CASE STUDY 2

CASE STUDY 2

Jumlah balasan: 16

Pemerintah Provinsi Nusantara menerapkan sistem e-Government bernama "IzinCerdas" untuk memproses seluruh jenis perizinan usaha dan bangunan secara daring. Tujuannya adalah untuk mempercepat pelayanan dan meningkatkan transparansi. Namun, laporan Ombudsman menyebutkan bahwa:

  • Terjadi keterlambatan rata-rata 10 hari dalam penerbitan izin.
  • Banyak izin yang tidak jelas statusnya dalam sistem.
  • Ditemukan praktik penyalahgunaan wewenang meskipun sistem digital sudah diterapkan.

 Pertanyaan:

Tunjukkan bagaimana Anda akan menyusun audit kinerja berbasis risiko untuk mengevaluasi sistem IzinCerdas, serta bagaimana Anda dapat menggunakan teknologi digital dalam mendeteksi potensi penyimpangan dan kelemahan sistem.


Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: CASE STUDY 2

oleh Dela Novita -
Nama : Dela Novita
NPm : 2313031023

Audit kinerja berbasis risiko terhadap IzinCerdas dapat disusun dengan mengidentifikasi area rawan, seperti keterlambatan penerbitan izin, transparansi status izin, dan potensi penyalahgunaan wewenang. Fokus audit diarahkan pada proses alur izin, kepatuhan SOP, serta efektivitas kontrol internal sistem. Teknologi digital seperti data analytics digunakan untuk menelusuri pola keterlambatan, mendeteksi anomali dalam alur persetujuan, serta memantau log aktivitas pengguna secara real time, sehingga potensi penyimpangan dan kelemahan sistem dapat diidentifikasi lebih cepat dan akurat.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: CASE STUDY 2

oleh Rieke Nindita Sari - -
Nama : Rieke Nindita Sari
NPM : 2313031019

Penyusunan Audit Kinerja Berbasis Risiko untuk IzinCerdas
• Mengidentifikasi Risiko Utama:
1. Keterlambatan penerbitan izin (rata-rata 10 hari) mengindikasikan risiko operasional dan proses yang tidak efisien.
2. Ketidakjelasan status izin dalam sistem menimbulkan risiko transparansi dan akuntabilitas.
3. Praktik penyalahgunaan wewenang tetap ada meskipun ada digitalisasi, menunjukkan risiko korupsi dan kelemahan kontrol internal.
• Melakukan Penilaian Risiko:
1. Risiko diukur berdasarkan dampak dan probabilitas terjadinya, misalnya keterlambatan berdampak besar pada pelayanan publik dan reputasi.
2. Risiko korupsi diberi bobot tinggi mengingat dampaknya terhadap kepercayaan masyarakat.
• Menentukan Prioritasi Audit:
1. Fokus audit pada area dengan risiko tinggi dan potensi dampak signifikan: proses penerbitan izin, mekanisme update status, dan pengendalian akses serta otorisasi dalam sistem.
• Menentukan Subjek Audit dan Lingkup:
1. Audit kinerja mencakup evaluasi proses bisnis digital, efektivitas sistem IT, keamanan data, dan kepatuhan prosedur.
• Mengevaluasi Kinerja Sistem:
1. Analisis data proses izin (waktu proses, jumlah izin tertunda) dan laporan status otomatis.
2. Pemeriksaan internal control untuk mengidentifikasi celah yang memungkinkan penyalahgunaan.
• Melakukan Pengujian Sistem dan Proses:
1. Penetration testing dan uji keamanan untuk mengidentifikasi potensi risiko keamanan siber.
2. Review log aktivitas pengguna untuk mendeteksi perilaku tidak wajar.

Penggunaan Teknologi Digital dalam Deteksi Penyimpangan dan Kelemahan Sistem
• Data Analytics dan Machine Learning (ML):
1. Implementasi algoritma ML untuk mendeteksi pola anomali dalam data permohonan izin dan statusnya, misalnya penundaan berulang atau perubahan status tanpa otorisasi.
2. Analisis transaksi dan aktivitas untuk mengidentifikasi tanda-tanda fraud atau penyalahgunaan wewenang seperti perubahan data tanpa log yang sah.
• Sistem Pemantauan Real-time:
1. Dashboard monitoring berbasis data real-time yang menampilkan waktu proses perizinan, status izin, dan laporan anomali.
2. Alert otomatis ketika ditemukan keterlambatan melebihi ambang batas atau aktivitas mencurigakan.
• Audit Trail dan Forensik Digital:
1. Penggunaan log activity yang komprehensif untuk memastikan jejak digital yang jelas dari setiap transaksi dan perubahan data sebagai dasar audit dan investigasi.
• Kecerdasan Buatan (AI) untuk Analisis Dokumen dan Komunikasi:
1. Pemanfaatan AI dan Natural Language Processing (NLP) untuk meninjau komunikasi, aduan, dan dokumen permohonan yang dapat mengindikasikan potensi penyimpangan lebih awal.
• Integrasi Sistem Keamanan:
1. Implementasi kontrol akses berbasis peran (RBAC) dan autentikasi multi-faktor untuk memperkuat pengendalian akses user.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: CASE STUDY 2

