Mengacu kepad avideo dan artikel di atas, Buatlah resume singkat minimal 250 kata sertakan opini Anda.
ACTIVITY: RESUME
NPM : 2413031047
Kelas : 2024 B
Résumé gabungan (video + jurnal)
Video yang membahas“Earnings Management" menyajikan pengertian dasar earnings management—yaitu praktik pengaturan laporan keuangan oleh manajemen untuk mencapai target tertentu atau menggambarkan kondisi perusahaan yang lebih baik. Video menjelaskan motif umum (mis. window-dressing, memenuhi target internal/eksternal, smoothing earnings), teknik-teknik yang sering dipakai (penjadwalan pendapatan, penggeseran beban/penyisihan, “big bath”, dan pengaturan kebijakan akuntansi), serta garis tipis antara praktik yang masih dalam batas standar akuntansi dan praktik yang melanggar (fraud). Video bersifat edukatif dan ringkas sehingga cocok untuk pengenalan konsep.
Sedangkan itu, artikel jurnal berjudul “Earnings Management: A Literature Review” (Debbianita, Tan Ming Kuang & Marcella Hoetama—Indonesian Journal of Accounting and Governance, Vol.8 No.1, Juni 2024) membahas tentang melakukan telaah literatur terhadap 50 artikel internasional tentang earnings management. Temuan utama: mayoritas penelitian bersifat kuantitatif (≈74%), pendekatan yang paling sering dipakai adalah accrual-based earnings management (≈65% dari studi kuantitatif), dan perspektif opportunistic (manajerial oportunistik) lebih dominan (~75%) dibandingkan perspektif signalling. Artikel juga membahas perbedaan antara accrual vs real earnings management, keterbatasan model discretionary accrual, dan implikasi teori kontrak dan informasi asimetris. Penulis mencatat keterbatasan: fokus hanya pada dua perspektif (opportunistic & signalling) dan sampel artikel yang dipilih via Google Scholar.
Opini saya terhadap kedua sumber tersebut sebagai berikut
Video Youtube: Sangat baik sebagai pengenalan cepat bahasa sederhana dan contoh umum membantu pemahaman awal. Kekurangannya: kurang mendalam, jarang menyebut studi empiris konkret atau model pengukuran (mis. model discretionary accruals vs indikator real activities). Jadi cocok untuk mahasiswa baru atau sebagai penghangat sebelum membaca literatur akademik.
Jurnal (PDF): Kuat dari sisi akademik sistematis, merangkum banyak studi, menyajikan statistik ringkas tentang metode dan perspektif yang digunakan. Kelemahannya: cakupan terbatas pada dua perspektif utama (mengabaikan motif lain), dominasi studi kuantitatif bisa menyembunyikan wawasan kualitatif/kontekstual (mis. studi kasus di pasar berkembang), dan pemilihan artikel hanya lewat Google Scholar dapat menimbulkan bias sampel. Namun untuk tugas akademis atau literature review, artikel ini jauh lebih bernilai daripada video sebagai sumber rujukan.
NPM: 2413031049
Kelas: 2024 B
Video “Earnings Management” menyajikan penjelasan dasar tentang bagaimana manajemen perusahaan kadang menyesuaikan laporan keuangan untuk menunjukkan kondisi yang lebih baik atau memenuhi target tertentu. Materi dalam video ini menyinggung berbagai alasan praktik ini dilakukan, misalnya mempercantik tampilan laporan, menjaga pendapatan terlihat stabil, atau mencapai target internal maupun eksternal. Beberapa teknik yang diperlihatkan termasuk menunda pengakuan pendapatan, memindahkan beban ke periode lain, melakukan big bath saat perusahaan rugi, serta menyesuaikan kebijakan akuntansi. Video menekankan bahwa ada batas antara praktik yang masih sah menurut standar akuntansi dan yang sudah tergolong manipulasi (fraud). Formatnya singkat, jelas, dan mudah dipahami, sehingga cocok untuk pengenalan awal konsep bagi mahasiswa.
