FORUM JAWABAN ANALISIS JURNAL
NAMA : NAZERA FRANSISCA DEWI
NPM : 2313053182
KELAS : 2F
ANALISIS JURNAL INTEGRASI NASIONAL
Bangsa Indonesia mengalami berbagai perubahan asas, paham, ideologi dan doktrin dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Penyikapan yang dilakukan pemerintahan Orba tentu bertentangan dengan kodrat dan kondisi Indonesia yang selama ini dianugerahi sebagai suatu bangsa yang plural dianggap sebagai bentuk gerakan politik yang lebih menekankan identitas kedaerahan, dan dianggap sebagai musuh terciptanya stabilitas bangsa. Kebebasan yang dimiliki masyarakat Indonesia dengan mengatasnamakan demokrasi ternyata justru memberi gambaran buram terhadap kondisi bangsa ini. Identitas dan Integrasi Nasional Di masa awal Indonesia merdeka, identitas nasional ditandai oleh bentuk fisik dan kebijakan umum bagi seluruh rakyat Indonesia di antaranya adalah penghormatan kepada Sang Saka Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, Bahasa Indonesia, dan seterusnya. Dengan demikian, identitas adalah produk kebudayaan yang berlangsung demikian kompleks. Identitas dilihat dari aspek waktu bukanlah suatu wujud yang sudah ada sejak semula dan tetap bertahan dalam suatu esensi yang abadi.
Lapis-lapis identitas itu tergantung pada peran-peran yang dijalankan, keadaan objektif yang dihadapi, serta ditentukan pula dari cara menyikapi keadaan dan peran tersebut dan respons tersebut secara tidak langsung juga memberi bentuk lain terhadap apa yang kita anggap sebagai diri kita saat ini, Identitas bukanlah suatu yang selesai dan final, tetapi merupakan suatu kondisi yang selalu disesuaikan kembali, sifat yang selalu diperbaharui, dan keadaan yang dinegosiasi terus-menerus, sehingga wujudnya akan selalu tergantung dari proses yang membentuknya. Seperti halnya identitas kita pada saat ini, menunjukkan gambaran yang tidak tunggal tetapi sangat plural. Seseorang bisa berbeda dengan orang lain, bukan lantaran dia berasal dari etnis yang berbeda, profesi yang berbeda, latar belakang pendidikan yang berbeda, bahkan asal usul daerah yang berbeda Ia telah membentuk gerakkan arus besar tentang relasi-relasi antara yang tentang " Penguatan Strategi Kebudayaan yang Berbasiskan Nilai-nilai Kemajemukan Untuk Memperkuat Rasa Kesatuan dan Persatuan Bangsa Dalam Rangka Pembangunan Nasional", yang diselenggarakan Ditjiansosbud Lemhanas RI, tanggal 2 September 2010 di Jakarta. mendominasi dan yang terdominasi, antara yang mempengaruhi dan yang terpengaruhi, antara yang memprovokasi dan yang terprovokasi, antara yang berkuasa dengan yang dikuasai, bahkan antara gambaran ruang yang bersifat publik dengan yang bersifat domestik. fenomena komunikasi yang tidak bisa dilepaskan dari karakteristik individu-individu yang kemudian menjadi objek dan subjeknya.
NPM : 2313053182
KELAS : 2F
ANALISIS JURNAL INTEGRASI NASIONAL
Bangsa Indonesia mengalami berbagai perubahan asas, paham, ideologi dan doktrin dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Penyikapan yang dilakukan pemerintahan Orba tentu bertentangan dengan kodrat dan kondisi Indonesia yang selama ini dianugerahi sebagai suatu bangsa yang plural dianggap sebagai bentuk gerakan politik yang lebih menekankan identitas kedaerahan, dan dianggap sebagai musuh terciptanya stabilitas bangsa. Kebebasan yang dimiliki masyarakat Indonesia dengan mengatasnamakan demokrasi ternyata justru memberi gambaran buram terhadap kondisi bangsa ini. Identitas dan Integrasi Nasional Di masa awal Indonesia merdeka, identitas nasional ditandai oleh bentuk fisik dan kebijakan umum bagi seluruh rakyat Indonesia di antaranya adalah penghormatan kepada Sang Saka Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, Bahasa Indonesia, dan seterusnya. Dengan demikian, identitas adalah produk kebudayaan yang berlangsung demikian kompleks. Identitas dilihat dari aspek waktu bukanlah suatu wujud yang sudah ada sejak semula dan tetap bertahan dalam suatu esensi yang abadi.
Lapis-lapis identitas itu tergantung pada peran-peran yang dijalankan, keadaan objektif yang dihadapi, serta ditentukan pula dari cara menyikapi keadaan dan peran tersebut dan respons tersebut secara tidak langsung juga memberi bentuk lain terhadap apa yang kita anggap sebagai diri kita saat ini, Identitas bukanlah suatu yang selesai dan final, tetapi merupakan suatu kondisi yang selalu disesuaikan kembali, sifat yang selalu diperbaharui, dan keadaan yang dinegosiasi terus-menerus, sehingga wujudnya akan selalu tergantung dari proses yang membentuknya. Seperti halnya identitas kita pada saat ini, menunjukkan gambaran yang tidak tunggal tetapi sangat plural. Seseorang bisa berbeda dengan orang lain, bukan lantaran dia berasal dari etnis yang berbeda, profesi yang berbeda, latar belakang pendidikan yang berbeda, bahkan asal usul daerah yang berbeda Ia telah membentuk gerakkan arus besar tentang relasi-relasi antara yang tentang " Penguatan Strategi Kebudayaan yang Berbasiskan Nilai-nilai Kemajemukan Untuk Memperkuat Rasa Kesatuan dan Persatuan Bangsa Dalam Rangka Pembangunan Nasional", yang diselenggarakan Ditjiansosbud Lemhanas RI, tanggal 2 September 2010 di Jakarta. mendominasi dan yang terdominasi, antara yang mempengaruhi dan yang terpengaruhi, antara yang memprovokasi dan yang terprovokasi, antara yang berkuasa dengan yang dikuasai, bahkan antara gambaran ruang yang bersifat publik dengan yang bersifat domestik. fenomena komunikasi yang tidak bisa dilepaskan dari karakteristik individu-individu yang kemudian menjadi objek dan subjeknya.
NAMA : Bela Indri Yani
NPM : 2313053183
KELAS : 2 F
MATA KULIAH : Pendidikan Kewarganegaraan
ANALISIS JURNAL
Judul : INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA
Nama Penulis : Agus Maladi Irianto
Tahun : 2012
Latar Belakang: Identitas adalah representasi diri seseorang atau masyarakat melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya. Dengan demikian, identitas adalah produk kebudayaan yang berlangsung demikian kompleks.Negara dan bangsa Indonesia, sejak proklamasi kemerdekaan hingga saat ini telah mempunyai sejumlah pengalaman. Kebebasan yang dimiliki masyarakat Indonesia dengan mengatasnamakan demokrasi ternyata justru memberi gambaran buram terhadap kondisi bangsa ini. Era Reformasi yang tidak memiliki platform secara jelas, justru menimbulkan ketidakmenentuan dan kekacauan. Acuan kehidupan bernegara (gevernance) dan kerukunan sosial (social harmony) menjadi berantakan dan menumbuhkan ketidakpatuhan sosial (social disobedience). Dari sinilah tergambar tentang tindakan anarkis, pelanggaran moral, pelanggaran etika, dan meningkatnyakriminalitas secara kasat mata. Kondisi tersebut terus belarut-larut hingga hari ini, dan kesimpulannya tak menghasilkan solusi. Di kala hal ini berkepanjangan dan tidak jelas sampai kapan krisis akan berakhir, para pengamat hanya bisa mengatakan bahwa bangsa kita adalah “bangsa yang sedang sakit”, suatu kesimpulan yang tidak menawarkan solusi. Untuk itulah diperlukan, suatu strategi kebudayaan nasional senyampang sejak kemerdekaan hingga hari ini negeri ini belum memiliki adanya strategi kebudayaan.
Tujuan Penelitian : integrasi nasional pada dasarnya memuat makna penyatuan visi dan misi suatu bangsa dari perbedaan kepentingan masing-masing anggota masyarakat. Konsep integrasi nasional pada dasarnya sejalan kondisi Indonesia pada saat ini. Ketika terjadi konflik antar-etnik, konflik antar-daerah,etniknya lebih unggul dibandingkan dengan budaya etnik lain. Segala sudut sesuatu dilihat dari sudut pandang etniknya sendiri.Etnosentrisme kian menguat justru ditopang dengan kebijakan negara yang mengembangkan otonomi daerah dan pemekaran daerah. Semangat otonomi daerah dan pemekaran daerah menjadi berjalan seiring dengan menguatnya etnosentrisme. Sebagai contoh, Setiap provinsi dan setiap kabupaten ingin mendirikan sekolah sendiri baik pada tingkat dasar, tingkat menengah, bahkan pada tingkat perguruan tinggi.Demikian pula demokrasi pemerintahan yang seharusnya dapat menjadi tempat pergaulan lintas-budaya dan lintas-etnis, sekarang menghadapi bahaya bahwa tiap daerah menuntut agar posisi-posisi birokratis ditempati oleh putra daerahnya sendiri.
Metode Penelitian : Kajian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif
Subyek dan Obyek : Subyek dan obyek yang menjadi sasaran dalam jurnal ini adalah seluruh rakyat indonesia.Mengapa demikian,karena integrasi nasional adalah jalan keluar untuk menghadapi yang hingga saat ini masih terus-menerus melanda Indonesia. Konflik antar-etnik, konflik antar-daerah, konflik antar-agama, konflik antar-partai politik, konflik antar-pelajar, serta sejumlah konflik kepentingan lain semestinya tidak perlu terjadi kalau masing-masing pelaku konflik menyadari bahwa pluralitas bangsa Indonesia sudah menjadi sebuah keniscayaan.
Hasil Penelitian : konsep tentang integrasi nasional menjadi penting untuk dijadikan strategi kebudayaan bagi bangsa Indonesia yang telah berusia lebih dari enam dasa warsa ini.Strategi kebudayaan dalam hal ini mengacu pada kekuatan budaya yang bertolak pada kedekatan dan pandangan hidup pelaku kebudayaan dalam kaitannya dengan kompleksitas kebudayaan yang dianut. Dengan demikian, mengembangkan konsep integrasi nasional sebagai strategi kebudayaan Indonesia pada dasarnya menyatukan visi dan misi di antara sejumlah kepentingan dan identitas masing-masing anggota masyarakat berlatar belakang kebudayaan yang kompleks.Kebijakan otonomi daerah yang kini marak di sejumlah penjuru negeri ini, justru menjadi penghambat cita-cita menerapkan konsep integrasi nasional. Cita-cita menerapkan konsep integrasi nasional akan terwujud, manakala sekelompok anggota masyarakat bersedia menerobos identitasnya dan mengambil jarak dari segala kepentingan yang selama ini dianggap membentuk watak dirinya atau watak kelompoknya. Dengan demikian ia meninggalkan identitasnya, yang kemudian membuka kemungkinan untuk pembentukan integrasi yang lebih luas.
Kelebihan Penelitian : Jurnal ini menjelaskan dengan lengkap dan mendeskripsikan semua penjelasanya sehingga pembaca mudah memahami maksud dan tujuan penelitian dari jurnal tersebut.Selain itu,topik yang diangkat sangat bagus dan relevan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga integrasi nasional.
Kekurangan Penelitian : Kekurangan dari jurnal tersebut terdapat beberapa kekurangan bagian yang harus ada dalam sebuah jurnal serta terdapat beberapa penggunaan istilah bahasa yang sulit dipahami pembaca.
Rekomendasi : Jurnal ini bagus direkomendsikan untuk dibaca,dipelajari dan dipahami untuk seluruh rakyat Indonesia terutama para politis karna untuk menumbuhan jiwa integritas bangsa.
NPM : 2313053183
KELAS : 2 F
MATA KULIAH : Pendidikan Kewarganegaraan
ANALISIS JURNAL
Judul : INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA
Nama Penulis : Agus Maladi Irianto
Tahun : 2012
Latar Belakang: Identitas adalah representasi diri seseorang atau masyarakat melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya. Dengan demikian, identitas adalah produk kebudayaan yang berlangsung demikian kompleks.Negara dan bangsa Indonesia, sejak proklamasi kemerdekaan hingga saat ini telah mempunyai sejumlah pengalaman. Kebebasan yang dimiliki masyarakat Indonesia dengan mengatasnamakan demokrasi ternyata justru memberi gambaran buram terhadap kondisi bangsa ini. Era Reformasi yang tidak memiliki platform secara jelas, justru menimbulkan ketidakmenentuan dan kekacauan. Acuan kehidupan bernegara (gevernance) dan kerukunan sosial (social harmony) menjadi berantakan dan menumbuhkan ketidakpatuhan sosial (social disobedience). Dari sinilah tergambar tentang tindakan anarkis, pelanggaran moral, pelanggaran etika, dan meningkatnyakriminalitas secara kasat mata. Kondisi tersebut terus belarut-larut hingga hari ini, dan kesimpulannya tak menghasilkan solusi. Di kala hal ini berkepanjangan dan tidak jelas sampai kapan krisis akan berakhir, para pengamat hanya bisa mengatakan bahwa bangsa kita adalah “bangsa yang sedang sakit”, suatu kesimpulan yang tidak menawarkan solusi. Untuk itulah diperlukan, suatu strategi kebudayaan nasional senyampang sejak kemerdekaan hingga hari ini negeri ini belum memiliki adanya strategi kebudayaan.
Tujuan Penelitian : integrasi nasional pada dasarnya memuat makna penyatuan visi dan misi suatu bangsa dari perbedaan kepentingan masing-masing anggota masyarakat. Konsep integrasi nasional pada dasarnya sejalan kondisi Indonesia pada saat ini. Ketika terjadi konflik antar-etnik, konflik antar-daerah,etniknya lebih unggul dibandingkan dengan budaya etnik lain. Segala sudut sesuatu dilihat dari sudut pandang etniknya sendiri.Etnosentrisme kian menguat justru ditopang dengan kebijakan negara yang mengembangkan otonomi daerah dan pemekaran daerah. Semangat otonomi daerah dan pemekaran daerah menjadi berjalan seiring dengan menguatnya etnosentrisme. Sebagai contoh, Setiap provinsi dan setiap kabupaten ingin mendirikan sekolah sendiri baik pada tingkat dasar, tingkat menengah, bahkan pada tingkat perguruan tinggi.Demikian pula demokrasi pemerintahan yang seharusnya dapat menjadi tempat pergaulan lintas-budaya dan lintas-etnis, sekarang menghadapi bahaya bahwa tiap daerah menuntut agar posisi-posisi birokratis ditempati oleh putra daerahnya sendiri.
Metode Penelitian : Kajian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif
Subyek dan Obyek : Subyek dan obyek yang menjadi sasaran dalam jurnal ini adalah seluruh rakyat indonesia.Mengapa demikian,karena integrasi nasional adalah jalan keluar untuk menghadapi yang hingga saat ini masih terus-menerus melanda Indonesia. Konflik antar-etnik, konflik antar-daerah, konflik antar-agama, konflik antar-partai politik, konflik antar-pelajar, serta sejumlah konflik kepentingan lain semestinya tidak perlu terjadi kalau masing-masing pelaku konflik menyadari bahwa pluralitas bangsa Indonesia sudah menjadi sebuah keniscayaan.
Hasil Penelitian : konsep tentang integrasi nasional menjadi penting untuk dijadikan strategi kebudayaan bagi bangsa Indonesia yang telah berusia lebih dari enam dasa warsa ini.Strategi kebudayaan dalam hal ini mengacu pada kekuatan budaya yang bertolak pada kedekatan dan pandangan hidup pelaku kebudayaan dalam kaitannya dengan kompleksitas kebudayaan yang dianut. Dengan demikian, mengembangkan konsep integrasi nasional sebagai strategi kebudayaan Indonesia pada dasarnya menyatukan visi dan misi di antara sejumlah kepentingan dan identitas masing-masing anggota masyarakat berlatar belakang kebudayaan yang kompleks.Kebijakan otonomi daerah yang kini marak di sejumlah penjuru negeri ini, justru menjadi penghambat cita-cita menerapkan konsep integrasi nasional. Cita-cita menerapkan konsep integrasi nasional akan terwujud, manakala sekelompok anggota masyarakat bersedia menerobos identitasnya dan mengambil jarak dari segala kepentingan yang selama ini dianggap membentuk watak dirinya atau watak kelompoknya. Dengan demikian ia meninggalkan identitasnya, yang kemudian membuka kemungkinan untuk pembentukan integrasi yang lebih luas.
Kelebihan Penelitian : Jurnal ini menjelaskan dengan lengkap dan mendeskripsikan semua penjelasanya sehingga pembaca mudah memahami maksud dan tujuan penelitian dari jurnal tersebut.Selain itu,topik yang diangkat sangat bagus dan relevan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga integrasi nasional.
Kekurangan Penelitian : Kekurangan dari jurnal tersebut terdapat beberapa kekurangan bagian yang harus ada dalam sebuah jurnal serta terdapat beberapa penggunaan istilah bahasa yang sulit dipahami pembaca.
Rekomendasi : Jurnal ini bagus direkomendsikan untuk dibaca,dipelajari dan dipahami untuk seluruh rakyat Indonesia terutama para politis karna untuk menumbuhan jiwa integritas bangsa.
NAMA : ALVINA ELYSIA RIZKY
NPM : 2313053190
KELAS : 2F
Berdasarkan analisis yang saya peroleh dari jurnal tersebut adalah membahas tentang pentingnya integrasi nasional sebagai sarana memahami berbagai bentuk nasionalisme, agama, dan politik di Indonesia. Dan identitas mempunyai peran penting dalam mengembangkan integrasi nasional, peran ini tidak terbatas pada perbedaan suku, profesi, dan latar belakang pendidikan, namun juga meluas pada nilai-nilai individu. Peralihan dari orde lama ke orde baru, serta era reformasi, menunjukkan adanya perubahan ideologi dan dinamika konflik yang melemahkan integrasi nasional. Lalu media massa, khususnya televisi, disebut-sebut memiliki peran krusial dalam konstruksi identitas dan interaksi sosial yang dapat mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap integrasi nasional. Teknologi komunikasi juga diakui sebagai faktor yang mempengaruhi evolusi identitas dan integrasi nasional.
Pentingnya kesadaran nasionalisme dan pluralisme dalam membentuk kesadaran nasional juga ditekankan dalam jurnal ini. Konflik antar-etnik, antar-daerah, antar-agama, antar-partai politik, antar-pelajar, dan konflik kepentingan lainnya dianggap dapat dihindari dengan menyadari pluralitas bangsa Indonesia. Namun, kebijakan otonomi daerah juga diidentifikasi sebagai potensi penghambat dalam implementasi konsep integrasi nasional. Dalam konteks bangsa Indonesia yang kompleks, integrasi nasional dipandang sebagai strategi kebudayaan yang penting.
Berdasarkan hasil analisis jurnal dapat disimpulkan bahwa integrasi nasional memiliki peran penting dalam mengatasi berbagai bentuk etnosentrisme, religiusme, dan politikisme di Indonesia. Masyarakat diharapkan bersedia untuk meninggalkan identitas individual demi membentuk integrasi yang lebih luas.
NPM : 2313053190
KELAS : 2F
Berdasarkan analisis yang saya peroleh dari jurnal tersebut adalah membahas tentang pentingnya integrasi nasional sebagai sarana memahami berbagai bentuk nasionalisme, agama, dan politik di Indonesia. Dan identitas mempunyai peran penting dalam mengembangkan integrasi nasional, peran ini tidak terbatas pada perbedaan suku, profesi, dan latar belakang pendidikan, namun juga meluas pada nilai-nilai individu. Peralihan dari orde lama ke orde baru, serta era reformasi, menunjukkan adanya perubahan ideologi dan dinamika konflik yang melemahkan integrasi nasional. Lalu media massa, khususnya televisi, disebut-sebut memiliki peran krusial dalam konstruksi identitas dan interaksi sosial yang dapat mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap integrasi nasional. Teknologi komunikasi juga diakui sebagai faktor yang mempengaruhi evolusi identitas dan integrasi nasional.
Pentingnya kesadaran nasionalisme dan pluralisme dalam membentuk kesadaran nasional juga ditekankan dalam jurnal ini. Konflik antar-etnik, antar-daerah, antar-agama, antar-partai politik, antar-pelajar, dan konflik kepentingan lainnya dianggap dapat dihindari dengan menyadari pluralitas bangsa Indonesia. Namun, kebijakan otonomi daerah juga diidentifikasi sebagai potensi penghambat dalam implementasi konsep integrasi nasional. Dalam konteks bangsa Indonesia yang kompleks, integrasi nasional dipandang sebagai strategi kebudayaan yang penting.
Berdasarkan hasil analisis jurnal dapat disimpulkan bahwa integrasi nasional memiliki peran penting dalam mengatasi berbagai bentuk etnosentrisme, religiusme, dan politikisme di Indonesia. Masyarakat diharapkan bersedia untuk meninggalkan identitas individual demi membentuk integrasi yang lebih luas.
NAMA : WILDA TAJKIA
NPM : 2313053163
KELAS : 2F
PRODI : PGSD
JURUSAN : ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS : FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
A. Identitas Jurnal
1. Judul Jurnal : Integrasi Nasional sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia
2. Nama Penulis : Agus Maladi Irianto
B. Pendahuluan Jurnal
Pendahuluan pada jurnal ini membahas tentang pentingnya integrasi nasional sebagai upaya untuk mengatasi etnosentrisme, religiusme, dan politikisme di Indonesia. Identitas dipandang memiliki peran ganda dalam pembentukan integrasi nasional, dan tantangan yang dihadapi Indonesia dalam mengembangkan konsep integrasi nasional juga disoroti. Teknologi komunikasi dianggap mempengaruhi perubahan identitas dan integrasi nasional, sementara identitas yang kuat dianggap penting untuk pembentukan pola pikir masyarakat dan integrasi nasional. Konflik antar-etnik, antar-daerah, dan konflik kepentingan lain dianggap sebagai ancaman terhadap integrasi nasional, dengan otonomi daerah dan pemekaran daerah disoroti sebagai faktor yang dapat memperkuat etnosentrisme dan merusak integrasi nasional. Birokrasi daerah yang tidak memperhatikan kepentingan daerah juga dianggap sebagai ancaman terhadap integrasi nasional. Integrasi nasional dipandang sebagai strategi kebudayaan yang penting bagi bangsa Indonesia yang kompleks, dengan kesadaran akan pluralitas bangsa Indonesia dianggap sebagai langkah penting menuju integrasi yang kokoh. Kebijakan otonomi daerah juga dianggap sebagai penghambat dalam menerapkan konsep integrasi nasional, dan masyarakat perlu bersedia meninggalkan identitas individu untuk membentuk integrasi yang lebih luas.
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan Jurnal
Bagian Identitas dan Integrasi Nasional membahas tentang kompleksitas identitas dalam pembentukan integrasi nasional di Indonesia. Integrasi nasional merupakan proses penyatuan visi dan misi suatu bangsa berdasarkan perbedaan kepentingan setiap anggota masyarakat. Identitas memiliki peran ganda dalam pembentukan integrasi nasional, di mana integrasi terbentuk ketika ada identitas yang mendukungnya seperti kesamaan bahasa, nilai budaya, cita-cita politik, atau pandangan hidup. Diperlukan kesediaan masyarakat untuk meninggalkan identitas individu demi membentuk integrasi yang lebih luas. Integrasi nasional juga terjadi melalui pembentukan kelompok-kelompok yang disatukan oleh satu tema yang sama. Konsep integrasi nasional dipandang sebagai strategi kebudayaan penting bagi bangsa Indonesia yang kompleks, dengan kesadaran akan pluralitas bangsa Indonesia dianggap sebagai langkah menuju integrasi yang kokoh.
Bagian Integrasi Nasional Versus Otonomi Daerah membahas tentang bagaimana kebijakan otonomi daerah dapat menjadi penghambat dalam menerapkan konsep integrasi nasional di Indonesia. Otonomi daerah yang marak di berbagai wilayah di Indonesia dianggap dapat menguatkan etnosentrisme dan merusak integrasi nasional. Semangat otonomi daerah dan pemekaran daerah sering kali berjalan seiring dengan menguatnya etnosentrisme, di mana setiap provinsi dan kabupaten ingin mendirikan sekolah sendiri dan para siswa serta mahasiswa cenderung berasal dari daerah yang sama dengan latar belakang budaya yang serupa. Hal ini dapat menyebabkan menyempitnya rasa integrasi nasional karena integrasi lebih didasarkan pada faktor etnis dan faktor daerah semata. Kebijakan otonomi daerah yang saat ini berlaku di berbagai wilayah tanah air justru menjadi penghambat impian mewujudkan konsep integrasi nasional. Impian mewujudkan konsep persatuan bangsa terwujud ketika sekelompok anggota masyarakat mempunyai kemauan untuk melepaskan diri dari jati dirinya dan menjauhkan diri dari segala kepentingan yang seolah-olah membentuk watak dan watak kelompoknya.Dengan cara ini, terbuka kemungkinan baginya untuk melepaskan identitasnya dan membentuk persatuan yang lebih utuh.
D. Penutup
Bagian penutup jurnal menegaskan bahwa integrasi nasional di Indonesia merupakan sebuah tantangan kompleks yang harus dihadapi dengan kesadaran akan pluralitas bangsa Indonesia. Konflik antar-etnik, antar-daerah, antar-agama, dan konflik kepentingan lainnya dapat diatasi melalui integrasi nasional yang kokoh. Diperlukan kesediaan masyarakat untuk meninggalkan identitas individu demi membentuk integrasi yang lebih luas. IIntegrasi nasional juga terjadi melalui pembentukan kelompok-kelompok yang disatukan oleh satu tema yang sama. Kesadaran akan pentingnya integrasi nasional sebagai strategi kebudayaan bagi bangsa Indonesia yang kompleks harus terus ditingkatkan.
