Discuss Yuk! Bab 6: The Self – Mind, Gender, and Body

Discuss Yuk! Bab 6: The Self – Mind, Gender, and Body

Number of replies: 50

Seluruh mahasiswa disilahkan untuk berikan pertanyaan dan tanggapan terkait peresentasi kelompok :

The Self – Mind, Gender, and Body

**NAMA_NPM_PERTANYAAN/TANGGAPAN


Seluruh anggota kelompok yg presentasi disilahkan untuk memberikan jawaban dan tanggapan atas semua feedback


In reply to First post

Re: Discuss Yuk! Bab 6: The Self – Mind, Gender, and Body

by BIYAN SALWAA ADHYTIA -
Presentasi baikk
In reply to BIYAN SALWAA ADHYTIA

Re: Discuss Yuk! Bab 6: The Self – Mind, Gender, and Body

by BIYAN SALWAA ADHYTIA -
Menurut kalian gimana kalau sebenernya mereka tidak mampu tetapi ingin tampil dimata orang beda dengan finansialnya
In reply to BIYAN SALWAA ADHYTIA

Re: Discuss Yuk! Bab 6: The Self – Mind, Gender, and Body

by Vegard Rajwa - -
menurut kami, jika finansial tidak mencukupi untuk berpenampilan modis, cukup dengan menjaga dan merawat diri bersih terlebih dahulu. agar penampilan tidak dipandangan kotor/buruk di depan orang lain.
In reply to First post

Re: Discuss Yuk! Bab 6: The Self – Mind, Gender, and Body

by Youngky Setiawan -
Youngky Setiawan_2411012021_Dalam konteks budaya Indonesia, bagaimana norma gender memengaruhi pembentukan identitas diri seseorang?
In reply to Youngky Setiawan

Re: Discuss Yuk! Bab 6: The Self – Mind, Gender, and Body

by Muhammad Rafi Raya Rabane S -
1. Norma Gender di Indonesia
Indonesia memiliki budaya patriarkal di banyak daerah, yang menekankan peran tradisional:
Pria → dianggap sebagai pencari nafkah, pelindung keluarga, kuat dan tegas.
Wanita → dianggap lebih peduli rumah tangga, keluarga, sopan, lembut, dan tunduk pada suami.
Norma ini berbeda-beda tergantung suku, agama, dan daerah, tapi secara umum masih memengaruhi harapan sosial terhadap perilaku laki-laki dan perempuan.

2. Pengaruh terhadap Identitas Diri
Pembentukan peran sosial: Orang cenderung menyesuaikan perilaku, penampilan, dan pilihan hidup mereka agar sesuai dengan harapan gender. Misal, laki-laki mungkin merasa harus tegas atau tidak boleh menangis, perempuan merasa harus ramah atau mengutamakan keluarga.
Pilihan karier dan pendidikan: Norma gender bisa memengaruhi profesi yang dianggap “sesuai”: laki-laki lebih diarahkan ke bidang teknik atau bisnis, perempuan ke bidang pendidikan, kesehatan, atau perawatan.
Ekspektasi diri: Banyak individu menginternalisasi standar gender, sehingga identitas diri mereka dibentuk oleh apa yang dianggap “layak” untuk laki-laki atau perempuan.

3. Perubahan Modern
Generasi muda di kota besar semakin menolak batasan gender tradisional.
Media sosial dan globalisasi membuat orang lebih bebas mengekspresikan diri, misalnya perempuan memilih karier ambisius, atau laki-laki menekuni bidang yang dulu dianggap “perempuan”.
Namun, norma tradisional masih kuat di beberapa daerah, sehingga identitas diri sering terbentuk dari kombinasi antara harapan sosial dan keinginan pribadi.
In reply to First post

Re: Discuss Yuk! Bab 6: The Self – Mind, Gender, and Body

by Najwa Ardelia Azzahra -
Najwa Ardelia_2411012067_Jika sebuah brand di Indonesia merilis kampanye pro-LGBT dan Third Gender movement, reaksi konsumen pasti beragam. bagaimana sebaiknya brand menanggapi perbedaan reaksi tersebut?
In reply to Najwa Ardelia Azzahra

