Cobalah diskusikan disini bersama teman-teman anda tentang jenis-jenis anggaran sektor publik dan penjelasan lingkupnya.
Diskusi
Nama : Annisa Yulianti
Npm : 2313031062
Menurut yang sudah saya baca berikut adalah jenis-jenis anggaran sektor publik dan penjelasan lingkupnya. Ini topik yang menarik karena anggaran adalah jantung dari setiap organisasi, termasuk pemerintah.
1. Anggaran Tradisional (Line-Item Budgeting)
Anggaran tradisional adalah jenis anggaran yang paling umum dan sudah lama digunakan. Ciri utamanya adalah fokus pada pos pengeluaran atau input. Anggaran ini mengelompokkan pengeluaran berdasarkan jenisnya, seperti gaji pegawai, biaya perjalanan dinas, pembelian ATK, dan lain-lain.
• Lingkupnya: Anggaran ini cenderung kaku dan tidak fleksibel. Fokus utamanya adalah pengendalian pengeluaran (control-oriented). Karena fokusnya pada input, anggaran ini sulit digunakan untuk mengukur efisiensi atau efektivitas program. Sulit melihat apakah uang yang dihabiskan benar-benar memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat.
2. Anggaran Kinerja (Performance Budgeting)
Anggaran kinerja mulai muncul sebagai jawaban atas kelemahan anggaran tradisional. Anggaran ini tidak hanya melihat berapa banyak uang yang dihabiskan, tetapi juga menghubungkan pengeluaran dengan output dan outcome yang dihasilkan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan dana publik.
• Lingkupnya: Anggaran ini berfokus pada kinerja. Pemerintah harus menetapkan indikator kinerja yang jelas. Misalnya, bukan hanya menganggarkan dana untuk "pembangunan jalan", tetapi juga menetapkan target "jumlah kilometer jalan yang diperbaiki" atau "penurunan waktu tempuh". Ini membuat pemerintah lebih akuntabel dan transparan.
3. Anggaran Program (Program Budgeting)
Anggaran program mengorganisasikan pengeluaran berdasarkan program atau kegiatan utama yang dilakukan pemerintah, bukan berdasarkan pos-pos pengeluaran seperti pada anggaran tradisional.
• Lingkupnya: Anggaran ini memungkinkan pemerintah dan masyarakat untuk melihat biaya total dari sebuah program. Misalnya, program "Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak" akan mencakup semua biaya yang terkait, seperti gaji dokter dan perawat, obat-obatan, peralatan medis, dan penyuluhan. Anggaran ini membantu dalam pengambilan keputusan strategis karena fokusnya pada tujuan jangka panjang.
4. Anggaran Berbasis Nol (Zero-Based Budgeting / ZBB)
Anggaran berbasis nol adalah pendekatan yang radikal. Dalam ZBB, setiap pos pengeluaran harus dibenarkan dari nol (zero-based) di setiap periode anggaran. Tidak ada asumsi bahwa pengeluaran tahun lalu harus dilanjutkan di tahun ini.
• Lingkupnya: Anggaran ini sangat dinamis dan menuntut analisis yang mendalam. Setiap departemen harus membangun kasus untuk setiap rupiah yang mereka minta, menunjukkan alasan dan manfaatnya. Ini mendorong penghematan dan penghapusan program yang tidak efektif. Namun, prosesnya bisa sangat memakan waktu dan sumber daya.
5. Anggaran Berbasis Terpadu (Unified Budgeting)
Anggaran berbasis terpadu menggabungkan seluruh penerimaan dan pengeluaran pemerintah, termasuk penerimaan dari pinjaman dan pengeluaran untuk pembayaran utang. Tujuannya adalah untuk memberikan gambaran keuangan yang utuh dan komprehensif kepada publik.
• Lingkupnya: Lingkupnya menyeluruh. Anggaran ini mengurangi kemungkinan adanya "dana di luar buku" dan meningkatkan transparansi. Ini sangat relevan untuk negara-negara dengan utang publik yang besar, karena memungkinkan analisis yang lebih baik terhadap beban utang dan dampaknya pada anggaran.
Dari pembahasan ini, saya jadi paham bahwa jenis-jenis anggaran sektor publik sangat beragam, mulai dari anggaran tradisional yang fokus pada kontrol pengeluaran, hingga anggaran kinerja yang menilai efektivitas program. Menurut saya, tidak ada satu model yang sempurna, karena setiap jenis anggaran punya kelebihan dan kekurangan. Maka dari itu, pendekatan terbaik adalah dengan menggabungkan berbagai jenis anggaran, misalnya dengan menggabungkan model tradisional untuk menjaga disiplin keuangan, sambil mengadopsi prinsip anggaran kinerja dan berbasis nol untuk memastikan bahwa setiap rupiah yang dikeluarkan benar-benar efisien dan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat.
Npm : 2313031062
Menurut yang sudah saya baca berikut adalah jenis-jenis anggaran sektor publik dan penjelasan lingkupnya. Ini topik yang menarik karena anggaran adalah jantung dari setiap organisasi, termasuk pemerintah.
1. Anggaran Tradisional (Line-Item Budgeting)
Anggaran tradisional adalah jenis anggaran yang paling umum dan sudah lama digunakan. Ciri utamanya adalah fokus pada pos pengeluaran atau input. Anggaran ini mengelompokkan pengeluaran berdasarkan jenisnya, seperti gaji pegawai, biaya perjalanan dinas, pembelian ATK, dan lain-lain.
• Lingkupnya: Anggaran ini cenderung kaku dan tidak fleksibel. Fokus utamanya adalah pengendalian pengeluaran (control-oriented). Karena fokusnya pada input, anggaran ini sulit digunakan untuk mengukur efisiensi atau efektivitas program. Sulit melihat apakah uang yang dihabiskan benar-benar memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat.
2. Anggaran Kinerja (Performance Budgeting)
Anggaran kinerja mulai muncul sebagai jawaban atas kelemahan anggaran tradisional. Anggaran ini tidak hanya melihat berapa banyak uang yang dihabiskan, tetapi juga menghubungkan pengeluaran dengan output dan outcome yang dihasilkan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan dana publik.
• Lingkupnya: Anggaran ini berfokus pada kinerja. Pemerintah harus menetapkan indikator kinerja yang jelas. Misalnya, bukan hanya menganggarkan dana untuk "pembangunan jalan", tetapi juga menetapkan target "jumlah kilometer jalan yang diperbaiki" atau "penurunan waktu tempuh". Ini membuat pemerintah lebih akuntabel dan transparan.
3. Anggaran Program (Program Budgeting)
Anggaran program mengorganisasikan pengeluaran berdasarkan program atau kegiatan utama yang dilakukan pemerintah, bukan berdasarkan pos-pos pengeluaran seperti pada anggaran tradisional.
• Lingkupnya: Anggaran ini memungkinkan pemerintah dan masyarakat untuk melihat biaya total dari sebuah program. Misalnya, program "Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak" akan mencakup semua biaya yang terkait, seperti gaji dokter dan perawat, obat-obatan, peralatan medis, dan penyuluhan. Anggaran ini membantu dalam pengambilan keputusan strategis karena fokusnya pada tujuan jangka panjang.
4. Anggaran Berbasis Nol (Zero-Based Budgeting / ZBB)
Anggaran berbasis nol adalah pendekatan yang radikal. Dalam ZBB, setiap pos pengeluaran harus dibenarkan dari nol (zero-based) di setiap periode anggaran. Tidak ada asumsi bahwa pengeluaran tahun lalu harus dilanjutkan di tahun ini.
• Lingkupnya: Anggaran ini sangat dinamis dan menuntut analisis yang mendalam. Setiap departemen harus membangun kasus untuk setiap rupiah yang mereka minta, menunjukkan alasan dan manfaatnya. Ini mendorong penghematan dan penghapusan program yang tidak efektif. Namun, prosesnya bisa sangat memakan waktu dan sumber daya.
5. Anggaran Berbasis Terpadu (Unified Budgeting)
Anggaran berbasis terpadu menggabungkan seluruh penerimaan dan pengeluaran pemerintah, termasuk penerimaan dari pinjaman dan pengeluaran untuk pembayaran utang. Tujuannya adalah untuk memberikan gambaran keuangan yang utuh dan komprehensif kepada publik.
• Lingkupnya: Lingkupnya menyeluruh. Anggaran ini mengurangi kemungkinan adanya "dana di luar buku" dan meningkatkan transparansi. Ini sangat relevan untuk negara-negara dengan utang publik yang besar, karena memungkinkan analisis yang lebih baik terhadap beban utang dan dampaknya pada anggaran.
Dari pembahasan ini, saya jadi paham bahwa jenis-jenis anggaran sektor publik sangat beragam, mulai dari anggaran tradisional yang fokus pada kontrol pengeluaran, hingga anggaran kinerja yang menilai efektivitas program. Menurut saya, tidak ada satu model yang sempurna, karena setiap jenis anggaran punya kelebihan dan kekurangan. Maka dari itu, pendekatan terbaik adalah dengan menggabungkan berbagai jenis anggaran, misalnya dengan menggabungkan model tradisional untuk menjaga disiplin keuangan, sambil mengadopsi prinsip anggaran kinerja dan berbasis nol untuk memastikan bahwa setiap rupiah yang dikeluarkan benar-benar efisien dan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat.
Nama : Dela zulia pratiwi
Npm : 2313031079
Menurut pendapat saya, setelah membaca materi ppt yang disajikan ada beberapa jenis jenis anggaran sektor pubik dan juga ruang lingkupnya:
1. Anggaran Tradisional
Anggaran tradisional adalah model lama yang disusun tahunan, bersifat sentralistis, dan berorientasi pada input. Sistem ini menekankan rincian belanja administrasi tanpa analisis tujuan dan hasil. Lingkupnya terbatas pada pencatatan dan pengendalian belanja rutin seperti gaji pegawai, barang, serta jasa, tanpa keterkaitan dengan rencana jangka panjang atau kinerja lembaga.
2. Anggaran Incremental
Anggaran incremental adalah bentuk anggaran yang hanya menambah atau mengurangi alokasi dari tahun sebelumnya tanpa kajian mendalam. Lingkupnya berada pada penyesuaian jumlah anggaran berdasarkan data masa lalu, sehingga lebih menekankan kesinambungan anggaran daripada inovasi atau evaluasi efektivitas program.
3. Anggaran Line-Item
Anggaran line-item adalah anggaran yang disusun berdasarkan rincian item belanja, di mana setiap pos pengeluaran dicatat secara terpisah. Lingkupnya menekankan transparansi detail belanja, tetapi kelemahannya adalah item lama sulit dihapus meski sudah tidak relevan, sehingga lingkupnya cenderung terbatas pada administrasi dan akuntabilitas input, bukan pada capaian hasil.
4. Anggaran Berbasis New Public Management (NPM)
Anggaran NPM lahir dari paradigma manajemen sektor publik baru yang menekankan efisiensi, kompetisi, orientasi hasil, dan kepuasan masyarakat. Lingkupnya mencakup penerapan prinsip reinventing government, seperti efisiensi biaya, desentralisasi kewenangan, serta orientasi pada pelanggan. Dengan demikian, lingkupnya lebih luas karena menekankan kinerja layanan publik dan partisipasi masyarakat.
5. Anggaran Kinerja
Anggaran kinerja adalah anggaran yang menghubungkan penggunaan dana dengan capaian hasil melalui prinsip value for money. Lingkupnya mencakup perencanaan program, pelaksanaan kegiatan, serta evaluasi hasil dengan indikator output maupun outcome. Dengan lingkup tersebut, sistem ini menjadikan anggaran sebagai instrumen akuntabilitas, efektivitas, dan efisiensi penggunaan sumber daya publik.
6. Zero-Based Budgeting (ZBB)
ZBB adalah metode anggaran yang dimulai dari nol, artinya setiap program atau kegiatan harus diajukan kembali dan dievaluasi ulang setiap periode. Lingkupnya meliputi identifikasi unit keputusan, penyusunan alternatif kegiatan, evaluasi manfaat, dan pemeringkatan prioritas. Dengan demikian, lingkup ZBB terletak pada kebutuhan aktual dan rasionalitas alokasi sumber daya, sekaligus menghapus program yang tidak relevan.
7. Planning, Programming, and Budgeting System (PPBS)
PPBS adalah sistem anggaran yang berorientasi pada tujuan dan output melalui analisis ekonomi. Lingkupnya mencakup penentuan tujuan organisasi, identifikasi program untuk mencapai tujuan, evaluasi berbagai alternatif, serta alokasi dana berdasarkan manfaat terbesar. Sistem ini berada dalam lingkup perencanaan strategis jangka panjang, koordinasi lintas departemen, dan analisis biaya-manfaat yang lebih komprehensif
Npm : 2313031079
Menurut pendapat saya, setelah membaca materi ppt yang disajikan ada beberapa jenis jenis anggaran sektor pubik dan juga ruang lingkupnya:
1. Anggaran Tradisional
Anggaran tradisional adalah model lama yang disusun tahunan, bersifat sentralistis, dan berorientasi pada input. Sistem ini menekankan rincian belanja administrasi tanpa analisis tujuan dan hasil. Lingkupnya terbatas pada pencatatan dan pengendalian belanja rutin seperti gaji pegawai, barang, serta jasa, tanpa keterkaitan dengan rencana jangka panjang atau kinerja lembaga.
