aturan kata ulang.
Izin memperkenalkan diri nama saya Gadis Bunga Suhaili dengan NPM 2158011034
Izin bertanya,
"Reduplikasi atau proses pengulangan kata adalah cara mengulang bentuk, baik seluruh maupun sebagian baik dengan variasi fonem maupun tidak." Dari kalimat ini bisa tolong jelaskan apa yang dimaksud dari variasi fonem ?
Terimakasih.
Izin bertanya,
"Reduplikasi atau proses pengulangan kata adalah cara mengulang bentuk, baik seluruh maupun sebagian baik dengan variasi fonem maupun tidak." Dari kalimat ini bisa tolong jelaskan apa yang dimaksud dari variasi fonem ?
Terimakasih.
Assalamualaikum wr.wb, sebelumnya terima kasih Bunga atas pertanyaannya, izin mejawab nama saya Salwa Alina Faza dengan NPM 2158011042. Fonem adalah satuan bunyi bahasa terkecil yang dapat membedakan arti. Variasi fonem dalam bahasa Indonesia terdiri atas vokal dan konsonan. Vokal adalah bunyi ujaran yang tidak mendapatkan rintangan saat dikeluarkan dari paru-paru. Vokal dibagi menjadi dua, yaitu vokal tunggal (monoftong) yang meliputi a, i, u, e, o dan vokal rangkap (diftong), yang meliputi ai, au, oi. Konsonan adalah bunyi ujaran yang dihasilkan dari paru-paru dan mengalami rintangan saat keluarnya. Contoh konsonan antara lain p, b, m, w, f, v, t, d, n, c, j, k, g, dll.
1. Variasi fonem vokal ialah pengungkapan sebenarnya dari ciri atau satuan fonologis berupa bunyi ujaran yang tidak mendapatkan rintangan saat dikeluarkan dari paru-paru.
Contoh :
a. Fonem /i/ adalah vokal tinggi-depan-tak bulat.
b. Fonem /u/ adalah vokal atas-belakang-bulat.
c. Fonem /e/ adalah vokal sedang-depan-bulat.
d. Fonem /o/ adalah vokal sedang-belakang-bulat
e. Fonem /a/ adalah vokal rendah-tengah-bulat
2. Variasi fonem konsonan ialah pengungkapan sebenarnya dari ciri atau satuan fonologis berupa bunyi ujaran yang dihasilkan dari paru-paru dan mengalami rintangan saat keluarnya.
Contoh
a. Konsonan hambat
b. Konsonan Frikatif
c. konsonan getar-alveolar
d. konsonan lateral-alveolar
e. konsonan nasal
f. semi-vokal
Sekian penjelasan dari saya apabila ada kesalahan mohon di koreksi. Terima kasih. Wassalamualaikum wr.wb.
1. Variasi fonem vokal ialah pengungkapan sebenarnya dari ciri atau satuan fonologis berupa bunyi ujaran yang tidak mendapatkan rintangan saat dikeluarkan dari paru-paru.
Contoh :
a. Fonem /i/ adalah vokal tinggi-depan-tak bulat.
b. Fonem /u/ adalah vokal atas-belakang-bulat.
c. Fonem /e/ adalah vokal sedang-depan-bulat.
d. Fonem /o/ adalah vokal sedang-belakang-bulat
e. Fonem /a/ adalah vokal rendah-tengah-bulat
2. Variasi fonem konsonan ialah pengungkapan sebenarnya dari ciri atau satuan fonologis berupa bunyi ujaran yang dihasilkan dari paru-paru dan mengalami rintangan saat keluarnya.
Contoh
a. Konsonan hambat
b. Konsonan Frikatif
c. konsonan getar-alveolar
d. konsonan lateral-alveolar
e. konsonan nasal
f. semi-vokal
Sekian penjelasan dari saya apabila ada kesalahan mohon di koreksi. Terima kasih. Wassalamualaikum wr.wb.
