Cobalah diskusikan bersama rekan-rekan anda disini bagaiamana pencatatan, penilaian dan penyajian aset tak berwujud dalam laporan keuangan.
Diskusi
Nama : Olivia Rahma Dani
NPM : 2413031039
Aset tidak berwujud adalah jenis aset yang tidak berupa uang dan dapat dikenali tetapi tidak memiliki bentuk fisik, seperti hak paten, merek, perangkat lunak, serta hak cipta. Aset ini akan dicatat dalam laporan keuangan jika dapat diidentifikasi, dimiliki oleh entitas, dan memiliki biaya perolehan yang bisa diukur dengan akurat. Pencatatannya dilakukan berdasarkan biaya perolehan, baik yang didapat melalui pembelian, pengembangan internal yang memenuhi syarat, atau hasil dari kombinasi perusahaan. Setelah diakui, aset tidak berwujud dinilai dengan menggunakan model biaya atau model revaluasi, di mana model biaya adalah yang paling sering digunakan. Aset yang memiliki masa manfaat terbatas akan diamortisasi sepanjang periode tersebut, sedangkan yang memiliki masa manfaat tidak terbatas akan diuji untuk penurunan nilai setiap tahun. Dalam laporan keuangan, aset tidak berwujud ditampilkan dalam kategori aset tidak lancar dengan nilai tercatat setelah dikurangi dengan amortisasi dan penurunan nilai. Beban amortisasi dan kerugian penurunan nilai dicatat dalam laporan laba rugi, sementara informasi mengenai jenis, metode amortisasi, dan perubahan nilai aset diungkapkan dalam catatan laporan keuangan.
NPM : 2413031039
Aset tidak berwujud adalah jenis aset yang tidak berupa uang dan dapat dikenali tetapi tidak memiliki bentuk fisik, seperti hak paten, merek, perangkat lunak, serta hak cipta. Aset ini akan dicatat dalam laporan keuangan jika dapat diidentifikasi, dimiliki oleh entitas, dan memiliki biaya perolehan yang bisa diukur dengan akurat. Pencatatannya dilakukan berdasarkan biaya perolehan, baik yang didapat melalui pembelian, pengembangan internal yang memenuhi syarat, atau hasil dari kombinasi perusahaan. Setelah diakui, aset tidak berwujud dinilai dengan menggunakan model biaya atau model revaluasi, di mana model biaya adalah yang paling sering digunakan. Aset yang memiliki masa manfaat terbatas akan diamortisasi sepanjang periode tersebut, sedangkan yang memiliki masa manfaat tidak terbatas akan diuji untuk penurunan nilai setiap tahun. Dalam laporan keuangan, aset tidak berwujud ditampilkan dalam kategori aset tidak lancar dengan nilai tercatat setelah dikurangi dengan amortisasi dan penurunan nilai. Beban amortisasi dan kerugian penurunan nilai dicatat dalam laporan laba rugi, sementara informasi mengenai jenis, metode amortisasi, dan perubahan nilai aset diungkapkan dalam catatan laporan keuangan.
Assalamualaikum wr.wb
Nama : Anindia Maharani
Npm : 2413031042
Nama : Anindia Maharani
Npm : 2413031042
Aset tak berwujud merupakan harta perusahaan yang tidak berwujud fisik, namun bernilai ekonomi dan memberikan manfaat bagi perusahaan.
untuk pencatatan aset tak berwujud (seperti paten, merek) dicatat jika memberi manfaat ekonomi dan biayanya diukur. Nilai awal adalah biaya perolehan.
kemudian, untuk penilaian menggunakan model biaya (dikurangi amortisasi dan penurunan nilai) atau model revaluasi (nilai wajar pasar). Aset diamortisasi selama masa manfaatnya. Uji penurunan nilai dilakukan jika ada indikasi nilai menurun.
serta dalam Penyajian, aset tak berwujud ditampilkan terpisah dari aset fisik di neraca. Beban amortisasi dan penurunan nilai di laporan laba rugi. Informasi tambahan di catatan laporan keuangan.
Nama : Nina Oktaviana
Npm : 2413031057
Aset tak berwujud adalah jenis aset yang tidak berbentuk fisik namun memiliki nilai ekonomi bagi perusahaan, contohnya seperti hak paten, merek dagang, hak cipta, perangkat lunak, dan goodwill. Meskipun tidak memiliki wujud fisik, aset-aset ini tetap memberikan keuntungan ekonomi di masa mendatang, sehingga harus dicatat, dinilai, dan disajikan dengan benar dalam laporan keuangan.
Dalam proses pencatatan, aset tak berwujud mulai diakui ketika memenuhi dua syarat utama, yaitu: dapat diidentifikasi secara jelas dan memberikan kegunaan ekonomi di masa depan. Pengakuan awal dilakukan berdasarkan biaya perolehan, seperti biaya pembelian atau biaya pengembangan yang dapat dihitung dengan akurat.
Selanjutnya, untuk proses penilaian, setelah pengakuan awal, aset tak berwujud bisa dinilai dengan menggunakan model biaya atau model revaluasi, sesuai dengan ketentuan PSAK 19. Dalam model biaya, nilai aset ditampilkan sebesar harga perolehan dikurangi dengan akumulasi amortisasi serta kerugian nilai. Sementara itu, dalam model revaluasi, nilai aset disesuaikan dengan nilai wajarnya pada saat revaluasi dilakukan.
Pada penyajian laporan keuangan, aset tak berwujud ditempatkan dalam kategori aset non-lancar di neraca. Informasi penting seperti umur manfaat, metode amortisasi, dan nilai tercatat akhir harus dijelaskan secara rinci dalam catatan laporan keuangan.
Saya berpendapat bahwa pencatatan dan penilaian aset tak berwujud memerlukan kehati-hatian yang tinggi karena kesulitan dalam mengukurnya secara fisik. Oleh karena itu, penting untuk menjaga transparansi dan memberikan pengungkapan yang cukup agar laporan keuangan tetap akurat dan dapat diandalkan.
