Forum Analisis Jurnal 2

Forum Analisis Jurnal 2

Number of replies: 35

Lampirkan analisis anda mengenai jurnal diatas, dengan menyertakan identitas diri seperti nama dan NPM.

In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Aulia Zahwa Adinda 2213053103 -
Nama: Aulia Zahwa Adinda
NPM: 2213053103

A. Identitas Jurnal
Judul jurnal: PERKEMBANGAN MORAL SISWA SEKOLAH DASAR BERDASARKAN TEORI KOHLBERG
Penulis: Enung Hasanah
Tahun Terbit: 2019
Bulan Terbit: September
Nomor: 2
Volume: 6
Kata Kunci: teori kohlberg, SD, moral

B. Isi Jurnal
Teori Kohlberg dikenal sebagai teori yang mengukur tingkatan moral seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat perkembangan moral siswa SD yang berusia antara 11-12 tahun, berdasarkan tahapan perkembangan teori Kohlberg. Ia mahir kolaborasi, komunikasi dan pemecahan masalah, yang merupakan beberapa keterampilan yang dikembangkan melalui pembelajaran keterampilan membekali. Ini menjadi sangat penting terutama bagi para siswa di wilayah Indonesia yang secara umum masyarakatnya adalah masyarakat religius yang meyakini keberhasilan baik pondasi karir terpenting maupun bagi kehidupan pribadinya.

Pendidikan tidak hanya memberikan pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai, pelatihan naluri, membina sikap yang tepat dan kebiasaan terhadap generasi muda. Arthur, seorang peneliti dan pendidik karakter memberikan penjelasan bahwa berdasarkan beberapa tulisan mengenai pendidikan karakter, para peneliti atau filsuf cenderung mengambil kesimpulan bahwa hal substantif mengenai pendidikan karakter dan pembentukan karakter pada periode kanak-kanak adalah umumnya menjelaskan dan menganalisis tentang konsep moral . Moralitas selalu berbicara tentang nilai, yang menjadi evaluasi standar normatif dalam mengatur kehidupan manusia. Evaluasi standar normatif maksudnya adalah moralitas merupakan sebuah kesepakatan antara individu dengan masyarakat mengenai kriteria baik atau buruknya sesuatu, sehingga akan menentukan apakah suatu hal layak atau tidak layak untuk dikerjakan oleh individu atau masyarakat. Hal itu didasari oleh pertimbangan moral .
Moralitas dan Pendidikan moral dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi luar dan dari sisi dalam. Dilihat dari luar, moralitas mengatur cara bergaul dengan orang lain, dan dari dalam mengatur cara bergaul dengan diri sendiri. Dengan kata lain, pendidikan moral diperlukan sekaligus sebagai kontrol kondisi sosial dan sarana yang sangat diperlukan untuk aktualisai diri. Oleh karena itu pembentukan moral anak dijadikan sebagai salah satu tujuan dasar dari pendidikan formal. Selain itu, masyarakat semakin sadar bahwa lingkungan dan masyarakat memainkan peran penting untuk melatih anak tentang norma-norma moral dan sosial yang mengatur kehidupan manusia. Bagi seorang pendidik, sangat memahami perkembangan moral peserta didiknya.

●Teori Kohlberg
Perkembangan moral telah dipelajari dari berbagai perspektif psikologis, termasuk teori belajar, psikoanalisis, dan lain-lain. Studi saat ini tentang telah dipengaruhi pendekatan perkembangan kognitif Jean Piaget dan Lawrence Kohlberg. Asumsi utama Piaget adalah bahwa kognisi dan afek berkembang secara paralel dan keputusan moral merupakan proses perkembangan kognisi secara alami. Sebaliknya, kebanyakan ahli psikologi pada masa itu berasumsi bahwa pikiran proses psikologi sosial. Seseorang dihadapkan pada dilema moral supaya muncul minatnya, lalu ditanya secar alangsung bagaimana solusinya terhadap dilema tersebut dan mengapa dia mengambil keputusan seperti itu. Mengamati tingkah laku tidak menunjukan banyak mengenai kematangan moral.

Kohlberg juga tidak memusatkan pernyataan seseorang, apakah mengatakan sesuatu hal benar atau salah. Seorang dewasa yang sudah matang dan seorang anak kecil, mungkin berkata bahwa mencuri mangga itu salah. Sekali lagi tidak tampak perbedaan antara orang dewasa dengan anak kecil. Apa yang menampakan perbedaan dalam kematangan moral itu adalah pertimbangan-pertimbangan yang diberikan oleh mereka, mengapa mencuri mangga itu salah. Memperhatikan pertimbangan mengapa suatu tindakan seseorang atau bahkan mendengar pernyataannya bahwa sesuatu itu salah. Mungkin saja seseorang menunjukan bahwa berbuat curang itu salah, karena dapat ditangkap, sedangkan orang lain merongrong barangkali kepercayaan umum berbuat curang dibutuhkan itu berlangsungnya masyarakat .
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Wike Oktaviana 2213053194 -
Nama : Wike Oktavaina
NPM : 2213053194
Kelas : 3G
Analisis jurnal 2
PERKEMBANGAN MORAL SISWA SEKOLAH DASAR BERDASARKAN
TEORI KOHLBERG
oleh
Enung Hasanah tahun 2019

Teori Kohlberg terkenal dengan teori yang mengukur tingkatan moral seseorang. Di abad 21 ini peserta didik perlu akan kemahiran dalam kolaborasi, komunikasi dan pemecahan masalah, serta keterampilan tradisional. Salah satu aspek yang bisa menunjang perkembangan kemahiran tersebut ialah dapat dengan membantu perkembangan moral peserta didik agar tumbuh optimal. Maka, perkembangan ini dapat dibantu dengan berpacu pada teori-teori tertentu salah satunya teori Kohlberg. Kohlberg mengidentifikasi beberapa masalah filosofis mendasar yang mendasari studi perkembangan moral, misalnya pertanyaan terkait definisi konstruk yang adil secara budaya.

Teori (Kohlberg; L., Hersh, R.H. 1977) tentang Perkembangan Moral telah diklasifikasikan menjadi 3 level, yakni:
Level 1. Moralitas Pra-konvensional, dibagi menjadi 2 tahap, yaitu:
• Tahap 1 - Ketaatan dan Hukuman. Di tahap ini, seorang anak dapat melihat aturan sebagai suatu hal yang tetap serta absolut.
•Tahap 2 - Individualisme dan Pertukaran. Di tahap ini, seorang anak menjelaskan sudut pandangnya juga menilai tindakan yang didasari akan bagaimana mereka melayani kebutuhan individu.
Level 2. Moralitas Konvensional, terdapat 2 tahap, melanjutkan tahap pada level 1:
• Tahap 3 - Hubungan Interpersonal. tahap perkembangan moral ini fokus pada pemenuhan harapan dan peran sosial.
• Tahap 4 - Menjaga Ketertiban Sosial. Pada tahap ini, anak mulai menganggap masyarakat secara keseluruhan saat membuat penilaian, fokusnya yakni menjaga hukum dan ketertiban yang mengikuti aturan.
Level 3. Moralitas Pasca-konvensional. Terdapat 2 tahap :
• Tahap 5 - Kontrak Sosial dan Hak Perorangan. Tahap ini, seseorang akan mulai memperhitungkan perbedaan nilai, pendapat, serta kepercayaan orang lain.
• Tahap 6 - Prinsip Universal. Menurut teori kohlberg tahap ini, seseorang mengikuti prinsip-prinsip keadilan yang telah di internalisasi, bahkan saat mereka bertentangan dengan hukum atau peraturan.

Berdasarkan jurnal ini, tertulis bahwa setelah melakukan penelitian terbukti bahwa seorang anak yang berusia antara 11 dan 12 tahun,
memiliki perkembangan moral seperti apa yang dikemukakan oleh Kohlberg (1968). Yakni, anak-anak usia 11-12 tahun memang
masih berada pada tahap pra konvensional tahap ½ yang dominan diikuti tahap 2 dan 2/3, yang cenderung ingin melakukan sesuatu karena takut dihukum. Dalam jurnal ini tertulis juga bahwa, seorabg anak yang berusia 11-12 tahun cenderung baru memasuki tingkat 1 tahap 1. Meski pada kasus tertentu mungkin saja terdapat pengecualian yakni ketika usia 11-12 tahun bisa saja mereka ada pada tingkat perkembangan moral yang lebih rendah atau yang lebih tinggi. Sehingga, dari jurnal tersebut dapat diketahaui bahwa teori Kohlberg ini dapat dijadikan acuan dalam mengetahui tahapan perkembangan seorang anak. Maka, penting bagi orang tua maupun pendidikan sekolah dasar untuk paham akan teori perkembangan anak.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Widia Nata Saputri 2213053057 -
Nama : Widia Nata Saputri
NPM : 2213053057
Kelas : 3G
Prodi : PGSD

Analisis Jurnal 2
1. Identitas Jurnal
Judul Jurnal : Perkembangan Moral Siswa Sekolah Dasar Berdasarkan Teori Kohlberg
Penulis Jurnal : Enung Hasanah

2. Hasil dan Pembahasan
Bagi para siswa di wilayah Indonesia yang secara umum masyarakatnya adalah masyarakat religius yang meyakini bahwa moral merupakan pondasi terpenting bagi keberhasilan seseorang baik dalam karir maupun kehidupan pribadinya. Penalaran moral berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam mengambil keputusan ketika dihadapkan pada dilemma moral tentang sikap dan perilaku yang sebaiknya dipilih. Hal itu merupakan esensi utama sebuah proses pendidikan.

Teori Kohlberg
Teori Kohlberg mengenai perkembangan moral secara formal disebut cognitive-dvelopmental theory of moralization, yang berakar pada karya Piaget. Dalam mengembangkan teorinya, Kohlberg tidak memusatkan perhatian pada tingkah laku moral, artinya apa yang dilakukan oleh seorang individu tidak menjadi pusat pengamatannya.
Kohlberg tidak memusatkan perhatian pada tingkah laku moral dan pernyataan (statement) mengenai perkataan yang benar atau salah , tetapi memperhatikan kematangan moral yang tercermin dalam pertimbangan (penalaran) mereka dalam bertingkah laku.
Penelitian Kohlberg menunjukan bahwa bila penalaran-penalaran yang diajukan oleh seseorang mengapa ia mempunyai pertimbangan moral tertentu atau melakukan tindakan tertentu diperhatikan, maka akan tampak jelas adanya perbedaan-perbedaan yang berarti dalam
pandangan moral orang tersebut.

Teori (Kohlberg; L., Hersh, R.H. 1977) tentang Perkembangan Moral dibagi menjadi 3 level, yang masing-masing level dibagi menjadi beberapa tahap sebagai berikut:
Level 1. Moralitas Pra-konvensional
- Tahap 1 Ketaatan dan Hukuman (melihat aturan sebagai hal yang tetap dan absolut untuk menghindari hukuman)
- Tahap 2 Individualisme dan Pertukaran (menjelaskan sudut pandang individu dan menilai tindakan berdasarkan bagaimana mereka
melayani kebutuhan individu)

Level 2. Moralitas Konvensional
- Tahap 3 Hubungan Interpersonal (fokus pada memenuhi harapan dan peran sosial, penekanan pada konformitas)
- Tahap 4 Menjaga Ketertiban Sosial (menjaga hukum dan ketertiban dengan mengikuti aturan)

Level 3. Moralitas Pasca-konvensional
- Tahap 5 Kontrak sosial dan hak perorangan (mulai memperhitungkan nilai, pendapat, dan kepercayaan orang lain, aturan hukum sangat penting)
- Tahap 6 Prinsip Universal (mengikuti prinsip keadilan yang diinternalisasi, bahkan jika bertentangan dengan hukum dan peraturan)
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Aura Fitria Ananda 2213053094 -
Nama : Aura Fitria Ananda
NPM : 2213053094
Kelas : 3G

IDENTITAS JURNAL

Nama Jurnal : JIPSINDO
Judul jurnal : PERKEMBANGAN MORAL SISWA SEKOLAH DASAR BERDASARKAN TEORI KOHLBERG
Penulis Jurnal : Enung Hasanah
Nomer : 2
Volume : 6
Tahun terbit : September 2019
Kata Kunci: teori kohlberg, SD, moral
Korespondensi : enung.hasanah@mp.uad.ac.id

Hasil Analisis

Teori Kohlberg adalah teori yang mengukur tingkatan moral seseorang. Kohlberg mengidentifikasi beberapa masalah filosofis mendasar yang mendasari studi perkembangan moral, seperti pertanyaan tentang definisi konstruk yang adil secara budaya. Psikolog yang mempelajari moralitas atau perkembangan moral harus berurusan dengan masalah relativisme moral atau netralitas nilai, yang bermula dari kata-kata yang bermuatan nilai "moral" dan "pengembangan." Teori Kohlberg mengenai perkembangan moral secara formal disebut cognitive-dvelopmental theory of moralization, yang berakar pada karya Piaget. Asumsi utama Piaget adalah bahwa kognisi (pikiran) dan afek (perasaan) berkembang secara paralel dan keputusan moral merupakan proses perkembangan kognisi secara alami. Sebaliknya, kebanyakan ahli psikologi pada masa itu berasumsi bahwa pikiran moral lebih merupakan proses psikologi dan sosial. Untuk menemukan tahap kepatutan moral seseorang, Kohlberg telah menyusun instrumen penelitian guna menggolongkan proses penalaran orang tersebut dalam mengatasi dilema moral.