Di sisi lain, jurnal “Earnings Management: A Literature Review” oleh Debbianita, Tan Ming Kuang, dan Marcella Hoetama (Indonesian Journal of Accounting and Governance, Vol. 8 No. 1, Juni 2024) menyajikan rangkuman dari 50 penelitian internasional terkait topik ini. Penulis menemukan bahwa mayoritas studi menggunakan metode kuantitatif (sekitar 74%), dengan pendekatan accrual-based earnings management paling populer (65% dari studi kuantitatif). Selain itu, perspektif oportunistik manajerial lebih dominan (~75%) dibanding perspektif signalling. Artikel juga membahas perbedaan antara accrual dan real earnings management, keterbatasan model discretionary accrual, serta relevansi teori kontrak dan informasi asimetris. Meski demikian, jurnal ini hanya menyoroti dua perspektif utama dan menggunakan Google Scholar sebagai sumber, sehingga ada potensi bias.
Npm : 2413031042
Artikel yang berjudul "Earnings Management: A Literature Review," yang terdapat dalam Jurnal Akuntansi dan Tata Kelola Indonesia, membahas praktik manajemen laba dengan menelaah dua sudut pandang utama yang mendasari perilaku tersebut. Pertama, dari sudut pandang oportunistik, manajemen laba dipahami sebagai tindakan manajer untuk meningkatkan keuntungan pribadi. Hal ini terjadi dengan memanfaatkan ketidakselarasan informasi antara pihak internal perusahaan (manajer) dan pihak eksternal (investor, kreditor, regulator). Dari sudut pandang ini, manajer dianggap beroperasi untuk kepentingan pribadi, mungkin dengan melakukan manipulasi laporan keuangan agar terlihat lebih baik, yang pada akhirnya dapat meningkatkan bonus mereka atau membantu perusahaan mencapai target keuangan tertentu.
Kedua, dalam perspektif sinyal, manajemen laba dipandang sebagai sarana komunikasi. Pada pandangan ini, manajer menggunakan praktik manajemen laba untuk menyampaikan sinyal kepada investor dan pemangku kepentingan lainnya mengenai prospek masa depan perusahaan. Misalnya, manajer bisa berusaha untuk meratakan laba sepanjang waktu untuk menunjukkan kestabilan dan mengurangi risiko yang dirasakan oleh investor.
Artikel ini sendiri merupakan ulasan literatur yang menyeluruh, menganalisis 50 artikel ilmiah yang telah diterbitkan dalam jurnal internasional. Analisis tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar penelitian mengenai manajemen laba menggunakan pendekatan kuantitatif, yang fokus pada pengujian hipotesis dan pengukuran dampak manajemen laba terhadap berbagai variabel keuangan. Selain itu, ulasan tersebut menyoroti bahwa sebagian besar penelitian mengadopsi perspektif oportunistik, mencerminkan kekhawatiran akan kemungkinan mencakup praktik manajemen laba.
Selanjutnya, artikel ini membahas dua pendekatan utama yang digunakan dalam manajemen laba: berbasis akrual dan riil. Manajemen laba berbasis akrual melibatkan penerapan estimasi akuntansi dan penilaian subyektif untuk mempengaruhi laba yang dilaporkan. Contoh dari pendekatan ini termasuk mengubah metode depresiasi, membuat estimasi tagihan tak tertagih secara agresif, atau mengatur waktu pengakuan pendapatan. Sebaliknya, manajemen laba sebenarnya melibatkan tindakan operasional konkret yang berdampak pada arus kas perusahaan. Contohnya termasuk menunda pengeluaran penelitian dan pengembangan, memberikan diskon besar untuk meningkatkan penjualan, atau mengurangi tingkat produksi untuk mengurangi biaya.
