DISKUSI

DISKUSI

Number of replies: 25

Berikan respon Anda setelah menyimak video tersebut!

In reply to First post

Re: DISKUSI

Mourien Ganesti གིས-
Nama : Mourien Ganesti
Npm : 2413031013

Setelah saya menyimak video tersebut, saya dapat merangkum bahwa video ini menjelaskan secara mendalam perbedaan utama antara biaya historis (historical cost) dan nilai wajar (fair value) dalam akuntansi. Biaya historis merujuk pada metode pencatatan untuk aset dan kewajiban yang didasarkan pada harga awal saat aset diperoleh atau kewajiban tersebut muncul. Metode ini dianggap lebih konsisten, objektif, dan mudah diverifikasi karena didasarkan pada bukti transaksi yang nyata, namun kelemahannya adalah tidak dapat mencerminkan nilai pasar yang terbaru, terutama ketika harga pasar mengalami perubahan besar. Di sisi lain, nilai wajar menggambarkan harga pasar yang berlaku saat ini, diperoleh melalui transaksi yang adil di pasar yang aktif. Informasi yang diperoleh dari pendekatan ini dianggap lebih relevan bagi mereka yang menggunakan laporan keuangan karena mencerminkan kondisi nyata yang ada, tetapi metode ini sering kali bergantung pada perkiraan dan asumsi yang dapat menyebabkan variasi nilai dalam laporan keuangan. Dalam praktik akuntansi kontemporer, standar internasional seperti IFRS mendorong penggunaan nilai wajar, terutama untuk instrumen keuangan, sementara aset tetap atau aset jangka panjang umumnya masih menggunakan biaya historis. Dengan demikian, biaya historis lebih mengutamakan stabilitas dan kepastian nilai, sedangkan nilai wajar lebih menekankan relevansi dan aktualisasi informasi yang disajikan.
In reply to First post

Re: DISKUSI

Alya Khoirun Nisa གིས-
Nama : Alya Khoirun Nisa
Npm : 2413031019

Setelah menonton video tersebut, saya memahami bahwa pokok pembahasan adalah perbedaan mendasar antara biaya historis dan nilai wajar dalam akuntansi, serta dampaknya terhadap laporan keuangan. Biaya historis mencatat aset atau kewajiban berdasarkan harga saat transaksi pertama kali terjadi. Metode ini lebih mudah dicheck karena objektif dan konsisten, karena didukung oleh bukti nyata dari transaksi yang sebenarnya. Namun, kelemahannya adalah informasi yang diberikan tidak mencerminkan harga pasar saat ini, terutama jika harga pasar berubah signifikan dalam jangka tertentu. Sementara itu, nilai wajar menggambarkan harga aset atau kewajiban sesuai dengan kondisi pasar saat ini, yang didapat dari transaksi di pasar aktif. Informasi yang dihasilkan dianggap lebih relevan dan membantu bagi pihak yang membutuhkan gambaran ekonomi yang realistis. Namun, penggunaan nilai wajar juga memiliki kelemahan, yaitu bergantung pada perkiraan dan asumsi yang bisa menyebabkan perbedaan antar periode, bahkan meningkatkan ruang bagi subjektivitas. Oleh karena itu, kedua pendekatan ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dalam praktik akuntansi, penting bagi seorang akuntan maupun pengguna laporan keuangan untuk memahami konteks dan tujuan penggunaan metode tersebut agar informasi yang diberikan tetap akurat, dapat dipercaya, dan sesuai dengan kebutuhan pengambilan keputusan.
In reply to First post

