Assallammuallaikum, mahasiswa berikut ini kolom komentar untuk menanggapi artikel pada pertemuan 6, setiap mahasiswa wajib memberikan komentar dan tanggapan dalam forum komentar ini. sebutkan nama npm dan prodi
Komentar
Npm: 2115011051
Prodi: S1 Teknik sipil
Dari artikel diatas pengaktualisasi nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara adalah selalu terjadinya perubahan danpembaharuan dalam mentransformasikan nilaiPancasila ke dalam norma dan praktik hidupdengan menjaga konsistensi, relevansi, dankontekstualisasinya. Sedangkan perubahan dan pembaharuan yang berkesinambungan terjadiapabila ada dinamika internal (self-renewal )dan penyerapan terhadap nilai-nilai asing yang relevan untuk pengembangan dan penggayaanideologi Pancasila apalagi di era globalisasi saat ini, banyk sekali masalah yang diadapi negara dlam penerapan Dinamika dalam mengaktualisasikan nilai Pancasila ke dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan benegara salahsatu nya Pertama, kondisi masyarakat Indonesia dewasa ini telah mengalami transformasi sosial(social transformation) yang sangat fundamental. Proses transformasi sosial ini merupakanproduk dari pembangunan nasional yang berlangsung selama ini. kita sebagai mahaiswa sekaligus masyarakat indonesia diharaplkan mampu dalam menyaring segala transformasi sosial yng datangnya dari luar yang bersifat negafit terhadap sosial dan kebudayaan kita. Selain itu kita juga sebagai generasi penerus bangsa juga diharapkan mampu bersaing dengan dunia luar serta mampu mengaktualissikan nilai pancasila tersebut dimanapun kita berda agar fungsi pancasila sebagai idenditas bangsa daat terwujud dengan baik. dalam artikel tersebut kita juga diajarkan agar lebih melakukan atau melaksanakan bela negara, dimana jika kita sudah membela negara kita maka bangsa kita akan tetap dalat tidak akan terjadi perpecahbelahan antar suku maupun budaya.
NPM:2115011061
Pancasila yang dibangun adalah untuk kesejahteraan bersama dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Disisi lain kita hidup dalam globalisasi yang sarat dengan hukum dan kaidah kapitalisme, pasar bebas dan terbuka. Kita harus tetap kokoh dan kuat pada pendirian, bahwa semuanya itu tetap kita abdikan untuk kesejahteraan bersama, untuk keadilan sosial. Bangsa yang cerdas dalam era globalisasi, bukan bangsa yang terus mengeluh, menyerah, dan marah, tetapi bangsa yang mampu mengalirkan sumber-sumber kesejahteraan yang tersedia di arena global itu. Teknologi, modal, atau informasi, semua kita gunakan dengan baik guna meningkatkan kesejahteraan dan kepentingan kita.Globalisasi merupakan era perubahan-perubahan yang cepat yang mengandung hal-hal yang positif, namun juga membawa segi-segi negatif bagi bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia harus pandai-pandai menangkap dan memanfaatkan peluang dari segi-segi positifnya dan tetap berdiri pada nilai-nilai yang telah diikrarkan, dibela, dan dijunjung tinggi. Menghadapi globalisasi, bangsa Indonesia harus dapat tegak dengan memiliki kedaulatan di bidang politik, kemandirian bidang ekonomi, berkepribadian dalam kebudayaan, dan memiliki daya lenting yang kuat dalam ketahanan nasional. Lebih dari itu, harus tetap memperkokoh jati diri sebagai Pancasilais yang menjunjung tinggi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan memperkokoh tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia
Setiap warga negara wajib mempertahankan negaranya supaya kelangsungan hidup bangsanya tetap terpelihara. Untuk mempertahankan negara sangat ditentukan oleh sikap dan perilaku setiap warga negaranya. Jika warga negara bersifat aktif dan peduli terhadap kemajuan bangsanya maka kelangsungan hidup bangsa akan tetap terpelihara. Sebaiknya jika warga negara tidak peduli terhadap persoalan yang dihadapi bangsanya kelangsungan hidup bangsa akan terancam dan cepat atau lambat negara akan bubar.mengakui sosial-budaya mereka yang berbeda, dan mendorong dan memungkinkan kontribusi melanjutkan mereka dalam konteks budaya inklusif yang memberdayakan semua dalam organisasi atau masyarakat dalam praktik pendidikan dalam mengakui, menerima dan menegaskan perbedaan dan persamaan manusia yang dikaitkan dengan gender, ras, dan kelas.
Npm:2115011003
revitalisasi Panasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam era globalisasi pada saat ini.
Sebagaimana diketahui, tantangan kehidupan kebangsaan kita ke depan sangatlah kompleks. Menurut Ketetapan MPR Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Kebangsaan, ada dua jenis tantangan yang kita hadapi, yaitu internal dan eksternal. Yang merupakan tantangan internal antara lain meliputi: (1) masih lemahnya penghayatan dan pengamalan agama serta munculnya pemahaman terhadap agama yang keliru dan sempit; (2) pengabaian terhadap kepentingan daerah serta timbulnya fanatisme kedaerahan; (3) kurang berkembangnya pemahaman dan penghargaan atas kebinekaan dan kemajemukan; (4) kurangnya keteladanan dalam sikap dan perilaku sebagian pemimpin dan tokoh bangsa; dan (5) tidak berjalannya penegakan hukum secara optimal.
Adapun yang merupakan tantangan eksternal meliputi: (1) pengaruh globalisasi kehidupan yang semakin meluas dan persaingan antarbangsa yang semakin tajam; dan (2) makin kuatnya intensitas kekuatan global dalam perumusan kebijakan nasional.
Meski demikian, pada era Reformasi sekitar 20 tahun yang lalu, terjadi semacam gerakan de-Pancasila-isasi. Pada saat itu MPR mencabut Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Ekapresetia Pancakarsa). Kebijakan tersebut tertuang dalam Ketetapan MPR Nomor XVIII/MPR/1998 tentang Pencabutan Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Ekapresetia Pancakarsa) dan Penetapan tentang Penegasan Pancasila sebagai Dasar Negara.
Npm : 2115011080
Prodi : S1 Teknik Sipil
Revitalisasi Nilai Dasar Pancasila dan Bela Negara dalam Menghadapi Globalisasi.
Sila pertama
setiap bangsa senantiasa menegakkan nilai-nilai peradabannya dengan dijiwai, dilandasi dan dipandu oleh nilai-nilai religious atau non-religious. Demikian pula halnya dengan bangsa Indonesia yang majemuk dan multikultur, kehidupan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara diwarnai oleh adanya keyakinan agama dan kepercayaan yang kuat.
Sila kedua
Pancasila, merupakan bentuk kesadaran bahwa bangsa Indonesia sejak dulu telah menjunjung nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan sesuai budaya bangsa indonesia yang beragam. Dalam budaya bangsa, manusia senantiasa ditempatkan dan diperlakukan sesuai dengan kodrat sebagai mahluk ciptaan Tuhan. Hal ini dapat dilihat dari berbagai seni budaya bangsa yang mengagungkan manusia sesuai dengan kultur dan budaya yang beragam.
Sila ketiga
menyadari keragaman dan pluralitas yang dimiliki bangsa Indonesia, bangsa Indonesia memiliki kekayaan budaya yang sangat berbeda-beda. Dengan Eksistensi, ciri dan identitas masing-masing suku bangsa tetap terpelihara dan terjaga keberadaannya.
Sila keempat
merupakan bentuk kesadaran dan perwujudan prinsip-prinsip kehidupan kelembagaan yang didasarkan pada perilaku kehidupan gotong-royong yang telah mengakar dalam kehidupan bangsa Indonesia sejak dulu.
Sila kelima
prinsip-prinsip kelembagaan yang didasarkan pada musyawarah untuk mufakat merupakan tuntunan bagi bangsa Indonesia dalam menjalankan kehidupan kelembagaan negara yang menentukan masa depan bangsa yang berkeadilan.
Revitalisasi Bela Negara dalam Menghadapi Globalisasi
A. Kesadaran untuk melestarikan kekayaan budaya, terutama kebudayaan daerah yang beraneka ragam.
B. Untuk para pelajar, bisa diwujudkan dengan sikap rajin belajar.
C. Adanya kepatuhan dan ketaatan pada hukum yang berlaku.
D. Mencegah dan memberantas korupsi.
E. Meningkatkan kualitas perilaku kehidupan beragama.
Dimensi Pancasila dan Pendekatan PendidikanBerbasis Multikultural
pendidikan multikultural (multicultural education) merupakan strategi pendidikan yang memanfaatkan keberagaman latar belakang kebudayaan dari para peserta didik sebagai salah satu kekuatan untuk membentuk sikap multicultural.
NPM : 2115011011
Prodi : S1 Teknik Sipil
Dari artikel tersebut saya berpendapat bahwa, Globalisasi merupakan era perubahan-perubahan yang cepat yang mengandung hal-hal yang positif, namun juga membawa segi-segi negatif bagi bangsa Indonesia. Apabila tidak cermat maka masyarakat akan terbawa arus kebudayaan luar dan melupakan kebudayaan asli Pancasila . Kemajuan pengetahuan dan teknologi tersebut kiranya dapat menjadi sarana untuk memudahkan bangsa Indonesia mencapai cita-citanya yakni mewujudkan masyarakat yang sejahtera mencerdaskan kehidupan bangsa dan turut menjaga ketertiban dunia .
Bangsa Indonesia terutama generasi muda harus memahami, mempelajari dan menanamkan serta mempedomani nilai-nilai luhur pancasila sebagai pondasi moral dalam kehidupan sehari-hari serta harus terus menjaga jati diri bangsa yang berbeda dengan bangsa-bangsa yang lain.
Upaya menjaga dan menguatkan nilai-nilai Pancasila di masyarakat dapat dilakukan dengan tiga hal yaitu melalui pendekatan budaya, internalisasi di semua level pendidikan, dan penegakan hukum terhadap hal-hal yang tidak sejalan dengan nilai-nilai Pancasila. salah satu cara untuk membuat Pancasila tetap hidup dalam kehidupan sehari- hari adalah Pancasila harus dibuka untuk generasi muda agar generasi muda ini dapat merasakan kebebasan untuk menafsirkan, mendialogkan dengan cara mereka sendiri. Maka jangan meletakan Pancasila sebagai sesuatu yang sangat tinggi diatas, karena Ketika Pancasila dikreasikan akan disebut penistaan atau sebagainya karena inilah yang membuat Pancasila sendiri tidak relevan dan membuat Pancasila ini tertutup terhadap generasi muda.
