FORUM DISKUSI KELOMPOK 4

FORUM DISKUSI KELOMPOK 4

Number of replies: 15


                                                                                       A

Forum ini disediakan untuk berdiskusi dan berbagi mengenai materi PEMBELAJARAN IPS yang sedang dipelajari. 

Silahkan berpartisipasi aktif pada forum ini untuk memperdalam pemahaman Saudara mengenai materi yang telah disampaikan di atas.

Petunjuk diskusi kelompok:

  1. Kelompok yang mendapatkan giliran untuk memaparkan materi  sesuai dengan Topik Bahasan menyiapkan makalah dan media presentasi berupa PPT untuk diunggah dalam forum ini. Cara mengunggah: klik reply, lalu ketik nama kelompok. Kemudian, unggah file Makalah dan PPT dengan mengklik advanced seperti gambar di bawah.
  2. Mahasiswa lainnya pada hari pertemuan memahami materi presentasi dan materi makalah dan dipersilahkan untuk bertanya,  terkait materi tersebut atau hal-hal lain yang berhubungan dengan materi yang ditampilkan oleh pemateri. Cara bertanya dan berdiskusi: Mahasiswa me-reply pada topik yang disediakan kemudian menuliskan nama dan NPM serta pertanyaan atau berupa tanggapan.
  3. Kelompok pemateri merangkum pertanyaan dan jawaban pada akhir pembelajaran dan dikirimkan di form diskusi ini.
  4. Selamat berdiskusi dan tetap semangat.

zz





In reply to First post

Re: FORUM DISKUSI KELOMPOK 4

by Alvina Elysia Rizky -

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh selamat pagi Ibu Deviyanti Pangestu, M.Pd. dan Bapak Tegar Pambudi, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Pembelajaran IPS SD.

Kami dari kelompok 4 kelas 3F yang beranggotakan :

1. Selly Meita Safira 2313053167

2. Desti Rahmawati 2313053176

3. Dita Fadila Aida Fitri 2313053187

4. Alvina Elysia Rizky 2313053190

5. Nia Sartika Ningsih 2313053193

Izin mengumpulkan tugas Pembelajaran IPS SD Bu
Berikut link gdrive nya :

https://drive.google.com/folderview?id=1a8JUtDZr5uB_aI7bnAWIsK48pMY6yeEU

Demikian, saya mengucapkan terima kasih.

In reply to Alvina Elysia Rizky

Re: FORUM DISKUSI KELOMPOK 4

by Zahrah Umi Hasanah -
NAMA : ZAHRAH UMI HASANAH
KELAS : 3F

Izin bertanya,
Sebagai calon guru di Sekolah Dasar, bagaimana teknik atau cara kalian dalam memberikan pemahaman kepada peserta didik Sekolah Dasar mengenai pentingnya menjaga norma-norma sosial dan budaya tanpa melanggar hak-hak yang ada dan bagaimana cara kalian mengajak mereka untuk menjadi siswa yang positif dilingkungannya?
Terimakasih
In reply to Zahrah Umi Hasanah

Re: FORUM DISKUSI KELOMPOK 4

by Alvina Elysia Rizky -
Nama: Alvina Elysia Rizky
NPM: 2313053190

Baik terimakasih Zahrah atas pertanyaannya.
Izin menjawab, sebagai calon guru di Sekolah Dasar, ada beberapa teknik yang bisa kita gunakan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang pentingnya menjaga norma-norma sosial dan budaya, tanpa melanggar hak-hak mereka. Berikut adalah cara kami dalam memberikan pemahaman kepada peserta didik.

