FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

Number of replies: 35
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Arum Mustika Janatun -
Nama : Arum Mustika Janatun
Npm. : 2315011019
Kelas : B

“Integrasi Nasional sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia" karya Agus Maladi Irianto dapat membahas berbagai aspek penting terkait integrasi nasional dan peranannya dalam menangkal etnosentrisme di Indonesia. Berikut adalah beberapa poin yang mungkin disertakan dalam materi tersebut:

1. Pengertian Etnosentrisme : Menjelaskan konsep etnosentrisme sebagai sikap atau pandangan yang memberikan nilai yang tinggi pada kelompok etnis atau budaya sendiri sementara merendahkan kelompok lain.

2. Konteks Indonesia : Membahas keragaman etnis, budaya, dan agama di Indonesia serta tantangan-tantangan yang dihadapi dalam membangun integrasi nasional di tengah perbedaan tersebut.

3. Konsep Integrasi Nasional : Mendefinisikan integrasi nasional sebagai upaya untuk mempersatukan keragaman etnis, budaya, dan agama dalam satu kesatuan yang harmonis, yang didasarkan pada rasa kebangsaan dan kesatuan sebagai bangsa Indonesia.

4. Peran Integrasi Nasional : Menyoroti peran integrasi nasional dalam membangun kesadaran kolektif akan identitas nasional yang bersifat inklusif, serta mendorong toleransi, kerjasama, dan persatuan di antara berbagai kelompok masyarakat.

5. Strategi dan Kebijakan Integrasi : Menganalisis berbagai strategi dan kebijakan yang telah diterapkan oleh pemerintah Indonesia untuk mempromosikan integrasi nasional, termasuk pendidikan multikultural, program pembangunan daerah, dialog antarbudaya, dan promosi kebhinekaan.

6. Dampak Etnosentrisme : Menyajikan informasi tentang dampak negatif dari etnosentrisme, seperti konflik antarkelompok, diskriminasi, polarisasi sosial, dan hambatan dalam pembangunan nasional yang inklusif dan berkelanjutan.

7. Pentingnya Pendidikan dan Kesadaran Kebangsaan : Menyoroti peran penting pendidikan dalam membentuk kesadaran kebangsaan dan mengurangi sikap etnosentris, serta pentingnya pemberdayaan masyarakat untuk memahami dan menghargai keragaman budaya.

8. Keterlibatan Masyarakat dan Pemuda : Mengajak masyarakat dan pemuda untuk berperan aktif dalam membangun integrasi nasional, dengan cara berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang mempromosikan kerjasama lintas etnis, budaya, dan agama.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Ahmad Rofiif -
Nama: Ahmad Rofiif
NPM: 2315011026
Kelas: B

Analisis Jurnal:
Secara garis besar jurnal tersebut berisi:
1. Identitas dan Kebudayaan Indonesia
Agus Maladi Irianto dalam makalahnya membahas bahwa identitas terbentuk dari kemauan individu dan respons terhadap kekuatan objektif di sekitarnya.
2. Pentingnya Integrasi Nasional
Konsep integrasi nasional penting sebagai strategi kebudayaan Indonesia untuk menyatukan visi dan misi di antara masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang kompleks.
3. Etnosentrisme dan Resistensi Kebudayaan Lokal
Agus Maladi Irianto menyoroti etnosentrisme sebagai kecenderungan untuk menganggap budaya etniknya lebih unggul, serta resistensi kebudayaan lokal terhadap hegemoni global.
4. Peran Tayangan Televisi dalam Kehidupan Sehari-hari
Tayangan televisi memainkan peran penting dalam refleksi kehidupan sehari-hari dan membangun hubungan sosial melalui interaksi dalam konteks politik, ekonomi, dan kultural.
5. Integrasi Nasional vs Otonomi Daerah
Integrasi nasional berperan dalam menyatukan visi dan misi bangsa Indonesia dari perbedaan kepentingan masyarakat, terutama dalam menghadapi konflik antar-etnik, antar-daerah, dan antar-agama.
6. Evolution of National Identity
Identitas nasional Indonesia telah berkembang dari masa awal kemerdekaan yang ditandai oleh simbol-simbol fisik dan kebijakan umum, menuju era yang membutuhkan reinterpretasi identitas nasional.

Penjabaran terkait jurnal:
Jurnal tersebut membahas tentang pentingnya integrasi nasional sebagai upaya untuk mengatasi etnosentrisme di Indonesia. Etnosentrisme merupakan sikap atau kecenderungan untuk menganggap budaya atau kelompok etnik sendiri lebih unggul daripada budaya atau kelompok etnik lain. Integrasi nasional menjadi kunci dalam menyatukan berbagai latar belakang kebudayaan yang kompleks di Indonesia, termasuk dalam menghadapi tantangan etnosentrisme, religiusme, dan politikisme.
Identitas individu memiliki peran yang penting dalam pembentukan integrasi nasional. Identitas yang kuat dan positif dapat menjadi landasan untuk membangun kesadaran nasional yang kuat. Namun, tantangan muncul ketika identitas individu dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal, seperti teknologi komunikasi. Teknologi komunikasi memainkan peran penting dalam membentuk identitas individu saat ini, yang lebih dipengaruhi oleh kepentingan yang individu kembangkan sendiri daripada oleh faktor-faktor eksternal.
Integrasi nasional membutuhkan kesadaran nasional yang didasarkan pada gagasan nasionalisme dan pluralisme. Kesadaran akan pluralitas bangsa Indonesia menjadi kunci dalam menghindari konflik antar-etnik, antar-daerah, antar-agama, antar-partai politik, antar-pelajar, dan konflik kepentingan lainnya. Namun, kebijakan otonomi daerah dapat menjadi penghambat dalam menerapkan konsep integrasi nasional. Pemekaran daerah dan semangat otonomi daerah dapat memperkuat etnosentrisme dan mengancam integrasi nasional.
Selain itu, birokrasi daerah juga dapat menjadi alat untuk kepentingan pusat, bukan untuk kepentingan daerah. Penyempitan fungsi birokrasi dapat mengancam politik nasional yang seharusnya didasarkan pada identitas nasional yang inklusif.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Fadilla Indra Gunawan -
Nama : Fadilla Indra Gunawan
NPM : 2315011024
Kelas : B

Etnosentrisme adalah sikap atau kecenderungan untuk menilai budaya, norma, nilai, atau praktik orang lain berdasarkan standar budaya, norma, nilai, atau praktik dari kelompok etnis atau budaya sendiri, dan menganggapnya sebagai standar yang lebih superior atau lebih baik. Masalah etnosentrisme dapat timbul dalam berbagai konteks dan memiliki dampak negatif yang signifikan, antara lain:

1. Diskriminasi dan ketidaksetaraan
Etnosentrisme sering kali mengarah pada diskriminasi terhadap kelompok-kelompok etnis atau budaya lain. Hal ini dapat mengakibatkan ketidaksetaraan dalam akses terhadap sumber daya, kesempatan, atau hak-hak dasar, seperti pendidikan, pekerjaan, atau layanan kesehatan.

2. Konflik antar-etnis
Etnosentrisme dapat memperkuat perasaan permusuhan dan ketidakpercayaan antar kelompok etnis. Hal ini dapat menyebabkan konflik antar-etnis yang serius, bahkan eskalasi menjadi bentuk kekerasan, pertikaian bersenjata, atau konflik berkepanjangan.

3. Ketegangan sosial
Sikap etnosentris juga dapat menciptakan ketegangan sosial di antara masyarakat yang heterogen. Ini dapat mengganggu harmoni sosial dan memperburuk polarisasi antar kelompok-kelompok etnis, serta memperbesar kesenjangan dan konflik dalam masyarakat.

4. Ketidakstabilan politik
Etnosentrisme dapat dimanfaatkan oleh politisi atau kelompok-kelompok tertentu untuk memperoleh keuntungan politik atau memperkuat kekuasaan dengan memanipulasi perbedaan etnis atau budaya dalam masyarakat. Hal ini dapat mengancam stabilitas politik suatu negara dan memperburuk ketegangan antar kelompok.

5. Keterbatasan potensi manusia
Ketidakmampuan untuk menghargai atau memahami keragaman budaya dapat menghambat pertumbuhan pribadi dan potensi manusia. Sikap etnosentris dapat menghalangi kerjasama, inovasi, dan pengembangan sosial yang positif dalam masyarakat yang beragam.

6. Penghambatan pembangunan
Etnosentrisme dapat menjadi penghambat pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. Ketidakmampuan untuk bekerja sama secara efektif antar kelompok etnis atau budaya dapat menghalangi upaya pembangunan ekonomi, sosial, atau politik yang berkelanjutan.

Mengatasi masalah etnosentrisme memerlukan upaya yang komprehensif dan berkelanjutan, termasuk pendidikan yang mempromosikan penghargaan terhadap keragaman, promosi dialog antar-kelompok, penegakan hukum yang adil, dan kebijakan publik yang inklusif. Dengan demikian, masyarakat dapat memperkuat persatuan dalam keragaman dan membangun fondasi yang kokoh untuk perdamaian, keadilan

Integrasi nasional di Indonesia memiliki peran yang sangat penting dalam menangkal etnosentrisme, yang merupakan sikap atau kecenderungan untuk menilai segala sesuatu dari sudut pandang kelompok etnis sendiri, dan menganggapnya sebagai standar yang superior atau lebih baik daripada kelompok lain. Berikut adalah beberapa cara di mana integrasi nasional dapat berperan sebagai penangkal etnosentrisme di Indonesia:

1. Pancasila sebagai dasar negara
Pancasila, sebagai ideologi dasar negara Indonesia, menganjurkan prinsip-prinsip inklusif seperti persatuan, keragaman, keadilan sosial, demokrasi, dan ketuhanan yang maha esa. Prinsip-prinsip ini menekankan persatuan dalam keragaman dan menghargai semua kelompok etnis dan agama yang ada di Indonesia.

2. Bhinneka Tunggal Ika
Motto nasional "Bhinneka Tunggal Ika" ("Beda-beda tetapi satu") menekankan pentingnya persatuan dalam keragaman. Ini adalah pengingat bahwa meskipun Indonesia terdiri dari berbagai suku, agama, dan budaya, namun kita semua adalah bagian dari satu bangsa yang sama.

3. Pendidikan inklusif
Sistem pendidikan Indonesia diarahkan untuk mengajarkan nilai-nilai persatuan dan toleransi sejak dini. Melalui kurikulum yang mempromosikan keberagaman budaya dan sejarah Indonesia, anak-anak diajarkan untuk menghargai perbedaan dan bekerja sama dengan orang-orang dari latar belakang yang berbeda.

4. Kebijakan multikultural
Negara Indonesia memiliki kebijakan multikultural yang mendorong pengakuan dan penghargaan terhadap keberagaman budaya, agama, dan bahasa. Ini tercermin dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, seperti acara resmi yang merayakan berbagai festival agama dan budaya, serta dukungan terhadap penggunaan bahasa daerah di tingkat lokal.