Dalam pelaksaan pembelaan negara, seorang warga negara bisa melakukannya baik secara fisik maupun non fisik. Pembelaan negara secara fisik diantaranya dengan cara perjuangan mengangkat senjata apabila ada serangan dari negara asing terhadap kedaulatan bangsa. Sementara, pembelaan negara secara nonfisik diartikan sebagai semua usaha untuk menjaga bangsa serta kedaulatan negara melalui proses peningkatan nasionalisme. Dengan menjaga persatuan bangsa, melestarikan nilai nilai luhur dan menjadikan perkembangan globalisasi menjadi perkembangan yang positif bagi bangsa. Dengan ini
Npm. : 2115011060
Prodi. : S1 Teknik Sipil
REVITALISASI PANCASILA DAN BELA NEGARA DALAM
MENGHADAPI TANTANGAN GLOBAL MELALUI
PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIKULTURAL
Dari artikel yang diberikan dapat Saya simpulkan bahwa, Pancasila sering dilihat sebagai idiologi yang berhadapan dengan ideologi
global, seperti kapitalisme dan liberalisme. Pancasila yang dibangun
adalah untuk kesejahteraan bersama dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Disisi lain kita hidup dalam globalisasi yang sarat dengan hukum dan
kaidah kapitalisme, pasar bebas dan terbuka. Kita harus tetap kokoh dan kuat pada
pendirian, bahwa semuanya itu tetap kita abdikan untuk kesejahteraan bersama,
untuk keadilan sosial. Setiap warga negara wajib mempertahankan negaranya supaya
kelangsungan hidup bangsanya tetap terpelihara. Untuk mempertahankan negara
sangat ditentukan oleh sikap dan perilaku setiap warga negaranya. Jika warga
negara bersifat aktif dan peduli terhadap kemajuan bangsanya maka kelangsungan
hidup bangsa akan tetap terpelihara. Sebaiknya jika warga negara tidak peduli
terhadap persoalan yang dihadapi bangsanya kelangsungan hidup bangsa akan
terancam dan cepat atau lambat negara akan bubar.
Jika dilihat untuk saat ini
penerapan Pancasila masih jauh dari
yang diharapkan masih banyak aliran-
aliran atau sekte-sekte yang
menyesatkan yang tidak sesuai
dengan sila ke-1, masih banyak
masalah sosial, antara lain mengenai
keadilan. Keadilan seolah-olah tidak
berlaku untuk orang-orang kalangan
atas, yang dimana hal ini
menimbulkan kesenjangan sosial
yang cukup dalam dan masih banyak
lagi hal-hal lain yang menunjukan
masih kurangnya penerapan
Pancasila.
Dinamika dalam
mengaktualisasikan nilai
Pancasila ke dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan
benegara adalah suatu
keharusan, agar Pancasila tetap
selalu relevan dalam fungsinya
memberikan pedoman bagi
pengambilan kebijaksanaan dan
pemecahan masalah dalam
kehidupan berbangsa dan
bernegara, Pancasila itu
ialah usaha pemikiran
manusia Indonesia untuk
mencari kebenaran, kemudian
sampai mendekati atau
menanggap sebagai suatu
kesanggupan yang
digenggamnya seirama dengan
ruang dan waktu. Kemudian untuk bela negara, bela negara sendiri adalah membela
kepentingan nasional pada
seluruh aspek kehidupan
nasional. Dalam pelaksaan pembelaan
negara, seorang warga negara
bisa melakukannya baik secara
fisik maupun non fisik.
Pembelaan negara secara fisik
diantaranya dengan cara
perjuangan mengangkat senjata
apabila ada serangan dari
negara asing terhadap
kedaulatan bangsa. Sementara,
pembelaan negara secara non
fisik diartikan sebagai semua
usaha untuk menjaga bangsa
serta kedaulatan negara melalui
proses peningkatan
nasionalisme.
prinsip-prinsip kelembagaan yang didasarkan pada musyawarah untuk mufakat merupakan tuntunan bagi bangsa Indonesia dalam menjalankan kehidupan kelembagaan negara yang menentukan masa depan bangsa yang berkeadilan.
Revitalisasi Bela Negara dalam Menghadapi Globalisasi
1. Kesadaran untuk melestarikan kekayaan budaya, terutama kebudayaan daerah yang beraneka ragam.
2. Untuk para pelajar, bisa diwujudkan dengan sikap rajin belajar.
3. Adanya kepatuhan dan ketaatan pada hukum yang berlaku.
4. Mencegah dan memberantas korupsi.
5. Meningkatkan kualitas perilaku kehidupan beragama.
NPM : 2115011001
Pendapat saya mengenai artikel pada pertemuan
ke-6 mengenai Revitalisasi Pancasila dan Bela Negara dalam Menghadapi Tantangan
Global Melalui Pembelajaran Berbasis Multikultural adalah bahwa bangsa yang
cerdas dalam era globalisasi bukanlah bangsa yang terus mengeluh, menyerah, dan
marah, tetapi bangsa yang mampu mengalirkan sumber-sumber kesejahteraan yang tersedia
di arena global itu. Bangsa Indonesia harus pandai-pandai menangkap dan
memanfaatkan peluang dari segi-segi positifnya dan tetap berdiri pada
nilai-nilai yang telah diikrarkan, dibela, dan dijunjung tinggi.. Dalam menghadapi
globalisasi, bangsa Indonesia harus dapat tegak dengan memiliki kedaulatan di
bidang politik, kemandirian bidang ekonomi, berkepribadian dalam kebudayaan,
dan memiliki daya lenting yang kuat dalam ketahanan nasional.
Multikulturalisme adalah sistem keyakinan dan perilaku yang mengakui dan menghormati kehadiran semua kelompok yang beragam dalam suatu organisasi atau masyarakat, mengakui sosial-budaya mereka yang berbeda, dan mendorong dan memungkinkan kontribusi melanjutkan mereka dalam konteks budaya inklusif yang memberdayakan semua dalam organisasi atau masyarakat. Para pendiri negara (founding fathers) menyepakati Pancasila, yang merupakan kristalisasi nilai-nilai luhur bangsa, sebagai pandangan hidup bangsa dan dasar negara. Sebagai pandangan hidup (filsafat) nilai-nilai Pancasila yang terkandung di dalamnya merupakan nilai-nilai luhur yang digali dari budaya bangsa dan memiliki nilai dasar (intrinsik) yang diakui secara universal dan tidak akan berubah oleh perjalanan waktu. Sedangkan sebagai dasar negara, Pancasila merupakan ideologi, pandangan dan falsafah hidup yang harus dipedomani bangsa indonesia dalam proses penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam mewujudkan cita-cita proklamasi kemerdekaan....
Seiring dengan perjalanan waktu dan sejarah bangsa, kini apa yang telah diperjuangkan para pendiri dan pendahulu bangsa tengah menghadapi berbagai ujian, baik dari dalam maupun dari luar. Pemahaman generasi penerus bangsa terkait nilai - nilai yang terkandung dalam empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara (Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI dan Sesanti Bhinneka Tunggal Ika), semakin terdegradasi dan terkikis oleh derasnya nilai - nilai baru yang tidak sesuai dengan jati diri bangsa. Tanpa disadari, generasi penerus bangsa bergerak semakin menjauh dari Pancasila sebagai jati diri bangsa yang bercirikan semangat persatuan dan kesatuan. Memahami peran Pancasila di era globalisasi, khususnya dalam konteks sebagai dasar negara, merupakan tuntutan hakiki agar setiap warga negara Indonesia memiliki pemahaman yang sama dan akhirnya memiliki persepsi dan sikap yang sama terhadap kedudukan, peranan dan fungsi. Berdasarkan semboyan tersebut, keberagaman di Indonesia merupakan salah satu tonggak dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, bukan sebagai pemecah belah bangsa. Menghadapi globalisasi, bangsa Indonesia harus dapat tegak dengan memiliki kedaulatan di bidang politik, kemandirian bidang ekonomi, berkepribadian dalam kebudayaan.
NPM: 2115011072
Prodi: S1 Teknik Sipil
Tanggapan saya mengenai artikel di atas, terutama pada kesadaran bela negara di era globalisasi sekarang ini. Kesadaran bela negara sangat penting di era globalisasi saat ini, mengingat generasi muda merupakan generasi penerus dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga harus dipersiapkan dengan baik agar menjadi generasi penerus yang berkualitas dan berguna untuk negara. Generasi muda ini adalah generasi yang hidup di era globalisasi yang perkembangannya sangat cepat, dengan adanya perkembangan ini dapat mengubah cara bertindak dan berpikir generasi muda, sehingga ini bisa saja menjadi salah satu faktor yang menyebabkan menipisnya kesadaran bela negara bagi generasi muda saat ini. Oleh karena itu, marilah kita tingkatkan kesadaran bela negara pada diri kita dengan cara salah satunya, yaitu mengenang dan meneladani perjuangan-perjuangan para pahlawan terdahulu.