2. Anggaran Incremental
Anggaran incremental adalah bentuk anggaran yang hanya menambah atau mengurangi alokasi dari tahun sebelumnya tanpa kajian mendalam. Lingkupnya berada pada penyesuaian jumlah anggaran berdasarkan data masa lalu, sehingga lebih menekankan kesinambungan anggaran daripada inovasi atau evaluasi efektivitas program.
3. Anggaran Line-Item
Anggaran line-item adalah anggaran yang disusun berdasarkan rincian item belanja, di mana setiap pos pengeluaran dicatat secara terpisah. Lingkupnya menekankan transparansi detail belanja, tetapi kelemahannya adalah item lama sulit dihapus meski sudah tidak relevan, sehingga lingkupnya cenderung terbatas pada administrasi dan akuntabilitas input, bukan pada capaian hasil.
4. Anggaran Berbasis New Public Management (NPM)
Anggaran NPM lahir dari paradigma manajemen sektor publik baru yang menekankan efisiensi, kompetisi, orientasi hasil, dan kepuasan masyarakat. Lingkupnya mencakup penerapan prinsip reinventing government, seperti efisiensi biaya, desentralisasi kewenangan, serta orientasi pada pelanggan. Dengan demikian, lingkupnya lebih luas karena menekankan kinerja layanan publik dan partisipasi masyarakat.
5. Anggaran Kinerja
Anggaran kinerja adalah anggaran yang menghubungkan penggunaan dana dengan capaian hasil melalui prinsip value for money. Lingkupnya mencakup perencanaan program, pelaksanaan kegiatan, serta evaluasi hasil dengan indikator output maupun outcome. Dengan lingkup tersebut, sistem ini menjadikan anggaran sebagai instrumen akuntabilitas, efektivitas, dan efisiensi penggunaan sumber daya publik.
6. Zero-Based Budgeting (ZBB)
ZBB adalah metode anggaran yang dimulai dari nol, artinya setiap program atau kegiatan harus diajukan kembali dan dievaluasi ulang setiap periode. Lingkupnya meliputi identifikasi unit keputusan, penyusunan alternatif kegiatan, evaluasi manfaat, dan pemeringkatan prioritas. Dengan demikian, lingkup ZBB terletak pada kebutuhan aktual dan rasionalitas alokasi sumber daya, sekaligus menghapus program yang tidak relevan.
7. Planning, Programming, and Budgeting System (PPBS)
PPBS adalah sistem anggaran yang berorientasi pada tujuan dan output melalui analisis ekonomi. Lingkupnya mencakup penentuan tujuan organisasi, identifikasi program untuk mencapai tujuan, evaluasi berbagai alternatif, serta alokasi dana berdasarkan manfaat terbesar. Sistem ini berada dalam lingkup perencanaan strategis jangka panjang, koordinasi lintas departemen, dan analisis biaya-manfaat yang lebih komprehensif
Nama : Icha Fera Nika
NPM : 2313031065
Kelas : 2313031065
Dalam pengelolaan keuangan negara dan daerah, pemerintah menggunakan berbagai jenis anggaran sektor publik. Setiap jenis anggaran memiliki ciri khas, tujuan, serta lingkup yang berbeda sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman. Memahami jenis-jenis anggaran ini penting agar kita dapat melihat bagaimana dana publik direncanakan, dialokasikan, dan dievaluasi untuk mencapai tujuan pembangunan dan pelayanan masyarakat. berdasarkan penjelasan ppt di atas berikut beberapa jenis-jenis anggaran sektor publik yang saya peroleh :
1. Anggaran Tradisional
Anggaran tradisional adalah jenis anggaran yang disusun berdasarkan data tahun sebelumnya dan hanya menambah atau mengurangi sesuai kebutuhan tanpa kajian mendalam. Ciri khasnya antara lain incrementalism (sekadar menambah/mengurangi anggaran lama), line-item (tidak bisa menghapus pos yang sudah ada), bersifat sentralistik, spesifik, dan tahunan. Lingkupnya lebih fokus pada input (pengeluaran) dibandingkan output (hasil), sehingga seringkali tidak menunjukkan kinerja sebenarnya dan terpisah antara pengeluaran rutin dan investasi.
2. Anggaran dengan Pendekatan New Public Management (NPM)
Pendekatan NPM menekankan pada efisiensi, efektivitas, dan orientasi hasil. Pemerintah dipandang sebagai organisasi yang harus memberikan pelayanan layaknya sektor swasta, berfokus pada pelanggan (masyarakat), hasil kerja, persaingan tender, serta efisiensi biaya. Lingkupnya mencakup paradigma baru seperti pemerintahan katalis, kompetitif, desentralisasi, wirausaha, dan antisipatif. Intinya, anggaran bukan hanya soal uang masuk dan keluar, tapi bagaimana uang tersebut menghasilkan kinerja yang nyata.
3. Anggaran Kinerja
Anggaran kinerja adalah jenis anggaran yang mengutamakan konsep value for money, yaitu penggunaan dana secara ekonomis, efisien, dan efektif. Lingkupnya meliputi program-program pemerintah yang disusun dengan target kinerja jelas, adanya indikator, serta evaluasi yang dapat diukur. Jadi, setiap rupiah yang dibelanjakan harus bisa menunjukkan hasil atau capaian tertentu yang bermanfaat bagi masyarakat.
4. Zero Based Budgeting (ZBB)
ZBB adalah pendekatan anggaran yang dimulai dari nol, artinya setiap kegiatan atau program harus dijustifikasi sejak awal tanpa bergantung pada anggaran tahun sebelumnya. Lingkupnya mencakup identifikasi unit keputusan, penyusunan paket keputusan, dan merangking prioritas program. Kelebihan ZBB adalah mendorong efisiensi, mengurangi pemborosan, dan meningkatkan partisipasi staf. Namun kelemahannya, proses ini memakan waktu lama, membutuhkan teknologi canggih, serta tenaga ahli yang memadai.
5. Planning, Programming, and Budgeting System (PPBS)
PPBS adalah teknik anggaran yang berorientasi pada tujuan dan output. Fokusnya adalah mengalokasikan sumber daya berdasarkan analisis ekonomi yang rasional. Lingkup PPBS meliputi penentuan tujuan umum, identifikasi program, evaluasi alternatif, pemilihan program terbaik, hingga alokasi sumber daya. Kelebihannya, PPBS dapat mengurangi program yang tumpang tindih, meningkatkan kualitas pelayanan, dan memberi perspektif jangka panjang. Namun, kelemahannya adalah sulit diterapkan tanpa sistem informasi yang canggih dan sering kali berbenturan dengan realitas politik dan birokrasi.
NPM : 2313031065
Kelas : 2313031065
Dalam pengelolaan keuangan negara dan daerah, pemerintah menggunakan berbagai jenis anggaran sektor publik. Setiap jenis anggaran memiliki ciri khas, tujuan, serta lingkup yang berbeda sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman. Memahami jenis-jenis anggaran ini penting agar kita dapat melihat bagaimana dana publik direncanakan, dialokasikan, dan dievaluasi untuk mencapai tujuan pembangunan dan pelayanan masyarakat. berdasarkan penjelasan ppt di atas berikut beberapa jenis-jenis anggaran sektor publik yang saya peroleh :
1. Anggaran Tradisional
Anggaran tradisional adalah jenis anggaran yang disusun berdasarkan data tahun sebelumnya dan hanya menambah atau mengurangi sesuai kebutuhan tanpa kajian mendalam. Ciri khasnya antara lain incrementalism (sekadar menambah/mengurangi anggaran lama), line-item (tidak bisa menghapus pos yang sudah ada), bersifat sentralistik, spesifik, dan tahunan. Lingkupnya lebih fokus pada input (pengeluaran) dibandingkan output (hasil), sehingga seringkali tidak menunjukkan kinerja sebenarnya dan terpisah antara pengeluaran rutin dan investasi.
2. Anggaran dengan Pendekatan New Public Management (NPM)
Pendekatan NPM menekankan pada efisiensi, efektivitas, dan orientasi hasil. Pemerintah dipandang sebagai organisasi yang harus memberikan pelayanan layaknya sektor swasta, berfokus pada pelanggan (masyarakat), hasil kerja, persaingan tender, serta efisiensi biaya. Lingkupnya mencakup paradigma baru seperti pemerintahan katalis, kompetitif, desentralisasi, wirausaha, dan antisipatif. Intinya, anggaran bukan hanya soal uang masuk dan keluar, tapi bagaimana uang tersebut menghasilkan kinerja yang nyata.
3. Anggaran Kinerja
Anggaran kinerja adalah jenis anggaran yang mengutamakan konsep value for money, yaitu penggunaan dana secara ekonomis, efisien, dan efektif. Lingkupnya meliputi program-program pemerintah yang disusun dengan target kinerja jelas, adanya indikator, serta evaluasi yang dapat diukur. Jadi, setiap rupiah yang dibelanjakan harus bisa menunjukkan hasil atau capaian tertentu yang bermanfaat bagi masyarakat.
4. Zero Based Budgeting (ZBB)
ZBB adalah pendekatan anggaran yang dimulai dari nol, artinya setiap kegiatan atau program harus dijustifikasi sejak awal tanpa bergantung pada anggaran tahun sebelumnya. Lingkupnya mencakup identifikasi unit keputusan, penyusunan paket keputusan, dan merangking prioritas program. Kelebihan ZBB adalah mendorong efisiensi, mengurangi pemborosan, dan meningkatkan partisipasi staf. Namun kelemahannya, proses ini memakan waktu lama, membutuhkan teknologi canggih, serta tenaga ahli yang memadai.
5. Planning, Programming, and Budgeting System (PPBS)
PPBS adalah teknik anggaran yang berorientasi pada tujuan dan output. Fokusnya adalah mengalokasikan sumber daya berdasarkan analisis ekonomi yang rasional. Lingkup PPBS meliputi penentuan tujuan umum, identifikasi program, evaluasi alternatif, pemilihan program terbaik, hingga alokasi sumber daya. Kelebihannya, PPBS dapat mengurangi program yang tumpang tindih, meningkatkan kualitas pelayanan, dan memberi perspektif jangka panjang. Namun, kelemahannya adalah sulit diterapkan tanpa sistem informasi yang canggih dan sering kali berbenturan dengan realitas politik dan birokrasi.
Nama: Dia Ravikasari
NPM: 2313031067
Jenis-Jenis Anggaran Sektor Publik
1. Anggaran Operasional (Operational Budget)
Anggaran untuk kegiatan rutin pemerintah/instansi publik sehari-hari. Contohnya gaji pegawai negeri, biaya listrik kantor, biaya ATK, pemeliharaan gedung. Ruang lingkupnya mencakup semua pengeluaran yang sifatnya rutin/tetap tiap tahun supaya pelayanan publik tetap jalan.
2. Anggaran Modal/Investasi (Capital Budget)
Anggaran untuk pembangunan jangka panjang atau pembelian aset tetap. Contohnya pembangunan jalan tol, rumah sakit, sekolah baru, pembelian alat berat pemerintah. Ruang lingkupnya mencakup pengeluaran yang manfaatnya lebih dari satu tahun anggaran (aset besar yang dipakai terus-menerus).
3. Anggaran Program/Kegiatan (Program Budget)
Anggaran yang disusun berdasarkan program atau kegiatan tertentu. Contohnya program bantuan sosial, program vaksinasi, program pembangunan desa. Ruang lingkupnya mencakup setiap kegiatan yang sudah ditentukan target dan output-nya secara jelas.
4. Anggaran Kinerja (Performance Budget)
Anggaran yang disusun berdasarkan hasil atau kinerja yang mau dicapai. Contohnya anggaran dinas kesehatan berdasarkan target jumlah balita yang divaksin. Ruang lingkupnya yaitu berfokus pada output/outcome, jadi bukan cuma jumlah uang yang keluar, tapi juga pencapaian programnya.
5. Anggaran Tradisional (Line-Item Budget)
Anggaran yang disusun berdasarkan pos-pos belanja (misalnya belanja pegawai, belanja barang, belanja modal). Contohnya tiap pos belanja punya alokasi masing-masing di APBD/APBN. Ruang lingkupnya lebih fokus pada kontrol pengeluaran dibanding hasilnya.
6. Anggaran Berbasis Nol (Zero-Based Budgeting)
Setiap tahun semua kegiatan dianggap mulai dari nol, tidak otomatis dapat anggaran tahun lalu. Contohnya tiap program harus mengajukan anggaran baru lengkap dengan alasan dan rencana baru. Ruang lingkupnya yaitu menuntut evaluasi semua kegiatan, dan hanya program yang relevan yang dibiayai.
7. Anggaran berbasis NPM (New Public Management)
Yaitu pemerintah mengadopsi prinsip-prinsip manajemen sektor swasta supaya pelayanan publik jadi lebih efisien, efektif, transparan, dan berorientasi pada hasil. Contoh penerapan NPM adalah adanya layanan online untuk perizinan, kerja sama pemerintah dan swasta (Public Private Partnership), dan pengukuran kinerja pegawai dengan indikator yang jelas.
