FORUM DISKUSI 1
Sikap individualisme juga cenderung lebih menonjol dibandingkan saat berhadapan dengan orang lain ataupun bersosialisasi. Misalnya, saat berkumpul di satu tempat, banyak individu yang hanya fokus pada gadget yang dimilikinya. Kalaupun ada teman di sebelahnya, mereka tetap berinteraksi dengan gadgetnya, sama seperti tidak peduli dengan orang di sekitarnya.
Hal ini tentunya menjadi tantangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan nilai-nilai Pancasila. Banyaknya ideologi alternatif melalui media informasi yang mudah dijangkau oleh seluruh anak bangsa seperti radikalisme, ekstremisme, konsumerisme. Hal tersebut juga membuat masyarakat mengalami penurunan intensitas pembelajaran Pancasila dan juga kurangnya efektivitas serta daya tarik pembelajaran Pancasila.
Untuk menghadapi tantangan tersebut kita perlu menanamkan kembali dan menghidupkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bangsa. Diantaranya dengan memanfaatkan kemajuan teknologi yang menarik bagi generasi muda dan masyarakat. Melalui pendidikan dan/atau pembelajaran berkesinambungan yang berkelanjutan di semua lini dan wilayah.
Salah satunya seperti yang kita lakukan saat ini. Mempelajari kembali Pancasila d tingkat perguruan tinggi melalui pendidikan dan/atau pembelajaran berkesinambungan yang berkelanjutan di semua lini dan wilayah.
Literasi:
- Pemicu Lunturnya Nilai Pancasila Pada Generasi Milenial oleh Devyanne Oktari, Dinie Anggraeni Dewi pada Jurnal PEKAN Vol. 6 No.1 Edisi April 2021
- Lembaga Ketahanan Nasional RI (LEMHANNAS): http://www.lemhannas.go.id/index.php/berita/berita-utama/844-pancasila-di-tengah-era-globalisasi
Analisa saya mengenai tantangan di era globalisasi terhadap lunturnya pemahaman generasi muda tentang nilai-nilai luhur pancasila yaitu terdapat pada artikel berikut http://www.lemhannas.go.id/index.php/berita/berita-utama/844-pancasila-di-tengah-era-globalisasi dengan judul "Pancasila di Tengah Era Globalisasi".
Pancasila sejatinya merupakan ideologi terbuka, yakni ideologi yang terbuka dalam menyerap nilai-nilai baru yang dapat bermanfaat bagi keberlangsungan hidup bangsa. Namun, di sisi lain diharuskan adanya kewaspadaan nasional terhadap ideologi baru. Apabila Indonesia tidak cermat, maka masyarakat akan cenderung ikut arus ideologi luar tersebut, sedangkan ideologi asli bangsa Indonesia sendiri yakni Pancasila malah terlupakan baik nilai-nilainya maupun implementasinya dalam kehidupan sehari-hari.Tantangan di era globalisasi terhadap lunturnya pemahaman generasi muda tentang nilai-nilai luhur pancasila, yaitu:
- Tantangan pertama adalah banyaknya ideologi alternatif melalui media informasi yang mudah dijangkau oleh seluruh anak bangsa seperti radikalisme, ekstremisme, konsumerisme. Hal tersebut juga membuat masyarakat mengalami penurunan intensitas pembelajaran Pancasila dan juga kurangnya efektivitas serta daya tarik pembelajaran Pancasila.
- Tantangan selanjutnya adalah eksklusivisme sosial yang terkait derasnya arus globalisasi yang mengarah kepada menguatnya kecenderungan politisasi identitas, gejala polarisasi dan fragmentasi sosial yang berbasis SARA.
- Tantangan berikutnya adalah bonus demografi yang akan segera dinikmati Bangsa Indonesia juga menjadi tantangan tersendiri untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada generasi muda di tengah arus globalisasi.
Untuk mengahadapi tantangan di era globalisasi terhadap lunturnya pemahaman generasi muda tentang nilai-nilai luhur pancasila, berikut beberapa rekomendasi implementasi nilai-nilai Pancasila di era globalisasi.
- Pertama, dengan memanfaatkan kemajuan teknologi yang menarik bagi generasi muda dan masyarakat.
- Rekomendasi selanjutnya adalah membumikan nilai-nilai Pancasila melalui pendidikan dan/atau pembelajaran berkesinambungan yang berkelanjutan di semua lini dan wilayah. Oleh karena itu, perlu ada kurikulum di satuan pendidikan dan perguruan tinggi yaitu Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan (P3KN) dengan penekanan pada teori dan praktik.
- Jurnal Kewarganegaraan Vol. 5 No. 1 Juni 2021 “Pudarnya Nilai-Nilai Pancasila Dalam Kehidupan Masyarakat di Era Globalisasi” oleh Ega Regiani & Dinie Anggraeni Dewi pada situs https://journal.upy.ac.id/index.php/pkn/article/view/1402/pdf
- "Pancasila di Tengah Era Globalisasi" pada situs http://www.lemhannas.go.id/index.php/berita/berita-utama/844-pancasila-di-tengah-era-globalisasi
Analisa yang saya dapat mengenai tantangan di era globalisasi terhadap lunturnya pemahaman generasi muda tentang nilai nilai luhur Pancasila mengenai tantangan yang menyebabkan lunturnya pemahaman tentang nilai luhur pancasila pada era globalisasi saat ini yaitu :
1. Saat ini sering terjadi sikap individualitas saat berkumpul di satu tempat, dimana semua orang hanya fokus pada gadget yang dimilikinya. Kalaupun ada teman di sebelahnya, mereka tetap main gadget, sama seperti tidak peduli dengan orang di sekitarnya.
2. Pada penerapan sila ketiga mengenai persatuan, namun saat ini, masyarakat hidup jauh dari nilai persatuan dan lebih banyak menikmati perkembangan teknologi saat ini untuk mencapai hal yang ia butuhkan maupun yang diinginkan.
3. Dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang di Indonesia, menjadikan terlenanya bangsa yang menjadikan jiwa nilai-nilai Pancasila juga memudar, yang akan membawa hal-hal buruk bagi negara yakni kemerosotan generasi muda di era milenium ini.
4. Budaya Tradisional Indonesia ikut terpengaruh oleh Tren globalisasi saat ini yang berdampak pada perkembangan budaya Indonesia, Pesatnya perkembangan informasi dan telekomunikasi justru menyebabkan kecenderungan menurunnya aspek dalam berbudaya. Lemahnya keinginan masyarakat dalam upaya melestarikan budaya negara sendiri.
Pemahaman masyarakat tentang nasionalisme sekaligus patriotisme saat ini memudar oleh paham globalisme. Banyak dampak globalisasi yang juga menyebabkan konflik antar etnis dan antar agama, hal ini sungguh memprihatinkan.
Oleh karena itu, pendidikan pancasila sangat penting untuk dipahami oleh seluruh generasi bangsa. Sikap nasionalisme harus dibarengi dengan upaya memahami Pancasila yang mengandung nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Pancasila merupakan landasan dan gaya hidup bangsa Indonesia yang mengandung nilai-nilai kebangsaan yang harus ditanamkan sebagai penerus bangsa di kalangan anak-anak. Dengan memahami Pancasila maka ciri kebangsaan dapat dikembangkan. Nasionalisme tidak terlepas dari dorongan untuk mencintai tanah air dan negerinya sendiri, karena dibutuhkan pendidikan plant personality dari semua kalangan, terutama generasi milenial yang merupakan generasi penerus bangsa.
