CASE STUDY 2

CASE STUDY 2

Jumlah balasan: 21

Pemerintah Provinsi Nusantara menerapkan sistem e-Government bernama "IzinCerdas" untuk memproses seluruh jenis perizinan usaha dan bangunan secara daring. Tujuannya adalah untuk mempercepat pelayanan dan meningkatkan transparansi. Namun, laporan Ombudsman menyebutkan bahwa:

  • Terjadi keterlambatan rata-rata 10 hari dalam penerbitan izin.
  • Banyak izin yang tidak jelas statusnya dalam sistem.
  • Ditemukan praktik penyalahgunaan wewenang meskipun sistem digital sudah diterapkan.

 Pertanyaan:

Tunjukkan bagaimana Anda akan menyusun audit kinerja berbasis risiko untuk mengevaluasi sistem IzinCerdas, serta bagaimana Anda dapat menggunakan teknologi digital dalam mendeteksi potensi penyimpangan dan kelemahan sistem.


Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: CASE STUDY 2

oleh Dia Ravikasari -
Nama: Dia Ravikasari
NPM: 2313031067

Dalam menyusun audit kinerja berbasis risiko untuk sistem e-Government "IzinCerdas" yang bertujuan mengevaluasi efektivitas dan mendeteksi risiko penyalahgunaan, langkah-langkahnya adalah:
1. Identifikasi Risiko Utama
- Analisis risiko-risiko seperti keterlambatan penerbitan izin, ketidakjelasan status izin, dan potensi penyalahgunaan wewenang.
- Kategorisasi risiko berdasar tingkat dampak dan probabilitasnya untuk menentukan prioritas audit.

2. Perencanaan Audit Berbasis Risiko
- Fokus audit diarahkan pada area berisiko tinggi seperti integritas data, proses verifikasi, sistem kontrol akses, dan pengawasan internal.
- Menyusun program audit yang menguji kepatuhan terhadap prosedur, keandalan sistem TI, dan efektivitas pengendalian.

3. Pengumpulan dan Analisis Data Digital
- Manfaatkan data log sistem, rekaman transaksi, dan metadata waktu pemrosesan izin untuk mendeteksi pola keterlambatan dan inkonsistensi status.
- Gunakan teknologi analitik, seperti data mining dan anomaly detection, untuk menemukan indikasi penyalahgunaan atau manipulasi sistem.

4. Wawancara dan Survei Internal
- Lakukan wawancara dengan petugas pelayanan dan audit terhadap prosedur manual yang mungkin masih berlaku yang menyebabkan hambatan.

5. Pelaporan dan Rekomendasi
- Susun laporan yang menilai efektivitas pelayanan dan integritas sistem.
- Berikan rekomendasi penguatan kontrol TI, perbaikan proses bisnis, dan peningkatan pengawasan terhadap potensi penyalahgunaan.

Penggunaan teknologi digital dalam audit ini memungkinkan audit lebih objektif, menyeluruh, dan efisien sehingga meningkatkan kualitas pengawasan dan perbaikan manajemen sistem e-Government.

Konsep audit kinerja berbasis risiko dikembangkan sesuai pendekatan dan standar audit kinerja yang berlaku di instansi pemerintah serta praktik audit sistem informasi e-Government.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: CASE STUDY 2

oleh Tria febriana -
Nama : tria febriana
Npm : 2313031077

Pemerintah Provinsi Nusantara telah meluncurkan sistem e-Government bernama "IzinCerdas" untuk mempermudah dan mempercepat proses perizinan usaha dan bangunan secara online, sekaligus meningkatkan transparansi pelayanan. Namun, laporan dari Ombudsman menunjukkan beberapa masalah, seperti keterlambatan penerbitan izin rata-rata 10 hari, status izin yang sering tidak jelas dalam sistem, serta adanya indikasi penyalahgunaan wewenang meskipun sistem sudah berbasis digital. Untuk itu, perlu dilakukan audit kinerja yang fokus pada risiko agar masalah-masalah ini dapat diidentifikasi dan diatasi dengan tepat.

1. Pendekatan Audit Kinerja Berbasis Risiko untuk Sistem IzinCerdaa.
a. Identifikasi risiko utama Audit harus memetakan risiko-risiko paling penting, seperti keterlambatan proses, ketidakjelasan status izin, dan potensi penyalahgunaan dalam sistem digital.
b. Prioritas berdasarkan risiko, Risiko dengan dampak besar dan kemungkinan terjadi tinggi harus menjadi fokus utama audit.
c. Analisis proses Audit akan menilai apakah prosedur pelayanan sudah sesuai standar dan mengidentifikasi bagian alur yang menyebabkan keterlambatan.
d. Pengumpulan data, Data aktivitas pengguna, waktu pemrosesan, dan status permohonan di sistem akan dikumpulkan untuk dianalisis.
e. Evaluasi kepatuhan ,Audit juga memeriksa apakah proses berjalan sesuai dengan peraturan dan standar pelayanan yang berlaku.

