Ketiklah resume 3 esensi penting dari 3 artikel di atas.
ACTIVITY: TELAAH ARTIKEL
NPM : 2513031012
Artikel 1 “The Impact of Digital Transformation on Financial Reporting and Accountability in Emerging Markets”
Esensi Penting:
1. Transformasi digital meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pelaporan keuangan.
Teknologi seperti Artificial Intelligence (AI), Blockchain, dan Cloud Computing mampu mempercepat proses pelaporan, mengurangi kesalahan manusia, serta memudahkan audit dan verifikasi data.
2. Negara berkembang menghadapi tantangan besar dalam implementasi digitalisasi.
Kendala seperti rendahnya literasi digital, infrastruktur yang terbatas, dan regulasi yang belum adaptif masih menghambat efisiensi pelaporan keuangan.
3. Digitalisasi adalah strategi, bukan tren.
Transformasi digital tidak hanya memperbaiki sistem pelaporan, tetapi juga menjadi pendorong utama menuju tata kelola keuangan yang transparan, akuntabel, dan sesuai standar internasional (IFRS).
Artikel 2 “Financial Reporting Quality: A Literature Review”
Esensi Penting:
1. Kualitas pelaporan keuangan ditentukan oleh banyak faktor internal dan eksternal.
Faktor-faktor utama meliputi tata kelola perusahaan, manajemen laba, audit, etika bisnis, budaya nasional, dan teknologi informasi.
2. Belum ada metode tunggal untuk mengukur kualitas pelaporan.
Penelitian terdahulu menggunakan berbagai pendekatan, seperti accrual-based models, Beneish M-Score, dan internal control index untuk menilai tingkat keandalan dan relevansi laporan.
3. Kebutuhan penelitian lintas konteks dan sektor.
Mayoritas studi masih berfokus pada perusahaan publik di negara maju; penelitian ke depan perlu melibatkan sektor UKM dan negara berkembang untuk memahami variasi kualitas pelaporan secara global.
Artikel 3 “Corporate Governance and Financial Reporting Quality”
Esensi Penting:
1. Tata kelola perusahaan (corporate governance) berpengaruh signifikan terhadap kualitas pelaporan.
Struktur dewan direksi, independensi komite audit, serta pengendalian internal yang kuat berperan besar dalam menjaga transparansi dan akurasi laporan keuangan.
2. Perbedaan hasil penelitian di berbagai negara menunjukkan konteks berpengaruh besar.
Misalnya, di Inggris dan Pakistan ukuran dewan berpengaruh negatif, tetapi di Nigeria dan Irak pengaruhnya positif — ini menunjukkan pentingnya mempertimbangkan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya.
3. Teori keagenan dan stakeholder menjadi dasar kuat.
Corporate governance yang efektif mampu menekan konflik kepentingan antara manajemen dan pemilik serta memperkuat akuntabilitas publik melalui pelaporan yang jujur dan tepat waktu.
NPM: 2513031011
1. "The impact of digital transformation on financial reporting and accountability in emerging markets"
Jurnal ini membahas bagaimana tranformasi digital memengaruhi dan mengubah lanskap pelaporan keuangan dan akuntabilitas di negara-negara berkembang. Transformasi digital yang didukung oleh teknologi canggih seperti Cloud Computing, AI, dan Blockchain memiliki potensi besar untuk meningkatkan transparansi dan efisiensi pelaporan keuangan di negara berkembang. Dengan kemampuan pelaporan real-time dan peningkatan keandalan data, teknologi ini dapat menjadi katalis bagi perbaikan akuntabilitas dan tata kelola keuangan. Namun, implementasi teknologi ini di negara berkembang masih menghadapi beberapa tantangan signifikan, seperti keterbatasan infrastruktur teknologi informasi, kurangnya literasi digital di kalangan masyarakat dan pelaku usaha, serta kerangka regulasi yang belum memadai. Oleh karena itu, diperlukan investasi besar-besaran pada pembangunan infrastruktur digital yang kuat, peningkatan literasi digital melalui pendidikan dan pelatihan, serta pengembangan kerangka regulasi yang harmonis dan adaptif untuk mengoptimalkan manfaat dari transformasi digital ini. Dengan demikian, negara berkembang dapat memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kualitas pelaporan keuangan dan akuntabilitas, serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih transparan dan berkelanjutan.
2. "Financial Reporting Quality: A Literature Review"
Jurnal ulasan ini berfokus pada apa yang memengaruhi dan mengukur Kualitas Pelaporan Keuangan (QPK) berdasarkan literatur akuntansi.
Fokus Utama
1. Definisi QPK: QPK didasarkan pada karakteristik kualitatif FASB/IASB yang membuat informasi berguna bagi pengambilan keputusan. Karakteristik fundamentalnya adalah Relevansi dan Representasi Setia, sementara karakteristik peningkatnya (yang membantu memperbaiki kegunaan keputusan) mencakup Komparabilitas, Ketepatan Waktu, Dapat Diverifikasi, dan Dapat Dipahami.
2. Faktor-faktor yang Memengaruhi QPK: Banyak studi menemukan bahwa QPK dipengaruhi oleh praktik Tata Kelola Perusahaan yang kuat, praktik Manajemen Laba (di mana manajemen laba yang lebih tinggi menurunkan QPK), dan pemilihan Standar Akuntansi (misalnya, IFRS cenderung menekankan Relevansi, sementara U.S. GAAP menekankan Representasi Setia). Faktor lainnya termasuk Etika Bisnis, Konservatisme Akuntansi, Usia CEO (usia yang lebih tua cenderung meningkatkan QPK), dan keefektifan Pengendalian Internal.
3. Metode Pengukuran QPK: Karena QPK tidak dapat diukur secara langsung, peneliti mengandalkan proksi, termasuk:
• Kualitas Akrual (Accruals Quality): Mengukur sejauh mana akrual suatu entitas berkorelasi dengan arus kasnya, di mana variabilitas yang lebih rendah berarti kualitas yang lebih tinggi.
• Skor Standar: Sebuah pendekatan komprehensif yang menggabungkan skor dari semua karakteristik kualitatif (Relevansi, Representasi Setia, dll.).
• Model Kuantitatif: Seperti Beneish M-Score, yang memprediksi kemungkinan manipulasi laba.
3. "Corporate Governance and Financial Reporting Quality"
Jurnal ini menyimpulkan bahwa tata kelola perusahaan (Corporate Governance) memiliki implikasi yang signifikan terhadap kualitas pelaporan keuangan (QPK). Tata kelola yang kuat dianggap esensial untuk menciptakan lingkungan di mana pelaporan keuangan menjadi akurat, transparan, dan dapat diandalkan, yang pada akhirnya melindungi kepentingan pemangku kepentingan.
Tata kelola perusahaan memengaruhi QPK melalui beberapa mekanisme kunci:
• Pengawasan dan Independensi Dewan: Keberadaan dewan dan komite audit yang independen memastikan proses pelaporan mematuhi standar dan bebas dari bias atau manipulasi.
• Pengendalian Internal: Tata kelola yang baik mendorong mekanisme pengendalian internal yang kuat untuk mencegah kesalahan, kecurangan, dan salah saji dalam laporan keuangan.
• Transparansi: Praktik tata kelola yang transparan mendorong pengungkapan informasi keuangan yang jelas dan komprehensif, yang membangun kepercayaan dan mengurangi asimetri informasi.
• Kualitas Audit Eksternal: Tata kelola memengaruhi pemilihan dan pengawasan auditor eksternal, memastikan auditor tersebut independen dan kompeten, sehingga meningkatkan keandalan laporan keuangan yang diaudit.
Jurnal ini menyoroti bagaimana transformasi digital mengubah sistem pelaporan keuangan dan akuntabilitas di pasar negara berkembang. Penerapan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI), cloud computing, dan blockchain membuat proses pelaporan menjadi lebih cepat, akurat, serta transparan. Digitalisasi memungkinkan data dikumpulkan dan dianalisis secara real-time, sehingga membantu perusahaan mengambil keputusan dengan lebih baik dan meningkatkan kepercayaan publik terhadap laporan keuangan. Namun, jurnal ini juga menekankan adanya tantangan besar, seperti rendahnya literasi digital, lemahnya infrastruktur teknologi, dan perbedaan regulasi antarnegara yang dapat menghambat penerapan teknologi baru. Untuk mengatasinya, diperlukan investasi dalam pendidikan digital, pengembangan infrastruktur, serta kebijakan yang mendukung penerapan teknologi secara luas. Esensi penting dari jurnal ini adalah bahwa transformasi digital bukan hanya perubahan teknologis, tetapi juga langkah strategis menuju sistem pelaporan keuangan yang lebih transparan, akuntabel, dan efisien. Jika dikelola dengan baik, digitalisasi dapat memperkuat fondasi ekonomi, meningkatkan kepercayaan publik, dan menjadi pendorong utama pertumbuhan di pasar negara berkembang.
2.Pdf "Financial Reporting Quality A Literature Review
Jurnal ini mengkaji secara mendalam tentang faktor-faktor yang memengaruhi kualitas pelaporan keuangan dan cara mengukurnya berdasarkan berbagai penelitian dari tahun 2009–2015. Kualitas pelaporan didefinisikan sebagai sejauh mana laporan keuangan menyajikan informasi yang akurat, relevan, dan dapat dipercaya bagi pengguna laporan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Beberapa faktor penting yang memengaruhi kualitas pelaporan antara lain tata kelola perusahaan, manajemen laba, standar akuntansi, sistem pengendalian internal, etika bisnis, serta karakteristik manajerial. Tata kelola yang baik dan sistem pelaporan yang kuat meningkatkan transparansi, sementara praktik manipulatif dan lemahnya etika justru menurunkan kualitas. Jurnal ini juga membahas berbagai metode pengukuran kualitas pelaporan seperti model akrual, Beneish M-Score, dan indeks pengendalian internal. Penulis menyoroti bahwa kualitas pelaporan tidak hanya bergantung pada standar akuntansi, tetapi juga pada faktor eksternal seperti budaya dan lingkungan hukum. Esensi dari jurnal ini adalah bahwa kualitas pelaporan keuangan mencerminkan integritas dan transparansi perusahaan. Pelaporan yang berkualitas tinggi memperkuat kepercayaan investor, meningkatkan efisiensi pasar, dan menjadi fondasi stabilitas ekonomi jangka panjang.
3.IJEMBER_1436.Pdf
Jurnal ini membahas hubungan antara tata kelola perusahaan (corporate governance) dan kualitas pelaporan keuangan. Tata kelola yang baik berperan penting dalam menjaga keandalan dan transparansi pelaporan melalui mekanisme seperti dewan direksi dan komite audit yang independen, sistem pengendalian internal yang kuat, serta kepatuhan terhadap standar pelaporan internasional seperti IFRS dan GAAP. Penulis mengulas enam teori utama yang menjelaskan hubungan antara tata kelola dan pelaporan keuangan, termasuk teori keagenan dan stewardship. Kedua teori tersebut menyoroti pentingnya tanggung jawab moral dan pengawasan untuk mengurangi konflik kepentingan serta memastikan kejujuran dalam pelaporan. Penelitian empiris di berbagai negara menunjukkan bahwa variabel seperti ukuran dewan, independensi, dan frekuensi rapat audit memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas pelaporan keuangan. Meskipun hasilnya beragam, sebagian besar penelitian menyimpulkan bahwa tata kelola yang kuat menghasilkan laporan yang lebih transparan dan dapat dipercaya. Esensi dari jurnal ini adalah bahwa tata kelola perusahaan yang efektif merupakan kunci utama untuk meningkatkan kualitas pelaporan keuangan, memperkuat kepercayaan investor, dan menjaga keberlanjutan perusahaan. Struktur pengawasan yang baik bukan hanya memenuhi kepatuhan, tetapi juga membangun fondasi bagi stabilitas dan reputasi jangka panjang.
NPM : 2513031071
1. The Impact of Digital Transformation on Financial Reporting and Accountability in Emerging Markets
Jurnal ini membahas bagaimana perubahan digital membawa dampak besar terhadap cara pelaporan keuangan dan akuntabilitas di negara-negara berkembang. Dengan hadirnya teknologi seperti Cloud Computing, Intelligence (AI), dan Blockchain, proses pelaporan keuangan kini bisa dilakukan lebih cepat, transparan, dan akurat. Teknologi-teknologi ini memungkinkan pelaporan secara real-time serta meningkatkan keandalan data, sehingga dapat memperkuat akuntabilitas dan tata kelola keuangan.
Namun, penerapan teknologi canggih ini di negara berkembang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Masih banyak kendala seperti infrastruktur digital yang terbatas, rendahnya literasi digital di kalangan pelaku usaha maupun masyarakat, serta regulasi yang belum siap mengikuti perkembangan teknologi. Karena itu, dibutuhkan upaya serius dalam membangun infrastruktur digital yang memadai, memberikan pelatihan digital, dan menyusun kebijakan yang fleksibel serta adaptif. Jika tantangan ini dapat diatasi, transformasi digital akan menjadi pendorong utama peningkatan kualitas pelaporan keuangan dan transparansi ekonomi di negara berkembang.