Literasi:
- Jurnal PEKAN Vol.6 No.1 Edisi April 2021
- https://jurnal.stkippersada.ac.id ( Pemicu Lunturnya NIlai Pancasila pada Generasi Milenial )
http://www.lemhannas.go.id/index.php/berita/berita-utama/844-pancasila-di-tengah-era-globalisasi dengan judul "Pancasila di Tengah Era Globalisasi", Ada beberapa faktor yang menyebabkan lunturnya pemahaman generasi muda mengenai nilai-nilai luhur pancasila di era globalisasi, yaitu :
1. Banyaknya ideologi alternatif merasuki ke dalam segenap sendi-sendi bangsa melalui media informasi yang dapat dijangkau oleh seluruh anak bangsa, sehingga ideologi asli bangsa Indonesia sendiri yakni Pancasila malah terlupakan baik nilai-nilainya maupun implementasinya dalam kehidupan sehari-hari terkhususnya dikalangan generasi muda.
2. Adanya eksklusivisme sosial yang terkait derasnya arus globalisasi yang mengarah kepada menguatnya kecenderungan politisasi identitas, gejala polarisasi dan fragmentasi sosial yang berbasis SARA. Bonus demografi yang akan segera dinikmati Bangsa Indonesia juga menjadi tantangan tersendiri untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada generasi muda di tengah arus globalisasi.
Pancasila di masa mendatang akan mempertahankan otoritas negara dan penegakan hukum, menjadi pelindung hak-hak dasar warga negara sebagai manusia, dan pancasila bisa memberikan solusi di tengah adanya beragam ideologi seperti sosialis dan liberal serta di tengah usaha politik identitas oleh agama, etnik, dan kepentingan. Oleh karena itu, sangat penting untuk menanamkan kesadaran terhadap potensi bahaya gangguan dari luar yang dapat merusak dan mengajak masyarakat untuk mempertahankan identitas bangsa serta meningkatkan ketahanan mental dan ideologi bangsa.
Dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang di Indonesia, menjadikan terlena nya bangsa yang menjadikan jiwa nilai-nilai Pancasila juga memudar, yang akan membawa hal-hal buruk bagi negara yakni kemerosotan generasi muda di era milenium ini.
Misalnya saja saat berkumpul di satu tempat, dominan orang-orang akan fokus terhadap gadget daripada memulai sebuah obrolan dengan orang disebelahnya. Hal ini menunjukkan adanya sikap individualis pada masyarakat. Kemudian, kesadaran akan rasa tanggung jawab menjaga lingkungan sekitar sudah memudar, rasa gotong royong berangsur-angsur melemah, kelompok yang merusak fasilitas umum, terjadinya KKN, dan seringnya terjadi pelanggaran peraturan lalu lintas.
Untuk mengatasi hal-hal tersebut, kita perlu menanamkan kembali nilai-nilai pancasila kepada generasi muda.
Penanaman nilai Pancasila pada generasi milenial akan semakin membuat mereka pintar, memiliki sikap toleransi, kohesif, dan punya literasi keagamaan yang baik.
Dalam menanmkan nilai pandasila pada generasi muda di[erlukan strategi khusus. Pengamalan ini tidak boleh dilakukan dengan metode indoktrinasi. fleksibilitas harus dilakukan.
Satu diantaranya ialah memanfaatkan kemajuan teknologi yang menarik bagi generasi muda dan masyarakat. misalnya platform media sosial dengan melibatkan beberapa influencer untuk mengenalkan nilai-nilai pancasila
sumber:
-Oktari Devyanne, dkk. 2021. Pemicu Lunturnya Nilai Pancasila Pada Generasi Milenial. Jurnal PEKAN Vol. 6 No.1 Edisi April 2021
-https://www.unpad.ac.id/2020/08/perlu-strategi-khusus-mengamalkan-pancasila-di-generasi-milenial/
-http://www.lemhannas.go.id/index.php/berita/berita-utama/844-pancasila-di-tengah-era-globalisasi
Pancasila sejatinya merupakan ideologi terbuka, yakni ideologi yang terbuka dalam menyerap nilai-nilai baru yang dapat bermanfaat bagi keberlangsungan hidup bangsa. Namun, di sisi lain diharuskan adanya kewaspadaan nasional terhadap ideologi baru. Apabila Indonesia tidak cermat, maka masyarakat akan cenderung ikut arus ideologi luar tersebut, sedangkan ideologi asli bangsa Indonesia sendiri yakni Pancasila malah terlupakan baik nilai-nilainya maupun implementasinya dalam kehidupan sehari-hari.
Tantangan pertama adalah banyaknya ideologi alternatif melalui media informasi yang mudah dijangkau oleh seluruh anak bangsa seperti radikalisme, ekstremisme, konsumerisme. Hal tersebut juga membuat masyarakat mengalami penurunan intensitas pembelajaran Pancasila dan juga kurangnya efektivitas serta daya tarik pembelajaran Pancasila.
tantangan selanjutnya adalah eksklusivisme sosial yang terkait derasnya arus globalisasi yang mengarah kepada menguatnya kecenderungan politisasi identitas, gejala polarisasi dan fragmentasi sosial yang berbasis SARA.
Untuk menghadapi tantangan di era globalisasi terhadap lunturnya pemahaman generasi muda tentang nilai nilai luhur Pancasila adalah :
pertama dengan memanfaatkan kemajuan teknologi yang menarik bagi generasi muda dan masyarakat.
membumikan nilai-nilai Pancasila melalui pendidikan dan/atau pembelajaran berkesinambungan yang berkelanjutan di semua lini dan wilayah.
Literasi :
Lembaga Ketahanan Nasional RI (LEMHANNAS): http://www.lemhannas.go.id/index.php/berita/berita-utama/844-pancasila-di-tengah-era-globalisasi
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjNwrfB2NryAhVxILcAHYNsBl0QFnoECBYQAQ&url=https%3A%2F%2Fjournal.upy.ac.id%2Findex.php%2Fpkn%2Farticle%2Fdownload%2F1402%2Fpdf&usg=AOvVaw2YAXfyYHqYtGvCUSyWSIeg
Jurnal kewarganegaraan yang berjudul PUDARNYA NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT DI ERA GLOBALISASI, menceritakan bahwa seiring bertambahnya zaman, nilai-nilai Pancasila mulai luntur dalam semua aktivitas yang dilakukan oleh setiap warga negara, ditambah kini memasuki era globalisasi, yang mana pada era ini ilmu pengetahuan serta teknologi berkembang pesat. Perkembangan teknologi di era globalisasi ini dapat mengikis nilai-nilai
dari pancasila dalam bermasyarakat. Pada era globalisasi semua budaya maupun ideologi yang bersumber dari negara luar bisa masuk ke Indonesia dengan
mudahnya. Pudarnya nilai-nilai pancasila dalam kehidupan bermasyarakat dapat sangat berakibat bagi bangsa Indonesia, diantaranya mulai maraknya aksi tawuran yang dipicu oleh hal sepele. Kemudian terjadi kasus penistaan agama dan terjadi kejahatan-kejahatan yang mengatasnama-kan agama seperti terorisme. Terorisme ini merupakan contoh akibat dari mulai pudarnya nilai-nilai pancasila sila pertama. Lalu maraknya terjadi pelecehan seksual, banyak terjadi korupsi, dan masih banyak
lagi kasus-kasus lainnya.
