Membuat summary e journal

Membuat summary e journal

Number of replies: 18

Tulislah disini summary isi jurnal di atas maksimal 300 kata. Tidak boleh sama dengan teman. 

In reply to First post

Re: Membuat summary e journal

by Fajriyatur Rohmah 2313031048 -
Nama: Fajriyatur Rohmah'
NPM: 2313031048

Artikel karya Charles Kivunja dan Ahmed Bawa Kuyini (2017) menguraikan betapa pentingnya memahami paradigma penelitian bagi mahasiswa pascasarjana dan peneliti pemula. Paradigma dipandang sebagai landasan filosofis yang memengaruhi cara peneliti melihat realitas, apa yang dianggap sebagai pengetahuan, metode yang digunakan, serta nilai-nilai yang mendasari penelitian. Berdasarkan Lincoln & Guba, ada empat komponen utama paradigma: epistemologi (bagaimana pengetahuan diperoleh), ontologi (sifat realitas), metodologi (rangka kerja dan teknik penelitian), dan aksiologi (pertimbangan etika).

Artikel ini juga menelaah konflik historis antarpendekatan penelitian sering disebut “paradigm wars” yang memperdebatkan pendekatan kuantitatif versus kualitatif. Meski demikian, kini umumnya diakui empat paradigma utama dalam penelitian pendidikan. Pertama, paradigma positivis yang berlandaskan metode ilmiah dan menekankan pengukuran kuantitatif serta generalisasi. Kedua, interpretivis atau konstruktivis yang menganggap realitas bersifat sosial dan banyak menggunakan metode kualitatif seperti studi kasus atau etnografi. Ketiga, paradigma kritis (transformative) yang fokus pada isu kekuasaan, ketidakadilan, dan perubahan sosial, sering memakai pendekatan partisipatif atau aksi. Keempat, pragmatisme yang memilih metode berdasarkan apa yang paling berguna untuk menjawab masalah penelitian, sehingga sering menggabungkan teknik kuantitatif dan kualitatif (mixed methods).

Penulis menegaskan bahwa pilihan paradigma menentukan seluruh aspek desain penelitian: dari perumusan pertanyaan, pemilihan subjek, teknik pengumpulan data, sampai cara menganalisisnya. Dengan memahami keterkaitan antara paradigma dan metodologi, peneliti akan lebih mudah menyusun proposal yang koheren, relevan, dan etis.
In reply to Fajriyatur Rohmah 2313031048

Re: Membuat summary e journal

by Adea Aprilia -
Nama : Adea Aprilia
NPM : 2313031034

Penelitian dalam jurnal ini membahas paradigma penelitian dalam konteks pendidikan, yang sering membingungkan bagi mahasiswa dan peneliti pemula. Artikel ini bertujuan membantu mahasiswa penelitian tingkat lanjut memahami dan mengaplikasikan konsep paradigma dalam proposal penelitian mereka. Berdasarkan literatur dan pengalaman penulis, paradigma penelitian mencerminkan "pandangan dunia" peneliti yang mencakup prinsip-prinsip abstrak dan kepercayaan yang memengaruhi cara pandang, interpretasi, dan tindakan mereka dalam dunia penelitian.

Paradigma terdiri dari empat elemen utama: epistemologi (bagaimana pengetahuan diperoleh), ontologi (sifat realitas), metodologi (pendekatan penelitian), dan aksiologi (nilai-nilai etis). Setiap paradigma penelitian mengandung asumsi berbeda terkait aspek-aspek ini, yang memandu pendekatan metodologis serta pilihan metode pengumpulan dan analisis data yang digunakan. Artikel ini juga mengulas paradigma-paradigma dominan dalam penelitian pendidikan, termasuk positivis, interpretivis, kritis, dan pragmatik, masing-masing dengan metodologi yang sesuai. Misalnya, penelitian interpretivis cenderung menggunakan metode kualitatif untuk memahami makna subjektif, sedangkan paradigma positivis lebih mengutamakan data kuantitatif untuk menemukan hubungan sebab-akibat.

Implikasi dari pemahaman ini adalah pentingnya pemilihan paradigma yang konsisten dengan tujuan penelitian, yang akan membentuk metodologi, teknik pengumpulan data, dan analisis yang relevan dengan proyek penelitian tersebut. Artikel ini memberikan panduan kepada peneliti untuk memilih dan membenarkan paradigma yang mendukung tujuan dan metodologi penelitian mereka secara efektif.
In reply to First post

Re: Membuat summary e journal

by Nela Amelia -
NAMA : NELA AMELIA
NPM : 2313031050

Jurnal ini membahas tentang pentingnya memahami paradigma penelitian dalam konteks pendidikan, terutama bagi mahasiswa tingkat lanjut (HDR) dan peneliti pemula. Paradigma penelitian diartikan sebagai pandangan dunia atau worldview yang mencakup asumsi dasar mengenai eksistensi (“ontologi”), bagaimana kita bisa tahu sesuatu (“epistemologi”), metode yang digunakan (“metodologi”), dan nilai-nilai atau etika penelitian (“aksiologi”).Penulis menunjukkan bahwa kadang mahasiswa bingung dengan istilah paradigm, terutama karena dalam penggunaan sehari-hari istilah tersebut sering tidak lengkap atau tidak melibatkan keempat elemen tersebut.

