Nama : Cantika Rybi Cahya Insani
NPM : 2415061029
Kelas : PSTI A
1. Dinamika dan Tantangan Pancasila dalam sebagai Ideologi Negara Indonesia?
Sebagai ideologi negara, Pancasila telah mengalami banyak perubahan sejak kemerdekaan, termasuk menghadapi ancaman dari ideologi ekstrem seperti komunisme dan fundamentalisme agama. Namun, selama Orde Baru, Pancasila telah ditanamkan secara tegas sebagai landasan moral dan pandangan hidup yang lebih demokratis setelah Reformasi.
Namun demikian, Pancasila menghadapi banyak tantangan. Salah satunya adalah dampak globalisasi yang membawa ideologi asing seperti liberalisme dan individualisme, serta radikalisme yang membahayakan persatuan. Selain itu, sementara polarisasi politik memperburuk ketegangan sosial, pemahaman tentang Pancasila mulai menurun, terutama di kalangan generasi muda.
Revitalisasi pendidikan Pancasila yang lebih kritis dan aplikatif, serta penegakan hukum yang adil dan konsisten, sangat penting untuk mengatasi masalah ini. Ini akan memastikan bahwa nilai-nilai Pancasila tetap relevan dan hidup dalam kehidupan berbangsa.
Contoh permasalahan : Ketidakadilan sosial akibat pergeseran ekonomi pasar bebas yang cenderung menguntungkan segelintir orang dan memperlebar kesenjangan ekonomi dan gerakan radikal yang menolak Pancasila dan ingin mendirikan negara berbasis agama di Indonesia.
Teori Konflik Ideologi (Karl Mannheim): Teori ini menjelaskan bahwa setiap ideologi memiliki potensi untuk bertentangan dengan ideologi lain. Dalam konteks Indonesia, Pancasila menghadapi konflik ideologis dengan paham liberalisme dari luar serta radikalisme di dalam negeri yang ingin menggantikan ideologi negara.
2. Konsep dan Urgensi Pancasila sebagai Sistem Filsafat?
Sebagai sistem filsafat, Pancasila memiliki setiap sila yang terkait satu sama lain dan membentuk satu kesatuan yang kuat. Dalam Pancasila, ada tiga aspek: aksiologi (nilai moral), epistemologi (cara memperoleh pengetahuan), dan ontologi (hakikat manusia dan dunia). Menempatkan manusia dalam hubungan dengan alam, Tuhan, dan sesama, sistem filosofi ini membedakannya dari sistem filosofi lain seperti materialisme atau liberalisme.
Pentingnya Pancasila sebagai sistem filosofis adalah karena memberikan pandangan hidup yang luas dan menyeluruh bagi bangsa Indonesia. Pancasila dapat digunakan sebagai dasar untuk membuat keputusan moral, politik, dan sosial yang mengutamakan kesejahteraan umum daripada kepentingan pribadi.
Contoh permasalahan :
Krisis kepercayaan di masyarakat akibat polarisasi politik dan ketimpangan sosial. Pancasila, melalui sila keempat (Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan), mengajarkan bahwa demokrasi harus berjalan dengan musyawarah untuk mencapai mufakat.
Teori Sistem Filsafat (Immanuel Kant): Kant menjelaskan bahwa sistem filsafat mencakup seluruh aspek kehidupan manusia secara rasional. Pancasila sebagai sistem filsafat mencakup aspek moral, sosial, politik, dan keagamaan, yang semuanya saling berhubungan untuk membentuk pandangan hidup bangsa Indonesia.
NPM : 2415061029
Kelas : PSTI A
1. Dinamika dan Tantangan Pancasila dalam sebagai Ideologi Negara Indonesia?
Sebagai ideologi negara, Pancasila telah mengalami banyak perubahan sejak kemerdekaan, termasuk menghadapi ancaman dari ideologi ekstrem seperti komunisme dan fundamentalisme agama. Namun, selama Orde Baru, Pancasila telah ditanamkan secara tegas sebagai landasan moral dan pandangan hidup yang lebih demokratis setelah Reformasi.
Namun demikian, Pancasila menghadapi banyak tantangan. Salah satunya adalah dampak globalisasi yang membawa ideologi asing seperti liberalisme dan individualisme, serta radikalisme yang membahayakan persatuan. Selain itu, sementara polarisasi politik memperburuk ketegangan sosial, pemahaman tentang Pancasila mulai menurun, terutama di kalangan generasi muda.
Revitalisasi pendidikan Pancasila yang lebih kritis dan aplikatif, serta penegakan hukum yang adil dan konsisten, sangat penting untuk mengatasi masalah ini. Ini akan memastikan bahwa nilai-nilai Pancasila tetap relevan dan hidup dalam kehidupan berbangsa.
Contoh permasalahan : Ketidakadilan sosial akibat pergeseran ekonomi pasar bebas yang cenderung menguntungkan segelintir orang dan memperlebar kesenjangan ekonomi dan gerakan radikal yang menolak Pancasila dan ingin mendirikan negara berbasis agama di Indonesia.
Teori Konflik Ideologi (Karl Mannheim): Teori ini menjelaskan bahwa setiap ideologi memiliki potensi untuk bertentangan dengan ideologi lain. Dalam konteks Indonesia, Pancasila menghadapi konflik ideologis dengan paham liberalisme dari luar serta radikalisme di dalam negeri yang ingin menggantikan ideologi negara.
2. Konsep dan Urgensi Pancasila sebagai Sistem Filsafat?
Sebagai sistem filsafat, Pancasila memiliki setiap sila yang terkait satu sama lain dan membentuk satu kesatuan yang kuat. Dalam Pancasila, ada tiga aspek: aksiologi (nilai moral), epistemologi (cara memperoleh pengetahuan), dan ontologi (hakikat manusia dan dunia). Menempatkan manusia dalam hubungan dengan alam, Tuhan, dan sesama, sistem filosofi ini membedakannya dari sistem filosofi lain seperti materialisme atau liberalisme.
Pentingnya Pancasila sebagai sistem filosofis adalah karena memberikan pandangan hidup yang luas dan menyeluruh bagi bangsa Indonesia. Pancasila dapat digunakan sebagai dasar untuk membuat keputusan moral, politik, dan sosial yang mengutamakan kesejahteraan umum daripada kepentingan pribadi.
Contoh permasalahan :
Krisis kepercayaan di masyarakat akibat polarisasi politik dan ketimpangan sosial. Pancasila, melalui sila keempat (Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan), mengajarkan bahwa demokrasi harus berjalan dengan musyawarah untuk mencapai mufakat.
Teori Sistem Filsafat (Immanuel Kant): Kant menjelaskan bahwa sistem filsafat mencakup seluruh aspek kehidupan manusia secara rasional. Pancasila sebagai sistem filsafat mencakup aspek moral, sosial, politik, dan keagamaan, yang semuanya saling berhubungan untuk membentuk pandangan hidup bangsa Indonesia.