Buatlah resume singkat esensi isi jurnal di atas, maksimal 250 kata.
ACTIVITY: RESUME
NPM : 2413031088
Kelas : C
Resume Jurnal Restrictions in the Conceptual Framework for Financial Reporting: A Review of the Literature.
Jurnal Restrictions in the Conceptual Framework for Financial Reporting: A Review of the Literature meneliti batas‑batas yang ada pada Conceptual Framework for Financial Reporting (CFW). CFW menjadi dasar bagi standar akuntansi internasional, membantu memastikan laporan keuangan bersifat relevan, dapat dipercaya, dan dapat dibandingkan.
Membahas mengenai yaitu :
- Penulis mengamati kajian‑kajian terdahulu tentang CFW, terutama yang membahas pembatasan dalam penggunaan dan pengembangan standar akuntansi.
- Kebanyakan penelitian masih berfokus pada US GAAP, sementara kajian tentang IFRS masih kurang.
Poin utamanya ialah:
1. Tiga tahap analisis pembatasan (restrikasi) (a) pembahasan teori, (b) identifikasi pertanyaan riset, (c) pemilihan metode.
2. Kebutuhan harmonisasi global FASB (AS) dan IASB (internasional) kini bekerja sama untuk menyatukan prinsip‑prinsip dasar agar standar lebih seragam.
3. CFW harus tahan lama dan menyajikan aturan umum yang menegaskan fungsi laporan keuangan sebagai sarana komunikasi . Standar tidak hanya hasil teori, melainkan harus menjawab kebutuhan nyata perusahaan, investor, dan regulator.
Dampak
- Restriksi dalam CFW dapat menambah keandalan laporan keuangan jika dipahami dan diterapkan secara konsisten.
- Diperlukan lebih banyak penelitian pada IFRS serta pendekatan yang lebih komprenhensif untuk memperkuat relevansi dan keterbandingan laporan keuangan di seluruh dunia.
Dengan memperhatikan kekurangan penelitian pada IFRS dan menekankan kolaborasi internasional, jurnal ini memberi kontribusi penting bagi pengembangan standar akuntansi yang lebih baik dan lebih terintegrasi.
Npm : 2413031079
Kelas : 24 C
Jurnal ini membahas keterbatasan dalam Conceptual Framework for Financial Reporting (CFW) dengan meninjau literatur yang ada. Proses globalisasi mendorong harmonisasi standar pelaporan keuangan sehingga FASB (AS) dan IASB (internasional) bekerja sama membangun kerangka konseptual bersama. CFW berfungsi sebagai pedoman penyusunan standar akuntansi dan pelaporan keuangan yang konsisten serta relevan bagi investor, kreditor, dan pemangku kepentingan lain.
Dalam jurnal, penelitian menunjukkan masih terdapat berbagai batasan dalam penerapannya. Keterbatasan tersebut mencakup masalah comparability (kesulitan membandingkan laporan antar perusahaan), penggunaan historical cost yang sering dianggap kurang relevan dibanding fair value, kebijakan akuntansi yang memberi ruang subjektivitas, estimasi akuntansi yang sarat ketidakpastian, serta adanya risiko kesalahan, kecurangan, dan praktik konservatisme yang menimbulkan bias.
NPM: 2413031081
Kelas: 2024 C
Jurnal “Restrictions in the conceptual framework for financial Reporting: A review of the literature, membahas mengenai tinjauan literatur yang bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis literatur literatur yang membahas tentang batasan-batasan atau kendala dalam kerangka konseptual untuk pelaporan keuangan. Penulis memulai membahas dengan berfokus bahwa proses globalisasi telah mendorong adanya harmonisasi standar pelaporan keuangan. Sebagai respons dua Lembaga penyusun standar akutansi yang paling berpengaruh di dunia yaitu dewan standar akutanssi keuangan Amerika Serikat atau FASB dan Dewan Standar Akutansi International atau IASB, berkolaborasi dalam sebuah proyek bersama. Salah satu proyek utama mereka adalah pengemabangan kerangka konseptual yang seragam. Tujuan utama dari pelaporan keuangan, seperti yang di definisikan dalam kerangka ini adalah untuk menyediakan informasi keuangan yang berguna bagi para pengguna utama seperti investor dan kreditor, dalam membuat alokasi sumber daya. Untuk mencapai tujuan tersebut pentingnya bagi CFW untuk mengkaaji karakteristik fundamental informasi akutansi keuangan dan Batasan batasannya. Meskipun banyak literature telah membahas tentang keguanaan informasi dari CFW tinjauan ini menunjukan bahwa jurnnal ini yang berfokus pada Batasan Batasan dalam kerangka ini masih sangat terbatas. Sebagian besar penelitian empiris yang ada cenderung berorientasi pada US GAAP, sementara penelitian tentang Batasan battasan dalan IFRS masih terbatas.
Jurnal ini juga memberikan gambaran historis yang terperinci tentang evolusi kerangka konseptual yang pertama kali dikembangkan di Amerika Serikat.Upaya resmi pertama dilakukan pada tahun 1936 oleh Asosiasi Akutansi Amerika atau AAA, yang menyatakan bahwa pernyataan tentative prinsip akutansi yang memengaruhi laporran perrusahaan. Jurnal ini juga menegaskan bbahwa tujuan utama pelaporan keuangan addalah menyediakan informasi yang berrguna bagi investor, kreditor dan pengguna lainnya, namun laporan keuangan bertujuan umum dan tidak menyediakan semua informasi yang dibutuhkan oleh pengguna, oleh karena itu merreka harus mempertimbangkan informasi dari sumber lain seperti kondisi ekonomi umum, ekspetasi ekonomi, dan peristiwa politik. Laporan keuangan tidak dibuat untuk menunjukan nilai bisnis secara langsung, tetapi untuk membantu pengguna dalam memprediksi terkait nilai perrusahaan. Pada jurnal ini juga membahass beberapa Batasan utama dalam CFW yaitu
- Biaya historical
- Kebijakan akutansi
- Estimasi akutansi
- Kesalahan dan kecurangan akutansi
- konservatsime
Jadi kesimpulannya jurnal ini menyatakan bahwa meskipun kerangka konseptual berfungsi sebagai panduan penting untuk konsistensi dalam pelaporan keuangan, terrdapat Batasan Batasan yang signifikan yang perlu diperrhatikan. Perdebbatan antara baiaya historis dan nilai wajar, peran penilaian dalam kebijakan akutansim ketergantungan padda estimasi, resiko kesalahan dan kecurangan serta peran konservatisme. Hal ini menekankan pentingnya penelitian lebih lanjut terutama dari perspektif IFRS untuk mengatasi Batasan Batasan ini dan memastikan bahwa laporan keuangan terus memberikan ifnormasi yang paling relevan dan andal bagi paraa pengambilan keputusan.
Npm : 2413031086
Kelas : 24C
Artikel ini mengulas secara komprehensif tentang earnings management atau manajemen laba, yaitu tindakan manajer untuk mengatur laba yang dilaporkan melalui pilihan kebijakan akuntansi maupun aktivitas operasional. Praktik ini muncul karena adanya asimetri informasi antara manajemen sebagai pihak internal dengan investor, kreditor, maupun pemangku kepentingan eksternal. Manajemen laba sering dipandang negatif karena dapat menyesatkan pengguna laporan keuangan, namun dalam kondisi tertentu juga bisa berfungsi sebagai mekanisme komunikasi.