Izin memperkenalkan diri, saya Marwah Aulia Izzati dengan NPM 2158011016 ingin bertanya,
mengapa "Jika kata dasar dengan huruf P diawal dan diikut konsonan lalu bertemu imbuhan me- maka tidak melebur satu.", kalimat itu di khususkan sebagai "penulisan kata berimbuhan secara baku" yang padahal di poin pertama sudah disebutkan "Pada berawalan K, T, S, P dengan diikuti vokal setelahnya menjadi luluh jika bertemu awal me- dan pe-" yang otomatis selain itu berarti "seperti biasa", atau mengapa yang disebutkan hanya "huruf P nya saja" tidak dengan " huruf K T S" nya. apakah itu sebagai perwakilan atau memang begitu ya. mohon penjelasannya, terima kasih
mengapa "Jika kata dasar dengan huruf P diawal dan diikut konsonan lalu bertemu imbuhan me- maka tidak melebur satu.", kalimat itu di khususkan sebagai "penulisan kata berimbuhan secara baku" yang padahal di poin pertama sudah disebutkan "Pada berawalan K, T, S, P dengan diikuti vokal setelahnya menjadi luluh jika bertemu awal me- dan pe-" yang otomatis selain itu berarti "seperti biasa", atau mengapa yang disebutkan hanya "huruf P nya saja" tidak dengan " huruf K T S" nya. apakah itu sebagai perwakilan atau memang begitu ya. mohon penjelasannya, terima kasih
Baik terima kasih, saya Benazhir Saninah (2118011004) izin menjawab, pernyataan yang telah dijabarkan Marwah benar, keterangan pada kalimat "Jika kata dasar dengan huruf P diawal dan diikut konsonan lalu bertemu imbuhan me- maka tidak melebur satu.", berlaku sama untuk hruf K,T dan S juga.
Assalamualaikum. Perkenalkan, nama saya Sabila Hasanah dengan NPM 2118011150. Mohon izin bertanya. Di PPT dijelaskan bahwa kata “tak” sebagai unsur gabungan dalam peristilahan ditulis serangkai dengan bentuk dasar yang mengikutinya. Contoh: taklaik terbang dan taktembus cahaya. Apabila tidak membentuk peristilahan, maka ditulis terpisah. Contoh: tak bisa dan tak lagi. Saya belum mengerti maksud dari membentuk peristilahan dan bagaimana cara kita mengetahui suatu kata membentuk peristilahan atau tidak. Mohon penjelasannya. Terima kasih. Wassalamualaikum.
Waalaikumussalam Wr Wb.
Baik terima kasih, saya Benazhir Saninah (2118011004) izin menjawab. Maksud dari peristilahan adalah suatu kata yang pemakaiannya dan/atau maknanya terbatas pada bidang tertentu, seperti kata 'tembus' berhubungan sebidang dengan kata 'cahaya' sedangkan kata 'lagi' atau 'bisa' bersifat umum. Mohon koreksi jika ada kesalahan dari penjelasan saya.
Baik terima kasih, saya Benazhir Saninah (2118011004) izin menjawab. Maksud dari peristilahan adalah suatu kata yang pemakaiannya dan/atau maknanya terbatas pada bidang tertentu, seperti kata 'tembus' berhubungan sebidang dengan kata 'cahaya' sedangkan kata 'lagi' atau 'bisa' bersifat umum. Mohon koreksi jika ada kesalahan dari penjelasan saya.
Selamat pagi, saya Shallu Afdha dengan NPM 2118011132 izin bertanya. Apakah terdapat perbedaan makna dari kata 'Menyulitkan' dan 'Mempersulit'? Mohon dijelaskan jika:
- Jika berbeda, di mana letak perbedaannya?
- Jika sama, mengapa kata dasar tersebut dapat memiliki 2 imbuhan yang berbeda?
Terima kasih.
- Jika berbeda, di mana letak perbedaannya?
- Jika sama, mengapa kata dasar tersebut dapat memiliki 2 imbuhan yang berbeda?
Terima kasih.