5. Perlindungan hak asasi manusia
Perlindungan hak asasi manusia di Indonesia mencakup hak-hak semua warga negara tanpa memandang asal usul etnis atau agama. Ini termasuk hak untuk mempertahankan dan mengamalkan budaya, bahasa, dan agama masing-masing tanpa diskriminasi.

6. Partisipasi politik yang inklusif
Sistem politik Indonesia memberikan kesempatan bagi semua warga negara untuk berpartisipasi dalam proses politik dan pengambilan keputusan. Ini memungkinkan berbagai kelompok etnis untuk merasa diakui dan didengar dalam pembentukan kebijakan negara.

Dengan menggalakkan integrasi nasional melalui prinsip-prinsip Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, pendidikan inklusif, kebijakan multikultural, perlindungan hak asasi manusia, dan partisipasi politik yang inklusif, Indonesia dapat memperkuat persatuan dalam keragaman dan menangkal etnosentrisme yang dapat mengancam stabilitas dan kesatuan bangsa.

Masalah etnosentrisme dapat mempengaruhi hubungan antar-kelompok dalam masyarakat dengan berbagai cara:

1. Polarisasi dan Pertikaian
Etnosentrisme dapat memperkuat perasaan permusuhan dan ketidakpercayaan antar kelompok etnis atau budaya. Ini dapat menyebabkan polarisasi yang lebih besar di antara kelompok-kelompok tersebut, memperburuk ketegangan sosial, dan bahkan mengarah pada pertikaian atau konflik antar-etnis.

2. Diskriminasi dan Ketidaksetaraan
Sikap etnosentris dapat mengakibatkan diskriminasi terhadap kelompok-kelompok etnis atau budaya tertentu dalam hal akses terhadap sumber daya, kesempatan, atau hak-hak dasar. Ini dapat memperbesar kesenjangan sosial dan ekonomi antar-kelompok, serta merugikan kelompok yang lebih lemah atau kurang terwakili dalam masyarakat.

3. Keterbatasan Kolaborasi dan Kerjasama Etnosentrisme dapat menghambat kemampuan berbagai kelompok etnis atau budaya untuk bekerja sama dan berkolaborasi dalam mencapai tujuan bersama atau menanggapi tantangan bersama. Hal ini dapat menghambat pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan, serta memperlambat kemajuan sosial, ekonomi, atau politik dalam masyarakat yang beragam.

4. Ketegangan Politik
Sikap etnosentris dapat dimanfaatkan oleh politisi atau kelompok-kelompok tertentu untuk memperoleh keuntungan politik atau memperkuat kekuasaan dengan memanipulasi perbedaan etnis atau budaya dalam masyarakat. Hal ini dapat mengancam stabilitas politik suatu negara dan memperburuk ketegangan antar-kelompok dalam arena politik.

5. Krisis Identitas
Etnosentrisme juga dapat menyebabkan krisis identitas di antara kelompok-kelompok etnis atau budaya tertentu yang merasa terpinggirkan atau diabaikan dalam masyarakat. Hal ini dapat mengakibatkan perasaan tidak aman atau ketidakpuasan, serta meningkatkan risiko konflik atau radikalisasi di kalangan kelompok tersebut.

Melalui pemahaman yang lebih baik tentang etnosentrisme dan dampaknya, serta upaya-upaya untuk mempromosikan dialog, penghargaan terhadap keragaman, inklusi sosial, dan partisipasi politik yang merata, masyarakat dapat membangun hubungan yang lebih harmonis dan solid di antara berbagai kelompok etnis dan budaya. Ini merupakan langkah penting dalam memperkuat persatuan dalam keragaman dan membangun masyarakat yang lebih inklusif dan adil.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Maulana Alfi Bayazi -
Nama : Maulana Alfi Bayazi
NPM : 2315011027
Kelas : B

1. Pentingnya Integrasi Nasional: Integrasi nasional adalah proses yang penting dalam konteks Indonesia, sebuah negara yang terdiri dari ribuan pulau dengan beragam kelompok etnis, budaya, dan agama. Integrasi nasional memainkan peran kunci dalam mempertahankan persatuan dan keutuhan negara.
2. Tantangan Etnosentrisme: Etnosentrisme adalah sikap atau pandangan yang memposisikan kelompok etnis tertentu sebagai yang paling superior atau yang paling berhak dibandingkan dengan kelompok lain. Di Indonesia, etnosentrisme dapat memicu konflik antar-etnis dan mengancam stabilitas nasional.
3. Peran Integrasi dalam Mengatasi Etnosentrisme: Integrasi nasional dapat berperan sebagai penangkal etnosentrisme dengan mempromosikan kesadaran akan persatuan nasional dan nilai-nilai kebhinekaan. Dengan mendorong inklusi, dialog antar-etnis, dan penghargaan terhadap keberagaman, integrasi dapat membantu mengatasi ketegangan etnis dan memperkuat ikatan nasional.
4. Strategi Integrasi: Dalam konteks Indonesia, strategi integrasi mencakup berbagai aspek, termasuk pendidikan multikultural, pembangunan ekonomi yang merata, penguatan institusi nasional yang inklusif, serta promosi toleransi dan kerjasama antar-etnis.
5. Pentingnya Kesadaran dan Aksi Bersama: Untuk berhasil menghadapi etnosentrisme, diperlukan kesadaran dan aksi bersama dari seluruh lapisan masyarakat, termasuk pemerintah, lembaga masyarakat sipil, dan individu. Integrasi nasional bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tanggung jawab bersama untuk membangun masyarakat yang inklusif dan harmonis.

Melalui upaya integrasi nasional, masyarakat Indonesia dapat membangun kesadaran akan persatuan nasional serta nilai-nilai kebhinekaan. Ini mencakup promosi inklusi sosial, dialog antar-etnis, dan penghargaan terhadap keberagaman budaya. Selain itu, perlu diperkuat juga pemahaman tentang makna integrasi nasional yang melibatkan seluruh rakyat Indonesia dari berbagai lapisan masyarakat.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Galih Abie Sadewa -

Nama                   : Galih Abie Sadewa

NPM                     : 2315011042

Kelas                     : B Pendidikan Kewarganegaraan

Program Studi    : Teknik Sipil

Jurusan                : Teknik Sipil

Fakultas               : Teknik

 

ANALISIS JURNALINTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA

Jurnal ini membahas integrasi nasional sebagai penangkal etnosentrisme di Indonesia. Integrasi nasional diartikan sebagai pembentukan kelompok yang bersatu karena memiliki isu bersama, baik ideologis, ekonomis, atau sosial. Penulis menyoroti peran identitas ganda dalam pembentukan integrasi nasional, di mana identitas mendukung integrasi jika ada kesamaan dalam bahasa, nilai budaya, cita-cita politik, atau pandangan hidup. Sebaliknya, integrasi yang lebih luas memerlukan kelompok yang mampu mengatasi identitas mereka dan mengambil jarak dari faktor-faktor yang membentuk watak mereka.

Penulis juga membahas peran otonomi daerah dan pemekaran daerah dalam meningkatkan etnosentrisme. Semangat otonomi daerah seringkali menciptakan keinginan setiap daerah untuk mendirikan institusi pendidikan sendiri, yang dapat memperkuat identitas daerah dan mempersempit rasa integrasi nasional. Konflik identitas, seperti etnosentrisme, muncul dalam konteks pluralitas Indonesia yang kaya akan suku bangsa, bahasa, dan budaya.

Sebagai strategi kebudayaan, integrasi nasional dianggap sebagai solusi untuk mengatasi konflik-konflik tersebut. Penulis menekankan pentingnya kesadaran nasional yang ditanamkan melalui gagasan nasionalisme dan pluralisme. Selain itu, identitas dianggap berfungsi secara ganda dalam membentuk integrasi nasional, dengan faktor-faktor seperti kesamaan bahasa dan nilai budaya mendukungnya.

Penulis mencatat bahwa perkembangan teknologi komunikasi, khususnya melalui media massa seperti televisi, memainkan peran penting dalam membentuk identitas dan membuka kemungkinan untuk integrasi yang lebih luas. Namun, penulis juga menyoroti tantangan dari konsep otonomi daerah yang dapat memperkuat etnosentrisme.

Secara keseluruhan, jurnal ini menyajikan analisis yang mendalam tentang hubungan antara integrasi nasional, identitas ganda, otonomi daerah, dan konflik etnosentrisme di Indonesia.

 


In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by M. Hanif Habibi -
Nama : M. Hanif Habibi
NPM : 2315011014
Kelas : B

Jurnal yang berjudul "Integrasi Nasional Sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia" menyajikan analisis tentang integrasi nasional di Indonesia dari perspektif etnosentrisme. Integrasi nasional adalah proses mencapai persatuan dan kesatuan dalam negara dengan mengurangi perbedaan dan meningkatkan kesamaan antar kelompok.

Integrasi nasional di Indonesia mencakup berbagai aspek, seperti politik, antropologi, dan budaya. Dari perspektif politik, integrasi nasional adalah proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial dalam kesatuan wilayah nasional, yang membangun rasa kebangsaan dengan cara menghapus kesetiaan pada ikatan-ikatan yang lebih sempit. Dari perspektif antropologi, integrasi nasional adalah proses penyesuaian di antara unsur-unsur kebudayaan yang berbeda sehingga mencapai suatu keserasian fungsi dalam kehidupan masyarakat.

Faktor pendorong integrasi nasional di Indonesia antara lain adanya rasa senasib dan seperjuangan oleh faktor sejarah, adanya ideologi nasional yang tercermin dalam simbol negara, seperti Garuda Pancasila dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika, adanya tekad dan keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia, dan adanya ancaman dari luar yang menyebabkan munculnya semangat nasionalisme di kalangan bangsa Indonesia.

Faktor penghambat integrasi nasional di Indonesia antara lain kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan yang bersifat heterogen, kurangnya toleransi antargolongan, kurangnya kesadaran dari masyarakat Indonesia terhadap ancaman dan gangguan dari luar, dan adanya ketidakpuasan terhadap ketimpangan dan ketidakmerataan hasil-hasil pembangunan.

Untuk mencapai integrasi nasional, diperlukan beberapa persyaratan, seperti setiap anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhan satu sama lain, terciptanya kesepakatan bersama mengenai norma-norma dan nilai-nilai sosial yang dilestarikan dan dijadikan pedoman, dan norma-norma dan nilai-nilai sosial dijadikan aturan dalam proses integrasi sosial.