Terdapat dua perspektif utama dalam earnings management. Pertama, perspektif oportunistik, yang menekankan bahwa manajer memanfaatkan fleksibilitas standar akuntansi untuk keuntungan pribadi, misalnya memperoleh bonus, memenuhi perjanjian utang, atau menghindari tekanan regulasi. Perspektif ini melihat earnings management sebagai bentuk manipulasi yang merugikan stakeholder. Kedua, perspektif signaling, yang memandang manajemen laba sebagai cara menyampaikan informasi internal mengenai prospek perusahaan. Dengan laba yang lebih stabil dan terprediksi, investor dapat membentuk ekspektasi yang lebih akurat, sehingga earnings management justru membantu meningkatkan relevansi laporan keuangan.
Studi ini mereview 50 artikel internasional terkait earnings management. Hasilnya menunjukkan bahwa sekitar 74% penelitian menggunakan metode kuantitatif, sedangkan 17% kualitatif. Sebagian besar penelitian (65%) masih fokus pada accrual-based earnings management, sementara sisanya membahas real earnings management. Selain itu, 75% penelitian menyoroti aspek oportunistik, sedangkan hanya sebagian kecil yang menekankan fungsi signaling.
Kesimpulannya, earnings management tidak selalu dipandang buruk. Jika dilakukan dalam batas wajar, praktik ini dapat memperbaiki komunikasi antara manajer dan investor, serta mendukung pengambilan keputusan ekonomi. Namun, bila digunakan berlebihan, manajemen laba justru menciptakan distorsi informasi dan merugikan pemangku kepentingan.
npm = 2413031085
kelas = 2024 c
Jurnal ini menganalisis batasan-batasan yang terdapat dalam Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan (Conceptual Framework for Financial Reporting/CFW) serta dampaknya terhadap mutu pelaporan keuangan perusahaan. Proses globalisasi memacu penyelarasan standar pelaporan keuangan, sehingga FASB dan IASB bersinergi dalam merancang satu kerangka konseptual yang sama sebagai dasar untuk pengembangan standar internasional.
Meski CFW menyediakan panduan untuk prinsip-prinsip pelaporan keuangan yang seragam, terdapat sejumlah batasan seperti perbedaan budaya akuntansi antar negara, kebijakan akuntansi yang bervariasi, estimasi akuntansi, serta potensi kesalahan dan penipuan, dan penggunaan biaya historis yang dapat mempengaruhi relevansi serta kemampuan membandingkan informasi keuangan. CFW ditujukan untuk memberikan informasi keuangan yang berguna bagi pengambilan keputusan oleh investor dan kreditur, tetapi tidak mencakup semua kebutuhan informasi dari pengguna lainnya.
Batasan lain adalah penerapan konservatisme akuntansi yang meskipun bukan merupakan karakteristik kualitas yang melekat, berfungsi sebagai alasan praktis dalam pelaporan keuangan, seperti pengakuan kerugian yang dilakukan lebih cepat daripada pengakuan keuntungan. Jurnal ini menekankan pentingnya memahami batasan tersebut ketika menganalisis laporan keuangan, karena dapat memengaruhi cara pengguna memahami dan mengambil keputusan.
Studi ini merekomendasikan agar kerangka konseptual diperbarui untuk mengatasi masalah tersebut, demi mendukung pengembangan standar pelaporan yang bersifat prinsipil dan konsisten secara internasional, serta untuk meningkatkan kualitas informasi keuangan yang disampaikan oleh perusahaan kepada para pemangku kepentingan.
Npm : 2413031094
Kelas : 2024 C
Artikel ini membahas tentang batasan-batasan dalam kerangka konseptual pelaporan keuangan (Conceptual Framework for Financial Reporting). Fokus utama penelitian adalah meninjau literatur yang membahas bagaimana kerangka konseptual memberikan panduan dalam penyusunan standar akuntansi, namun di sisi lain memiliki keterbatasan yang memengaruhi penerapannya di dunia nyata.
Penulis menjelaskan bahwa kerangka konseptual berfungsi sebagai pedoman penyusunan standar akuntansi agar laporan keuangan konsisten, relevan, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami oleh pengguna. Namun, terdapat isu penting seperti ketidakjelasan definisi elemen laporan (aset, kewajiban, ekuitas), keterbatasan dalam pengukuran, dan kemungkinan konflik antara tujuan pelaporan dengan kebutuhan pengguna tertentu.
Studi ini juga mengulas perdebatan akademik mengenai sifat kerangka konseptual yang cenderung normatif, sehingga kadang kurang fleksibel menghadapi situasi ekonomi yang kompleks dan dinamis. Selain itu, terdapat diskusi tentang bagaimana standar akuntansi internasional (IASB/IFRS) mencoba menyeimbangkan antara teori dan praktik dengan terus memperbarui kerangka konseptual.
Kesimpulannya, meskipun kerangka konseptual menjadi fondasi penting bagi penyusunan standar akuntansi, keterbatasannya perlu dipahami agar tidak menghambat inovasi dan relevansi laporan keuangan. Penulis merekomendasikan penelitian lanjutan yang lebih empiris agar kerangka konseptual bisa lebih adaptif terhadap kebutuhan pengguna laporan keuangan.
NPM : 2413031071
ACCOUNTING THEORY'S ELEMENTS, STRUCTURES, CONCEPTUAL FRAMEWORK AND FINANCIAL REPORTING: A CONCEPTUAL APPROACH, membahas elemen, struktur, dan kerangka kerja konseptual teori akuntansi, serta perannya dalam pelaporan keuangan. Penelitian ini berupaya menyatukan berbagai interpretasi teori akuntansi dari berbagai sudut pandang.
Jurnal ini mengungkapkan bahwa elemen, struktur, dan kerangka kerja konseptual teori akuntansi adalah fondasi dasar dari praktik pelaporan keuangan. Penulis berpendapat bahwa teori akuntansi hanya akan berguna jika dapat diterapkan secara nyata. Pentingnya memahami teori akuntansi dan unsur-unsurnya menjadi krusial untuk mengatasi berbagai kasus penipuan keuangan yang marak terjadi, seperti penggelapan dan kecurangan laporan keuangan.
Elemen-elemen teori akuntansi meliputi kegunaan, relevansi, keandalan, komparabilitas, dan konsistensi, serta empat asumsi dasar, yaitu entitas bisnis, periodisitas, kelangsungan usaha, dan uang sebagai unit pengukuran. Sementara itu, struktur teori akuntansi terdiri dari postulat, definisi, dan standar, meskipun istilah-istilah ini sering digunakan secara bergantian dan tidak memiliki makna yang disepakati secara universal.