NPM: 2313031067
Jenis-Jenis Anggaran Sektor Publik
1. Anggaran Operasional (Operational Budget)
Anggaran untuk kegiatan rutin pemerintah/instansi publik sehari-hari. Contohnya gaji pegawai negeri, biaya listrik kantor, biaya ATK, pemeliharaan gedung. Ruang lingkupnya mencakup semua pengeluaran yang sifatnya rutin/tetap tiap tahun supaya pelayanan publik tetap jalan.
2. Anggaran Modal/Investasi (Capital Budget)
Anggaran untuk pembangunan jangka panjang atau pembelian aset tetap. Contohnya pembangunan jalan tol, rumah sakit, sekolah baru, pembelian alat berat pemerintah. Ruang lingkupnya mencakup pengeluaran yang manfaatnya lebih dari satu tahun anggaran (aset besar yang dipakai terus-menerus).
3. Anggaran Program/Kegiatan (Program Budget)
Anggaran yang disusun berdasarkan program atau kegiatan tertentu. Contohnya program bantuan sosial, program vaksinasi, program pembangunan desa. Ruang lingkupnya mencakup setiap kegiatan yang sudah ditentukan target dan output-nya secara jelas.
4. Anggaran Kinerja (Performance Budget)
Anggaran yang disusun berdasarkan hasil atau kinerja yang mau dicapai. Contohnya anggaran dinas kesehatan berdasarkan target jumlah balita yang divaksin. Ruang lingkupnya yaitu berfokus pada output/outcome, jadi bukan cuma jumlah uang yang keluar, tapi juga pencapaian programnya.
5. Anggaran Tradisional (Line-Item Budget)
Anggaran yang disusun berdasarkan pos-pos belanja (misalnya belanja pegawai, belanja barang, belanja modal). Contohnya tiap pos belanja punya alokasi masing-masing di APBD/APBN. Ruang lingkupnya lebih fokus pada kontrol pengeluaran dibanding hasilnya.
6. Anggaran Berbasis Nol (Zero-Based Budgeting)
Setiap tahun semua kegiatan dianggap mulai dari nol, tidak otomatis dapat anggaran tahun lalu. Contohnya tiap program harus mengajukan anggaran baru lengkap dengan alasan dan rencana baru. Ruang lingkupnya yaitu menuntut evaluasi semua kegiatan, dan hanya program yang relevan yang dibiayai.
7. Anggaran berbasis NPM (New Public Management)
Yaitu pemerintah mengadopsi prinsip-prinsip manajemen sektor swasta supaya pelayanan publik jadi lebih efisien, efektif, transparan, dan berorientasi pada hasil. Contoh penerapan NPM adalah adanya layanan online untuk perizinan, kerja sama pemerintah dan swasta (Public Private Partnership), dan pengukuran kinerja pegawai dengan indikator yang jelas.
Nama : Nazwa Devita Mawarni
NPM : 2313031071
Pengelolaan anggaran sektor publik memainkan peran krusial dalam memastikan bahwa dana yang tersedia digunakan secara optimal dan sesuai tujuan. Berbagai metode anggaran telah dikembangkan untuk menanggapi kebutuhan dan tantangan yang dihadapi oleh pemerintah dan institusi publik. Berikut adalah penjelasan mengenai beberapa pendekatan utama dalam pengelolaan anggaran:
1. Anggaran Tradisional
Jenis anggaran ini berfokus pada alokasi dana berdasarkan kebutuhan operasional dan sumber daya, seperti biaya gaji dan pembelian barang. Biasanya, anggaran ini didasarkan pada alokasi tahun sebelumnya dengan sedikit penyesuaian. Pendekatan ini seringkali mengabaikan hasil yang ingin dicapai, sehingga bisa menyebabkan pemborosan atau ketidakefisienan. Fokus utamanya adalah memastikan ketersediaan dana untuk operasional rutin tanpa analisis mendalam mengenai dampak dari pengeluaran.
2. Anggaran Berbasis Kinerja Pendekatan ini menekankan pada hasil dan dampak dari pengeluaran anggaran. Setiap alokasi dana dihubungkan dengan target kinerja yang telah ditetapkan, dan indikator kinerja digunakan untuk mengukur efektivitas penggunaan dana. Tujuan dari anggaran berbasis kinerja adalah untuk meningkatkan efisiensi dan akuntabilitas, dengan mendorong transparansi dan penggunaan dana yang lebih efektif berdasarkan hasil yang dicapai.
3. New Public Management (NPM)
NPM menerapkan prinsip-prinsip manajemen dari sektor swasta ke sektor publik, seperti efisiensi, penghematan biaya, dan orientasi pada pelanggan. Dalam konteks penganggaran, NPM memberikan fleksibilitas lebih kepada manajer publik untuk mengelola dana dengan tujuan meningkatkan produktivitas dan kualitas layanan. Pendekatan ini juga mendorong desentralisasi pengambilan keputusan dan sering melibatkan kontrak dengan pihak ketiga atau outsourcing untuk meningkatkan efisiensi layanan publik.
4. Zero-Based Budgeting (ZBB)
ZBB adalah metode di mana setiap periode anggaran dimulai dari nol, memerlukan setiap program atau unit untuk membenarkan alokasi dana dari awal. Berbeda dari anggaran tradisional, ZBB memerlukan evaluasi mendalam terhadap setiap pengeluaran untuk memastikan relevansi dan efektivitasnya. Metode ini membantu mengidentifikasi dan mengurangi pengeluaran yang tidak perlu, meskipun prosesnya lebih memakan waktu dan usaha.
5. Planning, Programming, and Budgeting System (PPBS)
PPBS mengintegrasikan perencanaan, pemrograman, dan penganggaran dalam satu sistem yang saling terkait. Sistem ini dimulai dengan perencanaan strategis, dilanjutkan dengan pemrograman untuk menentukan program atau proyek yang akan didanai, dan diakhiri dengan penganggaran yang menetapkan alokasi dana. PPBS bertujuan untuk memastikan bahwa anggaran mendukung tujuan jangka panjang organisasi dan memungkinkan evaluasi yang lebih baik terhadap penggunaan dana serta dampaknya.
Setiap jenis anggaran memiliki karakteristik dan tujuan yang berbeda, tergantung pada kebutuhan dan prioritas organisasi publik, serta tantangan ekonomi dan sosial yang dihadapi.
NPM : 2313031071
Pengelolaan anggaran sektor publik memainkan peran krusial dalam memastikan bahwa dana yang tersedia digunakan secara optimal dan sesuai tujuan. Berbagai metode anggaran telah dikembangkan untuk menanggapi kebutuhan dan tantangan yang dihadapi oleh pemerintah dan institusi publik. Berikut adalah penjelasan mengenai beberapa pendekatan utama dalam pengelolaan anggaran:
1. Anggaran Tradisional
Jenis anggaran ini berfokus pada alokasi dana berdasarkan kebutuhan operasional dan sumber daya, seperti biaya gaji dan pembelian barang. Biasanya, anggaran ini didasarkan pada alokasi tahun sebelumnya dengan sedikit penyesuaian. Pendekatan ini seringkali mengabaikan hasil yang ingin dicapai, sehingga bisa menyebabkan pemborosan atau ketidakefisienan. Fokus utamanya adalah memastikan ketersediaan dana untuk operasional rutin tanpa analisis mendalam mengenai dampak dari pengeluaran.
2. Anggaran Berbasis Kinerja Pendekatan ini menekankan pada hasil dan dampak dari pengeluaran anggaran. Setiap alokasi dana dihubungkan dengan target kinerja yang telah ditetapkan, dan indikator kinerja digunakan untuk mengukur efektivitas penggunaan dana. Tujuan dari anggaran berbasis kinerja adalah untuk meningkatkan efisiensi dan akuntabilitas, dengan mendorong transparansi dan penggunaan dana yang lebih efektif berdasarkan hasil yang dicapai.
3. New Public Management (NPM)
NPM menerapkan prinsip-prinsip manajemen dari sektor swasta ke sektor publik, seperti efisiensi, penghematan biaya, dan orientasi pada pelanggan. Dalam konteks penganggaran, NPM memberikan fleksibilitas lebih kepada manajer publik untuk mengelola dana dengan tujuan meningkatkan produktivitas dan kualitas layanan. Pendekatan ini juga mendorong desentralisasi pengambilan keputusan dan sering melibatkan kontrak dengan pihak ketiga atau outsourcing untuk meningkatkan efisiensi layanan publik.
4. Zero-Based Budgeting (ZBB)
ZBB adalah metode di mana setiap periode anggaran dimulai dari nol, memerlukan setiap program atau unit untuk membenarkan alokasi dana dari awal. Berbeda dari anggaran tradisional, ZBB memerlukan evaluasi mendalam terhadap setiap pengeluaran untuk memastikan relevansi dan efektivitasnya. Metode ini membantu mengidentifikasi dan mengurangi pengeluaran yang tidak perlu, meskipun prosesnya lebih memakan waktu dan usaha.
5. Planning, Programming, and Budgeting System (PPBS)
PPBS mengintegrasikan perencanaan, pemrograman, dan penganggaran dalam satu sistem yang saling terkait. Sistem ini dimulai dengan perencanaan strategis, dilanjutkan dengan pemrograman untuk menentukan program atau proyek yang akan didanai, dan diakhiri dengan penganggaran yang menetapkan alokasi dana. PPBS bertujuan untuk memastikan bahwa anggaran mendukung tujuan jangka panjang organisasi dan memungkinkan evaluasi yang lebih baik terhadap penggunaan dana serta dampaknya.
Setiap jenis anggaran memiliki karakteristik dan tujuan yang berbeda, tergantung pada kebutuhan dan prioritas organisasi publik, serta tantangan ekonomi dan sosial yang dihadapi.
Nama: Anggi Fadhilah Putri
Npm: 2313031061
Menurut saya untuk jenis anggaran yang dipakai pemerintah, dan masing-masing punya lingkup atau fokus yang berbeda.
1. Pertama, ada anggaran tradisional, yaitu anggaran yang isinya hanya daftar penerimaan dan pengeluaran negara atau daerah.
2. Kedua, ada anggaran kinerja. Nah, jenis anggaran ini lebih maju karena tidak hanya melihat berapa uang yang dipakai, tapi juga apa hasil atau output yang dicapai.
3. Ketiga, ada anggaran surplus dan defisit. Kalau pemerintah punya penerimaan lebih besar daripada pengeluaran, itu disebut surplus. Sebaliknya, kalau pengeluaran lebih besar daripada penerimaan, itu defisit.
4. Keempat, ada anggaran berimbang, yaitu kondisi ketika penerimaan sama dengan pengeluaran.
5. Kelima, ada juga anggaran berbasis program, yaitu anggaran yang disusun berdasarkan program-program tertentu, misalnya program pendidikan, kesehatan, atau infrastruktur.
6. Terakhir, ada anggaran berbasis kinerja (Performance-Based Budgeting) yang banyak dipakai sekarang, yang lingkupnya menekankan transparansi, efisiensi, dan hasil nyata bagi masyarakat.
Npm: 2313031061
Menurut saya untuk jenis anggaran yang dipakai pemerintah, dan masing-masing punya lingkup atau fokus yang berbeda.
1. Pertama, ada anggaran tradisional, yaitu anggaran yang isinya hanya daftar penerimaan dan pengeluaran negara atau daerah.
2. Kedua, ada anggaran kinerja. Nah, jenis anggaran ini lebih maju karena tidak hanya melihat berapa uang yang dipakai, tapi juga apa hasil atau output yang dicapai.
3. Ketiga, ada anggaran surplus dan defisit. Kalau pemerintah punya penerimaan lebih besar daripada pengeluaran, itu disebut surplus. Sebaliknya, kalau pengeluaran lebih besar daripada penerimaan, itu defisit.
4. Keempat, ada anggaran berimbang, yaitu kondisi ketika penerimaan sama dengan pengeluaran.
5. Kelima, ada juga anggaran berbasis program, yaitu anggaran yang disusun berdasarkan program-program tertentu, misalnya program pendidikan, kesehatan, atau infrastruktur.
6. Terakhir, ada anggaran berbasis kinerja (Performance-Based Budgeting) yang banyak dipakai sekarang, yang lingkupnya menekankan transparansi, efisiensi, dan hasil nyata bagi masyarakat.
NAMA : AR.TRY SAPUTRRI
NPM : 2313031082
Jenis-jenis Anggaran Sektor Publik dan Lingkupnya
1. Anggaran Tradisional (Line-Item Budget) :
Lingkup: fokus pada rincian belanja per pos (gaji, barang, perjalanan dinas).
Kelebihan: mudah diawasi, tapi kurang menekankan hasil/kinerja.
2. Anggaran Kinerja (Performance Budget)
Lingkup: menekankan keterkaitan antara input, output, dan outcome.
Tujuan: memastikan dana publik menghasilkan kinerja nyata.
3. Anggaran Program (Program Budgeting)
Lingkup: disusun berdasarkan program/kegiatan yang ingin dicapai, bukan sekadar jenis belanja.
Lebih menekankan tujuan jangka panjang pemerintah.