Jurnal ini menunjukkan bahwa integrasi nasional adalah proses yang penting untuk mengatasi etnosentrisme dan mencapai persatuan dan kesatuan dalam negara. Dengan integrasi nasional, Indonesia dapat mengatasi tantangan yang dapat menyebabkan perpecahan bangsa dan mencapai keselarasan fungsi-fungsi yang dilakukan oleh masyarakat.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by AZIZ FAHREZI -

NAMA            : AZIZ FAHREZI

NPM               : 2315011039

KELAS           : PKN (B)

ANALISIS JURNAL

INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA

Jurnal ini membahas perubahan politik dan ideologi di Indonesia sejak masa kemerdekaan hingga era Reformasi, serta dampaknya terhadap integrasi nasional. Pembahasan dimulai dengan menggambarkan transisi politik dari Orde Lama ke Orde Baru, yang ditandai oleh pemberontakan PKI pada tahun 1965 dan terbentuknya pemerintahan Orde Baru di bawah Soeharto. Mengetahui sebab mengapa pemerintahan Orde Baru akhirnya digulingkan setelah berkuasa selama lebih dari tiga dekade, dengan salah satu penyebabnya adalah politik sentralistik yang tidak memadai untuk mengelola pluralitas bangsa.

Pembahasan selanjutnya mengenai identitas dan integrasi nasional. Identitas nasional di Indonesia berkembang dari simbol-simbol fisik seperti Bendera Merah Putih dan Bahasa Indonesia menjadi interpretasi yang lebih kompleks, yang mencerminkan pluralitas dan kepentingan yang terus berubah. Integrasi nasional dilihat sebagai kesadaran dan pergaulan yang menyatukan berbagai kelompok dengan identitas masing-masing menjadi satu bangsa Indonesia.

Membahas mengenai tantangan integrasi nasional yang dihadapi oleh kebijakan otonomi daerah. Meskipun pluralitas adalah takdir bagi Indonesia, konflik antar-etnik dan antar-daerah semakin memuncak karena semakin kuatnya sentimen etnosentrisme dan kebijakan otonomi daerah yang cenderung memperkuat identitas lokal daripada identitas nasional. Pendirian sekolah dan pengangkatan birokrat berdasarkan daerah asal menjadi contoh konkret dari bagaimana kebijakan otonomi daerah bisa menghambat integrasi nasional.

Dalam penutupnya, jurnal menekankan pentingnya integrasi nasional sebagai jalan keluar dari konflik yang terus-menerus di Indonesia. Meskipun pluralitas adalah keniscayaan, konsep integrasi nasional menjadi kunci untuk menyatukan berbagai identitas dan kepentingan dalam satu bangsa. Kebijakan otonomi daerah perlu dievaluasi kembali agar tidak menghambat upaya integrasi nasional.


In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Fahreza Hidayah -
Nama : Fahreza Hidayah
NPM : 2315011013
Kelas : B

Jurnal tersebut menjelaskan tentang Integrasi nasional etnosentrisme di indonesia.
Etnosentrisme adalah sikap atau pandangan yang berpangkal pada masyarakat dan kebudayaan sendiri, biasanya disertai dengan sikap dan pandangan yang meremehkan masyarakat dan kebudayaan lain.

Cara Mengatasi Etnosentrisme
1.Menghidupkan kembali kearifan lokal masyarakat.

2.Menanamkan multikulturalisme.

3.Menyaring kebudayaan yang masuk ke Indonesia sesuai dengan Pancasila.

4.Menanamkan jiwa nasionalisme.

5.Mengurangi fanatisme yang berlebihan.

6.Bersikap toleransi.

7.Menumbuhkan empati.

8.Menumbuhkan sikap inklusif.

Untuk menangani etnosentrisme dengan sukses, semua orang harus menyadari dan bertindak bersama, termasuk pemerintah, lembaga masyarakat sipil, dan individu. Integrasi nasional bukan hanya tugas pemerintah; semua orang memiliki tanggung jawab untuk membangun masyarakat yang inklusif dan harmonis.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Bagas Anggara Putra -
Nama : Bagas Anggara Putra
NPM : 2315011050
Kelas : B

Analisis Jurnal

Identitas Nasional Indonesia tercermin melalui kesatuan dan keragaman, diwujudkan melalui agama, bahasa, budaya, dan sejarah. Agama, seperti Islam, Hindu, Buddha, Protestan, dan Katolik, menjadi pondasi fundamental, sementara Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika menjadi landasan ideologi negara yang menekankan kemanusiaan yang adil dan beradab, serta menyatukan suku, agama, dan budaya.

Negara Indonesia, berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, ditekankan sebagai negara kedaulatan rakyat. Simbol-simbol seperti bendera merah putih, lagu Indonesia Raya, dan lambang Garuda Pancasila merepresentasikan identitas nasional. Partai politik mengambil dasar dari Pancasila dan UUD 1945 untuk mencapai tujuan nasional dan mewakili kepentingan rakyat.

Sebagai perbandingan, sebuah video membahas integrasi di Venezuela dengan fokus pada isu sosial ekonomi. Kebangsaan mempengaruhi preferensi makanan, seperti jenis sup yang disukai seseorang. Tokoh seperti Cortana, Ashley, dan President National Aquita membawa dimensi keanekaragaman pada pembahasan, sementara proses asimilasi dari Pongoda ke Rassic mencerminkan adaptasi budaya antara dua kelompok yang berbeda.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Fardah Turohmah -
Nama :Fardah Turohmah
Npm. : 2315011005
Kelas : B

Jurnal ini membahas peran integrasi nasional sebagai penangkal etnosentrisme di Indonesia. Etnosentrisme, kecenderungan untuk menilai budaya sendiri lebih tinggi dari budaya lain, dapat membahayakan persatuan bangsa. Integrasi nasional, penyatuan berbagai kelompok etnis dalam satu kesatuan bangsa, dapat mengatasi etnosentrisme melalui penanaman rasa nasionalisme, toleransi, dan saling menghormati.

Faktor pendorong integrasi nasional di Indonesia antara lain adanya rasa senasib dan seperjuangan oleh faktor sejarah, adanya ideologi nasional yang tercermin dalam simbol negara, seperti Garuda Pancasila dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika, adanya tekad dan keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia, dan adanya ancaman dari luar yang menyebabkan munculnya semangat nasionalisme di kalangan bangsa Indonesia.

Faktor penghambat integrasi nasional di Indonesia antara lain kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan yang bersifat heterogen, kurangnya toleransi antargolongan, kurangnya kesadaran dari masyarakat Indonesia terhadap ancaman dan gangguan dari luar, dan adanya ketidakpuasan terhadap ketimpangan dan ketidakmerataan hasil-hasil pembangunan.

Jurnal ini menemukan bahwa integrasi nasional dapat menjadi penangkal etnosentrisme di Indonesia. Integrasi nasional dapat menumbuhkan rasa nasionalisme, toleransi, dan saling menghormati antar kelompok etnis. Hal ini dapat dicapai melalui berbagai upaya, seperti pendidikan, pembangunan ekonomi yang merata, dan penegakan hukum yang adil.
Melalui upaya integrasi nasional, masyarakat Indonesia dapat membangun kesadaran akan persatuan nasional serta nilai-nilai kebhinekaan. Ini mencakup promosi inklusi sosial, dialog antar-etnis, dan penghargaan terhadap keberagaman budaya. Selain itu, perlu diperkuat juga pemahaman tentang makna integrasi nasional yang melibatkan seluruh rakyat Indonesia dari berbagai lapisan masyarakat.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by SASKIA FANIA -
Nama : Saskia fania
NPM : 2315011017
Kelas : B


Integrasi nasional merupakan proses penggabungan bangsa dan negara yang berbasis pada suatu isu atau tujuan yang berhubungan dengan ideologi, ekonomi, dan sosial. Dalam artikel ini, Agus Maladi Irianto mencoba membuat pengetahuan dan kebentukan sosial yang mengakibatkan berbagai grup dengan identitas berbeda melihat diri mereka sebagai satu kepada satu, yaitu bangsa Indonesia. Agus Maladi Irianto juga mencoba menjelaskan tentang cabaran bagi Indonesia untuk mengembangkan konsep integrasi nasional untuk menghadapi konsep etnosentrisme, religiositas, dan politikalisme.

Indonesia telah melalui berbagai pengalaman sejak proklamasi kemerdekaan hingga saat ini. Perubahan dalam azas, ideologi, dan doktrin yang terjadi di dalam masyarakat, berbangsa, dan bernegara, menyebabkan disintegrasi dan instabilisasi nasional. Perubahan dari Orde Lama (Orla) ke Orde Baru (Orba) ditandai dengan pemberontakan PKI pada tanggal 30 September 1965. Saat itu, PKI menjadi satu-satunya kelompok yang dituduh sebagai dalang yang melakukan kudeta pada tanggal 30 Oktober 1965. Akibatnya, PKI tidak saja terdepak dari konstelasi politik (baik di kabinet maupun di parlemen), tetapi para mahasiswa dan pelajar melalui KAMMI dan KAPPI di bawah kendali Soeharto berusaha menghancurkan PKI seakarakarnya. Selanjutnya, pemerintah Soeharto untuk mengendalikan pemerintahan berusaha untuk melakukan peleburan dan perampingan sejumlah oramas dan partai.

Dengan adanya pembinaan terhadap parpol-parpol dalam masa Orde Baru, terjadilah perampingan parpol sebagai wadah aspirasi warga masyarakat kala itu, sehingga pada akhirnya dalam Pemilihan Umum 1977 terdapat tiga kontestan, yaitu Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) serta satu Golongan Karya. Selama masa pemerintahan Orde Baru, Golkar selalu memenangkan pemilu. Hal ini mengingat Golkar dijadikan mesin politik oleh penguasa saat itu.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by M HADI FADHIL -
Nama : M Hadi Fadhil
NPM : 2315011022
Kelas B


integrasi nasional dapat berfungsi sebagai alat untuk mengurangi etnosentrisme di Indonesia. Didefinisikan sebagai proses pembentukan kelompok yang bersatu atas dasar isu-isu bersama, baik itu ideologi, ekonomi, atau sosial, integrasi nasional dilihat penting dalam menyatukan identitas yang beragam. Penulis menyoroti bahwa identitas yang serupa dalam aspek bahasa, nilai budaya, dan cita-cita dapat mempromosikan integrasi, namun untuk mencapai integrasi yang lebih luas, diperlukan kemampuan kelompok untuk melampaui identitas mereka.

Otonomi daerah dan pemekaran wilayah dianggap berkontribusi pada peningkatan etnosentrisme karena memicu keinginan daerah untuk memiliki institusi pendidikan sendiri, yang kemudian memperkuat identitas lokal dan mengurangi rasa kebersamaan nasional. Etnosentrisme menjadi masalah di Indonesia yang ditandai dengan keragaman suku, bahasa, dan budaya yang luas.

