e-journal

e-journal

Number of replies: 9

Terlampir beberapa e-journal terkait dengan laporan keuangan, silakan dibaca, dipelajari, dan diresume esensi pentingnya.

1) The impact of digital transformation on financial reporting and accountability in emerging markets

2) 1.pdf

3) IJEBMR_1436.pdf


In reply to First post

Re: e-journal

by Icha putri prasetia -
Dampak Transformasi Digital terhadap Pelaporan Keuangan dan Akuntabilitas di Pasar Berkembang
Paragraf 1: Konteks dan Latar Belakang
Revolusi teknologi digital tengah mengubah lanskap pelaporan keuangan dan sistem pertanggungjawaban di negara-negara berkembang secara fundamental. Integrasi teknologi canggih seperti komputasi awan, kecerdasan buatan, dan blockchain membawa perubahan signifikan pada praktik keuangan tradisional yang sebelumnya terhambat oleh keterbatasan infrastruktur, minimnya akses terhadap modal, dan inkonsistensi regulasi. Adopsi perangkat digital memungkinkan organisasi mengumpulkan dan menganalisis data secara real-time, menghasilkan laporan keuangan yang lebih akurat dan tepat waktu. Kemampuan ini tidak hanya memperbaiki proses pengambilan keputusan tetapi juga memperkuat kepercayaan pemangku kepentingan melalui peningkatan transparansi. Teknologi blockchain khususnya menyediakan catatan yang tidak dapat diubah, mengurangi risiko penipuan dan kesalahan pelaporan keuangan, sehingga menumbuhkan budaya akuntabilitas yang lebih kuat.
Paragraf 2: Tantangan dan Strategi Implementasi
Meskipun transformasi digital menawarkan peluang besar, perjalanan menuju modernisasi sistem pelaporan keuangan di pasar berkembang menghadapi berbagai hambatan signifikan. Literasi digital yang terbatas, infrastruktur teknologi yang belum memadai, dan resistensi terhadap perubahan organisasi menjadi faktor penghambat utama dalam implementasi teknologi baru. Negara-negara berkembang mengalami permintaan akuntabilitas yang semakin meningkat dari berbagai pihak, termasuk investor, regulator, dan konsumen. Transformasi digital memberdayakan perusahaan untuk memenuhi ekspektasi tersebut melalui sistem pelaporan otomatis yang memastikan kepatuhan terhadap standar pelaporan keuangan internasional (IFRS). Pengintegrasian kecerdasan buatan dalam analitik keuangan memfasilitasi pemodelan prediktif, memungkinkan organisasi mengantisipasi tren pasar dan membuat keputusan strategis yang lebih terinformasi.
Paragraf 3: Implikasi Jangka Panjang dan Rekomendasi
Untuk memaksimalkan manfaat transformasi digital dalam pelaporan keuangan, pasar berkembang harus memprioritaskan investasi dalam program literasi digital, pengembangan infrastruktur, dan kerangka regulasi yang mendukung. Studi kasus dari platform seperti M-Pesa di Kenya, GCash di Filipina, Nubank di Brasil, dan Paytm di India menunjukkan potensi transformatif teknologi digital dalam meningkatkan transparansi, mengurangi risiko penipuan, dan memperbaiki praktik tata kelola perusahaan. Transformasi digital secara signifikan berdampak pada pelaporan keuangan dan akuntabilitas di pasar berkembang, menawarkan peluang untuk transparansi yang lebih baik, efisiensi operasional, dan kepercayaan pemangku kepentingan yang lebih kuat. Dengan mengatasi tantangan yang ada dan memanfaatkan teknologi canggih, organisasi dapat mencapai lanskap pelaporan keuangan yang lebih akuntabel, selaras dengan standar global, dan memenuhi kebutuhan pemangku kepentingan yang terus berkembang.