4. Anggaran Berbasis Nol (Zero-Based Budgeting/ZBB)
Lingkup: semua anggaran dihitung dari nol, setiap kegiatan harus diajukan ulang dengan justifikasi.
Cocok untuk efisiensi dan memotong pemborosan.
5. Anggaran Berbasis Kinerja/NPM (Performance-Based Budgeting)
Lingkup: menekankan akuntabilitas, transparansi, serta orientasi pada hasil.
Berkaitan dengan reformasi birokrasi dan pelayanan publik.
NPM : 2313031082
Jenis-jenis Anggaran Sektor Publik dan Lingkupnya
1. Anggaran Tradisional (Line-Item Budget) :
Lingkup: fokus pada rincian belanja per pos (gaji, barang, perjalanan dinas).
Kelebihan: mudah diawasi, tapi kurang menekankan hasil/kinerja.
2. Anggaran Kinerja (Performance Budget)
Lingkup: menekankan keterkaitan antara input, output, dan outcome.
Tujuan: memastikan dana publik menghasilkan kinerja nyata.
3. Anggaran Program (Program Budgeting)
Lingkup: disusun berdasarkan program/kegiatan yang ingin dicapai, bukan sekadar jenis belanja.
Lebih menekankan tujuan jangka panjang pemerintah.
4. Anggaran Berbasis Nol (Zero-Based Budgeting/ZBB)
Lingkup: semua anggaran dihitung dari nol, setiap kegiatan harus diajukan ulang dengan justifikasi.
Cocok untuk efisiensi dan memotong pemborosan.
5. Anggaran Berbasis Kinerja/NPM (Performance-Based Budgeting)
Lingkup: menekankan akuntabilitas, transparansi, serta orientasi pada hasil.
Berkaitan dengan reformasi birokrasi dan pelayanan publik.
Nama : Arnesta Az Zahra
NPM : 2313031066
jenis jenis anggaran sektor publik dan penjelasan lingkupnya.
1. Anggaran Tradisional
Anggaran ini disusun berdasarkan data tahun sebelumnya (incremental). Sifatnya sangat detail (line-item), sentralistik, dan hanya berfokus pada input, bukan hasil. Lingkupnya lebih ke memastikan semua pengeluaran dicatat, tapi kelemahannya kurang fleksibel dan tidak mendukung evaluasi kinerja.
2. Anggaran dengan Pendekatan New Public Management (NPM)
Fokusnya pada kinerja, efisiensi, dan orientasi hasil. Lingkupnya menekankan pengelolaan publik seperti sektor swasta: kompetitif, efisien, desentralisasi, dan responsif terhadap masyarakat.
3. Anggaran Kinerja
Menekankan konsep value for money (efisiensi, efektivitas, dan ekonomis). Lingkupnya mencakup program, indikator kinerja, serta evaluasi hasil, sehingga pemerintah bisa diawasi melalui capaian kinerja, bukan hanya pengeluaran.
4. Zero Based Budgeting (ZBB)
Anggaran disusun dari nol setiap periode, bukan sekadar melanjutkan anggaran lama. Lingkupnya memastikan setiap kegiatan benar-benar perlu, efisien, dan layak didanai. Bagus untuk menghindari pemborosan, tapi butuh waktu, tenaga, dan data yang memadai.
5. Planning, Programming, and Budgeting System (PPBS)
Berorientasi pada output dan tujuan. Lingkupnya adalah perencanaan jangka panjang, analisis program, serta pembandingan alternatif sebelum memilih yang paling bermanfaat. Kelebihannya bisa meningkatkan kualitas layanan publik, tapi kelemahannya butuh sistem informasi dan biaya besar.
NPM : 2313031066
jenis jenis anggaran sektor publik dan penjelasan lingkupnya.
1. Anggaran Tradisional
Anggaran ini disusun berdasarkan data tahun sebelumnya (incremental). Sifatnya sangat detail (line-item), sentralistik, dan hanya berfokus pada input, bukan hasil. Lingkupnya lebih ke memastikan semua pengeluaran dicatat, tapi kelemahannya kurang fleksibel dan tidak mendukung evaluasi kinerja.
2. Anggaran dengan Pendekatan New Public Management (NPM)
Fokusnya pada kinerja, efisiensi, dan orientasi hasil. Lingkupnya menekankan pengelolaan publik seperti sektor swasta: kompetitif, efisien, desentralisasi, dan responsif terhadap masyarakat.
3. Anggaran Kinerja
Menekankan konsep value for money (efisiensi, efektivitas, dan ekonomis). Lingkupnya mencakup program, indikator kinerja, serta evaluasi hasil, sehingga pemerintah bisa diawasi melalui capaian kinerja, bukan hanya pengeluaran.
4. Zero Based Budgeting (ZBB)
Anggaran disusun dari nol setiap periode, bukan sekadar melanjutkan anggaran lama. Lingkupnya memastikan setiap kegiatan benar-benar perlu, efisien, dan layak didanai. Bagus untuk menghindari pemborosan, tapi butuh waktu, tenaga, dan data yang memadai.
5. Planning, Programming, and Budgeting System (PPBS)
Berorientasi pada output dan tujuan. Lingkupnya adalah perencanaan jangka panjang, analisis program, serta pembandingan alternatif sebelum memilih yang paling bermanfaat. Kelebihannya bisa meningkatkan kualitas layanan publik, tapi kelemahannya butuh sistem informasi dan biaya besar.
Andani Tanemu
2313031078
1. Anggaran Operasional Digunakan untuk membiayai kegiatan rutin pemerintahan seperti gaji pegawai, belanja barang, pemeliharaan fasilitas, dan subsidi. Anggaran ini berfokus pada kelancaran operasional serta pelayanan publik sehari-hari.
2. Anggaran Modal Diperuntukkan bagi pembangunan jangka panjang seperti infrastruktur, sarana pendidikan, kesehatan, serta proyek investasi pemerintah. Lingkupnya lebih menekankan pada penambahan aset tetap dan mendorong pertumbuhan ekonomi di masa depan.
3. Anggaran Kinerja Disusun dengan menekankan keterkaitan antara input, output, dan outcome dari suatu program. Tujuannya adalah memastikan penggunaan dana publik lebih efektif, efisien, serta akuntabel.
4. Anggaran Tahunan Merupakan anggaran yang berlaku untuk satu tahun, misalnya APBN atau APBD. Lingkupnya memberikan kepastian alokasi dana publik dalam jangka pendek agar program pemerintah dapat berjalan sesuai rencana.
2313031078
1. Anggaran Operasional Digunakan untuk membiayai kegiatan rutin pemerintahan seperti gaji pegawai, belanja barang, pemeliharaan fasilitas, dan subsidi. Anggaran ini berfokus pada kelancaran operasional serta pelayanan publik sehari-hari.
2. Anggaran Modal Diperuntukkan bagi pembangunan jangka panjang seperti infrastruktur, sarana pendidikan, kesehatan, serta proyek investasi pemerintah. Lingkupnya lebih menekankan pada penambahan aset tetap dan mendorong pertumbuhan ekonomi di masa depan.
3. Anggaran Kinerja Disusun dengan menekankan keterkaitan antara input, output, dan outcome dari suatu program. Tujuannya adalah memastikan penggunaan dana publik lebih efektif, efisien, serta akuntabel.
4. Anggaran Tahunan Merupakan anggaran yang berlaku untuk satu tahun, misalnya APBN atau APBD. Lingkupnya memberikan kepastian alokasi dana publik dalam jangka pendek agar program pemerintah dapat berjalan sesuai rencana.
Feby Yolanda S
2313031068
andani cukup bagus rangkuman soal jenis-jenis anggaran dari andmi. Penjelasannya ringkas dan langsung ke intinya. Tapi, sebagai kawan diskusi yang baik, saya mau coba "beri sedikit penambahan" sedikit nih, karena ada beberapa poin yang menurut feby bisa kita bedah lebih dalam biar pemahaman kita makin tajam.
feby sepakat banget sama definisi dasar yang andani kasih soal Anggaran Operasional dan Modal. Anggaran Operasional itu ibarat "darah" yang bikin pemerintahan tetap hidup sehari-hari, sementara Anggaran Modal itu "investasi" buat masa depan. Tapi, pernah kepikiran nggak, gimana kalau ada kegiatan yang abu-abu? Contohnya, pengadaan laptop baru buat pegawai. Itu masuk belanja barang (operasional) karena buat kegiatan rutin, atau masuk belanja modal karena menambah aset? Nah, di sini sering ada perdebatan soal capital threshold atau batas nilai minimum sebuah barang bisa dikategorikan sebagai aset. Ini detail penting yang sering jadi celah dalam perencanaan.
Nah, bagian yang buat feby tambahin adalah menurut feby soal posisi Anggaran Kinerja dan Anggaran Tahunan. Menurut feby, andani menempatkan keduanya dalam klasifikasi yang sejajar dengan Anggaran Operasional dan Modal, padahal levelnya beda. Anggaran Kinerja itu sebenarnya bukan jenis anggaran, tapi lebih ke sebuah pendekatan atau sistem penyusunannya. Jadi, baik Anggaran Operasional maupun Modal bisa disusun dengan pendekatan kinerja. Tujuannya adalah mengukur outcome, bukan cuma menghabiskan dana. Jadi ini lebih ke "gimana cara bikinnya", bukan "apa isinya".
Begitu pula dengan Anggaran Tahunan. Ini juga bukan jenis belanja, melainkan dimensi waktu atau siklusnya. Hampir semua anggaran, baik APBN maupun APBD, pada dasarnya adalah Anggaran Tahunan. Anggaran Operasional dan Modal yang andani sebut di awal itu dituangkan dalam dokumen perencanaan tahunan. Jadi, "tahunan" itu lebih ke durasi berlakunya, bukan kategori yang berdiri sendiri. Biar lebih terstruktur, mungkin kita bisa membedahnya dari beberapa sudut pandang. Pertama, kita lihat berdasarkan jenis belanjanya, di sinilah Anggaran Operasional dan Anggaran Modal berada. Kemudian, kita bisa lihat dari pendekatan penyusunannya, di sinilah tempat Anggaran Berbasis Kinerja bersanding dengan pendekatan lain seperti Anggaran Tradisional atau Zero-Based Budgeting. Terakhir, kita bisa membedakannya berdasarkan siklus waktunya, di mana ada Anggaran Tahunan dan juga Anggaran Multi-Tahun untuk proyek-proyek besar. Intinya, Anggaran Kinerja dan Tahunan itu bukan kategori yang setara dengan Operasional dan Modal, melainkan "lensa" atau "cara pandang" yang berbeda untuk melihat objek yang sama, yaitu anggaran itu sendiri.
feby sepakat banget sama definisi dasar yang andani kasih soal Anggaran Operasional dan Modal. Anggaran Operasional itu ibarat "darah" yang bikin pemerintahan tetap hidup sehari-hari, sementara Anggaran Modal itu "investasi" buat masa depan. Tapi, pernah kepikiran nggak, gimana kalau ada kegiatan yang abu-abu? Contohnya, pengadaan laptop baru buat pegawai. Itu masuk belanja barang (operasional) karena buat kegiatan rutin, atau masuk belanja modal karena menambah aset? Nah, di sini sering ada perdebatan soal capital threshold atau batas nilai minimum sebuah barang bisa dikategorikan sebagai aset. Ini detail penting yang sering jadi celah dalam perencanaan.
Nah, bagian yang buat feby tambahin adalah menurut feby soal posisi Anggaran Kinerja dan Anggaran Tahunan. Menurut feby, andani menempatkan keduanya dalam klasifikasi yang sejajar dengan Anggaran Operasional dan Modal, padahal levelnya beda. Anggaran Kinerja itu sebenarnya bukan jenis anggaran, tapi lebih ke sebuah pendekatan atau sistem penyusunannya. Jadi, baik Anggaran Operasional maupun Modal bisa disusun dengan pendekatan kinerja. Tujuannya adalah mengukur outcome, bukan cuma menghabiskan dana. Jadi ini lebih ke "gimana cara bikinnya", bukan "apa isinya".
Begitu pula dengan Anggaran Tahunan. Ini juga bukan jenis belanja, melainkan dimensi waktu atau siklusnya. Hampir semua anggaran, baik APBN maupun APBD, pada dasarnya adalah Anggaran Tahunan. Anggaran Operasional dan Modal yang andani sebut di awal itu dituangkan dalam dokumen perencanaan tahunan. Jadi, "tahunan" itu lebih ke durasi berlakunya, bukan kategori yang berdiri sendiri. Biar lebih terstruktur, mungkin kita bisa membedahnya dari beberapa sudut pandang. Pertama, kita lihat berdasarkan jenis belanjanya, di sinilah Anggaran Operasional dan Anggaran Modal berada. Kemudian, kita bisa lihat dari pendekatan penyusunannya, di sinilah tempat Anggaran Berbasis Kinerja bersanding dengan pendekatan lain seperti Anggaran Tradisional atau Zero-Based Budgeting. Terakhir, kita bisa membedakannya berdasarkan siklus waktunya, di mana ada Anggaran Tahunan dan juga Anggaran Multi-Tahun untuk proyek-proyek besar. Intinya, Anggaran Kinerja dan Tahunan itu bukan kategori yang setara dengan Operasional dan Modal, melainkan "lensa" atau "cara pandang" yang berbeda untuk melihat objek yang sama, yaitu anggaran itu sendiri.