Re: Discuss Yuk! Bab 6: The Self – Mind, Gender, and Body

by Vegard Rajwa - -
sebaiknya, brand harus menyesuakan keaadan tempat yang ingin di kampanyekan. untuk di indonesia sendiri, hal ini tidak etis hingga mungkin membuat perusahaan mendapat respon seperti itu.
In reply to First post

Re: Discuss Yuk! Bab 6: The Self – Mind, Gender, and Body

by NABILA ZAKIA ILMI -
Nabila Zakia Ilmi_2451012023
Bagaimana cara marketing menargetkan konsumen berdasarkan peran yang mereka jalani?
In reply to NABILA ZAKIA ILMI

Re: Discuss Yuk! Bab 6: The Self – Mind, Gender, and Body

by Muhammad Rafi Raya Rabane S -
1. Peran Sosial Konsumen
Setiap orang punya peran tertentu, misalnya:
Ibu rumah tangga → mengurus keluarga dan belanja kebutuhan rumah tangga.
Mahasiswa → mencari produk yang praktis, terjangkau, dan trendi.
Profesional / pekerja kantoran → mencari efisiensi, kualitas, dan status.

2. Strategi Marketing Berdasarkan Peran
Personalisasi iklan: Menampilkan produk sesuai kebutuhan dan aktivitas peran mereka.
Contoh: Iklan susu anak untuk ibu rumah tangga, aplikasi catatan atau gadget untuk mahasiswa.
Penyampaian pesan yang relevan: Fokus pada manfaat yang mendukung peran konsumen.
Contoh: “Buat ibu lebih mudah menyiapkan makanan sehat” atau “Bantu profesional hemat waktu di kantor”.
Media yang tepat: Pilih platform sesuai peran, misalnya Instagram untuk anak muda, Facebook/WhatsApp untuk orang tua, LinkedIn untuk profesional.

3. Hasilnya
Konsumen merasa dipahami dan relevan, sehingga lebih tertarik membeli produk.
Brand bisa membangun loyalitas karena produk dianggap membantu mereka menjalani peran dengan lebih baik.
In reply to First post

Re: Discuss Yuk! Bab 6: The Self – Mind, Gender, and Body

by Sekar Arum Parawanti - -
Sekar Arum Parawanti
2411012023
Bagaimana teknologi konsumsi (misalnya, wearable devices, media sosial yang berfokus pada visual) memediasi dan mengubah persepsi konsumen terhadap tubuh mereka sendiri?
In reply to Sekar Arum Parawanti -

Re: Discuss Yuk! Bab 6: The Self – Mind, Gender, and Body

by Thomas Aquinas Rici Adrian -
Teknologi seperti smartwatch dan media sosial mengubah cara kita memandang tubuh sendiri. Smartwatch membuat kita melihat tubuh sebagai angka-angka seperti kalori atau langkah kaki, bukan lagi dari perasaan fisik kita. Media sosial dengan filter dan foto-foto sempurna membuat kita membandingkan tubuh asli dengan standar kecantikan yang sering tidak realistis. Akibatnya, kita jadi lebih fokus pada bagaimana tubuh terlihat di kamera atau bagaimana datanya di aplikasi, bukan bagaimana rasanya hidup dengan tubuh itu. Teknologi ini membuat kita terus-menerus menilai dan mencoba memperbaiki tubuh untuk memenuhi standar yang sebenarnya diciptakan oleh teknologi itu sendiri.
In reply to First post

Re: Discuss Yuk! Bab 6: The Self – Mind, Gender, and Body

by M.Hafidz Mubarok -
M. Hafidz Mubarik_2451012029
Menurut kalian, apa sih yang paling berpengaruh dalam membentuk identitas diri? Apakah keluarga, teman, atau media sosial?
In reply to M.Hafidz Mubarok

Re: Discuss Yuk! Bab 6: The Self – Mind, Gender, and Body

by Vegard Rajwa - -
menurut kami, yang paling berpengaruh adalah keluarga karena kita lebih sering bersama dengan keluarga. apabila keluarga tidak baik, maka itu akan mengubah sifat kita juga.
In reply to First post

Re: Discuss Yuk! Bab 6: The Self – Mind, Gender, and Body

by Muhammad Fikry Alghifari Susanto . -
Muhammad Fikry Alghifari Susanto_2451012019_ Apakah sebuah perusahaan yang mengiklankan seorang model yang mempesona dan rupawan membuat masyarakat menjadi insecure dengan model iklan tersebut. Apakah hal itu cukup etis dilakukan atau tidak?
In reply to Muhammad Fikry Alghifari Susanto .

