PERTEMUAN 6: Studi SCP di Indonesia

PERTEMUAN 6: Studi SCP di Indonesia

Number of replies: 5

Salam pembelajar,

Pada pertemuan kali ini kita akan mempelajari tentang Studi SCP di Indonesia.

Mari kita baca dan pahami tulisan berikut ini. Selanjutnya berikan pandangan Anda, maksimal 250 kata, ketik disini ya... Selamat belajar.

(PDF) Analisis Structure-Conduct-Performance (SCP) dan Efisiensi Internal Pada Industri Air Minum dan Mineral Dalam Kemasan di Indonesia

In reply to First post

Re: PERTEMUAN 6: Studi SCP di Indonesia

by Riani Suniar -
Nama : Riani Suniar
Npm : 2213031042

Indonesia memiliki visi digital. Pemerintah mulai Membuat Indonesia 4.0. Ini bertujuan untuk menumbuhkan manufaktur. Masalah utamanya adalah infrastruktur digital. Itu tidak merata. Tidak ada cukup pekerja terampil di bidang teknologi. Jika kita tidak memperbaiki masalah ini, teknologi baru seperti otomatisasi dan IoT akan melambat. Jerman menggunakan alat ini dengan baik. Jerman bekerja sama dengan pemerintah, universitas, dan industri. Ini membantu mereka membuat kebijakan yang baik dan ide-ide baru. Indonesia harus meningkatkan keterampilan pekerja melalui pelatihan kejuruan. Kita membutuhkan insentif untuk inovasi digital. Proyek percontohan dapat mempercepat sistem digital. Langkah-langkah ini membantu industri menggunakan teknologi dengan lebih baik. Mereka juga mengajarkan pelajaran kepada bisnis.Dengan tindakan tersebut, alat digital akan membuat manufaktur Indonesia lebih efisien. Ini membantu kami bersaing secara global. Ini membuka peluang bisnis baru. Agar berhasil, kita harus cepat beradaptasi dengan perubahan digital.
In reply to First post

Re: PERTEMUAN 6: Studi SCP di Indonesia

by Rafifa Tu Zakia 2213031044 -
Nama : Rafifa Tu Zakia
NPM : 2213031044

Membahas penerapan model Structure–Conduct–Performance (SCP) dalam menganalisis efisiensi industri air minum dalam kemasan di Indonesia. Melalui pendekatan SCP, penulis menjelaskan bagaimana struktur pasar, seperti tingkat konsentrasi perusahaan dan hambatan masuk industri, memengaruhi perilaku perusahaan dalam menetapkan harga, strategi promosi, dan inovasi produk. Pada akhirnya, perilaku tersebut berdampak pada kinerja industri, terutama dalam hal efisiensi, daya saing, dan kesejahteraan konsumen.
Dari analisis tersebut terlihat bahwa industri air minum dalam kemasan di Indonesia cenderung bersifat oligopolistik, di mana beberapa pemain besar mendominasi pasar dan memiliki kekuatan untuk memengaruhi harga. Kondisi ini berpotensi menurunkan efisiensi pasar karena kompetisi menjadi terbatas, sementara pelaku kecil sulit bertahan akibat skala ekonomi dan biaya produksi tinggi.
Pandangan saya, penerapan model SCP dalam konteks ini sangat relevan untuk memahami dinamika pasar dan tingkat efisiensi industri. Namun, penelitian semacam ini juga perlu memperhatikan faktor eksternal seperti regulasi pemerintah, perilaku konsumen, serta aspek keberlanjutan lingkungan, mengingat industri air minum sangat bergantung pada sumber daya alam. Peningkatan efisiensi internal tidak hanya bergantung pada skala produksi, tetapi juga pada inovasi, transparansi harga, dan tanggung jawab lingkungan agar pertumbuhan industri tidak mengorbankan kepentingan publik.
In reply to First post

Re: PERTEMUAN 6: Studi SCP di Indonesia

by Nazwa Bunga Lestari -
Nama: Nazwa Bunga Lestari
NPM: 2213031040

Jurnnal ini membahas penerapan model Structure–Conduct–Performance (SCP) dalam menganalisis kinerja dan efisiensi industri air minum dalam kemasan di Indonesia. Model SCP menjelaskan bahwa struktur pasar (jumlah pelaku, tingkat konsentrasi, dan hambatan masuk) memengaruhi perilaku perusahaan (strategi harga, promosi, dan inovasi), yang pada akhirnya menentukan kinerja industri (tingkat keuntungan dan efisiensi). Berdasarkan hasil analisis, industri air minum di Indonesia memiliki tingkat konsentrasi pasar yang tinggi karena didominasi oleh beberapa perusahaan besar seperti **Aqua (Danone), Club (Orang Tua Group), dan Le Minerale (Mayora Group)**. Kondisi ini membuat pasar bersifat **oligopoli**, di mana perusahaan besar memiliki kekuatan untuk mengatur harga dan strategi pemasaran.