2. Financial Reporting Quality: A Literature Review
Jurnal ini merupakan tinjauan dari berbagai literatur yang membahas tentang apa saja yang memengaruhi dan bagaimana cara menilai Kualitas Pelaporan Keuangan (QPK).
Pertama, QPK didefinisikan berdasarkan karakteristik kualitatif dari FASB dan IASB, yang menekankan pentingnya Relevansi dan Representasi Setia sebagai karakteristik utama. Sedangkan unsur pendukung seperti Komparabilitas, Ketepatan Waktu, Dapat Diverifikasi, dan Dapat Dipahami membantu meningkatkan kualitas informasi keuangan agar lebih bermanfaat bagi pengambilan keputusan.
Faktor yang memengaruhi QPK sangat beragam, mulai dari kekuatan *Corporate Governance*, praktik *Manajemen Laba*, standar akuntansi yang digunakan (misalnya IFRS atau U.S. GAAP), hingga aspek etika bisnis dan efektivitas pengendalian internal.
Dalam hal pengukuran, karena QPK tidak bisa dinilai secara langsung, para peneliti biasanya menggunakan pendekatan proksi, seperti:
Kualitas Akrual, yang mengukur seberapa konsisten akrual perusahaan dengan arus kasnya.
Skor Standar, yaitu gabungan dari berbagai karakteristik kualitatif QPK.
Model Kuantitatif, seperti Beneish M-Score, untuk menilai kemungkinan manipulasi laba.
Melalui berbagai pendekatan ini, jurnal ini menyoroti bahwa kualitas pelaporan keuangan merupakan hasil dari interaksi kompleks antara kebijakan, perilaku, dan sistem tata kelola perusahaan.
3. Corporate Governance and Financial Reporting Quality
Jurnal ini menegaskan bahwa tata kelola perusahaan (Corporate Governance) berperan penting dalam menentukan seberapa baik kualitas pelaporan keuangan suatu entitas. Tata kelola yang kuat memastikan laporan keuangan disajikan secara jujur, transparan, dan dapat dipercaya — hal yang sangat penting bagi para pemangku kepentingan.
Ada beberapa aspek utama yang menjadi penghubung antara cooporate governance dan QPK, antara lain:
Peran Dewan dan Komite Audit yang Independen, yang berfungsi sebagai pengawas agar laporan keuangan disusun sesuai standar dan tidak dimanipulasi.
Pengendalian Internal yang Efektif,untuk mencegah kesalahan atau kecurangan dalam proses pelaporan.
Transparansi dalam Pengungkapan Informasi, agar semua pihak memiliki akses terhadap data keuangan yang jelas dan lengkap.
Kualitas Audit Eksternal, yang menjamin laporan keuangan telah diperiksa oleh auditor independen dan berkompeten.
Kesimpulannya, praktik tata kelola yang baik tidak hanya menciptakan lingkungan bisnis yang sehat, tetapi juga menjadi fondasi penting bagi terciptanya pelaporan keuangan yang berkualitas tinggi dan dipercaya publik.
NPM: 2513031062
1. "The impact of digital transformation on financial reporting and accountability in emerging markets"
Esensi penting:
Jurnal ini membahas bagaimana transformasi digital memengaruhi dan mengubah pelaporan keuangan dan akuntabilitas di negara-negara berkembang. Dengan mengintegrasikan teknologi canggih seperti cloud computing, kecerdasan buatan (AI), blockchain, dan big data & analytic dengan teknologi canggih ini proses pelaporan menjadi lebih transparan, akurat, dan efisien. Transformasi ini membantu organisasi menghasilkan laporan keuangan secara real-time yang dapat meningkatkan kepercayaan pemegang kepentingan perusahaan seperti investor dan regulator.
Berbagai tantangan yang dihadapi, seperti rendahnya literasi digital, infrastruktur yang belum memadai, resistensi karyawan terhadap perubahan, serta regulasi yang kurang mendukung. Namun, dengan investasi pada pelatihan digital, peningkatan infrastruktur, penguatan regulasi, dan perubahan budaya organisasi, tantangan tersebut dapat diatasi untuk memaksimalkan manfaat teknologi digital.
Contoh keberhasilan beberapa platform digital di negara berkembang seperti M-Pesa di Kenya dan GCash di Filipina yang telah memberikan dampak positif pada pelaporan keuangan dan inklusi keuangan.
Kesimpulannya, jurnal ini menegaskan bahwa transformasi digital bukan hanya sekedar perubahan teknologi, melainkan kebutuhan strategis yang dapat memperkuat sistem pelaporan keuangan, meningkatkan akuntabilitas, dan mendukung pertumbuhan ekonomi di pasar negara berkembang.
Dengan begitu, transformasi digital ini menjadi kunci untuk menciptakan sistem pelaporan keuangan yang lebih transparan, efisien, dan dapat dipercaya di masa depan.
2. "Financial Reporting Quality: A Literature Review"
Esensi penting:
Jurnal ini membahas tentang kualitas pelaporan keuangan dari berbagai aspek, dengan meninjau hasil penelitian yang ada antara tahun 2009 hingga 2015. Fokus utama jurnal ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi kualitas pelaporan keuangan dan bagaimana kualitas tersebut bisa diukur.
Kualitas pelaporan keuangan dipengaruhi oleh karakteristik seperti relevansi, keandalan, keterbandingan, kemudahan dipahami, ketepatan waktu, dan representasi yang jujur. Selain itu, banyak faktor lain yang berperan seperti praktik tata kelola perusahaan, manajemen laba, pasar modal, sistem pelaporan internal, standar akuntansi, teknologi informasi, audit, serta etika bisnis.
Beberapa model dan metode yang digunakan untuk mengukur kualitas pelaporan keuangan, seperti model berbasis akrual, model Beneish, serta indeks pengendalian internal. Meski sudah banyak studi yang dilakukan, jurnal ini menunjukkan adanya celah dalam literatur, seperti ukuran sampel yang kecil dan kurangnya data dari perusahaan non-terdaftar dan usaha kecil menengah.
Kesimpulan nya, jurnal ini mengulas berbagai aspek penting tentang kualitas pelaporan keuangan, faktor-faktor yang memengaruhinya, serta cara-cara mengukurnya, dengan tujuan membantu manajer, investor, dan pemangku kepentingan lainnya memahami dan meningkatkan kualitas pelaporan keuangan secara lebih baik.
3. "Corporate Governance and Financial Reporting Quality"
Esensi penting:
Jurnal ini membahas tentang pengaruh tata kelola perusahaan (corporate governance) terhadap kualitas pelaporan keuangan. Tata kelola perusahaan yang baik sangat berperan dalam memastikan pelaporan keuangan yang berkualitas tinggi, yang pada akhirnya memengaruhi kepercayaan dan keputusan para pemegang kepentingan perusahaan.
Kualitas pelaporan keuangan diukur dari beberapa aspek penting seperti relevansi informasi, keandalan data, kemudahan perbandingan, kemudahan pemahaman, ketepatan waktu, dan representasi yang jujur terhadap kondisi ekonomi perusahaan.
Tata Kelola perusahaan yang baik mencakup keberadaan dewan independent dan komite audit yang efektif, pengendalian internal yang kuat, transparansi dan keterbukaan informasi, standar etika yang tinggi, serta pengawasan auditor eksternal yang kompeten dan independent.
Selain itu, tata Kelola perusahaan yang baik juga mendorong manajemen untuk memiliki pandangan jangka panjang dalam pelaporan keuangan, meminimalkan praktik pelaporan yang menyesatkan atau manipulasi laba, serta memastikan kepatuhan pada regulasi dan standar pelaporan keuangan internasional seperti GAAP dan IFRS.
Meskipun ada beberapa hasil penelitian yang berbeda terkait pengaruh variable tata Kelola terhadap kualitas pelaporan keuangan, secara keseluruhan, tata kelola perusahaan terbukti memberikan dampak positif yang signifikan. Namun, masih ada kebutuhan untuk penelitian lebih lanjut, khususnya yang memperhatikan variable-variable moderator dalam hubungan antara tata kelola dan kualitas pelaporan keuangan.
Kesimpulannya, jurnal ini menegaskan bahwa tata kelola perusahaan yang baik menjadi kunci untuk menghasilkan pelaporan keuangan yang akurat, transparan, dan dapat dipercaya, yang sangat penting untuk menjaga kepercayaan investor dan stabilitas pasar.
2513031064
1. The Impact of Digital Transformation on Financial Reporting and Accountability in Emerging Markets
Artikel ini menyoroti bagaimana transformasi digital memengaruhi sistem pelaporan keuangan dan akuntabilitas di negara-negara berkembang. Transformasi digital diartikan sebagai penerapan teknologi modern seperti cloud computing, kecerdasan buatan (AI), dan blockchain yang mengubah cara kerja sistem keuangan tradisional menjadi lebih cepat, transparan, serta efisien. Melalui teknologi ini, proses pengumpulan dan analisis data keuangan menjadi lebih akurat dan real-time, sehingga perusahaan dapat mengambil keputusan yang lebih tepat, sementara masyarakat juga memiliki kepercayaan lebih besar terhadap laporan keuangan yang disajikan.
Meski demikian, artikel ini juga menyoroti berbagai hambatan dalam penerapan teknologi digital di pasar negara berkembang. Tantangan tersebut meliputi keterbatasan pengetahuan digital, infrastruktur yang belum memadai, resistensi terhadap perubahan, serta peraturan dan penegakan hukum yang belum kuat. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan langkah strategis berupa peningkatan literasi digital, pembangunan infrastruktur teknologi, serta kebijakan pemerintah yang mendukung inovasi digital.
Transformasi digital terbukti memberikan manfaat besar dalam meningkatkan akuntabilitas laporan keuangan. Otomatisasi sistem dan penggunaan AI mengurangi kemungkinan kesalahan manusia dan memperkecil peluang terjadinya kecurangan. Teknologi blockchain juga berperan penting karena menciptakan catatan transaksi yang permanen dan sulit dimanipulasi, sehingga transparansi semakin meningkat. Beberapa contoh nyata seperti M-Pesa di Kenya, GCash di Filipina, Nubank di Brasil, dan Paytm di India menunjukkan bagaimana digitalisasi mendorong efisiensi dan memperluas akses layanan keuangan bagi masyarakat.
Ke depan, tren pelaporan keuangan akan bergerak menuju sistem real-time reporting, pelaporan berbasis ESG (Environmental, Social, Governance), serta pemanfaatan AI dan machine learning secara lebih luas. Namun demikian, aspek keamanan dan privasi data harus menjadi prioritas utama. Secara keseluruhan, transformasi digital bukan sekadar perubahan teknologi, tetapi juga langkah strategis untuk menciptakan sistem pelaporan keuangan yang lebih transparan, akuntabel, dan selaras dengan standar global. Jika dikelola dengan baik, digitalisasi dapat menjadi fondasi penting bagi pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kepercayaan publik di negara berkembang.
2. Financial Reporting Quality: A Literature Review
Artikel berjudul “Financial Reporting Quality: A Literature Review” membahas secara mendalam mengenai konsep, faktor, serta metode penilaian kualitas pelaporan keuangan berdasarkan tinjauan berbagai penelitian dari tahun 2009 hingga 2015. Tujuan utamanya adalah untuk memahami sejauh mana laporan keuangan dapat menggambarkan informasi yang akurat, relevan, dan dapat dipercaya dalam mendukung pengambilan keputusan ekonomi.
Kualitas pelaporan keuangan dijelaskan memiliki beberapa unsur pokok, yaitu relevansi, keandalan, keterbandingan, keterpahaman, ketepatan waktu, dan representasi yang jujur. Masing-masing unsur berperan penting dalam memastikan laporan keuangan mencerminkan kondisi ekonomi perusahaan secara benar dan tidak menyesatkan. Informasi yang relevan membantu pengguna dalam mengambil keputusan, sementara keandalan menegaskan pentingnya data yang bebas dari bias dan kesalahan. Keterbandingan serta keterpahaman juga diperlukan agar laporan keuangan dapat dinilai lintas periode dan antarperusahaan secara objektif.
Penulis menguraikan sejumlah faktor yang memengaruhi kualitas laporan keuangan, antara lain praktik tata kelola perusahaan, manajemen laba, standar akuntansi (IFRS dan US GAAP), sistem pelaporan internal, teknologi informasi, audit, etika bisnis, budaya perusahaan, serta karakteristik pimpinan seperti usia atau kepemilikan utang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tata kelola yang baik dan sistem pengendalian internal yang kuat mampu meningkatkan transparansi, sementara praktik manipulatif dan lemahnya etika bisnis justru menurunkan kualitas pelaporan.
Dalam hal pengukuran, artikel ini meninjau berbagai pendekatan seperti model berbasis akrual, skor standar, model Beneish M-Score, dan indeks pengendalian internal. Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan tergantung pada aspek yang ingin dinilai. Penulis juga menyoroti bahwa kualitas laporan tidak hanya bergantung pada standar akuntansi yang digunakan, tetapi juga pada faktor eksternal seperti budaya dan sistem hukum di suatu negara.