Npm : 2413031057
Aset tak berwujud adalah jenis aset yang tidak berbentuk fisik namun memiliki nilai ekonomi bagi perusahaan, contohnya seperti hak paten, merek dagang, hak cipta, perangkat lunak, dan goodwill. Meskipun tidak memiliki wujud fisik, aset-aset ini tetap memberikan keuntungan ekonomi di masa mendatang, sehingga harus dicatat, dinilai, dan disajikan dengan benar dalam laporan keuangan.
Dalam proses pencatatan, aset tak berwujud mulai diakui ketika memenuhi dua syarat utama, yaitu: dapat diidentifikasi secara jelas dan memberikan kegunaan ekonomi di masa depan. Pengakuan awal dilakukan berdasarkan biaya perolehan, seperti biaya pembelian atau biaya pengembangan yang dapat dihitung dengan akurat.
Selanjutnya, untuk proses penilaian, setelah pengakuan awal, aset tak berwujud bisa dinilai dengan menggunakan model biaya atau model revaluasi, sesuai dengan ketentuan PSAK 19. Dalam model biaya, nilai aset ditampilkan sebesar harga perolehan dikurangi dengan akumulasi amortisasi serta kerugian nilai. Sementara itu, dalam model revaluasi, nilai aset disesuaikan dengan nilai wajarnya pada saat revaluasi dilakukan.
Pada penyajian laporan keuangan, aset tak berwujud ditempatkan dalam kategori aset non-lancar di neraca. Informasi penting seperti umur manfaat, metode amortisasi, dan nilai tercatat akhir harus dijelaskan secara rinci dalam catatan laporan keuangan.
Saya berpendapat bahwa pencatatan dan penilaian aset tak berwujud memerlukan kehati-hatian yang tinggi karena kesulitan dalam mengukurnya secara fisik. Oleh karena itu, penting untuk menjaga transparansi dan memberikan pengungkapan yang cukup agar laporan keuangan tetap akurat dan dapat diandalkan.
Nama: Murni Solekha
NPM; 2413031061
Aset tak berwujud dicatat ketika perusahaan diyakini akan mendapatkan keuntungan ekonomi di masa mendatang dan biayanya dapat diukur dengan akurat, contohnya termasuk hak paten, merek dagang, lisensi, atau perangkat lunak. Saat pertama kali diakui, aset tersebut dinilai berdasarkan biaya perolehannya. Kemudian, penilaian dilakukan menggunakan model biaya, yaitu harga perolehan dikurangi akumulasi amortisasi dan kerugian akibat penurunan nilai. Dalam laporan keuangan, aset yang tidak berwujud ditampilkan di bagian aset tidak lancar, dan detail seperti jenis aset, masa manfaat, metode amortisasi, serta nilai tercatat dijelaskan dalam catatan laporan keuangan untuk memastikan informasi yang diberikan lebih jelas dan dapat diandalkan.
NPM; 2413031061
Aset tak berwujud dicatat ketika perusahaan diyakini akan mendapatkan keuntungan ekonomi di masa mendatang dan biayanya dapat diukur dengan akurat, contohnya termasuk hak paten, merek dagang, lisensi, atau perangkat lunak. Saat pertama kali diakui, aset tersebut dinilai berdasarkan biaya perolehannya. Kemudian, penilaian dilakukan menggunakan model biaya, yaitu harga perolehan dikurangi akumulasi amortisasi dan kerugian akibat penurunan nilai. Dalam laporan keuangan, aset yang tidak berwujud ditampilkan di bagian aset tidak lancar, dan detail seperti jenis aset, masa manfaat, metode amortisasi, serta nilai tercatat dijelaskan dalam catatan laporan keuangan untuk memastikan informasi yang diberikan lebih jelas dan dapat diandalkan.
Nama : Mayke Riansyah
NPM : 2413031047
Kelas : 2024 B
Pencatatan, penilaian, dan penyajian aset tak berwujud dalam laporan keuangan merupakan proses penting yang harus dilakukan dengan hati-hati karena aset ini tidak berwujud secara fisik tetapi memiliki nilai ekonomis bagi perusahaan. Dalam pencatatan, aset tak berwujud biasanya diakui ketika perusahaan memperoleh kontrol atas aset tersebut, dapat mengidentifikasikan aset secara terpisah, dan aset tersebut diperkirakan memberikan manfaat ekonomis di masa depan. Pencatatan awal biasanya dilakukan berdasarkan biaya perolehan, yang meliputi harga beli dan biaya terkait yang langsung dapat diatribusikan untuk mempersiapkan aset tersebut agar siap digunakan. Penilaian aset tak berwujud setelah pengakuan awal dapat menggunakan model biaya atau model revaluasi jika diizinkan standar akuntansi yang berlaku.
Dalam penilaian, beberapa jenis aset tak berwujud seperti hak paten, hak cipta, merek dagang, atau goodwill memiliki metode dan perlakuan berbeda. Aset tak berwujud dengan umur manfaat terbatas harus diamortisasi selama masa manfaat ekonomisnya, sedangkan aset dengan umur manfaat tidak terbatas tidak diamortisasi tetapi diuji penurunan nilai secara berkala untuk memastikan nilai tercatatnya tidak melebihi nilai yang dapat diperoleh kembali. Penyajian dalam laporan keuangan biasanya terpisah dari aset tetap dan dicantumkan sebagai bagian dari aset tidak lancar pada neraca, dengan rincian yang memadai dalam catatan atas laporan keuangan agar pengguna dapat memahami jenis dan nilai aset tak berwujud tersebut.
Secara keseluruhan, pengelolaan aset tak berwujud dalam laporan keuangan harus mencerminkan transparansi dan akurasi sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai sumber daya perusahaan yang tidak berwujud tetapi punya dampak signifikan pada posisi keuangan dan kinerja perusahaan
NPM : 2413031047
Kelas : 2024 B
Pencatatan, penilaian, dan penyajian aset tak berwujud dalam laporan keuangan merupakan proses penting yang harus dilakukan dengan hati-hati karena aset ini tidak berwujud secara fisik tetapi memiliki nilai ekonomis bagi perusahaan. Dalam pencatatan, aset tak berwujud biasanya diakui ketika perusahaan memperoleh kontrol atas aset tersebut, dapat mengidentifikasikan aset secara terpisah, dan aset tersebut diperkirakan memberikan manfaat ekonomis di masa depan. Pencatatan awal biasanya dilakukan berdasarkan biaya perolehan, yang meliputi harga beli dan biaya terkait yang langsung dapat diatribusikan untuk mempersiapkan aset tersebut agar siap digunakan. Penilaian aset tak berwujud setelah pengakuan awal dapat menggunakan model biaya atau model revaluasi jika diizinkan standar akuntansi yang berlaku.