Kualitas Pelaporan Keuangan - Tinjauan Literatur
Paragraf 1: Elemen Kualitas dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pelaporan keuangan berkualitas tinggi merupakan fondasi penting bagi efisiensi pasar dan pengambilan keputusan investasi yang tepat. Berdasarkan kerangka konseptual yang dikembangkan oleh badan standar akuntansi internasional, terdapat karakteristik kualitatif fundamental dan pendukung yang menentukan mutu informasi keuangan. Karakteristik fundamental mencakup relevansi dan representasi tepercaya, sementara karakteristik pendukung meliputi kemampuan untuk dipahami, dapat dibandingkan, dapat diverifikasi, dan ketepatan waktu penyajian. Relevansi mengacu pada kemampuan informasi untuk mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna, sedangkan representasi tepercaya memastikan bahwa informasi mencerminkan kondisi ekonomi sebenarnya dari entitas. Berbagai faktor berpengaruh terhadap kualitas pelaporan keuangan, termasuk manajemen laba, praktik tata kelola perusahaan, pasar modal, pengendalian internal, sistem pelaporan internal, standar akuntansi, teknologi informasi, audit, konservatisme akuntansi, penyajian kembali laporan keuangan, reputasi perusahaan, budaya organisasi, etika bisnis, karakteristik eksekutif, serta ukuran dan usia entitas. Penelitian menunjukkan bahwa perusahaan dengan tata kelola kuat cenderung menghasilkan laporan keuangan berkualitas lebih baik, dan pasar modal di negara maju umumnya menunjukkan kualitas pelaporan superior dibandingkan pasar berkembang.
Paragraf 2: Metode Pengukuran dan Kesenjangan Penelitian
Pengukuran kualitas pelaporan keuangan memerlukan pendekatan komprehensif menggunakan berbagai model dan proksi. Metode yang umum digunakan mencakup skor terstandarisasi berdasarkan karakteristik kualitatif, model berbasis akrual yang mengukur ketidakpastian arus kas, model Beneish untuk mendeteksi manipulasi laba, indeks pengendalian internal, persistensi akrual, dan tingkat manajemen laba. Model kualitas akrual khususnya telah diterima secara luas karena fokusnya pada tingkat ketidakpastian antara akrual dan arus kas aktual dalam siklus operasi entitas. Namun demikian, literatur yang ada menunjukkan beberapa keterbatasan signifikan. Ukuran sampel dalam berbagai studi seringkali tidak memadai untuk menghasilkan kesimpulan yang representatif, aksesibilitas data di pasar berkembang masih terbatas, dan banyak penelitian mengabaikan perusahaan non-publik serta usaha kecil menengah yang dapat memberikan perspektif lebih lengkap. Penelitian mendatang perlu memperluas cakupan sampel, mengintegrasikan variabel kontrol yang lebih komprehensif, serta mengembangkan metode pengukuran yang lebih presisi untuk menangkap kompleksitas kualitas pelaporan keuangan dalam lingkungan bisnis global yang dinamis.

Tata Kelola Perusahaan dan Kualitas Pelaporan Keuangan

Penelitian mengenai hubungan antara tata kelola perusahaan dan mutu pelaporan keuangan menunjukkan hasil yang kompleks namun signifikan. Kajian literatur dari berbagai jurnal akuntansi periode 2013-2023 mengungkapkan bahwa struktur tata kelola korporat memiliki pengaruh substansial terhadap kredibilitas laporan keuangan melalui beberapa mekanisme utama. Kemandirian dewan direksi dan komite audit berperan dalam mengawasi proses penyusunan laporan keuangan agar terhindar dari bias dan manipulasi, sementara pengendalian internal yang kokoh mencegah kesalahan dan kecurangan dalam penyajian informasi finansial. Transparansi praktik tata kelola mendorong pengungkapan informasi secara menyeluruh, mengurangi asimetri informasi antara manajemen dan pemangku kepentingan. Standar etika dan akuntabilitas yang ditegakkan melalui kerangka tata kelola yang efektif mampu menghambat praktik tidak etis seperti manipulasi laba atau pengungkapan yang menyesatkan. Studi empiris dari berbagai negara menampilkan temuan yang beragam, bahkan kontradiktif, mengenai dampak variabel tata kelola seperti ukuran dewan, keberagaman gender, kemandirian dewan, dan kepemilikan institusional terhadap kualitas pelaporan. Meskipun demikian, mayoritas penelitian menegaskan bahwa mekanisme tata kelola perusahaan yang kuat berkontribusi positif terhadap peningkatan mutu pelaporan keuangan dengan memastikan akurasi, transparansi, dan reliabilitas informasi yang disajikan kepada investor dan pengguna lainnya. Kesenjangan dalam literatur menunjukkan kebutuhan penelitian lebih lanjut yang mengintegrasikan variabel moderasi dan menggunakan proksi pengukuran kualitas pelaporan yang lebih beragam di luar manajemen akrual untuk memberikan pemahaman komprehensif tentang dinamika kompleks antara struktur tata kelola dan integritas pelaporan finansial.

In reply to Icha putri prasetia

Re: e-journal

by Febiola salsabila -

*Dampak Transformasi Digital terhadap Pelaporan Keuangan dan Akuntabilitas di Pasar Berkembang*


*Paragraf 1: Konteks dan Latar Belakang*

Gelombang digitalisasi telah membawa perubahan mendasar dalam praktik pelaporan keuangan dan mekanisme akuntabilitas di negara berkembang. Teknologi seperti cloud computing, kecerdasan buatan, dan blockchain tidak hanya mempercepat proses, tetapi juga mengatasi berbagai keterbatasan lama, termasuk masalah infrastruktur yang terbatas, kesenjangan akses modal, serta perbedaan regulasi. Penggunaan sistem digital memungkinkan perusahaan mengolah data secara instan dan menyajikan laporan keuangan dengan tingkat akurasi yang lebih tinggi. Selain mendukung pengambilan keputusan yang lebih tepat, hal ini meningkatkan transparansi serta memperkuat kepercayaan pemangku kepentingan. Khususnya, blockchain memberikan catatan transaksi yang permanen dan tidak dapat dimodifikasi, sehingga mengurangi potensi fraud sekaligus memperkokoh budaya akuntabilitas di sektor keuangan.


*Paragraf 2: Tantangan dan Strategi Implementasi*

Walaupun manfaat transformasi digital sangat besar, implementasinya di negara berkembang tidak lepas dari hambatan serius. Rendahnya literasi digital, keterbatasan infrastruktur teknologi, serta resistensi terhadap perubahan di level organisasi sering kali memperlambat penerapan inovasi ini. Sementara itu, tuntutan akuntabilitas dari investor, regulator, hingga konsumen semakin meningkat. Teknologi digital membantu memenuhi ekspektasi tersebut melalui otomatisasi sistem pelaporan yang memastikan kepatuhan terhadap standar internasional seperti IFRS. Selain itu, penerapan artificial intelligence dalam analisis keuangan membuka peluang penggunaan model prediktif untuk mengantisipasi tren pasar serta mendukung penyusunan strategi bisnis yang lebih berbasis data.