1. Pendekatan Berbasis Cerita dan Permainan
Menggunakan cerita atau dongeng yang mengandung pesan-pesan tentang norma-norma sosial dan budaya. Misalnya, cerita rakyat yang menekankan pentingnya gotong royong, saling menghormati, atau menghargai perbedaan. Cerita ini akan membantu anak memahami konsep dengan cara yang mudah dicerna. Dan dengan permainan seperti role-playing (bermain peran) bisa digunakan untuk membuat siswa mengalami situasi sosial tertentu, sehingga mereka bisa merasakan pentingnya menjaga norma dan menghormati hak orang lain.
2. Diskusi Kelompok Terbuka
Kami akan mengajak siswa untuk berdiskusi tentang norma sosial di lingkungan mereka. Misalnya, apa yang mereka pahami tentang sopan santun, bagaimana cara bersikap di sekolah, atau di rumah. Ini membuka ruang bagi siswa untuk berpikir kritis tentang bagaimana norma-norma tersebut mempengaruhi kehidupan sehari-hari mereka. Lalu, presentasikan situasi nyata atau skenario sederhana di mana norma-norma sosial dilanggar. Diskusikan bersama apa akibatnya, bagaimana seharusnya mereka bertindak, dan bagaimana hal ini terkait dengan hak-hak orang lain.
3. Penguatan Melalui Contoh Sehari-hari
Sebagai guru, Anda harus menjadi contoh teladan bagi siswa. Tunjukkan perilaku menghargai orang lain, berbicara dengan sopan, dan menghargai budaya yang berbeda. Anak-anak biasanya belajar lebih banyak dari apa yang mereka lihat daripada apa yang mereka dengar.

Dengan beberapa cara ini, pemahaman tentang norma sosial dan budaya dapat dibangun secara positif, tanpa mengabaikan hak-hak pribadi siswa. Kuncinya adalah mengajarkan dengan cara yang inklusif, interaktif, dan memberikan ruang bagi siswa untuk mengeksplorasi dan menginternalisasi nilai-nilai tersebut.

Dan kami sebagai calon pendidik akan melakukan beberapa cara untuk mengajak peserta didik untuk menjadi individu yang positif di lingkungan sekolah, yaitu sebagai berikut.
1. Penguatan Positif: Beri penghargaan atau pujian ketika siswa menunjukkan sikap baik, seperti disiplin, sopan santun, dan saling membantu. Ini bisa dalam bentuk kata-kata pujian, stiker, atau penghargaan sederhana.
2. Menjadi Teladan: Guru menjadi contoh perilaku positif, seperti sabar, adil, dan menghargai setiap siswa. Anak-anak cenderung meniru apa yang mereka lihat dari orang dewasa di sekitar mereka.
3. Kegiatan Kolaboratif: Libatkan siswa dalam kegiatan yang mengajarkan tanggung jawab, seperti proyek kelas, tugas kelompok, atau kegiatan sosial di sekolah, seperti kebersihan bersama.
4. Diskusi dan Refleksi: Ajak siswa berdiskusi tentang perasaan mereka atau situasi sosial tertentu, serta refleksi mingguan untuk mengevaluasi perilaku mereka, baik di sekolah maupun di rumah.
5. Pengajaran Keterampilan Sosial: Ajarkan keterampilan komunikasi, empati, dan cara menyelesaikan konflik dengan baik, sehingga siswa tahu bagaimana berinteraksi secara positif dengan teman-teman mereka.

Cara ini mungkin terlihat sederhana, tetapi efektif untuk membentuk siswa yang bertanggung jawab dan positif di lingkungan sekolah.

Sekian jawaban yang dapat saya sampaikan, terimakasih.
In reply to Alvina Elysia Rizky

Re: FORUM DISKUSI KELOMPOK 4

by Putri Ayu Bestari -
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,sebelumnya perkenalkan saya
Nama : Putri Ayu Bestari
Npm : 2313053177

Izin bertanya
Menurut pendapat kalian apakah ada masalah lain dalam aspek masalah sosial budaya dalam pembelajaran ips? Jika ada, apa sajakah masalah lain yang harus dihadapi selain point-point yang telah kalian sampaikan?jika tidak berikan alasannya.
In reply to Putri Ayu Bestari

Re: FORUM DISKUSI KELOMPOK 4

by Desti Rahmawati -
Baik sebelumnya terimakasih Putri atas Pertanyaannya, Izin memperkenalkan diri
Nama : Desti Rahmawati
NPM : 2313053176

Izin menjawab pertanyaan dari Putri Ayu Bestari,
Ya, masih ada beberapa masalah lain dalam aspek sosial budaya dalam pembelajaran IPS selain yang telah dijelaskan dalam makalah kami. Berikut adalah beberapa contohnya:

1. Kesenjangan Digital dan Akses terhadap Teknologi
Akses terbatas terhadap teknologi (internet, komputer, literasi digital) menghambat siswa, terutama di daerah terpencil.