Dalam penilaian, beberapa jenis aset tak berwujud seperti hak paten, hak cipta, merek dagang, atau goodwill memiliki metode dan perlakuan berbeda. Aset tak berwujud dengan umur manfaat terbatas harus diamortisasi selama masa manfaat ekonomisnya, sedangkan aset dengan umur manfaat tidak terbatas tidak diamortisasi tetapi diuji penurunan nilai secara berkala untuk memastikan nilai tercatatnya tidak melebihi nilai yang dapat diperoleh kembali. Penyajian dalam laporan keuangan biasanya terpisah dari aset tetap dan dicantumkan sebagai bagian dari aset tidak lancar pada neraca, dengan rincian yang memadai dalam catatan atas laporan keuangan agar pengguna dapat memahami jenis dan nilai aset tak berwujud tersebut.
Secara keseluruhan, pengelolaan aset tak berwujud dalam laporan keuangan harus mencerminkan transparansi dan akurasi sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai sumber daya perusahaan yang tidak berwujud tetapi punya dampak signifikan pada posisi keuangan dan kinerja perusahaan
Nama: Rizky Widyaningrum
NPM: 241303031060
Aset tak berwujud dicatat dalam laporan keuangan apabila dapat diidentifikasi, dikendalikan oleh entitas, dan diharapkan memberi manfaat ekonomi di masa depan. Pada pengakuan awal, aset tak berwujud diukur sebesar biaya perolehannya, termasuk harga beli dan biaya langsung terkait, atau sebesar nilai wajar jika diperoleh tanpa imbalan. Setelah pengakuan awal, aset tak berwujud diukur menggunakan model biaya, yaitu biaya perolehan dikurangi akumulasi amortisasi dan rugi penurunan nilai atau model revaluasi jika terdapat pasar aktif yang andal. Aset tak berwujud dengan umur manfaat terbatas diamortisasi secara sistematis selama masa manfaatnya, sedangkan aset dengan umur manfaat tidak terbatas tidak diamortisasi tetapi diuji penurunan nilai setiap tahun. Dalam laporan posisi keuangan, aset tak berwujud disajikan sebagai pos terpisah, sementara rincian metode amortisasi, masa manfaat, nilai tercatat, serta mutasi dan penurunan nilai diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
NPM: 241303031060
Aset tak berwujud dicatat dalam laporan keuangan apabila dapat diidentifikasi, dikendalikan oleh entitas, dan diharapkan memberi manfaat ekonomi di masa depan. Pada pengakuan awal, aset tak berwujud diukur sebesar biaya perolehannya, termasuk harga beli dan biaya langsung terkait, atau sebesar nilai wajar jika diperoleh tanpa imbalan. Setelah pengakuan awal, aset tak berwujud diukur menggunakan model biaya, yaitu biaya perolehan dikurangi akumulasi amortisasi dan rugi penurunan nilai atau model revaluasi jika terdapat pasar aktif yang andal. Aset tak berwujud dengan umur manfaat terbatas diamortisasi secara sistematis selama masa manfaatnya, sedangkan aset dengan umur manfaat tidak terbatas tidak diamortisasi tetapi diuji penurunan nilai setiap tahun. Dalam laporan posisi keuangan, aset tak berwujud disajikan sebagai pos terpisah, sementara rincian metode amortisasi, masa manfaat, nilai tercatat, serta mutasi dan penurunan nilai diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
izin memperkenalkan diri
nama: vina rahmadani
npm: 2413031067
Aset tak berwujud merupakan aset nonmoneter yang tidak memiliki bentuk fisik, namun memberikan manfaat ekonomi bagi perusahaan di masa depan, seperti hak paten, merek dagang, lisensi, atau perangkat lunak. Pencatatan aset tak berwujud dilakukan jika aset tersebut dapat diidentifikasi, memberikan manfaat ekonomi masa depan, dan biaya perolehannya dapat diukur secara andal. Pengakuan dapat berasal dari pembelian, kombinasi bisnis, atau pengembangan internal. Setelah diakui, aset tak berwujud dinilai dengan dua model, yaitu model biaya dan model revaluasi. Model biaya mencatat aset berdasarkan harga perolehan dikurangi akumulasi amortisasi dan rugi penurunan nilai, sedangkan model revaluasi menggunakan nilai wajar jika terdapat pasar aktif. Dalam laporan keuangan, aset tak berwujud disajikan di bagian aset tidak lancar dengan penjelasan masa manfaat, metode amortisasi, serta nilai tercatatnya. Jika memiliki umur manfaat terbatas, aset ini diamortisasi secara sistematis selama periode manfaatnya.
izin memperkenalkan diri
nama: vina rahmadani
npm: 2413031067
Aset tak berwujud merupakan aset nonmoneter yang tidak memiliki bentuk fisik, namun memberikan manfaat ekonomi bagi perusahaan di masa depan, seperti hak paten, merek dagang, lisensi, atau perangkat lunak. Pencatatan aset tak berwujud dilakukan jika aset tersebut dapat diidentifikasi, memberikan manfaat ekonomi masa depan, dan biaya perolehannya dapat diukur secara andal. Pengakuan dapat berasal dari pembelian, kombinasi bisnis, atau pengembangan internal. Setelah diakui, aset tak berwujud dinilai dengan dua model, yaitu model biaya dan model revaluasi. Model biaya mencatat aset berdasarkan harga perolehan dikurangi akumulasi amortisasi dan rugi penurunan nilai, sedangkan model revaluasi menggunakan nilai wajar jika terdapat pasar aktif. Dalam laporan keuangan, aset tak berwujud disajikan di bagian aset tidak lancar dengan penjelasan masa manfaat, metode amortisasi, serta nilai tercatatnya. Jika memiliki umur manfaat terbatas, aset ini diamortisasi secara sistematis selama periode manfaatnya.