Artikel ini menyimpulkan bahwa meskipun penelitian tentang manajemen laba telah mengalami kemajuan yang signifikan, masih banyak yang dapat dipelajari. Khususnya, penelitian kedepan perlu memusatkan perhatian pada pemahaman motivasi yang mendasari praktik manajemen laba dan menyelidiki konsekuensi jangka panjang dari praktik tersebut bagi perusahaan serta pemangku kepentingannya.
Video dari Edspira memberikan penjelasan yang lebih ringkas dan mudah dipahami mengenai konsep manajemen laba. Video ini menjelaskan manajemen laba sebagai praktik pemanfaatan dalam standar akuntansi untuk memanipulasi laporan keuangan. Video tersebut menjelaskan alasan mengapa perusahaan mungkin terlibat dalam manajemen laba, seperti untuk memenuhi ekspektasi analis, meningkatkan harga saham, atau menghindari perhatian dari regulator. Selain itu, video ini memberikan contoh nyata tentang teknik manajemen laba, seperti mengakui pendapatan lebih awal, menunda pengeluaran, atau menggunakan cadangan akuntansi untuk meratakan keuntungan. Video ini ditujukan untuk audiens yang lebih luas dan bertujuan untuk memberikan pemahaman dasar mengenai konsep manajemen laba tanpa memerlukan latar belakang akuntansi yang mendalam.
Opini saya : Kedua sumber ini menawarkan pemandangan yang berharga mengenai sisi rumit dari pengelolaan laba. Artikel tersebut memberikan ulasan mendalam yang berdasarkan pada penelitian ilmiah, menekankan berbagai sudut pandang dan metode untuk mendalami fenomena ini. Di sisi lain, video itu memberikan penjelasan yang lebih mudah dipahami dan praktis, sehingga cocok untuk audiens yang lebih luas. Keduanya bersama-sama menghadirkan pemahaman yang menyeluruh mengenai pengelolaan laba, penekanan pentingnya memahami praktik ini serta potensi pengaruhnya terhadap kualitas informasi keuangan. Yang patut diperhatikan adalah, meskipun pengelolaan laba tidak selalu melanggar hukum, praktik ini dapat membawa para investor dan merusak kepercayaan terhadap pasar keuangan jika tidak dilakukan dengan hati-hati dan transparansi.
NPM : 24130301068
Kelas : 2024B
Video tentang “Earnings Management” memberikan gambaran dasar mengenai praktik pengaturan laporan keuangan oleh manajemen untuk mencapai target tertentu. Video menjelaskan motivasi umum, berbagai teknik seperti income smoothing, big bath, pengaturan pendapatan dan beban, serta batas antara praktik yang masih sesuai standar dan yang sudah masuk kecurangan. Materinya ringkas dan mudah dipahami, tetapi kurang mendalam karena tidak membahas model empiris atau alat ukur yang biasa dipakai dalam penelitian akademik.
Jurnal “Earnings Management: A Literature Review” meninjau 50 artikel internasional dan menemukan bahwa sebagian besar penelitian bersifat kuantitatif dan banyak menggunakan pendekatan accrual-based earnings management. Perspektif oportunistik juga jauh lebih dominan dibandingkan signalling. Artikel ini turut membahas perbedaan accrual vs real earnings management, keterbatasan model discretionary accrual, dan kaitannya dengan kontrak serta asimetri informasi. Kekurangannya adalah fokus yang sempit pada dua perspektif dan pemilihan artikel yang terbatas pada hasil pencarian Google Scholar.
Pandangan saya: Video efektif sebagai pengantar cepat karena bahasanya sederhana dan mudah dicerna, tetapi kurang cocok untuk analisis akademik. Sebaliknya, jurnal menawarkan pembahasan yang lebih komprehensif dan metodologis, sehingga lebih relevan untuk tugas kuliah atau literature review meskipun cakupannya masih terbatas
Npm: 2413031058
Artikel karya Debbianita, Tan Ming Kuang, dan Marcella Hoetama ini mengulas konsep earnings management atau manajemen laba, yakni tindakan manajer dalam memengaruhi hasil laporan keuangan melalui kebijakan akuntansi yang sah untuk mencapai target laba tertentu. Berdasarkan PSAK No. 1 (2020), laba merupakan elemen penting dalam laporan keuangan yang berfungsi sebagai dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh berbagai pihak seperti investor, kreditur, maupun manajemen. Karena manajer memiliki akses informasi yang lebih luas dibanding pihak eksternal, mereka memiliki kesempatan untuk menyesuaikan angka laba sesuai kepentingannya.
