Lampirkan analisis anda mengenai jurnal diatas, dengan menyertakan identitas diri seperti nama dan NPM.
Forum Analisis Jurnal-2
Re: Forum Analisis Jurnal-2
Nama. : Aziyatun Adinda Fitria.
NPM. : 2213053239
Nilai moral sosial budaya Indonesia di kalangan remaja, untuk menanamkan nilai moral sosial budaya indonesia dikalangan remaja dapat diawali dengan membangun hubungan yang baik antar manusia warga bangsa berdasarkan saling menghargai, saling percaya untuk menciptakan kehidupan yang sejahterah. Karena seorang manusia baru dapat dikata sebagai manusia yang sesuguhnya apabila ia ada di dalam masyarakat, hubungan yang baik antar sesama masyarakat sekitar dapat menciptakan kehidupan berbangsa indonesia yang sejahtera dan untuk mewujudkan hal itu maka diperlukannya pendidikan nilai moral pada kalangan remaja. Pendidikan nilai moral snagat diperlukan untuk menjadi sebuah petunjuk bagi mereka dalam kehidupan bermasyarakat yang baik. Untuk penanaman nilai moral yang baik tentunya sangat diperlukannya peran orang tua maupun guru sebagai pendidik formal maupun non formal. Guru dan orang tua sudah seharusnya mencipatkan komunikasi yang baik terhadap anaknya sendiri maupun anak didik agar dapat menciptakan auasana yang kondusif aktif, efektif, komunikatif penuh nilai kreatif dan bertanggung jawab karena hal ini akan dapat membantu mereka "para remaja" untuk memiliki nilai moral yang tinggi, tidak senang tawuran, berpikir positif, dan potensi yang dimiliki akan berkembang optimal, agar terciptanya kehidupan sosial budaya masyarakat indonesia yang baik.
NPM : 2213053037
Dalam suatu keluarga pasti ada binaan keluarga yang di mana baik dalam hibungan suami dan istri atau pun hungungan antara orang tua dan anak. Maka tanggung jawab dan akhlak maka dapat di wujudkannya pada saat sejak dini kepada generasi muda yang di namakan nilai-nilai moral.
Yang lebih sangat penting dalam pembinaan di keluarga yakni bagaimana pada saat di keluarga sejak di tanamkannya nilai- nilai moral , nilai- nilai keimanan, dan akhlak sejak sang anak lahir sebelum menginjal di sekolah dasar.
Nama : Rosa ananta Febrianti
Npm : 2213053288
Nilai-nilai hubungan antar manusia seyogyanya seperti tersebut pada soal ini, dan untuk menjawabnya, terkait dengan kedudukan manusia sebagai makhluk Sosial, dan sekaligus sebagai makhluk individual.
Di dalam keluarga mulai di tanamkan nilai-nilai keimanan,nilai-nilai, dan etika pergaulan.Sebelum Sekolah Dasar bagi yang tergolong keluarga mampu dan modern anaknya dititipkan ke preschool (play group dan TK).Setelah memasuki usia sekolah yaitu tanggung jawab keluarga tetap ada,namun untuk pengembangan potensi akademik, non akademik mendapat bantuan dari Sekolah. Demikian hal ini berlanjut sampai ke Perguruan Tinggi bagi mereka yang mampu. Dari sinilah sebenarnya hubungan sosial yang saling menghargai, saling percaya,untuk membangun masyarakat bagsa yang sejahtera harus sudah dimulai dengan baik.
dilandasi nilai moral Pancasila yang sesungguhnya, dimana sila Pertama adalah Ketuhanan Yang maha Esa,dan Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, dapat dipraktekan dalam interaksi sosial sehari-hari, baik terjadi dilingkungan keluarga(Pendidikan Informal, lingkungan sekolah (Pendidikan Formal), dan pendidikan kemasyarakatan(Pendidikan non Formal). Ketiga lingkungan pendidikan tersebut perlu didasari interaksi sosial yang saling menghargai, saling percaya dalam mewujudkan kehidupan berbangsa yang sejahtera.
sementara itu melatih dititik beratkan pada aspek motorik atau ketrampilan anak yang sesuai dengan minat peserta didik, misalnya menjadi ahli perbengkelan motor dan mobil. Seyogyanya antara penguasaan pengetahuan,nilai,moral dan ketrampilan seseorang dalam membentuk jati diri perlu dijaga keseimbangan dalam masyarakat yang terus berubah, agar manusia akan tetap menjadi manusia dan bukan menjadi makhluk non human being yang tidak bermoral.
Jadi menurut saya, nilai moral dalam kalangan remaja itu harus atau di khususkan, sebagian besar para remaja, sudah hilang atau bahkan tidak memiliki cara sopan santun terhadap orang yg lebih tua. Maka dari itu ada nya sikap dalam diri mereka yg lantah dalam segala sesuatu yg harus di hilangkan malah mereka makin menjadikan itu bahan atau bahkan untuk ketenaran mereka saja.
Menjadi seseorang yg dewasa itu sangatlah tidak mudah, banyak tuntutan dll, maka dari itu sebagai remaja, harus bisa banyak berpikir dalam mengambil sesuatu keputusan agar dapat menghindari hal-hal yg tidak kita inginkan. Bahkan kadang kita juga terutama menjadi kakak untuk adik2 nya harus patut untuk mencontohkan hal-hal yg baik terhadap adik2 kita, agar mereka mencontohkan nya, dalam penerapan dalam kehidupan sehari hari, harus mampu melewati masa atau masalah dalam kehidupan keluarga,sahabat dll. Banyak cara untuk menjadi orang yg bisa lebih leluasa memiliki pola pikir yg kritis bukan sebaliknya.
Menjadi seorang KK tentu bisa menjadi seorang guru saat di rumah, untuk mengajari adik2 nya. Dalam pembelajaran yg di hadapi adik2nya jika mengalami kesusahan dalam belajar, jadi sebagai KK juga harus ttp ada saat adik2 nya membutuhkan. Dan yg paling penting tetap menerapkan nilai2 moral dalam berpendidikan agar dapat berpikir secara kritis dan juga seksama.
NPM: 2253053043
Analisis saya terhadap jurnal yang berjudul " MEMBINA NILAI MORAL SOSIAL BUDAYA INDONESIA DI KALANGAN REMAJA " pembentukan dan pembinaan nilai dan moral dikalangan remaja dapat dilakukan oleh orang tua, guru, masyarakat, dan pemerintah keempat ini sangat penting dalam pembentukan nilai dan moral pada remaja namun ke sekarang ini keempat tersebut belum optimal dalam pembentukan dan pembinaan nilai dan moral sehingga masih marak terjadi penyimpangan nilai dan moral dan norma yang tidak sesuai yang dilakukan oleh para remaja.
NPM. : 2213053249
Penamaan nilai moral sosial budaya Indonesia pada anak dan remaja merupakan tanggung jawab orang tua, masyarakat dan pemerintah. Hal ini dapat dimulai dengan menciptakan hubungan yang baik antar sesama, kelompok masyarakat dan bangsa Indonesia dengan dilandasi nilai moral Pancasila yang sesungguhnya, dimana sila Pertama adalah Ketuhanan Yang maha Esa, dan Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, dapat dipraktekan dalam interaksi sosial sehari-hari, baik terjadi di lingkungan keluarga (Pendidikan Informal, lingkungan Sekolah (Pendidikan Formal), dan Pendidikan Kemasyarakatan (Pendidikan non Formal) Ketiga lingkungan pendidikan tersebut perlu didasari interaksi sosial yang saling menghargai, saling percaya dalam mewujudkan kehidupan berbangsa yang sejahtera.
