Forum Analisis Jurnal 1

Forum Analisis Jurnal 1

Number of replies: 35

Lampirkan analisis anda mengenai jurnal diatas, dengan menyertakan identitas diri seperti nama dan NPM.

In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Qurota A'yunin 2213053183 -
Nama : Qurota A'yunin
NPM: 2213053183
Dalam artikel ini dipaparkan bahwa Sistem Pendidikan Nasional Indonesia mempunyai implikasi yang signifikan terhadap pembangunan negara, yang diakibatkan oleh berbagai faktor seperti perbedaan ideologi, budaya, dan identitas politik. Identitas politik bersifat sensitif jika dibandingkan dengan faktor lokal seperti pemerintahan daerah yang kuat dan ideologi Islam yang kuat. Sistem pendidikan Islam mempunyai dua aspek yang berbeda: tidak dimonopoli oleh kelompok Islam liberal dan fundamentalis, serta dipengaruhi oleh kelompok Islam radikal dan fundamentalis. Sistem pendidikan Islam lebih bersifat humanis dan humanistik, berlandaskan Al-Qur’an dan Hadits, serta berlandaskan nilai-nilai Islam. Sistem masih bersifat parsial, tidak utuh, dan tidak sistematis. Sistem ini memiliki tiga prototipe: mereka yang memiliki kemampuan intelektual tetapi kurang memiliki kemampuan untuk mempelajari, memahami, dan menerapkan pengetahuan Islam. Sistem tersebut ditandai dengan tidak adanya kesatuan antara pola pikir, kepedulian, dan rasa tanggung jawab.
Naquib Al-Attas adalah kata pendidikan yang mengambil pada istilah ta'dzib, yang mempunyai pengertian ta'dib adalah menjadikan manusia yang terus berusaha mengembangkan kebaikan bagi dirinya, masyarakatnya secara adil dan dermawan terhadap aturan Tuhan. Pendidikan sebagai agen perubahan adalah mengubah orang yang kurang beradab menjadi orang yang beradab atau mengubah orang yang perilakunya tidak baik menjadi baik.

Maka peran pendidikan sebagai agen bagi reproduksi budaya, yang berperan besar dalam memproduksi ulang dan terus menerus mendampingi kelas-kelas sosial yang ada di masyarakat. Padahal pemerintah sudah memberikan kebijakan sistem desentralisasi yang dilanjutkan pada sistem demokrasi kepada setiap daerah dan sekolah untuk mengolah dan mengembangkan sendiri potensi yang dimiliki daerah dan sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.

Tantangan materi pelajaran di sekolah terlebih lagi tantangan ketika peserta didik sudah tidak berada di lingkungan sekolah. Pendapat dan penghayatan sikap-sikap budi pekerti di sekolah sejauh, terlebih lagi tantangan ketika peserta didik sudah tidak berada di sekolah. Pendidikan Islam (PAI) dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) telah mencakup norma-norma kehidupan manusia yang berbudi pekerti, menghayati agama dan Negara yang melindunginya, dan memuat materi toleransi dalam bentuk menghargai perbedaan di tengah-tengah lingkungan masyarakatnya.
Kerangka SKL (Standar Kompetensi) pembelajaran di sekolah telah direvisi sehingga mencakup pengembangan keterampilan intelektual, intelektual, dan materi. Kurikulum SK terdiri dari empat komponen yaitu: pembinaan dan pemajuan pembelajaran akademik, pembinaan dan pemajuan kedisiplinan, kedisiplinan, kedisiplinan, pedagogi, dan ilmu pedagogi, serta pembinaan, pengajaran, dan pembelajaran dalam bentuk konkrit dan abstrak. Kurikulum juga menekankan pentingnya sistem pembelajaran dinamis yang tidak menciptakan individu robotik. Kurikulum juga menekankan peran guru sebagai motivator siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran.

Evaluasi merupakan komponen penting dalam pendidikan, karena membantu menentukan efektivitas proses pembelajaran berdasarkan kriteria tertentu. Meliputi evaluasi proses pembelajaran ditinjau dari aspek kognitif, rasional, dan psikomotorik. Mengevaluasi aspek kognitif melibatkan kemampuan siswa dalam memahami, memahami, dan menganalisis materi di kelas. Evaluasi aspek psikomotorik menyangkut kemampuan memahami, berpartisipasi, dan memahami materi di kelas.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Khairina Fina Samira 2213053145 -
Nama: Khairina Fina Samira
Npm: 223053145

Jurnal ini membahas isu-isu terkait politik identitas di Indonesia antara lain adalah munculnya kepentingan lokal seperti tentang keadilan dan pembangunan daerah yang tidak merata serta adanya perbedaan agama dan ideologi yang dirasa tidak menjamin antar golongan dapat hidup tenang berdampingan.(Mundiri & Zahra, 2017 ) Sejalan dengan arus globalisasi, potret pendidikan Islam dewasa ini melahirkan dua sudut pandang yang berbeda (Fauzi, 2018), yaitu;
a) pendidikan Islam tidak lagi dimonopoli oleh kelompok liberalis dan fundamentalis, melainkan telah keturunan oleh sekelompok Islam lain,
b) pendidikan Islam dipersepsikan menjadi embrio lahirnya kelompok Islam radikal dan Islam fundamentalis (Fauzi, 2018), sebagaimana hasil penelitian Farida menjelaskan bahwa lahirnya radikalisme dan fundamentalisme dilatarbelakangi oleh pemikiran dan peran sosial kiai, pandangan tersebut secara signifikan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap lulusan pendidikan Islam, (Ummah Farida, 2016).

Berangkat dari konteks tersebut, diperlukanlah paradigma pendidikan Islam yang lebih membumi dan humanistik, dengan melakukan kajian ulang terhadap sistem nilai sosial pesantren berdasarkan nilai al-Qur'an dan al-Hadits, sesuai dengan konteks ke-Indonesiaan. Fenomena saling serang dan merasa kelompok yang dianutnya paling benar adalah indikasi dari kegagalan pendidikan melahirkan manusia bermoral dan berbudi pekerti. Kedua, mereka yang memiliki kemampuan intelektual dan mampu menghayati terhadap nilai-nilai ajaran agama akan tetapi tidak mampu menguasai teknologi dan dinamika politik yang ada di dalamnya.

Maka peran pendidikan sebagai agen perubahan adalah mengubah orang yang kurang beradab menjadikan orang yang beradab atau mengubah orang yang perilakunya tidak baik menjadi baik. Artinya pendidikan berperan besar dalam memproduksi ulang dan terus menerus mendampingi kelas-kelas sosial yang ada di masyarakat.

Padahal pemerintah telah memberikan kebijakan sistem desentralisasi yang dilanjutkan pada sistem demokrasi kepada setiap daerah dan sekolah untuk mengolah dan mengembangkan sendiri yang dimiliki daerah dan sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Oleh karena itu, perlu digarisbawahi adalah output pendidikan yang melahirkan manusia cakap dalam potensi kepribadian dan sosial

Karena masalah bangsa yang masih menjadi sorotan utama adalah keluaran pendidikan yang masih kabur dalam membangun hubungan sosial

Tangan Materi Pelajaran di Sekolah Penanaman dan penghayatan sikap-sikap budi pekerti di sekolah sejauh ini masih bersifat formatif belum menjadikan nilai-nilai yang diharapkan dalam indikator pencapaian belajar terwujud secara permanen dalam diri peserta didik di sekolah, terlebih lagi tantangan ketika peserta didik sudah tidak berada di lingkungan sekolah

Ketika kasus potensi kepribadian dan sosial yang dipertayakan, maka materi pelajaran di sekolah yang dianggap paling bertanggung jawab atas kegelisahan ini adalah mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Kandungan moral dari kedua mata pelajaran di atas telah mencakup norma-norma kehidupan manusia yang berbudi pekerti, menghayati dan memahami agama dan Negara yang melindunginya serta memuat materi toleransi dalam bentuk yang mampu menghargai perbedaan di tengah-tengah masyarakat lingkungannya.

Membahas peran pendidikan, terutama dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), dalam membentuk moral, karakter, dan kepribadian peserta didik di Indonesia. Artikel ini juga menyoroti tantangan dan rekonstruksi evaluasi pendidikan moral di sekolah.

Analisis jurnal ini berfokus pada isu-isu berikut:
1. Konflik dan perseteruan di masyarakat
Jurnal menyoroti bagaimana perbedaan agama, suku, budaya, serta paham ideologi telah menyebabkan konflik di Indonesia. Ini menunjukkan pentingnya pendidikan dalam mengatasi konflik sosial dan menciptakan pemahaman yang lebih baik antara kelompok-kelompok tersebut.
2. Peran pendidikan Islam
Artikel membahas dampak pendidikan Islam terhadap munculnya kelompok Islam liberal, fundamentalis, dan radikal. Ini menekankan perlunya pendidikan yang lebih membumi dan humanistik, sesuai dengan nilai-nilai al-Qur'an dan al-Hadits, untuk menghindari radikalisme.
3. Tiga kelompok prototype output pendidika
Artikel menyajikan tiga kelompok besar output pendidikan dewasa ini, dengan ketidakseimbangan antara pemahaman, penghayatan, dan tingkah laku. Ini menunjukkan bahwa pendidikan perlu fokus pada pengembangan yang lebih seimbang.
4. Tujuan pendidikan nasional
Jurnal merujuk pada pendapat Naquib Al-Attas tentang tujuan pendidikan untuk menciptakan manusia yang bermoral dan beradab. Ini menekankan pentingnya pendidikan dalam menciptakan individu yang bertanggung jawab dan peduli terhadap masyarakat dan agama.
5. Peran guru dan pendidik
Artikel menyoroti pentingnya peran guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran yang berfokus pada pendekatan saintifik dan active learning. Guru juga diharapkan memberikan teladan moral kepada peserta didik.
6. Evaluasi pendidikan moral
Jurnal membahas peran evaluasi dalam menilai kemajuan peserta didik dalam aspek afektif dan psikomotorik, serta bagaimana pendidikan moral harus lebih dari sekadar hafalan. Evaluasi harus melibatkan tindakan moral sehari-hari peserta didik.
7. Rekonstruksi evaluasi pendidikan moral
Artikel mencoba merumuskan pendekatan rekonstruksi evaluasi pendidikan moral yang lebih mencakup penilaian aspek afektif dan psikomotorik, dengan fokus pada tindakan moral peserta didik di dalam dan di luar sekolah.
8. Output pendidikan yang diharapkan
Jurnal merumuskan karakteristik peserta didik ideal yang memiliki moral, karakter, dan kepribadian yang kuat, dengan kemampuan untuk hidup bersama dalam keberagaman, berkontribusi pada masyarakat, dan menjunjung keutuhan negara.

Ini adalah beberapa poin utama yang dapat diambil dari jurnal yang Anda berikan. Jurnal tersebut menekankan pentingnya pendidikan dalam membentuk individu yang bermoral, beradab, dan siap untuk berkontribusi positif pada masyarakat dan negara.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Nadia tri utami 2213053300 -

Nama : Nadia Tri Utami

NPM : 2213053300

Judul Jurnal : REKONSTRUKSI EVALUASI PENDIDIKAN MORAL

MENUJU HARMONI SOSIAL

Penulis: Ulil Hidayah

Jurnal ini membahas tentang rekonstruksi evaluasi pendidikan moral menuju harmoni sosial. Artikel ini menyoroti masalah ketidakharmonisan sosial dalam pendidikan dan perlunya mengevaluasi ulang hasil pendidikan moral. Artikel ini berfokus pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Kewarganegaraan dan menyarankan bahwa evaluasi harus melampaui penilaian kognitif dan mencakup penilaian afektif dan psikomotorik. Tujuannya adalah menciptakan masyarakat yang harmonis. 

Jurnal ini juga membahas tantangan dalam mengajarkan nilai-nilai moral di sekolah dan peran mata pelajaran seperti Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Kewarganegaraan dalam membentuk perilaku dan pemikiran siswa.

Jurnal ini membahas rekonstruksi evaluasi pendidikan moral menuju harmoni sosial. Artikel ini menekankan pentingnya pandangan holistik terhadap pendidikan Islam, yang didasarkan pada nilai-nilai ilahi dan manusiawi. Artikel ini juga menyoroti perubahan dalam kurikulum untuk pendidikan Islam dan pendidikan kewarganegaraan, dan peran guru dalam memfasilitasi pembelajaran. Proses evaluasi dianggap penting dalam menilai keberhasilan pendidikan moral, dan artikel ini menyarankan untuk mengevaluasi ulang metode evaluasi saat ini untuk lebih baik mengukur pencapaian nilai-nilai moral dan etika.

Jurnal ini membahas rekonstruksi evaluasi pendidikan moral menuju harmoni sosial. Jurnal ini menekankan pentingnya mengevaluasi perilaku moral yang berakar pada kepribadian siswa. Penulis berpendapat bahwa kurikulum saat ini di Indonesia belum efektif dalam mencapai tujuan pendidikan, dan menyarankan bahwa rekonstruksi metode evaluasi diperlukan. Jurnal ini mengusulkan beberapa strategi untuk mengevaluasi pendidikan moral, termasuk mengintegrasikan pendidikan moral dengan situasi kehidupan nyata, menggabungkan pembelajaran multikultural.

Selain itu, jurnal ini juga membahas tantangan dalam mengajarkan nilai-nilai moral di sekolah. Salah satu tantangan utama adalah kurangnya pemahaman dan kesadaran siswa tentang pentingnya nilai-nilai moral dalam kehidupan sehari-hari. Penulis ini menyarankan bahwa pendidikan moral harus melibatkan semua stakeholder, termasuk guru, orang tua, dan masyarakat, untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pembentukan karakter yang baik.

