ACTIVITY: RESUME

ACTIVITY: RESUME

Number of replies: 15

Silakan diresume  Bab 3 dari  buku Metodologi Penelitian Pendidikan Berbasis Kasus yang SUDAH TERSEDIA DI PERTEMUAN 1 di atas. 

In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

by Annisa Luthfiyyah -
Nama : Annisa Luthfiyyah
NPM : 2313031010

Resume Bab 3 membahas tentang kerangka teoritis, kerangka pikir, dan hipotesis yang menjadi dasar penting dalam penelitian.

Kerangka teoritis adalah dasar pemikiran yang digunakan peneliti untuk memahami dan menjelaskan masalah penelitian. Di dalamnya terdapat konsep, yaitu gambaran umum tentang suatu hal, dan proposisi, yaitu hubungan antara konsep-konsep tersebut. Teori berfungsi untuk memperjelas ruang lingkup penelitian, membantu peneliti membuat hipotesis dan alat penelitian, serta menjadi pedoman dalam membahas hasil penelitian. Dalam penelitian kuantitatif, teori digunakan untuk memperkuat alat dan hasil penelitian, sedangkan dalam penelitian kualitatif teori berfungsi untuk menggali dan menafsirkan data agar ditemukan makna yang lebih mendalam.

Kerangka pikir merupakan alur pemikiran logis yang menggambarkan hubungan antar variabel dalam penelitian. Kerangka pikir membantu peneliti memahami arah penelitian dan menjadi dasar untuk merumuskan hipotesis. Penyusunan kerangka pikir dilakukan dengan menentukan dasar teori yang relevan, menjelaskan hubungan antar variabel secara logis, serta menyusunnya dalam bentuk model atau bagan agar mudah dipahami. Dengan adanya kerangka pikir, peneliti dapat melihat keterkaitan antara teori dengan masalah yang diteliti secara lebih terstruktur.

Hipotesis adalah dugaan sementara terhadap suatu masalah yang masih perlu dibuktikan kebenarannya melalui penelitian. Istilah hipotesis berasal dari bahasa Yunani “hupo” yang berarti sementara dan “thesis” yang berarti pernyataan. Hipotesis biasanya digunakan dalam penelitian kuantitatif untuk diuji dengan data. Ada tiga jenis hubungan dalam hipotesis, yaitu asimetris (satu variabel memengaruhi variabel lain), simetris (dua variabel saling berhubungan tanpa sebab-akibat), dan timbal balik atau reciprocal (hubungan dua arah antara variabel). Hipotesis berfungsi sebagai pedoman penelitian, pembatas ruang lingkup, serta alat untuk menguji teori dan menarik kesimpulan.

Ketiga unsur tersebut saling berkaitan. Kerangka teoritis menjadi landasan dalam menyusun kerangka pikir, dan dari kerangka pikir inilah muncul hipotesis yang akan diuji kebenarannya. Dengan kata lain, teori digunakan untuk menyusun kerangka berpikir yang logis, lalu dari sana dirumuskan hipotesis yang bisa dibuktikan melalui penelitian. Hubungan ini menggambarkan alur penelitian yang runtut: teori melahirkan kerangka pikir, kerangka pikir menghasilkan hipotesis, dan hipotesis diuji dengan data untuk memperoleh kesimpulan yang dapat memperkuat teori.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

by Desmala Az-Zahra -
Nama : Desmala Az Zahra
NPM : 2313031002

Kerangka Teoritis
Kerangka teoritis adalah konsep abstrak dan rangka acuan yang digunakan untuk memperjelas, memperdalam, dan membatasi ruang lingkup variabel penelitian. Teori yang digunakan berperan sebagai landasan, menjelaskan fenomena yang diamati, dan menghubungkan konsep serta proposisi yang saling terkait secara logis. Fungsi kerangka teori, khususnya dalam penelitian kuantitatif, adalah:​
- Menjelaskan persoalan yang akan diteliti.​
- Menyusun hipotesis dan instrumen penelitian.​
- Membantu dalam menganalisis data serta memberikan rekomendasi solusi setelah penelitian selesai.​

Kerangka Pikir
Kerangka pikir adalah sintesis yang merepresentasikan keterkaitan antar variabel yang diteliti serta menjadi dasar dalam merumuskan hipotesis penelitian. Kerangka pikir dibangun berdasarkan pertanyaan penelitian, teori-teori yang relevan, dan hasil penelitian terdahulu. Beberapa fungsi utamanya adalah:​
- Menyusun alur pemecahan masalah secara logis dan sistematis.​
- Menunjukkan bagaimana peneliti ingin memecahkan masalah berdasarkan teori-teori dan pengalaman empiris yang ada.​
- Mengarahkan pada model penelitian yang digunakan dan penentuan indikator instrumen.​

Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan sementara atas masalah penelitian yang harus diuji kebenarannya melalui penelitian. Hipotesis biasanya digunakan dalam penelitian kuantitatif dan berfungsi untuk:
- Menjadi tonggak dalam teori yang diangkat pada penelitian.​
- Membatasi bagian yang akan diteliti.​
- Menyediakan fakta-fakta awal yang akan diuji secara empiris.​
- Membantu dalam merancang uji penelitian dan dalam menarik kesimpulan akhir.​

Terdapat tiga jenis hubungan dalam penyusunan hipotesis:
1. Asimetris (satu variabel mempengaruhi variabel lain, tetapi tidak sebaliknya).​
2. Simetris (dua variabel berhubungan tanpa pengaruh sebab-akibat).​
3 Reciprocal (saling mempengaruhi dari kedua variabel).​