Dari hasil telaah, ditemukan bahwa sebagian besar penelitian (74%) menggunakan metode kuantitatif, dan sekitar 65% menerapkan pendekatan accrual-based earnings management. Sebagian besar artikel (75%) menyoroti sisi oportunistik karena dianggap manipulatif dan berpotensi menyesatkan pengguna laporan keuangan. Namun, sebagian kecil penelitian menunjukkan bahwa praktik ini dapat bernilai positif apabila digunakan untuk memperkuat komunikasi informasi dan meningkatkan efisiensi internal perusahaan.
Video dari Edspira menyajikan penjelasan yang singkat dan mudah dipahami mengenai konsep manajemen laba. Dalam video tersebut, manajemen laba dijelaskan sebagai praktik penggunaan celah dalam standar akuntansi untuk memodifikasi laporan keuangan. Dijelaskan pula alasan perusahaan melakukan manajemen laba, seperti untuk memenuhi target analis, menaikkan harga saham, atau menghindari sorotan dari pihak regulator. Video ini juga menampilkan contoh konkret dari berbagai teknik manajemen laba, misalnya dengan mencatat pendapatan lebih cepat, menunda pengeluaran, atau memanfaatkan cadangan akuntansi untuk menstabilkan laba. Tujuan utama video ini adalah memberikan pemahaman dasar tentang konsep manajemen laba kepada penonton umum tanpa harus memiliki latar belakang akuntansi yang mendalam.
Opini saya:
Kedua sumber ini memberikan wawasan yang berharga tentang kompleksitas praktik manajemen laba. Artikel tersebut menawarkan analisis mendalam berbasis penelitian akademik dengan menyoroti beragam perspektif dan pendekatan dalam memahami fenomena ini. Sementara itu, video Edspira menyajikan penjelasan yang lebih sederhana dan aplikatif, menjadikannya lebih mudah dicerna oleh khalayak umum. Kombinasi keduanya menghasilkan pemahaman yang utuh mengenai praktik manajemen laba serta menegaskan pentingnya memahami dampaknya terhadap kualitas informasi keuangan. Namun, perlu ditekankan bahwa meskipun manajemen laba tidak selalu melanggar aturan, praktik ini berpotensi menyesatkan investor dan menurunkan kepercayaan terhadap pasar keuangan jika tidak dilakukan secara hati-hati dan transparan.
NPM: 2413031060
NPM : 2413031046
Video tersebut menekankan bahwa praktik akuntansi seharusnya mencerminkan kondisi perusahaan secara jujur dan bertanggung jawab. Dalam banyak kasus, laporan keuangan tidak hanya menjadi alat pelaporan, tetapi juga sarana manajer untuk membangun citra perusahaan atau bahkan memanipulasi persepsi pasar. Pesan video ini selaras dengan isu yang dibahas dalam artikel, yaitu mengenai earnings management atau manajemen laba. Artikel tersebut menjelaskan bahwa manajemen laba merupakan tindakan manajer memanfaatkan fleksibilitas akuntansi untuk menampilkan angka laba sesuai kepentingan tertentu.