2. Penggunaan Teknologi Digital dalam Audit
a. Analisis data otomatis Menggunakan teknologi data analytics untuk menemukan pola tidak biasa atau penyimpangan dalam proses perizinan.
b. Deteksi anomali, Algoritma dapat mengidentifikasi izin yang disetujui terlalu cepat atau melewati tahapan penting.
c. Pemantauan aktivitas pengguna, Melacak tindakan pegawai untuk mendeteksi aktivitas yang mencurigakan, seperti akses data di luar jam kerja.
d. Audit berbasis bukti, Selain data sistem, audit juga melibatkan pengecekan langsung terhadap dokumen izin dan wawancara dengan pemohon untuk memastikan transparansi.

Dengan pendekatan audit berbasis risiko yang didukung teknologi digital, pemeriksaan sistem IzinCerdas akan lebih efektif dalam mengungkap kelemahan dan potensi penyalahgunaan. Hasil audit akan menjadi dasar untuk memperbaiki sistem, mempercepat pelayanan, memperjelas informasi status izin, serta memperkuat pengawasan agar kepercayaan publik terhadap layanan perizinan meningkat.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: CASE STUDY 2

oleh Ar.Try Saputri -
NAMA : AR. TRY SAPUTRI
NPM : 2313031082

Audit kinerja berbasis risiko pada sistem IzinCerdas dilakukan untuk menilai efektivitas, efisiensi, dan akuntabilitas layanan perizinan daring. Langkahnya dimulai dari identifikasi risiko utama seperti keterlambatan proses, ketidakjelasan status izin, serta potensi penyalahgunaan wewenang. Setelah itu, auditor menilai tingkat kemungkinan dan dampak tiap risiko untuk menentukan area yang perlu diaudit lebih dalam, terutama yang berpengaruh langsung terhadap kualitas pelayanan publik.

Dalam pelaksanaannya, auditor dapat memanfaatkan teknologi digital seperti data analytics , audit trail elektronik, dan dashboard monitoring untuk menganalisis data izin, melacak waktu proses, serta mendeteksi pola anomali atau aktivitas mencurigakan. Hasil audit digunakan untuk memberikan rekomendasi perbaikan, misalnya penyederhanaan alur persetujuan, peningkatan keamanan sistem, dan pelatihan SDM. Dengan pendekatan ini, audit dapat membantu mempercepat layanan, meningkatkan transparansi, serta mencegah penyalahgunaan dalam sistem IzinCerdas.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: CASE STUDY 2

oleh Rahma Noviyana -
Nama : Rahma Noviyana
NPM : 2313031060

Untuk menyusun audit kinerja berbasis risiko pada sistem e-Government "IzinCerdas", langkah penting meliputi:
1. Identifikasi Risiko Utama
Fokus pada risiko keterlambatan proses izin, ketidakjelasan status izin, dan potensi penyalahgunaan wewenang.

2. Penilaian Risiko
Analisis dampak dan probabilitas risiko tersebut terhadap efektivitas dan transparansi layanan.

3, Penyusunan Program Audit
Merancang prosedur audit yang menitikberatkan pada kontrol internal sistem, proses verifikasi data, serta mekanisme pelacakan izin.

4. Pemanfaatan Teknologi Digital
Gunakan tools analitik untuk audit trail sistem, deteksi anomali transaksi, serta monitoring real-time status permohonan izin guna mengidentifikasi penyimpangan.

5. Evaluasi dan Pelaporan
Menyusun laporan audit yang menguraikan temuan, risiko, serta rekomendasi perbaikan yang jelas dan aplikatif.

Pendekatan ini akan meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan keefektifan sistem IzinCerdas dalam memberikan pelayanan publik (Pedoman Audit Kinerja Berbasis Risiko, 2022)
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: CASE STUDY 2

oleh Suerna 2313031081 -
NAMA: SUERNA
NPM: 2313031081

Audit kinerja berbasis risiko terhadap sistem “IzinCerdas” perlu disusun secara sistematis dengan fokus pada area yang memiliki potensi risiko tinggi terhadap efektivitas, efisiensi, dan integritas pelayanan publik. Langkah pertama adalah identifikasi risiko utama, seperti keterlambatan proses izin, ketidaktertiban status permohonan, serta kemungkinan penyalahgunaan wewenang oleh pejabat yang memiliki akses sistem. Setiap risiko kemudian dikategorikan berdasarkan tingkat dampak dan kemungkinan terjadinya, untuk menentukan prioritas audit.

Selanjutnya dilakukan penilaian pengendalian internal, yaitu meninjau prosedur sistem, otorisasi pengguna, serta alur verifikasi dan persetujuan izin. Audit harus menilai apakah fitur keamanan dan pemisahan tugas dalam sistem sudah efektif mencegah manipulasi data atau intervensi pihak tertentu. Tahap berikutnya adalah pengumpulan data berbasis digital, seperti log aktivitas pengguna, waktu pemrosesan izin, pola perubahan status permohonan, dan anomali dalam alur persetujuan.