Banyak sekali tantangan dari luar yang menyebabkan lunturnya nilai pancasila. Nilai-nilai Pancasila yang memudar juga dapat dilihat dari mulai menurunya rasa patriotisme dan nasionalisme dalam bangsa Indonesia terutama pada generasi muda. Pancasila kini kehilangan pamornya dikalangan generasi muda, sehingga nilai-nilai pancasila sudah kurang diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Generasi muda kini memandang budaya luar lebih modern dibandingkan dengan budaya
sendiri. Padahal generasi muda sangat berperan penting dalam menjadi pilar bangsa Indonesia.
Kita sebagai warga Negara Indonesia memiliki sebuah ideologi atau patokan dalam melakukan kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yaitu pancasila.
Oleh karena itu, nilai-nilai dari pancasila jangan sampai luntur atau redup, terutama dalam era globalisasi ini. Karena dengan pancasila lah jati diri kita sebagai bangsa Indonesia tidak akan hilang. Hal yang dapat kita lakukan agar nilai-nilai Pancasila yang sudah pudar ini tumbuh kembali dalam kehidupan kita yaitu dengan cara, menanamkan serta menjalankan ajaran agamanya dengan baik, lalu kita dapat menanamkan serta mewujudkan nilai pancasila dengan baik, menegakkan
supremasi hukum, menumbuhkan rasa nasionalismenya dengan cara belajar dengan serius,semangat dan gigih dengan tujuan untuk menjaga nama baik bangsa Indonesia, mencintai dan senang dalam memakai produk-produk lokal sehingga perekonomian Indonesia pun akan maju.
dikutip dari https://bagasardian.wordpress.com/2015/11/18/makalah-lunturnya-ideologi-pancasila-di-kehidupan-generasi-muda
Yang pertama adalah Sebab Lunturnya Nilai-nilai Pancasila
Dibandingkan pemahaman masyarakat tentang Pancasila dengan lima belas tahun yang lalu, sudah sangat berbeda, saat ini sebagian masyarakat cenderung menganggap Pancasila hanya sebagai suatu simbol negara dan mulai melupakan nilai-nilai filosofis yang terkandung di dalamnya.
Kurangnya komitmen dan tanggung jawab para pemimpin bangsa melaksanakan nilai-nilai Pancasila tersebut, telah mendorong munculnya kekuatan baru yang tidak melihat Pancasila sebagai falsafah dan pegangan hidup bangsa Indonesia. Akibatnya, terjadilah kekacauan dalam tatanan kehidupan berbangsa, di mana kelompok tertentu menganggap nilai-nilainya yang paling bagus.
dan selanjutnya Pengaruh Globalisasi terhadap Ideologi Pancasila di Kalangan Generasi Muda
Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan muda. Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan dapat diakses oleh siapa saja. Apa lagi bagi anak muda internet sudah menjadi santapan mereka sehari- hari. Jika digunakan secara semestinya tentu kita memperoleh manfaat yang berguna. Tetapi jika tidak, kita akan mendapat kerugian.Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun dan cenderung cuek tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan. Karena globalisasi menganut kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka.
Contoh riilnya adanya geng motor anak muda yang melakukan tindakan kekerasan yang menganggu ketentraman dan kenyamanan masyarakat.
Berdasarkan analisa dan uraian di atas pengaruh negatif globalisasi lebih banyak daripada pengaruh positifnya. Oleh karena itu menurut saya diperlukan langkah untuk mengantisipasi pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai nasionalisme
salah satu contohnya dengan Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai produk dalam negeri dan Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya.
Sekian Penuturan analisa dari saya yang dikutip dari link yang saya cantumkan
Terima Kasih
Salah satu permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia adalah memudarnya semangat nasionalisme dan patriotisme di kalangan generasi muda.
- Demokratisasi yang melewati batas etika dan sopan santun dan maraknya unjuk rasa, telah menimbulkan frustasi di kalangan pemuda dan hilangnya optimisme, sehingga yang ada hanya sifat malas, egois dan, emosional.
- Cepatnya arus globalisasi yang berimbas pada moral pemuda. Mereka lebih memilih kebudayaan Negara lain, dibandingkan dengan kebudayaanya sendiri, sebagai contohnya para pemuda kini dikuasai oleh narkoba dan minum-minuman keras, sehingga sangat merusak martabat bangsa Indonesia
- Semakin hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri. Mereka merasa kalau memakai produk dalam negeri akan terlihat kuno, jadul, dan kurang berkualitas. Padahal produk-produk dalam negeri kualitasnya tidak kalah dengan luar.
Berbagai tantangan sudah dialamai bangsa Indonesia untuk menggantikan ideologi Pancasila, hal ini tidak menggoyahkan keyakinan kita bahwa Pancasila yang cocok sebagai dasar negara dan sebagai ideologi sejati dinegara Indonesia. Yang terpenting adalah bagaimana masyarakat Indonesia terutama generasi muda bisa menyaring budaya - budaya asing dan bisa mengambil budaya yang baik dan menyaring yang yang tidak sesuai nilai dan norma pancasila.
Pertama, banyaknya ideologi alternatif merasuki ke dalam segenap sendi-sendi bangsa melalui media informasi yang dapat dijangkau oleh seluruh anak bangsa, sehingga ideologi asli bangsa Indonesia sendiri yakni Pancasila malah terlupakan baik nilai-nilainya maupun implementasinya dalam kehidupan sehari-hari terkhususnya dikalangan generasi muda.
Kedua, adanya eksklusivisme sosial yang terkait derasnya arus globalisasi yang mengarah kepada menguatnya kecenderungan politisasi identitas, gejala polarisasi dan fragmentasi sosial yang berbasis SARA. Bonus demografi yang akan segera dinikmati Bangsa Indonesia juga menjadi tantangan tersendiri untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada generasi muda di tengah arus globalisasi.
Untuk menghadapi tantangan terhadap lunturnya pemahaman generasi muda tentang nilai nilai luhur Pancasila, diperlukan suatu pendidikan yaitu pendidikan karakter yang berdasarkan pancasila. Pada intinya pendidikan karakter Pancasila ini bertujuan membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlah mulia, bermoral, bertoleransi, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan Pancasila.
Literasi :
- http://www.lemhannas.go.id/index.php/berita/berita-utama/844-pancasila-di-tengah-era-globalisasi
- Menyemai Nilai Pancasila Pada Generasi Muda Cendekia ADIL INDONESIA JURNAL VOLUME 2 NOMOR 1, JULI 2019
Pada era globalisasi di mana banyaknya ideologi alternatif masuk ke dalam bangsa melalui media informasi yang dapat dijangkau oleh seluruh generasi. Pancasila merupakan ideologi terbuka, yakni ideologi yang terbuka dalam menyerap nilai-nilai baru yang dapat bermanfaat bagi keberlangsungan hidup bangsa. Namun, di sisi lain diharuskan adanya kewaspadaan nasional terhadap ideologi baru. Apabila Generasi tidak cermat, maka generasi muda akan cenderung ikut arus ideologi luar tersebut, sedangkan ideologi asli bangsa Indonesia sendiri yakni Pancasila malah terlupakan baik nilai-nilainya maupun implementasinya dalam kehidupan sehari-hari.