Nama: Alzirah Sabrina
NPM: 2413031049
Menurut pendapat saya, pencatatan, penilaian, dan penyajian aset tak berwujud dalam laporan keuangan harus dilakukan secara hati-hati sesuai dengan ketentuan PSAK 19 (Revisi 2015) tentang Aset Takberwujud. Aset tak berwujud diakui hanya jika perusahaan dapat membuktikan bahwa manfaat ekonomis masa depan dari aset tersebut kemungkinan besar akan mengalir ke entitas dan biaya perolehannya dapat diukur secara andal. Pada saat pengakuan awal, aset tak berwujud diukur sebesar biaya perolehan, kemudian setelah pengakuan awal dapat menggunakan model biaya (cost model) atau model revaluasi (revaluation model), tergantung pada ketersediaan nilai wajar yang dapat diandalkan. Dalam model biaya, aset disajikan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi amortisasi dan penurunan nilai, sedangkan dalam model revaluasi, aset dapat dinilai kembali ke nilai wajarnya apabila terdapat pasar aktif. Dalam laporan posisi keuangan, aset tak berwujud disajikan sebagai bagian dari aset tidak lancar, dengan pengungkapan mengenai umur manfaat, metode amortisasi, serta adanya uji penurunan nilai jika diperlukan. Berdasarkan pendapat Martani et al. (2016) dalam Akuntansi Keuangan Menengah, penerapan kebijakan ini penting agar laporan keuangan dapat mencerminkan nilai ekonomi perusahaan secara wajar dan andal, karena aset tak berwujud seperti hak paten, lisensi, dan merek dagang sering kali menjadi sumber daya strategis yang meningkatkan nilai kompetitif perusahaan.
NPM: 2413031049
Menurut pendapat saya, pencatatan, penilaian, dan penyajian aset tak berwujud dalam laporan keuangan harus dilakukan secara hati-hati sesuai dengan ketentuan PSAK 19 (Revisi 2015) tentang Aset Takberwujud. Aset tak berwujud diakui hanya jika perusahaan dapat membuktikan bahwa manfaat ekonomis masa depan dari aset tersebut kemungkinan besar akan mengalir ke entitas dan biaya perolehannya dapat diukur secara andal. Pada saat pengakuan awal, aset tak berwujud diukur sebesar biaya perolehan, kemudian setelah pengakuan awal dapat menggunakan model biaya (cost model) atau model revaluasi (revaluation model), tergantung pada ketersediaan nilai wajar yang dapat diandalkan. Dalam model biaya, aset disajikan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi amortisasi dan penurunan nilai, sedangkan dalam model revaluasi, aset dapat dinilai kembali ke nilai wajarnya apabila terdapat pasar aktif. Dalam laporan posisi keuangan, aset tak berwujud disajikan sebagai bagian dari aset tidak lancar, dengan pengungkapan mengenai umur manfaat, metode amortisasi, serta adanya uji penurunan nilai jika diperlukan. Berdasarkan pendapat Martani et al. (2016) dalam Akuntansi Keuangan Menengah, penerapan kebijakan ini penting agar laporan keuangan dapat mencerminkan nilai ekonomi perusahaan secara wajar dan andal, karena aset tak berwujud seperti hak paten, lisensi, dan merek dagang sering kali menjadi sumber daya strategis yang meningkatkan nilai kompetitif perusahaan.
Nama: Arshella Cahya Yuniarti
NPM: 2413031058
Menurut saya, aset tak berwujud merupakan aset jangka panjang yang tidak memiliki bentuk fisik, namun tetap memberikan manfaat ekonomi di masa depan, contohnya seperti hak paten, merek dagang, hak cipta, lisensi, dan perangkat lunak. Berdasarkan PSAK 19, aset tak berwujud dapat diakui jika bisa diidentifikasi secara jelas dan manfaat ekonominya dapat diukur dengan andal. Pada saat pertama kali dicatat, nilainya diukur berdasarkan biaya perolehan termasuk biaya langsung yang dikeluarkan agar aset tersebut siap digunakan. Jika aset tersebut dihasilkan secara internal, biaya riset biasanya langsung dibebankan, sedangkan biaya pengembangan bisa dikapitalisasi apabila memenuhi syarat tertentu. Setelah diakui, aset tak berwujud bisa diukur dengan model biaya atau model revaluasi, meskipun model revaluasi jarang digunakan karena nilai wajarnya sulit ditentukan. Aset dengan umur manfaat terbatas akan diamortisasi secara sistematis, sedangkan yang berumur tidak terbatas tidak diamortisasi tetapi diuji penurunan nilainya setiap tahun. Dalam laporan keuangan, aset tak berwujud biasanya ditampilkan pada bagian aset tidak lancar di neraca dan dijelaskan secara rinci di catatan atas laporan keuangan, seperti metode penilaian, umur manfaat, metode amortisasi, serta perubahan nilai selama periode pelaporan.
NPM: 2413031058
Menurut saya, aset tak berwujud merupakan aset jangka panjang yang tidak memiliki bentuk fisik, namun tetap memberikan manfaat ekonomi di masa depan, contohnya seperti hak paten, merek dagang, hak cipta, lisensi, dan perangkat lunak. Berdasarkan PSAK 19, aset tak berwujud dapat diakui jika bisa diidentifikasi secara jelas dan manfaat ekonominya dapat diukur dengan andal. Pada saat pertama kali dicatat, nilainya diukur berdasarkan biaya perolehan termasuk biaya langsung yang dikeluarkan agar aset tersebut siap digunakan. Jika aset tersebut dihasilkan secara internal, biaya riset biasanya langsung dibebankan, sedangkan biaya pengembangan bisa dikapitalisasi apabila memenuhi syarat tertentu. Setelah diakui, aset tak berwujud bisa diukur dengan model biaya atau model revaluasi, meskipun model revaluasi jarang digunakan karena nilai wajarnya sulit ditentukan. Aset dengan umur manfaat terbatas akan diamortisasi secara sistematis, sedangkan yang berumur tidak terbatas tidak diamortisasi tetapi diuji penurunan nilainya setiap tahun. Dalam laporan keuangan, aset tak berwujud biasanya ditampilkan pada bagian aset tidak lancar di neraca dan dijelaskan secara rinci di catatan atas laporan keuangan, seperti metode penilaian, umur manfaat, metode amortisasi, serta perubahan nilai selama periode pelaporan.