*Paragraf 3: Implikasi Jangka Panjang dan Rekomendasi*

Untuk mengoptimalkan potensi digitalisasi, pasar berkembang perlu fokus pada peningkatan literasi digital, penguatan infrastruktur, dan penetapan regulasi yang adaptif. Pengalaman dari M-Pesa (Kenya), GCash (Filipina), Nubank (Brasil), dan Paytm (India) membuktikan bahwa teknologi dapat mendorong transparansi, mengurangi risiko kecurangan, serta memperbaiki praktik tata kelola. Secara jangka panjang, transformasi digital akan memberikan manfaat berupa efisiensi operasional, transparansi yang lebih baik, dan kepercayaan pemangku kepentingan yang semakin kuat. Dengan mengatasi hambatan implementasi dan memanfaatkan teknologi secara tepat, sistem pelaporan keuangan di negara berkembang berpeluang menjadi lebih akuntabel, selaras dengan standar global, serta mampu menjawab kebutuhan pasar yang terus berubah.


---


*Kualitas Pelaporan Keuangan – Tinjauan Literatur*


*Paragraf 1: Elemen Kualitas dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi*

Laporan keuangan yang berkualitas merupakan prasyarat utama bagi efisiensi pasar dan pengambilan keputusan investasi yang andal. Berdasarkan kerangka konseptual standar akuntansi internasional, kualitas pelaporan ditentukan oleh karakteristik fundamental—seperti relevansi dan representasi yang setia—serta karakteristik penunjang, yaitu keterbandingan, keterpahaman, keterverifikasian, dan ketepatan waktu. Informasi dianggap relevan jika dapat memengaruhi keputusan pengguna, sementara representasi yang setia menuntut laporan benar-benar mencerminkan kondisi ekonomi perusahaan. Sejumlah faktor dapat memengaruhi mutu laporan, termasuk praktik manajemen laba, kualitas tata kelola, dinamika pasar modal, efektivitas pengendalian internal, sistem pelaporan, penerapan standar akuntansi, penggunaan teknologi informasi, serta peran audit. Penelitian menunjukkan bahwa perusahaan dengan tata kelola yang solid cenderung menghasilkan laporan yang lebih dapat dipercaya, sedangkan pasar modal di negara maju umumnya mencerminkan kualitas pelaporan lebih tinggi dibanding negara berkembang.


*Paragraf 2: Metode Pengukuran dan Kesenjangan Penelitian*

Mengukur kualitas pelaporan memerlukan pendekatan multi-instrumen yang menggabungkan berbagai model dan indikator. Beberapa metode yang lazim digunakan mencakup skor kualitas berdasarkan karakteristik kualitatif, model akrual untuk menilai ketidakpastian arus kas, model Beneish untuk mendeteksi praktik manipulasi laba, serta indeks pengendalian internal. Model akrual banyak dipakai karena mampu mengukur kesenjangan antara akrual dan arus kas riil dalam siklus operasi. Namun, literatur masih menghadapi keterbatasan, seperti ukuran sampel yang kecil, akses data terbatas di negara berkembang, serta minimnya kajian terhadap perusahaan non-publik dan UMKM. Penelitian mendatang perlu memperluas sampel, menambahkan variabel kontrol yang lebih beragam, serta mengembangkan ukuran baru yang lebih presisi agar dapat menggambarkan kompleksitas kualitas pelaporan di era globalisasi yang dinamis.




 *Tata Kelola Perusahaan dan Kualitas Pelaporan Keuangan*


Kajian mengenai hubungan tata kelola perusahaan dengan mutu pelaporan keuangan memperlihatkan hasil yang beragam namun tetap menunjukkan pengaruh signifikan. Mekanisme tata kelola yang kuat, misalnya independensi dewan direksi serta keberadaan komite audit, berfungsi mengawasi proses penyusunan laporan agar bebas dari bias maupun manipulasi. Pengendalian internal yang efektif juga berperan mencegah kesalahan dan kecurangan, sementara transparansi dalam tata kelola membantu mengurangi asimetri informasi antara manajemen dan pemangku kepentingan. Etika dan akuntabilitas yang dijalankan secara konsisten menjadi benteng penting untuk mencegah praktik tidak sehat seperti manipulasi laba. Walaupun studi empiris lintas negara menampilkan hasil berbeda—terutama terkait variabel seperti ukuran dewan, keragaman gender, kepemilikan institusional, atau independensi dewan—mayoritas riset menyimpulkan bahwa tata kelola yang solid berkorelasi positif dengan peningkatan akurasi, transparansi, serta reliabilitas laporan keuangan. Masih terdapat kesenjangan penelitian, terutama dalam pemanfaatan variabel moderasi serta keberagaman proksi pengukuran, yang perlu dieksplorasi lebih jauh guna memberikan pemahaman lebih utuh mengenai dinamika hubungan antara governance dan kualitas pelaporan.