Kelemahan dalam penelitian sebelumnya mencakup ukuran sampel yang terbatas, minimnya data dari negara berkembang, dan kurangnya studi mengenai perusahaan non-publik. Karena itu, penelitian ke depan disarankan untuk memperluas cakupan data serta memasukkan variabel baru seperti pengungkapan sukarela dan faktor non-keuangan.
Secara keseluruhan, artikel ini menegaskan bahwa kualitas pelaporan keuangan mencerminkan integritas dan transparansi suatu perusahaan. Laporan yang berkualitas tinggi memperkuat kepercayaan investor dan meningkatkan efisiensi pasar. Dengan memahami faktor-faktor penentu dan metode pengukurannya, dunia akuntansi diharapkan dapat terus meningkatkan standar pelaporan untuk menghadapi tantangan global dan perubahan regulasi di masa depan.
3. Corporate Governance and Financial Reporting Quality
Artikel berjudul “Corporate Governance and Financial Reporting Quality” membahas hubungan antara tata kelola perusahaan dan kualitas pelaporan keuangan dengan meninjau berbagai hasil penelitian dari tahun 2013 hingga 2023. Tujuan utamanya adalah memahami bagaimana penerapan tata kelola yang baik mampu meningkatkan keandalan, ketepatan, serta transparansi laporan keuangan yang digunakan oleh para pemangku kepentingan dalam membuat keputusan ekonomi.
Penulis menekankan bahwa penerapan tata kelola yang efektif menjadi kunci dalam menjaga kualitas laporan keuangan. Peran dewan direksi dan komite audit yang independen sangat penting untuk mengawasi proses penyusunan laporan agar sesuai standar dan bebas dari manipulasi. Selain itu, sistem pengendalian internal yang kuat dapat meminimalkan kesalahan dan mencegah kecurangan, sementara keterbukaan informasi membantu memperkuat kepercayaan publik terhadap perusahaan. Tata kelola yang baik juga memastikan kepatuhan terhadap standar internasional seperti IFRS dan GAAP, sekaligus menanamkan etika serta akuntabilitas di seluruh tingkatan organisasi.
Artikel ini menguraikan enam teori utama yang menjelaskan hubungan antara tata kelola dan pelaporan keuangan, yaitu teori keagenan, teori stewardship, teori pemangku kepentingan, teori pandangan sumber daya, teori keunggulan inti, dan teori biaya transaksi. Teori keagenan menyoroti potensi konflik antara manajer dan pemegang saham, sementara teori stewardship menekankan tanggung jawab moral manajer dalam mengelola perusahaan dengan integritas. Teori lainnya melihat tata kelola sebagai sarana untuk memanfaatkan sumber daya secara efisien, menciptakan keunggulan kompetitif, dan menekan biaya transaksi melalui pengawasan yang efektif.
Tinjauan empiris dalam artikel ini mencakup penelitian dari beberapa negara seperti Inggris, Pakistan, Nigeria, Zambia, dan Irak. Hasilnya beragam, namun sebagian besar menunjukkan bahwa faktor tata kelola seperti ukuran dewan, tingkat independensi, frekuensi rapat audit, serta kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Dewan yang terlalu besar kadang justru menurunkan efektivitas pengawasan, sementara dewan yang lebih independen dan aktif dapat meningkatkan keandalan laporan.
Kesimpulan artikel ini menegaskan bahwa tata kelola perusahaan berperan penting dalam menentukan kualitas pelaporan keuangan. Walaupun hasil penelitian tidak selalu seragam, mayoritas sependapat bahwa struktur tata kelola yang kuat mendorong terciptanya laporan yang transparan, jujur, dan dapat dipercaya. Penulis juga menyoroti keterbatasan penelitian terdahulu yang masih jarang menyertakan data dari negara berkembang dan belum banyak menggunakan variabel moderasi. Karena itu, penelitian di masa depan diharapkan dapat memperluas cakupan data dan memperdalam analisis agar hubungan antara tata kelola dan kualitas pelaporan keuangan dapat dipahami secara lebih komprehensif di tingkat global.
NPM :2513031068
Ketiga dokumen yang diunggah secara kolektif membahas tema penting terkait kualitas pelaporan keuangan dari berbagai perspektif. Dokumen pertama merupakan tinjauan literatur yang menyoroti berbagai faktor yang memengaruhi dan metode pengukuran kualitas pelaporan keuangan, termasuk aspek relevansi, keandalan, keterbandingan, keterpahaman, ketepatan waktu, dan representasi yang akurat. Dokumen ini menegaskan pentingnya pelaporan keuangan yang berkualitas tinggi untuk mendukung pengambilan keputusan investasi dan meningkatkan efisiensi pasar serta menyoroti adanya kekurangan dalam penelitian sebelumnya. Dokumen kedua menggali dampak transformasi digital, seperti penggunaan kecerdasan buatan dan blockchain, terhadap pelaporan keuangan dan akuntabilitas di pasar negara berkembang. Digitalisasi dinilai meningkatkan transparansi, efisiensi, dan keandalan pelaporan, walaupun terdapat tantangan seperti infrastruktur yang kurang memadai dan kebutuhan akan literasi digital. Dokumen ini menekankan perlunya investasi dalam pendidikan dan regulasi untuk mendukung transformasi ini. Dokumen ketiga membahas peran tata kelola perusahaan dalam meningkatkan kualitas pelaporan keuangan melalui pengawasan yang efektif, transparansi, audit eksternal independen, dan akuntabilitas. Teori-teori utama seperti teori agensi dan teori stakeholder digunakan untuk menjelaskan hubungan yang kuat antara tata kelola yang baik dengan pelaporan yang akurat dan terpercaya. Keseluruhan ketiga dokumen menegaskan bahwa tata kelola perusahaan yang baik serta kemajuan teknologi digital sangat berkontribusi dalam meningkatkan kualitas pelaporan keuangan yang pada akhirnya memperkuat kepercayaan investor dan stabilitas pasar.
Npm : 2513031010
Resume artikel 1
The Impact of Digital Transformation on Financial Reporting and Accountability in Emerging Markets (IJSTRA, 2024)
Artikel ini membahas bagaimana transformasi digital benar-benar mengubah cara perusahaan di negara berkembang menyusun laporan keuangan dan mempertanggungjawabkannya. Kalau dulu laporan keuangan di banyak negara berkembang masih manual, lambat, dan sering tidak transparan, sekarang dengan hadirnya teknologi digital, proses ini bisa jadi lebih cepat, akurat, dan terbuka.
Teknologi seperti:
1. Cloud Computing.
2. Artificial Intelligence (Ai).
3. Blockchain.
4. Big Data.
5. Data Analytics.
Teknologi itu telah memainkan peran besar. Cloud membuat data bisa diakses kapan saja dan lebih aman. AI bisa membantu otomatisasi pekerjaan rutin, mendeteksi kesalahan, bahkan memprediksi tren keuangan. Blockchain memberi catatan transaksi yang permanen dan transparan, sehingga sulit dimanipulasi. Sementara big data memungkinkan analisis mendalam tentang kinerja perusahaan dan tren pasar.
Dampak positifnya sangat besar:
1. laporan jadi real-time, akurat, konsisten, dan sesuai standar internasional (seperti IFRS).
2. Investor juga lebih percaya karena transparansi meningkat.
3. Audit jadi lebih efisien karena semua data sudah tercatat otomatis.
4. Perusahaan juga lebih cepat mengambil keputusan karena informasi selalu up-to-date.
Tapi tentu ada tantangan. Negara berkembang masih menghadapi masalah literasi digital yang rendah, infrastruktur internet yang belum merata, biaya teknologi yang mahal, dan kadang budaya perusahaan yang masih resisten terhadap perubahan. Selain itu, muncul juga ancaman baru seperti keamanan siber dan perlindungan data.
Jurnal ini bahkan mencontohkan keberhasilan digitalisasi lewat M-Pesa di Kenya, layanan keuangan berbasis mobile yang awalnya hanya untuk transfer uang, tapi kemudian berkembang jadi sistem keuangan digital yang memperkuat transparansi dan akuntabilitas transaksi.
Kesimpulannya, transformasi digital adalah peluang besar bagi negara berkembang untuk memperbaiki kualitas laporan keuangan, meningkatkan transparansi, dan memperkuat akuntabilitas. Tapi untuk berhasil, harus ada dukungan infrastruktur, regulasi yang jelas, dan peningkatan literasi digital.
Resume artikel 2
Artikel ini lebih fokus pada kajian literatur tentang apa saja yang memengaruhi kualitas laporan keuangan dan bagaimana cara mengukurnya. Penulis mengulas puluhan penelitian dari berbagai negara antara tahun 2009 sampai 2015.
Intinya, laporan keuangan yang berkualitas tinggi bukan cuma yang menyajikan angka-angka dengan benar, tapi juga yang punya karakteristik tertentu:
1. Harus relevan dengan keputusan pengguna.
2. Mencerminkan kondisi sebenarnya (faithful representation).
3. Bisa dibandingkan antar periode dan antar perusahaan.
4. Mudah dipahami.
5. Tepat waktu.
6. Bisa diverifikasi kebenarannya.
Dari literatur yang ada, ditemukan banyak faktor yang memengaruhi kualitas. Misalnya praktik manajemen laba yang jelas menurunkan kualitas laporan, tata kelola perusahaan yang baik yang justru meningkatkan kualitas, standar akuntansi internasional (IFRS) yang membuat laporan lebih seragam, serta faktor-faktor lain seperti teknologi informasi, ukuran dan usia perusahaan, reputasi, budaya organisasi, bahkan sampai ke karakteristik CEO.
Untuk mengukur kualitas laporan, penelitian biasanya menggunakan indikator seperti :
1. Kualitas laba (apakah laba bisa memprediksi kinerja masa depan).
2. Biaya modal (laporan yang baik menurunkan cost of capital).
3. Reaksi pasar terhadap laporan, dan kualitas audit.
Namun jurnal ini juga menegaskan bahwa masih banyak celah penelitian. Misalnya, banyak studi dengan sampel kecil sehingga hasilnya kurang kuat, ada perbedaan standar antar negara, dan aspek non-keuangan seperti budaya atau etika bisnis masih jarang dikaji padahal sebenarnya berpengaruh besar.
Kesimpulannya, kualitas laporan keuangan itu sesuatu yang kompleks, dipengaruhi banyak hal, dan tidak bisa hanya dilihat dari satu sisi saja. Tapi yang jelas, laporan yang berkualitas tinggi akan membantu efisiensi pasar, mendukung keputusan investasi, dan meningkatkan kepercayaan publik.
Resume Artikel 3
Corporate Governance and Financial Reporting Quality (IJEBMR, 2024)
Artikel ini membahas tentang bagaimana tata kelola perusahaan punya pengaruh besar terhadap kualitas laporan keuangan. Awalnya penulis menyoroti bahwa banyaknya skandal akuntansi dan krisis keuangan membuat orang sadar betapa pentingnya laporan keuangan yang benar-benar bisa dipercaya. Laporan keuangan yang berkualitas harus relevan, bisa diandalkan, tepat waktu, dapat dibandingkan, dan mudah dipahami.
Corporate governance hadir sebagai sistem aturan, praktik, dan pengawasan yang bikin perusahaan berjalan sesuai standar etika dan regulasi. Kalau governance lemah, manajer bisa saja memanipulasi angka laba untuk kepentingan pribadi, yang ujungnya merugikan investor dan pemegang saham. Tapi kalau governance kuat, hal itu bisa dicegah karena ada mekanisme pengawasan.
Beberapa cara corporate governance menjaga kualitas laporan antara lain :
1. Lewat independensi dewan direksi dan komite audit yang objektif.
2. Pengendalian internal yang ketat supaya tidak ada kesalahan atau fraud.
3. Keterbukaan informasi biar investor nggak merasa “dibohongi”.
4. Serta pemilihan auditor eksternal yang independen.
Selain itu, governance juga membuat perusahaan fokus pada keberlanjutan jangka panjang, bukan hanya mencari untung sesaat. Jurnal ini juga menyinggung teori-teori penting yang menjelaskan hubungan ini. Misalnya agency theory yang melihat adanya konflik kepentingan antara pemilik dan manajer, stewardship theory yang lebih optimis dengan menganggap manajer sebagai pengelola yang bisa dipercaya, dan stakeholder theory yang menekankan pentingnya mempertimbangkan kepentingan semua pihak, bukan hanya pemegang saham. Ada juga teori lain seperti resource-based view dan core competency yang melihat kualitas laporan keuangan sebagai sumber daya strategis perusahaan.
Kesimpulannya, corporate governance yang baik adalah fondasi utama untuk menghasilkan laporan keuangan yang transparan, akurat, dan relevan. Governance ini jadi jembatan antara manajemen dan pemegang saham untuk membangun kepercayaan dan memastikan keberlangsungan bisnis.