Tantangan yang dihadapipun beragam mulai dari kurangnya kesadaran generasi muda tentang gaya hidup dan cinta produk dalam negeri, kesehatan mental bangsa, cinta tanah air dan norma-norma dalam pergaulan.
Cara mengatasi tantangan di era globalisasi terhadap lunturnya pemahaman generasi muda tentang nilai nilai luhur Pancasila dengan cara penanaman dan penerapan nilai-nilai Pancasila membentuk keperibadian generasi bangsa yang berkarakter dan bermoral serta mampu bersaing dalam segala bidang. Pendidikan karakter harus menjadi perhatian negara dalam rangka mempersiapkan generasi yang berkualitas agar mampu bersaing dalam percaturan global. Atas dasar itu pendidikan karakter merupakan suatu usaha sengaja dari seluruh dimensi kehidupan baik melalui jalur pendidikan formal maupun nonformal untuk membantu pembentukan karakter secara optimal. Terakhir, bangsa Indonesia tidak mungkin menghindar dari arus globalisasi. Globalisasi membawa berbagai dampak positif maupun negatif. Dampak positif diserap, disesuaikan dengan nilai-nilai luhur Pancasila, sementara dampak yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila harus dihindari, bila perlu buang jauh-jauh, sebab hal itu dapat merusak keperibadian dan jatidiri bangsa Indonesia.
Literasi
-http://www.lemhannas.go.id/index.php/berita/berita-utama/844-pancasila-di-tengah-era-globalisasi
-https://www.cnnindonesia.com/nasional/20201202162341-31-577170/mengenal-pancasila-fungsi-nilai-dan-arti-lambang
-https://bpip.go.id/bpip/berita/1035/801/pancasila-sebagai-pandangan-hidup-bangsa-begini-memahaminya.html
-https://eproceeding.undiksha.ac.id/index.php/SENAHIS/article/download/1605/1036/
http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?article=1622488&val=18063&title=DAMPAK%20GLOBALISASI%20TERHADAP%20MORAL%20GENERASI%20MUDA
Memilki dampak negatif dari arus globalisasi yang tampak dengan adanya perubahan yang mengarah pada krisis moral dan akhlak, sehingga menimbulkan beberapa masalah :
1. Terjebak pada lingkaran globalisasi yang menerapkan hidup hedonisme(berfoya-foya) dan apatisme(tidak peduli dengan orang lain ataupun lingkungan sekitar)
2. Pendidikan yang memfokuskan pada penguasaan akademis dan menomorduakan psikomotorik
3. Masuknya budaya luar, sehingga timbul banyak pergaulan bebas yang semakin mempengaruhi moral dan pikiran remaja
Dengan dampak yag telah disebutkan menyebabkan lunturnya kebudayaan yang ada di Indonesia dan nilai-nilai pancasila tidak lagi dijadikan pedoman hidup para generasi muda. Serta krisis moral terjadi karena nilai-nilai pancasila kurang diterapkan di kehidupan masyarakat. Dalam berperilaku banyak yang tidak menerapkan asas dari pancasila itu sendiri, sehingga nilai pancasila pun semakin meluntur
Lunturnya pemahaman generasi muda terhadap nilai luhur Pancasila disebabkan oleh anak muda jaman sekarang yang hidup di era modern dan serba otomatis mengakitbatkan mereka menginginkan sesuatu yang serba instan dan mereka juga mudah dipengaruhi, sebagai contoh adalah banyaknya budaya budaya luar yang sangat disukai anak muda karena populer di kalangannya dan ini sangat mempengaruhi budaya kita sendiri dalam hal minat anak muda untuk mengenal budaya indonesia. Mereka lebih tertarik untuk mengenal budaya luar. Dan ini tidak hanya terjadi dalam kebudayaan. Makanan, cara berpakaian, filosofi, film dan fantasi juga dipengaruhi oleh budaya dari luar.
Kesimpulan saya adalah hal hal yang menyebabkan lunturnya pemahaman generasi muda tentang nilai luhur Pancasila saat ini adalah pengaruh dari lingkungan dan pengaruh dari luar, di era modern dengan teknologi yg sangat canggih ini kita dapat menggunakan internet untuk memperoleh berbagai informasi, namun sering kali kita lebih tertarik untuk mempelajari kebudayaan negara lain dibandingkan dengan budaya sendiri, ketertarikan ini dapat disebabkan oleh pengaruh dari teman - teman, influencer, artis, maupun juga keluarga.
Di era globalisasi saat ini, teknologi informasi dan komunikasi sangatlah berkembang pesat. hal ini dapat kita ibaratkan seperti pedang bermata pisau dua, di satu sisi perkembangan teknologi informasi sangat bermanfaat dalam kehidupan, namun disisi lain dapat membawa pengaruh negatif untuk bangsa Indonesia. Dengan membaurnya ideologi luar dengan pancasila menyebabkan masyarakat akan cenderung mengikuti arus ideologi luar tersebut, sedangkan ideologi asli bangsa Indonesia sendiri yakni Pancasila malah terlupakan. Selain itu banyaknya ideologi alternatif melalui media informasi yang mudah dijangkau oleh seluruh anak bangsa seperti radikalisme, ekstremisme, konsumerisme semakin membuat masyarakat mengalami penurunan intensitas pembelajaran Pancasila dan juga kurangnya efektivitas serta daya tarik pembelajaran Pancasila.
Untuk itu, sangat penting untuk membangkitkan lagi nilai-nilai Pancasila di Indonesia, yaitu dengan menyiapkan strategi kekinian dalam mengamalkan nilai-nilai Pancasila dan menyuarakan pentingnya mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa kepada generasi muda dan masyarakat dengan memanfaatkan platform media sosial maupun teknologi informasi yang ada , dan juga menanamkan kembali nilai-nilai Pancasila melalui pendidikan dan/atau pembelajaran berkesinambungan yang berkelanjutan di semua lini dan wilayah sampai ke perguruan tinggi.
literasi :
Lembaga Ketahanan Nasional RI (LEMHANNAS): http://www.lemhannas.go.id/index.php/berita/berita-utama/844-pancasila-di-tengah-era-globalisasi
Perlu Strategi Khusus Mengamalkan Pancasila di Generasi Milenial : https://www.unpad.ac.id/2020/08/perlu-strategi-khusus-mengamalkan-pancasila-di-generasi-milenial/
Nilai-nilai Pancasila yang memudar juga dapat dilihat dari mulai menurunya rasa patriotisme dan nasionalisme dalam bangsa Indonesia terutama pada generasi muda. Generasi muda kini memandang budaya luar lebih modern dibandingkan dengan budaya sendiri. Padahal generasi muda sangat berperan penting dalam menjadi pilar bangsa Indonesia.