Hubungan Kerangka Teoritis, Kerangka Pikir, dan Hipotesis
Hipotesis selalu diturunkan dari kerangka teori dan kerangka pikir yang telah dirancang sebelumnya. Pernyataan hubungan antar variabel dalam hipotesis adalah dugaan yang merujuk pada teori dan literatur yang digunakan dalam kerangka teoritis. Dalam penelitian kuantitatif, peneliti menguji teori melalui hipotesis yang diukur secara empiris. Ketepatan hipotesis sangat tergantung pada kekuatan teori yang digunakan sebagai dasar, sehingga teori dan hipotesis harus saling melengkapi agar penelitian berjalan efektif.​

Jadi, Kerangka teoritis memperjelas ruang lingkup dan variabel, Kerangka pikir memberikan arahan metodologis dalam menyelesaikan masalah penelitian, Hipotesis berfungsi sebagai dugaan awal yang diuji, didasarkan pada teori dan kerangka pikir.​ Ada hubungan erat dan saling menunjang antara kerangka teori, kerangka pikir, dan hipotesis, baik dalam menentukan variabel maupun dalam pemilihan metode analisis dan pemecahan masalah penelitian
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

by Sela Ayu Irawati -
Nama:Sela Ayu Irawati
Npm:2313031015

Bab ini membahas kerangka teoritis, kerangka pikir, dan hipotesis
Kerangka Teoritis
Kerangka teoritis merupakan landasan ilmiah yang digunakan peneliti untuk menjelaskan dan memahami fenomena yang diteliti. Dalam penelitian, teori berfungsi sebagai acuan untuk menjelaskan hubungan antarvariabel serta membantu peneliti dalam merumuskan hipotesis. Teori juga menjadi pedoman dalam penyusunan instrumen dan interpretasi hasil penelitian.
Kerangka teoritis disusun dengan menelaah teori-teori, konsep, serta hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan masalah penelitian. Dari teori tersebut, peneliti kemudian melakukan proses operasionalisasi teori, yaitu mengubah konsep yang bersifat abstrak menjadi indikator yang dapat diamati dan diukur secara empiris. Dengan demikian, teori dapat diterapkan langsung dalam penelitian.

Kerangka Pikir
Kerangka pikir adalah alur logis yang menggambarkan hubungan antarvariabel berdasarkan teori yang telah dipilih. Ia berfungsi untuk menunjukkan arah berpikir peneliti dalam menjawab rumusan masalah. Kerangka pikir sering disajikan dalam bentuk bagan atau skema agar mudah dipahami.
Fungsi utama kerangka pikir ialah menjelaskan bagaimana teori dihubungkan dengan masalah yang diteliti dan bagaimana peneliti mengasumsikan hubungan sebab-akibat antarvariabel. Kerangka pikir juga menjadi jembatan antara teori dan hipotesis.

Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih perlu dibuktikan melalui pengumpulan dan analisis data. Hipotesis bersifat tentatif, artinya belum tentu benar sebelum diuji secara empiris. Dalam penelitian kuantitatif, hipotesis menjadi elemen penting yang akan diuji menggunakan data statistik.

Terdapat beberapa jenis hubungan antarvariabel yang dapat dijadikan dasar penyusunan hipotesis, yaitu:
1.Hubungan asimetris – satu variabel mempengaruhi variabel lain.
2.Hubungan simetris – dua variabel berhubungan tetapi tidak saling memengaruhi.
3.Hubungan resiprokal (timbal balik) – kedua variabel saling memengaruhi satu sama lain.

Hipotesis berfungsi sebagai pedoman penelitian, membatasi ruang lingkup kajian, membantu pengumpulan data yang relevan, serta memudahkan peneliti menarik kesimpulan.

Hubungan Antara Kerangka Teoritis, Kerangka Pikir, dan Hipotesis
Ketiga komponen ini membentuk satu kesatuan yang utuh. Kerangka teoritis menyediakan dasar teori, kerangka pikir menjelaskan logika hubungan antarvariabel, dan hipotesis merupakan rumusan sementara yang diambil dari hubungan tersebut. Tanpa kerangka teori yang kuat, hipotesis akan sulit dirumuskan dengan benar. Oleh karena itu, teori yang digunakan harus jelas, relevan, dan dapat diuji kebenarannya.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