Izin menjawab, perkenalkan nama saya Nauriel Fathia dengan NPM 2118011024. Makna dari kata "Menyulitkan" sesuai KBBI adalah menjadikan sulit. Sedangkan kata "Mempersulit" memiliki makna membuat jadi lebih sulit. Jadi, kedua kata itu memiliki perbedaan. Mohon maaf jika ada kesalahan. Terima Kasih
Assalamu'alaikum, izin memperkenalkan diri nama saya Rifqi Ihza Ramadhan (2118011082), izin bertanya, pada poin nomor 4 di kata berimbuhan terikat tentang unsur gabungan dalam peristilahan. Dipaparkan contoh seperti : taklaik terbang dan taktembus cahaya, pertanyaan saya bagaimana dengan kata "tak kasat mata" apakah digabung juga? bila tidak tolong dijelaskan
Waalaikumussalam Wr Wb.
Baik terima kasih, saya Benazhir Saninah (2118011004) sebelumnya izin mengoreksi, dalam web KBBI, bentuk baku 'kasat mata' adalah 'kasatmata' yang digabung, dan untuk kata 'tak kasatmata' ditulis terpisah antara 'tak' dan 'kasamata' karena kasamata adalah kata umum, bukan istilah bidang tertentu dan juga bukan kata berimbuhan .
Baik terima kasih, saya Benazhir Saninah (2118011004) sebelumnya izin mengoreksi, dalam web KBBI, bentuk baku 'kasat mata' adalah 'kasatmata' yang digabung, dan untuk kata 'tak kasatmata' ditulis terpisah antara 'tak' dan 'kasamata' karena kasamata adalah kata umum, bukan istilah bidang tertentu dan juga bukan kata berimbuhan .
Izin memperkenalkan diri nama saya Arlin Febrianti NPM 2118011078, Izin bertanya terkait makna kata ulang (reduplikasi) yang menyatakan makna 'tak bersyarat', bisa minta tolong untuk memberikan contoh lain? terimakasih banyak sebelumnya
Baik terima kasih, saya Benazhir Saninah (2118011004) izin menjawab.
Menyatakan makna tak bersyarat.
Contoh:
- Jambu-jambu mentah dimakannya.
Pengulangan kata jambu dapat digantikan dengan kata meskipun, menjadi. Meskipun jambu mentah, dimakannya. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa pengulangan pada kata jambu menyatakan makna yang sama dengan makna yang dinyatakan oleh kata meskipun, yaitu makna tak bersyarat.
Menyatakan makna tak bersyarat.
Contoh:
- Jambu-jambu mentah dimakannya.
Pengulangan kata jambu dapat digantikan dengan kata meskipun, menjadi. Meskipun jambu mentah, dimakannya. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa pengulangan pada kata jambu menyatakan makna yang sama dengan makna yang dinyatakan oleh kata meskipun, yaitu makna tak bersyarat.
baik...terimakasih banyak
Izin bertanya, nama saya Najla Fadiyah Subardiman dengan NPM 2118011052. Mengapa kata ber- + cerita = bercerita, "ber" nya tidak melebur menjadi becerita? terima kasih
Assalamualaikum wr. wb. terima kasih Najla atas pertanyaannya. Izin menjawab, nama saya Salwa Alina Faza dengan NPM 2158011042. Awalan ber- akan berubah bentuk menjadi:
1. be- jika suku awal mengandung -er- atau kata dasarnya diawali huruf r, misal: bekerja; beternak; berumput; beracun
2. bel- untuk kasus khusus, yaitu: belajar; belunjur
pada kata "bercerita" bentuk kata dasarnya cerita sehingga penulisannya menjadi "bercerita" bukan "becerita".
Sekian penjelasan dari saya, apabila ada kesalahan mohon dikoreksi. Terima kasih.
1. be- jika suku awal mengandung -er- atau kata dasarnya diawali huruf r, misal: bekerja; beternak; berumput; beracun
2. bel- untuk kasus khusus, yaitu: belajar; belunjur
pada kata "bercerita" bentuk kata dasarnya cerita sehingga penulisannya menjadi "bercerita" bukan "becerita".
Sekian penjelasan dari saya, apabila ada kesalahan mohon dikoreksi. Terima kasih.