Kohlberg tidak memusatkan perhatian pada tingkah laku moral, artinya apa yang dilakukan oleh seorang indivdu tidak menjadi pusat pengamatannya. Mengamati tingkah laku tidak menunjukan banyak mengenai kematangan moral. Kohlberg juga tidak memusatkan perhatian pada pernyataan (statement) seseorang, apakah dia mengatakan sesuatu hal benar atau salah.

Penelitian Kohlberg menunjukan bahwa bila penalaran-penalaran yang diajukan oleh seseorang mengapa ia mempunyai pertimbangan moral tertentu atau melakukan tindakan tertentu diperhatikan, maka akan tampak jelas adanya perbedaan-perbedaan yang berarti dalam pendangan moral orang tersebut. Apa yang membedakan tingkatan moral seseorang apat dilihat dari alasan apa yang digunakan seseorang untuk melakukan sesuatu.

Teori (Kohlberg; L., Hersh, R.H. 1977) tentang Perkembangan Moral dibagi menjadi 3 level, yang masing-masing level dibagi menjadi beberapa tahap sebagai berikut:
-Level 1. Moralitas Pra-konvensional.
Tahap 1 - Ketaatan dan Hukuman
Tahap 2 - Individualisme dan Pertukaran.
-Level 2. Moralitas Konvensional.
Tahap 3 - Hubungan Interpersonal.
Tahap 4 - Menjaga Ketertiban Sosial.
-Level 3. Moralitas Pasca-konvensional.
Tahap 5 - Kontrak Sosial dan Hak Perorangan.
Tahap 6 Prinsip Universal.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Ivo Yuniarta 2213053231 -
Nama: Ivo Yuniarta
NPM: 2213053231
Kelas: 3G

A. Identitas Jurnal
Judul jurnal: PERKEMBANGAN MORAL SISWA SEKOLAH DASAR BERDASARKAN TEORI KOHLBERG
Penulis: Enung Hasanah
Tahun Terbit: 2019
Bulan Terbit: September
Nomor: 2
Volume: 6
Kata Kunci: teori kohlberg, SD, moral

B. Isi Jurnal
Pendidikan merupakan proses seumur hidup mulai dari dalam kandungan dan berlangsung sampai akhir dari kehidupan. Pendidikan
tidak hanya memberikan pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai, pelatihan naluri, membina sikap yang tepat dan kebiasaan terhadap generasi muda. Moralitas dan Pendidikan moral dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi luar dan dari sisi dalam. Dilihat dari luar, moralitas mengatur cara bergaul dengan orang lain, dan dari dalam mengatur cara bergaul dengan diri sendiri. Pendidikan moral diperlukan sekaligus sebagai kontrol kondisi sosial dan sarana yang sangat diperlukan untuk aktualisai diri. Sebagian besar dari kita, termasuk filsuf serta orang tua dan pendidik, menganggap bahwa kedua fungsi moralitas saling mendukung: apa yang baik bagi masyarakat juga baik untuk anak-anak kita, dan sebaliknya.

Teori Kohlberg mengenai perkembangan moral secara formal disebut cognitive-dvelopmental theory of moralization, yang berakar pada karya Piaget. Asumsi utama Piaget adalah bahwa kognisi (pikiran) dan afek (perasaan) berkembang secara paralel dan keputusan moral
merupakan proses perkembangan kognisi secara alami. Kohlberg tidak memusatkan perhatian pada tingkah laku moral, artinya apa yang dilakukan oleh seorang indivdu tidak menjadi pusat pengamatannya. Mengamati tingkah laku tidak menunjukan banyak
mengenai kematangan moral. Memang seorang dewasa yang sudah matang dan seorang anak kecil keduanya barangkali tidak mau mencuri mangga. Penelitian Kohlberg menunjukan bahwa bila penalaran-penalaran
yang diajukan oleh seseorang mengapa ia mempunyai pertimbangan moral tertentu atau melakukan tindakan tertentu diperhatikan, maka akan tampak jelas adanya perbedaan-perbedaan yang berarti dalam
pendangan moral orang tersebut.

Teori (Kohlberg; L., Hersh, R.H. 1977) tentang Perkembangan Moral dibagi menjadi 3 level, yang masing-masing level dibagi menjadi
beberapa tahap sebagai berikut:
Level 1. Moralitas Pra-konvensional
• Tahap 1 - Ketaatan dan Hukuman.
• Tahap 2 - Individualisme dan Pertukaran.
Level 2. Moralitas Konvensional
• Tahap 3 - Hubungan Interpersonal.
• Tahap 4 - Menjaga Ketertiban Sosial.
Level 3. Moralitas Pasca-konvensional.
• Tahap 5 - Kontrak Sosial dan Hak Perorangan.
• Tahap 6 - Prinsip Universal.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Chindy Alviona 2213053093 -
Nama: Chindy Alviona
NPM: 2213053093
Kelas: 3G
Prodi: PGSD

Analisis Jurnal 2
A. IDENTITAS JURNAL
1. Judul: PERKEMBANGAN MORAL SISWA SEKOLAH DASAR BERDASARKAN
TEORI KOHLBERG
2. Penulis: : Enung Hasanah
enung.hasanah@mp.uad.ac.id
3. Kata Kunci: Pendidikan nilai moral, Sudut Pandang Umum.
JIPSINDO No. 2, Volume 6, September 2019

B. HASIL ANALISIS
1. Pendahuluan
Salah satu aspek yang menunjang perkembangan kemahiran dalam kolaborasi, komunikasi, dan pemecahan masalah adalah dengan membantu perkembangan moral siswa agar tumbuh optimal. Moralitas dan Pendidikan moral dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi luar dan dari sisi dalam. Dilihat dari luar, moralitas mengatur cara bergaul dengan orang lain, dan dari dalam mengatur cara bergaul dengan diri sendiri. Dengan kata lain, pendidikan moral diperlukan
sekaligus sebagai kontrol kondisi sosial dan sarana yang sangat diperlukan untuk aktualisai diri. Sebagian besar dari kita, termasuk filsuf serta orang tua dan pendidik, menganggap bahwa kedua fungsi moralitas saling mendukung: apa yang baik bagi masyarakat juga baik
untuk anak-anak kita, dan sebaliknya (Wren, 2008: 11).

2. Pembahasan
a. Teori Kohlberg
Perkembangan moral telah dipelajari dari berbagai perspektif psikologis, termasuk teori belajar, psikoanalisis, dan lain-lain. Studi saat ini tentang perkembangan moral telah dipengaruhi oleh pendekatan perkembangan kognitif Jean Piaget dan Lawrence Kohlberg. Kohlberg mengidentifikasi beberapa masalah filosofis mendasar yang mendasari studi perkembangan moral, seperti pertanyaan tentang definisi konstruk yang adil secara budaya. Psikolog yang mempelajari
moralitas atau perkembangan moral harus berurusan dengan masalah relativisme moral atau netralitas nilai, yang bermula dari kata-kata yang bermuatan nilai "moral" dan "pengembangan." Relativisme moral adalah posisi bahwa nilai-nilai moral berbeda di antara budaya dan
masyarakat dan karenanya tidak universal (Naito, 2013). Teori (Kohlberg; L., Hersh, R.H. 1977) tentang Perkembangan
Moral dibagi menjadi 3 level, yang masing-masing level dibagi menjadi
beberapa tahap sebagai berikut:
Level 1. Moralitas Pra-konvensiona
Level 2. Moralitas Konvensional
Level 3. Moralitas Pasca-konvensional

b. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Peneliti kualitatif tertarik pada kepercayaan orang, pengalaman, dan sistem makna dari perspektif orang-orang (Mohajan, 2018).

c. Hasil Penelitian
Responden/peserta dalam penelitian ini adalah siswa Sekolah Dasar yang berusia antara 11-12 tahun. Berdasarkan teori Kohlberg, pada umumnya anak-anak yang berusia sekitar 10–13 tahun berada
pada tahap pra-konvensional, meskipun juga ada orang-orang dewasa yang berhenti perkembangannya pada tahap tersebut. Karena orang dewasa yang terhenti pada tingkatan itu merupakan kekecualian (Duska & Whelan, 1984: 65).

3. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan teori perkembangan moral Kohlberg, anak-anak usia 11-12 tahun memang masih berada pada tahap pra konvensional tahap ½ yang dominan
diikuti tahap 2 dan 2/3, yang cenderung ingin melakukan sesuatukarena takut dihukum. Dalam hasil penelitian sederhana ini, responden yang berusia 11-12 tahun cenderung baru memasuki tingkat 1 tahap 1, meskipun pada kasus tertentu mungkin saja ada pengecualian yaitu pada usia 11-12 bisa saja berada pada tingkat
perkembangan moral yang lebih rendah atau yang lebih tinggi.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by AULIA MAHARANI PUTRI 2213053010 -
Nama : Aulia Maharani Putri
Npm : 2213053010
Kelas : 3G

Analisis Jurnal 2

A. Identitas Jurnal
Nama Jurnal : JIPSINDO
Tahun : September 2019
No/Vol : No. 2, Volume 6
Judul Jurnal : PERKEMBANGAN MORAL SISWA SEKOLAH DASAR BERDASARKAN TEORI KOHLBERG
Penulis : Enug Hasanah
e-mail : enug.hasanah@mp.uad.ac.id
Kata kunci : moral value education, global perspective

Pada Teori Kohlberg mengenai perkembangan moral secara formal disebut dengan cognitive-dvelopmental theory of moralization, yang berakar pada
karya Piaget. Piaget berasumsi yaitu bahwa pikiran dan perasaan berkembang secara paralel dan keputusan moral adalah suatu proses dari perkembangan kognisi secara alami.
Coldberg tidak memusatkan perhatian pada tingkah laku moral, yang artinya apa yang dilakukan oleh individu tidak akan menjadi pusat pengamatannya. mengamati tingkah laku tidak menunjukkan banyak mengenai kematangan moral. Pada penelitian kohlberg menunjukkan penalaran yang diajukan dari seseorang mengapa dia mempunyai pertimbangan moral tertentu atau melakukan tindakan tertentu diperhatikan maka akan tampak jelas adanya perbedaan yang berarti dalam pandangan moral seseorang.

sesuatu.
Teori (Kohlberg; L., Hersh, R.H. 1977) tentang Perkembangan moral dibagi menjadi 3 level, yaitu:
1. Level 1 (Moralitas Pra-konvensional)
•Tahap ke-1 ketaatan hukum
Pada tahap ini, anak melihat aturan sebagai suatu hal yang tetap. Mematuhi aturan itu sangat penting sebab adalah sarana agar menghindari hukuman

•Tahap 2 Individualisme dan pertukaran
Pada tahap ini anak menjelaskan sudut pandang individu serta menilai suatu tindakan berdasarkan bagaimana mereka melayani kebutuhan individu.

2. Level 2 (Moralitas konvensional)

•Tahap 3 (Hubungan Interpersonal)
Pada tahap ini memfokuskan pada memenuhi harapan dan peran sosial.

• Tahap 4 (Menjaga Ketertiban Sosial)
Pada tahap ini, orang mulai menganggap masyarakat secara keseluruhan ketika membuat penilaian. Fokusnya untuk menjaga hukum serta ketertiban dengan mengikuti aturan, melakukan tugas seseorang dan menghormati otoritas.

3. Level 3 (Moralitas Pasca-Konvensional).

• Tahap 5 (Kontrak Sosial dan Hak Perorangan).
pada tahap ini orang mulai memperhitungkan antara perbedaan nilai, pendapat, serta kepercayaan dari orang lain.

• Tahap 6 (Prinsip Universal)
Pada tahap ini orang mengikuti prinsip keadilan yang di internalisasi, bahkan jika mereka bertentangan dengan hukum dan peraturan.

