PARTISIPASI

PARTISIPASI

Number of replies: 12
In reply to First post

Re: PARTISIPASI

by Lovita Marcheilla -
Pemikiran tentang pembaharuan pembelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) mencakup:

1. *Pendekatan student-centered*: Fokus pada kegiatan siswa dan pembelajaran aktif.
2. *Integrasi teknologi*: Menggunakan teknologi untuk meningkatkan pembelajaran IPS.
3. *Pembelajaran kontekstual*: Menghubungkan materi IPS dengan kehidupan sehari-hari.
4. *Pengembangan keterampilan*: Fokus pada pengembangan keterampilan analisis, kritis, dan pemecahan masalah.
5. *Pembelajaran berbasis proyek*: Menggunakan proyek untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang IPS.

Tujuan pembaharuan ini adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPS dan membuat siswa lebih aktif dan terlibat dalam proses pembelajaran.
In reply to First post

Re: PARTISIPASI

by Ikhsan Kurniawan -
Assalamualaikum wr wb

Pembaruan pembelajaran PIPS di berbagai negara menekankan pentingnya integrasi antar disiplin ilmu dan pendekatan berbasis inkuiri. Di Amerika Serikat, pembaruan difokuskan pada kurikulum terintegrasi yang didukung oleh organisasi profesional seperti NCSS dan AHA, dengan tujuan mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan pengambilan keputusan. Di Australia, pendekatan inkuiri juga digunakan, dengan siswa sebagai subjek aktif untuk membentuk warga negara yang demokratis. Sementara itu, di Indonesia, pembaruan IPS telah mengalami berbagai perubahan kurikulum sejak 1964 dengan fokus pada integrasi ilmu sosial untuk membentuk karakter dan kompetensi siswa. Namun, pelaksanaannya masih menghadapi kendala seperti keterbatasan kompetensi guru, fasilitas yang minim, dan dominasi metode konvensional dalam pembelajaran.
In reply to Ikhsan Kurniawan

Re: PARTISIPASI

by Dani Syahpitri Ginting -
Terima kasih atas uraian yang sangat informatif dan reflektif mengenai pembaruan pembelajaran IPS di berbagai negara. Saya sangat mengapresiasi bagaimana perbandingan antara pendekatan di Amerika Serikat, Australia, dan Indonesia disampaikan dengan jelas, sehingga membuka wawasan kita tentang pentingnya integrasi disiplin ilmu dan pendekatan inkuiri dalam meningkatkan kualitas pembelajaran IPS.
Khusus untuk konteks Indonesia, saya sepakat bahwa meskipun telah terjadi berbagai pembaruan kurikulum yang menunjukkan arah positif, masih ada tantangan nyata di lapangan, seperti keterbatasan kompetensi guru dan dominasi metode konvensional. Hal ini menjadi catatan penting bagi kita sebagai pendidik untuk terus meningkatkan kapasitas profesional dan mengupayakan inovasi pembelajaran yang lebih kontekstual, aktif, dan bermakna bagi peserta didik.
Semoga semangat pembaruan ini terus mendorong lahirnya generasi yang berpikir kritis, berkarakter, dan mampu berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat.
In reply to Ikhsan Kurniawan

Re: PARTISIPASI

by Trisya Damayanti -
Waalaikumsalam wr. wb.

Penjelasannya sangat menarik. Saya jadi tahu bahwa pembaruan pembelajaran IPS atau PIPS di berbagai negara ternyata fokus pada integrasi ilmu dan pendekatan inkuiri, yaitu cara belajar dengan mendorong siswa untuk bertanya dan mencari tahu sendiri.

Di Amerika Serikat, pembaruan kurikulumnya didukung oleh organisasi profesional dan bertujuan supaya siswa bisa berpikir kritis dan mengambil keputusan secara demokratis. Di Australia juga begitu, siswa didorong untuk aktif dalam pembelajaran supaya bisa menjadi warga negara yang bertanggung jawab.

Sementara itu, di Indonesia, IPS sudah mengalami banyak perubahan sejak tahun 1964. Tujuannya pun sama, yaitu membentuk karakter dan kompetensi siswa. Tapi ternyata masih ada tantangan di lapangan, seperti keterbatasan guru, fasilitas yang belum memadai, dan masih sering digunakannya metode pembelajaran yang lama dan kurang variatif.

Menurut saya, ini jadi masukan penting bahwa inovasi dalam pembelajaran IPS harus terus dilakukan agar siswa lebih aktif, kritis, dan siap menghadapi dunia nyata.
In reply to First post

Re: PARTISIPASI

by Arin Arianingsih -
Pembaharuan pembelajaran IPS menekankan pentingnya pendekatan yang kontekstual, interaktif, dan berbasis pada kehidupan nyata agar siswa lebih kritis, aktif, dan mampu menghadapi tantangan sosial di era global.
In reply to First post

Re: PARTISIPASI

by Fadila Hanum -
Saya sangat setuju dengan pemikiran tentang pembaharuan pembelajaran IPS sebagaimana yang disampaikan. Melihat kondisi Indonesia saat ini, di mana tantangan sosial, budaya, dan lingkungan semakin kompleks, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student-centered) menjadi sangat relevan untuk mendorong partisipasi aktif dan membangun kemandirian belajar. Integrasi teknologi juga menjadi kebutuhan mendesak di era digital ini, agar siswa lebih akrab dengan sumber informasi yang luas dan mampu menggunakannya secara bijak. Pembelajaran kontekstual sangat penting untuk mengaitkan materi dengan realitas kehidupan sehari-hari, seperti isu keberagaman, kemiskinan, atau perubahan iklim. Pengembangan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah juga harus menjadi prioritas agar siswa tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu mengambil peran dalam menyelesaikan masalah di masyarakat. Selain itu, pembelajaran berbasis proyek sangat efektif untuk menumbuhkan kolaborasi, tanggung jawab, dan kepekaan sosial. Oleh karena itu, pembaharuan ini merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan IPS di Indonesia agar lebih relevan, adaptif, dan memberdayakan siswa sebagai agen perubahan.
In reply to First post

Re: PARTISIPASI

by Lisa Damayanti -
Asalammualaikum
Perkembangan pembelajaran IPS di berbagai negara menunjukkan kecenderungan ke arah integrasi ilmu sosial dan penerapan pendekatan inkuiri sebagai strategi utama. Di Amerika Serikat, reformasi kurikulum IPS diarahkan pada pembelajaran lintas disiplin yang mendorong siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, didukung oleh lembaga seperti National Council for the Social Studies (NCSS) dan American Historical Association (AHA). Di Australia, pembelajaran IPS berorientasi pada model inkuiri di mana siswa diberdayakan sebagai agen aktif dalam memahami isu-isu sosial, dengan tujuan menanamkan nilai-nilai demokrasi dan tanggung jawab warga negara. Di Indonesia, pembelajaran IPS telah mengalami dinamika kurikulum sejak era 1960-an, dengan penekanan pada integrasi berbagai cabang ilmu sosial untuk membentuk karakter serta kecakapan abad ke-21. Meski demikian, implementasi di lapangan masih menemui tantangan, seperti rendahnya kemampuan pedagogis guru, keterbatasan infrastruktur pendukung, dan masih kuatnya penerapan pembelajaran satu arah yang berpusat pada guru.