Forum Analisis Soal

Forum Analisis Soal

Number of replies: 3

PENDIDIKAN INDONESIA DI TENGAH PANDEMI COVID-19

 

Sebagaimana hampir semua orangtua di Indonesia pada saat ini, saya dan istri juga kebagian tanggung jawab mendampingi anak kami belajar dari rumah. Kami dan banyak orangtua harus mengakui bahwa menjelaskan berbagai mata pelajaran dan menemani anak-anak mengerjakan tugas-tugas sekolah tidak semudah yang dibayangkan. Kerja keras para guru dan dosen selama ini sungguh patut diapresiasi. Di tengah pembatasan sosial akibat wabah covid-19, kita harus tetap semangat mengejar dan mengajar ilmu pengetahuan. Hampir tidak ada yang menyangka, wajah pendidikan akan berubah drastis akibat pandemi covid19. 


Konsep sekolah di rumah (home-schooling) tidak pernah menjadi arus utama dalam wacana pendidikan nasional. Meski makin populer, penerapan pembelajaran online (online learning) selama ini juga terbatas pada Universitas Terbuka, program kuliah bagi karyawan di sejumlah universitas dan kursus-kursus tambahan (online courses). Tapi, kebijakan physical distancing untuk memutus penyebaran wabah, memaksa perubahan dari pendidikan formal di bangku sekolah menjadi belajar dari rumah, dengan sistem online, dalam skala nasional. Bahkan, ujian nasional tahun ini terpaksa ditiadakan. Tantangan pendidikan Sistem pendidikan online pun tidak mudah. Di samping disiplin pribadi untuk belajar secara mandiri, ada fasilitas dan sumber daya yang mesti disediakan. Saya bersyukur masih mampu memfasilitasi anak kami untuk pendidikan jarak jauh, tapi saya mendengar keluhan banyak orangtua murid dan juga tenaga pendidik yang kesulitan, baik dalam menyediakan perangkat belajar seperti ponsel dan laptop maupun pulsa untuk koneksi internet.


Dengan kata lain, sistem pembelajaran online ini berpotensi membuat kesenjangan sosial ekonomi yang selama ini terjadi, menjadi makin melebar saat pandemi. Kemenaker (20/4) mencatat sudah lebih dari 2 juta buruh dan pekerja formal-informal yang dirumahkan atau diPHK. Dengan kondisi seperti ini, banyak orangtua kesulitan menyediakan kesempatan pendidikan yang optimal bagi anak-anak mereka. Dalam situasi yang lebih buruk, orangtua malah bisa berhadapan pada pilihan dilematis: memberi makan keluarga atau membiayai pendidikan anak. Ini berpotensi membuat angka putus sekolah meningkat. Sejak kebijakan belajar dari rumah diterapkan secara nasional mulai tanggal 16 Maret 2020, muncul indikasi naiknya angka putus sekolah di berbagai tempat. Mulai dari Papua, Maluku Utara, hingga Jakarta. Ini daerah-daerah yang tergolong zona merah dalam penyebaran wabah. Angka putus sekolah dari kawasan perdesaan juga diperkirakan akan naik. Dalam jangka panjang, anak-anak yang putus sekolah ini memiliki kemungkinan lebih besar untuk menganggur, baik secara tertutup atau terbuka. Ini bukan hanya secara akumulatif akan menurunkan produktivitas nasional, tapi membuat mereka terjebak da- mereka terjebak dalam lingkaran tidak berujung (vicious circle) kemiskinan struktural.
Sebagai langkah solusi praktis, sejak awal saya berpendapat pemerintah perlu merealokasikan dana pelatihan Rp5,6 triliun bagi 5,6 juta buruh dan pekerja yang diperkirakan terdampak krisis ekonomi akibat wabah covid-19, menjadi bantuan langsung. Sehingga, bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Termasuk, memastikan keberlangsungan pendidikan anak-anak mereka. Di sisi lain, pemerintah juga perlu memperhatikan juga perlu memperhatikan nasib para guru, terutama guru-guru swasta maupun guru honorer (termasuk guru tidak tetap), yang masingmasing berjumlah hampir satu juta orang. Ketiadaan proses belajar mengajar di sekolah, secara langsung dan tidak langsung, menurunkan pendapatan  mereka.