Assalamualaikum wr.wb
Izin memperkenalkan diri, nama saya Arzety Rifda Fala (2118011022), izin bertanya apakah dalam pengulangan kata hanya terjadi 2 kali pengulangan atau dapat lebih? Apakah contohnya? Terima kasih
Wassalamualaikum wr.wb
Izin memperkenalkan diri, nama saya Arzety Rifda Fala (2118011022), izin bertanya apakah dalam pengulangan kata hanya terjadi 2 kali pengulangan atau dapat lebih? Apakah contohnya? Terima kasih
Wassalamualaikum wr.wb
Waalaikumsalam wr. wb. sebelumnya terimakasih atas pertanyaannya Arzety, izin menjawab, nama saya Salwa Alina Faza dengan NPM 2158011042. Dalam penulisan kata ulang terdapat beberapa bentuk seperti:
a. Dwilingga
Dwilingga merupakan kata ulang penuh sehingga satu kata diulang lagi dalam bentuk penuh. Contohnya adalah kata rumah-rumah, bunga-bunga, buku-buku, kursi-kursi, dan lain sebagainya.
b. Dwipurwa
Dwipurwa merupakan kata ulang sebagian yang kemudian sekilas tampak seperti satu kata dan tidak termasuk kata ulang namun sebenarnya adalah kata ulang. Contohnya adalah kata lelaki, leluhur, tetangga, dan lain sebagainya.
c. Dwilingga Salin Suara
Dwilingga Salin Suara merupakan jenis kata ulang yang bentuknya berubah bunyi. Contohnya adalah kata bolak-balik, mondar-mandir, corat-coret, dan lain sebagainya.
d. Dwiwasana
Dwiwasana merupakan kata ulang yang kata keduanya berubah bentuk. Contohnya adalah kata pertama-tama, sekali-kali, berkali-kali, berulang-ulang, dan lain sebagainya.
e. Trilingga
Trilingga merupakan kata ulang yang terdiri dari tiga kata dan umumnya berubah bentuk atau bunyi. Misalnya kata dag-dig-dug, dar-der-dor, cas-cis-cus, srak-srek-srok, dan lain sebagainya.
Jadi kata ulang normalnya diulang dua kali namun, pengulangan kata juga dapat terjadi lebih dari dua kali seperti bentuk trilingga dan kata ulang yang tidak terlihat seperti kata ulang namun sebenearnya kata ulang seperti bentuk dwipurwa.
Sekian penjelasan dari saya apabila ada kesalahan mohon dikoreksi. Terima kasih.
a. Dwilingga
Dwilingga merupakan kata ulang penuh sehingga satu kata diulang lagi dalam bentuk penuh. Contohnya adalah kata rumah-rumah, bunga-bunga, buku-buku, kursi-kursi, dan lain sebagainya.
b. Dwipurwa
Dwipurwa merupakan kata ulang sebagian yang kemudian sekilas tampak seperti satu kata dan tidak termasuk kata ulang namun sebenarnya adalah kata ulang. Contohnya adalah kata lelaki, leluhur, tetangga, dan lain sebagainya.
c. Dwilingga Salin Suara
Dwilingga Salin Suara merupakan jenis kata ulang yang bentuknya berubah bunyi. Contohnya adalah kata bolak-balik, mondar-mandir, corat-coret, dan lain sebagainya.
d. Dwiwasana
Dwiwasana merupakan kata ulang yang kata keduanya berubah bentuk. Contohnya adalah kata pertama-tama, sekali-kali, berkali-kali, berulang-ulang, dan lain sebagainya.
e. Trilingga
Trilingga merupakan kata ulang yang terdiri dari tiga kata dan umumnya berubah bentuk atau bunyi. Misalnya kata dag-dig-dug, dar-der-dor, cas-cis-cus, srak-srek-srok, dan lain sebagainya.
Jadi kata ulang normalnya diulang dua kali namun, pengulangan kata juga dapat terjadi lebih dari dua kali seperti bentuk trilingga dan kata ulang yang tidak terlihat seperti kata ulang namun sebenearnya kata ulang seperti bentuk dwipurwa.
Sekian penjelasan dari saya apabila ada kesalahan mohon dikoreksi. Terima kasih.