Artikel tersebut meninjau 50 penelitian internasional mengenai manajemen laba dan menemukan bahwa sebagian besar penelitian memandang manajemen laba sebagai tindakan oportunistik, yaitu tindakan memanfaatkan asimetri informasi untuk keuntungan pribadi, seperti memperoleh bonus, menghindari pelanggaran kontrak utang, atau menurunkan tekanan politik. Penelitian juga menunjukkan bahwa metode manajemen laba umumnya dilakukan melalui manipulasi akrual maupun aktivitas riil. Namun, artikel ini juga mengangkat perspektif lain, yaitu signaling perspective, yang menyatakan bahwa manajer kadang melakukan manajemen laba untuk menyampaikan sinyal positif kepada pasar mengenai prospek jangka panjang perusahaan.
Meskipun demikian, mayoritas penelitian masih menilai praktik ini bersifat manipulatif dan berpotensi menyesatkan pengguna laporan keuangan, terutama investor. Dengan demikian, akuntabilitas, transparansi, dan kualitas pelaporan menjadi isu penting yang harus diperkuat.
Menurut saya, video dan artikel tersebut mengingatkan bahwa praktik akuntansi tidak terlepas dari perilaku manusia. Walaupun standar telah disusun sedemikian rinci, adanya insentif ekonomi membuat manajemen laba sulit dihindari. Yang terpenting bukan hanya memperketat regulasi, tetapi juga menumbuhkan integritas dan budaya etis di kalangan manajer dan akuntan. Manajemen laba yang dilakukan demi “memberi sinyal positif” sekalipun tetap berbahaya jika mengorbankan keandalan informasi. Pada akhirnya, laporan keuangan harus mencerminkan kebenaran, bukan sekadar memenuhi kepentingan jangka pendek pihak tertentu.
NPM: 2413031061
Video dari Edspira ini menjelaskan konsep Earnings Management dalam akuntansi, yaitu bagaimana suatu perusahaan dapat mengatur waktu transaksi misalnya, penjualan aset dengan tujuan memanipulasi atau mengelola angka laba supaya terlihat lebih baik tanpa melanggar hukum atau melakukan penipuan. Contohnya, perusahaan memiliki tanah yang nilainya naik tetapi belum dijual (keuntungan belum direalisasi). Jika di tahun tertentu laba turun, perusahaan bisa menjual tanah tersebut untuk merealisasikan keuntungan sehingga laba tahun itu naik. Ini adalah praktik legal yang disebut pengelolaan laba (earnings management), tapi bukan penipuan. Video juga menyebutkan bahwa pengelolaan laba bisa dilakukan untuk menaikkan atau bahkan menurunkan laba secara strategis, misalnya menyimpan laba berlebih untuk masa sulit yang disebut "cookie jar reserves" (cadangan kaleng kue).
Artikel “Earnings Management: A Literature Review” membahas praktik manajemen laba, yaitu tindakan manajer dalam mengatur angka akuntansi atau aktivitas perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu, seperti memenuhi target laba atau meningkatkan citra perusahaan. Artikel ini mengulas jenis-jenis manajemen laba, baik yang berbasis akrual maupun aktivitas nyata, serta faktor-faktor yang mendorong manajer melakukannya. Selain itu, artikel menjelaskan berbagai metode yang digunakan peneliti untuk mendeteksi manajemen laba dan menyoroti dampaknya terhadap kualitas laporan keuangan. Secara keseluruhan, artikel menegaskan bahwa manajemen laba merupakan isu penting karena dapat menurunkan keandalan informasi dan memengaruhi keputusan investor.
Menurut saya, penjelasan dari video dan artikel tersebut menunjukkan bahwa manajemen laba memang legal, tetapi tetap berpotensi menyesatkan jika digunakan berlebihan. Praktik ini bisa membuat laporan keuangan terlihat lebih baik dari kondisi yang sebenarnya, sehingga investor perlu lebih kritis dalam membaca angka laba. Meskipun tidak termasuk penipuan, manajemen laba tetap harus dibatasi agar transparansi dan kepercayaan pada laporan keuangan tetap terjaga.