C. Rangkuman
Teori Kohlberg mengenai perkembangan moral, yang berakar pada karya Piaget, menekankan bahwa perkembangan kognitif dan moral berkembang secara paralel. Kohlberg tidak fokus pada tingkah laku moral, melainkan pada penalaran mengapa individu membuat keputusan moral tertentu. Teori ini dibagi menjadi tiga level.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by DEVI KELANA RINDU BINTARA 2213053095 -
Nama: DEVI KELANA RINDU BINTARA
NPM: 2213052095

A. Identitas Jurnal
Judul jurnal: PERKEMBANGAN MORAL SISWA SEKOLAH DASAR BERDASARKAN TEORI KOHLBERG
Penulis: Enung Hasanah
Tahun Terbit: 2019
Bulan Terbit: September
Nomor: 2
Volume: 6
Kata Kunci: teori kohlberg, SD, moral

B. Isi Jurnal
Pendidikan moral adalah hal yang sangat penting, berfungsi sebagai kontrol dalam masyarakat dan alat untuk mencapai potensi diri. Banyak di antara kita, termasuk filsuf, orang tua, dan pendidik, percaya bahwa kedua fungsi moralitas tersebut saling mendukung: apa yang baik bagi masyarakat juga baik untuk perkembangan anak-anak kita, dan sebaliknya.

Teori Kohlberg mengenai perkembangan moral secara formal disebut cognitive-dvelopmental theory of moralization, yang berakar pada karya Piaget. Asumsi utama Piaget adalah bahwa kognisi (pikiran) dan afek (perasaan) berkembang secara paralel dan keputusan moral
merupakan proses perkembangan kognisi secara alami.

Kohlberg tidak memusatkan perhatian pada tingkah laku moral, artinya apa yang dilakukan oleh seorang indivdu tidak menjadi pusat pengamatannya. Mengamati tingkah laku tidak menunjukan banyak
mengenai kematangan moral. Memang seorang dewasa yang sudah matang dan seorang anak kecil keduanya barangkali tidak mau mencuri mangga. Penelitian Kohlberg menunjukan bahwa bila penalaran-penalaran
yang diajukan oleh seseorang mengapa ia mempunyai pertimbangan moral tertentu atau melakukan tindakan tertentu diperhatikan, maka akan tampak jelas adanya perbedaan-perbedaan yang berarti dalam
pendangan moral orang tersebut.

Teori (Kohlberg; L., Hersh, R.H. 1977) tentang Perkembangan Moral dibagi menjadi 3 level, yang masing-masing level dibagi menjadi
beberapa tahap sebagai berikut:
Level 1. Moralitas Pra-konvensional
• Tahap 1 - Ketaatan dan Hukuman.
• Tahap 2 - Individualisme dan Pertukaran.
Level 2. Moralitas Konvensional
• Tahap 3 - Hubungan Interpersonal.
• Tahap 4 - Menjaga Ketertiban Sosial.
Level 3. Moralitas Pasca-konvensional.
• Tahap 5 - Kontrak Sosial dan Hak Perorangan.
• Tahap 6 - Prinsip Universal.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by RILIAN TSABITHA SURI 2213053141 -
Nama: Rilian Tsabitha Suri
NPM: 2213053141

A. Identitas Jurnal
Judul Jurnal: Perkembangan Moral Siswa Sekolah Dasar berdasarkan Teori Kohlberg
Jurnal: JIPSINDO
Penulis: Enung Hasanah
Tahun Terbit: 2019
Nomor, Volume dan Halaman: 2, 6 dan 131-145

B. Isi Jurnal
Kohlberg tidak memusatkan perhatian pada tingkah laku moral, artinya apa yang dilakukan oleh seorang individu tidak menjadi pusat pengamatannya. Kohlberg juga tidak memusatkan perhatian pada pernyataan (statement) seseorang, apakah dia mengatakan sesuatu hal benar atau salah. Apa yang menampakan perbedaan dalam kematangan moral itu adalah pertimbangan-pertimbangan yang diberikan oleh mereka. Pertimbangan-pertimbangan inilah yang menjadi indikator dari tingkatan atau tahap perkembangan moral.

Kohlberg membagi tahap perkembangan moral menjadi 3 level, masing-masing level dibagi menjadi beberapa tahap:
1) Pra-konvensional
- Tahap 1: Ketaatan dan Hukuman
- Tahap 2: Individualisme dan Pertukaran
2) Konvensional
- Tahap 3: Hubungan Interpersonal
- Tahap 4: Menjaga Ketertiban SosialBerdasarkan 3) Pasca-konvensional
- Tahap 5: Kontrak Sosial dan Hak Perorangan
- Tahap 6: Prinsip Universal

Berdasarkan hasil analisis dari penelitian ini, secara umum (90%) ternyata perkembangan moral para responden yang berada pada usia 11-12 tahun memang masih berada pada tingkat pra konvensional. Alasan yang mereka katakan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu, sejalan dengan yang dikatakan Kohlberg, dimana pada tingkatan pra konvensional ini, jika seorang anak mendengar bahwa sesuatu itu baik atau buruk, gambaran yang ada padanya berbeda sekali dengan yang ada pada orang dewasa. Tetapi ada 1 (10%) responden berumur 11 tahun yang lebih tinggi tingkat perkembangan moralnya dibanding teman-teman sebayanya. Ia sudah menunjukan bahwa perkembangan moralnya sudah mencapai tingkat 2 tahap 3.
In reply to RILIAN TSABITHA SURI 2213053141

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Natasya Bunga Nitara 2213053012 -
Nama : Natasya Bunga Nitara
Npm : 2213053012
Analisis Jurnal 1

A) Identitas Jurnal
Judul : Perkembangan Moral Siswa Sekolah Dasar Berdasarkan Teori Kohlberg
Penulis : Enung Hasanah
Tahun : 2019
Nomor : 2
Volume : 6
Halaman : 131 - 145
Kata kunci : Teori Kohlbergh, SD, Moral

B) Hasil Analisis
Moralitas dan Pendidikan moral dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi luar dan dari sisi dalam. Dilihat dari luar, moralitas mengatur cara bergaul dengan orang lain, dan dari dalam mengatur cara bergaul dengan diri sendiri. Penalaran moral berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam mengambil keputusan moral ketika dihadapkan pada dilemma moral tentang sikap dan perilaku yang sebaiknya dipilih. Hal itu merupakan esensi utama sebuah proses pendidikan.

Teori Kohlberg
Teori Kohlberg mengenai perkembangan moral secara formal disebut cognitive-dvelopmental theory of moralization, yang berakar pada karya Piaget. Asumsi utama Piaget adalah bahwa kognisi (pikiran) dan afek (perasaan) berkembang secara paralel dan keputusan moral merupakan proses perkembangan kognisi secara alami. Kohlberg tidak memusatkan perhatian pada tingkah laku moral, artinya apa yang dilakukan oleh seorang indivdu tidak menjadi pusat pengamatannya. Penelitian Kohlberg menunjukan bahwa bila penalaran-penalaran yang diajukan oleh seseorang mengapa ia mempunyai pertimbangan moral tertentu atau melakukan tindakan tertentu diperhatikan, maka akan tampak jelas adanya perbedaan-perbedaan yang berarti dalam pendangan moral orang tersebut. Teori (Kohlberg; L., Hersh, R.H. 1977) tentang Perkembangan Moral dibagi menjadi 3 level, yang masing-masing level dibagi menjadi beberapa tahap sebagai berikut:
Level 1. Moralitas Pra-konvensional (Tahap 1 Ketaatan dan Hukuman serta Tahap 2 individualisme dan Petukaran).
Level 2 . Moralitas Konvensiaonal ( Tahap 3 Hubungan Interpersonal dan Tahap 4 Menjaga Ketertiban Sosial).
Level 3 . Moralitas Pasca Konvensional (Tahap 5 Kontrak Sosial dan Hak perorangan serta Tahap 6 Prinsip Universal).

Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Peneliti kualitatif tertarik pada kepercayaan orang, pengalaman, dan sistem makna dari perspektif orang-orang. Penelitian kualitatif adalah bentuk tindakan sosial yang menekankan pada cara orang menafsirkan, dan tidak memahami pengalaman mereka untuk memahami realitas sosial individu. Untuk memudahkan dalam proses pengambilan data, penelitian ini disertai panduan wawancara berupa soal dilema moral yang memerlukan jawaban terbuka dari para peserta penelitian.

Hasil Penelitian
perkembangan moral para responden yang berada pada usia 11-12 tahun memang masih berada pada tingkat pra konvensional. Alasan yang mereka katakan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu, sejalan dengan yang dikatakan Kohlberg (Whelan & Duska), dimana pada tingkatan pra konvensional ini, kalau seorang anak mendengar bahwa sesuatu itu baik atau buruk, gambaran yang ada padanya berbeda sekali dengan yang ada pada orang dewasa. Anak pada tingkatan ini mempunyai pandangan yang sempit sekali tentang masyarakat. Tindakan hanya dinilainya dalam ukuran konsekuensi- konsekuensi yang mungkin akan terjadi.

Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan teori perkembangan moral Kohlberg, anak-anak usia 11-12 tahun memang masih berada pada tahap pra konvensional tahap 1⁄2 yang dominan diikuti tahap 2 dan 2/3, yang cenderung ingin melakukan sesuatu karena takut dihukum. Dalam hasil penelitian sederhana ini, responden yang berusia 11-12 tahun cenderung baru memasuki tingkat 1 tahap 1, meskipun pada kasus tertentu mungkin saja ada pengecualian yaitu pada usia 11-12 bisa saja berada pada tingkat perkembangan moral yang lebih rendah atau yang lebih tinggi.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by LATIFA NURMALA 2213053166 -
Nama : Latifa Nurmala
Npm : 2213053166
Kelas : 3G

A. Identitas Jurnal
Judul jurnal: PERKEMBANGAN MORAL SISWA SEKOLAH DASAR BERDASARKAN TEORI KOHLBERG
Penulis: Enung Hasanah
Tahun Terbit: 2019
Bulan Terbit: September
Nomor: 2
Volume: 6
Kata Kunci: teori kohlberg, SD, moral
Korespondensi : enung.hasanah@mp.uad.ac.id

B. Hasil Analisis
Teori Kohlberg mengenai perkembangan moral secara formal disebut cognitive-dvelopmental theory of moralization, yang berakar pada karya Piaget. Asumsi utama Piaget adalah bahwa kognisi (pikiran) dan afek (perasaan) berkembang secara paralel dan keputusan moral merupakan proses perkembangan kognisi secara alami. Kohlberg tidak memusatkan perhatian pada tingkah laku moral, artinya apa yang dilakukan oleh seorang indivdu tidak menjadi pusat pengamatannya. Kohlberg juga tidak memusatkan perhatian pada pernyataan (statement) seseorang, apakah dia mengatakan sesuatu hal benar atau salah.

Penelitian Kohlberg menunjukan bahwa bila penalaran-penalaran yang diajukan oleh seseorang mengapa ia mempunyai pertimbangan moral tertentu atau melakukan tindakan tertentu diperhatikan, maka akan tampak jelas adanya perbedaan-perbedaan yang berarti dalam pendangan moral orang tersebut. Mungkin saja seseorang menunjukan bahwa berbuat curang itu salah, karena dapat ditangkap, sedangkan orang lain barangkali menunjukan bahwa berbuat curang itu merongrong kepercayaan umum yang dibutuhkan untuk berlangsungnya masyarakat (Duska & Whelan, 1984: 57). Dengan demikian, apa yang membedakan tingkatan moral seseorang apat dilihat dari alasan apa yang digunakan seseorang untuk melakukan sesuatu. Teori (Kohlberg; L., Hersh, R.H. 1977) tentang Perkembangan Moral dibagi menjadi 3 level, yang masing-masing level dibagi menjadi beberapa tahap sebagai berikut: Level 1. Moralitas Pra-konvensional : Tahap 1 - Ketaatan dan Hukuman. Tahap 2 - Individualisme dan Pertukaran.
Level 2. Moralitas Konvensional : Tahap 3 - Hubungan Interpersonal. Tahap 4 - Menjaga Ketertiban Sosial.
Level 3. Moralitas Pasca-konvensional : Tahap 5 - Kontrak Sosial dan Hak Perorangan. Tahap 6 - Prinsip Universal.

Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan teori perkembangan moral Kohlberg, anak-anak usia 11-12 tahun memang masih berada pada tahap pra konvensional tahap 1⁄2 yang dominan diikuti tahap 2 dan 2/3, yang cenderung ingin melakukan sesuatu karena takut dihukum. Dalam hasil penelitian sederhana ini, responden yang berusia 11-12 tahun cenderung baru memasuki tingkat 1 tahap 1, meskipun pada kasus tertentu mungkin saja ada pengecualian yaitu pada usia 11-12 bisa saja berada pada tingkat perkembangan moral yang lebih rendah atau yang lebih tinggi.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Rohmah Shela Saputri 2213053112 -
Nama: Rohmah Shela Saputri
NPM: 2213053112

Analisis Jurnal

Identitas Jurnal
Judul : PERKEMBANGAN MORAL SISWA SEKOLAH DASAR BERDASARKAN TEORI KOHLBERG
Volume, Nomor dan Halaman: Vol. 6, No. 2, Halaman 131 – 145
Tahun : 2019
Penulis: Enung Hasanah
Reviewer : Rohmah Shela Saputri
Tanggal Reviewer : 4 Oktober 2023
Kata kunci: teori kohlberg, SD, moral

Hasil analisis:
Teori Kohlberg dikenal sebagai teori yang mengukur tingkatan moral seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat perkembangan moral siswa SD yang berusia antara 11-12 tahun, berdasarkan tahapan perkembangan teori Kohlberg. Penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif. Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan teori perkembangan moral Kohlberg, anak-anak usia 11-12 tahun memang masih berada pada tahap pra konvensional tahap ½ yang dominan diikuti tahap 2 dan 2/3, yang cenderung ingin melakukan sesuatu karena takut dihukum. Dalam hasil penelitian sederhana ini, responden yang berusia 11-12 tahun cenderung baru memasuki tingkat 1 tahap 1, meskipun pada kasus tertentu mungkin saja ada pengecualian yaitu pada usia 11-12 bisa saja berada pada tingkat perkembangan moral yang lebih rendah atau yang lebih tinggi.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Afanin Yuli Safitri 2213053020 -
Nama: Afanin Yuli Safitri
NPM: 2213053020
Kelas: 3G
Prodi: PGSD

ANALISIS JURNAL 2

Judul Jurnal: PERKEMBANGAN MORAL SISWA SEKOLAH DASAR BERDASARKAN TEORI KOHLBERG
Penulis: Enung Hasanah
Tahun: September 2019
No/Vol: No. 2, Volume 6

Teori Kohlberg dikenal sebagai teori yang mengukur tingkatan moral seseorang. Teori Kohlberg membagi Perkembangan Moral menjadi 3 level: 
1. Moralitas Pra-konvensional
Tahap 1 - Ketaatan dan Hukuman.
Tahap 2 - Individualisme dan Pertukaran.
2. Moralitas Konvensional
Tahap 3 - Hubungan Interpersonal.
Tahap 4 - Menjaga Ketertiban Sosial.
3. Moralitas Pasca-konvensional.
Tahap 5 - Kontrak Sosial dan Hak Perorangan.
Tahap 6 - Prinsip Universal.
Berdasarkan teori Kohlberg, pada umumnya anak-anak yang berusia sekitar 10–13 tahun berada pada tahap pra-konvensional, meskipun juga ada orang-orang dewasa yang berhenti perkembangannya pada tahap tersebut.

Dari hasil penelitian, secara umum (90%) perkembangan moral para responden usia 11-12 tahun masih berada pada tingkat pra konvensional. Alasan yang mereka katakan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu, sejalan dengan yang dikatakan Kohlberg, dimana pada tingkatan ini, jika seorang anak mendengar bahwa sesuatu itu baik atau buruk, gambaran yang ada padanya berbeda sekali dengan yang ada pada orang dewasa. Anak pada tingkatan ini mempunyai pandangan yang sempit sekali tentang masyarakat. Tindakan hanya dinilainya dalam ukuran konsekuensi yang mungkin akan terjadi. (10%) responden memiliki tingkat perkembangan moral yang lebih tinggi dibanding teman-teman sebayanya dan menunjukan bahwa perkembangan moralnya sudah mencapai Tingkat 2 tahap 3. Anak-anak SD yang berusia 11-12 tahun secara umum termasuk dalam tahap pra konvensional tahap ½ yang dominan diikuti tahap 2, yang cenderung melakukan sesuatu kegiatan bukan karena membutuhkan hasil melainkan karena takut dihukum.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Dinda Kusumawati Subagio 2253053016 -
Nama: Dinda Kusumawati Subagio
Npm: 2253053016

Analisis jurnal 2

Salah satu aspek pendukung pengembangan keterampilan dalam kolaborasi, komunikasi, dan pemecahan masalah adalah membantu siswa mengembangkan etika yang optimal. Hal ini sangat penting terutama bagi pelajar Indonesia, dimana masyarakatnya pada umumnya beragama dan meyakini bahwa moralitas adalah landasan terpenting bagi kesuksesan seseorang, baik dalam karir maupun kehidupan pribadi. Penalaran etis mengacu pada kemampuan seseorang untuk membuat keputusan moral ketika dihadapkan pada dilema moral tentang sikap dan perilaku mana yang harus dipilih. Hal itu merupakan esensi utama sebuah proses pendidikan.

Teori Kohlberg mengenai perkembangan moral secara formal disebut cognitive-dvelopmental theory of moralization, yang berakar pada karya Piaget. Asumsi utama Piaget adalah bahwa kognisi (pikiran) dan afek (perasaan) berkembang secara paralel dan keputusan moral merupakan proses perkembangan kognisi secara alami.
Teori (Kohlberg; L., Hersh, R.H. 1977) tentang Perkembangan Moral dibagi menjadi 3 level, yang masing-masing level dibagi menjadi beberapa tahap sebagai berikut:
- Level 1. Moralitas Pra-konvensional : Tahap (1) Ketaatan dan Hukuman. Tahap (2) Individualisme dan Pertukaran.
- Level 2. Moralitas Konvensional : Tahap (3) Hubungan Interpersonal. Tahap (4) Menjaga ketertiban.
- Level 3. Moralitas Pasca-konvensional : Tahap (5) kontrak Sosial dan Hak Perorangan. Tahap (6) Prinsip Universal.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Evinna Winda Merita 2213053297 -
Nama : Evinna Winda Merita
NPM : 2213053297

Analisis jurnal “PERKEMBANGAN MORAL SISWA SEKOLAH DASAR BERDASARKAN TEORI KOHLBERG”

Teori Kohlberg tentang perkembangan moral formaldisebut teori moralisasi kognitif-evolusi, yang berakar padaoleh Piaget. Hipotesis utama Piaget adalah bahwa pengetahuan (pikiran) itu ada Pengaruh (perasaan) dan keputusan moral berkembang secara paraleladalah proses alami perkembangan kognitif. Di depan, Kebanyakan psikolog pada saat itu percaya bahwa pikiran Sebaliknya, moralitas adalah proses psikologis dan sosial. Didalam mengembangkan teorinya, yang tidak menjadi fokus Kohlbergperilaku moral, yaitu apa yang dilakukan seseorangbukanlah fokus pengamatannya.

Teori (Kohlberg; L., Hersh, R.H. 1977) tentang perkembangan moral dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu:
Tahap 1. Moralitas pra-konvensional, terbagi dalam dua fase, yaitu:
Fase 1 : Ketaatan dan Hukuman.Pada tahap ini anak dapat mempersepsikan siklus sebagai sesuatu yang permanen dan mutlak.
Fase 2 : Individualisme dan Pertukaran. Pada fase ini, anak memperjelas sudut pandangnya dan mengevaluasi tindakannya berdasarkan bagaimana tindakan tersebut memenuhi kebutuhan individu.

Tahap 2 Moralitas Konvensional, terdapat 2 fase yang melanjutkan fase pda tahap 1
Fase 3: Hubungan interpersonal.Dalam fase perkembangan moral ini, penekanannya adalah pada pemenuhan harapan dan peran sosial.
Fase 4: Menjaga ketertiban sosial. Pada tahap ini, anak mulai melihat masyarakat secara keseluruhan ketika membuat penilaian, fokus pada pemeliharaan hukum dan ketertiban dengan mengikuti aturan.

Tahap 3 Moralitas pasca-konvensional.Ada 2 langkah:
Fase 5 : Kontrak Sosial dan Hak Individu. Pada tahap ini, seseorang mulai mempertimbangkan perbedaan nilai, pendapat, dan keyakinan orang lain.
Fase 6 Prinsip Universal. Menurut teori Kohlberg, seseorang pada tahap ini berpedoman pada prinsip-prinsip keadilan yang terinternalisasi, meskipun prinsip-prinsip tersebut bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.

Dari hasil data menggunakan teori Perkembangan moral Kohlberg, sebenarnya anak usia 11 sampai 12 tahunmasih dalam fase ½ pra-konvensional yang dominan Setelahdatanglah level 2 dan 2/3, yang cenderung ingin melakukan sesuatukarena takut hukuman.Dalam hasil penelitian sederhana iniresponden berusia 11 hingga 12 tahun umumnya baru mulai bekerja Level 1 Langkah 1, meskipun hal ini mungkin terjadi dalam beberapa kasus Pada tingkat ini,pengecualian, yaitu mereka yang berusia antara 11 dan 12 tahun, dapat diklasifikasikanperkembangan moral yang lebih rendah atau lebih tinggi.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by MIFTAHUL JANNAH 2253053012 -
Nama : Miftahul Jannah
Npm : 2253053012
Kelas : 3G

Analisis Jurnal 2

IDENTITAS JURNAL

Nama Jurnal : JIPSINDO
Judul jurnal : PERKEMBANGAN MORAL SISWA SEKOLAH DASAR BERDASARKAN TEORI KOHLBERG
Penulis Jurnal : Enung Hasanah
Nomer : 2
Volume : 6
Tahun terbit : September 2019

Bagi seorang pendidik, sangat penting untuk memahami perkembangan moral peserta didiknya Sebagai upaya untuk lebih memahami perkembangan moral
berdasarkan teori Kohlberg dan supaya memiliki kemampuan mengukur tahap-tahap perkembangan.

Teori Kohlberg
Teori Kohlberg mengenai perkembangan moral secara formal disebut cognitive-dvelopmental theory of moralization, yang berakar pada karya Piaget. Asumsi utama Piaget adalah bahwa kognisi (pikiran) dan afek (perasaan) berkembang secara paralel dan keputusan moral merupakan proses perkembangan kognisi secara alami. Dalam mengembangkan teorinya, Kohlberg tidak memusatkan perhatian pada tingkah laku moral, artinya apa yang dilakukan oleh seorang indivdu tidak menjadi pusat pengamatannya. Penelitian Kohlberg menunjukan bahwa bila penalaran-penalaran yang diajukan oleh seseorang mengapa ia mempunyai pertimbangan moral tertentu atau melakukan tindakan tertentu diperhatikan, maka akan tampak jelas adanya perbedaan-perbedaan yang berarti dalam pendangan moral orang tersebut.

Teori Kohlberg tentang Perkembangan Moral dibagi menjadi 3 level, yang masing-masing level dibagi menjadi beberapa tahap sebagai berikut:
- Level 1. Moralitas Pra-konvensional : Tahap (1) Ketaatan dan Hukuman. Tahap (2) Individualisme dan Pertukaran.
- Level 2. Moralitas Konvensional : Tahap (3) Hubungan Interpersonal. Tahap (4) Menjaga ketertiban.
- Level 3. Moralitas Pasca-konvensional : Tahap (5) kontrak Sosial dan Hak Perorangan. Tahap (6) Prinsip Universal

Moralitas dan Pendidikan moral dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi luar dan dari sisi dalam. Dilihat dari luar, moralitas mengatur cara bergaul dengan orang lain, dan dari dalam mengatur cara bergaul dengan diri sendiri.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Ihya Ghulam Halim 2213053178 -
Nama : Ihya Ghulam Halim
NPM : 2213053178
Kelas : 3G

Analisis jurnal 2

Setelah membaca dan mengamati jurnal yang telah disediakan yaitu dengan judul "PERKEMBANGAN MORAL SISWA SEKOLAH DASAR BERDASARKAN
TEORI KOHLBERG",yang di tulis oleh Enung Hasanah, bisa di simpulkan bahwasanya Forum ekonomi dunia (2016) menyatakan bahwa untuk berkembang di abad ke-21, siswa membutuhkan lebih dari pembelajaran akademis tradisional. Mereka harus mahir dalam kolaborasi, komunikasi dan pemecahan masalah, yang merupakan beberapa keterampilan yang dikembangkan melalui pembelajaran sosial dan emosional (SEL).

Salah satu aspek yang menunjang perkembangan kemahiran dalam kolaborasi, komunikasi, dan pemecahan masalah adalah dengan membantu perkembangan moral siswa agar tumbuh optimal. Pendidikan merupakan proses seumur hidup mulai dari dalam kandungan dan berlangsung sampai akhir dari kehidupan.

Moralitas dan Pendidikan moral dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi luar dan dari sisi dalam. Dilihat dari luar, moralitas mengatur cara bergaul dengan orang lain, dan dari dalam mengatur cara bergaul dengan diri sendiri. Sebagai upaya untuk lebih memahami perkembangan moral berdasarkan teori Kohlberg dan supaya memiliki kemampuan mengukur tahap-tahap perkembangan.