Kerangka kerja konseptual akuntansi keuangan, yang berasal dari elemen dan struktur teori akuntansi, menyediakan prinsip-prinsip untuk penetapan dan interpretasi standar akuntansi. Kerangka kerja ini bertujuan untuk memastikan konsistensi dalam penyusunan laporan keuangan dan memberikan panduan bagi para profesional akuntansi. Kerangka kerja ini berfokus pada laporan keuangan bertujuan umum tahunan dan mengakui berbagai pengguna laporan, seperti investor, karyawan, dan pemerintah
Nama: Melinda Dwi Safitri
Npm: 2413031092
Kelas: 2024 C
Jurnal “Restrictions in the Conceptual Framework for Financial Reporting: A Review of the Literature” membahas keterbatasan dalam kerangka konseptual pelaporan keuangan melalui tinjauan literatur. Penulis menyoroti bahwa globalisasi mendorong harmonisasi standar akuntansi internasional, sehingga FASB (Amerika Serikat) dan IASB (Internasional) melakukan proyek bersama untuk mengembangkan kerangka konseptual yang seragam. Tujuan utama kerangka ini adalah menyediakan informasi keuangan yang bermanfaat bagi investor dan kreditor dalam membuat keputusan alokasi sumber daya. Dengan demikian, penting untuk memahami karakteristik kualitatif informasi akuntansi sekaligus menyadari adanya batasan yang melekat.
Literatur yang secara khusus membahas keterbatasan kerangka konseptual masih terbatas, sebagian besar berfokus pada US GAAP, sementara isu serupa pada IFRS kurang mendapat perhatian. Jurnal ini juga meninjau sejarah perkembangan kerangka konseptual, dimulai dari upaya American Accounting Association (AAA) pada 1936, yang kemudian berkembang menjadi acuan penting dalam penyusunan standar akuntansi modern. Kerangka ini memastikan standar disusun secara konsisten, logis, dan memiliki dasar teoritis yang kuat.
Beberapa keterbatasan utama yang diuraikan meliputi penggunaan biaya historis, kebijakan akuntansi, estimasi, potensi kesalahan dan kecurangan, serta konservatisme. Kendala-kendala tersebut menegaskan bahwa meskipun kerangka konseptual menjadi panduan penting, laporan keuangan tetap bersifat tujuan umum dan tidak mampu memenuhi semua kebutuhan informasi pengguna. Investor dan kreditor harus melengkapi analisis mereka dengan kondisi ekonomi, ekspektasi pasar, maupun peristiwa politik. Kesimpulannya, penelitian lebih lanjut, khususnya dalam perspektif IFRS, sangat diperlukan agar pelaporan keuangan tetap konsisten, relevan, dan dapat diandalkan dalam mendukung keputusan ekonomi di era global.
NPM: 2453031008
Kelas: 2024 C
RESTRICTIONS IN THE CONCEPTUAL FRAMEWORK FOR FINANCIAL REPORTING: A REVIEW OF THE LITERATURE
Jurnal ini adalah tinjauan literatur yang fokus membahas berbagai batasan dan kendala yang ada dalam Kerangka Kerja Konseptual (Conceptual Framework - CFW) untuk pelaporan keuangan. Singkatnya, CFW ini adalah "pondasi" yang dipakai untuk menyusun standar akuntansi, yang dibuat secara bersama oleh dua lembaga besar, yaitu FASB dari Amerika Serikat dan IASB dari lingkup internasional. Tujuan utama mereka adalah menciptakan standar akuntansi global yang seragam agar laporan keuangan bisa lebih bermanfaat dan mudah dipahami, khususnya bagi para investor dan kreditor.
Namun, seperti yang diungkapkan oleh jurnal ini, meskipun niatnya mulia, CFW tetap punya banyak kekurangan. Salah satu perdebatan terbesarnya adalah tentang pilihan antara biaya historis (historical cost) dan nilai wajar (fair value). Biaya historis dianggap lebih andal karena berdasarkan data yang jelas, tapi nilainya bisa jadi tidak relevan di masa sekarang, terutama jika ada inflasi. Sebaliknya, nilai wajar dianggap lebih relevan karena mencerminkan nilai pasar terkini, tapi sering kali dianggap kurang andal karena butuh banyak estimasi.
Selain itu, jurnal ini juga menyoroti masalah lain yang bisa mengurangi kualitas laporan keuangan, seperti adanya potensi kesalahan dan kecurangan, serta perbedaan dalam penerapan kebijakan akuntansi antar perusahaan. Semua hal ini menunjukkan bahwa meskipun CFW berusaha menciptakan standar yang ideal, pada praktiknya, ada banyak tantangan yang membuat informasi akuntansi tidak selalu sempurna. Dengan kata lain, laporan keuangan yang kita lihat adalah hasil dari banyak pertimbangan dan pilihan, bukan sekadar angka mati.
NPM : 2413031093
Penelitian ini mengkaji keterbatasan dalam Conceptual Framework for Financial Reporting (CFW) melalui metode systematic literature review. Latar belakang penelitian ini berangkat dari globalisasi yang mendorong harmonisasi standar akuntansi, sehingga Financial Accounting Standards Board (FASB) di Amerika Serikat dan International Accounting Standards Board (IASB) berkolaborasi untuk menyusun kerangka konseptual bersama. Perkembangan CFW dimulai sejak 1930-an melalui American Accounting Association (AAA), dilanjutkan oleh FASB pada periode 1978–1985, serta IASB pada 1989. Selanjutnya, proyek konvergensi FASB–IASB yang dimulai tahun 2004 bertujuan menyatukan kerangka konseptual, meskipun masih menghadapi perbedaan budaya akuntansi di berbagai negara. Pada hakikatnya, CFW berperan sebagai “konstitusi” dalam akuntansi, yang memastikan konsistensi, transparansi, dan penyediaan informasi relevan bagi investor, kreditor, serta pihak lain yang berkepentingan.
Hasil kajian literatur menemukan enam keterbatasan utama, yaitu: (1) keterbandingan laporan keuangan (comparability) yang sulit diwujudkan karena perbedaan metode akuntansi; (2) penggunaan historical cost yang kurang relevan dibanding fair value terutama pada kondisi inflasi; (3) pengaruh accounting politics melalui variasi kebijakan akuntansi; (4) ketidakpastian dalam accounting estimates yang menghasilkan perbedaan nilai; (5) adanya potensi errors and frauds yang menurunkan reliabilitas; serta (6) praktik conservatism yang menimbulkan bias, baik conditional maupun unconditional.
Meskipun demikian, CFW tetap menjadi pedoman konseptual terbaik dalam penyusunan laporan keuangan. Untuk itu, penelitian lebih lanjut diperlukan guna menelaah dampak keterbatasan tersebut terhadap nilai serta keandalan pelaporan keuangan.
Npm: 2413031098
Kelas: 24C
dari jurnal yaang saya baca, jurnal ini berisikan tentang:
Dari sudut pandang kinerja keberlanjutan perusahaan, terdapat asismetri informasi antara manajemen internal perusahaan dan pemangku kepentingan lainnya. untuk mengurangi asimetri dari informasi trsbut, maka perusahaan secara oriaktif menerbitkan laporan keberlanjutan dan memberikan dinyal kinerja lingkungan, sosisal dan ekonomi yang baik.
