Kiriman dibuat oleh Shakila Aulia

PK 2024 kls c -> FORUM DISKUSI -> Topik Diskusi -> Shakila Aulia _2413054078

oleh Shakila Aulia -
1. Leading Group Discussions : Diskusi mendorong keterlibatan aktif dalam proses pembelajaran. Salah satu cara untuk memulai diskusi terencana adalah dengan menyajikan pernyataan masalah atau pertanyaan yang menggugah pikiran. Keterampilan penting dalam diskusi kelompok mencakup hal-hal berikut :
- Struktur : suatu hal yg menjelaskan tujuan dan menjaga diskusi tetap dalam batas yang telah ditentukan.
- Menghubungkan : Menghubungkan adalah mengenali elemen-elemen yang sama dalam pertanyaan dan komentar kelompok.
- Menyimpulkan : Menyimpulkan adalah pengulangan guna mendorong pembelajaran. pengulangan mekankankan ide-ide penting yang dibahas di dalam sesi.
- Menjawab Pertanyaan : Pelajari banyak metode untuk mengajukan pertanyaan saat memimpin diskusi. Pertanyaan berkualitas memotivasi pemikiran, partisipasi, dan pembelajaran.

2. Fish Bowl : Fish Bowl adalah adaptasi khusus dari diskusi kelompok yang memberikan kesempatan untuk belajar empati dan memahami sudut pandang orang lain. Duncan menggunakan teknik ini dalam sebuah lokakarya pengasuhan dengan orang tua dan anak-anak pra-remaja mereka.

3. Buzz Groups : Buzz groups adalah variasi lain dari diskusi tradisional. Buzz groups, atau beberapa kelompok kecil dalam kelompok besar, memungkinkan peserta untuk mendiskusikan suatu isu secara mandiri dalam kelompok kecil mereka Biasanya, diskusi dalam buzz groups berlangsung selama 5 menit atau kurang. Seorang pendidik dapat meminta setiap individu dalam kelompok untuk menyumbangkan satu ide, kemudian seorang juru bicara kelompok dapat merangkum diskusi kelompoknya untuk disampaikan kepada seluruh peserta.

4. personal narrative : stories of life : metode ini menghubungkan prinsip-prinsip abstrak dengan realitas. Beberapa bukti menunjukkan bahwa cerita adalah alat pendidikan kehidupan keluarga yang efektif dan dapat memotivasi praktik pengasuhan yang baik. Cerita dengan kandungan moral juga dapat membangun kecerdasan moral pada orang dewasa maupun anak-anak

5. Skill training : membantu memperoleh keterampilan yang di butuhkan untuk keberhasilan dalam kehidupan pernikahan dan keluarga. pendekatan umum yang didasarkan pada metode pembelajaran sosial : menjelaskan keterampilan, mencontohkan keterampilan, Latih keterampilan dalam suasana dan situasi yang tidak menegangkan, Berikan penguatan dan umpan balik korektif, Gunakan keterampilan dalam situasi nyata

6. family councils / meetings : metode ini dapat digunakan untuk menetapkan tujuan, membagi pekerjaan rumah tangga, menyelesaikan masalah, dan merayakan keberhasilan anggota keluarga. Jika dilakukan dengan benar, metode ini memungkinkan setiap anggota untuk menyampaikan pendapat dan terlibat dalam pengambilan keputusan. Panduan untuk Mengadakan family councils / meetings:
- Jadwalkan waktu rutin
- Tidak hanya membahas masalah tapi merencanakan hal-hal menyenangkan juga, seperti aktivitas keluarga.
- Tetapkan agenda, seperti : memimpin dapat bergantian di antara orang tua dan anak-anak
- Dorong anggota keluarga untuk menulis hal-hal yang ingin dibahas di agenda.
- Tetapkan aturan dasar
- Batasi durasi rapat hingga satu jam dan akhiri dengan suasana ceria.

7. Role - playing : Role-playing adalah teknik untuk membantu peserta memahami perilaku, perasaan, dan mempraktikkan prinsip yang telah dipelajari. Teknik ini mencakup peran yang sudah diskenariokan atau dilakukan secara spontan. role-playing efektif untuk melatih strategi dan memprediksi dampak perilaku pada orang lain.