Nama Clara Kelviana Kerin
NPM 2313031064
Kelas 2023_C
Berikut ini adalah jenis-jenis anggaran sektor publik dan penjelasan lingkupnya:
- Anggaran Operasional (Operating Budget):
- Definisi: Anggaran yang merencanakan pendapatan dan pengeluaran untuk kegiatan operasional sehari-hari pemerintah.
- Lingkup: Mencakup gaji pegawai, biaya pemeliharaan, biaya perjalanan dinas, pembelian perlengkapan kantor, dan biaya-biaya rutin lainnya. Tujuannya adalah memastikan kegiatan pemerintahan dapat berjalan lancar.
- Anggaran Modal (Capital Budget):
- Definisi: Anggaran yang merencanakan pengeluaran untuk investasi jangka panjang atau aset tetap yang memberikan manfaat lebih dari satu tahun anggaran.
- Lingkup: Meliputi pembangunan infrastruktur (jalan, jembatan, gedung), pembelian peralatan besar, investasi pada proyek-proyek strategis, dan pengadaan aset tetap lainnya. Tujuannya adalah meningkatkan kapasitas dan efisiensi pelayanan publik.
- Anggaran Program (Program Budget):
- Definisi: Anggaran yang disusun berdasarkan program-program yang akan dilaksanakan oleh pemerintah.
- Lingkup: Setiap program memiliki anggaran yang jelas, termasuk tujuan, target, kegiatan, dan indikator kinerja. Contohnya adalah program pendidikan, kesehatan, atau pembangunan ekonomi. Anggaran ini membantu mengukur efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran.
- Anggaran Kinerja (Performance Budget):
- Definisi: Anggaran yang menekankan pada pencapaian hasil atau kinerja dari setiap kegiatan atau program.
- Lingkup: Setiap unit kerja atau program memiliki target kinerja yang harus dicapai. Anggaran dialokasikan berdasarkan kontribusi terhadap pencapaian target tersebut. Tujuannya adalah meningkatkan akuntabilitas dan efisiensi penggunaan anggaran.
- Anggaran Defisit (Deficit Budget):
- Definisi: Anggaran di mana total pengeluaran lebih besar daripada total pendapatan.
- Lingkup: Pemerintah harus mencari sumber pembiayaan tambahan, seperti pinjaman atau penerbitan obligasi, untuk menutupi selisih tersebut. Anggaran defisit sering digunakan untuk membiayai investasi atau program-program yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
- Anggaran Surplus (Surplus Budget):
- Definisi: Anggaran di mana total pendapatan lebih besar daripada total pengeluaran.
- Lingkup: Pemerintah memiliki kelebihan dana yang dapat digunakan untuk membayar utang, meningkatkan cadangan kas, atau membiayai program-program tambahan. Anggaran surplus menunjukkan kondisi keuangan yang sehat.
- Anggaran Berimbang (Balanced Budget):
- Definisi: Anggaran di mana total pendapatan sama dengan total pengeluaran.
- Lingkup: Pemerintah merencanakan pengeluaran sesuai dengan pendapatan yang diharapkan. Anggaran berimbang dianggap sebagai kondisi ideal, tetapi sulit dicapai dalam praktiknya karena adanya ketidakpastian ekonomi.
- Anggaran Jangka Panjang (Long-Term Budget):
- Definisi: Anggaran yang mencakup periode waktu lebih dari satu tahun anggaran, biasanya antara tiga hingga lima tahun.
- Lingkup: Merencanakan proyek-proyek besar atau program-program strategis yang membutuhkan waktu pelaksanaan lebih dari satu tahun. Tujuannya adalah memberikan kepastian pendanaan dan memastikan keberlanjutan program.
- Anggaran Fleksibel (Flexible Budget):
- Definisi: Anggaran yang disesuaikan dengan perubahan volume kegiatan atau kondisi ekonomi.
- Lingkup: Memungkinkan pemerintah untuk menyesuaikan pengeluaran sesuai dengan perubahan pendapatan atau kebutuhan yang mendesak. Tujuannya adalah menjaga stabilitas keuangan dan efektivitas pelayanan publik dalam kondisi yang berubah-ubah.
- Anggaran Tetap (Fixed Budget):
- Definisi: Anggaran yang tidak berubah selama periode anggaran, meskipun ada perubahan volume kegiatan atau kondisi ekonomi.
- Lingkup: Cocok untuk kegiatan yang stabil dan dapat diprediksi. Namun, kurang fleksibel dalam menghadapi perubahan yang tidak terduga.
Perspektif Indonesia (Jakarta)
Di Indonesia, jenis-jenis anggaran sektor publik yang umum digunakan meliputi:
- APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara): Anggaran pemerintah pusat yang mencakup seluruh pendapatan dan pengeluaran negara.
- APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah): Anggaran pemerintah daerah (provinsi, kabupaten, kota) yang mencakup seluruh pendapatan dan pengeluaran daerah.
APBN dan APBD disusun berdasarkan prinsip anggaran kinerja dan berorientasi pada program. Pemerintah juga berupaya untuk menerapkan anggaran fleksibel agar dapat menyesuaikan dengan perubahan kondisi ekonomi dan kebutuhan masyarakat.
NPM 2313031064
Kelas 2023_C
Berikut ini adalah jenis-jenis anggaran sektor publik dan penjelasan lingkupnya:
- Anggaran Operasional (Operating Budget):
- Definisi: Anggaran yang merencanakan pendapatan dan pengeluaran untuk kegiatan operasional sehari-hari pemerintah.
- Lingkup: Mencakup gaji pegawai, biaya pemeliharaan, biaya perjalanan dinas, pembelian perlengkapan kantor, dan biaya-biaya rutin lainnya. Tujuannya adalah memastikan kegiatan pemerintahan dapat berjalan lancar.
- Anggaran Modal (Capital Budget):
- Definisi: Anggaran yang merencanakan pengeluaran untuk investasi jangka panjang atau aset tetap yang memberikan manfaat lebih dari satu tahun anggaran.
- Lingkup: Meliputi pembangunan infrastruktur (jalan, jembatan, gedung), pembelian peralatan besar, investasi pada proyek-proyek strategis, dan pengadaan aset tetap lainnya. Tujuannya adalah meningkatkan kapasitas dan efisiensi pelayanan publik.
- Anggaran Program (Program Budget):
- Definisi: Anggaran yang disusun berdasarkan program-program yang akan dilaksanakan oleh pemerintah.
- Lingkup: Setiap program memiliki anggaran yang jelas, termasuk tujuan, target, kegiatan, dan indikator kinerja. Contohnya adalah program pendidikan, kesehatan, atau pembangunan ekonomi. Anggaran ini membantu mengukur efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran.
- Anggaran Kinerja (Performance Budget):
- Definisi: Anggaran yang menekankan pada pencapaian hasil atau kinerja dari setiap kegiatan atau program.
- Lingkup: Setiap unit kerja atau program memiliki target kinerja yang harus dicapai. Anggaran dialokasikan berdasarkan kontribusi terhadap pencapaian target tersebut. Tujuannya adalah meningkatkan akuntabilitas dan efisiensi penggunaan anggaran.
- Anggaran Defisit (Deficit Budget):
- Definisi: Anggaran di mana total pengeluaran lebih besar daripada total pendapatan.
- Lingkup: Pemerintah harus mencari sumber pembiayaan tambahan, seperti pinjaman atau penerbitan obligasi, untuk menutupi selisih tersebut. Anggaran defisit sering digunakan untuk membiayai investasi atau program-program yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
- Anggaran Surplus (Surplus Budget):
- Definisi: Anggaran di mana total pendapatan lebih besar daripada total pengeluaran.
- Lingkup: Pemerintah memiliki kelebihan dana yang dapat digunakan untuk membayar utang, meningkatkan cadangan kas, atau membiayai program-program tambahan. Anggaran surplus menunjukkan kondisi keuangan yang sehat.
- Anggaran Berimbang (Balanced Budget):
- Definisi: Anggaran di mana total pendapatan sama dengan total pengeluaran.
- Lingkup: Pemerintah merencanakan pengeluaran sesuai dengan pendapatan yang diharapkan. Anggaran berimbang dianggap sebagai kondisi ideal, tetapi sulit dicapai dalam praktiknya karena adanya ketidakpastian ekonomi.
- Anggaran Jangka Panjang (Long-Term Budget):
- Definisi: Anggaran yang mencakup periode waktu lebih dari satu tahun anggaran, biasanya antara tiga hingga lima tahun.
- Lingkup: Merencanakan proyek-proyek besar atau program-program strategis yang membutuhkan waktu pelaksanaan lebih dari satu tahun. Tujuannya adalah memberikan kepastian pendanaan dan memastikan keberlanjutan program.
- Anggaran Fleksibel (Flexible Budget):
- Definisi: Anggaran yang disesuaikan dengan perubahan volume kegiatan atau kondisi ekonomi.
- Lingkup: Memungkinkan pemerintah untuk menyesuaikan pengeluaran sesuai dengan perubahan pendapatan atau kebutuhan yang mendesak. Tujuannya adalah menjaga stabilitas keuangan dan efektivitas pelayanan publik dalam kondisi yang berubah-ubah.
- Anggaran Tetap (Fixed Budget):
- Definisi: Anggaran yang tidak berubah selama periode anggaran, meskipun ada perubahan volume kegiatan atau kondisi ekonomi.
- Lingkup: Cocok untuk kegiatan yang stabil dan dapat diprediksi. Namun, kurang fleksibel dalam menghadapi perubahan yang tidak terduga.
Perspektif Indonesia (Jakarta)
Di Indonesia, jenis-jenis anggaran sektor publik yang umum digunakan meliputi:
- APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara): Anggaran pemerintah pusat yang mencakup seluruh pendapatan dan pengeluaran negara.
- APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah): Anggaran pemerintah daerah (provinsi, kabupaten, kota) yang mencakup seluruh pendapatan dan pengeluaran daerah.
APBN dan APBD disusun berdasarkan prinsip anggaran kinerja dan berorientasi pada program. Pemerintah juga berupaya untuk menerapkan anggaran fleksibel agar dapat menyesuaikan dengan perubahan kondisi ekonomi dan kebutuhan masyarakat.
Nama : Wina Nadia Maratama
NPM : 2313031070
1. Anggaran Tradisional
Ciri: incremental (berdasarkan tahun sebelumnya), line-item (per pos), sentralistik, spesifik, tahunan, bruto.
Lingkup:lebih menekankan pada input (berapa besar dana yang dipakai), bukan pada hasil yang dicapai. Umumnya dipakai untuk belanja rutin, kurang fleksibel, sulit mengukur kinerja, serta tidak terhubung dengan perencanaan jangka panjang.
2. Anggaran dengan Pendekatan New Public Management (NPM)
Ciri: orientasi kinerja, efisiensi, pemangkasan biaya, kompetisi tender, desentralisasi.
Lingkup: fokus pada outcome (hasil), pelayanan publik yang responsif dan transparan, serta adanya mekanisme pengawasan berbasis kompetisi pasar.
3. Anggaran Kinerja
Ciri: menekankan konsep value for money (ekonomis, efisien, efektif), dengan pengawasan internal dan eksternal.
Lingkup: memuat program, kegiatan, target, serta indikator kinerja. Digunakan untuk memastikan tujuan pembangunan tercapai sesuai alokasi dana.
4. Zero Based Budgeting (ZBB)
Ciri: penyusunan dimulai dari nol, setiap program harus dijustifikasi kembali.
Lingkup: meliputi identifikasi unit keputusan, penyusunan paket kegiatan, serta evaluasi prioritas. Memberi peluang efisiensi, transparansi, dan penghapusan pemborosan, meski prosesnya lebih rumit dan memakan waktu.
5. Planning, Programming, and Budgeting System (PPBS)
Ciri: berbasis tujuan dan output, menggunakan analisis biaya-manfaat.
Lingkup: meliputi penentuan tujuan umum, identifikasi program alternatif, evaluasi sistematis, hingga alokasi sumber daya. Cocok untuk perencanaan jangka panjang dan lintas sektor, meski membutuhkan data, teknologi, serta biaya implementasi besar.
Jenis-jenis anggaran sektor publik menunjukkan pergeseran dari sistem tradisional yang sederhana menuju sistem yang lebih komprehensif, berbasis kinerja, dan berorientasi hasil.
NPM : 2313031070
1. Anggaran Tradisional
Ciri: incremental (berdasarkan tahun sebelumnya), line-item (per pos), sentralistik, spesifik, tahunan, bruto.
Lingkup:lebih menekankan pada input (berapa besar dana yang dipakai), bukan pada hasil yang dicapai. Umumnya dipakai untuk belanja rutin, kurang fleksibel, sulit mengukur kinerja, serta tidak terhubung dengan perencanaan jangka panjang.
2. Anggaran dengan Pendekatan New Public Management (NPM)
Ciri: orientasi kinerja, efisiensi, pemangkasan biaya, kompetisi tender, desentralisasi.
Lingkup: fokus pada outcome (hasil), pelayanan publik yang responsif dan transparan, serta adanya mekanisme pengawasan berbasis kompetisi pasar.