Dalam konteks pendidikan Islam, jurnal ini menyoroti peran penting pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam. Pesantren dianggap sebagai identitas tersendiri bagi pendidikan Islam di Indonesia. Namun, penulis ini juga mengkritik pendekatan pendidikan Islam yang terlalu fundamentalis atau radikal, dan menekankan perlunya pendekatan yang lebih membumi dan humanistik.

Dalam hal evaluasi pendidikan moral, penulis ini menyarankan agar evaluasi tidak hanya berfokus pada penilaian kognitif, tetapi juga mencakup penilaian afektif dan psikomotorik. Evaluasi harus mencakup aspek perilaku dan pemikiran siswa, serta mengintegrasikan pendidikan moral dengan situasi kehidupan nyata dan pembelajaran multikultural. Jurnal ini juga menekankan pentingnya guru dalam memfasilitasi pembelajaran moral dan menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan karakter siswa.

Dalam kesimpulannya, jurnal ini mengusulkan rekonstruksi evaluasi pendidikan moral menuju harmoni sosial. Jurnal ini menyoroti tantangan dalam mengajarkan nilai-nilai moral di sekolah dan peran penting pendidikan Islam dalam membentuk perilaku dan pemikiran siswa. Evaluasi pendidikan moral harus mencakup aspek afektif dan psikomotorik, serta mengintegrasikan pendidikan moral dengan situasi kehidupan nyata dan pembelajaran multikultural. Guru memiliki peran penting dalam memfasilitasi pembelajaran moral dan menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan karakter siswa.

In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Tantri Ayu Ratna Sari 2213053269 -
Nama : Tantri Ayu Ratna Sari
NPM: 2213053269

Analisis mengenai artikel jurnal "Rekonstruksi Evaluasi Pendidikan Moral Menuju Harmoni Sosial"
artikel jurnal ini menyoroti pentingnya evaluasi dalam pendidikan moral untuk mencapai harmoni sosial. Artikel ini menunjukkan bahwa meskipun telah dilakukan berbagai upaya oleh pemerintah untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan, namun masih terdapat masalah kompleks dalam output pendidikan saat ini, terutama dalam hal disharmoni sosial.

Artikel ini juga menekankan bahwa evaluasi pendidikan moral harus lebih dari sekadar penilaian kognitif melalui ulangan. Evaluasi juga harus mencakup aspek afektif dan psikomotorik, yang belum terlalu mendalam dalam bentuk penilaian aksi moral yang dilakukan oleh peserta didik, baik di dalam maupun di luar sekolah.

Dalam konteks ini, artikel ini mengusulkan rekonstruksi evaluasi pendidikan moral dengan menekankan penilaian perilaku moral yang berbudi luhur dan tumbuh dalam kepribadian peserta didik sebagai hasil belajar. Evaluasi ini harus mencakup aspek afektif dan psikomotorik yang dapat membantu membentuk karakter dan kepribadian siswa.

Artikel ini juga menyoroti pentingnya kurikulum laten dalam membentuk karakter siswa. Kurikulum laten memberikan kebebasan bagi sekolah untuk mengkonstruksi kurikulum guna mengatasi kekurangan yang ada dalam kurikulum manifes. Kurikulum laten juga dapat mengkomunikasikan sikap sekolah terhadap berbagai persoalan, termasuk bagaimana sekolah memandang siswa sebagai manusia dengan latar belakang yang beragam.

Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan moral yang ideal, artikel ini menekankan perlunya sistem evaluasi yang mencakup aspek afektif dan psikomotorik. Evaluasi ini harus melibatkan penilaian aksi moral yang dilakukan oleh peserta didik, baik di dalam maupun di luar sekolah. Dengan demikian, evaluasi pendidikan moral
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Vraditha Aulia Putri 2213053090 -
Nama : Vraditha Aulia Putri
NPM : 2213053090

Nama jurnal : Pedagogik
Nomor : 1
Volume : 5
Tahun : 2018
Judul jurnal : REKONSTRUKSI EVALUASI PENDIDIKAN MORAL
MENUJU HARMONI SOSIAL
Penulis : Ulil Hidayah

Artikel membahas berbagai upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam mencapai tujuan pendidikan di Indonesia. Pemerintah telah mengalami perubahan kebijakan, mulai dari sentralisasi hingga desentralisasi dan demokratisasi, serta mengadopsi perubahan kurikulum dengan tujuan meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan.

Artikel ini berupaya mengulas evaluasi pendidikan akhlak pada mata pelajaran Pendidikan Islam dan Pendidikan Kewarganegaraan. Kedua mata pelajaran ini dianggap paling bertanggung jawab terhadap etika berpikir dan berperilaku manusia terpelajar. Menurut kurikulum yang diterapkan saat ini, rencana dan proses pembelajaran telah berjalan dengan baik, namun perlu dikonstruksi kembali dalam evaluasi hasil belajar siswa.

Artikel ini membahas bahwa aspek yang paling signifikan dalam penelitian ini adalah Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Pendidikan Agama Islam (PKn), yaitu proses pendidikan yang bertujuan untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan, pemahaman, dan pengajaran pendidikan Islam. Pendidikan moral ada pada materi ajar PAI misalnya berisi materi pokok meneladani sifat Rosulullah, hidup hemat dan sederhana, menghindari judi dan pertengkaran. Sedangkan materi pada PKn
diantaranya adalah pendidikan politik atau mengenai ketatanegaraan yang berlandaskan Pancasila guna merajut manusia dalam masyarakat yang bersatu dalam kebhinnekaan

Nilai-nilai moral sangat penting dalam membentuk jati diri suatu bangsa dan mempengaruhi generasi mendatang. Pendidikan harus terus ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan generasi yang bermoral. Sekolah-sekolah di Indonesia harus fokus pada pendidikan moral, menumbuhkan toleransi, meningkatkan kedisiplinan, dan pemahaman terhadap isu-isu lingkungan. Mereka juga harus mengatasi perbedaan gaya hidup, memberikan pendidikan tentang berbagai fenomena lingkungan, dan meningkatkan rasa identitas dan kedaulatan nasional.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Luluk Utami 2213053257 -
Nama : Luluk Utami
NPM : 2213053257

Identitas Jurnal
Nama Jurnal : Jurnal Pedagogik
Volume : 05
Nomor : 01
Halaman : 69-81
Tahun Terbit : 2018
Judul Jurnal : REKONSTRUKSI EVALUASI PENDIDIKAN MORAL
MENUJU HARMONI SOSIAL
Nama Penulis : Ulil Hidayah

Analisis Jurnal
1. Judul
Jurnal ini berjudul REKONSTRUKSI EVALUASI PENDIDIKAN MORAL
MENUJU HARMONI SOSIAL
Judul tersebut sudah sesuai dengan isi jurnal.

2. Penulis
Jurnal ini di tulis oleh satu orang penulis yaitu Ulil Hidayah
Penulisan nama sudah benar karena ditulis tanpa gelar.

3. Korespondensi
Dalam jurnal ini nama dari penulis dilengkapi dengan lembaga pendidikan nya yaitu STAI Muhammadiyah Probolinggo, Probolinggo
Beserta emailnya yaitu
Email: Permata_ulya@yahoo.co.id

4. Abstrak
Dalam jurnal ini, abstrak ditulis menggunakan satu bahasa yaitu bahasa Inggris.

5. Kata Kunci
Dalam jurnal ini menggunakan 1 bahasa yaitu Bahasa Inggris kata kuncinya yaitu Reconstruction, Evaluation, Moral Education, Social Harmony

6. Pendahuluan
Membahas mengenai munculnya kepentingan local seperti tentang keadilan dan pembangunan daerah yang tidak merata serta adanya perbedaan agama dan ideology yang dirasa tidak menjamin antar golongan dapat hidup tenang berdampingan.(Mundiri & Zahra, 2017)

7. Metode Induktif

8. Pembahasan membahas mengenai Untuk mewujudkan harmoni sosial yang diharapkan PAI dan PKn sangat menentukan bagaimana isi materi bisa diajarkan dengan baik melalui tahap perencanaan pembelajaran hingga tahap evaluasi pada peserta didik di sekolah. Fokus pada tahapan evaluasi pembelajaran ini khususnya pada mata pelajaran PAI dan PKn perlu direkonstruksi guna memberi implikasi jangka panjang dan permanen pada peserta didik melalui: a) Rekonstruksi pertama harus dimulai dari kemampuan pendidik dalam membawa materi ajar pendidikan moral kepada peserta didik harus kompeten di bidangnya dan bisa
mengintegrasikan dengan kasus-kasus yang banyak terjadi di lingkungan
kehidupan, b) Sesekali peserta didik di hadapkan dengan permasalahan yang
marak terjadi untuk menemukan penyebab dan solusinya. Isu-isu yang diberikan harus sesuai dengan daya kemampuan peserta didik. Kemudian pendidik sebagai fasilitator mengoreksi hasil kerja peserta didik dan
memberikan ulasan dengan membawa sudut pandang kebersatuan kebhinnekaan, c) Pendidik tidak terpaku pada instrument penilaian formalitas tapi lebih luas cakupannya, d) Pendidik menyisipkan pembelajaran multicultural melalui kurikulum laten secara sporadic, e) Evaluasi tulis berupa ulangan harian bukan penilaian utama atas keberhasilan belajar peserta didik. Penilaian lebih ditekankan pada ranah afektif yang berimplikasi pada penilaian psikomotorik peserta didik.

9. Kesimpulan
Pada jurnal ini kesimpulan ditulis dengan uraian yang jelas yaitu Tantangan moral yang menjadi permasalahan identitas bangsa menjadi tanggungjawab semua elemen masyarakat, khususnya pendidikan yang memiliki peran signifikan dalam membentuk dan melahirkan generasi bangsa yang unggul secara intelektual dan moralitas. Sehingga evaluasi pendidikan
perlu kiranya melakukan perbaikan secara terus menerus dan serius dalam memenuhi kebutuhan kegelisahan moral generasi bangsa. Dan melalui pendidikan moral di sekolah khususnya yang tercakup dalam materi pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ditambah lagi dengan pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang secara jelas bertanggungjawab atas penanaman nilai-nilai moral bagi warga Indonesia.

10.Daftar Pustaka/ Daftar bacaan
Pada bagian daftar Pustaka sudah di cantumkan dengan jelas referensi bacaanya.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Annisatul Alfaidah -
Nama: Annisatul Alfaidah
NPM: 2213053078

Analisis jurnal 1
Identitas Jurnal
Nama Jurnal : Jurnal Pedagogik
Volume : 05
Nomor : 01
Halaman : 69-81
Tahun Terbit : 2018
Judul Jurnal : REKONSTRUKSI EVALUASI PENDIDIKAN MORAL
MENUJU HARMONI SOSIAL
Nama Penulis : Ulil Hidayah

Artikel jurnal ini membahas pentingnya evaluasi dalam pendidikan moral untuk mempercayai keselarasan sosial. Artikel ini membahas tentang perlunya sistem evaluasi komprehensif yang melampaui penilaian kognitif dan mencakup aspek afektif dan psikomotorik.
Artikel ini menekankan peran kurikulum dalam membantu karakter dan kepribadian peserta didik. hal ini menunjukkan bahwa sekolah harus memiliki kebebasan untuk menyusun kurikulum yang mengatasi kekurangan kurikulum yang nyata dan mengomunikasikan sikap sekolah terhadap berbagai isu.

artikel ini berpendapat bahwa keluaran pendidikan di Indonesia saat ini dianggap gagal dalam mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Hal ini menunjukkan bahwa evaluasi pendidikan moral sepatunya fokus pada penilaian perilaku berbudi luhur yang sudah mendarah daging dalam kepribadian peserta didik.
artikel ini menekankan pada peran pendidikan moral dalam mengatasi tantangan moral yang dihadapi bangsa. hal ini menunjukkan bahwa melalui pendidikan moral, peserta didik dapat mengembangkan nilai-nilai seperti toleransi, kejujuran, disiplin, tanggung jawab, dan menghargai keberagaman.
Secara keseluruhan artikel ini mengutamakan perlunya perbaikan terus-menerus dan serius dalam evaluasi pendidikan moral untuk memenuhi kebutuhan moral generasi muda. Hal ini menekankan pentingnya pendidikan moral untuk membentuk tidak hanya kemampuan intelektual tetapi juga penilaian nilai-nilai moral dan karakter.
kesimpulannya artikel ini memberikan wawasan tentang pentingnya evaluasi dalam pendidikan moral dan menyarankan konstruksi metode evaluasi untuk mencapai keharmonisan sosial. hal ini menekankan pada peran kurikulum penilaian aspek afektif dan psikomotorik serta pengembangan perilaku berbudi luhur pada diri peserta didik.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Desviana Safitri 2213053064 -
Nama : Desviana Safitri
NPM : 2213053064

Nama jurnal : Pedagogik
Nomor : 1
Volume : 5
Tahun : 2018
Judul jurnal : REKONSTRUKSI EVALUASI PENDIDIKAN MORAL
MENUJU HARMONI SOSIAL
Penulis : Ulil Hidayah

Jurnal ini menerangkan bahwa sistem pendidikan nasional di Indonesia tidak sanggup menghasilkan orang-orang yang memiliki nilai-nilai moral dan karakter yang kuat. Sistem pendidikan digambarkan sebagai evaluasi yang tidak lengkap, tidak lengkap, dan tidak sistematis. Halnya ini menghasilkan tiga contoh awal pendidikan: individu dengan kemampuan intelektual tetapi kurang memahami nilai-nilai agama, individu yang memahami dan mempraktikkan nilai-nilai agama tetapi kurang pengetahuan teknologi dan politik, dan individu yang memahami dan mempraktikkan nilai-nilai agama tetapi tidak memiliki kemampuan untuk menghayatinya nilai-nilai moral. Ketidakseimbangan antara pola berpikir, pemahaman, dan perilaku yang diperoleh selama proses belajar menuntun pada hasil pendidikan yang keliru.