NPM : 2253053017
Kelas : 3/I
Dalam membina keluarga, baik hubungan antara suami istri
maupun antara orang tua dengan anak, ada rujukan yang kuat dengan menggunakan ayat Qur’an surat ArRum (30): 21, yang artinya “... dan di antara tanda-tanda kebesaran-Nya
ialah dia menciptakan pasanganpasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dia menjadikan di antaramu rasa kasih
dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi kaum yang berpikir Surat ke dua Al Isra (17): 23-25: yang artinya“.... dan
hendaklah engkau merendah diri kepada keduanya karena belas kasihan dan kasih sayangmu, dan doakanlah untuk mereka dengan berkata: wahai Tuhanku cucurilah
rahmat kepada mereka berdua sebagaimana mereka telah
mencurahkan kasih sayangnya memelihara dan mendidikku semasa kecil”.
NPM : 2213053210
Dalam pembentukan nilai moral sosial budaya Indonesia di kalangan anak- anak dan remaja ialah tanggung jawab orang tua, masyarakat dan pemerintah secara bersinergis. Dalam realitas kehidupan saat ini ketiganya belum melakukan sinergitas yang optimal, sehingga di berbagai lingkungan pendidikan seringkali terjadi penyimpangan terhadap nilai moral dan norma yang tidak sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat Indonesia, untuk itu upaya pendidikan perlu perlakuan yang menitik beratkan pada aspek afektif dan perilaku yang luhur. Kelangkaan perhatian orang tua terhadap anak menggejala dengan munculnya berbagai kenakalan remaja, tawuran pelajar, dan penggunaan obat terlarang narkoba dan semacamnya, yang merupakan pelarian dari suasana mental remaja yang bersifat terminal, oleh karena itu pentingnya peran keluarga dalam membina manusia yang tidak berdaya dari usia kandungan sampai usia dewasa. Di dalam keluarga mulai ditanamkan nilai-nilai keimanan, nilai-nilai, dan etika pergaulan.
NPM : 2213053102
Dari jurnal yang berjudul MEMBINA NILAI MORAL SOSIAL BUDAYA INDONESIA
DI KALANGAN REMAJA, saya dapat menyimpulkan bahwa Nilai-nilai hubungan antar manusia warga bangsa perlu dibangun
berdasarkan saling menghargai, saling
percaya untuk
menciptakan
kehidupan yang sejahterah. Untuk itu pada jurnal tersebut membahas tentang remaja sebagai sasaran utama untuk memperbarui nilai moral dan budaya Indonesia Dengan landasan pendidikan agama yang dilakukan di keluarga,
sekolah dan masyarakat dengan
sebaik-baiknya, maka akan terbangun
kepribadian peserta didik yang
memiliki nilai-nilai moral yang termaktub dalam pancasila, dimana sila yang pertama adalah Sila
Ketuhanan YME, yang menjadi dasar
sila-sila yang lain, Penciptaan Suasana Yang Kondusif
Aktif, Efektif, Komunikatif Penuh
Nilai Kreatif Dan Bertanggung Jawab, Cara
yang
lain dapat
dilakukan melalui refleksi diri jika
kita bandingkan dengan makhluk
hidup dan tak hidup.
NPM : 2253053052
Setelah saya membaca jurnal yang berjudul ''Membina Nila Moral Sosial Budaya Indonesia di Kalangan Remaja", yang dapat saya simpulkan yaitu:
-Penelitian jurnal tersebut menekankan pentingnya orang tua mengasuh anak-anak mereka dengan cinta dan kasih sayang untuk mengembangkan individu yang bertanggung jawab dan jujur secara moral.
-Menyoroti prevalensi kenakalan remaja, perkelahian siswa, dan penyalahgunaan narkoba sebagai akibat dari kelangkaan kasih sayang orang tua.
-Jurnal tersebut menunjukkan bahwa pendidikan harus memprioritaskan aspek afektif dan perilaku untuk menumbuhkan karakter mulia pada generasi muda.
Ini membahas pembentukan identitas pribadi dan tanggung jawab individu terhadap diri mereka sendiri, masyarakat, dan Penciptanya.
-Jurnal tersebut menekankan perlunya kolaborasi dan koordinasi antara lingkungan pendidikan yang berbeda untuk mempromosikan nilai-nilai keluarga dan prinsip-prinsip agama, memperkuat identitas nasional Indonesia.
-Menyoroti pentingnya merefleksikan esensi manusia, menghargai keajaiban alam semesta, dan mengakui kebesaran Sang Pencipta.
Dalam lingkungan yang menantang dan menuntut saat ini, orang tua memainkan peran penting dalam mengasuh anak-anak mereka dengan cinta dan kasih sayang untuk mengembangkan individu yang bertanggung jawab dan jujur secara moral. Pentingnya kolaborasi dan koordinasi antara lingkungan pendidikan yang berbeda untuk mempromosikan nilai-nilai keluarga dan prinsip-prinsip agama, memperkuat identitas nasional Indonesia, hal ini menunjukkan bahwa menanamkan nilai-nilai moral dan budaya sosial di kalangan remaja Indonesia sangat penting untuk mencegah kenakalan, perkelahian mahasiswa, dan penyalahgunaan narkoba. Pentingnya merefleksikan identitas pribadi, mengakui tanggung jawab seseorang terhadap diri sendiri, masyarakat, dan Sang Pencipta, serta perlunya individu untuk menghargai keajaiban alam semesta dan kebesaran Sang Pencipta, mengilhami rasa kagum dan kekaguman.
NPM : 2213053198
Judul Jurnal : Membina Nilai Moral Sosial Budaya Indonesia di Kalangan Remaja
Pengertian pendidikan secara luas adalah berperan dalam upaya memanusiakan manusia dengan jati dirinya yang unik. Dalam lingkungan pendidikan formal dan nonformal, pendidik bertanggung jawab membentuk nilai-nilai moral yang membangun jati diri generasi muda sebagai guru dan tokoh masyarakat yang memimpin upaya pendidikan, pengajaran, dan pelatihan. Keseimbangan harus dijaga antara penguasaan pengetahuan, nilai moral, dan keterampilan seseorang untuk membentuk jati diri seseorang dalam masyarakat yang terus berubah, agar manusia tetap menjadi manusia dan tidak menjadi manusia yang tidak baik.
Upaya internalisasi nilai-nilai Pancasila perlu dilakukan sejak usia dini, yang dimulai dari kelompok primer yaitu lingkungan keluarga, sampai dengan lingkungan yang lebih luas/kelompok sekunder yaitu lingkungan tetangga, teman sebaya (peer group), lembaga pendidikan formal dan pendidikan non formal.
Pembentukan nilai-nilai budaya dan moral sosial Indonesia pada anak dan remaja merupakan sebuah tanggung jawab orang tua, masyarakat dan pemerintah dalam koordinasi. Suasana pendidikan yang baik harus didasarkan pada komunikasi yang penuh nilai. Menciptakan suasana pendidikan yang kondusif berarti membangun interaksi timbal balik dua arah yang menghasilkan kontribusi dan hasil. Hal ini dilakukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Komunikasi menunjukkan keramahan, persahabatan dan keadilan, berbagi dengan orang lain.
Dalam proses menolong atau meminta pertolongan, komunikasi dua arah, komunikasi yang adil dan merata sangat diperlukan agar kedua belah pihak mempunyai harga diri yang baik sebagai manusia. Artinya, ketika komunikasi berlangsung maka terjadilah pula proses hubungan sosial yang dianggap adanya ketidakseimbangan yang berarti antara dua pihak, misalnya antara guru dan murid, dosen dan mahasiswa, atau antara orang tua dan anak, antara atasan dan bawahan, kemudian pihak hasilnya tidak lagi optimal.