oleh Ni Wayan Vara Wulandari -
Nama: Ni Wayan Vara Wulandari
NPM: 2313031017

Menurut saya, audit kinerja berbasis risiko pada sistem Izin Cerdas perlu dimulai dengan mengidentifikasi risiko utama, seperti keterlambatan proses, status izin yang tidak jelas, dan penyalahgunaan wewenang. Auditor kemudian memetakan alur kerja sistem untuk menemukan titik rawan, misalnya pada tahap verifikasi atau persetujuan.
Teknologi digital bisa digunakan untuk mendeteksi penyimpangan, seperti memakai analisis data untuk melihat pola proses yang tidak wajar, serta audit trail untuk melacak siapa yang mengubah data dan kapan. Dengan cara ini, auditor dapat menilai kinerja sekaligus memperkuat pengendalian internal agar sistem lebih cepat, transparan, dan bebas dari penyalahgunaan.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: CASE STUDY 2

oleh Sela Ayu Irawati -
Nama: Sela Ayu Irawati
Npm:2313031015

Audit kinerja berbasis risiko terhadap sistem “IzinCerdas”perlu disusun untuk menilai seberapa efektif, efisien, dan akuntabel sistem tersebut dalam mencapai tujuan e-Government, sekaligus mengidentifikasi potensi penyimpangan. Pendekatan ini dimulai dengan analisis risiko utama, seperti keterlambatan proses izin, ketidakjelasan status permohonan, serta peluang penyalahgunaan wewenang meskipun sistem sudah digital. Risiko-risiko tersebut menunjukkan adanya kelemahan pada aspek manajerial, tata kelola data, dan kontrol internal sistem.

Langkah pertama adalah perencanaan audit berbasis risiko yaitu memetakan area dengan tingkat risiko tertinggi. Misalnya, proses verifikasi dokumen dan persetujuan akhir izin dianggap sebagai titik rawan karena melibatkan keputusan manusia. Tahap selanjutnya adalah pengumpulan data digital melalui log aktivitas sistem, jejak audit (audit trail), serta data waktu proses izin dari pengajuan hingga terbit. Data tersebut dianalisis untuk menemukan pola anomali, seperti adanya pengguna yang sering menyetujui izin di luar jam kerja, keterlambatan sistematis pada instansi tertentu, atau perubahan status izin tanpa dasar yang jelas.

Untuk mendeteksi potensi penyimpangan, auditor dapat memanfaatkan teknologi analitik dan digital forensik, seperti data mining, machine learning dan dashboard analytics. Misalnya, algoritma dapat digunakan untuk mengidentifikasi transaksi mencurigakan, mendeteksi duplikasi izin, atau menemukan hubungan antara pegawai dan pemohon tertentu yang menunjukkan konflik kepentingan. Selain itu, dashboard real-time dapat digunakan untuk memantau kinerja proses perizinan dan mendeteksi hambatan secara langsung.

Dari hasil audit, rekomendasi yang dapat diberikan meliputi peningkatan kontrol internal berbasis sistem, penyempurnaan fitur pelacakan status izin yang transparan bagi masyarakat, serta penerapan sistem alert otomatis untuk aktivitas mencurigakan. Dengan pendekatan audit berbasis risiko yang didukung teknologi digital, pemerintah dapat tidak hanya mengevaluasi kinerja sistem IzinCerdas secara objektif, tetapi juga mencegah terjadinya penyalahgunaan wewenang dan memperkuat kepercayaan publik terhadap layanan perizinan daring.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: CASE STUDY 2

oleh Desmala Az-Zahra -
Nama : Desmala Az Zahra
NPM : 2313031002

Audit kinerja berbasis risiko terhadap sistem IzinCerdas dapat dirancang dengan mengidentifikasi area yang paling berpotensi menimbulkan risiko dan kelemahan implementasi digital, kemudian memanfaatkan teknologi untuk deteksi dini penyimpangan.​

Penyusunan Audit Kinerja Berbasis Risiko
1. Identifikasi Risiko Utama
Keterlambatan proses (rata-rata 10 hari), ketidakjelasan status izin, dan penyalahgunaan wewenang merupakan risiko strategis dan operasional yang wajib menjadi fokus audit.​
Daftar risiko dapat dikembangkan melalui pemetaan proses bisnis, catatan keluhan atau pengaduan, serta analisis data transaksi yang tidak wajar.​
2. Penetapan Area dan Tujuan Audit
Audit harus mencakup: kecepatan dan akurasi proses perizinan, transparansi sistem status izin, serta pengendalian terhadap akses dan otorisasi pengguna pada IzinCerdas.​
3. Metodologi Audit
Menggunakan matriks risiko untuk menentukan prioritas audit pada area dengan dampak tertinggi, seperti tahap verifikasi izin atau proses persetujuan yang rawan intervensi manual.​
Pengujian atas ketaatan prosedur digital, evaluasi efektivitas kontrol, dan analisis kecukupan dokumentasi transaksi.​
4. Pengumpulan dan Analisis Data
Audit data terhadap log aktivitas, jejak elektronik persetujuan, dan pola revisi izin.​