Jurnal ini juga menekankan pentingnya mengevaluasi perilaku moral dan perkembangan karakter dalam pendidikan. Ini menunjukkan bahwa sistem evaluasi saat ini, yang terutama berfokus pada aspek kognitif melalui ujian, adalah tidak cukup. Ada kebutuhan untuk menyertakan evaluasi aspek kasih dan psikologis, khususnya dalam menilai tindakan moral yang dilakukan oleh para siswa baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah.

Secara keseluruhan, jurnal ini menyoroti perlunya rekonstruksi sistem pendidikan nasional di Indonesia, khususnya dalam hal mengevaluasi dan menggalakkan pendidikan moral, guna mencapai keharmonisan sosial.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Intan purnama sari 2213053072 -
Nama : Intan Purnama sari
NPM : 2213053072

Judul Jurnal : REKONSTRUKSI EVALUASI PENDIDIKAN MORAL
MENUJU HARMONI SOSIAL
Penulis: Ulil Hidayah

Jurnal ini membahas isu-isu terkait politik identitas di Indonesia antara lain adalah munculnya kepentingan local seperti tentang keadilan dan pembangunan daerah yang tidak merata serta adanya perbedaan agama dan ideology yang dirasa tidak menjamin antar golongan dapat hidup tenang berdampingan.(Mundiri & Zahra, 2017) Sejalan dengan arus globalisasi, potret pendidikan Islam dewasa ini melahirkan dua sudut pandang yang berbeda (Fauzi, 2018), yaitu;
a) pendidikan Islam tidak lagi dimonopoli oleh kelompok liberalis dan fundamentalis, melainkan telah diwarnai oleh sekelompok Islam lain,
b) pendidikan Islam dipersepsikan menjadi embrio lahirnya kelompok Islam radikal dan Islam fundamentalis (Fauzi, 2018), sebagaimana hasil penelitian Farida menjelaskan bahwa lahirnya radikalisme dan fundamentalisme dilatarbelakangi oleh pemikiran dan peran sosial kiai, pandangan tersebut secara signifikan memberikan pengaruh terhadap lulusan pendidikan Islam, (Ummah Farida, 2016)
dari konteks tersebut, diperlukanlah paradigma pendidikan Islam yang lebih membumi dan humanistik, dengan melakukan kajian ulang terhadap sistem nilai sosial pesantren berdasarkan nilai al-Qur'an dan al-Hadits, sesuai dengan konteks ke-Indonesiaan

Fenomena saling serang dan merasa kelompok yang dianutnya paling benar adalah indikasi dari kegagalan pendidikan melahirkan manusia bermoral dan berbudi pekerti. Mereka yang memiliki kemampuan intelektual dan mampu menghayati terhadap nilai-nilai ajaran agama akan tetapi tidak mampu menguasai teknologi dan dinamika politik yang ada di dalamnya
Maka peran pendidikan sebagai agen perubahan adalah merubah orang yang kurang beradab menjadikan orang yang beradab atau merubah orang yang perilakunya tidak baik menjadi baik Artinya pendidikan berperan besar dalam memproduksi ulang dan terus menerus mendampingi kelas-kelas sosial yang ada di masyarakat. Padahal pemerintah sudah memberikan kebijakan system desentralisasi yang berlanjut pada system demokrasi kepada setiap daerah dan sekolah untuk mengolah dan mengembangkan sendiri potensi yang dimiliki daerah dan sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Karena itu, perlu digarisbawahi adalah out put pendidikan yang melahirkan manusia cakap dalam potensi kepribadian dan sosial

masalah bangsa yang masih menjadi sorotan utama adalah out put pendidikan yang masih buram dalam membangun relasi sosial.

Tantangan Materi Pelajaran di Sekolah Penanaman dan penghayatan sikap-sikap budi pekerti di sekolah sejauh ini masih bersifat formatif belum menjadikan nilai-nilai yang diharapkan dalam indikator pencapaian belajar terwujud secara permanen dalam diri peserta didik di sekolah, terlebih lagi tantangan ketika peserta didik sudah tidak berada di lingkungan sekolah

Ketika kasus potensi kepribadian dan sosial yang dipertayakan, maka materi pelajaran di sekolah yang dianggap paling bertanggung jawab atas kegelisahan ini adalah mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Kandungan moral dari kedua mata pelajaran di atas telah mencakup norma-norma hidup manusia yang berbudi pekerti, menghayati dan memahami agama dan Negara yang melindunginya serta memuat materi toleransi dalam bentuk mampu menghargai perbedaan di tengah-tengah lingkungan masyarakatnya
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Aldila seprina 2213053207 -
Nama : Aldila Seprina
NPM : 2213053207
hasil analisis Jurnal Pedagogik, Vol. 05 No. 01, Januari-Juni 2018
ISSN : 2354-7960, E-ISSN : 2528-5793
https://ejournal.unuja.ac.id/index.php/pedagogik

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia harmoni berarti
kesetaraan atau seragam.Sedangkan sosial berarti berkaitan dengan
masyarakat atau kepentingan bersama.Harmoni terjadi dalam
kerukunan masyarakat yang ditandai dengan rasa solidaritas/empati.
Harmoni sosial dapat diartikan suatu kondisi yang teratur dengan
ketentraman dalam lingkungan sekitar, harmoni sosial juga merupakan
kondisi yang berpengaruh dalam tercapainya kerukunan masyarakat
untuk kehidupan.
Harmoni sosial sebagai tanggung jawab untuk melindungi
lingkungan sosial sekitar dalam kesatuan dan kerukunan. Dapat
dikatakan harmoni apabila semua interaksi sosial dapat berjalan baik
dan tanpa adanya paksaan yang menjadi penghambat kebebasan.
Harmoni sosial juga merupakan suatu kondisi yang menjelaskan
kesetaraan kehidupan sehari-hari. Dua kata tersebut merupakan kata. yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan, serta selalu
diharapkan oleh masyarakat dalam lingkugan sekitar
1) Harmoni sosial vertikal
Harmoni sosial vertikal merupakan segala upaya usaha
mempersatukan masyarakat majemuk, yang terkait dengan
kemajemukan vertikal. Adapun yang dimaksud dengan
kemajemukan vertikal adalah kondisi yang menggambarkan
susunan sosial masyarakat yang terpolarisasi berdasarkan
kepemilikan kekuasaan, pengetahuan dan kekayaan.
2) Harmoni sosial
Harmoni sosial horizontal merupakan segala upaya untuk
mempersatukan kehidupan masyarkat majemuk yang saling
berkaitan dengan kemajemukan horizontal. Adapun kemajemukan horizontal yang dimaksud adalah kondisi yang
menggambarkan susunansosial masyarakat yang terpolarisasi
berdasarkan keselarasan budaya (suku bangsa, daerah, agama,
dan ras), dan keselarasan tempat tinggal (desa dan kota).
nilai dasar harmoni sosial yang selalu diyakini
masyarakat, yaitu:
1) Nilai rukun, secara ideologi nilai rukun dideskripsikan secara
runtut dengan memberikan timbal balik dan berbagai rintangan
(dikenal dengan sebutan gotong royong) dan proses
mengemukakan pendapat dengan jalan musyawarah.
2) Rasa hormat, nilai ini sangat berkaitan dengan antar individu
atau meliputi segala lingkungan sosial. Pada masyarakat Jawa
biasanya dikenal dengan sistem hirarki, yaitu sikap yang
dilakukan untuk memberikan batasan-batasan antara sesama
manusia dengan yang lainnya.
1) Di dalam individu, harmoni cenderung pada setiap individu dan
proses mempersatukan berbagai bagian tubuh, pikiran, hati, dan
berbagai tujuan hidup dalam semua organ yang berfungsi
dengan baik.
2) Antara individu, memperhatikan setiap individu karena harmoni
dapat dilakukan antara individu-individu pada tingkatan yang
berbeda (keluarga, komunitas, bangsa, dan dunia).
3) Harmoni antara manusia dan alam semesta, cenderung memiliki
hubungan termasuk manusia dan dunia dengan tujuan akhir
untuk mewujudkan harmoni yang baik.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Ajeng Akmala Sari -
Nama : Ajeng Akmala Sari
NPM : 2253053022
hasil analisis Jurnal Pedagogik, Vol. 05 No. 01, Januari-Juni 2018
ISSN : 2354-7960, E-ISSN : 2528-5793
https://ejournal.unuja.ac.id/index.php/pedagogik

Dalam artikel tersebut membahas Secara universal sistem Pendidikan Nasional memiliki peranan yang
signifikan terhadap dinamika perjalanan bangsa Indonesia (Baharun, 2017a).
Hal ini dapat dilihat dari fenomena-fenomena kerusuhan yang mewarnai
negeri ini. Banyak diantaranya pemicu terjadi konflik dalam negeri diakibatkan
oleh perbedaan yang dimaknai sebagai garis runcing pemisah antara kelompok
satu dan lainnya, baik itu perbedaan agama, suku, budaya bahkan yang lebih
fenomenal akhir-akhir ini perseteruan antara kelompok-kelompok yang
memiliki paham ideology yang berbeda (Fauzi, 2017),
Sejalan dengan arus globalisasi, potret pendidikan Islam dewasa ini
melahirkan dua sudut pandang yang berbeda (Fauzi, 2018), yaitu; a)
pendidikan Islam tidak lagi dimonopoli oleh kelompok liberalis dan
fundamentalis, melainkan telah diwarnai oleh sekelompok Islam lain, b)
pendidikan Islam dipersepsikan menjadi embrio lahirnya kelompok Islam
radikal dan Islam fundamentalis (Fauzi, 2018),
kat Ideal
Esesensi pendidikan moral bukan mengajarkan tentang akademik
maupun non akademik lebih dari itu adalah usaha sadar untuk menyiapkan
manusia seutuhnya menjadi manusia yang berwatak luhur dalam segenap
peranannya di masa sekarang dan akan datang.

Tujuan Pendidikan Nasional
Merujuk pada pendapat Naquib Al-Attas, akar kata pendidikan
mengambil pada istilah ta’dzib mempunyai pengertian bahwa pendidikan
merupakan proses perwujudan manusia yang mempunyai adab. Dalam hal ini
adab didefinisikan sebagai: (1) The one who is sincerely conscious of his
responsibilities towards and true God, (2) Who understands and fulfills his obligations
to himself and others in his society with justice, and (3) who constantly strives to
improve every aspect of himself towards perfections as a man of adab (Al-Attas, 1999).
Secara universal kesimpulan menyeluruh pengertian ta’dib adalah menjadikan
manusia yang terus berusaha untuk mengembangkan kebaikan bagi dirinya
sendiri, masyarakatnya secara adil dan bertanggungjawab terhadap aturan aturan Tuhan


KESIMPULAN

Tantangan moral yang menjadi permasalahan identitas bangsa menjadi
tanggungjawab semua elemen masyarakat, khususnya pendidikan yang
memiliki peran signifikan dalam membentuk dan melahirkan generasi bangsa
yang unggul secara intelektual dan moralitas. Sehingga evaluasi pendidikan
perlu kiranya melakukan perbaikan secara terus menerus dan serius dalam
memenuhi kebutuhan kegelisahan moral generasi bangsa. Dan melalui
pendidikan moral di sekolah khususnya yang tercakup dalam materi pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ditambah lagi dengan pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan yang secara jelas bertanggungjawab atas
penanaman nilai-nilai moral bagi warga Indonesia. Sehingga menumbuhkan
sikap toleransi, Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial, Menghargai hidup
dalam perbedaan dilingkungan jangkauan pergaulan dan keberdaannya,
Mempunyai semangat belajar untuk mengetahui berbagai wawasan keilmuan
dan pemahaman tentang fenomena dan kejadian yang nampak di sekitar
lingkungan, sehingga bisa berpkir dan bersikap bijak ketika dihadapkan
dengan gesekan perbedaan dan perpecahan antar golongan, Mampu menalar
dan mengurai secara mandiri berbagai aspek permasalahan disekitar
lingkungan hidupnya secara objektif, Mempunyai wawasan pendidikan
politik; tentang ketatanegaraan sehingga dapat menempatkan diri sebagai
bagian dari warga Negara, Tumbuhnya semangat nasionalisme yang turut
serta menjunjung keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Nawang Lutfia Sani 2213053287 -
Nama: Nawang Lutfia Sani
NPM: 2213053287

Identitas Jurnal
Nama jurnal: Jurnal Pedagogik
Tahun: 2018
Nomor: 01
Volume: 05
Judul: Rekonstruksi Evaluasi Pendidikan Moral Menuju Harmoni Sosial.
Nama Penulis: Ulil Hidayah

-Judul: Jurnal ini berjudul "Rekonstruksi Evaluasi Pendidikan Moral Menuju Harmoni Sosial". Judul berjumlah 7 kata dan sudah sesuai dengan isi jurnal yang ditulis karena membahas tentang pentingnya evaluasi perilaku dan moral siswa.
-Penulis: Jurnal ini ditulis oleh "Ulil Hidayah". Penulisan nama sudah benar karena nama penulis ditulis tanpa gelar.
- Abstrak: Dalam jurnal ini abstrak ditulis dengan menggunakan bahasa inggris saja. Dalam abstrak ini terdapat penjelasan singkat mengenai isi jurnal.
- Kata kunci: kata kunci dalam jurnal ini hanya menggunakan bahasa Inggris saja. Kata kunci terdiri dari 4 istilah "Reconstruction, Evaluation, Moral Education, Social Harmony"

Hasil Analisis:
Artikel ini membahas perlunya rekonstruksi evaluasi pendidikan moral menuju keharmonisan sosial. Ini menekankan pentingnya mengevaluasi perilaku dan nilai moral siswa, dan menyarankan strategi untuk meningkatkan metode evaluasi saat ini. Artikel ini juga membahas peran Pendidikan Islam dan Pendidikan Kewarganegaraan dalam membentuk etika individu terpelajar dan mengatasi tantangan yang dihadapi dalam pengajaran nilai-nilai moral di sekolah.