Re: Discuss Yuk! Bab 6: The Self – Mind, Gender, and Body

by Vegard Rajwa - -
tidak. karena dengan model yang ada bisa dianggap sebagai wajah produknya, jadi konsumen akan lebih tertarik untuk membelinya. hal ini cukup etis karena sebagai wajah iklan dari perusahaan tersebut.
In reply to First post

Re: Discuss Yuk! Bab 6: The Self – Mind, Gender, and Body

by Shalwa Putri Ikhtiarini -
Shalwa Putri Ikhtiarini_2411012036_Menurut kalian, selain mind, gender, body, latar belakang keluarga juga memengaruhi perilaku konsumsi mereka ga? Seberapa besar pengaruhnya?
In reply to Shalwa Putri Ikhtiarini

Re: Discuss Yuk! Bab 6: The Self – Mind, Gender, and Body

by Vegard Rajwa - -
menurut kami, tentu sangat mempengaruhi. jika dalam keluarga tersebut memiliki pemikiran untuk berpenampilan modis, maka orang tersebut akan terpengaruh menjadi berpenampilan modis.
In reply to First post

Re: Discuss Yuk! Bab 6: The Self – Mind, Gender, and Body

by Rivi Tiara Ayu -
Rivi Tiara Ayu_2411012003

Sejauh mana barang yang kita miliki benar-benar mencerminkan identitas diri, bukan justru dipengaruhi oleh tekanan sosial dan media?
In reply to Rivi Tiara Ayu

Re: Discuss Yuk! Bab 6: The Self – Mind, Gender, and Body

by Muhammad Rafi Raya Rabane S -
1. Barang sebagai cerminan identitas
Barang yang kita pilih (pakaian, gadget, mobil, atau kosmetik) bisa mencerminkan siapa kita atau bagaimana kita ingin dilihat.
Contoh: Seseorang memilih pakaian unik atau produk ramah lingkungan karena ingin menunjukkan kreativitas atau kepedulian terhadap lingkungan.

2. Pengaruh tekanan sosial dan media
Banyak pilihan barang sebenarnya dipengaruhi oleh tren, iklan, teman, atau media sosial.
Contoh: Membeli gadget terbaru bukan karena benar-benar butuh, tapi karena “semua orang memilikinya” atau iklan menekankan status dan prestise.
Tekanan sosial membuat kita menyesuaikan diri agar diterima, yang kadang membuat identitas diri yang ditunjukkan melalui barang menjadi kurang “asli”.

3. Kesimpulan
Barang bisa menjadi cerminan identitas diri, tapi seringkali juga dipengaruhi faktor eksternal.
Kuncinya adalah sadar dalam memilih: apakah barang itu benar-benar mewakili diri kita atau hanya mengikuti tekanan sosial/media.
In reply to First post

Re: Discuss Yuk! Bab 6: The Self – Mind, Gender, and Body

by Muhammad Usama Inonu -
Usama Inonu_2411012078_ Bagaimana cara bisnis memahami insecurity pelanggan tentang gender, tubuh, dan self-image, lalu mengubahnya jadi peluang untuk memberi solusi yang membangun kepercayaan diri mereka
In reply to Muhammad Usama Inonu

Re: Discuss Yuk! Bab 6: The Self – Mind, Gender, and Body

by Muhammad Rafi Raya Rabane S -
1. Memahami Insecurity Pelanggan
Riset dan survei: Tanyakan secara langsung apa yang membuat pelanggan merasa kurang percaya diri.
Analisis media sosial: Lihat komentar, posting, atau tren yang menunjukkan kecemasan terkait penampilan, gender, atau body image.
Segmentasi pelanggan: Bedakan kebutuhan berdasarkan usia, gender, atau lifestyle, karena insecurities berbeda-beda.