Pendidikan adalah kunci

Pendidikan merupakan kunci pembangunan sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia merupakan kunci terwujudnya Indonesia Emas 2045, yang adil dan sejahtera, aman dan damai, serta maju dan mendunia. Pendidikan yang akan menentukan kemana bangsa ini akan menyongsong masa depannya, apakah menjadi bangsa besar yang beradab, cerdas dan siap beradaptasi dengan perubahan zaman. Atau, menjadi raksasa sakit, yang tenggelam dalam berbagai persoalannya sendiri. Kalah dalam persaingan global, dan dan bahkan diacak-acak berbagai kepentingan jangka pendek, baik dari dalam maupun luar negeri. Sejak dulu, berbagai upaya reformasi pendidikan telah kita tempuh. Termasuk alokasi anggaran pendidikan 20% dari APBN pada era pemerintahan Presiden SBY (2004-2014). Tapi, masalah pendidikan nasional masih terkendala dua persoalan mendasar, yakni soal akses dan kualitas pendidikan. Dari sisi akses, berbagai indikator seperti angka partisipasi murni, lama bersekolah, hingga tingkat putus sekolah, masih membutuhkan kerja keras perbaikan. Meski, kita tahu kebijakan sekolah gratis, program beasiswa, hingga penyelesaian problem jarak dan akses menuju sekolah tengah diusahakan. Indikator rata-rata lama sekolah (RLS) nasional yang baru 8,2 tahun atau se tara SLTP kelas 2 (BPS, 2018) menunjukkan persoalan kita di bidang pendidikan masih banyak. Terkait kualitas, kita juga masih harus meningkatkan kualitas tenaga pengajar, kurikulum pendidikan, hingga tingkat daya saing pendidikan nasional. Kita perlu introspeksi, mengapa lulusan SMA/SMK dan perguruan tinggi justru menjadi penyuplai tingkat pengangguran.  Mari kita perbaiki strategi link and match antara dunia pendidikan dan dunia lapangan kerja. Reformasi pendidikan merupakan tanggung jawab kita semua. Mari bersama kita perbaiki semua aspek. Sistem rekrutmen tenaga pendidik, keterpaduan kebijakan anggaran pendidikan pusat dan daerah. Lalu, infrastruktur pendidikan, hingga sub-komponen lain yang mempengaruhi kualitas pendidikan nasional. Pekerjaan rumah kita dalam meningkatkan kualitas pendidikan nasional memang masih banyak. Pandemi covid-2019 ini menyingkapkan sejumlah persoalan genting yang harus segera  diatasi karena menyangkkut keberlangsungan dan kualitas pendidikan para murid serta kesejahteraan para murid guru maupun dosen. Betapapun sulitnya, kita harus terus memperjuangkan dan mengawal proses reformasi pendidikan, sebagai kunci kejayaan NKRI.


Sumber: 
https://mediaindonesia.com/read/detail/311137-pendidikan-indonesia-di-tengah-pandemi-covid-19

ANALISIS SOAL 1

A.   Bagaimanakah menurut pendapatmu mengenai proses pendidikan di tengah pandemi covid-19, Jelaskan!

B.   Bagaimanakah mengefektifkan dan memaksimalkan proses pendidikan di tengah pandemi covid-19 supaya tetap berkorelasi dengan implementasi nilai Pancasila?

C.   Berikan contoh kasus yang terkait dengan pengembangan karakter Pancasilais, seperti jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, dan cinta damai di lingkungan anda dan bagaimanakah menurut pendapatmu mengenai contoh kasus tersebut!

D.   Jelaskan yang dimaksud dengan hakikat Pancasila dalam pengaktualisasian nilai-nilai yang terkandung di dalamnya sebagai paradigma berpikir, bersikap dan berperilaku masyarakat?

In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by Ferdinand Nito Hutahaean -
Nama: Ferdinand Nito H
NPM: 2315031107
Kelas: TE B

A. Proses pendidikan di tengah pandemi covid-19 menantang, mengingat peralihan ke pembelajaran daring memerlukan adaptasi cepat dari siswa, guru, dan orang tua. Dukungan teknologi dan ketersediaan sumber daya menjadi kunci untuk memastikan kelancaran proses ini.

B. Mengefektifkan dan memaksimalkan proses pendidikan di tengah pandemi covid-19 dapat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi secara optimal, melibatkan partisipasi aktif orang tua, serta menyelaraskan pembelajaran dengan nilai-nilai Pancasila untuk mengembangkan karakter siswa.

C. Contoh kasus pengembangan karakter Pancasilais bisa terlihat dalam inisiatif gotong royong untuk membantu sesama selama pandemi, kepedulian terhadap kondisi guru dan siswa yang memerlukan dukungan, atau tindakan tanggung jawab terkait kesehatan dan keselamatan di lingkungan sekolah.