8. Movie and television chips : Richard Klemer dan Rebecca Smith (1975) menyatakan bahwa film dapat digunakan untuk mempelajari hubungan keluarga, karena peserta lebih mudah mengidentifikasi atau berempati pada karakter dibandingkan konsep abstrak. Cuplikan dari film populer dapat membantu menjelaskan poin penting terkait pernikahan dan hubungan keluarga.

9. Educational videos : Video edukasi sering digunakan dalam kurikulum FLE sebagai materi pendukung atau bagian inti dari program. Namun, tidak semua video memiliki kualitas atau isi yang sama baik. Video harus dipilih dengan hati-hati untuk mencapai tujuan tertentu, bukan sekadar mengisi waktu pengajaran.

10. music and pictures : Musik memiliki pengaruh psikologis dan terapeutik yang kuat, seperti menenangkan dan mengubah suasana hati. Dalam FLE, musik digunakan untuk membantu individu memahami diri mereka sendiri dan orang lain. Gambar dapat meningkatkan FLE dengan membantu dalam bercerita. Misalnya, foto bencana alam yang menunjukkan keluarga yang kehilangan segalanya namun tetap bersama dapat digunakan untuk mendiskusikan pentingnya komitmen keluarga, terutama dalam masa-masa sulit.

11. books, plays, and short stories : Berbagai buku, drama, dan cerita pendek menggambarkan tema-tema yang bermanfaat untuk pendidikan kehidupan keluarga.

12. Comic Strips and Cartoons : Banyak kartun berfungsi sebagai komentar tentang kehidupan keluarga. Misalnya, Calvin and Hobbes menggambarkan banyak isu terkait pengasuhan dengan cara yang berlebihan. For Better or Worse menggambarkan secara realistis tentang kesedihan setelah kehilangan pasangan hidup, pacaran di usia tua, dan penyesuaian pernikahan setelah kelahiran anak pertama. Kartun lainnya seperti Family Circus, Peanuts, Dennis the Menace, dan lainnya juga berguna.

13. Games : Permainan dapat digunakan sebagai pemecah kebekuan untuk menarik minat peserta didik terhadap suatu topik, atau untuk memfasilitasi pembelajaran aktif. Permainan dapat disajikan dengan format mirip acara permainan televisi yang mana familiaritas permainan dapat mendorong partisipasi lebih besar.

14. object lessons : Pelajaran dengan benda melibatkan peserta dalam proses pembelajaran. Pelajaran dengan benda juga dapat memicu peserta untuk merenung dan mempertanyakan asumsi mereka, yang berpotensi mendorong tindakan. Sebagai contoh, pendidik ini menggunakan SIM untuk menggambarkan pentingnya mempersiapkan pernikahan. Ia membandingkan persyaratan untuk mendapatkan SIM dengan persyaratan untuk mendapatkan izin menikah. Dibutuhkan lebih banyak waktu, usaha, dan uang untuk mendapatkan SIM daripada izin menikah, yang mendorong peserta untuk lebih sadar dan termotivasi untuk mempersiapkan pernikahan.

15. Homework Assignments and Learning Contracts : Pendidik keluarga yang bijaksana memberikan tugas atau tantangan kepada peserta untuk dikerjakan di rumah antara sesi, atau jika hanya ada satu sesi, memberikan tugas untuk diselesaikan setelahnya. Pada sesi berikutnya, tugas rumah ini dibahas untuk melihat bagaimana peserta mengerjakannya. Dengan membuat tujuan belajar mereka sendiri dan mempertimbangkan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapainya, akan lebih membuat termotivasi untuk berlatih di rumah dan menunjukkan hasilnya pada sesi berikutnya.

16. Idea Reinforcers : Salah satu pendekatan adalah dengan mengetikkan ide utama dan subpoin yang mudah diingat pada setengah lembar kertas atau karton berbingkai, dan menyertakan gambar yang dapat memperkuat ingatan mereka.

17. Myth Versus Reality : merujuk pada perbandingan antara pandangan atau kepercayaan yang salah (mitos) dengan fakta atau kebenaran yang sebenarnya (kenyataan). Dalam konteks ini, mitos adalah informasi atau kepercayaan yang tidak berdasarkan bukti yang sahih atau ilmiah, sedangkan kenyataan adalah apa yang benar-benar terjadi atau berdasarkan data yang dapat diverifikasi.