Nama : Dwi Oktavia Ramdhani
Npm : 2513031057
Artikel 1: The impact of digital transformation on financial reporting and accountability in emerging markets
Jurnal ini membahas Dampak Transformasi Digital terhadap Pelaporan Keuangan dan Akuntabilitas di Pasar Berkembang.
Esensi Utama
1). Peran Transformasi Digital: Transformasi digital (melalui teknologi seperti komputasi awan, AI, dan blockchain) secara fundamental mengubah cara perusahaan di pasar berkembang melakukan pelaporan keuangan.
2). Peningkatan Kualitas Pelaporan: Transformasi ini mendorong transparansi dan efisiensi yang lebih besar dalam pelaporan keuangan.
Manfaat Khusus:
1). Memungkinkan pengumpulan dan analisis data real-time untuk laporan yang lebih tepat waktu dan akurat.
2). Meningkatkan kepercayaan pemangku kepentingan dan memperkuat akuntabilitas.
3). Teknologi seperti blockchain membantu mengurangi risiko penipuan karena mencatat transaksi yang tidak dapat diubah (immutable).
4).Membantu organisasi memenuhi standar pelaporan internasional (IFRS).
Kesimpulan: Transformasi digital adalah keharusan strategis bagi pasar berkembang untuk menciptakan sistem pelaporan yang lebih akuntabel, sejalan dengan standar global, dan menarik investasi. Manfaatnya dapat dimaksimalkan dengan mengatasi tantangan infrastruktur dan literasi digital.
Artikel 2: Financial Reporting Quality: A Literature Revie
literature review tentang Kualitas Pelaporan Keuangan adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi dan cara mengukur kualitas pelaporan keuangan. Pelaporan keuangan yang berkualitas penting karena memberikan informasi yang jelas dan akurat tentang kinerja keuangan perusahaan kepada para stakeholder, seperti investor dan kreditor
1). Definisi Luas: Kualitas pelaporan keuangan tidak hanya mencakup informasi keuangan tetapi juga informasi non-keuangan yang berguna untuk pengambilan keputusan.
2). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Pelaporan Keuangan:
a. Kompetensi Sumber Daya Manusia: Kualitas pelaporan keuangan pemerintah daerah dipengaruhi oleh kompetensi SDM.
b. Pemanfaatan Teknologi Informasi: Penggunaan teknologi informasi juga menjadi faktor penting dalam meningkatkan kualitas laporan keuangan
3). Akuntabilitas dan Pengawasan: Akuntabilitas, kualitas audit, dan sistem pengendalian internal berperan penting dalam memastikan kualitas informasi laporan keuangan.
4). Standar Akuntansi: Penerapan standar akuntansi yang sesuai, termasuk IFRS (International Financial Reporting Standards), sangat penting untuk memastikan laporan keuangan berkualitas dan berstandar internasional
Artikel 3: Corporate Governance and Financial Reporting Quality
Definisi dan Konsep Corporate Governance: Memahami definisi corporate governance (GCG) dan bagaimana konsep ini diterapkan dalam konteks perusahaan sangat penting. GCG mencakup seperangkat aturan, praktik, dan proses yang digunakan untuk mengarahkan dan mengendalikan perusahaan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan akuntabilitas, keadilan, dan transparansi perusahaan terhadap.
Kualitas pelaporan keuangan mengacu pada relevansi dan reliabilitas informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Laporan keuangan yang berkualitas akan membantu investor dan stakeholder lainnya dalam membuat keputusan yang tepat.
Prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG): Prinsip-prinsip GCG yang utama meliputi transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, dan kesetaraan. Implementasi prinsip-prinsip ini dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan dan mencegah rekayasa kinerja perusahaan.
Pengaruh GCG terhadap Pelaporan Keuangan: Penerapan GCG secara konsisten terbukti dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan. GCG yang baik dapat mencegah aktivitas rekayasa kinerja yang membuat laporan keuangan tidak mencerminkan nilai fundamental perusahaan.
Komponen-komponen GCG: Komponen-komponen GCG meliputi dewan direksi, dewan komisaris independen, dan komite audit. Dewan direksi bertanggung jawab menjalankan perusahaan, sementara dewan komisaris independen dan komite audit bertugas mengawasi dan memastikan kepatuhan terhadap standar dan regulasi.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi GCG: Faktor-faktor seperti profitabilitas, ukuran perusahaan, dan tipe industri dapat mempengaruhi implementasi GCG dan kualitas pelaporan keuangan. Variabel-variabel ini perlu dipertimbangkan dalam analisis.Peran Audit dan Pengawasan: Audit internal dan eksternal, serta pengawasan oleh komite audit, sangat penting dalam memastikan keakuratan dan keandalan laporan keuangan. Pengawasan yang efektif dapat mendeteksi dan mencegah potensi kecurangan atau kesalahan dalam pelaporan. Studi Empiris dan Temuan Penelitian: Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara penerapan GCG dan kualitas pelaporan keuangan. Studi empiris sering menggunakan berbagai ukuran GCG, seperti proporsi dewan komisaris independen, keberadaan komite audit, dan kepemilikan institusional. Implikasi bagi Investor dan Stakeholder: GCG yang baik dan pelaporan keuangan yang berkualitas meningkatkan kepercayaan investor dan stakeholder. Hal ini dapat berdampak positif pada nilai perusahaan dan keberlanjutan bisnis.Krisis dan Tata Kelola Perusahaan, Peristiwa seperti krisis keuangan dapat menyoroti pentingnya penerapan GCG yang baik. Krisis keuangan Asia 1997 dan kejatuhan Enron serta WorldCom pada tahun 2002 menunjukkan betapa pentingnya tata kelola perusahaan yang kuat untuk mencegah kerugian besar
Jurnal ini mengkaji bagaimana kemajuan digital mengubah cara pelaporan keuangan dan sistem akuntabilitas di negara-negara berkembang. Teknologi modern seperti Cloud Computing, Kecerdasan Buatan (AI), dan Blockchain berpotensi besar untuk meningkatkan transparansi serta efisiensi pelaporan keuangan. Melalui kemampuan pelaporan secara real-time dan peningkatan integritas data, teknologi ini dapat menjadi pemicu dalam memperkuat akuntabilitas dan tata kelola keuangan. Namun demikian, penerapan teknologi ini masih menghadapi hambatan besar, seperti terbatasnya infrastruktur TI, rendahnya pemahaman digital di kalangan masyarakat dan pelaku bisnis, serta belum memadainya regulasi yang mendukung. Oleh karena itu, diperlukan investasi besar dalam pengembangan infrastruktur digital, peningkatan literasi digital melalui pelatihan dan edukasi, serta penguatan regulasi yang fleksibel dan adaptif. Dengan langkah-langkah ini, negara berkembang dapat memanfaatkan teknologi digital secara optimal untuk meningkatkan kualitas pelaporan keuangan dan akuntabilitas, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi yang transparan dan berkelanjutan.
2. "Financial Reporting Quality: A Literature Review"(Kualitas Pelaporan Keuangan: Tinjauan Literatur)
Jurnal ini merupakan tinjauan terhadap berbagai literatur yang membahas faktor-faktor yang memengaruhi dan cara-cara mengukur kualitas pelaporan keuangan (QPK).
Fokus utama meliputi:
Definisi QPK: QPK ditentukan berdasarkan karakteristik kualitatif dari FASB/IASB. Dua karakteristik utamanya adalah relevansi dan representasi yang setia, sedangkan karakteristik pelengkapnya meliputi komparabilitas, ketepatan waktu, verifiabilitas, dan keterpahaman.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi QPK: Berbagai studi menunjukkan bahwa QPK dipengaruhi oleh tata kelola perusahaan yang efektif, praktik manajemen laba (yang cenderung menurunkan QPK jika berlebihan), serta pemilihan standar akuntansi—misalnya IFRS lebih menekankan relevansi, sedangkan US GAAP lebih fokus pada representasi setia. Faktor lain mencakup etika bisnis, konservatisme akuntansi, usia CEO (yang lebih tua biasanya meningkatkan QPK), serta efektivitas pengendalian internal.
Metode Pengukuran QPK: Karena QPK tidak bisa diukur secara langsung, peneliti menggunakan beberapa indikator atau proksi, seperti:
Kualitas Akrual: Mengukur konsistensi antara akrual dan arus kas, di mana variasi yang rendah mencerminkan kualitas yang lebih baik.
Skor Standar: Pendekatan terpadu yang menggabungkan skor dari berbagai karakteristik kualitatif.
Model Kuantitatif: Seperti Beneish M-Score yang digunakan untuk mendeteksi kemungkinan manipulasi laba.
3. "Corporate Governance and Financial Reporting Quality"(Tata Kelola Perusahaan dan Kualitas Pelaporan Keuangan)
Jurnal ini menegaskan bahwa tata kelola perusahaan yang baik sangat berpengaruh terhadap kualitas pelaporan keuangan. Lingkungan tata kelola yang kuat menciptakan sistem pelaporan yang lebih akurat, transparan, dan dapat dipercaya, sehingga melindungi kepentingan para pemangku kepentingan.
Beberapa mekanisme penting melalui mana tata kelola memengaruhi QPK adalah:
Independensi Dewan dan Komite Audit: Keberadaan dewan pengawas dan komite audit yang independen membantu memastikan bahwa proses pelaporan berjalan sesuai dengan standar dan bebas dari intervensi atau bias.
Pengendalian Internal yang Efektif: Tata kelola yang baik mendorong terbentuknya sistem kontrol internal yang kuat guna mencegah kesalahan, kecurangan, maupun penyajian informasi yang menyesatkan.
Transparansi Informasi: Praktik tata kelola yang terbuka akan mendorong pengungkapan informasi keuangan yang lengkap dan jelas, mengurangi ketimpangan informasi antara pihak-pihak terkait.
Kualitas Audit Eksternal: Tata kelola perusahaan juga berperan dalam memilih dan mengawasi auditor eksternal yang independen dan berkompeten, yang pada akhirnya meningkatkan kredibilitas laporan keuangan yang diaudit.
NPM: 2513031052
=> Jurnal pertama yaitu “The Impact of Digital Transformation on Financial Reporting and Accountability in Emerging Markets” oleh Enoch O. Alonge, Oritsematosan Faith Dudu, dan Olakunle Babatunde Alao (2024) membahas bagaimana kemajuan teknologi digital seperti cloud computing, artificial intelligence (AI), dan blockchain memengaruhi praktik pelaporan keuangan di negara berkembang. Transformasi digital dianggap mampu meningkatkan efisiensi, transparansi, dan keandalan data dalam proses pelaporan, sehingga memperkuat akuntabilitas organisasi di hadapan pemangku kepentingan seperti investor, regulator, dan publik.
Penelitian ini menemukan bahwa penerapan teknologi digital membantu mempercepat penyusunan laporan keuangan, mengurangi kesalahan manusia, serta meningkatkan kepercayaan karena data dapat diverifikasi secara real-time. Teknologi seperti blockchain juga memungkinkan pencatatan transaksi yang tidak dapat diubah (immutable), sehingga mengurangi risiko manipulasi data dan kecurangan. Selain itu, sistem digital mempermudah perusahaan untuk mematuhi standar pelaporan internasional seperti IFRS dan mendukung pengambilan keputusan berbasis data yang lebih akurat.
Namun, jurnal ini juga menyoroti tantangan besar yang dihadapi pasar negara berkembang, seperti rendahnya literasi digital, keterbatasan infrastruktur teknologi, resistensi terhadap perubahan, dan ketidaksiapan regulasi. Penulis menegaskan bahwa manfaat transformasi digital hanya dapat dimaksimalkan jika didukung oleh peningkatan kompetensi sumber daya manusia, investasi teknologi yang memadai, dan kebijakan pemerintah yang adaptif terhadap inovasi digital. Dengan dukungan tersebut, transformasi digital dapat menjadi pendorong utama peningkatan transparansi dan akuntabilitas pelaporan keuangan di negara berkembang.
=> jurnal kedua yaitu Jurnal “Financial Reporting Quality: A Literature Review” oleh Dr. Siriyama Kanthi Herath dan Norah Albarqi (2017) bertujuan untuk meninjau berbagai penelitian terkait kualitas pelaporan keuangan (financial reporting quality / FRQ) antara tahun 2009–2015. Artikel ini berfokus pada pemahaman konsep FRQ, faktor-faktor yang memengaruhinya, serta metode yang digunakan untuk mengukurnya. Penulis menegaskan bahwa pelaporan keuangan yang berkualitas tinggi harus memenuhi karakteristik kualitatif seperti relevansi, penyajian yang jujur (faithful representation), keterbandingan, ketepatan waktu, dan kemudahan dipahami.
Berbagai faktor dianggap memengaruhi kualitas pelaporan keuangan, di antaranya adalah tata kelola perusahaan (corporate governance), reputasi dan ukuran auditor eksternal, karakteristik perusahaan seperti ukuran dan umur, serta konservatisme akuntansi. Struktur dewan yang independen, keberadaan komite audit yang efektif, dan penerapan standar audit internasional terbukti dapat meningkatkan kredibilitas laporan keuangan. Selain itu, perilaku manajerial, seperti kecenderungan melakukan earnings management, juga menjadi aspek penting yang menentukan apakah laporan keuangan benar-benar mencerminkan kondisi ekonomi perusahaan yang sesungguhnya.