Hasil analisis tujuan pendidikan nasional dalam artikel jurnal ini menggarisbawahi pentingnya pendidikan moral dalam membentuk pemikiran dan perilaku individu terpelajar. Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dinilai sangat penting dalam menanamkan nilai-nilai etika pada peserta didik. PAI fokus mendidik siswa untuk meneladani sifat-sifat Nabi Muhammad SAW, hidup sederhana dan hemat, serta menjauhi maksiat seperti berjudi dan berkelahi. Sedangkan PKn menekankan pada pendidikan politik dan prinsip-prinsip Pancasila untuk menumbuhkan persatuan dan keberagaman antar individu dalam masyarakat.
Penulis juga menekankan perlunya rekonstruksi evaluasi pendidikan moral. Sistem evaluasi saat ini terutama berfokus pada ranah kognitif, seperti pembelajaran di kelas, namun gagal menilai ranah afektif dan psikomotorik, yang penting untuk pengembangan perilaku moral. Penulis menyarankan agar evaluasi harus melampaui penilaian kognitif dan mencakup penilaian aspek afektif dan psikomotorik yang nyata dan permanen, memastikan bahwa siswa tumbuh dalam masyarakat sosial yang harmonis.
Secara keseluruhan, berdasarkan penjelasan penulis pentingnya pendidikan moral dalam mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan dan perlunya sistem evaluasi komprehensif yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Kesimpulan dari jurnal tersebut adalah bahwa evaluasi pendidikan moral perlu direkonstruksi agar dapat mencapai tujuan pendidikan nasional yang meliputi pembentukan karakter dan moral peserta didik. Evaluasi saat ini yang terfokus pada aspek kognitif perlu diperluas untuk mencakup aspek afektif dan psikomotorik dalam perkembangan moral. Selain itu, evaluasi juga harus mempertimbangkan lingkungan dan pengalaman hidup peserta didik. Dengan demikian, evaluasi pendidikan moral yang direkonstruksi dapat membantu menciptakan individu yang memiliki dasar moral yang kuat dan dapat berkontribusi pada masyarakat yang harmonis.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Iftah Farida Reza Nur 2213053184 -
Nama : Iftah Farida Reza Nur
Npm : 2213054184

Identitas Jurnal
Nama Jurnal : Jurnal Pedagogik
Volume : 05
Nomor : 01
Halaman : 69-81
Tahun Terbit : 2018
Judul Jurnal : REKONSTRUKSI EVALUASI PENDIDIKAN MORAL
MENUJU HARMONI SOSIAL
Nama Penulis : Ulil Hidayah

Dalam jurnal tersebut membahas mengenai peran pendidikan sebagai agen perubahan adalah merubah orang yang kurang beradab menjadikan orang yang beradab atau merubah orang yang perilakunya tidak baik menjadi baik. Seorang ahli sosiologi Pierre Bourdieu mengatakan pendidikan adalah agen bagi reproduksi kultural (Piere Bourdieu). Artinya pendidikan berperan besar dalam memproduksi ulang dan terus menerus mendampingi kelas-kelas sosial yang ada di masyarakat. Di sekolah anak-anak yang datang berangkat dari keluarga yang memiliki kultur berbeda-beda dalam bentuk relasi/pergaulan sosial, bahasa dan tradisi, serta gaya hidup lainnya. Sehingga disinilah peran sekolah untuk membongkar jurang pemisah antar kelas-kelas sosial yang berbeda melalui nilai-nilai akhlak di sekolah (Fauzi, 2015).

Tantangan moral yang menjadi permasalahan identitas bangsa menjadi tanggungjawab semua elemen masyarakat, khususnya pendidikan yang memiliki peran signifikan dalam membentuk dan melahirkan generasi bangsa yang unggul secara intelektual dan moralitas. Sehingga evaluasi pendidikan perlu kiranya melakukan perbaikan secara terus menerus dan serius dalam memenuhi kebutuhan kegelisahan moral generasi bangsa. Dan melalui pendidikan moral di sekolah khususnya yang tercakup dalam materi pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ditambah lagi dengan pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang secara jelas bertanggungjawab atas penanaman nilai-nilai moral bagi warga Indonesia. Sehingga menumbuhkan sikap toleransi, 3) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial, 4) Menghargai hidup dalam perbedaan dilingkungan jangkauan pergaulan dan keberdaannya, 5) Mempunyai semangat belajar untuk mengetahui berbagai wawasan keilmuan dan pemahaman tentang fenomena dan kejadian yang namapak di sekitar lingkungan, sehingga bisa berpkir dan bersikap bijak ketika dihadapkan dengan gesekan perbedaan dan perpecahan antar golongan, 6) Mampu menalar dan mengurai secara mandiri berbagai aspek permasalahan disekitar lingkungan hidupnya secara objektif, 7) Mempunyai wawasan pendidikan politik; tentang ketatanegaraan sehingga dapat menempatkan diri sebagai bagian dari warga Negara, 8) Tumbuhnya semangat nasionalisme yang turut serta menjunjung keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Fitri Novita 2213053081 -
Nama : Fitri Novita
NPM : 2213053081

Nama jurnal : Pedagogik
Nomor : 1
Volume : 5
Tahun : 2018
Judul jurnal : REKONSTRUKSI EVALUASI PENDIDIKAN MORAL
MENUJU HARMONI SOSIAL
Penulis : Ulil Hidayah

Artikel ini membahas mengenai sistem Pendidikan Nasional yang memiliki peranan yang signifikan terhadap dinamika perjalanan bangsa Indonesia. sementara isu-isu terkait politik identitas di Indonesia antara lain adalah munculnya kepentingan local seperti tentang keadilan dan pembangunan daerah yang tidak merata serta adanya perbedaan agama dan ideology yang dirasa tidak menjamin antar golongan dapat hidup tenang berdampingan.

Kemudian peran pendidikan sebagai agen perubahan adalah merubah orang yang kurang beradab menjadikan orang yang beradab atau merubah orang
yang perilakunya tidak baik menjadi baik. pendidikan berperan besar dalam memproduksi ulang dan terus menerus mendampingi kelas-kelas sosial yang ada di masyarakat. Disekolah anak-anak yang datang berangkat dari keluarga yang memiliki kultur berbeda-beda dalam bentuk relasi/pergaulan sosial, bahasa dan tradisi, serta
gaya hidup lainnya.

Serta mata pelajaran PAI dan PKn pada era Kurikulum 2013 ini memiliki porsi 3 jam pelajaran dalam sepekan, mengingat kurikulum sebelumnya mata pelajaran
PAI hanya memiliki porsi waktu dua jam pelajaran. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik memiliki kompetensi: berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan. Pendidikan moral ada pada materi ajar PAI misalnya berisi materi pokok meneladani sifat Rosulullah, hidup hemat Dan sederhana.

Untuk mewujudkan harmoni sosial yang diharapkan PAI dan PKn sangat menentukan bagaimana isi materi bisa diajarkan dengan baik melalui tahap perencanaan pembelajaran hingga tahap evaluasi pada peserta didik di sekolah. . Lebih dari itu unsur evaluasi yang dianggap paling menentukan seberapa berhasilkah tujuan itu tercapai perlu melihat kembali dan menata kembali suasana belajar sekolah dengan mempertimbangkan keberadaan peserta didik itu sendiri dari segi lingkungan ia tinggal dan melangsungkan kehidupaan

Kesimpulan dari artikel tersebut :
Tantangan moral yang menjadi permasalahan identitas bangsa menjadi tanggungjawab semua elemen masyarakat, khususnya pendidikan yang memiliki peran signifikan dalam membentuk dan melahirkan generasi bangsa yang unggul secara intelektual dan moralitas. Dan melalui
pendidikan moral di sekolah khususnya yang tercakup dalam materi pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ditambah lagi dengan pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang secara jelas bertanggungjawab atas penanaman nilai-nilai moral bagi warga Indonesia.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Vivi Natasya 2213053089 -
Nama: Vivi Natasya
NPM: 2213053089

Identitas Jurnal
Nama Jurnal: Pedagogik
Nomor: 1
Vol: 5
Tahun: 2018
Judul jurnal: REKONSTRUKSI EVALUASI PENDIDIKAN MORAL MENUJU HARMONI SOSIAL
Penulis: Ulil Hidayah

Analisis Jurnal
1. Judul
Jurnal ini berjudul REKONSTRUKSI EVALUASI PENDIDIKAN MORAL MENUJU HARMONI SOSIAL
Judul tersebut sesuai dengan isi pada jurnal ini.

2. Penulis
Jurnal ini ditulis oleh Ulil Hidayah, pada penulisan Namanya sudah benar karena ditulis tanpa gelar.

3. Pada jurnal ini abstrak ditulis hanya menggunakan satu Bahasa saja yaitu Bahasa inggris. Pada jurnal ini bagian abstrak membahas tentang rekonstruksi evaluasi pendidikan moral menuju harmoni sosial. Artikel ini menekankan pentingnya mengevaluasi tidak hanya hasil belajar kognitif tetapi juga aspek afektif dan psikomotor. Artikel ini juga menyoroti peran Pendidikan Islam dan Pendidikan Kewarganegaraan dalam membentuk etika dan perilaku individu yang terdidik. abstrak ini juga menyoroti pentingnya pandangan holistik terhadap pendidikan Islam, yang didasarkan pada nilai-nilai ilahi dan manusiawi. Artikel ini juga menekankan perubahan dalam kurikulum untuk pendidikan Islam dan pendidikan kewarganegaraan, serta peran guru dalam memfasilitasi pembelajaran. abstrak ini membahas pentingnya mengevaluasi perilaku moral yang berakar pada kepribadian siswa.

4. Kata kunci
Kata kunci pada jurnal ini ditulis dengan Bahasa inggris saja yaitu Reconstruction, Evalution, Moral Education, Social Harmony.

5. Pendahuluan
Pendahuluan pada jurnal ini menggambarkan latar belakang dan konteks pentingnya evaluasi pendidikan moral dalam mencapai harmoni sosial. Penulis menjelaskan bahwa pendidikan moral saat ini masih belum efektif dalam menghasilkan individu yang berakhlak baik, yang tercermin dalam ketidakharmonisan sosial dalam masyarakat. Penulis juga menyoroti peran Pendidikan Islam dan Pendidikan Kewarganegaraan dalam membentuk etika dan perilaku individu yang terdidik. Mereka mengemukakan bahwa pendidikan moral harus mencakup aspek afektif dan psikomotor, bukan hanya aspek kognitif. Selanjutnya, penulis mengajukan perlunya pergeseran paradigma dalam evaluasi pendidikan moral untuk memastikan perkembangan individu yang dapat berkontribusi pada masyarakat yang harmonis. Mereka menekankan pentingnya pandangan holistik terhadap pendidikan Islam, yang didasarkan pada nilai-nilai ilahi dan manusiawi.

Pendahuluan juga menyoroti pentingnya perubahan dalam kurikulum untuk pendidikan Islam dan pendidikan kewarganegaraan, serta peran guru dalam memfasilitasi pembelajaran. Penulis berpendapat bahwa evaluasi pendidikan moral harus melampaui metode tradisional dan fokus pada pengembangan karakter dan perilaku sehari-hari.
Secara keseluruhan, pendahuluan jurnal ini memberikan gambaran tentang pentingnya evaluasi pendidikan moral dalam mencapai harmoni sosial, serta menyoroti peran Pendidikan Islam dan Pendidikan Kewarganegaraan dalam membentuk etika dan perilaku individu yang terdidik.

6. Pembahasan
Pembahasan pada jurnal ini menguraikan beberapa strategi untuk merekonstruksi evaluasi pendidikan moral menuju harmoni sosial. Penulis menekankan pentingnya mengevaluasi tidak hanya aspek kognitif, tetapi juga aspek afektif dan psikomotor dalam pendidikan moral. Mereka berpendapat bahwa pendidikan moral harus mencakup pengembangan karakter dan perilaku sehari-hari, bukan hanya pengetahuan teoritis. Penulis juga menyoroti pentingnya pendidikan Islam (PAI) dan pendidikan kewarganegaraan (PKN) dalam membentuk etika dan perilaku individu yang terdidik. Mereka mengusulkan perubahan dalam kurikulum untuk kedua mata pelajaran ini, dengan fokus pada pengembangan sikap toleransi, gotong royong, dan semangat belajar.
Pembahasan juga menyoroti peran guru dalam memfasilitasi pembelajaran moral. Penulis berpendapat bahwa guru harus menjadi contoh teladan yang baik dan mampu menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung pengembangan karakter siswa.

Secara keseluruhan, pembahasan jurnal ini menguraikan strategi untuk merekonstruksi evaluasi pendidikan moral, dengan penekanan pada pengembangan karakter dan perilaku sehari-hari, integrasi pendidikan moral dengan situasi kehidupan nyata, dan peran guru dalam memfasilitasi pembelajaran moral.