Conceptual Framework for Financial Reporting (CFW). CFW menjadi dasar bagi standar akuntansi internasional, membantu memastikan laporan keuangan bersifat relevan, dapat dipercaya, dan dapat dibandingkan.
Sustainable Devolopment Goals (SDGs)
The word bussiness council for sustainable (WBSC)
NPM: 2413031091
Kelas : 2024 C
Jurnal ini membahas keterbatasan dalam Conceptual Framework for Financial Reporting (CFW) yang disusun oleh FASB dan IASB sebagai dasar penyusunan standar akuntansi. Latar belakang pembahasan adalah adanya tuntutan globalisasi yang mendorong harmonisasi standar akuntansi agar laporan keuangan bisa dipahami secara internasional. CFW dirancang untuk menyediakan prinsip umum, membantu standar-setter, serta menjadi pedoman bagi penyusun laporan agar informasi keuangan relevan, andal, dan bermanfaat bagi investor, kreditur, maupun pemangku kepentingan lain.
Meski demikian, terdapat beberapa keterbatasan yang sering muncul dalam penerapan kerangka ini. Pertama, aspek comparability antarperusahaan belum sepenuhnya tercapai karena perbedaan metode akuntansi. Kedua, penggunaan historical cost sering dianggap kurang relevan karena tidak mencerminkan nilai ekonomi terkini. Ketiga, kebijakan akuntansi dan estimasi manajemen mengandung unsur subjektivitas dan ketidakpastian, sehingga berpotensi menurunkan kualitas laporan. Selain itu, risiko kesalahan pencatatan dan praktik kecurangan juga menjadi hambatan dalam menjaga keandalan informasi. Faktor lain adalah konservatisme, yaitu kecenderungan lebih cepat mengakui kerugian daripada keuntungan, yang walau bermanfaat untuk kehati-hatian, bisa mengurangi netralitas laporan.
Walaupun banyak keterbatasan, CFW tetap memiliki peran penting karena memberikan konsistensi, transparansi, dan acuan dalam pengembangan standar akuntansi global. Artikel ini menekankan pentingnya revisi dan penyempurnaan kerangka konseptual agar standar akuntansi lebih berbasis prinsip, dapat diandalkan, serta mampu mendukung konvergensi IFRS dan US GAAP. Dengan demikian, CFW tetap menjadi instrumen utama dalam meningkatkan kualitas dan daya guna pelaporan keuangan internasional.
NPM: 2413031078
Kerangka konseptual (CFW) adalah sistem rasional yang terhubung antara tujuan dan prinsip dasar yang diharapkan dapat menghasilkan standar akuntansi yang konsisten. Kerangka konseptual (CFW) bertujuan untuk menyediakan informasi mengenai keuangan yang berguna untuk investor, kreditur, dan pengguna lainnya dalam pengambilan keputusan alokasi sumber daya yang tepat. Pengembangan CFW dimulai di Amerika Serikat (AAA, FASB) yang kemudian diadopsi secara internasional (IASC/IASB). Proyek besar bersama antara IASB dan FASB tertujuan untuk menciptakan CFW yang terpadu untuk konvergensi US GAAP dann IFRS, meskipun proyek ini menghadapi tantangan dan kemudian dilanjutkan oleh IASB.
WFC sangat penting untuk pengembangan standar pelaporan keuangan yang konsisten dan berkualitas tinggi, namuun tidak tanpa batasan yang jelas. Batasan-batasan ini mulai dari masalah pengukuran seperti biaya historis sampai konsep dasar seperti konservatisme, yang secara langsung memengaruhi analisis dan interprestasi laporan keuangan. Pengguna laporan keuangan haruslah menyadari batasan-batasan ini dan tidak boleh banya mengandalkan laporan saja, mempertimbangkan informasi tambahan dari sumber lainnya juga di perlukan.
Npm : 2413031090
Kelas : C
Jurnal “Restrictions in the Conceptual Framework for Financial Reporting: A Review of the Literature” membahas keterbatasan dalam Conceptual Framework for Financial Reporting (CFW) yang menjadi acuan utama bagi IASB dan FASB dalam menyusun standar pelaporan keuangan. Kerangka ini pada dasarnya bertujuan memberikan pedoman agar laporan keuangan memiliki kualitas tinggi, relevan, dapat dibandingkan, dan bermanfaat bagi investor, kreditor, maupun pihak berkepentingan lainnya. Namun, hasil telaah literatur menunjukkan bahwa meskipun CFW memiliki peran penting, terdapat sejumlah keterbatasan mendasar yang perlu diperhatikan.
Pertama, comparability (daya banding) masih menjadi masalah. Perusahaan bisa menggunakan metode akuntansi yang berbeda, misalnya dalam depresiasi atau penilaian persediaan, sehingga laporan keuangan sulit dibandingkan secara konsisten. Kedua, historical cost yang umum digunakan sering kali tidak mencerminkan nilai ekonomi aktual, apalagi saat terjadi inflasi atau fluktuasi harga. Ketiga, accounting politics menunjukkan adanya unsur subjektivitas dalam kebijakan akuntansi yang dipilih manajemen, sehingga dapat memengaruhi penyajian laporan.
Selain itu, accounting estimates juga menjadi salah satu keterbatasan karena banyak angka dalam laporan bergantung pada estimasi, seperti umur manfaat aset, cadangan kerugian, dan amortisasi. Faktor berikutnya adalah risiko errors and frauds, di mana kesalahan pencatatan maupun manipulasi akan langsung berdampak pada reliabilitas informasi. Terakhir, conservatism atau prinsip kehati-hatian, meski dimaksudkan untuk mengantisipasi risiko, bisa menimbulkan bias dengan merendahkan laba maupun nilai aset.
Kesimpulan jurnal ini menekankan bahwa CFW tetap merupakan kerangka yang sangat penting untuk penyusunan standar akuntansi internasional. Namun, keterbatasan-keterbatasan yang ada harus dipahami dan ditinjau ulang. Dengan demikian, pengembangan lebih lanjut terhadap CFW diperlukan agar mampu mendukung pelaporan keuangan yang benar-benar konsisten, transparan, dan bermanfaat bagi seluruh pengguna informasi.
NPM: 2413031083
Kelas: 2024C
Jurnal ini membahas beberapa batasan dalam Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan atau disebut juga (CFW), berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Karena adanya globalisasi, diperlukan adanya kesamaan dalam standar pelaporan keuangan. Untuk itu, IASB dan FASB bekerja sama dalam membuat kerangka konseptual yang dapat menggabungkan IFRS dan US GAAP. Tujuan CFW adalah memberikan informasi yang bermanfaat bagi investor dan pihak-pihak yang memperhatikan bisnis, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang tepat.Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar studi empiris tentang CFW fokus pada US GAAP, sedangkan penelitian terkait IFRS masih belum banyak.
CFW berfungsi sebagai pedoman umum dan definisi dasar dalam pelaporan keuangan, mencakup beberapa elemen penting seperti aset, liabilitas, pendapatan, dan beban. Tujuannya adalah memastikan informasi keuangan tetap konsisten, relevan, dan bisa dipercaya. Namun, keuangan berbasis aturan (CFW) memiliki beberapa keterbatasan, seperti cara penyajian nilai perusahaan, penggunaan biaya dari masa lalu, serta penerapan prinsip konservatif dalam akuntansi.