Npm : 2213053153
Pembentukan nilai-nilai sosial etika budaya Indonesia pada anak dan remaja menjadi tanggung jawab orang tua, masyarakat dan
pemerintah secara koordinasi. Kerja sama yang baik antara ketiga lingkungan pendidikan pada Ki Hajar Dewantoro (1964) disebut dengan Tri Pusat Pendidikan. pada dasarnya sudah dikenal
tahun merdeka Negara Republik indonesia. Dalam kehidupan nyata saat ini nampaknya ketiganya belum mencapai sinergi yang optimal, sehingga dalam lingkungan pendidikan yang berbeda terdapat penyimpangan etika dan nilai Ketidakpatuhan terhadap standar sering terjadi. dengan kondisi sosial budaya masyarakat Indonesia. Kedepannya ketiga lingkungan pendidikan memerlukan mempererat kerjasama yang erat, koordinasi sistematis dan bekerja sama dalam kerangka nilai-nilai kekeluargaan yang selaras dengan nilai-nilai keagamaan yang suci, adalah anak bangsa yang ingin memulihkan kekuatan jati diri bangsa, menjadi bangsa yang cerdas dalam kebijaksanaan, kelembutan hati, ketrampilan tangan agar bangsa ini menjadi bangsa yang maju dengan nilai dan etika.
NPM : 2253053014
Dalam kehidupan dewasa ini banyak tuntutan tantangan dan masalah upaya orang tua membina anak dalam keluarga dengan kasih sayang untuk menjadi generasi mendatang yang bertanggung jawab dan berakhlak mulia kelangkaan gas yang orang tua tersebut kini gejala dengan munculnya berbagai kenakalan remaja atau orang pelajar dan penggunaan obat terlarang ataupun semacamnya maka diperlukan;
1. Membangun hubungan interpersonal antar bangsa dalam kehidupan sehari-hari kita harus menjalin hubungan antar sesama atau orang-orang yang bertetangga yang berbasis nilai moral yang membentuk saling menghargai dan saling percaya saling menolong dengan tulus untuk menciptakan kehidupan berbangsa Indonesia yang sejahtera masalah bangsa ini memerlukan masyarakat bangsa Indonesia untuk mengubah pola pembinaan sistematis dan terarah dalam membangun interaksi sosial antar warga bangsa yang baik tersebut seyogyanya dibangun melalui lembaga pendidikan formal dengan tidak mengesamkan unsur keluarga masyarakat dalam membangun bangsa ini.
2. Pendidikan generasi muda yang memiliki jati diri Indonesia yang beredar modern dalam pembinaan generasi muda pendidikan berbeda dari zaman ke zaman dalam membina kepribadian upaya membentuk jati diri remaja tidak bisa lepas dari filsafat hidup atau pandangan hidup seseorang cantik generasi muda dapat dibentuk oleh tradisi kehidupan masyarakat atau oleh usaha yang terpegang dan direncanakan secara sistematis maupun modern dengan memahami jati diri yang sebenarnya menjadikan diri sendiri tidak tinggi hati rakus maupun berupa daratan justru menjadi lebih rendah hati menghargai makhluk lain dan mempertanggungjawabkan segala sesuatu kepada sang pencipta.
3. Diperlukan pendidikan dalam arti seluas-luasnya yaitu orang tua guru dosen tokoh masyarakat formal maupun non formal artinya pendidikan memiliki peran yang sangat besar dalam upaya memanusiakan manusia yang memiliki jati diri yang khas dari seorang individu.
4. penciptaan suasana yang kondusif aktif efektif komunikatif penuh nilai kreatif dan bertanggung jawab.
5. Peranan strategis pendidikan agama dalam pembentukan perilaku peserta didik dalam kondisi masyarakat yang pluralistis tujuan utama bagi terwujudnya masyarakat Indonesia yang multikultural dan pluralistis adalah multikulturalisme yaitu sebuah ideologi yang mengakui dan mengagungkan perbedaan dalam kesederajatan baik secara individual maupun kebudayaan.
6. faktor-faktor personal yang mempengaruhi tindakan manusia yaitu aspek biologis aspek sosiologis motif sosiogenesis konsepsi manusia dalam psikoanalisis teori behaviorisme.
7. Menginternalisasikan nilai-nilai Pancasila membina jati diri berwawasan nasional semua nilai-nilai harus di internalisasikan dan diuraikan supaya lebih berhasil dan berdaya guna optimal harus dilandasi ajaran agama yang kuat sebagaimana tercantum dalam sila Pancasila pertama.
NPM : 2213053114
Judul jurnal : MEMBINA NILAI MORAL SOSIAL BUDAYA INDONESIA DI KALANGAN REMAJA
Di kehidupan zaman yang semakin kompleks ini, banyak terjadi masalah dan tantangan yang dihadapi generasi muda.
Keluarga, sekolah, dan masyarakat berperan penting dalam membina manusia yang dilakukan secara berkesinambungan. Membina nilai, moral, sosial, dan budaya pada generasi muda dapat dilakukan dengan Membangun Hubungan Interpersonal Antar Bangsa, Pendidikan Generasi Muda Yang Memiliki Jati Diri Indonesia Yang Berkadar Modern, Diperlukan Pendidik Dalam Arti Seluas-luasnya (Orang Tua, Guru,
Dosen, Tokoh Masayarakat Formal/Non Formal). Pembentukan jati diri generasi muda
tidak bisa dilepaskan dari peran pendidikan, tokoh pendidikan Nasional menyatakan ada tiga pusat lingkungan pendidikan/tri pusat pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Selain itu, Penciptaan Suasana Yang Kondusif Aktif, Efektif, Komunikatif Penuh Nilai Kreatif Dan Bertanggung Jawab serta Peranan Strategis Pendidikan Agama dalam Pembentukan Perilaku Peserta Didik dalam Kondisi Masyarakat yang Pluralistis. Pada intinya pendidikan sangat berperan penting dalam membina manusia karena dalam arti luas pendidikan sangat berperan dalam upaya memanusiakan manusia yang memiliki jati diri yang khas dari seorang individu.
Re: Forum Analisis Jurnal-2
NPM : 2253053018
Dalam analisis jurnal 1 ini kita dapat melihat dalam lingkungan kehidupan saat ini yang penuh dengan tuntutan, tantangan dan permasalahan, upaya orang tua ditujukan untuk membesarkan anak-anak dalam keluarga dengan sedikit dukungan untuk menjadi generasi penerus yang bertanggung jawab dan berakhlak mulia. Menjadi sesuatu yang langka. Kurangnya kontak orang tua menjadi gejala akhir-akhir ini dengan munculnya banyak kenakalan remaja, perkelahian antar pelajar, penggunaan obat-obatan terlarang, dan lain-lain, yang menciptakan pelarian dari kondisi mental remaja yang terminal. Oleh karena itu, upaya pendidikan memerlukan penanganan yang berfokus pada aspek emosi dan perilaku subliminal. Nilai-nilai hubungan antar manusia warga bangsa perlu dibangun berdasarkan saling menghargai, saling percaya untuk menciptakan kehidupan yang sejahterah.
Tanggung jawab dan akhlaq mulia akan dapat diwujudkan manakala, sejak dini kepada generasi muda sudah ditanamkan nilai-nilai keimanan dan disertai kegiatan ibadah dan muamallah yang terus menerus dan konsisten disertai keteladanan orangtua dan para pemimpin/tokoh masyarakat yang ada disekitar kita, masyarakat dan bangsa Indonesia ini, agar kelak tujuan pendidikan yang telah dirumuskan dalam UU Sisdiknas 2003 dapat tercapai dengan baik tanpa upaya tersebut maka pembinanaan generasi muda yang bertanggung jawab dan akhlaq mulia hanya sebagai buah bibir dan isapan jempol belaka.
Tri Pusat Pendidikan pada dasarnya sudah dikenal seusia kemerdekaan Negara Republik Indonesia. Dalam realitas kehidupan saat ini terlihat ketiganya belum melakukan sinergitas yang optimal, sehingga di berbagai lingkungan pendidikan seringkali terjadi penyimpangan terhadap nilai moral dan norma yang tidak sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat Indonesia.