Re: DISKUSI

Serly Natasa གིས-
Nama: Serly Natasa
NPM: 2413031028

Video "Historical Cost vs Fair Value Accounting" menyampaikan perbedaan mendasar antara metode pengukuran aset berbasis biaya historis dan nilai wajar. Metode biaya historis mencatat aset berdasarkan harga pembelian awal tanpa mempertimbangkan perubahan nilai pasar setelahnya. Sebaliknya, nilai wajar mencerminkan nilai pasar terkini dari aset pada tanggal pelaporan.Contoh yang dijelaskan adalah sebuah properti yang dulunya dibeli seharga 5 juta dolar sekitar 20 tahun lalu, kini memiliki nilai pasar sebesar 35 juta dolar. Video menegaskan bahwa perusahaan boleh memilih salah satu metode, namun harus konsisten menerapkannya untuk seluruh aset sejenis. Penilaian nilai wajar umumnya dilakukan oleh ahli eksternal dengan membandingkan transaksi pasar untuk aset serupa.Selain itu, video menyampaikan bahwa penggunaan nilai wajar lebih lazim untuk aset seperti properti, merek dagang, dan kewajiban tertentu, dan tidak diterapkan untuk semua jenis aset dan liabilitas. Konten video sangat relevan bagi PT Nusantara Properti yang beralih dari metode biaya historis ke nilai wajar sesuai dengan PSAK 16 revisi dan IFRS. Video ini memperkuat argumen bahwa nilai wajar mencerminkan nilai terbaru dan lebih relevan dalam pasar properti yang fluktuatif, dengan catatan diperlukan konsistensi penerapan dan penilaian oleh pihak ketiga yang kredibel. Video juga mengingatkan tantangan dalam penggunaan nilai wajar, terutama terkait subjektivitas dan ketidakpastian penilaian, yang mesti diimbangi dengan pengungkapan transparan dan audit ketat.
In reply to First post

Re: DISKUSI

Nurida Elsa གིས-
Nama: Nurida Elsa
NPM: 2413031012

Setelah saya menonton video tersebut, saya dapat menyimpulkan bahwa ada dua perbedaan atau cara untuk mencatat nilai aset perusahaan, yaitu historical cost dan fair value.

-Historical cost artinya mencatat aset berdasarkan harga saat pertama kali dibeli. Nilainya tetap walau harga pasar berubah. Misalnya, gedung yang dibeli 5 juta dolar tetap dicatat 5 juta, walau sekarang harganya sudah 35 juta.

-Fair value artinya mencatat aset berdasarkan harga pasar saat ini. Jadi nilai aset bisa berubah sesuai kondisi pasar.

-Perusahaan harus memilih salah satu cara dan konsisten menggunakannya untuk semua aset dalam kategori yang sama.

- Penilaian fair value biasanya dilakukan oleh ahli dengan melihat harga jual aset yang sama di pasar.

-Tidak semua aset harus dicatat dengan fair value, biasanya untuk aset seperti properti, merek, dan beberapa kewajiban.

Jadi, dua metode ini punya tujuan dan cara yang berbeda untuk menunjukkan nilai aset dalam laporan keuangan secara akurat sesuai kondisi saat ini atau harga beli asli
In reply to First post

Re: DISKUSI

Vina Nailatul Izza གིས-
Nama : Vina Nailatul Izza
NPM : 2413031007

Video tersebut menjelaskan perbedaan mendasar antara biaya historis (historical cost) dan nilai wajar (fair value) sebagai metode pengukuran dalam akuntansi. Biaya historis merekam aset berdasarkan jumlah yang dibayarkan saat perolehan, sementara nilai wajar mencerminkan nilai pasar kini dari aset tersebut.

Video juga membahas kelebihan dan kekurangan masing-masing metode; misalnya, biaya historis lebih stabil dan mudah diverifikasi, tetapi bisa gagal mencerminkan kondisi pasar terkini, sedangkan nilai wajar lebih relevan untuk pengguna laporan keuangan meskipun penggunaan estimasi dan fluktuasi pasar bisa menambah ketidakpastian.
In reply to First post

Re: DISKUSI

Nasroh Aulia གིས-
Nama : Nasroh Aulia
NPM : 2413031004

Video tersebut menjelaskan tentang dua metode pencatatan aset dalam neraca perusahaan, yaitu metode biaya historis dan metode nilai wajar. Metode biaya historis mencatat aset berdasarkan harga saat aset tersebut dibeli, sementara metode nilai wajar mencatat aset berdasarkan harga pasar saat ini. Sebagai contoh, sebuah kantor yang dibeli 20 tahun lalu dengan harga 5 juta dolar kini mungkin bernilai 35 juta dolar akibat kenaikan pasar properti. Perusahaan bebas memilih salah satu metode, tetapi harus konsisten menerapkannya pada seluruh aset dalam kategori yang sama dan tidak boleh berganti-ganti metode.