2. Menyusun Strategi Produk dan Komunikasi
Produk inklusif: Tawarkan produk untuk berbagai bentuk tubuh, warna kulit, atau kebutuhan gender spesifik.
Contoh: Brand fashion yang menyediakan semua ukuran dan model, skincare yang cocok untuk berbagai jenis kulit.
Pesan yang positif dan empowering: Fokus pada membangun rasa percaya diri, bukan menekankan kekurangan
Contoh: “Cantik dalam semua bentuk tubuhmu” atau “Produk ini membantu menonjolkan keunikanmu”.
Testimoni dan role model yang relatable: Gunakan model atau influencer yang nyata, beragam, dan dapat menginspirasi.

3. Membangun Kepercayaan Pelanggan
Edukasi: Berikan tips atau konten yang membantu pelanggan merasa lebih percaya diri.
Interaksi personal: Chat, konsultasi, atau quiz online untuk memberikan solusi sesuai kebutuhan pelanggan.
Transparansi: Tampilkan bahan, ukuran, atau manfaat produk secara jelas agar pelanggan merasa aman dan dihargai.
In reply to First post

Re: Discuss Yuk! Bab 6: The Self – Mind, Gender, and Body

by annisya agustina -
bagaimana identitas gender memengaruhi keputusan konsumen dalam membeli produk?
In reply to annisya agustina

Re: Discuss Yuk! Bab 6: The Self – Mind, Gender, and Body

by Vegard Rajwa - -
identitas gender sangat mempengaruhi dalam membeli produk. sebagai contoh, anak laki-laki akan membeli mainan seperti robot, mobil. sedangkan perempuan membeli boneka, mainan masakan. jadi identitas gender itu mempengaruhi dalam keputusan itu.
In reply to First post

Re: Discuss Yuk! Bab 6: The Self – Mind, Gender, and Body

by Latifatul Qouliyah -
Latifatul Qouliyah
2411012064
Bagaimana konsep self-concept (konsep diri) dapat memengaruhi keputusan konsumen dalam memilih produk fashion dan gadget? Berikan contohnya
In reply to Latifatul Qouliyah

Re: Discuss Yuk! Bab 6: The Self – Mind, Gender, and Body

by Muhammad Rafi Raya Rabane S -
1. Pengaruh Self-Concept pada Pilihan Fashion
Ideal Self: Orang ingin terlihat seperti versi terbaik dirinya.
Contoh: Seseorang yang ingin tampil modern dan stylish akan memilih pakaian trendi atau brand premium untuk mencerminkan citra “fashionable”.
Actual Self: Orang membeli sesuai kenyataan diri.
Contoh: Jika seseorang lebih nyaman dengan pakaian casual dan sederhana, mereka cenderung memilih jeans dan kaos daripada pakaian formal atau mahal.

2. Pengaruh Self-Concept pada Pilihan Gadget
Status & identitas sosial: Gadget sering digunakan untuk mengekspresikan status, minat, atau kepribadian.
Contoh: Seseorang yang ingin terlihat profesional dan kreatif mungkin memilih laptop atau smartphone high-end dengan desain elegan.
Contoh: Remaja yang ingin tampil keren atau up-to-date bisa memilih smartphone populer atau earphone dengan desain trendi.
Functional Self: Orang membeli gadget yang sesuai kebutuhan dan gaya hidup.
Contoh: Gamer akan membeli laptop dengan spesifikasi tinggi, bukan hanya karena merk terkenal, tetapi karena sesuai identitas sebagai gamer.
In reply to First post

Re: Discuss Yuk! Bab 6: The Self – Mind, Gender, and Body

by Rasti Kartika Asih - -
terimakasih jawabannya. presentasinyaa kelompok 4 okee banget
In reply to First post

Re: Discuss Yuk! Bab 6: The Self – Mind, Gender, and Body

by Nafila Neisya Zahra -
Nafila Neisya Zahra_2411012020_Berikan contoh nyata brand yang berhasil memanfaatkan self-concept dalam membangun loyalitas konsumen, lalu jelaskan mengapa strategi tersebut efektif.
In reply to Nafila Neisya Zahra