Beberapa keterbatasan utama dalam CFW adalah tantangan dalam membandingkan informasi antara perusahaan, penggunaan perkiraan yang didasarkan pada pandangan individu, kemungkinan adanya manipulasi dalam kebijakan akuntansi, risiko terjadinya kesalahan atau penipuan, serta prinsip hati-hati yang dapat menghambat pemahaman informasi.Studi menunjukkan bahwa CFW masih perlu mendapatkan peningkatan lebih lanjut agar dapat mengatasi masalah tersebut dan meningkatkan konsistensi serta keuntungan dari standar pelaporan keuangan.Sebagai kesimpulan, CFW tetap menjadi dasar yang penting dalam mengembangkan standar pelaporan keuangan, namun perlu dilakukan perbaikan dan penguatan agar kualitas serta keterkaitan informasi keuangan dapat ditingkatkan, terutama dalam kerangka globalisasi.
Npm : 2413031076
Kelas : 24 C
Jurnal yang berjudul “Restrictions in The Conceptual Framework for Financial Reporting: A Review of the Literature” karya Ali İhsan Akgün (2020) membahas tentang keterbatasan-keterbatasan dalam Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan (Conceptual Framework for Financial Reporting/CFW) yang digunakan sebagai pedoman oleh IASB dan FASB.
CFW berfungsi sebagai dasar penyusunan standar akuntansi dan laporan keuangan, terdapat beberapa kendala yang memengaruhi kualitas informasi akuntansi. Kendala tersebut meliputi: daya banding (comparability), penggunaan biaya historis (historical cost), kebijakan akuntansi (accounting politics), estimasi akuntansi (accounting estimates), kesalahan dan kecurangan (errors and frauds), serta konservatisme (conservatism). Walaupun banyak keterbatasan ditemukan, CFW tetap menjadi kerangka yang paling relevan untuk menjaga konsistensi pelaporan keuangan global. Selain itu, keberadaan CFW membantu akuntan, auditor, dan regulator dalam mengambil keputusan terkait penyusunan maupun evaluasi laporan keuangan.
Jurnal ini menggambarkan bahwa perlunya pengembangan lebih lanjut agar CFW mampu mengurangi keterbatasan-keterbatasan tersebut, sehingga laporan keuangan bisa lebih andal, relevan, serta dapat dibandingkan antar entitas secara internasional. Dengan demikian, studi ini berkontribusi dalam memperkaya literatur akuntansi khususnya mengenai hubungan antara kerangka konseptual dan kualitas pelaporan keuangan.
NPM : 2453031007
Kelas : 2024 C
Jurnal ini membahas secara mendalam keterbatasan (restrictions) dalam Conceptual Framework for Financial Reporting (CFW) yang dirancang oleh International Accounting Standards Board (IASB) dan Financial Accounting Standards Board (FASB). CFW dikembangkan sebagai pedoman global untuk menciptakan standar akuntansi yang konsisten, relevan, serta bermanfaat bagi investor, kreditur, dan pengguna informasi lain dalam proses pengambilan keputusan ekonomi. Dengan adanya CFW, laporan keuangan diharapkan mampu memberikan gambaran yang dapat dipercaya mengenai posisi, kinerja, dan arus kas perusahaan.
Namun, penelitian menunjukkan bahwa CFW masih menghadapi sejumlah keterbatasan mendasar. Pertama, komparabilitas antarperusahaan belum optimal karena metode akuntansi yang digunakan bisa berbeda, misalnya dalam penilaian persediaan atau metode penyusutan. Kedua, penggunaan historical cost sering dipandang kurang relevan dibandingkan fair value karena tidak selalu mencerminkan kondisi ekonomi terkini. Ketiga, adanya kebijakan akuntansi (accounting politics) membuka peluang subjektivitas dan inkonsistensi dalam pelaporan. Keempat, estimasi akuntansi menimbulkan ketidakpastian tinggi karena sangat bergantung pada asumsi dan penilaian manajemen. Kelima, kesalahan dan kecurangan (errors and frauds) dapat merusak reliabilitas laporan. Selain itu, prinsip konservatisme yang dimaksudkan sebagai kehati-hatian justru bisa menciptakan bias dengan cenderung merendahkan nilai laba atau aset.
Dari sisi historis, perkembangan CFW dimulai sejak 1930-an melalui upaya American Accounting Association, kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh FASB, hingga akhirnya dikolaborasikan dengan IASB untuk menyusun kerangka konseptual bersama. Meski memberi manfaat besar, jurnal ini menegaskan bahwa laporan keuangan berbasis CFW tidak mampu memenuhi semua kebutuhan informasi pengguna. Oleh karena itu, analisis laporan perlu didukung oleh sumber tambahan seperti data ekonomi makro, kondisi industri, dan kebijakan nasional.
Kesimpulannya, CFW tetap menjadi fondasi utama dalam harmonisasi standar akuntansi global. Namun, berbagai keterbatasannya harus dipahami agar informasi tidak menyesatkan. Jurnal ini menekankan pentingnya penelitian lanjutan untuk menyempurnakan kerangka konseptual serta mengurangi hambatan yang mengganggu kualitas pelaporan keuangan.
Npm: 2413031082
Kelas: 2024 c
Jurnal ini mengulas tentang batasan yang terdapat dalam Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan (CFW) yang menjadi dasar dalam penyusunan laporan keuangan. CFW bertujuan memberikan arahan supaya laporan keuangan mampu menyajikan informasi secara konsisten, relevan, dapat diandalkan, serta berguna bagi para investor dan pihak terkait lainnya. Adanya globalisasi menuntut adanya keseragaman standar, sehingga IASB dan FASB berupaya untuk membangun kerangka yang dapat menghubungkan IFRS dengan US GAAP.
Sebagai acuan, CFW mencakup elemen-elmen inti seperti aset, kewajiban, pendapatan, dan biaya. Tujuan dari ini adalah untuk memastikan bahwa informasi keuangan dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan yang tepat. Namun, penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa batasan yang masih menjadi tantangan. Beberapa batasan tersebut termasuk kesulitan dalam membandingkan informasi antarperusahaan, penggunaan estimasi yang bersifat subjektif, kemungkinan adanya manipulasi dalam praktik akuntansi, serta risiko kesalahan atau penipuan. Selain itu, terdapat isu terkait penggunaan biaya historis, prinsip kehati-hatian, dan kebutuhan akan pertimbangan profesional yang dapat menyebabkan perbedaan dalam interpretasi.
Literatur juga menunjukkan bahwa meskipun CFW merupakan dasar yang vital dalam laporan keuangan, penerapannya masih perlu diperbaiki untuk mengurangi batasan-batasan tersebut. Dengan demikian, meningkatkan kualitas dan relevansi informasi keuangan harus terus dilakukan agar laporan keuangan dapat memenuhi kebutuhan global yang semakin kompleks.