Ke depan ke tiga lingkungan pendidikan tersebut perlu meningkatkan kerjasama yang kuat, koordinasi yang sistematis, dan saling bahu-membahu dalam bingkai nilai kekeluargaan yang sesuai dengan nilai- nilai agama yang suci, sebagai anak bangsa yang merindukan kembali kokohnya jati diri bangsa ini, menjadi bangsa yang cerdas otaknya, lembut hatinya, dan terampil tangannya sehingga bangsa ini menjadi bangsa yang maju yang bernilai, bermoral, dan berbudaya Indonesia yang di Ridhai Tuhan Yang Maha Esa.
NPM : 2213053044
Dalam jurnal yang berjudul "MEMBINA NILAI MORAL SOSIAL BUDAYA INDONESIA
DI KALANGAN REMAJA" menyampaikan bahwa Membangun hubungan interpersonal baik antar bangsa dapat dibangun dengan hubungan saling menghargai, saling menolong, saling menghargai antar sesama yang ditanamkan dari keluarga, lingkungan, dan sekolah. Permasalahan bangsa memerlukan uluran tangan dan pikiran seluruh lapisan masyarakat bangsa Indonesia ini, bukan hanya golongan kecil saja.
Pendidikan Generasi Muda Yang Memiliki Jati Diri Indonesia Yang Berkadar Modern Dalam pembangunan jati diri diperlukan perenungan yang sangat mendalam untuk menemukan jati diri. Jati diri dari generasi muda dibentuk dari tradisi kehidupan masyarakat. Dengan memahami jati diri yang sebenarnya kita tidak akan menjadi tinggi hati, rakus,lupa daratan,
justru sebaliknya kita akan menjadi rendah hati, menghargai makhluk lain khususnya manusia,
karena segala sesuatu yang kita perbuat akan
kita pertanggung- jawabkan dihadapan Allah SWT. Diperlukan Pendidik Dalam Arti Seluas-luasnya (Orang Tua, Guru, Dosen, Tokoh, Masyarakat (Formal/Non Formal) Di lembaga pendidikan formal dan non formal (masyarakat). pendidik yang bertugas membentuk nilai moral untuk membangun jatidiri generasi muda adalah guru dan tokoh masyarakat.
Pembentukan nilai dan moral dapat di lakukan oleh kerjasama antara orang tua, masyarakat, dan pemerintah, ketiganya disebut tri pusat pendidikan yang dikenal sejak seusia merdeka, maka dari itu pendidikan perlu ditingkatkan dengan kerja sama yang kuat dengan generasi yang bahu membahu untuk membangun nilai yang baik sehingga akan menjadikan bangsa maju yang bernilai, bermoral, dan berbudaya Indonesia yang senantiasa di jalan Tuhan yang maha esa.
Re: Forum Analisis Jurnal-2
Npm:2213053152
Kelas:3/I
Pentingnya peran penting keluarga dalam membina manusia yang tidak berdaya dari usia kandungan sampai usia dewasa. Di dalam keluarga mulai ditanamkan nilai-nilai keimanan,
nilai-nilai, dan etika pergaulan. Pembentukan nilai moral sosial budaya Indonesia di kalangan anak-
anak dan remaja merupakan tanggung jawab orang tua, masyarakat dan pemerintah secara bersinergis.Pendidikan moral sangat diperlukan untuk menjadi pedoman dalam kehidupan masyarakat yang baik.Untuk itu perlu ditanamkannya sikap-sikap yang baik agar menjadi bangsa yang cerdas otaknya, lembut
hatinya, dan terampil tangannya sehingga bangsa ini menjadi bangsa yang maju yang bernilai dan bermoral.
NPM : 2213053098
Kelas : 3I
MEMBINA NILAI MORAL SOSIAL BUDAYA INDONESIA DI KALANGAN REMAJA
Identitas Jurnal
Nama Jurnal : Jurnal Pendidikan Sosiologi dan Humaniora
Nomor : 1
Halaman : 89-100
Tahun Terbit : 2010
Judul Jurnal : Membina Nilai Moral Sosial Budaya Indonesia di Kalangan Remaja
Nama Penulis : H. Wanto Rivaie
PEMBAHASAN
• Membangun hubungan interpersonal antar bangsa.
Nilai-nilai hubungan antar manusia warga bangsa perlu dibangun berdasarkan saling menghargai, saling
percaya untuk menciptakan kehidupan yang sejahtera. Dalam realitas masyarakat Indonesia saat ini
hubungan antar manusia yang yang ada belum berjalan optimal, sangat
memprihatinkan. Masalah bangsa ini memerlukan uluran tangan dan pikiran seluruh lapisan masyarakat bangsa Indonesia ini, bukan hanya golongan kecil saja.
• Pendidikan Generasi Muda Yang
Memiliki Jati Diri Indonesia Yang Berkadar Modern.
Pembinaan generasi muda
(SDM) melalui pendidikan berbeda dari zaman ke zaman, intinya dalam membina kepribadian, sebagai upaya membentuk jati diri remaja tidak bisa
lepas dari filsafat hidup atau pandangan hidup seseorang, masyarakat atau bangsa dimana
mereka menjalani kehidupan.
• Diperlukan Pendidik Dalam Arti Seluas-luasnya (Orang Tua, Guru, Dosen,Tokoh Masayarakat
Formal/Non Formal).
Dalam hal pendidik dalam arti luas kaitannya dengan pembentukan jatidiri yang terlihat pada penampilan kepribadian seseorang, Nursid S.
(2008, 31-33) menjelaskan bahwa sepanjang hidupnya manusia
dipengaruhi oleh pendidik dalam arti
luas ini (orang tua, guru, dan tokoh
masyarakat). Di keluarga kegiatan
pendidikan dilakukan oleh orang tua,
di sekolah oleh guru-guru, di
masyarakat oleh tokoh-tokoh masyarakat atau para instruktur.
• Penciptaan Suasana Yang Kondusif
Aktif, Efektif, Komunikatif Penuh Nilai Kreatif Dan Bertanggung Jawab.
Dalam proses memberikan atau
meminta bantuan perlu dibangun
komunikasi dua arah, komunikasi yang
setara, kesederatan, agar kedua pihak memiliki harga diri yang layak sebagai
insan kamil. Dengan demikian maka
dalam komunikasi yang penuh nilai, kreatif dan bertanggung jawab, hal
penting yang perlu diperhatikan adalah
bagaimana si pembelajar bisa tumbuh
self confidence, dan self esterm agar
potensi yang ada pada dirinya
berkembang secara maksimal dan
berbudaya nasional Indonesia.
• Peranan Strategis Pendidikan Agama
dalam Pembentukan Perilaku Peserta Didik dalam Kondisi Masyarakat yang Pluralistis.
Dengan landasan pendidikan
agama yang dilakukan di keluarga,
sekolah dan masyarakat dengan
sebaik-baiknya, maka akan terbangun
kepribadian peserta didik yang
memiliki nilai-nilai moral yang termaktub dalam pancasila, dimana
sila yang pertama adalah Sila
Ketuhanan YME, yang menjadi dasar sila-sila yang lain. Acuan utama bagi terwujudnya masyarakat Indonesia
yang multikultural dan pluralistis adalah multikulturalisme, yaitu sebuah ideologi yang mengakui dan mengagungkan perbedaan dalam kesederajatan baik secara individual maupun secara kebudayaan.
• Faktor-Faktor Personal Yang
Mempengaruhi Tindakan Manusia
1. Aspek Biologis
2. Aspek Sosiopsikologis
3. Motif Sosiogenesis
4. Konsepsi Manusia Dalam Psikoanalisis
5. Teori Behaviorisme
• Menginternalisasikan Nilai Pancasila, Membina Jatidiri Berwawasan Nasional Jatidiri menurut Prof. Nursid.