Pemanfaatan Teknologi Digital untuk Deteksi Penyimpangan
- Pemantauan Real-Time
Sistem digital memungkinkan audit dan pengawasan paralel seiring pelaksanaan proses, sehingga keterlambatan dan perubahan status dapat segera dideteksi.​
- Analisis Jejak Digital (Digital Forensics)
Log sistem dan audit trail digunakan untuk menelusuri aktivitas pengguna, deteksi revisi tidak wajar, serta identifikasi penyalahgunaan akses.​
- Implementasi AI dan Data Analytics
Algoritma machine learning dan statistik dapat mendeteksi pola anomali, misalnya: persetujuan izin yang keluar di luar jam kerja, intervensi pada berkas digital, atau lonjakan permintaan dari area tertentu yang tidak biasa.​
Dashboard audit berbasis visual analytic dapat menampilkan status izin secara agregat dan membantu identifikasi bottleneck.​
- Portal Partisipasi Publik dan Pelaporan Daring
Penguatan kanal pelaporan masyarakat secara daring serta transparansi status perizinan untuk mendorong partisipasi dan pengawasan publik.​

Kelemahan Sistem dan Solusi
Kelemahan seperti integrasi data yang kurang, pengaduan status tidak update, serta persetujuan yang tetap dapat diintervensi secara manual perlu diatasi dengan optimalisasi interoperabilitas sistem, standarisasi digital signature, dan otomatisasi workflow.​
Penambahan validasi berlapis pada proses krusial dan audit patch keamanan secara berkala guna mencegah kebocoran atau penyalahgunaan data.​
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: CASE STUDY 2

oleh IRFAN A SUKI -
Nama:Irfan A Suki
Npm:2313031013

Audit kinerja berbasis risiko terhadap sistem IzinCerdas difokuskan pada area dengan potensi masalah tertinggi, seperti keterlambatan proses, ketidaktepatan status izin, dan penyalahgunaan wewenang.
Langkahnya meliputi:
1.Identifikasi risiko – menilai risiko operasional, data, dan integritas pengguna.
2.Perencanaan audit – menentukan prioritas berdasarkan tingkat dampak dan kemungkinan terjadinya.
3.Pemanfaatan teknologi digital – menganalisis log sistem, memantau data secara real-time melalui dashboard, serta mendeteksi anomali dengan data analytics.
4.Evaluasi kinerja – membandingkan waktu proses dengan standar pelayanan dan menilai efektivitas kontrol sistem.
5.Rekomendasi – memperkuat keamanan akses, memperjelas status izin otomatis, dan menerapkan sistem deteksi dini berbasis machine learning.

Dengan pendekatan ini, audit dapat memastikan sistem IzinCerdas berjalan efisien, transparan, dan bebas dari penyimpangan.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: CASE STUDY 2

oleh Khoirun Nisa -
Nama : Khoirun Nisa
NPM : 2313031005

Untuk mengevaluasi efektivitas sistem “IzinCerdas”, audit kinerja berbasis risiko perlu disusun secara sistematis dengan menggabungkan analisis manajerial dan pemanfaatan teknologi digital. Audit diawali dengan tahap pengenalan dan perencanaan, di mana auditor melakukan preliminary survey untuk memahami proses bisnis sistem IzinCerdas mulai dari pengajuan, verifikasi, hingga penerbitan izin. Dari hasil survei ini, dilakukan penilaian risiko (risk assessment) untuk mengidentifikasi area rawan dan menentukan fokus audit. Beberapa risiko utama yang ditemukan antara lain:
1. Keterlambatan penerbitan izin akibat proses verifikasi berlapis atau hambatan sistem digital.
2. Status izin tidak transparan karena lemahnya kontrol data dan pelaporan status izin di sistem.
3. Penyalahgunaan wewenang meskipun sistem digital sudah diterapkan, disebabkan belum optimalnya kontrol akses dan audit trail pengguna.

Berdasarkan hasil penilaian tersebut, auditor melanjutkan ke tahap pelaksanaan audit, dengan mengacu pada tiga pendekatan utama audit kinerja:
• Telaah hasil program (program results review) untuk menilai efektivitas sistem dalam mempercepat penerbitan izin dibandingkan proses manual sebelumnya.
• Telaah ekonomi dan efisiensi (economy and efficiency review) untuk menganalisis keseimbangan antara biaya implementasi sistem dengan manfaat operasional yang diperoleh.
• Telaah kepatuhan (compliance review) guna memastikan pelaksanaan program sesuai dengan prinsip transparansi, regulasi SPBE, dan peraturan pelayanan publik.