Re: Discuss Yuk! Bab 6: The Self – Mind, Gender, and Body

by Muhammad Rafi Raya Rabane S -
1. Brand: Nike
Strategi: Nike membangun citra yang kuat dengan slogan “Just Do It” dan kampanye yang menekankan pemberdayaan diri, keberanian, dan prestasi.
Self-Concept yang ditargetkan:
Ideal Self: Konsumen ingin menjadi atletik, kuat, atau sehat.
Social Self: Konsumen ingin terlihat aktif dan inspiratif di mata orang lain.
Contoh kampanye:
Kampanye “Dream Crazy” dengan Colin Kaepernick mendorong konsumen untuk mengejar impian dan menantang batasan, sehingga konsumen merasa terhubung dengan nilai-nilai brand.

2. Mengapa Strategi Ini Efektif
Emosional & aspiratif: Konsumen tidak hanya membeli sepatu atau pakaian, tapi juga “membeli” ide diri yang mereka ingin wujudkan.
Koneksi personal: Konsumen merasa brand memahami nilai dan identitas mereka.
Loyalitas tinggi: Karena brand membantu konsumen mengekspresikan siapa mereka, mereka lebih cenderung kembali membeli produk Nike.
Konten yang inspiratif: Media sosial Nike menampilkan orang nyata dari berbagai latar belakang, sehingga self-concept konsumen lebih mudah tercermin dan relevan.
In reply to First post

Re: Discuss Yuk! Bab 6: The Self – Mind, Gender, and Body

by Fery Ilham_ 2451012011 -
Fery Ilham_2451012011_Menurut kalian, seberapa besar pengaruh media sosial terhadap cara kalian memandang tubuh atau gender sendiri saat memilih produk digital?
In reply to Fery Ilham_ 2451012011

Re: Discuss Yuk! Bab 6: The Self – Mind, Gender, and Body

by Muhammad Rafi Raya Rabane S -
1. Pengaruh Media Sosial
Sangat besar: Media sosial sering menampilkan standar kecantikan, tren fashion, atau gadget terbaru, sehingga memengaruhi persepsi diri.
Misal: Influencer yang selalu tampil flawless bisa membuat seseorang merasa perlu membeli produk kecantikan atau pakaian tertentu agar terlihat “oke”.
Meningkatkan perbandingan sosial: Orang cenderung membandingkan diri dengan teman atau selebriti online, yang memengaruhi pilihan produk dan penampilan.

2. Hubungan dengan Tubuh dan Gender
Tubuh: Iklan dan postingan sering menonjolkan tubuh ideal (kurus, atletis, berotot), membuat orang sadar akan kekurangan atau ingin meniru bentuk tubuh tersebut.
Gender: Media sosial menekankan peran gender tertentu, misalnya wanita harus cantik, pria harus maskulin, sehingga memengaruhi jenis produk yang dibeli (skincare, fashion, gadget, aksesori).

3. Dampak pada Pilihan Produk Digital
Pilihan produk lebih banyak dipengaruhi oleh apa yang terlihat populer atau diterima sosial daripada kebutuhan murni.
Namun, juga bisa positif: media sosial bisa mengenalkan produk yang mendukung self-expression atau body positivity, membantu konsumen mengekspresikan identitas diri.
In reply to First post

Re: Discuss Yuk! Bab 6: The Self – Mind, Gender, and Body

by Muhammad Farrel Algifari -
Muhammad Farrel Algifari_2411012060_bagaimana tanggapan kalian tentang penggunaan pay later yang mengubah pendirian generasi muda saat ini?
In reply to Muhammad Farrel Algifari

Re: Discuss Yuk! Bab 6: The Self – Mind, Gender, and Body

by Vegard Rajwa - -
diluar konteks materi kami farrel, tapi menurut kami, pay later di saat ini menjadikan generasi muda itu menjadi lebih konsumtif tanpa pikir jangka panjangnya. sehingga membuat diri menjadi tidak peduli batasan sendiri.
In reply to First post