In reply to First post

Re: e-journal

by Rizki Fauzi -

Izin ibu Mohon maaf sebelum nya ibu saya meminta maaf atas kelalian saya yang salah mengirim tugas dan kali ini saya ingin mengumpul tugas yang benar

Dampak Transformasi Digital terhadap Pelaporan Keuangan dan Akuntabilitas di Pasar Berkembang
Transformasi digital melalui teknologi cloud computing, artificial intelligence, dan blockchain secara fundamental mengubah sistem pelaporan keuangan di negara berkembang. Teknologi ini memungkinkan organisasi mengumpulkan dan menganalisis data secara real-time, menghasilkan laporan yang lebih akurat dan transparan, serta mengurangi risiko penipuan melalui pencatatan yang tidak dapat diubah.
Namun implementasinya menghadapi hambatan seperti literasi digital terbatas dan infrastruktur teknologi yang belum optimal. Sistem pelaporan otomatis berbasis AI membantu perusahaan memenuhi standar internasional (IFRS) dan membuat keputusan strategis berbasis data prediktif.
Untuk memaksimalkan manfaat, pasar berkembang perlu berinvestasi dalam program literasi digital, pengembangan infrastruktur, dan regulasi yang mendukung. Studi kasus platform seperti M-Pesa, GCash, Nubank, dan Paytm menunjukkan potensi teknologi digital dalam meningkatkan transparansi, mengurangi penipuan, dan memperbaiki tata kelola perusahaan.
Kualitas Pelaporan Keuangan dan Tata Kelola Perusahaan
Laporan keuangan berkualitas tinggi memiliki karakteristik fundamental berupa relevansi dan keandalan representasi, serta karakteristik pendukung seperti kemudahan pemahaman dan komparabilitas. Kualitas pelaporan dipengaruhi oleh manajemen laba, tata kelola perusahaan, pengendalian internal, standar akuntansi, dan etika bisnis. Penelitian menunjukkan perusahaan dengan tata kelola kuat menghasilkan laporan keuangan berkualitas lebih baik.
Pengukuran kualitas menggunakan berbagai model termasuk skor kualitatif, model berbasis akrual, dan model Beneish. Namun penelitian masih memiliki keterbatasan dalam ukuran sampel dan cakupan data di pasar berkembang.
Tata kelola perusahaan yang kuat berkontribusi positif terhadap kualitas pelaporan melalui kemandirian dewan direksi, pengendalian internal yang kokoh, dan transparansi praktik tata kelola. Meski studi empiris menunjukkan temuan beragam, mayoritas penelitian menegaskan bahwa mekanisme tata kelola efektif meningkatkan akurasi, transparansi, dan reliabilitas informasi keuangan yang disampaikan kepada investor.
In reply to First post

Re: e-journal

by Muhammad Ronaldo -
Transformasi digital mengubah pelaporan keuangan dan akuntabilitas di negara berkembang dengan menghadirkan teknologi seperti kecerdasan buatan, komputasi awan, dan blockchain. Hal ini meningkatkan akurasi, transparansi, dan kepercayaan melalui data real-time dan catatan yang tidak dapat diubah. Namun, tantangan seperti rendahnya literasi digital, infrastruktur terbatas, dan resistensi organisasi masih menghambat implementasi. Untuk berhasil, diperlukan investasi pada literasi digital, infrastruktur, dan regulasi yang mendukung, dengan contoh keberhasilan seperti M-Pesa dan GCash.

Kualitas pelaporan keuangan bergantung pada karakteristik informasi yang relevan dan dapat dipercaya, dengan faktor pengaruh seperti tata kelola perusahaan, teknologi, audit, dan budaya organisasi. Metode pengukuran menggunakan model akrual dan deteksi manipulasi laba, meskipun masih ada keterbatasan data dan cakupan penelitian, terutama di pasar berkembang dan segmen usaha kecil.

Tata kelola perusahaan berperan penting dalam meningkatkan kualitas pelaporan melalui pengawasan, transparansi, dan pengendalian internal. Meskipun terdapat variasi hasil penelitian terkait aspek tata kelola, mayoritas menunjukkan bahwa tata kelola yang kuat meningkatkan akurasi dan reliabilitas laporan keuangan. Kebutuhan penelitian lebih lanjut dengan pendekatan variabel moderasi dan metode pengukuran beragam sangat diperlukan untuk memahami hubungan ini secara menyeluruh.
In reply to First post