Npm : 1615011002
Kelas : mengulang
Prodi : teknik sipil
menanggapi artikel
Dalam artikel tersebut menjelaskan tentang bagaimana pancasila dapat menjadikan sesuatu atau perbuatan yang sangat penting dalam menyikapi dan menghadapi tantangan global terutama pada bidang multikultural sikap dan bela negara. Dalam mengaktualisasikan nilai Pancasila ke dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan benegara adalah suatu keharusan, agar Pancasila tetap selalu relevan dalam fungsinya memberikan pedoman bagi pengambilan kebijaksanaan dan pemecahan masalah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Agar loyalitas warga masyarakat dan warga negara terhadap Pancasila tetap tinggi. Setiap warga negara wajib mempertahankan negaranya supaya kelangsungan hidup bangsanya tetap terpelihara. Untuk mempertahankan negara sangat ditentukan oleh sikap dan perilaku setiap warga negaranya. Jika warga negara bersifat aktif dan peduli terhadap kemajuan bangsanya maka kelangsungan hidup bangsa akan tetap terpelihara. Sebaiknya jika warga negara tidak peduli terhadap persoalan yang dihadapi bangsanya kelangsungan hidup bangsa akan terancam dan cepat atau lambat negara akan bubar. Bangsa Indonesia menyadari bahwa kemajemukan etnis/suku/bangsa, ras, sosial, budaya, dan agama, merupakan bagaian yang berbeda satu sama lain, namun demi kepentingan bersama, menuju masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera, keberagaman tersebut menjadi penguat sehingga terintegrasi secara nasional berdasarkan filsafat dan idiologi Pancasila. Kemajemukan yang terintegrasi secara nasional menjadikan kondisi potensi nasional yang dilandasi nilai-nilai ke BhinnekaTunggal Ika-an sebagai landasan dan pedoman dalam mewujudkan stabilitas nasional dan ketahanan nasional diharapkan menjadi kekuatan dengan segala aspek yang ada didalamnya. Untuk itulah, aktualisasi pemahaman nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika yang termaktub dalam Pancasila sebagai filsafat dan dasar negara perlu dipahami dan dikembangkan serta diimplementasikan dalam kehidupan sosial, karena nilainilai yang terkandung dalam keBhinneka Tunggal Ika-an mempunyai fungsi sebagai motivasi dan rambu-rambu dalam menentukan segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan dan perbuatan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pembekalan mental spiritual dan peningkatan perasaan cinta tanah air (patriotisme) di kalangan masyarakat agar dapat menangkal pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan normanorma kehidupan bangsa Indonesia.
NPM : 2115011050
Kelas A Prodi S1Teknik Sipil
Dari artikel diatas, menurut saya sebagai negara yang memiliki beragam budaya, suku, dan agama kita harus hidup dalam kebersamaan sesuai dengan semboyan negara kita "Bhinneka Tunggal Ika". Berdasarkan semboyan tersebut, keberagamab di Indonesia merupakan salah satu tonggak dalan mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, bukan sebagai pemecah bangsa.
Jika dilihat untuk saat ini penerapan Pancasila masih jauh dari yang diharapkan, seperti masih banyaknya aliran aliran atau sekte yang menyesesatkan dan tidak sesuai dengan sila ke-1. Belum teraktualisasinya nilai dasar Pancasila secara konsisten dalam tatanan praktis perlu diadakan perubahan terus menerus, baik konseptual atau operasional.
1. Revitalisasi Nilai Dasar Pancasila dan Bela Negata dalam Menghadapi Globalisasi :
Kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat bangsa Indonesia diwarnai oleh adanya keyakinan agama dan kepercayaan hang kuat. Aspek sosbud, politik, dan ekonomi juga mewarnai kehidupan ketatanegaraan suatu bangsa.
2. Revitalisasi Bela Negara dalam Menghadapi Globalisasi :
Bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dicintai oleh kecintaannya kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Kesadaran bela negara perlu ditingkatkan lagi atau revitalisasi, karena adanya pengaruh globalksasj disegala asek kehidupan bermasyrakat, berbangsa, dan bernegara. Asumsinya yaitu:
- Kesadaran melestarikan kekayaan budaya, terutama budaya daerah
- belajar dengan sungguh sungguh bagi pelajar
- adanya kepatuhan dan ketaatan pada hukum yang berlaku.
-mencegah dan memberantas korupsi
-meningkatkan kualitas kehidupan beragama.
Tantangan terbesar generasi penerus saat ini adalah kemajuan teknologi informasi yang sangat cepat. Kemajuan teknologi informasi telah merubah hubungan antar negara dan pola hubungan antar manusia. Kehadiran internet dan tik memungkinkan manuska berhubungan dan berkomunikasi tanpa batas setiap saat. Oleh karena itu kita harua pandai memilah dampak positif dari kemajuan internet dan teknologi kita ambil dan buang dampak negatifnya.
3. Dimensi Pancasila dan Pendekatan Pendisikan Berbasis Multikultural
Istilah pendidikan multikultural menggambarkan isu isu dan masalah pendidikan berkaitan dengan multikultural. Dalam konsep deskriptif dan noematif ini, maka kurikulum pendidikan multikultural mencakup subjek" seperti : toleransi,tema tema tentang perbedaan ethno-kultural, dan agama, bahaya diskriminasi, penyelesaian konflik dan mediasi, HAM, demokrasi dan pluralitas, kemanusiaan universal dan subjek" lain yg relevan. Dari beberapa pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa pendidikan multikultural merupakan strategk pendidikan yang memanfaatkan keberagaman latar belakang kebudayaan dari para peserta didik sebgai salah satu kejuatan untuk membentuk sikap muktikultural.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dinamika dalam mengaktualisasi nilai Pancasila dalam kehidupan sehari haei adalah suatu keharusan agar Pancasila tetap relevan selalu dalan fungsinya. Globalisasi yang didominasi oleh kemajuan iptek telah merubah pola hubngn antar bangsa dalam berbagai aspek. Bela negara sangat penting bagi rakyat Indonesia.
Dalam pelaksanaan bela negara, seorang warga negara bisa melakukannya baik fisim ataupun non fisik. Pembelaan secara fisim seperti perjuangan mengangkat senjata apabila ada serangan dari negara asing terhadal kedaukatan bangsa. Pembelaan non fisik diartikan sebagai semua usaha untuk menjaga bangsa serta kedaulatan negara melalui proses peningkatan nasionalisme.
Terimakasih ...
NPM : 2155011012
Prodi : S1 Teknik Sipil
tantangan global yang sedang kita hadapi saat ini adalah kemajuan teknologi yang sangat cepat, tentu saja hal tersebut banyak membawa hal positif. Namun, disisi lain kemajuan teknologi dapat digunakan sebagai sarana untuk melemahkan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan suatu negara. Untuk mengatasi hal tersebut, kita perlu mengembalikan Pancasila menjadi pedoman bagi para penyelenggara pemerintahan, meningkatkatkan rasa bela negara dan cinta tanah air. Selain itu, kita juga bisa mengatasi tantangan global dengan pendidikan, yaitu dengan pendidikan multikultural. Pendidikan multikultural bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dalam memandang kehidupan dari berbagai perspektif budaya yang berbeda dengan budaya yang mereka miliki. Usaha-usaha tersebut jika dilakukan dengan baik dan teratur, diharapkan akan membatu indonesia dalam menangangi tantangan dan ancaman yang dihadapi dalam era globalisasi ini.
NPM : 2115011023
Prodi : S1 Teknik Sipil
Tanggapan saya mengenai artikel di atas, terutama pada kesadaran bela negara di era globalisasi sekarang ini. Kesadaran bela negara sangat penting di era globalisasi saat ini, mengingat generasi muda merupakan generasi penerus dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga harus dipersiapkan dengan baik agar menjadi generasi penerus yang berkualitas dan berguna untuk negara. Generasi muda ini adalah generasi yang hidup di era globalisasi yang perkembangannya sangat cepat, dengan adanya perkembangan ini dapat mengubah cara bertindak dan berpikir generasi muda, sehingga ini bisa saja menjadi salah satu faktor yang menyebabkan menipisnya kesadaran bela negara bagi generasi muda saat ini. Oleh karena itu, marilah kita tingkatkan kesadaran bela negara pada diri kita dengan cara salah satunya, yaitu mengenang dan meneladani perjuangan-perjuangan para pahlawan terdahulu.
Nama : Ardita Nida Shafana
NPM : 211501010
Prodi : S1 Teknik Sipil
Pancasila dibangun untuk kebaikan bersama dan keadilan sosial seluruh rakyat Indonesia. Di sisi lain, kita hidup dalam globalisasi yang sarat dengan hukum dan aturan kapitalisme, pasar bebas dan terbuka. Kita harus tetap teguh dan teguh dalam komitmen kita untuk kebaikan bersama, keadilan sosial. Bangsa yang cerdas di era globalisasi, bukan bangsa yang terus menerus mengeluh, menyerah, dan marah, melainkan bangsa yang mampu menguras sumber-sumber kemakmuran yang ada di kancah global. Kita semua menggunakan teknologi, modal, atau informasi dengan baik untuk meningkatkan kesejahteraan dan kepentingan kita.
Dalam menghadapi globalisasi, bangsa Indonesia harus mampu menegaskan diri melalui kedaulatan di bidang politik, kemandirian dalam ekonomi, kepribadian dalam budaya dan ketahanan yang kuat dalam keamanan nasional. Selain itu, mereka harus terus memperkuat jati dirinya sebagai pancasilaista yang membela Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan memperkuat berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Setiap warga negara berkewajiban untuk mempertahankan negaranya agar kelangsungan hidup bangsanya tetap terjaga. Bela negara sangat ditentukan oleh sikap dan perilaku setiap individu warga negara. Ketika warga negara aktif dan peduli terhadap kemajuan bangsanya, kelangsungan hidup bangsa akan terjaga. Sebaiknya warga negara tidak peduli dengan masalah bangsanya, kelangsungan hidup bangsa terancam, dan cepat atau lambat negara akan bubar. Multikulturalisme adalah sistem kepercayaan dan perilaku yang mengakui dan menghormati kehadiran semua kelompok yang berbeda dalam suatu organisasi atau masyarakat, mengakui sosiokultural mereka yang berbeda dan mempromosikan dan memungkinkan kontribusi berkelanjutan mereka dalam konteks budaya inklusif yang memberdayakan setiap orang dalam organisasi atau masyarakat. Pembelajaran multikultural adalah kebijakan dalam praktik pendidikan yang mengakui, menerima, dan menegaskan perbedaan dan persamaan manusia dalam hal gender, ras, dan kelas.