NPM : 2313053163
KELAS : 2F
PRODI : PGSD
JURUSAN : ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS : FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
A. Identitas Jurnal
1. Judul Jurnal : Integrasi Nasional sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia
2. Nama Penulis : Agus Maladi Irianto
B. Pendahuluan Jurnal
Pendahuluan pada jurnal ini membahas tentang pentingnya integrasi nasional sebagai upaya untuk mengatasi etnosentrisme, religiusme, dan politikisme di Indonesia. Identitas dipandang memiliki peran ganda dalam pembentukan integrasi nasional, dan tantangan yang dihadapi Indonesia dalam mengembangkan konsep integrasi nasional juga disoroti. Teknologi komunikasi dianggap mempengaruhi perubahan identitas dan integrasi nasional, sementara identitas yang kuat dianggap penting untuk pembentukan pola pikir masyarakat dan integrasi nasional. Konflik antar-etnik, antar-daerah, dan konflik kepentingan lain dianggap sebagai ancaman terhadap integrasi nasional, dengan otonomi daerah dan pemekaran daerah disoroti sebagai faktor yang dapat memperkuat etnosentrisme dan merusak integrasi nasional. Birokrasi daerah yang tidak memperhatikan kepentingan daerah juga dianggap sebagai ancaman terhadap integrasi nasional. Integrasi nasional dipandang sebagai strategi kebudayaan yang penting bagi bangsa Indonesia yang kompleks, dengan kesadaran akan pluralitas bangsa Indonesia dianggap sebagai langkah penting menuju integrasi yang kokoh. Kebijakan otonomi daerah juga dianggap sebagai penghambat dalam menerapkan konsep integrasi nasional, dan masyarakat perlu bersedia meninggalkan identitas individu untuk membentuk integrasi yang lebih luas.
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan Jurnal
Bagian Identitas dan Integrasi Nasional membahas tentang kompleksitas identitas dalam pembentukan integrasi nasional di Indonesia. Integrasi nasional merupakan proses penyatuan visi dan misi suatu bangsa berdasarkan perbedaan kepentingan setiap anggota masyarakat. Identitas memiliki peran ganda dalam pembentukan integrasi nasional, di mana integrasi terbentuk ketika ada identitas yang mendukungnya seperti kesamaan bahasa, nilai budaya, cita-cita politik, atau pandangan hidup. Diperlukan kesediaan masyarakat untuk meninggalkan identitas individu demi membentuk integrasi yang lebih luas. Integrasi nasional juga terjadi melalui pembentukan kelompok-kelompok yang disatukan oleh satu tema yang sama. Konsep integrasi nasional dipandang sebagai strategi kebudayaan penting bagi bangsa Indonesia yang kompleks, dengan kesadaran akan pluralitas bangsa Indonesia dianggap sebagai langkah menuju integrasi yang kokoh.
Bagian Integrasi Nasional Versus Otonomi Daerah membahas tentang bagaimana kebijakan otonomi daerah dapat menjadi penghambat dalam menerapkan konsep integrasi nasional di Indonesia. Otonomi daerah yang marak di berbagai wilayah di Indonesia dianggap dapat menguatkan etnosentrisme dan merusak integrasi nasional. Semangat otonomi daerah dan pemekaran daerah sering kali berjalan seiring dengan menguatnya etnosentrisme, di mana setiap provinsi dan kabupaten ingin mendirikan sekolah sendiri dan para siswa serta mahasiswa cenderung berasal dari daerah yang sama dengan latar belakang budaya yang serupa. Hal ini dapat menyebabkan menyempitnya rasa integrasi nasional karena integrasi lebih didasarkan pada faktor etnis dan faktor daerah semata. Kebijakan otonomi daerah yang saat ini berlaku di berbagai wilayah tanah air justru menjadi penghambat impian mewujudkan konsep integrasi nasional. Impian mewujudkan konsep persatuan bangsa terwujud ketika sekelompok anggota masyarakat mempunyai kemauan untuk melepaskan diri dari jati dirinya dan menjauhkan diri dari segala kepentingan yang seolah-olah membentuk watak dan watak kelompoknya.Dengan cara ini, terbuka kemungkinan baginya untuk melepaskan identitasnya dan membentuk persatuan yang lebih utuh.
D. Penutup
Bagian penutup jurnal menegaskan bahwa integrasi nasional di Indonesia merupakan sebuah tantangan kompleks yang harus dihadapi dengan kesadaran akan pluralitas bangsa Indonesia. Konflik antar-etnik, antar-daerah, antar-agama, dan konflik kepentingan lainnya dapat diatasi melalui integrasi nasional yang kokoh. Diperlukan kesediaan masyarakat untuk meninggalkan identitas individu demi membentuk integrasi yang lebih luas. IIntegrasi nasional juga terjadi melalui pembentukan kelompok-kelompok yang disatukan oleh satu tema yang sama. Kesadaran akan pentingnya integrasi nasional sebagai strategi kebudayaan bagi bangsa Indonesia yang kompleks harus terus ditingkatkan.
NAMA : MESA
NPM : 2313053174
KELAS : 2F
Analisis jurnal integrasi nasional
Dari analisis yang saya dapat jurnal integrasi nasional ini membahas tentang pentingnya integrasi nasional di Indonesia dengan fokus pada peran budaya , identitas , dan persatuan dalam masyarakat yang beragam . Hal ini menyoroti tantangan yang dihadapi bangsa dalam menjaga persatuan dan mengatasi etnosentrisme. Disini menekankan bahwa perlunya strategi budaya nasional untuk mengatasi krisis yang sedang berlangsung dan meningkatkan rasa identitas bersama diantara masyarakat Indonesia.
Poin poin penting yang saya dapat dari analisi jurnal ini meliputi, kemunculan budaya massa yang di tandai dengan perubahan yang cepat mempengaruhi nilai nilai , norma norma ,dan simbol simbol masyarakat sehingga membentuk lanskap budaya Indonesia. Konsep identitas nasional telah berkembang seiring berjalannya waktu,dari simbol fisik seperti bendera dan lagu kebangsaan hingga pemahaman yang lebih bernuansa sehingga memerlukan penafsiran ulang siera saat ini.berikutnya ada bahasa , seperti bahasa Indonesia mempunyai peranan penting dalam membentuk identitas nasional dan kesatuan budaya,yang mencerminkan keragaman warisan bahasa Nusantara.pembentukan identitas dipengaruhi oleh individu dan kekuatan eksternal,yang menyoroti sifat dinamis konstruksi identitas.televisi sebagai platform media massa mencerminkan dan membentuk norma dan prilaku masyarakat, berkontribusi pada konstruksi identitas budaya dan interaksi sosial.
Secara keseluruhan,jurnal ini menggarisbawahi pentingnya keragaman bsosial, persatuan nasional dan rasa identitas bersama dalam mendorong integrasi dan harmoni dalam masyarakat indonesia.hal ini memerlukan pengembangan strategi budaya yang komprehensif dan mempromosikan identitas nasional yang kohesif.
NPM : 2313053174
KELAS : 2F
Analisis jurnal integrasi nasional
Dari analisis yang saya dapat jurnal integrasi nasional ini membahas tentang pentingnya integrasi nasional di Indonesia dengan fokus pada peran budaya , identitas , dan persatuan dalam masyarakat yang beragam . Hal ini menyoroti tantangan yang dihadapi bangsa dalam menjaga persatuan dan mengatasi etnosentrisme. Disini menekankan bahwa perlunya strategi budaya nasional untuk mengatasi krisis yang sedang berlangsung dan meningkatkan rasa identitas bersama diantara masyarakat Indonesia.
Poin poin penting yang saya dapat dari analisi jurnal ini meliputi, kemunculan budaya massa yang di tandai dengan perubahan yang cepat mempengaruhi nilai nilai , norma norma ,dan simbol simbol masyarakat sehingga membentuk lanskap budaya Indonesia. Konsep identitas nasional telah berkembang seiring berjalannya waktu,dari simbol fisik seperti bendera dan lagu kebangsaan hingga pemahaman yang lebih bernuansa sehingga memerlukan penafsiran ulang siera saat ini.berikutnya ada bahasa , seperti bahasa Indonesia mempunyai peranan penting dalam membentuk identitas nasional dan kesatuan budaya,yang mencerminkan keragaman warisan bahasa Nusantara.pembentukan identitas dipengaruhi oleh individu dan kekuatan eksternal,yang menyoroti sifat dinamis konstruksi identitas.televisi sebagai platform media massa mencerminkan dan membentuk norma dan prilaku masyarakat, berkontribusi pada konstruksi identitas budaya dan interaksi sosial.
Secara keseluruhan,jurnal ini menggarisbawahi pentingnya keragaman bsosial, persatuan nasional dan rasa identitas bersama dalam mendorong integrasi dan harmoni dalam masyarakat indonesia.hal ini memerlukan pengembangan strategi budaya yang komprehensif dan mempromosikan identitas nasional yang kohesif.
Nama : Sisnadia Rahmawati
NPM : 2313053168
Kelas : 2F
Jurnal yang berjudul "INTEGRITAS NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA " membahas tentang pentingnya integrasi nasional sebagai upaya untuk mengatasi etnosentrisme, religiusme, dan politikisme di Indonesia. Identitas memainkan peran penting dalam pembentukan integrasi nasional, meskipun tantangan seperti etnosentrisme, religiusme, dan politikisme dihadapi oleh Indonesia. Integrasi nasional merupakan proses penyatuan visi dan misi suatu bangsa berdasarkan perbedaan kepentingan setiap anggota masyarakat. Identitas memiliki peran penting dalam pembentukan integrasi nasional, di mana integrasi terbentuk ketika ada identitas yang mendukungnya seperti kesamaan bahasa, nilai budaya, cita-cita politik, atau pandangan hidup. Perubahan dari Orde Lama ke Orde Baru dan era Reformasi telah mengakibatkan perubahan ideologi, pemberontakan, serta membuka peluang desentralisasi namun juga menimbulkan ketidakpastian.
Identitas nasional tidak hanya dibatasi oleh perbedaan etnis, profesi, dan latar belakang pendidikan, tetapi juga oleh kepentingan yang menyatukan individu. Media massa, khususnya televisi, memegang peranan penting dalam membentuk identitas dan interaksi sosial, sementara teknologi komunikasi juga memiliki dampak pada perubahan identitas dan integrasi nasional. Meskipun konflik antar-etnik, antar-daerah, dan konflik kepentingan lainnya masih berlangsung di Indonesia, pluralitas diakui sebagai bagian dari nasib bangsa Indonesia. Namun, otonomi daerah dan pemekaran daerah dapat memperkuat etnosentrisme dan mempersempit integrasi nasional. Birokrasi pemerintahan daerah juga dapat digunakan sebagai alat untuk kepentingan pusat, bukan untuk kepentingan daerah dan nasional.
Integrasi nasional menjadi penting sebagai strategi kebudayaan bagi bangsa Indonesia yang telah berusia lebih dari enam dasa warsa ini. Strategi kebudayaan dalam hal ini mengacu pada kekuatan budaya yang bertolak pada kedekatan dan pandangan hidup pelaku kebudayaan dalam kaitannya dengan kompleksitas kebudayaan yang dianut. Dengan demikian, mengembangkan konsep integrasi nasional sebagai strategi kebudayaan Indonesia pada dasarnya menyatukan visi dan misi di antara sejumlah kepentingan dan identitas masing-masing anggota masyarakat berlatar belakang kebudayaan yang kompleks. Konflik antar-etnik, antar-daerah, antar-agama, antar-partai politik, antar-pelajar, dan konflik kepentingan lainnya dapat dihindari dengan menyadari pluralitas bangsa Indonesia. Namun, kebijakan otonomi daerah yang kini marak di sejumlah penjuru negeri ini, justru dapat menjadi penghalang dalam menerapkan konsep integrasi nasional. Cita-cita menerapkan konsep integrasi nasional akan
NPM : 2313053168
Kelas : 2F
Jurnal yang berjudul "INTEGRITAS NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA " membahas tentang pentingnya integrasi nasional sebagai upaya untuk mengatasi etnosentrisme, religiusme, dan politikisme di Indonesia. Identitas memainkan peran penting dalam pembentukan integrasi nasional, meskipun tantangan seperti etnosentrisme, religiusme, dan politikisme dihadapi oleh Indonesia. Integrasi nasional merupakan proses penyatuan visi dan misi suatu bangsa berdasarkan perbedaan kepentingan setiap anggota masyarakat. Identitas memiliki peran penting dalam pembentukan integrasi nasional, di mana integrasi terbentuk ketika ada identitas yang mendukungnya seperti kesamaan bahasa, nilai budaya, cita-cita politik, atau pandangan hidup. Perubahan dari Orde Lama ke Orde Baru dan era Reformasi telah mengakibatkan perubahan ideologi, pemberontakan, serta membuka peluang desentralisasi namun juga menimbulkan ketidakpastian.
Identitas nasional tidak hanya dibatasi oleh perbedaan etnis, profesi, dan latar belakang pendidikan, tetapi juga oleh kepentingan yang menyatukan individu. Media massa, khususnya televisi, memegang peranan penting dalam membentuk identitas dan interaksi sosial, sementara teknologi komunikasi juga memiliki dampak pada perubahan identitas dan integrasi nasional. Meskipun konflik antar-etnik, antar-daerah, dan konflik kepentingan lainnya masih berlangsung di Indonesia, pluralitas diakui sebagai bagian dari nasib bangsa Indonesia. Namun, otonomi daerah dan pemekaran daerah dapat memperkuat etnosentrisme dan mempersempit integrasi nasional. Birokrasi pemerintahan daerah juga dapat digunakan sebagai alat untuk kepentingan pusat, bukan untuk kepentingan daerah dan nasional.
Integrasi nasional menjadi penting sebagai strategi kebudayaan bagi bangsa Indonesia yang telah berusia lebih dari enam dasa warsa ini. Strategi kebudayaan dalam hal ini mengacu pada kekuatan budaya yang bertolak pada kedekatan dan pandangan hidup pelaku kebudayaan dalam kaitannya dengan kompleksitas kebudayaan yang dianut. Dengan demikian, mengembangkan konsep integrasi nasional sebagai strategi kebudayaan Indonesia pada dasarnya menyatukan visi dan misi di antara sejumlah kepentingan dan identitas masing-masing anggota masyarakat berlatar belakang kebudayaan yang kompleks. Konflik antar-etnik, antar-daerah, antar-agama, antar-partai politik, antar-pelajar, dan konflik kepentingan lainnya dapat dihindari dengan menyadari pluralitas bangsa Indonesia. Namun, kebijakan otonomi daerah yang kini marak di sejumlah penjuru negeri ini, justru dapat menjadi penghalang dalam menerapkan konsep integrasi nasional. Cita-cita menerapkan konsep integrasi nasional akan
terwujud, apabila sekelompok anggota masyarakat bersedia menerobos identitasnya dan mengambil jarak dari segala kepentingan yang selama ini dianggap membentuk watak dirinya atau watak kelompoknya. Dengan demikian ia meninggalkan identitasnya, yang kemudian membuka kemungkinan untuk pembentukan integrasi yang lebih luas.
NAMA : ANDINI AULIA ZAHRA
NPM : 2313053169
KELAS : 2F
Menganalisis jurnal INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA
Sejak proklamasi kemerdekaan hingga saat ini telah mempunyai sejumlah pengalaman. Di antara sejumlah pengalaman itulah, bangsa Indonesia mengalami berbagai perubahan azas, paham, ideologi dan doktrin dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kekuatan elit yang memiliki pengaruh pada saat itu, di antaranya PKI, PNI, Masyumi dan militer (Angkatan Darat). Serta ada suatu kelompok fungsional yang dimasukkan ke dalam salah satu kelompok tersendiri yang kemudian disebut Golongan Karya. Dengan adanya pelatihan terhadap parpol-parpol dalam masa Orde Baru maka terjadilah perampingan parpol sebagai wadah aspirasi warga masyarakat kala itu, sehingga pada akhirnya dalam Pemilihan Umum 1977 terdapat tiga kontestan, yaitu Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Demokrasi Indonesia (PDI). ) serta satu Golongan Karya. Salah satu kesalahan Orba selama memegang kendali pemerintahan, adalah penerapan politik pemerintahan yang sentralistik, sebagai bentuk peredaman atas munculnya aksi separatis dari daerah-daerah. Ide dan gagasan dari daerah yang diusahakan untuk diredam, serta setiap aksi daeri daerah ditanggapi dengan sikap otoriter-represif. Penyikapan yang dilakukan pemerintahan Orba tentu bertentangan dengan kodrat dan kondisi Indonesia yang selama ini dianugerahi sebagai suatu bangsa yang plural. Ia terdiri dari beratus-ratus pulau, bahasa, dan sukubangsa. Pluralitas sebagai kekayaan yang tiada tara bagi sebuah bangsa, justru tidak dikelola dengan baik. Ia dianggap sebagai bentuk gerakan politik yang lebih menekan identitas kedaerahan, dan dianggap sebagai musuh terciptanya stabilitas bangsa. Maka, Orba yang lebih menekankan pada persoalan stabilitas pembangunan, cenderung tidak memberi ruang adanya politik identitas. Kebebasan yang dimiliki masyarakat Indonesia dengan mengatasnamakan demokrasi ternyata justru memberi gambaran buruk terhadap kondisi bangsa ini. Di kala hal ini berkepanjangan dan tidak jelas sampai kapan krisis akan berakhir, para pengamat hanya bisa mengatakan bahwa bangsa kita adalah "bangsa yang sedang sakit", suatu kesimpulan yang tidak menawarkan solusi.
Identitas dan Integrasi Nasional Di masa awal Indonesia merdeka, identitas nasional ditandai oleh bentuk fisik dan kebijakan umum bagi seluruh rakyat Indonesia (di antaranya adalah penghormatan kepada Sang Saka Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, Bahasa Indonesia, dan seterusnya). Akan di era yang berkembang pada saat ini, apakah identitas nasional dapat ditandai dari ekspresi fisikal tersebut atau diperlukan reinterpreasi tentang tentang identitas nasional?. Identitas adalah representasi diri seseorang atau masyarakat melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya. Dengan demikian, identitas adalah produk kebudayaan yang berlangsung sedemikian kompleks. Identitas dilihat dari aspek waktu bukanlah suatu wujud yang sudah ada sejak semula dan tetap bertahan dalam suatu esensi yang abadi. Sedangkan dilihat dari aspek ruang juga bukan hanya satu atau tunggal, tetapi terdiri dari berbagai lapisan identitas. Lapis-lapis identitas itu tergantung pada peran-peran yang dijalankan, keadaan tujuan yang menghadap, serta ditentukan pula dari cara menyikapi keadaan dan peran tersebut. Dan, respon tersebut secara tidak langsung juga memberi bentuk lain terhadap apa yang kita anggap sebagai diri kita saat ini. Identitas bukanlah suatu yang selesai dan final, tetapi merupakan suatu kondisi yang selalu disesuaikan kembali, sifat yang selalu diperbarui, dan keadaan yang dinegosiasi terus-menerus, sehingga wujudnya akan selalu tergantung dari proses yang membentuknya. Seperti halnya identitas kita pada saat ini, menunjukkan gambaran yang tidak tunggal tetapi sangat jamak. Pluralitas pada perkembangan saat ini tidak lagi hanya dibatasi pada perbedaan suku, profesi, latar belakang pendidikan, serta asal usul daerah. Pluralitas pada perkembangan saat ini justru lebih menunjuk pada persoalan kepentingan-kepentingan. Seseorang bisa berbeda dengan orang lain, bukan karena dia berasal dari etnis yang berbeda, profesi yang berbeda, latar belakang pendidikan yang berbeda, bahkan asal usul daerah yang berbeda. Kepentingan masing-masing oranglah yang kemudian menyatukan identitas tersebut. Sebagai contoh, penyatuan identitas yang dikonstruksi media massa - terutama industri penyiaran televisi. Orang bisa berbeda suku, profesi, latar belakang pendidikan, dan asal usul daerah, namun mereka mempunyai kepentingan yang sama dalam mengembangkan gaya hidup, karena dikostruksi tayangan televisi. Ia telah membentuk gerakkan arus besar tentang relasi-relasi antara yang tentang " Penguatan Strategi Kebudayaan yang Berbasiskan Nilai-nilai Kemajemukan Untuk Memperkokoh Rasa Kesatuan dan Persatuan Bangsa Dalam Rangka Pembangunan Nasional", yang diselenggarakan Ditjiansosbud Lemhanas RI, tanggal 2 September 2010 di Jakarta. Mendominasi dan terdominasi, antara yang mempengaruhi dan yang mempengaruhii, antara yang memprovokasi dan yang terprovokasi, antara yang berkuasa dengan yang dikuasai, bahkan antara gambaran ruang yang bersifat publik dengan yang bersifat domestik. Tayangan televisi telah menjadi bagian dari refleksi kehidupan sehari-hari. Ia menjadi model dari sebuah kebiasaan yang berperan aktif dalam ranah sosial. Ia telah menjadi fenomena komunikasi yang tidak bisa dilepaskan dari karakterisitik individu-individu yang kemudian menjadi objek dan subjeknya.
NPM : 2313053169
KELAS : 2F
Menganalisis jurnal INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA
Sejak proklamasi kemerdekaan hingga saat ini telah mempunyai sejumlah pengalaman. Di antara sejumlah pengalaman itulah, bangsa Indonesia mengalami berbagai perubahan azas, paham, ideologi dan doktrin dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kekuatan elit yang memiliki pengaruh pada saat itu, di antaranya PKI, PNI, Masyumi dan militer (Angkatan Darat). Serta ada suatu kelompok fungsional yang dimasukkan ke dalam salah satu kelompok tersendiri yang kemudian disebut Golongan Karya. Dengan adanya pelatihan terhadap parpol-parpol dalam masa Orde Baru maka terjadilah perampingan parpol sebagai wadah aspirasi warga masyarakat kala itu, sehingga pada akhirnya dalam Pemilihan Umum 1977 terdapat tiga kontestan, yaitu Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Demokrasi Indonesia (PDI). ) serta satu Golongan Karya. Salah satu kesalahan Orba selama memegang kendali pemerintahan, adalah penerapan politik pemerintahan yang sentralistik, sebagai bentuk peredaman atas munculnya aksi separatis dari daerah-daerah. Ide dan gagasan dari daerah yang diusahakan untuk diredam, serta setiap aksi daeri daerah ditanggapi dengan sikap otoriter-represif. Penyikapan yang dilakukan pemerintahan Orba tentu bertentangan dengan kodrat dan kondisi Indonesia yang selama ini dianugerahi sebagai suatu bangsa yang plural. Ia terdiri dari beratus-ratus pulau, bahasa, dan sukubangsa. Pluralitas sebagai kekayaan yang tiada tara bagi sebuah bangsa, justru tidak dikelola dengan baik. Ia dianggap sebagai bentuk gerakan politik yang lebih menekan identitas kedaerahan, dan dianggap sebagai musuh terciptanya stabilitas bangsa. Maka, Orba yang lebih menekankan pada persoalan stabilitas pembangunan, cenderung tidak memberi ruang adanya politik identitas. Kebebasan yang dimiliki masyarakat Indonesia dengan mengatasnamakan demokrasi ternyata justru memberi gambaran buruk terhadap kondisi bangsa ini. Di kala hal ini berkepanjangan dan tidak jelas sampai kapan krisis akan berakhir, para pengamat hanya bisa mengatakan bahwa bangsa kita adalah "bangsa yang sedang sakit", suatu kesimpulan yang tidak menawarkan solusi.
Identitas dan Integrasi Nasional Di masa awal Indonesia merdeka, identitas nasional ditandai oleh bentuk fisik dan kebijakan umum bagi seluruh rakyat Indonesia (di antaranya adalah penghormatan kepada Sang Saka Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, Bahasa Indonesia, dan seterusnya). Akan di era yang berkembang pada saat ini, apakah identitas nasional dapat ditandai dari ekspresi fisikal tersebut atau diperlukan reinterpreasi tentang tentang identitas nasional?. Identitas adalah representasi diri seseorang atau masyarakat melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya. Dengan demikian, identitas adalah produk kebudayaan yang berlangsung sedemikian kompleks. Identitas dilihat dari aspek waktu bukanlah suatu wujud yang sudah ada sejak semula dan tetap bertahan dalam suatu esensi yang abadi. Sedangkan dilihat dari aspek ruang juga bukan hanya satu atau tunggal, tetapi terdiri dari berbagai lapisan identitas. Lapis-lapis identitas itu tergantung pada peran-peran yang dijalankan, keadaan tujuan yang menghadap, serta ditentukan pula dari cara menyikapi keadaan dan peran tersebut. Dan, respon tersebut secara tidak langsung juga memberi bentuk lain terhadap apa yang kita anggap sebagai diri kita saat ini. Identitas bukanlah suatu yang selesai dan final, tetapi merupakan suatu kondisi yang selalu disesuaikan kembali, sifat yang selalu diperbarui, dan keadaan yang dinegosiasi terus-menerus, sehingga wujudnya akan selalu tergantung dari proses yang membentuknya. Seperti halnya identitas kita pada saat ini, menunjukkan gambaran yang tidak tunggal tetapi sangat jamak. Pluralitas pada perkembangan saat ini tidak lagi hanya dibatasi pada perbedaan suku, profesi, latar belakang pendidikan, serta asal usul daerah. Pluralitas pada perkembangan saat ini justru lebih menunjuk pada persoalan kepentingan-kepentingan. Seseorang bisa berbeda dengan orang lain, bukan karena dia berasal dari etnis yang berbeda, profesi yang berbeda, latar belakang pendidikan yang berbeda, bahkan asal usul daerah yang berbeda. Kepentingan masing-masing oranglah yang kemudian menyatukan identitas tersebut. Sebagai contoh, penyatuan identitas yang dikonstruksi media massa - terutama industri penyiaran televisi. Orang bisa berbeda suku, profesi, latar belakang pendidikan, dan asal usul daerah, namun mereka mempunyai kepentingan yang sama dalam mengembangkan gaya hidup, karena dikostruksi tayangan televisi. Ia telah membentuk gerakkan arus besar tentang relasi-relasi antara yang tentang " Penguatan Strategi Kebudayaan yang Berbasiskan Nilai-nilai Kemajemukan Untuk Memperkokoh Rasa Kesatuan dan Persatuan Bangsa Dalam Rangka Pembangunan Nasional", yang diselenggarakan Ditjiansosbud Lemhanas RI, tanggal 2 September 2010 di Jakarta. Mendominasi dan terdominasi, antara yang mempengaruhi dan yang mempengaruhii, antara yang memprovokasi dan yang terprovokasi, antara yang berkuasa dengan yang dikuasai, bahkan antara gambaran ruang yang bersifat publik dengan yang bersifat domestik. Tayangan televisi telah menjadi bagian dari refleksi kehidupan sehari-hari. Ia menjadi model dari sebuah kebiasaan yang berperan aktif dalam ranah sosial. Ia telah menjadi fenomena komunikasi yang tidak bisa dilepaskan dari karakterisitik individu-individu yang kemudian menjadi objek dan subjeknya.