Dalam mendeteksi potensi penyimpangan, auditor dapat memanfaatkan teknologi analitik data dan kecerdasan buatan (AI). Misalnya, data mining digunakan untuk menemukan pola tidak wajar seperti izin yang disetujui terlalu cepat atau perubahan status yang dilakukan di luar jam kerja. Analisis jaringan (network analysis) dapat mengidentifikasi hubungan mencurigakan antara pemohon dan pejabat tertentu, sementara dashboard analitik membantu memantau kinerja secara real-time.

Dari hasil audit, auditor dapat menyusun rekomendasi berbasis risiko, seperti penguatan sistem kontrol akses, penerapan jejak audit digital (audit trail) yang tidak bisa dihapus, serta pelatihan etika dan transparansi bagi pegawai. Dengan pendekatan ini, audit tidak hanya menilai kinerja sistem “IzinCerdas” dari sisi kecepatan dan efisiensi, tetapi juga memastikan integritas dan akuntabilitas dalam pelayanan publik berbasis digital.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: CASE STUDY 2

oleh Wina Nadia Maratama -
Nama: Wina Nadia Maratama
NPM : 2313031070

Kalau menurut saya, untuk menyusun audit kinerja berbasis risiko pada sistem IzinCerdas, langkah awal yang perlu dilakukan adalah memahami dulu di mana titik-titik risiko paling besar muncul dalam proses perizinan. Misalnya, dari laporan Ombudsman tadi, bisa langsung terlihat ada tiga area penting yang perlu diaudit: keterlambatan penerbitan izin, status izin yang tidak jelas, dan masih adanya praktik penyalahgunaan (pencaloan) meskipun sistem sudah digital.

Langkah pertamanya adalah identifikasi risiko utama. Misalnya:

1. Risiko proses bisnis tidak efisien, yang menyebabkan izin terlambat.
2. Risiko ketidaktertiban data, seperti izin yang tidak jelas statusnya atau tidak ter-update.
3. Risiko fraud atau manipulasi data, karena masih ada celah bagi oknum untuk bermain meskipun sistem sudah online.

Setelah risiko diidentifikasi, auditor bisa lanjut ke penilaian risiko (risk assessment). Di sini, auditor menilai mana risiko yang paling berpengaruh terhadap tujuan sistem, yaitu mempercepat pelayanan dan meningkatkan transparansi. Dari situ, fokus audit diarahkan ke area yang paling rawan, misalnya bagian verifikasi data atau proses persetujuan akhir izin.

Nah, biar auditnya lebih kuat, teknologi digital juga bisa dimanfaatkan untuk mendeteksi potensi penyimpangan. Contohnya:

1. Analisis data log aktivitas dari sini bisa kelihatan siapa yang sering membuka atau mengubah data izin di luar jam kerja, yang bisa jadi indikasi penyalahgunaan akses.
2. Data analytics dan dashboard monitoring auditor bisa bikin dashboard yang memantau waktu proses izin secara real time. Kalau ada izin yang tertahan lama atau prosesnya tidak wajar dibanding izin lain, sistem bisa kasih alert otomatis.
3. Text mining pada keluhan masyarakat kalau banyak keluhan muncul di kanal pengaduan tentang hal yang sama, misalnya izin saya lama diproses, itu bisa jadi indikator adanya hambatan di tahap tertentu.
4. Audit trail digital memastikan semua aktivitas terekam dan tidak bisa dihapus, jadi kalau ada manipulasi atau perubahan data, jejaknya tetap bisa dilacak.

Terakhir, hasil auditnya nanti bisa memberikan rekomendasi yang lebih spesifik, seperti peningkatan integritas data, evaluasi sistem antrian digital, dan pelatihan petugas agar benar-benar paham prosedur dalam sistem IzinCerdas.

Intinya, audit kinerja berbasis risiko ini bukan cuma nyari kesalahan, tapi juga memastikan sistem digitalnya benar-benar cerdas, efisien, dan transparan sesuai tujuan awalnya.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: CASE STUDY 2

oleh CLARA KELVIANA KERIN 2313031064 -
Nama: Clara Kelviana Kerin
NPM : 2313031064

Penyusunan Audit Kinerja Berbasis Risiko untuk Sistem Izin Cerdas

Untuk menyusun audit kinerja berbasis risiko pada sistem IzinCerdas, langkah pertama adalah identifikasi risiko yang mungkin terjadi dalam proses perizinan. Risiko ini bisa meliputi keterlambatan penerbitan izin, ketidakjelasan status izin, praktik pungutan liar, kesalahan input data, akses tidak sah ke sistem, dan kegagalan sistem. Setelah risiko teridentifikasi, dilakukan penilaian risiko berdasarkan probabilitas kejadian dan dampaknya terhadap tujuan sistem IzinCerdas. Risiko dengan probabilitas dan dampak tinggi menjadi prioritas utama dalam audit. Selanjutnya, ditetapkan tujuan audit yang spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan terikat waktu (SMART) untuk setiap risiko yang diidentifikasi.