Selain itu, nilai wajar biasanya ditentukan oleh ahli penilai yang memperhitungkan transaksi pasar aset serupa. Metode nilai wajar ini umum digunakan untuk aset seperti properti, merek dagang, aset tetap dan tidak berwujud, serta kewajiban seperti hutang dan pensiun. Namun, tidak semua aset boleh dicatat dengan metode nilai wajar karena regulasi mengaturnya secara ketat. Dalam pelaporan keuangan, konsistensi dan keakuratan dalam pencatatan nilai aset sangat penting agar mencerminkan kondisi keuangan perusahaan yang sesungguhnya.
In reply to First post

Re: DISKUSI

Nashita Shafiyah གིས-
Nama : Nashita Shafiyah
NPM : 2413031009

Setelah saya menyimak video berjudul “Historical Cost vs Fair Value Accounting”, saya memahami bahwa pembahasan utamanya adalah perbandingan antara metode pencatatan aset berdasarkan biaya perolehan awal (historical cost) dengan metode penilaian berdasarkan nilai wajar saat ini (fair value). Historical cost dinilai lebih stabil karena berpatokan pada harga beli yang jelas dan mudah diverifikasi, tetapi sering kali tidak mencerminkan kondisi pasar terbaru. Sebaliknya, fair value memberikan gambaran yang lebih realistis sesuai nilai pasar terkini, namun cenderung fluktuatif dan membutuhkan estimasi yang bisa berbeda-beda. Video ini juga menekankan bagaimana pilihan metode berdampak pada laporan keuangan: historical cost membuat laporan lebih stabil, sedangkan fair value bisa membuat laba rugi naik turun mengikuti perubahan pasar. Dari penjelasan dan contoh yang diberikan, saya jadi lebih paham bahwa kedua metode ini punya keunggulan dan kelemahannya masing-masing, serta digunakan sesuai kebutuhan dan aturan standar akuntansi yang berlaku.
In reply to First post

Re: DISKUSI

TRIASWARI AYUNANDINI གིས-

Nama: Triaswari Ayunandini

NPM: 2413031029

Video ini membahas dua metode utama yang digunakan perusahaan untuk mencatat aset dan liabilitas dalam laporan neraca: Biaya Historis (Historical Cost) dan Nilai Wajar (Fair Value). Masalah utama yang disoroti adalah apakah aset harus dicatat berdasarkan harga beli awalnya atau harga pasar saat ini.

  • Contoh Kasus: Aset (misalnya, ruang kantor) yang dibeli 20 tahun lalu seharga $5 juta (Biaya Historis) mungkin bernilai $35 juta (Nilai Wajar) di pasar saat ini. Perusahaan harus memilih nilai mana yang akan digunakan.

Aturan Akuntansi:

  1. Pilihan Metode: Perusahaan diizinkan untuk memilih antara menggunakan Biaya Historis atau Nilai Wajar untuk aset dan liabilitas mereka.

  2. Kewajiban Konsistensi: Setelah suatu metode dipilih, perusahaan harus konsisten dan menerapkan metode tersebut pada semua aset dalam kategori yang sama. Mereka tidak dapat berganti-ganti metode lebih dari sekali, dan tidak dapat memilih aset mana yang menggunakan Nilai Wajar dan aset mana yang tidak.

Penerapan Nilai Wajar

  • Estimasi Nilai Wajar: Karena penentuan Nilai Wajar cukup rumit, perusahaan biasanya menyewa pakar untuk melakukan penilaian. Pakar menentukan nilai pasar wajar dengan menganalisis transaksi aset pembanding di pasar.

  • Kategori Aset yang Umum Menggunakan Nilai Wajar:

    • Properti Riil (Real Estate)

    • Nilai Merek dan Merek Dagang

    • Aset tetap dan tidak berwujud lainnya

    • Utang dan Kewajiban Pensiun

Video ini pada dasarnya menjelaskan peraturan yang mengatur pencatatan nilai aset dan liabilitas dalam neraca, menekankan pentingnya konsistensi dalam penerapan metode yang dipilih.

In reply to First post

Re: DISKUSI

Alissya Putri Kartika གིས-

Nama : Alissya Putri Kartika 

NPM : 2413031011


Video tersebut membahas dua metode pencatatan nilai aset dalam laporan neraca perusahaan, yaitu metode biaya historis (historical cost) dan metode nilai wajar (fair value). Video menjelaskan perbedaan keduanya dengan contoh konkret sebuah perusahaan yang memiliki properti kantor di Paris. Properti yang dibeli 20 tahun lalu seharga 5 juta dolar kini memiliki nilai pasar 35 juta dolar. Pertanyaan utama adalah nilai mana yang harus digunakan dalam neraca: biaya historis pembelian atau nilai pasar saat ini (nilai wajar).


Di video dijelaskan bahwa perusahaan boleh memilih antara metode biaya historis atau nilai wajar, tetapi harus konsisten menerapkan metode yang dipilih untuk seluruh aset dalam kategori yang sama dan tidak boleh sering mengganti metode. Penilaian nilai wajar biasanya dilakukan oleh ahli yang menilai berdasarkan transaksi aset sejenis di pasar.