Tantangan lain yang dihadapi saat ini adalah banyaknya ideologi alternatif melalui media informasi yang mudah dijangkau oleh seluruh anak bangsa seperti radikalisme, ekstremisme, konsumerisme. Hal tersebut juga membuat masyarakat mengalami penurunan intensitas pembelajaran Pancasila dan juga kurangnya efektivitas serta daya tarik pembelajaran Pancasila. Kemudian tantangan selanjutnya adalah eksklusivisme sosial yang terkait derasnya arus globalisasi yang mengarah kepada menguatnya kecenderungan politisasi identitas, gejala polarisasi dan fragmentasi sosial yang berbasis SARA.
Globalisasi tidak bisa dihindari oleh seluruh dunia terutama masyarakat Indonesia. Maka dari itu, upaya dalam rangka menumbuhkan kembali nilai-nilai Pancasila yang mulai terkikis oleh globalisasi perlu dilakukan dengan cara menanamkan nilai-nilai Pancasila melalui pendidikan dan/atau pembelajaran berkesinambungan yang berkelanjutan di semua lini dan wilayah. Contohnya seperti kita saat ini dalam perkuliahan ada mata kuliah pendidikan pancasila yang bertujuan untuk memperlajari dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila. Dan juga dapat dilakukan dengan cara memanfaatkan kemajuan teknologi yang menarik bagi generasi muda dan masyarakat.
-PUDARNYA NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT DI ERA GLOBALISASI oleh Ega Regiani & Dinie Anggraeni Dewi pada Jurnal Kewarganegaraan Vol. 5 No. 1 Juni 2021 : https://journal.upy.ac.id/index.php/pkn/article/download/1402/pdf
-Lembaga Pertahanan dan Keamanan Republik Indonesia (LEMHANNAS RI) : http://www.lemhannas.go.id/index.php/berita/berita-utama/844-pancasila-di-tengah-era-globalisasi
1. Memungkinkan munculnya ideologi baru dari media informasi yang mudah dijangkau generasi muda yang berdampak negatif untuk generasi muda seperti radikalisme, ekstremisme, serta konsumerisme. Dimana, hal itu menyebabkan penurunan intensitas pembelajaran Pancasila dan juga kurangnya efektivitas serta daya tarik pembelajaran Pancasila
2. Munculnya ekskluvisme sosial yang mengarah pada polarisasi dan fragmentasi sosial berbasis SARA
3. Bonus demografi yang merupakan peluang suatu negara untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dikarenakan besarnya jumlah penduduk usia produktif yang menjadikan banyak pula generasi muda yang harus ditanamkan nilai Pancasila pada era globalisasi ini
4. Perkembangan teknologi yang tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas budi pekerti pelajar, dimana seharusnya perkembangan teknologi itu dimanfaatkan sebagai sarana pengimplementasian nilai Pancasila pada era globalisasi
Maka dari itu, tantangan ini harus dibarengi dengan menumbuhkan penanaman paham ideologi Pancasila pada generasi penerus bangsa, seperti dengan cara menginternalisasikan pendidikan Pancasila ke dalam mata pelajaran sekolah maupun perguruan tinggi yang berguna untuk memperkuat pengetahuan mahasiswa mengenai makna Pancasila
Dari artikel yang saya kutip : http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?article=1622488&val=18063&title=DAMPAK%20GLOBALISASI%20TERHADAP%20MORAL%20GENERASI%20MUDA
Berikut beberapa fakta mengenai lunturnya pemahaman generasi muda tentang nilai nilai luhur Pancasila:
- 15-20 persen dari remaja di Indonesia sudah melakukan hubungan seksual di luar nikah.
- 15 juta remaja perempuan usia 15-19 tahun melahirkan setiap tahunnya.
- Hingga Desember 2016 telah tercatat 6332 kasus AIDS dan 4527 kasus HIV positif di Indonesia, dengan 78,8 persen dari kasus-kasus baru yang terlaporkan berasal dari usia 15-29 tahun.
- Diperkirakan terdapat sekitar 270.000 pekerja seks perempuan yang ada di Indonesia, di mana lebih dari 60 persen adalah berusia 24 tahun atau kurang, dan 30 persen berusia 15 tahun atau kurang.
- Setiap tahun ada sekitar 2,3 juta kasus aborsi di Indonesia di mana 20 persen diantaranya adalah aborsi yang dilakukan oleh remaja.
- Berdasarkan data kepolisian, setiap tahun penggunaan narkoba selalu naik. Korban paling banyak berasal dari kelompok remaja, sekitar 14 ribu orang atau 19% dari keseluruhan pengguna.
- Jumlah kasus kriminal yang dilakukan anak-anak dan remaja tercatat 1.150 sementara pada 2016 hanya 713 kasus. Ini berarti ada peningkatan 437 kasus. Jenis kasus kejahatan itu antara lain pencurian, narkoba, pembunuhan dan pemerkosaan.
- Sejak Januari hingga Oktober 2016, Kriminalitas yang dilakukan oleh remaja meningkat 35% dibandingkan tahun sebelumnya, Pelakunya rata-rata berusia 13 hingga 17 tahun.
Dari beberapa fenomena yang telah dipaparkan di atas, jelas bahwa kondisi pelajar di Indonesia saat ini terlihat bahwa semakin bobroknya etika, moral, dan akhlak bangsa Indonesia. Selain itu, dapat pula kita ketahui bahwa terdapat beberapa faktor dari adanya globalisasi, antara lain adalah:
- Masuknya pola pergaulan budaya asing atau budaya barat, seperti anak-anak sekolah yang bermain sampai malam (misalnya ke café) tanpa sepengetahuan orang tuanya.
- Perkembangan teknologi yang tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas budi pekerti pelajar. Padahal perkembangan teknologi memang sangat dibutuhkan bangsa ini untuk dapat terus bersaing di era globalisasi.
- Derasnya arus media komunikasi yang masuk ke Indonesia. Bisa dicontohkan seperti handphone yang dilengkapi dengan fitur-fitur yang canggih seperti kamera, video, internet, dan juga yang sedang menjadi trend para pelajar saat ini adalah BBM, line, dan lain sebagainya.
- Cara berpakaian anak muda dalam hal ini atau pelajar yang sekarang tidak lagi menjunjung tinggi nilai kesopanan, kebanyakan mereka berpakaian secara minim dan ketat. Dapat dicontohkan saja seragam sekolah yang mereka pakai ketika di sekolah. Pakaian seragam yang harusnya formal, kadang dibuat “neko-neko”, seperti baju yang dibuat ketat, dan rok yang dibuat lebih pendek.
1. Longgarnya pegangan terhadap agama.
Sudah menjadi tragedi dari dunia maju, dimana segala sesuatu hampir dapat dicapai dengan ilmu pengetahuan, sehingga keyakinan beragama mulai terdesak, kepercayaan kepada Tuhan hanya sebagai simbol, larangan-larangan dan perintahperintah Tuhan tidak diindahkan lagi.
2. Kurang efektifnya pembinaan moral yang dilakukan oleh rumah tangga, sekolah maupun masyarakat. Pembinaan moral yang dilakukan oleh ketiga institusi ini tidak berjalan menurut
semestinya atau yang sebiasanya.