Penggunaan Teknologi Digital dalam Mendeteksi Potensi Penyimpangan dan Kelemahan Sistem

Dalam mendeteksi potensi penyimpangan dan kelemahan sistem, teknologi digital dapat dimanfaatkan secara optimal. Pertama, analisis data dapat dilakukan untuk mengidentifikasi pola anomali dalam proses perizinan, seperti waktu penerbitan izin yang terlalu lama, jumlah perizinan yang ditolak atau disetujui secara tidak wajar, dan perbedaan data antara sistem dengan dokumen fisik. Kedua, audit trail dapat digunakan untuk melacak setiap aktivitas yang terjadi dalam sistem, termasuk siapa yang mengakses data, kapan data diubah, dan apa yang diubah. Ketiga, sistem deteksi intrusi dapat diimplementasikan untuk memantau aktivitas mencurigakan yang dapat mengancam keamanan sistem.

Implementasi Audit dan Tindak Lanjut

Setelah potensi penyimpangan dan kelemahan sistem terdeteksi, langkah selanjutnya adalah melakukan audit mendalam untuk memverifikasi temuan dan mengidentifikasi penyebabnya. Hasil audit kemudian digunakan untuk memberikan rekomendasi perbaikan yang spesifik dan terukur. Rekomendasi ini harus mencakup tindakan perbaikan sistem, peningkatan kontrol internal, pelatihan sumber daya manusia, dan penegakan hukum jika ditemukan indikasi pelanggaran. Implementasi rekomendasi harus dipantau secara berkala untuk memastikan efektivitasnya dalam mengurangi risiko dan meningkatkan kinerja sistem Izin Cerdas.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: CASE STUDY 2

oleh Ranum Sri Rahayu -
Nama : Ranum Sri Rahayu
NPM : 2313031074

Penyusunan Audit Kinerja Berbasis Risiko untuk Sistem IzinCerdas
1. Memahami Tujuan dan Lingkup Sistem IzinCerdas
Auditor terlebih dahulu mempelajari tujuan penerapan sistem, yaitu mempercepat pelayanan, meningkatkan transparansi, dan meminimalkan tatap muka. Auditor juga menelaah jenis-jenis izin yang diproses, alur bisnis, teknologi yang digunakan, serta regulasi yang mengatur standar waktu pelayanan.

2. Identifikasi Risiko Utama
Berdasarkan laporan Ombudsman, beberapa risiko signifikan yang harus diidentifikasi antara lain: Risiko pelayanan lambat termasuk keterlambatan rata-rata 10 hari dibandingkan standar waktu yang ditetapkan, Risiko ketidakjelasan status izin, yang menunjukkan adanya kelemahan pada fitur pelacakan dan proses pemantauan internal, Risiko pembekuan resmi, yang dapat terjadi melalui sistem sudah digital karena pengawasan pada akses pengguna, manipulasi data, atau intervensi pihak internal.
3. Penilaian Tingkat Risiko
Setiap risiko dianalisis berdasarkan: Dampak terhadap pelayanan publik, reputasi, dan kepatuhan hukum, dan kemungkinan terjadinya, dinilai dari rekam jejak laporan masyarakat dan hasil sistem pemantauan.

4. Menetapkan Prioritas Pemeriksaan
Area dengan risiko tinggi diperiksa lebih mendalam. Fokus audit dapat diarahkan pada:
- Efektivitas sistem antrean dan izin verifikasi.
- Kepatuhan operator dalam memperbarui status izin.
- Kontrol akses dalam sistem (siapa mengubah apa dan kapan).
- Proses eskalasi dan penanganan penundaan.

5. Pengujian dan Pengumpulan Bukti
Auditor melakukan wawancara, telah dokumen, uji sistem, dan analisis data perizinan. Auditor melihat apakah standar waktu pelayanan diikuti, apakah log aktivitas dapat dipertanggungjawabkan, serta bagaimana aliran data diproses dalam sistem.

6. Menilai Efisiensi, Efektivitas, dan Akuntabilitas
Audit menilai:
- Efisiensi, apakah sistem benar-benar mempercepat proses dan meminimalkan biaya.
- Efektivitas, apakah izin dapat diterbitkan tepat waktu dan sesuai SOP.
- Akuntabilitas, apakah setiap tindakan dalam sistem terekam dengan baik dan dapat dilacak.

7. Penyusunan Rekomendasi
Rekomendasi disusun berdasarkan temuan risiko, misalnya:
- Perbaikan fitur pelacakan status izin.
- Penerapan notifikasi otomatis untuk mencegah keterlambatan.
- Peningkatan kontrol akses dan audit trail.
- Peningkatan kapasitas server atau sistem integrasi lintas instansi.