FNama : Rahmah Dwi Asri
Npm : 2313053164
Kelas : 2F
Prodi : PGSD
Jurusan : Ilmu Pendidikan
Fakultas : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Judul : Integritas Nasional Sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia
nama penulis : Argus Maladi Irianto
Tahun : 2012
Jurnal ini membahas tentang integrasi nasional sebagai penangkal etnosentrisme di Indonesia. Integrasi nasional menjadi strategi kebudayaan penting bagi Indonesia yang kompleks. Konflik antar-etnik, antar-daerah, antar-agama, antar-partai politik, antar-pelajar, dan konflik kepentingan lain dapat dihindari dengan menyadari pluralitas bangsa Indonesia. Kebijakan otonomi daerah dapat menjadi penghambat integrasi nasional, namun cita-cita ini dapat terwujud jika masyarakat bersedia mengambil jarak dari identitas dan kepentingan yang membatasi integrasi.
Jurnal ini juga menyoroti peran integrasi nasional sebagai upaya untuk mengatasi etnosentrisme di Indonesia. Integrasi nasional dipandang sebagai strategi penting dalam memperkuat kesatuan bangsa dan mengatasi konflik yang timbul akibat perbedaan etnis agama, dan kepentingan politik. Identitas dipandang memiliki peran ganda dalam pembentukan integrasi nasional meskipun perbedaan identitas seperti etnis profesi, dan latar belakang pendidikan mendapat memecah belah. Namun terdapat juga kepentingan yang menyatukan identitas dan memperkuat integrasi nasional.
Jurnal ini mencatat tantangan yang dihadapi Indonesia dalam mengembangkan konsep integrasi nasional. Tantangan tersebut antara lain adalah etnosentrisme, religiusme, dan politikisme. Perubahan dari orde lama ke orde baru, pemberontakan PKI dan era reformasi menjadi konteks penting dalam memahami dinamika integrasi nasional. Media massa, khususnya televisi diakui memiliki peran penting dalam konstruksi identitas dan interaksi sosial. Teknologi komunikasi juga mempengaruhi perubahan dalam masyarakat sehingga, identitas dan integrasi nasional menjadi penting dalam pembangunan kebudayaan.
Pluralitas Indonesia diakui sebagai takdir yang perlu dihadapi dengan bijak, pengelolaan otonomi daerah yang bijak dapat memperkuat integrasi nasional, sementara kebijakan otonomi daerah yang kurang tepat dapat menjadi penghambat integrasi.
Jurnal ini mengacu pada karya Agus Mauladi Irianto dan Meutia Farida Hatta sebagai referensi penting dalam membahas integrasi nasional. Hal ini menunjukkan bahwa pembahasan didukung oleh literatur yang relevan dan dapat dipercaya. Dengan demikian, jurnal ini menyajikan analisis yang komprehensif mengenai peran integrasi nasional dalam mengatasi tantangan etnosentrisme di Indonesia dengan memperlihatkan peran identitas media massa, teknologi komunikasi dan pluralitas bangsa. Referensi yang digunakan juga memberikan dukungan yang kuat terhadap pembahasan yang disampaikan.
Npm : 2313053164
Kelas : 2F
Prodi : PGSD
Jurusan : Ilmu Pendidikan
Fakultas : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Judul : Integritas Nasional Sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia
nama penulis : Argus Maladi Irianto
Tahun : 2012
Jurnal ini membahas tentang integrasi nasional sebagai penangkal etnosentrisme di Indonesia. Integrasi nasional menjadi strategi kebudayaan penting bagi Indonesia yang kompleks. Konflik antar-etnik, antar-daerah, antar-agama, antar-partai politik, antar-pelajar, dan konflik kepentingan lain dapat dihindari dengan menyadari pluralitas bangsa Indonesia. Kebijakan otonomi daerah dapat menjadi penghambat integrasi nasional, namun cita-cita ini dapat terwujud jika masyarakat bersedia mengambil jarak dari identitas dan kepentingan yang membatasi integrasi.
Jurnal ini juga menyoroti peran integrasi nasional sebagai upaya untuk mengatasi etnosentrisme di Indonesia. Integrasi nasional dipandang sebagai strategi penting dalam memperkuat kesatuan bangsa dan mengatasi konflik yang timbul akibat perbedaan etnis agama, dan kepentingan politik. Identitas dipandang memiliki peran ganda dalam pembentukan integrasi nasional meskipun perbedaan identitas seperti etnis profesi, dan latar belakang pendidikan mendapat memecah belah. Namun terdapat juga kepentingan yang menyatukan identitas dan memperkuat integrasi nasional.
Jurnal ini mencatat tantangan yang dihadapi Indonesia dalam mengembangkan konsep integrasi nasional. Tantangan tersebut antara lain adalah etnosentrisme, religiusme, dan politikisme. Perubahan dari orde lama ke orde baru, pemberontakan PKI dan era reformasi menjadi konteks penting dalam memahami dinamika integrasi nasional. Media massa, khususnya televisi diakui memiliki peran penting dalam konstruksi identitas dan interaksi sosial. Teknologi komunikasi juga mempengaruhi perubahan dalam masyarakat sehingga, identitas dan integrasi nasional menjadi penting dalam pembangunan kebudayaan.
Pluralitas Indonesia diakui sebagai takdir yang perlu dihadapi dengan bijak, pengelolaan otonomi daerah yang bijak dapat memperkuat integrasi nasional, sementara kebijakan otonomi daerah yang kurang tepat dapat menjadi penghambat integrasi.
Jurnal ini mengacu pada karya Agus Mauladi Irianto dan Meutia Farida Hatta sebagai referensi penting dalam membahas integrasi nasional. Hal ini menunjukkan bahwa pembahasan didukung oleh literatur yang relevan dan dapat dipercaya. Dengan demikian, jurnal ini menyajikan analisis yang komprehensif mengenai peran integrasi nasional dalam mengatasi tantangan etnosentrisme di Indonesia dengan memperlihatkan peran identitas media massa, teknologi komunikasi dan pluralitas bangsa. Referensi yang digunakan juga memberikan dukungan yang kuat terhadap pembahasan yang disampaikan.
NAMA : RAVA AMELIA ROSALI
NPM : 2313053170
KELAS : 2F
Jurnal ini membahas tentang integrasi nasional sebagai salah satu cara mengatasi berbagai konflik yang terjadi di Indonesia, baik konflik etnis, agama, maupun politik. Integrasi nasional merupakan proses pengintegrasian visi dan misi suatu bangsa dari berbagai kepentingan sosial. Identitas mempunyai peran ganda dalam membentuk kesatuan bangsa. Sebaliknya, integrasi terjadi ketika terdapat kesamaan identitas, misalnya bahasa, nilai-nilai budaya, dan pandangan hidup. Di sisi lain, integrasi yang lebih besar dapat terjadi ketika sekelompok orang mampu melepaskan identitas mereka dan menciptakan persatuan yang lebih besar.
Bangsa Indonesia yang majemuk dengan banyaknya suku, bahasa, dan budaya menjadi tantangan dalam membangun persatuan bangsa. Konflik etnis, regional, dan antaragama seringkali muncul akibat sentrisme, seperti etnosentrisme, sentrisme agama, dan sentrisme politik. Kebijakan otonomi daerah yang memperkuat identitas daerah dapat menjadi penghambat integrasi nasional jika tidak diimbangi dengan rasa kemajemukan dan semangat persatuan bangsa Indonesia. Integrasi nasional harus menjadi strategi kebudayaan yang mengedepankan kesadaran nasional, pluralisme dan persatuan nasional.Pembentukan identitas nasional yang komprehensif dan pengelolaan kebijakan otonomi daerah yang sejalan dengan kepentingan nasional merupakan langkah penting menuju terciptanya integrasi nasional yang kuat dan berkelanjutan.
NPM : 2313053170
KELAS : 2F
Jurnal ini membahas tentang integrasi nasional sebagai salah satu cara mengatasi berbagai konflik yang terjadi di Indonesia, baik konflik etnis, agama, maupun politik. Integrasi nasional merupakan proses pengintegrasian visi dan misi suatu bangsa dari berbagai kepentingan sosial. Identitas mempunyai peran ganda dalam membentuk kesatuan bangsa. Sebaliknya, integrasi terjadi ketika terdapat kesamaan identitas, misalnya bahasa, nilai-nilai budaya, dan pandangan hidup. Di sisi lain, integrasi yang lebih besar dapat terjadi ketika sekelompok orang mampu melepaskan identitas mereka dan menciptakan persatuan yang lebih besar.
Bangsa Indonesia yang majemuk dengan banyaknya suku, bahasa, dan budaya menjadi tantangan dalam membangun persatuan bangsa. Konflik etnis, regional, dan antaragama seringkali muncul akibat sentrisme, seperti etnosentrisme, sentrisme agama, dan sentrisme politik. Kebijakan otonomi daerah yang memperkuat identitas daerah dapat menjadi penghambat integrasi nasional jika tidak diimbangi dengan rasa kemajemukan dan semangat persatuan bangsa Indonesia. Integrasi nasional harus menjadi strategi kebudayaan yang mengedepankan kesadaran nasional, pluralisme dan persatuan nasional.Pembentukan identitas nasional yang komprehensif dan pengelolaan kebijakan otonomi daerah yang sejalan dengan kepentingan nasional merupakan langkah penting menuju terciptanya integrasi nasional yang kuat dan berkelanjutan.
NAMA : DITA FADILA AIDA FITRI
NPM : 2313053187
KELAS : 2F
Jurnal tersebut membahas tentang integrasi nasional sebagai strategi kebudayaan bagi bangsa Indonesia yang kompleks. Identitas individu memiliki peran penting dalam pembentukan integrasi nasional, sementara tantangan yang dihadapi Indonesia dalam mengembangkan konsep integrasi nasional untuk mengatasi etnosentrisme, religiusme, dan politikisme juga disorot. Perubahan dari Orde Lama ke Orde Baru diangkat sebagai contoh perubahan ideologi yang memengaruhi stabilitas nasional.
Peran teknologi komunikasi dalam memengaruhi perubahan identitas dan integrasi nasional juga ditekankan, di mana identitas individu saat ini lebih dipengaruhi oleh kepentingan yang mereka kembangkan sendiri. Integrasi nasional dipandang memerlukan kesadaran nasional yang ditanamkan melalui gagasan nasionalisme dan pluralisme. Perbedaan etnis dan daerah diidentifikasi sebagai pemicu konflik, terutama dengan semangat otonomi daerah dan pemekaran daerah yang dapat memperkuat etnosentrisme.
Integrasi nasional dianggap penting sebagai upaya untuk menghindari konflik antar-etnik, antar-daerah, antar-agama, antar-partai politik, antar-pelajar, dan konflik kepentingan lain dengan menyadari pluralitas bangsa Indonesia. Namun, kebijakan otonomi daerah juga diidentifikasi sebagai potensi penghambat dalam menerapkan konsep integrasi nasional. Oleh karena itu, masyarakat perlu bersedia untuk melepaskan identitas pribadi mereka demi menciptakan integrasi yang lebih luas.
NPM : 2313053187
KELAS : 2F
Jurnal tersebut membahas tentang integrasi nasional sebagai strategi kebudayaan bagi bangsa Indonesia yang kompleks. Identitas individu memiliki peran penting dalam pembentukan integrasi nasional, sementara tantangan yang dihadapi Indonesia dalam mengembangkan konsep integrasi nasional untuk mengatasi etnosentrisme, religiusme, dan politikisme juga disorot. Perubahan dari Orde Lama ke Orde Baru diangkat sebagai contoh perubahan ideologi yang memengaruhi stabilitas nasional.
Peran teknologi komunikasi dalam memengaruhi perubahan identitas dan integrasi nasional juga ditekankan, di mana identitas individu saat ini lebih dipengaruhi oleh kepentingan yang mereka kembangkan sendiri. Integrasi nasional dipandang memerlukan kesadaran nasional yang ditanamkan melalui gagasan nasionalisme dan pluralisme. Perbedaan etnis dan daerah diidentifikasi sebagai pemicu konflik, terutama dengan semangat otonomi daerah dan pemekaran daerah yang dapat memperkuat etnosentrisme.
Integrasi nasional dianggap penting sebagai upaya untuk menghindari konflik antar-etnik, antar-daerah, antar-agama, antar-partai politik, antar-pelajar, dan konflik kepentingan lain dengan menyadari pluralitas bangsa Indonesia. Namun, kebijakan otonomi daerah juga diidentifikasi sebagai potensi penghambat dalam menerapkan konsep integrasi nasional. Oleh karena itu, masyarakat perlu bersedia untuk melepaskan identitas pribadi mereka demi menciptakan integrasi yang lebih luas.
NAMA : ZAHRAH UMI HASANAH
NPM : 2313053173
KELAS : 2F
Jurnal tersebut menjelaskan mengenai integrasi nasional, pada pendahuluan jurnal terdapat bahasan mengenai perubahan dari Orde Lama ke Orde Baru yang dipenuhi dengan perubahan azas, paham, ideologi dan doktrin dalam kehidupan bermasyarakat. Terdapat adanya sikap otoriter -represif pada pemerintahan Orde Baru yang menyebabkan banyak perlawanan. Kemudian pada era Reformasi yang dimana pada era ini diberi kebebasan tetapi justru menimbulkan gambaran buram terhadap kondisi bangsa Indonesia dan menimbulkan ketidakmenentuan juga kekacauan.
Dimasa awal Indonesia merdeka identitas nasional ditandai oleh bentuk fisik dan kebijakan umum bagi seluruh rakyat indonesia seperti penghormatan kepada Sang Saka Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya dan sebagainya. Identitas adalah representasi diri seseorang atau masyarakat melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas sosial budaya. Integrasi terjadi ketika ada identitas yang mendukungnya, seperti kesamaan bahasa, nilai budaya, cita-cita politik, atau pandangan hidup. Namun, integrasi yang lebih luas hanya dapat terbentuk ketika sekelompok orang mampu melampaui identitas mereka yang sudah ada dan mengambil jarak dari faktor-faktor yang membentuk watak diri mereka atau kelompoknya. Konsep integrasi nasional pada dasarnya sejalan dengan kondisi indonesia pada saat ini yang dimana ketika terjadi konflik antar-etnis, konflik antar-daerah, konflik antar-agama dan konflik lainnya yang masih terus menerus melanda indonesia.
Pluralitas pada perkembangan saat ini tidak lagi hanya dibatasi pada perbedaan etnis, profesi, latar belakang pendidikan, serta asal-usul daerah, tetapi lebih menunjuk kepada persoalan kepentingan-kepentingan yang dikembangkan sendiri. Hal ini menyebabkan menyempitnya rasa integrasi nasional karena integrasi cenderung lebih didasarkan pada faktor-faktor etnis dan faktor daerah semata.
Dengan adanya banyak perbedaan menimbulkan pertentangan masing-masing anggota masyarakat sehingga banyak memunculkan konflik juga memunculkan paham sentrisme yang kemudian melahirkan etnosentrisme, religisentrisme, politksentrisme, dan seterusnya. Etnosentrisme yang menguat justru ditopang dengan kebijakan negara yang mengembangkan otonomi daerah dan pemekaran daerah.
Konsep tentang integrasi nasional menjadi penting untuk dijadikan strategi kebudayaan bagi bangsa indonesia. Strategi kebudayaan dalam hal ini mengacu pada kekuatan budaya yang bertolak pada kedekatan dan pandangan hidup pelaku kebudayaan dalam kaitannya dengan kompleksitas kebudayaan yang dianut.
Maka dari itu demokrasi pemerintahan yang seharusnya dapat menjadi tempat pergaulan lintas-budaya dan lintas-etnik sekarang menghadapi bahaya bahwa tiap daerah menuntut agar posisi birokratis ditempati oleh putra daerahnya sendiri. Sentralisme politik di Orde Baru untuk waktu yang cukup lama telah menjadikan birokrasi semata-mata sebagai alat pemerintah pusat dan bukan aparat yang menjadi pengatur hubungan di antara masyarakat dan negara.
Dengan demikian, memahami dan menerima pluralitas sebagai karakteristik yang tak terhindarkan dari bangsa Indonesia, masyarakat dapat melihat nilai-nilai persatuan sebagai landasan utama dalam mengatasi konflik antar-etnik, antar-daerah, antar-agama, dan lainnya. Dengan menjauhkan diri dari sikap etnosentris dan mengedepankan semangat kebangsaan, masyarakat Indonesia dapat menciptakan ikatan yang lebih kuat dan harmonis di antara beragam kepentingan dan identitas yang ada.
NPM : 2313053173
KELAS : 2F
Jurnal tersebut menjelaskan mengenai integrasi nasional, pada pendahuluan jurnal terdapat bahasan mengenai perubahan dari Orde Lama ke Orde Baru yang dipenuhi dengan perubahan azas, paham, ideologi dan doktrin dalam kehidupan bermasyarakat. Terdapat adanya sikap otoriter -represif pada pemerintahan Orde Baru yang menyebabkan banyak perlawanan. Kemudian pada era Reformasi yang dimana pada era ini diberi kebebasan tetapi justru menimbulkan gambaran buram terhadap kondisi bangsa Indonesia dan menimbulkan ketidakmenentuan juga kekacauan.
Dimasa awal Indonesia merdeka identitas nasional ditandai oleh bentuk fisik dan kebijakan umum bagi seluruh rakyat indonesia seperti penghormatan kepada Sang Saka Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya dan sebagainya. Identitas adalah representasi diri seseorang atau masyarakat melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas sosial budaya. Integrasi terjadi ketika ada identitas yang mendukungnya, seperti kesamaan bahasa, nilai budaya, cita-cita politik, atau pandangan hidup. Namun, integrasi yang lebih luas hanya dapat terbentuk ketika sekelompok orang mampu melampaui identitas mereka yang sudah ada dan mengambil jarak dari faktor-faktor yang membentuk watak diri mereka atau kelompoknya. Konsep integrasi nasional pada dasarnya sejalan dengan kondisi indonesia pada saat ini yang dimana ketika terjadi konflik antar-etnis, konflik antar-daerah, konflik antar-agama dan konflik lainnya yang masih terus menerus melanda indonesia.
Pluralitas pada perkembangan saat ini tidak lagi hanya dibatasi pada perbedaan etnis, profesi, latar belakang pendidikan, serta asal-usul daerah, tetapi lebih menunjuk kepada persoalan kepentingan-kepentingan yang dikembangkan sendiri. Hal ini menyebabkan menyempitnya rasa integrasi nasional karena integrasi cenderung lebih didasarkan pada faktor-faktor etnis dan faktor daerah semata.
Dengan adanya banyak perbedaan menimbulkan pertentangan masing-masing anggota masyarakat sehingga banyak memunculkan konflik juga memunculkan paham sentrisme yang kemudian melahirkan etnosentrisme, religisentrisme, politksentrisme, dan seterusnya. Etnosentrisme yang menguat justru ditopang dengan kebijakan negara yang mengembangkan otonomi daerah dan pemekaran daerah.
Konsep tentang integrasi nasional menjadi penting untuk dijadikan strategi kebudayaan bagi bangsa indonesia. Strategi kebudayaan dalam hal ini mengacu pada kekuatan budaya yang bertolak pada kedekatan dan pandangan hidup pelaku kebudayaan dalam kaitannya dengan kompleksitas kebudayaan yang dianut.
Maka dari itu demokrasi pemerintahan yang seharusnya dapat menjadi tempat pergaulan lintas-budaya dan lintas-etnik sekarang menghadapi bahaya bahwa tiap daerah menuntut agar posisi birokratis ditempati oleh putra daerahnya sendiri. Sentralisme politik di Orde Baru untuk waktu yang cukup lama telah menjadikan birokrasi semata-mata sebagai alat pemerintah pusat dan bukan aparat yang menjadi pengatur hubungan di antara masyarakat dan negara.
Dengan demikian, memahami dan menerima pluralitas sebagai karakteristik yang tak terhindarkan dari bangsa Indonesia, masyarakat dapat melihat nilai-nilai persatuan sebagai landasan utama dalam mengatasi konflik antar-etnik, antar-daerah, antar-agama, dan lainnya. Dengan menjauhkan diri dari sikap etnosentris dan mengedepankan semangat kebangsaan, masyarakat Indonesia dapat menciptakan ikatan yang lebih kuat dan harmonis di antara beragam kepentingan dan identitas yang ada.
NAMA : UMMU HAFIFAH
NPM : 2313053171
KELAS : 2F
Berdasarkan analisis saya mengenai jurnal yang berjudul "Integrasi Sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia" tersebut, yaitu berisi pemahaman interaksi kesatuan yang saling berhubungan antara kemauan pribadi dan pengaruh dari luar (eksternal) dalam membentuk identitas seseorang, yang bertujuan untuk membentuk kesadaran diri mereka. Selain itu, media juga memengaruhi interaksi dan hubungan sosial dalam berbagai konteks masyarakat seperti aspek politik, ekonomi, dan budaya.
Jurnal tersebut juga memberikan pemahaman mengenai pentingnya kepentingan yang dikembangkan sendiri terhadap jati diri dan karakter bangsa Indonesia
Konsep etnosentrisme yaitu kecenderungan individu untuk memandang budayanya sendiri lebih unggul dari budaya lain, sehingga mengarah pada perpecahan. Maka penting bagi kita untuk memahami dan mengatasi konflik yang mungkin timbul dari sudut pandang etnosentrism.
Untuk mengatasi etnosentrisme tersebut, maka kita harus saling menghormati antar suku budaya, tidak meremehkan suku lainnya, dan teruslah menjalin hubungan sosial dengan baik.
Secara keseluruhan, jurnal ini berisi kan sifat pembentukan identitas yang penuh semangat dan beragam, dipengaruhi oleh keinginan internal dan faktor eksternal. Ini memerlukan pemahaman yang berbeda tentang bagaimana elemen-elemen ini berinteraksi untuk membentuk identitas individu dan kelompok.
NPM : 2313053171
KELAS : 2F
Berdasarkan analisis saya mengenai jurnal yang berjudul "Integrasi Sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia" tersebut, yaitu berisi pemahaman interaksi kesatuan yang saling berhubungan antara kemauan pribadi dan pengaruh dari luar (eksternal) dalam membentuk identitas seseorang, yang bertujuan untuk membentuk kesadaran diri mereka. Selain itu, media juga memengaruhi interaksi dan hubungan sosial dalam berbagai konteks masyarakat seperti aspek politik, ekonomi, dan budaya.
Jurnal tersebut juga memberikan pemahaman mengenai pentingnya kepentingan yang dikembangkan sendiri terhadap jati diri dan karakter bangsa Indonesia
Konsep etnosentrisme yaitu kecenderungan individu untuk memandang budayanya sendiri lebih unggul dari budaya lain, sehingga mengarah pada perpecahan. Maka penting bagi kita untuk memahami dan mengatasi konflik yang mungkin timbul dari sudut pandang etnosentrism.
Untuk mengatasi etnosentrisme tersebut, maka kita harus saling menghormati antar suku budaya, tidak meremehkan suku lainnya, dan teruslah menjalin hubungan sosial dengan baik.
Secara keseluruhan, jurnal ini berisi kan sifat pembentukan identitas yang penuh semangat dan beragam, dipengaruhi oleh keinginan internal dan faktor eksternal. Ini memerlukan pemahaman yang berbeda tentang bagaimana elemen-elemen ini berinteraksi untuk membentuk identitas individu dan kelompok.
NAMA : ANISA NUR SABILA
NPM : 2313053179
KELAS : 2F
ANALISIS JURNAL YANG BERJUDUL INTEGRASI NASIONAL
SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA
(Oleh: Agus Maladi Irianto)
Jurnal ini membahas isu penting tentang integrasi nasional sebagai penangkal terhadap etnosentrisme di Indonesia. Penulis, Agus Maladi Irianto, membahas perubahan azas, paham, ideologi, dan doktrin dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia sejak proklamasi kemerdekaan.
Berikut adalah beberapa poin analisis terhadap jurnal ini:
1. Tinjauan Sejarah Politik Indonesia
Jurnal ini memberikan gambaran yang cukup komprehensif tentang sejarah politik Indonesia, terutama periode Orde Lama, Orde Baru, dan masa Reformasi. Ini membantu pembaca memahami konteks historis dan politik di mana konsep integrasi nasional berkembang.
2. Konsep Identitas dan Integrasi Nasional
Penulis membahas peran identitas dalam membentuk integrasi nasional. Identitas dipandang sebagai produk kebudayaan yang kompleks dan selalu berubah seiring waktu dan ruang. Konsep ini penting karena Indonesia adalah negara yang kaya akan keragaman budaya dan etnis.
3. Tantangan Integrasi Nasional
Jurnal ini mengidentifikasi beberapa tantangan bagi integrasi nasional, seperti etnosentrisme, politisasi, dan konflik kepentingan. Penulis mengaitkan semakin meningkatnya sentimen etnosentris dengan kebijakan otonomi daerah dan pemekaran wilayah.
4. Pentingnya Kesadaran Nasional
Penulis menekankan pentingnya kesadaran nasional dalam memelihara integrasi nasional. Kesadaran ini meliputi penghargaan terhadap keragaman budaya, pluralisme, dan nilai-nilai nasionalisme.
5. Implikasi Kebijakan Otonomi Daerah
Jurnal ini membahas dampak dari kebijakan otonomi daerah terhadap integrasi nasional. Meskipun otonomi daerah memberikan kebebasan kepada daerah untuk mengatur dirinya sendiri, namun jika tidak dikelola dengan baik, hal itu dapat mengancam integrasi nasional.