Izin memperkenalkan diri
Nama : Danu Rakha p
NPM : 215011071
Prodi : S1 Teknik Sipil
Izin memberikan tanggapan terkait artikel pembelajaran pada tentang Revitalisasi Pancasila dan Bela Negara Dalam Menghadapi Tantangan Global Melalui Pembelajaran Berbasis Multikultural. Seperti yang kita ketahui Revitalisasi merupakan suatu anggota atau cara dan kelakuan untuk menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya terberdaya. Revetalisasi pada pancasila maksudnya reassessment Pancasila (penilaian kembali atas pemaknaan pancasila selama ini) dengan tujuan untuk menghasilkan pemikiran dan pemaknaan baru, dapat dimulai dengan menjadikan kembali Pancasila sebagai public discourse (wacana publik). Dengan menjadikan Pancasila menjadi wacana publik merupakan tahap awal yang krusial untuk pengembangan kembali Pancasila sebagai ideologi terbuka, yang dapat dimaknai secara terus menerus, sehingga tetap relevan dalam kehidupan bangsa dan negara Indonesia.
Perlu kita sadari bahwa mengaktualisasikan nilai-nilai yang terdapat dalam Pancasila ke dalam kehidupan sehari-hari, berbangsa maupun bernegara adalah sebuah keharusan, agar Pancasila tetap selalu relevan menjadi pedoman dalam pemecah permasalahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta untuk menjaga loyalitas warga negara terhadap Pancasila tetap tinggi.
Untuk itu sikap yang harus kita lakukan adalah sikap bela negara, yang bisa kita lakukan baik secara militer maupun non-militer, secara non-militer dapat dilakukan dengan menjaga bangsa dan kedaulatan negara melalui proses peningkatan nasionalisme, sedangkan secara militer dapat dilakukan dengan meggunakan senjata apabila ada serangan orang asing terhadap kedaulatan bangsa.
Sekian tanggapan saya terkait artikel di atas, mohon maaf bila terdapat kesalahan pak/bu
Terima kasih
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh
Npm : 2155011010
Kelas : A
Prodi : S1-Teknik Sipil
menanggapi artikel tersebut menjelaskan tentang bagaimana pancasila dapat menjadikan sesuatu atau perbuatan yang sangat penting dalam menyikapi dan menghadapi tantangan global terutama pada bidang multikultural sikap dan bela negara. Dalam mengaktualisasikan nilai Pancasila ke dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan benegara adalah suatu keharusan, agar Pancasila tetap selalu relevan dalam fungsinya memberikan pedoman bagi pengambilan kebijaksanaan dan pemecahan masalah d supaya loyalitas warga negara terhadap Pancasila tetap tinggi. Setiap warga negara wajib mempertahankan negaranya supaya kelangsungan hidup bangsanya tetap terpelihara. Untuk mempertahankan negara sangat ditentukan oleh sikap dan perilaku setiap warga negaranya. Jika warga negara bersifat aktif dan peduli terhadap kemajuan bangsanya maka kelangsungan hidup bangsa akan tetap terpelihara dan Sebaliknya jika warga negara tidak peduli maka, kelangsungan hidup bangsa akan terancam dan cepat atau lambat negara akan bubar. Bangsa Indonesia menyadari bahwa kemajemukan etnis, ras, sosial, budaya, dan agama, merupakan bagaian yang berbeda satu sama lain, namun demi kepentingan bersama, menuju masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera, keberagaman tersebut menjadi penguat. Kemajemukan yang terintegrasi secara nasional menjadikan kondisi potensi nasional yang dilandasi nilai-nilai ke BhinnekaTunggal Ika-an sebagai landasan dan pedoman dalam mewujudkan stabilitas nasional dan ketahanan nasional diharapkan menjadi kekuatan dengan segala aspek yang ada didalamnya. Untuk itulah, aktualisasi pemahaman nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika yang termaktub dalam Pancasila sebagai filsafat dan dasar negara perlu dipahami dan dikembangkan serta diimplementasikan dalam kehidupan sosial, karena nilainilai yang terkandung dalam keBhinneka Tunggal Ika-an mempunyai fungsi sebagai motivasi dan rambu-rambu dalam menentukan segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan dan perbuatan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. peningkatan perasaan cinta tanah air di kalangan masyarakat agar dapat menangkal pengaruh budaya asing yang tidak sesuai.
terima kasih
Nmp: 2115011043
Prodi: Teknik Sipil
Tanggapan saya terhadap artikel di atas ialah Pancasila dibutuhkan dalam kehidupan bangsa Indonesia mulai dari agama nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan bangsa Indonesia, keberagaman kehidupan gotong royong.
Revitalisasi bela negara dalam menghadapi globalisasi yakni perilaku masyarakat atau warga negara terhadap kecintaannya di era globalisasi saat ini bela negara tersebut dapat diwujudkan dengan melestarikan kebudayaan, keberagaman, rajin belajar sebagai seorang pelajar, kepatuhan terhadap hukum yang ada, pemberantasan korupsi, ingatkan kualitas agama. Globalisasi di dominasi oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi, telah menambah pola hubungan bangsa dalam beberapa aspek, dalam hal ini Pancasila memiliki peran penting agar bangsa Indonesia tetap ada pada pedoman pedoman kehidupan yang telah dicantumkan dalam Pancasila tersebut. Dan dapat disimpulkan bahwa Pancasila ialah suatu usaha untuk mencari kebenaran dan menanggapi suatu hal persoalan-persoalan yang ada pada negara atau bangsa Indonesia.
Serta pentingnya bela negara yang merupakan aspek penting kehidupan nasional perlu ditanamkan pada bangsa serta masyarakat indonesia dalam mewujudkan sifat nasional di era globalisasi.
NPM : 2115011020
Prodi : S1 Teknik Sipil
Izin menanggapi artikel pertemuan ke-6 yaitu REVITALISASI PANCASILA DAN BELA NEGARA DALAM MENGHADAPI TANTANGAN GLOBAL MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIKULTURAL.
Seiring dengan perjalanan waktu dan sejarah bangsa. Pancasila tengah menghadapi berbagai ujian, baik dari dalam maupun dari luar. Globalisasi dan euphoria reformasi yang sarat dengan semangat perubahan, telah mempengaruhi pola pikir, pola sikap dan pola tindak generasi penerus bangsa dalam menyikapi berbagai permasalahan kebangsaan. Pemahaman generasi penerus bangsa terkait nilai – nilai yang terkandung dalam empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara (Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI dan Sesanti Bhinneka Tunggal Ika), semakin terdegradasi dan terkikis oleh derasnya nilai – nilai baru yang tidak sesuai dengan jati diri bangsa. Ironisnya, sementara nilai – nilai baru ini belum sepenuhnya dipahami dan dimengerti, namun nilai – nilai lama sudah mulai ditinggalkan dan dilupakan. Tanpa disadari, generasi penerus bangsa bergerak semakin menjauh dari Pancasila sebagai jati diri bangsa yang bercirikan semangat persatuan dan kesatuan. Apalagi manakala dikaji perkembangannya secara konstitusional terakhir ini dihadapkan pada situasi yang tidak kondusif sehingga kridibilitasnya menjadi diragukan, diperdebatkan, baik dalam wacana politis maupun akademis.
Jika dilihat untuk saat ini penerapan Pancasila masih jauh dari yang diharapkan, banyak hal yang terjadi sekarang ini menunjukan masih kurangnya penerapan Pancasila. Jadi sebenarnya apa masalah yang menyebabkan Pancasila sulit diterapkan? Ada berbagai hal antara lain globalisasi yang terus menerus menggerus rasa nasionalisme jika tidak diatasi secepatnya, adanya anggapan bahwa Pancasila hanya sebagai simbol dan lambang bukan merupakan ideologi dan cita-cita bangsa, dsb.
Lantas muncul pertanyaan
a. Bagaimanakah revitalisasi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dalam menghadapi arus globalisasi?
b. Bagaimana Pancasila diimplementasikan sebagai model pendidikan karakter, bela negara yang berbasis multikultural?
Revitalisasi Pancasila dapat dimulai dengan menjadikan Pancasila kembali sebagai public discourse, wacana publik. Dengan menjadikan Pancasila sebagai wacana publik, sekaligus dapat dilakukan reassessment, penilaian kembali atas pemaknaan Pancasila selama ini, untuk kemudian menghasilkan pemikiran dan pemaknaan baru. Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya. Dengan melaksanakan kewajiban bela bangsa tersebut, merupakan bukti dan proses bagi seluruh warga negara untuk menunjukkan kesediaan mereka dalam berbakti pada nusa dan bangsa, serta kesadaran untuk mengorbankan diri guna membela negara. Kesadaran bela negara perlu lebih ditingkatkan atau dengan kata lain perlu dilakukan revitalisasi, karena adanya pengaruh globalisasi disegala aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pelaksanaan pembelaan negara dapat dilakukan baik secara fisik maupun non fisik. Pembelaan negara secara fisik diantaranya dengan cara perjuangan mengangkat senjata apabila ada serangan dari negara asing terhadap kedaulatan bangsa. Sementara, pembelaan negara secara non fisik diartikan sebagai semua usaha untuk menjaga bangsa serta kedaulatan negara melalui proses peningkatan nasionalisme. Contohnya yaitu berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara melalui pendidikan.
Dan muncul lagi Pendidikan Berbasis Multikultural. pendidikan multikultural (multicultural education) merupakan strategi pendidikan yang memanfaatkan keberagaman latar belakang kebudayaan dari para peserta didik sebagai salah satu kekuatan untuk membentuk sikap multicultural. Bangsa Indonesia menyadari bahwa kemajemukan etnis/suku/bangsa, ras, sosial, budaya, dan agama, merupakan bagaian yang berbeda satu sama lain, namun demi kepentingan bersama, menuju masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera, keberagaman tersebut menjadi penguat sehingga terintegrasi secara nasional berdasarkan filsafat dan idiologi Pancasila. Pembentukan masyarakat multi-kultural Indonesia yang sehat tidak bisa secara taken for granted atau trial and error. Sebaliknya harus diupayakan secara sistematis, programatis, integrated dan berkesinambungan, dan bahkan perlu percepatan (akselerasi). Salah satu strategi penting dalam mengakselerasikannya adalah pendidikan multi-kultural yang diselenggarakan melalui seluruh lembaga pendidikan, baik formal maupun non-formal, dan bahkan informal dalam masyarakat luas.
Dinamika dalam mengaktualisasikan nilai Pancasila ke dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan benegara adalah suatu keharusan, agar Pancasila tetap selalu relevan dalam fungsinya.