Penggunaan Teknologi Digital untuk Mendeteksi Penyimpangan dan Kelemahan Sistem
Teknologi digital dapat memperkuat audit dan mendeteksi potensi penipuan maupun kelemahan sistem. Berikut beberapa cara penggunaannya:
1. Analitik Log Sistem (System Log Analytics)
Dengan menganalisis log aktivitas pengguna, auditor dapat mendeteksi: persetujuan dilakukan di luar jam kerja, akses mencurigakan oleh pegawai yang tidak berwenang, dan perubahan status izin tanpa dokumen pendukung.
2. Analisis Data untuk Mendeteksi Pola Tidak Normal
Auditor menggunakan teknik analitik seperti: deteksi outlier untuk menemukan izin yang diproses terlalu cepat atau terlalu lambat, pengenalan pola untuk menemukan pola pengajuan yang misalkan (misalnya selalu disetujui oleh pegawai tertentu), dan perbandingan SLA antar jenis izin dan antar wilayah.
3. Dashboard Monitoring Kinerja dan Risiko
Pembuatan dashboard membantu: menyatukan waktu proses secara real time, menandai izin yang tidak berubah status dalam waktu tertentu, dan mendeteksi backlog yang tidak wajar.
4. Audit Trail Otomatis
Fitur audit trail mencatat setiap aktivitas: siapa yang mengubah data, kapan dilakukan, dan perubahan apa yang terjadi. Dengan audit trail, penyimpangan seperti perubahan status dasar tanpa dapat ditelusuri dengan mudah.
5. Penggunaan Teknologi Machine Learning
ML dapat digunakan untuk:
- Memprediksi risiko keterlambatan berdasarkan pola historis,
- Mengidentifikasi pegawai yang berisiko tinggi melakukan pelanggaran,
- Memflagging permohonan aneh atau fiktif.

Melalui audit kinerja berbasis risiko, auditor dapat fokus pada titik-titik paling rawan seperti keterlambatan proses, ketidakjelasan status izin, dan potensi otoritas resmi. Dengan dukungan teknologi digital seperti data analitik, audit trail, dan analisis log sistem, auditor dapat mendeteksi kelemahan operasional maupun pergerakan secara lebih akurat dan cepat. Pendekatan ini menjadikan sistem evaluasi IzinCerdas lebih objektif, transparan, dan berorientasi pada perbaikan layanan publik.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: CASE STUDY 2

oleh Ika Rahmadhani -
Nama: Ika Rahmadhani
Npm: 2313031072

Penyusunan Audit Kinerja Berbasis Risiko

1. Penetapan Tujuan Audit
Fokus pada tiga area utama:
* Efektivitas: Apakah sistem mampu mempercepat proses penerbitan izin sesuai SLA?
* Efisiensi: Apakah pemanfaatan sumber daya (server, SDM, proses back-office) optimal?
* Transparansi & Akuntabilitas: Apakah sistem mampu meminimalkan penyalahgunaan wewenang?

2. Identifikasi Risiko Utama
Berdasarkan temuan Ombudsman, risiko dapat dikategorikan sebagai:

a. Risiko Operasional
Keterlambatan 10 hari melebihi standar layanan.
Alur verifikasi manual di belakang sistem.

b. Risiko Sistem Informasi
- Status izin tidak jelas → risiko ketidakakuratan data, poor tracking, atau bug.
- Integrasi antar instansi belum optimal.

c. Risiko Fraud & Penyalahgunaan Wewenang
- Celah manipulasi status permohonan.
- Intervensi manual oleh petugas internal.

d. Risiko Kepatuhan
- SLA tidak dipatuhi.
- Prosedur standar sistem tidak dijalankan.

3. Desain Prosedur Audit Kinerja Berbasis Risiko

a. Audit Efektivitas Proses
Bandingkan SLA (misalnya 3–7 hari) dengan data aktual.
Lakukan process mining untuk mengidentifikasi bottleneck.
Wawancara petugas front office dan back office.

b. Audit Efisiensi Sistem TI
Evaluasi kapasitas server, uptime, response time.
Uji integrasi API dengan dinas terkait.

c. Audit Transparansi dan Pengendalian Internal
Review log aktivitas admin.
Analisis potensi override manual pada sistem.
Uji efektivitas fitur verifikasi dan approval berlapis.

d. Audit Kepatuhan
Sampling dokumen izin untuk mengecek kepatuhan prosedur.
Bandingkan standar Standard Operating Procedure (SOP) dengan praktik lapangan.

4. Penyusunan Temuan dan Rekomendasi
Setiap temuan harus memuat:
- Kondisi (misal: keterlambatan 10 hari)
- Kriteria (SLA, SOP, peraturan gubernur)
- Sebab (ketergantungan manual, error software)
- Akibat (kerugian waktu, ruang bagi fraud)
- Rekomendasi (otomasi verifikasi, dashboard SLA, audit trail wajib)

B. Pemanfaatan Teknologi Digital untuk Mendeteksi Penyimpangan
Untuk meningkatkan akurasi audit dan mencegah fraud, teknologi berikut dapat diterapkan:

1. Data Analytics pada Log Sistem
Analisis log aktivitas:
- Pendeteksian “activity spike” atau aktivitas abnormal petugas
- Identifikasi perubahan status izin yang tidak sesuai jam kerja
- Deteksi pengajuan dan persetujuan yang terlalu cepat (indikasi bypass)

Teknik yang digunakan:
- Outlier detection
- Time-series anomaly detection

2. Process Mining
Teknologi ini menelusuri alur proses aktual dari data log dan membandingkannya dengan alur seharusnya.
Dapat mengungkap:
- Langkah yang dilewati (skip)
- Rework atau pengulangan tahap tidak perlu
- Titik bottleneck yang menimbulkan keterlambatan 10 hari