7. Kesimpulan
Kesimpulan pada jurnal ini menyoroti pentingnya merekonstruksi evaluasi pendidikan moral untuk mencapai harmoni sosial. Penulis menekankan bahwa evaluasi pendidikan moral harus melampaui aspek kognitif dan mencakup aspek afektif dan psikomotor. Mereka juga menyoroti peran Pendidikan Islam dan Pendidikan Kewarganegaraan dalam membentuk etika dan perilaku individu yang terdidik. Penulis juga menekankan perlunya perubahan dalam kurikulum, pendekatan pembelajaran, dan penilaian untuk mencapai tujuan pendidikan moral yang lebih efektif.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Siti Nurhaliza -
Nama : Siti Nurhaliza
NPM : 2253053028
Dalam artikel ini membahas tentang isu-isu terkait politik identitas di Indonesia seperti munculnya munculnya kepentingan local, perbedaan agama dan ideology, Sejalan dengan arus globalisasi, potret pendidikan Islam dewasa ini melahirkan dua sudut pandang yang berbeda seperti pendidikan Islam tidak lagi dimonopoli oleh kelompok liberalis dan fundamentalis, melainkan telah diwarnai oleh sekelompok Islam lain. pendidikan Islam dipersepsikan menjadi embrio lahirnya kelompok Islam
radikal dan Islam fundamentalis. sistem pendidikan nasional masih bersifat parsial, tidak utuh dan tidak sistematis. Implikasi dari system yang semacam ini menghasikan out put pendidikan yang memiliki karakteristik labil.
Tujuan pendidikan sebagai agen perubahan adalah merubah orang yang kurang beradab menjadikan orang yang beradab atau merubah orang yang perilakunya tidak baik menjadi baik. Artinya pendidikan berperan besar dalam memproduksi ulang dan terus menerus mendampingi kelas-kelas sosial yang ada di masyarakat. melalui
pendidikan moral di sekolah khususnya yang tercakup dalam materi pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ditambah lagi dengan pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang secara jelas bertanggungjawab atas penanaman nilai-nilai moral
Guru merupakan merupakan ujung tombak dari kegiatan pendidikan dan pembelajaran yang menjadi motivator bagi peserta didik dalam memacu aktivitas belajar Penanaman dan penghayatan sikap-sikap budi pekerti di sekolah.

Pada tahap evaluasi ini, merupakan salah satu komponen pembelajaran yang memiliki peranan penting, dimana tolak ukur keberhasilan siswa selama melakukan proses pembelajaran dapat diketahui melalui evaluasi penilaian. Pada tahap evaluasi ini, merupakan salah satu komponen pembelajaran yang memiliki peranan penting, dimana tolak ukur keberhasilan siswa selama melakukan proses pembelajaran dapat diketahui melalui evaluasi penilaian. Aspek psikomotorik menyangkut kemampuan melakukan persepsi, melakukan gerakan yang kompleks, melakukan penyesuaian pola gerakan dan mengembangkan kreativitas.

Kesimpulan dalam artikel ini Tantangan moral yang menjadi permasalahan identitas bangsa menjadi tanggungjawab semua elemen masyarakat, khususnya pendidikan yang memiliki peran signifikan dalam membentuk dan melahirkan generasi bangsa yang unggul secara intelektual dan moralitas. Sehingga evaluasi pendidikan perlu kiranya melakukan perbaikan secara terus menerus dan serius dalam memenuhi kebutuhan kegelisahan moral generasi bangsa. Dan melalui
pendidikan moral di sekolah khususnya yang tercakup dalam materi pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ditambah lagi dengan pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang secara jelas bertanggungjawab atas penanaman nilai-nilai moral bagi warga Indonesia.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by NOVA NOVA ENJELINA SIMANULLANG -
Nama: Nova enjelina simanullang
NPM: 2213053227

Jurnal yang berjudul "Rekonstruksi Evaluasi Pendidikan Moral Menuju Harmoni Sosial" membahas tentang pentingnya evaluasi dalam pendidikan moral untuk mencapai harmoni sosial . Dalam konteks pendidikan nasional di Indonesia, evaluasi memiliki peran yang signifikan dalam mengatasi konflik dan kerusuhan yang sering terjadi akibat perbedaan agama, suku, budaya, dan paham ideologi .

Evaluasi pendidikan moral haruslah lebih dari sekadar penilaian kognitif melalui ulangan, tetapi juga harus mencakup aspek afektif dan psikomotorik . Kurikulum laten, yang merupakan inovasi kurikulum yang dikonstruksi oleh pihak sekolah, dapat memainkan peran penting dalam membentuk sikap dan karakter siswa . Oleh karena itu, evaluasi pendidikan moral harus mampu menilai tumbuhnya perilaku moral yang berbudi luhur pada peserta didik .

Dalam upaya mencapai tujuan pendidikan yang baik, implementasi kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan stakeholder sangatlah penting . Namun, kurikulum manifes yang telah mengalami banyak perubahan dari pemerintah belum menunjukkan dampak yang optimal terhadap keberhasilan pendidikan di Indonesia . Oleh karena itu, kurikulum laten dapat menjadi solusi untuk mengatasi kekurangan yang ada dalam kurikulum manifes .

Dalam konteks evaluasi pendidikan moral, penting untuk memperhatikan penekanan pada perilaku moral yang berbudi luhur yang tumbuh dan mengakar pada kepribadian peserta didik . Evaluasi ini harus mampu mengkomunikasikan sikap sekolah terhadap berbagai persoalan, termasuk bagaimana sekolah memandang siswa sebagai manusia, laki-laki, perempuan, siswa luar biasa, dan siswa dari beragam kelompok agama, budaya, ras, dan etnis .
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Yuda Kristian Lumban Raja -
Nama: Yuda Kristian Lumban Raja
NPM: 2213053260

Judul: Jurnal Pedagogik
Penulis: Ulil Hidayah
Judul Jurnal: REKONSTRUKSI EVALUASI PENDIDIKAN MORAL
MENUJU HARMONI SOSIAL

Tujuan pendidikan nasional adalah untuk membentuk manusia yang memiliki adab dan berwatak luhur dalam segala aspek kehidupannya. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik secara holistik, baik secara intelektual, emosional, maupun spiritual. Selain itu, pendidikan juga bertujuan untuk membentuk manusia yang memiliki kecakapan hidup, keterampilan, dan pengetahuan yang diperlukan untuk berkontribusi dalam masyarakat dan bangsa. Pendidikan nasional juga bertujuan untuk membentuk manusia yang memiliki semangat nasionalisme, menghargai keberagaman, dan menjunjung tinggi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
objek kajian pembelajaran moral yang membentuk kepribadian pesera didik yang bisa menjamin kebersatuan kebhinnekaan dengan memiliki sikap sebagai berikut: 1) Taat pada ajaran agama yang dianutnya serta tidak mudah terprovokasi oleh kelompok lain, 2) mengikuti teladan nabi Muhammad; melalui peristiwa hijrahnya ke Madinah, peserta didik dapat meneladani kisah Nabi Muhammad SAW yang mempersaudarakan kaum anshor dan kaum muhajirin dan menciptakan perdamaian antara kaum muslim dan kaum non muslim melalui piagam Madinah. Sehingga menumbuhkan sikap toleransi, 3 ) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial, 4) Menghargai hidup dalam perbedaan di lingkungan jangkauan pergaulan dan keberadaannya, 5) Mempunyai semangat belajar untuk mengetahui berbagai wawasan keilmuan dan pemahaman tentang fenomena dan kejadian yang nampakdi sekitar lingkungan, sehingga bisa berpkir dan bersikap bijak ketika dihadapkan dengan gesekan perbedaan dan perpecahan antar golongan, 6) Mampu menalar dan mengurai secara mandiri berbagai aspek permasalahan di sekitar lingkungan hidupnya secara objektif, 7) Mempunyai wawasan pendidikan politik; tentang ketatanegaraan sehingga dapat menempatkan diri sebagai bagian dari warga negara, 8) Tumbuhnya semangat nasionalisme yang turut serta menjunjung keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (Fauzi, 2017)."
Tantangan yang dihadapi dalam mengajar mata pelajaran di sekolah adalah sebagai berikut:

Kurangnya penanaman dan penghayatan sikap-sikap budi pekerti di sekolah. Saat ini, nilai-nilai moral dan etika seringkali hanya diajarkan secara formatif dan belum menjadi bagian yang terintegrasi dalam indikator pencapaian belajar peserta didik.

Tantangan ketika peserta didik sudah tidak berada di lingkungan sekolah. Materi pelajaran di sekolah harus mampu membentuk nilai-nilai yang diharapkan secara permanen dalam diri peserta didik, bahkan di luar lingkungan sekolah.

Materi pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dianggap bertanggung jawab atas kegelisahan dalam membangun relasi sosial. Namun, implementasi materi pelajaran ini masih perlu ditingkatkan agar peserta didik benar-benar memahami dan menghayati nilai-nilai agama dan kewarganegaraan.

Tidak adanya pendekatan yang dinamis dalam pembelajaran. Sistem pembelajaran yang kaku dan hanya mengharapkan peserta didik untuk patuh pada aturan-aturan belajar dapat menghambat perkembangan kreativitas dan kemampuan berpikir mandiri peserta didik.

Tidak adanya keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran. Peserta didik perlu diberikan ruang untuk mengeksplorasi pengetahuan mereka sendiri melalui sumber belajar yang tidak terbatas.
Tantangan yang dihadapi dalam persiapan, implementasi, dan evaluasi Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di sekolah adalah sebagai berikut:

Persiapan Materi Pelajaran: Penanaman dan penghayatan sikap-sikap budi pekerti di sekolah masih bersifat formatif dan belum terwujud secara permanen dalam diri peserta didik. Materi pelajaran PAI dan PKn bertanggung jawab atas kegelisahan ini, namun tantangan muncul ketika peserta didik tidak berada di lingkungan sekolah.

Penghayatan Ajaran Agama: PAI bertujuan untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan, pemahaman, dan penghayatan ajaran agama Islam. Namun, penghayatan ini belum sepenuhnya tercapai dalam diri peserta didik.

Pendidikan Politik: PKn bertujuan untuk membantu peserta didik menjadi warga negara yang politik dewasa dan ikut serta membangun sistem politik demokratis. Namun, tantangan muncul dalam mengajarkan materi politik dan menumbuhkan semangat nasionalisme.
Toleransi dan Menghargai Perbedaan: Kedua mata pelajaran ini mencakup materi tentang menghargai perbedaan di tengah-tengah masyarakat. Namun, tantangan muncul dalam mengajarkan nilai-nilai toleransi dan mengatasi gesekan perbedaan dan perpecahan antar golongan.

Evaluasi Pendidikan Moral: Evaluasi pendidikan moral perlu direkonstruksi agar tidak hanya berfokus pada ranah kognitif, tetapi juga melibatkan aspek afektif dan psikomotorik peserta didik. Hal ini bertujuan untuk membentuk manusia yang beradab secara permanen.

Tujuan merekonstruksi evaluasi pendidikan moral adalah untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas pendidikan moral guna mencapai keharmonisan sosial. Metode evaluasi yang ada saat ini mungkin tidak cukup menilai perkembangan moral dan perilaku siswa. Dengan mengevaluasi kembali dan merekonstruksi proses evaluasi, pendidik bertujuan untuk memastikan bahwa penilaian pendidikan moral melampaui aspek kognitif dan mencakup ranah afektif dan psikomotorik. Rekonstruksi ini diperlukan untuk menciptakan sistem evaluasi yang lebih komprehensif dan holistik yang dapat berkontribusi pada pembentukan individu yang bermoral tinggi dan mendorong keharmonisan sosial.

Hasil pendidikan yang diinginkan untuk mencapai masyarakat ideal adalah mengembangkan individu yang tidak hanya memiliki pengetahuan akademis tetapi juga nilai-nilai moral dan karakter. Pendidikan bertujuan untuk mempersiapkan individu menjadi manusia utuh yang mampu memberikan kontribusi positif kepada masyarakat.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Zalianti Jahratun Nisya (2213053005) -
Nama : Zalianti Jahratun Nisya
NPM 2213053005

Identitas Jurnal
Nama Jurnal : Jurnal Pedagogik
Volume : 05
Nomor : 01
Halaman : 69-81
Tahun Terbit : 2018
Judul Jurnal : REKONSTRUKSI EVALUASI PENDIDIKAN MORAL
MENUJU HARMONI SOSIAL
Nama Penulis : Ulil Hidayah

1. Judul
Dalam jurnal yang berjudul “ REKONSTUKSI EVALUASI PENDIDIKAN MORAL MENUJU HARMONI SOSIAL” sudah mencermikan isi dalam artikel tersebut.


2. Penulis
Pada artikel jurnal ini ditulis oleh 1 orang penulis yang bernama “Ulil Hidayah”. Penulisan pada artikel ini sudah benar kerena nama dituliskan tanpa mencantumkan gelar.

3. Korespondensi
Dalam artikel jurnal ini sudah terdapat nama penulis dilengkapi dengan alamat respondensi seperti adanya email (permata_ulya@yahoo.co.id). Dan terdapat juga nama lembaga pembaga pendidikan penulis jurnal (STAI Muhammadiyah Probolinggo, Probolinggo). Pada jurnal ini juga terdapat ISSN 2354-7960 dan E-ISSN 2528-5793

4. Abstrak
Pada bagian abstrak hanya ditulis dengan menggunakan bahasa inggris.
Abstrak di atas terdiri dari satu paragraf yang terdiri dari 160 kata.
Menurut pendapat saya, isi abstrak sudah bagus.