S., (2005, 151) jatidiri berarti jadilah
diri sendiri yang berakhlakul karimah,
beretos kerja tinggi dan cerdas
menghadapi kehidupan hari ini,
mendatang mulai dari lingkungan
keluarga, masyarakat baik lokal,
nasional, regional dan dunia.
NPM : 2213053023
Sepanjang hidup manusia dipengaruhi oleh pendidik dalam arti luas ini (orang tua, guru, dan tokoh masyarakat). Tokoh pendidikan Nasional menyatakan ada tiga pusat lingkungan pendidikan/tri pusat pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Di keluarga kegiatan pendidikan dilakukan oleh orang tua, di sekolah oleh guru-guru, di masyarakat oleh tokoh-tokoh masyarakat atau para instruktur. Dalam realitas kehidupan saat ini terlihat ketiganya belum melakukan sinergitas yang optimal, sehingga di berbagai lingkungan pendidikan seringkali terjadi penyimpangan terhadap nilai moral dan norma yang tidak sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat Indonesia. Di lembaga pendidikan formal dan non formal (masyarakat), pendidik yang bertugas membentuk nilai moral untuk membangun jatidiri generasi muda adalah guru dan tokoh masyarakat.
NPM : 2213053076
Dari Jurnal diatas dapat saya simpulkan bahwa munculnya berbagai kenakalan remaja, tawuran antar pelajar, penggunaan obat terlarang narkoba dan semacamnya, merupakan pelarian dari suasana mental remaja yang bersifat terminal. Untuk itu upaya pendidikan perlu perlakuan yang menitik beratkan pada aspek afektif dan perilaku yang luhur.Pembinaan generasi muda(SDM) melalui pendidikan berbeda dari zaman ke zaman, intinya dalam membina kepribadian, sebagai upaya membentuk jati diri remaja tidak bisa lepas dari filsafat hidup atau pandangan hidup seseorang,masyarakat atau bangsa dimana mereka menjalani kehidupan. Jati diri generasi muda dapat dibentuk oleh tradisi kehidupan masyarakat atau oleh usaha yang terprogram,direncanakan dengan baik, dan sistematis/modern.Namun demikian sesederhana apapun pembentukan jati diri generasi muda tidak bisa dilepaskan dari peran pendidikan.
Pembentukan nilai moral sosial budaya Indonesia di kalangan anak- anak dan remaja merupakan tanggung jawab orang tua, masyarakat dan pemerintah secara bersinergis. Kerjasama yang baik antara ketiga lingkungan pendidikan yang disebut dengan Tri Pusat Pendidikan pada dasarnya sudah dikenal seusia kemerdekaan Negara Republik Indonesia. Dalam realitas kehidupan saat ini terlihat ketiganya belum melakukan sinergitas yang optimal, sehingga di berbagai lingkungan pendidikan seringkali terjadi penyimpangan terhadap nilai moral dan norma yang tidak sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat Indonesia.
NPM : 2213053119
Kelas :3/i
Nama Jurnal :Membina Nilai Moral Sosial Budaya Indonesia di Kalangan Remaja
Vol dan No : 1 . 1
Halaman : 90-100
Tahun Terbit : April 2010
Penulis : H. Wanto Rivaie
ANALISIS
Dari analisis jurnal yang berjudul Membina Nilai Moral Sosial Budaya Indonesia di Kalangan Remaja dapat disimpulkan bahwa Membentuk nilai-nilai moral, sosial, dan budaya di kalangan anak-anak dan remaja Indonesia merupakan tanggung jawab bersama yang harus dipikul oleh orang tua, masyarakat, dan pemerintah dengan sinergi. Meskipun konsep kerjasama yang erat antara ketiga komponen pendidikan ini, yang dikenal sebagai "Tri Pusat Pendidikan" menurut pandangan Ki Hajar Dewantoro (1964), telah ada sejak awal kemerdekaan Negara Republik Indonesia, namun dalam kenyataannya saat ini masih terlihat bahwa kerjasama ini belum mencapai tingkat optimal yang diharapkan. Hal ini sering mengakibatkan terjadinya penyimpangan terhadap nilai-nilai moral dan norma yang tidak sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, ke depannya, ketiga komponen pendidikan ini perlu meningkatkan kerjasama yang solid, menjalankan koordinasi yang teratur, dan menjunjung tinggi semangat gotong-royong dalam kerangka nilai-nilai kekeluargaan yang memiliki akar kuat pada nilai-nilai agama yang suci. Semua tindakan ini harus dilakukan sebagai bagian dari upaya bersama masyarakat Indonesia yang berkeinginan agar jati diri bangsa ini tetap kokoh, dan menjadikan bangsa ini sebagai bangsa yang cerdas, empati, dan memiliki keterampilan yang tinggi sehingga mampu berkembang maju dengan kuat dalam nilai-nilai moral, berintegritas, dan berbudaya. Semua ini menjadi langkah penting untuk mendapatkan restu dari Tuhan Yang Maha Esa dalam perjalanan negara ini.
KELEBIHAN JURNAL : Jurnal memiliki banyak topik yang diangkat
KEKURANGAN JURNAL : Kurangnya pendukung data yang lengkap.
NPM : 2213053200
Membentuk generasi muda yang memiliki karakter yang berakhlak mulia dan bertanggung jawab tidak lepas dari pendidikan nilai an moral dari sebuah bangsa. Lembaga pendidikan formal dan non formal, setiap pendidik harus dapat bertugas dengan baik yaitu dapat membentuk nilai moral untuk membangun jati diri yang dapat bertaggung jawab membangun kepribadian yang baik. tidak hanya itu membangun komuniskasi dengan bahasa yang baik juga dapat memnunjukan sebuah kebersamaan, pertemanan, dan keadilan yang baik antara teman atau masyarakat lainnya. Peranan agama dalam pembentukan perilaku yang baik dapat dilakukan di keluarga, sekolah, dan masyarakatdengan sebaik – baiknya. Pendekatan perilaku manusia ada dua macam yaitu faktor personal dan faktor yang berpengaruh yang datang dari luar individu (faktor environmental).
Membentuk jati diri yang berwawasan kebangsaan diharapkan akan menciptakan masyarakat yang saling peduli, saling menghargai, dan saling peduli.
NPM : 2213053061
kelas : 3i
Pembentukan nilai-nilai sosial etika budaya Indonesia pada anak dan remaja menjadi tanggung jawab orang tua, masyarakat dan
pemerintah secara koordinasi. Kerja sama yang baik antara ketiga lingkungan pendidikan pada Ki Hajar Dewantoro (1964) disebut dengan Tri Pusat Pendidikan. pada dasarnya sudah dikenal
tahun merdeka Negara Republik indonesia. Dalam kehidupan nyata saat ini nampaknya ketiganya belum mencapai sinergi yang optimal, sehingga dalam lingkungan pendidikan yang berbeda terdapat penyimpangan etika dan nilai Ketidakpatuhan terhadap standar sering terjadi. dengan kondisi sosial budaya masyarakat Indonesia. Kedepannya ketiga lingkungan pendidikan memerlukan mempererat kerjasama yang erat, koordinasi sistematis dan bekerja sama dalam kerangka nilai-nilai kekeluargaan yang selaras dengan nilai-nilai keagamaan yang suci, adalah anak bangsa yang ingin memulihkan kekuatan jati diri bangsa, menjadi bangsa yang cerdas dalam kebijaksanaan, kelembutan hati, ketrampilan tangan agar bangsa ini menjadi bangsa yang maju dengan nilai dan etika.