Penggunaan nilai wajar umumnya diterapkan pada aset seperti properti, merek dagang, aset tetap lainnya, serta liabilitas seperti utang dan pensiun. Namun, tidak semua aset dan liabilitas dapat dicatat dengan metode nilai wajar karena aturannya ketat.


Secara ringkas, video ini memberikan pemahaman bahwa metode pencatatan nilai aset mempengaruhi laporan keuangan dan perusahaan harus konsisten dan mengikuti aturan standar akuntansi dalam memilih dan menggunakan metode tersebut.

In reply to First post

Re: DISKUSI

Rahma Amelia གིས-
Nama: Rahma Amelia
NPM: 2413031026

Setelah menonton video tersebut, saya jadi lebih paham tentang perbedaan antara metode historical cost dan fair value dalam akuntansi. Video ini menjelaskan dengan jelas bahwa historical cost menggunakan harga perolehan awal suatu aset, sedangkan fair value menilai aset berdasarkan nilai pasarnya saat ini.

Menurut saya, video ini menarik karena memberikan pemahaman bahwa kedua metode memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Historical cost dianggap lebih stabil dan mudah diverifikasi, tetapi kadang tidak mencerminkan nilai sebenarnya di pasar. Sementara itu, fair value lebih relevan dengan kondisi ekonomi sekarang, namun bisa membuat laporan keuangan menjadi fluktuatif.

Dari penjelasan tersebut, saya menyadari bahwa akuntansi bukan hanya tentang mencatat angka, tetapi juga tentang bagaimana memilih metode yang paling tepat agar laporan keuangan bisa memberikan gambaran yang jujur dan berguna bagi pengambilan keputusan.
In reply to First post

Re: DISKUSI

Nayla Andara གིས-
Nama: Nayla Andara
NPM : 2413031018

Video tersebut membahas tentang bagaimana perusahaan mencatat nilai aset dan kewajibannya dalam neraca, khususnya membandingkan metode pencatatan berdasarkan "historical cost" (biaya perolehan) dengan "fair value" (nilai wajar). Contohnya, sebuah perusahaan yang memiliki properti kantor yang dibeli 20 tahun lalu dengan harga 5 juta dolar, tetapi nilai pasar saat ini sudah naik menjadi 35 juta dolar. Video menjelaskan perusahaan dapat memilih untuk mencatat aset tersebut berdasarkan biaya perolehan asli atau nilai pasar terkini, namun harus konsisten dalam penerapan metode tersebut pada semua aset dalam kategori yang sama.

Selain itu, dijelaskan bahwa penentuan nilai wajar biasanya memerlukan penilaian oleh ahli yang membandingkan transaksi yang sejenis di pasar. Metode nilai wajar tidak boleh digunakan untuk semua jenis aset dan kewajiban, umumnya diterapkan pada aset seperti real estate, merek dagang, aset tetap dan tidak berwujud lainnya, serta kewajiban seperti utang dan pensiun.

Kesimpulannya, pilihan antara pencatatan berdasarkan historical cost dan fair value mempengaruhi bagaimana nilai aset dan kewajiban tercermin dalam laporan keuangan, dan perusahaan harus konsisten dalam metode yang dipilih untuk menjaga keandalan dan relevansi informasi akuntansi.
In reply to First post

Re: DISKUSI

Amara Gusti Kharisma གིས-
Nama : Amara Gusti Kharisma
Npm : 2413031033

Setelah menyimak video tersebut, dapat disimpulkan bahwa pencatatan aset dan kewajiban perusahaan dalam laporan keuangan sangat bergantung pada metode yang dipilih, antara historical cost dan fair value. Metode historical cost mencatat aset berdasarkan harga perolehan awal, sedangkan fair value mencatat aset berdasarkan harga pasar saat ini yang bisa jauh lebih tinggi atau lebih rendah dari biaya historis. Video ini menggarisbawahi pentingnya konsistensi dalam penerapan metode pencatatan, di mana perusahaan harus menerapkan metode yang sama untuk semua aset dalam kategori yang sama dan tidak berganti-ganti metode sembarangan. Penentuan nilai wajar memerlukan keahlian khusus karena melibatkan penilaian berdasarkan transaksi pasar sejenis.