Re: e-journal

by Hendra Ihya Purnama -

Nama : Hendra Ihya Purnama
NPM: 2513031075



Dampak Transformasi Digital terhadap Pelaporan Keuangan dan Akuntabilitas di Pasar Berkembang
Paragraf 1: Konteks dan Latar Belakang
Revolusi teknologi digital tengah mengubah lanskap pelaporan keuangan dan sistem pertanggungjawaban di negara-negara berkembang secara fundamental. Integrasi teknologi canggih seperti komputasi awan, kecerdasan buatan, dan blockchain membawa perubahan signifikan pada praktik keuangan tradisional yang sebelumnya terhambat oleh keterbatasan infrastruktur, minimnya akses terhadap modal, dan inkonsistensi regulasi. Adopsi perangkat digital memungkinkan organisasi mengumpulkan dan menganalisis data secara real-time, menghasilkan laporan keuangan yang lebih akurat dan tepat waktu. Kemampuan ini tidak hanya memperbaiki proses pengambilan keputusan tetapi juga memperkuat kepercayaan pemangku kepentingan melalui peningkatan transparansi. Teknologi blockchain khususnya menyediakan catatan yang tidak dapat diubah, mengurangi risiko penipuan dan kesalahan pelaporan keuangan, sehingga menumbuhkan budaya akuntabilitas yang lebih kuat.
Paragraf 2: Tantangan dan Strategi Implementasi
Meskipun transformasi digital menawarkan peluang besar, perjalanan menuju modernisasi sistem pelaporan keuangan di pasar berkembang menghadapi berbagai hambatan signifikan. Literasi digital yang terbatas, infrastruktur teknologi yang belum memadai, dan resistensi terhadap perubahan organisasi menjadi faktor penghambat utama dalam implementasi teknologi baru. Negara-negara berkembang mengalami permintaan akuntabilitas yang semakin meningkat dari berbagai pihak, termasuk investor, regulator, dan konsumen. Transformasi digital memberdayakan perusahaan untuk memenuhi ekspektasi tersebut melalui sistem pelaporan otomatis yang memastikan kepatuhan terhadap standar pelaporan keuangan internasional (IFRS). Pengintegrasian kecerdasan buatan dalam analitik keuangan memfasilitasi pemodelan prediktif, memungkinkan organisasi mengantisipasi tren pasar dan membuat keputusan strategis yang lebih terinformasi.
Paragraf 3: Implikasi Jangka Panjang dan Rekomendasi
Untuk memaksimalkan manfaat transformasi digital dalam pelaporan keuangan, pasar berkembang harus memprioritaskan investasi dalam program literasi digital, pengembangan infrastruktur, dan kerangka regulasi yang mendukung. Studi kasus dari platform seperti M-Pesa di Kenya, GCash di Filipina, Nubank di Brasil, dan Paytm di India menunjukkan potensi transformatif teknologi digital dalam meningkatkan transparansi, mengurangi risiko penipuan, dan memperbaiki praktik tata kelola perusahaan. Transformasi digital secara signifikan berdampak pada pelaporan keuangan dan akuntabilitas di pasar berkembang, menawarkan peluang untuk transparansi yang lebih baik, efisiensi operasional, dan kepercayaan pemangku kepentingan yang lebih kuat. Dengan mengatasi tantangan yang ada dan memanfaatkan teknologi canggih, organisasi dapat mencapai lanskap pelaporan keuangan yang lebih akuntabel, selaras dengan standar global, dan memenuhi kebutuhan pemangku kepentingan yang terus berkembang.

Kualitas Pelaporan Keuangan - Tinjauan Literatur
Paragraf 1: Elemen Kualitas dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pelaporan keuangan berkualitas tinggi merupakan fondasi penting bagi efisiensi pasar dan pengambilan keputusan investasi yang tepat. Berdasarkan kerangka konseptual yang dikembangkan oleh badan standar akuntansi internasional, terdapat karakteristik kualitatif fundamental dan pendukung yang menentukan mutu informasi keuangan. Karakteristik fundamental mencakup relevansi dan representasi tepercaya, sementara karakteristik pendukung meliputi kemampuan untuk dipahami, dapat dibandingkan, dapat diverifikasi, dan ketepatan waktu penyajian. Relevansi mengacu pada kemampuan informasi untuk mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna, sedangkan representasi tepercaya memastikan bahwa informasi mencerminkan kondisi ekonomi sebenarnya dari entitas. Berbagai faktor berpengaruh terhadap kualitas pelaporan keuangan, termasuk manajemen laba, praktik tata kelola perusahaan, pasar modal, pengendalian internal, sistem pelaporan internal, standar akuntansi, teknologi informasi, audit, konservatisme akuntansi, penyajian kembali laporan keuangan, reputasi perusahaan, budaya organisasi, etika bisnis, karakteristik eksekutif, serta ukuran dan usia entitas. Penelitian menunjukkan bahwa perusahaan dengan tata kelola kuat cenderung menghasilkan laporan keuangan berkualitas lebih baik, dan pasar modal di negara maju umumnya menunjukkan kualitas pelaporan superior dibandingkan pasar berkembang.
Paragraf 2: Metode Pengukuran dan Kesenjangan Penelitian
Pengukuran kualitas pelaporan keuangan memerlukan pendekatan komprehensif menggunakan berbagai model dan proksi. Metode yang umum digunakan mencakup skor terstandarisasi berdasarkan karakteristik kualitatif, model berbasis akrual yang mengukur ketidakpastian arus kas, model Beneish untuk mendeteksi manipulasi laba, indeks pengendalian internal, persistensi akrual, dan tingkat manajemen laba. Model kualitas akrual khususnya telah diterima secara luas karena fokusnya pada tingkat ketidakpastian antara akrual dan arus kas aktual dalam siklus operasi entitas. Namun demikian, literatur yang ada menunjukkan beberapa keterbatasan signifikan. Ukuran sampel dalam berbagai studi seringkali tidak memadai untuk menghasilkan kesimpulan yang representatif, aksesibilitas data di pasar berkembang masih terbatas, dan banyak penelitian mengabaikan perusahaan non-publik serta usaha kecil menengah yang dapat memberikan perspektif lebih lengkap. Penelitian mendatang perlu memperluas cakupan sampel, mengintegrasikan variabel kontrol yang lebih komprehensif, serta mengembangkan metode pengukuran yang lebih presisi untuk menangkap kompleksitas kualitas pelaporan keuangan dalam lingkungan bisnis global yang dinamis.