Dalam prosesnya, teknologi digital dimanfaatkan untuk mendeteksi penyimpangan. Auditor dapat menggunakan data analytics untuk menelusuri pola transaksi yang tidak wajar, seperti izin yang disetujui lebih cepat dari standar atau proses izin yang terpusat pada akun tertentu. Selain itu, audit trail system diterapkan untuk memantau seluruh aktivitas pengguna dalam sistem, sehingga setiap perubahan data atau keputusan izin dapat dilacak secara transparan. Teknologi Artificial Intelligence (AI) dan machine learning juga dapat digunakan untuk mengenali anomali data dan mendeteksi potensi penyalahgunaan wewenang secara otomatis.
Tahap selanjutnya adalah pelaporan dan tindak lanjut. Hasil audit dikompilasi dalam laporan kinerja berbasis risiko dengan rekomendasi yang bersifat korektif dan preventif, seperti peningkatan pelatihan pegawai, penguatan sistem otorisasi, dan pengembangan dashboard publik yang menampilkan status izin secara real-time. Auditor kemudian melakukan follow-up untuk memastikan rekomendasi diterapkan dan membawa dampak nyata terhadap peningkatan kinerja layanan. Dengan pendekatan ini, audit kinerja berbasis risiko terhadap sistem IzinCerdas tidak hanya menilai kepatuhan dan efisiensi, tetapi juga memanfaatkan data digital untuk memastikan sistem berjalan transparan, akuntabel, dan bebas penyimpangan.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: CASE STUDY 2

oleh Diah Arum Sari Nawang Ulan -
Nama : Diah Arum Sari Nawang Ulan
NPM : 2313031021

Menurut saya, audit kinerja berbasis risiko pada sistem IzinCerdas perlu difokuskan pada area yang berpotensi menimbulkan keterlambatan, penyalahgunaan wewenang, dan ketidakjelasan status izin. Langkah utamanya meliputi identifikasi risiko, penilaian pengendalian internal, serta analisis data untuk menemukan penyebab utama masalah. Auditor dapat menggunakan data analytics untuk mendeteksi pola anomali seperti waktu proses izin yang tidak wajar atau perubahan status izin yang mencurigakan.

Pemanfaatan teknologi digital seperti dashboard monitoring dan audit trail otomatis juga membantu meningkatkan transparansi serta mencegah manipulasi data. Dengan pendekatan ini, audit kinerja dapat memberikan rekomendasi yang lebih akurat untuk memperbaiki sistem dan memperkuat prinsip good governance.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: CASE STUDY 2

oleh Catur Febriyan -
Nama : Catur Febriyan
NPM : 2313031018

Menyusun audit kinerja berbasis risiko untuk mengevaluasi sistem IzinCerdas
Identifikasi risiko utama
Langkah pertama adalah mengidentifikasi risiko yang berpotensi memengaruhi efektivitas sistem IzinCerdas. Risiko yang mungkin muncul meliputi keterlambatan proses izin, ketidakjelasan status permohonan, serta adanya peluang penyalahgunaan wewenang oleh pejabat tertentu. Auditor perlu memahami akar penyebab dari setiap risiko tersebut agar fokus audit lebih tepat sasaran.

Penilaian tingkat risiko (risk assessment)
Setelah risiko diidentifikasi, auditor melakukan penilaian terhadap tingkat kemungkinan dan dampak dari masing-masing risiko. Risiko dengan dampak tinggi seperti keterlambatan penerbitan izin atau penyimpangan kewenangan perlu menjadi prioritas utama dalam audit kinerja. Hasil penilaian ini menjadi dasar dalam menentukan area yang paling perlu diaudit secara mendalam.

Perencanaan audit berbasis risiko
Tahap ini melibatkan penyusunan rencana audit yang berfokus pada area dengan risiko tertinggi. Auditor menentukan tujuan audit, metodologi, serta indikator kinerja yang akan digunakan, seperti waktu pemrosesan izin, tingkat transparansi, dan kepuasan pengguna sistem. Pendekatan ini memastikan sumber daya audit digunakan secara efisien dan tepat sasaran.

Pengumpulan dan analisis data digital
Auditor memanfaatkan teknologi digital untuk mengumpulkan data dari sistem IzinCerdas, seperti log aktivitas pengguna, waktu input dan output permohonan, serta pola akses pejabat yang berwenang. Data tersebut dianalisis menggunakan teknik analitik data (data analytics) untuk mendeteksi anomali, misalnya adanya perubahan data izin di luar jam kerja atau aktivitas pengguna yang tidak sesuai dengan kewenangan jabatannya.

Penggunaan teknologi untuk deteksi penyimpangan
Auditor dapat menerapkan sistem digital forensics dan data visualization untuk memantau aktivitas dalam sistem secara real-time. Teknologi ini membantu mendeteksi potensi manipulasi data, keterlambatan yang disengaja, atau pola perilaku tidak wajar dari pengguna sistem. Selain itu, penggunaan algoritma machine learning dapat membantu mengidentifikasi tren penyimpangan berdasarkan data historis perizinan.

Penyusunan temuan dan rekomendasi
Berdasarkan hasil analisis, auditor menyusun laporan yang berisi temuan risiko nyata dan potensi kelemahan sistem. Rekomendasi dapat mencakup peningkatan kontrol internal digital, pembatasan hak akses pengguna, perbaikan sistem pelacakan izin, serta pelatihan aparatur dalam etika dan tata kelola digital.