3. Anggaran Kinerja
Ciri: menekankan konsep value for money (ekonomis, efisien, efektif), dengan pengawasan internal dan eksternal.
Lingkup: memuat program, kegiatan, target, serta indikator kinerja. Digunakan untuk memastikan tujuan pembangunan tercapai sesuai alokasi dana.
4. Zero Based Budgeting (ZBB)
Ciri: penyusunan dimulai dari nol, setiap program harus dijustifikasi kembali.
Lingkup: meliputi identifikasi unit keputusan, penyusunan paket kegiatan, serta evaluasi prioritas. Memberi peluang efisiensi, transparansi, dan penghapusan pemborosan, meski prosesnya lebih rumit dan memakan waktu.
5. Planning, Programming, and Budgeting System (PPBS)
Ciri: berbasis tujuan dan output, menggunakan analisis biaya-manfaat.
Lingkup: meliputi penentuan tujuan umum, identifikasi program alternatif, evaluasi sistematis, hingga alokasi sumber daya. Cocok untuk perencanaan jangka panjang dan lintas sektor, meski membutuhkan data, teknologi, serta biaya implementasi besar.
Jenis-jenis anggaran sektor publik menunjukkan pergeseran dari sistem tradisional yang sederhana menuju sistem yang lebih komprehensif, berbasis kinerja, dan berorientasi hasil.
Nama: Rahma Noviyana
NPM: 2313031060
Jenis-jenis anggaran sektor publik dan ruang lingkupnya, yaitu
1. Anggaran Operasional (Current Budget)
Anggaran operasional digunakan untuk merencanakan pengeluaran rutin dalam menjalankan pemerintahan. Contoh pengeluaran yang termasuk dalam anggaran ini adalah belanja administrasi dan pemeliharaan.
2. Anggaran Modal (Capital Budget)
Menunjukkan rencana jangka panjang untuk pembelaanjaan atas aset tetap seperti gedung, kendaraan, dan peralatan. Pengeluaran ini memiliki manfaat lebih dari satu tahun dan berkontribusi pada peningkatan kekayaan organisasi.
3. Anggaran Berbasis Kinerja
Mengutamakan hasil atau output dari pengeluaran anggaran, bertujuan untuk meningkatan efisiensi dan efektivitas penggunaan dana.
4. Anggaran Incremental (Incremental Budgeting)
Metode penganggaran yang menyesuaikan anggaran sebelumnya dengan menambahkan persentase tertentu untuk periode berikutnya, sering kali tidak mempertimbangkan perubahan kondisi atau kebutuhan.
5. Anggaran Program (Program Budgeting)
Fokus pada program-program tertentu dengan alokasi dana berdasarkan tujuan program tersebut, memungkinkan penilaian kinerja berdasarkan hasil yang dicapai.
6. Anggaran Dasar Nol (Zero-Based Budgeting)
Setiap periode anggaran dimulai dari nol, mengharuskan semua pengeluaran dibenarkan secara terpisah, bukan hanya berdasarkan pengeluaran tahun sebelumnya.
Ruang Lingku Anggaran Sektor Publik
Ruang lingkup anggaran sektor publik mencakup beberapa aspek penting:
1. Perencanaan: Anggaran digunakan sebagai alat perencanaan untuk menentukan kebutuhan masyarakat dan alokasi sumber daya finansial yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
2. Pelaksanaan: Setelah disetujui, anggaran harus dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, dengan pengawasan yang ketat untuk memastikan akuntabilitas.
3. Pelaporan dan Akuntabilitas: Anggaran sektor publik harus dilaporkan kepada masyarakat untuk memastikan transparansi dan pertanggungjawaban pemerintah atas penggunaan dana publik.
4. Pengawasan: Proses penganggaran harus diawasi oleh lembaga independen untuk memastikan bahwa dana digunakan secara efisien dan efektif sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan
NPM: 2313031060
Jenis-jenis anggaran sektor publik dan ruang lingkupnya, yaitu
1. Anggaran Operasional (Current Budget)
Anggaran operasional digunakan untuk merencanakan pengeluaran rutin dalam menjalankan pemerintahan. Contoh pengeluaran yang termasuk dalam anggaran ini adalah belanja administrasi dan pemeliharaan.
2. Anggaran Modal (Capital Budget)
Menunjukkan rencana jangka panjang untuk pembelaanjaan atas aset tetap seperti gedung, kendaraan, dan peralatan. Pengeluaran ini memiliki manfaat lebih dari satu tahun dan berkontribusi pada peningkatan kekayaan organisasi.
3. Anggaran Berbasis Kinerja
Mengutamakan hasil atau output dari pengeluaran anggaran, bertujuan untuk meningkatan efisiensi dan efektivitas penggunaan dana.
4. Anggaran Incremental (Incremental Budgeting)
Metode penganggaran yang menyesuaikan anggaran sebelumnya dengan menambahkan persentase tertentu untuk periode berikutnya, sering kali tidak mempertimbangkan perubahan kondisi atau kebutuhan.
5. Anggaran Program (Program Budgeting)
Fokus pada program-program tertentu dengan alokasi dana berdasarkan tujuan program tersebut, memungkinkan penilaian kinerja berdasarkan hasil yang dicapai.
6. Anggaran Dasar Nol (Zero-Based Budgeting)
Setiap periode anggaran dimulai dari nol, mengharuskan semua pengeluaran dibenarkan secara terpisah, bukan hanya berdasarkan pengeluaran tahun sebelumnya.
Ruang Lingku Anggaran Sektor Publik
Ruang lingkup anggaran sektor publik mencakup beberapa aspek penting:
1. Perencanaan: Anggaran digunakan sebagai alat perencanaan untuk menentukan kebutuhan masyarakat dan alokasi sumber daya finansial yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
2. Pelaksanaan: Setelah disetujui, anggaran harus dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, dengan pengawasan yang ketat untuk memastikan akuntabilitas.
3. Pelaporan dan Akuntabilitas: Anggaran sektor publik harus dilaporkan kepada masyarakat untuk memastikan transparansi dan pertanggungjawaban pemerintah atas penggunaan dana publik.
4. Pengawasan: Proses penganggaran harus diawasi oleh lembaga independen untuk memastikan bahwa dana digunakan secara efisien dan efektif sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan
Nama : Tria febriana
Npm : 2313031077
Menurut saya anggaran sektor publik merupakan suatu rencana keuangan yang dibuat oleh pemerintah atau badan publik untuk mengatur penerimaan dan pengeluaran selama periode tertentu, umumnya satu tahun anggaran. Anggaran ini merefleksikan arah kebijakan, program pembangunan, serta pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.
Jenis-jenis anggaran publik
1. Anggaran Tradisional (Line-Item Budgeting) Disusun berdasarkan kategori pengeluaran seperti gaji, alat tulis, dan perjalanan dinas, anggaran ini menitikberatkan pada input tanpa mengukur hasil yang dicapai. Umumnya digunakan untuk mengontrol belanja pemerintah di berbagai lembaga dan kementerian, namun dinilai kurang fleksibel dan tidak mencerminkan efektivitas penggunaan anggaran.
2. Anggaran Kinerja (Performance Budgeting) Jenis anggaran ini menghubungkan alokasi dana dengan kinerja atau hasil yang ingin dicapai. Fokus utamanya adalah pada efisiensi dan efektivitas. Biasanya diterapkan untuk menilai keberhasilan program di sektor publik seperti pendidikan, kesehatan, dan pembangunan infrastruktur.
3. Anggaran Program (Program Budgeting) Mengelompokkan belanja berdasarkan program yang memiliki tujuan tertentu, bukan berdasarkan unit organisasi. Anggaran ini digunakan untuk menetapkan prioritas pembangunan dan mempermudah proses pengambilan keputusan berbasis program.
4. Anggaran Berbasis Nol (Zero-Based Budgeting / ZBB) Setiap kegiatan harus dijustifikasi dari awal tanpa mengacu pada anggaran tahun sebelumnya. Pendekatan ini diterapkan untuk meningkatkan efisiensi anggaran dan mencegah pemborosan, terutama dalam konteks reformasi birokrasi atau pembenahan pengelolaan fiskal.
5. Anggaran Surplus, Defisit, dan Berimbang
- Surplus terjadi saat pendapatan lebih besar daripada pengeluaran.
- Defisit terjadi ketika pengeluaran melebihi pendapatan.
- anggaran Berimbang berarti pendapatan setara dengan pengeluaran. Ketiganya mencerminkan kondisi keuangan pemerintah dan digunakan dalam perencanaan ekonomi makro serta kebijakan fiskal.
6. Anggaran Partisipatif, Dalam sistem ini, masyarakat dilibatkan secara langsung dalam penyusunan anggaran. Umumnya diterapkan di tingkat desa atau daerah, dengan tujuan meningkatkan kepercayaan publik dan memperkuat partisipasi warga dalam pembangunan.
7. Anggaran Multiyears (Tahun Jamak) merupakan anggaran untuk proyek jangka menengah atau panjang yang berlangsung lebih dari satu tahun. Biasanya digunakan untuk memastikan keberlanjutan proyek besar seperti pembangunan infrastruktur strategis.
8. Anggaran Terpadu (Integrated Budgeting) mengintegrasikan berbagai jenis belanja, baik operasional maupun modal, dalam satu sistem perencanaan anggaran. Pendekatan ini diterapkan untuk mencegah duplikasi program antar lembaga dan memastikan keselarasan dengan dokumen perencanaan nasional.
Npm : 2313031077
Menurut saya anggaran sektor publik merupakan suatu rencana keuangan yang dibuat oleh pemerintah atau badan publik untuk mengatur penerimaan dan pengeluaran selama periode tertentu, umumnya satu tahun anggaran. Anggaran ini merefleksikan arah kebijakan, program pembangunan, serta pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.
Jenis-jenis anggaran publik
1. Anggaran Tradisional (Line-Item Budgeting) Disusun berdasarkan kategori pengeluaran seperti gaji, alat tulis, dan perjalanan dinas, anggaran ini menitikberatkan pada input tanpa mengukur hasil yang dicapai. Umumnya digunakan untuk mengontrol belanja pemerintah di berbagai lembaga dan kementerian, namun dinilai kurang fleksibel dan tidak mencerminkan efektivitas penggunaan anggaran.
2. Anggaran Kinerja (Performance Budgeting) Jenis anggaran ini menghubungkan alokasi dana dengan kinerja atau hasil yang ingin dicapai. Fokus utamanya adalah pada efisiensi dan efektivitas. Biasanya diterapkan untuk menilai keberhasilan program di sektor publik seperti pendidikan, kesehatan, dan pembangunan infrastruktur.
3. Anggaran Program (Program Budgeting) Mengelompokkan belanja berdasarkan program yang memiliki tujuan tertentu, bukan berdasarkan unit organisasi. Anggaran ini digunakan untuk menetapkan prioritas pembangunan dan mempermudah proses pengambilan keputusan berbasis program.
4. Anggaran Berbasis Nol (Zero-Based Budgeting / ZBB) Setiap kegiatan harus dijustifikasi dari awal tanpa mengacu pada anggaran tahun sebelumnya. Pendekatan ini diterapkan untuk meningkatkan efisiensi anggaran dan mencegah pemborosan, terutama dalam konteks reformasi birokrasi atau pembenahan pengelolaan fiskal.
5. Anggaran Surplus, Defisit, dan Berimbang
- Surplus terjadi saat pendapatan lebih besar daripada pengeluaran.
- Defisit terjadi ketika pengeluaran melebihi pendapatan.
- anggaran Berimbang berarti pendapatan setara dengan pengeluaran. Ketiganya mencerminkan kondisi keuangan pemerintah dan digunakan dalam perencanaan ekonomi makro serta kebijakan fiskal.
6. Anggaran Partisipatif, Dalam sistem ini, masyarakat dilibatkan secara langsung dalam penyusunan anggaran. Umumnya diterapkan di tingkat desa atau daerah, dengan tujuan meningkatkan kepercayaan publik dan memperkuat partisipasi warga dalam pembangunan.
7. Anggaran Multiyears (Tahun Jamak) merupakan anggaran untuk proyek jangka menengah atau panjang yang berlangsung lebih dari satu tahun. Biasanya digunakan untuk memastikan keberlanjutan proyek besar seperti pembangunan infrastruktur strategis.
8. Anggaran Terpadu (Integrated Budgeting) mengintegrasikan berbagai jenis belanja, baik operasional maupun modal, dalam satu sistem perencanaan anggaran. Pendekatan ini diterapkan untuk mencegah duplikasi program antar lembaga dan memastikan keselarasan dengan dokumen perencanaan nasional.
Nama : Ranum Sri Rahayu
NPM : 2313031074
jenis-jenis anggaran sektor publik:
1.Anggaran Dengan Pendekatan Tradisional (Konvensional)
Anggaran dengan pendekatan tradisional adalah metode penganggaran yang paling sederhana dan banyak digunakan. Metode ini berfokus pada pengelompokan pendapatan dan belanja berdasarkan pos-pos tertentu, seperti gaji, peralatan, dan bahan habis pakai. Kelebihan dari anggaran tradisional adalah kemudahan dalam penyusunan dan pengawasan, namun kelemahannya adalah kurangnya keterkaitan antara anggaran dengan tujuan dan hasil yang ingin dicapai. Lingkupnya Fokus pada input (masukan) seperti jumlah uang yang akan dibelanjakan.