Nama: Nuzulliana
NPM: 2413031064
Dalam laporan keuangan, aset tak berwujud merupakan aset non-fisik yang memberi manfaat ekonomi di masa depan, seperti paten, hak cipta, merek dagang, perangkat lunak, dan goodwill. Aset ini dicatat jika dapat diidentifikasi, memberi manfaat ekonomi masa depan, serta memiliki nilai yang dapat diukur secara andal. Misalnya, biaya pengembangan perangkat lunak yang memenuhi kriteria dapat dikapitalisasi sebagai aset, sedangkan biaya riset umumnya langsung diakui sebagai beban karena manfaatnya belum pasti.
Dalam hal penilaian, aset tak berwujud awalnya diukur berdasarkan biaya perolehannya, mencakup seluruh pengeluaran untuk memperoleh dan menyiapkannya hingga siap digunakan. Setelah diakui, aset dapat dinilai dengan model biaya (biaya perolehan dikurangi amortisasi dan penurunan nilai) atau model revaluasi (berdasarkan nilai wajar). Namun, model biaya lebih umum digunakan karena sulit menentukan nilai wajar yang akurat untuk aset tak berwujud.
Untuk penyajian, aset tak berwujud ditampilkan pada bagian aset tidak lancar dalam laporan posisi keuangan dan terpisah dari aset tetap. Amortisasi serta rugi penurunan nilainya dicantumkan dalam laporan laba rugi, sementara informasi tambahan seperti jenis aset, umur manfaat, metode amortisasi, dan nilai tercatat dijelaskan dalam catatan laporan keuangan.
NPM: 2413031064
Dalam laporan keuangan, aset tak berwujud merupakan aset non-fisik yang memberi manfaat ekonomi di masa depan, seperti paten, hak cipta, merek dagang, perangkat lunak, dan goodwill. Aset ini dicatat jika dapat diidentifikasi, memberi manfaat ekonomi masa depan, serta memiliki nilai yang dapat diukur secara andal. Misalnya, biaya pengembangan perangkat lunak yang memenuhi kriteria dapat dikapitalisasi sebagai aset, sedangkan biaya riset umumnya langsung diakui sebagai beban karena manfaatnya belum pasti.
Dalam hal penilaian, aset tak berwujud awalnya diukur berdasarkan biaya perolehannya, mencakup seluruh pengeluaran untuk memperoleh dan menyiapkannya hingga siap digunakan. Setelah diakui, aset dapat dinilai dengan model biaya (biaya perolehan dikurangi amortisasi dan penurunan nilai) atau model revaluasi (berdasarkan nilai wajar). Namun, model biaya lebih umum digunakan karena sulit menentukan nilai wajar yang akurat untuk aset tak berwujud.
Untuk penyajian, aset tak berwujud ditampilkan pada bagian aset tidak lancar dalam laporan posisi keuangan dan terpisah dari aset tetap. Amortisasi serta rugi penurunan nilainya dicantumkan dalam laporan laba rugi, sementara informasi tambahan seperti jenis aset, umur manfaat, metode amortisasi, dan nilai tercatat dijelaskan dalam catatan laporan keuangan.
nama : adzra ati'iqah
npm : 2413031056
Aset tak berwujud adalah aset nonmoneter yang tidak memiliki bentuk fisik, namun memberikan manfaat ekonomi di masa depan bagi perusahaan, seperti hak paten, merek dagang, hak cipta, atau goodwill. Dalam pencatatan akuntansi, aset tak berwujud diakui jika dan hanya jika perusahaan dapat mengidentifikasi aset tersebut, memiliki kendali atas manfaat ekonominya, serta manfaat tersebut dapat diukur dengan andal.
Pada saat perolehan, aset tak berwujud dicatat sebesar harga perolehannya (cost), yaitu meliputi semua biaya yang dikeluarkan hingga aset tersebut siap digunakan. Jika diperoleh secara internal, hanya biaya pengembangan (development cost) yang boleh diakui sebagai aset, sedangkan biaya riset harus dibebankan langsung sebagai beban periode berjalan.
Dalam hal penilaian, setelah pengakuan awal, perusahaan dapat menggunakan model biaya (cost model) atau model revaluasi (revaluation model) sesuai dengan PSAK 19. Umumnya, aset tak berwujud dinilai berdasarkan harga perolehan dikurangi akumulasi amortisasi dan penurunan nilai (impairment). Masa manfaat aset tak berwujud bisa terbatas atau tidak terbatas. Jika terbatas, aset diamortisasi secara sistematis selama umur manfaatnya; sedangkan jika tidak terbatas (seperti goodwill tertentu), tidak diamortisasi tetapi harus diuji penurunan nilainya secara tahunan.
Dalam penyajian laporan keuangan, aset tak berwujud ditampilkan di bagian aset tidak lancar pada neraca, dengan pengungkapan yang memadai mengenai jenis aset, umur manfaat, metode amortisasi, dan nilai tercatat. Catatan atas laporan keuangan juga harus menjelaskan perubahan saldo aset tak berwujud selama periode berjalan.
npm : 2413031056
Aset tak berwujud adalah aset nonmoneter yang tidak memiliki bentuk fisik, namun memberikan manfaat ekonomi di masa depan bagi perusahaan, seperti hak paten, merek dagang, hak cipta, atau goodwill. Dalam pencatatan akuntansi, aset tak berwujud diakui jika dan hanya jika perusahaan dapat mengidentifikasi aset tersebut, memiliki kendali atas manfaat ekonominya, serta manfaat tersebut dapat diukur dengan andal.
Pada saat perolehan, aset tak berwujud dicatat sebesar harga perolehannya (cost), yaitu meliputi semua biaya yang dikeluarkan hingga aset tersebut siap digunakan. Jika diperoleh secara internal, hanya biaya pengembangan (development cost) yang boleh diakui sebagai aset, sedangkan biaya riset harus dibebankan langsung sebagai beban periode berjalan.