Kesimpulanya CFW adalah landasan yang penting dalam standar akuntansi, tetapi masih memiliki beragam batasan yang perlu diatasi melalui perbaikan yang berkelanjutan dan penguatan standar secara internasional.
NPM : 2413031087
Kelas : 24C
Penelitian ini bertujuan untuk mengulas literatur yang membahas batasan-batasan yang ada dalam Kerangka Konseptual (CFW) untuk Pelaporan Keuangan. Seiring dengan globalisasi, Dewan Standar Akuntansi Keuangan (FASB) AS dan Dewan Standar Akuntansi Internasional (IASB) berkolaborasi untuk menciptakan satu set standar akuntansi yang selaras. Salah satu proyek bersama mereka adalah kerangka konseptual yang sama.
Jurnal ini menjelaskan bahwa meskipun tujuan pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi yang berguna bagi pengguna, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang diperlukan. Pengguna laporan keuangan harus mempertimbangkan informasi dari sumber lain, seperti kondisi ekonomi, politik, dan industri perusahaan.
Studi ini juga membahas batasan lain dalam CFW, termasuk biaya historis (yang dianggap lebih andal tetapi kurang relevan dibandingkan nilai wajar), kebijakan dan estimasi akuntansi, serta kesalahan dan kecurangan. Keberadaan kesalahan dan kecurangan dapat mengurangi kualitas dan keandalan laporan keuangan. Selain itu, konsep konservatisme dapat mengurangi risiko hukum bagi auditor dan manajer, serta membatasi perilaku manajemen yang oportunistik.
Secara keseluruhan, penelitian ini menemukan bahwa literatur yang membahas batasan dalam kerangka konseptual masih sangat terbatas. Jurnal ini menyimpulkan bahwa CFW seharusnya dapat mengarah pada standar akuntansi dan pelaporan keuangan yang konsisten serta menghilangkan batasan-batasannya.
NPM : 2413031095
Jurnal tersebut membahas tentang kerangka konseptual(Conceptual Framework for Financial Reporting atau CFW) untuk pelaporan keuangan yang menjadi dasar dalam pembuatan standar akuntansi di tingkat internasional. Karena adanya globalisasi, dua badan utama, FASB dari Amerika Serikat dan IASB dari Internasional, bekerja sama membuat standar yang sama supaya laporan keuangan bisa lebih seragam dan mudah dibandingkan antar negara.
Kerangka konseptual ini penting karena memberikan aturan dan pedoman bagaimana laporan keuangan harus dibuat agar informasinya bisa dipahami, dipercaya, dan berguna bagi para pengguna laporan seperti investor dan kreditur. Namun, jurnal ini juga mengingatkan bahwa ada beberapa keterbatasan, seperti cara pengukuran nilai asset menggunakan biaya historis yang kadang tidak mencerminkan nilai pasar saat ini. Selain itu, ada unsur kebijakan akuntansi, kesalahan pencatatan, serta sikap konservatif yang bisa memengaruhi isi laporan.
Meskipun laporan keuangan memberikan gambaran posisi dan kinerja perusahaan, mereka tidak bisa menampilkan semua informasi yang dibutuhkan pengguna secara lengkap, sehingga informasi tambahan dari sumber lain juga sering diperlukan.
Dalam jurnal merekomendasikan agar kerangka konseptual terus disempurnakan supaya bisa memperbaiki keterbatasan tersebut dan membantu penyusunan standar akuntansi yang lebih konsisten dan berkualitas secara global. Dengan cara ini, laporan keuangan akan dapat diandalkan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Kesimpulannya kerangka konseptual adalah aturan dasar penting dalam akuntansi untuk memastikan laporan keuangan akurat, mudah dimengerti, dan membantu pengguna dalam membuat keputusan.
Npm : 2413031070
KeLAS : 2024C
Jurnal ini menyoroti bahwa penelitian empiris yang ada sebagian besar berorientasi pada US GAAP dan penelitian tentang batasan-batasan dalam CFW untuk IFRS (Standar Pelaporan Keuangan Internasional) masih terbatas. Tujuan utama dari kerangka konseptual adalah untuk menyediakan informasi keuangan yang berguna bagi investor, pemberi pinjaman, dan kreditor saat membuat keputusan tentang alokasi sumber daya. Namun, laporan keuangan bertujuan umum tidak menyediakan semua informasi yang dibutuhkan oleh pengguna. Oleh karena itu, pengguna harus mempertimbangkan informasi dari sumber lain, seperti kondisi ekonomi umum dan peristiwa politik.
Jurnal ini mengidentifikasi beberapa batasan spesifik dalam kerangka konseptual, di antaranya adalah:
1. Biaya Historis (Historical Cost): Nilai ini dianggap lebih dapat diandalkan (reliable) daripada nilai wajar (fair value) karena didasarkan pada catatan pembelian, meskipun nilai wajar dianggap lebih relevan. Namun, penggunaan biaya historis dapat menyebabkan informasi dalam laporan keuangan tidak memadai, terutama saat terjadi inflasi.
2. Kebijakan dan Estimasi Akuntansi: Kerangka konseptual berfungsi sebagai panduan ketika tidak ada standar akuntansi spesifik yang berlaku. Perubahan dalam estimasi akuntansi dapat muncul dari informasi atau perkembangan baru dan harus didasarkan pada informasi yang paling mutakhir dan dapat diandalkan.
3. Kesalahan dan Kecurangan Akuntansi: Adanya kesalahan dan kecurangan dapat mengurangi kualitas dan keandalan laporan keuangan.
4. Konservatisme: Konservatisme didefinisikan sebagai reaksi yang bijaksana terhadap ketidakpastian. Prinsip ini seringkali mengakui kerugian lebih cepat daripada keuntungan dan dapat membantu membatasi perilaku oportunistik manajemen. Namun, Kerangka Konseptual terbaru menyatakan bahwa informasi keuangan harus tidak bias, yang berpotensi berkonflik dengan prinsip konservatisme.
NPM: 2453031005
Kelas: 2024 C
Artikel yang ditulis oleh Ali İhsan Akgün ini membahas tentang keterbatasan dalam Conceptual Framework for Financial Reporting (CFW) atau Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan. Tujuan utama penelitian ini adalah meninjau literatur yang terkait dengan hambatan-hambatan dalam penggunaan CFW serta bagaimana hal tersebut memengaruhi kualitas informasi akuntansi.
Latar belakangnya, globalisasi mendorong harmonisasi standar akuntansi internasional antara FASB (Financial Accounting Standards Board, AS) dan IASB (International Accounting Standards Board). Keduanya berupaya menyusun kerangka konseptual bersama untuk meningkatkan konsistensi laporan keuangan. Namun, penelitian menunjukkan masih ada keterbatasan, terutama dalam implementasi praktis serta perbedaan pandangan mengenai tujuan dan karakteristik kualitatif laporan keuangan.
Artikel ini menjelaskan bahwa CFW penting karena berfungsi sebagai dasar penyusunan standar akuntansi dan pedoman penyajian laporan keuangan yang dapat dipahami pengguna. CFW memberikan prinsip umum, menetapkan tujuan pelaporan keuangan, serta menjelaskan karakteristik kualitatif seperti relevansi, keandalan, keterbandingan, dan keterpahaman. Meski demikian, keterbatasannya meliputi perbedaan interpretasi, masalah konsistensi, serta keterbatasan dalam mengakomodasi perkembangan ekonomi global.