2. ⁠Kurangnya Keterlibatan Orang Tua dan Masyarakat
Kurangnya komunikasi dan kolaborasi dalam membahas isu sosial budaya.

3. ⁠Kurangnya Pendekatan Holistik
Pembelajaran IPS terlalu fokus pada disiplin ilmu terpisah, mengabaikan integrasi aspek sosial budaya.

4. ⁠Kurangnya Kesadaran dan Sensitivitas terhadap Isu Gender dan Inklusi
Kurangnya perhatian terhadap isu gender, inklusi, dan keragaman budaya dalam pembelajaran.

Masalah-masalah ini perlu mendapat perhatian serius untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPS dan memastikan bahwa siswa dapat memahami dan mengatasi isu sosial budaya secara efektif. Solusi yang komprehensif diperlukan untuk mengatasi tantangan sosial budaya dalam pembelajaran IPS. Pendekatan yang inovatif, holistik, dan inklusif, serta kolaborasi antara guru, orang tua, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya sangat diperlukan untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan memastikan bahwa semua siswa mendapatkan kesempatan yang sama untuk belajar dan berkembang.

Sekian jawaban yang dapat saya sampaikan, Terimakasih.
In reply to Alvina Elysia Rizky

Re: FORUM DISKUSI KELOMPOK 4

by Melia Devina -
Nama : MELIA DEVINA
NPM : 2313053180

Izin bertanyaa...
Menurut kalian, seberapa efektif pendekatan holistik dan adaptif dalam kurikulum IPS untuk mengatasi tantangan sosial budaya yang dihadapi siswa? Apakah ada metode lain yang mungkin lebih efektif? Dan jika ada Mengapa di katakan lebih efektif..

Terimakasiih
In reply to Melia Devina

Re: FORUM DISKUSI KELOMPOK 4

by selly meita safira -
Nama : Selly Meita Safira
Npm : 2313053167

baik terima kasih kepada Melia atas pernyataannya, izin menjawab:

Pendekatan holistik dan adaptif dalam kurikulum IPS dapat menjadi sangat efektif untuk mengatasi tantangan sosial budaya yang dihadapi siswa.

Karena, pendekatan holistik memandang pendidikan sebagai proses yang mencakup berbagai aspek perkembangan manusia, tidak hanya aspek akademis tetapi juga emosional, sosial, dan keterampilan hidup. Hal-hal ini memungkinkan kurikulum IPS untuk tidak harus fokus pada transfer pengetahuan, tetapi juga pada pengembangan karakter, nilai-nilai, dan keterampilan sosial siswa. serta komponen-komponen penting dalam pendekatan holistik, seperti integrasi antar mata pelajaran, pengembangan emosional dan sosial, serta pembelajaran berbasis proyek, dapat membantu siswa memahami konteks pembelajaran dalam kehidupan nyata dan mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan sosial budaya.

Sedangkan pendekatan adaptif memungkinkan kurikulum IPS untuk disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik siswa yang beragam, termasuk tantangan sosial budaya yang mereka hadapi. dengan pendekatan adaptif, guru dapat merancang pembelajaran yang responsif terhadap kebutuhan dan latar belakang siswa, sehingga dapat lebih efektif dalam membantu siswa mengatasi tantangan sosial budaya.

Selain pendekatan holistik dan adaptif, metode lain yang mungkin lebih efektif adalah: Pembelajaran Berbasis Masalah, metode ini dapat membantu siswa mengidentifikasi dan memecahkan masalah-masalah sosial budaya yang relevan dengan kehidupan mereka dan dengan terlibat langsung dalam proses pemecahan masalah, siswa dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan kolaborasi yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan sosial budaya.