Selanjutnya, artikel tersebut menguraikan beberapa paradigma utama yang sering digunakan dalam riset pendidikan: positivist, interpretivist (constructivist), critical (transformative), dan pragmatic. Untuk setiap paradigma dijelaskan asumsi-dasarnya, hubungan dengan metode yang cocok digunakan, serta kriteria penilaian kualitas penelitian yang sesuai. Misalnya, paradigma positivist menekankan objektivitas, data kuantitatif, dan generalisasi, sementara interpretivist lebih mengedepankan pengalaman subjektif, konteks sosial, interaksi peneliti-partisipan, dan keaslian data, dengan kriteria seperti kredibilitas, dependabilitas, dan transferabilitas. Paradigma pragmatic menawarkan cara yang lebih fleksibel dengan memilih metode yang paling sesuai dengan masalah penelitian, menggabungkan aspek kuantitatif dan kualitatif, serta mempertimbangkan manfaat dan nilai praktis penelitian tersebut.

Di bagian penutup, penulis menegaskan bahwa pilihan paradigma sangat berdampak terhadap hampir semua aspek riset: mulai dari rumusan pertanyaan, pemilihan partisipan, cara pengumpulan dan analisis data, hingga interpretasi hasil. Oleh karena itu mahasiswa HDR dan peneliti perlu jelas dalam menyatakan paradigma mereka supaya penelitian menjadi terarah, koheren, dan sahih secara ilmiah.
In reply to First post

Re: Membuat summary e journal

by Adella Putri Rizkia -
Nama: Adella Putri Rizkia
NPM: 2313031044

Artikel ini membahas secara mendalam konsep paradigma penelitian yang seringkali dianggap sulit dipahami oleh mahasiswa pascasarjana dan peneliti pemula. Paradigma penelitian dipahami sebagai worldview atau kerangka filosofis yang mencerminkan keyakinan peneliti mengenai realitas, pengetahuan, nilai, serta metode yang digunakan dalam proses penelitian. Merujuk pada tokoh-tokoh seperti Kuhn, Guba, dan Lincoln, paradigma terdiri dari empat elemen utama: epistemologi, ontologi, metodologi, dan aksiologi, yang saling memengaruhi dalam menentukan arah penelitian. Secara historis, paradigma penelitian memicu banyak perdebatan atau paradigm wars dalam ilmu sosial. Namun, terdapat konsensus bahwa empat paradigma utama mendominasi penelitian pendidikan, yaitu Positivist, Interpretivist (Constructivist), Critical (Transformative), dan Pragmatic. Paradigma Positivist berakar pada metode ilmiah yang menekankan eksperimen, observasi, dan pencarian hubungan sebab-akibat. Sebaliknya, paradigma Interpretivist menekankan pemahaman subjektif atas pengalaman manusia dengan asumsi realitas yang bersifat sosial-konstruktif. Paradigma Critical berorientasi pada isu keadilan sosial, pemberdayaan, serta penghapusan struktur opresif, sedangkan paradigma Pragmatic menggabungkan pendekatan kualitatif dan kuantitatif sesuai kebutuhan penelitian .
Artikel ini menekankan bahwa pemilihan paradigma bukan sekadar formalitas, melainkan keputusan filosofis yang menentukan segala aspek penelitian, mulai dari rumusan masalah, pemilihan partisipan, teknik pengumpulan data, hingga analisis. Paradigma menjadi lensa konseptual yang memberi arah dan justifikasi metodologis. Oleh karena itu, mahasiswa pascasarjana dianjurkan untuk secara eksplisit menyatakan paradigma penelitian dalam proposal mereka agar rancangan penelitian lebih terarah, konsisten, dan dapat dipertanggungjawabkan .
In reply to First post

Re: Membuat summary e journal

by Dyah Wulan -
Nama : Dyah Wulan Handayani
NPM : 2313031033
Kelas : B 2023

Jurnal berjudul “Formulation of Problems, Variables, and Focuses in Scientific Research” oleh Zaki Rahman dkk. (2025) menekankan pentingnya ketepatan dalam merumuskan masalah, variabel, dan fokus penelitian. Penulis menjelaskan bahwa banyak peneliti pemula kerap mengalami kesulitan dalam tahap ini, padahal aspek tersebut sangat menentukan arah dan kualitas penelitian.

Masalah penelitian dipandang sebagai titik awal yang harus didefinisikan dengan jelas agar tujuan penelitian tidak melebar. Masalah yang teridentifikasi dengan baik akan menuntun peneliti dalam menentukan variabel yang relevan serta hubungan di antara variabel tersebut. Selanjutnya, variabel menjadi komponen yang dapat diukur dalam penelitian, baik sebagai variabel bebas maupun terikat. Pemilihan variabel harus sesuai dengan masalah yang diangkat sehingga data yang diperoleh dapat mendukung analisis secara akurat.

Fokus penelitian, di sisi lain, berfungsi sebagai batasan yang memperjelas ruang lingkup penelitian. Dengan adanya fokus yang terarah, peneliti dapat menghindari keluasan topik yang berlebihan dan lebih mudah menentukan data mana yang perlu dikumpulkan. Fokus yang kabur berisiko membuat hasil penelitian tidak mendalam dan sulit dipertanggungjawabkan.