Izin memperkenalkan diri nama Syifa Hafizha Amalia dengan NPM 2118011048 izin bertanya mengapa ada yg berbeda dalam peleburan kata imbuhan di dalam kata dasar jadi ada yg lebur ada yg tidak seperti memesona dari kata dasar pesona dan mentraktir dari kata dasar traktir, terima kasih.
Assalamualaikum wr.wb, izin menjawab, nama saya Salwa Alina Faza dengan NPM 2158011042. Pada kata memesona kata dasar nya yaitu pesona dengan huruf depan P sehingga melebur menjadi mempesona, sedangkan pada kata mentraktir walaupun kata dasarnya yaitu traktir berawalan T namun kata traktir tidak memenuhi syarat karena diawali pola KK, yaitu huruf pertama berupa konsonan dan huruf kedua juga berupa konsonan, sehingga penulisan yang benar adalah mentraktir. Sekian penjelasan dari saya, apabila ada kesalahan mohon dikoreksi. Terima kasih.
Assalamu'alaikum, izin memperkenalkan diri, nama saya Dita Noviyanda S, NPM 2118011122. Izin bertanya,, bagaimana apabila kata asing ditambahkan kata gabung awalan dan akhiran? Apakah tetap dijadikan satu? Terima kasih sebelumnya
Waalaikumussalam, izin menjawab pertanyaan. Perkenalkan nama saya Nauriel Fathia dengan NPM 2118011024. Penulisan kata asing yang ditambahkan kata gabung harus menggunakan tanda hubung (-). Contoh : di-upload, meng-install. Mohon maaf jika ada kesalahan. Terima Kasih.
Permisi izin bertanya,saya Istiqomatul Qurani npm 2118011136
pertanyaan saya bagaimanakah penulisan imbuhan antar misalkan antar kabupaten ditulis pisah atau gabung
terima kasih
pertanyaan saya bagaimanakah penulisan imbuhan antar misalkan antar kabupaten ditulis pisah atau gabung
terima kasih
Waalaikumussalam warahmatullahi wabarokatuh.
Perkenalkan saya Putri Dzahabiyyah Farhah NPM 2118011014.
Izin menjawab, kata "Antar" merupakan kata penghubung sehingga penulisannya harus disatukan dengan kata dasar yang mengikutinya, seperti halnya kata dwi, tri, catur, maha, swa, pra, tuna, anti, pasca, dan non. Terimakasih.
Perkenalkan saya Putri Dzahabiyyah Farhah NPM 2118011014.
Izin menjawab, kata "Antar" merupakan kata penghubung sehingga penulisannya harus disatukan dengan kata dasar yang mengikutinya, seperti halnya kata dwi, tri, catur, maha, swa, pra, tuna, anti, pasca, dan non. Terimakasih.
Halo Istiqomatul, izin memperkenalkan diri. Perkenalkan nama saya Yohanna Christiani Sihaloho dengan NPM 2118011084. Dalam kaidah bahasa Indonesia, jenis kata ini adalah kata berimbuhan terikat. Penulisannya selalu digabungkan dengan kata berikutnya, misalnya kata antar- yang ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya --> antardaerah.
Terima kasih
Terima kasih
Assalamu'alaikum ijin memperkenalkan diri nama Aurelia Corrinna Balqis NPM 2118011012. Izin bertanya terkait pengulangan kata, apakah pengulangan kata harus menggunakan tanda (-) atau bagimana ya? Jika iya, dalam penulisan sayurmayur pada contoh mengapa tidak ada tanda hubung? Sekian, terimakasih....
Sebagai balasan AURELIA.CORRINNA21 AURELIA.CORRINNA21
Re: DISKUSI KELOMPOK 2
oleh Benazhir Saninah Annasya -
Waalaikumussalam Wr Wb.
Baik terima kasih, saya Benazhir Saninah (2118011004) izin menjawab. Menurut kaidah, semua kata ulang ditulis dengan tanda hubung, baik kata ulang dasar maupun kata ulang berimbuhan, dan saran untuk saudari Aurelia Corrinna untuk bisa melakukan pemeriksaan ulang pada makalah kelompok 2 karena disana kami menulis contoh kata ulang 'sayurmayur' menggunakan tanda hubung.