3. Budaya materialistis, hedonistis dan sekularistis.
4. belum adanya kemauan yang sungguh-sungguh dari pemerintah. Pemerintah yang diketahui memiliki kekuasaan ( power ), uang, teknologi, sumber daya manusia dan sebagainya tampaknya belum menunjukan kemauan yang sungguhsunguh untuk melakuka pembinaan moral bangsa.
5. Situasi dan lingkungan kehidupan bangsa yang telah berubah baik di tingkat domestik,regional maupun global.
6. Terjadinya euphoria reformasi sebagai akibat dari traumatisnya masyarakat terhadap penyalahgunaan kekuasaan di masa lalu yang mengatasnamakan Pancasila
7. Perubahan tersebut telah mendorong terjadinya pergeseran nilai yang dialami bangsa Indonesia, sebagaimana terlihat dalam pola hidup masyarakat pada umumnya, termasuk dalam corak perilaku kehidupan politik dan ekonomi yang terjadi saat ini.
CARA MENGATASI LUNTURNYA NILAI-NILAI PANCASILA
1. Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai produk dalam negeri.
2. Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya.
3. Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya.
4. Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenarbenarnya dan seadil- adilnya.
5. Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya bangsa.
KESIMPULAN
Pada akhirnya kami dapat menarik satu kesimpulan bahwa, hampir 75% nilai-nilai yang terdapat dalam Pancasila sudah luntur atau bahkan dilupakan oleh masyarakat Indonesia. Apabila masyarakat Indonesia tidak segera berbenah diri dan mulai untuk mengimplementasikan nilai-nilai yang ada di dalam Pancasila kedalam kehidupan pribadi dan bernegara, maka bukan tidak mungkin bangsa kita akan menjadi bangsa yang tidak memiliki identitas, baik identitas ideologi ataupun identitas dari POLEKSOSBUDHANKAM .
REFERENSI :
1. https://ppkn.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2018/08/Maryono.-STKIP-PGRI-PACITAN..pdf
2. http://staffnew.uny.ac.id/upload/132093042/pendidikan/lunturnya-budaya-pancasilasiap-upload.pdf
Sebelum membahas analisa terkait tantangan lunturnya nilai luhur pancasila, perlu juga sedikit membahas terkait apa itu globalisasi sendiri.
Dikutip dari website: https://id.m.wikipedia.org/wiki/Globalisasi globalisasi merupakan "proses integrasi internasional yang terjadi karena pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan lainnya"
Intinya globalisasi ini memungkinkan setiap individu/organisasi maupun negara dapat saling mengakses,berinteraksi dan juga bertukar pandangan dunia/pemikiran/kehidupan dll.
Dari pengertian tersebut secara garis besar yg terlihat tentu membawa keuntungan dan dampak positif yg besar. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan hal ini pula membawa dampak negatif khususnya di indonesia terkait fenomena lunturnya nilai-nilai pancasila di kehidupan berbangsa dan bernegara kita.
Bersumber dari website: https://www-gramedia-com.cdn.ampproject.org/v/s/www.gramedia.com/literasi/pengamalan-nilai-nilai-pancasila-dalam-kehidupan-sehari-hari/amp/?amp_js_v=a6&_gsa=1&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D%3D#aoh=16303906390594&csi=1&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&_tf=From%20%251%24s&share=https%3A%2F%2Fwww.gramedia.com%2Fliterasi%2Fpengamalan-nilai-nilai-pancasila-dalam-kehidupan-sehari-hari%2F
Pada sumber diatas sangat jelas di jabarkan terkait pengamalan nilai-nilai pancasila dikehidupan sehari-hari. Akan tetapi pada prakteknya di era globalisasi ini banyak sekali tantangan tentang lunturnya nilai-nilai tersebut. Berikut ini penjabaran terkait lunturnya nilai-nilai pancasila:
1. Mengenai pengamalan nilai pancasila tentang ketuhanan, yaitu toleransi beragama. Pada kenyataannya saat ini byk sekali kasus terkait penistaan agama yang tersebar dimedia sosial maupun terjadi secara langsung. Kutipan berita: https://www.tribunnews.com/nasional/2021/08/28/ramai-kasus-penistaan-agama-bpip-orang-beragama-pasti-tahu-kebenaran-absolut-hanya-milik-tuhan
Kasus tersebut menggambarkan menurunnya tingkat toleransi beragama dan juga peningkatan kasus SARA di indonesia.
2. Terkait nilai kemanusiaan di indonesia, kasus Radikalisme, Ekstremisme dan Terorisme pada tahun 2020 saja sangatlah banyak berdasarkan sumber berikut: https://nasional.tempo.co/read/1416679/mabes-polri-ada-228-penangkapan-terorisme-sepanjang-2020
Karena dari adanya globalisasi ini sangatlah mudah untuk mengumpulkan data-data, keluar masuknya pendatang ke negara-negara bahkan sampai ke plosok-plosok indonesia, sehingga mudahnya tersebar ideologi-ideologi yang menyimpang dsb.
3. Yang sangat menonjol adalah perubahan budaya dimana skrg budaya asing lebih diminati di indonesia. Ini juga menjadi tantangan terbesar terkait lunturnya nilai pancasila. Bukan berarti menggunakan dan menyukai budaya asing itu tidak benar, akan tetapi budaya asli indonesia ini hampir tergantikan,jadi nilai esensi dan nilai aslinya berkurang dari sebelumnya, ini yang harusnya menjadi perhatian. Dan perlu dikembangkan pula agar tidak tertinggal dengan budaya asing.
Jadi akibat dari banyaknya tantangan terkait penurunan nilai pancasila di kehidupan berbangsa dan bernegara ini perlu adanya perhatian khusus/urgensi pendidikan pancasila seperti penerapan teori dan praktek di segala ranah kehidupan khususnya lingkungan pendidikan dimana anak bangsa sedang proses pembangunan karakter diri.
Sumber lainnya: http://www.lemhannas.go.id/index.php/berita/berita-utama/844-pancasila-di-tengah-era-globalisasi , BAB 1 PENDIDIKAN PANCASILA
1. Banyaknya ideologi alternatif merasuki ke dalam segenap sendi-sendi bangsa melalui media informasi yang dapat dijangkau oleh seluruh anak bangsa, yang membuat ideologi asli bangsa Indonesia sendiri yakni Pancasila malah terlupakan baik nilai-nilainya maupun implementasinya dalam kehidupan sehari-hari.
Lalu adanya eksklusivisme sosial yang terkait derasnya arus globalisasi yang mengarah kepada menguatnya kecenderungan politisasi identitas, gejala polarisasi dan fragmentasi sosial yang berbasis SARA.