Selain itu, tidak semua aset dan kewajiban diperbolehkan menggunakan metode fair value; umumnya digunakan untuk aset seperti properti, merek dagang, aset tidak berwujud lain, dan kewajiban seperti hutang dan pensiun. Pemilihan metode ini sangat memengaruhi gambaran keuangan perusahaan yang disajikan kepada para pemangku kepentingan, antara memberikan nilai historis atau nilai pasar terkini. Video ini memberikan pemahaman praktis dan relevan tentang bagaimana konsep akuntansi ini diterapkan dalam dunia bisnis nyata, yang sangat penting untuk analisis laporan keuangan dan pengambilan keputusan bisnis.
In reply to First post

Re: DISKUSI

Syifa Dwi Putriyani གིས-
Nama: Syifa Dwi Putriyani
NPM: 2413031024

Setelah menyaksikan video tersebut, pemahaman saya mengenai perbedaan antara metode historical cost dan fair value dalam akuntansi menjadi lebih jelas. Video tersebut menjelaskan bahwa historical cost menilai aset berdasarkan harga perolehannya saat pertama kali dibeli, sedangkan fair value menilai aset berdasarkan nilai pasar terkini.

Menurut saya, materi yang disampaikan cukup menarik karena memperlihatkan bahwa kedua metode tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Metode historical cost dinilai lebih stabil dan mudah diverifikasi, namun sering kali tidak menggambarkan nilai pasar sebenarnya. Sementara itu, fair value dianggap lebih relevan dengan kondisi ekonomi saat ini, tetapi dapat menyebabkan laporan keuangan menjadi tidak konsisten karena fluktuasi nilainya.

Dari penjelasan tersebut, saya menyimpulkan bahwa akuntansi tidak sekadar tentang pencatatan angka, melainkan juga tentang bagaimana memilih metode yang paling sesuai agar laporan keuangan dapat memberikan informasi yang akurat dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan.
In reply to First post

Re: DISKUSI

Eris Ana Dita གིས-
Nama : Eris Ana Dita
Npm : 2413031017

Setelah menonton video di atas video tersebut menjelaskan dua cara mencatat aset perusahaan: menggunakan biaya historis atau nilai wajar.Biaya historis artinya mencatat aset berdasarkan harga saat membeli dulu. Sedangkan nilai wajar berarti mencatat aset sesuai harga pasar saat ini. Contohnya, jika sebuah gedung dibeli 20 tahun lalu dengan harga 5 juta dolar, sekarang jika nilainya di pasar sudah jadi 35 juta dolar, maka dengan nilai wajar, gedung tersebut dicatat pada angka 35 juta.

Perusahaan harus memilih salah satu cara dan konsisten menggunakannya untuk semua aset yang sejenis. Penilaian nilai wajar biasanya dilakukan oleh ahli dengan melihat harga pasar aset serupa.Metode nilai wajar cocok untuk aset seperti properti, merek dagang, dan beberapa kewajiban, tapi tidak bisa diterapkan untuk semua aset karena prosesnya rumit.

Intinya, perusahaan pakai biaya historis buat mencatat harga beli, atau nilai wajar untuk menunjukkan nilai pasar sekarang. Pilihan ini harus dipakai secara konsisten agar laporan keuangan lebih jelas dan akurat.
In reply to First post

Re: DISKUSI

Resti Gustin གིས-
NAMA : Resti Gustin
NPM : 2413031020

Setelah menonton video tersebut, bisa dipahami bahwa dalam pencatatan aset dan kewajiban perusahaan di neraca ada dua metode utama, yaitu biaya historis (historical cost) dan nilai wajar (fair value). Biaya historis mencatat aset berdasarkan harga perolehan awalnya, sementara nilai wajar mencatat aset berdasarkan harga pasar saat ini. Misalnya, jika sebuah perusahaan membeli gedung kantor 20 tahun yang lalu seharga 5 juta dolar, tapi sekarang nilainya sudah 35 juta dolar karena kenaikan pasar properti, perusahaan bisa memilih mencatatnya pada nilai historis 5 juta atau nilai wajarnya 35 juta. Namun, perusahaan harus konsisten dalam metode yang dipilih dan menerapkannya pada seluruh aset sejenis, tidak boleh berganti metode secara acak. Penentuan nilai wajar sering kali membutuhkan penilaian ahli yang menggunakan transaksi aset sejenis di pasar sebagai referensi. Nilai wajar biasanya digunakan untuk aset seperti properti, merek dagang, kewajiban seperti hutang dan pensiun, meskipun tidak semua kategori aset mengizinkan penggunaan nilai wajar.