Keseluruhan artikel ini menyimpulkan bahwa masalah, variabel, dan fokus penelitian saling berkaitan erat. Ketiganya perlu dirumuskan secara sistematis agar penelitian berjalan efektif, efisien, serta menghasilkan temuan yang valid. Dengan demikian, pemahaman mendalam terhadap aspek tersebut merupakan syarat utama bagi seorang peneliti untuk menghasilkan karya ilmiah yang berkualitas.
In reply to First post

Re: Membuat summary e journal

by INTAN ROMALA SARI -
Nama: Intan Romala sari
NPM: 2313031051

Jurnal ini membahas tentang pentingnya memahami paradigma penelitian dalam konteks pendidikan, yang sering kali membingungkan bagi mahasiswa riset dan peneliti pemula. Paradigma penelitian merupakan cara pandang peneliti terhadap dunia yang mempengaruhi seluruh proses penelitian, mulai dari perumusan pertanyaan hingga analisis data. Ada empat elemen penting dalam paradigma penelitian: epistemologi (bagaimana pengetahuan diperoleh), ontologi (hakikat realitas), metodologi (cara penelitian dilakukan), dan aksiologi (aspek etis dalam penelitian). Setiap elemen ini membantu peneliti memahami bagaimana penelitian dilakukan dan bagaimana hasilnya diinterpretasikan.
Penelitian dalam pendidikan biasanya mengikuti empat paradigma utama. Positivisme menggunakan metode ilmiah dan data kuantitatif untuk menemukan kebenaran objektif. Interpretivisme lebih fokus pada pemahaman pengalaman subjektif individu, menggunakan metode kualitatif seperti studi kasus atau wawancara. Paradigma Kritis bertujuan untuk mengatasi ketidakadilan sosial dan struktur kekuasaan yang tidak adil melalui penelitian yang bersifat partisipatif. Pragmatisme memungkinkan penggunaan metode campuran, menggabungkan kuantitatif dan kualitatif, sesuai kebutuhan penelitian.
Pemilihan paradigma penelitian memiliki implikasi besar terhadap metode yang digunakan. Peneliti yang menggunakan pendekatan positivis biasanya menerapkan eksperimen atau survei, sedangkan interpretivis lebih memilih wawancara mendalam atau analisis naratif. Paradigma kritis sering menggunakan penelitian aksi untuk memberdayakan partisipan, sedangkan pragmatisme memungkinkan fleksibilitas dalam memilih metode yang paling tepat. Pemahaman yang baik tentang paradigma ini penting agar penelitian berjalan efektif dan sesuai tujuan.
In reply to First post

Re: Membuat summary e journal

by Muhammad Jibril Ramadhan 2313031045 -
Nama: Muhammad Jibril Ramadhan
NPM: 2313031045

Jurnal dengan judul Understanding and Applying Research Paradigms in Educational Contexts yang ditulis oleh Charles Kivunja dan Ahmed Bawa Kuyini memberikan wawasan mendalam mengenai konsep paradigma penelitian dan pentingnya pemahaman paradigma dalam konteks penelitian pendidikan. Paradigma penelitian didefinisikan sebagai kerangka filosofis yang membentuk cara seorang peneliti memandang dunia, menginterpretasikan data, serta melakukan penelitian. Artikel ini menjelaskan empat elemen utama dalam paradigma penelitian: epistemologi (bagaimana pengetahuan diperoleh), ontologi (sifat realitas yang diteliti), metodologi (proses pengumpulan dan analisis data), dan aksiologi (nilai-nilai yang dipegang peneliti selama penelitian).

Pemahaman terhadap keempat elemen tersebut sangat penting, khususnya bagi mahasiswa riset tingkat lanjut yang sedang menyusun proposal penelitian. Peneliti perlu menempatkan penelitian mereka dalam paradigma tertentu karena pilihan paradigma akan memengaruhi seluruh pendekatan penelitian. Misalnya, paradigma positivis mengedepankan metode empiris dan objektif yang sering menggunakan pendekatan kuantitatif. Di sisi lain, paradigma interpretivis atau konstruktivis berfokus pada pemahaman makna dari pengalaman manusia melalui pendekatan kualitatif, yang mencoba memahami realitas sosial yang bersifat subyektif.

Jurnal ini juga menelusuri tentang evolusi historis dari paradigma-paradigma ini, serta perdebatan yang muncul di antara para peneliti terkait penggunaan dan definisi paradigma. Paradigma penelitian bukan hanya memengaruhi metode pengumpulan data, tetapi juga bagaimana peneliti menafsirkan hasil penelitian serta mengaitkannya dengan teori yang ada. Setiap paradigma membawa perspektif yang berbeda dalam memahami dunia dan menetapkan standar untuk pengujian kebenaran.