Pancasila di masa mendatang akan mempertahankan otoritas negara dan penegakan hukum, menjadi pelindung hak-hak dasar warga negara sebagai manusia, dan pancasila bisa memberikan solusi di tengah adanya beragam ideologi. Oleh karena itu, sangat penting untuk menanamkan kesadaran terhadap potensi bahaya gangguan dari luar yang dapat merusak identitas bangsa serta meningkatkan ketahanan mental dan ideologi bangsa.
sumber berita :
http://www.lemhannas.go.id/index.php/berita/berita-utama/844-pancasila-di-tengah-era-globalisasi dengan judul "Pancasila di Tengah Era Globalisasi"
Beberapa hal yang dapat melunturkan nilai-nilai luhur Pancasila pada era globalisasi sebagai berikut :
1. Kurangnya pendidikan Pancasila
Kurangnya pendidikan Pancasila dapat menyebabkan lunturnya pemahaman generasi muda, padahal pendidikan pancasila sangatlah penting bagi para generasi muda Indonesia agar dapat membentuk karakter masyarakat yang unggul dan berakhlak mulia, sehingga mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan dan santun dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2. Kurang efektifnya pembinaan moral
Pembinaan moral yang dilakukan oleh orang tua, sekolah ataupun kehidupan masyarakat yang kurang efektif dapat menjadi salah satu hal yang menyebabkan lunturnya nilai luhur pancasila. Aktualisasi Pancasila harus dimulai dari berbagai lingkungan pendidikan. Baik dari keluarga sebagai pendidikan informal, sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, maupun dalam masyarakat sebagai lembaga pendidikan non-formal. Semua ranah pendidikan tersebut harus melekat dengan nilai- nilai Pancasila.
3. Penyimpangan nilai–nilai Pancasila
Persoalan karakter para pemuda kini menjadi sorotan tajam dalam masyarakat. Berbagai sorotan tersebut termuat dalam media cetak, wawancara, dialog atau gelar wicara di beberapa media elektronik. Ironisnya, persoalan yang muncul seperti meningkatnya tindak criminal, semakin menjadi-jadinya korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), kekerasan, kejahatan seksual, pengrusakan, perkelahian massal, kehidupan yang konsumtif, kehidupan politik yang tidak produktif, dan lain-lain yang seringkali menjadi topik hangat dan tidak ada henti-hentinya untuk dibicarakan .Padahal sudah lebih dari setengah abad bangsa Indonesia merdeka, tapi sampai saat ini justru bangsa Indonesia semakin mengalami degradasi karakter kebangsaan.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasinya antara lain :
- Memberikan Pendidikan Pancasila yang harus ditanamkan sehingga dapat menjadi pedoman dan landasan bagi generasi muda.
- Mengajarkan pendidikan moral pada anak sedini mungkin agar membentuk generasi muda yang bermoral dan taat kepada norma aturan.
- Menumbuhkan kesadaran dalam diri generasi muda Indonesia untuk membangkitkan semangat Pancasila.
Teknologi kita yang mulai maju, dan mudahnya generasi muda mendapatkan informasi dalam jumlah yang banyak tidak berarti informasi yang didapatkan adalah informasi murni yang berguna ataupun baik untuk penggunanya, Saat ini apabila kita melihat video di youtube(cth : https://www.youtube.com/watch?v=T0jLv2bvTpY) semisalnya, banyak sekali generasi muda yang lebih mengenal trend game, tiktok, dll dibandingkan dengan nama tokoh nasional , bahkan kadang pancasila.
Disini bisa kita lihat bagaimana generasi muda lebih tertarik terhadap hal-hal yang memberikan hiburan untuk sementara, dan penggunaan teknologi inipun digunakan secara menyimpan karena dibandingkan dengan membuka pelajaran, ataupun sejarah mengenai bagaimana negara kita terbuat, mereka hanya mencari hal yang membuat mereka menarik secara sesaat.
Adanya juga arus informasi hiburan yang lebih kuat dibandingkan arus informasi mengenai sejarah dan nilai luhur pancasila, disini generasi muda yang belum selesai pembuatan karakternya di ekspose terhadap banyak informasi yang kurang didukung untuk dikonsumsi pada saat mereka masih masa-masa pembuatan karakter
Generasi muda seharusnya di ajarkan dan di didik dahulu karakternya agar mereka mengerti informasi yang penting, dan berguna untuk mereka, dan informasi yang kurang mendidik dan seharusnya di hindari
Sumber Literasi yang saya gunakan
https://nasional.okezone.com/read/2011/11/10/337/527350/ini-alasan-minat-generasi-muda-kenali-pahlawan-menurun
berdasarkan literasi tersebut, pada era globalisasi seperti pada masa sekarang, perkembangan teknologi semakin canggih yang yang mempengaruhi pola hidup dan penanaman karakter pada pemuda indonesia. dengan semakin berkembangnya globalisasi, budaya kebarat baratan menjadi dianggap keren dan modern sehhingga budaya lokal indonesia dianggap ketinggalan zaman.
-seperti pada aspek berpakaian, budaya kebarat baratan dimana pakaian minim dianggaap modern ditiru oleh pemuda indonesia dimana seharunya berpakaian sopan.
- tutur kata dan cara bicara, ini adalah hal yang paling sering dijumpai oleh kita sehari hari, semenjak adanya era globalisasi , berkata kasar malah dianggap keren yang seharusnya kata kata kasar itu adalah kata kata yang tidak boleh diucapkan.
-budaya indonesia yang identik dikenal; sebagai orang yang ramah, gotong royong, saling membantu dan santun, tergeserkan dengan budaya barat .
Pemicu Lunturnya Nilai Pancasila Pada Generasi Milenial ...
Secara spesifik, penyebab turunnya nasionalisme juga patriotism pada generasi penerus bangsa yakni salah satunya karena berkembangnya era globalisasi, yang menyimpan dampak negatif disamping dampak positif yang diperoleh. Nasionalisme juga patriotisme merupakan bagian penting bagi negara juga bagi kehidupannya.
Misalnya, generasi penerus bangsa lebih menganggap produk buatan asal luar
negeri lebih baik daripada produk dalam negeri dan lebih menyukao memakai pakaian minim daripada memakai baju batik yang mencerminkan budaya Indonesia.
Hal tersebut sangat mengkhawatirkan untuk kelangsungan hidup para generasi penerus bangsa yang akhir-akhir ini sedang tergerus oleh dilema perubahan moral dan sikap, karena terbelenggu oleh aliran arus globalisasi, maka dari itu pengembangan karakter sangat penting untuk kemajuan suatu negara.
Pancasila yang mengandung sederet nilai-nilai dasar ideal, merupakan komitmen pada negara, pengakuan negara, dan menjadi dasar pengembangan karakter bangsa Indonesia. Berdasarkan pandangan fungsionalisme struktural, negara multietnis yang dapat dijadikan sebagai nilai yang komprehensif, kesamaan denominator, identitas bangsa, dan nilai-nilai yang dianggap mudah dicapai (nilai ideal) (Kariyadi & Suprapto, 2017).
Dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang di Indonesia, menjadikan terlena nya bangsa yang menjadikan jiwa nilai-nilai Pancasila juga memudar, yang akan membawa hal hal buruk bagi negara yakni kemerosotan generasi muda di era milenium ini.
Upaya kita dalam tujuan menumbuhkan sikap lebih selektif dalam perkembangan zaman juga globalisasi dan mengadopsi aspek positif dari proses globalisasi. Salah satu aspek yang penting dalam upaya ini yakni orang tua. Orang tua merupakan orang yang berperan penting dalam mendidik anak, orang tua diharapkan mampu memahami juga memilah
kiranya dampak positif dan dampak negatif yang disebabkan dari globalisasi dari hal yang terkecil, sehingga anak tidak akan tertelan oleh pengaruh negatif globalisasi.