Tata Kelola Perusahaan dan Kualitas Pelaporan Keuangan

Penelitian mengenai hubungan antara tata kelola perusahaan dan mutu pelaporan keuangan menunjukkan hasil yang kompleks namun signifikan. Kajian literatur dari berbagai jurnal akuntansi periode 2013-2023 mengungkapkan bahwa struktur tata kelola korporat memiliki pengaruh substansial terhadap kredibilitas laporan keuangan melalui beberapa mekanisme utama. Kemandirian dewan direksi dan komite audit berperan dalam mengawasi proses penyusunan laporan keuangan agar terhindar dari bias dan manipulasi, sementara pengendalian internal yang kokoh mencegah kesalahan dan kecurangan dalam penyajian informasi finansial. Transparansi praktik tata kelola mendorong pengungkapan informasi secara menyeluruh, mengurangi asimetri informasi antara manajemen dan pemangku kepentingan. Standar etika dan akuntabilitas yang ditegakkan melalui kerangka tata kelola yang efektif mampu menghambat praktik tidak etis seperti manipulasi laba atau pengungkapan yang menyesatkan. Studi empiris dari berbagai negara menampilkan temuan yang beragam, bahkan kontradiktif, mengenai dampak variabel tata kelola seperti ukuran dewan, keberagaman gender, kemandirian dewan, dan kepemilikan institusional terhadap kualitas pelaporan. Meskipun demikian, mayoritas penelitian menegaskan bahwa mekanisme tata kelola perusahaan yang kuat berkontribusi positif terhadap peningkatan mutu pelaporan keuangan dengan memastikan akurasi, transparansi, dan reliabilitas informasi yang disajikan kepada investor dan pengguna lainnya. Kesenjangan dalam literatur menunjukkan kebutuhan penelitian lebih lanjut yang mengintegrasikan variabel moderasi dan menggunakan proksi pengukuran kualitas pelaporan yang lebih beragam di luar manajemen akrual untuk memberikan pemahaman komprehensif tentang dinamika kompleks antara struktur tata kelola dan integritas pelaporan finansial.


In reply to First post

Re: e-journal

by FAKHRANA PERMATASARI -
Nama:Fakhrana Permatasari
NPM:2513031080

Dampak transformasi digital terhadap pelapor keuangan dan akuntabilitas di pasar berkembang.
Paragraf 1: Pengaruh Teknologi pada Keuangan Pasar Berkembang
Transformasi digital membawa perubahan fundamental pada pelaporan keuangan di negara-negara berkembang. Teknologi canggih seperti cloud computing, kecerdasan buatan (AI), dan blockchain membantu mengatasi kendala tradisional, seperti infrastruktur yang lemah dan regulasi yang tidak konsisten. Dengan mengadopsi teknologi ini, perusahaan dapat mengumpulkan dan menganalisis data secara real-time, menghasilkan laporan keuangan yang lebih akurat dan tepat waktu. Hal ini tidak hanya meningkatkan pengambilan keputusan, tetapi juga membangun kepercayaan pemangku kepentingan. Selain itu, blockchain menciptakan catatan yang aman dan tidak bisa diubah, sehingga mengurangi penipuan dan memperkuat akuntabilitas.
Paragraf 2: Tantangan dan Strategi dalam Implementasi
Meskipun banyak manfaat yang ditawarkan, penerapan transformasi digital di pasar berkembang menghadapi berbagai tantangan. Beberapa hambatan utama termasuk kurangnya literasi digital, infrastruktur teknologi yang belum memadai, dan resistensi terhadap perubahan dalam organisasi. Di tengah meningkatnya permintaan akuntabilitas dari investor dan regulator, teknologi digital memungkinkan perusahaan memenuhi standar internasional (IFRS) melalui sistem pelaporan otomatis. Lebih jauh lagi, penggunaan AI dalam analisis keuangan membantu perusahaan memprediksi tren pasar dan membuat keputusan strategis yang lebih baik.
Paragraf 3: Strategi dan manfaat Jangka Panjang 
Untuk memaksimalkan keuntungan dari digitalisasi, negara-negara berkembang perlu berinvestasi pada literasi digital, infrastruktur teknologi, dan regulasi yang mendukung. Contoh sukses dari platform seperti M-Pesa di Kenya dan GCash di Filipina menunjukkan bagaimana teknologi digital dapat meningkatkan transparansi, mengurangi penipuan, dan memperkuat tata kelola perusahaan. Secara keseluruhan, transformasi digital memberikan peluang besar bagi pasar berkembang untuk meningkatkan akuntabilitas dan efisiensi pelaporan keuangan. Dengan mengatasi tantangan yang ada, organisasi dapat menyelaraskan diri dengan standar global dan memenuhi tuntutan para pemangku kepentingan.
Kualitas Pelaporan Keuangan Tinjauan Literatur
Paragraf 1: Elemen Kualitas dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pelaporan keuangan yang berkualitas adalah hal mendasar agar pasar berjalan efisien dan investor dapat mengambil keputusan yang tepat. Kualitas ini ditentukan oleh dua jenis karakteristik: fundamental dan pendukung. Karakteristik fundamental adalah relevansi (kemampuan informasi memengaruhi keputusan) dan representasi tepercaya (informasi mencerminkan kondisi sebenarnya). Sementara itu, karakteristik pendukung mencakup mudah dipahami, dapat dibandingkan, dapat diverifikasi, dan tepat waktu. Kualitas pelaporan dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti tata kelola perusahaan yang kuat, manajemen laba, sistem pengendalian internal, teknologi, dan reputasi perusahaan. Penelitian menunjukkan bahwa perusahaan dengan tata kelola yang baik cenderung memiliki laporan yang lebih berkualitas, dan ini lebih sering terlihat di pasar modal negara maju.
Paragraf 2: Metode Pengukuran dan Kesenjangan Penelitian
Untuk mengukur kualitas pelaporan keuangan, para peneliti menggunakan berbagai metode, seperti skor terstandarisasi, model berbasis akrual, atau model Beneish untuk mendeteksi manipulasi laba. Model kualitas akrual sering digunakan karena fokusnya pada perbedaan antara akrual dan arus kas. Namun, penelitian yang ada memiliki beberapa keterbatasan, seperti ukuran sampel yang terlalu kecil, kesulitan akses data di negara berkembang, dan jarang memasukkan perusahaan non-publik atau usaha kecil menengah. Oleh karena itu, penelitian di masa depan perlu menggunakan sampel yang lebih besar, variabel yang lebih lengkap, dan metode pengukuran yang lebih akurat untuk mendapatkan pemahaman yang lebih menyeluruh.