Secara keseluruhan, pendekatan holistik dan adaptif dalam kurikulum IPS dapat menjadi sangat efektif untuk mengatasi tantangan sosial budaya yang dihadapi siswa. Metode lain seperti pembelajaran berbasis masalah juga dapat menjadi pendekatan yang efektif, karena memungkinkan siswa untuk terlibat secara langsung dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalah-masalah sosial budaya yang relevan dengan kehidupan mereka.
In reply to Alvina Elysia Rizky

Re: FORUM DISKUSI KELOMPOK 4

by RATNA AYU ANTIKA PURI -
Nama: Ratna Ayu Antika Puri
NPM: 2313053189

Izin bertanya
Berdasarkan materi yang telah kalian sampaikan, terdapat masalah sosial budaya dalam pembelajaran IPS, salah satunya adalah sikap disruptif siswa. Jika di masa depan kalian menjadi guru dan menghadapi peserta didik dengan sikap tersebut, bagaimana cara kalian mengatasinya?

Terimakasih
In reply to RATNA AYU ANTIKA PURI

Re: FORUM DISKUSI KELOMPOK 4

by Nia Sartika ningsih -
Nama : Nia Sartika Ningsih
Npm : 2313053193

Baik sebelumnya terimakasih kepada saudari Ratna atas pertanyaannya,

Izin menjawab bagaimana cara kami mengatasi jika kami menemukan siswa yang memiliki Sikap Disruptif tersebut.

Berdasarkan materi yang telah disampaikan, sikap disruptif siswa merupakan salah satu masalah sosial budaya yang dihadapi dalam pembelajaran IPS. Hal ini dapat menghambat proses belajar mengajar dan menciptakan suasana kelas yang tidak kondusif.

Jika di masa depan kami menjadi seorang guru dan menghadapi peserta didik dengan sikap tersebut, kami akan berupaya mengatasinya dengan pendekatan yang holistik dan berfokus pada akar permasalahan.

Dengan memahami mengapa siswa bersikap disruptif. Beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebabnya antara lain, kurangnya motivasi, Ketidakmampuan memahami materi, Masalah pribadi, dll.
Setelah kami memahami akar permasalahannya, kami akan menerapkan strategi yang tepat untuk mengatasi sikap disruptif siswa.
1. Dengan Membangun hubungan yang positif dan saling menghormati dengan siswa adalah kunci dalam mengatasi sikap disruptif. Kami akan berusaha memahami siswa sebagai individu, mendengarkan mereka, dan menunjukkan empati terhadap kesulitan yang mereka hadapi.
2. Kemudian kami akan Menciptakan suasana belajar yang kondusif karena Suasana belajar yang kondusif dapat memotivasi siswa untuk belajar dan mengurangi perilaku disruptif. Kami akan menciptakan suasana kelas yang positif, menarik, dan interaktif dengan menggunakan berbagai metode pembelajaran yang inovatif dan melibatkan siswa secara aktif.
3. Selanjutnya kami akan mendorong siswa untuk memiliki rasa kepemilikan terhadap kelas dan pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan mereka dalam proses pengambilan keputusan, seperti memilih topik pembelajaran atau menentukan aturan kelas.
4. Kami akan Memberikan kesempatan untuk mengekspresikan diri karena Siswa yang merasa tidak didengarkan atau tidak memiliki kesempatan untuk mengekspresikan diri mungkin akan mencari perhatian dengan cara yang negatif. Kami akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berbagi ide, pendapat, dan perasaan mereka melalui berbagai kegiatan seperti diskusi kelompok, presentasi, atau karya tulis.
5. Kami akan Memberikan Konsekuensi yang adil dan konsisten dapat membantu siswa memahami bahwa perilaku disruptif tidak dapat diterima. Kami akan memberikan konsekuensi yang sesuai dengan tingkat pelanggaran dan selalu berusaha menjaga hubungan positif dengan siswa.
6. Dan yang terakhir kami akan Kolaborasi dengan orang tua dan pihak sekolah, karena Orang tua dan pihak sekolah memiliki peran penting dalam membantu mengatasi sikap disruptif siswa. Saya akan menjalin komunikasi yang terbuka dengan orang tua dan pihak sekolah untuk membahas perkembangan siswa dan mencari solusi bersama.