Integrasi nasional diproposalkan sebagai pendekatan strategis untuk mengatasi konflik etnosentrisme, dengan menekankan pentingnya kesadaran nasional, nasionalisme, dan pluralisme. Penulis menganggap identitas memiliki peran ganda dalam memajukan integrasi nasional, mendukungnya melalui kesamaan-kesamaan tertentu.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, terutama media massa, diidentifikasi sebagai faktor penting dalam membentuk identitas dan membuka jalan bagi integrasi yang lebih luas. Namun, tantangan integrasi juga muncul dari konsep otonomi daerah yang dapat mempertajam etnosentrisme.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Ayu Aprida -
NAMA : AYU APRIDA
NPM    : 2315011028
KELAS : PKN B


INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA


Negara dan bangsa Indonesia, sejak 
proklamasi kemerdekaan hingga saat ini 
telah mempunyai sejumlah pengalaman. Di antara sejumlah pengalaman itulah, bangsa 
Indonesia mengalami berbagai perubahan azas, paham, ideologi dan doktrin dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan 
bernegara. Berbagai perubahan azas dan idiologi tersebut, menciptakan disintegrasi dan instabilisasi nasional. Perubahan dari Orde Lama (Orla) ke Orde Baru (Orba) ditandai dengan pemberontakan PKI 30 
September 1965 hingga lahirlah Surat 
Perintah Sebelas Maret (Supersemar). Situasi perpolitikan nasional menjelang runtuhnya Orla ditandai dengan perebutan pengaruh di antara para elite politik negeri pada waktu itu. Kekuatan elite yang memiliki pengaruh pada waktu itu, di antaranya PKI, PNI, Masyumi dan militer (Angkatan Darat). Saat itu, PKI menjadi satu-satunya kelompok yang dituduh sebagai dalang yang melakukan kudeta pada tanggal 30 Oktober 1965 tersebut.

B. Identitas dan Integrasi Nasional
Di masa awal Indonesia merdeka, identitas nasional ditandai oleh bentuk fisik dan kebijakan umum bagi seluruh rakyat indonesia (di antaranya adalah penghormatan kepada Sang Saka Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, Bahasa Indonesia, dan seterusnya). Identitas adalah representasi diri 
seseorang atau masyarakat melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya. Dengan demikian, identitas adalah produk kebudayaan yang berlangsung demikian kompleks. Identitas dilihat dari aspek waktu bukanlah suatu wujud yang sudah ada sejak semula dan tetap bertahan dalam suatu esensi yang abadi. Sedangkan dilihat dari aspek ruang juga bukan hanya satu atau tunggal, tetapi terdiri dari berbagai lapisan identitas. Lapis-lapis identitas itu tergantung pada peran-peran yang dijalankan, keadaan objektif yang dihadapi, serta ditentukan pula dari cara menyikapi keadaan dan peran tersebut. 

Seperti kita ketahui bahwa Indonesia 
dikaruniai alam yang elok dengan 
iklim subtropis yang bersahabat dan tanah yang subur. Ia adalah negara dengan 17.504 pulau, 1.068 suku bangsa, dan memiliki sedikitnya 665 bahasa daerah. Indonesia juga kaya dengan spesies langka. 
Baik flora maupun fauna. Ada mamalia, kupu-kupu, reptil, burung, unggas, dan amfibi yang berjumlah lebih dari 3.025 spesies. Tumbuhan yang hidup di Indonesia berjumlah sekitar 47.000 spesies atau setara dengan 12 persen dari seluruh spesies tumbuhan di dunia. Bahkan, dalam bidang seni dan budaya terdapat sedikitnya 300 gaya tari tradisional dari Sabang sampai Merauke.

Berdasarkan sejumlah gambaran 
tersebut, konsep tentang integrasi nasional menjadi penting untuk dijadikan strategi kebudayaan bagi bangsa Indonesia yang telah berusia lebih dari enam dasa warsa ini.Strategi kebudayaan dalam hal ini mengacu pada kekuatan budaya yang bertolak pada kedekatan dan pandangan hidup pelaku kebudayaan dalam kaitannya dengan kompleksitas kebudayaan yang dianut. Dengan demikian, mengembangkan konsep integrasi nasional sebagai strategi kebudayaan Indonesia pada dasarnya menyatukan visi dan misi di antara sejumlah kepentingan dan identitas masing-masing anggota masyarakat berlatar belakang 
kebudayaan yang kompleks.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Zaky Adrian -
Nama : Zaky Adrian
NPM : 2315011068
Kelas : B

Jurnal ini membahas tentang pentingnya integrasi nasional sebagai upaya untuk mengatasi etnosentris di Indonesia. Identitas memiliki peran yang signifikan dalam proses pembentukan integrasi nasional, namun tantangan seperti etnosentrisme, religiusme, dan politikisme menjadi hambatan dalam pengembangan konsep integrasi nasional. Perubahan dari Orde Lama ke Orde Baru ditandai dengan perubahan ideologi dan pemberontakan, sedangkan era Reformasi membawa peluang desentralisasi namun juga menimbulkan ketidakpastian. Identitas nasional terus berkembang dengan pluralitas yang tidak hanya terbatas pada perbedaan etnis, profesi, dan latar belakang pendidikan, tetapi juga pada perbedaan kepentingan. Media massa, terutama televisi, turut berperan dalam konstruksi identitas dan interaksi sosial.

Teknologi komunikasi juga memainkan peran penting dalam memengaruhi perubahan identitas dan integrasi nasional. Identitas yang kuat dapat memperkuat integrasi nasional, namun otonomi daerah dan pemekaran daerah dapat memicu sentrisme etnis dan daerah yang berpotensi merusak integrasi nasional. Birokrasi daerah juga perlu diperhatikan agar tidak hanya melayani kepentingan daerah saja, tetapi juga sebagai penghubung antara kepentingan masyarakat dan negara. Integrasi nasional menjadi strategi kebudayaan penting bagi bangsa Indonesia yang kompleks, di mana konflik antar-etnik, antar-daerah, antar-agama, antar-partai politik, antar-pelajar, dan konflik kepentingan lain dapat dihindari dengan kesadaran akan pluralitas bangsa Indonesia.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Faranda Karenneva Utersa -
Nama : Faranda Karenneva Utersa
NPM : 2315011010
Kelas : B

Jurnal ini mengulas pentingnya integrasi nasional sebagai langkah untuk menanggulangi etnosentrisme di Indonesia. Integrasi nasional diartikan sebagai upaya menyatukan kelompok dengan mempertimbangkan isu-isu bersama, seperti ideologi, ekonomi, dan sosial. Penulis menyoroti bagaimana identitas ganda mempengaruhi proses integrasi nasional, di mana kesamaan dalam bahasa, nilai budaya, aspirasi politik, atau pandangan hidup mendukung integrasi, sementara integrasi yang lebih luas memerlukan kelompok yang mampu melebihi identitas mereka sendiri.

Peran otonomi daerah dan pemekaran daerah juga dibahas dalam konteks peningkatan etnosentrisme. Semangat otonomi daerah sering kali mendorong setiap daerah untuk memperkuat identitasnya sendiri melalui pendirian institusi pendidikan, yang dapat meredupkan rasa kesatuan nasional. Konflik identitas, seperti etnosentrisme, timbul di tengah keberagaman suku, bahasa, dan budaya di Indonesia.

Integrasi nasional dipandang sebagai strategi kebudayaan untuk mengatasi konflik ini, dengan penekanan pada kesadaran nasional melalui gagasan nasionalisme dan pluralisme. Identitas juga dianggap memiliki peran ganda dalam proses integrasi nasional, dengan faktor-faktor seperti kesamaan bahasa dan nilai budaya yang mendukungnya.

Pengaruh teknologi komunikasi, khususnya media massa seperti televisi, juga menjadi fokus penulis dalam membentuk identitas dan membuka peluang untuk integrasi yang lebih luas. Namun, tantangan dari konsep otonomi daerah juga diakui sebagai potensi penguatan etnosentrisme.

Secara keseluruhan, jurnal ini memberikan analisis mendalam tentang hubungan antara integrasi nasional, identitas ganda, otonomi daerah, dan konflik etnosentrisme di Indonesia.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Nabila Nidiya Putri -
Nabila Nidiya Putri
231501162
B

Etnosentrisme, kecenderungan menilai kelompok lain berdasarkan standar budaya sendiri, dapat menyebabkan diskriminasi, konflik antar-etnis, ketegangan sosial, ketidakstabilan politik, keterbatasan potensi manusia, dan penghambatan pembangunan. Integrasi nasional di Indonesia memainkan peran penting dalam menangkal etnosentrisme melalui prinsip-prinsip Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, pendidikan inklusif, kebijakan multikultural, perlindungan hak asasi manusia, dan partisipasi politik yang inklusif. Memahami dampak etnosentrisme dan mempromosikan dialog, penghargaan terhadap keragaman, serta inklusi sosial dan politik, menjadi kunci untuk membangun masyarakat yang lebih harmonis, adil, dan inklusif.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Dian Florecita Panggabean -
NAMA: DIAN FLORECITA PANGGABEAN
NPM: 2315011131
KELAS: B

Merujuk sejumlah deskripsi yang
telah diuraikan pada pembahasan terdahulu maka dapat dikatakan bahwa integrasi nasional adalah jalan keluar untuk menghadapi yang hingga saat ini masih terus-menerus melanda Indonesia. Konflik antar-etnik, konflik antar-daerah, konflik antar-agama, konflik antar-partai politik, konflik antar-pelajar, serta sejumlah konflik kepentingan lain semestinya tidak perlu terjadi kalau masing-masing pelaku konflik menyadari bahwa pluralitas bangsa Indonesia sudah menjadi sebuah keniscayaan.
Kebijakan otonomi daerah yang kini marak di sejumlah penjuru negeri ini, justru menjadi penghambat cita-cita menerapkan konsep integrasi nasional. Cita-cita menerapkan konsep integrasi nasional akan terwujud, manakala sekelompok anggota masyarakat bersedia menerobos identitasnya dan mengambil jarak dari segala kepentingan yang selama ini dianggap membentuk watak dirinya atau watak kelompoknya. Dengan demikian ia meninggalkan identitasnya, yang kemudian membuka kemungkinan untuk pembentukan integrasi yang lebih luas.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by TRISTIA MEI RINANDA -
Nama : Tristia Mei Rinanda
NPM : 2315011046
Kelas : B

Integrasi Nasional Sebagai Penangkal Etnosentris di Indonesia
Konteks Sejarah Indonesia
Sejak proklamasi kemerdekaan Indonesia, negara ini telah melalui berbagai perubahan ideologi, azas, dan paham yang mempengaruhi dinamika sosial-politiknya. Perubahan ini telah menyebabkan disintegrasi dan instabilitas nasional, terutama dalam transisi dari Orde Lama (Orla) ke Orde Baru (Orba). Puncaknya adalah pemberontakan PKI pada 30 September 1965, yang kemudian direspons dengan keluarnya Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar). Saat itu, situasi politik ditandai dengan persaingan kekuasaan di antara elite politik seperti PKI, PNI, Masyumi, dan militer.

Identitas dan Integrasi Nasional
Identitas Nasional: Pada awal kemerdekaan, identitas nasional Indonesia dipengaruhi oleh simbol-simbol seperti Sang Saka Merah Putih, lagu kebangsaan "Indonesia Raya", dan Bahasa Indonesia. Identitas ini merupakan representasi masyarakat Indonesia secara sosial dan budaya, yang terus berkembang seiring waktu.

Keanekaragaman Indonesia: Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman, baik dari segi geografis, etnis, maupun budaya. Dengan lebih dari 17.000 pulau, 1.000 suku bangsa, dan 600 bahasa daerah, Indonesia memiliki kekayaan alam dan budaya yang luar biasa. Ini mencakup keanekaragaman hayati, seni, dan budaya tradisional.