5. Kata Kunci
Keywords: Reconstruction, Evaluation, Moral Education, Social Harmony
Dalam artikel ini sudah terdapat kata kunci
Kata kunci ditulis dengan menggunakan bahasa inggris
Kata kunci pada artikel terdiri dari 3 istilah yang dibahas pada isi artikel tersebut
Kata kunci tersebut terdapat dalam judul artikel
Menurut pendapat saya istilah yang digunakan sebagai kata kunci sudah cukup dan bagus untuk menambah pengetahuan pembaca.

6. Pendahuluan
• Pada bagian ini telah berisi paparan tentang masalah konflik
• Bagian pendahuluan telah berisi banyak argumen kenapa penelitian ini perlu dilakukan
” Hal ini dapat dilihat dari fenomena-fenomena kerusuhan yang mewarnai negeri ini. Banyak diantaranya pemicu terjadi konflik dalam negeri diakibatkan oleh perbedaan yang dimaknai sebagai garis runcing pemisah antara kelompok satu dan lainnya, baik itu perbedaan agama, suku, budaya bahkan yang lebih fenomenal akhir-akhir ini perseteruan antara kelompok-kelompok yang memiliki paham ideology yang berbeda (Fauzi, 2017”. “Politik identitas dikaitkan dengan kepentingan-kepentingan anggota sebuah kelompok sosial yang merasa diperas dan tersingkir oleh dominasi arus besar dalam sebuah bangsa (Ahmad Syafi’I Ma’arif, 2012).”
Pada bagian pendahuluan tidak ditampilkan tujuan dari penelitian atau hipotesis
• Menurut saya pada bagian pendahuluan ini perlu adanya pemapaaran tentang hasil yang diharpakan dari penelitian yang dilaksanakan.

7. Pembahasan
Pada bagian hasil atau riset selain dalam bentuk verbal juga dipaparkan dalam bentuk table yang mudah dipahami. Dalam artikel pembahasan tersebut terdapat hasil analisis. Implikasi hasil penelitian telah dikemukakan pada bagian pembahasan. Maka dalam hal ini harapannya out put pendidikan memiliki nilai kepribadian yang unggul secara pribadi dan sosial yang tidak cukup hanya diketahui dan dipahami, tetapi juga dirasakan serta dijadikan sebuah aksi dalam kehidupan anak didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Sedangkan PKn mengalami banyak perubahan muatan, di era orde lama dikenal dengan pendidikan civic. Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa yang lainnya. Sedangkan materi pada PKn diantaranya adalah pendidikan politik atau mengenai ketatanegaraan yang berlandaskan Pancasila guna merajut manusia dalam masyarakat yang bersatu dalam kebhinnekaan.

8. Kesimpulan
Pada bagian simpulan ini sudah ditulis dengan ringkas dan jelas.
Tantangan moral yang menjadi permasalahan identitas bangsa menjadi tanggungjawab semua elemen masyarakat, khususnya pendidikan yang memiliki peran signifikan dalam membentuk dan melahirkan generasi bangsa yang unggul secara intelektual dan moralitas. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ditambah lagi dengan pelajaran. Pendidikan Kewarganegaraan yang secara jelas bertanggungjawab atas penanaman nilai-nilai moral bagi warga Indonesia.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Puji Endang Lestari 2213053301 -
Nama : Puji Endang Lestari
NPM : 22130530301

Nama jurnal : Pedagogik
Nomor : 1
Volume : 5
Tahun : 2018
Judul jurnal : REKONSTRUKSI EVALUASI PENDIDIKAN MORAL
MENUJU HARMONI SOSIAL
Penulis : Ulil Hidayah

Artikel jurnal berjudul “Rekonstruksi Evaluasi Pendidikan Moral Menuju Harmoni Sosial” membahas tentang peran pendidikan dalam mendorong keharmonisan sosial di Indonesia. Artikel tersebut menyoroti pentingnya sistem pendidikan nasional dalam membentuk dinamika negara dan menyikapi berbagai konflik yang muncul akibat perbedaan agama, etnis, budaya, dan ideologi.

Tahap evaluasi pendidikan diidentifikasi sebagai komponen penting dalam menilai kemajuan dan prestasi siswa. Proses evaluasi meliputi penilaian kemampuan kognitif, keterampilan afektif, dan keterampilan psikomotorik siswa. Aspek kognitif evaluasi berfokus pada pengetahuan, pemahaman, sintesis, dan analisis materi pembelajaran siswa, sedangkan aspek afektif mengukur penerimaan, partisipasi, penilaian, pengorganisasian, dan pembentukan gaya hidup. Aspek psikomotorik menyangkut kemampuan siswa dalam mempersepsi, melakukan gerakan-gerakan kompleks, menyesuaikan pola gerakan, dan mengembangkan kreativitas.

Artikel tersebut menyarankan agar evaluasi pendidikan moral hendaknya mencakup ketiga aspek (kognitif, afektif, dan psikomotorik) secara seimbang. Namun praktik evaluasi di sekolah saat ini seringkali lebih mengutamakan penilaian kognitif, mengabaikan aspek afektif dan psikomotorik. Waktu yang terbatas dan isi kurikulum yang luas berkontribusi terhadap ketidakseimbangan dalam praktik evaluasi.

Proses evaluasi dalam pendidikan akhlak meliputi kegiatan penilaian seperti diskusi, pengayaan materi, refleksi akhlak mulia, dan penilaian dalam bentuk soal esai dan pilihan ganda. Selain itu, guru juga harus mempertimbangkan sikap dan keterampilan siswa sehari-hari selama masa observasi.

Untuk mencapai keselarasan sosial yang diinginkan, artikel tersebut menyarankan untuk merekonstruksi evaluasi pendidikan moral dengan mempertimbangkan lingkungan dan keadaan kehidupan siswa. Pedoman kurikulum yang ada saat ini mungkin belum cukup menjawab kondisi spesifik masing-masing lembaga pendidikan. Oleh karena itu, para pendidik dan pimpinan sekolah perlu mendefinisikan kembali model evaluasi pendidikan moral, beralih dari fokus pada hafalan dan soal pilihan ganda. Pendekatan evaluasi yang lebih komprehensif dan holistik diperlukan untuk menilai pemahaman moral dan Pancasila (ideologi Indonesia) siswa.

Kesimpulannya, artikel jurnal ini menekankan pentingnya pendidikan dalam mendorong keharmonisan sosial di Indonesia. Hal ini menyoroti perlunya proses evaluasi seimbang yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Artikel tersebut menyarankan untuk merekonstruksi evaluasi pendidikan moral agar lebih selaras dengan tujuan meningkatkan keharmonisan sosial dan untuk memenuhi kebutuhan khusus siswa dalam berbagai bidang pendidikan.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Issa Virnama 2213053043 -
Nama : Issa Virnama Della
Npm : 2213053043
Kelas : 3J

Jurnal ini adalah sebuah jurnal yang fokus pada evaluasi program pendidikan moral yang diimplementasikan dalam sistem pendidikan. Tujuannya adalah untuk memperbaiki kualitas pendidikan moral dan sosial yang diberikan pada siswa.

Jurnal ini membahas berbagai topik, mulai dari jenis program pendidikan moral yang efektif, pengaruh pendidikan moral terhadap tingkah laku siswa, hingga evaluasi program dan implementasi kebijakan pendidikan moral.

Beberapa temuan penting dalam jurnal evaluasi pendidikan moral menuju sosial adalah bahwa program pendidikan moral yang efektif adalah yang menggabungkan pendekatan kognitif dan afektif. Selain itu, peningkatan kualitas pendidikan moral dapat meningkatkan moralitas dan tingkah laku siswa di sekolah dan masyarakat.

Jurnal ini sangat penting bagi para profesional pendidikan, peneliti, dan pembuat kebijakan untuk memperbaiki kualitas pendidikan moral dan sosial di sekolah.

Tantangan moral yang menjadi permasalahan identitas bangsa menjadi tanggungjawab semua elemen masyarakat, khususnya pendidikan yang memiliki peran signifikan dalam membentuk dan melahirkan generasi bangsa yang unggul secara intelektual dan moralitas. Sehingga evaluasi pendidikan perlu kiranya melakukan perbaikan secara terus menerus dan serius dalam memenuhi kebutuhan kegelisahan moral generasi bangsa. Dan melalui pendidikan moral di sekolah khususnya yang tercakup dalam materi pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ditambah lagi dengan pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang secara jelas bertanggungjawab atas penanaman nilai-nilai moral bagi warga Indonesia. Sehingga menumbuhkan sikap toleransi, 3) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial, 4) Menghargai hidup dalam perbedaan dilingkungan jangkauan pergaulan dan keberdaannya, 5) Mempunyai semangat belajar untuk mengetahui berbagai wawasan keilmuan dan pemahaman tentang fenomena dan kejadian yang namapak di sekitar lingkungan, sehingga bisa berpkir dan bersikap bijak ketika dihadapkan dengan gesekan perbedaan dan perpecahan antar golongan, 6) Mampu menalar dan mengurai secara mandiri berbagai aspek permasalahan disekitar lingkungan hidupnya secara objektif, 7) Mempunyai wawasan pendidikan politik; tentang ketatanegaraan sehingga dapat menempatkan diri sebagai bagian dari warga Negara, 8) Tumbuhnya semangat nasionalisme yang turut serta menjunjung keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by DEFI FITRIA NURAINI 2213053263 -
Nama: Defi Fitria Nuraini
NPM: 2213053263

ANALISIS JURNAL
Identitas Jurnal
Nama Jurnal : Jurnal Pedagogik
Volume : 05
Nomor : 01
Halaman : 69-81
Tahun Terbit : 2018
Judul Jurnal : REKONSTRUKSI EVALUASI PENDIDIKAN MORAL
MENUJU HARMONI SOSIAL
Nama Penulis : Ulil Hidayah

Jurnal ini membahas tentang peran pendidikan moral dalam mendorong keharmonisan sosial di Indonesia. Jurnal tersebut menyoroti pentingnya sistem pendidikan nasional dalam membentuk dinamika negara dan membahas isu konflik yang timbul dari perbedaan agama, etnis, budaya, dan ideologi. Laporan ini menekankan perlunya pendidikan moral untuk mengatasi konflik-konflik ini dan meningkatkan kohesi sosial.

Jurnal tersebut juga membahas pentingnya implementasi kurikulum dalam mencapai tujuan pendidikan. Disebutkan bahwa sekolah berperan penting dalam membentuk karakter dan kepribadian siswa melalui kurikulum manifes dan laten. Meskipun perubahan kurikulum manifes yang dilaksanakan oleh pemerintah mungkin belum menunjukkan hasil yang optimal, kurikulum laten memungkinkan sekolah untuk menyusun kurikulum yang mengatasi kekurangan dari kurikulum manifes.

Selanjutnya jurnal tersebut mengemukakan perlunya mengembangkan sistem evaluasi komprehensif yang melampaui penilaian kognitif dan mencakup penilaian aspek afektif dan psikomotorik. Hal ini menyarankan agar tindakan dan perilaku moral siswa hendaknya dievaluasi baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah.

Secara keseluruhan, jurnal ini menyoroti pentingnya pendidikan moral dan perlunya sistem evaluasi yang komprehensif untuk meningkatkan keharmonisan sosial di Indonesia. Hal ini menekankan peran sekolah dalam membentuk karakter siswa dan menyarankan bahwa pendekatan evaluasi holistik diperlukan untuk menilai perkembangan moral.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Okvi Nurbaeti 2213053296 -
Nama: Okvi Nurbaeti
NPM: 2213053296

Nama jurnal : Pedagogik
Tahun : 2018
Judul jurnal : REKONSTRUKSI EVALUASI PENDIDIKAN MORAL MENUJU HARMONI SOSIAL
Penulis : Ulil Hidayah

Jurnal ini membahas pentingnya rekonstruksi evaluasi pendidikan moral dengan fokus pada mencapai harmoni sosial. Isi artikel menyoroti ketidakharmonisan sosial dalam pendidikan dan perlunya mengevaluasi ulang hasil pendidikan moral, terutama dalam mata pelajaran seperti Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Kewarganegaraan. Artikel ini menekankan bahwa evaluasi pendidikan moral harus melampaui penilaian kognitif dan mencakup aspek penilaian afektif dan psikomotorik untuk menciptakan masyarakat yang harmonis.

Artikel ini menguraikan bahwa Sistem Pendidikan Nasional Indonesia memiliki dampak yang signifikan pada perkembangan negara. Dampak tersebut disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk perbedaan ideologi, budaya, dan identitas politik. Identitas politik menjadi hal yang sensitif, terutama bila dibandingkan dengan faktor lokal seperti kekuatan pemerintahan daerah dan kuatnya ideologi Islam. Sistem pendidikan Islam di Indonesia memiliki dua dimensi yang berbeda: pertama, tidak dipegang secara eksklusif oleh kelompok Islam liberal dan fundamentalis, dan kedua, dipengaruhi oleh kelompok Islam yang bersifat radikal dan fundamentalis.

Penelitian ini juga membahas tantangan dalam mengajarkan nilai-nilai moral di sekolah, termasuk kurangnya pemahaman dan kesadaran siswa terhadap nilai-nilai moral. Penulis menyarankan bahwa pendidikan moral harus melibatkan berbagai pihak, termasuk guru, orang tua, dan masyarakat, untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pembentukan karakter yang baik.

Dalam konteks pendidikan Islam, jurnal ini menyoroti peran pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam yang unik di Indonesia. Namun, peneliti juga mengkritik pendekatan pendidikan Islam yang terlalu fundamentalis atau radikal, dan menekankan pentingnya pendekatan yang lebih membumi dan humanistik.