Dalam hal penilaian, setelah pengakuan awal, perusahaan dapat menggunakan model biaya (cost model) atau model revaluasi (revaluation model) sesuai dengan PSAK 19. Umumnya, aset tak berwujud dinilai berdasarkan harga perolehan dikurangi akumulasi amortisasi dan penurunan nilai (impairment). Masa manfaat aset tak berwujud bisa terbatas atau tidak terbatas. Jika terbatas, aset diamortisasi secara sistematis selama umur manfaatnya; sedangkan jika tidak terbatas (seperti goodwill tertentu), tidak diamortisasi tetapi harus diuji penurunan nilainya secara tahunan.
Dalam penyajian laporan keuangan, aset tak berwujud ditampilkan di bagian aset tidak lancar pada neraca, dengan pengungkapan yang memadai mengenai jenis aset, umur manfaat, metode amortisasi, dan nilai tercatat. Catatan atas laporan keuangan juga harus menjelaskan perubahan saldo aset tak berwujud selama periode berjalan.
Nama: Ria Agustina
NPM: 2413031048
Pencatatan Aset Tak Berwujud:
- Aset tak berwujud harus diakui sebagai aset jika memenuhi kriteria pengakuan, yaitu:
1. Dapat diidentifikasi secara spesifik.
2. Memberikan manfaat ekonomi masa depan yang kemungkinan besar akan mengalir ke entitas.
3. Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.
- Aset tak berwujud dicatat berdasarkan biaya perolehan, yang terdiri dari harga beli dan biaya-biaya lain yang terkait dengan perolehan aset tersebut.
Penilaian Aset Tak Berwujud:
- Setelah pengakuan awal, entitas dapat menggunakan model biaya atau model revaluasi untuk mengukur aset tak berwujud.
- Model biaya: aset dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai.
- Model revaluasi: aset dicatat pada jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai setelah tanggal revaluasi.
Penyajian Aset Tak Berwujud:
- Aset tak berwujud disajikan secara terpisah di dalam laporan posisi keuangan.
- Dalam catatan atas laporan keuangan, entitas harus mengungkapkan informasi terkait aset tak berwujud, seperti:
- Umur manfaat atau tingkat amortisasi yang digunakan.
- Metode amortisasi yang digunakan.
- Jumlah tercatat bruto dan akumulasi amortisasi pada awal dan akhir periode.
- Penambahan, pengurangan, dan reklasifikasi aset tak berwujud selama periode berjalan.
- Rugi penurunan nilai yang diakui selama periode berjalan.Pencatatan Aset Tak Berwujud:
- Aset tak berwujud harus diakui sebagai aset jika memenuhi kriteria pengakuan, yaitu:
1. Dapat diidentifikasi secara spesifik.
2. Memberikan manfaat ekonomi masa depan yang kemungkinan besar akan mengalir ke entitas.
3. Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.
- Aset tak berwujud dicatat berdasarkan biaya perolehan, yang terdiri dari harga beli dan biaya-biaya lain yang terkait dengan perolehan aset tersebut.
Penilaian Aset Tak Berwujud:
- Setelah pengakuan awal, entitas dapat menggunakan model biaya atau model revaluasi untuk mengukur aset tak berwujud.
- Model biaya: aset dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai.
- Model revaluasi: aset dicatat pada jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai setelah tanggal revaluasi.
Penyajian Aset Tak Berwujud:
- Aset tak berwujud disajikan secara terpisah di dalam laporan posisi keuangan.
- Dalam catatan atas laporan keuangan, entitas harus mengungkapkan informasi terkait aset tak berwujud, seperti:
- Umur manfaat atau tingkat amortisasi yang digunakan.
- Metode amortisasi yang digunakan.
- Jumlah tercatat bruto dan akumulasi amortisasi pada awal dan akhir periode.
- Penambahan, pengurangan, dan reklasifikasi aset tak berwujud selama periode berjalan.
- Rugi penurunan nilai yang diakui selama periode berjalan.
NPM: 2413031048
Pencatatan Aset Tak Berwujud:
- Aset tak berwujud harus diakui sebagai aset jika memenuhi kriteria pengakuan, yaitu:
1. Dapat diidentifikasi secara spesifik.
2. Memberikan manfaat ekonomi masa depan yang kemungkinan besar akan mengalir ke entitas.
3. Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.
- Aset tak berwujud dicatat berdasarkan biaya perolehan, yang terdiri dari harga beli dan biaya-biaya lain yang terkait dengan perolehan aset tersebut.
Penilaian Aset Tak Berwujud:
- Setelah pengakuan awal, entitas dapat menggunakan model biaya atau model revaluasi untuk mengukur aset tak berwujud.
- Model biaya: aset dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai.
- Model revaluasi: aset dicatat pada jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai setelah tanggal revaluasi.
Penyajian Aset Tak Berwujud:
- Aset tak berwujud disajikan secara terpisah di dalam laporan posisi keuangan.
- Dalam catatan atas laporan keuangan, entitas harus mengungkapkan informasi terkait aset tak berwujud, seperti:
- Umur manfaat atau tingkat amortisasi yang digunakan.
- Metode amortisasi yang digunakan.
- Jumlah tercatat bruto dan akumulasi amortisasi pada awal dan akhir periode.
- Penambahan, pengurangan, dan reklasifikasi aset tak berwujud selama periode berjalan.
- Rugi penurunan nilai yang diakui selama periode berjalan.Pencatatan Aset Tak Berwujud:
- Aset tak berwujud harus diakui sebagai aset jika memenuhi kriteria pengakuan, yaitu:
1. Dapat diidentifikasi secara spesifik.
2. Memberikan manfaat ekonomi masa depan yang kemungkinan besar akan mengalir ke entitas.
3. Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.
- Aset tak berwujud dicatat berdasarkan biaya perolehan, yang terdiri dari harga beli dan biaya-biaya lain yang terkait dengan perolehan aset tersebut.
Penilaian Aset Tak Berwujud:
- Setelah pengakuan awal, entitas dapat menggunakan model biaya atau model revaluasi untuk mengukur aset tak berwujud.
- Model biaya: aset dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai.
- Model revaluasi: aset dicatat pada jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai setelah tanggal revaluasi.