by IRFAN A SUKI -
In reply to IRFAN A SUKI

Re: ACTIVITY: RESUME

by Saqila Rahma Andini -
Nama : Saqila Rahma Andini
NPM ; 2313031020

membahas kerangka teoritis, kerangka pikir, dan hipotesis
- Kerangka Teoritis merupakan fondasi konseptual utama dari sebuah penelitian, yang berfungsi untuk menempatkan studi yang dilakukan di dalam konteks ilmiah yang lebih luas. Komponen ini membahas dan menguraikan secara mendalam teori-teori utama, konsep-konsep kunci, prinsip, dan proposisi dari literatur yang sudah ada dan diakui dalam bidang ilmu terkait, yang kemudian akan digunakan sebagai dasar untuk menganalisis dan menginterpretasikan data. Tujuannya adalah memberikan landasan logis dan ilmiah yang kuat agar penelitian memiliki arah yang jelas, menghindari pengulangan yang tidak perlu, serta memberikan definisi operasional yang akurat bagi setiap variabel yang akan diteliti.
- Berbeda dengan kerangka teoritis yang bersifat makro dan literatur-sentris, Kerangka Pikir (atau Kerangka Konseptual) adalah representasi yang lebih spesifik dan sering kali visual mengenai bagaimana peneliti memandang hubungan antarvariabel yang ada dalam penelitiannya. Kerangka ini merupakan sintesis logis yang diturunkan dari tinjauan teori yang telah dipaparkan, yang menjelaskan secara skematis atau naratif urutan hubungan sebab-akibat (atau hubungan asosiatif lainnya) yang diasumsikan antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y). Penyajiannya sering berupa diagram atau bagan alir yang berfungsi sebagai peta jalan
- Hipotesis Penelitian adalah dugaan sementara atau jawaban tentatif yang dirumuskan secara logis berdasarkan kerangka teoritis dan kerangka pikir yang telah dibangun, dan perlu diuji kebenarannya melalui pembuktian empiris menggunakan data. Hipotesis secara eksplisit hanya diperlukan dalam jenis penelitian kuantitatif yang bertujuan menguji hubungan atau pengaruh antarvariabel. Secara statistik, hipotesis umumnya terdiri dari Hipotesis Nol (H), yang menyatakan ketiadaan hubungan atau pengaruh, dan Hipotesis Alternatif (H atau H) , yang menyatakan adanya hubungan atau pengaruh yang diasumsikan oleh peneliti.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

by Khoirun Nisa -
Nama : Khoirun Nisa
Npm : 2313031005

Bab 3 Kajian Teori, Kerangka Berpikir, dan Hipotesis Penelitian
Pada bab 3 ini menjelaskan bahwa setiap penelitian ilmiah harus memiliki landasan teori dan logika berpikir yang jelas agar hasil penelitian memiliki dasar yang kuat. Oleh karena itu, peneliti wajib menyusun tiga komponen penting, yaitu kajian teori, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian. Ketiganya saling berkaitan dan membentuk dasar konseptual dalam pelaksanaan penelitian.
1. Kajian Teori
Kajian teori merupakan uraian yang sistematis mengenai konsep, prinsip, teori, dan hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan topik yang sedang diteliti. Kajian teori bertujuan untuk membangun kerangka konseptual yang menjelaskan hubungan antarvariabel, serta memperkuat dasar ilmiah penelitian.
Kajian teori berfungsi untuk:
1. Memberikan landasan konseptual agar penelitian memiliki dasar ilmiah yang kuat.
2. Menjelaskan variabel dan konsep penelitian serta hubungan di antaranya.
3. Menunjukkan relevansi penelitian dengan penelitian terdahulu, apakah memperkuat, memperluas, atau menolak temuan sebelumnya.
4. Menghindari pengulangan penelitian, karena peneliti mengetahui batasan penelitian yang sudah dilakukan orang lain.
5. Mendukung penyusunan hipotesis dan kerangka berpikir secara logis.
Langkah-langkah menyusun kajian teori:
• Menentukan variabel penelitian, baik variabel bebas, terikat, maupun variabel moderator/intervening.
• Menelusuri sumber-sumber teori seperti buku ilmiah, jurnal penelitian, disertasi, laporan penelitian, dan sumber daring akademik yang relevan.
• Menganalisis isi teori secara kritis, bukan hanya menyalin, melainkan menyusun keterkaitan teori satu dengan lainnya.
• Membuat sintesis teori, yaitu merangkum inti teori dan menjelaskan bagaimana teori-teori tersebut mendukung penelitian yang dilakukan.
Dalam penyajiannya, kajian teori dapat dikelompokkan berdasarkan variabel penelitian. Setiap variabel dijelaskan secara mendalam, mulai dari definisi konseptual, definisi operasional, hingga indikator yang akan diukur. Dengan demikian, pembaca dapat memahami bagaimana peneliti memaknai variabel yang digunakan.

2. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir adalah alur logis yang menjelaskan hubungan antarvariabel penelitian berdasarkan teori yang telah dikaji. Kerangka berpikir menggambarkan logika peneliti dalam menjawab pertanyaan penelitian dengan menghubungkan teori, konsep, dan hasil penelitian terdahulu. Kerangka berpikir berperan sebagai jembatan antara teori dan data empiris. Artinya, peneliti berangkat dari teori yang telah ada, kemudian menyusun alur berpikir yang rasional untuk menjelaskan mengapa suatu variabel dapat memengaruhi variabel lainnya.
Langkah-langkah penyusunan kerangka berpikir:
1. Menentukan variabel-variabel utama dari penelitian (variabel bebas, terikat, dan antara).
2. Menjelaskan keterkaitan antarvariabel berdasarkan teori dan hasil penelitian terdahulu.
3. Menyusun alur berpikir secara logis dan sistematis, dari teori menuju hipotesis atau dugaan sementara.
4. Menuliskan uraian naratif yang mudah dipahami dan, jika perlu, dilengkapi diagram atau bagan hubungan antarvariabel untuk memperjelas logika penelitian.
Kerangka berpikir yang baik memiliki ciri-ciri:
• Disusun berdasarkan teori yang kuat dan relevan.
• Menunjukkan arah hubungan antarvariabel (sebab-akibat atau korelasi).
• Sistematis, konsisten, dan logis.
• Mengarah langsung pada perumusan hipotesis penelitian.
Dengan kerangka berpikir, peneliti menunjukkan bahwa penelitian yang dilakukan bukan sekadar mengumpulkan data, tetapi berlandaskan pemikiran ilmiah yang dapat diuji dan dipertanggungjawabkan.

3. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan dugaan sementara atau jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris melalui pengumpulan dan analisis data. Hipotesis hanya diperlukan pada penelitian kuantitatif, karena bersifat menguji teori. Dalam penelitian kualitatif, peneliti biasanya tidak merumuskan hipotesis, tetapi menemukan pola dan teori dari data di lapangan (induktif).
Fungsi Hipotesis:
1. Memberikan arah bagi pengumpulan dan analisis data.
2. Menjelaskan hubungan yang diharapkan antarvariabel.
3. Menjadi dasar dalam penentuan metode penelitian dan instrumen pengukuran.
4. Mengarahkan peneliti dalam menarik kesimpulan berdasarkan bukti empiris.
Ciri-ciri Hipotesis yang Baik:
• Berdasarkan teori yang kuat dan kajian pustaka yang relevan.
• Dapat diuji melalui data empiris.
• Dirumuskan secara jelas, logis, dan operasional.
• Sesuai dengan variabel dan rumusan masalah penelitian.
Jenis-jenis Hipotesis:
1. Hipotesis Deskriptif, digunakan untuk memperkirakan nilai suatu variabel tanpa membandingkan atau menghubungkan dengan variabel lain.
2. Hipotesis Komparatif, digunakan untuk membandingkan dua atau lebih kelompok atau kondisi.
3. Hipotesis Asosiatif, digunakan untuk menguji hubungan antarvariabel. Hubungan ini dapat bersifat:
o Simetris, dua variabel muncul bersama tanpa hubungan sebab-akibat.
o Kausal, satu variabel memengaruhi variabel lainnya (sebab-akibat).
o Resiprokal, hubungan timbal balik antarvariabel.
Bentuk Hipotesis dalam Penelitian Kuantitatif:
• Hipotesis nol (H₀): menyatakan tidak ada hubungan atau perbedaan antarvariabel.
• Hipotesis alternatif (H₁): menyatakan ada hubungan atau perbedaan antarvariabel.
Hipotesis harus diuji menggunakan metode statistik yang sesuai, seperti uji korelasi, uji t, uji regresi, atau analisis varians (ANOVA), tergantung jenis dan tujuan penelitian. Hasil pengujian hipotesis akan menentukan apakah teori yang digunakan diterima, diperkuat, atau ditolak.
Hubungan antara Kajian Teori, Kerangka Berpikir, dan Hipotesis
Ketiga komponen ini membentuk rangkaian logis dan sistematis dalam penelitian ilmiah, khususnya penelitian kuantitatif:
1. Kajian teori menjadi landasan ilmiah yang menjelaskan konsep dan variabel yang diteliti.
2. Kerangka berpikir menunjukkan logika hubungan antarvariabel berdasarkan teori tersebut.
3. Hipotesis menjadi dugaan sementara yang muncul dari kerangka berpikir dan akan diuji secara empiris.
Dalam penelitian kualitatif, hubungan ini sedikit berbeda karena peneliti tidak menetapkan hipotesis di awal, tetapi membangun teori melalui proses analisis data di lapangan.
Bab ini menegaskan bahwa keberhasilan penelitian sangat ditentukan oleh kekuatan landasan teoretisnya. Kajian teori memberikan dasar konseptual, kerangka berpikir menjelaskan logika hubungan antarvariabel, dan hipotesis menjadi dugaan yang harus diuji secara ilmiah.
Ketiganya harus disusun secara logis, sistematis, relevan, dan berbasis teori, agar penelitian memiliki arah yang jelas, dapat diuji kebenarannya, serta memberikan kontribusi ilmiah terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan praktik pendidikan.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

by Diah Arum Sari Nawang Ulan -
Nama : Diah Arum Sari Nawang Ulan
NPM : 2313031021

Bab 3 - Jenis dan Pendekatan dalam Penelitian Pendidikan

Bab ini menjelaskan berbagai jenis penelitian pendidikan serta pendekatan yang digunakan untuk memecahkan permasalahan di bidang pendidikan. Penulis membedakan jenis penelitian menjadi dua kelompok besar, yaitu penelitian dasar (fundamental research) dan penelitian terapan (applied research). Penelitian dasar bertujuan mengembangkan teori atau konsep baru, sedangkan penelitian terapan berorientasi pada penyelesaian masalah praktis di dunia pendidikan.

Selain itu, dijelaskan pula tiga pendekatan utama dalam penelitian pendidikan, yaitu pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan kombinasi (mixed methods). Pendekatan kuantitatif menggunakan data numerik untuk menguji hipotesis, sementara pendekatan kualitatif berfokus pada pemahaman mendalam terhadap fenomena sosial. Pendekatan kombinasi menggabungkan keduanya untuk mendapatkan hasil yang lebih komprehensif.