Dalam hal evaluasi pendidikan moral, jurnal ini menyarankan agar evaluasi mencakup aspek perilaku dan pemikiran siswa, dan mengintegrasikan pendidikan moral dengan situasi kehidupan nyata dan pembelajaran multikultural. Guru memiliki peran penting dalam memfasilitasi pembelajaran moral dan menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan karakter siswa.

Kesimpulannya, jurnal ini mengusulkan rekonstruksi evaluasi pendidikan moral sebagai langkah menuju harmoni sosial. Artikel ini menyoroti tantangan dalam mengajarkan nilai-nilai moral di sekolah dan pentingnya pendidikan Islam dalam membentuk pemikiran dan perilaku siswa. Evaluasi pendidikan moral harus lebih holistik, mencakup aspek afektif dan psikomotorik, serta mengintegrasikan pendidikan moral dengan situasi kehidupan nyata dan pembelajaran multikultural. Guru berperan kunci dalam mendukung pembelajaran moral dan pembentukan karakter siswa.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Nasywa Fadillah Asnah 2253053020 -
Nama : Nasywa Fadillah Asnah
NPM : 2253053020

Membangun kembali cara penilaian pendidikan moral ke arah keharmonisan sosial merupakan upaya penting untuk memajukan sistem pendidikan. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencapai hal tersebut:
1. Pengembangan kurikulum:
Rancang kurikulum yang lebih menitikberatkan pada pengembangan karakter, nilai moral, etika, dan keterampilan sosial.
2. Penilaian Komprehensif:
Mengukur kemajuan dalam pendidikan etika menggunakan metode penilaian yang lebih komprehensif, seperti observasi guru dan teman sejawat, serta proyek kolaboratif yang menekankan Penekanan pada kerja kelompok dan interaksi sosial.
3. Pelatihan guru:
Melatih guru untuk mengintegrasikan pendidikan moral dalam pembelajaran sehari-hari dan menjadi teladan moral bagi siswa.
4. Keterlibatan Orang Tua:
Melibatkan orang tua dalam pendidikan moral dan memberikan informasi serta sumber daya untuk mendukung perkembangan moral anak di rumah.
5. Kegiatan Ekstrakurikuler:
Menyediakan kegiatan ekstrakurikuler yang mendorong pengembangan karakter dan nilai-nilai moral, seperti klub kebaikan atau kegiatan sosial.
6. Meningkatkan kesadaran sosial:
Mendorong siswa untuk memahami isu-isu sosial dan berpartisipasi dalam kegiatan yang meningkatkan keharmonisan sosial, seperti pekerjaan sosial dan kegiatan amal.
7. Evaluasi Berkelanjutan:
Melakukan evaluasi berkala terhadap program pendidikan etika dan menyesuaikan strategi yang efektif untuk mencapai tujuan keharmonisan sosial.
Evaluasi Membangun kembali pendidikan moral menuju keharmonisan sosial merupakan upaya berkelanjutan yang melibatkan seluruh sektor masyarakat untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung pengembangan perilaku dan kualitas sosial siswa.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Rahma Aulia Putri Rahma -
Nama : Rahma Aulia Putri
NPM : 2213053123

Judul Jurnal : REKONSTRUKSI EVALUASI PENDIDIKAN MORAL MENUJU HARMONI SOSIAL
Penulis : Ulil Hidayah

Pada jurnal ini membahas Secara universal sistem Pendidikan Nasional memiliki peranan yang
signifikan terhadap dinamika perjalanan bangsa Indonesia (Baharun, 2017a).
Hal ini dapat dilihat dari fenomena-fenomena kerusuhan yang mewarnai
negeri ini. hirkan dua sudut pandang yang berbeda (Fauzi, 2018), yaitu;
a) pendidikan Islam tidak lagi dimonopoli oleh kelompok liberalis dan fundamentalis, melainkan telah diwarnai oleh sekelompok Islam lain,
b) pendidikan Islam dipersepsikan menjadi embrio lahirnya kelompok Islam radikal dan Islam fundamentalis

• Tujuan Pendidikan Nasional
Merujuk pada pendapat Naquib Al-Attas, akar kata pendidikan mengambil pada istilah ta’dzib mempunyai pengertian bahwa pendidikan merupakan proses perwujudan manusia yang mempunyai adab. Maka peran pendidikan sebagai agen perubahan adalah merubah orang yang kurang beradab menjadikan orang yang beradab atau merubah orang yang perilakunya tidak baik menjadi baik.

• Tantangan Materi Pelajaran di Sekolah
Penanaman dan penghayatan sikap-sikap budi pekerti di sekolah sejauh ini masih bersifat formatif belum menjadikan nilai-nilai yang diharapkan dalam indikator pencapaian belajar terwujud secara permanen dalam diri peserta didik di sekolah, terlebih lagi tantangan ketika peserta didik sudah tidak berada di lingkungan sekolah. Ketika kasus potensi kepribadian dan sosial yang dipertayakan, maka materi pelajaran di sekolah yang dianggap paling bertanggung jawab atas kegelisahan ini adalah mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).
Sedangkan PKn adalah pendidikan politik yang bertujuan untuk membantu peserta didik untuk menjadi warga Negara yang secara politik dewasa dan ikut serta membangun sistem politik demokratis (Subhan Sofhiyan). Kandungan moral dari kedua mata pelajaran di atas telah mencakup norma-norma hidup manusia yang berbudi pekerti, menghayati dan memahami agama dan Negara yang melindunginya serta memuat materi toleransi dalam bentuk mampu menghargai perbedaan di tengah-tengah
lingkungan masyarakatnya.

• Rekonstruksi Evaluasi Pendidikan Moral
Untuk mewujudkan harmoni sosial yang diharapkan PAI dan PKnSangat menentukan bagaimana isi materi bisa diajarkan dengan baik melaluitahap perencanaan pembelajaran hingga tahap evaluasi pada peserta didik disekolah. Lebih dari itu unsur evaluasi yang dianggap paling menentukanseberapa berhasilkah tujuan itu tercapai perlu melihat kembali dan menatakembali suasana belajar sekolah dengan mempertimbangkan keberadaanpeserta didik itu sendiri dari segi lingkungan ia tinggal dan melangsungkan kehidupan (Muali, 2016).

Tantangan moral yang menjadi permasalahan identitas bangsa menjadi tanggung jawab semua elemen masyarakat, khususnya pendidikan yang memiliki peran signifikandalam membentuk dan melahirkan generasi bangsa yang unggul secara intelektual dan moralitas. Sehingga evaluasi pendidikan perlu kiranya melakukan perbaikan secara terus menerus dan serius dalam memenuhi kebutuhan kegelisahan moral generasi bangsa. Dan melalui pendidikan moral di sekolah khususnya yang tercakup dalam materi pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ditambah lagi dengan pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang secara jelas bertanggungjawab atas penanaman nilai-nilai moral bagi warga Indonesia.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Wulan Agustina -
Nama :Wulan Agustina
Npm :2213053011

Sementara isu-isu terkait politik identitas di Indonesia antara lain adalah munculnya kepentingan local seperti tentang keadilan dan pembangunan daerah yang tidak merata serta adanya perbedaan agama dan ideology yang dirasa tidak menjamin antar golongan dapat hidup tenang berdampingan.(Mundiri & Zahra, 2017) Sejalan dengan arus globalisasi, potret pendidikan Islam dewasa ini melahirkan dua sudut pandang yang berbeda (Fauzi, 2018), yaitu; a) pendidikan Islam tidak lagi dimonopoli oleh kelompok liberalis dan fundamentalis, melainkan telah diwarnai oleh sekelompok Islam lain, b) pendidikan Islam dipersepsikan menjadi embrio lahirnya kelompok Islam radikal dan Islam fundamentalis (Fauzi, 2018), sebagaimana hasil penelitian Farida menjelaskan bahwa lahirnya radikalisme dan fundamentalisme dilatarbelakangi oleh pemikiran dan peran sosial kiai, pandangan tersebut secara signifikan memberikan pengaruh terhadap lulusan pendidikan Islam, (Ummah Farida, 2016).

Berangkat dari konteks tersebut, diperlukanlah paradigma pendidikan Islam yang lebih membumi dan humanistik, dengan melakukan kajian ulang terhadap sistem nilai sosial pesantren berdasarkan nilai al-Qur'an dan al-Hadits, sesuai dengan konteks ke-Indonesiaan.

Fenomena saling serang dan merasa kelompok yang dianutnya paling benar adalah indikasi dari kegagalan pendidikan melahirkan manusia bermoral dan berbudi pekerti.
Kedua, mereka yang memiliki kemampuan intelektual dan mampu menghayati terhadap nilai-nilai ajaran agama akan tetapi tidak mampu menguasai teknologi dan dinamika politik yang ada di dalamnya.

Maka peran pendidikan sebagai agen perubahan adalah merubah orang yang kurang beradab menjadikan orang yang beradab atau merubah orang yang perilakunya tidak baik menjadi baik.
Artinya pendidikan berperan besar dalam memproduksi ulang dan terus menerus mendampingi kelas-kelas sosial yang ada di masyarakat.

Padahal pemerintah sudah memberikan kebijakan system desentralisasi yang berlanjut pada system demokrasi kepada setiap daerah dan sekolah untuk mengolah dan mengembangkan sendiri potensi yang dimiliki daerah dan sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.
Karena itu, perlu digarisbawahi adalah out put pendidikan yang melahirkan manusia cakap dalam potensi kepribadian dan sosial.
Karena masalah bangsa yang masih menjadi sorotan utama adalah out put pendidikan yang masih buram dalam membangun relasi sosial.

Tantangan Materi Pelajaran di Sekolah Penanaman dan penghayatan sikap-sikap budi pekerti di sekolah sejauh ini masih bersifat formatif belum menjadikan nilai-nilai yang diharapkan dalam indikator pencapaian belajar terwujud secara permanen dalam diri peserta didik di sekolah, terlebih lagi tantangan ketika peserta didik sudah tidak berada di lingkungan sekolah.
Ketika kasus potensi kepribadian dan sosial yang dipertayakan, maka materi pelajaran di sekolah yang dianggap paling bertanggung jawab atas kegelisahan ini adalah mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).
Kandungan moral dari kedua mata pelajaran di atas telah mencakup norma-norma hidup manusia yang berbudi pekerti, menghayati dan memahami agama dan Negara yang melindunginya serta memuat materi toleransi dalam bentuk mampu menghargai perbedaan di tengah-tengah lingkungan masyarakatnya.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Priscella Brenda Sylvania 2213053045 -
Nama : Priscella Brenda Sylvania
NPM : 2213053045

Artikel tersebut berjudul “REKONSTRUKSI EVALUASI PENDIDIKAN MORAL MENUJU HARMONI SOSIAL”. Artikel ini berupaya mengulas evaluasi pendidikan akhlak pada mata pelajaran Pendidikan Islam dan Pendidikan Kewarganegaraan. Kedua subjek ini dianggap paling bertanggung jawab terhadap etika berpikir dan berperilaku manusia terpelajar. Menurut kurikulum yang diterapkan saat ini rencana dan proses pembelajaran sudah berjalan dengan baik, namun perlu dilakukan dikonstruksikan kembali dalam evaluasi hasil belajar siswa. Dalam harapan bahwa penilaian utama bukan hanya dari ranah kognitif secara utuh pembelajaran di kelas, namun lebih dari itu merupakan afektif yang nyata dan permanen dan penilaian psikomotorik pada diri siswa sampai ia tumbuh dewasa di tengah masyarakat sosial yang harmonis. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk mencapai apa yang diharapkan tujuan pendidikan. Mulai dari kebijakan sentralisasi yang berubah menjadi desentralisasi dan kemudian demokratisasi hingga perubahan kurikulum dinilai mampu meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Namun kenyataannya output pendidikan yang terjadi saat ini masih demikian diliputi oleh permasalahan yang semakin kompleks. Dari semua permasalahan pendidikan, disharmonisasi sosial adalah gambaran paling mencolok yang menunjukkan pendidikan itu gagal membentuk manusia beradab.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Velinda Widyacahya 2213053130 -
Nama : Velinda Widyacahya
NPM : 2213053130

A. Identitas Jurnal
1. Nama Jurnal : Jurnal Pedagogik
2. Vol : 05
3. No : 01
4. Halaman : 69-81
5. Tahun Terbit : 2018
6. Judul Jurnal : REKONSTRUKSI EVALUASI PENDIDIKAN MORAL MENUJU HARMONI SOSIAL
7. Nama Penulis : Ulil Hidayah

B. Analisis Jurnal
1. Judul
Judul jurnal ini sudah sesuai dengan isi jurnal, yang berjudul REKONSTRUKSI EVALUASI PENDIDIKAN MORAL MENUJU HARMONI SOSIAL.

2. Penulis
Penulisan nama sudah benar karena ditulis tanpa gelar.

3. Korespondensi
Dalam jurnal ini nama dari penulis dilengkapi dengan lembaga pendidikan nya yaitu STAI Muhammadiyah Probolinggo, Probolinggo beserta emailnya Permata_ulya@yahoo.co.id

4. Abstrak
Bagian abstrak ditulis menggunakan 1 bahasa yaitu bahasa Inggris.

5. Pendahuluan
Membahas mengenai sistem pendidikan nasional masih bersifat parsial, tidak utuh dan tidak sistematis. sehingga implikasi dari sistem yang semacam ini menghasilkan output pendidikan yang memiliki karakter labil.