Teori Kohlberg, perkembangan moral telah dipelajari dari berbagai perspektif psikologis, termasuk teori belajar, psikoanalisis, dan lain-lain. Studi saat ini tentang perkembangan moral telah dipengaruhi oleh pendekatan perkembangan kognitif Jean Piaget dan Lawrence Kohlberg. Kohlberg mengidentifikasi beberapa masalah filosofis mendasar yang mendasari studi perkembangan moral, seperti pertanyaan tentang definisi konstruk yang adil secara budaya.Teori Kohlberg mengenai perkembangan moral secara formal disebut cognitive-dvelopmental theory of moralization, yang berakar pada karya Piaget.

Untuk menemukan tahap kepatutan moral seseorang, Kohlberg telah menyusun instrumen penelitian guna menggolongkan proses penalaran orang tersebut dalam mengatasi dilema moral. Kohlberg tidak memusatkan perhatian pada tingkah laku moral, artinya apa yang dilakukan oleh seorang indivdu tidak menjadi pusat pengamatannya.

Pada penelitian Kohlberg juga menunjukan bahwa bila penalaran-penalaran yang diajukan oleh seseorang mengapa ia mempunyai pertimbangan moral tertentu atau melakukan tindakan tertentu diperhatikan, maka
akan tampak jelas adanya perbedaan-perbedaan yang berarti dalam pendangan moral orang tersebut.

Berdasarkan hasil analisis data yang telah di lakukan dengan menggunakan teori perkembangan moral Kohlberg, anak-anak usia 11-12 tahun memang masih berada pada tahap pra konvensional tahap ½ yang dominan diikuti tahap 2 dan 2/3, yang cenderung ingin melakukan sesuatu karena takut dihukum.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by ADELIA PRASETIYANI 2213053039 -
Nama : Adellia Prasetiyani
Npm : 2213053039
Kelas : 3G

IDENTITAS JURNAL

Nama Jurnal : JIPSINDO
Judul jurnal : PERKEMBANGAN MORAL SISWA SEKOLAH DASAR BERDASARKAN TEORI KOHLBERG
Penulis Jurnal : Enung Hasanah
Nomer : 2
Volume : 6
Tahun terbit : September 2019
Kata Kunci: teori kohlberg, SD, moral
Korespondensi : enung.hasanah@mp.uad.ac.id


HASIL ANALISIS JURNAL

Mereka harus mahir dalam kolaborasi, komunikasi dan pemecahan masalah, yang merupakan beberapa keterampilan yang dikembangkan melalui pembelajaran sosial dan emosional (SEL).

Salah satu aspek yang menunjang perkembangan kemahiran dalam kolaborasi, komunikasi, dan pemecahan masalah adalah dengan membantu perkembangan moral siswa agar tumbuh optimal.

Penalaran moral berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam mengambil keputusan moral ketika dihadapkan pada dilemma moral tentang sikap dan perilaku yang sebaiknya dipilih, Pendidikan merupakan proses seumur hidup mulai dari dalam kandungan dan berlangsung sampai akhir dari kehidupan.

Moralitas dan Pendidikan moral dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi luar dan dari sisi dalam.

Dilihat dari luar, moralitas mengatur cara bergaul dengan orang lain, dan dari dalam mengatur cara bergaul dengan diri sendiri.

Selain itu, masyarakat semakin sadar bahwa lingkungan dan masyarakat memainkan peran penting untuk melatih anak tentang norma-norma moral dan sosial yang mengatur kehidupan manusia.

Teori Kohlberg Perkembangan moral telah dipelajari dari berbagai perspektif psikologis, termasuk teori belajar, psikoanalisis, dan lain-lain.

Studi saat ini tentang perkembangan moral telah dipengaruhi oleh pendekatan perkembangan kognitif Jean Piaget dan Lawrence Kohlberg.

Kohlberg mengidentifikasi beberapa masalah filosofis mendasar yang mendasari studi perkembangan moral, seperti pertanyaan tentang definisi konstruk yang adil secara budaya.

Penelitian Kohlberg menunjukan bahwa bila penalaran-penalaran yang diajukan oleh seseorang mengapa ia mempunyai pertimbangan moral tertentu atau melakukan tindakan tertentu diperhatikan, maka akan tampak jelas adanya perbedaan-perbedaan yang berarti dalam pendangan moral orang tersebut.

Dengan demikian, apa yang membedakan tingkatan moral seseorang apat dilihat dari alasan apa yang digunakan seseorang untuk melakukan sesuatu.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Silvia Novi Fitriana 2213053062 -
Nama : Silvia Novi Fitriana
Npm : 2213053062
Kelas : 3G

Analisis jurnal 2
Identitas Jurnal
Judul jurnal "Perkembangan Moral Siswa Sekolah Dasar Berdasarkan Teori Kohlberg"
Penulis : Enung Hasanah
Tahun Terbit : 2019
Nomor : 2
Volume : 6
Kata Kunci: teori kohlberg, SD, moral

Kohlberg tidak memusatkan perhatian pada tingkah laku moral, artinya apa yang dilakukan oleh seorang individu tidak menjadi pusat pengamatannya. Teori (Kohlberg; L., Hersh, R.H. 1977) tentang Perkembangan Moral dibagi menjadi 3 level, yang masing-masing level dibagi menjadi beberapa tahapan sebagai berikut:
1. Moralitas Pra-konvensional mencangkup 2 tahap yaitu ketaatan dan hukuman dan individualisme dan pertukaran.
2. Moralitas Konvensional mencakup 2 tahap hubungan interpersonal dan menjaga ketertiban sosial.
3. Moralitas Pasca-konvensional mencangkup 2 tahan yakni kontrak sosial dan hak perorangan, dan prinsip universal.

Dari hasil penelitian tersebut secara umum anak usia 10-12 tahun termasuk praadolesen, tahap ½ yang dominan diikuti tahap 2 dan 2/3. Berdasarkan teori Kohlberg, pada umumnya anak-anak yang berusia sekitar 10–13 tahun berada pada tahap pra-konvensional, baru memasuki 1 tahapan. Pada usia ini anak melakukan sesuatu bukan karena ingin pintar atau karena hal yang lain, melainkan mereka menganggap bahwa mereka harus taat peraturan karena takut dihukum, jadi bentuk patuhnya semata-mata hanya ingin menghindari hukuman fisik atau kerusakan hak milik.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by RAMADYA VINTIKA LARAS 2213053264 -
Nama : Ramadya Vintika laras
Npm : 2213053264
Kelas : 3G

Judul jurnal ‘‘Perkembangan Moral Siswa Sekolah Dasar Berdasarkan Teori Kohlberg‘‘ membahas tentang perkembangan moral siswa SD berdasarkan teori Kohlberg. Penulis juga memberikan saran bagi guru dan orang tua untuk membantu meningkatkan perkembangan moral siswa SD, seperti memberikan contoh perilaku moral yang baik, memberikan penghargaan atas perilaku moral yang baik, dan memberikan pengarahan tentang nilai-nilai moral yang penting. Dalam jurnal ini, penulis juga memberikan referensi tentang teori Kohlberg dan perkembangan moral, seperti buku ‘‘Moral Development: A Guide to Piaget and Kohlberg‘‘ oleh Ronald Duska dan Mariellen Whelan, serta artikel ‘‘Moral Development: A Review of the Theory‘‘ oleh Lawrence Kohlberg dan Richard Hersh. Secara keseluruhan, jurnal ‘‘Perkembangan Moral Siswa Sekolah Dasar Berdasarkan Teori Kohlberg‘‘ memberikan gambaran tentang perkembangan moral siswa SD berdasarkan teori Kohlberg dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jurnal ini juga memberikan saran bagi guru dan orang tua untuk membantu meningkatkan perkembangan moral siswa SD.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by KHAIRANI ULYA 2213053115 -
Nama : Khairani Ulya
NPM : 2213053115

A. Identitas Jurnal
Judul jurnal: PERKEMBANGAN MORAL SISWA SEKOLAH DASAR BERDASARKAN TEORI KOHLBERG
Penulis: Enung Hasanah
Tahun Terbit: 2019
Bulan Terbit: September
Nomor: 2
Volume: 6
Kata Kunci: teori kohlberg, SD, moral

B. Pembahasan
Di abad 21 ini peserta didik perlu akan kemahiran dalam kolaborasi, komunikasi dan pemecahan masalah, serta keterampilan tradisional. Salah satu aspek yang bisa menunjang perkembangan kemahiran tersebut ialah dapat dengan membantu perkembangan moral peserta didik agar tumbuh optimal. Maka, perkembangan ini dapat dibantu dengan berpacu pada teori-teori tertentu salah satunya teori Kohlberg.

Teori Kohlberg tidak memusatkan perhatian pada tingkah laku moral, dalam artian apa yang dilakukan oleh seorang individu tidak menjadi pusat pengamatannya. Mengamati tingkah laku tidak menunjukan banyak mengenai kematangan moral. Memang seorang dewasa yang sudah matang dan seorang anak kecil keduanya barangkali tidak mau mencuri mangga. Penelitian Kohlberg menunjukan bahwa bila penalaran-penalaran
yang diajukan oleh seseorang mengapa ia mempunyai pertimbangan moral tertentu atau melakukan tindakan tertentu diperhatikan, maka akan tampak jelas adanya perbedaan-perbedaan yang berarti dalam pandangan moral orang tersebut.

Teori (Kohlberg; L., Hersh, R.H. 1977) menjelaskan tentang Perkembangan Moral dibagi menjadi 3 level, yang masing-masing level dibagi menjadi 2 tahap tahap sebagai berikut:
1. Moralitas Pra-konvensional
• Tahap 1 - Ketaatan dan Hukuman.
• Tahap 2 - Individualisme dan Pertukaran.
2. Moralitas Konvensional
• Tahap 3 - Hubungan Interpersonal.
• Tahap 4 - Menjaga Ketertiban Sosial.
3. Moralitas Pasca-konvensional.
• Tahap 5 - Kontrak Sosial dan Hak Perorangan.
• Tahap 6 - Prinsip Universal.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Andika Purbaya 2213053169 -
Nama : Andika Purbaya
Kelas : 3G
Npm : 2113053169

Analisis Jurnal 2

Setelah membaca isi jurnal tersebut dapat kita pahami bahwasanya teori Kohlberg mengenai perkembangan moral secara formal disebut cognitive-dvelopmental theory of moralization, yang berakar pada karya Piaget. Asumsi utama Piaget adalah bahwa kognisi (pikiran) dan afek (perasaan) berkembang secara paralel dan keputusan moral merupakan proses perkembangan kognisi secara alami. Sebaliknya, kebanyakan ahli psikologi pada masa itu berasumsi bahwa pikiran moral lebih merupakan proses psikologi dan sosial. Dalam mengembangkan teorinya, Kohlberg tidak memusatkan perhatian pada tingkah laku moral, artinya apa yang dilakukan oleh seorang indivdu
tidak menjadi pusat pengamatannya.

Kohlberg tidak memusatkan perhatian pada tingkah laku moral, artinya apa yang dilakukan oleh seorang indivdu tidak menjadi pusat pengamatannya. Mengamati tingkah laku tidak menunjukan banyak mengenai kematangan moral. Memang seorang dewasa yang sudah matang dan seorang anak kecil keduanya barangkali tidak mau mencuri mangga. Dalam hal ini tingkah laku mereka sama. Tetapi seandainya kematangan moral mereka berbeda, kematangan moral itu tidak tercermin dalam tingkah laku mereka, melainkan pertimbangan (penalaran) mereka mengapa tidak mau mencuri mencerminkan perbedaan kematangan tersebut. Kohlberg juga tidak memusatkan perhatian pada pernyataan (statement) seseorang, apakah dia mengatakan sesuatu hal benar atau salah. Alasannya sama dengan hal pertama tadi. Seorang dewasa yang sudah matang dan seorang anak kecil, mungkin berkata bahwa mencuri mangga itu salah. Sekali lagi tidak tampak perbedaan antara orang dewasa dengan anak kecil. Apa yang menampakan perbedaan dalam kematangan moral itu adalah pertimbangan-pertimbangan yang diberikan oleh mereka, mengapa mencuri mangga itu salah. Pertimbangan-pertimbangan inilah yang menjadi indikator dari tingkatan atau tahap perkembangan moral. Memperhatikan pertimbangan mengapa suatu tindakan (tingkah laku) seseorang atau bahkan mendengar pernyataannya bahwa sesuatu itu
salah.