Konsep Integrasi Nasional: Dalam konteks kebudayaan, integrasi nasional menjadi strategi penting bagi Indonesia yang berusia lebih dari enam dasawarsa. Ini merujuk pada upaya untuk menyatukan visi dan misi di antara beragam kepentingan dan identitas masyarakat Indonesia. Strategi ini bertujuan untuk memelihara keragaman budaya sambil memperkuat kesatuan dan solidaritas nasional.

Pentingnya Integrasi Nasional sebagai Penangkal Etnosentris
Mencegah Konflik Etnis dan Sentimen Etnosentris: Integrasi nasional bertujuan untuk mengurangi potensi konflik antar etnis dan mencegah munculnya sentimen etnosentris yang dapat mengancam stabilitas dan persatuan nasional.

Membangun Kesadaran Kebangsaan: Dengan memperkuat integrasi nasional, masyarakat Indonesia dapat mengembangkan kesadaran kebangsaan yang kuat, di mana warga merasa terikat oleh kesamaan visi, misi, dan nilai-nilai nasional.

Menjaga Kerukunan dan Solidaritas Sosial: Integrasi nasional juga berperan dalam memelihara kerukunan dan solidaritas sosial di tengah keragaman budaya, bahasa, dan agama. Ini diperlukan untuk menciptakan suasana harmonis di antara masyarakat Indonesia.

Memperkuat Identitas Bangsa: Melalui integrasi nasional, identitas nasional Indonesia dapat diperkuat, yang pada gilirannya akan memberikan landasan moral dan emosional bagi kesatuan dan keberlanjutan bangsa.

Menjaga Kedaulatan dan Kemandirian: Integrasi nasional juga penting untuk menjaga kedaulatan politik dan ekonomi negara dari intervensi asing yang tidak diinginkan, serta memastikan kemandirian dalam mengambil keputusan strategis.

Dengan menjaga dan memperkuat integrasi nasional, Indonesia dapat menghadapi tantangan etnosentrisme dan membangun masyarakat yang inklusif, berkeadilan, dan bersatu dalam keragaman. Ini adalah langkah krusial dalam memastikan stabilitas, perdamaian, dan kemajuan bangsa Indonesia menuju masa depan yang lebih baik.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by M. Almer Arya Putra Rafdiono -
Nama : M. Almer Arya Putra Rafdiono
NPM : 2315011029
Kelas : B

Dalam jurnal "Integrasi Nasional Sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia" oleh Agus Maladi Irianto, ia menjelaskan tentang integrasi nasional sebagai strategi penangkal etnosentrisme di Indonesia. Jurnal ini mencakup pendahuluan tentang pengalaman negara dan bangsa Indonesia, yang terdiri dari berbagai perubahan azas, paham, ideologi dan doktrin dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Hal ini menyebabkan disintegrasi dan instabilisasi nasional.
Irianto menjelaskan bahwa integrasi nasional merupakan proses penggabungan berbagai grup etnis, religi, dan politik ke dalam satu kesatuan bangsa dan negara. Integrasi nasional memiliki tiga fungsi utama, yaitu:
• Membentuk hubungan dan sosialisasi antar grup etnis, religi, dan politik.
• Membentuk sikap dan pendapat yang membentuk perspektif yang lebih luas.
• Membentuk kesatuan bangsa dan negara.

Selanjutnya, Irianto mengulas tentang bagaimana integrasi nasional dapat menangani konflik etnosentrisme, religiosentrisme, dan politikisme. Dengan integrasi nasional, individu dan grup dapat menyebutkan diri mereka sebagai bagian dari kesatuan bangsa dan negara.
Irianto juga mengatakan bahwa integrasi nasional tidak hanya merupakan proses yang dilakukan oleh pemerintah, tetapi juga oleh masyarakat secara bersamaan. Integrasi nasional harus dilakukan dengan cara yang terwujud, seperti melakukan kegiatan-kegiatan yang menyebarkan pendidikan dan pengembangan kesatuan bangsa dan negara.
Jurnal ini menjelaskan tentang peran integrasi nasional sebagai penangkal etnosentrisme di Indonesia. Dengan integrasi nasional, Indonesia dapat menjadi kesatuan yang lebih baik dan lebih mencintai kebangsaan dan kewarganegaraan.
Pada pendahuluan, Irianto menjelaskan bahwa negara dan bangsa Indonesia telah melalui berbagai perubahan azas, paham, ideologi dan doktrin dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Hal ini menyebabkan disintegrasi dan instabilisasi nasional. Perubahan dari Orde Lama (Orla) ke Orde Baru (Orba) ditandai dengan pemberontakan PKI 30 September 1965 hingga lahirlah Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar). Situasi perpolitikan nasional menjelang runtuhnya Orla ditandai dengan perebutan pengaruh di antara para elite politik negeri pada waktu itu. Kekuatan elite yang memiliki pengaruh pada waktu itu, di antaranya PKI, PNI, Masyumi dan militer (Angkatan Darat). Saat itu, PKI menjadi satu-satunya kelompok yang dituduh sebagai dalang yang mendorong konflik antar-etnik, konflik antar-daerah, konflik antar-agama, konflik antar-partai politik, konflik antar-pelajar, serta sejumlah konflik kepentingan lain.
Irianto menjelaskan bahwa integrasi nasional adalah jalan keluar untuk menghadapi konflik antar-etnik, konflik antar-daerah, konflik antar-agama, konflik antar-partai politik, konflik antar-pelajar, serta sejumlah konflik kepentingan lain. Dengan integrasi nasional, masing-masing pelaku konflik menyadari bahwa pluralitas bangsa Indonesia sudah menjadi sebuah keniscayaan.
Irianto mengatakan bahwa integrasi nasional adalah proses penggabungan berbagai grup etnis, religi, dan politik ke dalam satu kesatuan bangsa dan negara. Integrasi nasional memiliki tiga fungsi utama, yaitu:
• Membentuk hubungan dan sosialisasi antar grup etnis, religi, dan politik.
• Membentuk sikap dan pendapat yang membentuk perspektif yang lebih luas.
• Membentuk kesatuan bangsa dan negara.

Selanjutnya, Irianto mengulas tentang bagaimana integrasi nasional dapat menangani konflik etnosentrisme, religiosentrisme, dan politikisme. Dengan integrasi nasional, individu dan grup dapat menyebutkan diri mereka sebagai bagian dari kesatuan bangsa dan negara.
Irianto juga mengatakan bahwa integrasi nasional tidak hanya merupakan proses yang dilakukan oleh pemerintah, tetapi juga oleh masyarakat secara bersamaan. Integrasi nasional harus dilakukan dengan cara yang terwujud, seperti melakukan kegiatan-kegiatan yang menyebarkan pendidikan dan pengembangan kesatuan bangsa dan negara.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by ANNISA HERDAYANTI -
NAMA : ANNISA HERDAYANTI
NPM : 2315011021
KELAS : B

Integrasi Nasional Sebagai Penangkal Etnosentrisme Di Indonesia

Memajukan adab dan kemampuan bangsa merupakan tugas utama pembangunan kebudayaan nasional. Identitas sebagai sarana pembentukan pola pikir masyarakat diperlukan adanya suatu kesadaran nasional yang dipupuk dengan menanamkan gagasan nasionalisme dan pluralisme. Kesadaran nasional selanjutnya menjadi dasar dari keyakinan adanya integrasi nasional yang mampu memelihara dan mengembangkan harga diri bangsa, harkat dan martabat bangsa sebagai upaya melepaskan bangsa dari (ketergantungan, ketertundudukan, keterhinaan terhadap bangsa asing.

Integrasi nasional sebagai suatu kesadaran dan bentuk pergaulan yang menyebabkan berbagai kelompok dengan identitas masing-masing merasa dirinya sebagai satu kesatuan bangsa Indonesia. Pada suatu sisi integrasi terbentuk kalau ada identitas yang mendukungnya seperti kesamaan bahasa, kesamaan dalam nilai sistem budaya, kesamaan cita-cita politik, atau kesamaan dalam pandangan hidup atau orientasi keagamaan.Pada pihak lain, integrasi yang lebih luas hanya mungkin terbentuk apabila sekelompok orang menerobos identitasnya dan mengambil jarak dari segala yang selama ini dianggap membentuk watak dirinya atau watak kelompoknya. Dengan demikian ia meninggalkan identitasnya, yang kemudian membuka kemungkinan untuk pembentukan integrasi yang lebih luas.

Bahasa Indonesia adalah bahasa yang berasal dari kepulauan Riau, dan pada awalnya menjadi suatu atribut dari identitas penduduk kepulauan Riau, bahasa itu kemudian berkembang menjadi Melayu Pasar, yang digunakan oleh berbagai kelompok etnis yang bertemu di pasar dalam interaksi perdagangan. Akan tetapi dalam perkembangan lebih lanjut muncul dengan komunitas baru dengan jaringan yang jauh lebih luas, yaitu kelompok-kelompok yang menggunakan bahasa Melayu Pasar sebagai sarana komunikasi antara mereka. Akibatnya bahasa Melayu Pasar sebagai lingua franca kemudian menjadi ciri baru bagi suatu komunitas pengguna bahasa tersebut dan kemudian kembali berfungsi sebagai penunjuk identitas dari suatu jaringan kelompok-kelompok yang merasa dan ternyata dihubungkan satu sama lain oleh bahasa tersebut dan menemukan suatu kesatuan baru berupa integrasi yang lebih luas.

Etnosentrisme kian menguat justru ditopang dengan kebijakan negara yang mengembangkan otonomi daerah dan pemekaran daerah. Semangat otonomi daerah dan pemekaran daerah menjadi berjalan seiring dengan menguatnya etnosentrisme. Sebagai contoh, Setiap provinsi dan setiap kabupaten ingin mendirikan sekolah sendiri baik pada tingkat dasar, tingkat menengah, bahkan pada tingkat perguruan tinggi. Para siswa dan bahkan para mahasiswa yang belajar praktis berasal dari daerah yang sama dan juga dari latar belakang budaya yang sama. Hal ini dalam jangka panjang bukannya tak mungkin akan menyebabkan menyempitnya rasa integrasi nasional, karena integrasi cenderung lebih didasarkan pada faktorfaktor etnis dan faktor daerah semata. Pendirian sekolah di masing-masing daerah tidak dalam kapasitasnya untuk mencerdaskan anak bangsa yang ada di wilayah tersebut, tetapi justru lebih pada semangat menyelamatan asset daerah dan meningkatkan pendapatan daerah tersebut.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Kayla Amanda Hidayat -
nama: kayla amanda hidayat
npm : 2315011001

Jurnal ini mengulas integrasi nasional sebagai upaya menanggulangi etnosentrisme di Indonesia. Integrasi nasional dijelaskan sebagai upaya membentuk kelompok bersatu dengan isu bersama, baik ideologis, ekonomis, atau sosial. Penekanan diberikan pada peran identitas ganda dalam pembentukan integrasi, dengan identitas mendukungnya jika terdapat kesamaan dalam bahasa, nilai budaya, cita-cita politik, atau pandangan hidup. Integrasi yang lebih luas membutuhkan kelompok yang dapat mengatasi identitas mereka dan menjauhi faktor-faktor pembentuk watak mereka.