Pada bagian akhir, penulis mendorong para peneliti untuk memilih paradigma yang paling sesuai dengan tujuan dan konteks penelitian mereka. Pilihan paradigma akan sangat menentukan metodologi, teknik analisis, dan cara peneliti menarik kesimpulan dari data yang diperoleh. Dengan memilih paradigma yang tepat, peneliti dapat memastikan bahwa penelitian mereka terstruktur dengan baik, relevan, serta memberikan kontribusi yang bermakna bagi ilmu pengetahuan dan praktik pendidikan. Jurnal ini menjadi panduan komprehensif untuk memahami bagaimana paradigma penelitian dapat diterapkan dalam penelitian pendidikan, sekaligus membantu peneliti menyusun desain penelitian yang efektif.
In reply to First post

Re: Membuat summary e journal

by Qonita Nurul Izzah 2313031042 -
Nama : Qonita Nurul Izzah
NPM : 2313031042
Kelas : B
Artikel ini membahas konsep paradigma penelitian sebagai landasan filosofis yang membentuk cara peneliti memandang dunia dan menentukan bagaimana penelitian dilakukan. Paradigma dipahami sebagai seperangkat keyakinan dasar (worldview) yang mencakup empat unsur utama: epistemologi, ontologi, metodologi, dan aksiologi.
• Epistemologi menjelaskan bagaimana pengetahuan diperoleh, apakah melalui pengalaman empiris, logika, otoritas, atau intuisi.
• Ontologi berfokus pada hakikat realitas—apakah kenyataan bersifat objektif dan tunggal, atau relatif dan dibentuk secara sosial.
• Metodologi mengatur cara memperoleh data dan menjawab pertanyaan penelitian.
• Aksiologi berkaitan dengan nilai dan etika dalam proses penelitian, termasuk privasi, keadilan, dan tanggung jawab moral terhadap partisipan.
Penulis menyoroti adanya perdebatan konseptual dalam memahami paradigma, yang dikenal sebagai “paradigm wars”, akibat perbedaan antara pendekatan ilmiah (positivis) dan sosial (interpretivis). Untuk menjembatani perbedaan tersebut, muncul empat paradigma utama dalam penelitian pendidikan:
1. Positivisme, berlandaskan pada metode ilmiah, objektivitas, dan data kuantitatif
2. Interpretivisme/Constructivisme, menekankan makna subjektif dan realitas sosial yang dikonstruksi
3. Kritis/Transformative, fokus pada isu kekuasaan, keadilan sosial, dan perubahan sosial
4. Pragmatisme, yang menggabungkan metode kualitatif dan kuantitatif berdasarkan prinsip “apa yang bekerja paling baik”.
Setiap paradigma memiliki implikasi metodologis berbeda terhadap desain penelitian, pemilihan partisipan, teknik pengumpulan data, dan analisis. Artikel ini menegaskan pentingnya pemahaman yang mendalam mengenai paradigma agar mahasiswa pascasarjana mampu merancang penelitian yang konsisten secara filosofis dan metodologis. Dengan memahami keterkaitan antara epistemologi, ontologi, aksiologi, dan metodologi, peneliti dapat memilih pendekatan yang paling relevan dengan tujuan dan konteks studinya.
In reply to First post

Re: Membuat summary e journal

by Rika Rahayu -

Nama: Rika Rahayu

NPM : 2313031052

"Understanding and Applying Research Paradigms in Educational Contexts” karya Charles Kivunja & Ahmed Bawa Kuyini (2017)

Paradigma penelitian dipahami sebagai cara pandang atau worldview yang mencerminkan keyakinan filosofis peneliti tentang realitas, pengetahuan, nilai, dan metode penelitian. Terdapat empat elemen utama paradigma, yaitu ontologi (pandangan tentang realitas), epistemologi (cara memperoleh pengetahuan), metodologi (cara melakukan penelitian), dan aksiologi (nilai dan etika dalam penelitian).

Terdapat empat paradigma utama dalam penelitian pendidikan, yaitu:

1. Positivist Paradigm

yang berfokus pada metode ilmiah, data kuantitatif, dan objektivitas untuk menemukan hubungan sebab-akibat. 

2.Interpretivist/Constructivist Paradigm

yang menekankan pada pemahaman makna subjektif dan konstruksi sosial realitas melalui pendekatan kualitatif seperti wawancara dan observasi. 

3.Critical/Transformative Paradigm 

yang berorientasi pada perubahan sosial dan keadilan, serta meneliti isu kekuasaan, ketidaksetaraan, dan pembebasan. 

4.Pragmatic Paradigm

yang menggabungkan metode kuantitatif dan kualitatif (mixed methods) untuk menjawab pertanyaan penelitian secara fleksibel berdasarkan konteks.

Artikel ini juga menyoroti kontroversi historis terkait definisi paradigma serta “paradigm wars" antara pendukung pendekatan kuantitatif dan kualitatif.

Pemilihan paradigma sangat memengaruhi desain penelitian, mulai dari perumusan pertanyaan, pengumpulan data, hingga analisis hasil. Pemahaman yang baik terhadap paradigma akan membantu peneliti menentukan metodologi yang tepat serta menjamin validitas, etika, dan kejelasan filosofi penelitian yang dijalankan.