Penulis juga membahas sejarah perkembangan CFW, mulai dari gagasan awal di Amerika Serikat oleh AAA (American Accounting Association) dan SEC, hingga proyek konvergensi FASB-IASB. Dalam perjalanan, revisi kerangka konseptual terus dilakukan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan pelaporan modern.
Kesimpulannya, meski CFW berkontribusi besar terhadap standar akuntansi internasional, penelitian masih terbatas pada studi US GAAP dan IFRS. Karenanya, dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk memahami dampak nyata keterbatasan CFW terhadap kualitas pelaporan keuangan global.
NPM : 2413031071
Jurnal ini membahas batasan-batasan dalam Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan (Conceptual Framework, CFW) yang berfungsi sebagai pedoman dalam pengembangan standar akuntansi dan pelaporan keuangan internasional oleh IASB dan FASB. Proses globalisasi menuntut harmonisasi standar pelaporan keuangan, sehingga kedua organisasi ini berkomitmen mengembangkan CFW terpadu. Tujuan utama CFW adalah menyediakan informasi keuangan yang berguna untuk pengambilan keputusan oleh investor dan pengguna informasi lainnya.
Namun juga, jurnal ini mengungkapkan adanya keterbatasan signifikan dalam CFW. Pertama, kurangnya keseragaman dan batasan dalam penerapan konsep seperti historis cost yang lebih andal tetapi kurang relevan dibandingkan nilai wajar yang lebih relevan namun sulit diukur dengan presisi. Kedua, perbedaan budaya dan regulasi akuntansi di berbagai negara mempengaruhi penggunaan dan penerapan CFW.
Jurnal ini juga mengulas berbagai tema pembatas seperti keterbandingan (comparability) informasi keuangan yang sulit dicapai akibat metode pengukuran yang berbeda, konservatisme akuntansi yang sering kali menyebabkan bias, serta pengaruh kebijakan akuntansi, estimasi, kesalahan, dan kecurangan yang dapat menurunkan kualitas laporan keuangan.
Penulis menyimpulkan bahwa meski CFW memberikan kerangka kerja penting bagi pengembangan standar, masih diperlukan revisi dan perbaikan agar mampu mengatasi pembatasan empiris dan teoritis, serta meningkatkan konsistensi, transparansi, dan kualitas pelaporan keuangan di tingkat internasional. Kerangka yang baik dapat mendukung harmonisasi standar yang mendorong kepercayaan dan pemahaman pengguna laporan keuangan secara global.
Npm : 2413031094
Kelas : 2024 C
Artikel ini membahas tentang batasan-batasan dalam kerangka konseptual pelaporan keuangan (Conceptual Framework for Financial Reporting). Fokus utama penelitian adalah meninjau literatur yang membahas bagaimana kerangka konseptual memberikan panduan dalam penyusunan standar akuntansi, namun di sisi lain memiliki keterbatasan yang memengaruhi penerapannya di dunia nyata.
Penulis menjelaskan bahwa kerangka konseptual berfungsi sebagai pedoman penyusunan standar akuntansi agar laporan keuangan konsisten, relevan, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami oleh pengguna. Namun, terdapat isu penting seperti ketidakjelasan definisi elemen laporan (aset, kewajiban, ekuitas), keterbatasan dalam pengukuran, dan kemungkinan konflik antara tujuan pelaporan dengan kebutuhan pengguna tertentu.
Studi ini juga mengulas perdebatan akademik mengenai sifat kerangka konseptual yang cenderung normatif, sehingga kadang kurang fleksibel menghadapi situasi ekonomi yang kompleks dan dinamis. Selain itu, terdapat diskusi tentang bagaimana standar akuntansi internasional (IASB/IFRS) mencoba menyeimbangkan antara teori dan praktik dengan terus memperbarui kerangka konseptual.
Kesimpulannya, meskipun kerangka konseptual menjadi fondasi penting bagi penyusunan standar akuntansi, keterbatasannya perlu dipahami agar tidak menghambat inovasi dan relevansi laporan keuangan. Penulis merekomendasikan penelitian lanjutan yang lebih empiris agar kerangka konseptual bisa lebih adaptif terhadap kebutuhan pengguna laporan keuangan.
Npm: 2413031073
jurnal ini membahas terkait keterbatasan yang terdapat dalam Conceptual Framework for Financial Reporting (CFW) dan implikasinya terhadap praktik akuntansi global. Seiring proses globalisasi, muncul dorongan harmonisasi standar pelaporan keuangan, sehingga FASB (AS) dan IASB (internasional) berkolaborasi untuk mengembangkan kerangka konseptual bersama. Kerangka ini berfungsi sebagai landasan teoritis bagi penyusunan standar akuntansi agar konsisten, logis, dan berorientasi pada tujuan utama, yaitu menyediakan informasi yang bermanfaat bagi investor, kreditor, dan pemakai eksternal lainnya.
Namun, penelitian menunjukkan adanya sejumlah keterbatasan dalam CFW. Laporan keuangan tujuan umum tidak dapat menyediakan seluruh informasi yang dibutuhkan pengguna, hanya informasi mengenai posisi keuangan, kinerja, serta perubahan sumber daya ekonomi. Oleh karena itu, keputusan ekonomi tetap memerlukan informasi tambahan dari kondisi makroekonomi, politik, maupun industri.
kemudian mengulas literatur yang membahas berbagai bentuk keterbatasan, di antaranya:
Perbandingan (comparability): perbedaan metode akuntansi, estimasi, dan kebijakan menurunkan daya banding.
Biaya historis (historical cost): dianggap andal tetapi kurang relevan dibanding nilai wajar.
Politik akuntansi & estimasi: adanya pertimbangan manajerial membuka peluang inkonsistensi.
Kesalahan & kecurangan: melemahkan reliabilitas laporan.
Konservatisme: sering menghasilkan bias dengan menekankan pengakuan kerugian lebih cepat daripada keuntungan.
Studi ini menekankan bahwa meski kerangka konseptual bukan standar itu sendiri, ia berperan penting sebagai “konstitusi akuntansi” untuk menjaga konsistensi standar. Namun, keterbatasan tersebut perlu diakui agar kualitas, transparansi, dan daya guna pelaporan keuangan tetap terjaga.
NPM : 2413031084
Kelas : C
Resume Jurnal
"Pembatasan dalam Kerangka Konseptual untuk Pelaporan Keuangan"
Proses globalisasi telah mendorong usaha untuk menyelaraskan standar pelaporan keuangan, yang mengundang kolaborasi antara Dewan Standar Akuntansi Keuangan AS dan Dewan Standar Akuntansi Internasional dalam menciptakan set standar akuntansi yang terpadu. Salah satu kolaborasi mereka adalah untuk menyusun Kerangka Konseptual yang seragam. Tujuan pelaporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi keuangan yang berguna bagi investor, baik yang sudah ada maupun yang potensial, serta pemberi pinjaman, kreditur, dan pemakai informasi lainnya agar mereka dapat membuat keputusan tentang penyediaan sumber daya ke entitas. CFW berperan sebagai "konstitusi" yang mengklarifikasi prinsip-prinsip dasar untuk pengembangan standar pelaporan keuangan dan isi laporan keuangan, serta diharapkan dapat menghasilkan standar akuntansi dan pelaporan yang seragam.