3. Dashboard Monitoring SLA
Membangun dashboard otomatis:
- Memantau setiap izin dan timeline proses
- Memberikan alert jika melebihi SLA
- Menampilkan kinerja setiap unit/pegawai
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: CASE STUDY 2

oleh Nazwa Devita Mawarni -
Nama : Nazwa Devita Mawarni
NPM : 2313031071

Audit Kinerja Berbasis Risiko untuk Sistem “IzinCerdas”
Untuk mengevaluasi sistem IzinCerdas, audit kinerja berbasis risiko bisa disusun dengan langkah berikut:
1. Identifikasi Risiko Utama dalam Pelayanan Perizinan
Auditor harus mengidentifikasi risiko yang paling mungkin terjadi dan paling berdampak. Dalam kasus ini, risikonya meliputi:
- keterlambatan penerbitan izin,
- status izin yang tidak jelas dalam sistem,
- potensi penyalahgunaan wewenang oleh oknum meskipun sistem sudah digital.
Risiko ini menjadi fokus utama audit.

2. Menilai Penyebab Risiko Secara Lebih Mendalam
Auditor perlu menilai apa penyebab dari risiko tersebut, seperti:
- sistem yang lambat atau sering error,
- pegawai belum disiplin memperbarui status izin,
- celah keamanan yang memungkinkan manipulasi data,
- SOP yang tidak konsisten atau tidak dipatuhi oleh pegawai.

3.Menetapkan Prioritas Audit Berdasarkan Tingkat Risiko
Risiko dengan dampak terbesar dan kemungkinan paling sering terjadi harus diperiksa terlebih dahulu. Misalnya:
- tingginya keterlambatan izin → prioritas tinggi
- status izin tidak jelas → prioritas tinggi
- penyalahgunaan wewenang → prioritas kritis

4. Melakukan Pengujian Kinerja dan Kepatuhan
Auditor dapat mengecek:
- seberapa cepat izin diproses dibanding standar pelayanan,
- apakah status izin selalu diperbarui oleh petugas,
- apakah SOP pengawasan sistem benar-benar dijalankan,
- apakah ada data yang tidak wajar (misalnya izin tertentu diproses lebih cepat secara tidak logis).

5. Menyusun Temuan dan Rekomendasi
Hasil audit harus menunjukkan:
- di mana proses mengalami hambatan,
- bagian mana yang berisiko tinggi disalahgunakan,
- apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki kinerja sistem (misalnya perbaikan fitur tracking, pelatihan pegawai, atau pembaruan SOP).

Penggunaan Teknologi Digital untuk Mendeteksi Penyimpangan
1. Analisis Log Sistem (System Log Analysis)
Analisis log sistem dilakukan dengan memeriksa seluruh aktivitas pengguna yang terekam otomatis dalam sistem IzinCerdas. Melalui log ini, auditor dapat melihat siapa yang mengakses sistem, tindakan apa yang dilakukan, serta kapan perubahan data terjadi. Jika ada aktivitas mencurigakan seperti akses di luar jam kerja, pengubahan data tanpa kewenangan, atau login dari lokasi tidak biasa, auditor dapat langsung mengidentifikasinya. Dengan begitu, log sistem menjadi alat penting untuk mendeteksi manipulasi dan penyalahgunaan wewenang.
2. Data Analytics untuk Menemukan Pola Tidak Wajar
Teknik data analytics digunakan untuk menganalisis ribuan data izin secara cepat dan menemukan pola yang tidak normal. Misalnya, jika ada izin yang diproses jauh lebih cepat dari rata-rata tanpa alasan yang jelas, atau pegawai tertentu memproses jumlah izin yang tidak wajar, hal ini bisa menjadi indikasi adanya penyimpangan. Dengan analisis statistik dan visualisasi data, auditor dapat mengetahui area yang perlu diperiksa lebih dalam dan mengidentifikasi potensi kecurangan berdasarkan pola yang muncul.
3. Dashboard Monitoring Kinerja Real-Time
Dashboard kinerja memberikan tampilan langsung (real-time) mengenai proses perizinan di seluruh unit layanan. Auditor dapat melihat berapa banyak izin yang sedang diproses, berapa lama waktu penyelesaian rata-rata, serta unit mana yang paling sering mengalami keterlambatan. Jika ada lonjakan permohonan atau penumpukan izin yang tidak biasa, dashboard akan menampilkannya secara jelas. Ini membantu auditor mendeteksi kelemahan operasional dan memantau indikator kinerja utama secara cepat tanpa harus menunggu laporan manual.
4. Audit Trail Otomatis
Audit trail otomatis mencatat seluruh alur proses yang terjadi dalam sistem, mulai dari pengajuan izin, perubahan status, hingga penerbitan final. Jejak digital ini tidak bisa dihapus atau diubah begitu saja, sehingga sangat berguna untuk menelusuri langkah-langkah jika terjadi penyimpangan. Dengan audit trail, auditor dapat melihat bagian mana dalam proses yang tidak sesuai prosedur atau diubah tanpa otorisasi, sehingga bukti penyimpangan dapat ditemukan secara lebih akurat dan transparan.
5. Penggunaan Artificial Intelligence (AI) untuk Deteksi Anomali
AI dapat digunakan untuk mendeteksi anomali atau perilaku yang tidak biasa dalam sistem perizinan. Dengan kemampuan membaca pola dan mempelajari data historis, AI bisa mengidentifikasi tindakan mencurigakan seperti duplikasi data, percobaan manipulasi, atau pengajuan izin yang tidak lazim. AI juga bisa memberikan peringatan otomatis jika menemukan aktivitas berisiko tinggi. Dengan cara ini, auditor bisa lebih cepat mengetahui potensi penyimpangan tanpa harus memeriksa data secara manual satu per satu.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: CASE STUDY 2