Pancasila yang mengandung sederet nilai-nilai dasar ideal, merupakan komitmen pada negara, pengakuan negara, dan menjadi dasar pengembangan karakter bangsa Indonesia. Berdasarkan pandangan fungsionalisme struktural, negara multietnis yang dapat dijadikan sebagai nilai yang komprehensif, kesamaan denominator, identitas bangsa, dan nilai-nilai yang dianggap mudah dicapai (nilai ideal) (Kariyadi & Suprapto, 2017).
Sedangkan pada era globalisasi yang memiliki beberapa dampak negatif . Nasionalisme juga patriotisme merupakan bagian penting bagi negara juga bagi kehidupannya. Dibandingkan dengan budaya Indonesia, banyak anak muda yang menyukai budaya negara lain bisa membuktikan hal tersebut.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan lunturnya pemahaman generasi muda mengenai nilai-nilai luhur pancasila di era globalisasi, yaitu :
1.kurangnya pendidikan moral yang diberikan
2. arus globalisasi
3. kurang maksimalnya kinerja pemerintah dalam pembinaan moral
4.munculnya kelompok radikal yang mengatas namakan agama tertentu
5.kurangnya rasa cinta generasi muda terhadap budaya negara sendiri
Beberapa Solusi yang dapat dilakukan agar tidak terjadi lunturnya nilai nilai Pancasila pada era golobalisasi
- memberikan pendidikan moral pada generasi muda yang dapat membentuk sikap bermoral dan sopan.
- memberikan pemahaman tentang pentingnya beragama dan menjalankan nilai nilai dari pancasila
- Memberikan Pendidikan Pancasila yang yang berguna sebagai pedoman bagi para generasi muda
- Menumbukan rasa cinta terhadap adat dan budaya negara indonesia
literasi
https://jurnal.stkippersada.ac.id/jurnal/index.php/PEKAN/article/download/1170/911
http://www.knpikotasemarang.org/2016/09/lunturnya-ideologi-pancasila-dalam-era.html
Salah satu bentuk dari media informasi yang dapat dijadikan oleh sekelompok orang sebagai media untuk menyebarkan ideologi yang bertentangan dengan nilai-nilai pancasila ialah 'Social Media' dalam bentuk Facebook, Instagram, Youtube, Twitter dan sebagainya. Salah satu organisasi teroris yang berpaham ekstrimis yang mengatasnamakan agama yakni ISIS memanfaatkan Social Media dalam mempropagandakan organisasi mereka . Pengamat terorisme yang juga Asisten profesor Dr Michael Krona dari Malmo University, Swedia, dikutip dari laman dailystar, Selasa (29/7/2020) mengatakan, media sosial menjadi tempat perburuan kelompok teror tersebut. Mereka mengajak para pengikutnya dalam sebuah komunitas.
sumber bacaan https://damailahindonesiaku.com/pengamat-isis-manfaatkan-medsos-sebarkan-propaganda-di-tengah-pandemi-covid-19.html
http://www.lemhannas.go.id/index.php/berita/berita-utama/844-pancasila-di-tengah-era-globalisas
Pancasila sejatinya merupakan ideologi terbuka, yakni ideologi yang terbuka dalam menyerap nilai-nilai baru yang dapat bermanfaat bagi keberlangsungan hidup bangsa. Namun, di sisi lain diharuskan adanya kewaspadaan nasional terhadap ideologi baru. Apabila Indonesia tidak cermat, maka masyarakat akan cenderung ikut arus ideologi luar tersebut, sedangkan ideologi asli bangsa Indonesia sendiri yakni Pancasila malah terlupakan baik nilai-nilainya maupun implementasinya dalam kehidupan sehari-hari.
Saat ini terdapat beberapa tantangan yang kita hadapi, diantaranya
Tantangan pertama adalah banyaknya ideologi alternatif melalui media informasi yang mudah dijangkau oleh seluruh anak bangsa seperti radikalisme, ekstremisme, konsumerisme. Hal tersebut juga membuat masyarakat mengalami penurunan intensitas pembelajaran Pancasila dan juga kurangnya efektivitas serta daya tarik pembelajaran Pancasila.
Selain itu, tantangan lainnya adalah eksklusivisme sosial yang terkait derasnya arus globalisasi yang mengarah kepada menguatnya kecenderungan politisasi identitas, gejala polarisasi dan fragmentasi sosial yang berbasis SARA. Bonus demografi yang akan segera dinikmati Bangsa Indonesia juga menjadi tantangan tersendiri untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada generasi muda di tengah arus globalisasi.
Oleh karena itu, sangat penting untuk menanamkan kesadaran terhadap potensi bahaya gangguan dari luar yang dapat merusak dan mengajak siswa untuk mempertahankan identitas bangsa serta meningkatkan ketahanan mental dan ideologi bangsa.
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari Sansekerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
Yang memiliki 5 sandi utama penyusunnya,
1. Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. persatuan Indonesia.
4. kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
5. keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
sebelum kita mengarah ketantangan di era globalisasi terhadap lunturnya pemahaman generasi muda tentang nilai nilai luhur Pancasila,ada baiknya kita tau terlebih dahulu apa faktor penyebab lunturnya nilai pancasila,
faktor dan penyebab lunturnya nilai-nilai pancasila;
1. Longgarnya pegangan terhadap agama.Sudah menjadi tragedi dari dunia maju,dimana segala sesuatu hampir dapat dicapai dengan ilmu pengetahuan, sehingga keyakinan beragama mulai terdesak,kepercayaan kepada Tuhan hanya sebagai simbol, larangan-larangan dan perintah perintah Tuhan tidak diindahkan lagi.
2. Kurang efektifnya pembinaan moral yang dilakukan oleh rumah tangga, sekolah maupun masyarakat. Pembinaan moral yang dilakukan oleh ketiga institusi ini tidak berjalan menurut semestinya atau yang sebiasanya.
3. Budaya materialistis, hedonistis dan sekularistis.
4. belum adanya kemauan yang sungguh-sungguh dari pemerintah. Pemerintah yang diketahui memiliki kekuasaan ( power ), uang, teknologi,sumber daya manusia dan sebagainya tampaknya belum menunjukan kemauan yang sungguhsunguh untuk melakuka pembinaan moral bangsa.
5. Situasi dan lingkungan kehidupan bangsa yang telah berubah baik di tingkat domestik,regional maupun global.
6. Terjadinya euphoria reformasi sebagai akibat dari traumatisnya masyarakat terhadap penyalahgunaan kekuasaan di masa lalu yang mengatasnamakan Pancasila
7. perubahan tersebut telah mendorong terjadinya pergeseran nilai yang dialami bangsa Indonesia, sebagaimana terlihat dalam pola hidup masyarakat pada umumnya, termasuk dalam corak perilaku kehidupan politik dan ekonomi yang terjadi saat ini.
Berikut tantangan di era globalisasi menurut saya yang harus kita pelajari dan lakukan:
1. Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai produk dalam negeri.
2. Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya.
3. Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya.
4. Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenarbenarnya dan seadil- adilnya.
5. Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya bangsa.
https://anzdoc.com/download/lunturnya-nilai-nilai-budaya-pancasila.html
https://anzdoc.com/download/lunturnya-nilai-nilai-budaya-pancasila.html
sekian,terimaksih.