Jadi intinya, video menjelaskan perbedaan antara biaya historis dan nilai wajar dalam akuntansi serta bagaimana penggunaannya dalam pencatatan aset di neraca perusahaan.
In reply to First post

Re: DISKUSI

Waly Tanti Fitrani གིས-
NAMA : WALY TANTI FITRANI
NPM ; 2413031031

Video tersebut membahas perbandingan antara metode biaya historis (historical cost) dan nilai wajar (fair value) dalam akuntansi. Biaya historis adalah metode pencatatan aset berdasarkan harga perolehannya saat pertama kali dibeli, sedangkan nilai wajar mengukur aset dan liabilitas berdasarkan nilai pasar saat ini. Metode biaya historis dianggap lebih andal karena menggunakan data transaksi nyata dan tidak mudah berubah, namun kurang mencerminkan kondisi ekonomi terkini. Sebaliknya, metode nilai wajar dinilai lebih relevan karena mencerminkan nilai pasar yang sesungguhnya, tetapi memiliki kelemahan berupa ketergantungan pada estimasi dan fluktuasi pasar yang tinggi. Secara keseluruhan, video ini menekankan pentingnya pemilihan metode pengukuran yang tepat agar laporan keuangan dapat memberikan informasi yang relevan, andal, dan mencerminkan kondisi keuangan perusahaan secara akurat.
In reply to First post

Re: DISKUSI

Refamei Kudadiri གིས-
Nama: Refamei Kudadiri
Npm: 2413031014

Video “Historical Cost vs Fair Value Accounting” membahas perbedaan antara penggunaan biaya historis dan nilai wajar dalam pelaporan keuangan. Biaya historis dianggap lebih stabil dan andal karena mencatat aset berdasarkan harga perolehan awal, sedangkan nilai wajar mencerminkan kondisi pasar saat ini sehingga lebih relevan bagi pengambil keputusan. Namun, video ini juga menyoroti bahwa fair value dapat menimbulkan fluktuasi nilai dan ketidakpastian, terutama saat pasar tidak aktif. Saya berpendapat bahwa penjelasan dalam video ini cukup seimbang karena menekankan pentingnya menyesuaikan metode pengukuran dengan kondisi ekonomi dan jenis aset. Dalam praktiknya, kombinasi antara biaya historis dan nilai wajar adalah pendekatan terbaik untuk menghasilkan laporan keuangan yang relevan sekaligus tetap dapat dipercaya.
In reply to First post

Re: DISKUSI

Fathiyah Dzahirah 2413031001 གིས-
Nama : Fathiyah Dzahirah
NPM : 2413031001

Yang dapat sya pahami dari vidio tersebut, saya memahami bahwa pokok pembahasan adalah perbedaan mendasar antara biaya historis dan nilai wajar dalam akuntansi, serta dampaknya terhadap laporan keuangan. Biaya historis mencatat aset atau kewajiban berdasarkan harga saat transaksi pertama kali terjadi. Metode ini lebih mudah dicheck karena objektif dan konsisten, karena didukung oleh bukti nyata dari transaksi yang sebenarnya. Namun, kelemahannya adalah informasi yang diberikan tidak mencerminkan harga pasar saat ini, terutama jika harga pasar berubah signifikan dalam jangka tertentu. Sementara itu, nilai wajar menggambarkan harga aset atau kewajiban sesuai dengan kondisi pasar saat ini, yang didapat dari transaksi di pasar aktif. Informasi yang dihasilkan dianggap lebih relevan dan membantu bagi pihak yang membutuhkan gambaran ekonomi yang realistis. Namun, penggunaan nilai wajar juga memiliki kelemahan, yaitu bergantung pada perkiraan dan asumsi yang bisa menyebabkan perbedaan antar periode, bahkan meningkatkan ruang bagi subjektivitas. Oleh karena itu, kedua pendekatan ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dalam praktik akuntansi, penting bagi seorang akuntan maupun pengguna laporan keuangan untuk memahami konteks dan tujuan penggunaan metode tersebut agar informasi yang diberikan tetap akurat, dapat dipercaya, dan sesuai dengan kebutuhan pengambilan keputusan.
In reply to First post

Re: DISKUSI

Laila Asia Somad གིས-
NAMA : LAILA ASIA SOMAD
NPM ; 2413031005

Setelah menyimak video “Historical Cost vs Fair Value Accounting”, saya berpendapat bahwa video tersebut menjelaskan dengan jelas perbedaan antara metode biaya historis dan nilai wajar dalam akuntansi. Biaya historis dianggap lebih stabil dan andal karena didasarkan pada transaksi nyata, sedangkan nilai wajar lebih relevan karena mencerminkan kondisi pasar saat ini. Namun, nilai wajar juga mengandung unsur estimasi yang dapat menimbulkan ketidakpastian. Menurut saya, video ini memberikan pemahaman yang baik tentang pentingnya memilih metode pengukuran yang tepat agar laporan keuangan tetap relevan, andal, dan mencerminkan kondisi ekonomi sebenarnya.
In reply to First post