6. Penutup
Penulis menyimpulkan bahwa integrasi nasional adalah kunci untuk mengatasi konflik yang terus-menerus terjadi di Indonesia. Meskipun pluralitas adalah takdir bagi Indonesia, namun kesadaran akan pentingnya integrasi nasional harus ditanamkan dalam masyarakat.
Dengan demikian, jurnal ini memberikan wawasan yang mendalam tentang kompleksitas integrasi nasional di Indonesia dan tantangan yang dihadapi dalam menjaga kesatuan bangsa. Analisis tersebut dapat menjadi landasan untuk pengembangan kebijakan yang lebih efektif dalam mempromosikan integrasi nasional di Indonesia.
NPM : 2313053179
KELAS : 2F
ANALISIS JURNAL YANG BERJUDUL INTEGRASI NASIONAL
SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA
(Oleh: Agus Maladi Irianto)
Jurnal ini membahas isu penting tentang integrasi nasional sebagai penangkal terhadap etnosentrisme di Indonesia. Penulis, Agus Maladi Irianto, membahas perubahan azas, paham, ideologi, dan doktrin dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia sejak proklamasi kemerdekaan.
Berikut adalah beberapa poin analisis terhadap jurnal ini:
1. Tinjauan Sejarah Politik Indonesia
Jurnal ini memberikan gambaran yang cukup komprehensif tentang sejarah politik Indonesia, terutama periode Orde Lama, Orde Baru, dan masa Reformasi. Ini membantu pembaca memahami konteks historis dan politik di mana konsep integrasi nasional berkembang.
2. Konsep Identitas dan Integrasi Nasional
Penulis membahas peran identitas dalam membentuk integrasi nasional. Identitas dipandang sebagai produk kebudayaan yang kompleks dan selalu berubah seiring waktu dan ruang. Konsep ini penting karena Indonesia adalah negara yang kaya akan keragaman budaya dan etnis.
3. Tantangan Integrasi Nasional
Jurnal ini mengidentifikasi beberapa tantangan bagi integrasi nasional, seperti etnosentrisme, politisasi, dan konflik kepentingan. Penulis mengaitkan semakin meningkatnya sentimen etnosentris dengan kebijakan otonomi daerah dan pemekaran wilayah.
4. Pentingnya Kesadaran Nasional
Penulis menekankan pentingnya kesadaran nasional dalam memelihara integrasi nasional. Kesadaran ini meliputi penghargaan terhadap keragaman budaya, pluralisme, dan nilai-nilai nasionalisme.
5. Implikasi Kebijakan Otonomi Daerah
Jurnal ini membahas dampak dari kebijakan otonomi daerah terhadap integrasi nasional. Meskipun otonomi daerah memberikan kebebasan kepada daerah untuk mengatur dirinya sendiri, namun jika tidak dikelola dengan baik, hal itu dapat mengancam integrasi nasional.
6. Penutup
Penulis menyimpulkan bahwa integrasi nasional adalah kunci untuk mengatasi konflik yang terus-menerus terjadi di Indonesia. Meskipun pluralitas adalah takdir bagi Indonesia, namun kesadaran akan pentingnya integrasi nasional harus ditanamkan dalam masyarakat.
Dengan demikian, jurnal ini memberikan wawasan yang mendalam tentang kompleksitas integrasi nasional di Indonesia dan tantangan yang dihadapi dalam menjaga kesatuan bangsa. Analisis tersebut dapat menjadi landasan untuk pengembangan kebijakan yang lebih efektif dalam mempromosikan integrasi nasional di Indonesia.
NAMA : RIKO PRASETYA
NPM : 2353053013
KELAS : 2F
Analisis Jurnal
Berdasarkan analisis yang bisa dipahami bahwasannya Identitas adalah representasi diri seseorang atau masyarakat melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya. Dengan demikian, identitas adalah hasil kebudayaan yang berlangsung demikian menjadi kompleks
Identitas bukanlah suatu yang selesai dan final, akan tetapi merupakan suatu Kondisi yang memperbaharui secara terus menerus tergantung proses yang mendorong terjadinya perubahan tersebut.
Bertolak dari sejumlah gambaran tersebut, identitas yang menyertai kita saat ini lebih ditandai oleh kepentingan yang kita kembangkan sendiri.
ldentitas dan karakter bangsa
sebagai sarana bagi pembentukan pola pikir (mindset) dan sikap mental, memajukan adab dan kemampuan bangsa merupakan tugas utama pembangunan kebudayaan nasional. Identitas sebagai sarana pembentukan pola pikir masyarakat diperlukan adanya suatu kesadaran nasional yang dipupuk dengan menanamkan gagasan nasionalisme dan pluralisme. Kesadaran nasional selanjutnya menjadi dasar dari keyakinan adanya integrasi nasional yang mampu memelihara dan mengembangkan harga diri bangsa, harkat dan martabat bangsa sebagai upaya melepaskan bangsa dari subordinasi (ketergantungan, ketertundudukan, keterhinaan) terhadap bangsa asing.
Dengan demikian, integrasi
nasional sebagai suatu kesadaran dan bentuk pergaulan yang menyebabkan berbagai kelompok dengan identitas masing-masing
merasa dirinya sebagai satu kesatuan bangsa Indonesia. Untuk menciptakan pergaulan dalam pembentukan integrasi nasional tersebut identitas justru berfungsi
secara ganda.
NPM : 2353053013
KELAS : 2F
Analisis Jurnal
Berdasarkan analisis yang bisa dipahami bahwasannya Identitas adalah representasi diri seseorang atau masyarakat melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya. Dengan demikian, identitas adalah hasil kebudayaan yang berlangsung demikian menjadi kompleks
Identitas bukanlah suatu yang selesai dan final, akan tetapi merupakan suatu Kondisi yang memperbaharui secara terus menerus tergantung proses yang mendorong terjadinya perubahan tersebut.
Bertolak dari sejumlah gambaran tersebut, identitas yang menyertai kita saat ini lebih ditandai oleh kepentingan yang kita kembangkan sendiri.
ldentitas dan karakter bangsa
sebagai sarana bagi pembentukan pola pikir (mindset) dan sikap mental, memajukan adab dan kemampuan bangsa merupakan tugas utama pembangunan kebudayaan nasional. Identitas sebagai sarana pembentukan pola pikir masyarakat diperlukan adanya suatu kesadaran nasional yang dipupuk dengan menanamkan gagasan nasionalisme dan pluralisme. Kesadaran nasional selanjutnya menjadi dasar dari keyakinan adanya integrasi nasional yang mampu memelihara dan mengembangkan harga diri bangsa, harkat dan martabat bangsa sebagai upaya melepaskan bangsa dari subordinasi (ketergantungan, ketertundudukan, keterhinaan) terhadap bangsa asing.
Dengan demikian, integrasi
nasional sebagai suatu kesadaran dan bentuk pergaulan yang menyebabkan berbagai kelompok dengan identitas masing-masing
merasa dirinya sebagai satu kesatuan bangsa Indonesia. Untuk menciptakan pergaulan dalam pembentukan integrasi nasional tersebut identitas justru berfungsi
secara ganda.
NAMA : WULAN ZAHARA ARRUM RIZKI
NPM : 2313053188
KELAS : 2F
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa Indonesia memiliki sejarah panjang sejak merdeka hingga saat ini melalui berbagai perubahan azas, paham, ideologi dan doktrin yang menciptakan disintegrasi dan instabilitas nasional. Perubahan dari Orde Lama ke Orde Baru dan Era Reformasi menimbulkan ketidakpastian dan kekacauan karena kurangnya acuan governance dan social harmony. Serta, munculnya tindakan anarkis, pelanggaran moral dan etika serta kriminalitas yang terus meningkat membutuhkan strategi kebudayaan nasional.
Menganalisis tantangan bagi Indonesia untuk mengembangkan konsep integrasi nasional dalam menghadapi konsep etnosentrisme, religisentrisme, dan politiksentrisme- Menyatukan visi dan misi di antara berbagai kepentingan dan identitas masyarakat berlatar belakang budaya yang kompleks. Integrasi nasional dibutuhkan untuk menyatukan kelompok dengan identitas berbeda sebagai satu bangsa Indonesia. Otonomi daerah berisiko menyebabkan penyempitan rasa integrasi nasional. Etnosentrisme diperkuat oleh otonomi daerah dan pemekaran daerah. Strategi kebudayaan integrasi nasional penting untuk memelihara kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia.
Integrasi nasional diperlukan untuk menangani konflik yang melanda Indonesia akibat etnosentrisme, religisentrisme, dan politiksentrisme. Serta, menyatukan visi dan misi berbagai kelompok dengan latar belakang budaya yang kompleks melalui strategi kebudayaan integrasi nasional.
Dengan demikian, Identitas sebagai sarana pembentukan pola pikir masyarakat diperlukan adanya suatu kesadaran nasional yang dipupuk dengan menanamkan gagasan nasionalisme dan pluralisme. Dan untuk mengembangkan kesadaran nasional melalui pendidikan dan sosialisasi nilai-nilai pluralisme dan nasionalisme, mengatur otonomi daerah secara bijak agar tidak menghambat cita-cita integrasi nasional. Kesadaran nasional selanjutnya menjadi dasar dari keyakinan adanya integrasi nasional yang mampu memelihara dan mengembangkan harga diri bangsa, harkat dan martabat bangsa sebagai upaya melepaskan bangsa dari subordinasi (ketergantungan, ketertundudukan, keterhinaan) terhadap bangsa asing.
NPM : 2313053188
KELAS : 2F
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa Indonesia memiliki sejarah panjang sejak merdeka hingga saat ini melalui berbagai perubahan azas, paham, ideologi dan doktrin yang menciptakan disintegrasi dan instabilitas nasional. Perubahan dari Orde Lama ke Orde Baru dan Era Reformasi menimbulkan ketidakpastian dan kekacauan karena kurangnya acuan governance dan social harmony. Serta, munculnya tindakan anarkis, pelanggaran moral dan etika serta kriminalitas yang terus meningkat membutuhkan strategi kebudayaan nasional.
Menganalisis tantangan bagi Indonesia untuk mengembangkan konsep integrasi nasional dalam menghadapi konsep etnosentrisme, religisentrisme, dan politiksentrisme- Menyatukan visi dan misi di antara berbagai kepentingan dan identitas masyarakat berlatar belakang budaya yang kompleks. Integrasi nasional dibutuhkan untuk menyatukan kelompok dengan identitas berbeda sebagai satu bangsa Indonesia. Otonomi daerah berisiko menyebabkan penyempitan rasa integrasi nasional. Etnosentrisme diperkuat oleh otonomi daerah dan pemekaran daerah. Strategi kebudayaan integrasi nasional penting untuk memelihara kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia.
Integrasi nasional diperlukan untuk menangani konflik yang melanda Indonesia akibat etnosentrisme, religisentrisme, dan politiksentrisme. Serta, menyatukan visi dan misi berbagai kelompok dengan latar belakang budaya yang kompleks melalui strategi kebudayaan integrasi nasional.
Dengan demikian, Identitas sebagai sarana pembentukan pola pikir masyarakat diperlukan adanya suatu kesadaran nasional yang dipupuk dengan menanamkan gagasan nasionalisme dan pluralisme. Dan untuk mengembangkan kesadaran nasional melalui pendidikan dan sosialisasi nilai-nilai pluralisme dan nasionalisme, mengatur otonomi daerah secara bijak agar tidak menghambat cita-cita integrasi nasional. Kesadaran nasional selanjutnya menjadi dasar dari keyakinan adanya integrasi nasional yang mampu memelihara dan mengembangkan harga diri bangsa, harkat dan martabat bangsa sebagai upaya melepaskan bangsa dari subordinasi (ketergantungan, ketertundudukan, keterhinaan) terhadap bangsa asing.
NAMA : PUTRI AYU BESTARI
NPM : 2313053177
KELAS : 2F
Judul:INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA
Berdasarkan analisis yang saya peroleh tentang jurnal integrasi nasional saya mendapatkan beberapa poin penting diantaranya bahwa integrasi nasional memiliki peran penting dalam menjaga kerukunan dan persatuan atas perbedaan yang ada di Indonesia, di dalam jurnal tersebut menyatakan bahwa masalah yang ditimbulkan sebagai akibat dari adanya perbedaan dan keberagaman di Indonesia adalah sistem otonomi daerah dan sifat etnosentrisme atau kesombongan kelompok atau individu. sistem otonomi daerah yang membebaskan suatu daerah agar memiliki kewenangan sendiri ternyata tidak sepenuhnya memiliki dampak yang positif justru hal ini menyebabkan dampak negatif seperti timbulnya sifat etnosentrisme yang dapat mengancam integrasi nasional dan bertentangan dengan norma dan nilai Pancasila, kewenangan yang dimiliki oleh otonomi daerah kerap kali menimbulkan kecemburuan dan kesombongan antar daerah satu dengan yang lainnya tentu ini adalah hal yang wajib diperhatikan dan diatasi cepat mungkin.
dalam hal ini ada beberapa solusi yang dikemukakkan dalam jurnal tersebut sebagai bentuk dan strategi untuk mengatasi masalah di atas salah satunya adalah penanaman mindset dan pola pikir akan kesadaran nasional pada masyarakat,kesadaran nasional menjadi dasar keyakinan adanya integrasi nasional yang mampu memelihara dan mengembangkan harga diri bangsa serta harga dan martabat bangsa Indonesia sebagai upaya melepaskan bangsa dari subordinasi atau ketergantungan kedudukan terhadap bangsa asing. selain itu upaya dalam memperkuat integrasi nasional juga ditopang oleh adanya ideologi Pancasila dan norma-norma hukum serta bahasa nasional. segala strategi dan upaya yang dibuat tersebut diharapkan dapat memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan bangsa ini tidak terpecah belah akibat adanya perbedaan di Indonesia. integrasi nasional juga mengharapkan perbedaan dan keberagaman di Indonesia bisa menjadi sumber kekuatan dan daya tarik tersendiri bagi bangsa ini, maka untuk membuat hal ini menjadi nyata dan integrasi nasional bangsa Indonesia semakin kuat maka kita sebagai warga negara Indonesia wajib mematuhi norma dan menerapkan pola hidup bernegara yang sejalan dengan nilai-nilai Pancasila dan tidak melakukan aksi-aksi yang dapat mengancam integrasi nasional bangsa Indonesia.
NPM : 2313053177
KELAS : 2F
Judul:INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA
Berdasarkan analisis yang saya peroleh tentang jurnal integrasi nasional saya mendapatkan beberapa poin penting diantaranya bahwa integrasi nasional memiliki peran penting dalam menjaga kerukunan dan persatuan atas perbedaan yang ada di Indonesia, di dalam jurnal tersebut menyatakan bahwa masalah yang ditimbulkan sebagai akibat dari adanya perbedaan dan keberagaman di Indonesia adalah sistem otonomi daerah dan sifat etnosentrisme atau kesombongan kelompok atau individu. sistem otonomi daerah yang membebaskan suatu daerah agar memiliki kewenangan sendiri ternyata tidak sepenuhnya memiliki dampak yang positif justru hal ini menyebabkan dampak negatif seperti timbulnya sifat etnosentrisme yang dapat mengancam integrasi nasional dan bertentangan dengan norma dan nilai Pancasila, kewenangan yang dimiliki oleh otonomi daerah kerap kali menimbulkan kecemburuan dan kesombongan antar daerah satu dengan yang lainnya tentu ini adalah hal yang wajib diperhatikan dan diatasi cepat mungkin.
dalam hal ini ada beberapa solusi yang dikemukakkan dalam jurnal tersebut sebagai bentuk dan strategi untuk mengatasi masalah di atas salah satunya adalah penanaman mindset dan pola pikir akan kesadaran nasional pada masyarakat,kesadaran nasional menjadi dasar keyakinan adanya integrasi nasional yang mampu memelihara dan mengembangkan harga diri bangsa serta harga dan martabat bangsa Indonesia sebagai upaya melepaskan bangsa dari subordinasi atau ketergantungan kedudukan terhadap bangsa asing. selain itu upaya dalam memperkuat integrasi nasional juga ditopang oleh adanya ideologi Pancasila dan norma-norma hukum serta bahasa nasional. segala strategi dan upaya yang dibuat tersebut diharapkan dapat memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan bangsa ini tidak terpecah belah akibat adanya perbedaan di Indonesia. integrasi nasional juga mengharapkan perbedaan dan keberagaman di Indonesia bisa menjadi sumber kekuatan dan daya tarik tersendiri bagi bangsa ini, maka untuk membuat hal ini menjadi nyata dan integrasi nasional bangsa Indonesia semakin kuat maka kita sebagai warga negara Indonesia wajib mematuhi norma dan menerapkan pola hidup bernegara yang sejalan dengan nilai-nilai Pancasila dan tidak melakukan aksi-aksi yang dapat mengancam integrasi nasional bangsa Indonesia.
NAMA : SELLY MEITA SAFIRA
NPM : 2313053167
KELAS : 2F
Analisis jurnal yang berjudul Integrasi Nasional Sebagai Penangkal Etnosentrime Di Indonesia yang ditulis oleh Agus Maladi Irianto.
Di masa awal Indonesia merdeka, identitas nasional ditandai oleh bentuk fisik dan kebijakan umum bagi seluruh rakyat Indonesia (di antaranya adalah penghormatan kepada Sang Saka Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, dan Bahasa Indonesia). Akan tetapi di era yang berkembang pada saat ini, apakah identitas nasional dapat ditandai dari ekspresi fisikal tersebut atau dibutuhkan reinterpreasi tentang identitas nasional? Identitas adalah representasi diri seseorang atau masyarakat melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya. Dengan demikian, identitas adalah produk kebudayaan yang berlangsung demikian kompleks. Akan tetapi, identitas bukanlah suatu yang selesai dan final, tetapi merupakan suatu kondisi yang selalu disesuaikan kembali, sifat yang selalu diperbaharui, dan keadaan yang dinegosiasi terus-menerus, sehingga wujudnya akan selalu tergantung dari proses yang membentuknya. Seperti halnya identitas kita pada saat ini, menunjukkan gambaran yang tidak tunggal tetapi sangat plural.
Identitas sebagai sarana pembentukan pola pikir masyarakat memerlukan adanya suatu kesadaran nasional yang dipupuk dengan menanamkan gagasan nasionalisme dan pluralisme. Kesadaran nasional selanjutnya menjadi dasar dari keyakinan adanya integrasi nasional yang mampu memelihara dan mengembangkan harga diri bangsa, harkat dan martabat bangsa sebagai upaya melepaskan bangsa dari subordinasi (ketergantungan, ketertundudukan, keterhinaan) terhadap bangsa asing. Dengan demikian, integrasi nasional sebagai suatu kesadaran dan bentuk pergaulan yang menyebabkan berbagai kelompok dengan identitas masing-masing merasa dirinya sebagai satu kesatuan: bangsa Indonesia.
Integrasi terbentuk kalau ada identitas yang mendukungnya seperti kesamaan bahasa, kesamaan dalam nilai sistem budaya, kesamaan cita-cita politik, atau kesamaan dalam pandangan hidup atau orientasi keagamaan. Integrasi nasional terjadi akibat terbentuknya kelompok-kelompok yang dipersatukan oleh suatu isu bersama, baik yang bersifat ideologis, ekonomis, maupun sosial. integrasi nasional pada dasarnya memuat makna penyatuan visi dan misi suatu bangsa dari perbedaan kepentingan masing-masing anggota masyarakat.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa integrasi nasional adalah jalan keluar untuk menghadapi yang hingga saat ini masih terus-menerus melanda Indonesia. Konflik antar-etnik, konflik antar-daerah, konflik antar-agama, konflik antar-partai politik, konflik antar-pelajar, serta sejumlah konflik kepentingan lain semestinya tidak perlu terjadi kalau masing-masing pelaku konflik menyadari bahwa pluralitas bangsa Indonesia sudah menjadi sebuah keniscayaan.
NPM : 2313053167
KELAS : 2F
Analisis jurnal yang berjudul Integrasi Nasional Sebagai Penangkal Etnosentrime Di Indonesia yang ditulis oleh Agus Maladi Irianto.
Di masa awal Indonesia merdeka, identitas nasional ditandai oleh bentuk fisik dan kebijakan umum bagi seluruh rakyat Indonesia (di antaranya adalah penghormatan kepada Sang Saka Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, dan Bahasa Indonesia). Akan tetapi di era yang berkembang pada saat ini, apakah identitas nasional dapat ditandai dari ekspresi fisikal tersebut atau dibutuhkan reinterpreasi tentang identitas nasional? Identitas adalah representasi diri seseorang atau masyarakat melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya. Dengan demikian, identitas adalah produk kebudayaan yang berlangsung demikian kompleks. Akan tetapi, identitas bukanlah suatu yang selesai dan final, tetapi merupakan suatu kondisi yang selalu disesuaikan kembali, sifat yang selalu diperbaharui, dan keadaan yang dinegosiasi terus-menerus, sehingga wujudnya akan selalu tergantung dari proses yang membentuknya. Seperti halnya identitas kita pada saat ini, menunjukkan gambaran yang tidak tunggal tetapi sangat plural.
Identitas sebagai sarana pembentukan pola pikir masyarakat memerlukan adanya suatu kesadaran nasional yang dipupuk dengan menanamkan gagasan nasionalisme dan pluralisme. Kesadaran nasional selanjutnya menjadi dasar dari keyakinan adanya integrasi nasional yang mampu memelihara dan mengembangkan harga diri bangsa, harkat dan martabat bangsa sebagai upaya melepaskan bangsa dari subordinasi (ketergantungan, ketertundudukan, keterhinaan) terhadap bangsa asing. Dengan demikian, integrasi nasional sebagai suatu kesadaran dan bentuk pergaulan yang menyebabkan berbagai kelompok dengan identitas masing-masing merasa dirinya sebagai satu kesatuan: bangsa Indonesia.
Integrasi terbentuk kalau ada identitas yang mendukungnya seperti kesamaan bahasa, kesamaan dalam nilai sistem budaya, kesamaan cita-cita politik, atau kesamaan dalam pandangan hidup atau orientasi keagamaan. Integrasi nasional terjadi akibat terbentuknya kelompok-kelompok yang dipersatukan oleh suatu isu bersama, baik yang bersifat ideologis, ekonomis, maupun sosial. integrasi nasional pada dasarnya memuat makna penyatuan visi dan misi suatu bangsa dari perbedaan kepentingan masing-masing anggota masyarakat.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa integrasi nasional adalah jalan keluar untuk menghadapi yang hingga saat ini masih terus-menerus melanda Indonesia. Konflik antar-etnik, konflik antar-daerah, konflik antar-agama, konflik antar-partai politik, konflik antar-pelajar, serta sejumlah konflik kepentingan lain semestinya tidak perlu terjadi kalau masing-masing pelaku konflik menyadari bahwa pluralitas bangsa Indonesia sudah menjadi sebuah keniscayaan.
NAMA: NADIVA AULIA PUTRI
NPM : 2313053191
KELAS : 2F
Judul : Integritas Nasional Sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia.
Nama Penulis: Agus Maladi Irianto
Tahun : 2012
Latar belakang: Setelah saya analisis dalam jurnal ini dijelaskan bahwa Bangsa Indonesia mengalami berbagai perubahan azas, paham, ideologi dan doktrin dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Berbagai perubahan azas dan idiologi tersebut, menciptakan disintegrasi dan instabilisasi nasional. Situasi perpolitikan nasional menjelang runtuhnya Orla ditandai dengan perebutan pengaruh di antara para elite politik negeri, yaitu PKI, PNI, Masyumi dan militer (Angkatan Darat). Para mahasiswa dan pelajar melalui KAMMI dan KAPPI di bawah kendali Soeharto berusaha menghancurkan PKI seakar akarnya. Setelah Orba mampu berkuasa selama 32 tahun. Sikap otoriterrepresif pemerintahan Orde Baru ini pun menimbulkan perlawanan demi perlawanan, yang memuncak pada peristiwa Mei 1998, yakni tergulingnya rezim pemerintahan Orba yang digantikan dengan Orde Reformasi. Ketika Era Reformasi mulai membuka kran demokrasi dan peluang besar daerah mengembangkan sistem desentralisasi, maka sejumlah daerah diberi kebebasan untuk membangun dan mengatur dirinya sendiri. Era Reformasi yang tidak memiliki platform secara jelas, justru menimbulkan ketidakmenentuan dan kekacauan. Para pengamat hanya bisa mengatakan bahwa bangsa kita adalah “bangsa yang sedang sakit”, suatu kesimpulan yang tidak menawarkan solusi. Untuk itulah diperlukan suatu strategi kebudayaan nasional, senyampang sejak kemerdekaan hingga hari ini, negeri ini belum memiliki adanya strategi kebudayaan.
Tujuan penelitian: Era Reformasi yang tidak memiliki platform secara jelas, menimbulkan ketidakmenentuan dan
kekacauan. Acuan kehidupan bernegara (gevernance) dan kerukunan sosial (social harmony) menjadi berantakan dan menumbuhkan ketidakpatuhan sosial (social disobedience). Hal ini berkepanjangan dan tidak jelas sampai kapan krisis ini akan berakhir. Untuk itulah diperlukan,
suatu strategi kebudayaan nasional senyampang sejak kemerdekaan hingga hari ini negeri ini belum memiliki adanya strategi kebudayaan.
Metode penelitian: Jurnal ini menggunakan metode penelitian kuantitatif.