oleh Andani Tanemu -
Andani Tanemu 2313031078
Audit kinerja berbasis risiko pada sistem IzinCerdas perlu dimulai dengan mengidentifikasi risiko utama yang berpotensi menghambat efektivitas layanan perizinan digital. Beberapa risiko yang menonjol antara lain keterlambatan proses penerbitan izin, ketidakjelasan status izin dalam sistem, serta peluang penyalahgunaan wewenang meskipun layanan sudah berbasis elektronik. Risiko-risiko ini muncul karena kelemahan kontrol internal, proses yang belum sepenuhnya terdigitalisasi, serta kurangnya pembaruan status secara konsisten.

Setelah risiko diidentifikasi, auditor perlu membuat matriks risiko dan menetapkan tahapan mana saja yang memiliki dampak terbesar bagi kinerja pelayanan. Audit kemudian difokuskan pada pemeriksaan alur proses mulai dari pendaftaran, verifikasi, pemeriksaan teknis, hingga penerbitan izin. Data seperti time-stamp setiap tahapan, tingkat keterlambatan, dan kepatuhan terhadap SOP dianalisis untuk menemukan titik-titik bottleneck. Selain itu, auditor memeriksa efektivitas kontrol akses, audit trail, serta kesesuaian hak persetujuan pada setiap akun petugas.

Teknologi digital sangat membantu dalam mendeteksi potensi penyimpangan. Log aktivitas dan audit trail digunakan untuk menelusuri perubahan data yang tidak wajar, seperti perubahan status izin yang dilakukan di luar jam kerja atau oleh pengguna yang tidak berwenang. Process mining dapat mengungkap apakah alur kerja aktual sesuai dengan SOP atau justru terjadi jalur proses yang menyimpang. Analisis data dan deteksi anomali juga bermanfaat untuk menemukan pola yang tidak normal, misalnya izin yang diproses terlalu cepat atau terlalu lambat, atau petugas yang menangani jumlah izin secara tidak proporsional.

Melalui kombinasi audit berbasis risiko dan teknologi digital, auditor dapat mengidentifikasi sumber utama keterlambatan, menilai efektivitas pengendalian internal, serta mengungkap potensi penyalahgunaan wewenang. Hasil audit ini menjadi dasar untuk merekomendasikan perbaikan sistem, seperti pengetatan kontrol akses, peningkatan otomasi pembaruan status, perbaikan integrasi sistem, serta penyusunan dashboard monitoring kinerja agar proses perizinan dapat menjadi lebih cepat, transparan, dan akuntabel.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: CASE STUDY 2

oleh Sinthia 2313031063 -
Saya menyusun audit kinerja berbasis risiko untuk sistem izin cerdas dengan memulai mengidentifikasi area yang paling berpotensi menimbulkan masalah, seperti keterlambatan proses, ketidakjelasan status izin, dan peluang penyalahgunaan wewenang. Auditor kemudian memetakan risiko-risiko utama misalnya risiko kegagalan sistem, risiko kurangnya kompetensi operator, risiko celah kontrol internal, serta risiko adanya tindakan manipulatif meskipun proses sudah digital. Setelah risiko dipetakan, auditor menentukan prioritas pemeriksaan berdasarkan tingkat dampaknya terhadap pelayanan publik. Langkah selanjutnya adalah mengumpulkan dan menganalisis data dari sistem, seperti waktu rata-rata pemrosesan izin, rekam jejak aktivitas pengguna (log activity), pola perubahan status izin, serta perbedaan waktu input dan waktu persetujuan. Teknologi digital dapat dimanfaatkan untuk mendeteksi anomali, misalnya dengan menggunakan data analytics untuk menemukan pola tidak wajar seperti persetujuan izin yang diproses terlalu cepat atau terlalu lambat, perubahan status tanpa jejak jelas, atau aktivitas login yang terjadi di luar jam kerja. Selain itu, dashboard monitoring dapat digunakan untuk menampilkan indikator kinerja utama secara real-time sehingga penyimpangan dapat langsung terdeteksi. Dengan pendekatan berbasis risiko dan analisis digital ini, auditor dapat mengidentifikasi penyebab utama masalah, menemukan titik rawan penyalahgunaan, dan memberikan rekomendasi perbaikan yang lebih tepat agar sistem izin cerdas menjadi lebih cepat, transparan, dan akuntabel.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: CASE STUDY 2