PK 2024 kls c -> FORUM DISKUSI -> TOPIK DISKUSI -> Shakila Aulia_2413054078

oleh Shakila Aulia -

1. Keluarga inti = terdiri dari ayah, ibu, dan anak.  Proses pengasuhan yang dilakukan oleh orang tua di rumah menjadi sangat berpengaruh terhadap pembentukan nilai, norma, dan perilaku anak. Inti keluarga memungkinkan penerapan disiplin yang lebih konsisten dan terstruktur Tanpa adanya pengaruh dari anggota keluarga lainnya maka dapat lebih mudah bagi keluarga inti untuk menerapkan aturan dan konsistensi dalam pendidikan anak. Anak yang diasuh dalam keluarga inti, maka mereka akan memiliki komunikasi yang baik antara orang tua dan anak. mereka cenderung memiliki tingkat kemandirian yang lebih tinggi. Mereka belajar untuk mengelola keinginan dan memahami batasan yang ada, sehingga lebih siap menghadapi tantangan di luar rumah.

2. anak dibesarkan tidak hanya oleh orang tua tetapi juga oleh anggota keluarga lain, seperti kakek, nenek, dan kerabat lainnya. Pengasuhan ini memiliki beberapa kelebihan, yaitu : Anak yang diasuh dalam keluarga besar cenderung mendapatkan dukungan emosional yang lebih luas, keluarga besar akan sangat memungkinkan untuk anak belajar nilai-nilai dan budaya yang diwariskan secara langsung dari generasi sebelumnya,  dengan ada banyak figur dewasa dengan Latar belakang dan pengalaman hidup yang berbeda maka akan membuat anak memiliki banyak sudut pandang dalam kehidupan. pengasuhan dalam keluarga besar juga memiliki tantangan, seperti perbedaan pandangan atau konflik antar anggota keluarga mengenai pola asuh yang tepat. Hal itu dapat mempengaruhi konsistensi dalam pengasuhan dan membingungkan anak.

3. Hanya satu orang tua yang bertanggung jawab atas pengasuhan dan pendidikan anak, menuntut strategi dan penyesuaian khusus. Tantangan dalam pengasuhan ini terletak pada pembagian peran dan tanggung jawab. Orang tua tunggal harus menjalankan berbagai peran sekaligus: pencari nafkah, pengasuh, pendidik, dan pemberi dukungan emosional. Aspek ekonomi sering menjadi tantangan terbesar bagi orang tua tunggal karena pendapatan orang tua tunggal dapat membatasi akses anak dengan orang tua nya. Orang tua harus pintar dalam mengatur waktu dan prioritas agar dapat memenuhi kebutuhan anak. sangat penting memperhatikan kesehatan mental orang tua tunggal. karena beban tanggung jawab mereka yang besar dapat menyebabkan stres, kelelahan, dan perasaan terbebani. Model pengasuhan yang efektif dalam keluarga tunggal harus fleksibel dan adaptif. Dimana orang tua perlu menyesuaikan pendekatan mereka dengan kebutuhan dan perkembangan anak.

4. Keterlibatan orang tua dalam mengasuh anak di keluarga yang suami istri sama bekerja sering kali menimbulkan perasaan bersalah, terutama pada istri yang berusaha mengembangkan diri secara profesional tetapi harus dihadapkan dengan pandangan tradisional yang menempatkan keluarga sebagai prioritas utama. meskipun berkeluarga dengan suami istri bekerja menghadapi tantangan dalam pembagian peran dan merasa bersalah, mereka juga dapat memberikan lingkungan yang mendukung bagi perkembangan anak-anak mereka melalui praktik kerja yang fleksibel dan dukungan yang memadai.

5. Pendidikan anak dalam situasi bencana atau pandemi mencakup berbagai aspek penting yang memastikan anak tetap dapat belajar. Dalam situasi darurat bencana, peran orang tua menjadi sangat penting dan sangat diperlukan sebagai pendamping anak di rumah karena keadaan darurat dapat menimbulkan stres dan kecemasan pada anak-anak. Maka Pemerintah dan lembaga pendidikan harus melakukan penyesuaian kurikulum agar lebih fleksibel, dan menyesuaikan kebutuhan anak-anak di masa bencana.