Hasil Penelitian: Identitas merupakan representasi diri seseorang atau bagaimana masyarakat melihat dirinya
sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya. Lapis-lapis identitas tergantung pada peran-peran yang dijalankan, keadaan objektif yang dihadapi, serta ditentukan pula dari cara menyikapi keadaan dan peran tersebut. Identitas yang menyertai kita saat ini lebih ditandai oleh kepentingan yang kita kembangkan sendiri. Identitas dan karakter bangsa sebagai sarana bagi pembentukan pola pikir (mindset) dan sikap mental, memajukan adab dan kemampuan bangsa merupakan tugas utama pembangunan kebudayaan nasional. Identitas sebagai sarana pembentukan pola pikir masyarakat diperlukan adanya suatu kesadaran nasional
yang dipupuk dengan menanamkan gagasan nasionalisme dan pluralisme yang menjadi dasar dari keyakinan adanya integrasi nasional yang mampu memelihara dan mengembangkan harga diri bangsa, harkat dan martabat bangsa sebagai upaya melepaskan bangsa dari subordinasi (ketergantungan, ketertundudukan, keterhinaan) terhadap bangsa asing. Dengan demikian, integrasi nasional sebagai suatu kesadaran dan bentuk pergaulan yang menyebabkan berbagai kelompok dengan identitas masing-masing merasa dirinya sebagai satu kesatuan: bangsa Indonesia. Untuk menciptakan pergaulan dalam pembentukan integrasi nasional tersebut identitas justru berfungsi secara ganda. Integrasi pada dasarnya menyatukan lintas identitas untuk satu kepentingan bersama. Merujuk pada uraian dalam pembahasan dapat dikatakan bahwa integrasi nasional adalah jalan keluar untuk menghadapi yang hingga saat ini masih terus-menerus melanda Indonesia. Konflik antar-etnik, konflik antar-daerah, konflik
antar-agama, konflik antar-partai politik, konflik antar-pelajar, serta sejumlah konflik kepentingan lain semestinya tidak perlu terjadi kalau masing-masing pelaku konflik menyadari bahwa pluralitas bangsa Indonesia sudah menjadi sebuah keniscayaan.
Kelebihan: Pada penggunaan tata bahasa dalam jurnal cukup mudah dipahami oleh pembaca, uraian yang dijelaskan pada pendahuluan dan isi juga dijelaskan dengan terperinci dan jelas, serta uraian akhir yang singkat dan jelas menjelaskan kesimpulan yang diambil dari jurnal.
Kekurangan: Penulisan absrak tidak dituliskan menggunakan bahasa Indonesia.
NPM : 2313053191
KELAS : 2F
Judul : Integritas Nasional Sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia.
Nama Penulis: Agus Maladi Irianto
Tahun : 2012
Latar belakang: Setelah saya analisis dalam jurnal ini dijelaskan bahwa Bangsa Indonesia mengalami berbagai perubahan azas, paham, ideologi dan doktrin dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Berbagai perubahan azas dan idiologi tersebut, menciptakan disintegrasi dan instabilisasi nasional. Situasi perpolitikan nasional menjelang runtuhnya Orla ditandai dengan perebutan pengaruh di antara para elite politik negeri, yaitu PKI, PNI, Masyumi dan militer (Angkatan Darat). Para mahasiswa dan pelajar melalui KAMMI dan KAPPI di bawah kendali Soeharto berusaha menghancurkan PKI seakar akarnya. Setelah Orba mampu berkuasa selama 32 tahun. Sikap otoriterrepresif pemerintahan Orde Baru ini pun menimbulkan perlawanan demi perlawanan, yang memuncak pada peristiwa Mei 1998, yakni tergulingnya rezim pemerintahan Orba yang digantikan dengan Orde Reformasi. Ketika Era Reformasi mulai membuka kran demokrasi dan peluang besar daerah mengembangkan sistem desentralisasi, maka sejumlah daerah diberi kebebasan untuk membangun dan mengatur dirinya sendiri. Era Reformasi yang tidak memiliki platform secara jelas, justru menimbulkan ketidakmenentuan dan kekacauan. Para pengamat hanya bisa mengatakan bahwa bangsa kita adalah “bangsa yang sedang sakit”, suatu kesimpulan yang tidak menawarkan solusi. Untuk itulah diperlukan suatu strategi kebudayaan nasional, senyampang sejak kemerdekaan hingga hari ini, negeri ini belum memiliki adanya strategi kebudayaan.
Tujuan penelitian: Era Reformasi yang tidak memiliki platform secara jelas, menimbulkan ketidakmenentuan dan
kekacauan. Acuan kehidupan bernegara (gevernance) dan kerukunan sosial (social harmony) menjadi berantakan dan menumbuhkan ketidakpatuhan sosial (social disobedience). Hal ini berkepanjangan dan tidak jelas sampai kapan krisis ini akan berakhir. Untuk itulah diperlukan,
suatu strategi kebudayaan nasional senyampang sejak kemerdekaan hingga hari ini negeri ini belum memiliki adanya strategi kebudayaan.
Metode penelitian: Jurnal ini menggunakan metode penelitian kuantitatif.
Hasil Penelitian: Identitas merupakan representasi diri seseorang atau bagaimana masyarakat melihat dirinya
sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya. Lapis-lapis identitas tergantung pada peran-peran yang dijalankan, keadaan objektif yang dihadapi, serta ditentukan pula dari cara menyikapi keadaan dan peran tersebut. Identitas yang menyertai kita saat ini lebih ditandai oleh kepentingan yang kita kembangkan sendiri. Identitas dan karakter bangsa sebagai sarana bagi pembentukan pola pikir (mindset) dan sikap mental, memajukan adab dan kemampuan bangsa merupakan tugas utama pembangunan kebudayaan nasional. Identitas sebagai sarana pembentukan pola pikir masyarakat diperlukan adanya suatu kesadaran nasional
yang dipupuk dengan menanamkan gagasan nasionalisme dan pluralisme yang menjadi dasar dari keyakinan adanya integrasi nasional yang mampu memelihara dan mengembangkan harga diri bangsa, harkat dan martabat bangsa sebagai upaya melepaskan bangsa dari subordinasi (ketergantungan, ketertundudukan, keterhinaan) terhadap bangsa asing. Dengan demikian, integrasi nasional sebagai suatu kesadaran dan bentuk pergaulan yang menyebabkan berbagai kelompok dengan identitas masing-masing merasa dirinya sebagai satu kesatuan: bangsa Indonesia. Untuk menciptakan pergaulan dalam pembentukan integrasi nasional tersebut identitas justru berfungsi secara ganda. Integrasi pada dasarnya menyatukan lintas identitas untuk satu kepentingan bersama. Merujuk pada uraian dalam pembahasan dapat dikatakan bahwa integrasi nasional adalah jalan keluar untuk menghadapi yang hingga saat ini masih terus-menerus melanda Indonesia. Konflik antar-etnik, konflik antar-daerah, konflik
antar-agama, konflik antar-partai politik, konflik antar-pelajar, serta sejumlah konflik kepentingan lain semestinya tidak perlu terjadi kalau masing-masing pelaku konflik menyadari bahwa pluralitas bangsa Indonesia sudah menjadi sebuah keniscayaan.
Kelebihan: Pada penggunaan tata bahasa dalam jurnal cukup mudah dipahami oleh pembaca, uraian yang dijelaskan pada pendahuluan dan isi juga dijelaskan dengan terperinci dan jelas, serta uraian akhir yang singkat dan jelas menjelaskan kesimpulan yang diambil dari jurnal.
Kekurangan: Penulisan absrak tidak dituliskan menggunakan bahasa Indonesia.
ANALISIS JURNAL :
NAMA : SHOFIANA FADHILA PRASETIYA
NPM : 2313053162
KELAS : 2F
Analisis Jurnal Dengan Judul ”INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA.”
Penulis : Agus Maladi Irianto
Dari hasil Analisis yang saya dapat maka :
1. Pendahuluan Jurnal
Menjelaskan, pada masa proklamasi kemerdekaan indonesia banyak mengalami perubahan dan pengalaman, diantaranya, perubahan azaz, paham, ideologi doktrin dan masih banyak lagi. Ada banyak tercantum tanggal dan tahun penting di dalam paragraf pendahuluan, dimana kita sebagai warga negara wajib mengenangnya serta mengingatnya. Pada masa orde baru Golkar selalu menjadi pemenang dalam pemilu, karna Golkar dijadikan mesin politik pada masa saat itu. Namun orde baru salama memegang kendali pemerintah juga masih memiliki kesalahan pada saat ini, diantaranya, penerapan politik pemerintahan yang sentralistik. Pada pembahasan ini mengatakan bahwa Indonesia masih pada era banyak nya konflik hingga sebuah cetuskan muncul yaitu, ”Bangsa yang sedang sakit,” dimana, dikatakan bahwa suatu kesimpulan yang tidak menawarkan solusi.
2. Identitas Dan Integrasi Nasional
Penjelasan tentang, saat Merdekanya Negara Indonesia. Identitas Nasional di tandai dengan bentuk fisik, diantaranya, penghormatan kepada sang saka merah putih, lagi kebangsaan Indonesia Raya, bahasa Indonesia, dan lain sebagainya. Lapis identitas pada bangsa tergantung pada peran peran yang di jalankan, keadaan objektif yang di hadapi, dan bagaimana cara menyikapi peran tersebut. Pada sebuah inti, identitas akan terbentuk dari kemauan kita sendiri, Namaun ada pula dalam beberapa aspek identitas terbentuk dari kekuatan objektif di sekitar. Dengan demikian, terbentuknya identitas adalah kembali ke pada bangsa itu sendiri, atau bisa di katakan terbentuk dari jati diri masyarakat atau warganya sendiri, dengan pola pikir masing masing yang dapat menyatukan.
3. Integrasi Nasional Versus Otonomi Daerah
Integrasi Nasional memiliki makna penyatuan visi dan misi suatu bangsa, dari perbedaan kepentingan anggotanya masing masing. Di poin ini, masih menerangkan tentang beberapa konflik yang ada di Indonesia, seperti konflik antar daerah, antar agama, dan masih banyak konflik lainnya. Dengan demikian, konsep Integrasi Nasional penting dan berpengaruh untuk di jadikan strategi kebudayaan, Namun, kebijakan otonomi daerah ternyata dapat menghambat cita cita menerapkan konsep Integrasi Nasional. Karna masih ada beberapa kebudayaan dan masyarakat yang tidak bersedia menerabas identitasnya, apabila dari suatu golongan atau kelompok mampu menerabas identitasnya kemungkinan dapat membentuk Integrasi yang lebih luas.
Dari Kesimpulan dan Analisis yang di dapat, bahwa bangsa Indonesia pada poin di atas atau yang terdapat dalam jurnal, masih memiliki beberapa konflik yang menjadikan integrasi tidak berjalan dengan lancar, di mulai dari kebudayaan yang memiliki beberapa kelompok yang mempertahankan identitasnya, dalam artian tidak mau menerobos identitas nya supaya terwujudnya integrasi yang luas. Padahal, integrasi nasional termasuk jalan keluar untuk menghadapi berbagai konflik yang terjadi, serta untuk menuju kepentingan bersama. Dan seharusnya konflik tidak terjadi karna sebenarnya pelaku konflik menyadari bahwa pluralitas bangsa sudah menjadi keniscayaan, terutama bangsa Indonesia. Dengan demikian, warga Indonesia seharusnya mampu menjaga persatuan dan kesatuan tanpa adanya konflik antara satu dengan yang lainnya, dan berfikir dengan pola pikir yang maju untuk masa depan dan perkembangan bangsa Indonesia.
NAMA : SHOFIANA FADHILA PRASETIYA
NPM : 2313053162
KELAS : 2F
Analisis Jurnal Dengan Judul ”INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA.”
Penulis : Agus Maladi Irianto
Dari hasil Analisis yang saya dapat maka :
1. Pendahuluan Jurnal
Menjelaskan, pada masa proklamasi kemerdekaan indonesia banyak mengalami perubahan dan pengalaman, diantaranya, perubahan azaz, paham, ideologi doktrin dan masih banyak lagi. Ada banyak tercantum tanggal dan tahun penting di dalam paragraf pendahuluan, dimana kita sebagai warga negara wajib mengenangnya serta mengingatnya. Pada masa orde baru Golkar selalu menjadi pemenang dalam pemilu, karna Golkar dijadikan mesin politik pada masa saat itu. Namun orde baru salama memegang kendali pemerintah juga masih memiliki kesalahan pada saat ini, diantaranya, penerapan politik pemerintahan yang sentralistik. Pada pembahasan ini mengatakan bahwa Indonesia masih pada era banyak nya konflik hingga sebuah cetuskan muncul yaitu, ”Bangsa yang sedang sakit,” dimana, dikatakan bahwa suatu kesimpulan yang tidak menawarkan solusi.
2. Identitas Dan Integrasi Nasional
Penjelasan tentang, saat Merdekanya Negara Indonesia. Identitas Nasional di tandai dengan bentuk fisik, diantaranya, penghormatan kepada sang saka merah putih, lagi kebangsaan Indonesia Raya, bahasa Indonesia, dan lain sebagainya. Lapis identitas pada bangsa tergantung pada peran peran yang di jalankan, keadaan objektif yang di hadapi, dan bagaimana cara menyikapi peran tersebut. Pada sebuah inti, identitas akan terbentuk dari kemauan kita sendiri, Namaun ada pula dalam beberapa aspek identitas terbentuk dari kekuatan objektif di sekitar. Dengan demikian, terbentuknya identitas adalah kembali ke pada bangsa itu sendiri, atau bisa di katakan terbentuk dari jati diri masyarakat atau warganya sendiri, dengan pola pikir masing masing yang dapat menyatukan.
3. Integrasi Nasional Versus Otonomi Daerah
Integrasi Nasional memiliki makna penyatuan visi dan misi suatu bangsa, dari perbedaan kepentingan anggotanya masing masing. Di poin ini, masih menerangkan tentang beberapa konflik yang ada di Indonesia, seperti konflik antar daerah, antar agama, dan masih banyak konflik lainnya. Dengan demikian, konsep Integrasi Nasional penting dan berpengaruh untuk di jadikan strategi kebudayaan, Namun, kebijakan otonomi daerah ternyata dapat menghambat cita cita menerapkan konsep Integrasi Nasional. Karna masih ada beberapa kebudayaan dan masyarakat yang tidak bersedia menerabas identitasnya, apabila dari suatu golongan atau kelompok mampu menerabas identitasnya kemungkinan dapat membentuk Integrasi yang lebih luas.
Dari Kesimpulan dan Analisis yang di dapat, bahwa bangsa Indonesia pada poin di atas atau yang terdapat dalam jurnal, masih memiliki beberapa konflik yang menjadikan integrasi tidak berjalan dengan lancar, di mulai dari kebudayaan yang memiliki beberapa kelompok yang mempertahankan identitasnya, dalam artian tidak mau menerobos identitas nya supaya terwujudnya integrasi yang luas. Padahal, integrasi nasional termasuk jalan keluar untuk menghadapi berbagai konflik yang terjadi, serta untuk menuju kepentingan bersama. Dan seharusnya konflik tidak terjadi karna sebenarnya pelaku konflik menyadari bahwa pluralitas bangsa sudah menjadi keniscayaan, terutama bangsa Indonesia. Dengan demikian, warga Indonesia seharusnya mampu menjaga persatuan dan kesatuan tanpa adanya konflik antara satu dengan yang lainnya, dan berfikir dengan pola pikir yang maju untuk masa depan dan perkembangan bangsa Indonesia.
NAMA : MELIA DEVINA
NPM : 2313053180
KELAS : 2F
PRODI : PGSD
IDENTITAS JURNAL
1. Judul Jurnal : Integrasi Nasional sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia
2. Nama Penulis : Agus Maladi Irianto
ABSTRAK JURNAL
1. Jumlah Paragraf : 1 Paragraf
2. Halaman : Setengah Halaman
3. Ukuran Spasi : 1.0
4. Uraian Abstrak : Abstrak disajikan dalam format Bahasa inggris. Di dalam abstrak penulis membahas mengenai tantangan yang dihadapi Indonesia dalam mengembangkan konsep tersebut integrasi nasional dalam rangka menghadapi konsep etnosentrisme, religiusisme, dan politikisme.
5. Keyword Jurnal : national integration, ethnocentrism and conflict of interest
PENDAHULUAN JURNAL
Dalam pendahuluan jurnal penulis menjelaskan bahwa bangsa Indonesia mengalami berbagai perubahan azas, paham, ideologi dan doktrin dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Berbagai perubahan azas dan idiologi tersebut, menciptakan disintegrasi dan instabilisasi nasional. Perubahan dari periode Orde Lama, Orde Baru, dan masa Reformasi cukup komprehensif. Dari sinilah tergambar tentang tindakan anarkis, pelanggaran moral, pelanggaran etika, dan meningkatnya kriminalitas secara kasat mata. Untuk itulah diperlukan, suatu strategi kebudayaan nasional senyampang sejak kemerdekaan hingga hari ini negeri ini belum memiliki adanya strategi kebudayaan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Identitas dan Integrasi Nasional
Identitas adalah representasi diri seseorang atau masyarakat melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya. Identitas dan karakter bangsa sebagai sarana bagi pembentukan pola pikir (mindset) dan sikap mental, memajukan adab dan kemampuan bangsa merupakan tugas utama Pembangunan kebudayaan nasional. Identitas sebagai sarana pembentukan pola pikir Masyarakat diperlukan adanya suatu kesadaran nasional yang dipupuk dengan menanamkan gagasan nasionalisme dan pluralisme. Integrasi nasional sendiri terjadi akibat terbentuknya kelompok-kelompok yang dipersatukan oleh suatu isu bersama, baik yang bersifat ideologis, ekonomis, maupun sosial.
2. Intergrasi Nasional Versus Otonomi Daerah
Di jelaskan bahwa integrasi nasional pada dasarnya memuat makna penyatuan visi dan misi suatu bangsa dari perbedaan kepentingan masing-masing anggota Masyarakat. Dengan demikian, mengembangkan konsep integrasi nasional sebagai strategi kebudayaan Indonesia pada dasarnya menyatukan visi dan misi di antara sejumlah kepentingan dan identitas masing-masing anggota masyarakat berlatar belakang kebudayaan yang kompleks.
KESIMPULAN
Dikesimpulan penulis menjelaskan bahwa integrasi nasional adalah jalan keluar untuk menghadapi yang hingga saat ini masih terus-menerus melanda Indonesia. Konflik antar-etnik, konflik antar-daerah, konflik antar-agama, konflik antar-partai politik, konflik antar-pelajar, serta sejumlah konflik kepentingan lain semestinya tidak perlu terjadi kalau masing-masing pelaku konflik menyadari bahwa pluralitas bangsa Indonesia sudah menjadi sebuah keniscayaan.
NPM : 2313053180
KELAS : 2F
PRODI : PGSD
IDENTITAS JURNAL
1. Judul Jurnal : Integrasi Nasional sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia
2. Nama Penulis : Agus Maladi Irianto
ABSTRAK JURNAL
1. Jumlah Paragraf : 1 Paragraf
2. Halaman : Setengah Halaman
3. Ukuran Spasi : 1.0
4. Uraian Abstrak : Abstrak disajikan dalam format Bahasa inggris. Di dalam abstrak penulis membahas mengenai tantangan yang dihadapi Indonesia dalam mengembangkan konsep tersebut integrasi nasional dalam rangka menghadapi konsep etnosentrisme, religiusisme, dan politikisme.
5. Keyword Jurnal : national integration, ethnocentrism and conflict of interest
PENDAHULUAN JURNAL
Dalam pendahuluan jurnal penulis menjelaskan bahwa bangsa Indonesia mengalami berbagai perubahan azas, paham, ideologi dan doktrin dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Berbagai perubahan azas dan idiologi tersebut, menciptakan disintegrasi dan instabilisasi nasional. Perubahan dari periode Orde Lama, Orde Baru, dan masa Reformasi cukup komprehensif. Dari sinilah tergambar tentang tindakan anarkis, pelanggaran moral, pelanggaran etika, dan meningkatnya kriminalitas secara kasat mata. Untuk itulah diperlukan, suatu strategi kebudayaan nasional senyampang sejak kemerdekaan hingga hari ini negeri ini belum memiliki adanya strategi kebudayaan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Identitas dan Integrasi Nasional
Identitas adalah representasi diri seseorang atau masyarakat melihat dirinya sendiri dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya. Identitas dan karakter bangsa sebagai sarana bagi pembentukan pola pikir (mindset) dan sikap mental, memajukan adab dan kemampuan bangsa merupakan tugas utama Pembangunan kebudayaan nasional. Identitas sebagai sarana pembentukan pola pikir Masyarakat diperlukan adanya suatu kesadaran nasional yang dipupuk dengan menanamkan gagasan nasionalisme dan pluralisme. Integrasi nasional sendiri terjadi akibat terbentuknya kelompok-kelompok yang dipersatukan oleh suatu isu bersama, baik yang bersifat ideologis, ekonomis, maupun sosial.
2. Intergrasi Nasional Versus Otonomi Daerah
Di jelaskan bahwa integrasi nasional pada dasarnya memuat makna penyatuan visi dan misi suatu bangsa dari perbedaan kepentingan masing-masing anggota Masyarakat. Dengan demikian, mengembangkan konsep integrasi nasional sebagai strategi kebudayaan Indonesia pada dasarnya menyatukan visi dan misi di antara sejumlah kepentingan dan identitas masing-masing anggota masyarakat berlatar belakang kebudayaan yang kompleks.
KESIMPULAN
Dikesimpulan penulis menjelaskan bahwa integrasi nasional adalah jalan keluar untuk menghadapi yang hingga saat ini masih terus-menerus melanda Indonesia. Konflik antar-etnik, konflik antar-daerah, konflik antar-agama, konflik antar-partai politik, konflik antar-pelajar, serta sejumlah konflik kepentingan lain semestinya tidak perlu terjadi kalau masing-masing pelaku konflik menyadari bahwa pluralitas bangsa Indonesia sudah menjadi sebuah keniscayaan.
Nama : Linda Sukmawati
NPM : 2313053166
Kelas : 2 F
Sebagai bangsa yang multikultural perlu adanya integrasi nasional untuk menyatukan berbagai unsur atau kelompok menjadi satu kesatuan nasional. Integrasi nasional terjadi juga akibat terbentuknya kelompok-kelompok yang dipersatukan oleh suatu isu bersama, baik yang bersifat ideologis, ekonomis, maupun sosial. Integrasi nasional harus terus dilakukan untuk mencegah terjadinya konflik diantaranya yaitu konflik antar daerah, agama, partai, pelajar, dan lain-lain.
Apabila integrasi nasional tidak kita lakukan maka akan timbul berbagai masalah di negeri ini, salah satunya etnosentrisme. Etnosentrisme adalah sikap atau pandangan yang berpangkal pada masyarakat dan kebudayaan sendiri, biasanya disertai dengan sikap dan pandangan yang meremehkan masyarakat dan kebudayaan lain. Integrasi nasional menjadi penting untuk dijadikan strategi kebudayaan bagi bangsa Indonesia. Strategi kebudayaan dalam hal ini mengacu pada kekuatan budaya yang bertolak pada kedekatan dan pandangan hidup pelaku kebudayaan dalam kaitannya dengan kompleksitas kebudayaan yang dianut. Dengan demikian, mengembangkan konsep integrasi nasional sebagai strategi kebudayaan Indonesia pada dasarnya menyatukan visi dan misi di antara sejumlah kepentingan dan identitas masing-masing anggota masyarakat berlatar belakang kebudayaan yang kompleks.
Etnosentrisme harus kita hindari dengan terus melakukan integrasi nasional. Ada beberapa solusi untuk pencegahan etnosentrisme yaitu menghidupkan kembali kearifan lokal Masyarakat, menanamkan multikulturalisme, menyaring kebudayaan yang masuk dan harus berpedoman pada Pancasila, menanamkan jiwa nasionalisme, mengurangi fanatisme, dan menjunjung tinggi rasa toleransi atas perbedaan yang ada pada bangsa kita.
NPM : 2313053166
Kelas : 2 F
Sebagai bangsa yang multikultural perlu adanya integrasi nasional untuk menyatukan berbagai unsur atau kelompok menjadi satu kesatuan nasional. Integrasi nasional terjadi juga akibat terbentuknya kelompok-kelompok yang dipersatukan oleh suatu isu bersama, baik yang bersifat ideologis, ekonomis, maupun sosial. Integrasi nasional harus terus dilakukan untuk mencegah terjadinya konflik diantaranya yaitu konflik antar daerah, agama, partai, pelajar, dan lain-lain.
Apabila integrasi nasional tidak kita lakukan maka akan timbul berbagai masalah di negeri ini, salah satunya etnosentrisme. Etnosentrisme adalah sikap atau pandangan yang berpangkal pada masyarakat dan kebudayaan sendiri, biasanya disertai dengan sikap dan pandangan yang meremehkan masyarakat dan kebudayaan lain. Integrasi nasional menjadi penting untuk dijadikan strategi kebudayaan bagi bangsa Indonesia. Strategi kebudayaan dalam hal ini mengacu pada kekuatan budaya yang bertolak pada kedekatan dan pandangan hidup pelaku kebudayaan dalam kaitannya dengan kompleksitas kebudayaan yang dianut. Dengan demikian, mengembangkan konsep integrasi nasional sebagai strategi kebudayaan Indonesia pada dasarnya menyatukan visi dan misi di antara sejumlah kepentingan dan identitas masing-masing anggota masyarakat berlatar belakang kebudayaan yang kompleks.
Etnosentrisme harus kita hindari dengan terus melakukan integrasi nasional. Ada beberapa solusi untuk pencegahan etnosentrisme yaitu menghidupkan kembali kearifan lokal Masyarakat, menanamkan multikulturalisme, menyaring kebudayaan yang masuk dan harus berpedoman pada Pancasila, menanamkan jiwa nasionalisme, mengurangi fanatisme, dan menjunjung tinggi rasa toleransi atas perbedaan yang ada pada bangsa kita.
Nama : Auren Wang
NPM : 2313053184
Kelas : 2F
Program Studi : PGSD
Jurusan : Ilmu Pendidikan
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
A. Identitas Jurnal
1. Judul Jurnal : Integrasi Nasional
Sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia
2. Volume : 18
3. Nomor : 02
4. Halaman : 1-7
5. Tahun Penerbit : Juli 2013
6. Nama Penulis : Agus Maladi Irianto
B. Abstrak Jurnal
1. Jurnal Paragraf : 1 Paragraf
2. Ukuran Spasi : 1.0
3. Uraian Abstrak :
Abstrak dalam jurnal ini hanya terdapat dalam 1 versi, yaitu bahasa Inggris. Jurnal ini mengkaji tentang tantangan Indonesia dalam mengembangkan konsep integrasi nasional guna menghadapi konsep etnosentrisme, religiusisme, dan politikisme.