izin memperkenalkan diri
nama: Vina Rahmadani
npm: 2413031067
Video Edspira tentang earnings management menjelaskan bahwa laba merupakan angka yang sangat diperhatikan oleh investor, kreditor, analis, dan pemangku kepentingan lainnya. Karena laba sering menjadi dasar penilaian kinerja manajemen, penentuan bonus, dan keputusan investasi, manajemen memiliki insentif untuk melakukan earnings management atau pengelolaan laba. Video ini menekankan bahwa earnings management tidak selalu ilegal, tetapi dilakukan melalui pemilihan metode akuntansi yang masih diperbolehkan dalam standar pelaporan. Manajemen dapat menggeser waktu pengakuan pendapatan atau biaya agar mencapai target tertentu, misalnya menghindari kerugian atau membuat pertumbuhan laba terlihat stabil.
Konsep dalam video sejalan dengan artikel “Earnings Management: A Literature Review” oleh Debbianita et al. (2024), yang menjelaskan bahwa earnings management dapat dilihat dari dua perspektif. Pertama, opportunistic perspective, yaitu tindakan manajemen memanfaatkan information asymmetry untuk kepentingan pribadi, seperti bonus, pemenuhan debt covenant, atau tekanan regulator. Kedua, signaling perspective, yang memandang earnings management sebagai sarana penyampaian informasi internal perusahaan kepada investor mengenai prospek masa depan. Artikel tersebut juga menunjukkan bahwa 74% penelitian earnings management menggunakan metode kuantitatif dan 65% menggunakan pendekatan accrual-based, dengan mayoritas penelitian memandang earnings management sebagai perilaku oportunistik.
Menurut saya, earnings management merupakan fenomena yang wajar dalam praktik bisnis modern karena adanya fleksibilitas dalam standar akuntansi dan tekanan eksternal terhadap perusahaan. Namun, praktik ini dapat menjadi masalah besar ketika dilakukan secara berlebihan dan bersifat manipulatif sehingga menyesatkan pengguna laporan keuangan. Dalam batas tertentu, earnings management dapat menjadi alat komunikasi strategis (signaling) untuk menunjukkan stabilitas perusahaan dan menjaga kepercayaan pasar. Tetapi jika tidak diawasi dengan regulator yang kuat dan tata kelola perusahaan (good corporate governance), praktik ini dapat merusak integritas laporan keuangan dan merugikan investor.
Saya berpendapat bahwa transparansi, audit yang berkualitas, dan penguatan etika profesi akuntan sangat penting agar earnings management tetap berada pada koridor yang sehat dan tidak berkembang menjadi kecurangan (fraud).
Npm : 2413031039
Gagasan manajemen laba (earnings management) mengacu pada tindakan yang diambil oleh manajer untuk mengontrol waktu pengakuan transaksi atau menyesuaikan estimasi akuntansi demi mencapai tujuan tertentu. Kedua sumber video Edspira dan jurnal “Earnings Management: A Literature Review” membahas tema ini dari sudut yang saling melengkapi. Video Edspira menyajikan contoh praktis tentang bagaimana perusahaan bisa secara sah mengelola laba, contohnya menjual aset yang mengalami kenaikan nilai saat laba sedang menurun, untuk memperbaiki penampilan laporan keuangan. Tindakan ini tidak dianggap penipuan karena masih sesuai dengan prinsip akuntansi, namun bisa menimbulkan kebingungan jika dilakukan secara berlebihan. Video itu juga memberikan contoh teknik “cookie jar reserves,” di mana sebagian laba disisihkan untuk digunakan di periode yang minus, sehingga laba terlihat lebih konsisten dari waktu ke waktu.