Penulis menyoroti bahwa dalam konteks penelitian berbasis kasus, pendekatan kualitatif lebih dominan karena menekankan analisis mendalam terhadap satu atau beberapa kasus pendidikan dengan mempertimbangkan konteks sosial dan lingkungan. Dengan demikian, peneliti dapat memperoleh pemahaman yang utuh, relevan, dan aplikatif terhadap realitas pendidikan yang diteliti.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

by Rieke Nindita Sari - -
Nama : Rieke Nindita Sari
NPM : 2313031019

Kerangka Teoritis
Kerangka teoritis merupakan suatu konsep yang abstrak dan merupakan hasil dari pemikiran serta kerangka acuan yang mempunyai tujuan untuk menghasilkan tujuan terhadap suatu dimensi. Teori merupakan seperangkat variabel, definisi, dan juga proporsi dimana dimana saling berhubungan dengan yang lain dalam menyajikan sebuah pandangan yang sistematis mengenai fenomena ataupun keadaan yang menentukan hubungan antara variabel dan tujuan dengan menjelaskan suatu keadaan atau fenomena yang terjadi dalam penelitian (Marliyah, 2021). Maka dari itu kerangka teoritis mempunyai fungsi yaitu sebagai berikut:
1. Memperjelas serta mempertajam ruang lingkup pada variabel penelitian.
2. Memprediksi guna untuk menemukan fakta setelah itu digunakan untuk merumuskan hipotesis yang ada dan untuk menyusun instrumen dalam penelitian.
3. Untuk mengontrol serta membahas hasil dari penelitian kemudian digunakan untuk memberikan saran.
Fungsi Kerangka Pikir
Menurut Sugiyono (2013) kerangka berpikir adalah sintesa yang mencerminkan keterkaitan antar variabel yang diteliti serta merupakan tuntutan guna memecahkan masalah penelitian dan merumuskan hipotesis penelitian yang berupa bagan alur yang dilengkapi penjelasan kualitatif.
Fungsi Hipotesis
Hipotesis dilakukan untuk menyatakan sebuah masalah yang akan diuji biasanya hipotesis digunakan pada metode penelitian kuantitatif (Anshori, 2019). Untuk dapat memecahkan sebuah masalah melalui penelitian setidaknya dibutuhkan tiga hubungan untuk menentukan.
1. Hubungan yang bersifat asimetris
2. Hubungan yang bersifat simetris
3. Hubungan yang bersifat reciprocal
Adapun penentuan hipotesis adalah sebagai berikut :
1. Penentuan Masalah
2. Hipotesis pendahuluan atau hipotesis preliminer (preliminary hypothesis).
3. Pengumpulan Data
4. Formulasi Hipotesis
5. Pengujian Hipotesis
6. Penerapan/ Aplikasi.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

by Muhammad rizqi Alfiah -
Nama:Muhammad Rizqi Alfiah
Npm:2313031008

Bab 3 menjelaskan bahwa penelitian selalu berangkat dari masalah, sehingga peneliti membutuhkan kerangka teoritis, kerangka pikir, dan hipotesis sebagai landasan berpikir yang terstruktur.

Kerangka teoritis adalah landasan teori yang berisi konsep-konsep dan proposisi yang menjelaskan hubungan antarvariabel. Kerangka teoritis berfungsi untuk memperjelas ruang lingkup penelitian, memprediksi fakta, menjadi dasar penyusunan hipotesis, dan membantu perumusan instrumen serta analisis data. Dalam penelitian kuantitatif, teori dipakai untuk memperjelas masalah dan menyusun hipotesis; sedangkan dalam penelitian kualitatif teori menjadi pembanding terhadap temuan lapangan.
Dari kerangka teoritis kemudian disusun kerangka pikir, yaitu alur logis yang menggambarkan bagaimana variabel saling berhubungan berdasarkan teori dan penelitian terdahulu. Kerangka pikir pada dasarnya adalah sintesis hubungan antarvariabel yang ditampilkan secara deduktif, sering dalam bentuk bagan alur yang menjelaskan arah penelitian. Kerangka pikir digunakan untuk menunjukkan proses penalaran peneliti dalam memecahkan masalah dan menjadi dasar langsung bagi penyusunan hipotesis.
Selanjutnya, hipotesis adalah dugaan sementara mengenai hubungan antarvariabel yang harus diuji kebenarannya secara empiris. Hipotesis muncul dari teori dan kerangka pikir. Hubungan antarvariabel dalam hipotesis dapat berbentuk: asimetris (X memengaruhi Y), simetris (dua variabel muncul bersamaan tanpa sebab-akibat), atau reciprocal (saling memengaruhi).
Fungsi hipotesis meliputi memberikan arah penelitian, membatasi fokus penelitian, membantu pengumpulan data, menyediakan dasar pembuktian empiris, serta menjadi pedoman dalam penarikan kesimpulan. Penyusunan hipotesis dilakukan melalui tahapan menetapkan masalah, membuat hipotesis pendahuluan, mengumpulkan data, merumuskan hipotesis final, menguji, dan menerapkannya.
Secara keseluruhan, kerangka teoritis → kerangka pikir → hipotesis merupakan satu rangkaian yang saling terhubung. Teori memberikan landasan konsep, kerangka pikir menguraikan alur hubungan antarvariabel secara logis, dan hipotesis menjadi pernyataan dugaan yang dapat diuji secara empiris dalam penelitian. Struktur ini membuat penelitian memiliki arah yang jelas, terukur, dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

by Catur Febriyan -
Nama : Catur Febriyan
NPM : 2313031018

1. Kerangka Teoritis
Kerangka teoritis adalah dasar konsep yang digunakan peneliti untuk memahami fenomena yang diteliti. Di dalamnya terdapat konsep dan proposisi yang menjelaskan hubungan antarkonsep. Fungsi utamanya yaitu memperjelas ruang lingkup variabel, memprediksi temuan penelitian, dan menjadi landasan penyusunan hipotesis. Pada penelitian kuantitatif, teori berperan untuk merumuskan hipotesis dan instrumen penelitian, sedangkan pada penelitian kualitatif teori digunakan sebagai pembanding saat menganalisis data.