Dalam mengukur kualitas pelaporan, berbagai pendekatan digunakan, seperti model berbasis akrual untuk mendeteksi manipulasi laba (accrual quality), tingkat konservatisme akuntansi, dan frekuensi restatement laporan keuangan. Jurnal ini juga menyoroti kelemahan penelitian terdahulu, seperti keterbatasan data di negara berkembang dan kurangnya studi jangka panjang. Oleh karena itu, penulis merekomendasikan agar penelitian selanjutnya memperluas konteks geografis dan mempertimbangkan faktor-faktor institusional agar pemahaman mengenai kualitas pelaporan keuangan menjadi lebih komprehensif dan relevan dengan kondisi global saat ini.
=> jurnal ketiga yaitu jurnal yang diterbitkan dalam International Journal of Economics, Business and Management Research Vol. 8, No. 09 (2024) berjudul “The Impact of Environmental Accounting Information Disclosure on Firm Value Mediated by Profitability” membahas pengaruh pengungkapan informasi akuntansi lingkungan terhadap nilai perusahaan dengan profitabilitas sebagai variabel mediasi. Penelitian ini dilakukan pada 18 perusahaan sektor bahan dasar yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2021–2023, dengan total 54 data observasi. Tujuan utamanya adalah untuk memahami bagaimana transparansi informasi lingkungan dapat meningkatkan nilai perusahaan di tengah meningkatnya perhatian terhadap praktik keberlanjutan.
Metode yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan analisis jalur (path analysis) dan uji Sobel untuk melihat hubungan langsung dan tidak langsung antara variabel. Pengungkapan informasi lingkungan diukur berdasarkan data biaya lingkungan dan pelaporan keberlanjutan, sedangkan nilai perusahaan diukur menggunakan rasio Tobin’s Q. Hasil analisis menunjukkan bahwa pengungkapan informasi lingkungan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, dan profitabilitas terbukti menjadi variabel mediasi yang memperkuat hubungan tersebut. Artinya, perusahaan yang aktif mengelola dan mengungkapkan aktivitas lingkungan cenderung memiliki kinerja keuangan yang lebih baik, yang pada akhirnya meningkatkan nilai perusahaan di mata investor.
Penelitian ini menegaskan pentingnya akuntansi lingkungan sebagai bagian dari strategi keberlanjutan dan tata kelola perusahaan. Pengungkapan informasi lingkungan tidak hanya berdampak pada reputasi, tetapi juga pada profitabilitas dan kepercayaan pasar. Oleh karena itu, penulis merekomendasikan agar perusahaan di sektor industri dasar memperkuat pelaporan keberlanjutan dan memperhatikan aspek lingkungan secara lebih serius, sementara regulator diharapkan mendorong standar pelaporan yang lebih transparan untuk menciptakan nilai ekonomi sekaligus menjaga tanggung jawab sosial dan lingkungan.
NAMA : Nadya Elya Aziza
NPM : 2513031067
RESUME 3 e-journal
JOURNAL 1
1.The impact of digital transformation on financial reporting and accountability in emerging markets
Organisasi dapat memanfaatkan alat digital untuk merampingkan proses pelaporan mereka, memungkinkan mereka menghasilkan laporan keuangan berkualitas tinggi dengan sumber daya yang lebih sedikit. Hal ini tidak hanya meningkatkan efisiensi keseluruhan operasi keuangan, tetapi juga membebaskan profesional keuangan untuk terlibat dalam tugas-tugas bernilai lebih tinggi, seperti analisis dan perencanaan strategis.
Selain itu, otomatisasi juga berkontribusi pada konsistensi yang lebih besar dalam pelaporan keuangan. Ketika proses pelaporan diotomatisasi, organisasi dapat menetapkan alur kerja dan template yang terstandarisasi, memastikan bahwa laporan keuangan disusun secara seragam di seluruh organisasi. Konsistensi ini sangat penting untuk menjaga integritas informasi keuangan dan membangun kepercayaan di antara para pemangku kepentingan. Investor dan regulator cenderung memiliki kepercayaan yang lebih besar terhadap organisasi yang menunjukkan praktik pelaporan keuangan yang andal dan konsisten.
Seiring transformasi digital yang mengubah pelaporan keuangan di pasar negara berkembang, penting untuk diakui bahwa pergeseran ini juga menghadirkan tantangan. Organisasi harus berinvestasi dalam teknologi dan pelatihan yang diperlukan untuk menerapkan solusi digital secara efektif. Selain itu, diperlukan perubahan budaya dalam organisasi untuk menerima teknologi dan proses baru. Kemajuan ini sangat penting bagi organisasi yang ingin meningkatkan praktik pelaporan keuangan mereka dan membangun kepercayaan dengan para pemangku kepentingan.
Meskipun masih ada tantangan, manfaat dari transformasi digital jauh lebih besar dibandingkan dengan kelemahannya, membuka jalan bagi lanskap pelaporan keuangan yang lebih tangguh dan akuntabel di pasar negara berkembang. Seiring organisasi terus mengadopsi teknologi digital, mereka akan berada dalam posisi yang lebih baik untuk menghadapi kompleksitas ekonomi global, mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan, dan mendukung stabilitas ekonomi. Masa depan pelaporan keuangan di pasar negara berkembang terletak pada pemanfaatan transformasi digital untuk menciptakan lingkungan keuangan yang transparan dan akuntabel yang memenuhi kebutuhan semua pemangku kepentingan.
Dampak terhadap Akuntabilitas dalam Pelaporan Keuangan
Dampak transformasi digital terhadap akuntabilitas dalam pelaporan keuangan di pasar negara berkembang sangat signifikan dan memiliki banyak dimensi. Seiring organisasi semakin mengadopsi teknologi digital, kerangka kerja tradisional untuk akuntabilitas keuangan juga ikut berkembang.
JOURNAL 2
2.Financial Reporting Quality: A Literature Review
Didalam jurnal ini komitmen etis sangat penting bagi bisnis, dan mempunyai pengaruh langsung terhadap kualitas pelaporan keuangan. Perusahaan yang berkomitmen pada tingkat etika bisnis yang lebih tinggi menunjukkan kualitas pelaporan keuangan yang lebih baik dibandingkan perusahaan yang memiliki tingkat etika bisnis yang lebih rendah. Berdasarkan seluruh fakta yang tercantum di atas, pendidikan dalam bisnis yang beretika dapat mengarah pada peningkatan kualitas pelaporan keuangan. Gambar 2 dari salah satu penelitian menunjukkan komitmen perusahaan terhadap etika bisnis, dan bagaimana konsep ini dikaitkan dengan kualitas pelaporan keuangan.
Menggunakan Skor Standar
Menilai kualitas pelaporan keuangan memerlukan penghitungan skor standar menggunakan karakteristik kualitatif fundamental dan penyempurnaan yang disebutkan sebelumnya. Dengan menimbang karakteristik kualitatif fundamental secara seimbang, skor standar dari karakteristik kualitatif fundamental dihitung dengan menjumlahkan skor standar relevansi dan keterwakilan yang tepat dan membaginya dengan 2. Proses yang sama diterapkan untuk meningkatkan karakteristik kualitatif. Pendekatan ini memiliki cara unik dalam mengukur kualitas pelaporan keuangan.
Merupakan alat gabungan untuk menilai kualitas informasi keuangan dan non-keuangan dalam laporan tahunan secara komprehensif. Untuk menekankan hal ini, manajemen laba digunakan untuk menyoroti kualitas laba daripada berfokus pada kualitas pelaporan keuangan sebagai tujuan utama. Dalam literatur, nilai relevansi dapat menentukan elemen dan karakteristik kualitatif dalam laporan keuangan tahunan.
Kualitas Akrual atau Model Berbasis Akrual
Kualitas Akrual adalah model signifikan yang telah digunakan untuk mengukur kualitas pelaporan keuangan. Dalam akuntansi dikenal basis akrual bahwa pendapatan diakui terpisah dari penerimaan kas, dan beban diakui terpisah dari pembayaran tunai. Secara umum, dan dalam siklus operasi sebelum atau sesudah akrual, arus kas entitas harus sesuai dengan pendapatan dan beban yang masih harus dibayar. Kualitas telah menyebabkan penerimaan dan persetujuan pendekatan ini.
Hal ini menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam pengukuran kualitas pelaporan keuangan. Pendekatan Kualitas Akrual berkonsentrasi pada tingkat ketidakpastian arus kas suatu entitas terhadap korespondensi akrual. Oleh karena itu, kualitas semakin rendah kualitas akuntansi entitas. Salah satu fungsi alat akuntansi berbasis akrual adalah kemampuannya untuk memberikan perkiraan arus kas masa depan yang lebih baik.
Ketika laba bersih saat ini informatif mengenai kinerja arus kas masa depan, kualitas pelaporan keuangan dianggap lebih tinggi.
Model Beneish atau "M-Score",
Pendekatan ini dianggap sebagai ukuran langsung terhadap kualitas informasi keuangan.
Metode Indeks Pengendalian Internal
Peneliti keuangan sering menggunakan metode ini untuk mengukur keberadaan item dalam sistem pengendalian internal. Metode berisi uraian unsur-unsur yang dipilih sesuai dengan keterwakilan penelitian dalam sistem yang akan diukur.
Kegigihan Akrual
Persistensi Akrual adalah ukuran kualitas pelaporan keuangan.
Gelar Manajemen Laba
Ringkasnya, dalam literatur, beberapa penelitian menyarankan penggunaan lebih dari satu pengukuran, berdasarkan sifat faktor yang perlu diukur. Untuk menggambarkan hal ini, beberapa penelitian perlu menggunakan langkah-langkah untuk menyoroti beberapa dimensi kualitas pelaporan keuangan pada saat yang sama, seperti penerapan persistensi akrual, prediktabilitas arus kas, dan kualitas akrual. Kesenjangan dalam Literatur yang Ada dan Saran untuk Penelitian di Masa Depan Misalnya, ukuran beberapa sampel penelitian tidak cukup besar untuk menarik kesimpulan yang masuk akal. Selain itu, ukuran dewan direksi hanya menunjukkan hubungan dengan kualitas pelaporan keuangan dalam tata kelola perusahaan sebagai pengaruhnya.
Hal ini menunjukkan bahwa perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai faktor tata kelola perusahaan untuk menekankan bagaimana pengaruhnya terhadap kualitas pelaporan keuangan. Dengan meningkatkan dan memperluas ukuran sampel, kemampuan untuk membandingkan tingkat kualitas informasi di antara industri lain. Mengevaluasi pengaruh kualitas pelaporan keuangan dengan memasukkan usaha kecil dan menengah ke dalam sampel untuk menguji dampak apa yang mungkin menyebabkan hasil statistik yang berbeda terungkap. Jadi, hal ini akan mendukung temuan dan mencakup semua tingkat bisnis yang berbeda.
JOURNAL 3
3.Corporate Governance and Financial Reporting Quality
Dalam akuntansi, kualitas informasi keuangan dievaluasi berdasarkan relevansi dan keandalannya. Relevansi berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan informasi pengguna, sedangkan keandalan melibatkan representasi peristiwa ekonomi yang mendasarinya secara tepat. Tata kelola perusahaan mencakup seperangkat pedoman, prinsip, dan aturan yang mengatur operasi bisnis. Perusahaan yang dikelola dengan baik diharapkan menghasilkan informasi keuangan tingkat tinggi.
Inti dari tata kelola perusahaan adalah untuk menjadi panduan terhadap kecenderungan manajer untuk mengambil keuntungan dari pemangku kepentingan, memastikan bahwa tindakan mereka sejalan dengan praktik terbaik dan dengan cara yang tidak merugikan kepentingan pemegang saham. Pengendalian ini membantu mencegah kesalahan, penipuan, dan salah saji dalam laporan keuangan, sehingga meningkatkan keandalan dan keakuratannya. Transparansi ini membangun kepercayaan di antara para pemangku kepentingan, mengurangi asimetri informasi dan kemungkinan kesalahan pelaporan keuangan. Hal ini mencegah praktik tidak etis seperti manipulasi pendapatan atau pengungkapan keuangan yang menyesatkan.
Kepatuhan ini meningkatkan daya banding dan konsistensi laporan keuangan antar perusahaan dan yurisdiksi. Kesimpulannya, tata kelola perusahaan yang kuat menumbuhkan lingkungan di mana pelaporan keuangan akurat, transparan, dan dapat diandalkan. Hal ini melindungi kepentingan pemangku kepentingan dan berkontribusi terhadap kepercayaan pasar secara keseluruhan terhadap kesehatan dan kinerja keuangan organisasi.