Lalu, berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan teori perkembangan moral Kohlberg, anak-anak usia 11-12 tahun memang masih berada pada tahap pra konvensional tahap ½ yang dominan diikuti tahap 2 dan 2/3, yang cenderung ingin melakukan sesuatu karena takut dihukum. Dalam hasil penelitian sederhana ini, responden yang berusia 11-12 tahun cenderung baru memasuki tingkat 1 tahap 1, meskipun pada kasus tertentu mungkin saja ada pengecualian yaitu pada usia 11-12 bisa saja berada pada tingkat perkembangan moral yang lebih rendah atau yang lebih tinggi.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Ricca Tri Fadillah 2213053161 -
Nama:Ricca Tri Fadillah
Npm:2213053161

Analisis jurnal
Judul Jurnal:Perkembangan Moral Siswa Sekolah Dasar Berdasarkan Teori Kohlberg
Penulis:Enung Hasanah
Tahun Terbit:2019
Kata Kunci:Teori kohlberg, SD, moral

Isi Jurnal
Pendidikan etika dan moral dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari luar dan dari dalam. Dari luar, moralitas menentukan bagaimanabergaul dengan orang lain, dan dari dalam menentukan bagaimana bergaul dengan diri sendiri. Dengan kata lain, pendidikan moral diperlukan seiring dengan pengendalian kondisi sosial dan merupakan sarana realisasi diri yang sangat diperlukan. Menurut Duska & Whelan (1984) bahwa kemahiran mengukur tahap-tahap penalaran moral hanya akan dicapai dengan memahami secara seksama deskripsi-deskripsi tentang tahap, termasuk kemampuan mengaplikasikan deskripsi-deskripsi tersebut pada jawaban-jawaban dari anak.Kohlberg tidak fokus pada perilaku etis,Artinya apa yang dilakukan individu bukanlah fokus pengamatannya. Pengamatan terhadap perilaku tidak banyak mengungkapkan tentang kematangan moral.Kohlberg juga tidak fokus pada pernyataan seseorang, apakah ia mengatakan sesuatu yang benar atau salah.Penelitian Kohlberg menunjukkan bahwa jika seseorang mempertimbangkan alasan seseorang dalam memegang pertimbangan moral tertentu atau melakukan tindakan tertentu, maka menjadi jelas bahwa akan terdapat perbedaan yang signifikan dalam pandangan moral yang dimiliki manusia tersebut.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Nola Diva Brilian 2213053199 -
Nama: Nola Diva Brilian
Npm: 22213053199

Analisis Jurnal 2

Nama Jurnal : JIPSINDO
Judul jurnal : PERKEMBANGAN MORAL SISWA SEKOLAH DASAR BERDASARKAN TEORI KOHLBERG
Penulis Jurnal : Enung Hasanah
Nomer : 2
Volume : 6
Tahun terbit : September 2019
Kata Kunci: teori kohlberg, SD, moral

Teori Kohlberg mengenai perkembangan moral, secara formal disebut sebagai "cognitive-developmental theory of moralization," berakar pada karya Piaget. Asumsi utama Piaget adalah bahwa kognisi (pikiran) dan afek (perasaan) berkembang secara bersamaan, dan proses pengambilan keputusan moral merupakan bagian alami dari perkembangan kognisi. Kohlberg tidak memusatkan perhatiannya pada perilaku moral, yang berarti apa yang individu lakukan bukanlah fokus utamanya. Menyimak perilaku tidak selalu mencerminkan tingkat kematangan moral seseorang. Dalam penelitian Kohlberg, ketika penalaran seseorang mengenai mengapa mereka memiliki pertimbangan moral tertentu atau melakukan tindakan tertentu menjadi pusat perhatian, terlihat perbedaan yang signifikan dalam pandangan moral individu tersebut.

Teori Kohlberg tentang Perkembangan Moral dibagi menjadi tiga level:
Level 1: Moralitas Pra-konvensional, yang terdiri dari dua tahap:
- Tahap 1: Ketaatan dan Hukuman, di mana individu melihat aturan sebagai sesuatu yang mutlak dan tetap.
- Tahap 2: Individualisme dan Pertukaran, di mana individu mengevaluasi tindakan berdasarkan bagaimana tindakan tersebut memenuhi kebutuhan individu.

Level 2: Moralitas Konvensional, yang juga terdiri dari dua tahap, merupakan kelanjutan dari tahap sebelumnya:
- Tahap 3: Hubungan Interpersonal, yang fokus pada pemenuhan harapan dan peran sosial.
- Tahap 4: Menjaga Ketertiban Sosial, di mana individu mulai mempertimbangkan masyarakat secara keseluruhan dalam pengambilan keputusan, dengan fokus pada menjaga hukum dan ketertiban sesuai dengan aturan.

Level 3: Moralitas Pasca-konvensional, yang memiliki dua tahap lagi:
- Tahap 5: Kontrak Sosial dan Hak Individu, di mana individu mulai mempertimbangkan perbedaan nilai, pandangan, dan keyakinan orang lain.
- Tahap 6: Prinsip Universal, di mana individu mengikuti prinsip-prinsip keadilan yang telah terinternalisasi, bahkan jika hal tersebut bertentangan dengan hukum atau peraturan yang ada.

Demikianlah, teori perkembangan moral Kohlberg membagi perkembangan moral individu menjadi tiga level dengan tahapan-tahapan yang menjelaskan cara individu memandang dan mengambil keputusan moral.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Chalistya Syahla Ilham Radinda 2213053262 -
Nama : Chalistya Syahla Ilham R
Npm : 2213053262
Kelas : 3G
Prodi : PGSD

Jurnal 2
A. Identitas Jurnal
1. Judul Jurnal : "PERKEMBANGAN MORAL SISWA SEKOLAH DASAR BERDASARKAN TEORI KOHLBERG"
2. Penulis : Enung Hasanah
3. Kata Kunci : teori kohlberg, SD, moral
4. No/Volume : No. 2, Volume 6, September 2019

Isi Jurnal

Teori Kohlberg

Perkembangan moral telah dipelajari dari berbagai perspektif psikologis, termasuk teori belajar, psikoanalisis, dan lain-lain. Studi saat ini tentang perkembangan moral telah dipengaruhi oleh pendekatan perkembangan kognitif Jean Piaget dan Lawrence Kohlberg. Kohlberg mengidentifikasi beberapa masalah filosofis mendasar yang mendasari studi perkembangan moral, seperti pertanyaan tentang definisi konstruk yang adil secara budaya. Psikolog yang mempelajari moralitas atau perkembangan moral harus berurusan dengan masalah relativisme moral atau netralitas nilai, yang bermula dari kata-kata yang bermuatan nilai "moral" dan "pengembangan." Relativisme moral adalah posisi bahwa nilai-nilai moral berbeda di antara budaya dan masyarakat dan karenanya tidak universal (Naito, 2013). Dalam mengembangkan teorinya, Kohlberg tidak memusatkan perhatian pada tingkah laku moral, artinya apa yang dilakukan oleh seorang indivdu tidak menjadi pusat pengamatannya. Untuk menemukan tahap kepatutan moral seseorang, Kohlberg telah menyusun instrumen penelitian guna menggolongkan proses penalaran orang tersebut dalam mengatasi dilema moral. Kohlberg tidak memusatkan perhatian pada tingkah laku moral, artinya apa yang dilakukan oleh seorang indivdu tidak menjadi pusat pengamatannya. Mengamati tingkah laku tidak menunjukan banyak mengenai kematangan moral.

Berdasarkan hasil analisis yang saya lihat di atas data dengan menggunakan teori perkembangan moral Kohlberg, anak-anak usia 11-12 tahun memang masih berada pada tahap pra konvensional tahap ½ yang dominan diikuti tahap 2 dan 2/3, yang cenderung ingin melakukan sesuatu karena takut dihukum. Dalam hasil penelitian sederhana ini, responden yang berusia 11-12 tahun cenderung baru memasuki tingkat 1 tahap 1, meskipun pada kasus tertentu mungkin saja ada pengecualian yaitu pada usia 11-12 bisa saja berada pada tingkat perkembangan moral yang lebih rendah atau yang lebih tinggi.karena takut dihukum.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Annisa Fadillah Quraini 2253053026 -
Nama: Annisa Fadillah Quraini
NPM: 2253053026

Identitas Jurnal
Judul jurnal : PERKEMBANGAN MORAL SISWA SEKOLAH DASAR BERDASARKAN TEORI KOHLBERG
Penulis : Enung Hasanah
Tahun Terbit : 2019
Bulan Terbit : September
Nomor : 2
Volume : 6
Kata Kunci : teori kohlberg, SD, moral

Penelitian ini menggunakan teori perkembangan moral Kohlberg untuk mengukur tingkat perkembangan moral siswa sekolah dasar yang berusia antara 11-12 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum, siswa-siswa dalam kelompok usia ini cenderung berada pada tahap pra konvensional, terutama pada tahap 1⁄2. Pada tahap ini, motivasi mereka dalam melakukan tindakan lebih didorong oleh ketakutan akan hukuman daripada pemahaman etika atau moralitas.

Mayoritas siswa dalam kelompok usia 11-12 tahun menunjukkan pola perkembangan moral yang serupa, yaitu cenderung pada tahap pra konvensional, sesuai dengan teori Kohlberg. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa pada usia ini cenderung melakukan tindakan bukan karena pemahaman moral yang mendalam, melainkan karena takut akan hukuman atau konsekuensi eksternal lainnya.

Temuan ini memiliki implikasi penting dalam pendidikan moral di sekolah dasar. Pendidik perlu menyadari tingkat perkembangan moral siswa dan bekerja untuk membantu mereka mencapai tahap-tahap perkembangan moral yang lebih tinggi.Meskipun ada temuan umum, perlu diingat bahwa setiap individu adalah unik. Ada kemungkinan variasi dalam perkembangan moral di antara siswa, dan pendidik harus peka terhadap perbedaan ini.

Dengan demikian, penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih baik tentang tingkat perkembangan moral siswa sekolah dasar dalam konteks usia 11-12 tahun berdasarkan teori Kohlberg. Ini dapat digunakan sebagai dasar untuk meningkatkan pendidikan moral dan membantu siswa mencapai tingkat pemahaman moral yang lebih tinggi sesuai dengan usia mereka.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Fadhila Cahya Ningtyas 2213053271 -
Nama : Fadhila Cahya Ningtyas
Npm : 2213053271
Kelas : 3G
Analisis Jurnal 2
Judul : Perkembangan Moral Siswa Sekolah Dasar Berdasarkan
Teori Kohlberg
No, volume, halaman : No. 2, Volume 6, 13- 143
Penulis : Enung Hasanah

Abstrak
Pada abstrak yang ditulis dalam dua bahasa menjelaskan bahwa teori Kohlberg merupakan teori yang digunakan untuk mengukur tingkatan moral seseorang.

Pendahuluan
Moralitas dan Pendidikan moral dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi luar dan dari sisi dalam. Pembentukan moral anak dijadikan sebagai salah satu tujuan dasar dari pendidikan formal.
Teori Kohlberg
Teori Kohlberg tentang perkembangan disebut jugacognitive-dvelopmental theory of moralization, yang berakar pada karya Piaget. Asumsi utama Piaget adalah bahwa kognisi (pikiran) dan afek (perasaan) berkembang secara paralel dan keputusan moral merupakan proses perkembangan kognisi secara alami. Kohlberg tidak memusatkan perhatian pada tingkah laku moral, jadi dilakukan oleh seorang indivdu tidak menjadi pusat pengamatannya. Kohlberg juga tidak memusatkan perhatian pada pernyataan (statement) seseorang.
Tahap Perkembangan Moral Menurut Kohlberg ada 3 level dan 6 tahapan.
1. Level pertama yaitu "Pra Konvensional" yang terdiri dari tahap mengindari hukuman dan keuntungan serta minat pribadi.
Pada tahap 1 yaitu menghindari hukuman, pada tahap ini seseorang memiliki alasan untuk bertindak atau tidak bertindak guna menghindari hukuman. Contohnya adalah ketika seseorang tidak menerobos lampu merah, semata-mata agar tidak dikejar oleh polisi. Sedangkan pada tahap 2 yaitu keuntungan dan minat pribadi, pada tahap ini tindakan yang dilakukan seseorang dengan memperhitungkan apa yang akan didapatkan olehnya.
2. Level kedua yaitu "Konvensional" yang terdiri dari tahap ketiga menjaga sikap orang baik dan tahap keempat yaitu memelihara peraturan. Pada tahap ketiga yaitu menjaga sikap orang baik, seseorang melakukan tindakan pada tahap ini dengan memikirkan bagaimana kesepakatan sosial yang ada dan pendapat orang lain terhadapnya. Sedangkan pada tahap keempat yaitu memelihara peraturan, seseorang pada tahap ini akan berpikir bahwa peraturan harus ditegakkan apabila tidak ada yang mematuhi peraturan maka keadaan akan kacau.
3. Level ketiga yaitu "Pacsa Konvensional" yang terdiri dari tahap kelima orientasi kontrak sosial dan tahap keenam yaitu prinsip etika universal. Tahap orientasi kontrak sosial tahap di mana seseorang mulai berpikir bahwa setiap orang memiliki latar belakang dan situasi yang berbeda. Tidak ada hal yang absolut atau pasti ketika melihat sebuah kasus. Hak-hak individu harus dilihat bersamaan dengan hukum yang ada. Pada tahap yang terakhir yaitu prinsip etika universal, merupakan tahap di mana seseorang menggambarkan prinsip internal seseorang, dan melakukan hal yang dianggapnya benar walaupun bertentangan dengan hukum yang ada.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Shelly Shelly -
Nama: Shelly
NPM: 2253053019
Kelas: 3G


A. Identitas Jurnal
Nama Jurnal : JIPSINDO
Tahun : September 2019
No/Vol : No. 2, Volume 6
Judul Jurnal : PERKEMBANGAN MORAL SISWA SEKOLAH DASAR BERDASARKAN TEORI KOHLBERG
Penulis : Enug Hasanah
e-mail : enug.hasanah@mp.uad.ac.id
Kata kunci : moral value education, global perspective

Kohlberg tidak memusatkan perhatian pada tingkah laku moral, artinya apa yang dilakukan oleh seorang individu tidak menjadi pusat pengamatannya. Kohlberg juga tidak memusatkan perhatian pada pernyataan (statement) seseorang, apakah dia mengatakan sesuatu hal benar atau salah. Apa yang menampakan perbedaan dalam kematangan moral itu adalah pertimbangan-pertimbangan yang diberikan oleh mereka. Pertimbangan-pertimbangan inilah yang menjadi indikator dari tingkatan atau tahap perkembangan moral.