Sekian
NPM : 2115011021
Kelas : A
Prodi : S1 Teknik Sipil
Dari artikel tersebut, dapat disimpulkan bahwa arus globalisasi saat ini memiliki dampak yang positif dan negatif. Arus globalisasi ini semakin mengembangkan teknologi yang dapat memudahkan pekerjaan kita. Namun, arus globalisasi juga dapat berdampak negatif apabila bangsa Indonesia tidak cermat memilah budaya dan informasi yang tidak baik serta tidak dibekali dengan moral yang terkandung dalam Pancasila. Dengan begitu, bangsa ini akan mengalami kemerosotan dalam hal etika dan moral. Inilah yang dimaksud dengan Pancasila sebagai pedoman hidup. Pancasila dapat dijadikan dasar dalam menghadapi suatu permasalahan akibat arus globalisasi. Bangsa Indonesia harus terus membentengi dirinya dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Terus mempelajari dan mengamalkannya dikehidupan sehari-hari, serta menjadikan Pancasila sebagai pedoman dalam setiap tindakan. Karena, negara yang maju akan bergantung pada perilaku bangsanya sendiri.
NPM : 2115011030
Prodi : S1 Teknik Sipil
"Revitalisasi Pancasila dan Bela Negara Dalam Menghadapi Tantangan Global Melalui Pembelajaran Berbasis Multikultural"
Menurut pendapat saya, revitalisasi Pancasila merupakan tindakan yang sangat benar karena di era globalisasi seperti sekarang, sangat mudah bagi negara lain untuk menanamkan ideologinya ke para pemuda di Indonesia, maka dari itu, revitalisasi ini menjadi penting agar para pemuda ini memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi dan tetap berteguh pada Ideologi Pancasila. Selain itu, dengan adanya revitalisasi Pancasila, para pemuda ini bisa menanamkan sikap bela negara pada dirinya, yaitu mereka dapat membela kepentingan nasional pada seluruh aspek kehidupan nasional.
NPM : 2115011033
Prodi : S1 Teknik Sipil
Pendapat saya mengenai artikel “Revitalisasi Pancasila dan Bela Negara dalam Menghadapi Tantangan Global Melalui Pembelajaran Berbasis Multikultural” yaitu :
Di era globalisasi ini, Pemahaman generasi penerus bangsa terkait nilai – nilai yang terkandung dalam empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara (Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI dan Semboyan Bhinneka Tunggal Ika), semakin terdegradasi dan terkikis oleh derasnya nilai – nilai dari luar yang masuk ke Indonesia dan tidak sesuai dengan jati diri bangsa. Tanpa disadari, generasi penerus bangsa bergerak semakin menjauh dari Pancasila yang merupakan jati diri bangsa dan identitas bangsa Indonesia.
Oleh karena itu, Perlu dilakukan Revitalisasi Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara agar idelologi Pancasila tidak dilupakan oleh generasi penerus bangsa. Revitalisasi berarti menjadikan sesuatu menjadi vital, Revitalisasi Pancasila dapat dimulai dengan menjadikan Pancasila kembali sebagai wacana publik (public discourse) dan melakukan penilaian kembali (reassessment) atas pemaknaan Pancasila selama ini, untuk kemudian menghasilkan pemikiran dan pemaknaan baru yang dapat menjawab tantangan Global.
Selain Revitalisasi Pancasila, dalam menghadapi Tantangan Global saat ini juga diperlukan adanya kesadaran bela negara pada setiap lapisan masyarakat. Setiap warga negara wajib mempertahankan negaranya supaya kelangsungan hidup bangsanya tetap terpelihara. Untuk mempertahankan negara sangat ditentukan oleh sikap dan perilaku setiap warga negaranya. Jika warga negara bersifat aktif dan peduli terhadap kemajuan bangsanya maka kelangsungan hidup bangsa akan tetap terpelihara. Sebaliknya, jika warga negara tidak peduli terhadap persoalan yang dihadapi bangsanya, kelangsungan hidup bangsa akan terancam dan cepat atau lambat negara akan bubar.
Revitalisasi Pancasila dan bela negara dalam menghadapi tantangan global juga dapat dilakukan melalui Pembelajaran Berbasis Multikultural. Pembelajaran multikultural adalah kebijakan dalam praktik pendidikan dalam mengakui, menerima dan menegaskan perbedaan dan persamaan manusia yang dikaitkan dengan gender, ras, dan kelas. Dengan pembelajaran berbasis multikultural, revitalisasi Pancasila dan bela negara dalam menghadapi tantangan global akan lebih mudah untuk dilakukan.
NPM : 2115011013
Prodi : S1 Teknik Sipil
Setelah saya membaca artikel pada pertemuan 6, maka saya menyimpulkan bahwasannya Globalisasi merupakan era perubahan-perubahan yang cepat yang mengandung hal-hal yang positif, namun juga membawa segi-segi negatif bagi bangsa Indonesia. Tantangan terbesar generasi penerus saat ini adalah kemajuan teknologi informasi yang sangat cepat. Globalisasi yang didominasi oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi, telah merubah pola hubungan antar bangsa dalam berbagai aspek. Negara seolah tanpabatas, saling tergantung dan saling terhubung antara satu negara dengan negara lainnya. Saat ini, tidak ada satupun negara di dunia yang mampu berdiri sendiri dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan warganya. Dalam menghadapi globalisasi, bangsa Indonesia harus dapat tegak dengan memiliki kedaulatan di bidang politik, kemandirian bidang ekonomi, berkepribadian dalam kebudayaan, memiliki daya lenting yang kuat dalam ketahanan nasional, serta harus tetap memperkokoh jati diri sebagai Pancasilais yang menjunjung tinggi UUD NKRI Tahun 1945.
Dinamika dalam mengaktualisasikan nilai Pancasila ke dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan benegara adalah suatu keharusan, karena setiap warga negara memiliki kewajiban yang sama dalam masalah pembelaan negara dan bela negara sendiri merupakan hak dan kewajiban setiap warga negara Republik Indonesia untuk mempertahankan NKRI, agar Pancasila tetap selalu relevan dalam fungsinya memberikan pedoman bagi pengambilan kebijaksanaan dan pemecahan masalah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Agar loyalitas warga masyarakat dan warga negara terhadap Pancasila tetap tinggi.
NPM : 2115011062
Prodi : S1 Teknik Sipil
1. Revitalisasi Nilai Dasar Pancasila dan Bela Negara dalam Menghadapi Globalisasi.
Bagi generasi penerus bukan suatu hal yang mudah mempertahankan komitmen para pemuda pendahulu dan pendiri bangsa dalam memperjuangkan nilai-nilai luhur pancasila. Dinamika perkembangan lingkungan strategis, baik global, regional maupun nasional setiap jaman dan era kepemimpinan, sangat mempengaruhi tumbuh kembangnya pola pikir, pola sikap dan pola tindak generasi penerus dalam menyikapi berbagai permasalahan mendasar yang dihadapi bangsa. Revitalisasi Pancasila dapat dimulai dengan menjadikan Pancasila kembali sebagai public discourse, wacana publik. Dengan menjadikan Pancasila sebagai wacana publik, sekaligus dapat dilakukan reassessment, penilaian kembali atas pemaknaan Pancasila selama ini, untuk kemudian menghasilkan pemikiran dan pemaknaan baru. Dengan demikian, menjadikan Pancasila sebagai wacana publik merupakan tahap awal krusial untuk pengembangan kembali Pancasila sebagai ideologi terbuka, yang dapat dimaknai secara terus menerus, sehingga tetap relevan dalam kehidupan bangsa dan negara Indonesia.
2. Revitalisasi Bela Negara dalam Menghadapi Globalisasi.
Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya. Dengan melaksanakan kewajiban bela bangsa tersebut, merupakan bukti dan proses bagi seluruh warga negara untuk menunjukkan kesediaan mereka dalam berbakti pada nusa dan bangsa, serta kesadaran untuk mengorbankan diri guna membela negara. Kesadaran bela negara perlu lebih ditingkatkan atau dengan kata lain perlu dilakukan revitalisasi, karena adanya pengaruh globalisasi disegala aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Globalisasi yang didominasi oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi, telah merubah pola hubungan antar bangsa dalam berbagai .aspek. Negara seolah tanpabatas (borderless), saling tergantung (interdependency) dan saling terhubung (interconected) antara satu negara dengan negara lainnya. Saat ini, tidak ada satupun negara di dunia yang mampu berdiri sendiri dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan warganya. Dominasi negara-negara maju terhadap negara-negara berkembang semakin menguat melalui konsep pasar bebas dalam lingkup global maupun regional.
3. Dimensi Pancasila dan Pendekatan Pendidikan Berbasis Multikultural.
Pendidikan multikultural (multicultural education) merupakan strategi pendidikan yang memanfaatkan keberagaman latar belakang kebudayaan dari para peserta didik sebagai salah satu kekuatan untuk membentuk sikap multicultural. Pendidikan multikultural bukanlah kebijakan yang mengarah pada pelembagaan pendidikan dan pengajaran inklusif dan pengajaran oleh propaganda pluralisme lewat kurikulum yang berperan bagi kompetisi budaya individual. Pembentukan masyarakat multi-kultural Indonesia yang sehat tidak bisa secara taken for granted atau trial and error. Sebaliknya harus diupayakan secara sistematis, programatis, integrated dan berkesinambungan, dan bahkan perlu percepatan (akselerasi). Salah satu strategi penting dalam mengakselerasikannya adalah pendidikan multi-kultural yang diselenggarakan melalui seluruh lembaga pendidikan, baik formal maupun non-formal, dan bahkan informal dalam masyarakat luas.
