Summary Panel Diskusi Hasil Observasi

Summary Panel Diskusi Hasil Observasi

Number of replies: 6

Silakan dikirim disini summary / ringkasan panel diskusi hari ini.

In reply to First post

Re: Summary Panel Diskusi Hasil Observasi

by 2423031006 2423031006 -
Arip Gunawan
2423031006

Pada pertemuan hari Jumat, 5 Desembber 2025. Kami melakukan pertemuan secara daring, namun pembahasan belum dilakukan secara menyeluruh. Maka dari itu saya sampaikan pembahsan laporan saya disini.
Pertemuan Google Meet
Pembahasan hasil observasi penerapan konsep ekopedagogi di SDN 2 Sinarogan, Lampung Selatan. Latar belakang observasi saya menyoroti kerusakan lingkungan yang semakin meningkat, sehingga pendidikan berbasis lingkungan perlu diterapkan sejak pendidikan dasar. SDN 2 Sinarogan mengintegrasikan nilai-nilai ekopedagogi dalam pembelajaran dan kegiatan sekolah melalui PLH, PHBS, SRA, dan program Adiwiyata. Pengintegrasian tersebut disusun dalam kurikulum, RPP, serta berbagai pembiasaan ramah lingkungan yang dilakukan setiap hari oleh warga sekolah.

Hasil observasi menunjukkan bahwa sekolah telah menjalankan berbagai praktik ekologis seperti kebiasaan berangkat bersih–pulang bersih, pemilahan sampah, penghijauan, pemanfaatan sampah melalui kegiatan Obstime, hingga penggunaan limbah air wudhu untuk menyiram tanaman. Guru berperan penting sebagai teladan dalam kegiatan-kegiatan tersebut. Selain itu, program PHBS memastikan sekolah tetap bersih dan sehat, sementara SRA serta Adiwiyata memperkuat budaya peduli lingkungan melalui pendekatan keamanan, kesehatan, konservasi, dan pengelolaan sampah secara berkelanjutan.

Secara keseluruhan, penerapan ekopedagogi di SDN 2 Sinarogan dinilai efektif dalam menumbuhkan kesadaran ekologis peserta didik, walaupun ditemukan beberapa kendala seperti rendahnya kedisiplinan sebagian siswa dalam menjaga kebersihan dan kurangnya fasilitas pendukung. Sekolah direkomendasikan untuk meningkatkan pembiasaan positif, memperkuat keteladanan guru, menyediakan sarana yang memadai, serta melibatkan orang tua dan masyarakat desa agar pendidikan lingkungan hidup menjadi lebih optimal dan berkelanjutan.
In reply to First post

Re: Summary Panel Diskusi Hasil Observasi

by Gilang Rickat Trengginas 2423031005 -
Nama : Gilang Rickat Trengginas
NPM : 2423031005

Diskusi panel yang dilakukan pada hari Jum'at, 5 Desember 2025 memang tidak dapat menampilkan hasil observasi dari semua mahasiswa, namun disini saya akan mencoba membahas mengenai laporan hasil observasi penerapan ecopedagogy di SMPN 17 Tulang Bawang Barat. Latar belakangnya adalah mengkaji pentingnya pendidikan kelingkungan yang tidak hanya teori tetapi juga membentuk karakter cinta lingkungan kepada siswa, mengingat tantangan lingkungan lokal seperti kurangnya pengelolaan sampah dan alih fungsi lahan. Rumusan masalah mencakup pentingnya ecopedagogy, strategi implementasinya, program sekolah yang ada, serta dampaknya. Tujuan observasi adalah untuk menganalisis pemahaman warga sekolah, mendeskripsikan strategi dan kendala, memetakan program, serta mengevaluasi dampaknya. Metode yang digunakan adalah kualitatif melalui observasi, wawancara dengan kepala sekolah, guru, dan siswa, serta studi dokumentasi, yang dilakukan pada 10–13 November 2025.