Penyajian Aset Tak Berwujud:
- Aset tak berwujud disajikan secara terpisah di dalam laporan posisi keuangan.
- Dalam catatan atas laporan keuangan, entitas harus mengungkapkan informasi terkait aset tak berwujud, seperti:
- Umur manfaat atau tingkat amortisasi yang digunakan.
- Metode amortisasi yang digunakan.
- Jumlah tercatat bruto dan akumulasi amortisasi pada awal dan akhir periode.
- Penambahan, pengurangan, dan reklasifikasi aset tak berwujud selama periode berjalan.
- Rugi penurunan nilai yang diakui selama periode berjalan.
Nama: Maya Khoyrotun Nisa
NPM: 2413031045
Aset tak berwujud adalah aset nonfisik yang memberikan manfaat ekonomi bagi perusahaan, seperti hak paten, merek dagang, dan lisensi. Pencatatan aset tak berwujud dilakukan pada saat diperoleh, sebesar biaya perolehannya yang dapat diukur dengan andal, termasuk harga pembelian dan biaya yang terkait langsung agar aset siap digunakan. Penilaian aset tak berwujud umumnya menggunakan metode biaya perolehan, dan aset ini diamortisasi selama masa manfaat ekonomisnya dengan metode garis lurus, artinya biaya aset dialokasikan secara merata selama masa manfaat tersebut. Penyajian aset tak berwujud dalam laporan keuangan biasanya dicatat di kolom aktiva dan disajikan setelah dikurangi akumulasi amortisasi. Pengungkapan tambahan terkait karakteristik, masa manfaat, dan metode amortisasi juga wajib dilakukan untuk transparansi laporan keuangan.
NPM: 2413031045
Aset tak berwujud adalah aset nonfisik yang memberikan manfaat ekonomi bagi perusahaan, seperti hak paten, merek dagang, dan lisensi. Pencatatan aset tak berwujud dilakukan pada saat diperoleh, sebesar biaya perolehannya yang dapat diukur dengan andal, termasuk harga pembelian dan biaya yang terkait langsung agar aset siap digunakan. Penilaian aset tak berwujud umumnya menggunakan metode biaya perolehan, dan aset ini diamortisasi selama masa manfaat ekonomisnya dengan metode garis lurus, artinya biaya aset dialokasikan secara merata selama masa manfaat tersebut. Penyajian aset tak berwujud dalam laporan keuangan biasanya dicatat di kolom aktiva dan disajikan setelah dikurangi akumulasi amortisasi. Pengungkapan tambahan terkait karakteristik, masa manfaat, dan metode amortisasi juga wajib dilakukan untuk transparansi laporan keuangan.
Nama : Fadhilah Izdihar
NPM : 2413031068
Aset tak berwujud diakui dalam laporan keuangan ketika aset tersebut dapat diidentifikasi, mampu memberikan manfaat ekonomi di masa depan, dan nilai perolehannya dapat diukur secara andal. Aset dapat berasal dari pembelian, pertukaran, atau kegiatan pengembangan yang memenuhi syarat, sedangkan biaya penelitian tidak boleh diakui sebagai aset. Setelah dicatat, aset tak berwujud dinilai menggunakan model biaya, yaitu sebesar biaya perolehannya setelah dikurangi amortisasi dan penurunan nilai, atau menggunakan model revaluasi jika tersedia pasar aktif, meskipun cara ini jarang digunakan. Aset dengan umur manfaat terbatas harus diamortisasi secara sistematis, sedangkan aset dengan umur tak terbatas tidak diamortisasi tetapi diuji penurunan nilainya setiap tahun. Dalam penyajiannya, aset tak berwujud ditampilkan pada bagian aset tidak lancar dalam neraca, dan perusahaan perlu mengungkapkan metode amortisasi, umur manfaat, nilai tercatat, serta perubahan atau penurunan nilai yang terjadi. Beban amortisasi disajikan dalam laporan laba rugi sebagai bagian dari biaya periode berjalan.
NPM : 2413031068
Aset tak berwujud diakui dalam laporan keuangan ketika aset tersebut dapat diidentifikasi, mampu memberikan manfaat ekonomi di masa depan, dan nilai perolehannya dapat diukur secara andal. Aset dapat berasal dari pembelian, pertukaran, atau kegiatan pengembangan yang memenuhi syarat, sedangkan biaya penelitian tidak boleh diakui sebagai aset. Setelah dicatat, aset tak berwujud dinilai menggunakan model biaya, yaitu sebesar biaya perolehannya setelah dikurangi amortisasi dan penurunan nilai, atau menggunakan model revaluasi jika tersedia pasar aktif, meskipun cara ini jarang digunakan. Aset dengan umur manfaat terbatas harus diamortisasi secara sistematis, sedangkan aset dengan umur tak terbatas tidak diamortisasi tetapi diuji penurunan nilainya setiap tahun. Dalam penyajiannya, aset tak berwujud ditampilkan pada bagian aset tidak lancar dalam neraca, dan perusahaan perlu mengungkapkan metode amortisasi, umur manfaat, nilai tercatat, serta perubahan atau penurunan nilai yang terjadi. Beban amortisasi disajikan dalam laporan laba rugi sebagai bagian dari biaya periode berjalan.
Maya Lisnawati
2413031043
Pencatatan, penilaian, dan penyajian aset tak berwujud dalam laporan keuangan mengikuti PSAK 19. Aset tak berwujud dicatat ketika memenuhi dua syarat utama, yaitu dapat diidentifikasi dan memberikan manfaat ekonomi di masa depan, serta biaya perolehannya dapat diukur secara andal. Pada saat awal, aset tak berwujud diakui sebesar biaya perolehan seperti biaya pengembangan, lisensi, hak paten, atau perangkat lunak. Setelah pengakuan awal, penilaian dapat menggunakan model biaya (biaya dikurangi akumulasi amortisasi dan rugi penurunan nilai) atau model revaluasijika terdapat pasar aktif yang dapat menunjukkan nilai wajarnya. Dalam penyajiannya, aset tak berwujud disajikan pada bagian aset tidak lancar dalam laporan posisi keuangan, disertai pengungkapan mengenai umur manfaat, metode amortisasi, nilai tercatat, serta penjelasan penurunan nilai jika ada. Amortisasi dilakukan secara sistematis sesuai umur manfaat aset, kecuali untuk aset tak berwujud berumur manfaat tak terbatas yang tidak diamortisasi tetapi diuji penurunan nilainya secara tahunan. Dengan pendekatan ini, laporan keuangan dapat memberikan gambaran yang lebih akurat mengenai nilai dan kontribusi aset tak berwujud terhadap kinerja perusahaan.