NPM : 2115011070
Prodi : S1 Teknik Sipil
Dari artikel diatas tentang Revitalisasi Nilai Dasar Pancasila dan Bela Negara dalam menghadapi Globalisasi ini daoat ditarik kesimpulan bahwa Pancasila sering dilihat sebagai ideologi yang berhadapan dengan ideologi global seperti kapitalisme dan liberalisme. Pancasila itu dibangun untuk memperkuat kesejahteraan bersama dan menegakan keadilan yang dijunjung tinggi dalam bernegara. Dituliskan dalam artikel itu bahwa bangsa yang cerdas dalam era globalisasi bukan lah bangsa yang terus mengeluh, menyerah, dan marah melainkan bangsa yang dapat cepat berkembang dan beradaptasi dalam arus era globalisasi ini. Kita sebagai warga negara sudah seharusnya tetap menjaga dan mempertahankan negara kita sendiri agar dapat terus menjalani kehidupan bangsanya. Sebagai mahasiswa kita dapat menyaring segala bentuk informasi maupun transformasi dari luar yang bersifat negatif bagi sosial dan kebudayaan kita lalu kita juga sebagai penerus bangsa yang kuat harus mampu bersaing dengan negara negara luar serta harus dapat merealisasikan poin poin Pancasila dalam kehidupan sehari hari agar fungsi Pancasila sebagai identitas bangsa tidak luntur dan hilang dalam arus era globalisasi ini. Dalam artikel itu juga disebutkan bahwa pentingnya rasa bela negara yang kuat dalam diri kita masing masing karena dengan rasa itu kita dapat mempertahankan negara kita dari semua perpecahan yang terjadi baik dari dalam maupun dari luar negara itu sendiri.
Npm: 2115011130
Kelas: A
Prodi: S1 teknik sipil
Dari artikel yang diberikan dapat saya simpulkan bahwa, pancasila sering dilihat sebagai idiologi yang berhadapan dengan ideologi global, seperti kapitalisme dan liberalisme. Pancasila yang dibangun
adalah untuk kesejahteraan bersama dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Disisi lain kita hidup dalam globalisasi yang sarat dengan hukum dan
kaidah kapitalisme, pasar bebas dan terbuka. Kita harus tetap kokoh dan kuat pada pendirian, bahwa semuanya itu tetap kita abdikan untuk kesejahteraan bersama,
untuk keadilan sosial. Setiap warga negara wajib mempertahankan negaranya supaya
kelangsungan hidup bangsanya tetap terpelihara.
Untuk mempertahankan negara
sangat ditentukan oleh sikap dan perilaku setiap warga negaranya. Jika warga
negara bersifat aktif dan peduli terhadap kemajuan bangsanya maka kelangsungan
hidup bangsa akan tetap terpelihara. Sebaiknya jika warga negara tidak peduli
terhadap persoalan yang dihadapi bangsanya kelangsungan hidup bangsa akan terancam dan cepat atau lambat negara akan bubar.
Jika dilihat untuk saat ini
penerapan Pancasila masih jauh dari
yang diharapkan masih banyak aliran-
aliran atau sekte-sekte yang
menyesatkan yang tidak sesuai
dengan sila ke-1, masih banyak
masalah sosial, antara lain mengenai
keadilan. Keadilan seolah-olah tidak
berlaku untuk orang-orang kalangan
atas, yang dimana hal ini
menimbulkan kesenjangan sosial
yang cukup dalam dan masih banyak
lagi hal-hal lain yang menunjukan
masih kurangnya penerapan
Pancasila.
NPM : 2115011111
PRODI : S1 TEKNIK SIPIL
Dari artikel tersebut dapat disimpulkan bahwa, Dinamika dalam mengaktualisasikan nilai Pancasila ke dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan benegara adalah suatu keharusan, agar Pancasila tetap selalu relevan dalam fungsinya memberikan pedoman bagi pengambilan kebijaksanaan dan pemecahan masalah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Agar loyalitas warga masyarakat dan warga negara terhadap Pancasila tetap tinggi.
Globalisasi yang didominasi oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi, telah merubah pola hubungan antar bangsa dalam berbagai aspek. Negara seolah tanpabatas, saling tergantung dan saling terhubung antara satu negara dengan negara lainnya. Saat ini, tidak ada satupun negara di dunia yang mampu berdiri sendiri dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan warganya.
Bela negara adalah membela kepentingan nasional pada seluruh aspek kehidupan nasional. Bela negara tidak hanya berhubungan dengan kepenting-an militer semata tetapi kepentingan seluruh bangsa Indonesia.
Dinamika dalam mengaktualisasikan nilai Pancasila ke dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, serta benegara merupakan sesuatu keharusan, supaya Pancasila senantiasa relevan dalam fungsinya membagikan pedoman untuk pengambilan kebijaksanaan serta pemecahan permasalahan dalam kehidupan berbangsa serta bernegara. Supaya loyalitas masyarakat warga serta masyarakat terhadap Pancasila senantiasa tinggi.
Apabila kita terapkan rumusan ini pada Pancasila dengan definisi- definisi filsafat bisa kita simpulkan, Pancasila itu adalah usaha pemikiran masyarakat Indonesia untuk mencari kebenaran.
Lalu globalisasi yang didominasi oleh kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi data, sudah merubah pola ikatan antar bangsa dalam bermacam aspek. Negeri seakan tanpabatas, silih bergantung serta silih tersambung antara satu negeri dengan negeri yang lain. Dikala ini, tidak terdapat satupun negeri di dunia yang sanggup berdiri sendiri dalam penuhi kebutuhan masyarakatnya.
Maka dari itu sebagai masyarakat bangsa Indonesia kita harus dapat menghadapi permasalahan ini dengan bertindak dengan menjalankan dan menerapkan,
1. Revitalisasi Nilai Dasar Pancasila dan Bela Negata dalam Menghadapi Globalisasi
2. Revitalisasi Bela Negara dalam Menghadapi Globalisasi
3. Dimensi Pancasila dan Pendekatan Pendidikan Berbasis Multikultural
Npm: 2115011040
Kelas: A
Prodi: S1 teknik sipil
Kesalahan pemaknaan Pancasila selama ini ialah menafsirkan, memahami dan melaksanakan Pancasila berdasarkan asumsi-asumsi dangkal yang melepaskan dari dasar filsafati sebagaimana tercantum di dalam Pembukaan UUD 1945. Hal ini yang pada akhirnya menjadikan Pancasila ditafsirkan untuk disalahgunakan untuk tujuan-tujuan subjektif yang justru bertolak belakang dengan Pancasila itu sendiri. Dengan demikian, pemaknaan terhadap Pancasila oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia perlu direvitalisasi.Revitalisasi Pancasila sebagai dasar negara mengandung makna bahwa Pancasila harus kita letakkan dalam keutuhannya dengan Pembukaan UUD 1945. Kemudian dieksplorasikan dimensi-dimensi yang melekat padanya, yaitu: realitasnya, idealitasnya, dan fleksibilitasnya. Revitalisasi Pancasila secara primer berada dalam tanggungjawab pemerintah dan secara subsider rakyat juga mesti menjadi bagian dari agenda revitalisasi itu.
NPM : 2115011073
Prodi : S1 Teknik Sipil
Menurut pendapat pribadi saya mengenai artikel di atas disimpulkan bahwa Pancasila sebagai ideologi sedang dihadapkan oleh ideologi modern seperti kapitalisme dan liberalisme. Pancasila dibangun dengan tujuan menciptakan kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh rakya Indonesia. Bangsa yang cerdas merupakan bangsa yang mampu untuk mengalirkan sumber-sumber kesejahteraan yang tersedia kita gunakan untuk kepentingan kita. Dalam era globalisasi perubahan perubahan positif berjalan dengan cepat, namun juga membawa hal negatif. Untuk itu kita di tuntut agar pandai menangkap dan memanfaatkan peluang dari segi postif namun tetap sesuai dengan nilai yang di junjung tinggi. Setiap warga negara wajib mempertahankan negaranya agar kelangsungan banga tetap terpelihara. Multikulturalisme merupakan sistem menghormati, mengakui dan menghargai kehadiran semua kelompok yang beragam di dalam masyarakat berdasarkan sosial budaya yang berbeda namu tetep berkontribusi melanjutkan mereka dalam konteks budaya insklusif yang memberdayakan semua dalam organisasi masyarakat.
NPM : 2155011001
Prodi : S1 Teknik Sipil (Kelas A)
Tanggapan saya mengenai artikel tersebut yaitu, Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang multikultur (majemuk dan plural) serta memiliki kebhinekaan yang dipersatukan oleh kesadaran kolektif untuk hidup sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat. Para pendiri negara menyepakati Pancasila, yang merupakan kristalisasi nilai-nilai luhur bangsa, sebagai pandangan hidup bangsa dan dasar negara. Sebagai pandangan hidup (filsafat) nilai-nilai Pancasila yang terkandung di dalamnya merupakan nilai-nilai luhur yang digali dari budaya bangsa dan memiliki nilai dasar. Sedangkan sebagai dasar negara, Pancasila merupakan ideologi, pandangan dan falsafah hidup yang harus dipedomani bangsa indonesia dalam proses penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat.
Pancasila sering dilihat sebagai idiologi yang berhadapan dengan ―ideologi global, seperti kapitalisme dan liberalisme. Pancasila yang dibangun adalah untuk kesejahteraan bersama dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Disisi lain kita hidup dalam globalisasi yang sarat dengan hukum dan kaidah kapitalisme, pasar bebas dan terbuka.
Pendahuluan Globalisasi merupakan era perubahan-perubahan yang cepat yang mengandung hal-hal yang positif, namun juga membawa segi-segi negatif bagi bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia harus pandai-pandai menangkap dan memanfaatkan peluang dari segi-segi positifnya dan tetap berdiri pada nilai-nilai yang telah diikrarkan, dibela, dan dijunjung tinggi. Menghadapi globalisasi, bangsa Indonesia harus dapat tegak dengan memiliki kedaulatan di bidang politik, kemandirian bidang ekonomi, berkepribadian dalam kebudayaan, dan memiliki daya lenting yang kuat dalam ketahanan nasional.
Setiap warga negara wajib mempertahankan negaranya supaya kelangsungan hidup bangsanya tetap terpelihara. Untuk mempertahankan negara sangat ditentukan oleh sikap dan perilaku setiap warga negaranya. Multikulturalisme adalah sistem keyakinan dan perilaku yang mengakui dan menghormati kehadiran semua kelompok yang beragam dalam suatu organisasi atau masyarakat, mengakui sosial-budaya mereka yang berbeda, dan mendorong dan memungkinkan kontribusi melanjutkan mereka dalam konteks budaya inklusif yang memberdayakan semua dalam organisasi atau masyarakat.