1. Keterbatasan Pelaporan Keuangan
Meskipun tujuannya untuk memberikan informasi yang bermanfaat, Kerangka Konseptual mengakui bahwa laporan keuangan tujuan umum memiliki beberapa kekurangan, meliputi:
1) Laporan keuangan tujuan umum tidak dapat memenuhi semua kebutuhan informasi dari pengguna, sehingga mereka perlu mempertimbangkan informasi dari sumber lain, seperti kondisi ekonomi umum, ekspektasi ekonomi, kejadian politik, dan keadaan industri perusahaan.
2) Laporan keuangan tujuan umum tidak dapat dirancang untuk mengungkapkan nilai bisnis yang dilaporkan, tetapi menyediakan data yang membantu dalam membuat analisis terkait nilai perusahaan.
2. Batasan Utama dalam CFW yang Diperiksa
Studi ini berfokus pada beberapa isu penting mengenai pembatasan atau tantangan dalam Kerangka Konseptual untuk Pelaporan Keuangan, meliputi:
- Komparabilitas Informasi Keuangan berarti pembatasan ini terjadi karena perusahaan memiliki kebebasan dalam memilih kebijakan akuntansi yang berbeda, seperti metode penyusutan atau metode persediaan yang berbeda, sehingga aset dengan nilai ekonomi yang serupa mungkin tidak dapat dibandingkan secara efektif dalam CFW.
- Ada perdebatan mengenai biaya historis yang dianggap lebih andal karena berlandaskan pada catatan pembelian, berlawanan dengan nilai wajar yang dianggap lebih relevan. Dalam kondisi inflasi, penggunaan biaya historis dapat berujung pada informasi keuangan yang tidak memadai bagi pengguna.
- Kebijakan Akuntansi berarti penyusun laporan perlu mempertimbangkan dengan cermat saat menentukan perlakuan akuntansi jika tidak ada standar internasional yang berlaku, yang dapat berpotensi menciptakan ketidaksesuaian. Meskipun CFW ditujukan untuk memberikan arahan, proses pengembangan itu sendiri bisa menjadi sumber perselisihan.
- Estimasi Akuntansi: Banyak elemen dalam laporan keuangan tidak dapat diukur dengan akurat karena ada ketidakpastian, sehingga estimasi harus mengandalkan informasi paling terkini dan paling dapat diandalkan. Perubahan dalam estimasi akuntansi, seperti masa manfaat aset, dapat berdampak pada periode berjalan dan yang akan datang.
- Kesalahan dan kecurangan dalam akuntansi, baik yang diakibatkan oleh penyalahgunaan kebijakan akuntansi, kesalahan matematika, atau salah tafsir, dapat menurunkan kualitas, keandalan, dan transparansi laporan keuangan.
- Konservatisme (Conservatism) dapat dipahami sebagai tanggapan yang hati-hati terhadap ketidakpastian. Meskipun seringkali dikaitkan dengan penyajian nilai ekuitas dan pendapatan yang lebih rendah secara konsisten, saat ini konservatisme tidak lagi dianggap sebagai sifat kualitatif yang mendasar karena dapat menambahkan bias pada informasi akuntansi, Kesimpulannya bahwa sebagian besar studi empiris yang ada fokus pada US GAAP, sedangkan penelitian mengenai pembatasan dalam CFW untuk Pelaporan Keuangan yang menitikberatkan pada IFRS masih sangat sedikit.
NPM: 2413031080
Kelas: 2024C
Jurnal berjudul “Restrictions in the Conceptual Framework for Financial Reporting: A Review of the Literature” membahas tentang batasan-batasan dalam Conceptual Framework for Financial Reporting (CFW) serta pengaruhnya terhadap kualitas pelaporan keuangan. Conceptual Framework for Financial Reporting (CFW) yaitu kerangka dasar yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan. Dalam konteks globalisasi, standar pelaporan keuangan dunia seperti FASB dari Amerika dan IASB dari internasional berupaya untuk menyatukan prinsip agar laporan keuangan bisa lebih seragam dan mudah dipahami di berbagai negara.
Conceptual Framework for Financial Reporting (CFW) memiliki peran penting dalam menentukan tujuan dan kualitas informasi keuangan yang disajikan perusahaan. Namun, dalam penerapannya masih terdapat sejumlah batasan yang memengaruhi keandalan dan kegunaan laporan keuangan. Beberapa di antaranya yaitu keterbandingan informasi (comparability), penggunaan biaya historis (historical cost), kebijakan akuntansi yang berbeda antarperusahaan, estimasi akuntansi yang bisa berubah, adanya kemungkinan kesalahan atau kecurangan, serta sikap konservatif dalam pencatatan keuangan.
Selain itu, jurnal ini juga menyoroti bahwa laporan keuangan tidak bisa sepenuhnya menggambarkan nilai sebenarnya dari suatu perusahaan karena adanya faktor eksternal seperti kondisi ekonomi dan kebijakan akuntansi yang digunakan. Oleh karena itu, kerangka konseptual ini terus dikembangkan agar dapat menghasilkan laporan keuangan yang lebih konsisten, transparan, dan relevan bagi pengguna informasi seperti investor, kreditor, dan pihak lainnya.
NPM: 2413031097
Kelas: 2024C
Artikel ini membahas betapa pentingnya kerangka konseptual atau CFW dalam standar laporan keuangan internasional seperti IFRS dan US GAAP. Penulis menunjukkan bahwa CFW adalah panduan yang membantu menjaga agar laporan keuangan tetap konsisten, berkualitas, dan dapat dibandingkan. Namun, ada beberapa tantangan yang dihadapi, seperti batasan yang ada dalam kerangka ini, termasuk penggunaan biaya yang sudah terjadi, sikap hati-hati, dan masalah dalam membandingkan laporan dari berbagai negara. Penelitian ini menekankan pentingnya menyatukan kerangka konseptual agar informasi keuangan lebih relevan dan bisa diandalkan, serta membantu dalam membuat keputusan yang lebih baik. Selain itu, artikel ini juga membahas sejarah perkembangan CFW, peran lembaga profesional seperti IASB dan FASB, serta upaya untuk menyatukan prinsip-prinsip laporan keuangan secara global. Ditekankan pula bahwa batasan dalam kerangka, seperti sikap hati-hati dan pengukuran nilai yang adil, mempengaruhi cara kita memahami dan menganalisis laporan keuangan. Penelitian ini mengajak untuk memperjelas dan mungkin menghapus batasan-batasan tersebut untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan dan menambah kepercayaan pengguna laporan. Secara keseluruhan, artikel ini menegaskan betapa pentingnya kerangka konseptual yang kuat dan penyatuan secara internasional dalam meningkatkan keterbukaan dan perbandingan laporan keuangan di seluruh dunia.