Menurut saya, manajemen laba adalah praktik yang bisa bermanfaat maupun merugikan, tergantung bagaimana manajer menggunakannya. Jika dilakukan untuk memberikan gambaran yang lebih akurat tentang kondisi jangka panjang perusahaan, praktik ini masih dapat diterima. Namun, jika dipakai untuk menutupi kinerja buruk atau mengejar kepentingan pribadi, manajemen laba justru merusak kepercayaan dan kualitas laporan keuangan. Karena itu, transparansi dan pengawasan sangat penting agar praktik ini tetap etis, dan investor juga harus lebih kritis dalam menilai angka laba yang disajikan perusahaan.
npm : 2413031056
earnings management atau praktik manajemen laba, yaitu tindakan manajer mengatur angka laba dalam laporan keuangan untuk tujuan tertentu. Berdasarkan artikel ilmiah Earnings Management: A Literature Review oleh Debbianita, Kuang, dan Hoetama, earnings management dijelaskan sebagai intervensi sengaja terhadap pelaporan keuangan dengan memanfaatkan fleksibilitas kebijakan akuntansi. Walaupun tidak melanggar aturan akuntansi, praktik ini dapat menyesatkan pengguna laporan keuangan apabila dilakukan secara oportunistik. Artikel tersebut mengulas 50 penelitian internasional dan menemukan bahwa sebagian besar penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif serta lebih banyak membahas accrual earnings management dibandingkan real earnings management.
dua perspektif utama: opportunistic dan signaling. Perspektif oportunistik berargumen bahwa manajer memanipulasi laba untuk memperoleh keuntungan pribadi seperti bonus, memenuhi perjanjian hutang, atau menghindari tekanan regulasi. Sementara perspektif signaling melihat earnings management sebagai alat komunikasi yang membantu manajer menyampaikan prospek masa depan perusahaan kepada investor. Artinya, tidak semua earnings management bersifat buruk dalam batas tertentu, dapat meningkatkan relevansi informasi bagi pengguna laporan keuangan.
Video yang diberikan memperkuat pemahaman tersebut dengan menekankan bahwa manajemen laba dapat muncul karena tekanan eksternal, target kinerja, atau kepentingan manajer. Namun, video juga menyoroti pentingnya etika, transparansi, serta peran auditor dalam mengawasi praktik ini agar tidak merugikan stakeholder.
Menurut saya, earnings management sebetulnya adalah konsekuensi dari adanya kesenjangan informasi (information asymmetry) antara manajer dan pemilik perusahaan. Selama dilakukan secara wajar, praktik ini bisa menjadi sarana komunikasi untuk menggambarkan stabilitas kinerja perusahaan. Namun pada praktiknya, lebih banyak kasus yang bersifat oportunistik dan merugikan investor karena angka laba yang disajikan tidak mencerminkan kondisi sebenarnya. Saya berpendapat bahwa penguatan etika manajemen, transparansi, serta peningkatan kualitas audit menjadi hal yang sangat penting. Dengan demikian, perusahaan dapat menjaga kredibilitas laporan keuangan sekaligus melindungi pengguna laporan dari misleading information.
NPM: 2413031064
Kelas: 2024 b
Video tersebut menjelaskan bahwa earnings management adalah tindakan manajer dalam mengatur laporan laba menggunakan kebijakan akuntansi atau keputusan operasional tertentu. Walaupun masih berada dalam batas aturan, praktik ini dapat memengaruhi keakuratan laporan keuangan dan membuat pengguna laporan memperoleh gambaran yang kurang tepat mengenai kondisi perusahaan. Manajemen laba biasanya dilakukan karena adanya tekanan untuk memenuhi target, menjaga kestabilan laba, atau memengaruhi pandangan investor terhadap kinerja perusahaan.
Artikel “Earnings Management: A Literature Review” kemudian memperluas pembahasan dengan meninjau 50 penelitian tentang manajemen laba. Artikel tersebut membagi manajemen laba ke dalam dua perspektif: opportunistic dan signaling. Perspektif oportunistik menilai praktik ini sebagai upaya manajer memanfaatkan asimetri informasi untuk keuntungan pribadi, misalnya demi memperoleh bonus, memenuhi syarat pinjaman, atau menghindari pengawasan regulator. Sementara itu, perspektif sinyal melihat manajemen laba sebagai alat yang digunakan manajer untuk menyampaikan informasi internal mengenai prospek perusahaan kepada investor, sehingga dalam beberapa kasus dapat meningkatkan relevansi laporan keuangan. Artikel ini juga mencatat bahwa sebagian besar penelitian menggunakan pendekatan accrual earnings management, meskipun praktik real earnings management semakin sering digunakan karena lebih sulit dideteksi auditor. Mayoritas penelitian menyimpulkan bahwa manajemen laba lebih banyak dilakukan secara oportunistik.