Tata Kelola Perusahaan dan Kualitas Pelaporan Keuangan

Berdasarkan penelitian antara tahun 2013-2023, struktur tata kelola perusahaan yang baik sangat memengaruhi kredibilitas laporan keuangan. Ini terjadi melalui beberapa cara, seperti adanya dewan direksi dan komite audit yang independen untuk mengawasi penyusunan laporan, serta pengendalian internal yang kuat untuk mencegah kesalahan atau kecurangan. Praktik tata kelola yang transparan juga membantu mengurangi perbedaan informasi antara manajemen dan pemangku kepentingan.
Meskipun demikian, studi empiris di berbagai negara menunjukkan hasil yang beragam tentang bagaimana variabel tata kelola seperti ukuran dewan, keberagaman gender, dan kemandirian dewan memengaruhi kualitas laporan. Namun, sebagian besar penelitian menegaskan bahwa mekanisme tata kelola yang kuat akan meningkatkan mutu laporan keuangan, dengan menjamin keakuratan, transparansi, dan keandalan informasi yang disajikan kepada investor. Penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memahami dinamika kompleks antara tata kelola dan integritas laporan keuangan, dengan menggunakan variabel dan metode pengukuran yang lebih beragam.
In reply to First post

Re: e-journal

by Mega Veronica -
Dampak Transformasi Digital terhadap Pelaporan Keuangan dan Akuntabilitas di Pasar Berkembang

Paragraf 1: Konteks dan Latar Belakang
Perkembangan teknologi digital saat ini membawa perubahan besar dalam cara pelaporan keuangan dan sistem akuntabilitas dijalankan di negara-negara berkembang. Pemanfaatan teknologi modern seperti cloud computing, kecerdasan buatan (AI), dan blockchain telah mengubah praktik keuangan tradisional yang dulu terkendala oleh lemahnya infrastruktur, keterbatasan akses modal, serta ketidakkonsistenan regulasi. Penggunaan perangkat digital membantu perusahaan mengumpulkan dan menganalisis data secara cepat dan akurat, sehingga laporan keuangan bisa dibuat dengan lebih tepat waktu. Hal ini bukan hanya memperbaiki proses pengambilan keputusan, tetapi juga meningkatkan kepercayaan pemangku kepentingan karena transparansi yang lebih tinggi. Secara khusus, teknologi blockchain memberi catatan transaksi yang tidak bisa diubah, meminimalkan risiko penipuan dan kesalahan pelaporan, serta memperkuat budaya akuntabilitas dalam organisasi.

Paragraf 2: Tantangan dan Strategi Implementasi
Walaupun membawa banyak peluang, proses digitalisasi pelaporan keuangan di pasar berkembang masih menghadapi berbagai tantangan. Rendahnya literasi digital, kurangnya infrastruktur teknologi, dan penolakan terhadap perubahan di lingkungan organisasi menjadi hambatan utama. Di sisi lain, tuntutan terhadap akuntabilitas semakin meningkat dari investor, regulator, hingga konsumen. Transformasi digital membantu perusahaan memenuhi tuntutan tersebut lewat sistem pelaporan otomatis yang mematuhi standar pelaporan internasional (IFRS). Selain itu, penerapan kecerdasan buatan dalam analisis keuangan mendukung kemampuan perusahaan untuk melakukan prediksi tren pasar dan mengambil keputusan strategis secara lebih tepat.