1. Revitalisasi Nilai Dasar Pancasila dan Bela Negara dalam Menghadapi Globalisasi.
Penetapan Pancasila sebagai dasar negara itu memberikan pengertian bahwa negara Indonesia adalah Negara Pancasila. Hal itu mengandung arti bahwa negara harus tunduk kepadanya, membela dan melaksanakannya dalam seluruh perundang-undangan.
2. Revitalisasi Bela Negara dalam Menghadapi Globalisasi.
Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang Satrijo Budiwibowo, Revitalisasi Pancasila dan Bela Negara dalam Menghadapi Tantangan… 575 dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya.
3. Dimensi Pancasila dan Pendekatan Pendidikan Berbasis Multikultural
Istilah pendidikan multicultural dapat digunakan baik pada tingkat deskriptif dan normatif, yang menggambarkan isu-isu dan masalah-masalah pendidikan berkaitan dengan masyarakat multikultural. Lebih jauh ia juga mencakup pengertian tentang pertimbangan terhadap kebijakan-kebijakan dan strategistrategi bagi pendidikan bagi peserta didik di dalam masyarakat multikultural.
NPM : 2155011003
Prodi : S1 Teknik Sipil
Tanggapan saya mengenai artikel tersebut yaitu, Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang multikultur (majemuk dan plural) serta memiliki kebhinekaan yang dipersatukan oleh kesadaran kolektif untuk hidup sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat. Para pendiri negara menyepakati Pancasila, yang merupakan kristalisasi nilai-nilai luhur bangsa, sebagai pandangan hidup bangsa dan dasar negara. Sebagai pandangan hidup (filsafat) nilai-nilai Pancasila yang terkandung di dalamnya merupakan nilai-nilai luhur yang digali dari budaya bangsa dan memiliki nilai dasar. Sedangkan sebagai dasar negara, Pancasila merupakan ideologi, pandangan dan falsafah hidup yang harus dipedomani bangsa indonesia dalam proses penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat.
Pancasila sering dilihat sebagai idiologi yang berhadapan dengan ―ideologi global, seperti kapitalisme dan liberalisme. Pancasila yang dibangun adalah untuk kesejahteraan bersama dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Disisi lain kita hidup dalam globalisasi yang sarat dengan hukum dan kaidah kapitalisme, pasar bebas dan terbuka.
Pendahuluan Globalisasi merupakan era perubahan-perubahan yang cepat yang mengandung hal-hal yang positif, namun juga membawa segi-segi negatif bagi bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia harus pandai-pandai menangkap dan memanfaatkan peluang dari segi-segi positifnya dan tetap berdiri pada nilai-nilai yang telah diikrarkan, dibela, dan dijunjung tinggi. Menghadapi globalisasi, bangsa Indonesia harus dapat tegak dengan memiliki kedaulatan di bidang politik, kemandirian bidang ekonomi, berkepribadian dalam kebudayaan, dan memiliki daya lenting yang kuat dalam ketahanan nasional.
Setiap warga negara wajib mempertahankan negaranya supaya kelangsungan hidup bangsanya tetap terpelihara. Untuk mempertahankan negara sangat ditentukan oleh sikap dan perilaku setiap warga negaranya. Multikulturalisme adalah sistem keyakinan dan perilaku yang mengakui dan menghormati kehadiran semua kelompok yang beragam dalam suatu organisasi atau masyarakat, mengakui sosial-budaya mereka yang berbeda, dan mendorong dan memungkinkan kontribusi melanjutkan mereka dalam konteks budaya inklusif yang memberdayakan semua dalam organisasi atau masyarakat.
NPM : 2115011081
Prodi : S1 Teknik Sipil
Pendapat saya mengenai Revitalisasi Pancasila dan Bela Negara dalam Menghadapi Tantangan Global Melalui Pembelajaran Berbasis Multikultural adalah bahwa bangsa yang cerdas dalam era globalisasi bukanlah bangsa yang terus mengeluh, menyerah, dan marah, tetapi bangsa yang mampu mengalirkan sumber-sumber kesejahteraan yang tersedia di arena global itu. Bangsa Indonesia harus pandai-pandai menangkap dan memanfaatkan peluang dari segi-segi positifnya dan tetap berdiri pada nilai-nilai yang telah diikrarkan, dibela, dan dijunjung tinggi.. Dalam menghadapi globalisasi, bangsa Indonesia harus dapat tegak dengan memiliki kedaulatan di bidang politik, kemandirian bidang ekonomi, berkepribadian dalam kebudayaan, dan memiliki daya lenting yang kuat dalam ketahanan nasional.
Revitalisasi Bela Negara dalam Menghadapi Globalisasi
A. Kesadaran untuk melestarikan kekayaan budaya, terutama kebudayaan daerah yang beraneka ragam.
B. Untuk para pelajar, bisa diwujudkan dengan sikap rajin belajar.
C. Adanya kepatuhan dan ketaatan pada hukum yang berlaku.
D. Mencegah dan memberantas korupsi.
E. Meningkatkan kualitas perilaku kehidupan beragama.
Dimensi Pancasila dan Pendekatan PendidikanBerbasis Multikultural
pendidikan multikultural (multicultural education) merupakan strategi pendidikan yang memanfaatkan keberagaman latar belakang kebudayaan dari para peserta didik sebagai salah satu kekuatan untuk membentuk sikap multicultural.
NPM : 2155011013
Prodi : S1 Teknik Sipil
Menurut saya mengenai artikel tersebut yaitu, Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang multikultur (majemuk dan plural) serta memiliki kebhinekaan yang dipersatukan oleh kesadaran kolektif untuk hidup sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat. Para pendiri negara menyepakati Pancasila, yang merupakan kristalisasi nilai-nilai luhur bangsa, sebagai pandangan hidup bangsa dan dasar negara. Sebagai pandangan hidup (filsafat) nilai-nilai Pancasila yang terkandung di dalamnya merupakan nilai-nilai luhur yang digali dari budaya bangsa dan memiliki nilai dasar. Sedangkan sebagai dasar negara, Pancasila merupakan ideologi, pandangan dan falsafah hidup yang harus dipedomani bangsa indonesia dalam proses penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat.
Pancasila sering dilihat sebagai idiologi yang berhadapan dengan ―ideologi global, seperti kapitalisme dan liberalisme. Pancasila yang dibangun adalah untuk kesejahteraan bersama dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Disisi lain kita hidup dalam globalisasi yang sarat dengan hukum dan kaidah kapitalisme, pasar bebas dan terbuka.
Pendahuluan Globalisasi merupakan era perubahan-perubahan yang cepat yang mengandung hal-hal yang positif, namun juga membawa segi-segi negatif bagi bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia harus pandai-pandai menangkap dan memanfaatkan peluang dari segi-segi positifnya dan tetap berdiri pada nilai-nilai yang telah diikrarkan, dibela, dan dijunjung tinggi. Menghadapi globalisasi, bangsa Indonesia harus dapat tegak dengan memiliki kedaulatan di bidang politik, kemandirian bidang ekonomi, berkepribadian dalam kebudayaan, dan memiliki daya lenting yang kuat dalam ketahanan nasional.
Setiap warga negara wajib mempertahankan negaranya supaya kelangsungan hidup bangsanya tetap terpelihara. Untuk mempertahankan negara sangat ditentukan oleh sikap dan perilaku setiap warga negaranya. Multikulturalisme adalah sistem keyakinan dan perilaku yang mengakui dan menghormati kehadiran semua kelompok yang beragam dalam suatu organisasi atau masyarakat, mengakui sosial-budaya mereka yang berbeda, dan mendorong dan memungkinkan kontribusi melanjutkan mereka dalam konteks budaya inklusif yang memberdayakan semua dalam organisasi atau masyarakat.
NPM : 2115011101
Prodi : S1 Teknik Sipil
Npm:2115011042
Prodi:S1 Teknik Sipil
Setelah membaca artikel tersebut saya dapat menyimpulkan bahwa, revitalisasi Pancasila dapat dimulai dengan menjadikan Pancasila kembali sebagai public discourse dan wacana publik. Dengan menjadikan Pancasila sebagai wacana publik merupakan tahap awal krusial untuk pengembangan kembali Pancasila sebagai ideologi terbuka, yang dapat dimaknai secara terus menerus, sehingga tetap relevan dalam kehidupan bangsa dan negara Indonesia.
Globalisasi yang didominasi oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi, telah merubah pola hubungan antar bangsa dalam berbagai aspek. kemajuan teknologi informasi yang sangat cepat juga bisa menjadi ancaman dan juga tantangan bagi penerus generasi saat ini. Kemajuan teknologi informasi telah merubah hubungan antar negara dan pola hubungan antar manusia. hal ini dapat memberikan kontribusi positif bagi proses pembangunan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat. Namun disisi lain, teknologi informasi dapat digunakan sebagai sarana melemahkan ketahanan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan suatu negara. potensi ancaman tersebut dapat diatasi dengan meningkatkan Ketahanan Nasional melalui berbagai cara. Sperti pembekalan mental spiritual, upaya peningkatan perasaan cinta tanah air, pengawasan yang ketat terhadap eksploitasi sumber daya alam nasional dan kegiatan-kegiatan lain yang bersifat kecintaan terhadap tanah air.
Pembentukan masyarakat multi-kultural Indonesia sebaliknya harus diupayakan secara sistematis, programatis, integrated dan berkesinambungan, dan bahkan perlu percepatan. Salah satu strategi penting dalam mengakselerasikannya adalah pendidikan multi-kultural yang diselenggarakan melalui seluruh lembaga pendidikan, baik formal maupun non-formal, dan bahkan informal dalam masyarakat luas.
Npm: 1715011086
Prodi: S1 Teknik Sipil
Setelah saya membaca artikel tersebut, saya menyimpulkan bahwa setiap bangsa senantiasa menegakkan nilai-nilai peradabannya dengan dijiwai, dilandasi dan dipandu oleh nilainilai religious atau non-religious. Demikian pula halnya dengan bangsa Indonesia yang majemuk dan multikultur, kehidupan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara diwarnai oleh adanya keyakinan agama dan kepercayaan yang kuat. Disisi lain aspek sosial, budaya, politik dan ekonomi juga mewarnai kehidupan ketatanegaraan suatu bangsa.