2. Kerangka Pikir
Kerangka pikir adalah alur logis yang menggambarkan hubungan antarkonsep dalam penelitian. Bagian ini disusun berdasarkan teori dan temuan terdahulu untuk menunjukkan bagaimana variabel saling terkait. Kerangka pikir memandu peneliti dalam memilih metode, menyusun argumentasi teoritis, dan membentuk model penelitian. Di dalamnya terdapat penjelasan deduktif dari teori menuju masalah, disertai bagan untuk memperjelas alur hubungan variabel.

3. Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan sementara mengenai hubungan antarvariabel yang perlu diuji secara empiris. Hipotesis dapat berbentuk hubungan asimetris (pengaruh satu variabel pada variabel lain), simetris (hubungan tanpa sebab-akibat), atau reciprocal (saling mempengaruhi). Fungsinya yaitu memberi arah penelitian, menentukan batasan variabel, menyediakan dasar analisis, dan membantu pembentukan kesimpulan. Penyusunan hipotesis umumnya melalui tahapan: merumuskan masalah, membuat dugaan awal, mengumpulkan data, memformulasikan hipotesis, lalu menguji dan menerapkan hasilnya.

4. Hubungan Ketiganya
Kerangka teoritis memberikan landasan konsep, kerangka pikir menyusun alurnya, dan hipotesis menjadi dugaan yang dapat diuji. Ketiganya saling terhubung dan menjadi struktur utama dalam penelitian kuantitatif.

Kesimpulan Bab 3 bahwa penelitian yang baik harus memiliki dasar berpikir yang terstruktur melalui tiga komponen utama yautu kerangka teoritis, kerangka pikir, dan hipotesis. Kerangka teoritis menyediakan landasan konsep untuk memahami fenomena, kerangka pikir menghubungkan teori dengan masalah penelitian melalui alur logis, sedangkan hipotesis menjadi dugaan sementara yang dapat diuji secara empiris. Ketiga unsur ini saling berhubungan dan membentuk fondasi penelitian yang sistematis, sehingga peneliti dapat menentukan variabel, metode, serta arah analisis secara jelas dan terukur.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

by Nida Yasmin -
Nama : Nida Yasmin Sofiyah
NPM: 2313031026

1. Kerangka Teoritis
- Kerangka teoritis adalah uraian sistematis mengenai teori, konsep, dan hubungan antar-variabel yang digunakan sebagai dasar penelitian.
- Penyusunannya dilakukan setelah peneliti memahami seluruh variabel, membaca literatur, dan menganalisis teori yang relevan.
- Fungsinya antara lain:
1. Menjelaskan konsep atau variabel yang digunakan dalam penelitian.
2. Menunjukkan hubungan antarkonsep secara logis dan ilmiah.
3. Menjadi pedoman dalam penyusunan hipotesis.
4. Membantu peneliti memahami arah analisis yang akan dilakukan.
- Dalam kerangka teoritis, peneliti harus menyajikan pendapat ahli, temuan sebelumnya, serta konsep-konsep ilmiah yang mendukung fokus penelitian.
- Pada bagian akhir, peneliti dapat menyajikan model konseptual untuk memperjelas hubungan antar-variabel yang diteliti.

2. Kerangka pikir
- kerangka pikir merupakan alur logis yang menggambarkan hubungan antara variabel penelitian berdasarkan teori yang sudah dibahas sebelumnya.
- Penyusunan kerangka pikir dilakukan dengan mensintesiskan teori menjadi sebuah alur penjelasan yang runtut dan mudah dipahami.
- Kerangka pikir biasanya menggambarkan:
1. Variabel yang diteliti
2. Hubungan atau pengaruh antar-variabel
3. Alur pemikiran dari awal hingga munculnya hipotesis
- Kerangka pikir dapat disajikan dalam bentuk uraian maupun diagram/bagan.
- Fungsi utama kerangka pikir adalah menjembatani teori dengan hipotesis, sehingga menjadi dasar logis dalam pembentukan jawaban sementara penelitian.

3. Hipotesis
- Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian yang kebenarannya harus diuji melalui pengumpulan dan analisis data.
- Hipotesis hanya digunakan dalam penelitian kuantitatif, sementara penelitian kualitatif tidak memerlukannya.
- Penyusunan hipotesis harus berdasarkan teori, kerangka pikir, dan hasil kajian literatur yang relevan.
- Fungsi hipotesis antara lain:
1. Menjadi pedoman dalam pengumpulan data.
2. Mengarahkan teknik analisis yang akan digunakan.
3. Memberi batasan serta fokus pada penelitian.
- Bentuk hipotesis dalam penelitian dapat berupa:
1. Hipotesis deskriptif
2. Hipotesis komparatif
3. Hipotesis asosiatif (hubungan)
- Hipotesis harus disusun dalam bentuk pernyataan yang jelas, dapat diuji, dan sesuai dengan variabel penelitian.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

by Najwa Ayudia Aura Rachim -
Nama: Najwa Ayudia Aura Rachim
NPM: 2313031027
Kelas: A

Bab 3 membahas tiga komponen penting dalam penelitian kuantitatif, yaitu kerangka teoritis, kerangka pikir, dan hipotesis, serta hubungan logis di antara ketiganya. Ketiga elemen ini menjadi dasar ilmiah yang mengarahkan alur penelitian, mulai dari pemahaman teori hingga perumusan dugaan yang akan diuji.