Baik terima kasih, saya Benazhir Saninah (2118011004) izin menjawab. Menurut kaidah, semua kata ulang ditulis dengan tanda hubung, baik kata ulang dasar maupun kata ulang berimbuhan, dan saran untuk saudari Aurelia Corrinna untuk bisa melakukan pemeriksaan ulang pada makalah kelompok 2 karena disana kami menulis contoh kata ulang 'sayurmayur' menggunakan tanda hubung.
Izin bertanya, nama saya Syakira Zahra dengan NPM 2118011156. saya ingin bertanya imbuhan apa saja yang dapat membentuk kata kerja aktif transitif. terimakasih.
Izin menjawab, perkenalkan nama saya Muhamad Rizky Setiawan(2118011124). Imbuhan yang membentuk kata kerja aktif transitif, yaitu me-, menye-, memper-, dan menge-. Mohon maaf bila ada yang kurang berkenan. Terimakasih Syakira
izin memperkenalkan diri, saya Monica C. Intan E (2118011160) Izin bertanya perihal materi kata gabung, pada kata "bertanggungjawab" dan "sebarluaskan" apakah yang benar dipisah atau tidak, lalu apakah berpengaruh pada arti dan tujuan kata tersebut dibuat?
Izin menjawab, perkenalkan nama saya Nauriel Fathia dengan NPM 2118011024. Untuk kata "bertanggung jawab" ditulis terpisah seperti ini karena imbuhan hanya terletak pada awal kalimat. Sedangkan kata "sebar luaskan" ditulis terpisah seperti ini karena imbuhan hanya terletak pada akhir kalimat. Mohon maaf jika ada kesalahan
Izin memperkenalkan diri, nama saya Kevin Hendri dengan NPM 2118011002,izin bertanya, untuk kata mempunyai yang benar apakah memunyai atau mempunyai? Terimakasih
Izin memperlenalkan diri, nama saya Nisa Permata Sadila dengan NPM 2118011096, izin menjawab yang benar adalah mempunyai Kata mempunyai dianggap lebih mudah diucapkan oleh pengguna bahasa Indonesia daripada memunyai. Jadi, ini sudah dianggap lumrah. Kata "memunyai" itu justru salah alias tidak baku.
Izin memperkenalkan diri, nama saya Yohanna Christiani Sihaloho dengan NPM 2118011084. Izin menjawab, kata yang benar antara kata memunyai dengan mempunyai adalah 'mempunyai'. Mengapa? karena mempunyai bentuk kata dasarnya adalah punya dimana kata punya mendapatkan imbuhan awal (me-) dan akhir (-i) .
Pada berawalan K, T, S, P dengan diikuti vokal setelahnya menjadi luluh jika bertemu awal me- dan pe-
Misalnya: Me-/pe- + K + huruf vokal = meng-/peng-
Contoh:
*Me- + kristal = mengkristal
*Pe- + kristal = pengkristal
Terima kasih.
Pada berawalan K, T, S, P dengan diikuti vokal setelahnya menjadi luluh jika bertemu awal me- dan pe-
Misalnya: Me-/pe- + K + huruf vokal = meng-/peng-
Contoh:
*Me- + kristal = mengkristal
*Pe- + kristal = pengkristal
Terima kasih.
izin bertanya, sebelumnya izin memperkenalkan diri nama saya Karina Adra Salsabila dengan nomor NPM 2118011080, saya ingin bertanya perihal kata imbuhan saya masih bingung antara kata memperoleh dengan memeroleh, manakah yang lebih tepat dan mengapa demikian ? terima kasih sebelumnya
Izin menjawab, perkenalkan nama saya Nauriel Fathia dengan NPM 2118011024. Penulisan yang sesuai adalah memperoleh karena kata dasarnya adalah oleh bukan peroleh. Mohon maaf jika ada kesalahan. Terima kasih.