2. Anggaran Publik dengan Pendekatan NPM
Pendekatan NPM (New Public Management) dalam anggaran sektor publik
berfokus pada efisiensi, efektivitas, dan responsivitas dalam pengelolaan
anggaran. Pendekatan ini mengadopsi prinsip-prinsip manajemen sektor swasta
untuk meningkatkan kinerja sektor publik. Lingkupnya Menerapkan prinsip manajemen sektor swasta ke dalam sektor publik agar pemerintahan lebih efisien, efektif, dan berorientasi hasil.
3. Zero-Bassed Budgeting (ZZB)
Zero-based budgeting adalah metode anggaran di mana setiap unit atau departemen
memulai dengan anggaran nol dan harus membenarkan semua pengeluaran yang
diajukan. Artinya, setiap biaya harus dirinci dan dijustifikasi dari awal, tanpa
bergantung pada anggaran tahun lalu. Lingkupnya Setiap kegiatan harus dievaluasi dan disusun dari nol setiap periode anggaran.
4. Planning, Programming and Budgeting System (PPBS)
Planning Proramming Budgeting Sytem adalah proses perencanaan, pembuatan
program, dan penganggran yang terkait dalam suata system sebagai kesatuan yang
bulat dan tidak terpisah, yang didalamnya terkandung identifikasi tujuan organisasi
serta permasalahan yang mungkin timbul. Lingkupnya Sistem penganggaran yang mengintegrasikan proses perencanaan (planning), pemrograman (programming), dan penganggaran (budgeting) secara terpadu untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif.
NPM : 2313031074
jenis-jenis anggaran sektor publik:
1.Anggaran Dengan Pendekatan Tradisional (Konvensional)
Anggaran dengan pendekatan tradisional adalah metode penganggaran yang paling sederhana dan banyak digunakan. Metode ini berfokus pada pengelompokan pendapatan dan belanja berdasarkan pos-pos tertentu, seperti gaji, peralatan, dan bahan habis pakai. Kelebihan dari anggaran tradisional adalah kemudahan dalam penyusunan dan pengawasan, namun kelemahannya adalah kurangnya keterkaitan antara anggaran dengan tujuan dan hasil yang ingin dicapai. Lingkupnya Fokus pada input (masukan) seperti jumlah uang yang akan dibelanjakan.
2. Anggaran Publik dengan Pendekatan NPM
Pendekatan NPM (New Public Management) dalam anggaran sektor publik
berfokus pada efisiensi, efektivitas, dan responsivitas dalam pengelolaan
anggaran. Pendekatan ini mengadopsi prinsip-prinsip manajemen sektor swasta
untuk meningkatkan kinerja sektor publik. Lingkupnya Menerapkan prinsip manajemen sektor swasta ke dalam sektor publik agar pemerintahan lebih efisien, efektif, dan berorientasi hasil.
3. Zero-Bassed Budgeting (ZZB)
Zero-based budgeting adalah metode anggaran di mana setiap unit atau departemen
memulai dengan anggaran nol dan harus membenarkan semua pengeluaran yang
diajukan. Artinya, setiap biaya harus dirinci dan dijustifikasi dari awal, tanpa
bergantung pada anggaran tahun lalu. Lingkupnya Setiap kegiatan harus dievaluasi dan disusun dari nol setiap periode anggaran.
4. Planning, Programming and Budgeting System (PPBS)
Planning Proramming Budgeting Sytem adalah proses perencanaan, pembuatan
program, dan penganggran yang terkait dalam suata system sebagai kesatuan yang
bulat dan tidak terpisah, yang didalamnya terkandung identifikasi tujuan organisasi
serta permasalahan yang mungkin timbul. Lingkupnya Sistem penganggaran yang mengintegrasikan proses perencanaan (planning), pemrograman (programming), dan penganggaran (budgeting) secara terpadu untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif.
NAMA: NAZREY ADITYA RIANDI
NPM: 2313031080
KELAS: C
Jenis-jenis anggaran sektorpublik pada dasarnya menggambarkan bagaimana pemerintah mengelola sumber daya keuangannya untuk mencapai tujuan pembangunan dan pelayanan publik. Secara umum, terdapat beberapa jenis anggaran yang sering digunakan. Pertama, anggaran tradisional atau line-item budgeting yang berfokus pada rincian pos pengeluaran berdasarkan jenis belanja, seperti belanja pegawai, barang, dan modal. Lingkupnya terbatas pada pengendalian input dan kepatuhan terhadap aturan, namun kurang menekankan hasil atau kinerja. Kedua, anggaran kinerja atau performance budgeting yang menekankan hubungan antara dana yang digunakan dengan output dan outcome yang dihasilkan. Lingkupnya mencakup efisiensi penggunaan dana dan pencapaian target kinerja organisasi publik. Ketiga, anggaran berbasis nol atau Zero Based Budgeting (ZBB) yang menyusun anggaran dari nol setiap periode dengan menilai kebutuhan dan prioritas program secara rasional, bukan berdasarkan anggaran tahun sebelumnya. Lingkupnya lebih menekankan evaluasi terhadap efektivitas dan relevansi setiap kegiatan. Keempat, anggaran berbasis program atau program budgeting yang mengelompokkan belanja berdasarkan program atau kegiatan utama pemerintah, sehingga memudahkan evaluasi pencapaian tujuan strategis. Terakhir, anggaran berbasis partisipasi atau participatory budgeting yang melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan anggaran. Lingkupnya berfokus pada transparansi, akuntabilitas, dan keterlibatan publik dalam menentukan prioritas pembangunan. Melalui berbagai jenis anggaran tersebut, diharapkan sistem penganggaran sektor publik dapat lebih efisien, responsif, dan berorientasi pada hasil yang bermanfaat bagi masyarakat.
NPM: 2313031080
KELAS: C
Jenis-jenis anggaran sektorpublik pada dasarnya menggambarkan bagaimana pemerintah mengelola sumber daya keuangannya untuk mencapai tujuan pembangunan dan pelayanan publik. Secara umum, terdapat beberapa jenis anggaran yang sering digunakan. Pertama, anggaran tradisional atau line-item budgeting yang berfokus pada rincian pos pengeluaran berdasarkan jenis belanja, seperti belanja pegawai, barang, dan modal. Lingkupnya terbatas pada pengendalian input dan kepatuhan terhadap aturan, namun kurang menekankan hasil atau kinerja. Kedua, anggaran kinerja atau performance budgeting yang menekankan hubungan antara dana yang digunakan dengan output dan outcome yang dihasilkan. Lingkupnya mencakup efisiensi penggunaan dana dan pencapaian target kinerja organisasi publik. Ketiga, anggaran berbasis nol atau Zero Based Budgeting (ZBB) yang menyusun anggaran dari nol setiap periode dengan menilai kebutuhan dan prioritas program secara rasional, bukan berdasarkan anggaran tahun sebelumnya. Lingkupnya lebih menekankan evaluasi terhadap efektivitas dan relevansi setiap kegiatan. Keempat, anggaran berbasis program atau program budgeting yang mengelompokkan belanja berdasarkan program atau kegiatan utama pemerintah, sehingga memudahkan evaluasi pencapaian tujuan strategis. Terakhir, anggaran berbasis partisipasi atau participatory budgeting yang melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan anggaran. Lingkupnya berfokus pada transparansi, akuntabilitas, dan keterlibatan publik dalam menentukan prioritas pembangunan. Melalui berbagai jenis anggaran tersebut, diharapkan sistem penganggaran sektor publik dapat lebih efisien, responsif, dan berorientasi pada hasil yang bermanfaat bagi masyarakat.
NAMA; SUERNA
NPM; 2313031081
Setelah mempelajari tentang sektor publik dari beberapa sumber, dalam hal ini saya memiliki opini, bahwa dalam sektor publik terdapat beberapa jenis anggaran yang digunakan pemerintah sesuai dengan tujuan, fungsi, dan kebutuhannya. Setiap jenis anggaran memiliki karakteristik dan lingkup penerapan yang berbeda, tergantung pada sistem pengelolaan keuangan yang digunakan serta orientasi kebijakan publik yang ingin dicapai.
1. Anggaran Tradisional (Line Item Budgeting)
Jenis anggaran ini menitikberatkan pada rincian pengeluaran berdasarkan jenis belanja, seperti belanja pegawai, belanja barang, dan belanja modal. Fokus utamanya adalah kepatuhan terhadap aturan dan efisiensi dalam penggunaan dana. Lingkupnya lebih terbatas pada pengawasan administratif, sehingga belum berorientasi pada hasil atau kinerja.
2. Anggaran Kinerja (Performance Budgeting)
Anggaran ini mengaitkan antara dana yang digunakan dengan hasil (output dan outcome) yang ingin dicapai. Tujuannya agar penggunaan anggaran lebih efisien dan terukur. Lingkupnya mencakup perencanaan, pelaksanaan, serta evaluasi berbasis kinerja untuk memastikan setiap program pemerintah memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
3. Anggaran Program (Program Budgeting)
Berfokus pada penyusunan anggaran berdasarkan program dan kegiatan pemerintah, bukan berdasarkan jenis belanja. Lingkupnya meliputi penentuan prioritas program, alokasi sumber daya, serta evaluasi keberhasilan setiap program secara menyeluruh.
4. Anggaran Berbasis Nol (Zero-Based Budgeting / ZBB)
Dalam sistem ini, setiap unit organisasi harus memulai proses penganggaran dari nol setiap tahun. Artinya, setiap kegiatan harus dijustifikasi kembali dan tidak otomatis mendapatkan anggaran seperti tahun sebelumnya. Lingkupnya mencakup seluruh proses perencanaan dan evaluasi agar anggaran hanya dialokasikan pada kegiatan yang benar-benar penting dan produktif.
5. Anggaran Partisipatif (Participatory Budgeting)
Jenis anggaran ini melibatkan masyarakat secara langsung dalam proses perencanaan dan pengawasan anggaran publik. Lingkupnya meliputi forum diskusi publik, konsultasi masyarakat, dan transparansi informasi anggaran. Tujuannya adalah meningkatkan akuntabilitas dan rasa memiliki masyarakat terhadap kebijakan pemerintah.
6. Anggaran Berimbang (Balanced Budget)
Jenis anggaran ini menuntut agar jumlah pengeluaran pemerintah tidak melebihi pendapatannya. Lingkupnya lebih pada stabilitas fiskal dan tanggung jawab keuangan, agar tidak terjadi defisit yang terlalu besar.
Secara keseluruhan, saya bisa menyimpulkan bahwa berbagai jenis anggaran dalam sektor publik saling melengkapi. Pemerintah tidak hanya perlu menekankan pada aspek kepatuhan administratif seperti dalam anggaran tradisional, tetapi juga harus mengutamakan hasil, efisiensi, partisipasi masyarakat, dan transparansi publik agar sistem penganggaran benar-benar mendukung tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).
NPM; 2313031081
Setelah mempelajari tentang sektor publik dari beberapa sumber, dalam hal ini saya memiliki opini, bahwa dalam sektor publik terdapat beberapa jenis anggaran yang digunakan pemerintah sesuai dengan tujuan, fungsi, dan kebutuhannya. Setiap jenis anggaran memiliki karakteristik dan lingkup penerapan yang berbeda, tergantung pada sistem pengelolaan keuangan yang digunakan serta orientasi kebijakan publik yang ingin dicapai.
1. Anggaran Tradisional (Line Item Budgeting)
Jenis anggaran ini menitikberatkan pada rincian pengeluaran berdasarkan jenis belanja, seperti belanja pegawai, belanja barang, dan belanja modal. Fokus utamanya adalah kepatuhan terhadap aturan dan efisiensi dalam penggunaan dana. Lingkupnya lebih terbatas pada pengawasan administratif, sehingga belum berorientasi pada hasil atau kinerja.
2. Anggaran Kinerja (Performance Budgeting)
Anggaran ini mengaitkan antara dana yang digunakan dengan hasil (output dan outcome) yang ingin dicapai. Tujuannya agar penggunaan anggaran lebih efisien dan terukur. Lingkupnya mencakup perencanaan, pelaksanaan, serta evaluasi berbasis kinerja untuk memastikan setiap program pemerintah memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
3. Anggaran Program (Program Budgeting)
Berfokus pada penyusunan anggaran berdasarkan program dan kegiatan pemerintah, bukan berdasarkan jenis belanja. Lingkupnya meliputi penentuan prioritas program, alokasi sumber daya, serta evaluasi keberhasilan setiap program secara menyeluruh.
4. Anggaran Berbasis Nol (Zero-Based Budgeting / ZBB)
Dalam sistem ini, setiap unit organisasi harus memulai proses penganggaran dari nol setiap tahun. Artinya, setiap kegiatan harus dijustifikasi kembali dan tidak otomatis mendapatkan anggaran seperti tahun sebelumnya. Lingkupnya mencakup seluruh proses perencanaan dan evaluasi agar anggaran hanya dialokasikan pada kegiatan yang benar-benar penting dan produktif.