Otonomi daerah dan pemekaran daerah juga dibahas dalam konteks meningkatnya etnosentrisme. Semangat otonomi daerah kadang menciptakan keinginan untuk institusi pendidikan sendiri, memperkuat identitas daerah dan menyempitkan integrasi nasional. Konflik identitas, termasuk etnosentrisme, muncul di tengah keberagaman Indonesia yang kaya akan suku bangsa, bahasa, dan budaya.

Sebagai strategi kebudayaan, integrasi nasional dianggap sebagai solusi untuk mengatasi konflik-konflik tersebut. Pentingnya kesadaran nasional melalui nasionalisme dan pluralisme ditekankan. Identitas dipandang sebagai faktor ganda dalam membentuk integrasi nasional, dengan kesamaan bahasa dan nilai budaya mendukungnya.

Perkembangan teknologi komunikasi, terutama melalui media massa seperti televisi, diakui berperan penting membentuk identitas dan membuka peluang integrasi yang lebih luas. Namun, penulis menyoroti tantangan dari konsep otonomi daerah yang dapat memperkuat etnosentrisme. Keseluruhan, jurnal ini menyajikan analisis mendalam tentang hubungan integrasi nasional, identitas ganda, otonomi daerah, dan konflik etnosentrisme di Indonesia.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Sokhih batara Jadid Mashudi -
NAMA : SOKHIH BATARA JADID MASHUDI
NPM : 2315011003
KELAS :B

Analisis jurnal
1. Pembahasan mengenai pembentukan identitas dan kebudayaan Indonesia oleh Agus Maladi Irianto, yang menekankan bahwa identitas terbentuk melalui kemauan individu dan tanggapan terhadap kekuatan objektif di sekitarnya.
2. Pentingnya konsep integrasi nasional sebagai strategi kebudayaan Indonesia dalam menyatukan visi dan misi di antara masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang kompleks.
3. Sorotan terhadap etnosentrisme, di mana Agus Maladi Irianto mengungkapkan kecenderungan menganggap budaya etnik sendiri lebih unggul, serta resistensi kebudayaan lokal terhadap hegemoni global.
4. Peran signifikan tayangan televisi dalam kehidupan sehari-hari, memainkan peran dalam merefleksikan kehidupan sehari-hari dan membangun hubungan sosial melalui interaksi dalam konteks politik, ekonomi, dan kultural.
5. Perbandingan antara integrasi nasional dan otonomi daerah, dengan penekanan pada peran integrasi nasional dalam menyatukan visi dan misi bangsa Indonesia, terutama dalam mengatasi konflik antar-etnik, antar-daerah, dan antar-agama.
Evolusi identitas nasional Indonesia, yang berkembang dari masa awal kemerdekaan dengan simbol-simbol fisik dan kebijakan umum menuju era yang membutuhkan reinterpretasi identitas nasional.
6. Selain itu, jurnal membahas tantangan dalam pembentukan identitas individu yang dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal, seperti teknologi komunikasi. Teknologi ini dapat memainkan peran penting dalam membentuk identitas individu yang lebih dipengaruhi oleh kepentingan yang individu kembangkan sendiri daripada oleh faktor-faktor eksternal. Kesadaran nasional yang didasarkan pada gagasan nasionalisme dan pluralisme dianggap kunci dalam mencapai integrasi nasional dan menghindari konflik internal di Indonesia.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Nur Istiqomah Salsabila -
Nama : Nur Istiqomah Salsabila
NPM: 2315011011

Jurnal ini mengulas tentang peran integrasi nasional sebagai upaya untuk mengatasi etnosentrisme di Indonesia. Integrasi nasional dijelaskan sebagai pembentukan kelompok yang bersatu melalui isu-isu bersama, seperti ideologis, ekonomis, atau sosial. Penulis menyoroti pentingnya identitas ganda dalam membentuk integrasi nasional, di mana kesamaan dalam bahasa, nilai budaya, cita-cita politik, atau pandangan hidup mendukung integrasi.

Diskusi juga melibatkan peran otonomi daerah dan pemekaran daerah dalam meningkatkan etnosentrisme. Semangat otonomi daerah seringkali mendorong setiap daerah untuk mendirikan institusi pendidikan sendiri, yang dapat memperkuat identitas daerah dan merongrong integrasi nasional. Konflik identitas, seperti etnosentrisme, muncul dalam konteks pluralitas Indonesia yang kaya akan suku bangsa, bahasa, dan budaya.

Sebagai strategi kebudayaan, integrasi nasional dianggap sebagai solusi untuk mengatasi konflik-konflik tersebut. Kesadaran nasional, ditanamkan melalui gagasan nasionalisme dan pluralisme, dianggap sebagai kunci dalam mencapai integrasi. Identitas juga dianggap berfungsi ganda dalam membentuk integrasi nasional, dengan faktor-faktor seperti kesamaan bahasa dan nilai budaya mendukungnya.

Penulis menyoroti peran teknologi komunikasi, terutama melalui media massa seperti televisi, dalam membentuk identitas dan membuka peluang untuk integrasi yang lebih luas. Namun, tantangan dari konsep otonomi daerah juga diakui, karena dapat memperkuat etnosentrisme.

Secara keseluruhan, jurnal ini memberikan analisis mendalam tentang keterkaitan antara integrasi nasional, identitas ganda, otonomi daerah, dan konflik etnosentrisme di Indonesia.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by NAJLA NURJANNAH ALIM -
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Sebelumnya izin memperkenalkan diri Pak,
NAMA : NAJLA NURJANNAH ALIM
NPM : 2315011074
FAKULTAS : TEKNIK
PRODI : TEKNIK SIPIL

Izinkan saya menyampaikan analisis dari jurnal yang Bapak berikan, jurnal tersebut berjudul INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA

Identitas adalah representasi diri seseorang atau masyarakat melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya. Dengan demikian, identitas adalah produk kebudayaan yang berlangsung demikian kompleks. Identitas dilihat dari aspek waktu bukanlah suatu wujud yang sudah ada sejaksemula dan tetap bertahan dalam suatu esensi yang abadi. Sedangkan dilihat dari aspek ruang juga bukan hanya satu atau tunggal, tetapi terdiri dari berbagai lapisan identitas. Lapis-lapis identitas itu tergantung pada peran-peran yang dijalankan, keadaan objektif yang dihadapi, serta ditentukan pula dari cara menyikapi keadaan dan peran tersebut.

Identitas bukanlah suatu yang selesai dan final, tetapi merupakan suatu kondisi yang selalu disesuaikan kembali, sifat yang selalu diperbaharui, dan keadaan yang dinegosiasi terus-menerus, sehingga wujudnya akan selalu tergantung dari proses yang membentuknya.

Integrasi nasional merupakan suatu proses yang bertujuan untuk menyatukan rakyat, wilayah, dan pemerintah sebagai tiga unsur konstitutif. Dalam sebuah negara multikultural, integrasi nasional diperlukan agar negara tersebut dapat mewujudkan efek sinergi maksimal dari kesatuan rakyat, wilayah, dan pemerintahnya. Adapun integrasi nasional dapat diwujudkan dalam kehidupan masyarakat majemuk apabila tidak terjadi diskriminasi antara satu sama lain. Tanpa integrasi nasional tiga unsur negara itu akan berfungsi sendiri-sendiri atau malah akan berkonflik satu dengan yang lainnya.

integrasi nasional adalah jalan keluar untuk menghadapi yang hingga saat ini masih terus-menerus melanda Indonesia. Konflik antar-etnik, konflik antar-daerah, konflik antar-agama, konflik antar-partai politik, konflik antar-pelajar, serta sejumlah konflik kepentingan lain semestinya tidak perlu terjadi kalau masing-masing pelaku konflik menyadari bahwa pluralitas bangsa Indonesia sudah menjadi sebuah keniscayaan.

Jurnal ini membahas tentang pentingnya integrasi nasional sebagai upaya untuk mengatasi etnosentris di Indonesia.
Etnosentrime merupakan kecenderungan untuk berfikir bahwa budaya etniknya lebih unggul dibandingkan dengan budaya etnik lain. Segala sudut sesuatu dilihat dari sudut pandang etniknya sendiri.
Contoh etnosentrisme di Indonesia adalah
1. Peristiwa kolonialisme dan imperialisme.
Indonesia mengalami penjajahan oleh bangsa Eropa selama ratusan tahun. Selama masa penjajahan tersebut, terdapat anggapan bahwa masyarakat lokal lebih rendah daripada pihak koloni.
2. Stereotip Budaya
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat multikultural yang terdiri atas banyak etnis dan suku hidup berdampingan.
Hal ini tak jarang bisa memicu stereotip terhadap etnis lain dan mengasumsikan bahwa seluruh anggota etnis tersebut mempunyai ciri yang sama.
3. Konflik Antaragama
Selain memiliki suku dan etnis yang beragam, Indonesia juga memiliki banyak kepercayaan. Tak jarang pula hal ini menimbulkan konflik agama, seperti konflik di Poso dan Tanjung Balai.
4. Diskriminasi Etnis
Hal ini dipicu karena adanya anggapan bahwa etnis tertentu lebih rendah daripada etnis mereka sendiri. Kondisi ini juga dapat menghalangi suatu kelompok terhadap akses pelayanan publik maupun pendidikan.

Sekian perspektif dan pemahaman saya tentang jurnal tersebut pak, kurang lebihnya saya mohon maaf kepada Allah saya mohon ampun. Terima Kasih Pak.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by NAILAH KHAIRUNNISA -
Nama : NAILAH KHAIRUNNISA
NPM : 23150110118
Kelas : B

Jurnal yang berjudul "Integrasi Nasional Sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia" menyajikan analisis tentang integrasi nasional di Indonesia dari perspektif etnosentrisme. Integrasi nasional adalah proses mencapai persatuan dan kesatuan dalam negara dengan mengurangi perbedaan dan meningkatkan kesamaan antar kelompok.

Integrasi nasional di Indonesia mencakup berbagai aspek, seperti politik, antropologi, dan budaya. Dari perspektif politik, integrasi nasional adalah proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial dalam kesatuan wilayah nasional, yang membangun rasa kebangsaan dengan cara menghapus kesetiaan pada ikatan-ikatan yang lebih sempit. Dari perspektif antropologi, integrasi nasional adalah proses penyesuaian di antara unsur-unsur kebudayaan yang berbeda sehingga mencapai suatu keserasian fungsi dalam kehidupan masyarakat.

Faktor pendorong integrasi nasional di Indonesia antara lain adanya rasa senasib dan seperjuangan oleh faktor sejarah, adanya ideologi nasional yang tercermin dalam simbol negara, seperti Garuda Pancasila dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika, adanya tekad dan keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia, dan adanya ancaman dari luar yang menyebabkan munculnya semangat nasionalisme di kalangan bangsa Indonesia.