Re: Discuss Yuk! Bab 6: The Self – Mind, Gender, and Body

by Dina Agustaria -
Dina Agustaria
2411012022
Apa hubungan antara pikiran (mind), gender, dan tubuh (body) dalam pembentukan identitas individu?
In reply to Dina Agustaria

Re: Discuss Yuk! Bab 6: The Self – Mind, Gender, and Body

by Muhammad Rafi Raya Rabane S -
1. Pikiran (Mind)
Pikiran mencakup keyakinan, nilai, dan cara seseorang memandang diri sendiri.
Pikiran memengaruhi bagaimana seseorang menafsirkan pengalaman, termasuk peran gender dan persepsi tubuh.
Contoh: Seseorang percaya “aku harus tampil profesional” → memengaruhi pilihan pakaian dan perilaku.

2. Gender
Gender adalah identitas sosial dan peran yang diasosiasikan dengan laki-laki atau perempuan, tapi juga bisa bersifat spektrum.
Norma gender memengaruhi perilaku, ekspresi diri, dan harapan terhadap tubuh dan penampilan.
Contoh: Laki-laki dianggap maskulin, wanita dianggap lembut → memengaruhi cara berpakaian, bahasa tubuh, atau hobi.

3. Tubuh (Body)
Tubuh adalah media ekspresi diri; penampilan, gerakan, dan gaya hidup mencerminkan identitas seseorang.
Tubuh juga dipengaruhi oleh pikiran (keinginan ideal) dan gender (peran sosial).
Contoh: Wanita memilih pakaian tertentu untuk terlihat feminin atau menarik, pria olahraga untuk terlihat kuat.

4. Hubungan dan Kesimpulan
Mind ↔ Body ↔ Gender saling memengaruhi:
Pikiran membentuk persepsi gender dan citra tubuh.
Gender memberi panduan norma sosial tentang tubuh dan perilaku.
Tubuh menjadi cara mengekspresikan pikiran dan gender.
Hasilnya, identitas individu terbentuk dari interaksi antara cara berpikir, peran gender yang dirasakan, dan ekspresi tubuh.
In reply to First post

Re: Discuss Yuk! Bab 6: The Self – Mind, Gender, and Body

by Rahmasari Rahayu - -
Rahmasari Rahayu _ 2411012061_ Terkait standar kecantikan yang ditimbulkan oleh iklan yang beredar dan menghasilkan stigma, Bagaimana memasarkan produk yang menentang standar kecantikan yang ada ?
In reply to Rahmasari Rahayu -

Re: Discuss Yuk! Bab 6: The Self – Mind, Gender, and Body

by Vegard Rajwa - -
mungkin bisa menentang dengan melakukan kampanye seperti dove dengan tema "Real Beauty". yang menggambarkan kecantikan yang alami.
In reply to First post

Re: Discuss Yuk! Bab 6: The Self – Mind, Gender, and Body

by Salwa Saqina Tasya - -
terimakasih untuk kelompok 4 sudah memberikan kesempatan untuk bertanya dan terima kasih sudah menjawab, kel 4 sangat mantap jawabannya makasii
In reply to First post

Re: Discuss Yuk! Bab 6: The Self – Mind, Gender, and Body

by Linda Ovi Rahayu -
Linda Ovi Rahayu_2411012044
Apakah representasi gender dalam iklan digital berpengaruh pada kepercayaan dan loyalitas konsumen? Mengapa demikian?
In reply to Linda Ovi Rahayu

Re: Discuss Yuk! Bab 6: The Self – Mind, Gender, and Body

by Muhammad Rafi Raya Rabane S -
1. Pengaruh terhadap Kepercayaan Konsumen
Konsumen lebih percaya pada brand yang menampilkan representasi gender realistis dan positif.
Contoh: Iklan yang menampilkan wanita dari berbagai bentuk tubuh atau pria yang tidak selalu stereotip maskulin → terasa lebih jujur dan relatable.
Jika iklan terlalu menekankan stereotip atau tubuh “ideal” yang tidak realistis, konsumen bisa merasa tertipu atau tidak nyaman, sehingga menurunkan kepercayaan.