Sebagai balasan Karina Adra Salsabila
Re: DISKUSI KELOMPOK 2
Waalaikumsalam, Izin menjawab Pertanyaan, Perkenalkan nama saya Mohamad Fadhli jonis dengan NPM 2158011002
Kata yang benar digunakan antara memperoleh dan memeroleh adalah memperoleh. karena Kata dasar memperoleh adalah oleh. kata dasar memperoleh merupakan kata dasar oleh yang berimbuhan per- dan kemudian meN-. Bukan imbuhan memper-, tetapi per- dahulu dan kemudian meN-.
Kata yang benar digunakan antara memperoleh dan memeroleh adalah memperoleh. karena Kata dasar memperoleh adalah oleh. kata dasar memperoleh merupakan kata dasar oleh yang berimbuhan per- dan kemudian meN-. Bukan imbuhan memper-, tetapi per- dahulu dan kemudian meN-.
Izin memperkenalkan diri nama saya Jania Tiasti dengan NPM 2118011162, izin bertanya pada penulisan judul hanya kata ulang sempurna saja yang ditulis kapital setiap awal hurufnya. Apa yang dimaksud dengan kata ulang sempurna?
Baik terima kasih, saya Benazhir Saninah (2118011004) izin menjawab.
Kata ulang sempurna disebut juga kata ulang utuh, kata ulang penuh, atau dwilingga yang merupakan kata ulang yang terbentuk dengan pengulangan seluruh bentuk dasar tanpa perubahan fonem atau huruf dan tanpa penambahan imbuhan.
Kata ulang sempurna disebut juga kata ulang utuh, kata ulang penuh, atau dwilingga yang merupakan kata ulang yang terbentuk dengan pengulangan seluruh bentuk dasar tanpa perubahan fonem atau huruf dan tanpa penambahan imbuhan.
Izin memperkenalkan diri Nama: Elvara fatimah muzaki,NPM:2118011154 ,izin bertanya Imbuhan apakah ada bahasa lain untuk menyebutkan imbuhan awalan,akhiran,sisipan ataupun awalan dan akhiran? Terima kasih
Izin menjawab, perkenalkan nama saya Nauriel Fathia dengan NPM 2118011024. Berikut adalah jenis-jenis imbuhan :
1. Awalan atau prefiks. Contoh : ber-, di-, se-, ke-, dll.
2. Sisipan atau infiks. Contoh : -em-, -er-, dll.
3. Akhiran atau sufiks. Contoh : -kan, -an, -nya, dll.
4. Awalan dan akhiran atau konfiks.
Mohon maaf jika ada kesalahan. Terima kasih
1. Awalan atau prefiks. Contoh : ber-, di-, se-, ke-, dll.
2. Sisipan atau infiks. Contoh : -em-, -er-, dll.
3. Akhiran atau sufiks. Contoh : -kan, -an, -nya, dll.
4. Awalan dan akhiran atau konfiks.
Mohon maaf jika ada kesalahan. Terima kasih
Assalamu'alaikum, izin memperkenalkan diri nama Laila Nurazanti denganNPM 2118011054
Izin bertanya, mengapa kata kupu-kupu, laba-laba, lumba-lumba, kura-kura tidak termasuk kedalam jenis kata ulang?
Sekian, terimakasih
Perkenalkan, saya Yohanna Christiani Sihaloho dengan NPM 2118011084. Izin menjawab, kata 'kupu-kupu' termasuk dalam jenis kata ulang semu kategori kata benda dimana kata ulang ini termasuk dalam reduplikasi morfologis dengan bentuk pengulangan semu. Artinya kata tersebut menyerupai bentuk kata ulang tetapi tidak termasuk kata ulang karena tidak memiliki bentuk dasar. Contoh lainnya, seperti: pori-pori, cita-cita, dan lain sebagainya.
Sekian penjelasan saya, terima kasih.
Sumber: Rahmawati, I Y. 2012. Penggunaan Kata Ulang Bahasa Indonesia dalam Novel Perempuan Berkalung Sorban Karya Abidah El Khalieqy [Skripsi]. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Sekian penjelasan saya, terima kasih.
Sumber: Rahmawati, I Y. 2012. Penggunaan Kata Ulang Bahasa Indonesia dalam Novel Perempuan Berkalung Sorban Karya Abidah El Khalieqy [Skripsi]. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.