Kualitas Pelaporan Keuangan
Dalam literatur akuntansi, berbagai ukuran digunakan untuk menilai kualitas pelaporan keuangan, dengan kualitas laba yang dilaporkan menjadi proksi yang umum digunakan. Dalam literatur akuntansi, terdapat banyak varian untuk mengukur kualitas pelaporan keuangan dan para peneliti belum menentukan ukuran tertentu sebagai ukuran yang diterima secara umum untuk kualitas pelaporan keuangan. Namun, kualitas laba yang dilaporkan umumnya digunakan oleh para peneliti di bidang akuntansi sebagai proksi kualitas pelaporan keuangan. Laba berkualitas tinggi memiliki potensi tinggi untuk meramalkan pendapatan masa depan Alhadab& Al-Own, Pelaporan keuangan berkualitas tinggi berfungsi sebagai sarana untuk mengurangi asimetri informasi antara pemegang saham dan manajer dengan kewajiban hukum perusahaan.
Elemen Kualitas
Relevansi berhubungan dengan kegunaan dan materialitas informasi. Ini menunjukkan kemampuan informasi untuk mempengaruhi pengambilan keputusan pengguna. Informasi dalam laporan keuangan memandu pengguna dalam mengambil keputusan, dianggap relevan. Selain itu, informasi membantu pengguna menilai dan mengkonfirmasi peristiwa baik saat ini atau di masa lalu yang mereka anggap berguna.
Manfaat pengambilan keputusan, yang merupakan bagian mendasar dari relevansi, sejalan dengan kerangka konseptual.
Keandalan
Keandalan merupakan elemen yang terkait dengan kualitas pelaporan keuangan. Informasi dalam laporan keuangan harus dapat diandalkan, berharga, dan dapat dipercaya.
Keterbandingan
Hal ini memungkinkan pemangku kepentingan untuk mengevaluasi laporan keuangan dan menganalisis posisi keuangan, arus kas, dan kinerja suatu entitas. Penilaian ini memungkinkan pengguna untuk melakukan tinjauan lintas waktu dan antar perusahaan lain dalam periode yang sama. Selain itu, menyajikan angka dan rasio indeks keuangan berguna untuk perbandingan dengan organisasi lain. Kelengkapan informasi dalam laporan keuangan sangatlah penting.
Ketepatan waktu
Ketepatan waktu adalah atribut kualitatif penting yang menekankan perlunya informasi tersedia bagi pengambil keputusan dengan segera, dan menjaga relevansinya.
Teori Pandangan Berbasis Sumber Daya
Barney menyoroti bahwa tidak semua sumber daya bernilai strategis, dan kombinasi strategisnya sangat penting untuk persaingan yang efektif di pasar.
Teori Pemangku Kepentingan
Jensen menegaskan bahwa nilai jangka panjang perusahaan tidak dapat ditingkatkan dengan mengabaikan kepentingan pemangku kepentingan dan menekankan perlunya manajer untuk menyeimbangkan kepentingan pemangku kepentingan yang bersaing.
NPM : 2513031030
RESUME 3 e-journal
1. The Impact of Digital Transformation on Financial Reporting and Accountability in Emerging Markets
Transformasi digital memungkinkan organisasi menyederhanakan proses pelaporan keuangan, sehingga laporan dapat dihasilkan dengan kualitas tinggi menggunakan sumber daya yang lebih efisien. Otomatisasi tidak hanya meningkatkan efektivitas operasional, tetapi juga memberi ruang bagi profesional keuangan untuk berfokus pada kegiatan strategis seperti analisis dan perencanaan bisnis.
Selain itu, digitalisasi menciptakan konsistensi dalam pelaporan dengan menetapkan alur kerja dan template terstandar di seluruh organisasi. Standarisasi ini memperkuat integritas informasi keuangan dan meningkatkan kepercayaan para pemangku kepentingan, terutama investor dan regulator, terhadap transparansi serta reliabilitas laporan keuangan.
Namun, transformasi ini juga menghadirkan tantangan, terutama kebutuhan investasi dalam teknologi, pelatihan karyawan, serta penyesuaian budaya organisasi agar penerapan sistem digital dapat berjalan efektif. Meski demikian, manfaat transformasi digital jauh lebih besar dibandingkan hambatannya. Inovasi ini membuka peluang terciptanya sistem pelaporan keuangan yang lebih tangguh, akuntabel, dan adaptif terhadap dinamika ekonomi global.
Secara keseluruhan, masa depan pelaporan keuangan di pasar negara berkembang sangat bergantung pada kemampuan organisasi memanfaatkan teknologi digital untuk memperkuat transparansi dan akuntabilitas. Pergeseran ini juga memperluas konsep akuntabilitas tradisional, di mana integrasi teknologi memperdalam mekanisme kontrol, meningkatkan akurasi audit, dan memperkuat hubungan kepercayaan antara organisasi dan pemangku kepentingan.
2. Financial Reporting Quality: A Literature Review
Dalam literatur akuntansi, komitmen etis menjadi faktor penting yang memengaruhi kualitas pelaporan keuangan. Perusahaan dengan tingkat etika bisnis yang tinggi terbukti menghasilkan laporan keuangan yang lebih andal dibandingkan perusahaan yang kurang menegakkan nilai etika. Dengan demikian, pendidikan dan praktik bisnis berbasis etika dapat mendorong peningkatan kualitas pelaporan. Gambar 2 dalam penelitian tersebut menggambarkan hubungan antara komitmen etis perusahaan dan kualitas pelaporan keuangan.
Menggunakan Skor Standar
Kualitas pelaporan keuangan dapat diukur melalui sistem penilaian berbasis skor standar yang memperhitungkan karakteristik kualitatif utama, seperti relevansi dan representasi yang tepat. Skor ini dihitung dengan menyeimbangkan kedua unsur tersebut untuk memperoleh hasil yang objektif. Pendekatan serupa diterapkan pada karakteristik kualitatif tambahan guna menghasilkan pengukuran yang lebih menyeluruh.
Kualitas Akrual atau Model Berbasis Akrual
Model akrual merupakan salah satu metode penting dalam mengukur kualitas pelaporan keuangan. Berdasarkan prinsip akuntansi akrual, pendapatan dan beban diakui terpisah dari penerimaan dan pengeluaran kas. Oleh karena itu, kualitas akrual mencerminkan sejauh mana akrual tersebut sesuai dengan arus kas aktual. Kualitas pelaporan yang tinggi ditandai dengan kemampuan laba saat ini untuk memprediksi arus kas masa depan dengan baik.
Model Beneish (M-Score)
Model ini digunakan sebagai alat langsung untuk menilai kualitas informasi keuangan dengan mendeteksi potensi manipulasi laporan laba.
Metode Indeks Pengendalian Internal dan Persistensi Akrual
Pendekatan ini menilai keberadaan elemen-elemen pengendalian internal serta konsistensi akrual dari waktu ke waktu sebagai indikator kualitas laporan keuangan.
Kesimpulan dan Celah Penelitian
Literatur menunjukkan perlunya penggunaan lebih dari satu metode pengukuran secara bersamaan untuk menangkap berbagai dimensi kualitas pelaporan, seperti persistensi akrual, prediktabilitas arus kas, dan kualitas laba. Namun, beberapa studi masih terbatas oleh ukuran sampel yang kecil dan kurangnya inklusi usaha kecil dan menengah. Oleh karena itu, penelitian selanjutnya disarankan untuk memperluas cakupan sampel dan meninjau pengaruh faktor tata kelola perusahaan terhadap kualitas pelaporan agar hasilnya lebih komprehensif dan representatif lintas sektor.
3. Corporate Governance and Financial Reporting Quality
Dalam akuntansi, kualitas informasi keuangan ditentukan oleh dua elemen utama: relevansi dan keandalan. Relevansi berkaitan dengan kemampuan informasi untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam pengambilan keputusan, sedangkan keandalan menekankan ketepatan informasi dalam merepresentasikan kondisi ekonomi yang sebenarnya.
Tata kelola perusahaan (corporate governance) merupakan seperangkat prinsip, pedoman, dan aturan yang memastikan bahwa manajer bertindak sesuai dengan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya. Tata kelola yang baik mengurangi potensi penyimpangan, kesalahan, serta penipuan dalam laporan keuangan. Transparansi dan kontrol yang kuat menciptakan kepercayaan antara perusahaan dan pemangku kepentingan, serta mengurangi asimetri informasi yang dapat menyebabkan kesalahan pelaporan.
Kepatuhan terhadap prinsip tata kelola juga meningkatkan keterbandingan dan konsistensi laporan keuangan antar perusahaan maupun antar yurisdiksi. Dengan demikian, sistem tata kelola yang solid menciptakan lingkungan pelaporan yang akurat, transparan, dan dapat dipercaya, serta memperkuat stabilitas pasar dan integritas organisasi.
Elemen Kualitas Pelaporan Keuangan
Relevansi memastikan informasi bermanfaat dan material bagi pengambil keputusan. Keandalan menuntut data yang akurat dan dapat dipercaya. Keterbandingan memungkinkan analisis lintas waktu dan antar entitas, sedangkan ketepatan waktu memastikan informasi tersedia saat masih relevan untuk pengambilan keputusan.
Perspektif Teoritis
Dari sudut pandang Resource-Based View (Barney), keunggulan kompetitif muncul dari kombinasi strategis sumber daya yang bernilai. Sementara itu, Stakeholder Theory (Jensen) menekankan bahwa nilai jangka panjang perusahaan hanya dapat tercapai bila kepentingan seluruh pemangku kepentingan dikelola secara seimbang. Kedua teori ini membantu menjelaskan bagaimana tata kelola dan sumber daya organisasi berperan dalam meningkatkan kualitas pelaporan keuangan.
npm:2513031066
1."The impact of digital transformation on financial reporting and accountability in emerging markets"(Dampak Transformasi Digital terhadap Pelaporan Keuangan dan Akuntabilitas di Negara Berkembang)
Jurnal ini mengeksplorasi bagaimana kemajuan teknologi digital memengaruhi pelaporan keuangan dan sistem akuntabilitas di negara-negara berkembang. Teknologi seperti komputasi awan, kecerdasan buatan (AI), dan blockchain memiliki potensi besar untuk meningkatkan transparansi dan efisiensi. Dengan memfasilitasi pelaporan real-time dan meningkatkan integritas data, teknologi ini dapat memperkuat akuntabilitas dan tata kelola keuangan.
Namun, adopsinya menghadapi hambatan signifikan, seperti infrastruktur TI yang terbatas, rendahnya literasi digital, dan regulasi yang belum memadai. Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan investasi besar pada infrastruktur digital, peningkatan literasi digital melalui pelatihan, dan penguatan regulasi yang adaptif. Dengan langkah-langkah ini, negara berkembang dapat memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan kualitas pelaporan keuangan, akuntabilitas, serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang transparan dan berkelanjutan.
2.Financial Reporting Quality: A Literature Review
Artikel berjudul “Financial Reporting Quality: A Literature Review” menganalisis konsep, faktor, dan metode evaluasi kualitas pelaporan keuangan berdasarkan studi yang diterbitkan antara tahun 2009 hingga 2015. Tujuannya adalah untuk memahami sejauh mana laporan keuangan dapat menyajikan informasi yang akurat, relevan, dan tepercaya untuk pengambilan keputusan ekonomi.
Kualitas pelaporan keuangan mencakup relevansi, keandalan, keterbandingan, keterpahaman, ketepatan waktu, dan representasi yang jujur. Setiap elemen ini sangat penting untuk memastikan laporan keuangan secara akurat mencerminkan kondisi ekonomi suatu perusahaan. Informasi yang relevan membantu pengguna dalam pengambilan keputusan, sementara keandalan menjamin data yang bebas dari kesalahan dan bias. Keterbandingan dan keterpahaman juga memastikan laporan dapat dinilai secara objektif antarperiode dan antarperusahaan.
Beberapa faktor yang memengaruhi kualitas pelaporan keuangan meliputi tata kelola perusahaan, manajemen laba, standar akuntansi (IFRS dan US GAAP), sistem pelaporan internal, teknologi informasi, audit, etika bisnis, budaya perusahaan, dan karakteristik manajemen. Studi menunjukkan bahwa tata kelola yang kuat dan sistem pengendalian internal yang baik dapat meningkatkan transparansi, sementara praktik manipulatif dan etika bisnis yang lemah dapat menurunkan kualitas pelaporan.
Artikel ini juga mengulas berbagai metode pengukuran, seperti model berbasis akrual, Beneish M-Score, dan indeks pengendalian internal, yang masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Penulis mencatat bahwa kualitas laporan tidak hanya bergantung pada standar akuntansi, tetapi juga pada faktor eksternal seperti budaya dan sistem hukum suatu negara.
Keterbatasan penelitian sebelumnya termasuk ukuran sampel yang kecil, kurangnya data dari negara berkembang, dan minimnya studi tentang perusahaan non-publik. Oleh karena itu, penelitian di masa depan disarankan untuk memperluas cakupan data dan menyertakan variabel baru seperti pengungkapan sukarela dan faktor non-keuangan.