Penetapan Pancasila sebagai dasar negara itu memberikan pengertian bahwa negara Indonesia adalah Negara Pancasila. Hal itu mengandung arti bahwa negara harus tunduk kepadanya, membela dan melaksanakannya dalam seluruh perundang-undangan. Apabila Pancasila tidak menyentuh kehidupan nyata, tidak kita rasakan wujudnya dalam kehidupan sehari-hari, maka lambat laun kehidupannya akan kabur dan kesetiaan kita kepada Pancasila akan luntur. Mungkin Pancasila akan hanya tertinggal dalam buku-buku sejarah Indonesia. Apabila ini terjadi maka segala dosa dan noda akan melekat pada kita yang hidup di masa kini, pada generasi yang telah begitu banyak berkorban untuk menegakkan dan membela Pancasila. Padahal, seharusnya, periode reformasi yang sudah berlangsung hampir 14 tahun ini kita gunakan untuk menarik pelajaran berharga dari periode sebelumnya‖, selain itu juga terbukti dengan bayaknya pelanggran-pelangaran HAM yang terjadi dari zaman orde lama hingga sekarang ini.
NPM: 2115011102
PRODI: S1 Teknik Sipil
Setelah saya baca artikel di atas, berikut ini adalah tanggapan saya.
Revitalisasi Nilai Dasar Pancasila dan Bela Negara dalam Menghadapi Globalisasi.
Sila pertama
setiap bangsa senantiasa menegakkan nilai-nilai peradabannya dengan dijiwai, dilandasi dan dipandu oleh nilai-nilai religious atau non-religious. Demikian pula halnya dengan bangsa Indonesia yang majemuk dan multikultur, kehidupan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara diwarnai oleh adanya keyakinan agama dan kepercayaan yang kuat.
Sila kedua
Pancasila, merupakan bentuk kesadaran bahwa bangsa Indonesia sejak dulu telah menjunjung nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan sesuai budaya bangsa indonesia yang beragam. Dalam budaya bangsa, manusia senantiasa ditempatkan dan diperlakukan sesuai dengan kodrat sebagai mahluk ciptaan Tuhan. Hal ini dapat dilihat dari berbagai seni budaya bangsa yang mengagungkan manusia sesuai dengan kultur dan budaya yang beragam.
Sila ketiga
menyadari keragaman dan pluralitas yang dimiliki bangsa Indonesia, bangsa Indonesia memiliki kekayaan budaya yang sangat berbeda-beda. Dengan Eksistensi, ciri dan identitas masing-masing suku bangsa tetap terpelihara dan terjaga keberadaannya.
Sila keempat
merupakan bentuk kesadaran dan perwujudan prinsip-prinsip kehidupan kelembagaan yang didasarkan pada perilaku kehidupan gotong-royong yang telah mengakar dalam kehidupan bangsa Indonesia sejak dulu.
Sila kelima
prinsip-prinsip kelembagaan yang didasarkan pada musyawarah untuk mufakat merupakan tuntunan bagi bangsa Indonesia dalam menjalankan kehidupan kelembagaan negara yang menentukan masa depan bangsa yang berkeadilan.
Revitalisasi Bela Negara dalam Menghadapi Globalisasi
A. Kesadaran untuk melestarikan kekayaan budaya, terutama kebudayaan daerah yang beraneka ragam.
B. Untuk para pelajar, bisa diwujudkan dengan sikap rajin belajar.
C. Adanya kepatuhan dan ketaatan pada hukum yang berlaku.
D. Mencegah dan memberantas korupsi.
E. Meningkatkan kualitas perilaku kehidupan beragama.
Dimensi Pancasila dan Pendekatan PendidikanBerbasis Multikultural
pendidikan multikultural (multicultural education) merupakan strategi pendidikan yang memanfaatkan keberagaman latar belakang kebudayaan dari para peserta didik sebagai salah satu kekuatan untuk membentuk sikap multicultural.
Npm : 2115011063
Kelas : A
Prodi : Teknik Sipil
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Izin menanggapi artikel pada pertemuan keenam ini
Artikel tersebut membahas mengenai REVITALISASI PANCASILA DAN BELA NEGARA DALAM
MENGHADAPI TANTANGAN GLOBAL MELALUI
PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIKULTURAL
Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya.
Pelaksanaan pembelaan negara dapat dilakukan baik secara fisik maupun non fisik. Pembelaan negara secara fisik diantaranya dengan cara perjuangan mengangkat senjata apabila ada serangan dari negara asing terhadap kedaulatan bangsa. Sementara, pembelaan negara secara non fisik diartikan sebagai semua usaha untuk menjaga bangsa serta kedaulatan negara melalui proses peningkatan nasionalisme. Dalam mengaktualisasikan nilai Pancasila ke dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan benegara adalah suatu keharusan, agar Pancasila tetap selalu relevan dalam fungsinya memberikan pedoman bagi pengambilan kebijaksanaan dan pemecahan masalah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Agar loyalitas warga masyarakat dan warga negara terhadap Pancasila tetap tinggi. Setiap warga negara wajib mempertahankan negaranya supaya kelangsungan hidup bangsanya tetap terpelihara. Untuk mempertahankan negara sangat ditentukan oleh sikap dan perilaku setiap warga negaranya. Untuk itulah, aktualisasi pemahaman nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika yang termaktub dalam Pancasila sebagai filsafat dan dasar negara perlu dipahami dan dikembangkan serta diimplementasikan dalam kehidupan sosial, karena nilainilai yang terkandung dalam keBhinneka Tunggal Ika-an mempunyai fungsi sebagai motivasi dan rambu-rambu dalam menentukan segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan dan perbuatan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
NPM : 2155011011
PRODI : S1 TEKNIK SIPIL
Revitalisasi Nilai Dasar Pancasila Bela Negara dalam Menghadapi Globalisasi
Pada dasarnya semua bangsa di dunia, memiliki latar belakang sejarah, budaya, dan peradaban yang dijiwai oleh sistem nilai dan filsafat, baik nilai-nilai moral keagamaan (theisme-religious) maupun nilai non religious (sekular, atheisme). Tegasnya, setiap bangsa senantiasa menegakkan nilai-nilai peradabannya dengan dijiwai, dilandasi, dan dipandu oleh nilai - nilai religious atau non-religious. Demikian pula halnya dengan bangsa Indonesia yang majemuk dan multikultur, kehidupan dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara diwarnai oleh adanya keyakinan agama dan kepercayaan yang kuat.
Ada beberapa kenyataan yang dapat menjadi landasan bagi bangsa Indonesia dalam memperbaiki kehidupannya, seperti :
1. Adanya nilai-nilai luhur yang berakar pada pandangan hidup bangsa Indonesia;
2. Adanya kekayaan yang belum dikelola secara optimal;
3. Adanya kemauan politik untuk memberantas korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
Selain itu juga pancasila mempunyai peranan penting dalam berbagai aspek dan bidang kehidupan bangsa sebagai berikut :
a. Implementasi Pancasila dalam Bidang Politik
b. Implementasi Pancasila dalam Bidang Ekonomi
c. Implementasi Pancasila dalam Bidang Sosial dan Budaya
d. Implementasi Pancasila dalam bidang Pertahanan dan Keamanan.
Revitalisasi Bela Negara dalam Menghadapi Globalisasi
Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya. Kesadaran bela negara perlu lebih ditingkatkan atau dengan kata lain perlu dilakukan revitalisasi, karena adanya pengaruh globalisasi disegala aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara asumsinya diantaranya adalah :
a. Kesadaran untuk melestarikan kekayaan budaya, terutama kebudayaan daerah yang beraneka ragam.
b. Untuk para pelajar, bisa diwujudkan dengan sikap rajin belajar.
c. Adanya kepatuhan dan ketaatan pada hukum yang berlaku.
d. Mencegah dan memberantas korupsi.
e. Meningkatkan kualitas perilaku kehidupan beragama.
NPM: 2115011112
Tanggapan saya mengenai artikel di atas, yaitu ideologi memanglah harus ada di setiap negara/bangsa karena dengan adanya ideologi tersebut negara/bangsa memiliki pedoman hidup dan fundamental sebagai dasar negara yang harus dimiliki setiap bangsa agar sejahtera dan makmur. Dalam penerapan dasar negara ini jangan diterapkan di lingkungan tertentu saja, harus diterapkan di semua elemen baik di lingkungan kerja, lingkungan masyarakat, dan bahkan di lingkungan pemerintah (partai politik) karena dasar negara ini adalah pedoman dan arah hidup bangsa maka dari itu marilah kita negara kita, yaitu pancasila di semua elemen dari lingkungan terdekat agar bangsa ini memiliki warga negara yang baik sehingga dapat berdampak baik pada negara kita di masa yang akan datang.
NPM : 2115011090
Prodi : S1 Teknik Sipil
Tanggapan saya mengenai artikel pada pertemuan ke-6 ini adalah perlu adanya kesadaran masyarakat bangsa Indonesia tentang Pancasila guna menghadapi arus globalisasi yang terjadi di masa sekarang ini. Globalisasi merupakan era perubahan-perubahan yang cepat yang mengandung hal-hal yang positif, tetapi juga membawa segi-segi negatif bagi bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia harus pandai-pandai menangkap dan memanfaatkan peluang dari segi-segi positifnya dan tetap berdiri pada nilai-nilai yang telah diikrarkan, dibela, dan dijunjung tinggi.
Kesadaran bela negara perlu lebih ditingkatkan atau dengan kata lain perlu dilakukan revitalisasi, karena adanya pengaruh globalisasi disegala aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara asumsinya contohnya:
a. Kesadaran untuk melestarikan kekayaan budaya
b. Untuk para pelajar, bisa diwujudkan dengan sikap rajin belajar.
c. Adanya kepatuhan dan ketaatan pada hukum yang berlaku.
d. Mencegah dan memberantas korupsi.
e. Meningkatkan kualitas perilaku kehidupan beragama.
Kesimpulannya , dalam mengaktualisasikan nilai Pancasila ke dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan benegara adalah suatu keharusan bagi kita, agar Pancasila tetap selalu relevan dalam fungsinya memberikan pedoman bagi pengambilan kebijaksanaan dan pemecahan masalah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.