Re: DISKUSI

Tantowi Jauhari གིས-
Nama : Tantowi Jauhari
NPM : 2413031008

Setelah menyimak video “Historical Cost vs Fair Value Accounting”, dapat dipahami bahwa video tersebut menjelaskan perbedaan antara dua metode pengukuran akuntansi, yaitu historical cost dan fair value. Historical cost mencatat aset berdasarkan harga perolehan awal, sedangkan fair value menilai aset sesuai nilai pasar saat ini. Metode historical cost bersifat objektif dan stabil, tetapi kurang relevan karena tidak mencerminkan nilai pasar sebenarnya. Sebaliknya, fair value lebih relevan dan informatif, namun dapat berubah-ubah dan terkadang subjektif. Secara keseluruhan, video ini menegaskan bahwa kedua metode memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, dan penggunaannya bergantung pada jenis aset serta kondisi pasar.
In reply to First post

Re: DISKUSI

Reyhta Putri Herdian གིས-
NAMA : REYHTA PUTRI HERDIAN
NPM : 2413031035

Video “Historical Cost vs Fair Value Accounting” menjelaskan secara ringkas perbandingan antara metode biaya historis dan nilai wajar dalam akuntansi. Biaya historis menekankan stabilitas dan keandalan karena didasarkan pada harga perolehan awal, sedangkan nilai wajar mencerminkan kondisi pasar yang lebih aktual dan relevan bagi pengambil keputusan. Penjelasan dalam video ini mudah dipahami dan cocok bagi pelajar akuntansi atau pemula yang ingin memahami dasar pengukuran aset dan kewajiban. Namun, video ini belum membahas secara mendalam risiko penggunaan nilai wajar, seperti ketidakpastian ketika pasar tidak aktif. Secara keseluruhan, video ini informatif, menarik, dan bermanfaat untuk memperluas pemahaman tentang konsep pengukuran dalam laporan keuangan.
In reply to First post

Re: DISKUSI

Alya Nurani གིས-
Nama: ALYA NURANI
Npm: 2413031025

Setelah menonton video tersebut, saya mendapat pengetahuan baru. Bahwa ternyata, perbedaan utama antara biaya historis dan nilai wajar terletak pada cara menilai aset dan kewajiban. Biaya historis mencatat berdasarkan harga saat transaksi terjadi, sehingga lebih objektif dan mudah diverifikasi karena didukung bukti nyata. Namun, metode ini kurang mencerminkan kondisi pasar terkini ketika nilai aset berubah. Sebaliknya, nilai wajar menilai aset sesuai harga pasar saat ini, memberikan informasi yang lebih relevan dan realistis bagi pengambilan keputusan. Meski demikian, penilaian ini bergantung pada estimasi dan asumsi yang bisa menimbulkan subjektivitas. Karena itu, pemilihan metode pengukuran harus disesuaikan dengan tujuan laporan keuangan agar hasilnya tetap akurat, andal, dan berguna bagi para pemakai informasi keuangan.
In reply to First post

Re: DISKUSI

Rahmi Taqiya Darmawanti གིས-
Rahmi Taqiya Darmawanti
2413031006

Rangkuman atau catetan saya setelah mendengar video tersebut, untuk mengevaluasi kebijakan pengukuran yang sesuai dan relevan, perlu memperhatikan dua aspek utama: kesesuaian dengan kerangka konseptual akuntansi dan keterpakaian terhadap kondisi ekonomi serta pasar. Pengukuran yang sesuai harus didasarkan pada prinsip dasar seperti keandalan dan relevansi, serta mengacu pada standar akuntansi yang berlaku seperti PSAK dan IFRS.

Pertama, pengukuran berdasarkan biaya historis memiliki keunggulan dalam keandalan dan objektivitas karena didasarkan pada data transaksi nyata. Kelemahannya, terjadi distorsi terhadap nilai terbaru karena tidak mencerminkan perubahan pasar, yang dapat berdampak pada relevansi laporan keuangan. Kedua, pengukuran berdasarkan nilai wajar lebih relevan dalam konteks dinamika pasar saat ini, karena mencerminkan nilai pasar terkini aset. Namun, kekurangannya adalah tingkat subjektivitas tinggi dalam penilaian dan risiko distorsi akibat fluktuasi pasar yang ekstrem.