Secara keseluruhan, artikel ini menyimpulkan bahwa laporan keuangan yang berkualitas mencerminkan integritas dan transparansi perusahaan, sehingga meningkatkan kepercayaan investor dan efisiensi pasar. Dengan memahami faktor-faktor penentu dan metode pengukurannya, dunia akuntansi dapat terus meningkatkan standar pelaporan untuk menghadapi tantangan global dan perubahan regulasi di masa depan.
3."corporate Governance and Financial Reporting Quality"
Esensi penting:
Jurnal ini membahas tentang pengaruh tata kelola perusahaan (corporate governance) terhadap kualitas pelaporan keuangan. Tata kelola perusahaan yang baik sangat berperan dalam memastikan pelaporan keuangan yang berkualitas tinggi, yang pada akhirnya memengaruhi kepercayaan dan keputusan para pemegang kepentingan perusahaan.
Kualitas pelaporan keuangan diukur dari beberapa aspek penting seperti relevansi informasi, keandalan data, kemudahan perbandingan, kemudahan pemahaman, ketepatan waktu, dan representasi yang jujur terhadap kondisi ekonomi perusahaan.
Tata Kelola perusahaan yang baik mencakup keberadaan dewan independent dan komite audit yang efektif, pengendalian internal yang kuat, transparansi dan keterbukaan informasi, standar etika yang tinggi, serta pengawasan auditor eksternal yang kompeten dan independent.
Selain itu, tata Kelola perusahaan yang baik juga mendorong manajemen untuk memiliki pandangan jangka panjang dalam pelaporan keuangan, meminimalkan praktik pelaporan yang menyesatkan atau manipulasi laba, serta memastikan kepatuhan pada regulasi dan standar pelaporan keuangan internasional seperti GAAP dan IFRS.
Meskipun ada beberapa hasil penelitian yang berbeda terkait pengaruh variable tata Kelola terhadap kualitas pelaporan keuangan, secara keseluruhan, tata kelola perusahaan terbukti memberikan dampak positif yang signifikan. Namun, masih ada kebutuhan untuk penelitian lebih lanjut, khususnya yang memperhatikan variable-variable moderator dalam hubungan antara tata kelola dan kualitas pelaporan keuangan.
Kesimpulannya, jurnal ini menegaskan bahwa tata kelola perusahaan yang baik menjadi kunci untuk menghasilkan pelaporan keuangan yang akurat, transparan, dan dapat dipercaya, yang sangat penting untuk menjaga kepercayaan investor dan stabilitas pasar.
NPM : 2513031059
Artikel pertama berjudul "The impact of digital transformation on financial reporting and accountibility in emergiing markets" (Dampak Transformasi digital terhadap pelaporan akuntabilitas keuangan di pasar negara berkembang).
artikel ini membahas tentang transformasi digital melalui teknologi digital seperti AI, cloud, dan blockchain hal ini secara mendasar mengubah proses pelaporan keuangan dan akuntabilitas di pasar negara berkembang. transformasi digital memberkan solusi untuk tantangan tradisional pada pasar negara berkembang seperti infrastruktur yang belum memadai yaitu dengan cara : memungkinkan pengumpulan dan analisis data secara seketika, akan menghasilkan laporan yang lebih tepat waktu akurat, otomatisasi proses mengurangi kesalahan manusia dan memastikan konsistensi. teknologi blockchain menciptakan catatan transaksi yang tidak dapat di ubah (immutable), yang secara signifikan mengurangi resiko kecurangan dan salah, memanfaatkan AI untuk peramalan kinerja dan pengambilan keputusan strategis yang lebih baik.
meskipun membawa manfaat besar, implementasi transformasi digital di pasar negara berkembang menghadapi kendala antara lain : keterbatasan keterapilan dan pemahaman mengenai teknologi baru. kurangnya akses atau kualitas internet yang buruk, keengganan untuk beralih dari proses manual dan tradisional.
kesimpulan yang dapat diambil dari artikel ini adalah Untuk memaksimalkan manfaat transformasi digital, pasar negara berkembang harus berfokus pada investasi dalam literasi digital, pengembangan infrastruktur, dan pembentukan kerangka regulasi yang mendukung. Secara keseluruhan, digitalisasi adalah alat penting untuk meningkatkan transparansi, efisiensi, dan kepercayaan pemangku kepentingan dalam sistem keuangan pasar negara berkembang.
Artikel 2 berjudul "Financial Reporting Quality: A Literature Riview" (Kualitas pelaporan keuangan: Tinjau literatur)
artikel ini adalah tinjauan literatur mengenai kualitas pelaporan keuangan. kualitas pelaporan ditentukan oleh karakteristik kualitatif yang dibagi menjadi 2 yaitu :
fundamental : relevansi dan representasi yang jujur . peningkatan : dapat dibandingkan, dapat dipahami, dan ketepatan waktu. kualitas pelaporan keuangan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
Tata kelola perusahaan : tata kelola yang kuat meningkatkan kualitas, praktik manajemen laba yang tinggi mengurangi kualitas pelaporan, komite audit yang independen dan berkompeten mengarah ke kualitas pelaporan yang lebih tinggi, reputasiyang tinggi mengurangi kemungkinan salah saji dan penerbitan laporan keuangan (restatements).
ada beberapa metode yang digunakan untuk mengukur kualitas pelaporan keuangan :
kualitas akrual : mengukur konsistensi antara akrual dan arus kas
model beneish (M-Score) : memperkirakan adanya manipulasi laba
Pengungkapan Ulang: Frekuensi pengungkapan ulang sebagai indikator rendahnya kualitas pelaporan keuangan
Artikel ketiga berjudul "Corporate Governance and financial Reporting quality" (Tata kelola perusahaan dan kualitas pelaporan keuangan).
artikel ini membahas tentang tata kelola perusahaan dan kualitas pelaporan keuangan. artikel ini menyatakan bahwa tata kelola perusahaan memiliki dampak penting terhadap kualitas pelaporan keuangan. Tata kelola yang baik berperan sebagai pandduan untuk melindungi kepentingan pemegang saham dan mengurangi perbedaan informasi dengan mencegah manajer melakukan pelaporan yang tidak jujur.
unsur unsur kualitas pelaporan keuangan dinilai berdasarkan dua aspek utama yaitu relevansi (membantu pengguna membuat keputusan) dan tetang kejujuran dalam mempresentasikan kejadian ekonomi. Tata kelola perusahaan yang baik memastikan kualitas berikut melalui beberapa mekanisme: Pengawasan yang independen: Adanya dewan dan komite audit yang bebas dari kepentingan pihak lain untuk memastikan pelaporan tetap objektif.
Sistem kontrol internal yang kuat: Membantu mencegah kesalahan, kecurangan, dan kesalahpahaman.
Transparansi: Menyajikan informasi secara jelas dan lengkap, yang membantu mengurangi perbedaan informasi.
Kualitas audit yang baik: Memastikan auditor dipilih secara independen dan objektif.
NPM : 2513031055
Jurnal 1 : The Impact of Digital Transformation on Financial Reporting and Accountability in Emerging Markets
Jurnal ini merupakan analisis konseptual dan tinjauan literatur yang membahas bagaimana transformasi digital—melalui teknologi seperti cloud computing, kecerdasan buatan (AI), blockchain, dan analitik data besar—mengubah pelaporan keuangan dan akuntabilitas di pasar berkembang. Di pasar berkembang, pelaporan keuangan tradisional sering kali menghadapi tantangan seperti infrastruktur terbatas, regulasi tidak konsisten, dan akses modal yang sulit. Transformasi digital menawarkan solusi dengan meningkatkan transparansi, efisiensi, dan analisis data real-time, sehingga mendukung kepatuhan terhadap standar internasional seperti IFRS dan mengurangi risiko penipuan.
Transformasi digital secara mendalam mengubah praktik pelaporan keuangan di pasar berkembang dengan meningkatkan kualitas laporan melalui analitik real-time, cloud, AI, dan machine learning, sehingga menyederhanakan operasi, mengelola risiko, dan memenuhi tuntutan pemangku kepentingan akan akurasi. Adopsi ini krusial untuk tata kelola yang lebih baik, kepatuhan, keamanan data, dan daya saing global. Namun, tantangan seperti literasi digital rendah, infrastruktur kurang, resistensi perubahan, dan biaya implementasi harus diatasi melalui investasi pelatihan, kemitraan publik-swasta, regulasi adaptif, dan budaya inovasi. Secara keseluruhan, transformasi digital adalah imperatif strategis untuk pertumbuhan berkelanjutan, transparansi, dan kepercayaan, dengan tren masa depan seperti integrasi ESG dan AI yang menuntut tata kelola adaptif. Jurnal ini menekankan kolaborasi pemimpin, regulator, dan asosiasi untuk membangun ekosistem akuntabilitas yang tangguh, berpotensi mengurangi korupsi dan mendukung stabilitas ekonomi.
Jurnal 2 : Financial Reporting Quality: A Literature Review
tinjauan literatur yang mengeksplorasi pengaruh dan ukuran kualitas pelaporan keuangan, dipicu oleh konvergensi standar akuntansi, krisis ekonomi, dan skandal akuntansi. Kualitas pelaporan keuangan didefinisikan sebagai informasi keuangan dan non-keuangan yang akurat dan berguna untuk pengambilan keputusan, berdasarkan kerangka FASB, IASB, dan standar lain. Tinjauan ini menganalisis 24 makalah dari jurnal akuntansi terkemuka, mengidentifikasi elemen kualitas, faktor pengaruh, dan celah penelitian.
Tinjauan ini menyimpulkan bahwa kualitas pelaporan keuangan bersifat multifaset, dipengaruhi oleh tata kelola kuat, etika, dan kontrol internal yang secara konsisten meningkatkan kualitas, sementara manajemen laba dan standar lemah menurunkannya. Pasar maju menunjukkan kualitas lebih tinggi karena perlindungan investor, dengan faktor budaya/politik menambah keragaman. Pengukuran melalui model akrual dan skor memberikan proxy tidak langsung yang kuat, tetapi multiple metode diperlukan untuk keandalan. Celah seperti sampel kecil dan ruang lingkup terbatas menunjukkan kebutuhan studi lebih luas, termasuk SME dan pasar berkembang, untuk membandingkan industri dan memverifikasi hasil lintas periode. Secara praktis, ini memberi pelajaran bagi manajer/investor untuk memahami aspek kualitas di lingkungan kompleks, mendukung reformasi akuntansi global dan perubahan pasar modal. Wawasan kunci: Tidak ada faktor tunggal yang menentukan kualitas; pergeseran dari reliabilitas ke representasi setia menuntut ukuran komprehensif di luar kualitas laba.
Jurnal 3 : Corporate Governance and Financial Reporting Quality
Jurnal ini merupakan tinjauan literatur ekstensif (2013-2023) yang mengeksplorasi pengaruh tata kelola perusahaan terhadap kualitas pelaporan keuangan, dengan fokus pada teori seperti agency dan stakeholder. Kualitas pelaporan didefinisikan berdasarkan relevansi dan reliabilitas, krusial untuk pengambilan keputusan dan mengurangi asimetri informasi, terutama setelah krisis keuangan 2008. Tinjauan ini mensintesis studi empiris dari berbagai negara, termasuk Nigeria, untuk mengidentifikasi dampak dan celah.
Tata kelola perusahaan memiliki implikasi signifikan terhadap kualitas pelaporan keuangan, mempromosikan transparansi, akuntabilitas, dan kepatuhan, sehingga mengurangi penipuan dan asimetri informasi. Mekanisme seperti independensi dewan dan kontrol internal meningkatkan reliabilitas, meskipun hasil empiris campuran (positif untuk independensi, negatif untuk ukuran dewan besar) menekankan kebutuhan penelitian kontekstual, terutama di ekonomi berkembang seperti Nigeria. Kerangka teoritis mendukung peran tata kelola dalam menyelaraskan kepentingan manajer dan pemangku kepentingan, meningkatkan pengambilan keputusan. Wawasan kunci: Tata kelola baik menurunkan biaya modal dan meningkatkan performa pasar; celah seperti kurangnya variabel moderasi menuntut studi komprehensif untuk menyelesaikan inkonsistensi. Secara praktis, perusahaan disarankan memperkuat struktur tata kelola untuk kepercayaan investor dan keselarasan dengan IFRS/GAAP, sementara peneliti harus fokus pada proxy baru dan wilayah kurang terepresentasi untuk pemahaman lebih dalam.
NPM : 2513031063
Jurnal 1 "Transformasi Digital dalam Pelaporan Keuangan di Negara Berkembang"
Artikel ini membahas bagaimana teknologi digital seperti blockchain dan kecerdasan buatan (AI) dapat memodernisasi pelaporan keuangan tradisional agar menjadi lebih transparan, efisien, dan andal. Di negara berkembang yang sering menghadapi tantangan seperti regulasi yang tidak konsisten, infrastruktur terbatas, dan rendahnya literasi digital, teknologi digital memungkinkan pelaporan keuangan secara real-time, analisis data yang lebih akurat, serta kepatuhan yang lebih baik terhadap standar internasional seperti IFRS.