Pemantauan dan tindak lanjut
Tahap akhir adalah memastikan rekomendasi dijalankan melalui audit lanjutan berbasis dashboard digital yang memantau kinerja sistem secara berkelanjutan. Dengan pemantauan ini, auditor dapat menilai apakah langkah perbaikan benar-benar mengurangi risiko dan meningkatkan transparansi layanan perizinan.

Menggunakan teknologi digital dalam mendeteksi potensi penyimpangan dan kelemahan sistem.

Teknologi digital dapat dimanfaatkan dalam audit untuk mendeteksi potensi penyimpangan dan kelemahan sistem melalui beberapa cara. Pertama, auditor dapat menggunakan data analytics untuk menganalisis data perizinan secara menyeluruh, misalnya mendeteksi keterlambatan yang tidak wajar, pola pengajuan izin yang berulang dari akun tertentu, atau perubahan data yang mencurigakan.

Kedua, penerapan digital forensics dapat membantu melacak aktivitas pengguna di sistem, seperti waktu login, perubahan status izin, atau akses data yang tidak sesuai dengan kewenangan. Dengan cara ini, auditor bisa mengidentifikasi potensi penyalahgunaan wewenang secara lebih cepat dan akurat.

Ketiga, auditor dapat memanfaatkan dashboard pemantauan real-time yang menampilkan indikator kinerja utama (KPI) sistem, sehingga anomali atau gangguan operasional bisa terdeteksi secara langsung. Selain itu, penggunaan teknologi machine learning juga bisa membantu memprediksi dan mengenali pola penyimpangan berdasarkan data historis, misalnya munculnya perilaku pengguna yang tidak biasa.

Terakhir, teknologi data visualization memudahkan auditor melihat hubungan antar data, tren kinerja, dan titik rawan kelemahan sistem melalui grafik atau peta interaktif. Dengan kombinasi teknologi tersebut, proses audit menjadi lebih objektif, cepat, dan berbasis bukti digital yang dapat dipertanggungjawabkan.


Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: CASE STUDY 2

oleh Najwa Ayudia Aura Rachim -
Nama: Najwa Ayudia Aura Rachim
NPM: 2313031027
Kelas: A

> Penyusunan Audit Kinerja Berbasis Risiko untuk Sistem IzinCerdas adalah

1 Identifikasi Risiko yaitu Risiko Keterlambatan: Keterlambatan dalam penerbitan izin dapat disebabkan oleh kurangnya sumber daya manusia yang terampil, Sistem yang tidak efisien dan banyaknya jumlah permohonan izin yang tidak sesuai dengan kapasitas sistem. Risiko Ketidakjelasan Status: Ketidakjelasan status izin dapat disebabkan oleh Sistem yang tidak terintegrasi dengan baik, Kurangnya update status izin secara real-time dan kesalahan input data oleh petugas. Risiko Penyalahgunaan Wewenang: Penyalahgunaan wewenang dapat disebabkan oleh Kurangnya kontrol akses dan otorisasi dan juga tidak adanya mekanisme pengawasan yang efektif serta Konflik kepentingan oleh petugas.

2. Analisis Risiko dengan Analisis Keterlambatan yaitu menghitung rata-rata waktu penerbitan izin, Menganalisis penyebab keterlambatan (sumber daya manusia, sistem, dll.). Analisis Ketidakjelasan Status yaitu menganalisis jumlah izin yang tidak jelas statusnya dan menganalisis penyebab ketidakjelasan status (sistem, kesalahan input data, dll.). Analisis Penyalahgunaan Wewenang yaitu menganalisis jumlah kasus penyalahgunaan wewenang dan Menganalisis penyebab penyalahgunaan wewenang (kontrol akses, pengawasan, dll.).

3. Evaluasi Risiko dengan Evaluasi Keterlambatan yaitu menilai apakah keterlambatan masih dalam batas wajar. Dan menilai dampak keterlambatan terhadap masyarakat dan ekonomi. Evaluasi Ketidakjelasan Status dengan menilai apakah ketidakjelasan status masih dalam batas wajar dan menilai dampak ketidakjelasan status terhadap masyarakat dan ekonomi. Evaluasi Penyalahgunaan Wewenang yaitu menilai apakah penyalahgunaan wewenang masih dalam batas wajar dan menilai dampak penyalahgunaan wewenang terhadap masyarakat dan ekonomi.

4. Rencanakan Audit dengan Tentukan Tujuan Audit yaitu mengevaluasi efektivitas sistem IzinCerdas dan mengidentifikasi kelemahan dan kekurangan sistem IzinCerdas. Tentukan Ruang Lingkup Audit yaitu sistem IzinCerdas dan infrastruktur teknologi pendukung. Dan proses bisnis dan prosedur yang terkait dengan sistem IzinCerdas. Tentukan Metodologi Audit yaitu menggunakan pendekatan audit berbasis risiko menggunakan teknik analisis data dan wawancara.