5. Keyword Jurnal : National integration, ethnocentrism and conflict of interest (Integrasi nasional, etnosentrisme dan konflik kepentingan).
C. Pendahuluan
Dalam pendahuluan jurnal, peneliti mengemukakan bahwa negara dan bangsa Indonesia, mempunyai sejumlah pengalaman sejak proklamasi kemerdekaan yang mengalami berbagai perubahan azas, paham, ideologi dan doktrin dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sehingga menciptakan disintegrasi dan instabilisasi nasional. Ketika Era Reformasi mulai membuka demokrasi dan peluang besar daerah mengembangkan sistem desentralisasi, maka sejumlah daerah diberi kebebasan untuk membangun dan mengatur dirinya sendiri. Namun, hal ini justru memberi gambaran buram terhadap kondisi bangsa ini. Dari sinilah tergambar tentang tindakan anarkis, pelanggaran moral, pelanggaran etika, dan meningkatnya kriminalitas secara kasat mata. Kondisi tersebut terus belarut-larut hingga hari ini, dan kesimpulannya tak menghasilkan solusi. Di kala hal ini berkepanjangan dan tidak jelas sampai kapan krisis akan berakhir, para pengamat hanya bisa mengatakan bahwa
bangsa kita adalah “bangsa yang sedang
sakit”. Untuk itulah diperlukan, suatu strategi kebudayaan nasional senyampang sejak kemerdekaan hingga hari ini negeri ini belum memiliki adanya strategi kebudayaan.
D. Identitas dan Integrasi Nasional
Dalam hal ini, peneliti menjelaskan bahwa Identitas merupakan suatu representasi diri
seseorang atau masyarakat dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya. Dengan demikian, identitas adalah produk kebudayaan yang berlangsung demikian kompleks. Identitas juga bukanlah suatu yang selesai dan final, tetapi merupakan suatu kondisi yang selalu disesuaikan kembali, sifat yang selalu diperbaharui, dan keadaan yang dinegosiasi terus-menerus sehingga wujudnya akan selalu tergantung dari proses yang membentuknya. Pada suatu sisi, integrasi akan dapat terbentuk bila terdapat identitas yang mendukungnya seperti kesamaan bahasa, kesamaan dalam nilai sistem budaya, kesamaan cita-cita politik, atau kesamaan dalam pandangan hidup atau orientasi keagamaan. Integrasi nasional dapat terjadi sebagai akibat dari terbentuknya kelompok-kelompok yang dipersatukan oleh suatu isu bersama, baik yang bersifat ideologis, ekonomis, maupun sosial
E. Integrasi Nasional Versus Otonomi Daerah
Dalam hal ini, peneliti menjelaskan bahwa konsep integrasi nasional pada dasarnya sejalan kondisi Indonesia pada saat ini. Pada dasarnya, Indonesia dikaruniai alam yang elok dengan iklim subtropis yang bersahabat dan tanah yang subur beserta keanekaragaman budaya yang melimpah. Namun, hal ini juga dapat memicu pertentangan di antara sejumlah anggota masyarakat sehingga menumbuhkan sikap etnosentrisme. Oleh sebab itu, kebudayaan Indonesia hendaknya mampu menyatukan visi dan misi di antara sejumlah kepentingan serta identitas masing-masing anggota masyarakat berlatar belakang kebudayaan yang kompleks. Meskipun demikian, Kebijakan otonomi daerah yang kini marak di sejumlah penjuru negeri ini, justru menjadi penghambat dalam mencapai cita-cita menerapkan konsep integrasi nasional. Cita-cita menerapkan konsep integrasi nasional akan terwujud jika sekelompok anggota masyarakat bersedia menerobos identitasnya dan mengambil jarak dari segala kepentingan yang selama ini dianggap membentuk watak dirinya atau watak kelompoknya. Dengan demikian ia meninggalkan identitasnya, yang kemudian membuka kemungkinan untuk pembentukan integrasi yang lebih luas.
F. Kesimpulan
Berdasarkan deskripsi yang telah diuraikan pada pembahasan, maka dapat dikatakan bahwa integrasi nasional ialah suatu solusi dalam menghadapi konflik yang hingga saat ini masih terus-menerus melanda Indonesia. Konflik antar-etnik, konflik antar-daerah, konflik antar-agama, konflik antar-partai politik, konflik antar-pelajar, serta sejumlah konflik kepentingan lain hendaknya tidak perlu terjadi jika masing-masing pelaku konflik dapat menyadari bahwa pluralitas bangsa Indonesia sudah menjadi sebuah keniscayaan.
G. Kelebihan
Kelebihan dalam jurnal ini ialah jurnal ini banyak mengambil referensi dari berbagai sumber sehingga isi keseluruhan dari jurnal ini dapat dipercaya berdasarkan informasi yang signifikan. Selain itu, topik yang dibahas dalam jurnal ini relevan pada saat ini dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga integrasi nasional.
H. Kekurangan
Kekurangan dalam jurnal ini ialah jurnal ini hanya membuat versi bahasa Inggris dari abstraknya dan hendaknya jurnal ini juga menambahkan versi bahasa Indonesia kedalamnya. Jurnal ini juga banyak memasukan istilah yang sulit dipahami sehingga pembaca cenderung merasa sulit dalam menangkap penjelasan dalam jurnal.
NPM : 2313053184
Kelas : 2F
Program Studi : PGSD
Jurusan : Ilmu Pendidikan
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
A. Identitas Jurnal
1. Judul Jurnal : Integrasi Nasional
Sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia
2. Volume : 18
3. Nomor : 02
4. Halaman : 1-7
5. Tahun Penerbit : Juli 2013
6. Nama Penulis : Agus Maladi Irianto
B. Abstrak Jurnal
1. Jurnal Paragraf : 1 Paragraf
2. Ukuran Spasi : 1.0
3. Uraian Abstrak :
Abstrak dalam jurnal ini hanya terdapat dalam 1 versi, yaitu bahasa Inggris. Jurnal ini mengkaji tentang tantangan Indonesia dalam mengembangkan konsep integrasi nasional guna menghadapi konsep etnosentrisme, religiusisme, dan politikisme.
5. Keyword Jurnal : National integration, ethnocentrism and conflict of interest (Integrasi nasional, etnosentrisme dan konflik kepentingan).
C. Pendahuluan
Dalam pendahuluan jurnal, peneliti mengemukakan bahwa negara dan bangsa Indonesia, mempunyai sejumlah pengalaman sejak proklamasi kemerdekaan yang mengalami berbagai perubahan azas, paham, ideologi dan doktrin dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sehingga menciptakan disintegrasi dan instabilisasi nasional. Ketika Era Reformasi mulai membuka demokrasi dan peluang besar daerah mengembangkan sistem desentralisasi, maka sejumlah daerah diberi kebebasan untuk membangun dan mengatur dirinya sendiri. Namun, hal ini justru memberi gambaran buram terhadap kondisi bangsa ini. Dari sinilah tergambar tentang tindakan anarkis, pelanggaran moral, pelanggaran etika, dan meningkatnya kriminalitas secara kasat mata. Kondisi tersebut terus belarut-larut hingga hari ini, dan kesimpulannya tak menghasilkan solusi. Di kala hal ini berkepanjangan dan tidak jelas sampai kapan krisis akan berakhir, para pengamat hanya bisa mengatakan bahwa
bangsa kita adalah “bangsa yang sedang
sakit”. Untuk itulah diperlukan, suatu strategi kebudayaan nasional senyampang sejak kemerdekaan hingga hari ini negeri ini belum memiliki adanya strategi kebudayaan.
D. Identitas dan Integrasi Nasional
Dalam hal ini, peneliti menjelaskan bahwa Identitas merupakan suatu representasi diri
seseorang atau masyarakat dan bagaimana orang lain melihat mereka sebagai sebuah entitas sosial-budaya. Dengan demikian, identitas adalah produk kebudayaan yang berlangsung demikian kompleks. Identitas juga bukanlah suatu yang selesai dan final, tetapi merupakan suatu kondisi yang selalu disesuaikan kembali, sifat yang selalu diperbaharui, dan keadaan yang dinegosiasi terus-menerus sehingga wujudnya akan selalu tergantung dari proses yang membentuknya. Pada suatu sisi, integrasi akan dapat terbentuk bila terdapat identitas yang mendukungnya seperti kesamaan bahasa, kesamaan dalam nilai sistem budaya, kesamaan cita-cita politik, atau kesamaan dalam pandangan hidup atau orientasi keagamaan. Integrasi nasional dapat terjadi sebagai akibat dari terbentuknya kelompok-kelompok yang dipersatukan oleh suatu isu bersama, baik yang bersifat ideologis, ekonomis, maupun sosial
E. Integrasi Nasional Versus Otonomi Daerah
Dalam hal ini, peneliti menjelaskan bahwa konsep integrasi nasional pada dasarnya sejalan kondisi Indonesia pada saat ini. Pada dasarnya, Indonesia dikaruniai alam yang elok dengan iklim subtropis yang bersahabat dan tanah yang subur beserta keanekaragaman budaya yang melimpah. Namun, hal ini juga dapat memicu pertentangan di antara sejumlah anggota masyarakat sehingga menumbuhkan sikap etnosentrisme. Oleh sebab itu, kebudayaan Indonesia hendaknya mampu menyatukan visi dan misi di antara sejumlah kepentingan serta identitas masing-masing anggota masyarakat berlatar belakang kebudayaan yang kompleks. Meskipun demikian, Kebijakan otonomi daerah yang kini marak di sejumlah penjuru negeri ini, justru menjadi penghambat dalam mencapai cita-cita menerapkan konsep integrasi nasional. Cita-cita menerapkan konsep integrasi nasional akan terwujud jika sekelompok anggota masyarakat bersedia menerobos identitasnya dan mengambil jarak dari segala kepentingan yang selama ini dianggap membentuk watak dirinya atau watak kelompoknya. Dengan demikian ia meninggalkan identitasnya, yang kemudian membuka kemungkinan untuk pembentukan integrasi yang lebih luas.
F. Kesimpulan
Berdasarkan deskripsi yang telah diuraikan pada pembahasan, maka dapat dikatakan bahwa integrasi nasional ialah suatu solusi dalam menghadapi konflik yang hingga saat ini masih terus-menerus melanda Indonesia. Konflik antar-etnik, konflik antar-daerah, konflik antar-agama, konflik antar-partai politik, konflik antar-pelajar, serta sejumlah konflik kepentingan lain hendaknya tidak perlu terjadi jika masing-masing pelaku konflik dapat menyadari bahwa pluralitas bangsa Indonesia sudah menjadi sebuah keniscayaan.
G. Kelebihan
Kelebihan dalam jurnal ini ialah jurnal ini banyak mengambil referensi dari berbagai sumber sehingga isi keseluruhan dari jurnal ini dapat dipercaya berdasarkan informasi yang signifikan. Selain itu, topik yang dibahas dalam jurnal ini relevan pada saat ini dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga integrasi nasional.
H. Kekurangan
Kekurangan dalam jurnal ini ialah jurnal ini hanya membuat versi bahasa Inggris dari abstraknya dan hendaknya jurnal ini juga menambahkan versi bahasa Indonesia kedalamnya. Jurnal ini juga banyak memasukan istilah yang sulit dipahami sehingga pembaca cenderung merasa sulit dalam menangkap penjelasan dalam jurnal.
NAMA : ALLYA SEPTIA FARADINA
NPM : 2313053181
KELAS : 2F
Jurnal ini mengupas permasalahan integrasi nasional sebagai solusi untuk menangkal etnosentrisme dan konflik kepentingan yang merebak di Indonesia. Penulis mengawali dengan memaparkan dinamika politik sejak kemerdekaan yang diwarnai perubahan ideologi hingga perpecahan pada era reformasi. Sikap sentralistik Orde Baru yang represif terhadap aksi kedaerahan serta ketidakmampuan mengelola keberagaman sebagai kekayaan bangsa adalah pemicu krisis berkepanjangan yang menuntut adanya strategi kebudayaan nasional.
Konsep utama yang dibahas dalam jurnal ini adalah identitas dan integrasi nasional. Identitas digambarkan sebagai representasi diri yang dinamis, berlapis sesuai kepentingan dan terus dinegosiasikan. Sedangkan integrasi nasional diartikan sebagai kesadaran untuk menyatukan berbagai kelompok dengan identitas berbeda menjadi satu bangsa Indonesia. Untuk mewujudkannya, identitas berperan ganda, di satu sisi pendukung integrasi, namun di sisi lain penghalang yang harus dilampaui demi terbentuknya integrasi lebih luas. Penulis mengulas tantangan bagi upaya mewujudkan integrasi nasional, yaitu menguatnya etnosentrisme dan pengutamaan kepentingan daerah semata akibat kebijakan otonomi daerah. Hal ini berpotensi memupus semangat kebangsaan dan cenderung mengembangkan identitas kedaerahan. Konsep integrasi nasional penting dikedepankan sebagai strategi kebudayaan untuk menyatukan visi di antara kepentingan dan identitas yang majemuk di Indonesia.
Pada bagian penutup, penulis menegaskan kembali bahwa integrasi nasional merupakan jalan keluar untuk menghadapi berbagai konflik yang terus melanda Indonesia, seperti konflik antar etnis, antar daerah, antar agama, antar partai politik, antar pelajar, serta konflik kepentingan lainnya. Untuk mewujudkan integrasi, setiap kelompok dituntut rela meninggalkan identitas sempit mereka demi terbentuknya persatuan yang lebih luas, dengan tetap mengakui pluralitas sebagai kekayaan bangsa.
NPM : 2313053181
KELAS : 2F
Jurnal ini mengupas permasalahan integrasi nasional sebagai solusi untuk menangkal etnosentrisme dan konflik kepentingan yang merebak di Indonesia. Penulis mengawali dengan memaparkan dinamika politik sejak kemerdekaan yang diwarnai perubahan ideologi hingga perpecahan pada era reformasi. Sikap sentralistik Orde Baru yang represif terhadap aksi kedaerahan serta ketidakmampuan mengelola keberagaman sebagai kekayaan bangsa adalah pemicu krisis berkepanjangan yang menuntut adanya strategi kebudayaan nasional.
Konsep utama yang dibahas dalam jurnal ini adalah identitas dan integrasi nasional. Identitas digambarkan sebagai representasi diri yang dinamis, berlapis sesuai kepentingan dan terus dinegosiasikan. Sedangkan integrasi nasional diartikan sebagai kesadaran untuk menyatukan berbagai kelompok dengan identitas berbeda menjadi satu bangsa Indonesia. Untuk mewujudkannya, identitas berperan ganda, di satu sisi pendukung integrasi, namun di sisi lain penghalang yang harus dilampaui demi terbentuknya integrasi lebih luas. Penulis mengulas tantangan bagi upaya mewujudkan integrasi nasional, yaitu menguatnya etnosentrisme dan pengutamaan kepentingan daerah semata akibat kebijakan otonomi daerah. Hal ini berpotensi memupus semangat kebangsaan dan cenderung mengembangkan identitas kedaerahan. Konsep integrasi nasional penting dikedepankan sebagai strategi kebudayaan untuk menyatukan visi di antara kepentingan dan identitas yang majemuk di Indonesia.
Pada bagian penutup, penulis menegaskan kembali bahwa integrasi nasional merupakan jalan keluar untuk menghadapi berbagai konflik yang terus melanda Indonesia, seperti konflik antar etnis, antar daerah, antar agama, antar partai politik, antar pelajar, serta konflik kepentingan lainnya. Untuk mewujudkan integrasi, setiap kelompok dituntut rela meninggalkan identitas sempit mereka demi terbentuknya persatuan yang lebih luas, dengan tetap mengakui pluralitas sebagai kekayaan bangsa.
NAMA : DESTI RAHMAWATI
NPM : 2313053176
KELAS : 2F
A. Judul Jurnal
Integrasi Nasional Sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia
B. Pengarang
Agus Maladi Irianto
C. Format atau Sistematika Keseluruhan Jurnal
• Judul jurnal
• Abstrak
• Pendahuluan
• Identitas dan Integrasi Nasional
• Intergrasi Nasional Versus Otonomi Daerah
• Penutup
• Daftar pustaka
F. Intisari
ABSTRAK
Integrasi mencakup makna terbentuknya kelompok-kelompok yang dipersatukan oleh suatu persoalan bersama, baik ideologi, ekonomi, dan sosial. Pembukaan gerakan integrasi nasional melalui tulisan berikut ini cenderung menimbulkan suatu kesadaran dan bentuk sosial yang menyebabkan banyak kelompok dengan identitasnya masing-masing memandang dirinya sebagai satu kesatuan: Bangsa Indonesia. Untuk mewujudkan keterpaduan dalam pembentukan integrasi nasional, identitas mempunyai fungsi ganda. Selain itu, artikel berikut ini mencoba membahas mengenai tantangan Indonesia dalam mengembangkan konsep integrasi nasional guna menghadapi konsep etnosentrisme, religiusisme, dan politikisme.
PEMBAHASAN
Jurnal tersebut menguraikan sejarah politik Indonesia sejak kemerdekaan hingga era Reformasi, dengan fokus pada perubahan ideologi, peristiwa penting, dan pergeseran kekuasaan antara Orde Lama (Orla) dan Orde Baru (Orba), serta dampaknya terhadap integrasi nasional. Jurnal tersebut juga membahas identitas nasional dan integrasi nasional dalam konteks pluralitas budaya Indonesia.
Pengalaman sejarah Indonesia, termasuk pemberontakan PKI dan transisi dari Orde Lama ke Orde Baru, diperinci untuk memahami perubahan azas dan ideologi yang mempengaruhi stabilitas nasional. Pemerintahan Orba, yang berkuasa selama lebih dari 30 tahun, dijelaskan sebagai otoriter dan sentralistik, yang mengabaikan pluralitas budaya dan memicu perlawanan, yang akhirnya mengarah pada tergulingnya rezim pada tahun 1998.
Jurnal tersebut juga membahas tentang identitas nasional dan integrasi nasional. Identitas nasional dipertanyakan apakah hanya ditandai oleh ekspresi fisik seperti bendera dan bahasa, atau memerlukan reinterprestasi yang lebih luas. Identitas dilihat sebagai produk budaya yang kompleks, yang terbentuk dari berbagai faktor dan terus berubah seiring waktu. Integrasi nasional dipandang sebagai penyatuan visi dan misi bangsa dari perbedaan kepentingan masyarakat. Namun, semangat otonomi daerah dan pemekaran daerah dapat menghambat integrasi nasional dengan memperkuat etnosentrisme dan konflik kepentingan lokal.
Secara keseluruhan, Jurnal tersebut menggambarkan tantangan integrasi nasional di tengah pluralitas budaya dan perubahan politik di Indonesia, serta mengajukan argumen untuk perlunya strategi kebudayaan nasional yang lebih inklusif dan menyatukan.
SIMPULAN
Jurnal tersebut menyajikan gambaran komprehensif tentang sejarah politik Indonesia, fokus pada perubahan ideologi, peristiwa penting, dan pergeseran kekuasaan antara Orde Lama dan Orde Baru, serta dampaknya terhadap integrasi nasional. Identitas nasional dan integrasi nasional dibahas dalam konteks pluralitas budaya Indonesia, dengan pertanyaan apakah identitas nasional hanya ditandai oleh ekspresi fisik atau memerlukan reinterprestasi yang lebih luas. Jurnal tersebut menyoroti pentingnya strategi kebudayaan nasional yang inklusif untuk mengatasi tantangan integrasi nasional di tengah kompleksitas budaya dan politik Indonesia.
NPM : 2313053176
KELAS : 2F
A. Judul Jurnal
Integrasi Nasional Sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia
B. Pengarang
Agus Maladi Irianto
C. Format atau Sistematika Keseluruhan Jurnal
• Judul jurnal
• Abstrak
• Pendahuluan
• Identitas dan Integrasi Nasional
• Intergrasi Nasional Versus Otonomi Daerah
• Penutup
• Daftar pustaka
F. Intisari
ABSTRAK
Integrasi mencakup makna terbentuknya kelompok-kelompok yang dipersatukan oleh suatu persoalan bersama, baik ideologi, ekonomi, dan sosial. Pembukaan gerakan integrasi nasional melalui tulisan berikut ini cenderung menimbulkan suatu kesadaran dan bentuk sosial yang menyebabkan banyak kelompok dengan identitasnya masing-masing memandang dirinya sebagai satu kesatuan: Bangsa Indonesia. Untuk mewujudkan keterpaduan dalam pembentukan integrasi nasional, identitas mempunyai fungsi ganda. Selain itu, artikel berikut ini mencoba membahas mengenai tantangan Indonesia dalam mengembangkan konsep integrasi nasional guna menghadapi konsep etnosentrisme, religiusisme, dan politikisme.
PEMBAHASAN
Jurnal tersebut menguraikan sejarah politik Indonesia sejak kemerdekaan hingga era Reformasi, dengan fokus pada perubahan ideologi, peristiwa penting, dan pergeseran kekuasaan antara Orde Lama (Orla) dan Orde Baru (Orba), serta dampaknya terhadap integrasi nasional. Jurnal tersebut juga membahas identitas nasional dan integrasi nasional dalam konteks pluralitas budaya Indonesia.
Pengalaman sejarah Indonesia, termasuk pemberontakan PKI dan transisi dari Orde Lama ke Orde Baru, diperinci untuk memahami perubahan azas dan ideologi yang mempengaruhi stabilitas nasional. Pemerintahan Orba, yang berkuasa selama lebih dari 30 tahun, dijelaskan sebagai otoriter dan sentralistik, yang mengabaikan pluralitas budaya dan memicu perlawanan, yang akhirnya mengarah pada tergulingnya rezim pada tahun 1998.
Jurnal tersebut juga membahas tentang identitas nasional dan integrasi nasional. Identitas nasional dipertanyakan apakah hanya ditandai oleh ekspresi fisik seperti bendera dan bahasa, atau memerlukan reinterprestasi yang lebih luas. Identitas dilihat sebagai produk budaya yang kompleks, yang terbentuk dari berbagai faktor dan terus berubah seiring waktu. Integrasi nasional dipandang sebagai penyatuan visi dan misi bangsa dari perbedaan kepentingan masyarakat. Namun, semangat otonomi daerah dan pemekaran daerah dapat menghambat integrasi nasional dengan memperkuat etnosentrisme dan konflik kepentingan lokal.
Secara keseluruhan, Jurnal tersebut menggambarkan tantangan integrasi nasional di tengah pluralitas budaya dan perubahan politik di Indonesia, serta mengajukan argumen untuk perlunya strategi kebudayaan nasional yang lebih inklusif dan menyatukan.
SIMPULAN
Jurnal tersebut menyajikan gambaran komprehensif tentang sejarah politik Indonesia, fokus pada perubahan ideologi, peristiwa penting, dan pergeseran kekuasaan antara Orde Lama dan Orde Baru, serta dampaknya terhadap integrasi nasional. Identitas nasional dan integrasi nasional dibahas dalam konteks pluralitas budaya Indonesia, dengan pertanyaan apakah identitas nasional hanya ditandai oleh ekspresi fisik atau memerlukan reinterprestasi yang lebih luas. Jurnal tersebut menyoroti pentingnya strategi kebudayaan nasional yang inklusif untuk mengatasi tantangan integrasi nasional di tengah kompleksitas budaya dan politik Indonesia.
NAMA : TIA VIRANTIKA
KELAS : 2F
NPM : 2353053016
Jurnal ini bertujuan untuk membahas pentingnya integrasi nasional sebagai upaya untuk mengatasi etnosentrisme, religiusme, dan politikisme di Indonesia. Selain itu, artikel juga ingin menyoroti peran identitas dalam pembentukan integrasi nasional serta dampak teknologi komunikasi terhadap perubahan identitas dan integrasi nasional. Tujuan lainnya adalah untuk menekankan pentingnya kesadaran nasional, gagasan nasionalisme, dan pluralisme dalam memperkuat integrasi nasional serta untuk menyoroti potensi konflik yang dapat muncul akibat perbedaan etnis, daerah, dan otonomi daerah. Selain itu, artikel juga ingin menyoroti bahwa kebijakan otonomi daerah dapat menjadi penghambat dalam menerapkan konsep integrasi nasional dan bahwa masyarakat perlu bersedia meninggalkan identitas individual untuk mencapai integrasi yang lebih luas.
Pembahasan dalam jurnal ini mencakup beberapa poin penting terkait integrasi nasional di Indonesia. Pertama, integrasi nasional dipandang sebagai solusi untuk mengatasi konflik antar-etnik, antar-daerah, antar-agama, antar-partai politik, antar-pelajar, dan konflik kepentingan lain yang masih sering terjadi di Indonesia. Kedua, identitas individu dan kelompok berperan penting dalam pembentukan integrasi nasional, di mana identitas yang mendukung integrasi seperti kesamaan bahasa, nilai budaya, cita-cita politik, dan pandangan hidup dapat memperkuat kesatuan bangsa Indonesia.
Selain itu, jurnal juga menyoroti dampak teknologi komunikasi, terutama media televisi, dalam mempengaruhi pembentukan identitas dan hubungan sosial masyarakat. Konsep otonomi daerah juga dibahas sebagai faktor yang dapat menjadi penghambat dalam menerapkan integrasi nasional. Terakhir, jurnal menekankan pentingnya kesadaran nasional, gagasan nasionalisme, dan pluralisme dalam memperkuat integrasi nasional serta perlunya kesediaan masyarakat untuk meninggalkan identitas individual demi mencapai integrasi yang lebih luas.
Identitas dilihat dari aspek waktu bukanlah suatu wujud yang sudah ada sejak semula dan tetap bertahan dalam suatu esensi yang abadi
Lapis-lapis identitas itu tergantung pada peran-peran yang dijalankan, keadaan objektif yang dihadapi, serta ditentukan pula dari cara menyikapi keadaan dan peran tersebut. Dan, respons tersebut secara tidak langsung juga memberi bentuk lain terhadap apa yang kita anggap sebagai diri kita saat ini
Identitas bukanlah suatu yang selesai dan final, tetapi merupakan suatu kondisi yang selalu disesuaikan kembali, sifat yang selalu diperbaharui, dan keadaan yang dinegosiasi terus-menerus, sehingga wujudnya akan selalu tergantung dari proses yang membentuknya, Seperti halnya identitas kita pada saat ini, menunjukkan gambaran yang tidak tunggal tetapi sangat plural . Seseorang bisa berbeda dengan orang lain, bukan lantaran dia berasal dari etnis yang berbeda, profesi yang berbeda, latar belakang pendidikan yang berbeda, bahkan asal asul daerah yang berbeda.