Menurut saya, manajemen laba adalah praktik yang rentan disalahgunakan meski tidak selalu bermakna negatif. Untuk mencegah dampak merugikan, perusahaan perlu mengedepankan transparansi dan pengawasan yang ketat agar pengguna laporan tetap terlindungi. Namun, saya juga menilai bahwa dalam konteks tertentu, manajemen laba dapat berfungsi sebagai sarana komunikasi tambahan yang membantu investor memahami proyeksi bisnis secara lebih menyeluruh. Dengan batasan etika yang jelas, praktik ini sebenarnya dapat mendukung penyampaian informasi yang lebih relevan dan bermanfaat bagi penilaian kinerja perusahaan secara keseluruhan.
NPM: 2413031045
Kelas: 2024 B
Berdasarkan video YouTube “Earnings Management” dan artikel jurnal Debbianita et al. (2024), dapat disimpulkan bahwa earnings management merupakan praktik yang dilakukan manajer untuk memengaruhi laporan keuangan sesuai dengan kepentingan tertentu. Dalam video, dijelaskan bahwa praktik ini sering muncul karena adanya information asymmetry, di mana manajer memiliki informasi lebih dibanding pihak eksternal. Hal ini memungkinkan mereka untuk menyesuaikan laba demi mencapai target tertentu, misalnya untuk memperoleh bonus, memenuhi persyaratan hutang, atau memberikan sinyal positif kepada investor.
Kemudian dijelaskan dua pendekatan utama dalam memahami earnings management:
1. Accrual-based earnings management: manipulasi melalui kebijakan akuntansi seperti pengakuan pendapatan, penyisihan biaya, pengaturan akrual dan beban yang dapat mempengaruhi laba tanpa perubahan nyata dalam arus kas.
2. Real activities manipulation: pengaturan langsung kegiatan operasional seperti menunda atau mempercepat produksi, mengubah investasi, atau mengatur pengeluaran agar laba tercapai.
Artikel jurnal menekankan dua perspektif utama dalam earnings management: perspektif oportunistik dan perspektif sinyal. Perspektif oportunistik melihat praktik ini sebagai upaya manajer untuk memaksimalkan keuntungan pribadi atau memanipulasi kontrak, misalnya bonus atau perjanjian hutang, yang bisa menyesatkan pemangku kepentingan. Sementara perspektif sinyal menganggap earnings management sebagai alat komunikasi bagi manajer untuk menyampaikan informasi internal mengenai prospek perusahaan kepada investor, sehingga membantu investor dalam membuat prediksi dan keputusan investasi. Studi literatur dari 50 artikel internasional menunjukkan bahwa mayoritas penelitian kuantitatif masih menggunakan pendekatan accrual-based, dengan sekitar 75% melihat earnings management secara oportunistik dan 13% mengadopsi perspektif sinyal.
Secara pribadi, saya berpendapat bahwa earnings management tidak selalu negatif. Jika digunakan dalam batas wajar, praktik ini dapat meningkatkan relevansi informasi dan membantu pengambilan keputusan ekonomi yang lebih efisien. Namun, risiko manipulasi tetap ada, terutama bila praktik ini digunakan untuk kepentingan manajer semata, sehingga diperlukan pengawasan yang ketat dan transparansi yang memadai agar informasi keuangan tetap dapat dipercaya. Praktik ini menunjukkan dilema antara fleksibilitas akuntansi dan tanggung jawab etis dalam pelaporan keuangan, menekankan pentingnya keseimbangan antara efisiensi informasi dan integritas laporan.