> Penggunaan Teknologi Digital dalam Mendeteksi Potensi Penyimpangan dan Kelemahan Sistem yaitu

Data Analytics dengan menggunakan teknik data analytics untuk menganalisis data transaksi dan penggunaan sistem IzinCerdas dan mendeteksi pola dan tren yang tidak biasa. Machine Learning dengan menggunakan algoritma machine learning untuk mendeteksi penyimpangan dan kelemahan system serta meningkatkan akurasi deteksi penyimpangan. Artificial Intelligence menggunakan teknologi AI untuk menganalisis data dan mengidentifikasi risiko dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas audit. Blockchain menggunakan teknologi blockchain untuk meningkatkan keamanan dan integritas data. Dan mengurangi risiko penyalahgunaan wewenang. Dengan menggunakan teknologi digital, dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi audit kinerja berbasis risiko untuk sistem IzinCerdas.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: CASE STUDY 2

oleh Muhammad rizqi Alfiah -
Nama:Muhammad Rizqi Alfiah
Npm:23303008

Penyusunan Audit Kinerja Berbasis Risiko untuk Sistem IzinCerdas Audit kinerja berbasis risiko dimulai dengan mengidentifikasi titik-titik rawan dalam proses perizinan. Pada kasus IzinCerdas, risiko utamanya meliputi keterlambatan proses izin, status izin yang tidak jelas, dan potensi penyalahgunaan wewenang meskipun sistem sudah digital. Risiko-risiko ini kemudian dinilai berdasarkan tingkat kemungkinan terjadinya dan dampaknya terhadap pelayanan publik, sehingga auditor dapat menentukan prioritas pengawasan.
Langkah berikutnya adalah pengumpulan bukti melalui analisis SOP, wawancara petugas dan pemohon, pemeriksaan log aktivitas sistem, serta peninjauan dokumen perizinan. Bukti ini digunakan untuk menilai kesesuaian antara proses yang seharusnya terjadi dengan kondisi aktual. Setelah itu auditor melakukan analisis kinerja dengan membandingkan waktu pemrosesan, akurasi status izin, dan jumlah izin yang berhasil diterbitkan dengan standar pelayanan yang ditetapkan pemerintah. Dari proses tersebut disusun temuan audit yang berisi kondisi, kriteria, sebab, dan akibat, lalu ditutup dengan rekomendasi perbaikan yang terarah.

Pemanfaatan Teknologi Digital untuk Mendeteksi Penyimpangan dan Kelemahan Sistem. Teknologi digital dapat dimanfaatkan untuk mendeteksi kelemahan sistem IzinCerdas secara lebih cepat dan akurat. Analisis log aktivitas menjadi salah satu cara utama, karena dapat menelusuri siapa yang mengubah status izin, kapan perubahan dilakukan, dan apakah perubahan itu sesuai kewenangan. Data analytics juga dapat digunakan untuk menemukan pola waktu pemrosesan yang tidak normal, misalnya petugas tertentu yang memproses izin jauh lebih lama atau terlalu cepat dibanding standar.
Dashboard monitoring real-time membantu pemerintah melihat jumlah izin yang tertahan, izin yang terlambat, dan izin yang tidak memiliki status jelas. Selain itu, sistem dapat dilengkapi automated alerts untuk menandai izin yang tidak bergerak dalam waktu lama, adanya akses mencurigakan, atau perubahan data berulang. Audit trail digital memastikan semua jejak aktivitas tersimpan dan tidak bisa dihapus, sehingga memudahkan pemeriksaan mendalam. Bahkan, algoritma sederhana dapat digunakan untuk mengenali pola kecurangan, seperti persetujuan izin yang selalu dilakukan oleh petugas tertentu atau pola pengajuan yang tidak wajar.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: CASE STUDY 2

oleh Mar'atus Shalihah Mar'atus Shalihah -
Nama : Mar'atus Shalihah
NPM : 2313031025

Audit kinerja berbasis risiko terhadap sistem e-Government “IzinCerdas” perlu dilakukan karena Ombudsman menemukan tiga masalah utama: keterlambatan penerbitan izin, status proses yang tidak jelas, dan penyalahgunaan wewenang meskipun sistem sudah digital. Kondisi ini menunjukkan adanya kelemahan pada workflow, transparansi, serta kontrol otorisasi. Oleh karena itu, auditor harus memetakan risiko utama seperti risiko operasional, transparansi, fraud, risiko TI, dan risiko kepatuhan, serta menganalisis akar masalahnya, misalnya workflow yang tidak optimal, update status yang tidak real-time, dan lemahnya audit trail serta segregation of duties. Dalam pelaksanaan audit, digunakan pendekatan berbasis teknologi digital seperti Computer-Assisted Audit Techniques (CAATS), data analytics, process mining, query SQL, serta metode continuous auditing untuk mendeteksi anomali pada seluruh populasi data, bukan hanya sampling. Auditor dapat memakai analisis tren, deteksi outliers, heat map bottleneck, Benford’s Law, serta pemetaan jaringan untuk melihat potensi kolusi. Process mining digunakan untuk membandingkan alur aktual dengan SOP, sementara query SQL membantu menemukan approval tidak wajar, perubahan data pasca persetujuan, atau konsentrasi pekerjaan pada pejabat tertentu.