D. Hakikat Pancasila sebagai paradigma berpikir, bersikap, dan berperilaku masyarakat mencakup implementasi nilai-nilai seperti persatuan, keadilan, demokrasi, dan kemanusiaan. Pengaktualisasian nilai-nilai ini mendorong masyarakat untuk berperan aktif dalam pembangunan nasional, menciptakan lingkungan yang adil, dan menjunjung tinggi martabat manusia.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by Muhammad Dhowi Akbar 2315031099 -
Nama: Muhammad Dhowi Akbar
NPM: 2315031099

A. Proses Pendidikan di Tengah Pandemi COVID-19: Pandemi COVID-19 telah mengubah lanskap pendidikan secara signifikan. Pendidikan dari rumah (home schooling) dan pembelajaran online menjadi norma baru. Teks mencerminkan pengakuan sulitnya bagi orangtua, termasuk penulis, dalam menjelaskan mata pelajaran dan mendampingi anak-anak belajar. Praise diberikan kepada para guru dan dosen atas kerja keras mereka. Kendala ekonomi, keterbatasan perangkat, dan masalah akses internet juga menjadi sorotan, menunjukkan dampak sosial dan ekonomi yang mungkin terjadi akibat perubahan ini.

B. Efektivitas Proses Pendidikan di Tengah Pandemi: Dalam mengatasi tantangan pembelajaran online, teks tidak memberikan solusi konkret, tetapi menciptakan kesadaran akan kesenjangan sosial ekonomi yang dapat muncul akibatnya. Pentingnya peran pemerintah dan realokasi dana untuk memastikan pendidikan tetap dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat ditekankan. Ada kesadaran bahwa pendidikan online dapat memperbesar kesenjangan ekonomi dan perlunya tindakan konkret untuk meminimalkan dampak ini.

C. Contoh Kasus Pengembangan Karakter Pancasilais: Teks tidak memberikan contoh kasus konkret terkait dengan pengembangan karakter Pancasilais. Meskipun demikian, ada kesadaran akan potensi kenaikan angka putus sekolah dan kesenjangan pendidikan yang dapat mempengaruhi karakter dan kualitas sumber daya manusia di masa depan.

D. Hakikat Pancasila dalam Pengaktualisasian Nilai-Nilai: Teks tidak secara eksplisit membahas hakikat Pancasila, tetapi melibatkan nilai-nilai Pancasila sebagai landasan untuk mengatasi tantangan pendidikan dan menghadapi pandemi. Pengembangan Pancasila sebagai dasar ilmu pengetahuan dan solusi komprehensif untuk permasalahan kebangsaan ditekankan.


In reply to First post

Re: Forum Analisis Soal

by Cinda Kamilah -
Nama : Cinda Kamilah Harahap
NPM : 2315031075
Kelas : PSTE B

A. Bagaimanakah menurut pendapatmu mengenai proses pendidikan di tengah pandemi covid-19, Jelaskan !
  • Proses pendidikan di tengah pandemi Covid-19 menjadi tantangan besar. Belajar dari rumah memerlukan disiplin mandiri dan akses perangkat online. Sistem pembelajaran online berpotensi memperlebar kesenjangan sosial ekonomi karena tidak semua orangtua mampu menyediakan perangkat dan koneksi internet. Pemutusan hubungan kerja juga mempengaruhi pendapatan guru swasta dan honorer. Indikasi peningkatan angka putus sekolah muncul, terutama di daerah zona merah wabah. Sebagai solusi, realokasi dana dan perhatian pada nasib pendidik diperlukan. Pandemi mengungkapkan persoalan mendalam dalam sistem pendidikan yang memerlukan reformasi mendesak untuk menjaga kualitas dan keberlangsungan pendidikan nasional. Meskipun sulit, perjuangan dan pengawalan terhadap proses reformasi pendidikan tetap krusial untuk memastikan pendidikan tetap menjadi kunci kejayaan NKRI.

B.   Bagaimanakah mengefektifkan dan memaksimalkan proses pendidikan di tengah pandemi covid-19 supaya tetap berkorelasi dengan implementasi nilai Pancasila?

  • Mengefektifkan dan memaksimalkan proses pendidikan di tengah pandemi Covid-19 agar tetap berkorelasi dengan implementasi nilai Pancasila memerlukan beberapa langkah strategis. Berikut adalah beberapa saran:

    1. Penguatan Pendidikan Karakter:

      • Fokus pada pengembangan karakter siswa dengan mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam kurikulum.
      • Aktivitas pembelajaran dapat dirancang untuk mempromosikan sikap gotong royong, toleransi, dan kebhinekaan.
    2. Pendidikan Kewarganegaraan:

      • Sertakan mata pelajaran kewarganegaraan yang menekankan nilai-nilai Pancasila, sejarah, dan konstitusi Indonesia.
      • Gunakan teknologi untuk menyajikan materi tersebut dalam format yang menarik dan mudah dipahami.
    3. Pelibatan Orang Tua:

    • Libatkan orang tua dalam mendukung pembelajaran anak di rumah dengan memberikan panduan tentang implementasi nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
    • Adakan pertemuan online antara guru, siswa, dan orang tua untuk membahas perkembangan belajar dan nilai-nilai yang ditanamkan.