5. Anggaran Partisipatif (Participatory Budgeting)
Jenis anggaran ini melibatkan masyarakat secara langsung dalam proses perencanaan dan pengawasan anggaran publik. Lingkupnya meliputi forum diskusi publik, konsultasi masyarakat, dan transparansi informasi anggaran. Tujuannya adalah meningkatkan akuntabilitas dan rasa memiliki masyarakat terhadap kebijakan pemerintah.
6. Anggaran Berimbang (Balanced Budget)
Jenis anggaran ini menuntut agar jumlah pengeluaran pemerintah tidak melebihi pendapatannya. Lingkupnya lebih pada stabilitas fiskal dan tanggung jawab keuangan, agar tidak terjadi defisit yang terlalu besar.
Secara keseluruhan, saya bisa menyimpulkan bahwa berbagai jenis anggaran dalam sektor publik saling melengkapi. Pemerintah tidak hanya perlu menekankan pada aspek kepatuhan administratif seperti dalam anggaran tradisional, tetapi juga harus mengutamakan hasil, efisiensi, partisipasi masyarakat, dan transparansi publik agar sistem penganggaran benar-benar mendukung tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).
Nama: Ika Rahmadhani
NPM: 2313031072
1. Anggaran Tradisional (Line-Item Budgeting)
Lingkup:
Anggaran ini berfokus pada pengendalian input dan kepatuhan administratif, di mana alokasi dana disusun berdasarkan jenis belanja seperti belanja pegawai, barang, dan modal. Lingkup penggunaannya banyak diterapkan pada lembaga pemerintah yang menekankan disiplin fiskal dan kepatuhan terhadap peraturan tanpa menilai hasil atau kinerja kegiatan.
2. Anggaran Kinerja (Performance-Based Budgeting)
Lingkup:
Anggaran ini mengaitkan antara alokasi dana dengan kinerja dan hasil yang dicapai (output/outcome). Lingkupnya mencakup penetapan indikator kinerja, target hasil, serta evaluasi efektivitas program. Biasanya digunakan dalam pemerintahan modern yang menerapkan prinsip New Public Management untuk meningkatkan efisiensi dan akuntabilitas publik.
3. Anggaran Berbasis Program (Program Budgeting)
Lingkup:
Fokusnya pada tujuan dan kegiatan program yang akan dicapai oleh suatu instansi. Setiap program memiliki tujuan, sasaran, dan sumber daya yang dialokasikan secara jelas. Lingkup penggunaannya berada pada unit kerja atau kementerian yang menjalankan berbagai program pembangunan, sosial, maupun ekonomi.
4. Anggaran Berbasis Nol (Zero-Based Budgeting / ZBB)
Lingkup:
Dalam sistem ini, setiap anggaran disusun mulai dari nol setiap periode, tanpa menggunakan data anggaran sebelumnya. Lingkupnya menuntut justifikasi atau alasan rasional untuk setiap kegiatan yang diusulkan. Cocok digunakan dalam situasi fiskal terbatas atau ketika pemerintah ingin melakukan efisiensi menyeluruh terhadap belanja publik.
5. Anggaran Partisipatif (Participatory Budgeting)
Lingkup:
Jenis anggaran ini melibatkan partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan anggaran. Lingkup penerapannya biasanya pada pemerintah daerah, terutama dalam konteks pembangunan berbasis masyarakat untuk meningkatkan transparansi, keadilan, dan rasa memiliki terhadap program publik.
6. Anggaran Surplus dan Defisit
Lingkup:
Anggaran surplus terjadi bila pendapatan pemerintah lebih besar dari belanja, sedangkan defisit terjadi jika belanja lebih besar dari pendapatan. Lingkupnya berada pada manajemen fiskal makro, yaitu pengelolaan keseimbangan antara penerimaan dan pengeluaran negara untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional.
7. Anggaran Berbasis Kinerja Terpadu (Integrated Performance Budgeting)
Lingkup:
Jenis ini menggabungkan unsur program budgeting dan performance budgeting, sehingga setiap program pemerintah diukur berdasarkan capaian hasil dan indikator kinerja utama. Lingkup penerapannya biasanya pada reformasi birokrasi dan sistem penganggaran modern, seperti yang diatur dalam sistem perencanaan pembangunan nasional (misalnya di Indonesia melalui Rencana Kerja Pemerintah).
NPM: 2313031072
1. Anggaran Tradisional (Line-Item Budgeting)
Lingkup:
Anggaran ini berfokus pada pengendalian input dan kepatuhan administratif, di mana alokasi dana disusun berdasarkan jenis belanja seperti belanja pegawai, barang, dan modal. Lingkup penggunaannya banyak diterapkan pada lembaga pemerintah yang menekankan disiplin fiskal dan kepatuhan terhadap peraturan tanpa menilai hasil atau kinerja kegiatan.
2. Anggaran Kinerja (Performance-Based Budgeting)
Lingkup:
Anggaran ini mengaitkan antara alokasi dana dengan kinerja dan hasil yang dicapai (output/outcome). Lingkupnya mencakup penetapan indikator kinerja, target hasil, serta evaluasi efektivitas program. Biasanya digunakan dalam pemerintahan modern yang menerapkan prinsip New Public Management untuk meningkatkan efisiensi dan akuntabilitas publik.
3. Anggaran Berbasis Program (Program Budgeting)
Lingkup:
Fokusnya pada tujuan dan kegiatan program yang akan dicapai oleh suatu instansi. Setiap program memiliki tujuan, sasaran, dan sumber daya yang dialokasikan secara jelas. Lingkup penggunaannya berada pada unit kerja atau kementerian yang menjalankan berbagai program pembangunan, sosial, maupun ekonomi.
4. Anggaran Berbasis Nol (Zero-Based Budgeting / ZBB)
Lingkup:
Dalam sistem ini, setiap anggaran disusun mulai dari nol setiap periode, tanpa menggunakan data anggaran sebelumnya. Lingkupnya menuntut justifikasi atau alasan rasional untuk setiap kegiatan yang diusulkan. Cocok digunakan dalam situasi fiskal terbatas atau ketika pemerintah ingin melakukan efisiensi menyeluruh terhadap belanja publik.
5. Anggaran Partisipatif (Participatory Budgeting)
Lingkup:
Jenis anggaran ini melibatkan partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan anggaran. Lingkup penerapannya biasanya pada pemerintah daerah, terutama dalam konteks pembangunan berbasis masyarakat untuk meningkatkan transparansi, keadilan, dan rasa memiliki terhadap program publik.
6. Anggaran Surplus dan Defisit
Lingkup:
Anggaran surplus terjadi bila pendapatan pemerintah lebih besar dari belanja, sedangkan defisit terjadi jika belanja lebih besar dari pendapatan. Lingkupnya berada pada manajemen fiskal makro, yaitu pengelolaan keseimbangan antara penerimaan dan pengeluaran negara untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional.
7. Anggaran Berbasis Kinerja Terpadu (Integrated Performance Budgeting)
Lingkup:
Jenis ini menggabungkan unsur program budgeting dan performance budgeting, sehingga setiap program pemerintah diukur berdasarkan capaian hasil dan indikator kinerja utama. Lingkup penerapannya biasanya pada reformasi birokrasi dan sistem penganggaran modern, seperti yang diatur dalam sistem perencanaan pembangunan nasional (misalnya di Indonesia melalui Rencana Kerja Pemerintah).
Nama: Lusi Yana Agustina
NPM: 2313031069
Kelas: C
Menurut yang saya baca dari beberapa referensi jenis-jenis anggaran sektor publik dan penjelasan lingkupnya adalah sebagai berikut:
1. Anggaran tradisional (line-item budgeting)
-Ciri-ciri: Anggaran ini disusun berdasarkan jenis atau objek pengeluaran, seperti belanja pegawai, belanja barang, dan belanja modal. Setiap pengeluaran dicatat secara rinci.
-Lingkup: Fokus utamanya adalah pada pengendalian administratif dan kepatuhan aturan keuangan. Kurang memperhatikan hasil atau manfaat dari kegiatan yang dibiayai. Cocok untuk kontrol internal, tetapi tidak efektif untuk evaluasi kinerja.
2. Anggaran kinerja (performance budgeting)
-Ciri-ciri: Mengaitkan antara alokasi anggaran dengan hasil yang ingin dicapai, baik itu output (hasil langsung) maupun outcome (hasil jangka panjang).
-Lingkup: Digunakan untuk mengukur efisiensi dan efektivitas program pemerintah. Membantu memastikan bahwa pengeluaran negara memberikan manfaat yang jelas.
3. Anggaran program (program budgeting)
-Ciri-ciri: Disusun berdasarkan program-program pembangunan yang menjadi prioritas pemerintah. Setiap program mencakup berbagai kegiatan yang saling mendukung.
-Lingkup: Memberikan pendekatan yang lebih strategis dan terfokus pada tujuan pembangunan. Memungkinkan koordinasi anggaran lintas sektor dan unit kerja.
4. Anggaran berbasis nol (zero-based budgeting)
-Ciri-ciri: Setiap rencana kegiatan harus dijustifikasi dari awal setiap tahun, tanpa mengacu pada anggaran sebelumnya. Tidak ada anggaran yang otomatis disetujui tanpa evaluasi.
-Lingkup: Cocok untuk reformasi anggaran karena menuntut evaluasi menyeluruh terhadap efektivitas dan kebutuhan tiap kegiatan. Namun, memerlukan proses perencanaan yang lebih kompleks dan waktu yang lebih lama.
5. Anggaran berbasis kinerja (performance-based budgeting)
-Ciri-ciri: Gabungan antara pendekatan program dan kinerja. Anggaran dialokasikan berdasarkan indikator kinerja yang telah ditetapkan, serta target hasil yang terukur.
-Lingkup: Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi penggunaan dana publik. Umumnya digunakan dalam sistem penganggaran modern yang berbasis hasil.
6. Anggaran surplus, defisit, dan berimbang
-Ciri-ciri:
>Surplus: jika pendapatan negara lebih besar dari pengeluaran
>Defisit: jika pengeluaran lebih besar dari pendapatan
>Berimbang: jika pendapatan sama dengan pengeluaran
-Lingkup: Menunjukkan posisi fiskal suatu negara. Menjadi dasar dalam pengambilan kebijakan keuangan, termasuk keputusan terkait utang, investasi, atau penghematan.
NPM: 2313031069
Kelas: C
Menurut yang saya baca dari beberapa referensi jenis-jenis anggaran sektor publik dan penjelasan lingkupnya adalah sebagai berikut:
1. Anggaran tradisional (line-item budgeting)
-Ciri-ciri: Anggaran ini disusun berdasarkan jenis atau objek pengeluaran, seperti belanja pegawai, belanja barang, dan belanja modal. Setiap pengeluaran dicatat secara rinci.
-Lingkup: Fokus utamanya adalah pada pengendalian administratif dan kepatuhan aturan keuangan. Kurang memperhatikan hasil atau manfaat dari kegiatan yang dibiayai. Cocok untuk kontrol internal, tetapi tidak efektif untuk evaluasi kinerja.
2. Anggaran kinerja (performance budgeting)
-Ciri-ciri: Mengaitkan antara alokasi anggaran dengan hasil yang ingin dicapai, baik itu output (hasil langsung) maupun outcome (hasil jangka panjang).
-Lingkup: Digunakan untuk mengukur efisiensi dan efektivitas program pemerintah. Membantu memastikan bahwa pengeluaran negara memberikan manfaat yang jelas.
3. Anggaran program (program budgeting)
-Ciri-ciri: Disusun berdasarkan program-program pembangunan yang menjadi prioritas pemerintah. Setiap program mencakup berbagai kegiatan yang saling mendukung.
-Lingkup: Memberikan pendekatan yang lebih strategis dan terfokus pada tujuan pembangunan. Memungkinkan koordinasi anggaran lintas sektor dan unit kerja.
4. Anggaran berbasis nol (zero-based budgeting)
-Ciri-ciri: Setiap rencana kegiatan harus dijustifikasi dari awal setiap tahun, tanpa mengacu pada anggaran sebelumnya. Tidak ada anggaran yang otomatis disetujui tanpa evaluasi.
-Lingkup: Cocok untuk reformasi anggaran karena menuntut evaluasi menyeluruh terhadap efektivitas dan kebutuhan tiap kegiatan. Namun, memerlukan proses perencanaan yang lebih kompleks dan waktu yang lebih lama.
5. Anggaran berbasis kinerja (performance-based budgeting)
-Ciri-ciri: Gabungan antara pendekatan program dan kinerja. Anggaran dialokasikan berdasarkan indikator kinerja yang telah ditetapkan, serta target hasil yang terukur.
-Lingkup: Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi penggunaan dana publik. Umumnya digunakan dalam sistem penganggaran modern yang berbasis hasil.
6. Anggaran surplus, defisit, dan berimbang
-Ciri-ciri:
>Surplus: jika pendapatan negara lebih besar dari pengeluaran
>Defisit: jika pengeluaran lebih besar dari pendapatan
>Berimbang: jika pendapatan sama dengan pengeluaran
-Lingkup: Menunjukkan posisi fiskal suatu negara. Menjadi dasar dalam pengambilan kebijakan keuangan, termasuk keputusan terkait utang, investasi, atau penghematan.