Selain itu, audit diperkuat dengan teknologi AI dan machine learning, baik untuk supervised learning (fraud scoring) maupun unsupervised learning (anomaly detection dan clustering). NLP dapat digunakan untuk mendeteksi komunikasi internal yang mencurigakan. Prosedur audit dilakukan secara terstruktur mulai dari perencanaan, pemahaman sistem, walkthrough proses, pengujian kontrol preventif dan detektif, substantive testing berbasis analitik, hingga evaluasi General IT Controls. Pada analisis kinerja, auditor memeriksa penyebab keterlambatan, keakuratan status izin, dan pola penyalahgunaan wewenang menggunakan data analytics dan digital forensics. Temuan audit kemudian disusun dalam laporan yang memuat executive summary, analisis risiko, bukti statistik, visualisasi data, dan rekomendasi yang terukur. Rekomendasi meliputi penguatan audit trail, segregation of duties, automated alert system, redesign UI/UX, predictive analytics, hingga penggunaan blockchain untuk integritas data. Program perbaikan jangka pendek hingga jangka panjang disusun bersama indikator kinerja seperti waktu proses izin, kejelasan status, anomaly rate, dan tingkat efektivitas kontrol.

Dengan menggunakan pendekatan ini, audit kinerja tidak hanya menilai efisiensi dan kepatuhan, tetapi juga mampu mendeteksi penyimpangan secara real-time dan memprediksi risiko ke depan. Integrasi audit tradisional, analitik lanjutan, machine learning, dan continuous monitoring memastikan bahwa sistem IzinCerdas dapat ditingkatkan untuk menjadi layanan publik yang cepat, transparan, dan akuntabel.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: CASE STUDY 2

oleh Annisa Luthfiyyah -

Nama : Annisa Luthfiyyah

NPM   : 2313031010

Audit kinerja berbasis risiko untuk sistem “Izin Cerdas” dapat dilakukan dengan cara mengidentifikasi bagian proses yang paling berpotensi menimbulkan masalah, seperti tahap verifikasi, pemeriksaan dokumen, dan persetujuan akhir. Auditor kemudian menilai risiko mana yang paling sering terjadi dan paling besar dampaknya, terutama keterlambatan rata-rata 10 hari dan dugaan penyalahgunaan wewenang. Setelah itu, auditor memeriksa data waktu proses, log aktivitas petugas, dan umpan balik pengguna untuk melihat apakah masalah berasal dari sistem yang lambat, kurangnya pengawasan, atau ketidaksesuaian prosedur.

Teknologi digital dapat digunakan untuk mendeteksi penyimpangan, misalnya dengan menganalisis pola data yang tidak wajar, memantau log sistem untuk melihat perubahan status yang mencurigakan, serta menggunakan dashboard untuk mengetahui bagian proses yang paling sering menjadi sumber keterlambatan. Dengan cara ini, auditor dapat menemukan titik masalah secara cepat dan memberikan rekomendasi perbaikan yang tepat.


Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: CASE STUDY 2

oleh Nida Yasmin -
Nama : Nida Yasmin Sofiyah
NPM : 2313031026

1. Audit Kinerja Berbasis Risiko IzinCerdas
Audit kinerja terhadap sistem IzinCerdas diawali dengan memahami tujuan utamanya, yaitu mempercepat layanan perizinan dan membuat prosesnya lebih transparan. Karena Ombudsman menemukan keterlambatan penerbitan izin, status permohonan yang tidak jelas, serta dugaan penyalahgunaan wewenang, auditor kemudian memetakan risiko-risiko utama yang dapat memengaruhi kinerja sistem. Fokus audit diarahkan pada risiko dengan dampak terbesar, terutama lamanya proses layanan, keakuratan dan kejelasan status izin, serta keamanan akses pengguna.

Untuk menilai kinerja, auditor menggunakan standar pelayanan perizinan dan SOP yang berlaku sebagai kriteria. Bukti dikumpulkan melalui wawancara, pemeriksaan log sistem, dan pengecekan beberapa sampel permohonan. Dari hasil pemeriksaan, terlihat bahwa proses digital masih belum berjalan optimal karena masih ada tahapan manual, integrasi data yang belum lancar, serta kontrol akses yang belum sepenuhnya ketat. Kesimpulannya, target kecepatan dan transparansi belum tercapai, sehingga auditor memberikan rekomendasi seperti peningkatan otomatisasi, perbaikan integrasi data, pembatasan hak akses, dan penyediaan informasi izin yang lebih real-time untuk pemohon.