Pembahasan menunjukkan bahwa sekolah mengimplementasikan ecopedagogy melalui dua strategi utama yaitu integrasi nilai lingkungan ke dalam mata pelajaran (khususnya IPS) dan kontekstualisasi dengan isu lokal seperti perkebunan singkong, sayur-sayuran serta buah-buahan. Metode pembelajaran melibatkan project-based learning (seperti pembuatan ecobrick dan poster) serta pembiasaan melalui kegiatan rutin seperti Jumat Bersih. Kendala yang dihadapi antara lain penerapan yang belum merata di semua kelas, perbedaan pemahaman guru, waktu terbatas, dan fasilitas seperti komposter yang masih kurang. Program sekolah yang telah berjalan meliputi pembelajaran IPS berbasis ecopedagogy, program berkebun, lomba kelas hijau, zona kantin sehat, serta pemilahan dan pengolahan sampah menjadi kompos dan ecobrick.

Dampak penerapan ecopedagogy terlihat dari perubahan perilaku siswa, seperti meningkatnya kesadaran memilah sampah, partisipasi aktif dalam kebersihan sekolah, serta kemampuan berpikir kritis terhadap isu lingkungan. Siswa mulai mengaplikasikan nilai tersebut di luar sekolah, misalnya dengan mengingatkan keluarga untuk tidak membakar sampah. Evaluasi menunjukkan bahwa keberhasilan ini didukung oleh keselarasan antara Kurikulum Merdeka, kebijakan sekolah (RPS Ekologi), dan program daerah (5 Pilar Karakter Tubaba). Namun, diperlukan peningkatan konsistensi, pelatihan guru, dan penambahan fasilitas untuk mengoptimalkan program.

Kesimpulan diskusi panel ini adalah menegaskan bahwa ecopedagogy telah menjadi pendekatan yang efektif dalam membentuk karakter cinta lingkungan siswa di SMPN 17 Tulang Bawang Barat. Melalui program yang kontekstual dan partisipatif, siswa tidak hanya memahami isu lingkungan tetapi juga terlibat dalam aksi nyata. Meski masih ada tantangan, fondasi yang kuat dari segi kurikulum, kebijakan, dan partisipasi warga sekolah telah menciptakan landasan yang baik untuk pengembangan berkelanjutan. Ecopedagogy di sekolah ini berkontribusi signifikan dalam mencetak generasi yang lebih sadar, kritis, dan bertanggung jawab terhadap kelestarian lingkungan.
In reply to First post

Re: Summary Panel Diskusi Hasil Observasi

by Erma Oktaviani 2423031004 -
Diskusi panel pada Hari 5 Desember membahas penerapan ekopedagogi di berbagai satuan pendidikan (seperti SDN 2 Sinarogan, Lampung Selatan, dan SMPN 17 Tulang Bawang Barat) sebagai upaya menjawab meningkatnya permasalahan lingkungan serta membangun karakter peduli lingkungan peserta didik. Sekolah-sekolah yang dipresentasikan dalam diskusi berfungsi sebagai contoh praktik, yang pada dasarnya menunjukkan bahwa penerapan ekopedagogi di berbagai sekolah memiliki pola dan karakteristik yang relatif serupa.

Secara umum, ekopedagogi di sekolah diterapkan melalui integrasi nilai-nilai lingkungan ke dalam kurikulum, perangkat pembelajaran, dan kegiatan sekolah. Nilai kepedulian terhadap lingkungan tidak hanya diajarkan secara konseptual di dalam kelas, tetapi juga diwujudkan melalui pembiasaan sehari-hari yang melibatkan seluruh warga sekolah. Pembelajaran dirancang kontekstual dengan mengaitkan materi pelajaran dengan isu lingkungan di sekitar sekolah, sehingga peserta didik dapat memahami permasalahan ekologis secara nyata dan relevan dengan kehidupan mereka.