Mengatasi sikap disruptif siswa dalam pembelajaran membutuhkan kesabaran, ketekunan, dan pendekatan yang holistik. Dengan memahami akar permasalahan, menerapkan strategi yang tepat, dan menjalin komunikasi yang baik dengan siswa, orang tua, dan pihak sekolah, kami yakin dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif dan membantu siswa mencapai potensi terbaik mereka.
In reply to Alvina Elysia Rizky

Re: FORUM DISKUSI KELOMPOK 4

by Linda Sukmawati -
Sebelumnya perkenalkan nama saya Linda Sukmawati, NPM 2313053166 izin bertanya

Bagaimana perubahan yang sangat cepat di era globalisasi, khususnya dalam bidang Sains dan Teknologi, mempengaruhi proses pembelajaran di sekolah, terutama dalam konteks pergantian kurikulum dari KTSP ke Kurikulum 2013?
In reply to Linda Sukmawati

Re: FORUM DISKUSI KELOMPOK 4

by Alvina Elysia Rizky -
Nama: Alvina Elysia Rizky
NPM: 2313053190

Baik terimakasih Linda atas pertanyaannya.
Izin menjawab,
Perubahan yang terjadi dengan cepat di era globalisasi, terutama dalam bidang sains dan teknologi, memberikan dampak yang signifikan terhadap proses pembelajaran di sekolah. Salah satu perubahan yang paling mencolok di Indonesia adalah peralihan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ke Kurikulum 2013. Berikut adalah beberapa pengaruh yang ditimbulkan oleh perkembangan sains dan teknologi terhadap pembelajaran dan implementasi kurikulum ini berdasarkan fakta yang ada:
1. Integrasi Teknologi dalam Pembelajaran
Dengan perkembangan teknologi yang pesat, Kurikulum 2013 menuntut adanya integrasi teknologi ke dalam proses pembelajaran. Jika sebelumnya KTSP lebih menekankan metode pembelajaran tradisional, seperti ceramah dan hafalan, Kurikulum 2013 mengharapkan siswa dan guru menggunakan teknologi seperti komputer, tablet, dan perangkat lainnya dalam kegiatan belajar. Ini bertujuan agar siswa mampu beradaptasi dengan tuntutan zaman yang semakin digital, sehingga mereka lebih siap menghadapi dunia yang mengandalkan teknologi.
2. Penekanan pada Keterampilan Abad 21
Dalam era globalisasi, keterampilan abad 21 seperti berpikir kritis, kreatif, kemampuan bekerja sama, dan kemampuan komunikasi menjadi sangat penting. Kurikulum 2013 mengakomodasi kebutuhan ini dengan pendekatan pembelajaran berbasis proyek (project-based learning), yang memberikan ruang bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan tersebut. Ini berbeda dengan KTSP yang lebih berfokus pada pencapaian akademik melalui penguasaan materi yang bersifat faktual. Dengan demikian, siswa diharapkan tidak hanya menguasai pengetahuan teoritis, tetapi juga mampu menerapkannya dalam situasi nyata.
3. Penilaian yang Lebih Komprehensif
Salah satu perubahan signifikan yang dibawa oleh Kurikulum 2013 adalah metode penilaiannya. Jika dalam KTSP penilaian lebih terpusat pada hasil ujian akhir, di Kurikulum 2013 penilaian bersifat lebih holistik, mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Artinya, selain menilai pengetahuan akademik, guru juga menilai sikap dan keterampilan siswa selama proses pembelajaran. Teknologi memainkan peran penting dalam membantu guru melakukan penilaian ini dengan lebih efektif, melalui penggunaan perangkat lunak dan sistem penilaian digital.
4. Materi Sains dan Teknologi yang Lebih Relevan
Kurikulum 2013 juga menyesuaikan materi pembelajarannya dengan perkembangan sains dan teknologi terkini. Berbeda dengan KTSP yang lebih statis dalam materi, Kurikulum 2013 mencakup topik-topik baru seperti bioteknologi, kecerdasan buatan (artificial intelligence), energi terbarukan, dan teknologi informasi. Ini bertujuan agar siswa mendapatkan pengetahuan yang sesuai dengan perkembangan zaman dan mampu bersaing di era globalisasi yang semakin kompetitif.