In reply to First post

Re: Membuat summary e journal

by Nur Ayu Dila 2313031055 -
Nama: Nur Ayu Dila
NPM: 2313031055

Dalam jurnal ini dijelaskan bahwa paradigma penelitian sangat penting untuk dipahami dalam konteks penelitian pendidikan karena berfungsi sebagai pandangan yang memberikan makna atau interpretasi terhadap data yang dikumpulkan berdasarkan pengalaman individu. Paradigma penelitian adalah kerangka filosofis yang menjadi dasar bagi peneliti dalam memandang dunia, mengetahui sesuatu, dan menetapkan metode serta nilai-nilai etis dalam penelitian. Paradigma mencakup komponen utama yaitu epistemologi (yang membahas bagaimana pengetahuan diperoleh dan apa yang dianggap sebagai pengetahuan), ontologi (yang menelaah hakikat realitas dan keberadaan yang menjadi objek penelitian), metodologi (yang mengatur pendekatan serta teknik dalam pengumpulan dan analisis data), dan aksiologi (yang menyangkut nilai-nilai dan etika yang memandu proses penelitian). Pemilihan paradigma memberikan kerangka konseptual yang menentukan rancangan serta pelaksanaan penelitian secara keseluruhan.
Dalam konteks penelitian pendidikan, terdapat beberapa paradigma dominan yaitu paradigma positivis yang menekankan penelitian kuantitatif dengan dasar metode ilmiah dan objektivitas, paradigma interpretivis yang berfokus pada konstruksi sosial realitas dan pemahaman makna subjektif melalui metode kualitatif, paradigma kritis yang berorientasi pada perubahan sosial, keadilan, dan pembebasan dari struktur kekuasaan, serta paradigma pragmatis yang menggabungkan metode kuantitatif dan kualitatif berdasarkan kebutuhan praktis penelitian. Paradigma yang dipilih akan sangat memengaruhi semua aspek penelitian mulai dari perumusan masalah, teknik pengumpulan data, analisis, hingga interpretasi hasil penelitian. Oleh karena itu, pemahaman mendalam terhadap paradigma menjadi sangat penting untuk memastikan penelitian berjalan secara konsisten, relevan, dan etis sesuai tujuan.
In reply to First post

Re: Membuat summary e journal

by Elsa Triananda -
NAMA :ELSA TRIANANDA
NPM :2313031053
KELAS :B

Artikel karya Charles Kivunja dan Ahmed Bawa Kuyini (2017) berjudul “Understanding and Applying Research Paradigms in Educational Contexts” membahas secara mendalam tentang makna dan penerapan paradigma penelitian dalam bidang pendidikan. Penulis menjelaskan bahwa paradigma merupakan kerangka berpikir yang memandu peneliti dalam memahami realitas, menentukan cara memperoleh pengetahuan, serta memilih pendekatan metodologis yang relevan. Paradigma menjadi dasar filosofis yang membentuk cara berpikir peneliti sejak proses perumusan masalah hingga penarikan kesimpulan hasil penelitian.Menurut Kivunja dan Kuyini, paradigma penelitian terdiri dari empat komponen utama, yaitu ontologi, epistemologi, metodologi, dan aksiologi. Ontologi berkaitan dengan pandangan peneliti terhadap hakikat realitas—apakah realitas bersifat objektif, tunggal, dan dapat diukur, atau justru bersifat ganda dan dibentuk oleh pengalaman subjektif manusia. Epistemologi menjelaskan bagaimana peneliti memperoleh pengetahuan, apakah melalui observasi empiris, pengalaman langsung, atau hasil refleksi sosial. Sementara itu, metodologi berkaitan dengan pendekatan sistematis yang digunakan peneliti untuk memperoleh data dan menjawab pertanyaan penelitian. Aksiologi menekankan pentingnya nilai, etika, dan tanggung jawab moral peneliti dalam proses penelitian.Penulis juga menguraikan bahwa dalam perkembangan ilmu sosial dan pendidikan, terjadi perdebatan panjang yang dikenal dengan istilah “paradigm wars”, yaitu perbedaan pandangan di antara para peneliti mengenai paradigma yang dianggap paling tepat digunakan. Meskipun demikian, saat ini terdapat empat paradigma utama yang banyak digunakan dalam penelitian pendidikan, yaitu positivistik, interpretivistik (atau konstruktivistik), kritis (transformative), dan pragmatik. Paradigma positivistik menekankan metode ilmiah, pengukuran objektif, serta analisis statistik untuk menemukan hukum umum yang berlaku. Sebaliknya, paradigma interpretivistik berfokus pada pemahaman makna subjektif dari pengalaman manusia dalam konteks sosial tertentu. Paradigma kritis digunakan untuk mengungkap ketidakadilan sosial dan mendorong perubahan struktural melalui penelitian partisipatif. Adapun paradigma pragmatik menggabungkan unsur kualitatif dan kuantitatif dengan prinsip “what works”, yakni memilih metode yang paling efektif untuk mencapai tujuan penelitian.

Kivunja dan Kuyini menegaskan bahwa pemilihan paradigma memiliki implikasi langsung terhadap rancangan penelitian, metode pengumpulan data, serta cara peneliti menginterpretasikan temuan. Misalnya, penelitian yang berlandaskan paradigma positivistik akan menggunakan survei atau eksperimen, sedangkan penelitian interpretivistik lebih tepat menggunakan studi kasus, wawancara mendalam, atau fenomenologi. Paradigma kritis umumnya digunakan dalam penelitian tindakan sosial, sementara paradigma pragmatik memungkinkan penggunaan metode campuran agar hasil penelitian lebih komprehensif.Secara keseluruhan, artikel ini menekankan bahwa pemahaman terhadap paradigma penelitian bukan sekadar aspek teoritis, melainkan fondasi intelektual yang menjamin konsistensi antara tujuan, metode, dan hasil penelitian. Peneliti yang memahami paradigma secara mendalam akan mampu merancang penelitian yang relevan, etis, dan memberikan kontribusi nyata terhadap pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam konteks pendidikan.
In reply to First post

Re: Membuat summary e journal

by Dita Silviana Putri -
Nama: Dita Silviana Putri
NPM : 2313031057
No. Absen: 26

Artikel karya Kivunja dan Kuyini (2017) membahas pentingnya pemahaman paradigma penelitian, yaitu cara pandang atau worldview peneliti terhadap realitas, pengetahuan, dan nilai-nilai yang mendasari penelitian. Menurut mereka, paradigma terdiri dari empat elemen utama:
1. Ontologi : pandangan tentang hakikat realitas atau keberadaan,
2. Epistemologi : cara memperoleh dan memahami pengetahuan,
3. Metodologi : cara atau strategi untuk mengumpulkan dan menganalisis data,
4. Aksiologi : nilai-nilai dan etika yang harus dijaga dalam penelitian.