Faktor penghambat integrasi nasional di Indonesia antara lain kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan yang bersifat heterogen, kurangnya toleransi antargolongan, kurangnya kesadaran dari masyarakat Indonesia terhadap ancaman dan gangguan dari luar, dan adanya ketidakpuasan terhadap ketimpangan dan ketidakmerataan hasil-hasil pembangunan.

Untuk mencapai integrasi nasional, diperlukan beberapa persyaratan, seperti setiap anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhan satu sama lain, terciptanya kesepakatan bersama mengenai norma-norma dan nilai-nilai sosial yang dilestarikan dan dijadikan pedoman, dan norma-norma dan nilai-nilai sosial dijadikan aturan dalam proses integrasi sosial.

Jurnal ini menunjukkan bahwa integrasi nasional adalah proses yang penting untuk mengatasi etnosentrisme dan mencapai persatuan dan kesatuan dalam negara. Dengan integrasi nasional, Indonesia dapat mengatasi tantangan yang dapat menyebabkan perpecahan bangsa dan mencapai keselarasan fungsi-fungsi yang dilakukan oleh masyarakat.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by M. Qibtiah Putri Agne -
NAMA : M. Qibtiah Putri Agne
NPM: 2315011002
KELAS: B

Analisis jurnal tentang "Integrasi Nasional sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia" membahas bagaimana integrasi nasional dapat mengatasi etnosentrisme di negara tersebut. Integrasi nasional diartikan sebagai proses penggabungan kelompok yang memiliki kesamaan dalam isu-isu ideologis, ekonomis, atau sosial. Penulis menyoroti pentingnya identitas ganda dalam membentuk integrasi nasional, di mana kesamaan dalam bahasa, nilai budaya, cita-cita politik, atau pandangan hidup mendukung proses tersebut. Namun, integrasi yang lebih luas membutuhkan kemampuan kelompok untuk menavigasi identitas mereka dan mengurangi pengaruh faktor-faktor yang membentuk kepribadian mereka.

Selain itu, penulis juga membahas peran otonomi daerah dan pemekaran daerah dalam meningkatkan etnosentrisme. Semangat otonomi daerah sering kali memicu keinginan setiap daerah untuk memiliki institusi pendidikan sendiri, yang dapat memperkuat identitas daerah dan mengurangi integrasi nasional. Konflik identitas, seperti etnosentrisme, sering muncul di Indonesia yang pluralistik dengan banyak suku bangsa, bahasa, dan budaya.

Sebagai strategi budaya, integrasi nasional dianggap sebagai solusi untuk mengatasi konflik-konflik tersebut. Kesadaran nasionalisme dan pluralisme dianggap penting dalam proses integrasi ini. Identitas ganda juga berperan dalam membentuk integrasi nasional, dengan kesamaan bahasa dan nilai budaya menjadi faktor pendukungnya.

Penulis mencatat bahwa teknologi komunikasi, khususnya melalui media massa seperti televisi, memegang peran penting dalam membentuk identitas dan membuka peluang untuk integrasi yang lebih luas. Namun, penulis juga menyoroti tantangan dari konsep otonomi daerah yang dapat memperkuat etnosentrisme.

Secara keseluruhan, jurnal ini memberikan analisis mendalam tentang hubungan antara integrasi nasional, identitas ganda, otonomi daerah, dan konflik etnosentrisme di Indonesia.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Agung Rafsanjani -
Nama : Agung Rafsanjani
NPM : 2315011033

Analisis Jurnal :
Jurnal ini membahas pentingnya integrasi nasional sebagai solusi untuk menangani etnosentrisme di Indonesia, yang merupakan kecenderungan untuk menganggap budaya atau kelompok etnik sendiri lebih baik daripada yang lain. Integrasi nasional menjadi kunci dalam menyatukan berbagai latar belakang kebudayaan yang kompleks di Indonesia, terutama dalam menghadapi tantangan etnosentrisme, religiusme, dan politikisme.

Identitas individu memainkan peran penting dalam membentuk integrasi nasional. Identitas yang kuat dan positif dapat menjadi dasar untuk membangun kesadaran nasional yang kuat. Namun, tantangan muncul ketika identitas individu dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal, seperti teknologi komunikasi. Teknologi komunikasi berperan dalam membentuk identitas individu yang lebih dipengaruhi oleh kepentingan pribadi daripada oleh faktor-faktor eksternal.

Integrasi nasional membutuhkan kesadaran nasional yang didasarkan pada nasionalisme dan pluralisme. Kesadaran akan pluralitas bangsa Indonesia menjadi kunci dalam menghindari konflik antar-etnik, antar-daerah, antar-agama, dan lainnya. Namun, kebijakan otonomi daerah bisa menjadi hambatan dalam menerapkan integrasi nasional karena dapat memperkuat etnosentrisme dan mengancam kesatuan nasional.

Selain itu, birokrasi daerah juga bisa dimanfaatkan untuk kepentingan pusat daripada untuk kepentingan daerah. Penyempitan fungsi birokrasi bisa mengancam politik nasional yang seharusnya didasarkan pada identitas nasional yang inklusif.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Zidan Ahmad Nawfal -
NAMA : ZIDAN AHMAD NAWFAL
NPM:2315011006
KELAS:B

Jurnal ini merinci analisis mengenai peran integrasi nasional sebagai upaya untuk menanggulangi fenomena etnosentrisme di Indonesia. Konsep integrasi nasional dijelaskan sebagai upaya membentuk kesatuan antar kelompok, didasarkan pada isu bersama, termasuk aspek ideologis, ekonomis, dan sosial. Penekanan diberikan pada peran identitas ganda dalam pembentukan integrasi nasional, dimana kesamaan dalam bahasa, nilai budaya, cita-cita politik, dan pandangan hidup mendukung integrasi.

Selanjutnya, penulis membahas bagaimana identitas ganda dapat menjadi kunci keberhasilan integrasi nasional, namun juga mencatat bahwa integrasi yang lebih luas memerlukan kelompok yang mampu mengatasi identitas mereka dan menjauh dari faktor-faktor pembentuk karakter individual mereka.

Otonomi daerah dan pemekaran daerah juga dibahas sebagai faktor yang dapat meningkatkan etnosentrisme. Semangat otonomi daerah seringkali mendorong keinginan untuk memiliki institusi pendidikan sendiri, yang dapat memperkuat identitas daerah dan merongrong integrasi nasional. Konflik identitas, terutama etnosentrisme, dijelaskan sebagai hasil dari keberagaman Indonesia dalam suku bangsa, bahasa, dan budaya.

Dalam upaya mengatasi konflik tersebut, integrasi nasional dianggap sebagai strategi kebudayaan. Penulis menyoroti pentingnya kesadaran nasional melalui gagasan nasionalisme dan pluralisme sebagai sarana untuk mencapai integrasi yang lebih kokoh. Identitas dianggap berperan ganda dalam membentuk integrasi nasional, dengan faktor-faktor seperti kesamaan bahasa dan nilai budaya yang mendukungnya.

Pentingnya peran teknologi komunikasi, terutama media massa seperti televisi, dalam membentuk identitas dan membuka peluang untuk integrasi yang lebih luas juga ditekankan dalam jurnal ini. Namun, penulis juga mencatat tantangan yang muncul dari konsep otonomi daerah, yang dapat memperkuat etnosentrisme.

Secara keseluruhan, jurnal ini memberikan analisis mendalam mengenai hubungan kompleks antara integrasi nasional, identitas ganda, otonomi daerah, dan konflik etnosentrisme di Indonesia.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Andhika Rachmat Hidayat -
Andhika Rachmat Hidayat
2315011015
Kelas B

Jurnal "Integrasi Nasional Sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia" menganalisis integrasi nasional dari sudut pandang etnosentrisme. Integrasi nasional adalah proses mencapai kesatuan dan persatuan nasional dengan mengurangi perbedaan dan meningkatkan kesamaan antar kelompok.

Integrasi nasional di Indonesia memiliki banyak aspek, termasuk budaya, politik, dan antropologi. Dari sudut pandang politik, integrasi nasional adalah proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial dalam satu wilayah nasional, yang menciptakan rasa kebangsaan dengan menghapus ikatan yang lebih sempit. Dari sudut pandang antropologi, integrasi nasional adalah proses penyesuaian berbagai unsur kebudayaan yang berbeda sehingga mencapai kesepakatan nasional.

Faktor-faktor yang mendorong integrasi nasional Indonesia termasuk rasa senasib dan perjuangan sejarah, ideologi nasional yang diwakili oleh Garuda Pancasila dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika, keinginan dan tekad untuk bersatu, dan ancaman dari luar yang mendorong semangat nasionalisme.

Salah satu faktor yang menghambat integrasi nasional di Indonesia adalah kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan yang heterogen, kurangnya toleransi antargolongan, kurangnya kesadaran masyarakat Indonesia terhadap ancaman dan gangguan dari luar, dan ketidakpuasan terhadap ketimpangan dan ketidakmerataan hasil pembangunan.

Untuk mencapai integrasi nasional, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi. Beberapa di antaranya adalah bahwa setiap anggota komunitas merasa bahwa mereka dapat memenuhi kebutuhan satu sama lain; bahwa orang-orang telah mencapai kesepakatan tentang nilai-nilai dan standar sosial yang harus dijaga dan dijadikan pedoman; dan bahwa nilai-nilai dan standar sosial tersebut menjadi aturan selama proses integrasi sosial.

Jurnal ini menunjukkan bahwa integrasi nasional adalah proses penting untuk mengatasi etnosentrisme dan mencapai persatuan dan kesatuan nasional. Dengan integrasi nasional, Indonesia dapat mengatasi masalah yang dapat menyebabkan perpecahan bangsa dan menyelaraskan fungsi-fungsi yang dilakukan oleh masyarakatnya.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Muhammad Alvin Dzaky Suwandi -
NAMA : MUHAMMAD ALVIN DZAKY SUWANDI
NPM : 2315011069
KELAS : B

Identitas adalah representasi diri seseorang atau masyarakat melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya. Dengan demikian, identitas adalah produk kebudayaan yang berlangsung demikian kompleks. Identitas dilihat dari aspek waktu bukanlah suatu wujud yang sudah ada sejaksemula dan tetap bertahan dalam suatu esensi yang abadi. Sedangkan dilihat dari aspek ruang juga bukan hanya satu atau tunggal, tetapi terdiri dari berbagai lapisan identitas. Lapis-lapis identitas itu tergantung pada peran-peran yang dijalankan, keadaan objektif yang dihadapi, serta ditentukan pula dari cara menyikapi keadaan dan peran tersebut.
Etnosentrime merupakan kecenderungan untuk berfikir bahwa budaya etniknya lebih unggul dibandingkan dengan budaya etnik lain. Segala sudut sesuatu dilihat dari sudut pandang etniknya sendiri.
integrasi nasional adalah jalan keluar untuk menghadapi yang hingga saat ini masih terus-menerus melanda Indonesia. Konflik antar-etnik, konflik antar-daerah, konflik antar-agama, konflik antar-partai politik, konflik antar-pelajar, serta sejumlah konflik kepentingan lain semestinya tidak perlu terjadi kalau masing-masing pelaku konflik menyadari bahwa pluralitas bangsa Indonesia sudah menjadi sebuah keniscayaan.
Banyak sekali faktor yang dapat memicu etnosentrisme dan disintegrasi salah satunya adalah hal yang sering terjadi belakangan ini yaitu diskriminasi dan kurangnya rasa peduli masyarakat terhadap masyarakat lainnya.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Frengky Hutasoit -
NAMA : FRENGKY HUTASOIT
NPM : 2315011113
KELAS : B

Jurnal yang berjudul "Integrasi Nasional Sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia" menyajikan analisis tentang integrasi nasional di Indonesia dari perspektif etnosentrisme. Integrasi nasional adalah proses mencapai persatuan dan kesatuan dalam negara dengan mengurangi perbedaan dan meningkatkan kesamaan antar kelompok.