2413031043
Pencatatan, penilaian, dan penyajian aset tak berwujud dalam laporan keuangan mengikuti PSAK 19. Aset tak berwujud dicatat ketika memenuhi dua syarat utama, yaitu dapat diidentifikasi dan memberikan manfaat ekonomi di masa depan, serta biaya perolehannya dapat diukur secara andal. Pada saat awal, aset tak berwujud diakui sebesar biaya perolehan seperti biaya pengembangan, lisensi, hak paten, atau perangkat lunak. Setelah pengakuan awal, penilaian dapat menggunakan model biaya (biaya dikurangi akumulasi amortisasi dan rugi penurunan nilai) atau model revaluasijika terdapat pasar aktif yang dapat menunjukkan nilai wajarnya. Dalam penyajiannya, aset tak berwujud disajikan pada bagian aset tidak lancar dalam laporan posisi keuangan, disertai pengungkapan mengenai umur manfaat, metode amortisasi, nilai tercatat, serta penjelasan penurunan nilai jika ada. Amortisasi dilakukan secara sistematis sesuai umur manfaat aset, kecuali untuk aset tak berwujud berumur manfaat tak terbatas yang tidak diamortisasi tetapi diuji penurunan nilainya secara tahunan. Dengan pendekatan ini, laporan keuangan dapat memberikan gambaran yang lebih akurat mengenai nilai dan kontribusi aset tak berwujud terhadap kinerja perusahaan.
Assalamualaikum wr.wb
Nama : Najwa Denita Syafitri
Npm : 2413031065
Aset tak berwujud adalah aset yang tidak bisa disentuh secara fisik, seperti software, hak cipta, atau lisensi. Aset ini dicatat sesuai jumlah yang dikeluarkan saat membelinya. Seiring waktu, nilainya berkurang lewat proses yang disebut amortisasi, kecuali aset tersebut punya umur manfaat yang tidak terbatas. Dalam laporan keuangan, aset tak berwujud ditampilkan sebagai bagian dari aset tidak lancar, dan penjelasan detailnya ditulis di catatan laporan keuangan.
Nama : Najwa Denita Syafitri
Npm : 2413031065
Aset tak berwujud adalah aset yang tidak bisa disentuh secara fisik, seperti software, hak cipta, atau lisensi. Aset ini dicatat sesuai jumlah yang dikeluarkan saat membelinya. Seiring waktu, nilainya berkurang lewat proses yang disebut amortisasi, kecuali aset tersebut punya umur manfaat yang tidak terbatas. Dalam laporan keuangan, aset tak berwujud ditampilkan sebagai bagian dari aset tidak lancar, dan penjelasan detailnya ditulis di catatan laporan keuangan.
Nama: Asnia Sundari
NPM: 2413031040
Aset tak berwujud dicatat dalam laporan keuangan apabila dapat diidentifikasi, memberikan manfaat ekonomi di masa depan, dan biaya perolehannya dapat diukur secara andal. Pada pengakuan awal, aset ini diukur sebesar biaya perolehan, termasuk harga beli dan biaya langsung yang terkait. Setelah pengakuan awal, aset tak berwujud dapat dinilai menggunakan model biaya, yaitu biaya perolehan dikurangi akumulasi amortisasi dan penurunan nilai atau model revaluasi jika tersedia pasar aktif. Aset tak berwujud dengan masa manfaat terbatas diamortisasi selama umur manfaatnya, sedangkan aset dengan masa manfaat tidak terbatas tidak diamortisasi tetapi harus diuji penurunan nilai setiap tahun. Dalam penyajian, aset tak berwujud dicantumkan sebagai aset tidak lancar di laporan posisi keuangan, dengan pengungkapan mengenai nilai tercatat, metode amortisasi, umur manfaat, serta informasi terkait penurunan nilai atau revaluasi jika ada.
NPM: 2413031040
Aset tak berwujud dicatat dalam laporan keuangan apabila dapat diidentifikasi, memberikan manfaat ekonomi di masa depan, dan biaya perolehannya dapat diukur secara andal. Pada pengakuan awal, aset ini diukur sebesar biaya perolehan, termasuk harga beli dan biaya langsung yang terkait. Setelah pengakuan awal, aset tak berwujud dapat dinilai menggunakan model biaya, yaitu biaya perolehan dikurangi akumulasi amortisasi dan penurunan nilai atau model revaluasi jika tersedia pasar aktif. Aset tak berwujud dengan masa manfaat terbatas diamortisasi selama umur manfaatnya, sedangkan aset dengan masa manfaat tidak terbatas tidak diamortisasi tetapi harus diuji penurunan nilai setiap tahun. Dalam penyajian, aset tak berwujud dicantumkan sebagai aset tidak lancar di laporan posisi keuangan, dengan pengungkapan mengenai nilai tercatat, metode amortisasi, umur manfaat, serta informasi terkait penurunan nilai atau revaluasi jika ada.
Nama : Anggit Yunizar
NPM : 2413031046
Pencatatan, penilaian, dan penyajian aset tak berwujud dalam laporan keuangan melibatkan pengakuan aset saat diperoleh, penilaian berdasarkan biaya perolehan, dan penyajian di neraca sebagai aset non-kas. Biaya perolehan meliputi harga beli dan biaya terkait lainnya. Setelah diakui, aset tak berwujud akan diamortisasi selama masa manfaatnya.
NPM : 2413031046
Pencatatan, penilaian, dan penyajian aset tak berwujud dalam laporan keuangan melibatkan pengakuan aset saat diperoleh, penilaian berdasarkan biaya perolehan, dan penyajian di neraca sebagai aset non-kas. Biaya perolehan meliputi harga beli dan biaya terkait lainnya. Setelah diakui, aset tak berwujud akan diamortisasi selama masa manfaatnya.