Teori (Kohlberg; L., Hersh, R.H. 1977) tentang Perkembangan Moral dibagi menjadi 3 level, yang masing-masing level dibagi menjadi beberapa tahap sebagai berikut:
Level 1. Moralitas Pra-konvensional (Tahap 1 Ketaatan dan Hukuman serta Tahap 2 individualisme dan Petukaran).
Level 2 . Moralitas Konvensiaonal ( Tahap 3 Hubungan Interpersonal dan Tahap 4 Menjaga Ketertiban Sosial).
Level 3 . Moralitas Pasca Konvensional (Tahap 5 Kontrak Sosial dan Hak perorangan serta Tahap 6 Prinsip Universal).

Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan teori perkembangan moral Kohlberg, anak-anak usia 11-12 tahun memang masih berada pada tahap pra konvensional tahap ½ yang dominan
diikuti tahap 2 dan 2/3, yang cenderung ingin melakukan sesuatukarena takut dihukum. Dalam hasil penelitian sederhana ini, responden yang berusia 11-12 tahun cenderung baru memasuki tingkat 1 tahap 1, meskipun pada kasus tertentu mungkin saja ada pengecualian yaitu pada usia 11-12 bisa saja berada pada tingkat
perkembangan moral yang lebih rendah atau yang lebih tinggi
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by NADIA NUR SAFITRI 2213053275 -
Nama : Nadia Nur Safitri
Npm : 2213053275
Kelas : 3G
Analisis jurnal 2

Identitas Jurnal
Judul jurnal: PERKEMBANGAN MORAL SISWA SEKOLAH DASAR BERDASARKAN TEORI KOHLBERG
Penulis: Enung Hasanah
Tahun Terbit: 2019
Bulan Terbit: September
Nomor: 2
Volume: 6
Kata Kunci: teori kohlberg, SD, moral

Kohlberg mengidentifikasi beberapa masalah filosofis mendasar yang mendasari studi perkembangan moral, seperti pertanyaan tentang definisi konstruk yang adil secara budaya. Penelitian Kohlberg menunjukan bahwa bila penalaran-penalaran yang diajukan oleh seseorang mengapa ia mempunyai pertimbangan moral tertentu atau melakukan tindakan tertentu diperhatikan, maka akan tampak jelas adanya perbedaan-perbedaan yang berarti dalampendangan moral orang tersebut.

Berdasarkan analisis data menggunakan teori perkembangan moral Kohlberg, kesimpulan utama adalah bahwa anak-anak usia 11-12 tahun cenderung berada pada tahap pra konvensional, khususnya tahap ½, yang didominasi oleh motivasi takut dihukum. Selain itu, tahap 2 dan 2/3 juga cukup umum diikuti.Hasil penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana siswa dalam kelompok usia ini mengambil keputusan moral. Namun, penelitian ini juga mencatat kemungkinan adanya pengecualian di mana siswa pada usia 11-12 tahun dapat berada pada tingkat perkembangan moral yang lebih rendah atau lebih tinggi, yang menunjukkan keragaman dalam perkembangan moral anak-anak dalam kelompok usia yang sama.Ini merupakan kontribusi penting dalam memahami bagaimana pendidik dan orang tua dapat mendukung perkembangan moral anak-anak sekolah dasar dengan mempertimbangkan tingkat perkembangan moral individu mereka.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Safira Sita Salsabilla 2213053027 -
Nama: Safira Sita Salsabilla
NPM : 2213053027

Analisis Jurnal 2
A. Identitas Jurnal
Judul jurnal: PERKEMBANGAN MORAL SISWA SEKOLAH DASAR BERDASARKAN TEORI KOHLBERG
Penulis: Enung Hasanah
Tahun Terbit: 2019
Bulan Terbit: September
Nomor: 2
Volume: 6
Kata Kunci: teori kohlberg, SD, moral

B. Isi Jurnal
Pendidikan merupakan proses seumur hidup mulai dari dalam kandungan dan berlangsung sampai akhir dari kehidupan. Pendidikan tidak hanya memberikan pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai, pelatihan naluri, membina sikap yang tepat dan kebiasaan terhadap generasi muda.
 
Moralitas dan Pendidikan moral dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi luar dan dari sisi dalam. Dilihat dari luar, moralitas mengatur cara bergaul dengan orang lain, dan dari dalam mengatur cara bergaul dengan diri sendiri.
 
Teori Kohlberg mengenai perkembangan moral secara formal disebut cognitive-dvelopmental theory of moralization, yang berakar pada karya Piaget. Asumsi utama Piaget adalah bahwa kognisi (pikiran) dan afek (perasaan) berkembang secara paralel dan keputusan moral merupakan proses perkembangan kognisi secara alami.
 
Teori (Kohlberg; L., Hersh, R.H. 1977) tentang Perkembangan Moral telah diklasifikasikan menjadi 3 level, yakni:
Level 1. Moralitas Pra-konvensional, dibagi menjadi 2 tahap, yaitu:
• Tahap 1 - Ketaatan dan Hukuman. Di tahap ini, seorang anak dapat melihat aturan sebagai suatu hal yang tetap serta absolut.
•Tahap 2 - Individualisme dan Pertukaran. Di tahap ini, seorang anak menjelaskan sudut pandangnya juga menilai tindakan yang didasari akan bagaimana mereka melayani kebutuhan individu.
Level 2. Moralitas Konvensional, terdapat 2 tahap, melanjutkan tahap pada level 1:
• Tahap 3 - Hubungan Interpersonal. tahap perkembangan moral ini fokus pada pemenuhan harapan dan peran sosial.
• Tahap 4 - Menjaga Ketertiban Sosial. Pada tahap ini, anak mulai menganggap masyarakat secara keseluruhan saat membuat penilaian, fokusnya yakni menjaga hukum dan ketertiban yang mengikuti aturan.
Level 3. Moralitas Pasca-konvensional. Terdapat 2 tahap :
• Tahap 5 - Kontrak Sosial dan Hak Perorangan. Tahap ini, seseorang akan mulai memperhitungkan perbedaan nilai, pendapat, serta kepercayaan orang lain.
• Tahap 6 - Prinsip Universal. Menurut teori kohlberg tahap ini, seseorang mengikuti prinsip-prinsip keadilan yang telah di internalisasi, bahkan saat mereka bertentangan dengan hukum atau peraturan.

Dalam jurnal tersebut terdapat hasil analisis data dengan menggunakan teori perkembangan moral Kohlberg, anak-anak usia 11-12 tahun memang masih berada pada tahap pra konvensional tahap ½ yang dominan diikuti tahap 2 dan 2/3, yang cenderung ingin melakukan sesuatu karena takut dihukum. Dalam hasil penelitian sederhana ini, responden yang berusia 11-12 tahun cenderung baru memasuki tingkat 1 tahap 1, meskipun pada kasus tertentu mungkin saja ada pengecualian yaitu pada usia 11-12 bisa saja berada pada tingkat perkembangan moral yang lebih rendah atau yang lebih tinggi.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by DINDA MULIA SAPUTRI 2253053042 -
Nama :Dinda mulia saputri
Npm : 2253053042
Analisis jurnal 2

Judul : pentingnya pendidikan di era globalisasi
Penulis : Hidayati
Dalam jurnal tersebut menjelaskan pendidikan Di era globalisasi saat ini, pendidikan memegang peranan penting yang strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dalam kehidupan manusia, pendidikan mempunyai pengaruh yang besar dan mempunyai faktor fundamental yang penting bagi masa depan.dengan mengapa nilai gagal bahwa globalisasi membawa dampak yang sangat berarti dalam berbagai dimensi manusia.90%), perkembangan moral responden usia 11 hingga 12 tahun masih belum berada pada level normal. Alasan-alasan yang mereka berikan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikatakan Kohlberg, pada tataran ini, jika seorang anak mendengar sesuatu itu baik atau buruk, maka gambarannya akan sangat berbeda dibandingkan dengan gambaran orang dewasa. Anak-anak pada tingkat ini memiliki pandangan yang sangat sempit terhadap masyarakat. Tindakan dinilai semata-mata berdasarkan akibat yang ditimbulkannya. (10%) responden memiliki tingkat perkembangan moral yang lebih tinggi dibandingkan teman sebayanya dan menunjukkan bahwa perkembangan moralnya telah mencapai level 2 tahap 3.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Farida Juwita 2213053179 -
Nama : Farida Juwita
NPM : 2213053179
Kelas : 3G

Analisis jurnal
Judul : PERKEMBANGAN MORAL SISWA SEKOLAH DASAR BERDASARKAN TEORI KOHLBERG
Penulis : Enung Hasanah

Analisis saya terhadap jurnal tersebut yakni terdapat teori Kohlbreg yang disebut sebagai pengukur tingkatan moral seseorang. Ini disebabkan karena teroi Kohlbreg berakar pada asumsi Piaget bahwa pikiran dan perasaan berkembang secara paralel dan keputusan moral merupakan proses perkembangan kognisi secara alami. Kemudian Kohlbreg mengembangkan teorinya dengan tidak memusatkan perhatian pada tingkah laku moral, artinya apa yang dilakukan oleh seorang indivdu tidak menjadi pusat pengamatannya. Teori ini dapat berhubungan dengan perkembangan moral generasi saat ini. Pada orang dewasa dan seorang anak kecil memiliki kematangan moral yang berbeda. Namun, kematangam moral ini tidak sepenuhnya dapat tercermin dalam tingkah lakunya. Tingkah lakunya dapat sama tergantung dari pertimbangan mereka dalam bertindak. Pertimbangan-pertimbangan inilah yang menjadi indikator dari tingkatan atau tahap perkembangan moral
Hasil penelitian yang pernah dilakukan Kohlberg pun menunjukan bahwa apabila penalaran-penalaran yang dihasilkan oleh seseorang mempunyai pertimbangan moral tertentu diperhatikan, maka akan tampak jelas adanya perbedaan-perbedaan yang berarti dalam pendangan moral orang tersebut daripada yang tidak mempertimbangkannya.

Nah, teori Kohlberg mengklasifikasikan 3 tahap atau level terkaig Perkembangan Moral, yakni:
a) Level 1 - Moralitas Pra-konvensional
- Tahap 1 : Ketaatan dan Hukuman
Tahap ini terjadi pada anak anak di mana melihat aturan sebagai hal yang tetap dan absolut untuk menghindari hukuman.
- Tahap 2 : Individualisme dan Pertukaran Tahap ini anak anak mulai dapa tmenjelaskan sudut pandang individu dan menilai tindakan berdasarkan bagaimana mereka melayani kebutuhan individu.

b) Level 2 - Moralitas Konvensional
- Tahap 3 : Hubungan Interpersonal (fokus Mulai berfokus pada memenuhi harapan dan peran sosial, penekanan pada konformitas
- Tahap 4 : Menjaga Ketertiban Sosial
Pada tahap ini orang mulai menjaga hukum dan ketertiban dengan mengikuti aturan.

c) Level 3 - Moralitas Pasca-konvensional
- Tahap 5 : Kontrak sosial dan hak
Pada tahap ini, seseorang mulai memperhitungkan nilai, pendapat, dan kepercayaan orang lain, aturan hukum sangat penting.
- Tahap 6 : Prinsip Universal
Tahap dimana sudah mengikuti prinsip keadilan yang diinternalisasi, bahkan jika bertentangan dengan hukum dan peraturan.