    C.   Berikan contoh kasus yang terkait dengan pengembangan karakter Pancasilais, seperti jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, dan cinta damai di lingkungan anda dan bagaimanakah menurut pendapatmu mengenai contoh kasus tersebut !

  • Contoh kasus pengembangan karakter Pancasilais dalam lingkungan dapat mencakup situasi-situasi berikut:

    Contoh Kasus: Gotong Royong dalam Membersihkan Lingkungan

    Di lingkungan saya, terdapat inisiatif gotong royong yang dilakukan oleh warga setempat untuk membersihkan dan merapikan area sekitar. Warga dari berbagai usia, termasuk anak-anak, remaja, dan dewasa, turut serta dalam kegiatan ini. Mereka membersihkan sampah-sampah yang berserakan, membersihkan saluran air, dan merapikan taman lingkungan.

    Pendapat: Kasus ini mencerminkan implementasi nilai gotong royong, salah satu nilai Pancasila. Gotong royong menjadi landasan kerja sama antarwarga untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan nyaman. Partisipasi dari berbagai kelompok usia juga menunjukkan transfer nilai-nilai kegotongroyongan kepada generasi muda. Dengan melibatkan anak-anak dalam kegiatan ini, mereka belajar tentang tanggung jawab terhadap lingkungan dan pentingnya bekerja sama untuk mencapai kebaikan bersama.

    Contoh Kasus: Jujur dalam Pendidikan Anak

    Seorang guru di sekolah setempat menemukan bahwa salah seorang siswanya melakukan pelanggaran akademis dengan mencontek saat ujian. Guru tersebut memutuskan untuk memberikan sanksi yang sesuai dan melibatkan orang tua siswa untuk membahas permasalahan tersebut. Orang tua merespon dengan memberikan pengawasan ekstra selama belajar di rumah dan berkomitmen untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya jujur dalam pendidikan.

    Pendapat: Kasus ini mencerminkan implementasi nilai jujur, yang merupakan nilai dasar dalam Pancasila. Guru dan orang tua berperan aktif dalam mendidik anak-anak tentang pentingnya integritas dan jujur. Tindakan memberikan sanksi yang konstruktif dan mendiskusikannya bersama orang tua adalah langkah yang mendukung pembentukan karakter jujur pada anak. Dengan melibatkan orang tua, pendidikan karakter tidak hanya terjadi di sekolah tetapi juga meluas ke lingkungan keluarga.

    Contoh Kasus: Peduli terhadap Masyarakat Miskin

    Sebuah komunitas di daerah tersebut mengadakan program donasi pangan dan pakaian bagi masyarakat miskin di sekitar mereka. Warga komunitas secara sukarela menyumbangkan barang-barang yang mereka miliki, dan mereka juga menyelenggarakan acara untuk membagikan donasi kepada keluarga-keluarga yang membutuhkan.

    Pendapat: Kasus ini mencerminkan implementasi nilai peduli dan tanggung jawab sosial, yang sejalan dengan semangat gotong royong Pancasila. Warga komunitas menunjukkan kepedulian terhadap sesama dan tanggung jawab untuk membantu mereka yang membutuhkan. Program ini menciptakan ikatan solidaritas di antara warga, menguatkan hubungan sosial, dan mengajarkan nilai-nilai empati dan kepedulian kepada generasi muda.

D.   Jelaskan yang dimaksud dengan hakikat Pancasila dalam pengaktualisasian nilai-nilai yang terkandung di dalamnya sebagai paradigma berpikir, bersikap dan berperilaku masyarakat?

  • Hakikat Pancasila sebagai dasar negara Indonesia merangkum nilai-nilai yang mendasari paradigma berpikir, bersikap, dan berperilaku masyarakat. Pertama, dalam prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa, masyarakat diharapkan menjalani kehidupan dengan kesadaran akan keberadaan Tuhan sebagai sumber moral dan etika. Kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab mengajarkan masyarakat untuk mengedepankan nilai-nilai keadilan, persamaan hak, toleransi, dan menghormati martabat manusia tanpa memandang perbedaan. Ketiga, Persatuan Indonesia mendorong terciptanya kesatuan berbasis Bhinneka Tunggal Ika, di mana keberagaman dihargai dan menjadi kekuatan bersama. Keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan menekankan partisipasi aktif masyarakat dalam musyawarah dan pembentukan kebijakan. Kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia mengarahkan pada pemerataan dan keadilan dalam aspek sosial, ekonomi, dan budaya, menciptakan lingkungan sosial yang adil dan setara. Dengan menginternalisasi hakikat Pancasila, masyarakat diharapkan dapat mengimplementasikan nilai-nilai tersebut dalam setiap aspek kehidupan, menciptakan masyarakat yang berkeadilan, bersatu, dan sejahtera.