Kesimpulan dari jurnal integrasi nasional sebagai penangkal etnosentrisme di Indonesia adalah bahwa upaya untuk membangun kesatuan dan integrasi nasional sangat penting untuk mengatasi ketegangan etnis dan konflik yang mungkin timbul. Dengan mendorong inklusi, dialog antar-etnis, dan kesadaran akan keragaman budaya, kita dapat meminimalisir sikap etnosentris yang dapat mengancam stabilitas dan harmoni sosial. Jurnal tersebut menekankan pentingnya pendidikan multikultural, kebijakan inklusif, serta partisipasi aktif masyarakat dalam membangun persatuan nasional yang kokoh dan berkelanjutan.
KELAS : 2F
NPM : 2353053016
Jurnal ini bertujuan untuk membahas pentingnya integrasi nasional sebagai upaya untuk mengatasi etnosentrisme, religiusme, dan politikisme di Indonesia. Selain itu, artikel juga ingin menyoroti peran identitas dalam pembentukan integrasi nasional serta dampak teknologi komunikasi terhadap perubahan identitas dan integrasi nasional. Tujuan lainnya adalah untuk menekankan pentingnya kesadaran nasional, gagasan nasionalisme, dan pluralisme dalam memperkuat integrasi nasional serta untuk menyoroti potensi konflik yang dapat muncul akibat perbedaan etnis, daerah, dan otonomi daerah. Selain itu, artikel juga ingin menyoroti bahwa kebijakan otonomi daerah dapat menjadi penghambat dalam menerapkan konsep integrasi nasional dan bahwa masyarakat perlu bersedia meninggalkan identitas individual untuk mencapai integrasi yang lebih luas.
Pembahasan dalam jurnal ini mencakup beberapa poin penting terkait integrasi nasional di Indonesia. Pertama, integrasi nasional dipandang sebagai solusi untuk mengatasi konflik antar-etnik, antar-daerah, antar-agama, antar-partai politik, antar-pelajar, dan konflik kepentingan lain yang masih sering terjadi di Indonesia. Kedua, identitas individu dan kelompok berperan penting dalam pembentukan integrasi nasional, di mana identitas yang mendukung integrasi seperti kesamaan bahasa, nilai budaya, cita-cita politik, dan pandangan hidup dapat memperkuat kesatuan bangsa Indonesia.
Selain itu, jurnal juga menyoroti dampak teknologi komunikasi, terutama media televisi, dalam mempengaruhi pembentukan identitas dan hubungan sosial masyarakat. Konsep otonomi daerah juga dibahas sebagai faktor yang dapat menjadi penghambat dalam menerapkan integrasi nasional. Terakhir, jurnal menekankan pentingnya kesadaran nasional, gagasan nasionalisme, dan pluralisme dalam memperkuat integrasi nasional serta perlunya kesediaan masyarakat untuk meninggalkan identitas individual demi mencapai integrasi yang lebih luas.
Identitas dilihat dari aspek waktu bukanlah suatu wujud yang sudah ada sejak semula dan tetap bertahan dalam suatu esensi yang abadi
Lapis-lapis identitas itu tergantung pada peran-peran yang dijalankan, keadaan objektif yang dihadapi, serta ditentukan pula dari cara menyikapi keadaan dan peran tersebut. Dan, respons tersebut secara tidak langsung juga memberi bentuk lain terhadap apa yang kita anggap sebagai diri kita saat ini
Identitas bukanlah suatu yang selesai dan final, tetapi merupakan suatu kondisi yang selalu disesuaikan kembali, sifat yang selalu diperbaharui, dan keadaan yang dinegosiasi terus-menerus, sehingga wujudnya akan selalu tergantung dari proses yang membentuknya, Seperti halnya identitas kita pada saat ini, menunjukkan gambaran yang tidak tunggal tetapi sangat plural . Seseorang bisa berbeda dengan orang lain, bukan lantaran dia berasal dari etnis yang berbeda, profesi yang berbeda, latar belakang pendidikan yang berbeda, bahkan asal asul daerah yang berbeda.
Kesimpulan dari jurnal integrasi nasional sebagai penangkal etnosentrisme di Indonesia adalah bahwa upaya untuk membangun kesatuan dan integrasi nasional sangat penting untuk mengatasi ketegangan etnis dan konflik yang mungkin timbul. Dengan mendorong inklusi, dialog antar-etnis, dan kesadaran akan keragaman budaya, kita dapat meminimalisir sikap etnosentris yang dapat mengancam stabilitas dan harmoni sosial. Jurnal tersebut menekankan pentingnya pendidikan multikultural, kebijakan inklusif, serta partisipasi aktif masyarakat dalam membangun persatuan nasional yang kokoh dan berkelanjutan.
NAMA: AULIA MEITHA YURIZQI AZZAHRA
NPM:2313053186
KELAS:2F
Negara dan bangsa Indonesia dalam perkembangannya sudah banyak sekali mengalami perubahan dari masa kemerdekaan hingga saat ini, dia taranya bangsa Indonesia mengalami perubahan, di antaranya perubahan azas, paham, ideologi, dan doktrin dalam kehidupan bermasyarakat, dan bernegara, hal ini menimbulkan perpecahan dan ketidakstabilan nasional. Konflik konflik yang terjadi baik antar etnik, antar daerah, antara agama, politik dan konflik lainnya dapat mengganggu keamanan nasional, tetapi hal ini dapat di hindari dengan menyadari pluralitas bangsa Indonesia.
Pada masa awal kemerdekaan identitas nasional di tandai dengan bentuk fisik juga kebijakan umum bagi rakyat Indonesia. Namun pada masa kini identitas negara dapat di lihat dengan melihat pribadi masyarakat sebagai sebuah entitas dalam sosial budaya. Identitas bukanlah suatu yang selesai dan final, tetapi merupakan suatu kondisi yang selalu disesuaikan kembali, sifat yang selalu diperbaharui, dan keadaan yang dinegosiasi terus-menerus, sehingga wujudnya akan selalu tergantung dari proses yang membentuknya.
Identitas dan karakter bangsa sebagai sarana bagi pembentukan pola pikir (mindset) dan sikap mental, memajukan adab dan kemampuan bangsa merupakan tugas utama pembangunan kebudayaan nasional. Pada suatu sisi integrasi terbentuk kalau ada identitas yang mendukungnya seperti kesamaan bahasa, kesamaan dalam nilai sistem budaya, kesamaan cita-cita politik, atau kesamaan dalam pandangan hidup atau orientasi keagamaan. Pada pihak lain, integrasi yang lebih luas hanya mungkin terbentuk apabila sekelompok orang menerobos identitasnya dan mengambil jarak dari segala yang selama ini dianggap membentuk watak dirinya atau watak kelompoknya. Dengan demikian ia meninggalkan identitasnya, yang kemudian membuka kemungkinan untuk pembentukan integrasi yang lebih luas.
Konsep tentang integrasi nasional sangatlah penting untuk di jadikan strategi kebudayaan bagi bangsa indonesia. Strategi kebudayaan dalam hal ini mengacu pada kekuatan budaya yang bertolak pada kedekatan dan pandangan hidup pelaku kebudayaan dalam kaitannya dengan kompleksitas kebudayaan yang dianut. Dengan demikian mengembangkan konsep integrasi nasional sebagai strategi kebudayaan Indonesia pada dasarnya menyatukan visi dan misi di antara sejumlah kepentingan dan identitas masing-masing anggota masyarakat berlatar belakang kebudayaan yang kompleks.
Integrasi nasional merupakan jalan keluar dalam menghadapi permasalahan permasalahan yang saat ini masih melanda indonesia. Kebijakan otonomi daerah juga menjadi salah satu penghambat cita cita menerapkan konsep integrasi nasional.
NPM:2313053186
KELAS:2F
Negara dan bangsa Indonesia dalam perkembangannya sudah banyak sekali mengalami perubahan dari masa kemerdekaan hingga saat ini, dia taranya bangsa Indonesia mengalami perubahan, di antaranya perubahan azas, paham, ideologi, dan doktrin dalam kehidupan bermasyarakat, dan bernegara, hal ini menimbulkan perpecahan dan ketidakstabilan nasional. Konflik konflik yang terjadi baik antar etnik, antar daerah, antara agama, politik dan konflik lainnya dapat mengganggu keamanan nasional, tetapi hal ini dapat di hindari dengan menyadari pluralitas bangsa Indonesia.
Pada masa awal kemerdekaan identitas nasional di tandai dengan bentuk fisik juga kebijakan umum bagi rakyat Indonesia. Namun pada masa kini identitas negara dapat di lihat dengan melihat pribadi masyarakat sebagai sebuah entitas dalam sosial budaya. Identitas bukanlah suatu yang selesai dan final, tetapi merupakan suatu kondisi yang selalu disesuaikan kembali, sifat yang selalu diperbaharui, dan keadaan yang dinegosiasi terus-menerus, sehingga wujudnya akan selalu tergantung dari proses yang membentuknya.
Identitas dan karakter bangsa sebagai sarana bagi pembentukan pola pikir (mindset) dan sikap mental, memajukan adab dan kemampuan bangsa merupakan tugas utama pembangunan kebudayaan nasional. Pada suatu sisi integrasi terbentuk kalau ada identitas yang mendukungnya seperti kesamaan bahasa, kesamaan dalam nilai sistem budaya, kesamaan cita-cita politik, atau kesamaan dalam pandangan hidup atau orientasi keagamaan. Pada pihak lain, integrasi yang lebih luas hanya mungkin terbentuk apabila sekelompok orang menerobos identitasnya dan mengambil jarak dari segala yang selama ini dianggap membentuk watak dirinya atau watak kelompoknya. Dengan demikian ia meninggalkan identitasnya, yang kemudian membuka kemungkinan untuk pembentukan integrasi yang lebih luas.
Konsep tentang integrasi nasional sangatlah penting untuk di jadikan strategi kebudayaan bagi bangsa indonesia. Strategi kebudayaan dalam hal ini mengacu pada kekuatan budaya yang bertolak pada kedekatan dan pandangan hidup pelaku kebudayaan dalam kaitannya dengan kompleksitas kebudayaan yang dianut. Dengan demikian mengembangkan konsep integrasi nasional sebagai strategi kebudayaan Indonesia pada dasarnya menyatukan visi dan misi di antara sejumlah kepentingan dan identitas masing-masing anggota masyarakat berlatar belakang kebudayaan yang kompleks.
Integrasi nasional merupakan jalan keluar dalam menghadapi permasalahan permasalahan yang saat ini masih melanda indonesia. Kebijakan otonomi daerah juga menjadi salah satu penghambat cita cita menerapkan konsep integrasi nasional.
NAMA: DAFFA RISWADI
NPM: 2313053265
KELAS: 2F
1. Identitas Jurnal
A.Judul Jurnal : Integrasi Nasional sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia
B. Nama Penulis : Agus Maladi Irianto
C.Tahun : 2012
2.ABSTRAK JURNAL
1. Jumlah Paragraf : 1 Paragraf
2. Halaman : Setengah Halaman
3. Ukuran Spasi : 1.0
4. Uraian Abstrak : Abstrak disajikan dalam format Bahasa inggris. Di dalam abstrak penulis membahas mengenai tantangan yang dihadapi Indonesia dalam mengembangkan konsep tersebut integrasi nasional dalam rangka menghadapi konsep etnosentrisme, religiusisme, dan politikisme.
5. Keyword Jurnal : national integration, ethnocentris
3.Pendahuluan Jurnal
Pendahuluan pada jurnal ini membahas tentang pentingnya integrasi nasional sebagai upaya untuk mengatasi etnosentrisme, religiusme, dan politikisme di Indonesia. Identitas dipandang memiliki peran ganda dalam pembentukan integrasi nasional, dan tantangan yang dihadapi Indonesia dalam mengembangkan konsep integrasi nasional juga disoroti. Teknologi komunikasi dianggap mempengaruhi perubahan identitas dan integrasi nasional, sementara identitas yang kuat dianggap penting untuk pembentukan pola pikir masyarakat dan integrasi nasional. Konflik antar-etnik, antar-daerah, dan konflik kepentingan lain dianggap sebagai ancaman terhadap integrasi nasional, dengan otonomi daerah dan pemekaran daerah disoroti sebagai faktor yang dapat memperkuat etnosentrisme dan merusak integrasi nasional. Birokrasi daerah yang tidak memperhatikan kepentingan daerah juga dianggap sebagai ancaman terhadap integrasi nasional. Integrasi nasional dipandang sebagai strategi kebudayaan yang penting bagi bangsa Indonesia yang kompleks, dengan kesadaran akan pluralitas bangsa Indonesia dianggap sebagai langkah penting menuju integrasi yang kokoh. Kebijakan otonomi daerah juga dianggap sebagai penghambat dalam menerapkan konsep integrasi nasional, dan masyarakat perlu bersedia meninggalkan identitas individu untuk membentuk integrasi yang lebih luas.
4.Hasil Penelitian dan Pembahasan Jurnal
Bagian Identitas dan Integrasi Nasional membahas tentang kompleksitas identitas dalam pembentukan integrasi nasional di Indonesia. Integrasi nasional merupakan proses penyatuan visi dan misi suatu bangsa berdasarkan perbedaan kepentingan setiap anggota masyarakat. Identitas memiliki peran ganda dalam pembentukan integrasi nasional, di mana integrasi terbentuk ketika ada identitas yang mendukungnya seperti kesamaan bahasa, nilai budaya, cita-cita politik, atau pandangan hidup. Diperlukan kesediaan masyarakat untuk meninggalkan identitas individu demi membentuk integrasi yang lebih luas. Integrasi nasional juga terjadi melalui pembentukan kelompok-kelompok yang disatukan oleh satu tema yang sama. Konsep integrasi nasional dipandang sebagai strategi kebudayaan penting bagi bangsa Indonesia yang kompleks, dengan kesadaran akan pluralitas bangsa Indonesia dianggap sebagai langkah menuju integrasi yang kokoh.
5.Penutup
Penulis menyimpulkan bahwa integrasi nasional adalah kunci untuk mengatasi konflik yang terus-menerus terjadi di Indonesia. Meskipun pluralitas adalah takdir bagi Indonesia, namun kesadaran akan pentingnya integrasi nasional harus ditanamkan dalam masyarakat.
6.kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa jurnal ini membahas tentang integrasi nasional di Indonesia dan tantangan yang dihadapi dalam menjaga kesatuan bangsa. Analisis tersebut dapat menjadi landasan untuk pengembangan kebijakan yang lebih efektif dalam mempromosikan integrasi nasional di Indonesia.
NPM: 2313053265
KELAS: 2F
1. Identitas Jurnal
A.Judul Jurnal : Integrasi Nasional sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia
B. Nama Penulis : Agus Maladi Irianto
C.Tahun : 2012
2.ABSTRAK JURNAL
1. Jumlah Paragraf : 1 Paragraf
2. Halaman : Setengah Halaman
3. Ukuran Spasi : 1.0
4. Uraian Abstrak : Abstrak disajikan dalam format Bahasa inggris. Di dalam abstrak penulis membahas mengenai tantangan yang dihadapi Indonesia dalam mengembangkan konsep tersebut integrasi nasional dalam rangka menghadapi konsep etnosentrisme, religiusisme, dan politikisme.
5. Keyword Jurnal : national integration, ethnocentris
3.Pendahuluan Jurnal
Pendahuluan pada jurnal ini membahas tentang pentingnya integrasi nasional sebagai upaya untuk mengatasi etnosentrisme, religiusme, dan politikisme di Indonesia. Identitas dipandang memiliki peran ganda dalam pembentukan integrasi nasional, dan tantangan yang dihadapi Indonesia dalam mengembangkan konsep integrasi nasional juga disoroti. Teknologi komunikasi dianggap mempengaruhi perubahan identitas dan integrasi nasional, sementara identitas yang kuat dianggap penting untuk pembentukan pola pikir masyarakat dan integrasi nasional. Konflik antar-etnik, antar-daerah, dan konflik kepentingan lain dianggap sebagai ancaman terhadap integrasi nasional, dengan otonomi daerah dan pemekaran daerah disoroti sebagai faktor yang dapat memperkuat etnosentrisme dan merusak integrasi nasional. Birokrasi daerah yang tidak memperhatikan kepentingan daerah juga dianggap sebagai ancaman terhadap integrasi nasional. Integrasi nasional dipandang sebagai strategi kebudayaan yang penting bagi bangsa Indonesia yang kompleks, dengan kesadaran akan pluralitas bangsa Indonesia dianggap sebagai langkah penting menuju integrasi yang kokoh. Kebijakan otonomi daerah juga dianggap sebagai penghambat dalam menerapkan konsep integrasi nasional, dan masyarakat perlu bersedia meninggalkan identitas individu untuk membentuk integrasi yang lebih luas.
4.Hasil Penelitian dan Pembahasan Jurnal
Bagian Identitas dan Integrasi Nasional membahas tentang kompleksitas identitas dalam pembentukan integrasi nasional di Indonesia. Integrasi nasional merupakan proses penyatuan visi dan misi suatu bangsa berdasarkan perbedaan kepentingan setiap anggota masyarakat. Identitas memiliki peran ganda dalam pembentukan integrasi nasional, di mana integrasi terbentuk ketika ada identitas yang mendukungnya seperti kesamaan bahasa, nilai budaya, cita-cita politik, atau pandangan hidup. Diperlukan kesediaan masyarakat untuk meninggalkan identitas individu demi membentuk integrasi yang lebih luas. Integrasi nasional juga terjadi melalui pembentukan kelompok-kelompok yang disatukan oleh satu tema yang sama. Konsep integrasi nasional dipandang sebagai strategi kebudayaan penting bagi bangsa Indonesia yang kompleks, dengan kesadaran akan pluralitas bangsa Indonesia dianggap sebagai langkah menuju integrasi yang kokoh.
5.Penutup
Penulis menyimpulkan bahwa integrasi nasional adalah kunci untuk mengatasi konflik yang terus-menerus terjadi di Indonesia. Meskipun pluralitas adalah takdir bagi Indonesia, namun kesadaran akan pentingnya integrasi nasional harus ditanamkan dalam masyarakat.
6.kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa jurnal ini membahas tentang integrasi nasional di Indonesia dan tantangan yang dihadapi dalam menjaga kesatuan bangsa. Analisis tersebut dapat menjadi landasan untuk pengembangan kebijakan yang lebih efektif dalam mempromosikan integrasi nasional di Indonesia.
NAMA : NIA SARTIKA NINGSIH
NPM : 2313053193
KELAS : 2F
PRODI : PGSD
JURUSAN : ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS : KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JUDUL JURNAL: INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA ( Agus Maladi Irianto )
A. Pendahuluan
Dalam pendahuluaan memberikan gambaran tentang sejarah politik Indonesia, khususnya perubahan ideologi demokrasi dan paham yang terjadi sejak proklamasi kemerdekaan hingga era Orde Baru dan Reformasi. Dari analisis ini, dapat dilihat bahwa pendahuluan memberikan gambaran mengenai kompleksitas sejarah politik Indonesia, termasuk transisi dari Orde Lama ke Orde Baru, peran berbagai kelompok politik, kesalahan yang dianggap dilakukan oleh pemerintahan Orba, dan dampak dari era Reformasi. Ini juga mengindikasikan pentingnya memiliki strategi kebudayaan nasional untuk menghadapi tantangan dan membangun stabilitas politik yang berkelanjutan.
B. Membahas tentang integrasi nasional dan otonomi daerah diindonesia. Yang dibahas dalam bagian ini yaitu tentang makna Integrasi nasional. Kemudian membahas tentang pluralisme , Indonesia memiliki kekayaan alam, suku, bahasa daerah, serta keanekaragaman.
Namun bangsa Indonesia yang majemuk menimbulkan banyak konflik antar anggota Masyarakat seperti munculnya paham sentrisme, etnosentrisme, sentrisme agama, dan sentrisme politik hal ini meningkatkan ketegangan etnis dan konflik kepentingan. Terjadinya be berbagai tantangan otonomi yang menjadi penghambat citacita mewujudkan integrasi nasional.
C. Pada bagian ini membahas tentang identitas nasional mulai dari masa awal Indonesia merdeka yang ditandain oleh simbol" Fisik seperti sang saka merah putih, lagu kebangsaan Indonesia, dan bahasa Indonesia.
Identitas dan integrasi nasional tidak statis namun terus berkembang seiring waktu dan perubahan dalam masyarakat. Integrasi nasional memerlukan kesadaran bersama untuk menyatukan bangsa, identitas dan integrasi nasional menjadi landasan bagi pembangunan kebudayaan nasional.
D. Penutup jurnal ini menyoroti bahwa integrasi nasional menjadi penting untuk mengatasi konflik yang beragam di Indonesia. serta upaya individu untuk membentuk identitas yang lebih luas, menjadi langkah penting dalam mencapai integrasi nasional yang kokoh. Tantangan yang ada menjadi fokus dalam upaya mencapai integrasi yang lebih maju di Indonesia.
NPM : 2313053193
KELAS : 2F
PRODI : PGSD
JURUSAN : ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS : KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JUDUL JURNAL: INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA ( Agus Maladi Irianto )
A. Pendahuluan
Dalam pendahuluaan memberikan gambaran tentang sejarah politik Indonesia, khususnya perubahan ideologi demokrasi dan paham yang terjadi sejak proklamasi kemerdekaan hingga era Orde Baru dan Reformasi. Dari analisis ini, dapat dilihat bahwa pendahuluan memberikan gambaran mengenai kompleksitas sejarah politik Indonesia, termasuk transisi dari Orde Lama ke Orde Baru, peran berbagai kelompok politik, kesalahan yang dianggap dilakukan oleh pemerintahan Orba, dan dampak dari era Reformasi. Ini juga mengindikasikan pentingnya memiliki strategi kebudayaan nasional untuk menghadapi tantangan dan membangun stabilitas politik yang berkelanjutan.
B. Membahas tentang integrasi nasional dan otonomi daerah diindonesia. Yang dibahas dalam bagian ini yaitu tentang makna Integrasi nasional. Kemudian membahas tentang pluralisme , Indonesia memiliki kekayaan alam, suku, bahasa daerah, serta keanekaragaman.
Namun bangsa Indonesia yang majemuk menimbulkan banyak konflik antar anggota Masyarakat seperti munculnya paham sentrisme, etnosentrisme, sentrisme agama, dan sentrisme politik hal ini meningkatkan ketegangan etnis dan konflik kepentingan. Terjadinya be berbagai tantangan otonomi yang menjadi penghambat citacita mewujudkan integrasi nasional.
C. Pada bagian ini membahas tentang identitas nasional mulai dari masa awal Indonesia merdeka yang ditandain oleh simbol" Fisik seperti sang saka merah putih, lagu kebangsaan Indonesia, dan bahasa Indonesia.
Identitas dan integrasi nasional tidak statis namun terus berkembang seiring waktu dan perubahan dalam masyarakat. Integrasi nasional memerlukan kesadaran bersama untuk menyatukan bangsa, identitas dan integrasi nasional menjadi landasan bagi pembangunan kebudayaan nasional.
D. Penutup jurnal ini menyoroti bahwa integrasi nasional menjadi penting untuk mengatasi konflik yang beragam di Indonesia. serta upaya individu untuk membentuk identitas yang lebih luas, menjadi langkah penting dalam mencapai integrasi nasional yang kokoh. Tantangan yang ada menjadi fokus dalam upaya mencapai integrasi yang lebih maju di Indonesia.
NAMA : AINAWA HASNA HAURA
NPM : 2313053172
KELAS : 2F
ANALISIS JURNAL BERJUDUL "INTEGRASI NASIONAL
SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA"
Jurnal ini membahas tentang tantangan Indonesia untuk mengembangkan konsep integrasi nasional dalam rangka menghadapi etnosentrisme.
Integrasi mencakup makna pembentukan kelompok-kelompok yang disatukan oleh suatu isu bersama, baik ideologis, ekonomi, maupun sosial. Integrasi terbentuk jika ada identitas yang mendukungnya seperti kesamaan bahasa, kesamaan dalam nilai sistem budaya, kesamaan cita-cita politik, atau kesamaan dalam pandangan hidup atau orientasi keagamaan. Integrasi nasional terjadi juga akibat terbentuknya kelompok-kelompok yang dipersatukan oleh suatu isu bersama, baik yang bersifat ideologis, ekonomis, maupun sosial. integrasi nasional adalah jalan keluar untuk menghadapi yang hingga saat ini masih terus-menerus melanda Indonesia. Konflik antar-etnik, konflik antar-daerah, konflik antar-agama, konflik antar-partai politik, konflik antar-pelajar, serta sejumlah konflik kepentingan lain semestinya tidak perlu terjadi kalau masing-masing pelaku konflik menyadari bahwa pluralitas bangsa Indonesia sudah menjadi sebuah keniscayaan.
Identitas sebagai sarana pembentukan pola pikir masyarakat diperlukan adanya suatu kesadaran nasional yang dipupuk dengan menanamkan gagasan nasionalisme dan pluralisme. Pluralitas pada perkembangan saat ini tidak lagi hanya dibatasi pada perbedaan etnis, profesi, latar belakang pendidikan, serta asal usul daerah. Pluralitas pada perkembangan saat ini justru lebih menunjuk pada persoalan kepentingan-kepentingan. Kepentingan masing masing oranglah yang kemudian menyatukan identitas tersebut.
Maka, keinginan menerapkan konsep integrasi nasional akan terwujud, jika sekelompok anggota masyarakat bersedia menerobos identitasnya dan mengambil jarak dari segala kepentingan yang selama ini dianggap membentuk watak dirinya atau watak kelompoknya. Dengan demikian ia meninggalkan identitasnya, yang kemudian membuka kemungkinan untuk pembentukan integrasi yang lebih luas. Jadi, integrasi nasional dapat dijadikan strategi bagi bangsa Indonesia sebagai pemersatu.