Implementasi ekopedagogi juga terlihat melalui berbagai program pendukung sekolah, seperti pendidikan lingkungan hidup, perilaku hidup bersih dan sehat, sekolah ramah anak, program adiwiyata, serta kegiatan rutin berbasis kepedulian lingkungan. Program-program tersebut mendorong terbentuknya budaya sekolah yang bersih, sehat, aman, dan berkelanjutan. Guru berperan penting sebagai teladan dalam menanamkan sikap dan perilaku ramah lingkungan, baik melalui proses pembelajaran maupun dalam aktivitas keseharian di sekolah.

Dari hasil diskusi, disepakati bahwa dampak utama penerapan ekopedagogi adalah meningkatnya kesadaran ekologis peserta didik, perubahan perilaku menuju kebiasaan yang lebih ramah lingkungan, serta berkembangnya kemampuan berpikir kritis terhadap isu-isu lingkungan. Peserta didik tidak hanya memahami pentingnya menjaga lingkungan, tetapi juga mulai terlibat dalam aksi nyata, baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.

Meskipun demikian, diskusi panel juga mengidentifikasi beberapa kendala umum dalam penerapan ekopedagogi, antara lain belum meratanya pemahaman dan komitmen seluruh warga sekolah, keterbatasan sarana dan prasarana pendukung, serta konsistensi pembiasaan yang masih perlu diperkuat. Oleh karena itu, diskusi merekomendasikan perlunya penguatan kebijakan sekolah, peningkatan kompetensi guru, penyediaan fasilitas yang memadai, serta pelibatan orang tua dan masyarakat agar pendidikan lingkungan hidup dapat berjalan secara optimal dan berkelanjutan.

Secara keseluruhan, hasil diskusi panel menegaskan bahwa ekopedagogi merupakan pendekatan yang relevan dan aplikatif untuk diterapkan di berbagai jenjang pendidikan. Dengan integrasi yang konsisten antara kurikulum, pembelajaran, dan budaya sekolah, ekopedagogi berpotensi menjadi fondasi penting dalam membentuk generasi yang sadar lingkungan, bertanggung jawab, dan berkelanjutan.
In reply to First post

Re: Summary Panel Diskusi Hasil Observasi

by Yuni Erdalina 2423031008 -
Nama: Yuni Erdalina
NPM: 2423031008

Diskusi panel yang dilakukan pada hari Jum'at, 5 Desember 2025 membahas hasil observasi penerapan konsep ekopedagogi di dua satuan pendidikan, yaitu SDN 2 Sinarogan, Lampung Selatan dan SMPN 17 Tulang Bawang Barat. Kedua kajian berangkat dari kesadaran yang sama akan meningkatnya kerusakan lingkungan serta urgensi pendidikan lingkungan sejak dini untuk membentuk karakter peserta didik yang peduli dan bertanggung jawab terhadap kelestarian alam.
Hasil observasi di SDN 2 Sinarogan menunjukkan bahwa ekopedagogi telah terintegrasi secara cukup sistematis melalui kurikulum, RPP, serta berbagai program sekolah seperti Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH), Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Sekolah Ramah Anak (SRA), dan Adiwiyata. Implementasi tersebut diwujudkan dalam pembiasaan sehari-hari, antara lain kebiasaan berangkat bersih–pulang bersih, pemilahan sampah, penghijauan sekolah, pemanfaatan sampah melalui kegiatan Obstime, serta penggunaan limbah air wudhu untuk menyiram tanaman. Peran guru sebagai teladan menjadi faktor kunci dalam menanamkan nilai ekologis kepada peserta didik. Meskipun demikian, masih dijumpai kendala berupa kedisiplinan sebagian siswa dan keterbatasan sarana pendukung, sehingga diperlukan penguatan pembiasaan, keteladanan, serta pelibatan orang tua dan masyarakat.
Sementara itu, observasi di SMPN 17 Tulang Bawang Barat menegaskan bahwa ecopedagogy diterapkan melalui integrasi nilai lingkungan dalam mata pelajaran, khususnya IPS, serta melalui pembelajaran kontekstual yang mengangkat isu lingkungan lokal. Strategi pembelajaran bersifat partisipatif, seperti project-based learning melalui pembuatan ecobrick, poster lingkungan, serta kegiatan rutin Jumat Bersih. Program pendukung yang berjalan meliputi berkebun sekolah, lomba kelas hijau, kantin sehat, dan pengolahan sampah. Dampak positif terlihat pada perubahan perilaku siswa yang lebih peduli lingkungan, aktif menjaga kebersihan, dan mampu berpikir kritis terhadap persoalan lingkungan hingga ke ranah keluarga. Namun, tantangan masih muncul berupa ketidaksamaan pemahaman guru, keterbatasan waktu, dan fasilitas yang belum optimal.
Secara keseluruhan, Diskusi Panel ini menyimpulkan bahwa penerapan ekopedagogi di kedua sekolah telah menunjukkan efektivitas dalam menumbuhkan kesadaran dan karakter cinta lingkungan pada peserta didik. Keberhasilan tersebut ditopang oleh integrasi kurikulum, kebijakan sekolah, program pembiasaan, serta partisipasi warga sekolah. Meski masih terdapat kendala teknis dan struktural, kedua studi kasus ini menegaskan bahwa ekopedagogi merupakan pendekatan strategis dan relevan untuk membangun generasi yang sadar, kritis, dan bertanggung jawab terhadap keberlanjutan lingkungan.
In reply to First post