NPM : 2213053172
Dari jurnal yang berjudul " MEMBINA NILAI MORAL SOSIAL BUDAYA INDONESIA DI KALANGAN REMAJA " dapat saya analisis bahwa, dalam suasana kehidupan dewasa merupakan hal yang banyak tuntutan, tantangan dan masalah, upaya orang tua membina anak dalam keluarga dengan sentuhan kasih sayang untuk menjadi generasi mendatang yang bertanggung jawab dan berakhlaq mulia. Menjadi sesuatu yang langka tentang sentuhan orang tua tersebut, kini menggejala dengan munculnya berbagai kenakalan remaja, tawuran pelajar, dan penggunaan obat terlarang narkoba dan semacamnya, merupakan pelarian dari suasana mental remaja yang bersifat terminal. Untuk itu upaya pendidikan perlu perlakuan yang menitik beratkan pada aspek afektif dan perilaku yang luhur. Pembentukan nilai moral sosial budaya Indonesia di kalangan anak-anak dan remaja merupakan tanggung jawab orang tua, masyarakat dan pemerintah secara bersinergis. Kerjasama yang baik antara ketiga lingkungan pendidikan yang oleh Ki Hajar Dewantoro (1964) disebut dengan Tri Pusat Pendidikan pada dasarnya sudah dikenal seusia kemerdekaan Negara Republik Indonesia. Dalam realitas kehidupan saat ini terlihat ketiganya belum melakukan sinergitas yang optimal, sehingga di berbagai lingkungan pendidikan seringkali terjadi penyimpangan terhadap nilai moral dan norma yang tidak sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat Indonesia. Ke depan ke tiga lingkungan pendidikan tersebut perlu meningkatkan kerjasama yang kuat, koordinasi yang sistematis, dan saling bahu-membahu dalam bingkai nilai kekeluargaan yang sesuai dengan nilai-nilai agama yang suci, sebagai anak bangsa yang merindukan kembali kokohnya jati diri bangsa ini, menjadi bangsa yang cerdas otaknya, lembut hatinya, dan terampil tangannya sehingga bangsa ini menjadi bangsa yang maju yang bernilai, bermoral, dan berbudaya Indonesia yang di Ridhai Tuhan Yang Maha Esa.
NPM : 2213053245
Kenakalan remaja muncul karena kurangnya sentuhan dan kasih sayang orang tua. Padahal orang tua adalah faktor utama terbentuknya sifat dan karakter anak. Untuk menciptakan kehidupan yang sejahtera perlunya nilai-nilai saling menghargai dan saling percaya. Hubungan baik antara masyarakat Indonesia dapat terwujud dengan dilandasi sila pancasila yaitu sila pertama dan kedua.Kenyataannya masyarakat Indonesia belum memenuhi interaksi ataupun hubungan yang baik, diliat dari kemiskinan, pengangguran hingga maraknya kejahatan yang belum teratasi. Perenungan dan refleksi adalah cara untuk kita menemukan jati diri kita. Antara penguasaan pengetahuan, nilai moral, dan keterampilan seseorang dalam membentuk jati diri haruslah seimbang. Kesimpulan yang saya ambil pendidikan nilai moral ini perlu diterapkan di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat selain itu dalam penerapannya perlu keseimbangan. Ditambah lagi pendidikan pancasila/ kebangsaan juga perlu di terapkan disekolah agar anak didik bisa memiliki perilaku dan nilai moral yang baik. Dan untuk mewujudkannya perlu kerjasama antara orang tua, sekolah, masyarakat, dan pemerintah agar bisa terlaksana nya pendidikan nilai dan moral.
NPM : 2213053075
MEMBINA NILAI MORAL,SOSIAL,BUDAYA INDONESIA DI KALANGAN REMAJA
Dalam susunan kehidupan memang dewasa yang memiliki banyak tuntutan,tantangan dan juga masalah. Orang tua sebagai peran utama berusaha untuk membiimbing dan membina dengan sentuhan kasih sayang karna orang tua harus bisa menjadikan tempat pulang yang di cari para remaja atau anak anaknya, dengan begitu usaha orang tua untuk menjadikan anak anaknya sebagai salah satu generasi mendatang yang bertanggung jawab dan berahlak mulia akan berhasil jauh dari tidakan tauran,narkoba,pemkaian obat obat terlarang dan lain lain sebagainya,selain orang tua seorang pendidik juga harus bisa menanamkan nilai nilai moral terhadap peserta didik nya agar hal hal yang berkaitan dengan kenakaln remaja tidak terjadi, Itulah pentinya sebuah binaan nilai moral karna ketika binaan tidak di tanamakn sejak dini oleh orang tua atau guru maka yang akan terjadi adalah pada masa remaja mereka akan sulit menerima arahn arahan dari orang orang sekitarnya.
NPM : 2213053099
MEMBINA NILAI MORAL SOSIAL BUDAYA INDONESIA DI KALANGAN REMAJA
Nilai moral yang kita tanamkan sejak dini akan sangat berpengaruh pada saat remaja. Dalam pembentukan jati diri di perlukan pendidik dalam arti luas. Artinya orang tua, guru, dan tokoh masyarakat atau yang dinyatakan dengan tri pusat pendidikan memiliki peran penting dalam membangun kepribadian seseorang sehingga seseorang akan memiliki jatidiri yang khas.Untuk membangun jati diri yang baik perlu di landasi oleh sila-sila pancasila, khususnya pada sila pertama. Nilai-nilai antar manusia juga perlu di bangun, guna untuk bisa saling menghargai dan saling percaya satu sama lain. Oleh karena itu adanya pembinaan generasi muda khususnya melalui pendidikan akan membentuk jati diri atau pandangan hidup seseorang, masyarakat atau bangsa ketika akan menjalani hidup.
NPM : 2213053022
Ki Hajar Dewantara mengatakan bahwa terdapat tiga pusat lingkungan pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Dikeluarga orang tua memiliki tanggung jawab dalam pembentukan nilai moral sosial budaya Indonesia di kalangan anak remaja. Di sekolah yang bertanggung jawab dalam pembentukan nilai moral yaitu guru sedangkan di dalam masyarakat yaitu tokoh masyarakat. Namun pada saat ini ketiganya belum melakukan sinergitas yang optimal sehingga sering terjadi penyimpangan terhadap nilai moral dan norma. Diharapkan untuk kedepannya ketiga aspek tersebut bisa saling bekerja sama saling bahu membahu untuk menciptakan generasi muda yang memiliki nilai moral sosial budaya yang baik.
Re: Forum Analisis Jurnal-2
NPM : 2213053139
Yang saya baca saya mengambil poin-poin terkait Membangun hubungan internasional antar bangsa yaitu, keluarga merupakan masyarakat terkecil yang menjadi pembentukan karakter individu bangsa yang baik. Dari keluarga lah seorang anak dibentuk oleh keluarganya mulai dari nilai-nilai keimanan etika sopan santun dan hal sebagainya. Orang tua juga memberikan pendidikan dan memberi pendidikan anak tersebut dengan baik dan berjenjang mulai dari TK hingga ke perguruan tinggi. Inilah ornamen terkecil yang dapat membentuk seorang menjadi warga negara yang baik dan saling menghargai antar bangsa
Menurut pendapat salah satu pengamat pendidikan, sumber pendidikan yaitu ada tiga yaitu keluarga,sekolah dan lingkungan. Di keluarga ada orang tua yang mengarahkan dan membimbing anak menjadi anak yang memiliki moral yang baik dan sebagai pengenalan karakter awal yang menjadi jati diri dari manusia. Di sekolah ada guru-guru yang mengajarkan dan mendidik peserta didik dan di lingkungan ada tokoh masyarakat yang membimbing dan mengarahkan seorang anak agar menjadi insan yang baik dan mulia dan bermanfaat bagi lingkungannya. Maka dari sumber pendidikan yang ada dapat menjadikan seseorang menjadi seseorang yang memiliki nilai dan moral yang baik dan juga dapat memberikan perubahan dan hal positif terhadap negara dan lingkungannya. Maka pentingnya seseorang memiliki pendidikan yang baik dan berkualitas dapat menjadikan nilai moral Pancasila akan terus berkembang dan juga menjadi pembiasaan yang dilakukan oleh masyarakat setiap harinya.