6. Pembahasan
Jurnal ini membahas tentang tujuan pendidikan nasional yang memiliki peran pendidikan sebagai agen perubahan untuk merubah orang yang kurang beradab menjadikan orang yang beradab atau merubah orang yang perilakunya tidak baik menjadi baik. karena output pendidikan yang melahirkan manusia cakap dalam potensi kepribadian dan nasional sebab masalah bangsa yang masih menjadi sorotan utama adalah output pendidikan yang masih buram dalam membangun relasi sosial. selain itu membahas tentang tantangan materi pelajaran di sekolah dengan penanaman dan penghayatan sikap-sikap budi pekerti Di sekolah sejauh ini masih bersifat formatif belum menjadikan nilai-nilai yang diharapkan Dalam indikator pencapaian belajar terwujud secara permanen dalam diri peserta didik di sekolah. persiapan pelaksanaan dan evaluasi pai dan PKN di sekolah sudah menekankan pada kegiatan aktif learning di mana peserta didik dapat mengeksplor wawasan dan pengetahuan sendiri melalui sumber belajar yang tidak terbatas.Rekonstruksi Evaluasi Pendidikan Moral dengan Inovasi kurikulum manifes yang telah banyak melakukan perubahan
dari pemerintah sepertinya tidak begitu memperlihatkan dampak yang optimal
terhadap keberhasilan pendidikan, hal ini dapat dilihat dari out put pendidikan
yang dianggap sebagai produk gagal dari sistem pendidikan di Indonesia. selain itu output pendidikan yang didambakan menuju masyarakat ideal esensi pendidikan moral bukan mengajarkan tentang akademik maupun non akademik lebih dari itu adalah usaha sadar untuk menyiapkan manusia seutuhnya menjadi manusia yang berwatak Timur Dalam segenap peranannya di masa depan juga masa sekarang.

7. Kesimpulan
Pada bagian kesimpulan penulis mengatakan Tantangan moral yang menjadi permasalahan identitas bangsa menjadi
tanggungjawab semua elemen masyarakat, khususnya pendidikan yang
memiliki peran signifikan dalam membentuk dan melahirkan generasi bangsa
yang unggul secara intelektual dan moralitas. Sehingga evaluasi pendidikan
perlu kiranya melakukan perbaikan secara terus menerus dan serius dalam
memenuhi kebutuhan kegelisahan moral generasi bangsa.

8. Daftar Pustaka
Pada bagian daftar Pustaka sudah di cantumkan dengan jelas referensi bacaanya, yang menggunakan 25 sumber.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Nanda Veri Apriansyah 2213053181 -
Nama: Nanda Veri Apriansyah
NPM: 2213053181

Analisis Jurnal
A. Identitas Jurnal
1. Nama Jurnal: Jurnal Pedagogik
2. Volume: 05
3. Nomor: 01
4. Halaman: 69-81
5. Tahun Terbit: 2018
6. Judul Jurnal: REKONSTRUKSI EVALUASI PENDIDIKAN MORAL
MENUJU HARMONI SOSIAL
7. Nama Penulis: Ulil Hidayah

B. Abstrak Jurnal
1. Jumlah Paragraf: 1
2. Uraian Abstrak: Abstrak disajikan dalam bahasa Inggris
3. Keyword Jurnal: Reconstruction, Evaluation, Moral Education, Social Harmony

C. Isi Jurnal
1. Masalah Penelitian: Tantangan moral yang menjadi permasalahan bangsa
2. Tujuan Penelitian: Mengulas tentang evaluasi pendidikan moral pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Kewarganegaraan.
3. Hasil penelitian: Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Mulai dari kebijakan sentralisasi yang berubah menjadi desentralisasi dan kemudian demokratisasi hingga perubahan kurikulum yang dianggap mampu meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di Indonesia secara pendidikan di Indonesia secara keseluruhan. Namun, realitas output pendidikan yang terjadi saat ini masih diliputi oleh permasalahan yang semakin kompleks. Dari sekian banyak permasalahan pendidikan, disharmonisasi sosial merupakan gambaran yang paling mencolok yang mengindikasikan bahwa pendidikan gagal membentuk manusia yang beradab. Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Kewarganegaraan dianggap sebagai mata pelajaran yang paling bertanggung jawab terhadap etika berpikir dan berperilaku manusia terdidik. Menurut kurikulum yang yang diterapkan saat ini perencanaan dan proses pembelajaran sudah berjalan dengan baik, namun perlu dikonstruksi ulang dalam evaluasi hasil belajar siswa. Dengan harapan bahwa penilaian utama bukan hanya dari ranah kognitif sebagai kelengkapan pembelajaran di kelas, tetapi lebih dari itu adalah penilaian afektif dan
dan psikomotorik dalam diri siswa hingga ia tumbuh di tengah-tengah masyarakat sosial yang harmonis.

D. Kelebihan dan Kekurangan
1. Kelebihan : Menggunakan kata-kata yang mudah dipahami.
2. Kekurangan : Abstrak hanya disajikan dalam bahasa Inggris sehingga dapat menyulitkan pembaca yang kurang paham bahasa Inggris.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Dian Ayu Nadila 2213053304 -
Nama : Dian Ayu Nadila
NPM : 2213053304

Nama jurnal : Pedagogik
Nomor : 1
Volume : 5
Tahun : 2018
Judul jurnal : REKONSTRUKSI EVALUASI PENDIDIKAN MORAL
MENUJU HARMONI SOSIAL
Penulis : Ulil Hidayah


Jurnal ini membahas rekonstruksi evaluasi pendidikan moral menuju harmoni sosial. Jurnal ini menekankan pentingnya mengevaluasi perilaku moral yang berakar pada kepribadian siswa. Penulis berpendapat bahwa kurikulum saat ini di Indonesia belum efektif dalam mencapai tujuan pendidikan, dan menyarankan bahwa rekonstruksi metode evaluasi diperlukan. Jurnal ini mengusulkan beberapa strategi untuk mengevaluasi pendidikan moral, termasuk mengintegrasikan pendidikan moral dengan situasi kehidupan nyata, menggabungkan pembelajaran multikultural

Tujuan pendidikan nasional dalam artikel jurnal ini menggarisbawahi pentingnya pendidikan moral dalam membentuk pemikiran dan perilaku individu terpelajar. Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dinilai sangat penting dalam menanamkan nilai-nilai etika pada peserta didik. PAI fokus mendidik siswa untuk meneladani sifat-sifat Nabi Muhammad SAW, hidup sederhana dan hemat, serta menjauhi maksiat seperti berjudi dan berkelahi. Sedangkan PKn menekankan pada pendidikan politik dan prinsip-prinsip Pancasila untuk menumbuhkan persatuan dan keberagaman antar individu dalam masyarakat.

Penulis juga menekankan perlunya rekonstruksi evaluasi pendidikan moral. Sistem evaluasi saat ini terutama berfokus pada ranah kognitif, seperti pembelajaran di kelas, namun gagal menilai ranah afektif dan psikomotorik, yang penting untuk pengembangan perilaku moral. Penulis menyarankan agar evaluasi harus melampaui penilaian kognitif dan mencakup penilaian aspek afektif dan psikomotorik yang nyata dan permanen, memastikan bahwa siswa tumbuh dalam masyarakat sosial yang harmonis.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Permata Balqis -
Nama: Permata Balqis
NPM: 2213053217

Judul jurnal: Rekonstruksi Evaluasi Pendidikan Moral Menuju Harmoni Sosial
Nama penulis: Ulil Hidayah
Nama jurnal penerbit: Jurnal Pedagogik, Vol. 05 No. 01, Januari-Juni 2018

Ringkasan isi jurnal:
Pemerintah telah berupaya melakukan berbagai langkah untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Dari sentralisasi hingga desentralisasi dan kemudian demokratisasi, serta perubahan kurikulum, semuanya bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia secara keseluruhan. Meski begitu, saat ini, output pendidikan masih diwarnai oleh permasalahan yang semakin rumit, terutama dalam bentuk disharmonisasi sosial, yang mencerminkan kegagalan pendidikan dalam membentuk manusia beradab. Artikel ini mengevaluasi pendidikan akhlak dalam mata pelajaran Pendidikan Islam dan Pendidikan Kewarganegaraan, yang dianggap memiliki peran penting dalam membentuk etika berpikir dan berperilaku manusia terpelajar. Meskipun rencana dan proses pembelajaran saat ini berjalan dengan baik, diperlukan evaluasi ulang terhadap hasil belajar siswa dengan harapan bahwa penilaian utamanya tidak hanya berfokus pada aspek kognitif dan pembelajaran di kelas, tetapi juga pada aspek afektif yang nyata dan berkelanjutan, serta penilaian psikomotorik hingga siswa tumbuh dewasa dalam masyarakat yang harmonis.
Dalam konteks sekolah, terdapat upaya untuk membentuk karakter moral siswa melalui materi pelajaran seperti Pendidikan Agama Islam, Budi Pekerti, dan Pendidikan Kewarganegaraan. Mata pelajaran ini secara khusus bertanggung jawab dalam menanamkan nilai-nilai moral kepada warga Indonesia.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by Are Benata Tarigan 2213053124 -
Nama : Are Benata Tarigan
NPm : 2213053124

Nama jurnal : Pedagogik
Judul jurnal : REKONSTRUKSI EVALUASI PENDIDIKAN MORAL MENUJU HARMONI SOSIAL
Penulis : Ulil Hidayah
Tahun : 2018
Tantangan moral yang menjadi permasalahan identitas bangsa menjadi

tanggungjawab semua elemen masyarakat, khususnya pendidikan yang
memiliki peran signifikan dalam membentuk dan melahirkan generasi bangsa
yang unggul secara intelektual dan moralitas. Sehingga evaluasi pendidikan
perlu kiranya melakukan perbaikan secara terus menerus dan serius dalam
memenuhi kebutuhan kegelisahan moral generasi bangsa. Dan melalui
pendidikan moral di sekolah khususnya yang tercakup dalam materi pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ditambah lagi dengan pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan yang secara jelas bertanggungjawab atas
penanaman nilai-nilai moral bagi warga Indonesia. Sehingga menumbuhkan
sikap toleransi, 3) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial, 4) Menghargai hidup
dalam perbedaan dilingkungan jangkauan pergaulan dan keberdaannya, 5)
Mempunyai semangat belajar untuk mengetahui berbagai wawasan keilmuan
dan pemahaman tentang fenomena dan kejadian yang namapak di sekitar
lingkungan, sehingga bisa berpkir dan bersikap bijak ketika dihadapkan
dengan gesekan perbedaan dan perpecahan antar golongan, 6) Mampu menalar
dan mengurai secara mandiri berbagai aspek permasalahan disekitar
lingkungan hidupnya secara objektif, 7) Mempunyai wawasan pendidikan
politik; tentang ketatanegaraan sehingga dapat menempatkan diri sebagai
bagian dari warga Negara, 8) Tumbuhnya semangat nasionalisme yang turut
serta menjunjung keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 1

by yayi aninggih paza 2253053038 -
nama : yayi aninggih paza
npm : 2253053038

Identitas Jurnal
Nama Jurnal : Jurnal Pedagogik
Vol : 05
No : 01
Halaman : 69-81
Tahun Terbit : 2018
Judul Jurnal : REKONSTRUKSI EVALUASI PENDIDIKAN MORAL MENUJU HARMONI SOSIAL
Nama Penulis : Ulil Hidayah

Secara universal sistem Pendidikan Nasional memiliki peranan yang signifikan terhadap dinamika perjalanan bangsa Indonesia (Baharun, 2017a). Hal ini dapat dilihat dari fenomena-fenomena kerusuhan yang mewarnai negeri ini. Banyak diantaranya pemicu terjadi konflik dalam negeri diakibatkan oleh perbedaan yang dimaknai sebagai garis runcing pemisah antara kelompok satu dan lainnya, baik itu perbedaan agama, suku, budaya bahkan yang lebih fenomenal akhir-akhir ini perseteruan antara kelompok-kelompok yang memiliki paham ideology yang berbeda (Fauzi, 2017), sehingga bendera politik identitas mulai menjadi isu yang sensitif ketika dikibarkan di wilayah tertentu
atau menjadi benturan keras yang memicu saling merasa benar dan saling menyalahkan antar golongan yang berbeda sudut pandang pemahaman.

Tantangan moral yang menjadi permasalahan identitas bangsa menjadi tanggungjawab semua elemen masyarakat, khususnya pendidikan yang memiliki peran signifikan dalam membentuk dan melahirkan generasi bangsa yang unggul secara intelektual dan moralitas. Sehingga evaluasi pendidikan perlu kiranya melakukan perbaikan secara terus menerus dan serius dalam memenuhi kebutuhan kegelisahan moral generasi bangsa. Dan melalui pendidikan moral di sekolah khususnya yang tercakup dalam materi pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ditambah lagi dengan pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang secara jelas bertanggungjawab atas penanaman nilai-nilai moral bagi warga Indonesia. Sehingga menumbuhkan sikap toleransi, Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial, Menghargai hidup dalam perbedaan dilingkungan jangkauan pergaulan dan keberdaannya, Mempunyai semangat belajar untuk mengetahui berbagai wawasan keilmuan dan pemahaman tentang fenomena dan kejadian yang namapak di sekitar
lingkungan, sehingga bisa berpkir dan bersikap bijak ketika dihadapkan dengan gesekan perbedaan dan perpecahan antar golongan, Mampu menalar dan mengurai secara mandiri berbagai aspek permasalahan disekitar lingkungan hidupnya secara objektif, Mempunyai wawasan pendidikan politik; tentang ketatanegaraan sehingga dapat menempatkan diri sebagai bagian dari warga Negara, Tumbuhnya semangat nasionalisme yang turut serta menjunjung keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.