Re: Summary Panel Diskusi Hasil Observasi

by Iskandar 2423031007 -
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Nama : Iskandar
NPM : 2423031007

Mohon izin memberikan ringkasan hasil panel diskusi
Penerapan ekopedagogi yang dibahas dalam diskusi panel pada 5 Desember 2025 menunjukkan bahwa pendidikan berbasis lingkungan menjadi respons strategis terhadap meningkatnya kerusakan lingkungan sekaligus sarana pembentukan karakter peserta didik sejak pendidikan dasar hingga menengah. Studi kasus di SDN 2 Sinarogan, Lampung Selatan, dan SMPN 17 Tulang Bawang Barat berangkat dari kesadaran yang sama akan pentingnya pendidikan lingkungan yang tidak hanya bersifat konseptual, tetapi juga membentuk sikap dan perilaku nyata. Kedua sekolah mengintegrasikan nilai-nilai ekopedagogi ke dalam kurikulum, RPP, serta kebijakan sekolah melalui berbagai program pendukung seperti Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH), Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Sekolah Ramah Anak (SRA), dan Adiwiyata, sehingga pendidikan lingkungan hidup menjadi bagian dari budaya sekolah secara menyeluruh.

Hasil observasi dan diskusi menunjukkan bahwa implementasi ekopedagogi dilakukan melalui pembelajaran kontekstual dan pembiasaan sehari-hari yang melibatkan seluruh warga sekolah. Di SDN 2 Sinarogan, praktik ekologis diwujudkan melalui kebiasaan berangkat bersih–pulang bersih, pemilahan sampah, penghijauan sekolah, pemanfaatan sampah melalui kegiatan Obstime, serta penggunaan limbah air wudhu untuk menyiram tanaman, dengan guru berperan sebagai teladan utama. Sementara itu, di SMPN 17 Tulang Bawang Barat, ecopedagogy diterapkan melalui integrasi nilai lingkungan dalam mata pelajaran, khususnya IPS, serta melalui pendekatan partisipatif seperti project-based learning (pembuatan ecobrick dan poster lingkungan), kegiatan rutin Jumat Bersih, program berkebun sekolah, lomba kelas hijau, kantin sehat, dan pengolahan sampah. Kontekstualisasi isu lingkungan lokal, seperti pengelolaan sampah dan alih fungsi lahan, membuat pembelajaran lebih relevan dengan kehidupan siswa.