2. Pengaruh terhadap Loyalitas Konsumen
Brand yang menghargai identitas dan peran gender konsumen cenderung membuat konsumen merasa dipahami dan dihargai → meningkatkan loyalitas.
Konsumen lebih sering membeli kembali produk dari brand yang membuat mereka merasa percaya diri, diterima, dan terwakili.

3. Intinya
Kepercayaan + perasaan terwakili → loyalitas lebih tinggi.
Representasi gender yang etis dan inklusif bukan hanya masalah citra, tapi juga strategi bisnis untuk membangun hubungan jangka panjang dengan konsumen.
In reply to First post

Re: Discuss Yuk! Bab 6: The Self – Mind, Gender, and Body

by Dhyan Herlia Putri -
Nama: Dhyan Herlia Putri
NPM: 2411012015

Bagaimana konsep diri konsumen memengaruhi cara mereka membangun persona digital di media sosial, dan bagaimana hal ini dimanfaatkan oleh brand dalam strategi pemasaran?
In reply to Dhyan Herlia Putri

Re: Discuss Yuk! Bab 6: The Self – Mind, Gender, and Body

by Muhammad Rafi Raya Rabane S -
1. Self-Concept dan Persona Digital
Self-concept adalah cara seseorang memandang diri sendiri, termasuk nilai, minat, dan citra ideal.
Di media sosial, orang sering membangun persona digital untuk:
Menunjukkan versi ideal diri (ideal self) → misal tampil stylish, sukses, atau populer.
Menekankan aspek sosial atau identitas tertentu (social self) → misal hobi, status, atau kelompok yang diikuti.
Contoh: Seseorang yang ingin terlihat kreatif bisa sering membagikan konten seni atau foto estetis; yang ingin terlihat sehat membagikan kegiatan olahraga atau makanan sehat.

2. Pemanfaatan oleh Brand
Brand memanfaatkan persona digital untuk menargetkan iklan dan konten yang relevan:
Menyesuaikan pesan dengan aspirasi konsumen → misal iklan gadget premium untuk konsumen yang ingin terlihat modern dan profesional.
Menggunakan influencer yang persona-nya sesuai dengan self-concept target audiens → meningkatkan engagement dan kepercayaan.
Membuat konten interaktif atau challenge yang memungkinkan konsumen mengekspresikan identitasnya → meningkatkan loyalitas.

3. Intinya
Konsumen membentuk persona digital untuk menampilkan siapa mereka atau siapa yang ingin mereka jadi.
Brand yang memahami self-concept ini bisa membuat strategi pemasaran lebih personal, relevan, dan emosional, sehingga konsumen lebih mudah terhubung dan loyal.
In reply to First post

Re: Discuss Yuk! Bab 6: The Self – Mind, Gender, and Body

by Muhammad Radinka Albasith . -
MUHAMMAD RADINKA ALBASITH_2411012002_Bagaimana dampaknya terhadap gerakan body positivity jika AI menjadi penentu tren wajah dan tubuh ideal?
In reply to Muhammad Radinka Albasith .

Re: Discuss Yuk! Bab 6: The Self – Mind, Gender, and Body

by Vegard Rajwa - -
jika AI menjadi penentu tren, mungkin dampaknya bisa baik. karena, itu bisa menjadikan motivasi seseorang untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya berdasarkan data yang sudah ada sebelumnya.
In reply to First post

Re: Discuss Yuk! Bab 6: The Self – Mind, Gender, and Body

by Muhammad Asra -
Muhammad Asra_2451012027_Question: Jika mengambil sudut pandang dari perusahaan, sewajarnya perusahaan mengevaluasi pemasaran produk mereka, kritik dan saran, dan strategi keberlanjutan produk. Tapi jika suatu perusahaan ingin menjual sebuah produk yang mewakili identitas "sebagian" konsumen namun sebagian besar yang lain mengecam produk tersebut dan produknya gagal, tindakan apa yang harus dilakukan oleh perusahaan jika nama perusahaan sudah terlanjur buruk akibat dari cara penjualan produk tersebut?
In reply to Muhammad Asra