Dengan demikian, kesuksesan Kurikulum 2013 sangat bergantung pada peningkatan pelatihan bagi guru serta penyediaan infrastruktur teknologi yang memadai di seluruh sekolah. Hanya dengan demikian, perubahan yang dibawa oleh globalisasi ini dapat dioptimalkan dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Sekian yang dapat saya jawab, terimakasih.
In reply to Alvina Elysia Rizky

Re: FORUM DISKUSI KELOMPOK 4

by Allya Septia Faradina -
Nama: Allya Septia Faradina
NPM: 2313053181

Izin bertanya, bagaimana pembelajaran IPS dapat berperan dalam mengatasi ketimpangan sosial dan ekonomi yang semakin melebar di Indonesia? Apakah ada risiko bahwa pembahasan isu ini dalam pembelajaran justru dapat mempertajam kesenjangan sosial di antara siswa dan bagaimana strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk membahas isu-isu ini secara konstruktif? Terima kasih.
In reply to Allya Septia Faradina

Re: FORUM DISKUSI KELOMPOK 4

by Dita Fadila Aida Fitri -
Baik, sebelumnya terima kasih kepada Allya atas pernyataannya.
Izin menjawab:
Pembelajaran IPS dapat berperan penting dalam mengurangi ketimpangan sosial dan ekonomi di Indonesia dengan cara memberikan siswa pemahaman yang lebih mendalam tentang ketimpangan, penyebabnya, serta cara-cara untuk mengatasinya. Melalui pelajaran ini, siswa dapat diajak untuk lebih peka terhadap masalah-masalah sosial, belajar mengenai keadilan sosial, serta memikirkan peran mereka dalam menciptakan masyarakat yang lebih adil.

Untuk pertanyaan selanjutnya apakah ada risiko bahwa pembahasan isu ini dalam pembelajaran justru dapat mempertajam kesenjangan sosial di antara siswa dan bagaimana strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk membahas isu-isu ini secara konstruktif?
Jawabannya Ya, ada risiko bahwa pembahasan isu-isu tertentu dalam pembelajaran dapat mempertegas kesenjangan sosial di antara siswa. Ketika isu-isu sensitif, seperti kemiskinan, diskriminasi, atau ketidakadilan sosial, dibahas tanpa strategi yang tepat, siswa yang berasal dari latar belakang yang lebih beruntung mungkin merasa tidak nyaman atau bahkan defensif, sementara siswa dari latar belakang yang kurang beruntung mungkin merasa terpinggirkan atau tidak didengar.

Beberapa strategi yang dapat digunakan untuk membahas isu ketimpangan secara lebih konstruktif adalah:
1. Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning)
Guru dapat mengarahkan siswa untuk bekerja sama dalam proyek yang berfokus pada solusi ketimpangan sosial di lingkungan mereka. Cara ini mendorong kerja sama dan interaksi antara siswa dari berbagai latar belakang.
2. Pendekatan Multikultural dan Inklusif
Guru harus memastikan bahwa pembelajaran bersifat inklusif, di mana semua siswa merasa aman dan dihargai saat membahas ketimpangan sosial.
3. Studi Kasus dan Simulasi
Dengan menggunakan studi kasus atau simulasi, siswa dapat memahami masalah ketimpangan sosial tanpa memojokkan kelompok tertentu.
4. Pembelajaran Kritis dan Reflektif
Guru bisa membantu siswa merenungkan peran mereka dalam masyarakat, serta mendorong mereka berpikir tentang bagaimana mereka bisa berkontribusi untuk mengurangi ketimpangan sosial.

Dengan pendekatan yang tepat, pembelajaran IPS bisa menjadi alat yang efektif untuk mengajarkan siswa tentang ketimpangan sosial dan ekonomi serta mendidik mereka agar lebih peduli terhadap keadilan sosial.
In reply to Alvina Elysia Rizky

Re: FORUM DISKUSI KELOMPOK 4

by Andini Aulia Zahra -
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,sebelumnya perkenalkan saya
NAMA: ANDINI AULIA ZAHRA
NPM: 2313063169