Secara keseluruhan, diskusi panel menyimpulkan bahwa ekopedagogi terbukti efektif dalam menumbuhkan kesadaran ekologis, mengubah perilaku siswa menjadi lebih peduli lingkungan, serta mengembangkan kemampuan berpikir kritis terhadap permasalahan lingkungan, bahkan hingga diterapkan di lingkungan keluarga dan masyarakat. Namun, beberapa kendala masih ditemukan, seperti belum meratanya pemahaman dan komitmen guru, keterbatasan waktu pembelajaran, rendahnya kedisiplinan sebagian siswa, serta keterbatasan sarana pendukung. Oleh karena itu, diskusi merekomendasikan penguatan konsistensi implementasi, peningkatan kompetensi guru, penyediaan fasilitas yang memadai, serta pelibatan orang tua dan masyarakat agar ekopedagogi dapat berjalan lebih optimal dan berkelanjutan sebagai fondasi pembentukan generasi yang sadar, kritis, dan bertanggung jawab terhadap kelestarian lingkungan
In reply to First post

Re: Summary Panel Diskusi Hasil Observasi

by Eldes Safitri 2423031002 -
Assalamualaikum ibu, izin menyampaikan ringkasan diskusi

Hasil diskusi menunjukkan bahwa penerapan ekopedagogi di sekolah dilakukan melalui integrasi nilai-nilai lingkungan ke dalam kurikulum, perangkat pembelajaran, serta kebijakan sekolah. Nilai kepedulian lingkungan tidak hanya diajarkan di dalam kelas, tetapi juga diwujudkan melalui berbagai program pendukung seperti Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH), Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Sekolah Ramah Anak (SRA), dan program Adiwiyata. Melalui integrasi tersebut, pendidikan lingkungan hidup berkembang menjadi bagian dari budaya sekolah yang melibatkan seluruh warga sekolah.

Implementasi ekopedagogi diwujudkan melalui pembelajaran kontekstual dan pembiasaan sehari-hari. Di SDN 2 Sinarogan, praktik ekologis diterapkan melalui kebiasaan berangkat bersih–pulang bersih, pemilahan sampah, penghijauan sekolah, pemanfaatan sampah, serta penggunaan kembali limbah air wudhu untuk menyiram tanaman. Sementara itu, di SMPN 17 Tulang Bawang Barat, ekopedagogi diterapkan melalui integrasi nilai lingkungan dalam mata pelajaran, khususnya IPS, serta pendekatan partisipatif seperti project-based learning, kegiatan Jumat Bersih, program berkebun sekolah, lomba kelas hijau, kantin sehat, dan pengolahan sampah. Pengaitan materi pembelajaran dengan isu lingkungan lokal menjadikan pembelajaran lebih relevan dan bermakna bagi siswa.

Diskusi panel juga menegaskan bahwa penerapan ekopedagogi memberikan dampak positif terhadap peserta didik, antara lain meningkatnya kesadaran ekologis, terbentuknya perilaku ramah lingkungan, serta berkembangnya kemampuan berpikir kritis terhadap permasalahan lingkungan. Dampak tersebut tidak hanya terlihat di lingkungan sekolah, tetapi juga mulai diterapkan siswa dalam kehidupan keluarga dan masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa ekopedagogi mampu mendorong internalisasi nilai lingkungan secara lebih mendalam dan berkelanjutan.

Meskipun demikian, diskusi panel mengidentifikasi sejumlah kendala dalam penerapan ekopedagogi, seperti belum meratanya pemahaman dan komitmen guru, keterbatasan waktu pembelajaran, rendahnya kedisiplinan sebagian siswa, serta keterbatasan sarana pendukung. Oleh karena itu, diskusi merekomendasikan perlunya penguatan konsistensi implementasi, peningkatan kompetensi guru, penyediaan fasilitas yang memadai, serta pelibatan orang tua dan masyarakat. Secara keseluruhan, diskusi panel menyimpulkan bahwa ekopedagogi merupakan pendekatan yang relevan dan strategis untuk membentuk generasi yang sadar, kritis, dan bertanggung jawab terhadap kelestarian lingkungan.