Paragraf 3: Implikasi Jangka Panjang dan Rekomendasi
Agar manfaat transformasi digital dapat dirasakan sepenuhnya, negara berkembang perlu berinvestasi pada peningkatan literasi digital, penguatan infrastruktur teknologi, serta pembentukan regulasi yang adaptif. Contoh sukses seperti M-Pesa (Kenya), GCash (Filipina), Nubank (Brasil), dan Paytm (India) menunjukkan bagaimana digitalisasi dapat meningkatkan transparansi, mengurangi risiko penipuan, dan memperbaiki tata kelola perusahaan. Secara keseluruhan, digitalisasi memberikan dampak besar terhadap pelaporan keuangan dan akuntabilitas, dengan menciptakan sistem yang lebih transparan, efisien, dan dipercaya oleh pemangku kepentingan. Jika tantangan dapat diatasi, organisasi di pasar berkembang dapat mencapai pelaporan keuangan yang lebih bertanggung jawab dan sejalan dengan standar global.

•Kualitas Pelaporan Keuangan Tinjauan Literatur

Paragraf 1: Elemen Kualitas dan Faktor yang Mempengaruhi
Pelaporan keuangan yang berkualitas tinggi merupakan fondasi utama bagi efisiensi pasar dan keputusan investasi yang tepat. Berdasarkan kerangka konseptual dari lembaga standar akuntansi internasional, kualitas laporan keuangan ditentukan oleh karakteristik kualitatif fundamental dan pendukung. Karakteristik utama meliputi relevansi dan representasi yang andal, sedangkan karakteristik pendukung mencakup kemudahan dipahami, dapat dibandingkan, dapat diverifikasi, serta ketepatan waktu. Relevansi menunjukkan sejauh mana informasi dapat memengaruhi keputusan ekonomi pengguna, sementara representasi yang andal berarti informasi mencerminkan kondisi ekonomi yang sebenarnya.
Banyak faktor yang memengaruhi kualitas laporan keuangan, seperti manajemen laba, tata kelola perusahaan, pengendalian internal, pasar modal, standar akuntansi, audit, teknologi informasi, etika bisnis, hingga ukuran dan usia perusahaan. Penelitian menunjukkan bahwa perusahaan dengan tata kelola yang kuat cenderung menghasilkan laporan keuangan yang lebih kredibel, dan secara umum, pasar modal di negara maju menunjukkan kualitas pelaporan yang lebih tinggi dibandingkan negara berkembang.

Paragraf 2: Metode Pengukuran dan Kesenjangan Penelitian
Menilai kualitas pelaporan keuangan membutuhkan pendekatan yang menyeluruh dengan berbagai model dan indikator. Beberapa metode umum yang digunakan adalah skor karakteristik kualitatif, model akrual, model Beneish untuk mendeteksi manipulasi laba, serta indeks pengendalian internal dan persistensi akrual. Model akrual dianggap paling banyak digunakan karena fokusnya pada perbedaan antara akrual dan arus kas sebenarnya dalam operasi perusahaan.
Namun, literatur yang ada masih menghadapi keterbatasan, seperti ukuran sampel kecil, keterbatasan data di negara berkembang, dan kurangnya penelitian pada perusahaan non-publik atau UMKM. Untuk memperkaya pemahaman, penelitian ke depan perlu memperluas cakupan sampel, menambahkan variabel kontrol yang lebih beragam, serta mengembangkan metode pengukuran yang lebih akurat agar mampu menangkap kompleksitas kualitas pelaporan keuangan di lingkungan bisnis global yang terus berubah.

•Tata Kelola Perusahaan dan Kualitas Pelaporan Keuangan
Penelitian mengenai hubungan antara tata kelola perusahaan dan kualitas pelaporan keuangan menunjukkan hasil yang bervariasi namun tetap penting. Berdasarkan tinjauan dari berbagai jurnal akuntansi antara tahun 2013–2023, struktur tata kelola memiliki pengaruh besar terhadap kredibilitas laporan keuangan melalui beberapa mekanisme utama. Kemandirian dewan direksi dan komite audit membantu mengawasi proses penyusunan laporan agar terhindar dari bias dan manipulasi. Sementara itu, pengendalian internal yang kuat mampu mencegah kesalahan serta kecurangan dalam pelaporan.
Transparansi dalam tata kelola mendorong keterbukaan informasi dan mengurangi kesenjangan pengetahuan antara manajemen dan pemangku kepentingan. Standar etika dan akuntabilitas yang dijaga melalui sistem tata kelola yang baik juga mengurangi peluang praktik tidak etis seperti manipulasi laba atau penyajian data menyesatkan. Hasil penelitian di berbagai negara memang bervariasi misalnya terkait ukuran dewan, keberagaman gender, kemandirian dewan, dan kepemilikan institusional namun mayoritas bukti menunjukkan bahwa tata kelola yang kuat berkontribusi positif terhadap peningkatan mutu pelaporan.
Meski demikian, masih terdapat kesenjangan penelitian yang perlu diisi dengan studi yang mempertimbangkan variabel moderasi dan menggunakan pengukuran kualitas pelaporan yang lebih luas dari sekadar aspek manajemen akrual. Hal ini penting agar pemahaman tentang hubungan antara tata kelola dan integritas laporan keuangan menjadi lebih utuh dan relevan dengan kondisi bisnis modern.