Teknologi digital juga meningkatkan akuntabilitas perusahaan dengan menciptakan catatan transaksi yang tidak dapat diubah (immutable), mengurangi risiko kecurangan, dan memperkuat tata kelola perusahaan. Meskipun demikian, transformasi ini menghadapi hambatan besar seperti rendahnya literasi digital, keterbatasan infrastruktur, resistensi terhadap perubahan, dan lingkungan regulasi yang kompleks.
Solusi yang disarankan antara lain: pelatihan sumber daya manusia, reformasi hukum yang mendukung, kerja sama antara sektor publik dan swasta, serta pembentukan budaya inovasi. Studi kasus seperti M-Pesa (Kenya), GCash (Filipina), Nubank (Brasil), dan Paytm (India) menunjukkan bahwa transformasi digital dapat meningkatkan transparansi, mengurangi penipuan, dan memperluas inklusi keuangan.
Transformasi digital bukan hanya sekadar peningkatan teknologi, tetapi merupakan kebutuhan strategis untuk meningkatkan kepercayaan pemangku kepentingan, akuntabilitas keuangan, dan daya saing global. Kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan regulator sangat penting untuk membangun sistem keuangan yang transparan dan tangguh.
Jurnal 2 "Kualitas Pelaporan Keuangan: Tinjauan Literatur"
Terjemahan dan Parafrase:
Jurnal ini menyajikan tinjauan dari berbagai penelitian (2009–2015) mengenai faktor-faktor yang memengaruhi kualitas pelaporan keuangan serta metode yang digunakan untuk mengukurnya. Kualitas pelaporan yang tinggi sangat penting karena memastikan bahwa laporan keuangan mencerminkan kondisi dan kinerja perusahaan secara akurat, membantu investor membuat keputusan yang tepat, dan meningkatkan efisiensi pasar.
Menurut FASB dan IASB, pelaporan keuangan yang berkualitas memiliki ciri-ciri seperti relevansi, representasi yang jujur, keterbandingan, kemudahan dipahami, ketepatan waktu, dan dapat diverifikasi. Faktor-faktor yang memengaruhi kualitas pelaporan meliputi manajemen laba, tata kelola perusahaan, kualitas sistem kontrol internal, standar akuntansi, teknologi informasi, dan praktik audit.
Faktor lain seperti konservatisme akuntansi, reputasi perusahaan, budaya etika, dan karakteristik pimpinan (seperti usia CEO atau tingkat utang) juga berpengaruh. Misalnya, perusahaan dengan tata kelola dan etika tinggi cenderung menghasilkan laporan yang lebih andal.
Penelitian juga membandingkan IFRS dan GAAP—IFRS lebih menekankan relevansi informasi, sedangkan GAAP fokus pada representasi yang jujur. Untuk mengukur kualitas pelaporan, digunakan model akrual, skor kualitas, skor Beneish M, dan indeks kontrol internal.
Namun, masih ada kekurangan dalam penelitian, seperti sampel kecil, fokus hanya pada perusahaan besar, dan kurangnya perhatian terhadap faktor non-keuangan seperti budaya dan etika. Di negara berkembang, keterbatasan data juga menjadi hambatan besar.
Kualitas pelaporan keuangan dipengaruhi oleh faktor institusional, manajerial, etika, dan teknis. Memahami faktor-faktor ini dan terus meningkatkan metode pengukurannya penting untuk mendorong transparansi, kepercayaan investor, dan stabilitas keuangan global.
Jurnal 3 "Pengaruh Tata Kelola Perusahaan terhadap Kualitas Pelaporan Keuangan"
Penelitian ini menegaskan bahwa pelaporan keuangan yang berkualitas sangat penting untuk transparansi dan pengambilan keputusan yang baik, terutama setelah krisis keuangan dan skandal korporasi. Pelaporan yang baik harus memenuhi kriteria seperti relevansi, keandalan, keterbandingan, kemudahan dipahami, ketepatan waktu, dan representasi yang jujur.
Tata kelola perusahaan yang baik—melalui struktur organisasi yang jelas, pengawasan yang kuat, audit eksternal yang berkualitas, dan kepatuhan terhadap standar akuntansi seperti GAAP dan IFRS—dapat memperkuat kualitas pelaporan keuangan.
Penelitian ini juga meninjau enam teori utama yang menjelaskan hubungan antara tata kelola dan pelaporan:
Agency Theory: Mengatasi konflik antara pemilik dan manajer.
Stewardship Theory: Menekankan kepercayaan dan tanggung jawab.
Stakeholder Theory: Mempertimbangkan kepentingan semua pemangku kepentingan.
Resource-Based View: Fokus pada keunggulan internal perusahaan.
Core Competency Theory: Menyoroti pentingnya keterampilan dan pembelajaran.
Transaction Cost Theory: Menghubungkan efisiensi tata kelola dengan biaya transaksi.
Studi dari berbagai negara seperti Irak, Inggris, Pakistan, Zambia, dan Nigeria menunjukkan bahwa faktor tata kelola seperti independensi dewan dan kualitas audit seringkali berdampak positif, meskipun beberapa variabel seperti ukuran dewan atau keberagaman gender belum menunjukkan hasil konsisten.
Masih banyak celah penelitian yang perlu dieksplorasi, seperti terlalu mengandalkan ukuran akrual dan kurangnya studi tentang variabel yang memoderasi pengaruh tata kelola terhadap pelaporan. Penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk memahami hubungan ini secara lebih komprehensif.
NAMA : ERINA NISCAYANTI
NPM: 2513031061
Jurnal 1 "Transformasi Digital dalam Pelaporan Keuangan di Negara Berkembang"
Artikel ini membahas bagaimana teknologi digital seperti blockchain dan kecerdasan buatan (AI) dapat memodernisasi pelaporan keuangan tradisional agar menjadi lebih transparan, efisien, dan andal. Di negara berkembang yang sering menghadapi tantangan seperti regulasi yang tidak konsisten, infrastruktur terbatas, dan rendahnya literasi digital, teknologi digital memungkinkan pelaporan keuangan secara real-time, analisis data yang lebih akurat, serta kepatuhan yang lebih baik terhadap standar internasional seperti IFRS.
Teknologi digital juga meningkatkan akuntabilitas perusahaan dengan menciptakan catatan transaksi yang tidak dapat diubah (immutable), mengurangi risiko kecurangan, dan memperkuat tata kelola perusahaan. Meskipun demikian, transformasi ini menghadapi hambatan besar seperti rendahnya literasi digital, keterbatasan infrastruktur, resistensi terhadap perubahan, dan lingkungan regulasi yang kompleks.
Transformasi digital bukan hanya sekadar peningkatan teknologi, tetapi merupakan kebutuhan strategis untuk meningkatkan kepercayaan pemangku kepentingan, akuntabilitas keuangan, dan daya saing global. Kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan regulator sangat penting untuk membangun sistem keuangan yang transparan dan tangguh.
Jurnal 2 "Kualitas Pelaporan Keuangan: Tinjauan Literatur"
Terjemahan dan Parafrase:
Jurnal ini menyajikan tinjauan dari berbagai penelitian (2009–2015) mengenai faktor-faktor yang memengaruhi kualitas pelaporan keuangan serta metode yang digunakan untuk mengukurnya. Kualitas pelaporan yang tinggi sangat penting karena memastikan bahwa laporan keuangan mencerminkan kondisi dan kinerja perusahaan secara akurat, membantu investor membuat keputusan yang tepat, dan meningkatkan efisiensi pasar.
Menurut FASB dan IASB, pelaporan keuangan yang berkualitas memiliki ciri-ciri seperti relevansi, representasi yang jujur, keterbandingan, kemudahan dipahami, ketepatan waktu, dan dapat diverifikasi. Faktor-faktor yang memengaruhi kualitas pelaporan meliputi manajemen laba, tata kelola perusahaan, kualitas sistem kontrol internal, standar akuntansi, teknologi informasi, dan praktik audit.
Faktor lain seperti konservatisme akuntansi, reputasi perusahaan, budaya etika, dan karakteristik pimpinan (seperti usia CEO atau tingkat utang) juga berpengaruh. Misalnya, perusahaan dengan tata kelola dan etika tinggi cenderung menghasilkan laporan yang lebih andal.
Penelitian juga membandingkan IFRS dan GAAP—IFRS lebih menekankan relevansi informasi, sedangkan GAAP fokus pada representasi yang jujur. Untuk mengukur kualitas pelaporan, digunakan model akrual, skor kualitas, skor Beneish M, dan indeks kontrol internal.
Kualitas pelaporan keuangan dipengaruhi oleh faktor institusional, manajerial, etika, dan teknis. Memahami faktor-faktor ini dan terus meningkatkan metode pengukurannya penting untuk mendorong transparansi, kepercayaan investor, dan stabilitas keuangan global.
Jurnal 3 "Pengaruh Tata Kelola Perusahaan terhadap Kualitas Pelaporan Keuangan"
Penelitian ini menegaskan bahwa pelaporan keuangan yang berkualitas sangat penting untuk transparansi dan pengambilan keputusan yang baik, terutama setelah krisis keuangan dan skandal korporasi. Pelaporan yang baik harus memenuhi kriteria seperti relevansi, keandalan, keterbandingan, kemudahan dipahami, ketepatan waktu, dan representasi yang jujur.
Tata kelola perusahaan yang baik—melalui struktur organisasi yang jelas, pengawasan yang kuat, audit eksternal yang berkualitas, dan kepatuhan terhadap standar akuntansi seperti GAAP dan IFRS—dapat memperkuat kualitas pelaporan keuangan.
Penelitian ini juga meninjau enam teori utama yang menjelaskan hubungan antara tata kelola dan pelaporan:
Agency Theory: Mengatasi konflik antara pemilik dan manajer.
Stewardship Theory: Menekankan kepercayaan dan tanggung jawab.
Stakeholder Theory: Mempertimbangkan kepentingan semua pemangku kepentingan.
Resource-Based View: Fokus pada keunggulan internal perusahaan.
Core Competency Theory: Menyoroti pentingnya keterampilan dan pembelajaran.
Transaction Cost Theory: Menghubungkan efisiensi tata kelola dengan biaya transaksi.
Masih banyak celah penelitian yang perlu dieksplorasi, seperti terlalu mengandalkan ukuran akrual dan kurangnya studi tentang variabel yang memoderasi pengaruh tata kelola terhadap pelaporan. Penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk memahami hubungan ini secara lebih komprehensif.
NPM : 2553031006
RESUME
Artikel 1 “The Impact of Digital Transformation on Financial Reporting and Accountability in Emerging Markets”
Esensi Penting:
1. Transformasi digital meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pelaporan keuangan.
Teknologi seperti Artificial Intelligence (AI), Blockchain, dan Cloud Computing mampu mempercepat proses pelaporan, mengurangi kesalahan manusia, serta memudahkan audit dan verifikasi data.
2. Negara berkembang menghadapi tantangan besar dalam implementasi digitalisasi.
Kendala seperti rendahnya literasi digital, infrastruktur yang terbatas, dan regulasi yang belum adaptif masih menghambat efisiensi pelaporan keuangan.
3. Digitalisasi adalah strategi, bukan tren.
Transformasi digital tidak hanya memperbaiki sistem pelaporan, tetapi juga menjadi pendorong utama menuju tata kelola keuangan yang transparan, akuntabel, dan sesuai standar internasional (IFRS).
Artikel 2 “Financial Reporting Quality: A Literature Review”
Esensi Penting:
1. Kualitas pelaporan keuangan ditentukan oleh banyak faktor internal dan eksternal.
Faktor-faktor utama meliputi tata kelola perusahaan, manajemen laba, audit, etika bisnis, budaya nasional, dan teknologi informasi.
2. Belum ada metode tunggal untuk mengukur kualitas pelaporan.
Penelitian terdahulu menggunakan berbagai pendekatan, seperti accrual-based models, Beneish M-Score, dan internal control index untuk menilai tingkat keandalan dan relevansi laporan.
3. Kebutuhan penelitian lintas konteks dan sektor.
Mayoritas studi masih berfokus pada perusahaan publik di negara maju; penelitian ke depan perlu melibatkan sektor UKM dan negara berkembang untuk memahami variasi kualitas pelaporan secara global.
Artikel 3 “Corporate Governance and Financial Reporting Quality”
Esensi Penting:
1. Tata kelola perusahaan (corporate governance) berpengaruh signifikan terhadap kualitas pelaporan.
Struktur dewan direksi, independensi komite audit, serta pengendalian internal yang kuat berperan besar dalam menjaga transparansi dan akurasi laporan keuangan.
2. Perbedaan hasil penelitian di berbagai negara menunjukkan konteks berpengaruh besar.
Misalnya, di Inggris dan Pakistan ukuran dewan berpengaruh negatif, tetapi di Nigeria dan Irak pengaruhnya positif — ini menunjukkan pentingnya mempertimbangkan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya.
3. Teori keagenan dan stakeholder menjadi dasar kuat.
Corporate governance yang efektif mampu menekan konflik kepentingan antara manajemen dan pemilik serta memperkuat akuntabilitas publik melalui pelaporan yang jujur dan tepat waktu.