1. Kerangka Teoritis
Kerangka teoritis merupakan dasar pemikiran yang bersumber dari teori-teori relevan yang menjelaskan fenomena atau variabel penelitian. Kerangka ini berisi konsep-konsep abstrak serta proposisi yang menggambarkan hubungan antar variabel berdasarkan temuan atau kajian ilmiah sebelumnya.
Fungsi utama kerangka teoritis antara lain:
• Memperjelas ruang lingkup variabel penelitian, sehingga peneliti memahami batasan kajian.
• Menjadi dasar dalam merumuskan hipotesis, serta membantu menentukan instrumen penelitian.
• Mengarahkan proses analisis data serta menjadi dasar dalam memberikan saran penelitian.
Dalam penelitian kuantitatif, teori digunakan untuk memperjelas masalah, menyusun hipotesis, dan menentukan instrumen penelitian. Dalam penelitian kualitatif, teori digunakan sebagai pembanding terhadap temuan lapangan.

2. Kerangka Pikir
Kerangka pikir adalah alur logis yang menggambarkan hubungan antar variabel berdasarkan teori yang telah dikaji. Kerangka ini dibuat sebagai sintesis dari teori-teori yang menunjukkan bagaimana peneliti memahami permasalahan serta bagaimana variabel-variabel tersebut saling berhubungan.
Ciri utama kerangka pikir:
• Bersumber dari teori dan penelitian terdahulu.
• Berbentuk uraian logis yang menggambarkan hubungan variabel secara deduktif.
• Sering dilengkapi bagan atau diagram agar memudahkan visualisasi alur penelitian.
Langkah penyusunan kerangka pikir:
1. Menentukan paradigma atau teori dasar.
2. Menjelaskan hubungan antar variabel secara deduktif.
3. Memberikan argumen teoritis yang relevan.
4. Merumuskan model penelitian dalam bentuk diagram atau bagan.
Kerangka pikir berfungsi untuk memandu peneliti dalam merumuskan hipotesis yang tepat.

3. Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan sementara yang kebenarannya harus dibuktikan melalui penelitian. Hipotesis umumnya digunakan dalam penelitian kuantitatif dan berisi pernyataan mengenai hubungan antar variabel yang dapat diuji secara empiris.
Bentuk hubungan dalam hipotesis:
• Asimetris: variabel X memengaruhi Y.
• Simetris: variabel X dan Y muncul bersama tanpa hubungan sebab-akibat.
• Reciprocal: X memengaruhi Y, dan Y memengaruhi X.
Fungsi hipotesis:
• Menjadi pedoman pengumpulan data.
• Menentukan fakta apa yang perlu dicari.
• Menjadi dasar dalam menarik kesimpulan.
• Membatasi ruang lingkup penelitian.
Tahapan penentuan hipotesis meliputi:
1. Menentukan masalah penelitian.
2. Menyusun hipotesis awal (preliminary).
3. Mengumpulkan data.
4. Merumuskan hipotesis final.
5. Menguji hipotesis.
6. Mengaplikasikan hasilnya.

4. Hubungan Kerangka Teoritis, Kerangka Pikir, dan Hipotesis
Bab ini menegaskan bahwa ketiga komponen ini saling berkaitan secara logis:
• Kerangka teoritis → menyediakan teori dasar.
• Kerangka pikir → merangkai teori menjadi alur hubungan antar variabel.
• Hipotesis → dirumuskan dari kerangka pikir sebagai dugaan yang dapat diuji.
Dengan demikian, hipotesis merupakan turunan dari teori dan kerangka pikir. Tanpa kerangka teoritis yang kuat, hipotesis sulit dirumuskan secara tepat. Operasionalisasi teori menjadi variabel yang dapat diukur menjadikan hipotesis dapat diuji secara empiris.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

by Intan Ruliana -
Nama: Intan Ruliana
NPM: 2313031016

A. Kerangka Teoritis

Kerangka teoritis adalah landasan konsep yang dibangun dari teori-teori relevan yang mendukung penelitian. Dalam penyusunannya, peneliti mengumpulkan berbagai teori, konsep, temuan penelitian terdahulu, serta pandangan para ahli yang terkait langsung dengan variabel penelitian. Kerangka teoritis berfungsi sebagai fondasi untuk menjelaskan fenomena yang diteliti, mempertegas posisi penelitian, dan menunjukkan hubungan antarteori yang digunakan.

Kerangka ini juga menunjukkan gap penelitian, yaitu bagian mana dari teori yang belum dijawab atau masih kontroversial sehingga penelitian perlu dilakukan. Dengan kerangka teoritis yang kuat, penelitian menjadi jelas arah dan batasannya, serta memperkuat argumentasi ilmiah.


B. Kerangka Pikir

Kerangka pikir adalah alur logis yang menjelaskan bagaimana teori dan konsep yang dikumpulkan dalam kerangka teoritis dihubungkan secara operasional menuju penyusunan hipotesis. Kerangka pikir menggambarkan pola hubungan antarkonsep secara runtut, mulai dari variabel bebas, variabel terikat, faktor yang memengaruhi, sampai kemungkinan hasil.

Theoretical framework memberi dasar teori, sedangkan kerangka pikir memberi alur penalaran penelitian. Kerangka pikir harus logis, sistematis, dan mampu menunjukkan mengapa suatu hubungan antarvariabel layak diuji. Biasanya kerangka pikir juga divisualisasikan dalam bentuk bagan atau diagram.