Dalam evaluasi kebijakan pengukuran, perlu dipastikan bahwa pilihan basis pengukuran tersebut sesuai dengan karakteristik aset dan kondisi pasar. Penggunaan nilai wajar harus didukung oleh pasar aktif dan data penilaian yang dapat diandalkan, sementara biaya historis cocok untuk aset dengan pasar yang tidak aktif dan nilai yang sulit diukur secara objektif.

Dengan demikian, kebijakan pengukuran harus mengedepankan keseimbangan antara relevansi dan keandalan, menyesuaikan dengan kondisi dan karakteristik masing-masing aset dan entitas, agar laporan keuangan tetap informatif dan dapat dipercaya.
In reply to First post

Re: DISKUSI

Eka Saryuni གིས-
Nama : Eka Saryuni
Npm : 2413031030

Konsep Historical Cost Accounting dan Fair Value Accounting merupakan dua pendekatan utama dalam pengukuran aset dan liabilitas dalam akuntansi keuangan. Historical cost (biaya historis) mengukur aset berdasarkan harga perolehan awalnya, yaitu jumlah yang dibayarkan saat aset diperoleh. Pendekatan ini menekankan stabilitas, objektivitas, dan verifiabilitas, karena nilai yang dicatat berasal dari transaksi nyata di masa lalu. Namun, kelemahannya adalah nilai tersebut bisa menjadi kurang relevan seiring perubahan kondisi pasar, inflasi, atau penurunan nilai ekonomi aset.

Sebaliknya, Fair Value Accounting (nilai wajar) mengukur aset dan liabilitas berdasarkan nilai pasar saat ini, yaitu jumlah yang dapat diperoleh jika aset dijual atau kewajiban diselesaikan pada tanggal pelaporan. Pendekatan ini memberikan relevansi dan transparansi yang lebih tinggi karena mencerminkan kondisi ekonomi terkini. Namun, fair value dapat menimbulkan volatilitas dalam laporan keuangan dan terkadang kurang andal, terutama jika tidak ada pasar aktif untuk menentukan nilai wajar.
Dalam praktik modern, standar pelaporan keuangan internasional (IFRS) cenderung menggabungkan kedua pendekatan ini dengan prinsip “mixed measurement model”, di mana beberapa aset dinilai berdasarkan biaya historis, sementara yang lain menggunakan nilai wajar.
Secara keseluruhan, perdebatan antara historical cost dan fair value berpusat pada keseimbangan antara keandalan (reliability) dan relevansi (relevance). Historical cost memberikan stabilitas laporan keuangan, sedangkan fair value meningkatkan keterkinian informasi bagi pengambil keputusan ekonomi.
In reply to First post

Re: DISKUSI

Susan Ti གིས-
NAMA:SUSANTI
NPM:2413031034

Setelah menonton video tersebut, saya memahami bahwa pokok pembahasan adalah perbedaan mendasar antara biaya historis dan nilai wajar dalam akuntansi, serta dampaknya terhadap laporan keuangan. Biaya historis mencatat aset atau kewajiban berdasarkan harga saat transaksi pertama kali terjadi. Metode ini lebih mudah dicheck karena objektif dan konsisten, karena didukung oleh bukti nyata dari transaksi yang sebenarnya. Namun, kelemahannya adalah informasi yang diberikan tidak mencerminkan harga pasar saat ini, terutama jika harga pasar berubah signifikan dalam jangka tertentu. Sementara itu, nilai wajar menggambarkan harga aset atau kewajiban sesuai dengan kondisi pasar saat ini, yang didapat dari transaksi di pasar aktif. Informasi yang dihasilkan dianggap lebih relevan dan membantu bagi pihak yang membutuhkan gambaran ekonomi yang realistis. Namun, penggunaan nilai wajar juga memiliki kelemahan, yaitu bergantung pada perkiraan dan asumsi yang bisa menyebabkan perbedaan antar periode, bahkan meningkatkan ruang bagi subjektivitas. Oleh karena itu, kedua pendekatan ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dalam praktik akuntansi, penting bagi seorang akuntan maupun pengguna laporan keuangan untuk memahami konteks dan tujuan penggunaan metode tersebut agar informasi yang diberikan tetap akurat, dapat dipercaya, dan sesuai dengan kebutuhan pengambilan keputusan.