oleh Nazrey Aditya Riandi -
NAMA: NAZREY ADITYA RIANDI
2313031080

Audit kinerja berbasis risiko terhadap IzinCerdas diawali dengan identifikasi dan pemetaan risiko utama yang menghambat pencapaian tujuan sistem, yaitu percepatan layanan dan transparansi. Risiko yang dipetakan meliputi risiko keterlambatan proses izin, risiko ketidakjelasan status perizinan akibat lemahnya validasi data dan alur kerja, serta risiko kecurangan berupa praktik percaloan yang tetap terjadi karena celah pengendalian internal dan potensi manipulasi oleh oknum. Dari pemetaan ini ditentukan area prioritas audit, yaitu modul verifikasi berkas, proses persetujuan izin, manajemen antrian digital, serta integritas basis data.

Tahap berikutnya adalah penetapan tujuan dan indikator audit yang berfokus pada risiko, seperti rata-rata waktu penyelesaian izin, tingkat kepastian status izin dalam sistem, jumlah permohonan yang mengalami stagnasi proses, serta jumlah pengaduan masyarakat terkait pungutan ilegal dan percaloan. Indikator ini menjadi dasar untuk menilai efektivitas sistem secara objektif.

Selanjutnya dilakukan pengumpulan dan analisis data berbasis teknologi. Auditor menggunakan data log sistem untuk menelusuri waktu proses tiap tahapan perizinan, jejak akses pengguna (user activity log), serta histori perubahan status izin. Dari data ini dapat dideteksi titik bottleneck, manipulasi waktu proses, atau akses tidak wajar oleh oknum tertentu. Data tersebut juga dianalisis secara komparatif antar jenis izin, antar unit kerja, dan antar periode waktu.

Pemanfaatan teknologi digital dalam pendeteksian penyimpangan dilakukan melalui teknik audit berbantuan komputer dengan penggunaan data analytics untuk mengidentifikasi pola keterlambatan yang tidak wajar, permohonan yang sering dipercepat oleh akun tertentu, serta izin yang berulang kali “mandek” di satu tahap. Teknologi juga dapat dimanfaatkan untuk membangun dashboard pengawasan real time yang menampilkan kinerja layanan, deviasi waktu standar, serta tingkat kepatuhan prosedur.

Selain itu, integrasi dengan sistem pengaduan masyarakat dan payment gateway non-tunai digunakan untuk mendeteksi potensi percaloan. Jika ditemukan adanya keterkaitan antara percepatan izin dengan aktivitas di luar sistem pembayaran resmi, maka hal tersebut menjadi indikasi awal penyimpangan.

Tahap akhir adalah perumusan rekomendasi berbasis risiko dan hasil analisis digital. Rekomendasi meliputi penguatan pengendalian internal pada titik rawan, penerapan batas waktu otomatis (service level agreement) dalam sistem, penguncian akses berlapis berdasarkan kewenangan, peningkatan transparansi status izin bagi masyarakat, serta pemantauan berkelanjutan melalui sistem pengawasan digital.
Sebagai balasan Kiriman pertama

Re: CASE STUDY 2

oleh Tiara Katrina -
Nama : Tiara Katrina
NPM : 2313031058
KLS : C

Izin menjawab bu menurut saya untuk sistem IzinCerdas yang katanya dibuat untuk mempercepat pelayanan malah menambah daftar panjang ironi digitalisasi birokrasi. Audit kinerja berbasis risiko perlu dimulai dari identifikasi titik rawan seperti keterlambatan rata-rata 10 hari, status izin yang tidak jelas, dan masih munculnya penyalahgunaan wewenang meskipun proses sudah daring. Dari sini, fokus audit diarahkan pada bottleneck alur layanan, kelemahan kontrol akses, ketidaklengkapan audit trail, serta celah manipulasi data. Pendekatan audit yang tepat harus mengevaluasi efektivitas setiap tahap proses, membandingkan standar waktu layanan dengan data aktual sistem, memeriksa jejak aktivitas pengguna, menguji kepatuhan terhadap SOP digital, serta menelusuri pola keterlambatan yang mungkin terkait unit atau individu tertentu. Teknologi digital dapat dimanfaatkan serius, bukan sebagai pajangan, melalui data mining untuk mendeteksi pola abnormal, process mining untuk melihat perbedaan antara alur ideal dan alur nyata, analisis log untuk menemukan aktivitas mencurigakan, dan algoritma sederhana untuk memberi sinyal dini terhadap anomali. Hasil audit nantinya harus mengarah pada rekomendasi yang tegas seperti perbaikan kontrol sistem, penyederhanaan alur proses, peningkatan transparansi status izin secara real-time, serta mekanisme pengawasan berbasis data yang benar-benar berjalan. Semua langkah ini diperlukan supaya IzinCerdas berhenti menjadi sekadar nama dan mulai bekerja sebagai sistem yang mampu mempercepat layanan sambil menutup ruang penyimpangan.