Re: Discuss Yuk! Bab 6: The Self – Mind, Gender, and Body

by Vegard Rajwa - -
yang harus dilakukan perusahaan adalah mengevaluasi kembali produk agar kembali diterima masyarakat dengan cara mengikuti saran dan pesan dari konsumen. dan mengikuti aturan yang ada di wilayah yang menjadi ekspansi produk miliknya.
In reply to First post

Re: Discuss Yuk! Bab 6: The Self – Mind, Gender, and Body

by Reihan Rizki Ananda -
Bagaimana konsep “self” memengaruhi loyalitas konsumen terhadap suatu brand di era digital?
In reply to Reihan Rizki Ananda

Re: Discuss Yuk! Bab 6: The Self – Mind, Gender, and Body

by Thomas Aquinas Rici Adrian -
Konsep "self" atau identitas diri sangat memengaruhi loyalitas konsumen terhadap brand di era digital karena orang sekarang memilih brand yang mencerminkan siapa mereka atau siapa yang ingin mereka tunjukkan. Brand bukan sekadar produk, tapi menjadi alat untuk mengekspresikan identitas, nilai, dan gaya hidup kita di media sosial. Ketika seseorang merasa brand tertentu sejalan dengan kepribadian atau aspirasi mereka, mereka cenderung setia karena membeli brand tersebut sama dengan memperkuat identitas diri mereka.
Di era digital, loyalitas ini makin kuat karena konsumen aktif menampilkan pilihan brand mereka secara publik melalui postingan, review, atau konten. Ini menciptakan ikatan emosional yang lebih dalam - ketika kamu sudah mengasosiasikan dirimu dengan suatu brand di depan banyak orang, kamu akan lebih sulit berpaling karena brand itu sudah jadi bagian dari "personal branding" kamu. Brand yang pintar memanfaatkan ini dengan membangun komunitas dan nilai-nilai yang membuat konsumen merasa brand tersebut adalah perpanjangan dari diri mereka sendiri.
In reply to First post

Re: Discuss Yuk! Bab 6: The Self – Mind, Gender, and Body

by Tio Rahellita br sihaloho -
Nama:Tio rahellita br Sihaloho
Npm :2451012021


Tanggapan saya:
“kelompok kalian menjawab dari faktor lingkungan tapi Menurut saya, memang benar gender identity banyak dipengaruhi faktor lingkunganTapi kalau kita perhatikan, lingkungan itu sendiri sering dibentuk oleh media dan industri pemasaran. Misalnya, iklan yang terus menghubungkan makeup dengan perempuan atau olahraga dengan laki-laki. Jadi, bisa dibilang konsumen tidak sepenuhnya bebas memilih, karena pilihan mereka sudah diarahkan oleh konstruksi yang dibuat industri.”
In reply to Tio Rahellita br sihaloho

Re: Discuss Yuk! Bab 6: The Self – Mind, Gender, and Body

by Thomas Aquinas Rici Adrian -
Wah iya bener banget sih! Makanya kita juga sebenernya nyadar kalau lingkungan itu ga muncul begitu aja, tapi emang dibentuk sama media sama iklan-iklan yang kita lihat tiap hari. Contohnya aja kayak makeup selalu dikaitin sama cewek, padahal ya produk doang sebenernya.
Nah yang jadi menarik itu kayak ada lingkaran gitu ya - iklan bikin standar, terus kita sebagai konsumen ngikutin standar itu, eh malah bikin standarnya makin kuat karena kita beli produk sesuai stereotip tadi. Jadi emang bener sih kalau bilang pilihan kita ga sepenuhnya bebas, karena dari kecil udah dikasih lihat ini buat cewek, itu buat cowok.
Tapi yang menarik sekarang tuh mulai banyak juga orang yang ga mau dikekang sama stereotip gitu. Banyak konsumen sekarang malah nuntut brand buat lebih terbuka dan ga kaku sama gender. Jadi kayak ada perlawanan balik gitu dari konsumen ke industri. Intinya tetep ada pengaruh besar dari industri, tapi konsumen juga mulai punya suara lebih kuat buat nentang konstruksi yang udah terlanjur dibuat.