Menurut pandangan saya, struktur pasar yang oligopolistik dapat memberikan dua sisi berbeda. Di satu sisi, dominasi perusahaan besar dapat mendorong efisiensi dan inovasi karena mereka memiliki sumber daya besar untuk investasi teknologi dan riset produk. Namun di sisi lain, kondisi ini juga berpotensi menghambat persaingan sehat karena perusahaan kecil sulit bersaing dari segi harga dan distribusi. Untuk meningkatkan efisiensi internal industri air minum di Indonesia, pemerintah perlu memperkuat pengawasan terhadap persaingan usaha serta mendorong inovasi di tingkat produsen kecil agar pasar tetap kompetitif. Dengan begitu, konsumen dapat memperoleh produk berkualitas dengan harga yang wajar, dan industri air minum nasional dapat berkembang lebih berkelanjutan.
In reply to First post

Re: PERTEMUAN 6: Studi SCP di Indonesia

by Agnes Yuhestifiani -
Nama: Agnes Yuhestifiani
NPM: 2213031045

Menurut saya penelitian ini menekankan pentingnya pendekatan SCP dalam memahami hubungan antara struktur pasar, perilaku perusahaan, dan kinerja industri. Dengan menggunakan data panel dari BPS periode 1990–2014, penelitian ini menunjukkan bahwa konsentrasi industri, efisiensi internal, serta pertumbuhan pasar memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap margin keuntungan (Price-Cost Margin/PCM). Hal ini menegaskan bahwa semakin tinggi tingkat konsentrasi pasar dan efisiensi internal perusahaan, semakin besar pula peluang untuk meningkatkan profitabilitas.

Industri AMDK di Indonesia memiliki karakteristik produk yang homogen, sehingga persaingan antar perusahaan sangat ketat. Namun, penelitian ini juga menyoroti bahwa perusahaan dengan efisiensi internal yang baik mampu bertahan dan bahkan unggul dalam kompetisi. Efisiensi internal menjadi faktor penting karena mencerminkan kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber daya secara optimal, menekan biaya produksi, dan meningkatkan nilai tambah. Selain itu, pertumbuhan pasar yang terus meningkat seiring dengan kebutuhan masyarakat terhadap air minum berkualitas turut memperkuat kinerja industri ini.

Pandangan dari penelitian ini menunjukkan bahwa regulasi pemerintah dan pengawasan mutu tetap diperlukan agar persaingan berlangsung sehat dan tidak merugikan konsumen. Dengan struktur pasar yang cenderung oligopolistik, perusahaan besar memiliki peran dominan, sehingga kebijakan yang mendorong efisiensi dan pemerataan akses menjadi krusial. Secara keseluruhan, artikel ini memberikan kontribusi penting dalam literatur ekonomi industri dengan menegaskan relevansi pendekatan SCP untuk menganalisis sektor strategis seperti AMDK, sekaligus menekankan bahwa efisiensi internal adalah kunci keberlanjutan dan daya saing jangka panjang.
In reply to First post

Re: PERTEMUAN 6: Studi SCP di Indonesia

by Dwi Intan Ramadhani -
Nama: Dwi Intan Rahmadani
NPM: 2213031048

Indonesia memiliki ambisi untuk memperkuat transformasi digital melalui program Making Indonesia 4.0 yang berfokus pada pengembangan sektor manufaktur. Namun, tantangan besar masih muncul, terutama terkait infrastruktur digital yang belum merata serta kurangnya tenaga kerja yang memiliki keterampilan teknologi. Jika kedua masalah ini tidak segera diatasi, penerapan teknologi baru seperti otomatisasi dan IoT akan terhambat. Berbeda dengan Indonesia, Jerman mampu memaksimalkan teknologi tersebut karena adanya kolaborasi kuat antara pemerintah, universitas, dan industri, yang menghasilkan kebijakan tepat dan inovasi berkelanjutan. Untuk mengejar ketertinggalan, Indonesia perlu meningkatkan kompetensi pekerja melalui pelatihan vokasi, menyediakan insentif bagi inovasi digital, dan menerapkan proyek percontohan untuk mempercepat integrasi sistem digital. Upaya-upaya ini dapat membantu industri memanfaatkan teknologi secara optimal sekaligus memberikan pembelajaran penting bagi dunia usaha. Dengan langkah strategis tersebut, digitalisasi akan meningkatkan efisiensi manufaktur Indonesia, memperkuat daya saing global, serta membuka peluang bisnis baru. Agar berhasil, Indonesia harus mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan teknologi.