NPM : 2213053117
Berdasarkan jurnal diatas saya dapat menarik kesimpulan bahwa sangat dibutuhkannya peran orang tua untuk membina anak dalam keluarga dengan sentuhan kasih sayang guna menjadi generasi emas yang bertanggung jawab dan berakhlak mulia di kehidupan yang sekarang ini banyak tuntutan, tantangan dan masalah. Sehingga diperlukannya upaya pendidikan yang menitikberatkan pada aspek afektif dan perilaku yang luhur. Untuk membentuk nilai moral sosial budaya di kalangan anak-anak maupun remaja maka diperlukan tanggung jawab orang tua masyarakat serta pemerintah secara bersinergis. Karena kerjasama dari ketiga lingkungan pendidikan tersebut oleh Ki Hajar Dewantoro tahun 1964 disebut dengan Tri pusat pendidikan yang pada dasarnya sudah dikenal seusia kemerdekaan Negara Republik Indonesia. Namun kenyataannya di kehidupan saat ini ketiganya belum berjalan secara optimal, sehingga seringkali terjadi penyimpangan di lingkungan pendidikan terhadap nilai moral dan norma yang tidak sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat Indonesia. Oleh karena itu kerjasama ketiga lingkungan pendidikan tersebut harus ditingkatkan dengan melakukan koordinasi yang sistematis serta saling tolong menolong dalam bingkai kekeluargaan yang sesuai dengan nilai-nilai agama, agar terciptanya bangsa yang maju yang bernilai, bermoral, dan berbudaya.
NPM : 2213053079
Identitas Jurnal
Nama Jurnal : Jurnal Pendidikan Sosiologi dan Humaniora
Volume : 1
Nomor : 1
Halaman : 89-105
Tahun Terbit : 2010
Judul : MEMBINA NILAI MORAL SOSIAL BUDAYA INDONESIA DI KALANGAN REMAJA
Nama Penulis : H.Wanto Rivaie
Analisis jurnal :
Dalam artikel ini penulis menekankan tentang fungsi orang tua yang sangat berpengaruh dalam membimbing anak dengan penuh kasih sayang agar dapat menjadi generasi penerus bangsa yang bertanggung jawab. Pentingnya penanaman dan pembinaan nilai-nilai moral, sosial dan budaya di kalangan generasi remaja Indonesia. Selain itu, dalam artikel ini juga membahas tentang pentingnya membangun masa depan bangsa Indonesia bersumber pada multikulturalisme. Penulis berpendapat bahwa nilai-nilai moral, sosial dan budaya yang ditanamkan pada generasi muda Indonesia harus mencakup nilai-nilai yang bersifat universal dan dapat diterima oleh seluruh agama dan budaya Indonesia. Peran sekolah dan universitas dalam penanaman nilai-nilai moral, sosial dan budaya di kalangan generasi muda Indonesia juga di jelaskan pada artikel ini. artikel ini juga menekankan tentang pentingnya peranan orang tua sekolah dan perguruan tinggi dalam membentuk karakter dan para remaja Indonesia untuk generasi penerus bangsa.
NPM : 2213053254
Nama Jurnal :Membina Nilai Moral Sosial Budaya Indonesia di Kalangan Remaja
Vol dan No : 1 . 1
Halaman : 90-100
Tahun Terbit : April 2010
Penulis : H. Wanto Rivaie
ANALISIS
Jurnal di atas menjelaskan Pembentukan nilai moral sosial budaya Indonesia di kalangan anakanak dan remaja merupakan tanggung jawab orang tua, masyarakat dan pemerintah secara bersinergis. Pembinaan generasi muda (SDM) melalui pendidikan berbeda dari zaman ke zaman, intinya dalam membina kepribadian, sebagai upaya membentuk jati diri remaja tidak bisa lepas dari filsafat hidup atau pandangan hidup seseorang,masyarakat atau bangsa dimana mereka menjalani kehidupan. Peran orang tua dalam pembentukan nilai moral yaitu mengajarkan mereka di rumah sebagai pengenalan karakter awal mereka yang menjadi jati diri. Peran guru atau pendidik sendiri mengajarkan dan membina serta mengajak peserta didik untuk menjadi kepribadian yang memiliki nilai moral yang baik. Sedangkan peran masyarakat yaitu mengajak anak anak untuk menjadi pribadi yang bagus kedepannya.
KELEBIHAN JURNAL : Banyak sekali pendapat para ahli untuk mendukung jurnal tersebut sehingga dapat membuktikan bahwa jurnal penelitian tersebut benar.
KEKURANGAN JURNAL : Banyak bahasa yang kurang dipahami oleh membaca sehingga pembaca merasa bingung untuk memahaminya
Re: Forum Analisis Jurnal-2
Nama : Rifki Zibral Mahardika
NPM : 2213053224
pembentukan nilai moral di kalangan remaja sangatlah penting, ini diperlukan agar nilai sosial budaya di kalangan remaja tidak luntur. akan tetapi, perubahan dalam era ini tidak dapat dipungkiri bahwa dari segi IPTEK sangatlah berpengaruh... disini peran orang tua,guru,lingkungan dan pemerintah sangat dibutuhkan untuk menyaring dampak buruk dari globalisasi ini...
Npm : 2213053283
Kelas : 3i
Artikel ini membahas tentang pentingnya membina nilai moral, sosial, dan budaya di kalangan remaja di Indonesia. Kelangkaan sentuhan orang tua telah menyebabkan munculnya berbagai kenakalan remaja seperti tawuran pelajar dan penggunaan narkoba. Oleh karena itu, pendidikan perlu menekankan aspek afektif dan perilaku yang luhur. Nilai-nilai moral, sosial, dan budaya juga perlu ditanamkan sejak dini agar generasi muda dapat bertanggung jawab dan berakhlak mulia. Pembentukan jati diri generasi muda juga penting dalam membina kehidupan yang sejahtera di Indonesia.Untuk membangun jati diri, seseorang perlu melakukan perenungan yang mendalam untuk menemukan jati diri yang didasari oleh Sila Ketuhanan YME. Pendidikan formal dan non formal memiliki peran penting dalam membentuk nilai moral dan jati diri seseorang. Komunikasi yang penuh nilai, kreatif, dan bertanggung jawab juga diperlukan dalam menciptakan suasana pendidikan yang kondusif. Pendidikan agama juga memiliki peran strategis dalam membentuk perilaku peserta didik dalam kondisi masyarakat yang pluralistis.Cita-cita pluralisme adalah terwujudnya masyarakat sipil demokratis, supremasi keadilan, pemerintahan yang bersih, teratur sosial, dan kehidupan ekonomi yang mensejahterakan rakyat Indonesia. Cita-cita ini dapat terwujud dengan membangun masyarakat multikultural yang mengakui dan mengagungkan perbedaan dalam kesederajatan baik secara individual maupun kebudayaan.Teori yang dibahas dalam artikel ini menekankan pentingnya elemen dan bagian kecil, bersifat mekanistik, menekankan peran lingkungan, fokus pada pembentukan reaksi atau respons, menekankan pentingnya pelatihan, menekankan mekanisme hasil belajar, dan menekankan peran kemampuan dan hasil belajar yang diinginkan.