Dengan menjadikan level perkembangan yang diajukan oleh teori Kohlbreg ini sebagai acuan, perkembangan seorang anak atau peserta didik dapat diketahui. 
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Mutiara Deva Gusti 2213053135 -
Nama : Mutiara Deva Gusti
NPM : 2213053135
Kelas : 3G

ANALISIS JURNAL 2

Identitas jurnal

Nama jurnal : Jurnal JIPSINDO
Oleh : Enung Hasanah
Nomor : 2
Volume : 6
Tahun Terbit : 2019
Judul Jurnal : PERKEMBANGAN MORAL SISWA SEKOLAH DASAR BERDASARKAN TEORI KOHLBERG

Pembahasan

A. Teori Kohlberg
Teori Kohlberg mengenai perkembangan moral secara formal disebut cognitive-dvelopmental theory of moralization, yang berakar pada karya Piaget. Dalam mengembangkan teorinya, Kohlberg tidak memusatkan perhatian pada tingkah laku moral, artinya apa yang dilakukan oleh seorang indivdu tidak menjadi pusat pengamatannya. Kohlberg tidak memusatkan perhatian pada tingkah laku moral, artinya apa yang dilakukan oleh seorang indivdu tidak menjadi pusat pengamatannya. Mengamati tingkah laku tidak menunjukan banyak mengenai kematangan moral. Kohlberg juga tidak memusatkan perhatian pada pernyataan (statement) seseorang, apakah dia mengatakan sesuatu hal benar atau salah. Teori (Kohlberg; L., Hersh, R.H. 1977) tentang Perkembangan Moral dibagi menjadi 3 level, yang masing-masing level dibagi menjadi beberapa tahap sebagai berikut:
Level 1. Moralitas Pra-konvensional • Tahap 1 - Ketaatan dan Hukuman, Tahap 2 - Individualisme dan Pertukaran.
Level 2. Moralitas Konvensional • Tahap 3 - Hubungan Interpersonal, Tahap 4 - Menjaga Ketertiban Sosial.
Level 3. Moralitas Pasca-konvensional. Tahap 5 - Kontrak Sosial dan Hak Perorangan, Tahap 6 - Prinsip Universal.

B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah bentuk tindakan sosial yang menekankan pada cara orang menafsirkan, dan tidak memahami pengalaman mereka untuk memahami realitas sosial individu.
Responden/peserta dalam penelitian ini adalah siswa Sekolah Dasar yang berusia antara 11-12 tahun, diberikan pertanyaan tentang soal cerita. penelitian ini disertai panduan wawancara berupa soal dilema moral yang memerlukan jawaban terbuka dari para peserta penelitian.

Dari hasil pengisian angket tersebut secara umum, terlihat bahwa para peserta penelitian yang berusia antara 11 dan 12 tahun, memiliki perkembangan moral seperti apa yang dikemukakan oleh Kohlberg (1968), bahwa pada usia tersebut termasuk pada tahap 1. Penilaian ini diambil berdasarkan pada apa yang mereka sampaikan tentang motif perbuatan para peserta ketika mereka menyatakan akan tetap pergi belajar, bukan karena ingin pintar melainkan patuh semata-mata karena ingin berbuat patuh menghindari hukuman fisik atau kerusakan hak milik.
secara umum (90%) ternyata perkembangan moral para responden yang berada pada usia 11-12 tahun memang masih berada pada tingkat pra konvensional. Anak-anak kecil, lemah, tergantung dari orang lain dari masyarakat untuk memperoleh rasa senang an/atau rasa sakit. Dalam hasil penelitian sederhana ini, responden yang berusia 11-12 tahun cenderung baru memasuki tingkat 1 tahap 1, meskipun pada kasus tertentu mungkin saja ada pengecualian yaitu pada usia 11-12 bisa saja berada pada tingkat perkembangan moral yang lebih rendah atau yang lebih tinggi.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by Nura Assyifa 2213053134 -
Nama: Nura Assyifa
NPM : 2213053134
Kelas : 3G

Analisis Jurnal 2,
PERKEMBANGAN MORAL SISWA SEKOLAH DASAR BERDASARKAN TEORI KOHLBERG
oleh: Enung Hasanah

Abstrak
Teori Kohlberg dikenal sebagai teori yang mengukur tingkatan moral seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat perkembangan moral siswa SD yang berusia antara 11-12 tahun, berdasarkan tahapan perkembangan teori Kohlberg.

Pendahuluan
Salah satu aspek yang menunjang perkembangan kemahiran dalam kolaborasi, komunikasi, dan pemecahan masalah adalah dengan membantu perkembangan moral siswa agar tumbuh optimal. Ini menjadi sangat penting terutama bagi para siswa di wilayah Indonesia yang secara umum masyarakatnya adalah masyarakat religius yang meyakini bahwa moral merupakan pondasi terpenting bagi keberhasilan seseorang baik dalam karir maupun kehidupan pribadinya.

Teori Kohlberg
Kohlberg tidak memusatkan perhatian pada tingkah laku moral, artinya apa yang dilakukan oleh seorang indivdu tidak menjadi pusat pengamatannya. Kohlberg juga tidak memusatkan perhatian pada pernyataan (statement) seseorang, apakah dia mengatakan sesuatu hal benar atau salah. Penelitian Kohlberg menunjukan bahwa bila penalaran-penalaran yang diajukan oleh seseorang mengapa ia mempunyai pertimbangan moral tertentu atau melakukan tindakan tertentu diperhatikan, maka akan tampak jelas adanya perbedaan-perbedaan yang berarti dalam pandangan moral orang tersebut.

Teori (Kohlberg; L., Hersh, R.H. 1977) tentang Perkembangan Moral dibagi menjadi 3 level, yang masing-masing level dibagi menjadi beberapa tahap sebagai berikut:
Level 1. Moralitas Pra-konvensional
• Tahap 1 - Ketaatan dan Hukuman.
• Tahap 2 - Individualisme dan Pertukaran.
Level 2. Moralitas Konvensional
• Tahap 3 - Hubungan Interpersonal.
• Tahap 4 - Menjaga Ketertiban Sosial.
Level 3. Moralitas Pasca-konvensional.
• Tahap 5 - Kontrak Sosial dan Hak Perorangan.
• Tahap 6 - Prinsip Universal.

Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Peneliti kualitatif tertarik pada kepercayaan orang, pengalaman, dan sistem makna dari perspektif orang-orang (Mohajan, 2018).

Hasil Penelitian
Dari hasil pengisian angket tersebut secara umum, terlihat bahwa para peserta penelitian yang berusia antara 11 dan 12 tahun, memiliki perkembangan moral seperti apa yang dikemukakan oleh Kohlberg (1968), bahwa pada usia tersebut termasuk pada tahap 1. Berdasarkan hasil analisis terhadap jawaban yang dikemukakan atas dilema moral yang dijawab oleh para responden, secara umum (90%) ternyata perkembangan moral para responden yang berada pada usia 11-12 tahun memang masih berada pada tingkat pra konvensional.

Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan teori perkembangan moral Kohlberg, anak-anak usia 11-12 tahun memang masih berada pada tahap pra konvensional tahap ½ yang dominan diikuti tahap 2 dan 2/3, yang cenderung ingin melakukan sesuatu karena takut dihukum.
In reply to First post

Re: Forum Analisis Jurnal 2

by SELVIA NUR SAQINAH 2213053193 -
Nama: Selvia Nur Saqinah
Npm: 2213053193
Kelas: 3G

Nama jurnal: JIPSINDO
volume: 6
Nomer: 2
Halaman: 131-145
Tahun terbit: September 2019
Judul Jurnal: PERKEMBANGAN MORAL SISWA SEKOLAH DASAR BERDASARKAN TEORI KOHLBERG
Nama penulis: Enung Hasanah


ABSTRAK JURNAL
Uraian abstrak
Dengan menggunakan penelitian teori kohlberg Hasil penelitian menunjukan bahwa anak-anak SD yang berusia 11-12 tahun secara umum termasuk dalam tahap pra konvensional tahap ½ yang dominan diikuti tahap 2 dan 2/3, yang cenderung melakukan sesuatu kegiatan bukan karena membutuhkan hasil melainkan karena takut dihukum.

PENDAHULUAN JURNAL
Moralitas dan Pendidikan moral dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi luar dan dari sisi dalam. Dilihat dari luar, moralitas mengatur cara bergaul dengan orang lain, dan dari dalam mengatur cara bergaul dengan diri sendiri. Dengan kata lain, pendidikan moral diperlukan sekaligus sebagai kontrol kondisi sosial dan sarana yang sangat diperlukan untuk aktualisai diri. Bagi seorang pendidik, sangat penting untuk memahami perkembangan moral peserta didiknya. Menurut Duska & Whelan (1984) bahwa kemahiran mengukur tahap-tahap penalaran moral hanya akan dicapai dengan memahami secara seksama deskripsi deskripsi tentang tahap, termasuk kemampuan mengaplikasikan deskripsi-deskripsi tersebut pada jawaban-jawaban dari anak. Sebagai upaya untuk lebih memahami perkembangan moral berdasarkan teori Kohlberg dan supaya memiliki kemampuan mengukur tahap-tahap perkembangan, penulis melakukan sebuah penelitian sederhana melalui melalui angket dengan jawaban terbuka tentang dilema moral untuk menentukan keputusan moral (Judgment Moral) yang dilakukan terhadap 10 siswa Sekolah Dasar kelas VI. Hasil jawaban dari angket tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis kualitatif.

TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat perkembangan moral siswa SD yang berusia antara 11-12 tahun, berdasarkan tahapan perkembangan teori Kohlberg.
METODE PENELITIAN
metode penelitian kualitatif.

PEMBAHASAN
Teori Kohlberg, Kohlberg mengidentifikasi beberapa masalah filosofis mendasar yang mendasari studi perkembangan moral, seperti pertanyaan tentang definisi konstruk yang adil secara budaya Teori Kohlberg mengenai perkembangan moral secara formal disebut cognitive-dvelopmental theory of moralization, yang berakar pada karya Piaget. Asumsi utama Piaget adalah bahwa kognisi (pikiran) dan afek (perasaan) berkembang secara paralel dan keputusan moral merupakan proses perkembangan kognisi secara alami. Sebaliknya, kebanyakan ahli psikologi pada masa itu berasumsi bahwa pikiran moral lebih merupakan proses psikologi dan sosial. Dalam mengembangkan teorinya, Kohlberg tidak memusatkan perhatian pada tingkah laku moral, artinya apa yang dilakukan oleh seorang indivdu tidak menjadi pusat pengamatanny.
Responden/peserta dalam penelitian ini adalah siswa Sekolah Dasar yang berusia antara 11-12 tahun. Berdasarkan teori Kohlberg, pada umumnya anak-anak yang berusia sekitar 10–13 tahun berada pada tahap pra-konvensional, meskipun juga ada orang-orang dewasa yang berhenti perkembangannya pada tahap tersebut. Karena orang dewasa yang terhenti pada tingkatan itu merupakan kekecualian. Berdasarkan hasil analisis terhadap jawaban yang dikemukakan atas dilema moral yang dijawab oleh para responden, secara umum (90%) ternyata perkembangan moral para responden yang berada pada usia 11-12 tahun memang masih berada pada tingkat pra konvensional. Alasan yang mereka katakan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu, sejalan dengan yang dikatakan Kohlberg (Whelan & Duska), dimana pada tingkatan pra konvensional ini, kalau seorang anak mendengar bahwa sesuatu itu baik atau buruk, gambaran yang ada padanya berbeda sekali dengan yang ada pada orang dewasa. Anak pada tingkatan ini mempunyai pandangan yang sempit sekali tentang masyarakat. Tindakan hanya dinilainya dalam ukuran konsekuensi konsekuensi yang mungkin akan terjadi.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan teori perkembangan moral Kohlberg, anak-anak usia 11-12 tahun memang masih berada pada tahap pra konvensional tahap ½ yang dominan diikuti tahap 2 dan 2/3, yang cenderung ingin melakukan sesuatu karena takut dihukum. Dalam hasil penelitian sederhana ini, responden yang berusia 11-12 tahun cenderung baru memasuki tingkat 1 tahap 1, meskipun pada kasus tertentu mungkin saja ada pengecualian yaitu pada usia 11-12 bisa saja berada pada tingkat perkembangan moral yang lebih rendah atau yang lebih tinggi.