Artikel ini juga menjelaskan empat paradigma besar yang umum digunakan dalam penelitian pendidikan, yaitu:
1. Paradigma positivistik, menekankan bahwa realitas bersifat objektif dan dapat diukur dengan metode ilmiah.
2. Paradigma interpretivistik, memandang realitas sebagai hasil konstruksi sosial yang perlu dipahami melalui pengalaman manusia.
3. Paradigma kritis, berfokus pada upaya menciptakan perubahan sosial dan keadilan.
4. Paradigma pragmatik, menggabungkan unsur-unsur dari berbagai paradigma sesuai dengan tujuan penelitian.

Pemilihan paradigma yang tepat akan menentukan cara peneliti memahami fenomena, memilih metode, serta menafsirkan data. Oleh karena itu, setiap proposal penelitian harus menjelaskan paradigma yang digunakan agar posisi filosofis penelitian menjadi jelas.
In reply to First post

Re: Membuat summary e journal

by Fatria Irawan -
Nama : Fatria Irawan
NPM : 2313031036

Artikel ini membahas pentingnya pemahaman tentang paradigma penelitian dalam konteks pendidikan, khususnya bagi mahasiswa pascasarjana dan peneliti pemula. Penulis menjelaskan bahwa banyak mahasiswa sering mengalami kesulitan dalam menjelaskan paradigma yang digunakan dalam proposal penelitian mereka, padahal paradigma memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan arah dan kerangka berpikir penelitian.

Menurut Kivunja dan Kuyini, paradigma merupakan cara pandang peneliti terhadap realitas (ontologi), cara memperoleh pengetahuan (epistemologi), nilai-nilai penelitian (aksiologi), dan strategi penelitian (metodologi). Dengan kata lain, paradigma berfungsi sebagai fondasi filosofis yang mempengaruhi semua keputusan dalam proses penelitian — mulai dari perumusan masalah, penyusunan pertanyaan penelitian, pemilihan metode, hingga analisis dan interpretasi data.

Penulis menguraikan empat paradigma utama yang sering digunakan dalam penelitian pendidikan, yaitu:
Paradigma Positivistik – berfokus pada pengukuran objektif, fakta empiris, dan hubungan sebab-akibat. Penelitian ini biasanya bersifat kuantitatif dengan analisis statistik.
Paradigma Interpretatif (Konstruktivistik) – menekankan pada pemahaman makna subjektif dan realitas sosial yang dikonstruksi oleh individu. Paradigma ini sering digunakan dalam penelitian kualitatif seperti studi kasus, etnografi, atau fenomenologi.
Paradigma Kritis – berorientasi pada perubahan sosial dan keadilan. Paradigma ini melihat penelitian sebagai alat untuk memberdayakan kelompok yang tertindas dan menantang struktur sosial yang tidak adil.
Paradigma Pragmatis – bersifat fleksibel, menggabungkan pendekatan kuantitatif dan kualitatif sesuai kebutuhan penelitian. Fokus utamanya adalah efektivitas dalam menjawab pertanyaan penelitian.

Artikel ini juga menyoroti bahwa setiap paradigma memiliki implikasi metodologis yang berbeda. Misalnya, peneliti yang berpijak pada paradigma positivistik akan menggunakan survei dan eksperimen, sedangkan peneliti interpretatif lebih memilih wawancara mendalam atau observasi partisipatif. Oleh karena itu, pemilihan paradigma harus disesuaikan dengan tujuan penelitian, sifat fenomena yang diteliti, dan keyakinan filosofis peneliti.

Dalam kesimpulannya, Kivunja dan Kuyini menegaskan bahwa pemahaman terhadap paradigma penelitian sangat penting agar penelitian memiliki konsistensi antara filosofi, metodologi, dan metode. Peneliti yang memahami paradigma akan lebih mampu menjelaskan alasan di balik setiap keputusan penelitian yang diambil. Artikel ini diharapkan membantu mahasiswa dan peneliti muda memahami serta menerapkan paradigma penelitian secara lebih sadar dan tepat dalam konteks pendidikan.
In reply to First post

Re: Membuat summary e journal

by Bagas Muhamad Satria -
Nama : Bagas Muhamad Satria
NPM : 2313031037
Kelas B

Paradigma penelitian dijelaskan sebagai cara pandang atau worldview peneliti terhadap realitas, yang memengaruhi bagaimana suatu fenomena dipahami dan bagaimana pengetahuan diperoleh. Setiap paradigma terdiri dari empat elemen utama, yaitu ontologi, epistemologi, metodologi, dan aksiologi. Ontologi menjelaskan hakikat realitas, epistemologi berkaitan dengan hubungan peneliti dan pengetahuan, metodologi menjelaskan cara memperoleh data, sedangkan aksiologi menyoroti nilai dan etika dalam penelitian.