Izin bertanya, dari penjelasan makalah yang kalian (kelompok 4) paparkan, sebagai calon pendidik jika di sebuah kelas terjadi suatu masalah. Bagaimana cara kalian menangani situasi di kelas jika terjadi konflik antar siswa yang berasal dari latar belakang budaya yang berbeda? Apa strategi yang akan kalian (kelompok 4) gunakan untuk mendorong toleransi dan saling menghargai?
Terima kasih
In reply to Andini Aulia Zahra

Re: FORUM DISKUSI KELOMPOK 4

by Desti Rahmawati -
Baik sebelumnya terimakasih atas pertanyaannya, Izin memperkenalkan diri
Nama : Desti Rahmawati
NPM : 2313053176

Izin menjawab pertanyaan dari Andini Aulia Zahra
Sebagai calon pendidik, tentunya kami memahami bahwa konflik antar siswa, terutama yang berasal dari latar belakang budaya berbeda, adalah hal yang mungkin terjadi. Untuk menangani situasi ini, kami akan menerapkan beberapa strategi yang berfokus pada membangun rasa toleransi dan saling menghargai di kelas :

1. Menciptakan Lingkungan yang Inklusif
- Membangun kelas yang ramah dan terbuka (memastikan bahwa kelas saya merupakan tempat yang aman dan nyaman bagi semua siswa, di mana mereka merasa dihargai dan diterima apa adanya.)
- Mengenalkan keragaman budaya (secara aktif mengenalkan siswa pada keragaman budaya di kelas melalui cerita, lagu, tarian, dan kegiatan lain yang merayakan perbedaan.)
• Membangun rasa kepemilikan (melibatkan siswa dalam membuat aturan kelas dan mendekorasi kelas dengan cara yang mencerminkan keragaman budaya mereka.)

2. Mengatasi Konflik dengan Bijak
• Mendengarkan semua (Ketika terjadi konflik, kami sebagai calon pendidik akan mendengarkan semua pihak dengan sabar dan empati, tanpa menghakimi atau menyalahkan siapa pun.)
• Membantu siswa memahami perspektif masing-masing (membantu siswa memahami bahwa konflik sering kali muncul karena perbedaan perspektif dan cara pandang.)
• Mencari solusi bersama (mendorong siswa untuk mencari solusi bersama yang adil dan saling menguntungkan.)

3. Mendorong Toleransi dan Saling Menghargai
• Mengajarkan nilai-nilai toleransi (mengajarkan nilai-nilai toleransi, seperti menghargai perbedaan, menghormati orang lain, dan hidup berdampingan secara damai.)
• Memberikan contoh konkret (memberikan contoh konkret tentang bagaimana toleransi dan saling menghargai dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.)
• Memfasilitasi interaksi antar siswa (memfasilitasi interaksi positif antar siswa dari latar belakang budaya yang berbeda melalui kegiatan kelompok, proyek bersama, dan permainan yang mendorong kerja sama.)

4. Menangani Perilaku Diskriminatif
• Menjelaskan dampak perilaku diskriminatif (menjelaskan kepada siswa tentang dampak negatif dari perilaku diskriminatif, seperti rasa sakit, ketidakadilan, dan perpecahan.)
• Memberikan konsekuensi yang adil (memberikan konsekuensi yang adil bagi siswa yang melakukan tindakan diskriminatif, tanpa menghukum atau mempermalukan mereka.)
• Membangun rasa empati (membantu siswa mengembangkan rasa empati terhadap orang lain dengan meminta mereka untuk membayangkan bagaimana rasanya menjadi orang yang didiskriminasikan.)

5. Bekerja Sama dengan Orang Tua
• Membangun komunikasi yang baik (membangun komunikasi yang baik dengan orang tua siswa untuk memahami latar belakang budaya mereka dan untuk bekerja sama dalam membangun lingkungan kelas yang inklusif.)
• Meminta dukungan orang tua (meminta dukungan orang tua dalam mengajarkan nilai-nilai toleransi dan saling menghargai kepada anak-anak mereka di rumah.)

Dengan menerapkan strategi-strategi ini, dapat menciptakan lingkungan kelas yang aman, inklusif, dan penuh toleransi, di mana semua siswa merasa dihargai dan dapat belajar bersama dengan damai.

Sekian jawaban yang dapat saya sampaikan, Terima kasih.