2.Pemanfaatan Teknologi Digital untuk Mendeteksi Penyimpangan
Dalam memeriksa potensi penyimpangan pada IzinCerdas, auditor memanfaatkan berbagai teknologi digital. Analisis data digunakan untuk melihat pola-pola yang janggal, misalnya izin yang terlalu lama diproses atau perubahan data pada jam yang tidak wajar. Audit log otomatis membantu melacak setiap aktivitas pengguna sehingga indikasi manipulasi bisa segera terlihat. Selain itu, machine learning dapat dipakai untuk memprediksi bagian mana yang berisiko menimbulkan backlog atau user mana yang aktivitasnya mencurigakan.
Sistem juga dapat diperkaya dengan notifikasi otomatis jika izin melewati batas waktu atau jika terjadi perubahan yang tidak biasa. Dashboard kinerja membantu memperkuat transparansi karena masyarakat dan auditor bisa memantau kondisi perizinan secara langsung. Jika diperlukan tingkat keamanan yang lebih kuat, teknologi blockchain dapat digunakan agar setiap perubahan data terekam permanen dan tidak bisa dimodifikasi tanpa jejak. Dengan kombinasi teknologi tersebut, potensi penyimpangan dapat terdeteksi lebih cepat dan akurat.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: CASE STUDY 2

oleh Dwi Apriyana -
Nama: Dwi Apriyana
Npm: 2313031022

Untuk mengevaluasi sistem IzinCerdas melalui audit kinerja berbasis risiko, langkah pertama adalah mengidentifikasi risiko utama yang menghambat efektivitas sistem. Risiko tersebut mencakup:
1. keterlambatan penerbitan izin yang mengganggu pelayanan publik,
2. ketidakjelasan status izin di dalam sistem yang dapat menimbulkan kebingungan bagi pemohon, dan
3. potensi penyalahgunaan wewenang meskipun sistem digital sudah diterapkan. Identifikasi ini penting agar audit dapat memprioritaskan area yang paling berisiko dan berdampak signifikan.
Langkah kedua adalah melakukan audit berbasis data. Auditor perlu mengumpulkan dan menganalisis data log sistem IzinCerdas, termasuk waktu permohonan, persetujuan, dan penerbitan izin. Analisis ini memungkinkan pendeteksian keterlambatan proses, izin yang tidak tercatat atau statusnya tidak jelas, serta persetujuan yang tidak wajar yang menjadi penyimpangan. Selain itu, survei kepuasan pemohon dan wawancara dengan staf juga dapat digunakan untuk memahami hambatan operasional yang tidak tercatat di sistem.
Langkah ketiga adalah memanfaatkan teknologi digital untuk mendukung audit dan pencegahan penyimpangan
1. Data analytics dan algoritma deteksi anomali dapat digunakan untuk menemukan aktivitas yang tidak biasa atau izin yang bermasalah.
2. Dashboard pemantauan real-time membantu auditor dan manajemen mengawasi status izin secara langsung sehingga masalah dapat segera ditangani. 3. Sistem validasi otomatis dan kontrol ganda dapat diterapkan untuk mencegah penyalahgunaan wewenang, memastikan prosedur dipatuhi, dan meningkatkan transparansi.
Dengan pendekatan ini, audit kinerja berbasis risiko akan memberikan tahapan menyeluruh tentang efektivitas IzinCerdas, dan membantu memperbaiki proses, mengurangi penyimpangan, dan meningkatkan pelayanan publik.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: CASE STUDY 2

oleh TAZKI ALFIKRI -
Nama: Tazki Alfikri
NPM: 2313031028

Berdasarkan kasus Pemerintah Provinsi Nusantara, untuk menyusun audit kinerja berbasis risiko terhadap sistem IzinCerdas, langkah pertama adalah mengidentifikasi area dengan potensi risiko tertinggi. Misalnya, keterlambatan penerbitan izin, ketidakjelasan status izin, dan adanya indikasi penyalahgunaan wewenang menjadi fokus utama karena berdampak langsung pada efektivitas, akuntabilitas, dan kepercayaan publik. Auditor dapat menilai risiko ini dengan melihat proses internal, prosedur persetujuan, serta mekanisme kontrol yang ada di setiap tahap layanan perizinan.

Selanjutnya, audit dapat dilakukan dengan menganalisis alur kerja dan kepatuhan terhadap prosedur untuk menemukan titik rawan penyimpangan. Wawancara dengan petugas, observasi proses layanan, dan peninjauan kebijakan internal dapat membantu memahami kendala yang menyebabkan keterlambatan atau ketidakjelasan status izin. Selain itu, penggunaan teknologi digital bisa menjadi alat bantu penting: sistem monitoring otomatis dapat menandai izin yang tertunda lebih dari batas waktu tertentu, menyoroti pola anomali dalam persetujuan, atau melacak aktivitas pengguna yang mencurigakan dalam sistem.

jadi jika memakai pendekatan ini, audit berbasis risiko tidak hanya menilai kinerja secara keseluruhan, tetapi juga menyoroti area kritis yang membutuhkan perbaikan, sehingga rekomendasi yang diberikan dapat lebih terfokus, misalnya peningkatan kontrol internal, pelatihan staf, atau penguatan fitur monitoring di sistem IzinCerdas untuk mencegah penyalahgunaan wewenang dan meningkatkan transparansi layanan.