Dalam jurna ini terdapat empat paradigma utama dalam penelitian pendidikan, yaitu Positivist, Interpretivist (Constructivist), Critical (Transformative), dan Pragmatic Paradigm. Paradigma Positivist menekankan pada realitas objektif dan pengukuran ilmiah melalui pendekatan kuantitatif. Paradigma Interpretivist melihat realitas sebagai konstruksi sosial yang dipahami melalui pendekatan kualitatif. Paradigma Critical berorientasi pada perubahan sosial dan keadilan, sementara paradigma Pragmatic menggabungkan metode kuantitatif dan kualitatif untuk menjawab pertanyaan penelitian secara fleksibel.

Lebih lanjut, Kivunja dan Kuyini menyoroti bahwa pemahaman tentang paradigma membantu peneliti menentukan konsistensi antara teori, metode, dan analisis data. Misalnya, jika peneliti memilih paradigma interpretivistik tetapi menggunakan analisis statistik, maka terjadi ketidaksesuaian antara asumsi filosofis dan teknik analisis. Oleh karena itu, pemilihan paradigma bukan sekadar formalitas akademik, tetapi langkah penting untuk menjaga integritas ilmiah penelitian.

Selain itu, kesadaran terhadap paradigma juga membentuk sikap reflektif peneliti terhadap nilai dan tujuan penelitian. Dalam konteks pendidikan, pemilihan paradigma akan menentukan bagaimana siswa, guru, dan proses belajar dipahami: apakah sebagai objek pengukuran yang netral (positivistik), sebagai subjek dengan pengalaman sosial (interpretivistik), atau sebagai agen perubahan sosial (kritis). Dengan demikian, paradigma penelitian bukan hanya menentukan metode, tetapi juga mencerminkan filosofi pendidikan yang dianut peneliti.

Melalui artikel ini, Kivunja dan Kuyini menegaskan pentingnya pemahaman paradigma bagi peneliti, karena paradigma menjadi fondasi dalam menentukan desain, metode, dan analisis penelitian. Pemilihan paradigma yang tepat akan menghasilkan penelitian yang konsisten secara filosofis dan relevan dengan tujuan pendidikan. Dengan demikian, pemahaman tentang paradigma bukan sekadar teori, tetapi panduan praktis bagi peneliti untuk melaksanakan penelitian yang bermakna, beretika, dan kontekstual sesuai kebutuhan dunia pendidikan
In reply to First post

Re: Membuat summary e journal

by Irenius Juni Nugroho 2313031032 -
Nama : Irenius Juni Nugroho
NPM : 2313031032
Kelas : 2023 B
Memahami dan Menerapkan Paradigma Penelitian dalam Konteks Pendidikan.
Dalam penelitian pendidikan istilah paradigma digunakan untuk menggambarkan 'pandangan dunia' seorang peneliti (Mackenzie & Knipe, 2006). Pandangan dunia ini adalah perspektif, pemikiran atau aliran pemikiran atau juga seperangkat keyakinan bersama, yang menginformasikan makna atau interpretasi data penelitian. Istilah lain seperti yang dijelaskan Lather (1986), paradigma penelitian secara inheren mencerminkan keyakinan peneliti tentang dunia yang dia tinggali dan ingin hidup didalamnya. Ini merupakan keyakinan abstrak dan prinsip-prinsip yang membentuk bagaimana seorang peneliti melihat dunia, dan bagaimana menafsirkan dan bertindak dalam dunia itu.
Beberapa elemen penting dari paradigma penelitian menurut Lincoln dan Guba (1985), yaitu:
1. Epistemologi paradigma, digunakan untuk menggambarkan bagaimana kita mengetahui sesuatu; bagaimana kita mengetahui kebenaran atau kenyataan.
2. Ontologi sebuah paradigma, untuk memeriksa sistem kepercayaan dan asumsi filosofis yang mendasari sebagai peneliti, tentang sifat keberadaan, keberadaan dan realitas.
3. Metodologi suatu paradigma, mengartikulasikan logika dan aliran proses sistematis yang diikuti dalam melakukan proyek penelitian, untuk mendapatkan pengetahuan tentang sebuah masalah penelitian.
4. Aksiologi, mengacu pada isu-isu etis yang perlu dipertimbangkan ketika merencanakan proposal penelitian. Implementasi etika pertimbangan berfokus pada empat prinsip yang perlu ada ketika berhadapan dengan peserta dan data
Suatu implikasi penting yang mengarah pada metodologis dari pilihan suatu paradigma yaitu adanya hubungan yang sangat penting antara paradigma dan metodologi karena implikasi metodologis dari pilihan paradigma dapat meresap pertanyaan penelitian, seleksi partisipan, instrumen pengumpulan data dan pengumpulan prosedur, serta analisis data. Misalnya, dalam hal analisis data, pilihan paradigma positivis berarti bahwa data yang akan dikumpulkan akan bersifat kuantitatif dan kemungkinan besar akan dianalisis menggunakan prosedur kuantitatif. Sebaliknya, pilihan paradigma Interpretivis sejalan dengan metodologi dan metode penelitian yang akan mengumpulkan dan menganalisis data kualitatif.
In reply to First post