Integrasi nasional di Indonesia mencakup berbagai aspek, seperti politik, antropologi, dan budaya. Dari perspektif politik, integrasi nasional adalah proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial dalam kesatuan wilayah nasional, yang membangun rasa kebangsaan dengan cara menghapus kesetiaan pada ikatan-ikatan yang lebih sempit. Dari perspektif antropologi, integrasi nasional adalah proses penyesuaian di antara unsur-unsur kebudayaan yang berbeda sehingga mencapai suatu keserasian fungsi dalam kehidupan masyarakat.

Faktor pendorong integrasi nasional di Indonesia antara lain adanya rasa senasib dan seperjuangan oleh faktor sejarah, adanya ideologi nasional yang tercermin dalam simbol negara, seperti Garuda Pancasila dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika, adanya tekad dan keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia, dan adanya ancaman dari luar yang menyebabkan munculnya semangat nasionalisme di kalangan bangsa Indonesia.

Faktor penghambat integrasi nasional di Indonesia antara lain kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan yang bersifat heterogen, kurangnya toleransi antargolongan, kurangnya kesadaran dari masyarakat Indonesia terhadap ancaman dan gangguan dari luar, dan adanya ketidakpuasan terhadap ketimpangan dan ketidakmerataan hasil-hasil pembangunan.

Untuk mencapai integrasi nasional, diperlukan beberapa persyaratan, seperti setiap anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhan satu sama lain, terciptanya kesepakatan bersama mengenai norma-norma dan nilai-nilai sosial yang dilestarikan dan dijadikan pedoman, dan norma-norma dan nilai-nilai sosial dijadikan aturan dalam proses integrasi sosial.

Jurnal ini menunjukkan bahwa integrasi nasional adalah proses yang penting untuk mengatasi etnosentrisme dan mencapai persatuan dan kesatuan dalam negara. Dengan integrasi nasional, Indonesia dapat mengatasi tantangan yang dapat menyebabkan perpecahan bangsa dan mencapai keselarasan fungsi-fungsi yang dilakukan oleh masyarakat.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Nilam Pratiwi Putri -
Nilam Pratiwi Putri
2315011090
kelas B
Jurnal diatas membahas integrasi nasional yang berkait etnosentris

Integrasi nasional sebagai suatu kesadaran dan bentuk pergaulan yang menyebabkan berbagai kelompok dengan identitas masing-masing merasa dirinya sebagai satu kesatuan bangsa Indonesia.
Dengan integrasi nasional, individu dan grup dapat menyebutkan diri mereka sebagai bagian dari kesatuan bangsa dan negara. Irianto juga mengatakan bahwa integrasi nasional tidak hanya merupakan proses yang dilakukan oleh pemerintah, tetapi juga oleh masyarakat secara bersamaan. Integrasi nasional harus dilakukan dengan cara yang terwujud, seperti melakukan kegiatan-kegiatan yang menyebarkan pendidikan dan pengembangan kesatuan bangsa dan negara.

Integrasi nasional dipandang sebagai strategi kebudayaan untuk mengatasi konflik ini, dengan penekanan pada kesadaran nasional melalui gagasan nasionalisme dan pluralisme. Identitas juga dianggap memiliki peran ganda dalam proses integrasi nasional, dengan faktor-faktor seperti kesamaan bahasa dan nilai budaya yang mendukungnya.
integrasi nasional adalah proses yang penting untuk mengatasi etnosentrisme dan mencapai persatuan dan kesatuan dalam negara.Etnosentrisme adalah sikap atau kecenderungan untuk menilai budaya, norma, nilai, atau praktik orang lain berdasarkan standar budaya, norma, nilai, atau praktik dari kelompok etnis atau budaya sendiri, dan menganggapnya sebagai standar yang lebih superior atau lebih baik.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Mudham Matan -
Nama: Mudham Matan
NPM: 2315011032
Kelas: B

Jurnal ini mengulas tentang upaya integrasi nasional sebagai penangkal etnosentrisme di Indonesia. Integrasi nasional dijelaskan sebagai proses pembentukan kelompok yang bersatu karena memiliki kepentingan bersama, baik ideologis, ekonomis, maupun sosial. Penulis menyoroti peran identitas ganda dalam proses integrasi nasional, di mana kesamaan dalam bahasa, nilai budaya, tujuan politik, atau pandangan hidup mendukung integrasi, sementara integrasi yang lebih luas membutuhkan kemampuan kelompok untuk melampaui identitas mereka dan menahan diri dari faktor-faktor yang membentuk karakter mereka.

Penulis juga membahas dampak otonomi daerah dan pemekaran daerah terhadap meningkatnya etnosentrisme. Semangat otonomi daerah sering kali mendorong setiap daerah untuk memperkuat identitas lokal dengan mendirikan institusi pendidikan sendiri, yang dapat meredupkan rasa integrasi nasional. Konflik identitas, termasuk etnosentrisme, muncul dalam kerangka pluralitas Indonesia yang kaya akan suku bangsa, bahasa, dan budaya.

Sebagai strategi kebudayaan, integrasi nasional dianggap sebagai solusi untuk mengatasi konflik-konflik tersebut. Penulis menekankan pentingnya kesadaran nasional yang diperkuat melalui gagasan nasionalisme dan pluralisme. Selain itu, identitas juga dianggap memiliki peran ganda dalam membentuk integrasi nasional, di mana faktor-faktor seperti kesamaan bahasa dan nilai budaya memperkuatnya.

Penulis mencatat bahwa perkembangan teknologi komunikasi, terutama melalui media massa seperti televisi, memainkan peran penting dalam membentuk identitas dan membuka peluang untuk integrasi yang lebih luas. Namun, penulis juga menggarisbawahi tantangan dari konsep otonomi daerah yang dapat memperkuat etnosentrisme.

Secara keseluruhan, jurnal ini memberikan analisis mendalam tentang hubungan antara integrasi nasional, identitas ganda, otonomi daerah, dan konflik etnosentrisme di Indonesia.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Prameswari Buana Sabrina -
NAMA : PRAMESWARI BUANA SABRINA
NPM : 2315011098

Integrasi nasional merupakan proses penggabungan bangsa dan negara yang berbasis pada suatu isu atau tujuan yang berhubungan dengan ideologi, ekonomi, dan sosial. Dalam artikel ini, Agus Maladi Irianto mencoba membuat pengetahuan dan kebentukan sosial yang mengakibatkan berbagai grup dengan identitas berbeda melihat diri mereka sebagai satu kepada satu, yaitu bangsa Indonesia. Agus Maladi Irianto juga mencoba menjelaskan tentang cabaran bagi Indonesia untuk mengembangkan konsep integrasi nasional untuk menghadapi konsep etnosentrisme, religiositas, dan politikalisme.

Indonesia telah melalui berbagai pengalaman sejak proklamasi kemerdekaan hingga saat ini. Perubahan dalam azas, ideologi, dan doktrin yang terjadi di dalam masyarakat, berbangsa, dan bernegara, menyebabkan disintegrasi dan instabilisasi nasional. Perubahan dari Orde Lama (Orla) ke Orde Baru (Orba) ditandai dengan pemberontakan PKI pada tanggal 30 September 1965. Saat itu, PKI menjadi satu-satunya kelompok yang dituduh sebagai dalang yang melakukan kudeta pada tanggal 30 Oktober 1965. Akibatnya, PKI tidak saja terdepak dari konstelasi politik (baik di kabinet maupun di parlemen), tetapi para mahasiswa dan pelajar melalui KAMMI dan KAPPI di bawah kendali Soeharto berusaha menghancurkan PKI seakarakarnya. Selanjutnya, pemerintah Soeharto untuk mengendalikan pemerintahan berusaha untuk melakukan peleburan dan perampingan sejumlah oramas dan partai.
In reply to First post

Re: FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL

by Derli Sugi Setiawan -
NAMA : DERLI SUGI SETIAWAN
NPM : 2315011040
Kelas : B

Jurnal ini membahas tentang integrasi nasional sebagai penangkal etnosentrisme Indonesia. Integrasi nasional adalah terbentuknya kelompok-kelompok yang bersatu karena kesamaan kepentingan, seperti ideologi, ekonomi, atau sosial. Penulis menekankan peran identitas ganda dalam membentuk integrasi nasional, dengan alasan bahwa identitas mendukung integrasi ketika terdapat kesamaan dalam bahasa, nilai-nilai budaya, cita-cita politik, dan pandangan hidup. Sebaliknya, integrasi yang lebih besar membutuhkan kelompok yang mampu melampaui identitas dan menjauhkan diri dari elemen-elemen yang membentuk karakter.

Penulis juga membahas tentang peran otonomi daerah dan pemekaran daerah terhadap bangkitnya etnosentrisme. Semangat otonomi daerah seringkali menimbulkan keinginan setiap daerah untuk mendirikan lembaga pendidikan sendiri, yang dapat memperkuat jati diri daerah dan membatasi rasa integrasi nasional. Konflik identitas seperti etnosentrisme muncul dilatarbelakangi oleh pluralisme Indonesia yang kaya akan suku, bahasa, dan budaya. Sebagai strategi budaya, integrasi nasional dipandang sebagai solusi untuk mengatasi konflik-konflik tersebut.

Penulis menekankan pentingnya kesadaran nasional yang disampaikan melalui gagasan nasionalisme dan pluralisme. Selain itu juga, identitas didukung oleh unsur-unsur seperti kesamaan bahasa dan nilai-nilai budaya, serta diduga mempunyai fungsi ganda dalam membentuk persatuan bangsa.

Penulis mengemukakan bahwa perkembangan teknologi komunikasi, khususnya melalui media massa seperti televisi, berperan penting dalam membuka peluang pembentukan identitas dan integrasi yang lebih besar. Namun penulis juga menyoroti tantangan konsep otonomi daerah yang dapat memperkuat etnosentrisme. Jurnal ini menyajikan analisis mendalam mengenai hubungan integrasi nasional, identitas ganda, otonomi daerah, dan konflik etnosentris di Indonesia.