NPM : 2313053172
KELAS : 2F
ANALISIS JURNAL BERJUDUL "INTEGRASI NASIONAL
SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA"
Jurnal ini membahas tentang tantangan Indonesia untuk mengembangkan konsep integrasi nasional dalam rangka menghadapi etnosentrisme.
Integrasi mencakup makna pembentukan kelompok-kelompok yang disatukan oleh suatu isu bersama, baik ideologis, ekonomi, maupun sosial. Integrasi terbentuk jika ada identitas yang mendukungnya seperti kesamaan bahasa, kesamaan dalam nilai sistem budaya, kesamaan cita-cita politik, atau kesamaan dalam pandangan hidup atau orientasi keagamaan. Integrasi nasional terjadi juga akibat terbentuknya kelompok-kelompok yang dipersatukan oleh suatu isu bersama, baik yang bersifat ideologis, ekonomis, maupun sosial. integrasi nasional adalah jalan keluar untuk menghadapi yang hingga saat ini masih terus-menerus melanda Indonesia. Konflik antar-etnik, konflik antar-daerah, konflik antar-agama, konflik antar-partai politik, konflik antar-pelajar, serta sejumlah konflik kepentingan lain semestinya tidak perlu terjadi kalau masing-masing pelaku konflik menyadari bahwa pluralitas bangsa Indonesia sudah menjadi sebuah keniscayaan.
Identitas sebagai sarana pembentukan pola pikir masyarakat diperlukan adanya suatu kesadaran nasional yang dipupuk dengan menanamkan gagasan nasionalisme dan pluralisme. Pluralitas pada perkembangan saat ini tidak lagi hanya dibatasi pada perbedaan etnis, profesi, latar belakang pendidikan, serta asal usul daerah. Pluralitas pada perkembangan saat ini justru lebih menunjuk pada persoalan kepentingan-kepentingan. Kepentingan masing masing oranglah yang kemudian menyatukan identitas tersebut.
Maka, keinginan menerapkan konsep integrasi nasional akan terwujud, jika sekelompok anggota masyarakat bersedia menerobos identitasnya dan mengambil jarak dari segala kepentingan yang selama ini dianggap membentuk watak dirinya atau watak kelompoknya. Dengan demikian ia meninggalkan identitasnya, yang kemudian membuka kemungkinan untuk pembentukan integrasi yang lebih luas. Jadi, integrasi nasional dapat dijadikan strategi bagi bangsa Indonesia sebagai pemersatu.
NAMA : MELITA AMANDA
NPM : 2353053015
KELAS : 2F
ANALISIS JURNAL BERJUDUL "INTEGRASI NASIONAL
SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA”
Negara dan bangsa Indonesia dalam perkembangannya sudah banyak sekali mengalami perubahan dari masa kemerdekaan hingga saat ini, diantaranya bangsa Indonesia mengalami perubahan, di antaranya perubahan azas, paham, ideologi, dan doktrin dalam kehidupan bermasyarakat, dan bernegara, hal ini menimbulkan perpecahan dan ketidakstabilan nasional.
Konflik konflik yang terjadi baik antar etnik, antar daerah, antara agama, politik dan konflik lainnya dapat mengganggu keamanan nasional, tetapi hal ini dapat di hindari dengan menyadari pluralitas bangsa Indonesia.
Identitas dan karakter bangsa sebagai sarana bagi pembentukan pola pikir (mindset) dan sikap mental, memajukan adab dan kemampuan bangsa merupakan tugas utama pembangunan kebudayaan nasional. Pada suatu sisi integrasi terbentuk kalau ada identitas yang mendukungnya seperti kesamaan bahasa, kesamaan dalam nilai sistem budaya, kesamaan cita-cita politik, atau kesamaan dalam pandangan hidup atau orientasi keagamaan. Pada pihak lain, integrasi yang lebih luas hanya mungkin terbentuk apabila sekelompok orang menerobos identitasnya dan mengambil jarak dari segala yang selama ini dianggap membentuk watak dirinya atau watak kelompoknya. Dengan demikian ia meninggalkan identitasnya, yang kemudian membuka kemungkinan untuk pembentukan integrasi yang lebih luas.
Konsep tentang integrasi nasional sangatlah penting untuk di jadikan strategi kebudayaan bagi bangsa indonesia. Strategi kebudayaan dalam hal ini mengacu pada kekuatan budaya yang bertolak pada kedekatan dan pandangan hidup pelaku kebudayaan dalam kaitannya dengan kompleksitas kebudayaan yang dianut. Dengan demikian mengembangkan konsep integrasi nasional sebagai strategi kebudayaan Indonesia pada dasarnya menyatukan visi dan misi di antara sejumlah kepentingan dan identitas masing-masing anggota masyarakat berlatar belakang kebudayaan yang kompleks.
Kesimpulannya dari jurnal integrasi nasional sebagai penangkal etnosentrisme di Indonesia adalah bahwa upaya untuk membangun kesatuan dan integrasi nasional sangat penting untuk mengatasi ketegangan etnis dan konflik yang mungkin timbul. Dengan mendorong inklusi, dialog antar-etnis, dan kesadaran akan keragaman budaya, kita dapat meminimalisir sikap etnosentris yang dapat mengancam stabilitas dan harmoni sosial. Jurnal tersebut menekankan pentingnya pendidikan multikultural, kebijakan inklusif, serta partisipasi aktif masyarakat dalam membangun persatuan nasional yang kokoh dan berkelanjutan.
NPM : 2353053015
KELAS : 2F
ANALISIS JURNAL BERJUDUL "INTEGRASI NASIONAL
SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA”
Negara dan bangsa Indonesia dalam perkembangannya sudah banyak sekali mengalami perubahan dari masa kemerdekaan hingga saat ini, diantaranya bangsa Indonesia mengalami perubahan, di antaranya perubahan azas, paham, ideologi, dan doktrin dalam kehidupan bermasyarakat, dan bernegara, hal ini menimbulkan perpecahan dan ketidakstabilan nasional.
Konflik konflik yang terjadi baik antar etnik, antar daerah, antara agama, politik dan konflik lainnya dapat mengganggu keamanan nasional, tetapi hal ini dapat di hindari dengan menyadari pluralitas bangsa Indonesia.
Identitas dan karakter bangsa sebagai sarana bagi pembentukan pola pikir (mindset) dan sikap mental, memajukan adab dan kemampuan bangsa merupakan tugas utama pembangunan kebudayaan nasional. Pada suatu sisi integrasi terbentuk kalau ada identitas yang mendukungnya seperti kesamaan bahasa, kesamaan dalam nilai sistem budaya, kesamaan cita-cita politik, atau kesamaan dalam pandangan hidup atau orientasi keagamaan. Pada pihak lain, integrasi yang lebih luas hanya mungkin terbentuk apabila sekelompok orang menerobos identitasnya dan mengambil jarak dari segala yang selama ini dianggap membentuk watak dirinya atau watak kelompoknya. Dengan demikian ia meninggalkan identitasnya, yang kemudian membuka kemungkinan untuk pembentukan integrasi yang lebih luas.
Konsep tentang integrasi nasional sangatlah penting untuk di jadikan strategi kebudayaan bagi bangsa indonesia. Strategi kebudayaan dalam hal ini mengacu pada kekuatan budaya yang bertolak pada kedekatan dan pandangan hidup pelaku kebudayaan dalam kaitannya dengan kompleksitas kebudayaan yang dianut. Dengan demikian mengembangkan konsep integrasi nasional sebagai strategi kebudayaan Indonesia pada dasarnya menyatukan visi dan misi di antara sejumlah kepentingan dan identitas masing-masing anggota masyarakat berlatar belakang kebudayaan yang kompleks.
Kesimpulannya dari jurnal integrasi nasional sebagai penangkal etnosentrisme di Indonesia adalah bahwa upaya untuk membangun kesatuan dan integrasi nasional sangat penting untuk mengatasi ketegangan etnis dan konflik yang mungkin timbul. Dengan mendorong inklusi, dialog antar-etnis, dan kesadaran akan keragaman budaya, kita dapat meminimalisir sikap etnosentris yang dapat mengancam stabilitas dan harmoni sosial. Jurnal tersebut menekankan pentingnya pendidikan multikultural, kebijakan inklusif, serta partisipasi aktif masyarakat dalam membangun persatuan nasional yang kokoh dan berkelanjutan.
NAMA : FERISKA LISTY
NPM : 2353053014
KELAS : 2F
PRODI : PGSD
Pada jurnal tersebut membahas mengenai isu-isu kebudayaan, identitas, dan integritas nasional di Indonesia. Salah satu point utamanya yang di bahas pada jurnal tersebut adalah tentang etnosentrisme, yaitu kecenderungan untuk menganggap budaya sendiri lebih unggul dibandingkan dengan budaya lain. Hal tersebut dapat menguatkan pemisahan antar etnis dan mempengaruhi pembentukan identitas masyarakat. Selain itu juga, didalam jurnal tersebut membahas tentang kebudayaan masa yang cepat dan berubah-ubah, yang mempengaruhi ekspresi nilai, pengetahuan, norma, dan simbol dalam masyarakat. Identitas individu dan karakter bangsa dipengaruhi oleh kepentingan yang dikembangkan sendiri serta oleh faktor eksternal yang mempengaruhi respons terhadap lingkungan sekitar.
Dalam konteks integrasi nasional, bahasa Melayu pasar menjadi sarana komunikasi yang menghubungkan kelompok-kelompok dalam suatu jaringan yang lebih luas. Hal tersebut mencerminkan upaya untuk menciptakan kesatuan baru dan integrasi dalam masyarakat. Namun, terdapat pula tantangan terkait dengan keberadaan bahasa Indonesia sebagai atribut identitas yang berkembang dari kepulauan riau.
Secara keseluruhan, pada jurnal tersebut memberikan wawasan yang mendalam mengenai kompleksitas isu-isu kebudayaan, identitas, dan integrasi nasional di Indonesia. Dengan pemahaman yang lebih baik terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan identitas dan integrasi, dapat ditemukan solusi yang efektif untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.
NPM : 2353053014
KELAS : 2F
PRODI : PGSD
Pada jurnal tersebut membahas mengenai isu-isu kebudayaan, identitas, dan integritas nasional di Indonesia. Salah satu point utamanya yang di bahas pada jurnal tersebut adalah tentang etnosentrisme, yaitu kecenderungan untuk menganggap budaya sendiri lebih unggul dibandingkan dengan budaya lain. Hal tersebut dapat menguatkan pemisahan antar etnis dan mempengaruhi pembentukan identitas masyarakat. Selain itu juga, didalam jurnal tersebut membahas tentang kebudayaan masa yang cepat dan berubah-ubah, yang mempengaruhi ekspresi nilai, pengetahuan, norma, dan simbol dalam masyarakat. Identitas individu dan karakter bangsa dipengaruhi oleh kepentingan yang dikembangkan sendiri serta oleh faktor eksternal yang mempengaruhi respons terhadap lingkungan sekitar.
Dalam konteks integrasi nasional, bahasa Melayu pasar menjadi sarana komunikasi yang menghubungkan kelompok-kelompok dalam suatu jaringan yang lebih luas. Hal tersebut mencerminkan upaya untuk menciptakan kesatuan baru dan integrasi dalam masyarakat. Namun, terdapat pula tantangan terkait dengan keberadaan bahasa Indonesia sebagai atribut identitas yang berkembang dari kepulauan riau.
Secara keseluruhan, pada jurnal tersebut memberikan wawasan yang mendalam mengenai kompleksitas isu-isu kebudayaan, identitas, dan integrasi nasional di Indonesia. Dengan pemahaman yang lebih baik terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan identitas dan integrasi, dapat ditemukan solusi yang efektif untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.
NAMA : RATNA AYU ANTIKA PURI
NPM : 2313053189
KELAS : 2F
Berdasarkan hasil analisis dari jurnal Integrasi Nasional Sebagai Penangkal Etnosentrisme Di Indonesia yang ditulis oleh Agus Maladi Irianto dapat kita ketahui bahwa Identitas sebagai sarana pembentukan pola pikir masyarakat diperlukan adanya suatu kesadaran nasional yang dipupuk dengan menanamkan gagasan nasionalisme dan pluralisme. Kesadaran nasional selanjutnya menjadi dasar dari keyakinan adanya integrasi nasional yang mampu memelihara dan mengembangkan harga diri bangsa, harkat dan martabat bangsa sebagai upaya melepaskan bangsa dari subordinasi (ketergantungan, ketertundudukan, keterhinaan) terhadap bangsa asing. Dengan demikian, integrasi nasional sebagai suatu kesadaran dan bentuk pergaulan yang menyebabkan berbagai kelompok dengan identitas masing-masing merasa dirinya sebagai satu kesatuan.
Semangat otonomi daerah dan pemekaran daerah menjadi berjalan seiring dengan menguatnya etnosentrisme. Sebagai contoh, Setiap provinsi dan setiap kabupaten ingin mendirikan sekolah sendiri baik pada tingkat dasar, tingkat menengah, bahkan pada tingkat perguruan tinggi. Para siswa dan bahkan para mahasiswa yang belajar berasal dari daerah yang sama dan juga dari latar belakang budaya yang sama. Hal ini dalam jangka panjang bukannya tak mungkin akan menyebabkan menyempitnya rasa integrasi nasional, karena integrasi cenderung lebih didasarkan pada faktor-faktor etnis dan faktor daerah semata.
Maka dari itu hal tersebut membuat integrasi nasional menjadi penting untuk dijadikan strategi kebudayaan bagi bangsa Indonesia yang telah berusia lebih dari enam dasa warsa ini.
Strategi kebudayaan dalam hal ini mengacu pada kekuatan budaya yang bertolak pada kedekatan dan pandangan hidup pelaku kebudayaan dalam kaitannya dengan kompleksitas kebudayaan yang dianut. Dengan demikian, mengembangkan konsep integrasi nasional sebagai strategi kebudayaan Indonesia pada dasarnya menyatukan visi dan misi di antara sejumlah kepentingan dan identitas masing-masing anggota masyarakat berlatar belakang kebudayaan yang kompleks.
NPM : 2313053189
KELAS : 2F
Berdasarkan hasil analisis dari jurnal Integrasi Nasional Sebagai Penangkal Etnosentrisme Di Indonesia yang ditulis oleh Agus Maladi Irianto dapat kita ketahui bahwa Identitas sebagai sarana pembentukan pola pikir masyarakat diperlukan adanya suatu kesadaran nasional yang dipupuk dengan menanamkan gagasan nasionalisme dan pluralisme. Kesadaran nasional selanjutnya menjadi dasar dari keyakinan adanya integrasi nasional yang mampu memelihara dan mengembangkan harga diri bangsa, harkat dan martabat bangsa sebagai upaya melepaskan bangsa dari subordinasi (ketergantungan, ketertundudukan, keterhinaan) terhadap bangsa asing. Dengan demikian, integrasi nasional sebagai suatu kesadaran dan bentuk pergaulan yang menyebabkan berbagai kelompok dengan identitas masing-masing merasa dirinya sebagai satu kesatuan.
Semangat otonomi daerah dan pemekaran daerah menjadi berjalan seiring dengan menguatnya etnosentrisme. Sebagai contoh, Setiap provinsi dan setiap kabupaten ingin mendirikan sekolah sendiri baik pada tingkat dasar, tingkat menengah, bahkan pada tingkat perguruan tinggi. Para siswa dan bahkan para mahasiswa yang belajar berasal dari daerah yang sama dan juga dari latar belakang budaya yang sama. Hal ini dalam jangka panjang bukannya tak mungkin akan menyebabkan menyempitnya rasa integrasi nasional, karena integrasi cenderung lebih didasarkan pada faktor-faktor etnis dan faktor daerah semata.
Maka dari itu hal tersebut membuat integrasi nasional menjadi penting untuk dijadikan strategi kebudayaan bagi bangsa Indonesia yang telah berusia lebih dari enam dasa warsa ini.
Strategi kebudayaan dalam hal ini mengacu pada kekuatan budaya yang bertolak pada kedekatan dan pandangan hidup pelaku kebudayaan dalam kaitannya dengan kompleksitas kebudayaan yang dianut. Dengan demikian, mengembangkan konsep integrasi nasional sebagai strategi kebudayaan Indonesia pada dasarnya menyatukan visi dan misi di antara sejumlah kepentingan dan identitas masing-masing anggota masyarakat berlatar belakang kebudayaan yang kompleks.
NAMA : Masramita
NPM : 2313053192
KELAS : 2F
Identitas adalah produk kebudayaan yang berlangsung demikian Kompleks, identitas nasional dilihat dari aspek waktu bukanlah satu wujud yang sudah ada sejak semula dan tetap bertahan dalam suatu esensi yang abadi. Sedangkan jika dilihat dari aspek ruang juga bukan hanya satu atau tunggal tetapi terdiri dari berbagai lapisan identitas. Lapisan identitas itu tergantung pada peran-peran yang dijalankan identitas sebagai sarana pembentuk pola pikir masyarakat itu diperlukan adanya satu kesadaran nasional yang di pokok dengan menanamkan gagasan nasionalisme dan pluralisme identitas terjadi juga akibat terbentuknya kelompok-kelompok yang dipersatukan oleh suatu isu bersama baik yang bersifat ideologis ekonomis maupun sosial.
Integrasi nasional menjadi penting untuk dijadikan strategi kebudayaan bagi bangsa Indonesia, cita-cita menerapkan konsep integrasi nasional akan terwujud manakala sekelompok anggota masyarakat bersedia meneroboh identitasnya dan mengambil jarak dari segala kepentingan yang selama ini dianggap membentuk watak dirinya atau watak kelompoknya.
NPM : 2313053192
KELAS : 2F
Identitas adalah produk kebudayaan yang berlangsung demikian Kompleks, identitas nasional dilihat dari aspek waktu bukanlah satu wujud yang sudah ada sejak semula dan tetap bertahan dalam suatu esensi yang abadi. Sedangkan jika dilihat dari aspek ruang juga bukan hanya satu atau tunggal tetapi terdiri dari berbagai lapisan identitas. Lapisan identitas itu tergantung pada peran-peran yang dijalankan identitas sebagai sarana pembentuk pola pikir masyarakat itu diperlukan adanya satu kesadaran nasional yang di pokok dengan menanamkan gagasan nasionalisme dan pluralisme identitas terjadi juga akibat terbentuknya kelompok-kelompok yang dipersatukan oleh suatu isu bersama baik yang bersifat ideologis ekonomis maupun sosial.
Integrasi nasional menjadi penting untuk dijadikan strategi kebudayaan bagi bangsa Indonesia, cita-cita menerapkan konsep integrasi nasional akan terwujud manakala sekelompok anggota masyarakat bersedia meneroboh identitasnya dan mengambil jarak dari segala kepentingan yang selama ini dianggap membentuk watak dirinya atau watak kelompoknya.
Analisis Jurnal
“Integrasi Nasional sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia” dan ditulis oleh Agus Maradi Irianto.
Jurnal ini membahas tentang pentingnya integrasi nasional untuk mengatasi konflik etnosentris di Indonesia.
Di dalam jurnal ini menjelaskan bahwa integrasi nasional melibatkan pembentukan kelompok-kelompok yang bersatu dalam isu-isu yang sama, baik ideologi, ekonomi, dan sosial.
Jurnal ini juga membahas tentang tantangan yang dihadapi Indonesia dalam mengembangkan konsep integrasi nasional, serta membahas konsep etnosentrisme, religiosentrisme, dan politik.
Di jurnal ini juga dijelaskan bahwa identitas nasional dan integrasi saling berkaitan.
Identitas merupakan keterwakilan individu atau kelompok dalam masyarakat, dan integrasi nasional terjadi ketika identitas-identitas tersebut bersatu untuk mewujudkan kepentingan bersama.
Jurnal ini juga membahas tentang peran otonomi daerah dalam membentuk integrasi nasional.
Otonomi daerah memberikan kebebasan kepada daerah untuk mengatur dirinya sendiri, namun jika tidak dilaksanakan dengan baik dapat menjadi penghambat integrasi nasional.
Irianto juga memaparkan contoh permasalahan integrasi nasional dan tantangan terkait dalam majalah ini, antara lain: Konflik etnis, regional, dan agama.
Jurnal ini membahas pentingnya strategi budaya dalam mengembangkan konsep integrasi nasional.
Jurnal ini memberikan gambaran rinci mengenai pentingnya integrasi nasional untuk mengatasi konflik etnosentris di Indonesia.
“Integrasi Nasional sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia” dan ditulis oleh Agus Maradi Irianto.
Jurnal ini membahas tentang pentingnya integrasi nasional untuk mengatasi konflik etnosentris di Indonesia.
Di dalam jurnal ini menjelaskan bahwa integrasi nasional melibatkan pembentukan kelompok-kelompok yang bersatu dalam isu-isu yang sama, baik ideologi, ekonomi, dan sosial.
Jurnal ini juga membahas tentang tantangan yang dihadapi Indonesia dalam mengembangkan konsep integrasi nasional, serta membahas konsep etnosentrisme, religiosentrisme, dan politik.
Di jurnal ini juga dijelaskan bahwa identitas nasional dan integrasi saling berkaitan.
Identitas merupakan keterwakilan individu atau kelompok dalam masyarakat, dan integrasi nasional terjadi ketika identitas-identitas tersebut bersatu untuk mewujudkan kepentingan bersama.
Jurnal ini juga membahas tentang peran otonomi daerah dalam membentuk integrasi nasional.
Otonomi daerah memberikan kebebasan kepada daerah untuk mengatur dirinya sendiri, namun jika tidak dilaksanakan dengan baik dapat menjadi penghambat integrasi nasional.
Irianto juga memaparkan contoh permasalahan integrasi nasional dan tantangan terkait dalam majalah ini, antara lain: Konflik etnis, regional, dan agama.
Jurnal ini membahas pentingnya strategi budaya dalam mengembangkan konsep integrasi nasional.
Jurnal ini memberikan gambaran rinci mengenai pentingnya integrasi nasional untuk mengatasi konflik etnosentris di Indonesia.
Nama: Wini Jihan Firliani
NPM: 2313053178
Kelas: 2F
ANALISIS JURNAL
Judul : INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA
Nama Penulis : Agus Maladi Irianto
Tahun : 2012
Berdasarkan analisis yang saya lakukan, jurnal tersebut menguraikan pentingnya integrasi nasional sebagai sarana untuk memahami berbagai aspek nasionalisme, agama, dan politik di Indonesia. Identitas individu juga diakui memiliki peran dalam pembentukan integrasi nasional, yang tidak hanya berkaitan dengan perbedaan suku, profesi, atau latar belakang pendidikan, tetapi juga nilai-nilai personal. Transisi politik dari orde lama ke orde baru, termasuk era reformasi, mengakibatkan perubahan dalam ideologi dan dinamika konflik yang mengancam integrasi nasional. Media massa, khususnya televisi, memainkan peran penting dalam membentuk identitas dan interaksi sosial yang dapat memengaruhi persepsi masyarakat terhadap integrasi nasional. Selain itu, teknologi komunikasi juga merupakan faktor yang mempengaruhi evolusi identitas dan integrasi nasional.
Jurnal tersebut juga menyoroti pentingnya kesadaran nasionalisme dan pluralisme dalam membentuk kesadaran nasional, dengan menyadari pluralitas bangsa Indonesia untuk menghindari konflik antar-etnik, antar-daerah, antar-agama, antar-partai politik, antar-pelajar, dan konflik kepentingan lainnya. Namun, kebijakan otonomi daerah juga diidentifikasi sebagai potensi penghambat dalam implementasi konsep integrasi nasional di Indonesia. Dalam konteks yang kompleks ini, integrasi nasional dilihat sebagai strategi kebudayaan yang penting.
Dengan demikian, kesimpulan dari analisis jurnal tersebut adalah bahwa integrasi nasional memiliki peran krusial dalam mengatasi berbagai bentuk etnosentrisme, religiusme, dan politikisme di Indonesia, dan masyarakat diharapkan bersedia untuk mengutamakan integrasi nasional di atas identitas individual.
NPM: 2313053178
Kelas: 2F
ANALISIS JURNAL
Judul : INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI PENANGKAL ETNOSENTRISME DI INDONESIA
Nama Penulis : Agus Maladi Irianto
Tahun : 2012
Berdasarkan analisis yang saya lakukan, jurnal tersebut menguraikan pentingnya integrasi nasional sebagai sarana untuk memahami berbagai aspek nasionalisme, agama, dan politik di Indonesia. Identitas individu juga diakui memiliki peran dalam pembentukan integrasi nasional, yang tidak hanya berkaitan dengan perbedaan suku, profesi, atau latar belakang pendidikan, tetapi juga nilai-nilai personal. Transisi politik dari orde lama ke orde baru, termasuk era reformasi, mengakibatkan perubahan dalam ideologi dan dinamika konflik yang mengancam integrasi nasional. Media massa, khususnya televisi, memainkan peran penting dalam membentuk identitas dan interaksi sosial yang dapat memengaruhi persepsi masyarakat terhadap integrasi nasional. Selain itu, teknologi komunikasi juga merupakan faktor yang mempengaruhi evolusi identitas dan integrasi nasional.
Jurnal tersebut juga menyoroti pentingnya kesadaran nasionalisme dan pluralisme dalam membentuk kesadaran nasional, dengan menyadari pluralitas bangsa Indonesia untuk menghindari konflik antar-etnik, antar-daerah, antar-agama, antar-partai politik, antar-pelajar, dan konflik kepentingan lainnya. Namun, kebijakan otonomi daerah juga diidentifikasi sebagai potensi penghambat dalam implementasi konsep integrasi nasional di Indonesia. Dalam konteks yang kompleks ini, integrasi nasional dilihat sebagai strategi kebudayaan yang penting.
Dengan demikian, kesimpulan dari analisis jurnal tersebut adalah bahwa integrasi nasional memiliki peran krusial dalam mengatasi berbagai bentuk etnosentrisme, religiusme, dan politikisme di Indonesia, dan masyarakat diharapkan bersedia untuk mengutamakan integrasi nasional di atas identitas individual.