Re: Membuat summary e journal

by Zulfaa Salsabillah -
Nama : Zulfaa Salsabillah
NPM : 2313031038

Paradigma penelitian adalah kerangka berpikir dasar yang membimbing cara peneliti melihat dan mempelajari fenomena dunia. Paradigma terdiri dari empat elemen fundamental: epistemologi (bagaimana kita mengetahui), ontologi (sifat realitas), metodologi (cara penelitian), dan aksiologi (pertimbangan etika).
Epistemologi berkaitan dengan pengetahuan dan cara kita memperolehnya, mencakup pengetahuan intuitif, otoritatif, logis, dan empiris. Ontologi meneliti hakikat realitas dan asumsi yang kita buat tentang apa yang real dan bermakna. Metodologi menguraikan proses sistematis penelitian, termasuk desain, metode, dan prosedur pengumpulan data. Aksiologi mempertimbangkan isu etika berdasarkan kriteria teleologi, deontologi, moralitas, dan keadilan.

Ada empat paradigma utama dalam penelitian pendidikan. Paradigma Positivist menggunakan metode ilmiah, penelitian kuantitatif, dan pengujian hipotesis dengan asumsi realitas objektif. Paradigma Interpretivist percaya realitas dibangun secara sosial dengan multiple realities, menggunakan metode kualitatif seperti fenomenologi dan studi kasus. Paradigma Kritis berfokus pada keadilan sosial, pemberdayaan, dan mengatasi struktur penindasan melalui action research dan metodologi partisipatif. Paradigma Pragmatis menggabungkan metode kuantitatif dan kualitatif sesuai kebutuhan penelitian.

Pemilihan paradigma menentukan metodologi yang digunakan. Paradigma Positivist cocok dengan metodologi eksperimental, quasi-eksperimental, dan survei. Paradigma Interpretivist menggunakan fenomenologi, grounded theory, etnografi, dan narrative inquiry. Untuk validasi, paradigma Positivist menggunakan validitas internal, eksternal, reliabilitas, dan objektivitas, sedangkan paradigma Interpretivist menggunakan kredibilitas, dependabilitas, konfirmabilitas, dan transferabilitas.

Pemahaman paradigma sangat penting karena memandu setiap aspek penelitian dari pertanyaan penelitian hingga interpretasi data. Peneliti harus memilih paradigma yang sesuai dengan pertanyaan dan konteks penelitian mereka.
In reply to First post

Re: Membuat summary e journal

by Igha Mawardhani -

Nama : Igha Mawardhani

NPM : 2313031043


Jurnal ini membahas secara mendalam tentang pentingnya perumusan masalah dalam penelitian sebagai tahap awal yang sangat menentukan kualitas dan arah penelitian. Perumusan masalah dipandang sebagai inti dari keseluruhan proses penelitian karena dari rumusan inilah tujuan, metode, pengumpulan data, hingga kesimpulan penelitian disusun. Tanpa rumusan masalah yang jelas dan tepat, penelitian berpotensi tidak fokus dan hasilnya menjadi kurang bermakna.

Masalah penelitian dijelaskan sebagai adanya kesenjangan antara kondisi yang diharapkan dengan kenyataan yang terjadi di lapangan. Kesenjangan tersebut dapat muncul dalam berbagai bidang, seperti pendidikan, sosial, ekonomi, maupun kebijakan publik. Namun, tidak semua kesenjangan dapat dijadikan masalah penelitian. Masalah yang baik harus memenuhi beberapa syarat, antara lain memiliki kontribusi ilmiah, bersifat orisinal, dapat diteliti, serta sesuai dengan kemampuan peneliti dari segi waktu, biaya, dan sumber daya.

Jurnal ini juga menguraikan sumber-sumber masalah penelitian yang sangat beragam. Masalah penelitian dapat berasal dari pengalaman pribadi peneliti, hasil penelitian sebelumnya, kajian pustaka seperti buku dan jurnal ilmiah, diskusi akademik, observasi langsung di lapangan, hingga fenomena yang berkembang di masyarakat. Selain itu, teori yang sudah ada juga dapat digunakan sebagai dasar untuk menemukan masalah penelitian melalui proses deduksi.

Dalam perumusan masalah, peneliti perlu memahami jenis-jenis masalah penelitian, yaitu masalah deskriptif, komparatif, dan asosiatif. Masalah deskriptif bertujuan untuk menggambarkan suatu fenomena, masalah komparatif digunakan untuk membandingkan dua atau lebih variabel, sedangkan masalah asosiatif bertujuan untuk mengetahui hubungan antarvariabel. Pemilihan jenis masalah ini harus disesuaikan dengan tujuan penelitian dan metode yang akan digunakan.

Tujuan penelitian dijelaskan sebagai pernyataan tentang apa yang ingin dicapai dari penelitian dan harus selaras dengan rumusan masalah. Tujuan penelitian ditulis dalam bentuk kalimat deklaratif dan harus jelas serta terarah. Selain itu, jurnal ini menekankan pentingnya batasan masalah agar penelitian tidak terlalu luas dan tetap fokus pada aspek yang dapat diteliti secara mendalam.

Secara keseluruhan, jurnal ini menegaskan bahwa kemampuan merumuskan masalah penelitian merupakan keterampilan dasar yang wajib dimiliki oleh peneliti. Perumusan masalah yang baik akan membantu peneliti menghasilkan penelitian yang sistematis, relevan, dan memberikan kontribusi nyata bagi pengembangan ilmu pengetahuan maupun pemecahan masalah praktis di masyarakat.