C. Fungsi Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji. Hipotesis disusun berdasarkan teori dalam kerangka teoritis dan alur penalaran dalam kerangka pikir.

Fungsi hipotesis meliputi:
• memberi arah pada penelitian,
• memfokuskan jenis data yang perlu dikumpulkan,
• menjadi dasar pemilihan metode analisis,
• membantu peneliti mengambil kesimpulan.

Dalam penelitian kuantitatif, hipotesis bersifat jelas, terukur, dan dapat diuji secara statistik. Dalam penelitian kualitatif, hipotesis formal sering tidak digunakan karena peneliti justru menemukan pola selama proses pengumpulan data.


D. Hubungan Kerangka Teoritis, Kerangka Pikir, dan Hipotesis

Ketiga komponen ini saling berkaitan dan membentuk struktur penelitian.
• Kerangka teoritis menyediakan dasar teorinya.
• Kerangka pikir menyusun alur hubungan teori menjadi pola logis.
• Hipotesis muncul dari kerangka pikir sebagai prediksi yang dapat diuji.

Dengan kata lain, kerangka teoritis → kerangka pikir → hipotesis adalah rangkaian yang memastikan penelitian memiliki landasan ilmiah, alur pikir yang jelas, serta tujuan yang bisa diuji melalui metode penelitian.
In reply to First post

Re: ACTIVITY: RESUME

by Mar'atus Shalihah Mar'atus Shalihah -
Nama : Mar'atus Shalihah
NPM : 2313031025

BAB 3
Kerangka Teoritis, Kerangka Pikir, dan Hipotesis

1. Kerangka Teoritis
Kerangka teoritis merupakan landasan ilmiah yang berisi teori, konsep, dan hasil penelitian yang relevan dengan topik penelitian. Teori berfungsi memperjelas serta mempertajam ruang lingkup pada variabel penelitian, memprediksi guna menemukan fakta setelah itu digunakan untuk merumuskan hipotesis yang ada dan untuk
menyusun instrumen dalam penelitian, dan untuk mengontrol serta membahas hasil dari penelitian kemudian digunakan untuk memberikan saran. Tanpa kerangka teori yang kuat, penelitian sulit dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Berdasarkan proses dalam penelitian kuantitatif, teori mempunyai fungsi yaitu untuk memperjelas suatu persoalan, menyusun suatu hipotesis, menyusun suatu instrumen serta untuk membahas analisis data. Sedangkan fungsi teori dalam penelitian kuantitatif yaitu untuk dapat memperkuat penelitian sebagai human instrument, dimana para peneliti mempunyai suatu skill untuk dapat menggali data penelitian secara lengkap, dan mampu mengkonstruksi temuannya tersebut ke dalam tema dan hipotesis penelitian.


2. Kerangka Pikir
Kerangka Pikir (Kerangka Berpikir) adalah alur logis yang menggambarkan keterkaitan antarvariabel berdasarkan landasan teori yang sudah dibahas. Kerangka pikir berfungsi sebagai sintesa dan panduan yang memetakan bagaimana suatu fenomena dijelaskan, dan bagaimana hubungan sebab-akibat atau korelasi antarvariabel dihipotesiskan. Kerangka pikir dapat disajikan dalam bentuk narasi maupun bagan (flowchart). Proses penyusunannya mencakup:
• Menentukan paradigma teoritis
• Menyusun hubungan antarvariabel
• Menyajikan argumen teoretis
• Membentuk model penelitian
Kerangka pikir memandu peneliti dari teori menuju pengujian empiris.

3. Hipotesis dan Fungsinya
Hipotesis adalah jawaban sementara yang merupakan dugaan atau prediksi tentang hubungan antarvariabel, yang kebenarannya harus diuji secara empiris melalui penelitian. Hipotesis digunakan dalam penelitian kuantitatif untuk memprediksi hubungan atau pengaruh antarvariabel. Fungsi utamanya adalah memberi arah yang jelas bagi penelitian, memandu pemilihan variabel, dan menjadi penentu utama dalam penarikan kesimpulan.
Untuk dapat memecahkan sebuah masalah melalui penelitian setidaknya dibutuhkan tiga hubungan untuk menentukan.
a. Hubungan yang bersifat asimetri
b. Hubungan yang bersifat simetris
c. Hubungan yang bersifat reciprocal

4. Hubungan Teori, Kerangka Pikir, dan Hipotesis
Teori, kerangka pikir, dan hipotesis memiliki hubungan hierarkis dalam penelitian. Teori menjadi dasar ilmiah yang menyediakan konsep dan proposisi untuk memahami fenomena. Berdasarkan teori tersebut, peneliti menyusun kerangka pikir sebagai alur logis yang menggambarkan hubungan antarvariabel dan menjelaskan masalah penelitian. Dari kerangka pikir inilah hipotesis dirumuskan sebagai dugaan sementara yang akan diuji melalui data empiris. Dengan demikian, teori memberi landasan konsep, kerangka pikir menghubungkan konsep secara logis, dan hipotesis menguji kebenaran hubungan tersebut.
Ketiganya memiliki hubungan berurutan: Teori → Kerangka Pikir → Hipotesis.
Teori menyediakan konsep, kerangka pikir menyusun hubungan antarvariabel, dan hipotesis menguji dugaan berdasarkan teori.