NPM : 2253053027
Tanggung jawab dan akhlak mulia akan dapat diwujudkan manakala, sejak dini kepada generasi muda sudah ditanamkan nilai-nilai keimanan dan disertai kegiatan ibadah dan muamallah yang terus menerus dan konsisten disertai keteladanan orangtua dan para pemimpin/tokoh masyarakat yang ada disekitar kita, masyarakat dan bangsa Indonesia ini, agar kelak tujuan pendidikan yang telah dirumuskan dalam UU Sisdiknas 2003 dapat tercapai dengan baik tapa upaya tersebut maka pembinanaan generasi muda yang bertanggung jawab dan akhlag mulia hanya sebagai buah bibir dan isapan jempol belaka. Pentingnya peran penting keluarga dalam membina manusia yang tidak berdaya dari usia kandungan sampai usia dewasa. Di dalam keluarga mulai ditanamkan nilai-nilai keimanan, nilai-nilai, dan etika pergaulan.
Sebelum Sekolah Dasar bagi yang tergolong keluarga mampu dan modern anaknya dititipkan ke preschool (play group dan TK).
Setelah memasuki usia sekolah yaitu 7,0-18,0, tanggung jawab keluarga tetap ada,
namun untuk pengembangan potensi akademik, non akademik mendapat bantuan dari Sekolah. Demikian hal in berlanjut sampai ke Perguruan Tinggi bagi mereka yang mampu. Dari sinilah sebenarnya hubungan sosial yang saling menghargai, saling percaya, untuk membangun masyarakat bagsa yang sejahtera harus sudah dimulai dengan baik.
Membina nilai moral sosial budaya Indonesia di kalangan remaja merupakan tanggung jawab orang tua, masyarakat, dan pemerintah secara bersinergis. Kerjasama yang baik antara ketiga lingkungan pendidikan, yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat, sangat penting dalam membentuk generasi yang bertanggung jawab dan berakhlaq mulia. Pendidikan agama juga memiliki peran strategis dalam pembentukan perilaku peserta didik, dengan mengajarkan nilai-nilai moral yang termaktub dalam Pancasila. Dengan demikian, upaya membina nilai moral di kalangan remaja harus dilakukan dengan memperhatikan aspek afektif dan perilaku yang luhur, serta didasarkan pada ajaran agama yang kuat.
Npm : 2213053240
Jurnal ini membahas tentang pentingnya penanaman nilai-nilai moral, sosial, dan budaya pada generasi muda Indonesia. Hal ini menyoroti peran orang tua, pendidik, dan tokoh masyarakat dalam membentuk identitas dan karakter individu. Artikel ini juga menekankan pentingnya refleksi dan kesadaran diri dalam memahami tempat seseorang di dunia. Lebih lanjut menekankan peran pendidikan formal dan non-formal, serta pendidikan agama, dalam membentuk nilai-nilai moral dan perilaku. Artikel tersebut juga menyebutkan konsep pluralisme dan cita-citanya untuk mewujudkan masyarakat demokratis yang berdasarkan keadilan, pemerintahan yang bersih, ketertiban sosial, dan kesejahteraan ekonomi.
ringkasnya begini cara orang tua, pendidik, dan tokoh masyarakat dapat berkontribusi dalam membentuk nilai moral dan karakter generasi muda Indonesia :
1. Orang tua, pendidik, dan tokoh masyarakat dapat berkontribusi dalam membentuk nilai moral dan karakter generasi muda Indonesia melalui kerjasama yang baik antara ketiga lingkungan pendidikan. Orang tua memiliki tanggung jawab utama dalam membina nilai moral anak-anak di dalam keluarga dengan memberikan sentuhan kasih sayang . Mereka perlu memberikan contoh yang baik dan mendidik anak-anak dengan nilai-nilai moral yang luhur.
2. Pendidik, baik di lembaga pendidikan formal maupun nonformal, memiliki peran penting dalam membentuk nilai moral generasi muda. Mereka harus membentuk nilai moral melalui pendidikan, pengajaran, dan pelatihan. Selain memberikan pengetahuan, pendidik juga harus mengajarkan nilai-nilai moral Pancasila. Dalam kegiatan mengajar, pendidik dapat menekankan aspek kognitif, sementara dalam pelatihan, mereka dapat fokus pada aspek motorik atau ketrampilan yang sesuai dengan minat peserta didik.
3. Tokoh masyarakat juga memiliki peran dalam membentuk nilai moral dan karakter generasi muda. Mereka dapat menjadi panutan dan memberikan contoh yang baik bagi anak-anak dan remaja. Dengan menjadi teladan yang baik, tokoh masyarakat dapat membantu membentuk jati diri generasi muda yang memiliki nilai-nilai moral yang kuat.
Jadi dalam sinergi antara orang tua, pendidik, dan tokoh masyarakat, nilai moral dan karakter generasi muda dapat terbentuk dengan baik. Orang tua, pendidik, dan tokoh masyarakat perlu bekerja sama secara bersinergis dalam membina nilai moral sosial budaya Indonesia di kalangan anak-anak dan remaja .
2213053289
Artikel ini membahas tentang bagaimana orang tua, pendidik, dan tokoh masyarakat sangatlah berperan penting dan berpengaruh dalam pembentukan identitas dan karakter moral individu.
Selain itu, artikel ini juga menekankan bahwa pendidikan formal dan non formal serta agama berperan dalam membentuk nilai-nilai moral dan perilaku.
Pembinaan generasi muda melalui pendidikan dari zaman ke zaman itu berbeda, dalam membina kepribadian sebagai upaya membentuk jati diri, remaja tidak dapat lepas dari filsafat hidup masyarakat atau bangsa dimana mereka menjalani kehidupan.
Jati diri generasi muda dapat dibentuk oleh tradisi kehidupan masyarakat atau usaha terprogram, direncanakan dengan baik, dan sistematis/modern (Jalaluddin, dan Abdullah Idi, 2007, 184-185).
Namun sesederhana apapun pembentukan jati diri generasi muda tidak bisa dilepaskan dari peran pendidikan.
Npm : 2213053076
Kelas : 3I
(Analisis Jurnal 2)
Jurnal dengan judul "Pentingnya Pendidikan Nilai di Era Globalisasi" oleh penulis Hidayat membahas dampak globalisasi terhadap transformasi nilai-nilai dalam masyarakat Indonesia. Penulis menyoroti perubahan dalam kesadaran individu, dengan semakin tingginya kesadaran akan hak-hak pribadi, individualisme yang meningkat, permisifitas, dan penurunan nilai-nilai moral. Permasalahan utama yang dihadapi adalah krisis pendidikan nilai di Indonesia.
Salah satu permasalahan yang di bahas oleh penulis adalah pendidikan nilai yang sering dilakukan dengan pendekatan kognitif, tanpa mencapai kedalaman perasaan atau pengalaman nilai yang otentik. Hal ini mengakibatkan sikap dan perilaku anak didik yang tidak memiliki akar dalam nilai-nilai yang seharusnya mereka anut. Tidak mungkin untuk menghentikan pengaruh globalisasi atau mengalihkan perhatian generasi muda dari tren nilai-nilai yang sedang berlaku. Namun, yang bisa dilakukan adalah mendampingi dan mendorong mereka untuk menjalani kehidupan yang bijak dengan menggunakan nalar dan hati. Dengan memiliki nalar dan hati yang baik, diharapkan mereka akan mampu mempertimbangkan tindakan, perilaku, dan keputusan mereka secara lebih mendalam. Penulis juga menekankan tanggung jawab individu, terutama pendidik, untuk mengajarkan dan mendidik anak didik secara bertanggungjawab. Ini termasuk mengajarkan mereka untuk menggunakan nalar dan hati dengan baik melalui berbagai aktivitas yang mendewasakan. Selain itu, anak-anak harus dibekali dengan nilai-nilai seperti norma, agama, rasa nasionalisme, dan nilai-nilai luhur bangsa untuk melindungi mereka dari dampak negatif globalisasi.
Pentingnya pendidikan nilai yang lebih dalam dan otentik dalam menghadapi dampak globalisasi di Indonesia, serta tanggung jawab individu, terutama pendidik, dalam membentuk generasi muda yang bijak dan berakar pada nilai-nilai yang kuat.